buletin expedisi edisi khusus pilrek uny 2012 - pilrek uny kurang ideal

4
EXPEDISI MEMBANGUN BUDAYA KRITIS EDISI KHUSUS PILREK UNY 2012 P emilihan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (Pilrek UNY) berlangsung pada Senin, 17 Desember 2012 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY dan dihadiri oleh 72 anggota Senat Universitas. Perwakilan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) juga turut mengha- diri agenda 4 tahunan tersebut. “Pak Menteri (Mohammad Nuh) tidak bisa hadir,” ungkap Prof. Dr. Achmad Dardiri, M. Hum., ketua senat UNY. “Tapi beliau diwakili oleh Di- rektur Pendidikan Tenaga Kependidikan (Dikpentendik), yakni Supriadi Rustad,” imbuhnya. Berdasarkan statuta UNY, terhitung ada 3 Calon Rektor (Carek) yang bersaing pada Pilrek 2012. Ketiga Carek tersebut antara lain Prof. Dr. Pratomo, M. Si., Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A., dan Dr. Suyanta, M. Si.. Supriadi selaku perwakilan dari Kemendiknas menggunakan kuasa 35% suara menteri untuk memilih Rochmat Wahab. “Suara menteri yang 35% itu sama dengan 39 suara dari 108 total suara yang sah,” ujar Dardiri. Total suara keseluruhan yakni sejumlah 111 suara dengan 3 suara tidak sah. Rochmat Wahab terpilih kembali menja- di rektor untuk 4 tahun ke depan. Rochmat memperoleh suara sebanyak 88 suara, Pratomo 14 suara, dn Suyanta 6 suara. Menanggapi hal tersebut, Prof. Jumadi, M.Pd, Sekretaris Senat UNY, menjelaskan, “Suara menteri yang memilih Rochmat jumlahnya 39 suara dan Senat ada 49 suara. Jadi, suara tidak hanya didominasi oleh suara menteri.” Pilrek UNY memang tidak menyertakan hak suara dari para karyawan, mahasiswa, dan dosen non anggota senat universitas. Namun agenda tersebut tidak luput dari perhatian sivitas akademika UNY. Nur Hidayah, M.Si., dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) berpendapat bahwa pelaksanaan Pilrek tersebut tidak akan mengubah keadaan. “Misalnya kita punya calon lain yang kita anggap mampu tapi dengan mekanismenya seperti itu (aturan Pilrek sesuai Statuta UNY) ya apa gunanya.” Jumadi menerangkan, “Aturan dalam statuta tersebut sesuai dengan posisi UNY sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Lain lagi aturannya dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Badan Hukum Pendidikan (BHP).” Dardiri pun turut membela pernyataan Jumadi, “Saya sebagai Senat hanya mengikuti peraturan. Kalau kita merekayasa di luar peraturan nanti kita dianggap salah.” Statuta Penyebab Apatisme Masyarakat UNY Tidak disertakannya hak pilih para Pilrek UNY Kurang Ideal Senin, 17/12. Aksi mahasiswa UNY menuntut transparansi pemilihan rektor di halaman gerbang rektorat. Janti | Expedisi Pilrek UNY diwarnai berbagai kritik. Baik mahasiswa maupun dosen masih menganggap agenda tersebut belum ideal.

Upload: lpm-ekspresi-uny

Post on 10-Mar-2016

242 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pilrek UNY diwarnai berbagai kritik. Baik mahasiswa maupun dosen masih menganggap agenda tersebut belum ideal.

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin EXPEDISI Edisi Khusus Pilrek UNY 2012 - Pilrek UNY Kurang Ideal

EXPEDISIM E M B A N G U N B U D A Y A K R I T I S

EDISI KHUSUS PILREK UNY 2012

Pemilihan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (Pilrek UNY) berlangsung pada Senin, 17 Desember 2012 di

Ruang Sidang Utama Rektorat UNY dan dihadiri oleh 72 ang go ta Senat Universitas. Per wa kil an da ri Ke men te ri an Pendidikan Na si o nal (Kemendiknas) juga tu rut meng ha­diri a gen da 4 tahunan tersebut. “Pak Men te ri (Mohammad Nuh) ti dak bi sa ha dir,” ung kap Prof. Dr. Achmad Dardiri, M. Hum., ketua senat UNY. “Tapi be li au di wa kili o leh Di­rek tur Pendidikan Te na ga Ke pen di dik an (Dikpentendik), yakni Supriadi Rustad,” imbuhnya.

