buku tinjauan - kemkes.go.id · berdasarkan data di profil kesehatan indonesia tahun 2016 adalah...
TRANSCRIPT
BUKU TINJAUANPENANGGULANGANKRISIS KESEHATAN
TAHUN 2017
Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaPusat Krisis Kesehatan
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyusunan buku “Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2017” dapat diselesaikan. Buku ini menggambarkan kejadian krisis kesehatan tahun 2017 serta upaya-upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan. Selain itu juga pembelajaran sejumlah dari sejumlah krisis kesehatan skala besar yang terjadi pada tahun 2017.
Buku “Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2017” ini disusun berdasarkan data/informasi yang bersumber dari sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan (SIPKK) serta hasil Focus Group Discussion dengan sub-sub klaster kesehatan danpara anggota klaster penanggulangan bencana.Selain itu buku ini juga menggunakan referensi dari sejumlah hasil penelitian/kajianinstitusi/lembaga pemerintahan maupun swasta baik nasional maupun internasional.
Buku ini sangat terbuka untuk diberikan kritik, saran serta partisipasi semua pihak guna penyempurnaan penyajian informasi buku sejenis di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi tenaga dan pikiran dalam penyusunan buku ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih. Semoga buku “Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2017” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan,
Jakarta,Mei 2018Kepala Pusat Krisis Kesehatan
dr. Achmad YuriantoNIP. 196203112014101001
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iiiDAFTAR ISI .............................................................................................................. vDAFTAR TABEL ...................................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiDAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Tujuan .............................................................................................................. 3 1.3 Sasaran ............................................................................................................ 3 1.4 Ruang Lingkup ................................................................................................ 3 1.5 Metodologi ...................................................................................................... 4 1.6 Daftar Istilah ................................................................................................... 5
BAB II GAMBARAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017 ............................... 8 2.1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan ............................................................. 9 2.2 Korban Meninggal ........................................................................................... 15 2.3 Korban Luka Berat/Rawat Inap ..................................................................... 20 2.4 Korban Luka Ringan/Rawat Jalan .................................................................. 25 2.5 Pengungsi ........................................................................................................ 31 2.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Rusak .................................................. 35 2.7 Perbandingan dengan tahun 2015 dan 2015 ................................................. 37 2.8 Analisis Lima Provinsi dengan Frekuensi Bencana ....................................... 51 Tertinggi Pada Tahun 2018
DAFTAR ISI
v DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BAB III UPAYA TANGGAP DARURAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN OLEH KLASTER KESEHATAN NASIONAL ....................... 63 3.1 Upaya Pelayanan Kesehatan .......................................................................... 63 3.2 Upaya Pengendalian Penyakit, Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih ..................................................................................... 68 3.3 Upaya Pelayanan Kesehatan Gizi ................................................................... 77 3.4 Upaya Penyiapan Kesehatan Reproduksi ...................................................... 82 3.5 Upaya Penanganan Kesehatan Jiwa ............................................................. 88 3.6 Upaya Pengelolaan Obat Bencana ................................................................. 91 3.7 Upaya Disaster Victim Identification ............................................................. 93 3.8 Pengelolaan Informasi Krisis Kesehatan ....................................................... 96
BAB IV PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN ........................... 104 PADA BENCANA-BENCANA BESAR TAHUN 2017 4.1 Bencana di Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta Dan Provinsi Jawa Timur akibat Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia ............ 105 4.2 Erupsi Gunung Agung ..................................................................................... 129 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 164 5.1 Kesimpulan...................................................................................................... 164 5.2 Saran ................................................................................................................ 166
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 167LAMPIRAN ......................................................................................................................... 172KONTRIBUTOR .................................................................................................................... 222
vi DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
DAFTAR TABELTabel 2.1 Data korban Akibat Krisis Kesehatan Tahun 2017 ......................................... 8
Tabel 2.2 Rincian Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2017 ............................................ 12
Tabel 2.3 Jumlah Korban Meninggal Tahun 2017 Berdasarkan Jenis Bencana ............. 16
Tabel 2.4 Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana di Indonesia ................. 17
Tahun 2017 dengan Jumlah Korban Meninggal
Tabel 2.5 Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan jumlah korban ............... 20
Meninggal di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Meninggal tertinggi
Tabel 2.6 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis .......................... 21
Bencana
Tabel 2.7 Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana di Indonesia ................. 22
Tahun 2017 dengan Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap
Tabel 2.8 Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan jumlah korban .............. 25
LB/RI di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban LB/RI Tertinggi
Tabel 2.9 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ) Berdasarkan .................. 27
Jenis Bencana
Tabel 2.10 Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana Tahun 2017 .................. 28
dengan Jumlah Korban Luka Ringan/Rawan Jalan (LR/RJ)
Tabel 2.11 Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan jumlah LR/RJ ................ 30
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban LR/RJ Tertinggi
Tabel 2.12 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana ............................................. 32
Tabel 2.13 Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana di Indonesia ................. 33
Tahun 2017 dengan Jumlah Pengungsi
Tabel 2.14 Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan jumlah ........................... 35
Pengungsi di 10 Provinsi dengan Jumlah Pengungsi Terbesar
Tabel 2.15 Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Rusak Akibat Bencana ....................... 36
Tahun 2017
Tabel 2.16 5 Jenis Bencana yang Mengakibatkan Krisis ................................................. 41
Kesehatan Terbanyak Tahun 2015 dan 2017
vii DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.17 5 Jenis Bencana yang Menyebabkan Korban ................................................ 42
Meninggal Terbanyak Tahun 2015-2017
Tabel 2.18 5 Jenis Bencana dengan Korban Luka Berat/Rawat Inap ............................. 44
Terbanyak Tahun 2015-2017
Tabel 2.19 5 Jenis Bencana yang Mengakibatkan Luka ringan ....................................... 45
/Rawat Jalan Terbesar Tahun 2015-2017
Tabel 2.20 5 Jenis Bencana yang Mengakibatkan ........................................................... 47
Pengungsian Terbesar Tahun 2015-2017
Tabel 2.21 5 Provinsi dengan Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tertinggi............... 48
Tahun 2015-2017
Tabel 2.22 5 Provinsi dengan Jumlah Korban Meninggal Terbanyak .............................. 48
Tahun 2015-2017
Tabel 2.23 5 Provinsi dengan Jumlah Korban LB/RI Terbanyak Tahun .......................... 49
2015-2017
Tabel 2.24 5 Provinsi dengan Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan ...................... 50
Terbanyak Tahun 2015-2017
Tabel 2.25 5 Provinsi dengan Jumlah Pengungsi Terbanyak Tahun 2015-2017 .............. 50
Tabel 3.1 Upaya Pelayanan Kesehatan Klaster Kesehatan Nasional...................... .... 65
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
Tabel 3.2 Upaya Pengendalian Penyakit oleh Klaster Kesehatan ............................... 69
Nasional pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.3 Upaya Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi Klaster Kesehatan.................... 72
Pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.4 Upaya Pelayanan gizi klaster kesehatan nasional ........................................ 78
Pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.5 Upaya pelayanan kesehatan reproduksi klaster kesehatan nasional ..... .... 83
Pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
viii DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.6 Upaya Penanganan kesehatan jiwa klaster kesehatan nasional ................. 89
Pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.7 Upaya Pendistribusian Logistik Kesehatan klaster kesehatan .................... 91
Nasional pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.8 Upaya DVIyang telah dilakukan .................................................................... 95
pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017
Tabel 3.9 Pengiriman tim RHA dan Tim Assesment pada tahun 2017 ....................... 96
Tanggap Darurat Krisis Kesehatan Tahun 2016
Tabel 3.10 Pengiriman Tim RHA pada Saat Tanggap Darurat ....................................... 101
Krisis KesehatanTahun 2016
Tabel 4.1 Jumlah penduduk dan kepadatan di 13 Kabupaten/Kota ............................. 107
terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
Tabel 4.2 Jumlah penduduk rentan di 13 Kabupaten/Kota .......................................... 108
Terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
Tabel 4.3 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di 13 Kabupaten/Kota ..................... 109
Terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
Tabel 4.4 Jumlah tenaga kesehatan di 13 Kabupaten/Kota ......................................... 110
Terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
Tabel 4.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk ....................................... 111
Tabel 4.6 Profil Kesehatan di 13 Kabupaten/Kota ........................................................ 112
Tabel 4.7 Indeks Risiko Bencana (IRB) 13 Kabupaten/Kota.......................................... 114
Tabel 4.8 Kapasitas Lokal ............................................................................................... 117
ix DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.9 Daerah yang terdampak dan timbul adanya bencana .................................. 121
Tabel 4.10 Korban akibat Siklon Cempaka dan Dahlia .................................................... 123
Tabel 4.11 Upaya Sub Klaster Kesehatan ........................................................................ 125
Tabel 4.12 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio .............................. 132
Di Provinsi Bali tahun 2016
Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Rentan di Provinsi Bali ..................................................... 133
Tabel 4.14 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali................................. 134
Tabel 4.15 Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Bali ..................................................... 135
Tabel 4.16 Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi bali per 100.000 penduduk .............. 136
Tabel 4.17 Profil Kesehatan di Provinsi Bali .................................................................... 137
Tabel 4.18 Kapasitas 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali ................................................ 140
dalam Penanggulangan Bencana
Tabel 4.19 Karakteristik pengungsi pada tanggal 4 Oktober 2017 ................................. 145
Tabel 4.20 Kabupaten /Kota tempat meninggal ............................................................ 146
Tabel 4.21 Jumlah pasien yang dilayani di Pos Kesehatan ............................................. 148
Tabel 4.22 Kasus penyakit jiwa di pengunsian pada masa kedaruratan ....................... 151
Tabel 4.23 Upaya-upaya yang dilakukan program kesehatan ........................................ 153
x DAFTAR ISI
Gambar 2.1 Peta Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 ................................. 9Gambar 2.2 Peta Provinsi Jawa Tengah ............................................................................. 11Gambar 2.3 Peta Provinsi DKI Jakarta ............................................................................... 54Gambar 2.4 Peta Provinsi Jawa Barat ................................................................................ 56Gambar 2.5 Peta Provinsi Jawa Timur ............................................................................... 59Gambar 2.6 Peta Provinsi Sumatera Utara ....................................................................... 61Gambar 3.1 Pelayanan Kesehatan oleh kedokteran dan kesehatan Polri ...................... 67 Pada kejadian krisis kesehatan erupsi Gunung SinabungGambar 3.2 Bantuan Kit Individu Kesehatan Reproduksi Kementerian ......................... 70 Kesehatan pada kejadian krisis Erupsi Gunung Agung Prov. BaliGambar 3.3 Tim Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan memberikan ........................ 77 Bantuan obat-obatan jiwaGambar 3.4 Tim Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan melakukan Art .................... 81 Theraphy pada anan-anak di Posko Pengungsian pada kejadian krisis Erupsi Gunung Agung Prov. BaliGambar 3.5 Proses Identifikasi Korban Meninggal oleh Tim DVI ..................................... 81Gambar 3.6 Bantuan kit kesehatan reproduksi kementerian kesehatan ........................ 88 Pada kejadian krisis kesehatan tahun 2017Gambar 3.7 Tim kesehatan jiwa kementerian kesehatan memberikan .......................... 90 Bantuan logistik, obat-obatan serta melakukan art theraphy pada Anak-anak diposko pengungsian pada kejadian krisis kesehatan Tahun 2017Gambar 3.8 Proses Identifikasi korban meninggal oleh tim DVI ...................................... 95Gambar 3.9 Rapat koordinasi pos komando kejadian krisis ............................................. 100 Kesehatan erupsi Gunung Agung tahun 2017Gambar 3.10 Kunjungan Tim RHA Kementerian Kesehatan di Lokasi Pegungsi ............. 100 Pada Kejadian Krisis Kesehatan Erupsi Gunung Agung Tahun 2017Gambar 4.1 Peta Kabupaten/Kota terdampak Siklon Tropis Cempaka ........................... 105 dan DahliaGambar 4.2 Kawasan rawan bencana Gunung Agung ...................................................... 130Gambar 4.3 Kronologi kejadian erupsi Gunung Agung .................................................... 142
DAFTAR GAMBAR
xi DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 ………………………................ ............... 10Grafik 2.2 Proporsi Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan .............. ......... 11 Jenis BencanaGrafik 2.3 Proporsi Frekuensi Kejadian Bencana Alam Berdasarkan Penyebab ........... 13 Grafik 2.4 Proporsi Frekuensi Kejadian Bencana Non Alam Berdasarkan Penyebab ... 13Grafik 2.5 10 Provinsi dengan Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tertinggi ............ 14Grafik 2.6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Kejadian ............................. 15 BencanaGrafik 2.7 10 Provinsi dengan Korban Meninggal Terbanyak Akibat ............................. 18 Bencana Menurut Kategori Bencana Tahun 2017Grafik 2.8 Perbandingan antara Frekuensi Bencana dengan jumlah korban .............. 19 Di 10 Provinsi dengan Korban Meninggal TertinggiGrafik 2.9 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis ....................... 21 Kejadian BencanaGrafik 2.10 10 Provinsi dengan Korban Luka Berat/Rawat Inap Terbanyak ................... 23 Menurut Kategori Bencana Tahun 2017Grafik 2.11 Perbandingan Frekuensi Bencanadengan jumlah korban LB/RI.................. 24 Di 10 Provinsi dengan Korban LB/RI TertinggiGrafik 2.12 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis .................... 26 Kejadian Bencana/Potensi BencanaGrafik 2.13 10 Provinsi dengan Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Tertinggi ................. 29 (LR/RJ) tertinggi Menurut Kategori Bencana Tahun 2017Grafik 2.14 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Bencana/ .......................... 31 Potensi BencanaGrafik 2.15 10 Provinsi dengan Pengungsi Akibat Bencana................... ......................... 34 Bencana Tertinggi Tahun 2017Grafik 2.16 Jumlah Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Jenis ................ ......... 37 Bencana
xii DAFTAR ISI
Grafik 2.17 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2015-2017................... ..............
Grafik 2.18 Jumlah Fasyankes yang Rusak Akibat ..........................................................
Bencana Tahun 2015-2017
Grafik 2.19 Proporsi Kategori Krisis Kesehatan akibat Bencana Alam ...........................
Grafik 2.20 Proporsi Korban Meninggal Menurut Jeni ......................................................
Bencana Tahun 2015 dan 2017
Grafik 2.21 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Menurut Jenis ..............................
Bencana Tahun 2015 - 2017
Grafik 2.22 Proporsi Korban LR/RJ Menurut Jenis Bencana ............................................
Tahun 2015- 2017
Grafik 2.23 Proporsi Pengungsi Menurut Jenis Bencana tahun 2015 -2017 ....................
Grafik 4.1 Persentase strata desa/kelurahan siaga aktif Provinsi Bali ........................
Grafik 4.2 Trend Pengungsi ............................................................................................
Grafik 4.3 Usia korban meninggal dunia ........................................................................
Grafik 4.4 Penyebab korban meninggal .........................................................................
Grafik 4.5 Trend kunjungan pasien rawat jalan di pos kesehatan .................................
Kabupaten Karangasem selama kedaruratan
Grafik 4.6 10 Penyakit terbanyak di Pos Kesehatan Kabupaten Karangasem ..............
selama kedaruratan
Grafik 4.7 Trend penyakit ISPA di Pos Kesehatan Kabupaten Karangasem .................
pada kondisi siaga dan tanggap darurat
Grafik 4.8 Trend penyakit kulit di pos kesehatan Kab. Karangasem .............................
pada kondisi siaga dan tanggap darurat
Grafik 4.9 Trend Penyakit Common Cold di Pos Kesehatan Kab. Karangasem ............
pada kondisi siaga dan tanggap darurat
Grafik 4.10 Trend kumulatif kasus penyakit jiwa di pengungsian pada ........................
Masa kedaruratan
xiii DAFTAR ISI
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 Per Provinsi ...................................... 172
Lampiran 2 Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 Per Jenis Bencana ............................ 174
Lampiran 3 Rincian Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 ............................................. 175
Lampiran 4 Daftar fasyankes rusak akibat bencana tahun 2017 ..................................... 203
Lampiran 5 Rekapitulasi distribusi bantuan kit individu Kesehatan pada
penanggulangan kejadian krisis kesehatan tahun 2017 ............................... 207
Lampiran 6 Rekapitulasi distribusi bantuan logistik Kesehatan lingkungan Pada
penanggulangan kejadian krisis kesehatan tahun 2017 ............................... 209
Lampiran 7 Bantuan obat kesehatan jiwa buffer stock kementerian Kesehatan Pada
kesiapsiagaan erupsi Gunung Agung Provinsi Bali tahun 2017 .................... 211
Lampiran 8 Rekapitulasi pengiriman bantuan PMT-Balita, PMT-Bumil Dan PMT-ASI pada
Penanggulangan kejadian krisis kesehatan tahun 2017 ............................... 212
Lampiran 9 Rekapitulasi pengiriman obat dan bahan habis pakai (BHP) bufferstock
Kementerian Kesehatan dalam rangka Penanggulangan kejadian
krisis kesehatan tahun 2017 ........................................................................... 214
xiv DAFTAR ISI
1 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tahun 2017 merupakan tahun yang masih penuh dengan kesibukan dalam menangani berbagai krisis kesehatan.Di awal tahun 2017, Indonesia masih fokus pada penanganan tanggap darurat beberapa bencana besar yang terjadi di akhir
tahun 2016 yaitu gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya serta banjir bandang di Kota Bima. Setelah itu masih ada sejumlah bencana besar seperti erupsi Gunung Agung dan bencana bencana hidrometeorologi akibat siklon tropis Cempaka dan Dahlia. Akhir tahun ditutup dengan gempa di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang berdampak pada sejumlah kabupaten/kota. Letak geografis serta kondisi demografis Indonesia yang berisiko terhadap bencana, merupakan tantangan bagi kita untuk terus meningkatkan ketahanan dalam bersahabat dengan krisis kesehatan baik akibat bencana maupun potensi bencana. Salah satu upaya yaitu melalui lesson learnt terhadap krisis kesehatan yang pernah terjadi sebelumnya. Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan, merupakan buku yang secara rutin dikeluarkan oleh Pusat Krisis Kesehatan tiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, di mana tugas Pusat Krisis Kesehatan adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Buku tinjauan ini merupakan bentuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang membahas mengenai pola kejadian krisis kesehatan selama setahun dan perbandingannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, upaya dukungan dari Kementerian Kesehatan pada kondisi tanggap darurat maupun pemulihan awal serta lesson learnt penanganan krisis kesehatan dari sejumlah bencana besar yang terjadi di Indonesia pada tahun tersebut
Pada tahun 2017 ini dilakukan penguatan kriteria untuk krisis kesehatan pada sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan (SIPKK) berbasis daring yaitu adanya penetapan status kedaruratan oleh kepala daerah/presiden atau kejadian dengan populasi terdampak minimal 50 orang dan terdapat korban dan/atau pengungsian. Adanya kriteria ini tentu berdampak pada perbandingan krisis kesehatan pada tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Buku tinjauan ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran yang penting dalam memperbaiki kualitas upaya penanggulangan krisis kesehatan terutama dalam upaya peningkatan kapasitas serta pengurangan kerentanan. Selain itu, analisa yang ada di dalam buku ini, dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi bagi pengambil kebijakan maupun pengelola program serta menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan terkait krisis kesehatan.
3 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2017 terdiri dari :a. Gambaran krisis kesehatan merupakan data kejadian bencana maupun potensi bencana pada tahun 2017 yang menyebabkan krisis kesehatan berdasarkan kriteria : - Adanya penetapan kedaruratan oleh kepala daerah/presiden; atau - Populasi terdampak minimal 50 orang dan adanya korban dan/atau pengungsian.
Sumber data diperoleh dari Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan yang dikelola oleh Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan serta dari laporan-laporan yang dibuat Pusat Krisis Kesehatan untuk Menteri Kesehatan.
1.2 Tujuan Buku tinjauan ini disusun agar tersedia informasi mengenai : a. Gambaran kejadian krisis kesehatan tahun 2017; b. Upaya dukungan penanggulangan krisis kesehatan (tanggap darurat dan pemulihan awal) oleh Klaster Kesehatan Nasional pada tahun 2017; c. Lesson learnt dari 2 bencana besar tahun 2017 yaitu : - Erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali - Bencana Akibat Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia di 13 kabupaten/kota pada 3 provinsi.
1.3 Sasaran Pembuat kebijakan dan pelaksana upaya penanggulangan krisis kesehatan, akademisi, masyarakat umum serta tenaga kesehatan.
1.4 Ruang Lingkup
4 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
1.2 Tujuan Buku tinjauan ini disusun agar tersedia informasi mengenai : a. Gambaran kejadian krisis kesehatan tahun 2017; b. Upaya dukungan penanggulangan krisis kesehatan (tanggap darurat dan pemulihan awal) oleh Klaster Kesehatan Nasional pada tahun 2017; c. Lesson learnt dari 2 bencana besar tahun 2017 yaitu : - Erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali - Bencana Akibat Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia di 13 kabupaten/kota pada 3 provinsi.
1.3 Sasaran Pembuat kebijakan dan pelaksana upaya penanggulangan krisis kesehatan, akademisi, masyarakat umum serta tenaga kesehatan.
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Metodologi
Data-data yang disajikan dalam buku ini diperoleh melalui focus group discussion (FGD) ber sama unit-unit/instansi terkait klaster kesehatan dan diperoleh melalui literature review dari beberapa sumber sebagai berikut :
b. Upaya dukungan oleh Klaster Kesehatan Nasional merupakan data upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh unit-unit di lingkungan Kementerian Kesehatan baik dengan pendanaan bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun non APBN. Selain itu juga upaya oleh institusi lain baik pemerintah maupun non pemerintah (LSM, swasta, dsb) yang termasuk dalam Klaster Kesehatan. Upaya penanggulangan krisis kesehatan ini terdiri dari upaya tanggap darurat krisis kesehatan serta upaya pemulihan awal.
c. Lesson learnt upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat Erupsi Gunung Agung dan Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia, merupakan data upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh klaster kesehatan daerah maupun nasional di 2 bencana besar tersebut. Data diperoleh dari Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan yang dikelola oleh Pusat Krisis Kesehatan, sub-sub klaster dalam klaster kesehatan dan sejumlah referensi lainnya.
a. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan yang terintegrasi dalam website www.pusatkrisis.kemkes.go.id sebagai sumber informasi utama untuk kejadian krisis kesehatan. Data kejadian krisis kesehatan yang diinput ke dalam sistem ini bersumber dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten/Kota dan Provinsi serta dari lintas sektor terkait di Kabupaten/Kota dan Provinsi seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Polres/Polda dan instansi terkait lainnya;
5 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
b. Referensi/informasi elektronik lainnya seperti website BNPB, website pemerintah daerah, media online, dan lain sebagainya;c. Buku-buku referensi terkait bencana dan krisis kesehatan. Selanjutnya dilakukan klarifikasi, validasi dan skrining data. Data krisis kesehatan yang disajikan dalam buku ini merupakan data kejadian krisis kesehatan akibat bencana/potensi bencana yang menimbulkan adanya korban dan/atau pengungsian. Metode analisa data menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang menghasil kan data analisis deskriptif.
1.6 Daftar Istilah
a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis; b. Krisis kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian atau berpotensi adanya ancaman kesehatan masyarakat;c. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor; d. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit; e. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror;
6 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
f. Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah;g. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disingkat Fasyankes adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat ;h. Klaster Kesehatan adalah Satuan tugas atau sekelompok satuan tugas untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dalam penanganan bencana;i. Pendekatan klaster adalah kelompok pelaku Penanggulangan Krisis Kesehatan yang mempunyai kompetensi bidang kesehatan yang berkoordinasi berkolaborasi, dan integrasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, yang berasal dari pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, lembaga non pemerintah, sektor swasta/ lembaga usaha dan kelompok masyarakat;j. Kaji Cepat Masalah Kesehatan (Rapid Health Assessment) yang selanjutnya disebut RHA adalah serangkaian kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data dan informasi guna mengukur dampak kesehatan dan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat terdampak yang memerlukan respon segera.k. Tim Darurat Medis (Emergency Medical Team) yang selanjutnya disebut EMT adalah kelompok profesional di bidang kesehatan yang melakukan pelayanan medis secara langsung kepada masyarakat yang terkena dampak bencana atau kegawatdaruratan sebagai tenaga kesehatan bantuan dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan setempat.
