buku

50
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengembangan Sistem 2.1.1. Definisi Pengembangan Sistem Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem, diantaranya : 1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008) 2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami, 2008). 3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

Upload: bryangumelar

Post on 08-Aug-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

buku

TRANSCRIPT

Page 1: buku

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengembangan Sistem

2.1.1. Definisi Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari

pengembangan sistem, diantaranya :

1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses

pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)

2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki

sistem yang sudah ada (kami, 2008).

3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan

untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan

apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode

adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

2.1.2. Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan

bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna

tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi

sejumlah hal (Okta, 2007), yaitu:

a. Produktifitas

Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat.

Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang

Page 2: buku

berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan

sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik

(umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem),

disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan

sistem yang terotomasi.

b. Reliabilitas

Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan

50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun

sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan

dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap

program yang dihasilkan dari IBM’s superprogramer project punya tiga sampai

lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement

pemrograman.

2.1.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem terdapat beberapa hal yang menjadi faktor

utama (klas,2008) diantaranya :

1. Perencanaan Sistem (System Planning)

Beberapa hal yang termasuk kedalam tahap perencanaan sistem

diantaranya yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan fisik yang digunakan

untuk mendukung pengembangan sistem serta mendukung operasi setelah

diterapkan.

Adapun proses-proses yang dilakukan dalam tahapan perencanaan

sistem, diantaranya :

Page 3: buku

1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana

sistem. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Mengkaji tujuan dan perencanaan strategi

b. Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem

c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem

d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem

e. Menentukan proyek-proyek sistem prioritas

f. Membuat laporan perencanaan sistem

g. Meminta persetujuan manajemen

2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan. Tahapan yang

dilakukan diantaranya :

a. Menunjukan team analis

b. Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh

analis sistem. Tahapannya sebagai berikut:

a. Melakukan study kelayakan

b. Menilai kelayakan proyek sistem

c. Membuat usulan proyek sistem

d. Meminta persetujuan manajemen

Adapun tahapan utama dalam siklus pengembangan sistem, yaitu :

1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)

2. Analisis Sistem (System Analysis)

3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum

4. Seleksi Sistem (System Selection)

5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum

Page 4: buku

6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation &

Maintenance)

Penggambaran dari siklus hidup pengembangan sisten dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 2.1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.2. Konsep Dasar Sistem

2.2.1. Definisi Sistem

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :

1. Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang

berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki

pengertian bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya

terdiri dari komponen atau elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya,

yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah

Page 5: buku

ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang

berinteraksi”.

2. Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari

keseluruhan langit dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu

keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi,

maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.

3. Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik

itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu

sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu

tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir”.

4. Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a)

Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu

sistem merupkan komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling

berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing bagian tersebut dapat

bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-sama serta saling

berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem

tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada

prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-

subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan”.

2.3. Konsep Dasar Informasi

Page 6: buku

2.3.1. Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk

tunggal datum atau data item.

1. Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta

menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).

2. Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan

karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk.

Begitu pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas.

Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan

terbentuk.

2.3.2. Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,

sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi

(information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Informasi (Information) adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang

memiliki arti dan berguna bagi manusia (kent, 2008).

2. Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System”

menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya (kami,

2008).

Page 7: buku

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa “Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk,

atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.

2.3.3. Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) (Prabu, 2006) diantaranya

ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan

manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan

yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing

pengguna informasi tersebut. How is the message used for problem solving

(decision masking)? 

2. Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-

kesalahan. Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau

menyesatkan bagi penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas

maksud dari informasi tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber

dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal

itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli

tersebut berubah atau rusak.

Komponen keakuratan suatu informasi diantaranya:

a. Completeness ; Are necessary message items present ? Hal ini dapat berarti

bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan

yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya

akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan

secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk

Page 8: buku

mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu

organisasi tersebut.

b. Correctness ; Are message items correct ?  maksudnya bahwa informasi yang

diterima kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi

tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.

c. Security ; Did the message reach all or only the intended systems users? 

Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.

d. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak

dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi

yang usang maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan

kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi

tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat

fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut

mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk

mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.

e. Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information

through the problem-solving cycle ?. Kualitas dari Informasi yang digunakan

dalam pengambilan keputusan juga  bergantung pada nilai ekonomi yang

terdapat didalamnya.

f. Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of

information output ?

g. Reliability (Dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus

dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal

pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.