Berdasarkan statuta UNY, ter hi tung ada 3 Calon Rektor (Carek) yang ber sa ing pa da Pilrek 2012. Ke ti ga Ca rek ter se but antara lain Prof. Dr. Pratomo, M. Si., Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A., dan Dr. Suyanta, M. Si.. Supriadi se la ku perwakilan dari Ke men dik nas meng gu na kan kuasa

35% su a ra men te ri un tuk me mi lih Rochmat Wahab. “Suara men teri yang 35% itu sama dengan 39 suara da ri 108 to tal suara yang sah,” ujar Dardiri. To tal suara keseluruhan yakni se jum lah 111 suara dengan 3 suara tidak sah.

Rochmat Wahab terpilih kem ba li men ja­di rek tor un tuk 4 tahun ke de pan. Rochmat memperoleh suara se ba nyak 88 su ara, Pratomo 14 suara, dn Suyanta 6 suara. Menanggapi hal tersebut, Prof. Jumadi, M.Pd, Sekretaris Senat UNY, men je las kan, “Suara menteri yang me mi lih Rochmat jumlahnya 39 suara dan Senat ada 49 suara. Jadi, suara tidak ha nya di do mi nasi oleh suara menteri.”

Pilrek UNY memang tidak me nyer ta kan hak suara dari para kar ya wan, ma ha sis wa, dan dosen non anggota se nat u ni ver si tas. Namun agenda ter se but ti dak lu put dari perhatian sivitas a ka de mi ka UNY. Nur

Hidayah, M.Si., do sen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ber pen da pat bah wa pelaksanaan Pilrek ter se but ti dak a kan meng u bah keadaan. “Misalnya ki ta pu nya calon lain yang kita anggap mam pu ta pi dengan mekanismenya se per ti i tu (aturan Pilrek sesuai Statuta UNY) ya apa gunanya.”

Jumadi menerangkan, “A tur an da lam sta tu ta ter se but se su ai dengan posisi UNY se ba gai Badan Layanan Umum (BLU). Lain lagi aturannya dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Badan Hukum Pendidikan (BHP).” Dardiri pun tu rut membela pernyataan Jumadi, “Sa ya se ba gai Se nat ha nya meng i kuti per a tur an. Ka lau ki ta merekayasa di luar per a tur an nan ti kita dianggap salah.”

Statuta Penyebab Apatisme Masyarakat UNY

Tidak disertakannya hak pi lih pa ra

Pilrek UNY Kurang IdealSenin, 17/12. Aksi mahasiswa UNY menuntut transparansi pemilihan rektor di halaman gerbang rektorat.

Jant

i | E

xped

isi

Pilrek UNY diwarnai berbagai kritik. Baik mahasiswa maupun dosen masih menganggap agenda tersebut belum ideal.

Page 2: Buletin EXPEDISI Edisi Khusus Pilrek UNY 2012 - Pilrek UNY Kurang Ideal

2

SENTRA EXPEDISI EDISI KHUSUS PILREK UnY 2012

kar ya wan, mahasiswa, dan do sen non se nat UNY dalam pilrek me nye bab kan me re ka ti dak meng i kuti agenda ter se but. “Ka rena mahasiswa tidak di beri hak pi lih, ya, sa ya ku rang tang gap,” ung kap Dwi Setiyawan, ang go ta Him pun an Ma ha­sis wa Otomotif Fakultas Teknik (Hima Otomotif FT).

Para dosen UNY pun ku rang tang gap­nya ter ha dap Pilrek. “Dosen cen de rung a patis karena tidak ada al ter na tif lain,” ung kap Halili Hasan, dosen FIS. “Ka lau di beri kesempatan memilih se be nar nya do sen ju ga ingin,” tam bah nya. Se na da de ngan Ha lili, Nur Hidayah me nga ta kan, “Se be nar nya ingin, tapi sistem ter se but mem bu at Pilrek berjalan biasa sa ja dan ting gal terima jadi,” ungkapnya.

Mahasiswa yang kurang tang gap ter ha dap perkembangan Pilrek juga men da pat per ha tian dari Halili, “Se ha­rus nya ma ha sis wa jangan adem­ayem saja. Ha rus bi sa me nyam pai kan aspirasi ba gai ma na Ca rek ideal,” tegasnya. Pihak Senat UNY pun meng a kui bah wa sis tem per a tur an di statuta menjadi penyebab a pa tis nya war ga UNY. “Ka re na per a tur­an oleh menteri dengan 35% su a ra nya, sa ngat wa jar ji ka banyak orang yang a pa tis,” jelas Dardiri.