7 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
l. Tim Respon Cepat Kesehatan Masyarakat (Public Health Rapid Response Team) yang selanjutnya disebut PHRRT adalah kelompok tenaga kesehatan masyarakat yang bertugas merespon cepat kondisi kesehatan masyarakat yang terdampak bencana atau keadaan darurat.m. PKK atau Pusat Krisis Kesehatan yaitu sebuah unit di Kemenkes yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan melalui Sekreatris Jenderal yang bertugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
.
8 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BAB IIGAMBARAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
TAHUN 2017
Krisis kesehatan merupakan peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan/atau berpotensi bencana. Berdasarkan UU No. 24 tahun 2007, yang berwenang menetapkan status darurat bencana
adalah pemerintah (presiden/gubernur/bupati/walikota) sesuai dengan skala bencana. Namun seringkali ditemukan kejadian krisis kesehatan yang tidak ditetapkan sebagai status darurat bencana oleh yang berwenang, hal ini disebut sebagai potensi bencana. Dalam penulisannya di buku ini, baik “bencana” maupun “potensi bencana” yang menyebabkan krisis kesehatan akan menggunakan terminologi yang sama yaitu “bencana”.
Selama tahun 2017, Pusat Krisis Kesehatan telah memantau 2.263 kejadian dan 198 di antaranya merupakan kejadian krisis kesehatan (rincian pada lampiran 1 dan 2). Jumlah total korban krisis kesehatan sebanyak 305.837 jiwa dengan rincian jumlah seluruh korban meninggal sebanyak 198 jiwa, luka berat/rawat inap sebanyak 2.314, luka ringan/rawat jalan sebanyak 63.578 dan pengungsi sebanyak 243.691. Rincian jumlah korban krisis kesehatan tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1Data Korban Akibat Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Status Korban Jumlah Korban
1 Meninggal 198
2 LB/RI 2.314
3 LR/RJ 63.578
4 Pengungsi 243.691
9 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Berikut akan dibahas secara lebih rinci mengenai karakteristik kejadian krisis kesehatan tahun 2017.
2.1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan data Sistem Informasi Pusat Krisis Kesehatan (SIPKK), frekuensi kejadian krisis kesehatan pada tahun 2017 sebanyak 198 kejadian yang tersebar 128 kabupaten/kota pada 32 provinsi (rincian pada lampiran 1 dan 2). Distribusi provinsi dan frekuensi kejadian krisis kesehatan tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.
Keterangan : (Frekuensi Kejadian)
>30 Kali 16-30 Kali 1-15 Kali 0
Gambar 2.1Peta Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
10 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi (16-30 kali) berada di 5 provinsi, yaitu Jawa Tengah (29 kejadian), DKI Jakarta (26 kejadian), Jawa Barat (19 kejadian), Jawa Timur (17 kejadian) dan Sumatera Utara (12 kejadian). Berdasarkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Provinsi tahun 2013, kelima provinsi tersebut memiliki IRB dengan kategori sedang sampai tinggi, dengan masing-masing skor yaitu Jawa Tengah : 158 (tinggi), DKI Jakarta : 103 (sedang), Jawa Barat : 166 (tinggi), Jawa Timur : 171 (tinggi) dan Sumatera Utara : 150 (tinggi).Bila dilihat perbulannya maka bulan yang paling sering terjadi krisis kesehatan yaitu Bulan Desember. Sedangkan paling jarang yaitu Bulan Juli, Sebagaimana grafik berikut ini.
Grafik 2.1Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017 Tiap Bulan
11 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.1.1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan berdasarkan Jenis Bencana
Frekuensi kejadian krisis kesehatan tahun 2017 masih didominasi oleh bencana alam sebanyak 141 kejadian (72%). Sedangkan frekuensi bencana non alam sebanyak 54 ke-jadian (27%) dan bencana sosial sebanyak 2 kejadian (1%). Proporsi frekuensi kejadian bencana berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada Grafik 2.2. Rincian jenis bencana di Indonesia Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Grafik 2.2Proporsi Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan
Berdasarkan Jenis Bencana
12 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.2Rincian Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2017
No Bencana Alam Frekuensi Bencana Non Alam
Frekuensi Bencana Sosial
Frekuensi
1 Banjir 67 KLB Keracunan 20 Konflik Sosial
2
2 Tanah Lon gsor 16 Kecelakaan Transportasi
4
3 Angin Puting Beliung
13 Kebakaran 28
4 Banjir Bandang 19 KLB Penyakit 2
5 Banjir dan Tanah Longsor
20
6 Gempa Bumi 5
7 Letusan Gunung Api
2
Jumlah 142 Jumlah 54 Jumlah 2
Sebanyak 135 kejadian krisis kesehatan (95%) yang diakibatkan oleh bencana alam pada tahun 2017, merupakan kejadian bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, tanah longsor,angin puting beliung, serta banjir dan t berdasarkan penyebabnya dapat dilihat pada Grafik 2.3.
13 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.3Proporsi Frekuensi Kejadian Bencana Alam Berdasarkan Penyebab
Untuk bencana non alam, sebanyak 32 kejadian (57%) kejadian krisis kesehatan pada tahun 2017 diakibatkan kegagalan teknologi (kecelakaan transportasi, kebakaran ); 22 kejadian (39%) merupakan kejadian bencana biologi (Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit dan KLB Keracunan). Proporsi frekuensi kejadian bencana non alam berdasarkan penyebabnya dapat dilihat pada Grafik 2.4.
Grafik 2.4Proporsi Frekuensi Kejadian Bencana Non Alam Berdasarkan Penyebab
14 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.1.2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan berdasarkan Provinsi
Sebanyak 146 kejadian krisis kesehatan (74%) dari 197 kejadian selama tahun 2017 terjadi di 10 provinsi dengan frekuensi tertinggi yaitu Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Aceh, dan D.I Yogyakarta. Kejadian krisis kesehatan berdasarkan 10 provinsi dengan frekuensi tertinggi dapat dilihat pada grafik 2.5
Grafik 2.510 Provinsi dengan Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tertinggi
15 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kejadian krisis kesehatan akibat bencana alam di provinsi Jawa Tengah yang terbanyak adalah akibat banjir sebanyak 11 kejadian dan bencana tanah longsor sebanyak 5 kejadian. Kejadian krisis kesehatan di provinsi DKI Jakarta yang terbanyak diakibatkan oleh bencana non alam, yaitu kebakaran sebanyak 19 kejadian dan terbanyak kedua disebabkan oleh bencana alam, yaitu banjir sebanyak 5 kejadian. Pada Provinsi Jawa Barat, bencana banjir merupakan bencana terbanyak pertama dan bencana terbanyak kedua adalah banjir bandang.Kejadian krisis kesehatan di provinsi Jawa Timur hampir seluruhnya diakibatkan oleh bencana alam, yaitu banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Untuk rincian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
2.2 Korban MeninggaL
2.2.1 Korban Meninggal Berdasarkan Jenis BencanaPada tahun 2017 terdapat 198 korban meninggal dunia pada kejadian krisis kesehatan. Sebagian besar korban meninggal merupakan akibat bencana alam, di mana korban terbanyak (42%) merupakan korban tak langsung akibat erupsi gunung api. Korban meninggal akibat bencana non alam, paling banyak diakibatkan oleh kecelakaan transportasi. Sementara itu tidak ada korban meninggal berdasarkan jenis bencana sosial. Besaran proporsi dan frekuensi korban meninggal berdasarkan jenis bencana/potensi bencana tersaji dalam Grafik 2.6 dan Tabel 2.3.
Grafik 2.6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Kejadian Bencana
16 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.3Jumlah Korban Meninggal Tahun 2017 Berdasarkan Jenis Bencana
Bencana Alam Jumlah Bencana Non Alam Jumlah Bencana Sosial Jumlah
1) Banjir6
1) KLB Keracunan 12 1)Konflik Sosial
0
2) Tanah Longsor 16 2)Kecelakaan Transportasi
14
3)Angin Puting Beliung
0 3) Kebakaran 1
4) Banjir bandang 23 4) KLB Penyakit 2
5)Banjir dan tanah longsor
49
6) Gempa bumi 4
7)Letusan Gunung Api
71
Jumlah 169 Jumlah 29 Jumlah 0
Bila dibandingkan dengan frekuensinya, maka setiap 1 kali kejadian bencana alam menyebabkan korban meninggal sebanyak 1 orang. Untuk kejadian bencana non alam rata-rata menyebabkan korban meninggal sebanyak 0 - 1 orang. Sedangkan untuk bencana sosial bila dibandingkan dengan frekuensinya maka kira-kira setiap 1 kejadian tidak terdapat korban meninggal. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.4.
17 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.4Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana
di Indonesia Tahun 2017 dengan Jumlah Korban Meninggal
No Jenis Bencana FrekuensiKorban
MeninggalPerbandingan Frekuensi
: Korban Meninggal
1 Bencana Alam 148 169 1 : 1,1
2 Bencana Non Alam 54 29 1 : 0,5
3 Bencana Sosial 2 0 0
Total 198 198 1 : 1
2.2.2 Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi
Jumlah korban meninggal terbanyak berada di Provinsi Bali yaitu sebanyak 71 jiwa, di mana seluruhnya merupakan pengungsi yang meninggal saat erupsi Gunung Agung. Korban meninggal kedua terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 34 jiwa di mana sebagian besar disebabkan oleh bencana alam. Kesepuluh provinsi dengan jumlah korban meninggal terbanyak pada tahun 2017 dapat dilihat dalam grafik 2.7.
18 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.710 Provinsi dengan Korban Meninggal Terbanyak Akibat Bencana
Menurut Kategori Bencana Tahun 2017
Provinsi dengan frekuensi kejadian bencana tertinggi ternyata belum tentu menimbulkan korban meninggal yang besar pula. Provinsi Jawa Tengah yang merupakan provinsi dengan frekuensi bencana tertinggi ternyata berada pada urutan ketiga dengan korban meninggal terbanyak. Sebaliknya Provinsi Bali yang tidak termasuk dalam daftar provinsi dengan frekuensi bencana tertinggi, nyatanya menempati urutan pertama dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak.
Provinsi Bali memiliki perbandingan tertinggi yaitu setiap 1 kejadian bencana menyebabkan kira-kira 18 korban meninggal. Provinsi Jawa Barat memiliki perbandingan terendah, yaitu setiap 2 kejadian bencana menyebabkan kira-kira 1 korban meninggal
19 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Perbandingan frekuensi bencana dan 10 provinsi dengan korban meninggal terbanyak dapat dilihat dalam grafik 2.8 dan tabel 2.5.
Grafik 2.8Perbandingan antara frekuensi bencana dengan jumlah korban meninggal
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Meninggal Tertinggi
20 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi FrekuensiKorban
MeninggalPerbandingan Frekuensi
dengan Korban Meninggal
1 Bali 4 71 1 : 18
2 Jawa Timur 17 34 1 : 2
3 Jawa Tengah 29 27 1 : 1
4 Sumatera Barat 10 11 1 : 1,1
5 Jawa Barat 19 10 1 : 0,5
6 DI Yogyakarta 6 10 1 : 2
7 Sulawesi Tenggara 6 8 1 : 1,3
8 Sulawesi Selatan 8 7 1 : 1
9 Maluku 4 4 1 : 1
10 Sulawesi Tengah 3 4 1 : 1,3
2.3 Korban Luka Berat/Rawat Inap (LB/RI)
2.3.1 Korban Luka Berat/Rawat Inap (LB/RI) berdasarkan Jenis Bencana
Korban luka berat/rawat inap (LB/RI) pada tahun 2017 sebanyak 2.314 jiwa. Berdasarkan jenis bencananya, proporsi korban LB/RI terbesar berasal dari bencana alam di mana sebanyak 93 % di antaranya merupakan korban pada kejadian letusan Gunung Api. Besaran proporsi dan frekuensi korban LB/RI berdasarkan jenis bencana tersaji dalam Grafik 2.9 dan Tabel 2.6.
Tabel 2.5Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan Jumlah Korban Meninggal
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban Meninggal Tertinggi
21 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.9Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap
Berdasarkan Jenis Kejadian Bencana
Tabel 2.6Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Bencana
Bencana Alam JumlahBencana Non
AlamJumlah Bencana Sosial Jumlah
1) Banjir 13 1)KLB Keracunan
870 1)Konflik Sosial
12
2) Tanah Longsor 11 2)Kecelakaan Transportasi
2
3)Angin Puting Beliung
5 3) Kebakaran 9
4) Banjir bandang 8 4) KLB Penyakit 94
5)Banjir dan tanah longsor
21
6) Gempa bumi 29
7)Letusan Gunung Api
1.240
Jumlah 1.327 Jumlah 975 Jumlah 12
22 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Pada Tabel 2.7, bila dibandingkan dengan frekuensinya, maka setiap 1 kali kejadian bencana menyebabkan korban LB/RI sebanyak 12 orang. Bencana Non Alam. rata-rata memiliki perbandingan tertinggi, yaitu 1 kejadian menyebabkan korban LB/RI sekitar 18 orang. Bencana Alam. menempati posisi kedua yaitu kira-kira setiap 1 kejadian menyebabkan 9 korban LB/RI. Bencana sosial. menempati posisi ketiga yaitu setiap 1 kejadian menyebabkan 6 korban LB/RI, dimana bencana Letusan Gunung Api menjadi penyumbang jumlah korban LB/RI terbesar.
Tabel 2.7Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana
di Indonesia Tahun 2017 dengan Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap
No Jenis Bencana FrekuensiKorban Luka Berat/Rawat Inap
Perbandingan Frekuensi : Luka Berat/Rawat Inap
1 Bencana Alam 142 1.327 1 : 9
2 Bencana Non Alam 54 975 1 : 18
3 Bencana Sosial 2 12 1 : 6
Total 198 2.314 1 : 12
2.3.2 Korban Luka Berat/Rawat Inap (LB/RI) Berdasarkan Provinsi
Frekuensi kor ban LB/RI terbesar berada di Provinsi Bali yaitu sebanyak 1.314 jiwa dan 94% di antaranya merupakan pengungsi yang dirawat inap saat erupsi Gunung Agung.Frekuensi korban LB/RI kedua terbesar berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 171 jiwa dan 98% di antaranya disebabkan oleh bencana non alam. Besaran frekuensi korban LB/RI berdasarkan provinsi dapat dilihat dalam grafik 2.10
23 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.1010 Provinsi dengan Korban Luka Berat/Rawat Inap Terbanyak
Menurut Kategori Bencana Tahun 2017
Sebanyak 5 provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Aceh, dan DI Yogyakarta yang termasuk dalam 10 besar dengan frekuensi kejadian bencana tertinggi di tahun 2017, ternyata tidak termasuk dalam 10 besar korban LB/RI. Sebaliknya 5 provinsi yaitu Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan Sumatera Selatan bisa dilihat frekuensinya tidak terlalu sering, namun ternyata cukup banyak menimbulkan korban LB/RI.
Berdasarkan grafik 2.11 dan tabel 2.8, Provinsi Bali memiliki perbandingan tertinggai antara frekuensi dengan korban LB/RI yaitu 1 kejadian menyebabkan 329 korban LB/RI. Posisi kedua adalah Kepulauan Riau di mana 1 kejadian menyebabkan kira-kira 38 korban LB/RI. Semua korban LB/RI di Kepulauan Riau akibat KLB keracunan di Kab. Karimun pada bulan Juli 2017. Posisi ketiga adalah Provinsi Kalimatan Tengah dengan perbandingan 1 : 33. Seluruh korban meninggal di Kalimantan Tengah akibat KLB keracunan dan KLB penyakit di Kabupaten Kapuas pada bulan Mei dan September 2017
24 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.11Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan Jumlah Korban LB/RI
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban LB/RI Tertinggi
25 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.8Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan Jumlah Korban LB/RI
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban LB/RI Tertinggi
No Provinsi Frekuensi Korban LB/RIPerbandingan Frekuensi : Luka
Berat/Rawat Inap
1 Bali 4 1.314 1 : 329
2 Jawa Tengah 29 171 1 : 6
3 DKI Jakarta 26 157 1 : 6
4 Jawa Barat 19 154 1 : 8
5 Kalimantan Tengah 4 130 1 : 33
6 Sumatera Utara 12 126 1 : 11
7 Sulawesi Tenggara 6 86 1 : 14
8 Kepulauan Riau 1 38 1 : 38
9 Kalimantan Barat 3 23 1 : 8
10 Sumatera Selatan 2 22 1 : 11
2.4 Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ)
2.4.1 Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Bencana
Korban luka ringan/rawat jalan (LR/RJ) pada tahun 2017 sebanyak 63.578 jiwa. Bencana alam merupakan penyebab terbesar adanya korban luka ringan/rawat jalan (LR/RJ) dengan jumlah korban sebanyak 62.189 orang (98%).Besaran proporsi dan frekuensi korban LR/RJ berdasarkan jenis bencana tersaji dalam Grafik 2.12 dan Tabel 2.9.
26 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.12Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Berdasarkan Jenis Kejadian Bencana/Potensi Bencana
27 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.9Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ) Berdasarkan Jenis Bencana
Bencana Alam Jumlah Bencana Non Alam Jumlah Bencana Sosial Jumlah
1) Banjir 1208 1) KLB Keracunan 1236 1) Konflik Sosial 73
2) Tanah Longsor 2 2)Kecelakaan Transportasi
3
3)Angin Puting Beliung 73
3) Kebakaran 39
4) Banjir bandang 260 4) KLB Penyakit 38
5)Banjir dan tanah longsor
4628
6) Gempa bumi 276
7)Letusan Gunung Api 55742
Jumlah 62189 Jumlah 1316 Jumlah 73
Berdasarkan kategori bencananya, letusan gunung api merupakan penyebab korban LR/RJ terbanyak yaitu 55.742 jiwa atau 88% dari seluruh korban LR/RJ dan seluruhnya merupakan korban erupsi Gunung Agung Bali. Peringkat selanjutnya yaitu banjir dan tanah longsor dengan proporsi 7% diikuti oleh bencana KLB Keracunan dengan proporsi 2% dari seluruh korban LR/RJ
28 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.10 Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencana
di Indonesia Tahun 2017 dengan Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ)
No Jenis Bencana FrekuensiKorban Luka Berat/
Rawat Inap
Perbandingan Frekuensi : Luka
Berat/Rawat Inap
1 Bencana Alam 142 62.189 1 : 438
2Bencana Non Alam
54 1.316 1 : 24
3 Bencana Sosial 2 73 1 : 37
Total 198 63.578 1 : 323
Tabel 2.10 memperlihatkan perbandingan antara frekuensi kejadian bencana dengan jumlah korban LR/RJ yang ditimbulkan. Bila dibandingkan dengan frekuensinya, maka setiap 1 kali kejadian bencana menyebabkan korban LR/RJ sebanyak 323 orang.
Bencana alam memiliki perbandingan yang paling tinggi dibandingkan jenis bencana lainnya, yaitu 1 : 438 orang, yang berarti setiap 1 kali kejadian bencana alam mengakibatkan 438 korban LR/RJ. Perbandingan tersebut 12 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bencana sosial dan 18 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bencana non alam.
29 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.4.2 Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ) Berdasarkan Provinsi
Jumlah korban LR/RJ tertinggi berada di Provinsi Bali yaitu sebanyak 55.955 jiwa atau 88% dari seluruh korban LR/RJ. Hampir seluruhnya merupakan pengungsi yang dirawat jalan saat erupsi Gunung Agung. Jumlah korban LR/RJ kedua tertinggi berada di Provinsi Jawa Timur yaitu sebanyak 4.551 jiwa. Jumlah korban LR/RJ berdasarkan provinsi secara rinci dapat dilihat dalam Grafik 2.13.
Grafik 2.13 10 Provinsi dengan Korban Luka Ringan/Rawat Jalan (LR/RJ)
Tertinggi Menurut Kategori Bencana Tahun 2017
30 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Berdasarkan Grafik 2.13, Korban LR/RJ tertinggi di Provinsi Bali disebabkan oleh letusan gunung api dengan jumlah korban sebanyak 55.742 jiwa. Nomor dua adalah provinsi Jawa Timur, dengan 98 % korban LR/RJ disebabkan oleh bencana banjir dan tanah longsor akibat siklon Cempaka dan Dahlia.
Tabel 2.11 Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan Jumlah LR/RJ
di 10 Provinsi dengan Jumlah Korban LR/RJ Tertinggi
No Provinsi Frekuensi Korban LR/RJPerbandingan Frekuensi : Luka Ringan/ Rawat Jalan
1 Bali 4 55.955 1 : 13.989
2 Jawa Timur 17 4.551 1 : 268
3 Jawa Barat 19 749 1:40
4 DKI Jakarta 26 641 1:25
5 Gorontalo 2 353 1 : 177
6 Jawa Tengah 29 299 1 : 10,3
7 Lampung 2 215 1 : 108
8 Kalimantan Barat 3 114 1 : 38
9 Sumatera Utara 12 113 1 : 9
10 Kalimantan Tengah 4 89 1 : 23
31 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.11 menunjukkan perbandingan tertinggi yaitu pada Provinsi Bali dengan perbandingan 1 : 13.989, yang berarti 1 kejadian bencana menyebabkan 13.989 jiwa korban LR/RJ. Nilai per-bandingan yang besar juga terlihat pada Provinsi Jawa Timur, di mana satu kali kejadian bencana menimbulkan korban LR/RJ sebanyak 268 jiwa
2.5 Pengungsi 2.5.1 Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana
Pada tahun 2017, terdapat 243.691 jiwa mengungsi pada kejadian krisis kesehatan. Sebagian besar 98% disebabkan karena bencana alam (Grafik 2.14).Bencana letusan gunung api merupakan penyumbang pengungsi terbanyak dengan proporsi 66 % dari seluruh pengungsi. Rincian jumlah pengungsi berdasarkan jenis bencana dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Grafik 2.14Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Bencana/Potensi Bencana
32 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.12Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Bencana
Bencana Alam Jumlah Bencana Non Alam Jumlah Bencana Sosial Jumlah
1) Banjir 41.022 1)KLB
Keracunan0 1)
Ko n f l i k Sosial
248
2) Tanah Longsor 5.946 2)Kecelakaan
Transportasi0
3)Angin Puting Beliung
216 3) Kebakaran 5.101
4) Banjir bandang 968 4) KLB Penyakit 0
5)Banjir dan tanah longsor 31.967
6) Gempa bumi 900
7)Letusan Gunung Api
157.323
Jumlah 238.342 Jumlah 5.101 Jumlah 248
Tabel 2.13 memperlihatkan perbandingan antara frekuensi kejadian bencana dengan jumlah pengungsi yang ditimbulkan. Bila dibandingkan dengan frekuensinya, maka setiap 1 kali kejadian bencana menyebabkan pengungsi sebanyak 1.217 jiwa. Bencana alam memiliki perbandingan paling tinggi dibandingkan jenis bencana lainnya, yaitu 1 : 1.662 yang berarti setiap 1 kali kejadian bencana alam mengakibatkan 1.678 jiwa mengungsi. Perbandingan tersebut 17 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bencana Non Alam dan 13 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bencana sosial
33 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.13Perbandingan Antara Frekuensi Kejadian Bencanadi Indonesia Tahun 2017 dengan Jumlah Pengungsi
No Jenis Bencana FrekuensiPengungsi
(Jiwa)Perbandingan Frekuensi
dengan Pengungsi
1 Bencana Alam 142 238.342 1 : 1.678
2 Bencana Non Alam 54 5.101 1 : 94
3 Bencana Sosial 2 248 1 : 124
Total 198 243.691 1 : 1.231
2.5.2 Pengungsi Berdasarkan Provinsi
Jumlah pengungsi terbanyak berada di Provinsi Bali yaitu sebanyak 150.109 jiwa dan seluruhnya akibat erupsi Gunung Agung. Jumlah pengungsi kedua terbesar berada di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 13.131 jiwa dan 37% di antaranya disebabkan bencana dampak siklon tropis Cempaka dan Dahlia. Secara rinci jumlah pengungsi di 10 provinsi dengan jumlah pengungsi terbanyak dapat dilihat dalam Grafik 2.15.
34 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.1510 Provinsi dengan Pengungsi Akibat Bencana Tertinggi Tahun 2017
Provinsi Bali memiliki perbandingan tertinggi yaitu 1 kali kejadian kira-kira menyebabkan 37.527 pengungsi. Provinsi Kalimantan Utara menempati peringkat kedua dengan perbandingan 1 kali kejadian menyebabkan terjadi kurang lebih 3.392 pengungsi. Seluruh pengungsi di Kalimantan Utara akibat banjir di Kab. Bulungan dan Nunukan pada bulan Mei 2017. Sedangkan peringkat ketiga adalah Prov. DI Yogyakarta di mana perbandingannya 1 : 2.012. Seluruh pengungsi di Prov. DIY tersebut akibat banjir dan tanah longsor di sejumlah kabupaten/kota dampak siklon tropis Cempaka dan Dahlia. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga tinggi dan sebagian besar merupakan dampak banjir di Belitung Timur pada bulan Juli 2017.
