seminar memahamistate capture corruption, hakordia, kpk

53
State Capture Corruption, Grand Corruption dan Korupsi Struktural Rimawan Pradiptyo Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada Seminar Memahami State Capture Corruption, Hakordia, KPK, 16 Desember 2020

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

State Capture Corruption, Grand Corruption dan Korupsi Struktural

Rimawan PradiptyoKetua Departemen Ilmu Ekonomi,

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

Seminar Memahami State Capture Corruption, Hakordia, KPK,

16 Desember 2020

Page 2: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Definisi

Kendala Struktural

Kemana Angin Bertiup?

Komitmen Anti Korupsi?

Perubahan Norma

Page 3: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Korupsi Struktural di Indonesia

Korupsi telah didesain dari sejakperencanaan dan penyusunan peraturan

Aturan yang ada justru mendorongorang melakukan korupsi

Aturan tanpa teori dan peraturan yang tidak dapat ditegakkan

State-capture corruption

UU Tipikor ketinggalan jaman

3

Korupsi Swasta

Korupsi staff asing

Illicit Enrichment

Trading of Influence

Hal yang Belum DiaturKondisi Korupsi Saat Ini

Page 4: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Grand Corruption• Definisi Transparency International: • Grand corruption is the abuse of high-level power that benefits the few at the expense of the many, and causes serious and widespread harm to individuals and society. It often goes unpunished.

• Dimungkinkan melihat dari duapendekatan terkait Grand Corruption:• Intensitas korupsi• Pengaruh politik pelaku korupsi

• Didasarkan pada definisi di atas, makaGrand Corruption adalah daerah A

Skal

a Ko

rups

i

Pengaruh Politik

Besar Kecil

Besar A B

Kecil C D

Page 5: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

State Capture Corruption (SCC)• SCC adalah korupsi politik yang bersifat sistemik, yang

mana, kepentingan pribadi, individu maupun perusahaan, mempengaruhi secara signifikan pengambilan keputusanpemerintah untuk keuntungan sekelompok pihak tersebut(lihat Edwards, 2017).

• SCC tidak dapat dipisahkan dari sistem politik yang berkembang di suatu negara.

• Bagaimana sistem insentif politisi dan birokrat, pengaturanCoI pejabat public, sistem partai politik (termasukpendanaan partai politik) berpengaruh terhadap potensiSCC di suatu negara.

• Hasil dari proses politik tersebut berpengaruh terhadapkebijakan public. K

• ebijakan public adalah pilihan pemerintah untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu (Nugroho, 2020) Sumber: elsam.or.id

Page 6: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Arah Ideal ReformasiPe

ntin

g

Diatur

Ya Tidak

Ya Logis Error Type 2False

Negative

Tidak Error Type 1False

Positive

Logis

Pent

ing

Diatur

Ya Tidak

Ya Logis Error Type 2False

Negative

Tidak Error Type 1

False Positive

Logis

• Yang penting tidak diatur, yang diatur tidak penting

• Mengatur yang penting dan tidak diatur yang tidak penting

Page 7: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

• Jika cakupan hukum komprehensif: – False positive (error type I) > false negative

(error type II)– Menghukum orang tidak bersalah, dibobot

lebih berat daripada membebaskan orang bersalah

• Perubahan aspek kelembagaan: – False positive (error type I) < false

negative (error type II)– Mengatur hal tidak berisiko (penting),

dibobot lebih rendah daripada tidakmengatur hal yang berisiko (penting)

False Positive

False Negative

Perbedaan Prioritas

PerubahanAspek Kelembagaan

Page 8: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Reformasi Dikorupsi

SektorFormal

SektorInformal

AspekKelembagaan

SektorFormal

SektorInformal

AspekKelembagaan

• Reformasi Dikorupsi adalah fenomenaketika sistem/ sistem kelembagaandiubah ke arah yang memperlemahaspek tata Kelola (governance).

• Catatan: false negative di aspekkelembagaan lebih berbahayadaripada false positive

Page 9: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Grand Corruption vs IUUF: Pola Serupa? • IUUF termasuk kejahatan serius,

mengingat IUUF umumnya tidak berdirisendiri, namun terkait dengan kejahatanberat lainnya (UNCLOS, 2000).

• Setiap upaya menanggulangi dan mencegah IUUF pada dasarnya juga mencegah dan menanggulangikejahatan serius lainnya.

