buletin alkhoirot mei 2011 edisi 39 vol v

4
www. buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730 BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011 BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011 www.buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730 1 Oleh: A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Alkhoirot www.fatihsyuhud.com ada hari Sabtu 7 Mei 2011 saya kedatangan dua orang tim redaksi Buletin Sidogiri yang hendak mewawancarai saya seputar terorisme dan Islam. Isu terorisme semakin hangat akhir-akhir ini seiring dengan terbunuhnya Usamah bin Ladin di tangan pasukan khusus AS, Navy Seals pada 2 Mei 2011. Di mata Amerika dan internasional, Usama bin Ladin dianggap sebagai ikon terorisme global. Tulisan berikut secara substantif sama dengan respons saya saat wawancara dengan Buletin Sidogiri tersebut. Definisi Terorisme Secara sederhana terorisme dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang memakan banyak korban jiwa dan kerusakan dari pihak sipil yang dilakukan oleh pihak non-negara baik itu perseorangan atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat politis atau ideologis. Definisi tersebut sebenarnya mengandung kontroversi terutama berkaitan dengan perjuangan kelompok yang sedang berada di bawah penjajah negara lain seperti Palestina. Namun secara umum definisi tersebut diterima semua pihak. Dari definisi tersebut maka kejahatan dan kekerasan yang dilakukan oleh negara, seperti Israel terhadap rakyat Palestina, tidak disebut aksi terorisme. Walaupun tetap disebut sebagai kejahatan yang dilakukan oleh oknum dalam negara tersebut yang apabila terbukti dapat diadili oleh Mahkamah Internasional. Istilah Terorisme Islam Istilah terorisme Islam atau Islamic terrorist mengacu pada aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok atau perseorangan yang kebetulan seorang muslim. Istilah ini banyak mengundang protes umat Islam karena mengandung unsur labeling atau generalisasi yang berkonotasi negatif dan salah: bahwa Edisi 39/Vol. 05/Mei/2011 Breaking News Breaking News Breaking News Breaking News Penasihat: KH. A. Fatih Syuhud, KH. Ja`far Shodiq Syuhud. KH. Hamidurrohman Syuhud. KH. Humaidi Syuhud. Pemimpin Redaksi: M.Toha ([email protected]) Wakil Pemred: : Syukron Fauzi([email protected]) Sekretaris: Khoirul Anam ([email protected]) Staf Redaksi: Syamsul Huda, Syamsul Arifin, Ali Ma`sum, Abd.Rohim. Mustaji, Mahfudz Alamat Redaksi: PP. Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran (0341)879709, Malang 65174, Email: [email protected]m, SMS: 085855403304 / 085855102970 Website: www.buletin.alkhoirot.com Ket.:1- Redaksi menerima kontribusi tulisan opini seputar santri, pesantren, Islam dan problematika dunia Islam secara umum. 2- saran dan kritik mohon dikirim ke-alamat redaksi melalui Email atau SMS, mohon disertakan data dan alamat lengkap pengirim. B u l e t i n P e s a n t r e n

Upload: pondok-pesantren-al-khoirot

Post on 13-Aug-2015

474 views

Category:

Spiritual


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Alkhoirot Mei 2011 Edisi 39 Vol V

www. buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

www.buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

1

Oleh: A. Fatih Syuhud Pengasuh PP Alkhoirot www.fatihsyuhud.com

ada hari Sabtu 7 Mei 2011 saya kedatangan dua orang tim redaksi Buletin Sidogiri yang hendak

mewawancarai saya seputar terorisme dan Islam. Isu terorisme semakin hangat akhir-akhir ini seiring dengan terbunuhnya Usamah bin Ladin di tangan pasukan khusus AS, Navy Seals pada 2 Mei 2011. Di mata Amerika dan internasional, Usama bin Ladin dianggap sebagai ikon terorisme global.

Tulisan berikut secara substantif sama dengan respons saya saat wawancara dengan Buletin Sidogiri tersebut. Definisi Terorisme

Secara sederhana terorisme dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang memakan banyak korban jiwa dan kerusakan dari pihak sipil yang dilakukan oleh pihak non-negara baik itu perseorangan atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat politis atau ideologis.