Pilrek Kurang AspiratifPilrek masih kurang me na ungi as pi ra­

si seluruh lapisan warga UNY. Fajar Arif,

ang go ta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FE) menyatakan, “Kawan­kawan di FE masih bingung ba gai ma na ca ra me nyam pai kan aspirasi dalam Pilrek i ni. Mereka menganggap Pilrek se ba tas

for ma litas saja.”Pada Kamis, 13 Desember 2012,

Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UNY meng a da kan sa ra­se han an ta ra ketiga Carek dengan ma ha sis wa. A ca ra tersebut masih di ni lai ku rang as pi ra tif. “Me­

nurut saya sosialisasi BEM KM kurang maksimal,” tegas Fajar. Halili pun ber u jar de mi ki an, “Antisipasi BEM KM ter la lu

ter lambat. Harusnya su dah da ri jauh­jauh hari.”

Sosialisasi mengenai Pilrek di ang gap pen ting na mun ku rang e fek tif ji ka tan pa a da nya de bat ter bu ka da ri ke ti ga Ca rek. “So si alisasi pen ting. Ji ka per lu a da kan de­bat ter bu ka se per ti pe mi lih an ke tua BEM atau Hima,” kata Dwi. “Ka lau bi sa de bat­nya di a da kan di tempat ter bu ka dan ne tral se per ti di Taman Pancasila,” tam bah nya. Se dang kan Fa jar me nang gapi bah wa Pilrek terkesan kurang se ri us. “Pilrek tan pa de bat ter buka terkesan ku rang se rius. Kalau cuma sa ra se han sih tidak efektif,” imbuhnya.

Pilrek yang aspiratif harusnya mam pu me li bat kan para karyawan, ma ha sis wa, dan dosen UNY. “Se ha rus nya ki ta diberi hak untuk beraspirasi ta pi sa yang nya tidak punya ruang,” terang Halili. “Ka lau kar­ya wan, mahasiswa, dan do sen di be ri kan hak untuk beraspirasi itu kan bagus,” tambahnya.

Menuai Kritik dan Aksi ProtesPenyampaian visi­misi Carek yang ha­

rus nya diadakan pada 26 November 2012 diundur hingga 3 Desember 2012. “Me­nu rut sa ya, penyampaian visi­mi si ha nya formalitas. Penyampaian visi­misi di un dur ka rena hingga 26 November 2012 Carek hanya satu. Pratomo dan Suyanta terkesan dipaksakan,” jelas Halili. “Se la in ter tutup, saya men ci um Pil rek sarat feodalisme dan politik balas budi,” tambahnya.

Senat berdalih bahwa Pilrek su dah

ber ja lan se ca ra transparan. “Waktu pe­nyam pai an visi­misi semuanya di un dang. BEM dan DPM diundang. Ada video yang di ung gah. Itu artinya Pilrek ter bu ka. Ha nya saja ketika pemilihan ter tu tup ka re na su dah ada peraturan sen diri,” u jar Jumadi.

Pada 17 Desember 2012 a li an si ma­hasiswa yang terdiri atas Forum Mahasiswa Progresif Revolusioner (FMPR), Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah (HMIS), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS), dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (Hima IAN) menggelar aksi pro tes di ger bang ma suk Rektorat UNY. Aksi ter se but me ru pa kan tang gap an me re ka ter hadap ca cat nya pe­nye leng­ga raan Pilrek di UNY. “Ka mi me­la ku kan ak si ini untuk menyuarakan ca­cat nya Pil rek yang terkesan bersandiwara,” ujar Aris Wahyudi, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi tersebut.

Aksi tersebut bermula dari pukul 11.00­12.00 WIB dan ber lang sung da­mai. “Re ak si ma ha sis wa i tu ba gus a sal ti dak me ru sak. Ka lau tidak begitu, ya, bukan mahasiswa,” ungkap Halili. Me­nang gapi hal tersebut pihak Senat men­je laskan, “Daya kritis mahasiswa sa ngat di per lu kan karena merupakan pe nga ruh sosial,” ungkap Dardiri. Se dang kan Jumadi menyangkal, “Jika ma ha sis wa meng kri tik peraturan jangan ke Senat tapi ke Menteri,” ungkapnya.