35 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.14Perbandingan Antara Frekuensi Bencana dengan Jumlah Pengungsi
di 10 Provinsi dengan Jumlah Pengungsi Terbesar
No Provinsi Frekuensi Pengungsi (Jiwa)Perbandingan Frekuensi
: Pengungsi
1 Bali 4 150.109 1 : 37.527
2 Jawa Tengah 29 13.131 1 : 453
3 DI Yogyakarta 6 12.070 1 : 2.012
4 Jawa Timur 17 11.298 1 : 665
5 DKI Jakarta 26 8.173 1 : 314
6 Sulawesi Utara 7 7.736 1 : 1.105
7 Sumatera Utara 12 7.501 1 : 625
8 Kalimantan Utara 2 6.783 1 : 3.392
9 Sulawesi Tenggara6 4.922 1 : 820
10Kepulauan Bangka Belitung 2 3.957 1 : 1.979
2.6 Fasyankes yang Rusak Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 75 unit fasyankes mengalami kerusakan akibat bencana. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
36 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.15Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Rusak Akibat Bencana Tahun 2017
Kerusakan fasilitas pelayanan kesehatan paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat yang seluruhnya diakibatkan bencana gempa bumi pada tanggal 15 Desember 2017.
No Provinsi Fasyankes yang Rusak Sarana Kesehatan Rusak Jumlah Jenis
BencanaPolindes Poskesdes Pustu Puskesmas RS Gd.
Farmasi
Rumah
Dinas
Dinkes
1 Jawa Barat 1 1 16 32 3 - 1 - 54 Gempa
Bumi
2 Nusa
Tenggara
Barat
3 - 3 2 - - - - 8 Banjir
Angin
Puting
Beliung
3 Jawa Timur 1 - - 5 - - - - 6 Banjir
Tanah
Longsor
4 Sumatera
Barat
- - - 1 1 - - - 2 Banjir
Tanah
Longsor
5 Aceh - - - 1 - - - - 1 Keba-
karan
6 Lampung 1 - - - - - - - 1 Banjir
7 Jawa Tengah - - - 1 2 - - 3 Gempa
Bumi
JumlahTotal 6 1 19 42 6 - 1 - 75
37 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.16Jumlah Kerusakan Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Jenis Bencana
Jika dilihat jumlah fasilitas kesehatan yang rusak berdasarkan jenis bencana, maka yang terbanyak adalah bencana Gempa Bumi sebanyak 58 unit, dan seluruhnya akibat gempa bumi pada tanggal 15 Desember 2017 yang berdampak di Provinsi Jawa barat dan Jawa Tengah.
2.7 Perbandingan dengan Tahun 2015 dan 2016
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,sepanjang tahun 2015 krisis kesehatan terjadi sebanyak 618 kali kejadian dan frekuensi ini meningkat pada tahun 2016 yaitu sebanyak 661 kali kejadian
38 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.7 Perbandingan dengan Tahun 2015 dan 2016
Menurun pada tahun 2017. Penurunan ini tidak lepas dari adanya definisi baru untuk krisis kesehatan pada SIPKK di mana harus ada pernyataan kedaruratan oleh kepala daerah atau jumlah populasi terdampak minimal 50 orang dan terdapat korban/ pengungsi/faskes rusak. Jelasnya dapat dilihat pada Grafik 2.17.
Grafik 2.17Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2015-2017
Untuk jumlah fasyankes yang rusak akibat bencana, kerusakan pada tahun 2017 lebih banyak dibandingkan tahun 2015, dan lebih sedikit dibandingkan tahun 2016, sebagaimana Grafik 2.18 berikut ini. Kerusakan pada tahun 2016 lebih tinggi karena pada tahun ini terjadi bencana-bencana besar yang menimbulkan kerusakan fasyankes yang cukup serius yaitu gempa bumi di Provinsi Aceh dan banjir bandang di Kota Bima. Sedangkan tahun 2015 lebih sedikit karena bencana besarnya adalah kebakaran lahan dan hutan yang tidak menimbulkan kerusakan pada fasyankes.
39 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.18Jumlah Fasyankes yang Rusak Akibat Bencana
Tahun 2015-2017
2.7.1 Perbandingan Berdasarkan Jenis Bencana
Bila dibandingkan tahun 2015 dan 2016, jenis kejadian bencana tahun 2017 tidak jauh berbeda. krisis kesehatan yang diakibatkan oleh bencana alam masih memiliki proporsi terbesar dibandingkan bencana non alam dan bencana sosial. Bila dilihat kecenderungannya dari tahun 2015, terlihat bahwa tahun 2017 ini krisis kesehatan yang disebabkan oleh bencana alam cenderung meningkat proporsinya. Sebaliknya bencana sosial terus menurun signifikan. Sedangkan bencana non alam pada tahun 2017 ini tampak menurun proporsinya. Jelasnya dapat dilihat pada Grafik 2.19.
40 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Gambar 2.19Proporsi Kategori Krisis Kesehatan akibat Bencana Alam, Non Alam dan Sosial
Tahun 2015-2017
Dilihat dari peringkat berdasarkan frekuensi kejadiannya, bencana banjir selalu konsisten menjadi peringkat pertama dengan frekuensi tertinggi selama 3 tahun terakhir ini. Sedangkan tanah longsor walau bukan yang tertinggi, namun selalu masuk ke posisi 5 besar dengan frekuensi tertinggi. Bencana dengan frekuensi tinggi lainnya yaitu KLB keracunan yang selama 2 tahun terakhir menjadi 5 besar. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.16.
41 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
TahunPeringkat 2015 2016 2017
1 Banjir Banjir Banjir
2 Tanah Longsor Tanah LongsorKebakaran
3 Kecelakaan Transportasi KLB KeracunanKLB Keracunan
4Angin puting beliung Kecelakaan Transportasi
Banjir & Tanah Longsor
5 Konflik Sosial Angin puting beliung Banjir Bandang
Tabel 2.165 Jenis Bencana yang Mengakibatkan Krisis Kesehatan Terbanyak
Tahun 2015 - 2017
Proporsi korban meninggal pada tahun 2016 dan 2017 sama-sama paling tinggi disebabkan oleh bencana alam. Namun pada tahun 2017 ini proporsinya meningkat drastis. Hal ini berkebalikan dengan bencana non alam di mana proprosinya terus menurun. (Grafik 2.20).
Grafik 2.20 Proporsi Korban Meninggal Menurut Jenis Bencana
Tahun 2015 - 2017
42 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.17 menunjukkan 5 jenis bencana yang menyebabkan korban meninggal terbanyak pada tahun 2015, 2016 dan 2017. Kecelakaan transportasi dan tanah longsor merupakan jenis bencana yang selama 3 tahun berturut-turut selalu masuk dalam 5 besar penyebab korban meninggal terbanyak. Pada tahun 2017 peringkat pertama adalah letusan Gunung Api dan selanjutnya peringkat 2 – 4 adalah bencana-bencana hidrometeorologi.
Tabel 2.175 Jenis Bencana yang Menyebabkan
Korban Meninggal Terbanyak Tahun 2015-2017
TahunPeringkat 2015 2016 2017
1 Kecelakaan Transportasi Kecelakaan Transportasi Letusan Gunung Api
2 Tanah Longsor Tanah Longsor Banjir & Tanah Longsor
3 Kebakaran Gempa Bumi Banjir Bandang
4 KLB Penyakit Banjir Bandang Tanah Longsor
5 Angin puting beliung Banjir Kecelakaan Transportasi
Proporsi korban LB/RI pada tahun 2015 – 2017 memiliki pola yang tidak jauh berbeda dengan korban meninggal. DI mana korban akibat bencana alam cenderung meningkat dan akibat bencana non alam cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 2.21.
43 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.21 Proporsi Korban LB/RI Menurut Jenis Bencana
Tahun 2015 - 2017
Bencana yang paling banyak menyebabkan korban LB/RI pada tahun 2017 yaitu Letusan Gunung Api. Letusan Gunung Api pada tahun 2015 dan 2016 tidak masuk menjadi bencana yang paling banyak menyebabkan korban LB/RI. Khusus untuk KLB keracunan sejak tahun 2015 konsisten selalu menjadi 5 besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.18.
44 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.185 Jenis Bencana dengan Korban Luka Berat/Rawat Inap Terbanyak
Tahun 2015-2017
TahunPeringkat 2015 2016 2017
1 KLB Keracunan KLB Keracunan Letusan Gunung Api
2 Kecelakaan Transportasi Banjir KLB Keracunan
3 Kebakaran Banjir Bandang KLB Penyakit
4 KLB Penyakit Gempa Bumi Gempa Bumi
5 Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Banjir & Tanah Longsor
Berdasarkan Grafik 2.22, proporsi korban LR/RJ pada tahun 2017 tidak jauh berbeda dengan tahun 2016, di mana korban lebih dari 90% akibat bencana alam. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi tahun 2015 di mana lebih dari 90% akibat bencana non alam. .
Grafik 2.22Proporsi Korban LR/RJ Menurut Jenis Bencana
Tahun 2015 – 2017
45 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Selama 3 tahun terakhir ini, bencana alam selalu mendominasi sebagai jenis bencana yang menyebabkan korban LR/RJ terbanyak. Bencana non alam yang selalu masuk 5 besar yang menyebabkan korban LR/RJ terbanyak adalah KLB keracunan. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.19.
Tabel 2.195 Jenis Bencana yang Mengakibatkan
Luka Ringan/Rawat Jalan Terbesar Tahun 2015-2017
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Kebakaran lahan dan hutan Banjir bandang Letusan gunung api
2 Banjir Banjir Banjir & tanah longsor
3 Letusan gunung berapi Gelombang pasang/badai KLB Keracunan
4 Gempa bumi KLB keracunan Banjir
5 KLB Keracunan Konflik sosial Banjir bandang
Pada Grafik 2.23 terlihat bahwa tahun trend proporsi pengungsi dari tahun 2015 – 2107 tidak banyak berubah di mana bencana alam selalu mendominasi sebagai bencana yang paling banyak menimbulkan pengungsian dengan proporsi jauh di atas bencana non alam maupun sosial.
46 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 2.23Proporsi Pengungsi Menurut Jenis Bencana
Tahun 2015 - 2017
Tabel 2.20 menunjukkan rincian 5 besar jenis bencana yang paling banyak menimbulkan pengungsian pada tahun 2015-2017. Jenis bencana selama 3 tahun ini tidak banyak perubahan. Terlihat bahwa letusan gunung api, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kebakaran merupakan jenis bencana yang sering menjadi 5 besar.
47 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.205 Jenis Bencana/Potensi Bencana yang Mengakibatkan
Pengungsian Terbesar Tahun 2015-2017
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Banjir Banjir Letusan gunung api
2 Letusan gunung berapi Gempa bumi Banjir
3 Gempa bumi Banjir bandangBanjir & tanah
longsor
4 Kebakaran Tanah longsor Tanah Longsor
5 Banjir bandang Banjir dan tanah longsor Kebakaran
Perbandingan Provinsi Terdampak Pada tahun 2017, provinsi-provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi tidak terlalu berbeda dengan tahun 2016 maupun 2015. Provinsi – provinsi di Pulau Jawa mendominasi provinsi yang menempati peringkat 5 besar dengan frekuensi tertinggi. Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah secara konsisten setiap tahun selalu menjadi 5 besar. Provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Utara sebanyak 2 kali masuk 5 besar selama 5 tahun ini. Lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.21.
48 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.215 Provinsi dengan Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Tertinggi Tahun 2015-2017
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah
2 Jawa Barat Jawa Timur DKI Jakarta
3 Aceh Jawa Tengah Jawa Barat
4 Jawa Tengah DKI Jakarta Jawa Timur
5 Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Utara
Pada tabel 2.22 terlihat bahwa Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat secara konsisten berada dalam posisi 5 besar setiap tahunnya sebagai provinsi dengan korban meninggal terbanyak. pada tahun 2017 ini untuk provinsi yang menyebabkan korban meninggal terbanyak adalah Prov. Bali. Sedangkan Jawa Tengah selama 2 tahun terakhir masuk 5 besar.
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Sumatera Utara Aceh Bali
2 Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur3 Sulawesi Selatan Jawa Barat Jawa Tengah
4 Papua Kepulauan Riau Sumatera Barat
5 Jawa Timur Jawa Timur Jawa Barat
Tabel 2.225 Provinsi dengan Jumlah Korban Meninggal Terbanyak Tahun 2015-2017
49 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Untuk 5 provinsi yang memiliki korban LB/RI terbanyak pada tahun 2017 muncul provinsi baru yang pada tahun 2015-2016 belum ada yaitu Provinsi Bali, DKI Jakarta dan Kalimantan Tengah. Provinsi Jawa Barat yang menempati peringkat 4 pada tahun 2017 ini, merupakan provinsi yang sering menjadi posisi 5 besar dari tahun 2015-2017. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 2 kali masuk posisi 5 besar selama 3 tahun terakhir ini. Lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Tabel 2.235 Provinsi dengan Jumlah Korban LB/RI Terbanyak Tahun 2015-2017
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Aceh Jawa Timur Bali
2 Nusa Tenggara Barat Jawa barat Jawa Tengah
3 Jawa Timur AcehDKI Jakarta
4 Sumatera Utara Jawa Tengah Jawa Barat
5 Jawa Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Tengah
Sebanyak 3 dari 5 provinsi dengan LR/RJ terbanyak tahun 2017 baru pertama kali masuk dalam posisi 5 besar untuk provinsi dengan korban LR/RJ terbanyak yaitu Provinsi Bali, Jawa Timur, dan Provinsi DKI Jakarta. Provinsi yang pernah masuk 5 besar pada tahun sebelumnya adalah Provinsi Jawa Barat dan Gorontalo. Rincian dapat dilihat pada Tabel 2.24.
50 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 2.245 Provinsi dengan Jumlah Korban
Luka Ringan/Rawat Jalan Terbanyak Tahun 2015-2017
Provinsi di Pulau Jawa dan Bali mendominasi untuk 5 provinsi dengan pengungsi terbanyak pada tahun 2017. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, provinsi Aceh dan Jawa Barat, memang kerap masuk dalam posisi 5 besar untuk pengungsi terbanyak, namun pada tahun 2017 kedua Provinsi tersebut tidak masuk dalam posisi 5 besar untuk pengungsi terbanyak. (Tabel 2.25).
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Aceh Aceh Bali
2 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
3 Banten Sumatera Barat DI Yogyakarta
4 Jawa Barat Riau Jawa Timur
5 Sumatera Utara Jawa Tengah DKI Jakarta
Tabel 2.255 Provinsi dengan Jumlah Pengungsi Terbanyak Tahun 2015-2017
Tahun
Peringkat 2015 2016 2017
1 Jambi Nusa Tenggara Barat Bali
2 Riau Jawa Barat Jawa Timur
3Sumatera Selatan Jawa Tengan Jawa Barat
4 Kalimantan Tengah Kalimantan Barat DKI Jakarta
5 Kalimantan Barat Gorontalo Gorontalo
51 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.8 Analisis Lima Provinsi dengan Frekuensi Krisis Kesehatan Tertinggi Tahun 2017
2.8.1 Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.2Peta Provinsi Jawa Tengah
Sumber : http://big.go.id/peta-provinsi/
52 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Provinsi Jawa Tengah adalah terletak antara 5o40’ - 8o30’LS dan 108 o30’ - 111 o30’BT (termasuk pulau Karimunjawa). Provinsi ini terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, dengan total luas 3,25 juta hektar atau sekitar 1,70 persen dari total luas Indonesia. Terdiri dari 992 ribu hektar lahan basah (30,47 persen) dan 2,26 juta hektar lahan sawah non-basah (69,53 persen). Suhu rata-rata Jawa Tengah adalah antara 25,2 oC – 27,7oC , dan rata-rata kelembaban relatif antara 75% - 84% (Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2012).
Provinsi Jawa Tengah memiliki 35 kabupaten, 573 kecamatan dan 8.576 desa. Kepadatan penduduknya sebesar 1.022 jiwa/km2 , ini termasuk kategori sangat padat. Berdasarkan populasinya, jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 32.382.657 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,77. Indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 69,49 termasuk kategori sedang.
Jumlah RS maupun Puskesmas bila dibandingkan jumlah penduduknya telah mencukupi yaitu sebanyak 280 RS dan 875 Puskesmas . Provinsi Jawa Tengah masih kekurangan dokter umum, bidan dan perawat. Namun untuk jumlah dokter spesialis telah memenuhi standar nasional.
Nilai IRBI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 termasuk kategori tinggi dengan nilai 158 Sedangkan penilaian kapasitas dalam pengurangan risiko bencana yang dilakukan BNPB pada tahun 2016, provinsi ini termasuk kategori kapasitas tinggi dengan skor 0,89. Nilai tersebut paling tinggi di antara seluruh provinsi.
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Tengah menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi. Sejak tahun 2010 hingga 2016 Provinsi Jawa Tengah selalu konsisten menjadi 5 besar provinsi dengan frekuensi krisis kesehatan tertinggi.
53 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tahun ini Provinsi Jawa Tengah juga menjadi salah satu provinsi dengan jumlah korban meninggal, luka berat/rawat inap dan pengungsian tertinggi. Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya (2010-2016), juga termasuk cukup sering menjadi provinsi dengan jumlah korban tertinggi.
Terdapat lima bencana di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki frekuensi kejadian cukup besar, yaitu banjir, tanah longsor, KLB-keracunan, banjir bandang, dan angin puting beliung. Tidak jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya, sebagian besar bencana yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah disebabkan oleh bencana alam yang merupakan kejadian hidrometeorologi.
2.8.2 Provinsi DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta terletak antara 6o12’LS dan 106 o 48’BT. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah berupa dataran seluas 662,33 km2dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2. Wilayah DKI memiliki tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, dan sekitar 27 buah sungai/saluran kanal yang digunakan sebagai air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. Menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal. (Sumber : DKI Jakarta Dalam Angka 2012).
54 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Sumber : http://big.go.id/peta-provinsi/
Gambar 2.3Peta Provinsi DKI Jakarta
55 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kepadatan Penduduk Provinsi DKI Jakarta sebesar 15.173 jiwa/km2, termasuk sangat padat. Memiliki 6 kabupaten/kotamadya, 44 kecamatan, dan 267desa. Berdasarkan populasinya, jumlah penduduk di DKI Jakarta sebanyak 9.607.787 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,83. Indeks Pembangunan Manusia sebesar 78,99 atau termasuk kategori tinggi.
Jumlah rumah sakit sebanyak 179 dan Puskesmas sebanyak 340 unit. Jumlah ini bila dibandingkan jumlah penduduknya telah melebihi standard minimal. Namun provinsi ini masih kekurangan dokter umum, perawat dan bidan. Sedangkan jumlah dokter spesialis telah memenuhi standar nasional
Nilai IRBI Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013 termasuk kategori sedang dengan nilai 103. Sedangkan penilaian kapasitas dalam pengurangan risiko bencana yang dilakukan BNPB pada tahun 2016, provinsi ini termasuk kategori kapasitas tinggi dengan skor 0,72.
Pada tahun 2017, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi, setelah sebelumnya pada tahun 2015 menempati urutan kedelapan dan kemudian naik ke urutan keempat pada tahun 2016. Pada tahun ini, Provinsi DKI juga menjadi salah satu provinsi dengan jumlah korban LB/RI, LR/RJ dan pengungsi terbanyak. Bila menilik sejarahnya sejak tahun 2010, Provinsi DKI Jakarta memang sering masuk posisi 5 besar dengan frekuensi tertinggi. Namun untuk jumlah korban dan pengungsi hanya sekali dua kali menjadi posisi tertinggi.
Terdapat dua bencana di Provinsi DKI Jakarta yang memiliki frekuensi kejadian cukup besar di tahun 2017, yaitu kebakaran dan banjir. Pada tahun 2015, wilayah regional DKI Jakarta memiliki jenis kejadian bencana tertinggi dengan jenis bencana banjir dan tanah longsor, sedangkan pada tahun 2016 kejadian krisis kesehatan terbanyak di Provinsi DKI Jakarta diakibatkan oleh bencana non alam yaitu kejadian kebakaran.
56 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2.8.3 Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.4Peta Provinsi Jawa Barat
Sumber : http://big.go.id/peta-provinsi/
Provinsi Jawa Barat terletak antara 5o50’ - 7o50’LS dan 104 o 48’ - 108 o 48’BT. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat adalah 35.746,26 km2. Permukaan tanah Jawa Barat dapat dibagi menjadi wilayah dengan pegunungan yang curam dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter diatas permukaan laut di Selatan, bukit moderat dengan ketinggian 100 – 1.500 meter, dan daerah dataran di utara dengan ketinggian antara 0 dan 10 meter dan wilayah sungai. Wilayah Jawa Barat memiliki iklim tropis dengan suhu mencapai 9oC di Puncak Gunung Pangrango dan 34oC di utara pantai. Curah hujan rata-rata 3,6 sampai 332,8 milimeter per tahun. (Sumber :Jawa Barat Dalam Angka 2012).
57 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk sangat padat yaitu sebesar 1.301 jiwa/km2 , dengan jumlah 26 kabupaten, 625 kecamatan, dan 5.880 desa. Berdasarkan populasinya, jumlah penduduk di Jawa Barat sebanyak 43.053.732 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 103,60. Indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 69,50 yaitu termasuk kategori sedang.
Jumlah RS maupun Puskesmas di provinsi ini sebanyak 312 RS dan 1.050 Puskesmas. Bila dibandingkan jumlah penduduknya telah mencukupi sesuai standard. Sebagaimana Provinsi Jateng dan DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat juga kekurangan dokter umum, perawat dan bidan. Sedangkan jumlah dokter spesialis telah mencukupi.
IRBI tahun 2013 Provinsi Jawa Barat adalah 166 dengan kategori risiko tinggi. Sedangkan hasil penilaian kapasitas oleh BNPB pada tahun 2016 nilainya adalah 0,81 dan termasuk kategori kapasitas tinggi.
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketiga sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi, setelah sebelumnya pada tahun 2015 menempati urutan kedua dan kemudian berada pada urutan pertama pada tahun 2016. Sejak tahun 2010, Provinsi ini selalu konsisten menjadi posisi 5 besar dengan frekuensi tertinggi.
Tidak hanya frekuensinya yang tinggi, pada tahun ini Provinsi Jawa Barat juga termasuk salah satu provinsi dengan jumlah korban (meninggal, LB/RI, LR/RJ) tertinggi. Ini juga konsisten bila melihat data tahun 2010 – 2016 di mana jumlah korban dan pengungsi Jawa Barat hampir selalu masuk ke dalam 5 besar tertinggi.
58 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Terdapat lima bencana di Provinsi Jawa Barat yang memiliki frekuensi kejadian cukup besar di tahun 2017, yaitu banjir, banjir bandang, KLB-keracunan, tanah longsor, dan kebakaran.Pada tahun 2015, tanah longsor merupakan jenis kejadian bencana yang cukup mendominasi dari seluruh kejadian bencana di provinsi tersebut. Pada tahun 2016, bencana tanah longsor dan banjir menjadi kejadian bencana yang banyak menyebabkan krisis kesehatan
2.8.4 Provinsi Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur terletak antara 7o12’ - 8o48’LS dan 111 o 0’ - 114 o 4’BT. Topografi di Provinsi Jawa Timur beragam, sehingga daerah ini memiliki sumber daya pertanian, perikanan, kehutanan, dan potensi pertambangan. Iklim di daerah Jawa Timur termasuk di daerah tropis lembab. Suhu di daerah ini berkisar antara 18oC - 35oC. Provinsi Jawa Timur memiliki 229 pulau dengan luas daratan dari 47.130,15 km2dan wilayah laut 110.764,28 km2 . Provinsi ini terbagi menjadi 29 kabupaten dan 9 kota. (Sumber :Jawa Timur Dalam Angka 2012).
59 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Gambar 2.5Peta Provinsi Jawa Timur
Sumber : http://big.go.id/peta-provinsi/
Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Timur termasuk sangat padat yaitu sebesar 808 jiwa/km2. Provinsi ini memiliki 38 kabupaten, 662 kecamatan, dan 8.523 desa. Berdasarkan populasinya, jumlah penduduk di Jawa Timur sebanyak 37.476.757 jiwa dengan jumlah rasio jenis kelamin sebesar 98,77. Nilai IPM sebesar 69,49 termasuk kategori sedang.