Definisi tersebut sebenarnya mengandung kontroversi terutama berkaitan dengan

perjuangan kelompok yang sedang berada di bawah penjajah negara lain seperti Palestina. Namun secara umum definisi tersebut diterima

semua pihak. Dari definisi tersebut maka kejahatan

dan kekerasan yang dilakukan oleh negara, seperti Israel terhadap rakyat Palestina, tidak disebut aksi terorisme. Walaupun tetap disebut sebagai kejahatan yang dilakukan oleh oknum dalam negara tersebut yang apabila terbukti dapat diadili oleh Mahkamah Internasional. Istilah Terorisme Islam

Istilah terorisme Islam atau Islamic terrorist mengacu pada aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok atau perseorangan yang kebetulan seorang muslim. Istilah ini banyak mengundang protes umat Islam karena mengandung unsur labeling atau generalisasi yang berkonotasi negatif dan salah: bahwa

Edisi 39/Vol. 05/Mei/2011

Breaking NewsBreaking NewsBreaking NewsBreaking News

Penasihat: KH. A. Fatih Syuhud, KH. Ja`far Shodiq Syuhud. KH. Hamidurrohman Syuhud. KH. Humaidi Syuhud. Pemimpin Redaksi: M.Toha ([email protected]) Wakil Pemred: : Syukron Fauzi([email protected]) Sekretaris: Khoirul Anam ([email protected]) Staf Redaksi: Syamsul Huda, Syamsul Arifin, Ali Ma`sum, Abd.Rohim. Mustaji, Mahfudz

Alamat Redaksi: PP. Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran � (0341)879709, Malang 65174, Email: [email protected], SMS: 085855403304 / 085855102970

Website: www.buletin.alkhoirot.com Ket.:1- Redaksi menerima kontribusi tulisan opini seputar santri, pesantren, Islam dan problematika

dunia Islam secara umum. 2- saran dan kritik mohon dikirim ke-alamat redaksi melalui Email atau SMS, mohon disertakan

data dan alamat lengkap pengirim.

B u le t in P e s a n t r e n

Page 2: Buletin Alkhoirot Mei 2011 Edisi 39 Vol V

www. buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

www.buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

1

semua umat Islam adalah teroris. Generalisasi cenderung berakibat prejudice yang naif. Namun, istilah itu sering dipakai oleh media internasional sayap kanan untuk mendistorsi citra Islam sebagai agama yang pro-kekerasan.

Yang patut dipertanyakan juga adalah apabila media dengan ringan memakai istilah teroris Islam, mengapa mereka tidak pernah memakai label yang sama untuk aksi terorisme yang dilakukan oleh umat Kristen, Hindu, Budha dan Komunis sebagai teroris Kristen, teroris Hindu, teroris Budha dan teroris Komunis? Penggiringan Opini Media

Betulkah ada aksi teror di Indonesia yang dilakukan oleh orang muslim? Apakah ada kemungkinan rekayasa pihak-pihak tertentu? Pertanyaan ini agak menggelikan tapi dapat dimaklumi.

Tidak sedikit dari umat Islam yang percaya pada teori konspirasi. Bahwa terorisme yang terjadi di Indonesia sebenarnya dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam negara yang ingin mendistorsi citra Islam. Asumsi itu seandainya pun benar tidak akan menghilangkan fakta bahwa para pelaku terorisme di Indonesia mayoritas dilakukan oleh individu muslim. Hal ini berdasarkan fakta- hukum dan pengakuan para teroris itu sendiri di pengadilan. Kalau toh ada campur tangan pihak-pihak tertentu, pastinya itu dalam level yang tidak signifikan atau di belakang layar, seperti penyuplai dana atau pembuat skenario. Namun, untuk menjadi pelaku yang rela bunuh diri diperlukan alasan ideologis yang kuat dan ekstrim di atas kepentingan ekonomi dan politis para pelaku bom teror bunuh diri itu.