Page 9: buku

2.3.4. Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang

diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan

penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang

apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki

keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu

dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat

menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi

yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan

hsil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama

dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas

informasi yang tepat memberikan banyak manfaat diantaranya untuk

menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa, 2008).

Menurut Gordon B. Davis nilai informasi dikatakan sempurna apabila

perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan

optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat

yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

1. Kemudahan dalam memperoleh

Page 10: buku

Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh

secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak

bernilai jika sulit diperoleh.

2. Sifat luas dan kelengkapannya

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai

lingkup/ cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap

menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

3. Ketelitian (accuracy)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai

ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat,

karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan

kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai

jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat

dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

5. Ketepatan waktu

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima

oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi

tidak bernilai jika terlambat diterima/ usang, karena tidak dapat dimanfaatkan

pada saat pengambilan keputusan.

6. Kejelasan (clarity)

Page 11: buku

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.

Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

7. Fleksibilitas/ keluwesannya

Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.

Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat

pengambilan keputusan.

8. Dapat dibuktikan

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat

dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data

sumber yang diolah.

9. Tidak ada prasangka

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak

menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

10. Dapat diukur

Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar

dapat mencapai nilai yang sempurna.

2.3.5. Mutu Informasi

Menurut Gordon B. Davis, kesalahan informasi adalah antara lain disebabkan

oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.

2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.

3. Hilang/tidak terolahnya sebagian data.

4. Pemeriksaan/pencatatan data yang salah.

Page 12: buku

5. Dokumen induk yang salah.

6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (contoh: kesalahan program aplikasi

komputer yang digunakan).

7. Kesalahan yang dilakukan secara sengaja.

Penyebab kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Kontrol sistem untuk menemukan kesalahan.

2. Pemeriksaan internal dan eksternal.

3. Penambahan batas ketelitian data.

4. Instruksi dari pemakai yang terprogram secara baik dan dapat menilai adanya

kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1. Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa

ahli, diantaranya :

1. Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang

saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,

menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan

keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer

dalam mengambil keputusan (Kent, 2008).

2. Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem

Informasi di Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah

aplikasi komputer yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu

organisasi serta merupakan aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi

di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam menudukung dan

Page 13: buku

memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan

kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).

2.6. Unified Modeling Language (UML)

2.6.1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

Berikut ini definisi Unified Modeling Language (UML) menurut para ahli:

1. Menurut (Hend, 2006) “Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa

yang telah menjadi standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan

mendokumentasikan artifak suatu sistem perangkat lunak”.

2. Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Unified Modeling Language (UML) adalah

alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”.

3. Menurut (Joomla dari http://soetrasoft.com : 2007). “Unified Modeling

Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari

kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para

pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti:

Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan testing

serta Dokumentasi”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa

yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan,

membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat

lunak berbasis OO (Object Oriented)”.

2.6.2. Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Page 14: buku

Menurut (Afif Amrullah:2002). “Langkah-langkah penggunaan Unified

Modeling Language (UML) sebagai berikut:

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan

aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan

tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case

diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik

sistem.

4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga

harus disediakan oleh sistem.

5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence

dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki

kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-

masing alir.

7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi

pengguna untuk menjalankan skenario use case.

8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap

package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan

metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk

menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan

class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram

Page 15: buku

pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen

meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan

requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan

komponen ke dalam node.

11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim

pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap

dengan test.

b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim

pengembang tertentu.

12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya.

Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

13. Perangkat lunak siap dirilis”.

2.6.3. Fokus Unified Modeling Language (UML)

Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Dalam kerangka spesifikasi, Unified

Modeling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat, tidak mendua

arti (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified Modeling Language (uml

menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis,

perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat

lunak (software intensive system). Dalam hal ini, Unified Modeling Language

(UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang

tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman,

sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-

model yang dibuat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-

Page 16: buku

bahasa pemprograman berorientasi obyek, seperti Java, Borland Delphi, Visual

Basic, C++, dan lain-lain.

Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu :

a. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modeling Language

(UML) forward engineering.

b. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna,

pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative dari implementasi

ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem/peranti lunak

yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.

2.6.4. Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Menurut (Adi Nugroho : 2005). “Bangunan dasar metodologi Unified

Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk

mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :

1. Sesuatu (things)

Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

a. Structural things

Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling

Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen

yang bersifat fisik maupun konseptual.

b. Behavioral things

Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling

Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified

Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang

dan waktu.

c. Grouping things

Page 17: buku

Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language

(UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan

penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini

kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi

pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

d. Annotational things

Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling

Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan

fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling

Language (UML).