Jumlah rumah sakit di Provinsi Jawa Timur sebanyak 361 rumah sakit. Sedangkan jumlah Puskesmas sebanyak 960 Puskesmas. Dibandingkan dengan jumlah penduduknya, jumlah tersebut telah mencukupi sesuai standard yang berlaku. Namun tidak berbeda dengan provinsi-provinsi sebelumnya, Provinsi Jawa Timur masih kekurangan tenaga dokter umum, perawat dan bidan. Sedangkan untuk jumlah dokter spesialis telah mencukupi.
60 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Nilai IRBI tahun 2013 Provinsi Jawa Timur yaitu 171 dan termasuk kategori risiko tinggi. Sedangkan skor hasil penilaian kapasitas tahun 2016 oleh BNPB adalah 0,82 dan termasuk berkapasitas tinggi.
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Timur menempati urutan keempat sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi. Sebelumnya pada tahun 2015, Jawa Timur menempati urutan pertama dan kemudian berada pada urutan kedua pada tahun 2016. Sebagaimana Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, provinsi ini secara konsisten selalu menjadi 5 besar dengan frekuensi tertinggi sejak tahun 2010.
Pada tahun 2017, Provinsi Jawa Timur termasuk provinsi dengan korban meninggal, LR/RJ dan pengungsi tertinggi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2010-2016, di mana provinsi ini hampir selalu masuk ke dalam 5 besar provinsi dengan jumlah korban maupun pengungsian tertinggi.
Terdapat tiga bencana di Provinsi Jawa Timur yang memiliki frekuensi kejadian cukup besar di tahun 2017, yaitu banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Bencana angin puting beliung dan tanah longsor juga menjadi kejadian bencana yang paling sering terjadi di provinsi tersebut pada tahun 2015. Bencana tanah longsor tetap menjadi bencana terbanyak pertama yang terjadi Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016, diikuti oleh bencana banjir sebagai bencana terbanyak kedua
2.8.5 Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak antara 1o - 4oLU dan 98o - 100o BT, dengan total wilayah 7.981,23 km2. Batas-batas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah Provinsi Aceh (Utara), Selat Malaka (Timur), Provinsi Riau dan Sumatera Barat (Selatan) serta Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia (Barat).
61 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Sumatera Utara memiliki iklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 800-4.000 mm per tahun. Rata-rata intensitas penyinaran sinar matahari adalah 43%, sementara kelembaban udara bervariasi antara 78% - 91% .(Sumber :Sumatera Utara Dalam Angka 2012).
Sumber : http://big.go.id/peta-provinsi/
Gambar 2.6Peta Provinsi Sumatera Utara
62 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Utara termasuk kurang padat yaitu sebesar 189 jiwa/km2 dan memiliki 33 kabupaten, 417 kecamatan, dan 5.739 desa. Berdasarkan populasinya, jumlah penduduk di Sumatera Utara sebanyak 12.982.204 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 99,76. IPM termasuk kategori sedang yaitu sebesar 69,51.
Jumlah rumah sakit (184 unit) maupun Puskesmas (571 unit) telah mencukupi bila dibandingkan jumlah penduduknya. Provinsi Sumatera Utara kekurangan dokter umum, perawat dan bidang. Sedangkan jumlah dokter spesialis telah memenuhi standar nasional.
Berdasarkan IRBI tahun 2013, Provinsi Sumatera Utara termasuk berisiko tinggi dengan skor 150. Sedangkan hasil penilaian kapasitas oleh BNPB pada tahun 2016, kapasitas provinsi ini termasuk kategori tinggi dengan nilai 0,68.
Pada tahun 2017, Provinsi Sumatera Utara menempati urutan kelima sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis kesehatan tertinggi. Sebelumnya pada tahun 2015, Sumatera Utara juga menempati urutan kelima sebagai provinsi dengan frekuensi kejadian krisis tertinggi dan kemudian berada pada urutan ketujuh pada tahun 2016. Sejak tahun 2010, provinsi ini baru 2 kali masuk dalam 5 besar dengan frekuensi tertinggi yaitu tahun 2015 dan 2017.
Tahun ini, Sumatera Utara masuk sebagai peringkat 9 untuk jumlah korban LR/RJ terbanyak dan ke-7 untuk jumlah pengungsi terbanyak. Sedangkan untuk korban meninggal maupun LB/RI, provinsi ini tidak termasuk 10 besar. Melihat sejarahnya sejak tahun 2010, memang provinsi ini hanya beberaoa masuk sebagai provinsi dengan jumlah korban maupun pengungsi terbesar.
Terdapat dua bencana di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki frekuensi kejadian cukup besar di tahun 2017, yaitu banjir dan KLB keracunan.Frekuensi kejadian krisis kesehatan pada tahun 2016 untuk wilayah Sumatera Utara yaitu sebanyak 28 kejadian, dengan kejadian bencana alam sebanyak 17 kejadian, bencana non alam 10 kejadian, dan bencana sosial sebanyak 1 kejadian. Pada tahun 2015. Jenis kejadian bencana tersering adalah kecelakaan transportasi.
63 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BAB IIIUPAYA TANGGAP DARURAT
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATANOLEH KLASTER KESEHATAN NASIONAL
Pada tahun 2017 seluruh kejadian tanggap darurat krisis kesehatan di akibatkan karena bencana skala daerah. Penetapan status tanggap darurat pada bencana-bencana yang terjadi pada tahun 2017, dilakukan oleh pimpinan daerah (gubernur/bupati/walikota),
sehingga upaya Kementerian Kesehatan sebagai koordinator klaster kesehatan nasional adalah melakukan dukungan serta fasilitasi daerah dalam melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan. Upaya tersebut meliputi dukungan atau fasilitasi untuk upaya koordinasi, pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan, penyiapan air bersih dan sanitasi yang berkualitas, pelayanan kesehatan gizi, pengelolaan obat bencana, penyiapan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana, penanganan kesehatan jiwa, penatalaksanaan korban meninggal serta pengelolaan informasi kesehatan.
Secara umum, upaya tanggap darurat yang dilakukan oleh Klaster Kesehatan Nasional pada tahun 2017 tidak jauh berbeda dengan tahun 2016 yaitu ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti di erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, tanah longsor di Kabupaten Ponorogo serta banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pacitan.
3.1 Upaya Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan diberikan kepada korban luka berat atau yang dirawat inap di Puskesmas maupun rumah sakit dan diberikan kepada korban luka ringan atau yang dirawat jalan di Pos Kesehatan, Puskesmas maupun Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan mendukung upaya pelayanan kesehatan pada saat tanggap darurat di daerah melalui mobilisasi tenaga kesehatan sesuai kebutuhan.
64 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Pelaksana kegiatan tersebut adalah Sub Klaster Pelayanan Kesehatan dengan koordinator untuk tingkat nasional adalah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Pada tahun 2017 institusi pemerintah yang terlibat dalam Sub Klaster Pelayanan Kesehatan untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Dinas Kesehatan Prov dan Kab/Kota dan Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI. Sedangkan institusi non pemerintah antara lain Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Palang Merah Indonesia (PMI), Yakkum Emergency Unit (YEU) serta Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Dompet Dhuafa. Untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
65 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.1Upaya Pelayanan Kesehatan Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1 Erupsi Gn Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali
Dit. Yankes Rujukan
Mengirimkan Tim RHA
1. MDMC
2. BAZNAS Tanggap Bencana (BTB)
3. PMI Pusat
• Mengirimkan Tim Kesehatan
• SAR Evakuasi
• Memberian pelayanan kesehatan
2 Erupsi Gunung Sinabung, Kab. Karo Prov. Sumatera Utara
1. Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri
2. Kemenkes
• Melakukan pelayanan pengobatan umum dan gigi
• Melakukan pelayanan kesehatan lainnya yaitu KB, khitan,
MDMC • Mengirimkan Tim Kesehatan
• SAR Evakuasi
3 Banjir di Kota Bitung, Sulawesi Utara
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
MDMC • Mengirimkan Tim Kesehatan
4 Banjir di Kab. Brebes, Jawa Tengah
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan
MDMC • Mengirimkan Tim Kesehatan
5 Banjir di Kab. Wajo , Sulawesi Selatan
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan
MDMC • Mengirimkan Tim Kesehatan
66 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
6 Bencana hidrometeorologi akibat siklon Cempaka dan Dahlia, Prov. Jateng, DIY dan Jatim
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
MDMC YEU BAZNAS DOMPET DHUAFA
Mengirimkan Tim Kesehatan
Memberikan pelayanan kesehatan melalui Mobile Clinic
7 Gempa di Jabar dan Jateng
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
MDMC Mengirimkan Tim Kesehatan
8 Banjir Longsor di Pacitan
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
LPBI NU BAZNAS DOMPET DHUAFA
Memberikan pelayanan kesehatan
9 Banjir di Kab. Bangka Barat
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
BAZNAS Memberikan pelayanan kesehatan
10 Banjir dan Tanah Longsor di Kab. Lima Puluh Kota
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
PMI DOMPET DHUAFA
Memberikan pelayanan kesehatan
11 Banjir di Kab. Sumba dan Kab. Lombok Timur
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
PMI DOMPET DHUAFA
•Memberikan pelayanan kesehatan
•Melakukan evakuasi warga
12 Kasus Diare di Kab. Sekadau
Dit. Yankes Primer • Mengirimkan TIM RHA
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
67 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Pada Tabel 3. 1 menyajikan dukungan upaya pelayanan kesehatan pada saat tanggap darurat yang dilakukan oleh Klaster Kesehatan Nasional sepanjang tahun 2017. Jika dibandinkan dengan upaya pelayanan kesehatan sepanjang tahun 2016, terdapat perbedaan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan pada tahun 2017. Sepanjang tahun 2017, Sub Klaster Pelayanan Kesehatan banyak memberikan dukungan pelayanan kesehatan untuk korban bencana alam dan non alam berupa gempa bumi, banjir, tanah longsor dan KLB.Sedangkan sepanjang tahun 2016, dukungan yang diberikan bagi korban bencana alam saja.
Gambar 3.1Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Rujukan Yang Dilakukan Oleh Tenaga Kesehatan Pada
Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
68 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.2.1 Upaya Pengendalian Penyakit
Tujuan pengendalian penyakit pada saat tanggap darurat bencana adalah mencegah kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular potensi wabah, seperti penyakit diare, ISPA, malaria, DBD, penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI), keracunan dan mencegah penyakit-penyakit yang bersifat spesifik lokal. Upaya pengendalian penyakit dilakukan oleh Sub Klaster Pengendalian Penyakit Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih dengan koordinator tingkat nasional adalah Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang dilakukan berupa :
a. Surveilans Epidemiologi b. Investigasi/penyelidikan epidemiologi c. Pengendalian vektor d. Pemberian Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi e. Membangun sistem pelaporan kejadian penyakit yang berkelanjutan f. Pelaksanaan Outbreak Response Imunization (ORI)/Vaksinasi Komuni tas/Wilayah g. Peningkatan kapasitas petugas lapangan h. Pemberian logistik
Pada tahun 2017 Institusi pemerintah di Klaster Kesehatan Nasional yang terlibat dalam Upaya Pengendalian Penyakit untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan beserta Dinas Kesehatan Prov dan Kab/Kota.
3.2 Upaya Pengendalian Penyakit, Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih
69 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.2Upaya Pengendalian Penyakit Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1
Eupsi Gunung Agung Di Bali
Dit. SKK bersama dengan Dinas Kesehatan setempat
• Health Assessment Pengungsi
• Penyelidikan Epidemiologi
• Melakukan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
• Melakukan pengamatan dan pengendalian faktor risiko penyakit di lokasi pengungsian
• Pemetaan faktor risiko penularan penyakit seperti lagoon dan tempat perindukan nyamuk
2
KLB Keracunan Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol (PCC) di Prov. Sulawesi Tenggara
Dit. SKK bersama dengan Dinas Kesehatan setempat
• Penyelidikan Epidemiologi
• Advokasi kepada Pemerintah Daerah
70 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Dari tabel 3.2 Dapat dilihat bahwa Upaya Pengendalian Penyakit yang langsung Dit. SKK turun selama tahun 2017 hanya ada dua kegiatan hal ini disebabkan fokus pe-nanggungan pada penyakit sesuai dengan Permenkes 1501 tahun 2010 tentang penyakit yang berpotensi KLB/Wabah. Selain itu program-program penanggulangan telah dil-akukan daerah setempat didukung dengan pendanaan pusat melalui dana dekonsentrasi sehingga Daerah telah kompeten untuk menangani bencana secara mandiri yang bersifat lokal dan efeknya tidak meluas ke daerah lain. Program yang telah dilaksanakan meliputi perlindungan terhadap penyakit melalui imunisasi dasar (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak dan Measles Rubella), Peningkatan kompetensi petugas untuk melaksanakan deteksi dini dan respon cepat sehingga saat terjadi bencana sudah terlatih untuk dapat melaksanakan program pengendalian terhadap terjadinya peningkatan penyakit saat bencana
Gambar 3.2 Kegiatan Surveilans Ke Lokasi Pegungsian Pada Kejadian Krisis Kesehatan
Erupsi Gunung Agung Prov. Bali Tahun 2017
71 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih
Upaya kesehatan lingkungan merupakan upaya pencegahan penyakit dan /atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kulaitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial. Upayakesehatan lingkungan dan penyediaan air bersih dilakukan oleh Sub Klaster Pengendalian Penyakit Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih dengan Koordinator tingkat nasional adalah Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang dilakukan berupa:a Penyehatan : Upaya pencegahan penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media lingkunganb. Pengamanan : Upaya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari faktor risiko atau gangguan kesehatanc. Pengendalian : Upaya untuk mengurangi atau menyiapkan faktor risiko penyakit dan /atau gangguan kesehatan.
Pada tahun 2017 institusi pemerintah di Klaster Kesehatan Nasional yang terlibat dalam Upaya Penyakit Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Pusat Krisis Kesehatan, Direktorat Kesehatan Lingkungan, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP). Sedangkan institusi non pemerintah yang terlibat antara lain Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI), Palang Merah Indonesia (PMI), Rumah Zakat (RZ), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Mitra Karina, Dompet Dhuafa.
72 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.3Upaya Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih Klaster Kesehatan Nasional
pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang DilakukanPemerintah LSM
Institusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1 Banjir dan tanah longsor di Kota Bitung
PKK, Dit. Kesling Kemenkes, BTKL Manado
• MengirimkanTim PHRRT • Distribusi logistik kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 25.667.180 masker, PAC, Polybag) •Melakukan desinfeksi/penjernihan sarana air bersih •Pemasangan perangkap tikus
1. PMI• Membesihkan
rumah warga
• Distribusi air bersih 6.000 ltr
2 Banjir di Kab. Sumbawa dan Kab. Lombok Ti-mur
1. PKK, Dit. Kesling Kemenkes, KKP Mataram
Mengirimkan Tim •RHADistribusi bantuan logistik lesling (desinfektan air, kantong sampah) •Melakukan pembersihan penampungan sampah di pegungsian
1.PMI
2.HAKLI Prov. NTB
• Distribusi air bersih
• Pembersihan sumur warga
• Melakukan desinfeksi
73 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3 Banjir dan Tanah
Longor di Kab.
Lima Puluh Kota
PKK, Dit. Kesling
Kemenkes,
BBTKL-PP Medan
•Mengirimkan
Tim PHRRT
•Distribusi
logistik kesehatan
lingkungan
dengan total
bantuan senilai
Rp. 39.230.000
(Polybag, PAC,
desinfektan air,
repellent lalat)
•Melakukan
pengambilan
sampel air dan
pemeriksaaan
kualitas
1. Rumah Zakat
2. PMI
3. HAKLI Pro. Sumatera Barat
•Melakukan promosi
kesehatan PHBS
•Distribusi air bersih
41.000 liter (PMI)
•Membantu
membersihkan
sekolah, saluran air
dan jalan
•Memberi bantuan
masker sebanyak
2.000 pcs
•Memberikan
bantuan desinfektan
lantai
4 Tanah longsor di
Kab. Ponorogo
PKK, Dit. Kesling
Kemenkes, BBTKL-
PP Surabaya
•Mengirimkan Tim RHA•Distribusi logistik kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 10.206.600 (Polybag, safety box, repellent lalat)•BTKL Surabaya mendistribusikan Bantuan Logistik Kesling (PAC dan Repellen lalat
Rumah Zakat Pembuatan sumur
bor sebanyak 500
sumur
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
74 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
5 Erupsi Gn. Sinabung
Dit. Kesling Kemenkes,BBTKL-PP Medan
•Distribusi logistic kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 6.600.000 (masker)•BTKL Medan melakukan pemeriksaan kualitas udara, distribusi masker non kain sebanyak 500 pcs
Rumah Zakat Pemberian bantuan masker
6 Banjir & tanah longsor di Pacitan
PKK, Dit. Kesling Kemenkes, BBTKL-PP Surabaya
•Mengirimkan Tim RHA•Distribusi logistik kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 28.310.800 (Masker, disinfektan air, PAC)•melakukan pengambilan sampel air dan pemeriksaan kualitas air
1.Rumah Zakat 2.Dompet Dhuafa
•Memberikan bantuan perlengkapan kebersihan
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
75 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
7
Tanah longsor di Kota Magelang
PKK, Dit. Kesling Kemenkes, BBTKL-PP Yogyakarta
•Distribusi logistik kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 6.468.000 (Masker, Polybag, sarung tangan)•Melakukan pengambilan sampel air dan pemeriksaan kualitas air
•HAKLI Kab. Magelang dan Kota Magelang
• Melakukan penyemprotan lalat dan menghitung kepadatan lalat
8
Erupsi Gunung Agunga
Dit. Kesling Kemenkes, BBTKL-PP Surabaya
Melakukan pengukuran dan pemantauan faktor risiko lingkungan berupa pengambilan sampel debu, sampel mata air, sampel udara dan sampel tanah di 3 lokasi yaitu di Rendang, Karangasem dan Bebandem.
1.Rumah Zakat 2.BTB3.MDMC4.Mitra KARINA5.PMI
•Memberikan bantuan perlengkapan kebersihan, hygiene kits dan masker•Distribusi air bersih sebanyak 2.559.200 ltr•Melakukan promosi kesehatan PHBS•Membangun 43 MCK baru dan rehabilitasi 18 MCK
9
Banjir bandang di Solok
Kemenkes Melakukan Koordinasi dan pemantauan krisis kesehatan
Rumah Zakat •Aksi bersih rumah warga •Memberikan bantuan perlengkapan kebersihan
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
76 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
10
Banjir bandang & tanah longsor di Pangandaran
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
Rumah Zakat Memberikan bantuan perlengkapan kebersi-han
11
Banjir di Belitung Timur
PKK, Dit. Kes-ling dan BBTKL-PP Palembang
•Mengirimkan Tim RHA
• Mendistribusikan bantuan logistik kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai Rp. 56.884.135 (PAC, kaporit, polybag, disinfektan lantai, safety box, repellent lalat)
Rumah Zakat Memberikan bantuan perlengkapan kebersi-han
12Banjir dan tanah
longsor di Bantul
Dit. Kesling
Kemenkes, BBTKL-
PP Yog-yakarta
• Mengirimkan Tim RHA
• BTKL Yogyakarta melakukan desinfeksi sarana air bersih dan pengambilan sampel air serta pemeriksaan kualitas air
BAZNAS • Memberikan bantuan suplai air bersih
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang DilakukanPemerintah LSM
Institusi Kegiatan Institusi Kegiatan
77 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Dari tabel 3.3, terlihat bahwa Klaster Kesehatan Nasional banyak mendukung upaya distribusi logistik serta pengiriman tim PHRRT maupun kegiatan dukungan penyehatan lingkungan lain-nya dari pencemaran akibat banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Gambar 3.3 Pemberian Bantuan Logistik Kesehatan Lingkungan oleh Kementerian Kesehatan, KKP, BBT-
KL-PP Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
3.4 Upaya Pelayanan Kesehatan Gizi
Masalah gizi yang dapat timbul pada kondisi bencana adalah kurang gizi pada bayi dan balita, bayi tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari ibunya, semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat, bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan dan terbatasnya ketersediaan pangan lokal.
78 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Masalah lain yang seringkali muncul adalah adanya bantuan pangan yang mendekati atau melewati masa kadaluarsa, tidak disertai label yang jelas, tidak ada keterangan halal serta melimpahnya bantuan susu formula bayi dan botol susu. Masalah tersebut diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk bayi dan balita.
Dukungan dalam pelayanan kesehatan gizi dilakukan oleh Sub Klaster Pelayanan Gizi, dengan koordinator tingkat nasional yaitu Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2017 institusi pemerintahan di Klaster Kesehatan Nasional yang terlibat dalam Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Gizi untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Direktorat Gizi Masyarakat dan Pusat Krisis Kesehatan. Sedangkan institusi non pemerintah yang terlibat yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Rumah Zakat, Mitra Karina, BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), PKPU Human Initiative, Wahana Visi Indonesia, Dompet Dhuafa, Yakkum Emergency Unit (YEU). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4Upaya Pelayanan Gizi Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1 Tanah Longsor Kab. Ponorogo
Dit. Gizi Kemenkes
Mengirimkan bantuan logistik gizi dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 45.001.000 dengan rincian bantuan :PMT Balita sebanyak 4.006 kg, PMT Ibu Hamil sebanyak 2.001 kg dan PMT ASI sebanyak 1.000 kg
1. LPBI NU
2. Rumah Zakat
•Pemberian bantuan bahan makanan dan sembako •Memberikan air mineral , buah – buahan
79 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2Banjir di Prov Bangka Belitung
Dit. Gizi Kemenkes •Mengirimkan bantuan logistik gizi dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 31.929.000 dengan rincian bantuan : PMT Balita 4.603 kg dan PMT Ibu Hamil 135 Kg
1.Dompet
Dhuafa
2.Rumah Zakat
3.PKPU
•Membuat dapur umum
•Mmberikan bantuan sembako, kornet superqurban
•Memberikan batuan food item dan non food items
3Erupsi Gunung Agung
PKK, Dit. Gizi
Kemenkes
1.Mengirimkan Tim
RHA
2.Mengirimkan
bantuan logistik
gizi dengan total
nilai bantuan
sebesar Rp.
27.439.000 dengan
rincian bantuan :
PMT Balita 10.994
kg, PMT Ibu Hamil
2.001 kg dan PMT
ASI 6.499 kg
1.YEU
2.Rumah Zakat
3.Tim Tanggap
Darurat
Keuskupan
Denpasar (mitra
KARINA)
4.BAZNAS
Tanggap
Bencana (BTB)
5.LPBI NU
•Memberikan bantuan PMT
•Memberikan bantuan makanan
•Pemberian bantuan sembako
•Memberikan bantuan alat dapur
•Memberikan bantuan air mineral
3Gempa Bumi di Kep. Morotai
PKK, Dit. Gizi Kemenkes
Mengirimkan Tim RHA
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
80 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
4Kebakaran yang terjadi di Kec. Jatinegara Jakarta Timur
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
•Wahana Visi
Indonesia
•Mobilisasi Kader Pemberian Makanan Bayi dan Anak
•Penyediaan makanan 3X bagi 100 Balita
5Banjir longsor di Pacitan
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1.LPBI NU
2.Rumah Zakat
•Pemberian bantuan bahan makanan•Pemberikan bantuan makanan siap saji •Pemberian bantuan sembako
6Banjir di Brebes Kemenkes •Melakukan
koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1.LPBI NU
2.Dompet
Dhuafa
•Pemberian bantuan makanan siap saji
•Pemberian bantuan sembako
7Banjir di Beli-tung
Timur
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
Rumah Zakat Memberikan bantuan peralatan dapur, kornet superqurban, nasi bungkus Memberikanbantuan peralatan dapur, kornet superqurban, nasi bungkus
8Banjir dan tanah longsor di Ban-tul, Gunung Kidul, Kulon Progo
Kemenkes Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1.BAZNAS
2.Rumah Zakat
•Memberikan
bantuan sembako
•Memberikan
bantuan MP ASI
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
81 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Gambar 3.4 Distribusi dan Pemberian Bantuan Logistik Gizi oleh Kementerian Kesehatan
Pada Kejadiuan Krisis Kesehatan Tahun 2017
Gambar 3.5 Upaya – upaya pelayanan gizi yang dilakukan oleh Tim Kemenkes
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
82 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.5 Upaya Penyiapan Kesehatan Reproduksi
Pada situasi darurat bencana, ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi sering kali terabaikan.Padahal kebutuhan akan kesehatan reproduksi meningkat pada masa darurat bencana. Pada saat bencana tetap ada ibu hamil yang dapat melahirkan sewaktu waktu, bahkan berisiko mengalami komplikasi maternal dan har-us segera mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Demikian juga dengan risiko meningkatnya penularan HIV karena lemahnya penerapan kewaspadaan standar dan risiko meningkatnya kekerasan seksual karena terganggunya sistem sosial di lokasi pengungsian.