Karena itu, asumsi ada penggiringan opini yang dilakukan media saya kira kurang tepat. Terutama, dalam konteks Indonesia di mana mayoritas media di Indonesia dimiliki oleh muslim kecuali sebagian yang berada di bawah Kompas group. Tugas media adalah memberitakan fakta. Dan adalah juga fakta bahwa dalam 20 tahun

terakhir aksi terorisme mayoritas dilakukan oleh individu yang dalam KTP-nya beragama Islam. Ideologi Jihad dan Ideologi Wahabi

Apa yang membuat para calon pengantin—istilah untuk calon pelaku teror bunuh diri—itu tersenyum saat disyuting untuk terakhir kalinya sebelum melakukan aksi bunuhdirinya adalah motivasi ideologis. Mereka termakan oleh doktrin jihad yang salah. Mereka mengira bahwa jihad dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Padahal dalam kitab-kitab fiqh klasik jelas ada aturan tertentu kapan jihad itu dapat dilakukan dan siapa yang dapat mengeluarkan fatwa jihad.

Dalam Fiqhul Jihad karya Syaikh Yusuf Qardhawi ditegaskan bahwa jihad dalam Islam adalah bersifat defensif (mempertahankan diri) saat diserang oleh kekuatan luar. Bukan ofensif atau menyerang saat situasi keamanan kondusif.

Akan tetapi, Islam membolehkan perbedaan dalam menafsiri Al Quran dan Hadits. Dan opini yang diikuti oleh para teroris itu adalah opini kelompok garis keras dalam Islam. Yakni, kelompok Wahabi atau Salafi. Kelompok ini mendapat dana besar dari pemerintah Arab Saudi untuk menyebarkan pahamnya di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, mereka menyebarkan pahamnya dengan melalui khutbah, ceramah dan penguasaan masjid dan musholla. Apa yang Harus dilakukan umat?

Ini pertanyaan penting. Dan jawabannya, salah satunya, terletak pada mengatasi sumber masalah. Yakni, persempit ruang gerak kelompok garis keras di Indonesia. Jangan membiarkan mereka menguasai masjid dan musholla milik NU atau Muhammadiyah.

Kedua, kutuk setiap tindakan terorisme yang dilakukan oleh muslim atau non-muslim. Pesantren harus membuat garis batas yang jelas dengan kalangan teroris. Bahwa pesantren bukan

bagian dari mereka dan tidak bersimpati pada mereka.

Ketiga, jadikan sikap moderat dalam Islam bagian dari kurikulum pesantren dan sekolah formal. Saya melihat ada sebagian buku kurikulum agama di MTs dan MA yang isinya berbau paham Wahabi yang mudah memberi label syirik atau kufr pada saudarnya sesama muslim. Buku-buku kurikulum agama seperti itu juga harus ditinjau ulang agar benih-benih Wahabi yang ditanam di mana-mana itu tidak sampai tumbuh subur dan menjadi teror-teror bunuh diri berikutnya.

Keempat, laporkan ke pihak yang berwajid apabila ada kalangan mubaligh atau khatib yang menganjurkan kekerasan. Begitu juga apabila ada orang baru di sekitar kita yang gerak-geriknya mencurigakan. Dengan demikian, ruang gerak teroris akan menjadi semakin sempit dan insyaalah akan hilang dari bumi nusantara ini.

Umat Islam memiliki banyak tugas ke depan untuk memajukan bangsa dan agama antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan, keahlian dan kualitas keimanan.[]

Oleh. Rokhim Santri PP.Al Khoirot Website: rokhim.alkhoirot.net

slam sebagai rahmatal lil’alamin ternyata tidak hanya membawa islam kepada ajaran tauhid saja sebagaimana atas misi Nabi

Muhammad dalam menyebarkan agama islm, tetapi lebih lanjut telah muncul beberapa bidang ilmu yang exist bahkan menjadi motivasi umat islam di dalam menjalankan aktivitas agamanya, yaitu Fiqh, tasawuf dan filsafat dimana keberadaannya sangat dijunjung tinggi dan