Meski menuai kritik dan protes Pilrek te lah ber lang sung dan ting gal me nung gu pe lan tikan rektor terpilih pada 23 Maret 2013. Pilrek masih dianggap ca cat dan ku rang ideal. “Kalau di bi lang i deal, ya, be lum lah. Pilrek periode la lu le bih di na mis di ban ding yang sekarang,” terang Halili.

Rektor terpilih harus mam pu me me­nu hi ke pen ting an warga UNY. “Rektor bi sa meng a komodasi kebutuhan war ga UNY seperti fasilitas dan ke se jah te ra an ma ha sis wa, dosen, sampai karyawan bisa me ning kat ser ta bisa terbuka sam pai ke ba wah,” ungkap Nur Hidayah. Dwi pun turut berharap, “Yang penting bi sa mem­ber da ya kan mahasiswanya.”

Taufik NurhidayatAbi, Awal, Octandi

Prof. Dr. Achmad Dardiri, M.Hum. Ketua Senat UNY.

Abi | Expedisi

Page 3: Buletin EXPEDISI Edisi Khusus Pilrek UNY 2012 - Pilrek UNY Kurang Ideal

Pimpinan Proyek Faqihuddien Abi U | Sekretaris Akhmad Muawal H | Bendahara Nimas Firdausa | Redaktur Pelaksana Nia Aprilianingsih | Redaktur Taufik Nurhidayat | Reporter Abi, Awal, Janti, Octandi, Rahadian, | Pj Pojok Demokrasi Ebma Yudhasatria | Redaktur Foto Ebma Yudhasatria| Artistik Ebma Yudhasatria, Rahadian Rahmad, Sofwan Makruf | Produksi Siti Khanifah, Latif A, Octandi B.P | Iklan Dini Permatasari, Nur Janti, Maelani Furqan | Sirkulasi Taufik Nurhidayat | Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yoyakarta 55281 | Email [email protected] | Web ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

EDITORIAL

3

INFO PILREKEXPEDISI EDISI KHUSUS PILREK UnY 2012

POJOK DEMOKRASIUNY Milik Siapa?

PILREK calonnya hanya itu­itu saja, yang lain terkesan dipaksakan.

Aziz Ali, BEM FMIPA

SISTEM pemilihan kurang terbuka seharusnya mahasiswa bisa memilih rektornya sendiri.

Ratna, Akuntansi

KURANG sosialisasi dan unsur nepotisme masih terlalu kuat.

Miftahul Habib, Pendidikan Sejarah

SOSIALISASI kurang, kita tidak pernah tau siapa calonnya.

Arum, Akuntansi

SAYA tau ada Pilrek karena ada demo tadi. Sosialisasinya kurang.

Restu, Akuntansi

UNIvERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) punya hajatan besar di ak hir tahun 2012 namun sayang ti dak se­mua warga UNY tahu a danya ha jat an ter se but. Hajatan yang sa ngat me nen­tu kan nasib UNY ke de pan i tu a dalah Pemilihan Rektor (Pilrek) pe ri o de 2013­2017. UNY kem ba li meng a da­kan Pil rek se telah terakhir diadakan ta hun 2008. A da tiga calon yaitu Prof. Dr. Pratomo Widodo, M. Si, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A, dan Dr. Suyanta, M. Si.

Pilrek kali ini terkesan a dem a yem. Ku rang nya sosialisasi dan ke ter bu­ka an informasi di si nyal ir men jadi pe nye bab u tamanya. Ba nyak war ga UNY, khu sus nya ma ha sis wa, ti dak tahu jika akan di se leng ga ra kan Pilrek. Sistem pemilihan yang ter tu tup se ma­kin membuat warga UNY acuh tak a cuh pada Pilrek. Persentase suara se be sar 65% suara Senat dan 35% su a ra Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) menggambarkan bah wa

ma ha sis wa, karyawan, serta do sen di lu ar senat hanya ba gi an dari ob yek ke bijakan oleh rektor.

Anggota senat ber da lih me lak sa na­kan Pil rek sesuai dengan statuta mes ki me nye bab kan warga UNY ti dak pe duli pa da Pilrek. Pilrek seperti re ka ya sa se se o rang yang ingin me lang geng­kan ke ku a sa an nya. Pilrek me ru pa kan mo men penting bagi seluruh warga UNY. Po si si mahasiswa, karyawan dan do sen yang vi tal perlu di li bat kan da lam Pilrek. Mereka bukan hanya ob yek na mun ju ga pe nyum bang as­pi ra si un tuk ke ma ju an UNY.