Memperhatikan hal di atas, pelayanan kesehatan reproduksi akan selalu dibutuhkan dalam setiap situasi dan harus selalu tersedia. Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi akan mengurangi kesakitan dan menyelamatkan jiwa. Dengan mengintegrasikan pelayanan kesehatan reproduksi ke dalam setiap upaya penanggulangan krisis kesehatan, diharapkan kebutuhan pelayanan tersebut dapat terpenuhi.
Upaya penyiapan pelayanan kesehatan reproduksi perlu mendapat dukungan untuk memastikan pemenuhan hak kesehatan reproduksi masyarakat terutama kelompok rentan kesehatan reproduksi. Upaya tersebut dilakukan oleh Sub Klaster Kesehatan Reproduksi dengan koordinator tingkat nasional yaitu Direktorat Kesehatan Keluarga.
Pada tahun 2017 institusi pemerintah di Klaster Kesehatan Nasional yang terlibat dalam Sub Klaster Kesehatan Reproduksi untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Pusat Krisis Kesehatan dan Dit.Kesehatan Keluarga. Sedangkan in-stitusi non pemerintahan yang terlibat antara lain Wahana Visi Indonesia (WVI), Mitra Karina , Rumah Zakat (RZ), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Peru-bahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) , Palang Merah Indonesia (PMI), Yakkum Emergency Unit (YEU), United Nations Found for Population Activities (UNFPA) Indonesia, Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia
83 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.5Upaya Pelayanan Kesehatan Reproduksi Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
2
Erupsi G. Agung Prov. Bali
PKK, Dit. Kesehatan Keluarga, Ke-menkes, Dinas Kesehatan
•Mengirimkan PHRRT •Distribusi bantuan logistik Kit Individu Kespro dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 475.040.000. dengan rincian bantuan berupa 2.000 Kit Individu Kespro
•Melakukan pendataan kelompok rentan, penyuluhan dan edukasi tentang kesehatan reproduksi serta koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
1.Tim Tanggap Darurat Keuskupan Denpasar (Mitra KARINA) 2.Rumah Zakat 3.LPBI NU 4.YEU 5.UNFPA Indonesia dan DFAT Pemerintah Australia
•Memberikan bantuan matrasspons, matras, bantal, selimut•Memberikan bantuan pembalut dan popok (diapers)•Memberikan bantuan mainan anak-anak•Memberikan bantuan perlengkapan mandi•Memberikan bantuan mainan anak-anak•Memberikan bantuan hygiene kits •Dukungan pengadaan logistik bantuan Kit Individu Kespro untuk Kemenkes (UNFPA)
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1
Kebakaran di Jatinegara
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1. WahanaVisi Indonesia (WVI)
•Memberikan bantuan berupa 245 paket perlengkapan keluarga •Memberikan bantuan berupa 65 Paket perlengkapan bayi usia dua tahun
84 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
•Melakukan penambahan penerangan di MCK, pemisahan MCK laki-laki dan perempuan •Melakukan aktivasi fungsi Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) untuk penempatan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir •Menyiapkan rujukan persalinan di rumah sakit rujukan
3 Banjir di Brebes Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
LPB NU •Memberikan bantuan perlengkapan bayi dan anak-anak, selimut dan perlengkapan mandi
4 Banjir dan tanah longsor di Bantul, Gunung Kidul
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1.BAZNAS
2.YEU
• Memberikan bantuan popok bayi (diapers), perlengkapan mandi, baju layak pakai dan hygiene kits
5 Banjir dan tanah
longsor di Pacitan
Kemenkes • Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
1.Rumah Zakat
2.LPBI NU
• Memberikan bantuan tikar, terpal, perlengkapan mandi, baju bersih dan layak pakai
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
85 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
6 Banjir dan Tanah Longsor di Kab. Lima Puluh Kota
PKK, Dit. Kesehatan Keluarga, Ke-menkes
•Mengirimkan Tim PHRRT•Distribusi bantuan Kit Indvidu Kespro dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 241.436.000 dengan rincian bantuan berupa 1.150 Kit Individu dan 6 Kit Bidan •Melakukan pendataan ulang kelompok rentan •Melakukan pengecekan ketersediaan APD bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan terdampak banjir serta advokasi petugas kesehatan di daerah terdampak untuk menggunakan APD
1.PMI2.UNFPA Indonesia
•Memberikan bantuan : 250 pkt hygiene kits, tikar 300 pcs, pakaian dalam wanita 1.000 pcs, baju baru 300 helai, pakaian layak pakai 13 koli. •Dukungan pengadaan logistik bantuan Kit Individu Kespro untuk Kemenkes (UNFPA)
7 Banjir dan Tanah Longsor di Kota Bitung
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
PMI •Memberikan bantuan : hygiene kit 85 paket, pakaian layak pakai
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
86 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
8 Tanah Longsor di Kab. Ponorogo
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
LPBI NU •Memberikan bantuan baju bersih dan layak pakai•Memberikan bantuan perlengkapan mandi
9 Banjir bandang di Kab. Magelang
Dit. Kesehatan Keluarga Kemenkes
•Mengirimkan Tim PHRRT•Distribusi bantuan Kit Individu Kespro dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 42.611.000 dengan rincian bantuan berupa 200 Kit Individu Kespro dan 5 Kit Bidan •Melakukan sosialisasi kepada pengelola program kesehatan keluarga Dinkes Kab Magelang
UNFPA Indonesia
•Dukungan pengadaan logistik bantuan Kit Individu Kespro untuk Kemenkes
10 Banjir dan longsor di Kota Manado
Dit. Kesehatan Keluarga, Ke-menkes
Distribusi bantuan Kit Individu Kespro dengan total nilai bantuan sebe-sar Rp. 21.540.000 dengan rincian bantuan berupa 100 paket Kit Individu
PMI •Dukungan pengadaan logistik bantuan Kit Individu Kespro untuk Kemenkes
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
87 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
11 Banjir di Kab. Bangka Barat
Dit. Kesehatan Keluarga, Ke-menkes
Distribusi bantuan logistik Kit Individu Kespro dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 38.814.000 dengan rincian bantuan berupa 200 Kit Individu
UNFPA Indonesia
•Dukungan pengadaan logistik bantuan Kit Individu Kespro untuk Kemenkes
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
88 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.6 Upaya Penanganan Kesehatan Jiwa
Pada kondisi bencana, aspek kesehatan jiwa merupakan aspek yang penting.Karena pada saat bencana,terjadi perubahan situasi dari situasi normal ke situasi tidak normal dimana seseorang akan mengalami kehilangan yang berdampak pada terganggunya keseimbangan kondisi psikologisnya. Upaya penanganan kesehatan jiwa dilakukan oleh Sub Klaster Kesehatan Jiwa dengan koordinator tingkat nasional yaitu Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA.
Pada tahun 2017 institusi pemerintah di Klaster Kesehatan Nasional institusi pemerintah dalam Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa yang terlibat melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu PKK dan Dit. Kesehatan Jiwa. Sedangkan institusi non pemerintah antara lain Rumah Zakat (RZ), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Palang Merah Indonesia (PMI), Baznas
Gambar 3.6 Bantuan Kit Individu Kesehatan Reproduksi Kementerian Kesehatan
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
89 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.6Upaya Penanganan Kesehatan Jiwa Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis KesehatanTahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang DilakukanPemerintah LSM
Institusi Kegiatan Institusi Kegiatan1 Erupsi Gn Agung
BaliPKK, Dit. Keswa Kemenkes
• Mengirimkan Tim RHA•Melakukan pelayanan kesehatan jiwa di pos pengungsian•Memberikan bantuan obat –obatan jiwa. kepada Kadinkes Kab. Karangasem dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 1.209.000•Melakukan skrining gangguan jiwa•Melakukan konseling, terapi suportif, terapi rileksasi progresif dan psikoedukasi•Melakukan pendampingan dan art therapy kepada anak-anak di pegungsian
1.Rumah Zakat 2.LPBI NU3.PMI
•Layanan psikososial untuk anak - anak
•Melakukan kegiaan dukungan psikologi
2 Banjir Longsor di
Pacitan
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
LPBI NU Layanan psikososial
untuk anak - anak
90 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Dari tabel 3.9 di atas, dapat terlihat bahwa dukungan upaya penanganan kesehatan jiwa pada tahun 2017, terutama dilakukan oleh Klaster Kesehatan Nasional pada bencana-bencana yang banyak menimbulkan korban meninggal serta pengungsian lama seperti erupsi gunung api serta banjir dan tanah longsor.
Gambar 3.7 Tim Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Memberikan Bantuan Logistik Obat-Obatan Kesehatan Jiwa Serta Melakukan Art Therapy Pada Anak – Anak Di Posko Pengungsian
PadaKejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
3 Banjir Longsor di Gunung Kidul dan Bantul
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
BAZNAS Memberikan pnyuluhan psikolog “Memaknai Musibah”
4 Banjir dan Tanah Longsor di Kab. Lima Puluh Kota
Kemenkes •Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
PMI Layanan psikososial
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang DilakukanPemerintah LSM
Institusi Kegiatan Institusi Kegiatan
91 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.7 Upaya Pengelolaan Obat Bencana
Upaya pengelolaan obat bencana dilakukan oleh Tim Logistik Kesehatan dengan koordinator tingkat nasional yaitu Direktorat Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang dilakukan berupa pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang terkena dampak kejadian bencana.
Pada tahun 2017 institusi pemerintah di Klaster Kesehatan Nasional yang terlibat dalam Tim Logistik Kesehatan untuk melakukan fasilitasi ke lokasi bencana yaitu Dit. Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan institusi non pemerintah yang terlibat yaitu Rumah Zakat (RZ).
Tabel 3.7Upaya Pendistribusian Logistik Kesehatan Klaster Kesehatan Nasional
Pada Kejadian Krisis KesehatanTahun 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang DilakukanPemerintah LSM
Institusi Kegiatan Institusi Kegiatan
1 Banjir di Prov.
Kep. Bangka
Belitung
Dit Tata Kelola
Oblik dan
Perbekkes
Kemenkes
Pengiriman obat
dengan total nilai
Rp. 27.370.436
2
KLB Keracunan
PCC di Prov.
Sulawesi
Tenggara
Dit Tata Kelola
Oblik dan
Perbekkes
Kemenkes
Pengiriman
obatdengan total
nilai Rp. 7.606.000
92 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No. Kejadian Krisis Kesehatan
Upaya yang Dilakukan
Pemerintah LSMInstitusi Kegiatan Institusi Kegiatan
3
Erupsi Gn Agung Dit Tata Kelola
Oblik dan
Perbekkes
Kemenkes
Pengiriman
obat-obatan dan
bahan habis pakai
dengan total nilai
Rp. 565.310.650,-
4
Banjir di Kab.
Dompu
Dit Tata Kelola
Oblik dan
Perbekkes
Kemenkes
Pengiriman obat
dengan total nilai
Rp. 143.757.309
5
Banjir di Prov. NTB Dit Tata Kelola
Oblik dan
Perbekkes
Kemenkes
Pengiriman obat
dengan total nilai
Rp. 13.844.499
6
Banjir di Kab.
Sidoarjo
Kemenkes • Melakukan
koordinasi dan
pemantauan
kejadian krisis
kesehatan
Rumah Zakat (RZ)
Pemberian bantuan obat – obatan
Dari tabel 3.7 terlihat bahwa sepanjang tahun 2017 dilakukan mobilisasi obat-obatan untuk mendukung penanganan krisis kesehatan akibat banjir, KLB keracunan obat serta erupsi gunung berapi .
93 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.8 Upaya Disaster Victim Identifiction (DVI)
Setiap kejadian bencana baik itu bencana alam, non alam ataupun bencana yang terjadi secara disengaja seperti bom, sabotase dan lain menimbulkan korban hidup yang mengalami luka – luka dan korban meninggal. Identifikasi korban meninggal pada bencana atau kejadian krisis kesehatan dilakukan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian yang merupakan koordinator Sub Klaster Identifikasi Korban Meninggal akibat bencana. Penanggung jawab DVI adalah Kepolisian yang dalam pelaksanaan operasinya dapat bekerjasama dengan berbagai pihak lintas institusi, sektoral dan fungsi. Ketua tim dan koordinator fase berasal pihak kepolisian.
Penatalaksanaan korban meninggal pada bencana mengacu pada Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kapolri No. 1087/Menkes/SKB/IX/2004 dan No. PolKep/40/IX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Identifikasi Korban Mati pada BencanaMassal.
Disaster Victim Identification (DVI) adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi korban mati secara ilmiah dalam insiden bencana berdasarkan protokol interpol yang terdiri dari :
1. Fase Pertama : Kegiatan Awal Ketua tim berkoordinasi dengan petugas terkait, melihat lokasi dan menentukan sketsa, evakuasi jenazah ke dalam kantong jenazah berkoordinasi dengan post mortem2. Fase Kedua : Pengumpulan Data Post Mortem Mencatat data selengkapnya pada korban, pengambilan foto kondisi jenazah, pemerik saan fisik, sidik jari, rontgen, odontologi forensik dan pemeriksaan DNA3. Fase Ketiga : Pengumpulan Data Ane Mortem Pengumpulan data jenazah sebelum kematian dari keluarga, teman dan ciri – ciri khusus dari korban
94 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
4. Fase Keempat : Rekonsiliasi Proses Identifikasi untuk menentukan kecocokan antara data hasil pemeriksaan, ane mortem dan post mortem5. Fase kelima : Returing to The Family Korban yang telah teridentifikasi direkonstrusi selanjutnya diserahkan kembali kepada keluarga.
Kegiatan Disaster Victim Identification (DVI) tidak hanya dilakukan pada saat terjadinya bencana atau kejadian krisis kesehatan yang menyebabkan korban massal akan tetapi dilakukan sebelum bencana dan paska bencana dengan kegiatan pelatihan dan sosialisasi DVI dan pelaksanaan DVI ke lokasi terdampak.
Tim DVI Kepolisian pada tahun 2017 melakukan pelatihan dan sosialisasi tentang Disaster Victim Identification (DVI) di Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Bali dengan melibatkan/ keikutsertaan unsur masyarakat, polisi, TNI, dinas kesehatan dan lintas sektor terkait. Pelatihan dan sosialisasi DVI dilakukan sebagai upaya sebelum bencana.
95 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.8Upaya DVI yang Telah Dilakukan
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Tahun 2017
No. Kejadian Krisis Lokasi Upaya Yang Telah Dilakukan
1. Banjir dan tanah longsor (Maret)
Kabupaten Lima Puluh Kota Teridentifikasinya 6 orang korban meninggal jenis kelamin laki - laki
2. Tanah longsor (April) Ds. Banaran Kec. Pulung Kab. Ponorogo
Teridentifikasi 3 orang korban meninggal jenis kelamin laki – laki dan 1 orang jenis kelamin perempuan dengan metoda sekunder medis dan property
3.Terbakarnya Kapal KM. Mutiara Sentosa 1 (Mei)
Terbakarnya KM. Mutiara Sentosa 1 di Perairan Masalembo Prov. Jawa Timur
Teridentifikasinya 5 orang korban meninggal jenis kelamin laki – laki berdasarkan sidik jari, ciri fisik, tatto dan bentuk gigi
Untuk mendukung kegiatan DVI,Polri memiliki tenaga DVI sebanyak 459 orang di 33 Polda dan Pusdokkes Polri.Selain itu juga didukung oleh 463 personil Keslap dan sejumlah sarana prasarana seperti ambulans, mobil DVI, mobil jenazah, per ahu karet, Kit DVI dan Kit Keslap.
Gambar 3.8 Proses Identifikasi Korban Meninggal oleh Tim DVI
96 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3.9 Pengelolaan Informasi Krisis Kesehatan
Pengelolaan informasi pada kondisi tanggap darurat meliputi : a. Penilaian Kebutuhan Kesehatan Cepat (Rapid Health Assesment). b. Pemantauan 24 jam 7 hari di Pusat Krisis Kesehatan baik untuk pemantauan awal krisis kesehatan maupun pemantauan untuk perkembangan. c. Pemantauan pemberitaan terkait krisis kesehatan di media massa dan media sosial selama 24 jam 7 hari di Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat d. Pembuatan rilis, infografis dan dokumentasi terkait penanggulangan krisis kesehatan
Poin a dan c akan dirinci pada tabel 3.10 dan 3.11. Khusus untuk poin b, hasil pemantauan selama tahun 2017yang dikategorikan sebagai krisis kesehatan dapat dilihat pada lampiran.
No Lokasi Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Unit Kemenkes yang Melaksanakan
Lembaga/Institusi Lain Yang
Melaksanakan
1Kota Bima Banjir Bandang
Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Fasyankes, Dit. Kesling, Dit.Yankes Primer, Subdit. Surveians, Dit. Promosi Kesehatan, Dit. Farmasi, Dit. Kesga
LPBI NU
2.Kota Bitung Banjir& Tanah Longsor Pusat Krisis Kesehatan PMI
3.Kab. Gorontalo Banjir Pusat Krisis Kesehatan
Tabel 3.9Pengiriman Tim RHA dan Tim Assessment pada Tahun 2017
97 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Lokasi Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Unit Kemenkes yang Melaksanakan
Lembaga/Institusi Lain Yang
Melaksanakan
4. Kab. Sumbawa Banjir Pusat Krisis Kesehatan, BTKL
5. Kab. Karo Erupsi Gunung Sinabung
Pusat Krisis Kesehatan
6. Kota Solo Banjir Pusat Krisis Kesehatan
7. Kota Gresik Banjir Pusat Krisis Kesehatan
8. Kab. Bojonegoro Banjir Pusat Krisis Kesehatan
9. Kab. Lima Puluh Kota
Banjir Bandang Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Fasyankes, Dit. Kesling, Dit.Yankes Primer, Subdit. Surveians, Dit. Promosi Kesehatan, Dit. Farmasi, Dit. Kesga
PMI
10. Kab.Bima Banjir Pusat Krisis Kesehatan LPBI NU
11. Kab. Ponorogo Longsor Pusat Krisis Kesehatan LPBI NU
12. Kab. Magelang Banjir Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Kesga
13. Kota. Belitung Banjir Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Kesling,
14. Kab. Belitung Timur
Banjir Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Kesling
MDMC
15 Kab. Karo Erupsi Gunung Sinabung
Pusat Krisis Kesehatan
16 Kab. Karangasem Erupsi Gunung Agung
Pusat Krisis Kesehatan, Dit.
Kesling, BTKL Sura-baya, Dit.
Keswa, Dit. Yankes Rujukan, Dit.
Kesga , Dit Gizi Masyara-kat
LPBI NU, MDMC, MitraKARINA, Dompet Dhuafa, YEU,PKPU, Rumah Zakat, BTB
98 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
17 Kab.Boven Digul KLB NOMA Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Yankes Primer, Dit. SKK, Dit. Gizi Masyarakat, Dit. Kesling
18 Kab. Morotai Gempa Bumi Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Gizi Masyarakat
19 Kab. Pacitan Banjir & Tanah Longsor Pusat Krisis Kesehatan, Dit. Gizi Masyarakat, Dit. Kesling, Dit. Layanan kesehatanTradisional
LPBI NU
20 Kota Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Klaten dan Kab. Kulon Progo
Banjir & Tanah Longsor Pusat Krisis Kesehatan
21 Kab. Tasikmalaya
Gempa Bumi Pusat Krisis Kesehatan
22 Brebes Banjir LPBI NU
23 Pati Banjir LPBI NU
24 Pidie Jaya Banjir LPBI NU
25 Kab. Sekadau Kasus Diare Dit. Kesehatan Keluarga, Kemenkes
Dukungan bantuan dari UNFPA Indonesia
26 Kab. Manokwari Selatan
KLB Campak Dit. Kesehatan Keluarga, Kemenkes
Dukungan bantu-an dari UNFPA In-done-sia
No Lokasi Jenis Kejadian Krisis Kesehatan
Unit Kemenkes yang Melaksanakan
Lembaga/Institusi Lain Yang
Melaksanakan
99 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
RHA merupakan salah satu upaya awal saat tanggap darurat yang dilakukan untuk mengetahui besar masalah, potensi masalah kesehatan yang mungkin terjadi saat bencana serta kebutuhan sumber daya yang harus segera dipenuhi agar penanganan bencana dapat berdaya guna dan berhasil guna. Hasil akhir dari kegiatan RHA adalah sebuah rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk menentukan langkah-langkah dalam penanganan suatu bencana termasuk di antaranya untuk menetapkan ini kondisi krisis kesehatan atau bukan.
RHA yang dilakukan oleh unit-unit di Klaster Kesehatan Nasional bertujuan untuk memastikan hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan akibat bencana oleh klaster kesehatan di daerah yang pemenuhannya memerlukan dukungan dari Klaster Kesehatan Nasional.
Pemantauan pemberitaan baik dari media massa, laporan masyarakat dan sebagainya, merupakan tahapan awal untuk mengetahui isu-isu publik terhadap suatu wilayah yang sedang mengalami bencana baik alam non alam maupun sosial yang berpotensi menjadi krisis kesehatan. Setelah itu petugas pemantauan akan melakukan klarifikasi ke daerah yang bersangkutan dan atau dengan lintas sektor dan lintas program terkait.
Melalui tahapan pemantauan pemberitaan dan informasi terkait krisis kesehatan dari unit teknis Kementerian Kesehatan, akan menentukan strategi komunikasi di dalam merencanakan kegiatan/aksi komunikasi publik, hingga rekomendasi kebijakan di dalam penanggulangan krisis kesehatan. Bentuk kegiatan/aksi komunikasi publik untuk penyebarluasan informasi antara lain berupa rilis/berita, infografis, dan dokumentasi upaya penanggulangan krisis kesehatan melalui situs resmi dan berbagai platform media sosial resmi Kemenkes RI (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan Flickr).
100 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Rilis/berita pers adalah pernyataan tertulis ke media.Terkait upaya penanggulangan krisis kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dibuatlah berita pers terkait penanggulangan bencana yang di dalamnya bisa terdapat informasi kejadian bencana, permasalahan kesehatan yang timbul akibat bencana, dukungan Kementerian Kesehatan dalam upaya penanggulangan bencana, inovasi dan penghargaan dalam upaya penanggulangan bencana dan lain sebagainya. Media massa biasanya akan lebih mempertimbangkan sebuah ide berita jika mereka menerima rilis pers terlebih dulu.