• Pola serupa terjadi pada Grand Corruption yang umumnya tidak berdirisendiri, minimum terkait dengan TPPU (pencucian uang)

• Bagaimana SCC di bidang pengelolaansumber daya kelautan?

Tindak Pidana di Bidang Perikanan Tindak Pidana Lain

1. Pemalsuandokumen kapal

8. Pemalsuan laporanpenangkapan ikan

1. Transaksi illegal BBM di tengah laut

2. Registrasi dan bendera ganda

9. Ekspor tanpadokumen yang diperlukan

2. Pelanggarankeimigrasian

3. Penangkapanikan tanpadokumen sah

10. Menangkap di luarWPP yang diizinkan

3. Tindak pidanakepabeanan

4. Marked down ukuran kapal

11. Menggunakan alat tangkap yang dilarang

4. Pencucian uang

5. Mempekerjakan nahkoda/ABK asing

12. Tidak memiliki/ bermitra dengan UPI

5. Penghindaranperpajakan

6. Tidak aktifkan transmitter kapal

13. Tidak mendaratkantangkapan di pelabuhan

6. Penyelundupan dan perdagangan narkoba

7. Alih muatan illegal di tengah laut

7. Perdagangan orang (perbudakan)

8. Tindak pidanakorupsi

Page 10: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

10

Korupsi dan Konflik Agraria

2016: 450 konflik agraria, 1.265.027 ha, 86.745 KK (Komnas HAM & KPA, 2017)

2000-2014: 1.391 konflik agraria, 5.711.396 Ha, 926.700 KK (Komnas HAM, KPA & Walhi, 2014)

BPN: Dampak konflik 607.886 Ha lahan menjadi tidak produktif, kerugian negara Rp 146 Triliun

Pola serupa juga terjadi di lima negara lain di Asia (Yasmi, dkk, 2012)

Peta Mental Korban Konflik Lahan

Page 11: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Alih Fungsi Hutan di ASEAN• Negara-negara ASEAN: • Penurunan luas lahan: Indonesia,

Malaysia, Myanmar, Kamboja Brunei• Peningkatan luas lahan hutan: Vietnam,

Laos, Filipina, Thailand• Alih fungsi hutan terbesar di ASEAN 1990-

2015: • Indonesia: 275.350 km2, jauh lebih luas

hutan daripada Malaysia tahun 1990: 237.760 km2

• 50% lahan sawit 2005 di Malaysia dan Indonesia, adalah hutan di tahun 1990 (Vijay, dkk 2016, Koh dan Wilcove, 2008).

4,130

129,440

1,185,450

176,449

223,760

392,180

65,550

164

140,050

93,630

3,800

94,570

910,100

187,614

221,950

290,410

80,400

164

163,990

147,730

BRUNEI CAMBODIA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMAR PHILIPPINES SINGAPORE THAILAND VIETNAM

1990 2015

78.37

73.33

65.44

76.45

68.11

60.01

21.9824.40

27.41 28.77

72.11

53.5750.24

81.29

67.55

44.47

26.96

23.06

32.10

47.64

BRUNEI CAMBODIA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMARPHILIPPINESSINGAPORE THAILAND VIETNAM

1990 2015

Sumber:WorldBank,diolah. Sumber:WorldBank,diolah.

Luas Hutan (km2) 1990 dan 2015 Proporsi Hutan/Daratan (%) 1990 dan 2015

Page 12: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Definisi

Kendala Struktural

Ke Mana Angin Bertiup?

Komitmen Anti Korupsi?

Perubahan Norma

Page 13: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Masalah Pembangunan

Tidak faham diri dan lawan

Besarnya Sektor Informal

Human Capital yang terlupakan

Modal Sosial yang terlupakan

Reformasi Hukum yang Tertinggal

Kendala Aspek Kelembagaan

AspekKelembagaan

Sistem InsentifHeterogen

DualismeSistem

Kelembagaan

PenyerapanAnggaran

sebagai KPI Sektor Publik

KorupsiStruktural

(Grand Corruption)

MasalahTransparansi

dan Akuntabilitas

KehadiranPemerintah

Minim

Page 14: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Masalah Pembangunan di IndonesiaSun Tzu in Wee (2003):• If you know your enemies and know yourself,

you will not be imperiled in a hundred battles; • if you do not know your enemies but do know

yourself, you will win one and lose one; • if you do not know your enemies nor

yourself, you will be imperiled in every single battle.