Solusi agar pilrek selanjutnya bi sa di ra sa kan se lu ruh e le men war­ga UNY ia lah u bah sta tuta UNY. Ma suk kan ke bi jak an ten tang ke­terli bat an mahasiswa, do sen, dan karyawan dalam pe mi lih an. Ja ngan hanya menteri, rektor, dan se nat yang bermain dalam pe mi lih an, ka re na UNY mi lik war ga UNY.

Redaksi

PEMILIHAN Rektor (Pilrek) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah berlangsung pada Senin (17/12). Pilrek yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY tersebut dihadiri oleh anggota Senat dan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr. Supriadi Rustad, M.Si.

Prof.Dr. Rochmat Wahab M.Pd., M.A. kembali terpilih dengan mengantongi 88 suara mengalahkan dua kandidat lainnya yaitu Prof.Dr. Pratomo Widodo, M.Pd. (14 suara) dan Dr. Suyanta, M.Si. (6 suara). Dari hasil tersebut maka Rochmat Wahab telah terpilih sebagai Rektor UNY periode 2013­2017 dan akan dilantik pada Maret 2013.

Pemilihan tersebut mengundang berbagai reaksi baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa terkait transparansi Pilrek. Hal tersebut ditandai dengan adanya aksi dari mahasiswa pada waktu yang sama.

Agus Giriyanto

Rektor Baru UNY

PEMILIHAN Rektor (Pilrek) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode 2013­2017 pada Senin, 17 Desember 2012 disambut demo mahasiswa. Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Progesif dan Revolusioner (FMPR), memprotes Pilrek di depan gerbang gedung rektorat UNY.

Mahasiswa yang terdiri atas Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Pendidikan(FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), dan Fakultas Teknik (FT) menyatakan bahwa Pilrek kali ini adalah rekayasa.

Demo yang berlangsung dengan damai tersebut dimulai dari pukul 11.00­12.00 WIB. Menurut mereka Pilrek sudah diatur oleh salah satu calon. Terlihat dari rontek rontek yang ereka bawa. Mereka juga menuntut dilibatkannya suara mahasiswa dalam pembuatan kebijakan dan Pilrek.

Faqihuddien Abi Utomo

Pilrek Disambut Demo

KAMIS, 13 Desember 2012, bertempat di auditorium Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UNY mengadakan sarasehan antara ketiga Calon Rektor (Carek) dengan mahasiswa. Hadir di sini berbagai kalangan dan elemen UNY mulai dari pimpinan, perwakilan UKM, Ormawa, dan mahasiswa UNY.

Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB itu baru dimulai pukul 15.30 WIB dan dimoderatori oleh Diyar Rosdayana. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dijadikan sebagai pembuka acara. Ketiga Carek untuk periode 2013­2017 yakni antara lain Prof. Dr. Pratomo, M.Si., Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A., dan Dr. Suyanta, M.Si. hadir dalam acara tersebut.

Pemaparan visi dan misi Carek selama sepuluh menit adalah tujuan acara tersebut. Setelahnya barulah hadirin dapat mengajukan pertanyaan dan acara diakhiri dengan penyerahan kenang­kenangan kepada Carek.

Sofwan Makruf

Sarasehan Calon Rektor UNY

Page 4: Buletin EXPEDISI Edisi Khusus Pilrek UNY 2012 - Pilrek UNY Kurang Ideal

4

PERSEPSI EXPEDISI EDISI KHUSUS PILREK UnY 2012

Elitisme Demokrasi PilrekKe ti ka lonceng berdentang se ma­

kin lan tang, genderang me ra dang se makin kencang, dan te rom pet

ber bu nyi me ma kakkan telinga i tu lah gam bar an puncak prosesi per he lat an ak bar di ‘negeri’ UNY. Perhelatan yang ber ke na an dengan Pemilihan Rektor (Pilrek) telah mencapai puncaknya pa da Senin, 17 Desember 2012.

Rangkaian panjang Pilrek yang di­mu lai dari tahap sosialisasi, pen ja ring an bakal calon rektor, pen daf tar an, pe­ma par an visi dan misi, dan pe mi lih­an. Pilrek merupakan titik kulminasi pro ses de mo kra si politik lokal di UNY. Siapakah ‘sang nahkoda’ yang akan memimpin ‘negeri’ UNY empat tahun ke depan? Salah sa tu dar i ti ga kandidat calon rektorlah yang a kan men ja di nah­koda na mun, ten tu sa ja, ter gan tung pa da pi lih an ang go ta se nat universitas melalui pe mu ngut an suara.