diperdalami guna mencapi umat islam yang beriman, bertaqwa dan menggapi ridhon-Nya. Tapi sayangnya meskipun tujuannya sama didalam proses perjalanannya tidak terlepas dari percekcokan dan pertikaian , saling menyalahkan antara yang satu dengan lain seharusnya perbedaan disitu dapat saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, karena selayaknya sebuah ilmu yang berasal dari pemikiran manusia meskipun berakar dari al-qur’an dan Hadist tentunya tidak lepas dari perbedaan, yang menjadi akar perbedaan diantara Fiqh, tasawuf dan filsafat ialah berada pada masalah konsep. Dimana didalam salah satu konsep Fiqh, tasawuf dan filsafat mempunyai titik tekan yang berbeda,. Dibawah ini akan membahas titik tekan didalam Fiqh, tasawuf dan filsafat. Fiqh yang lebih akrab dipanggil syari’at lebih menuntut kepada keadilan, karena menurut pandangan tokoh ini, tuhan maha adil tidak mungkin Dzolim terhadap hambanya, yaitu barang siapa yang bertaqwa, menjalankan semua perintahnya niscaya ia akan mendapat syurga sebagai tanda keadilan tuhan dan barang siapa yang durhaka, selalu melakukan hal-hal yang dilarang oleh tuhan niscaya ia kan mendapat neraka sebagai tanda keadilan tuhan jua. Dengan prinsip terebut umat islam berbondong bondong dan berlomba-lomba beribadah dan menjauhi larangan tuhan guna mencapi keadilan tuhan yaitu syurga bagi orang yang taat dan neraka orng yang durhaka. Sejalan dengan konsep tersebut (keadilan) para fuqaha’membuat beberapa metode utuk menetukan suatu amal perbuatan manusia yaitu Wajib, Sunnah, Makruh, Haram Dan Mubah. Dalam segi keadilan fiqh sangat menonjol akan tetapi dalam kasih sayang tentang keindahan sangat lemah, mungkin kita dapat melihat finomena yang terjadi pada kalangangan umat islam yang mengerti dalam bidang fiqh bahkan ahli dalam hukum syari’at akan tetapi dalam kondisinya tidak tersentuh aspek-aspek keindahan sehingga

I

PerspektifPerspektifPerspektifPerspektif Filsafat

3 2

Page 3: Buletin Alkhoirot Mei 2011 Edisi 39 Vol V

www. buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

www.buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

1

perilakunya tidak indah dimata kalangan umum, karena halal dan haram pada fiqh belum tentu indah karena fiqh hanya memandang dari lahiriyah. Kalau fiqh pengabdian kepada tuhan bertujuan untuk memperoleh kenikmatan syurga, maka disinlah muncul pemikiran tasawwuf yang lebih mengedepankan rasa keindahan, kecintaan dan kasing sayang. Tuhan masa pengasih dan penyayang maka para sufi mendekatkan diri kepada tuhan dengan penuh pengabdiannya secara ikhlas dan kecintaan, tidak mengharapkan syurga dan tidak pula takut kepada neraka, hal ini tentunya berbeda dengan fiqh yang tindakannya semata-mata takut kepada neraka dan mengharap syurga, mungkin kita bisa menengok sebuah do’a yang diheningkan oleh tokoh sufi perempuan Robi’atul Adawiyah “ ya tuhanku jika aku menyembahmu kerena lantaran taku neraka, maka bakarlah diriku dalam neraka; dan bila aku menyembah-Mu karena mengharap syurga-Mu, maka jauhkanlah aku dari syurga-Mu, tapi bila aku menyembah-Mu karena mengharap Ridlomu, maka jangan tutup keindahan abadimu” lebih lengkapnya ia mengemukakan “jangan takut neraka dn jangan mengharap syurga-Nya, karena pengabdianku tidak akan baik jika pengabdianku mengharapkan pahala” Dari sinilah para sufi mencurahkan agar supaya jiwa dapat menyatu dengan tuhan sedekat-dekat mungkin sehingga para sufi membuat konsep maqamat ( sebuah tangga yang harus dilalui untuk sampai kepada tuhan) seperti dengan taubat – sabar – faqir – zuhud – tawakal – mahabah – ma’rifat dan ridha Tasawuf sebagi ajaran yang lebih mengedepankan spiritual maka filsafat disini lebih mengtedepankan rasio, sebenarnya filsafat pada masa Dinasti Abbasyiah berkembang sangat pesat bahkan pada saat itu telah muncul filosof yang terkemuka dalam khazanah islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd. Tapi pada akhir abad 10 M filsafat hampir punah dari islam yang disebabkan pengharamaran imam Al-Ghazali