2. Relasi (Relationship)

Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language

(UML), yaitu :

a. Kebergantungan

Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu

elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung

padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

b. Asosiasi

Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek

lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu

bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek

dengan bagian-bagiannya.

c. Generalisasi

Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi

perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk

Page 18: buku

(ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak

dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah

bawah keatas dinamakan generalisasi.

d. Realisasi

Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

3. Diagram

Ada 5 (empat) macam diagram dalam Unified Modeling Language

(UML), yaitu :

a. Use Case Diagram

Diagram ini memperihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu

jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk

mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang

dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

b. Class Diagram

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-

antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.

c. Sequence Diagram

Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada

pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

d. State Chart Diagram

Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state,

transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk

memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan

terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.

e. Activity Diagram

Page 19: buku

Diagram ini memperlihatkan aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas

lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan

fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali

antar objek.

2.7. Teori – Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

2.7.1. Elisitasi

Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak

manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat

melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap (Hida, 2006), yaitu

sebagai berikut:

2.7.1.1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen

terkait melalui proses wawancara.

2.7.1.2. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode

MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang

penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh

penulis untuk dieksekusi.

1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut

harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak

terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut

Page 20: buku

digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih

sempurna.

3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut

bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar

sistem.

2.7.1.3. Elisitasi tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi

semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua

requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu

sebagai berikut:

1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan

requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan

requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna

membangun requirement tersebut didalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya

sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan

3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

2.7.1.4. Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat

digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Page 21: buku

2.7.2. Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server merupakan produk RDBMS (Relational Database

Management System) yang dibuat oleh Microsoft. Orang sering menyebutnya

dengan SQL Server saja. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL sebagai

bahasa untuk memproses query ke dalam database. Mirosoft SQL Server banyak

digunakan pada dunia bisnis, pendidikan atau juga pemerintahan sebagai solusi

database atau penyimpanan data.

Pada tahun 2000 Microsoft mengeluarkan SQL Server 2000 yang merupakan

versi yang banyak digunakan. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dari sekian

banyak fitur yang ada pada SQL Server 2000 (Rado, 2005):

a. XML Support. Dengan fitur ini, Anda bisa menyimpan dokumen XML dalam

suatu tabel, meng-query data ke dalam format XML melalui Transact-SQL dan

lain sebagainya.

b. Multi-Instance Support. Fitur ini memungkinkan Anda untuk menjalankan

beberapa database engine SQL Server pada mesin yang sama.

c. Data Warehousing and Business Intelligence (BI) Improvements. SQL Server

dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk keperluan Business Intelligence melalui

Analysis Services. Selain itu, SQL Server 2000 juga ditambahi dengan tools

untuk keperluan data mining.

d. Performance and Scalability Improvements. SQL Server menerapkan

distributed partitioned views yang memungkinkan untuk membagi workload ke

beberapa server sekaligus. Peningkatan lainnya juga dicapai di sisi DBCC,

indexed view, dan index reorganization.

e. Query Analyzer Improvements. Fitur yang dihadirkan antara lain: integrated

debugger, object browser, dan fasilitas object search.

Page 22: buku

f. DTS Enhancement. Fasilitas ini sekarang sudah mampu untuk memperhatikan

primary key dan foreign key constraints. Ini berguna pada saat migrasi tabel

dari RDBMS lain.

g. Transact-SQL Enhancements. Salah satu peningkatan disini adalah T-SQL

sudah mendukung UDF (User-Definable Function). Ini memungkinkan Anda

untuk menyimpan rutin-rutin ke dalam database enginen.

2.7.2.1. Tipe Data dalam SQL Server 2000

Data dalam Microsoft SQL Server sangat berfariasi, dan setiap kolom dalam

satu table harus memiliki data sesuai dengan jenis dan tipenya. Karena jika data

yang dimasukan kedalam table tidak sesuai dan tipenya Microsoft

Server akan.