SektorFormal

AspekKelembagaan

SektorFormal

SektorInformal

AspekKelembagaan

Negara Maju Indonesia

Masalah pembangunan kita: 1. Kita tidak cukup mengetahui

siapa “diri” dan “lawan kita”;2. Transformasi sektor informal ke

formal;3. Aspek kelembagaan yang

lemah, sehingga korupsi dan ekonomi biaya tinggi marak

Page 15: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Kendala Transparansi dan Akuntabilitas

SIN/NIK

BPJS

Pendidikan

BantuanSosial

Pajak/ Subsidi/

PNBPKriminalitas

Perencanaan

BO

NIK/SIN: Perbaikan Data Kependudukan

Beneficiary Ownership

Data dan Peta Tunggal

Data Interfacing Antar K/L

Sumber: Satu Indonesia; Strategi Pembangunan Berkelanjutan, Adil, dan dan Mandiri, Pradiptyo dkk, (2018)

Page 16: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Natural Resource-Curse Hypothesis

• Australia, Malaysia dan Chile adalah negara kaya SDA namun terhindar dari RCH karena mereka memprioritaskan perbaikan aspek kelembagaan dan pembangunan human capital.

•Fokus ke sektor ekstraktif•Ekspor raw material•Impor barang modal dan konsumtif

SDA kaya

•Korupsi marak•Manufaktur lemah(industrialisasi gagal)

•Tergantung sektorekstraktif

Kelembagaan Lemah •Defisit neraca pembayaran

•Inovasi lemah•Terputus dari global value chain

•Kerusakan lingkungan

Ketertinggalan

Page 17: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Kendala: Dualisme Sistem KelembagaanPerkembangan Teknologi

SistemAdministrasi

17

Sistem Birokrasi

Demokrasi & Perekonomian Modern

VSVS

• Sistem birokrasi dan administrasitidak mampu mengimbangiperkembangan teknologi, ekonomidan demokrasi.

• Aspek keberlanjutan pembangunandipertanyakan.

Page 18: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Hete

roge

nita

s Sist

em

Inse

ntif

Sekt

or P

ublik

• Koordinasi antar K/L sulit dilakukan karena koordinasi dan sinergibertentangan dengan KPI K/L

• Koordinasi menjadi beban bagi K/L yang digaji dengan cara rasionaldan manusiawi.

• Selama system insentif tidak rasional dan tidak manusiawi, pencapaian outcome sulit dilakukan.

18

KPK, BI, OJK dan BRR Kemenkeu dan K/L Reformasi Birokrasi

K/L non Reformasi Birokrasi

Single salary system dengannilai gaji yang manusiawi(gaji = pendapatan)

Non single salary system namun elemen gaji tidak banyak dan total salary lebih manusiawi

Non single salary system, elemen gaji banyak dan nilai gaji tidak manusiasi

Pendapatan tidak terkait dengan jumlah kegiatan

Campuran (mixed) Pendapatan meningkat sejalan dengan aktivitas (penyerapan)

Job description ada dan berorientasi ke outcome

Job description sudah ada meski belum tentu berorientasi ke outcome

Job description tidak ada

Non-Pecatable (Kecuali KPK) Non-Pecatable Non-Pecatable

Dampak: orientasi kerja fokus ke outcome (kinerja)

Dampak: campuran (mixed) Dampak: orientasi kerja fokuske output atau upayamenciptakan kegiatan

Page 19: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Kesalahan KPI untuk K/L• Kesalahan indikan kinerja utama (Key

Performance Indicator/KPI) sebagian besar sektorpublik adalah PENYERAPAN Anggaran

• Fakta: – Kemampuan PENYERAPAN anggaran K/L

dengan tingkat KESEJAHTERAAN belumtentu terkait!!

– Anggaran = input, untuk menyerap Anggaranperlu aktivitas/program = Output, Dampakke KESEJAHTERAAN = Outcome

• Di masa pandemi, terbukti KPI PenyerapanAnggaran sulit diterapkan

• SONJO/Sambatan Jogja, mampu membuatoutcomes dengan biaya mendekati Rp0!!