Gambar 3.9 Rapat Koordinasi Pos Komando Kejadian Krisis Kesehatan
Erupsi Gunung Agung Tahun 2017
Gambar 3.10 Kunjungan Tim RHA Kementerian Kesehatan di Lokasi Pegungsi
Pada Kejadian Krisis Kesehatan Erupsi Gunung Agung Tahun 2017
101 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 3.10Rilis Terkait Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan
yang Disiarkan Kementerian KesehatanTahun 2017
No Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Tanggal Berita Pers Judul Berita Pers
1. Kasus Antraks di Yogyakarta 25 Januari 2017 Antraks di Yogyakarta sudah teratasi
2. Tanah Longsor Kab. Ponorogo 2 April 2017 Waspada longsor Kab. Ponorogo
Mers-Cov 13 Agustus 2017 Menkes imbau Jemaah haji waspadai Mers-Cov
3. Kasus penyalah gunaan PCC pada anak-anak dan remaja di Kota Kendari
14 September 2017 Kasus NAPZA Kendari, Menkes RI : NAPSA rugikanbangsa
4.Erupsi Gunung Agung, Bali
26 September 2017 Persediaan obat mencukupi
5. ErupsiGunung Agung, Bali 27 September 2017 Menkes pantau kesehatan pengungsi dan kesiapan posko kesehatan pengungsi gunung agung
6. Flu Burung 16 Oktober 2017 Kemenkes umumkan kasus flu burung ke 200
7. Kasus penyakit NOMA (Stomatitis Gangrenosa)
30 Oktober 2017 Kemenkes perhatikan kesehatan Suku Korowai
8. Erupsi Gunung Agung, Bali 1 November 2017 Tim kesehatantetap siaga meski status Gunung Agung menurun
9. Erupsi Gunung Agung, Bali 27 November 2017 Menkes jamin pengungsi gunung agungtidak kekurangan masker
10. Erupsi Gunung Agung, Bali 29 November 2017 Menkes akan menambah tenagamedisjikadiperlukan
11. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri 6 Desember 2017 Meningkatnya kasus difteri,3 provinsi sepakat lakukan respon cepat
102 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
12. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri
8 Desember 2017 1. Lengkapi imunisasi anak sebagai hak untuk hidup sehat
2. Tidak usah kawatir ADS langka
13. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri
10 Desember 2017 1. Ini makna KLB Difteri
2. Menkes minta produksi vaksin untuk difteri di percepat
14. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri
11 Desember 2017 Menkes : difteri menular, berbahaya dan mematikan namun bias di cegah dengan imunisasi
15. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri
29 Desember 2017 1. Menkes : Vaksin dan serum anti difteri tersedia dan cukup
2. Pemerintah jamin persediaan vaksin difteri mencukupi
3. Kalau sudah imunisasi tidak perlu kawatir ancaman difteri
16. Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri
30 Desember 2017 Difteri akan dapat di atasi
No Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Tanggal Berita Pers Judul Berita Pers
103 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kesimpulannya bahwa sepanjang tahun 2017, Kementerian Kesehatan telah banyak membuat berita pers untuk bencana-bencana yang menjadi perhatian publik karena dampaknya yang begitu besar dan penanganan bencana yang mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menyebarkan informasi upaya penanggulangan krisis kesehatan berupa infografis dan dokumentasi foto, video melalui berbagai kanal media social resmi Kementerian Kesehatan
104 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BAB IVPEMBELAJARAN PENANGGULANGAN
KRISIS KESEHATAN PADA BENCANA-BENCANA BESAR TAHUN 2017
Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Krisis Kesehatan selama tahun 2017 terdapat dua kejadian krisis kesehatan skala besar dengan jumlah korban serta permasalahan kesehatan yang cukup membutuhkan perhatian khusus. Dua kejadian tersebut adalah
Erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali serta Siklon Cempaka dan Dahlia di penghujung tahun 2017.
Peningkatan status Awas gunung Agung yang ditetapkan PVMBG, diantisipasi oleh Pemerintah dengan mengevakuasi puluhan ribu penduduk dalam KRB III dan KRB II ke lokasi pengungsian yang aman. Ada puluhan ribu pengungsi ini tentunya meningkatkan risiko terjadinya sejumlah permasalahan kesehatan.
Dampak Siklon Cempaka dan Dahlia menyebabkan terjadinya bencana yang cukup luas yaitu di 11 Kabupaten/Kota pada 3 Provinsi ( DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur). Bencana tersebut selain menimbulkan kerusakan infrastruktur fasilitas umum/fasilitas kesehatan juga menyebabkan adanya korban meninggal, luka, pengungsian serta kerusakan fasilitas kesehatan.
105 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
4.1 Bencana di Provinsi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur Akibat Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia
A. Profil Wilayah a.1. Kondisi Geografis
Pada umumnya daerah yang terdampak Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia adalah wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan pesisir selatan pulau Jawa, meliputi 3 Provinsi yaitu Jawa Tengah,Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Daerah yang terdampak hingga menimbulkan bencana meliputi antara lain; di Kabupaten Klaten, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Gambar 4.1Peta Kabupaten/Kota terdampak Siklon Tropis Cempaka dan Dahlia
106 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
• Provinsi Jawa Timur 1. Pacitan : kawasan perbukitan dan dataran rendah, berbatasan dengan Samudra Hindia di bagian selatannya. 2. Ngawi : dataran tinggi dan dataran rendah, 3. Blitar : daerah dataran rendah dan pegunungan, berbatasan di sebelah selatan dengan Samudra Hindia. 4. Ponorogo : dataran tinggi dan dataran rendah.
• Provinsi Jawa Tengah 5. Klaten : dataran lereng gunung Merapi, dataran rendah, dataran gunung kapur 6. Purworejo : dataran rendah dan dataran tinggi, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. 7. Wonosobo : daerah pegunungan termasuk dalam jenis pegunungan muda dengan lembah yang curam, kondisi demikian sering menyebabkan timbulnya bencana alam seperti tanah longsor. 8. Wonogiri : dataran rendah dan dataran tinggi, sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
• Daerah Istimewa Yogyakarta 9. Kota Yogyakarta : dataran rendah, kawasan pantai dan pegunungan. 10. Gunung Kidul : didominasi pegunungan karst, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. 11. Kulon Progo : dataran tinggi, daerah perbukitan dan dataran rendah, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. 12. Bantul : dataran rendah, perbukitan dan kawasan pantai. Berbatasan dengan Samudra Hindia di bagian selatan. 13. Sleman : dataran rendah, perbukitan, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah utara terdapat gunung Merapi.
107 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
a.2. Kondisi Demografis
Tabel 4.1Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Di 13 Kabupaten/Kota terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
No Provinsi Kabupaten/Kota
Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)Jml pria Jml wanita
Jml penduduk
total
1Jawa
Tengah
Klaten 568.751 590.036 1.158.787 1.767
Purworejo 349.237 356.236 705.473 681
Wonosobo 385.113 372.965 823.071 838
Wonogiri 535.713 534.646 1.070.359 596
2 D.I.Y
Gunung Kidul 328.878 351.530 680.408 475
Kulon Progo 234.738 241.861 476.559 812
Sleman 595.158 585.321 1.180.479 2.053
Bantul 464.860 463.816 928.676 1.832
Kota Yogyakarta 202.296 211.640 413.936 8.998
3Jawa
Timur
Pacitan 268.896 282.090 550.986 396
Ngawi 404.583 477.591 882.174 680
Blitar 567.705 567.932 1.135.637 714
Ponorogo 434.302 434.512 868.814 633
Rata-rata 1.575
Sumber : website dan BPS Kabupaten/Kota
108 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Mengacu pada Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, rata-rata kepadatan penduduk di 13 Kabupaten/Kota tersebut termasuk cukup padat yaitu ≥ 401 jiwa/km2.Kota Yogyakarta memiliki jumlah penduduk yang paling padat yaitu 8.998 jiwa/km2.
Tabel 4.2Jumlah Penduduk Rentan
di 13 Kabupaten/Kota terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
No Prov. Kabupaten/Kota
Kelompok rentan (jiwa)
Bayi Balita Bumil LansiaProporsi
Kelompok Rentan
1Jawa
Tengah
Klaten 17.936 67.257 18.568 175.043 24%
Purworejo 10.765 39.418 10.642 116.416 25%
Wonosobo 7.219 48.592 14.816 84.931 19%
Wonogiri 10.458 75.269 13.026 181.047 26%
2 D.I.Y
Gunung Kidul 7.339 39.773 8.965 15.646 11%
Kulon Progo 5.008 26.821 5.928 72.535 23%
Sleman 14.025 74.746 15.549 131.728 20%
Bantul 12.194 61.129 14.270 84.598 9 %
Kota Yogyakarta 3.621 20.076 4.228 46.602 18%
3Jawa
Timur
Pacitan 6.623 27.733 7.351 97.094 25%
Ngawi 10.740 41.244 13.374 178.158 22%
Blitar 17.651 63.257 17.003 160.799 23%
Ponorogo 11.754 53.423 11.573 148.727 26%
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
109 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
Proporsi kelompok rentan nasional yang terdiri dari bayi, balita, ibu hamil dan lansia, berdasarkan data di Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 adalah 20%. Melihat tabel di atas, terdapat 8 kabupaten/kota yang di atas angka nasional. 2 kabupaten/kota dengan proporsi tertinggi yaitu Kab. Wonogiri dan Kab. Ponorogo.
a.3. Profil Kesehatan
Tabel 4.3Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di 13 Kabupaten/Kota terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
No Prov. Kabupaten/Kota Puskesmas RS Pemerintah RS Swasta Sarkes Lainnya Jumlah
1Jawa
Tengah
Klaten 34 3 8 8 53
Purworejo 27 1 5 9 42
Wonosobo 24 1 3 4 32
Wonogiri 39 1 8 6 54
2 D.I.Y
Gunung Kidul 30 1 2 12 45
Kulon Progo 21 1 7 7 36
Sleman 25 5 19 25 74
Bantul 27 1 14 29 71
Kota Yogyakarta 18 3 7 46 74
3Jawa
Timur
Pacitan 24 1 2 11 38
Ngawi 24 1 2 4 31
Blitar 21 1 5 10 37
Ponorogo 31 1 5 1 38
Jumlah 345 21 88 172 625
110 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Bila dibandingkan dengan standard global (WHO dan Sphere), 10 dari 13 Kabupaten/Kota yang terdampak belum memenuhi standar jumlah ketersediaan faskes, yaitu ≥ 1 per 10.000 penduduk. Kabupaten/Kota yang sudah memenuhi Standar adalah Kab. Wonosobo, Kota Yogyakarta dan Kab. Pacitan.
Untuk jumlah Puskesmas hampir seluruh Kab/Kota telah memenuhi standard yaitu ≥ 1 Puskesmas per 50.000 penduduk, hanya Kab. Blitar yang belum memadai. Untuk Rumah Sakit, hampir semua kabupaten/kota jumlahnya telah memadai yaitu ≥ 1 RS per 250.000 penduduk. Yang belum memenuhi standar minimal hanya Kab. Ngawi
Tabel 4.4Jumlah Tenaga Kesehatan
Di 13 Kabupaten/Kota terdampak Siklon Cempaka dan Dahlia
No Kabupaten/Kota dr Spesialis dr Umum Dr gigi
Bidan
Perawat
Kesling Gizi
1 Klaten 170 134 50 617 1.245 51 55
2 Purworejo 82 66 27 294 433 26 28
3 Wonosobo 51 95 16 376 437 19 4
4 Wonogiri 113 120 38 315 750 40 49
5 Gunung Kidul 32 21 2 170 398 29 27
6 Kulon Progo 63 110 26 183 511 24 34
7 Sleman 279 272 72 374 969 69 77
8 Bantul 127 157 56 345 737 280 49
9 Kota Yogyakarta 354 243 49 310 2.204 37 49
10 Pacitan 25 67 11 251 345 26 37
11 Ngawi 43 68 19 343 511 46 40
12 Blitar 47 80 20 328 248 6 26
13 Ponorogo 54 70 22 1.216 1.018 35 35
111 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.5Jumlah Tenaga Kesehatan Per 100.000 penduduk
No Kabupaten/
Kotadr. Spesialis
dr Umum
Dr gigi Bidan Perawat Kesling Gizi
1 Klaten 14,7 11,6 4,3 53,2 107,4 4,4 4,7
2 Purworejo 11,6 9,4 3,8 41,7 61,4 3,7 4,0
3 Wonosobo 6,2 11,5 1,9 45,7 53,1 2,3 0,5
4 Wonogiri 10,6 11,2 3,6 29,4 70,1 3,7 4,6
5 Gunung Kidul 4,7 3,1 0,3 25,0 58,5 4,3 4,0
6 Kulon Progo 13,2 23,1 5,5 38,4 107,2 5,0 7,1
7 Sleman 23,6 23,0 6,1 31,7 82,1 5,8 6,5
8 Bantul 13,7 16,9 6,0 37,1 79,4 30,2 5,3
9Kota Yogyakarta
85,5 58,7 11,8 74,9 532,4 8,9 11,8
10 Pacitan 4,5 12,2 2,0 45,6 62,6 4,7 6,7
11 Ngawi 4,9 7,7 2,2 38,9 57,9 5,2 4,5
12 Blitar 4,1 7,0 1,8 28,9 21,8 0,5 2,3
13 Ponorogo 6,2 8,1 2,5 140,0 117,2 4,0 4,0
STANDARD MINIMAL
10 40 11 100 158 15 24
Keterangan : Kurang dari standar Sesuai/ diatas standar
Mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 54/2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2011-2025, hampir seluruh kabupaten/kota belum tercukupi kebutuhan untuk tenaga kesehatan terutama dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, tenaga kesling dan gizi. Untuk dokter umum, perawat dan dokter gigi, hanya Kota Yogyakarta saja yang telah memenuhi standar minimal yaitu 40 dokter umum/100.000 penduduk, 158 perawat/100.000 penduduk dan 11 dokter gigi/100.000 penduduk
112 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Sedangkan untuk dokter spesialis, sebanyak 7 kabupaten/kota masih kurang dari kebutuhan yaitu minimal 10 dokter spesialis/100.000 penduduk. Untuk jumlah bidan, hanya 1 kabupaten/kota yang telah memenuhi standard sekurang-kurangnya 100 bidan/100.000 penduduk yaitu Kab. Ponorogo, sedangkan Kabupaten/kota lainnya masih belum tercukupi.
Tabel 4.6Profil Kesehatan di 13 Kabupaten/Kota
No Kabupaten IPM IPKM AHH AKI AKB
1 Klaten 73,19 0,7516 76,54 15 2202 Purworejo 70,12 0,7201 73,83 7 73 Wonosobo 65,20 0,6891 70,82 86 134 Wonogiri 66,77 0,727 75,84 129 1095 Gunung Kidul 67,03 0,6837 73,39 4 616 Kulon Progo 70,68 0,7325 74,90 7 497 Sleman 80,73 0,7809 74,47 43 48 Bantul 77,11 0,7449 73,24 12 949 Kota Yogyakarta 83,73 0,7319 74,05 46 1410 Pacitan 63,81 0,7006 70,75 76 811 Ngawi 67,78 0,7132 71,33 11 1612 Blitar 75,62 0,6948 72,70 23 17913 Ponorogo 67,40 0,744 71,88 12 180
Dari data di atas terlihat bahwa Kota Yogyakarta memiliki IPM tertinggi sebesar 83,37 dan IPM terendah adalah Kabupaten Pacitan sebesar 63,81. Berdasarkan kategori, terdapat 6 kab/kota yang masuk kategori IPM sangat tinggi (≥ 80) dan tinggi (70 ≤ IPM < 80) yaitu Kota Yogyakarta, Kab. Sleman, Kab. Blitar, Kab. Klaten, Kab. Kulon Progo dan Kab. Purworejo. Sedangkan kabupaten/kota lainnya berada pada kategori IPM sedang (60 ≤ IPM < 70). Tidak ada yang termasuk IPM rendah (<60).
113 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Untuk nilai IPKM ada 6 kabupaten/kota yang di atas rata-rata nasional (> 0.7270) yaitu Kab. Klaten, Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman, Kab. Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kab. Ponorogo. Sedangkan kabupaten/kota lainnya sesuai dengan rata-rata nasional (0.6401 – 0.7270).
Berdasarkan data BPS tahun 2014 Angka Harapan Hidup (AHH) Nasional adalah 72,59 tahun. Dari 13 kabupaten kota ada 4 kabupaten/kota yang AHH lebih rendah dari AHH nasional yaitu Kab. Wonosobo, Kab. Pacitan, Kab. Ngawi dan Kab. Ponorogo.
Berdasarkan data WHO tahun 2015, AKI (Angka Kematian Ibu) nasional adalah 126/100.000 kelahiran hidup. Dari tabel dapat dilihat bahwa hanya 1 kabupaten yang AKI lebih tinggi dari angka nasional yaitu Kab. Wonogiri.
Berdasarkan data BPS tahun 2012, AKB (Angka Kematian Bayi) nasional adalah 34/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 7 kabupaten/kota yang memiliki AKB lebih besar dari angka nasional yaitu Kab. Klaten, Kab. Wonogiri, Kab. Gunung Kidul, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, Kab. Blitar dan Kab. Ponorogo.
Menilik Profil Kesehatan 13 kabupaten/kota, terlihat bahwa kondisi kesehatannya masih perlu perhatian dan peningkatan. Dari segi jumlah fasyankes dan tenaga kesehatan, ada beberapa Kabupaten/Kota yang perlu memperoleh tambahan agar jumlahnya lebih memadai. Kota Yogyakarta merupakan kota dengan status kesehatan terbaik dibandingkan 12 lainnya berdasarkan indikator IPM, IPKM, AHH, AKI dan AKB.
B. KerentananKemampuan daerah dalam menghadapi suatu ancaman bencana bergantung pada bagaimana menyikapi suatu ancaman, dengan mengelola risiko dan kapasitas yang dimiliki. Pemerintah dalam hal ini BNPB selaku lembaga penanggung jawab penanggulangan bencana menyadari betul, betapa wilayah Indonesia yang sebagian besar merupakan daerah rawan bencana dengan berbagai karakteristik memerlukan dukungan dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana.
114 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Berdasarkan IRBI 2013, 9 dari 13 kabupaten/kota merupakan risiko tinggi, 2 risiko sedang dan hanya 2 yang risiko rendah. Jelasnya pada tabel berikut.
Tabel 4.7Indeks Risiko Bencana (IRB) 13 Kabupaten/Kota
No Prov. Kabupaten/Kota Nilai IRB Kategori
1 Jawa Tengah
Klaten 123 Rendah
Purworejo 215 Tinggi
Wonosobo 135 Rendah
Wonogiri 146 Tinggi
2 D.I.Y
Gunung Kidul 158 Tinggi
Kulon Progo 201 Tinggi
Sleman 154 Tinggi
Bantul 187 Tinggi
Kota Yogyakarta 125 Sedang
3 Jawa Timur
Pacitan 215 Tinggi
Ngawi 143 Sedang
Blitar 210 Tinggi
Ponorogo 155 TinggiSumber : IRBI 2013
Sementara itu dari hasil Kajian Risiko Bencana yang disusun oleh BNPB pada tahun 2015,memberikan gambaran bahwa risiko jumlah jiwa terpapar bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Tengah, mencapai 25.463.472 jiwa dan tanah longsor 1.301.217 jiwa.
115 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Untuk Prov. DI Yogyakarta jumlah yang berisiko terpapar banjir sebanyak 2.964.112 jiwa dan longsor sebanyak 155.691 jiwaAdapun jumlah jiwa yang berisiko terpapar di Prov. Jawa Timur masing- masing 33.327.643 jiwa untuk bencana banjir dan 1.301.217 jiwa akibat longsor.Dari data-data tersebut terlihat bahwa ke- 13 Kabupaten/Kota memiliki indeks risiko bencana yang tinggi dan jumlah jiwa yang berisiko sangat besar.
Mengutip hasil kajian dari INARisk, terdapat beberapa hal yang berpengaruh terhadap rentannya suatu daerah terhadap bencana :
• Letak geografis dan kondisi geologis daerah. Dalam hal bencana yang terjadi akibat siklon Cempaka dan Dahlia, letak geografis daerah terdampak pada umumnya di Pesisir Selatan Pulau Jawa dan sebagian berbatasan dengan Samudra Indonesia
• Ketersediaan kapasitas kesehatan di fasilitas kesehatan pada Puskesmas atau Rumah Sakit dibandingkan dengan populasi penduduk di kabupaten terdampak
• Kapasitas sistim pengendali banjir yang ada seperti dimensi palung sungai, tampungan air, sistim drainasi dan lainnya kurang memadai.
• Keterbatasan kemampuan maupun jumlah (kualitas maupun kuantitas) SDM di instasi pemerintah maupun organisasi masyarakat.
• Ketersediaan teknologi pengurangan risiko bencana yang mutahir seperti teknologi informasi,database dan teknologi peringatan dini di wilayah rawan banjir belum cukup memadai dan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan sisim peringatan dini tersebut belum berkembang dengan baik.
116 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
• Orientasi pengurangan risiko bencana masih lebih terarah pada penanganan kedaruratan atau kuratif dan belum mengarah pada aspek pencegahan atau preventif (termasuk mitigasi bencana banjir).
• Perijinan, pengawasan, dan penegakan hukum masih bersifat project oriented sehingga memperparah upaya pengurangan risiko bencana hidrometereologi.
• Penanganan tanggap darurat bencana masih kurang efisien akibat instansi dan masyarakat masih belum cukup terlatih siaga bencana.
C. Kapasitas Lokal
117 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.8Kapasitas Lokal
No
ProvinsiKabupaten
Kebijakan/peraturan
terkait krisis kesehatan/bencana
Dokum
en R
encana Penanggulangan Bencana (R
PB)
Peringatan dini
Penguatan kapasitas
Upaya
Mitigasi dan
kesiapsiagaanD
AK
Desa
Siaga A
ktif
Desa
tangguh bencana
1Jaw
a Tengah
Klaten
Ada
Tidak Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
Purworejo
Ada
Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
Wonosobo
Ada
Tidak Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
Wonogiri
Ada
Tidak Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
2D
.I. Yogyakarta
Gunung
Kidul
Ada
Tidak Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
Kulon Progo
Ada
Ada
NA
NA
NA
Ada
100%
Ada
Sleman
Ada
Ada
NA
NA
NA
Ada
94.19%A
da
Bantul A
daA
daN
AN
AN
AA
da 100%
A
da
Kota Yogyakarta
Ada
Ada
SedangSedang
SedangA
da 100%
A
da
3Jaw
a Timur
PacitanA
daA
daN
AN
AN
AA
da100%
A
da
Ngaw
iA
daTidak A
daN
AN
AN
AA
da 100%
A
da
BlitarA
daTidak A
daN
AN
AN
AA
da 100%
A
da
PonorogoA
daTidak A
daN
AN
AN
AA
da 100%
A
da
118 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua Kabupaten/Kota sudah memiliki peraturan terkait penanggulangan bencana, namun demikian tidak semua Kabupaten/Kota memiliki dokumen RPB. Padahal dokumen ini penting karena di dalamnya memuat sebuah rencana induk dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang dirumuskan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari dampak bencana.
Terkait pemberdayaan masyarakat, jumlah desa siaga aktif hampir semua sudah 100% kecuali di Kab. Sleman, namun persentasenya sudah lebih dari 90%. Untuk desa tangguh bencana yang dicanangkan oleh BNPB, di 13 Kabupaten/Kota tersebut sudah memiliki desa tangguh bencana.
119 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
D. Gambaran Umum Siklon
1) Definisi
Siklon, seperti halnya tornado,puting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer.Namun demikian, ukuran diameter tornado,puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer. Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati.
2) Karakteristik
• Daerah tumbuhnya di laut, umumnya diatas lintang 10 derajat utara maupun selatan• Untuk siklon di bumi belahan selatan umumnya bergerak ke arah barat atau barat daya, sedangkan untuk siklon di bumi belahan utara umumnya bergerak ke arah barat atau barat laut.• Berdiameter mencapai ratusan kilometer.• Lama hidupnya 1-30 hari, dengan rata-rata 3-8 hari.
Meskipun dari karakter siklon dikatakan melemah, BMKG menjelaskan bahwa dampaknya tetap ada terhadap kondisi cuaca berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Selatan Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Lombok.
120 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
1) Definisi
3) Penamaan
Tiap siklon tropis memiliki nama masing-masing.Di Samudra Atlantik dan di sekitar Australia, siklon tropis diberi nama seperti nama manusia.Misalnya, ada siklon tropis Andrew yang pernah menyapu bersih pantai Florida pada tahun 1992, atau siklon tropis Tracy yang meratakan 80% pemukiman di Darwin pada tahun 1998.Di Samudra Pasi-fik Barat, nama siklon tropis bisa lebih bervariasi seperti misalnya siklon tropis Ang-grek (nama bunga), Durian (nama buah), Nuri (burung parkit bermahkota biru), Halong (nama teluk di Vietnam), Mekhala (bidadari guntur), Bavi (nama deretan pegunungan di Vietnam bagian Utara), hingga Fengshen (dewa angin).
4) Dampak
Karena ukurannya yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimilikinya, siklon tropis menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat- tempat yang dilaluinya.Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi,dan gelombang badai (storm surge).
Siklon tropis di laut dapat menyebabkan gelombang tinggi,hujan deras dan angin kencang, mengganggu pelayaran internasional dan berpotensi untuk menenggelamkan kapal. Siklon tropis dapat memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi. Di daratan, angin kencang dapat merusak atau menghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda-benda lain, mengubahnya menjadi puing-puing beterbangan yang mematikan. Gelombang badai (storm surge) atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis merupakan dampak yang paling buruk yang mencapai daratan
Siklon tropis Cempaka dan Dahlia yang terjadi bulan November 2017 di Indonesia memicu terjadinya berbagai bencana alam.Berikut merupakan daerah yang terdampak dan timbul adanya bencana :
121 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.9Daerah yang terdampak dan timbul adanya bencana
No Provinsi Kabupaten/Kota Jenis Bencana Tanggal Kejadian
1 Jawa Tengah
1. Klaten Banjir dan Tanah longsor 28 November 2017
2. Purworejo Banjir 28 November 2017
3. Wonosobo Banjir Bandang 1 Desember 2017
4. Wonogiri Banjir dan Tanah longsor 28 November 2017
2D.I.