Publik mengakui bahwa Pilrek ka li i ni dapat dibilang istimewa. A da ti ga hal yang paling tidak yang da pat di i den ti­fi ka si. Pertama, Pilrek kali ini me li bat­kan ja ja ran elit di tingkat u ni ver si tas tan pa me li bat kan sivitas a ka de mi ka UNY se cara ke se lu ruh an ba ik do sen, kar ya wan, maupun mahasiswa. Ka lau toh a da beberapa dosen yang ter li bat, pas ti lah mereka adalah anggota se nat u ni ver sitas wakil fakultas ataupun da ri un sur guru besar.

Pa dahal Pilrek periode se be lum nya ham pir selalu diawali de ngan pe mu­ngut an suara. Hal itu di la ku kan da lam rang ka menjaring aspirasi dari se mua un sur sivitas akademika UNY. Ter le pas

da ri pertimbangan efisiensi dan u pa ya meng hin da ri dampak adanya se gre gra si politik berkepanjangan pasca Pilrek, yang jelas Pilrek tahun ini war ga UNY ti dak mendapat akomodasi se ca ra pro­por si onal. Akomodasi itu berupa as pi ra­si po litis, akademis, maupun prag matis dari mayoritas.

Kedua, Pilrek kali ini mem be ri kan su ara gratis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) se be sar 35%. Hal ini meng in di ka si kan bah wa pe me­rin tah, yang diwakili oleh Mendikbud, me mi li ki saham terhadap eksistensi dan akselerasi UNY.

Ketiga, pilrek kali ini ber lang sung di saat UNY sedang gencar­gencarnya me nis bat kan diri sebagai pionir pen­di dik an karakter di Indonesia. Hal i ni ten tu akan menjadi perhatian se ka li gus per ta nya an publik, apakah Pilrek kali ini su dah berjalan sesuai dengan prinsip­prinsip membangun karakter?

Dari ketiga hal itulah, kita da pat me ne mu kan in di ka si a da nya perge ser an orientasi politik dalam Pilrek kali i ni. Per ge ser an orientasi politik yang di mak­sud ti dak hanya berkaitan dengan pe ru­bah an for mula dan mekanisme dalam Pilrek a kan tetapi juga merasuk sampai ke pada pergeseran nilai­nilai filosofi.

Pilrek kali ini telah ang berartibergeser da ri po pu lis, yang berarti melibatkan se­ba nyak mung kin unsur sivitas akademika UNY, men ja di e lit is yang hanya menjadi mi lik se ke lom pok ke cil pe ting gi UNY. Se mu la Pil rek di la ku kan secara bottom-up yang menyerap aspirasi grass-root be ru bah men jadi top-down yang me­

ne kan kan as pi rasi de ar sir. Pergeseran orientasi ini tentu saja

su dah ber ang kat dari analisis yang kri tis dan mendalam. Pilihan a pa pun da lam menentukan orientasi for mat pil rek pastilah secara logis me mi liki im pli ka si yang tidak sedikit. Ba ik po pu lis mau­pun elitis semuanya berimplikasi lu as. Na mun, yang menjadi persoalan a da lah a pa kah pilihan orentasi di atas su dah me la lui prosedur analisis ke bi jak an yang komprehensif atau tidak. Su dah kah mem per tim bang kan dimensi­dimensi lain se per ti goal, resources, objective, target, strategy, dan impact?

Secara politis sudahkah di pre dik si se­ja uh ma na respon publik atas per u bah an orientasi kebijakan Pilrek sebagaimana terjadi sekarang. Bagaimanakah antisipasi dasar legitimasi pasca terpilihnya rektor baru di kemudian hari? Mung kin kah ter ja di de li gi ti ma si sebagai ben tuk pe no lak an pu blik a tas pe lak sa na an Pilrek yang elitis?

Terhadap semua pertanyaan di a tas i tu lah sa ya ki ra pa tut men jadi re nung an ba gi kita semua, khususnya bagi ang go­ta se nat. Selain itu, agar di ke mu di an ha ri tidak terjadi gejolak pascaPilrek, ba ik yang bersifat individual mau pun ko lek tif. Kita semua berharap agar Pilrek ka li ini dapat meng ha sil kan fi gur rek­tor yang dapat mengawal im ple men ta si pen di dik an ka rak ter. Pilrek yang dapat men da pat kan sos ok rektor yang populis mes ki pun di ha sil kan dari proses yang elitis.

Arif Rohman, M.Si. Dosen Prodi Kebijakan Pendidikan FIP UNY

Dok.

Istim

ewa