19

Page 20: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Masalah Tata Kelola SDA• Sumber masalah dari tata kelola SDA bermuara

pada korupsi• Salah satu penyebab korupsi adalah system

insentif yang tidak rasional dan tidak manusiawi• Penyerapan anggaran sebagai KPI• Take home pay ASN meningkat sejalan

dengan penyerapan anggaran• Sulitnya koordinasi karena heterogenitas

system insentif di sektor public.• Status quo bias terhadap upaya perbaikan

• Kecenderungan penerapan kebijakan yang tidak mempertimbangkan evidence-based policy (EBP)

Korupsi

Perijinan

Peta tidaktunggal

TumpangTindihLahan

Konfliklahan

MasalahKemitraan

Beneficiary Ownership

Corporate criminal liability

Page 21: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Database Korupsi: Putusan Pengadilan

2001–2009

W1 2001-2009• 549 kasus• 831 terdakwa

2001–2012

W2 2001-2012• 1,289 kasus• 1,831 terdakwa

2001–2013

W3 2001-2013• 1,518 kasus• 2,142 terdakwa

2001–2015

W4 2001-2015• 2,321 kasus• 3,109 terdakwa

2001–2019

W5 2001-2019• 4684 terdakwa

Hasil analisis dimuat di situs: CegahKorupsi.feb.ugm.ac.id.

Laboratorium Ilmu Ekonomi, FEB, UGM membangun database korupsi sejak 2009 didasarkan pada putusan pengadilan yang berketetapan hukum (inkracht).

Page 22: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Korupsi Tercatat di Indonesia (2001-2015)

37%

4%

59%

0%0%

Proporsi Korupsi MenurutPekerjaan

Public Sector

SOEs (National &Regional )

Private Corporation

Cooperative & CSO

Others

14,09%

58,49%54,11%

83,39%

65,10%

8,96%

91,94%

10,52%5,60%

30,75%

44,16%

0,44%

76,83%

9,53%

25,64%

11,01%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

Civil S

ervan

t

Village

Gove

rnm

ent

Politic

ians

Mini

ster a

nd Inde

pende

nt Bod

ies

SOEs

(Nat

iona

l & R

egion

al)

Privat

e Cor

poratio

n

Coopera

tive &

CSO

Other

s

Prosecution: % of State Loss Final Conviction: % of State Loss

?

Page 23: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Hukuman Finansial Menurut Skala Korupsi

23

SkalaKorupsi Terpidana

Rata-rata Kerugian

Negara (A)

Rata-rata TuntutanJaksa (B) B/A (%)

Avg PutusanPengadilan

(C) C/A (%)

Gurem 62 119,934 2,037,049 1698.5% 4,111,515 3428.1%

Kecil 512 10,198,507 21,405,450 209.9% 101,505,468 995.3%

Sedang 1062 154,962,172 170,303,109 109.9% 664,341,936 428.7%

Besar 779 1,417,735,018 699,716,427 49.4% 516,807,423 36.5%

Kakap 148 48,453,559,408 10,710,261,681 22.1% 4,021,250,522 8.3%

Page 24: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Definisi

Kendala Struktural

Ke Mana Angin Bertiup?

Komitmen Anti Korupsi?

Perubahan Norma

Page 25: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Kemana Angin Bertiup?

Beneficiary Ownership GNP SDA

Satgas 115 PerMA13/2016

Stranas PK AEoI &MLA

UU 19/2019 (KPK)

GNP SDA Tidak

Dilanjutkan

Ekspor BenihLobster

Omnibus Law (RBA di

Perijinan)

2014-2019 2019 - sekarang

Page 26: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

GNP-SDA: Perbaikan KelembagaanMonitoring compliance pelaku usaha

Audit kepatuhan meliputi spatial, sosial dan lingkungan

Perbaikan sistem dan regulasi

Koordinasi dan supervisi permasalahan lintas K/L

Deteksi “Special Case”

Breakthrough dan debottlenecking permasalahan lintas K/L/D

• KPK melalui program GNP-SDA, bekerja sama dengan 26 K/L melakukan upaya perbaikanaspek kelembagaan

• KKP membentuk Satgas 115 (anti IUUF) untuk memperbaiki aspekkelembagaan di sektor perikanantangkap