Yogyakarta
5. Gunung Kidul Banjir dan Tanah Longsor 27 November 2017
6. Kulon Progo Banjir dan tanah longsor 28 November 2017
7. Sleman Banjir dan tanah longsor 28 November 2017
8. Bantul Banjir dan tanah longsor 1 Desember 2017
9. Kota Yogyakarta Tanah longsor 1 Desember 2017
3 Jawa Timur
10. Pacitan Banjir dan tanah longsor 28 November 2017
11. Ngawi Banjir 28 November 2017
12. Blitar Angin puting beliung 28 November 201713. Ponorogo Tanah longsor 28 November 2017
122 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
5) Kronologis kejadian
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),siklon tropis merupakan badai berkekuatan besar.Siklon tropis dapat mencapai radius 150-200 km.Siklon ini dapat terbentuk di lautan yang luas dan umumnya memiliki suhu yang hangat atau lebih dari 26,5 derajat dengan kecepatan angin maksimum 34 knot. Selain suhu yang hangat, terbentuknya awan kumulonimbus yang merupakan awan guntur akibat adanya kondisi atmosfer yang tidak stabil menjadi salah satu pemicu tumbuhnya siklon tropis. Siklon ini akan melemah ketika bergerak ke wilayah perairan yang dingin.Untuk kali pertama dalam sejarah, siklon tropis lahir di wilayah Indonesia dalam minggu yang sama. Berdasarkan Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis pada Senin tanggal 27 November 2017, telah terbentuk siklon tropis Cempaka yang tumbuh di perairan dekat pesisir selatan Pulau Jawa. Hal ini kemudian memicu hujan lebat mulai dari wilayah Banten hingga Jawa Timur.Siklon tropis ini juga memicu angin kencang yang kecepatannya dapat mencapai 30 knot di berbagai wilayah termasuk Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat hingga selatan Jawa dapat mengalami gelombang dengan ketinggian 4 meter hingga 6 meter.
E. Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kesehatan akan di jelaskan melalui tabel berikut :
123 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No.Kabupaten/
KotaMeninggal
Luka Berat / Rawat
Inap
Luka Ringan / Rawat
Jalan
Pengungsi Keterangan
1. Pacitan 25 12 4.492 7.36019 Korban tanah longsor
6 Korban banjir
2. Ngawi 0 0 8 0Korban rawat jalan akibat
banjir
3. Blitar 0 0 2 0Korban rawat jalan akibat
angin puting beliung
4. Ponorogo 0 0 0 2.216Pengungsian akibat tanah
longsor
5. Klaten 0 1 42 115Korban luka dan pengungsian
akibat tanah longsor
6. Purworejo 0 0 0 171 Pengungsian akibat banjir
7. Wonosobo 1 0 0 01 korban meninggal akibat
banjir
8. Wonogiri 3 1 80 4.521Korban meninggal Akibat
tanah longsor
9. Gunung Kidul 2 1 1 2.8951 Korban tanah longsor
1 Korban banjir
10. Kulon Progo 2 0 3 1.022
11. Sleman 0 0 0 60 Pengungsian akibat banjir
12. Bantul 3 0 0 8.093
13. Yogyakarta 3 0 0 0Korban meninggal akibat
tanah longsor
Tabel 4.10Korban akibat Siklon Cempaka dan Dahlia
124 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Kabupaten yang terdampak siklon Cempaka dan Dahlia paling parah yaitu Longsor dan Banjir Kabupaten Pacitan di Provinsi Jawa Timur di mana terdapat korban meninggal 25 orang dan luka berat 12 orang. Sekitar 80 % Kabupaten Pacitan terdampak banjir yang dibarengi dengan air pasang. Jumlah pengungsi sejumlah 7.360 jiwa di tampung di 16 titik pengungsian dan rumah penduduk. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Pacitan terganggu karena fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan ikut terdampak. Beberapa hari kemudian bantuan tenaga datang dari beberapa Kabupaten terdekat. Hal ini sangat membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Sedangkan Kabupaten lain yang terdampak Ngawi, Ponorogo dan Blitar pelayanan kesehatan tidak mengalami gangguan, masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana biasanya.
Beberapa kabupaten lainnya yang terdampak seperti di Provinsi Jawa Tengah yakni di Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 4.521 jiwa dapat diatasi oleh Pemerintah setempat, dampak siklon hanya terjadi di wilayah perbukitan dan letaknya jauh dari perkotaan.
Di Provinsi DI Yogyakarta, dampak siklon dirasakan masyarakat di beberapa Kabupaten/Kota seperti Kota Yogyakarta, Kab. Gn. Kidul, Kab. Bantul, Kab. Kulonprogo dan Kab Sleman. Terdapat korban jiwa dan luka-luka/dirawat serta pengungsian.Jumlah pengungsi terbanyak adalah Kabupaten Bantul yang mencapai 8.093 yang terendah jumlah pengungsinya adalah Kabupaten Sleman yaitu 60 Jiwa.Dengan jumlah pengungsi yang cukup besar, secara umum tidak menimbulkan permasalahan kesehatan, Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan dengan kapasitas yang dimiliki dapat merespon secara cepat dampak siklon dengan melakukan upaya yang diperlukan. Gubernur DI Yogyakarta seiring dengan penetapan tanggap darurat bencana juga mencairkan Biaya Tak Terduga untuk pemenuhan kebutuhan penanggulangan bencana.
Bencana akibat siklon tropis ini menyebabkan 6 fasilitas di Kab. Pacitan mengalami kerusakan yaitu Puskesmas Punung, Puskesmas, Tanjungsari, Puskesmas Pacitan, Puskesmas Kebonagung, Polindes Sirnoboyo dan Puskesmas Nawangan.
125 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
E. Permasalahan Kesehatan
F. Upaya yang DilakukanUpaya Subklaster Kesehatan Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan akibat siklon Cempaka dan Dahlia dilakukan sesuai dengan permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada, maka upaya-upaya yang dilakukan program kesehatan sebagai berikut
Tabel 4.11Upaya Sub Klaster Kesehatan
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas
Kesehatan
Dukungan Kemenkes Dukungan LSM/ NGO
1 Tim Informasi Kesehatan - Mengirim tim RHA
- Mobilisasi tim RHA ke 4 kabupaten/kota terdampak
- Advokasi dengan pemangku kepentingan di Kabupaten, Provinsi dan BNPB terkait dengan penggunaan DSP untuk pelayanan kesehatan
LPBI NU melakukan RHA
2 Tim Logistik Kesehatan- Mengirimkan
bantuan logistik obat-obatan
Melakukan koordinasi dan pemantauan
3 Sub Klaster Pelayanan Kesehatan - Mendirikan pos
pelayanan kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan.
Melakukan koordinasi dan pemantauan
LPBI NU, MDMC, YEU, BAZNAS, PMI : Memberikan pelayanan kesehatan
126 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas
Kesehatan
Dukungan Kemenkes Dukungan LSM/ NGO
4 Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih - Surveilans penyakit - Promosi kesehatan
dengan melakukan PHBS.
- Dinkes Provinsi D. Yogyakarta mengirimkan kaporit 10 kg, kantong plasik 980 buah, hygiene ki 15 set dan lysol.
- Pembersihan lingkungan pasca banjir dan tanah longsor.
(Kemenkes, BTKL, PPK Regional) : • Mengirimkan Tim RHA• Distribusi logistik
kesehatan lingkungan dengan total bantuan senilai : - Rp. 28.310.800 (Kab. Pacitan) - Rp 10.206.600 (Kab. Ponorogo)
• melakukan pengambilan sampel air dan pemeriksaan kualitas air
- PMI : mendistribusikan 255 hygiene kit.
- Rumah Zakat : Pembuatan sumur bor sebanyak 500 sumur
5 Sub Klaster Layanan GiziMengirimkan bantuan PMT Bal-ita, PMT Ibu Hamil dan PMT ASI untuk Kab. Ponorogo dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 45.001.000
LPBI NU, Rumah Zakat, BAZNAS : Pemberian bantuan makanan
6 Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Melakukan koordinasi dan pemantauan kejadian krisis kesehatan
- PMI : mendistribusikan 30 family kit, 110 baby kit
- Rumah zakat, BAZNAS, LPBI NU, YEU : Memberikan bantuan tikar, terpal, perlengkapan mandi, baju bersih dan layak pakai
7 Sub Klaster Kesehatan Jiwa
Melakukan koordinasi dan pemantauan
- PMI, BAZNAS, LPBI NU: memberikan dukungan psikososial
8 Sub Klaster DVI
127 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2) Upaya Lintas Sektor Upaya BMKG antara lain menginformasikan kepada masyarakat agar melakukan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan ancaman siklon.
3) Persiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sampai tanggal 2 Februari 2018 masih dilakukan penyusunan rencana aksi untuk dampak bencana siklon tropis di Kabupaten Pacitan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan.
G. Hambatan
1) Sulitnya akses untuk melakukan respon karena masih banjir dan intensitas hujan masih tinggi. 2) Cuaca buruk mengakibatkan aliran listrik terputus sehingga sulit berkomunikasi ke daerah. 3) Dinas Kesehatan Kabupaten yang terdampak belum memiliki pemahanan terkait manajemen penanggulangan krisis kesehatan sehingga dalam penanggulangan bencana belum dilakukan terstruktur melalui sistim Klaster Kesehatan. 4) Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ikut menjadi korban dan mengakibatkan pelayanan terganggu. 5) Pengelolaan data belum dilakukan secara terintegrasi, sehingga informasi kurang akurat dan tidak bisa digunakan untuk mempercepat upaya penanggulangan krisis kesehatan. 6) Dinas Kesehatan tidak memiliki dana untuk khusus penanggulangan krisis kesehatan, disisi lain penggunaan Dana Siap Pakai yang di fasilitasi BPBD waktunya sangat singkat mengikuti berlakunya penetapan status tanggap darurat, sementara untuk proses pencairan biaya pelayanan kesehatan, membutuhkan dokumentasi rekam medik sesuai dengan masa penyembuhan pasien sehingga waktunya akan melebihi masa tanggap darurat.
128 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
H. Kesimpulan
1) Pembelajaran
a) Peringatan dini oleh BMKG melalui media elektronik sangat membantu masyarakat untuk melakukan kesiapsiagaan b) Pemahaman Dinas Kesehatan dan BPBD yang masih kurang dalam penggunaan Dana Siap pakai sehingga diperlukan upaya advokasi/sosialisasi. c) Dampak Siklon Cempaka dan Dahlia, tidak menimbulkan krisis kesehatan berkelanjut- tan yaitu kejadian luar biasa.Meskipun terdapat jumlah pengungsi dalam jumlah besar dan lingkungan yang tercemar, dinas kesehatan dapat meminimalisir dengan melaku- kan upaya survailans secara ketat dan mendorong partisipasi masyarakat bersama pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan secara cepat dan penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat. d) Beberapa Kabupaten/Kota sudah memiliki Rencana Kontijensi (Renkon) sesuai dengan risiko yang ada di wilayahnya namun renkon tersebut berbeda dengan bencana yang terjadi sehingga perlu dilakukan evaluasi dari renkon tersebut.
2) Rekomendasi
a) Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencanab) Pembuatan Rencana Kontinejnsi Bencana yang diakibatkan oleh Perubahan Iklim/ cuaca ekstremc) Sosialiasasi agar masyarakat siap untuk menghadapi siklon cempaka dan dahlia sangat penting dan perlu diteruskand) Membuat pemetaan hazard, kapasitas dan kerentanan.e) Membuat rencana kontijensi bidang kesehatan untuk bencana siklone) Melakukan gladi penanggulangan krisis kesehatan f) Perlu adanya kebijakan dalam penggunaan penggunaan Dana Siap Pakai secara khusus untuk pelayanan kesehatan dengan memperhatikan proses administrasi yang membutuhkan waktu lebih dari masa siaga/tanggap darurat.
129 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
4.2 Erupsi Gunung Agung
A. Profil Wilayah a.1. Kondisi geografis
Gunung Agung terletak di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali pada koordinat 8.3433° Lintang Selatan dan 115.5071° Bujur Timur.Batas-batas wilayahnya di sebelah utara : Laut Jawa; timur: Selat Lombok;selatan Samudra Indonesia; barat:Kabupaten Klungkung, Bangli dan Buleleng.
Kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung meliputi desa-desa dan kecamatan di Kabupaten Karangasem dan Klungkung. KRB terdiri dari KRB II dan I, di mana derajat kerawanan KRB II lebih tinggi daripada KRB I.
KRB II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan, panas, lontaran batu (pijar), hujan abu (lebat) , aliran lava dan khusus di dalam kawah berupa gas beracun. Luas KRB II adalah +215 km2 dan jumlah penduduknya sekitar 35.886 jiwa. Sedangkan KRB I adalah kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan, banjir dan hujan abu lebat serta kemungkinan perluasan aliran awan panas dan lontaran batu (pijar) terutama jika letusannya semakin besar. Luas KRB I sekitar 185 km2 dan jumlah penduduknya 77.815 jiwa. (kutipan dari website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta KRB berikut ini.
130 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Gambar 4.2Kawasan Rawan Bencana Gunung Agung
a.2. Riwayat Letusan Gunung Agung
Gunung Agung tercatat empat kali meletus sejak tahun 1800, yaitu sebagai berikut :1. Tahun 1808, pada tahun itu Gunung Agung melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa. Data mengenai korban luka dan meninggal serta jumlah pengungsi tidak ditemukan.
131 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2. Tahun 1821, Gunung Agung meletus lagi. Letusannya disebut normal tetapi tak ada ket erangan terperinci. Data mengenai korban luka dan meninggal serta jumlah pengungsi tidak ditemukan.3. Tahun 1843, Gunung Agung meletus lagi, didahului sejumlah gempa bumi,kemudian memuntahkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung. Data mengenai korban luka dan meninggal serta jumlah pengungsi tidak ditemukan.4. Tahun 1963, Gunung Agung meletus lagi dan dan tercatat berdampak sangat merusak. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka. Namun data jumlah pengungsi tidak ditemukan.
Pola dan sebaran hasil letusan sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, di antaranya adalah bersifat eksplosif (letusan dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran awan panas, dan aliran lava.
a.3. Kondisi Demografis
Meskipun hanya 2 kabupaten yang berada di wilayah KRB, namun pada kenyataannya erupsi Gunung Agung melibatkan dukungan dari seluruh kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali. Untuk itu pembahasan kondisi demografi, status kesehatan dan kapasitas akan membahas seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali yaitu sebanyak 9 kabupaten/kota.
Berdasarkan sensus tahun 2016, total populasi yang berada di Provinsi Bali adalah sebanyak 4.200.100, dengan rincian sebagaimana tabel 4.12 berikut:
132 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.12Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio
di Provinsi Bali Tahun 2016
No. Kabupaten /Kota Jumlah Penduduk(Jiwa)
Kepadatan Penduduk(jiwa/km2)
Rasio Jenis Kelamin
1. Jembrana 273.300 324,66 98,62
2. Tabanan 438.500 522,44 98,60
3. Badung 630.000 1.505,30 104,08
4. Gianyar 499.600 1.357,61 101,94
5. Klungkung 176.700 560,95 97,87
6. Bangli 223.800 429,72 102,17
7. Karangasem 410.800 489,32 100,10
8. Buleleng 650.100 475,96 99,23
9. Denpasar 897.300 7022,23 104,40
Rata-rata 1.410 101
Mengacu pada Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, rata-rata kepadatan penduduk di 9 Kabupaten/Kota tersebut termasuk sangat padat yaitu ≥ 401 jiwa/km2. Hanya 1 kabupaten/kota yang termasuk cukup padat (251-400 jiwa/km2) yaitu Kab. Jembrana. Untuk rasio jenis kelamin, relatif cukup seimbang, namun rata-rata laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016
133 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.13Jumlah Penduduk Rentan di Provinsi Bali
No. Kabupaten /Kota Jumlah Bayi(Jiwa)
Jumlah Balita (jiwa)
Jumlah Ibu Hamil (jiwa)
Jumlah Lansia (jiwa)
Proporsi kelompok rentan di populasi
1. Jembrana 4.630 18.073 5.130 25.861 20%
2. Tabanan 4.876 23.123 5.409 59.357 21%
3. Badung 7.894 22.524 8.714 40.512 13%
4. Gianyar 6.066 28.245 6.718 51.713 19%
5. Klungkung 2.908 12.313 3.221 24.069 24%
6. Bangli 3.502 17.410 3.848 26.887 23%
7. Karangasem 7.677 31.165 8.451 49.829 24%
8. Buleleng 11.064 47.642 12.238 66.125 21%
9. Denpasar 15.193 30.889 15.199 35.762 11%
Jumlah 63.810 231.384 68.928 380.115
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016 dan www.data.go.id
Proporsi kelompok rentan nasional yang terdiri dari bayi, balita, ibu hamil dan lansia, berdasarkan data di Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 adalah 20%. Melihat tabel 4.13 di atas, terdapat 5 kabupaten/kota yang di atas angka nasional dan kabupaten/kota dengan proporsi tertinggi yaitu Kab. Klungkung, Karangasem dan Bangli.
134 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
a.4. Profil Kesehatan
Tabel 4.14Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali
No Kabupaten/
KotaPuskesmas
RS Pemerintah
RS Swasta
Sarkes Lainnya
Jumlah
1 Jembrana 10 1 2 42 55
2 Tabanan 20 1 5 103 129
3 Badung 13 1 6 384 404
4 Gianyar 13 1 5 118 137
5 Klungkung 9 1 2 43 55
6 Bangli 12 2 1 27 42
7 Karangasem 12 1 1 41 55
8 Buleleng 20 2 4 83 109
9 Denpasar 11 5 13 433 462
Jumlah 120 15 39 1.274 1.448
Sumber: Sarana Kesehatan Bali 2016
Bila dibandingkan dengan standard global (WHO dan Sphere), rata-rata setiap Kabupaten/kota sudah memiliki ≥ 1 fasyankes per 10.000 penduduk. Untuk Kab. Badung dan Kota Denpasar bahkan jauh di atas standard yaitu 6,4 fasyankes /10.000 penduduk (Kab. Badung) dan 5,1 fasyankes/10.000 penduduk (Kota Denpasar).
135 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Untuk jumlah Puskesmas hampir seluruh Kab/Kota telah memenuhi standard yaitu ≥ 1 Puskesmas per 50.000 penduduk. Satu-satunya yang belum yaitu Kota Denpasar dengan angkanya 0,6 Puskesmas per 50.000 penduduk. Untuk RS, seluruh kabupaten/kota jumlahnya telah memadai yaitu ≥ 1 RS per 250.000 penduduk.
Tabel 4.15Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Bali
No Kabupaten/ Kota
dr.Spesialis
drUmum
dr. Gigi
Bidan Perawat Kesling Gizi
1 Jembrana 21 66 18 257 216 16 242 Tabanan 101 124 62 319 739 63 563 Badung 101 162 43 273 593 26 204 Gianyar 105 129 12 499 523 65 435 Klungkung 57 63 23 253 336 22 226 Bangli 69 75 33 289 563 44 367 Karangasem 41 77 28 313 343 40 278 Buleleng 53 106 41 490 755 49 619 Denpasar 721 222 70 680 2.850 154 108
JUMLAH 1.269 1.024 330 3.373 6.918 479 397
Sumber: Profil Kesehatan Bali 2016
136 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.16Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Bali per 100.000 penduduk
NoKabupaten/
Kotadr.
Spesialisdr
Umumdr.
GigiBidan Perawat Kesling Gizi
1 Jembrana 7,7 24,1 6,6 94,0 79,0 5,9 8,8
2 Tabanan 23,0 28,3 14,1 72,7 168,5 14,4 12,8
3 Badung 16,0 25,7 6,8 43,3 94,1 4,1 3,2
4 Gianyar 21,0 25,8 2,4 99,9 104,7 13,0 8,6
5 Klungkung 32,3 35,7 13,0 143,2 190,2 12,5 12,5
6 Bangli 30,8 33,5 14,7 129,1 251,6 19,7 16,1
7 Karangasem 10,0 18,7 6,8 76,2 83,5 9,7 6,6
8 Buleleng 8,2 16,3 6,3 75,4 116,1 7,5 9,4
9 Denpasar 80,4 24,7 7,8 75,8 317,6 17,2 12,0
STANDARD MINIMAL 10 40 11 100 158 15 24
Keterangan : Kurang dari standar Sesuai/ diatas standar
Mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 54/2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2011-2025, seluruh kabupaten/kota belum tercukupi kebutuhan untuk dokter umum dan tenaga gizi yaitu masing-masing minimal 40 dokter umum/100.000 penduduk dan 24 tenaga gizi / 100.000 penduduk. Sebagian besar kabupaten/kota masih kekurangan tenaga dokter gigi, bidan, perawat dan tenaga kesling yaitu standarnya sekurang-kurangnya 11 dr gigi/100.000 penduduk, 100 bidan/100.000 penduduk, 158 perawat/100.000 penduduk dan 15 tenaga kesling per 100.000 penduduk.Sedangkan untuk dokter spesialis hanya Kab. Jembrana dan Kab. Buleleng masih kurang dari kebutuhan yaitu minimal 10 dokter spesialis/100.000 penduduk.
137 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.17Profil Kesehatan di Provinsi Bali
No Kabupaten IPM IPKM AHH AKI AKB
1 Jembrana 70,38 0.7272 71,57 104,5 17,30
2 Tabanan 74,19 0.7866 72,89 143,4 16,81
3 Badung 79,8 0.7897 74,42 0,0 6,02
4 Gianyar 75,7 0.8032 72,95 115,0 24,93
5 Klungkung 69,31 0.7219 70,28 34,9 14,91
6 Bangli 67,03 0.6910 69,69 86,0 16,22
7 Karangasem 65,23 0.6860 69,66 79,9 18,98
8 Buleleng 70,65 0.8327 70,97 115,2 9,01
9 Denpasar 82,58 0.8327 74,04 54,5 1,88
Sumber: Profil Kesehatan Bali 2016 dan IPKM Kemenkes (2013)
Rendah/ Di bawah rata-rata/ Di bawah angka nasional dan
provinsi
Sedang/ Rata-rata/ Menengah/ Di bawah angka provinsi dan di atas angka nasional
Tinggi/ Di atas rata-rata/ Di atas
angka nasional dan provinsi
Dari data di atas terlihat bahwa Kota Denpasar memiliki IPM tertinggi sebesar 82,58 dan IPM terendah adalah Kabupaten Karangasem sebesar 65,23. Berdasarkan kategori, hanya Kota Den-pasar yang masuk kategori IPM tinggi dengan range ≥ 80, sedangkan kabupaten/kota lainnya berada pada kategori IPM menengah atas yaitu 65 - 79
Keterangan :
138 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Untuk nilai IPKM hanya 3 kabupaten/kota yang di atas angk a IPKM rata-rata nasional maupun IPKM provinsi Bali, yaitu Kab. Klungkung, Kab. Buleleng dan Kota Denpasar. Sedangkan kabupaten/kota lainnya di bawah IPKM Provinsi namun masih di atas IPKM rata-rata nasional.
Berdasarkan data BPS tahun 2014 Umur Harapan Hidup (AHH) Nasional adalah 72,59 tahun dan AHH Provinsi Bali adalah 73,15 tahun. Dari 9 kabupaten kota ada 2 kabupaten/kota yang AHH lebih tinggi dari AHH nasional maupun provinsi yaitu Kota Denpasar dan Kab. Badung. Sedangkan 2 kabupaten yaitu Kab. Tabanan dan Gianyar lebih rendah dari AHH Provinsi Bali namun lebih tinggi dari AHH nasional. Kabupaten/kota lainnya lebih rendah dari AHH Provinsi maupun nasional.
Berdasarkan data WHO tahun 2015, AKI (Angka Kematian Ibu) nasional adalah 126/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Prov. Bali pada tahun 2016 adalah 78,7/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Bali 2016). Kabupaten Tabanan merupakan satu-satunya kabupaten/kota yang memiliki AKI di atas angka nasional maupun provinsi. Terdapat 3 kabupaten/kota dengan AKI di bawah angka provinsi maupun nasional yaitu Kab. Badung, Klungkung dan Kota Denpasar. Lima kabupaten/kota lainnya di atas angka provinsi namun masih di bawah AKI nasional.