melalui bukunya Tahafudz Fil Falasifah sehinga para peminat filsafat semakin surut, sebenarnya filsafat sendiri hanyalah berusaha untuk kristis terhadap kemaujutan alam dalm rangka untuk memperoleh keyakinan yang mantap dengan penalaran akal rasionya. Para filosof mengemukakan tuhan itu pasti ada dan yang jelas maha penguasa dengan dalil adanya alam ini menandakan adanya tuhan, dan juga fungsi filsafat ialah untuk mengrasionalkan wahyu yang datang dari tuhan, karena sebagian wahyu tidak bisa dijangkau dengan akal hanya cukup diyakini, maka filsafat tidak cukup hanya dengan yakin akan tetapi berusaha dengan menalarkan pemikirannya guna memperoleh keyakinan yang tidak meragukan. Saya kira bila filsafat diharamkan secara mutlak kurang relevan dan bertoleransi, memang kenyataan yang ada banyak pelajar yang menyimpang dari islam, tapi filsafat sendiri memang memerlukan dasar syari’ah yang kuat sehingga daya pemikirannya tidak kesurupan yang tidak kenal arah. Masing-masing Fiqh, Tasawuf dan filsafat memang mepunyai konsep yang berbeda fiqh lebih menekankan keadilan yang mencurah menghukumi sebuah perbuatan manusia, tasawuf lebih menekankan keindahan yang mencurahkan penyatuan diri dengan tuhan dan filsafat lebih menekankan pengetahuan yang mencurahkan keyakinan dengan berfikir rasional. Sebenarnya Fiqh, Tasawuf dan filsafat memang terdapat perbedaan tentunya masing-masing individupun mempunyai keyakinan yang berbeda tapi hal tersebut tidak usah dijadikan pertikaian sampai-sampai mengharamkan antara satu dengan lain, karena masing-msing diantara ketiganya mempunyai nilai-nilai pemikiran yang sangat luar biasa. Tentunya hidup di dunia ini tidak cukup dengan berpegang teguh terhadap fiqh saja karena fiqh hanya sebatas menghukumi memperbaiki unsur lahiriyah saja bukan bukan kedekatan dengan tuhan (esotorik) sebgaimana yang diaktakan imam malik “ barang siapa yang ahli fiqh tapi tidak bertasawuf maka akan

banyak berbuat dosa” jadi fiqh memang harus dipadukan dengan tasswuf, sebaliknya juga demikian bertasawuf saja tidak cukup karena tasawuf tidak ubahnya sebuah ajaran kebatinan yang hanya memalihara kejiwaan tanpa didampingi syari’at maka tasawuf akan buta dari nilai-nilai syari’at yang diwajibkan oleh islam dan pada akhirnya menyesatkan umat manusia. Sebagai langkah yang terakhir supaya fiqh dan tasawuf mempunyai nilai-nilai kebijaksaan dan terhindar dari sifat fatalisme maka filsafat cukup andil dalam pemikiran islam, filsafat tanpa fiqh dan tasawuf tentunya pemikirannya bebas tanpa arah dan tidak ada pengontrolan sama sekali sehingga membuahkan pemikiran liberal yang bisa merusak aqidah umat islam. Tentunya yang menjadi signifikan ialah syari’ah dan syari’ah saja tidak cukup masih memerlukan nilai-nilai spiritual dan pemikiran yang kritis, tapi spiritual ( tasawuf ) maupun pemikiran kristis (filsafat)bila tidak disertai dengan syari’ah tentunya kesesatan akan meraja rela, jadi filsafat jangan dijadikan sasaran utama pada perusakan akidah akan tetapi tasawuf juga ikut andil juga bila syari’ah lebih dikesampingkan Wallahu ‘Alamu[]

Daftar Pustaka

• Ahmad Tafsir, Filsafat pendidikan Islam, Pt Remaja Rosda, Bandung, 2006

• Nurcholis Madjid, Khasanah Intlektual Islam, Pt Bulan Bintang, Jakarta 1994

• Ahmad Daudy, Kuliah filsafat Islam, Pt Bulan Bintang, Jakarta, 1989

• Hasyimsyah, Filsafat Islam, Gaya Gramedia Pratama, Jakarta 1999

• Abudin Nata, Akhlak Tasawwuf, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2009