• Beberap K/L memperbaiki tata kelola perijinan dan pengawasan

Sumber: KPK, 2019

Page 27: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

ANALISIS DAN EVALUASI KAPAL EKS-ASING

• 1132 kapal ikan eks-asing menjadi obyekAnev

• Kapal tersebut dimilikioleh 187 perusahaan

• Kapal tersebar di 33 pelabuhan di Indonesia

27

255

374

4

104

1 10 2 1 8

98

2

216

280

1 1

AUSTRALIA

BEL IZE

T IONGKOK

HONDURAS

JEPANG

KAMBOJA

KOREA

MALAYSIA

MEKSIK

O

PANAMA

FIL IPIN

A

SINGAPURA

TAIWAN

THAILANDUSA

VIETNAM

JUMLAH KAPAL EKS-ASING OBJEK ANEVJumlah Kapal

Sumber: KKP, 2019

Page 28: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Peningkatan Detection dan Conviction Rates

102

67

151

10 700 0

13

38

11

28 27

101

43

189

232

157

127

112

68 71

228

253

192

154

0

50

100

150

200

250

300

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Tidak Diproses Hukum Menjalani Pembinaan

Menjalani Proses Hukum Total Kapal

Distribusi Penanganan Kapal Pelanggar Hukum 2012-2018

101

43

189

232

157

127

101

26

139

176

120

64

1 010

136

181

96

36

0 0 0 0

115

84

46

0

50

100

150

200

250

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Menjalani Proses Hukum Inkracht Ditenggelamkan Didenda

Distribusi Hukuman Terhadap Kapal IUUF 2012-2018

Page 29: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Penenggelaman dan Pembinaan Kapal

0 0 2

5247

27

121 0 4

67

108

63

22

0 0 4

1726

6 21 010

136

181

96

36

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

< 30 GT > = 30 GT GT N/A Total Kapal

Distribusi Kapal yang Ditenggelamkan 2012-2018

0 0

76

3

1614

0 0

6

29

5

1012

0 0 0

3 32

10 0

13

38

11

2827

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

< 30 GT > = 30 GT GT N/A Total Kapal

Distribusi Kapal yang Dibina 2014-2018

Page 30: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Penindakan Terhadap Kapal dan Non Kapal

0 0 0 0

32

23

15

0 0 0 0

63

50

19

0 0 0 0

10 10 12

0 0 0 0

115

84

46

0

20

40

60

80

100

120

140

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

< 30 GT > = 30 GT GT N/A Total Kapal

Distribusi Kapal yang Didenda 2012-2018

7

15

13

14

9

0

10

11 11

6

0

3

2

8

3

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2014 2015 2016 2017 2018

Jalur Hukum Inkracht Didenda

Penindakan Terhadap Non Kapal

Page 31: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

KAPAL-KAPAL IKAN ASING PELAKU IUUF YANG DITANGKAP DI INDONESIA

MV SILVER SEA 2 FV VIKING HUA LI 8

FV STS 50 FV FU YUAN YU 831 HAI FA

31

• IUUF adalah trans national organized crime.

• Banyak kapal-kapal asingdengan tonase besar, melakukan pencurian lintasnegara

• Tercatat 7 kapal yang menjadi buron Interpol, berhasil di tangkap oleh Satgas 115.

• IUUF adalah tanggung jawabsemua negara untukmenanggulanginya. Sumber: KKP, 2019

Page 32: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Dampak GNP-SDA

Peningkatan penerimaannegara

Penguatan fungsipengendalian pemerintah

Penurunan biaya informal

Peningkatan standarpelayanan publik

Kesenjanganproses bisnis

Pembiaranmoral hazard

Birokratisasipermasalahan

Minim Akuntabilitas

State-capture corruption

Apa yang Terjadi Selama ini?

Page 33: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Definisi

Kendala Struktural

Ke Mana Angin Bertiup?

Komitmen Anti Korupsi?

Perubahan Norma

Page 34: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Pra: UU 30/2002Eksekutif

KPK

Legislatif Eksekutif

YudikatifState

Independent Body (KPK, dll)

Pasca: UU 19/2019

UU 30/2002: • KPK adalah lembaga independent• Pegawai KPK bukan ASN (tenaga

profesional)

UU 19/2019: • KPK adalah bagian dari eksekutif (pasal 1 & 3) • Pegawai KPK adalah ASN (pasal 24)

Page 35: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Will KPK be a Leaderless Law Enforcer?