Integer Keterangan

Bit Integer dengan nilai 0 atau 1

IntNilai Integer dengan nilai antara -2^-3

(2.147.483.648) sampai 2^31-1 (2.147.384.647)

Decimal atau

Numeric

Angka antara -10^38-1 sampai 10^38-1

Money

Nilai yang terhubung dengan mata uang dari -

2^63 (-922.377.203.685.477,5808 sampai 2^63-1

(-922.377.203.685.477,5807)

Float -214.748,3648 sampai 1.79E+308

Real -3.40E+308 sampai 3.04E+38

Datetime 1 Januari 1973 sampai 31 Desember 9999

Smalldatetime 1 Januari 1900 sampai 6 Juni 2079, dengan

Page 23: buku

ketelitian hingga1 menit

String Keterangan

Char Field tetap dengan ukuran maksimal 8000 byte

Varchar Field tetap dengan ukuran maksimal 8000 byte

TextVariabel dengan ukuran hingga 2^31-1

(2.147.488.647) byte

Unicode string Keterangan

NcharKarakter Unicode dengan ukuran tetap hingga

4000 byte

NcarcharVariabel dengan ukuran sampai 2^31-1

(2.147.483.647) byte

NtextKarakter Unicode dengan ukuran bervariasi

hingga 4000 byte

Binary String Keterangan

Binary Ukuran tetap hingga 8000 byte

Varbinary Ukuran bervariasi hingga 8000 byte

ImageUkuran bervariasi hingga 2^31-1 (2.147.483.647)

byte

Tabel 2.1. Type Data Sql Server 2000

2.7.2.2. Batasan SQL Server 2000

Microsoft SQL Server mempunyai beberapa batasan dimana batasan tersebut

memiliki prioritas diatas trigger, aturan dan nilai defaultnya. Sebagai gambaran

table berikut akan menjelaskan batasan-batasan yang dimaksud.

Page 24: buku

Fungsi Keterangan

NOT NULLMenentukan bahwa kolom tidak bias menentukan

nilai NULL

CHECH

Membatasi nilai yang bias diletakkan kedalan

kolom dengan menentukan suatu kondisi. Misalnya

nilai TRUE maka nilai yang diberikan dapat

dimasukkan kedalam kolom sedang apabila

FLASE

UNIQUEMemasukkan kolom-kolom memiliki nilai

eksklusif

PRYMARY KEY

Membuat kata kunci primer atau kunci utama dari

sebuah table, kolom atau kombinasi dari kolom

dengan nilai yang harus bersifat eksekutif didalam

table untuk mengenali baris

FOREIGN KEY Menentukan hubungan antara table-tabel

Tabel 2.2. Batasan Dalam SQL Server 2000

2.7.2.3. Jenis – jenis Perintah SQL Server 2000

Secara garis besar, SQL Server mempunyai 3 (Tiga) jenis Transact SQL yaitu

(Yus05):

a. Data Definition Language (DDL), merupakan bagian dari sistem manajemen

database yang dipakai untuk mendefinisikan dan mengatur semua atribut dan

properti dari sebuah database. Bentuk umum dari pernyataan – pernyataan

DDL, yaitu :

Create < nama objek >

Page 25: buku

Contoh :

Use Inventory

Create Table Barang ( Kode Char (5), Nama Varchar (30))

Alter < nama objek >

Contoh :

Use Inventory

Alter Table Barang Add Disc Int

Drop < nama objek >

Contoh :

Use Inventory

Drop Table Barang

b. Data Manipulation Language (DML), merupakan perintah – perintah yang

digunakan untuk menampilkan, menambah, mengubah, dan menghapus data di

dalam obyek – obyek yang didefinisikan oleh DDL. Bentuk umum perintak

DML yang sering digunakan, yaitu :

Select

Contoh :

Use Inventory

Select * From Barang

Insert

Contoh :

Use Inventory

Insert into Barang (Kode,Nama) Values (‘EL123’, ‘Televisi’)

Update

Contoh :

Page 26: buku

Use Inventory

Update Barang Set Nama = ‘ Televisi Berwarna’ Where Kode = ‘EL123’

Delete

Contoh :

Use Inventory

Delete Barang

c. Data Control Language (DCL), digunakan untuk mengontrol hak – hak pada

obyek – obyek database. Bentuk umum perintah yang sering digunakan, yaitu:

Grant

Contoh :

Grant Insert, Update, Delete On authors To Dinda, Adelia, Yudha

Revoke

Contoh :

Revoke Select On Barang to Public

Deny

Contoh :

Use Inventory

Deny Select On Barang To Public

2.7.3. Prototipe

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang

cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah

prototipe disebut prototyping. Menurut Jane M. Carey (McLe, 1996) ada dua jenis

prototipe, yaitu:

2.7.3.1. Prototipe Jenis I

Page 27: buku

Prototipe jenis I sesungguhnya akan menjadi sistem operasional. Pendekatan

ini hanya mungkin jika peralatan prototyping memungkinkan prototipe memuat

semua elemen penting dari sistem baru.

Langkah-langkah pengembangan prototipe jenis I adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pemakai.