• Mulyadhi karta Negara, Menyelami Lubuk Tasawwuf, Jakarta, Erlangga, 2006

• Mustofa, akhlak tasawwuf, Bandung, Pustaka Setia, 1997

• Mulyadi Kartanegara, Mozaik Khazanah islam Bunga Rampai dari Chicago, Paramadina, Jakarta, 2000

• Rosihan Anwar, akhlak tasawwuf, Bandung, Pustaka Setia, 2009

Oleh: Khoirul Anam,Gd Santri PP Al Khoirot Website: Khoirul.alkhoirot.net

Pondok Pesantren Al-Khoirot

mempunya simbol “Mondok Sambil Sokolah”. Itu artinya Pondok Pesantren Al-Khoirot lebih menekan belajar kepondokan, “ aguk mondukkah tetembeng sekolah formalah `e pekaddek”. Artinya, lebih mendahulukan kepentingan kepondokkan dari pada keformalan. Dawuh Al-magfurlah Al-marhum KH. Zainal Ali Suyuthi di masah hidupnya. Arti dari bahasa madura yang pernah curahkan almarhum Kyai Ali ( sapaan akrabnya) tersebut merupakan satu kalimat yg terus dipegang dan dikenang agar santri/ siswa lebih menekankan untuk belajar kepondokan dari pada sekolah formal apabila sekiranya merusak atau menguarangi tatanan jadwal kepondokkan tersebut.

Kehadiran sekolah formal ( sekolah dibawah naungan ke Pemerintahan) MTs. dan MA. Al-Khoirot sama sekali tidak mengurangi jadwal kepadatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), justru bertamabah, justru kahadiranya suatu kesempatan bagi

Filsafat Opini

4 5

Page 4: Buletin Alkhoirot Mei 2011 Edisi 39 Vol V

www. buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

BULETIN AL KHOIROT 39/Vol. 05/Mei/2011

www.buletin.alkhoirot.com Tlp. 0341-879730

1

santri sebagai paduan Ilmu alam dan ilmu ke agamaan.

Judul diatas sengaja dibuat untuk menepis isu pernyataan dari pihak yang kurang paham tentang isi kepadatan jadwal kegiatan belajar mengajar di PP. Al-Khoirot ini.

Seyogyanya jika Mayoritas orang beranggapan demikian, karna pada umumnya Pondok Pesantren yang sudah matang KMB dan system pindidikannya, setelah terselenggaranya sekolah formal salah satu diantara kedua lembaga tersebut ada yang terbengkalai. Artinya, siswa lebih berpihak kesalah satu kepentiagan sehingga meninggalkan kepantingan kependidikan yang lain.

Sangat disayangkan jika seseorang membedakan antara ilmu kuniayah ( ilamu alam ) dan ilmu agama padahal sesunggunya kedua ilmu tersebut bersumber dari Allah SWT.

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si (My Official Site) dalam situsnya menulis “Bahwa sesungguhnya kajian tentang ilmu umum dan agama merupakan kajian yang bisa disapakan atau dipertemukan. Kajian ini bisa saling melengkapi dan menunjang. Karena itu untuk menjelaskan konsep-konsep kealaman tentu dibutuhkan jasa dua ahli sekaligus, yaitu ahli agama yang memahami tentang konsep-konsep kealaman atau ayat-ayat kauniyah dan di sisi lain juga diperlukan ahli ilmu kealaman untuk menjelaskannya dari sisi keilmuannya” . http://nursyam.sunan-ampel.ac.id

Siapakah Jabir Ibnu Hayyan, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Al-Razi, Al-Farabi, Ibnu Sina? Mereka adalah sosok bapak kedua setelah

ilmuan Yunani Kuno sebelum masehi (SM) yakni penemuan ilmu alam yg hingga saat ini diakui atau tidak diakui kariyanya senantiyasa diabadikan dan dipelajari oleh siswa-siswi dinegara kita pada umumnya, termasuk generasi anak-anak kita pada kususnya. Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali, yang kita acungi jempol dalam masalah tassawwuf, kariyanya yang menjadi setandart pelajaran di Pesantren yang terkenal dengan hujjatul Islam (argumentator islam) Ia termasuk pernah mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Baca biografi Imam Ghozali

Pemahaman awam inilah yang sesungguhnya harus dicarikan jalan keluarnya dan bukan tetap pada pendirian bahwa antara ilmu agama dan ilmu umum adalah dua bidang yang tidak saling bertegursapa.