Head of Investigator and Prosecutor, and

also leader of KPK

Commissioners

Deputy/ Director

Staff Staff

Deputy/ Director

Staff

Director

Deputy

Commissioners (no longer head of investigator and prosecutor)

Supervisory Council

Pre: Act 30/2002 Post: Act 19/2019

Articles 21

Page 36: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Ketidaksesuaian antara SOP dan Sistem insentif

SistemInsentif

Standard Operating Procedure

(SOP)

Standard Operating Procedure (SOP)

SistemInsentif

Pra: UU 30/2002 Pasca: UU 19/2019

Kinerja KPK yang gemilang (2005-2019) disebabkan kesesuaian antara sistem insentifdan SOP (sangat ketat) dan fokus keoutcomes.

Page 37: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

The Detection Rate of KPK is DeterioratedSt

ate

Off

icia

ls

(Pro

min

ent

Indi

vidu

als) Corruption worth Rp1 billion or

more

Yes No

Yes KPK KPK

No KPK Police/ Prosecutor St

ate

Off

icia

ls

(Pro

min

ent

Indi

vidu

als) Corruption worth Rp1 billion or

more

Yes No

Yes KPK Police/ Prosecutor

No KPK Police/ Prosecutor

Act 19/2019: • KPK no longer handles corruption cases which become people attention (article 11)• KPK must coordinate with prosecution office for prosecution process (article 12A)• KPK’s right to open branch offices at provincial level is abolished (article 19)

Page 38: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Pre: Act 30/2002

Seizure Search Warrants Tapping

KPK had implemented post audit for tapping Seizure

Search Warrants

Tapping

Supervisory Council

Post: Act 19/2019Riskless Prospect Uncertain Prospect

Articles 12B and 47

Page 39: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

A Herculean Task: Facing Serious Crime with Ordinary Measures

Special Measures

Prosecution

Investigation

Inquiry

CorruptionInquiry

Investigation

Prosecution

Pre: Act 30/2002 Post: Act 19/2019

Article 38

Page 40: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Definisi

Kendala Struktural

Ke Mana Angin Bertiup?

Komitmen Anti Korupsi?

Perubahan Norma

Page 41: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Ketika Nature/ State of the World Bergerak

Mobilitas dan kerumunanmenyebar Covid-19, eskalasi VUCA

Kondisi ini belumterjadi sehinggakita tidak tahuapa yang terjadipasca covid-19

Kerumunan dan mobilitasmanusia tulangpunggungekonomi, VUCA

Strategi Dominan menjadi Strategi Terdominasi,demikian pula sebaliknya

Pra Covid

Covid-19

PascaCovid-19

Page 42: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Kegagalan Akibat Perubahan Nature• Kegagalan invasi Napoleon ke Rusia 1812

– Contoh:Epic History TV, “Napoleon in Russia ALL PARTS”, diunggah: 20 Juni 2020, https://www.youtube.com/watch?v=byH2WhzXjcQ&t=193s, diakses: 26 Oktober 2020.

• Kekalahan Napoleon di Waterloo 1815– Contoh: Epic History TV, “Napoleonic Wars:

Battle of Waterloo 1815”, diunggah: 17 May 2015, https://www.youtube.com/watch?v=nDZGL1xsqzs; diakses: 26 Oktober 2020.

• Kegagalan Operation Barbarossa 1941-1942 (invasi Nazi ke Rusia) – Contoh: Past to Future, “Operation Barbarossa:

Hitler's Invasion of The Soviet and Battle of Moscow – Animation”diunggah: 9 Juni 2020, https://www.youtube.com/watch?v=gPMgYC0sXos&t=634s, diakses: 26 Oktober 2020. Sumber: Biography.com

Page 43: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Covid-19 adalah “Perang” Bukan Bencana

• Setiap perang selalu ada lawan, namunpandemi ini lawannya adalah diri kita sendiri(ego, kedisiplinan, dll)

• Kapan pandemi berakhir tidak ada yang tahu, sehingga diperlukan wawasan the survival game

• Sense of crisis diharapkan tumbuh darianggota masyarakat

• Diharapkan masyarakat “hemat energi” dan rasional karena perjuangan masih panjang, meski vaksin nantinya ditemukan (2-3 tahun ke depan)

• Kerjasama akan menjaga keberlanjutan(sustainability) gerakan kemanusiaan

Page 44: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Apa yang Sedang Kita Hadapi? SektorFormal

SektorInformal

AspekKelembagaan

SektorFormal

SektorInformal

AspekKelembagaan

Kontraksi di sektor formal

Peningkatansektor informal

Transaksi Fisik

TransaksiDaring

AktivitasEkonomi PatuhProtokol Covid

Page 45: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Covid-19: Perubahan Proses Bisnis