2. Mengembangkan prototipe

3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima

4. Menggunakan prototipe

2.7.3.2 Prototipe Jenis II

Prototipe jenis II merupakan suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi

sebagai alat cetak biru bagi sistem operasional. Pendekatan ini dilakukan jika

prototipe tersebut hanya dimaksudkan untuk tampilan seperti sistem operasional

dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen penting.

Tiga langkah pertama dalam pengembangan prototipe jenis II sama seperti

untuk prototipe jenis I. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

4. Mengkodekan sistem operasional

5. Menguji sistem operasional

6. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima

7. Menggunakan sistem operasional

2.7.4. Macromedia Dreamweaver MX 2004

Macromedia Dreamweaver MX 2004 adalah suatu editor HTML profesional

untuk perancangan, pengkodean, pengembangan website, halaman web, dan

aplikasi web. Dreamweaver juga menyediakan tools yang sangat membantu

meningkatkan pengalaman dalam pembuatan web yang powerfull. Berbagai fitur

Page 28: buku

visual editing pada Dreamweaver mengizinkan Anda membuat halaman web

dengan cepat tanpa harus menuliskan satu baris kode (Sima, 2006).

2.7.5. Active Server Pages (ASP)

Active Sever pages (ASP) merupakan salah satu implementasi middleware

yang bertugas untuk menterjemahkan skrip yang tersimpan dalam berkas dengan

ekstensi (.asp) sehingga menghasilkan keadaan web yang dinamis (Abdl, 2005).

ASP bukanlah sebuah program yang dijual terpisah, akan tetapi ASP

merupakan bagian dari sekelompok besar program yang secara otomatis akan

terintstall dengan program setup dari sistem operasi Windows baik itu Windows 95,

Windows 98, Windows NT Workstation, Microsoft Windows XP Profesional,

Windows Server 2000 (Wiki, 2007).

File ASP sebenarnya merupakan sekumpulan script ASP yang digabung

dengan HTML. Jadi, file ASP terdiri dari beberapa struktur yang saling

berhubungan dan membentuk suatu fungsi agar memberikan hasil tertentu. Struktur

dalam file ASP terdiri atas: teks, tag HTML, dan script ASP (Ekow, 2005).

Seperti script yang lain, script ASP bisa ditempatkan di mana saja sesuai

fungsi masing-masing. Namun ada juga script yang harus ditempatkan paling atas

agar tidak terjadi kesalahan dalam aksesnya. Dengan adanya penggabungan script

maka diperlukan sebuah karakter untuk membedakan antar script tersebut. Pada

script ASP dibedakan dengan <% sebagai awal penulisan dan %> sebagai akhir

penulisan. (Ekow, 2005).

2.7.5. Definisi Online

Page 29: buku

Secara umum, sesuatu dikatakan online adalah bila ia terkoneksi/terhubung

dalam suatu jaringan ataupun sistem yang lebih besar. Beberapa arti kata lainnya

yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:

1. Dalam percakapan umum, jaringan/network yang lebih besar dalam konteks ini

biasanya lebih mengarah pada Internet, sehingga ‘online' menjelaskan status

bahwa ia dapat diakses melalui internet.

2. Secara lebih spesifik dalam sebuah sistem yang terkait pada ukuran dalam satu

aktifitas tertentu, sebuah elemen dari sistem tersebut dikatakan online jika

elemen tersebut beroperasional. Sebagai contoh, Sebuah instalasi pembangkit

listrik dikatakan online jika ia dapat menyediakan listrik pada jaringan elektrik.

3. Dalam telekomunikasi, istilah online memiliki arti lain yang lebih spesifik.

Suatu alat diasosiasikan dalam sebuah sistem yang lebih besar dikatakan online

bila berada dalam kontrol langsung dari sistem tersebut. Dalam arti jika ia

tersedia saat akan digunakan oleh sistem (on-demand), tanpa membutuhkan

intervensi manusia, namun tidak bisa beroperasi secara mandiri di luar sistem

tersebut.

2.8. Pelayanan Mahasiswa

Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam dalam interaksi

langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan

menyediakan kepuasan pelanggan (retn, 2007). Pelayanan terbaik yang diberikan

dari seluruh staff perguruan tinggi raharja kepada mahasiswa merupakan salah satu

tujuan yang harus dicapai.

2.9. Mutu

Page 30: buku

Goetsch dan Davis (1994) membuat definisi mengenai mutu yang lebih luas

cakupannya. Definisi tersebut adalah: mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

J.M. Juran mengatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau

manfaatnya. Pendapat David L. Goetsch dan Stanley Davis bahwa mutu adalah

suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Menurut

pembendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional Indonesia (SNI 19-8402-

1991), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang

kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas

maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum

dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefenisikan terlebih dahulu.