Karena itu pendapat dosen IAIN Sunan Ampel tersebut memerlukan dua ahli, yang sama-sama dibutuhkan pendidikan dipesantren plus sekolah formal.

Akan tetapi, tidak semuanya Pondok Pesantren yang sudah matang meninggalkan ciri khas kepesantrenannya, sekolah formal hanya sebagai tambahan yg harus diwajibkan untuk menyeimbangi sarana kehidupan dewasa ini, selebihnya kita limpah-ruwahkan kepada Pondok Pesantren.[]

� أ����� ������ة ���د �دن �� ��: دو��� ������� �وا�� 14:02 -���, +*� ،2011 ���'/أ��ر 11 ا$ر�"�ء،

(GMT+0400) Omar bin Laden mengancam untuk menuntut Amerika atas kematian ayahnya Rabu, 11 Mei 2011, 14:02 update terakhir (GMT 0400)

� وا��� إن �دن �� �� �0ل�0 ��23"-

Omar bin Laden berkata ayahnya dibunuh.sewenang-wenang.

ا���9 -�8و�7 -- (CNN) ا�����ة ا�"���� ا��6رات د�4،

�� -���8 ����8 �� ا��<�:�2 ا$=�اث �� ;�:� "�ء،ا$ر� ا��و���، � �دن، �� أC��D ا��� �ة، -�B8@ ز �@ أ��8ء را�? �دن، ����� � وا��

�C وإ���ءE; 4F ��G، ������ة وه�د ا�����ن أ�'�I����و� ��=�'ن ��آ3���I'ن� K: و;�اG:� @M����ن، ;:�3 أ�8Lء �دن ��

�����ار -�O وM�N"�ت 0Dا ��� Lار' ��G��.

Dubai, United Arab Emirates (CNN) - membahas pers internasional, Rabu, sejumlah peristiwa yang berbeda, termasuk kecaman dari Omar bin Laden, putra keempat pemimpin al-Qaida Osama bin Laden, atas terbunuh ayahnya dan tubuhnya dibuang di laut dan mengancam untuk menuntut Amerika Serikat, anggota parlemen Itrhmon Pakistan Bin Laden selama sesi parlemen, dan rumor pembunuhan dan mengguncang stabilitas markas besar pemberontak ke.Libya.

Diambil dari : www.cnnarabic.com

INSTROPEKSI DIRI

Wahai Aku....... Tak sadarkah kau akan asalmu

Tak perihkah kau akan KebaikanNYA Darimanakah asalmu ???

Wahai Aku.......

Tak obahnya kau adalah setetes AIR yang HINA Kemudian di bentuk dengan kesempurnaan

ILMUNYA Dan di hidupkan dengan Ke MAHA KUASAANNYA

Wahai Aku......

Bilakah kau sadar akan hadirmu Yang hanya sementara

Lalu mengapa KAU seolah mengekalkan Hidupmu Dari kebodohan dalam mengingatNYA

Wahai Aku.......

Kuasakah KAU akan DIRIMU Ketika DIA mengambil kembali akan HAKNYA Tidak dan KAU takkan pernah bisa menahannya

Wahai Aku.......

Sumpahmu itu Kau abaikan Dan kau tak pernah peduli akan posisimu

Sebagai Hamba

Wahai Aku...... Kau melenggang bebas tanpa ingat ATURAN Bertolak pinggang di atas KESOMBONGAN

Tak sadar DIRI akan MATI Tak ingat TUHAN selalu MENGAWASI

Wahai Aku......

Ketika KAU tersadar akan DIRIMU Tak obahnya KAU berujung usia Menjadi BANGKAI Yang HINA

Tanpa menundukkan HATI kepadaNYA.

Oleh:Aby_al Kahfie. www.puisi islami.com

News Opini

6 7