Covid-19

Mobilitas

Kerumunan

Ruang Tertutup

3M (Mas Ngawi)

3T

Sektor Jasa Non-Finansial

SektorRiil

SektorFinansial

Ekonomi dapat bergulirdengan media baru

Tidak ada kerusakaninfrastruktur

Page 46: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Strategi Bertahan di Masa Pandemi

1. Expect the unexpected: mempertimbangkan dampakterburuk;

2. Thinking the unthinkable: memikirkansolusi yang tidak terpikirkansebelumnya

3. Mobilisasi sumberdaya untukmengatasi dampak Covid-19 di daerah/lingkungan kita

Page 47: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Logistik: Mobilisasi Sumber Daya• Selama perang/ pandemic/ krisis

ekonomi, maka logistic selalu memegangperanan penting

• Logistik = f(sumber daya)• Di mana sumber daya berada? Jelas bukan

di pemerintah (APBN) yang hanya 1/7-1/6 dari GDP, namun sumber daya ada di masyarakat 5/6-6/7 dari GDP.

• Sumber daya di masyarakat tidak harusbersifat moneter

• Membangun modal sosial menjadikebutuhan untuk bertahan (survive) daripandemi.

APBN GDP -APBN

Fleksibel

Tidak harus berupa uang

5/6-6/7 GDP

Ketentuan Ketat

1/6-1/7 GDP

Page 48: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

• SONJO (Sambatan Jogja: sonjo.id/ ) didesain denganmemanfaatkan sumber daya yang tersedia di Jogja. – Inspirasi dari: Apollo 13, AK-47

• Di awal pendiriannya, anggota SONJO berasal darijaringan akademisi anti korupsi, dan kemudianberkembang.

• Prinsip kerja di SONJO mengikuti prinsip-prinsip tata kelola organisasi berintegritas (GCG

• Tantangan: bagaimana memanfaatkan semuasumber daya tersebut untuk menghasilkanoutcomes?

• SONJO mungkin diterapkan di daerah lain denganmenyesuaikan kondisi di tiap daerah.

SONJO

Gerakan Anti

Korupsi

BudayaLokal

KebutuhanLokal

SumberDaya

Manusia

Teknologiyang

Tersedia

Jejaring

Memanfaatkan Apa yang Kita Miliki

Page 49: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Gerakan Berintegritas: Suatu Kebutuhan

Kewajiban

Kebutuhan

Terp

aksa

Keinginan

Bisnis Berintegritas

Page 50: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Perubahan Proses BisnisPandemi menggerakkan Nature/ state of the world (belum mencapai steady state)• Dominant strategies di masa pra Covid-19

menjadi dominated strategies di masa Covid-19, dan sebaliknya

Kejujuran dan transparansi

sangat dibutuhkan

Kebutuhanterhadap sains

meningkat

Empati dan jaringan sosialberkembang

Adaptasi dan Inovasi

Perubahan Aktivitas Ekonomi

Reversed Engineering

KPI: Outcomes

KPI: PenyerapanAnggaran

Page 51: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Pembentukan Norma Baru• Norma yang akan terbentuk pasca Covid-19

ditentukan oleh norma mayoritas yang berkembang di masa pandemic Covid-19 ini(Munjid, 2020)

• Jika norma yang berkembang: ketidakpercayaan terhadap sesama, dan anti sains, maka norma itulah yang akanberkembang di masa pasca pandemi.

• Jika empati, sinergi, transparansi, integritas, dan mengikuti sains (EBP) adalah norma di masa pandemi, maka norma itulah yang akanberkembang pasca pandemi berakhir.

Page 52: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Perubahan Norma dalamJangka Panjang

Norma Lama

Seolah Tidak adakelangkaanTidak ada Cense of CrisisSulit Koordinasi

Tidak Jujur (TidakTransparan)

Orientasi Input/Output

Norma Baru

Kelangkaan Sumber DayaSense of Crisis TinggiSuka membantu/ sinergi(warm-glow giving)

Jujur (Transparan)

Orientasi Outcome

Perubahan mekanisme kehidupan sesuai covid-19, dalam jangka panjang akan membentuknorma baru di masyarakat

Page 53: Seminar MemahamiState Capture Corruption, Hakordia, KPK

Matur Sembah Nuwun