Menurut Deming yang dikutip oleh M.N. Nasution bahwa mutu adalah:

kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar-benar memahami apa

yang di butuhkan konsumen atas produk yang dihasilkannya.”

Philip crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap persyaratan.

Persyaratan adalah spesifikasi yang telah ditetapkan/ diminta/ diwajibkan/

disepakati dan dapat diukur. Dengan kaitannya dengan konsep fokus pelanggan,

persyaratan diartikan secara lebih luas, yakni mencakup kesesuaian terhadap

kebutuhan, persyaratan, harapan dan persepsi pelanggan. Suatu produk atau jasa

dikatakan bermutu bila memenuhi kebutuhan, persyaratan dan harapan pelanggan

serta dipersepsikan secara positif oleh pelanggan.

Dalam pengertian yang lebih luas lagi, persyaratan mutu menurut aliran TQM

(Total Quality Management) mencakup konsep multi dimensi yang terdiri dari

Page 31: buku

tujuh aspek yang disingkat menjadi PQCDSME yang merupakan orientasi

pemikiran dalam manajemen mutu, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai

berikut:

- Productivity (P) : berorientasi pada peningkatan hasil produksi atau

hasil kerja.

- Quality (Q) : berorientasi pada penciptaan kesesuaian terhadap

persyaratan spesifikasi produk/jasa yang telah ditetapkan.

- Cost (C) : berorientasi pada pengendalian biaya untuk setiap proses

yang menyerap biaya.

- Delivery (D) : berorientasi pada upaya mengendalikan waktu yang

dibutuhkan untuk mengirim produk ke pasar atau pelanggan.

- Safety (S) : berorientasi pada penciptaan kondisi lingkungan kerja yang

aman, nyaman dan sehat.

- Morale (M) : berorientasi pada penciptaan kondisi lingkungan kerja

yang kondusif dan dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan.

- Environment : berorientasi pada kepedulian terhadap lingkungan dalam

pengertian yang lebih luas.

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah usaha

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Suatu produk atau jasa dikatakan

bermutu/berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada

pelanggan/pemakai. Mutu meliputi produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

dimana mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.

Selain kesimpulan diatas ada beberapa dimensi atau atribut yang harus

diperhatikan dalam perbaikan mutu adalah:

Page 32: buku

- Ketepatan waktu pelayanan, hal-hal yang perlu diperhatikan di sini

berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

- Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan realibilitas pelayanan dan

bebas kesalahan-kesalahan.

- Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

- Tangggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan

penanganan keluhan dari pelanggang eksternal.

- Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung, serta pelayanan komplementer lainnya.

- Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan

pola-pola baru dalam pelayanan, features dari pelayanan, dll.

- Pelayanan pribadi, berkaitan dengan penanganan permintaan khusus.

- Kemudahan mendapatkan pelayanan..

- Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,

ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan

informasi dan bentuk-bentuk lain.

- Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti lingkungan, kebersihan,

ruang tunggu, AC, dll.

2.10. IAC (Intelligence Access Card)

IAC (Intelligence Access Card) adalah Suatu metode akses sistem dengan

media kartu yang memiliki kecerdasan akses. IAC merupakan suatu perwujudan

dari pelayana sistem terhadap user, yang menganut 4 prisip utama yaitu: Kecepatan

(Speed), Ketepatan (Accuracy), Efisiensi waktu (Efficiency) dan Efektivitas

(Effectiveness).

Page 33: buku

- Kecepatan (Speed): Kecepatan dalam mengakses Sistem informasi,

membuat user merasa di manjakan oleh sistem dan meningkatkan

kepuasan user dalam menggunakan sistem.

- Ketepatan (Accuracy): Tepat dalam mengakses sehingga tepat dalam

mendapatkan informasi yang diinginkan.

- Efisiensi waktu (Efficiency): Waktu akses kedalam sistem lebih cepat

sehingga lebih cepat dalam memperoleh informasi.

- Efektivitas (Effectiveness): Efektif dalam segala akses sistem, dan multi

fungsi.

Dan IAC mempunyai potensi antara lain, sebagai berikut:

1. Sebagai Kartu Mahasiswa

2. Sebagai Kartu Absen

3. Sebagai Kartu Perpustakaan

4. Sebagai Kartu Parkir

5. Sebagai Kartu Transaksi.