Berdasarkan data BPS tahun 2012, AKB (Angka Kematian Bayi) nasional adalah 34/1000 kelahiran hidup dan AKB Provinsi Bali adalah 29/1000 kelahiran hidup. Bila kita lihat pada tabel 4.17, seluruh kabupaten/kota memiliki AKB di bawah angka nasional maupun provinsi.
Menilik Profil Kesehatan 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali, terlihat bahwa kondisi kesehatannya relatif cukup baik. Hal ini terlihat dari nilai IPM, IPKM dan AKB yang nilainya sedang hingga tinggi. Jumlah fasyankes juga relatif cukup memadai. Kota Denpasar merupakan kota dengan status kesehatan terbaik dibandingkan 8 lainnya berdasarkan indikator IPM, IPKM, AHH, AKI dan AKB
139 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Yang perlu dapat perhatian adalah seluruh kabupaten kekurangan tenaga kesehatan terutama dokter umum, bidan, sanitarian dan tenaga gizi. Sebanyak 5 kabupaten/kota angka harapan hidupnya masih di bawah angka nasional maupun angka provinsi. Selain itu masih ada 1 kabupaten dengan AKI yang tinggi yaitu Kab. Tabanan.
a.5. Kapasitas Lokal
Berdasarkan buku Risiko Bencana Indonesia yang dikeluarkan BNPB pada tahun 2016, Provinsi Bali termasuk memiliki kapasitas penanggulangan bencana tinggi.Untuk 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali, kapasitasnya dilihat dari hasil penilaian kapasitas di website INARisk BNPB, keberadaan desa/kelurahan siaga aktif dan desa/kelurahan tangguh bencana (tabel 4.18).
Untuk kapasitas di INARisk sebanyak 4 kabupaten/kota yaitu Kab. Jembrana, Klungkung, Bangli dan Karangasem tidak ada datanya. Dari 5 kabupaten/kota lainnya, hanya Kota Denpasar yang memiliki kapasitas sedang. Sedangkan kabupaten/kota lainnya yaitu Tabanan, Bandung, Gianyar dan Buleleng masih rendah. Jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan data di tabel 4.18 terlihat bahwa seluruh kabupaten/kota telah memiliki desa siaga aktif dengan persentase rata-rata hampir 100%. Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (56,9%) masih berada pada tahapan awal pembentukan desa siaga yaitu strata pratama. Sebanyak 26,63% berada pada tahapan kedua . Sedangkan yang berada pada tahapan akhir yaitu strata Purnama dan Mandiri, relatif masih sedikit yaitu sekitar 16%.
Sebanyak 6 kabupaten/kota telah memiliki Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dengan persentase berkisar antara 1%-11% dari seluruh desa/kelurahan yang ada. Tiga kabupaten/kota yang belum memiliki yaitu Jembrana, Klungkung dan Bangli.
140 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.18Kapasitas 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
dalam Penanggulangan Bencana
No Kabupaten Kelas Kapasitas
(INARisk) *
Desa/Kelurahan Siaga Aktif **
(persentase dari seluruh desa/
kelurahan)
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ***
Jumlah
Persentase dari seluruh desa/
kelurahan
1 Jembrana n.a. 100% 0 0%
2 Tabanan rendah 92,48% 2 2%
3 Badung rendah 100% 7 11%
4 Gianyar rendah 100% 2 3%
5 Klungkung n.a. 100% 0 0%
6 Bangli n.a. 100% 0 0%
7 Karangasem n.a. 100% 6 8%
8 Buleleng rendah 100% 2 1%
9 Denpasar sedang 100% 2 5%
Keterangan :
*) sumber INARisk BNPB
**) sumber Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016
***) sumber BNPB
n.a. : Tidak ada data
141 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 4.1Persentase Strata Desa/Kelurahan Siaga Aktif Provinsi Bali
sumber Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2016
B. Kronologis Kejadian
Menjelang akhir bulan September 2017, PVMBG mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik dari kegempaan yang terus meningkat dari Gunung Agung. Berikut perkembangan Gunung Agung
142 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
- Tanggal 22 September 2017 pukul 20.30 WITA, status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4). - Tanggal 29 September 2017, Gubernur Bali mengeluarkan surat pernyataan keadaan siaga darurat. - Tanggal 29 Oktober 2017 pukul 16.00 WITA status Gunung Agung diturunkan menjadi Siaga (level 3), setelah kurang lebih sebulan status Awas. - Tanggal 21 November 2017 pukul 17.05 WITA, gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem tersebut meletus dengan letusan bertekanan sedang. - Tanggal 27 November 2017 pukul 06.00 WITA, status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) - Tanggal 27 November 2017, Bupati Karangasem menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari sampai tanggal s.d. 10 Desember 2017 dan diperpanjang hingga 22 Desember 2017
Gambar.4.3Kronologi Kejadian Erupsi Gunung Agung
143 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Data pengungsian dan pelayanan kesehatan :
- Pengungsian
Pengungsian telah dimulai sejak 1 minggu sebelum Gubernur menetapkan Siaga Darurat yaitu tanggal 22 September 2018 dengan jumlah pengungsi sebanyak 6.582 jiwa. Jumlah terus meningkat dengan rata-rata tertinggi antara 28 September hingga 8 November yaitu sekitar 135 ribu jiwa. Jumlah pengungsi tertinggi pada tanggal 4 Oktober 2017 yaitu seban-yak 150.109 jiwa di 435 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota.
Setelah penetapan Tanggap Darurat oleh Gubernur pada tanggal 27 November 2017, jumlah pengungsi perlahan meningkat dengan jumlah tertinggi pada tanggal 19 Desember 2017 yaitu 72.114 jiwa di 240 titik pengungsian. Jumlah rata-rata pengungsi pada tahap tanggap darurat jauh lebih rendah dibandingkan pada kondisi siaga darurat.
Meninjau karakteristik pengungsi, dari data yang ada jumlah laki-laki lebih banyak dari-pada perempuan. Sebanyak 43% dari pengungsi tidak ada data jenis kelaminnya. Untuk kelompok rentan, sebanyak 4 kabupaten tidak ada datanya sama sekali. Namun dari data yang ada, lansia merupakan kelompok rentan yang paling banyak bahkan hampir 2 kali lipat bila dibandingkan dengan balita.
Jelasnya dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut ini :
144 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Keterangan :Sebelum penetapan
kedaruratan
Siaga Darurat Tanggap Darurat
Grafik 4.2Trend Pengungsi
145 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NoKabupaten/
Kota
Jumlah Titik
Pengunsi
Jumlah Pengungsian Kelompok Rentan
Total Jumlah
Pengungsi L P
Tidak ada data
jenis kelamin
Balita Lansia
Bumil Cacat
1 Jembrana 33 257 256 0 n.a n.a n.a n.a 513
2 Tabanan 10 n.a n.a 5.038 n.a n.a n.a n.a 5.038
3 Badung 6 n.a n.a 7.119 n.a n.a n.a n.a 7.119
4 Gianyar 8 393 362 12.491 66 74 4 2 13.246
5 Klungkung 122 11.632 11.197 0 1.664 2.259 n.a n.a 22.829
6 Bangli 56 6.049 5.623 106 335 406 311 12 11.778
7 Karangasem 133 19.207 17.590 15.450 1.031 1.350 24 8 52.247
8 Buleleng 24 n.a n.a 23.701 n.a n.a n.a n.a 23.701
9 Denpasar 43 6.442 7.196 0 692 2.009 14 5 13.638
Jumlah 435 43.980 42.224 63.905 3.788 6.098 353 27 150.109
- Pelayanan kesehatan
• Jumlah pengungsi yang meninggal selama fase kedaruratan sebanyak 71 orang,dengan rincian 69 orang pada masa siaga darurat dan 2 orang pada saat tanggap darurat. Jumlah korban meninggal terbanyak yaitu di Klungkung dan Karangasem. Bila dilihat usianya, paling banyak di atas usia 60 tahun.Sedangkan penyebab meninggaln-ya paling tinggi akibat penyakit-penyakit kronis yaitu DM/Stroke/Jantung/Hipertensi.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.19Karakteristik Pengungsi pada Tanggal 4 Oktober 2017
146 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.20Kabupaten/Kota tempat Meninggal
No.Nama Kabupaten/Kota Tempat
MeninggalJumlah yang
meninggal (orang)Angka Kematian
Kasar Pengungsi per 1000 penduduk
1Jembrana 0 0
2 Tabanan 3 2,38
3 Badung 2 1,124 Gianyar 2 0,65 Klungkung 30 5,266 Bangli 8 2,72
7 Karangasem 19 1,45
8 Buleleng 4 0,689 Denpasar 3 0,88
Jumlah 71 1,89
Angka kematian kasar Indonesia per 1000 penduduk tahun 2013 adalah 6,2 (sumber WHO). Se-dangkan angka kematian kasar Prov. Bali pada tahun 2010 adalah 3,06 (Profil Kesehatan Bali 2010). Bila melihat angka kematian kasar pengungsi secara total angka kematian selama 3 bulan kedaruratan dibagi jumlah pengungsi dan dikonversi menjadi setahun), jumlahnya masih di bawah angka di tingkat nasional maupun provinsi. Bila ditelaah masing-masing kabupaten/kota, seluruhnya lebih kecil dibandingkan angka kematian kasar nasional. Namun bila diband-ingkan dengan angka kematian kasar provinsi, maka Kab. Klungkung merupakan satu-satunya yang lebih tinggi.
147 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 4.3Usia Korban Meninggal Dunia
Grafik 4.4Penyebab Korban Meninggal
• Jumlah total pasien yang dilayani di Pos Kesehatan dan Rumah Sakit yaitu sebanyak 56.892 orang. Sebanyak 98% di antaranya adalah rawat jalan
148 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Tabel 4.21Jumlah pasien yang dilayani di Pos Kesehatan
No Status Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah
1 Siaga Darurat 42.742 394 43.136
2 Tanggap Darurat 13.000 846 13.846
JUMLAH 55.742 1.240 56.982
Bila melihat trend kunjungan pasien rawat jalan di Pos Kesehatan Kab. Karangsem selama kedaruratan, meskipun jumlah pengungsi pada saat tanggap darurat menurun dibandingkan siaga darurat, namun jumlah pasien cenderung meningkat. Penyakit terbanyak adalah ISPA yang jauh lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya. Untuk trend penyakit ISPA, penyakit kulit dan common cold semuanya menunjukkan trend yang sama yaitu semakin meningkat mulai dari siaga darurat hingga tanggap darurat. Untuk jelasnya dapat dilihat pada sejumlah grafik berikut ini. Beberapa titik yang kosong pada grafik dikarenakan tidak ada data.
keterangan:
Siaga Darurat Tanggap Darurat
Grafik 4.5Trend Kunjungan Pasien Rawat Jalan di Pos Kesehatan Kab. Karangasem
Selama Kedaruratan
149 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
Grafik 4.610 Penyakit Terbanyak di Pos Kesehatan Kab. Karangasem Selama Kedaruratan
keterangan:
Siaga Darurat Tanggap Darurat
Grafik 4.7Trend Penyakit ISPA di Pos Kesehatan Kab. Karangasem
pada Kondisi Siaga dan Tanggap Darurat
150 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
keterangan:
Siaga Darurat Tanggap Darurat
keterangan:
Siaga Darurat Tanggap Darurat
Grafik 4.8Trend Penyakit Kulit di Pos Kesehatan Kab. Karangasem
pada Kondisi Siaga dan Tanggap Darurat
Grafik 4.9Trend Penyakit Common Cold di Pos Kesehatan Kab. Karangasem
pada Kondisi Siaga dan Tanggap Darurat
151 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
•Untuk kasus penyakit jiwa, terdapat 126 kasus dan sebagian besar dirawat inap. Sama seperti penyakit lainnya, kasus penyakit jiwa cenderung meningkat pada masa tanggap darurat meskipun julah pengungsi menurun. Jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini. Beberapa titik di grafik yang kosong dikarenakan tidak ada data.
Tabel 4.22Kasus penyakit jiwa di pengungsian pada masa kedaruratan
No Status Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah
1 Siaga Darurat 7 91 98
2 Tanggap Darurat 7 21 28
JUMLAH 14 112 126
Grafik 4.10Trend Kumulatif Kasus Penyakit Jiwa di Pengungsian
pada Masa Kedaruratan
keterangan:
Siaga Darurat Tanggap Darurat
152 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
◊ Upaya Siaga Darurat dan Tanggap Darurat
Setelah penetapan kedaruratan oleh Gubernur Bali, selanjutnya diaktfikan struktur penanganan bencana. Incident Commander penanganan bencana di lapangan adalah Dandim Kab. Karangasem dan Wakil Kepala BPBD Kab. Karangasem.
Untuk sektor kesehatan, dilakukan pembentukan dan pengaktifan Klaster Kesehatan Provinsi yang diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Sebagai koordinator pelaksana harian di lapangan adalah sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Selanjutnya Klaster Kesehatan menerbitkan MoU Antara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait komando saat masa tanggap darurat erupsi Gunung Agung.
Pada tahap siaga darurat, Klaster Kesehatan melakukan penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) dan Rencana Operasi (Renop) yang kemudian disinkronisasikan dengan BNPB dan BPBD. Selanjutnya dilakukan Sosialisasi Renkon dan Renop kepada seluruh Direktur RS pemerintah se-Bali, Kepala Dinas Kesehatan se-Bali, Instansi terkait siaga bencana Gunung Agung, organisasi profesi dan koordinator sub klaster.
Beberapa kebijakan klaster kesehatan :
a. Terkait pelayanan kesehatan pasien, ditetapkan kebijakan sebagai berikut : • Biaya perawatan pengungsi di RS hanya dijamin untuk pengungsi dari 22 wilayah KRB dengan pembuktian identitas berupa KIP. • Bila terbukti pengungsi merupakan warga dari 22 desa KRB tersebut dan merupakan peserta BPJS maka seluruh biaya perawatan dijamin BPJS, sedangkan bila non peserta BPJS seluruh biaya ditanggung oleh BNPB melalui mekanisme klaim DSP.
A. Upaya yang Dilakukan
153 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
A. Upaya yang Dilakukan
• Bagi pasien diluar 22 wilayah KRB dan peserta BPJS maka dijamin oleh BPJS sesuai aturan yang berlaku, sedangkan bila non BPJS maka biaya ditanggung sendiri oleh pasien. • Keseluruhan pelayanan tetap mengacu pada sistem rujukan berjenjang.
b. Logistik berupa obat dan bahan habis pakai menggunakan stok yang tersedia di Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan bila mengalami kekurangan akan dimohonkan bantuan dari Pusat melalui mekanisme satu pintu.
Sesuai dengan permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada, maka upaya-upaya yang dilakukan program kesehatan sebagai berikut :
Tabel 4.23Upaya-upaya yang dilakukan program kesehatan
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
1
Tim Informasi Kesehatan - Melakukan RHA
- Melakukan pemantauan, koordinasi laporan dan membuat laporan klaster kesehatan harian
- Pengumpulan dan validasi data pengungsi yang meninggal.
Kemenkes :
a. Mengirimkan Tim RHA untuk mendukung daerah melakukan RHA
b. Melakukan koordinasi untuk mendukung pelaksanaansistem informasi penanggulangankrisis kesehatan di daerah
c. Merilis sejumlah berita untuk informasi pada masyarakat yaitu : - Persediaan Obat Mencukupi (26/9/17) - Menkes Pantau Kesehatan Pengungsi & Kesiapan Posko kesehatan pengungsi Gn Agung
Melakukan RHA, yaitu antara lain LPBI NU, MDMC, Mitra KARINA, Dompet Dhuafa, YEU, PKPU, Rumah Zakat, BTB
154 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
A. Upaya yang Dilakukan
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
- Tim Kesehatan Tetap Siaga
Meski Status Gn Agung Menurun
(1/11/17)
- Menkes Jamin Pengungsi
Gunung Agung Tidak Kekurangan
Masker (27/11/17)
- Menkes Akan Menambah
Tenaga Medis jika Diperlukan
(29/11/17)
2
Tim Logistik Kesehatan
Membagikan masker kepada
masyarakat di seluruh
kecamatan di Kabupaten
Karangasem.
Mengevakuasi obat-obatan dan
vaksin yang ada di Puskesmas
Selat (daerah KRB 3) dibawa ke
Puskesmas Sidemen Kabupaten
Karangasem
Kemenkes mengirimkan
obat-obatan dan bahan habis
pakai dengan total nilai Rp
566.519.650,-
Pembagian masker oleh MDMC,
LPNI NU, YEU, Mitra Karina.
Pengenalan medan logistik
155 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
3
Sub Klaster Pelayanan Kese-
hatan
- Mengaktifkan Pos Pelayanan
Kesehatan 24 jam yang dikelola
oleh Dinas Kesehatan Provin-
si/Kabupaten/Kota dengan
melibatkan SDM kesehatan
dari Dinas Kesehatan Provinsi,
Rumah Sakit, Klinik, Institusi
Kesehatan, Organisasi Profesi,
Puskesmas, Pustu, Poskesdes;
- Melakukan pelayanan kese-
hatan rujukan di 12 RS yaitu RS
Karangasem, Klungkung, Bang-
li, Sanjiwani, Wangaya, Badung,
Tabanan, Negara, Buleleng,
Bhayangkara, Ari Canti dan Puri
Raharja
- Melakukan penghitungan dan
verifikasi jumlah klaim korban
di RS bekerja sama dengan
BPJS untuk diajukan ke BNPB
Melakukan pemantauan dan
koordinasi
MDMC, BAZNAS dan PMI Pusat
•Mengirimkan Tim Kesehatan
•SAR Evakuasi
•Memberian pelayanan kesehatan
4
Sub Klaster Pengendalian Pen-
yakit , Kesehatan Lingkungan
dan Penyediaan Air Bersih
a.Surveilans
- Surveilans ketat terhadap
penyakit potensial wabah,
antara lain malaria
- Penyelidikan dan penanganan
penyakit dugaaan KLB
maupun
a.SurveilansKemenkes :
- Melakukan health assessment
- Penyelidikan Epidemiologi
- Melakukan penyuluhan
kesehatan pada masyarakat
- Melakukan pengamatan dan
pengendalian faktor risiko
penyakit di pengungsian
Rumah Zakat , BTB, MDMC, Mitra
KARINA, PMI :
- Memberikan bantuan
perlengkapan kebersihan
- Memberikan Masker
156 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
kejadian KLB yang terjadi di pos pengungsian diantaranya adalah kejadian varisella di pos Les Buleleng, Tomcat di pos Swecapura, Kasus diare di Pos Swecapura dan kasus ILI di Pos UPT Pertanian Rendang serta kasus dugaan difteri.- Melakukan imunisasi campak secara masal pada pengungsi umur 9 bulan – 5 tahun. Cakupan imunisasi 47,43%.- Pelacakan dan penemuan pasien TB dan kusta yang masih dalam proses pengobatan ke pos-pos pengungsianb. Pengendalian Penyakit &Kesehatan Lingkungan- Pengawasan lagoon di sekitar pos pengungsian dalam rangka pemantauan jentik malaria serta melakukan larvasida.- Pemantauan vektor DBD di pos-pos pengungsian dengan melakukan pemeriksaaan jentik, melakukan fogging focus serta abatisasi.- Pengendalian kepadatan lalat di pos pengungsian dengan penyemprotan dan pemasangan trap.
- Pemetaan faktor risiko
penularan penyakit seperti
lagoon dan tempat perindukan
nyamuk tempat-tempat
pengungsi yang meliputi
pengumpulan data mengenai
data penyakit yang dialami,
namun sampai saat ini data
belum diperoleh dengan
optimal.
b. Pengendalian Penyakit &
Kesehatan Lingkungan
Kemenkes
- BBTKL Surabaya melakukan
pengukuran dan pemantauan
factor risiko lingkungan berupa
pengambilan sampel debu,
sampel mata air, sampel udara
dan sampel tanah di 3 lokasi yaitu
di Rendang, Karangasem dan
Bebandem.
- Distribusi air bersih sebanyak
2.559.200 liter
- Melakukan promosi kesehatan
PHBS, cuci tangan dengan benar
- Distribusi hygiene kits
- Penyuluhan lingkungan sehat
- Membangun 43 MCK baru dan
rehabilitasi 18 MCK
157 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
- Pendistribusian oralit dan zink dalam upaya penanggulangan penyakit diare- Melakukan pemeriksaan IVA dan Sadarnis bagi pengungsi bekerjasama dengan Kejati Provinsi Bali.- Pemantauan terhadap kualitas air bersih di pos pengungsian - Pengawasan kualitas makanan dan tempat peng- lahan makanan di pos pengungsian, dengan hasil semua memenuhi persyaratan.- Melakukan inspeksi sanitasi di pos-pos pengungsian bersama dengan petugas Puskesmas dan dari BBTKL Surabaya.
5
Sub Klaster Layanan Gizi
a. Pemberian PMT kepada ibu
hamil, Balita dan an.a.k sekolah
di pos-pos pengungsian.
b. Pemantauan status
gizi melalui pengukuran
antropometri pada Balita, anak
sekolah dan ibu hamil. Hasilnya
sampai dengan saat ini status
gizi masih baik.
c. Melakukan monitoring ke pos
pengungsian untuk memantau
keadaaan dapur umum dan
siklus menu bagi pengungsi
Kemenkes mengirimkan Logistik
Rp 217.439.000,- :
• PMT Balita 10.994 Kg
• PMT Ibu Hamil 2.001 Kg
• PMT – ASI 6.499 Kg
158 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
6
Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
a. Pendistribusian KIT Higenis perempuan sebanyak 1200 paket, Kit Bumil sebanyak 480 paket dan Kit ibu pasca melahirkan sebanyak 10 paket.b. Pemantauan kesehatan bumil yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas yang mewilayahi pos pengungsianc. Memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak di pos pengungsian.d.Pembagian Kit Kespro, WUS, Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi di pos pengungsian.e. Pendataan pengungsi kelompok rentan
Kementerian Kesehatan :- Berkoordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Prov. Bali dan Kab. Karangasem, BKKBN Prov. Bali, sub klaster pengendalian penyakit untuk pelaksanaan program-program kesehatan reproduksi- Melakukan advokasi dan sosialisasi tentang program kespro kepada kepala desa terdampak serta perangkat desanya - Distribusi bantuan logistik Kit Individu Kespro dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 475.040.000. dengan rincian bantuan berupa 2.000 Kit Individu Kespro
7
Sub Klaster Kesehatan Jiwaa. Penemuan kasus ODGJ di pos-pos pengungsian kerjasama antara pemegang program keswa di Dinkes Kabupaten/Kota, Puskesmas, RSJ dan PMI.b. Pemberian pelayanan kesehatan jiwa terutama untuk pemulihan psikologis para pengungsi bekerjasama dengan RSJ Provinsi Bali dan Fakultas Psikologi UNUD.c. Pendampingan psikologis kepada pengungsi.
Kemenkes : a.Melakukan pelayanan kese-hatan jiwa di pos pengungsian : b.Memberikan bantuan obat-obatan jiwa. kepada Kad-inkes Kab. Karangasem dengan total nilai bantuan sebesar Rp. 1.209.000.c. Melakukan skrining gangguan jiwad.Melakukan konseling, terapi suportif, terapi rileksasi progresif dan psikoedukasi.e.Melakukan pendampingan dan art therapy.
Rumah Zakat , LPBI NU dan PMI :• Pendampingan psikososial untuk anak – anak• Melakukan kegiatan dukungan psikologi
159 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Sub Klaster dan Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan
Dukungan Pemerintah Pusat Dukungan LSM/ NGO
8 Sub Klaster DVI - -
◊ Pasca Tanggap Darurat
1. Hasil verifikasi klaim RS untuk pasien pengungsi tanggal 18 September – 10 Desember 2017 yaitu sebesar Rp 3,092,770,802,-. Rinciannya sebagai berikut :
Tabel 4.24Hasil Verifikasi Klaim Rumah Sakit Untuk Pasien Pengungsi
FaskesJumlah Pasien
Jml. Klaim Terverifikasi Keterangan
Dinas Kesehatan (Prov dan Kab/Kota)
81.042 Rp 1.355.474.556
Rs Pemerintah (RSUP, RSUD, RSJ)
6.004 Rp 742.956.861 Rp 3.092.770.802Terverifikasi untuk 11 RS
RS Swasta 105 Rp 4.531.103.039
Total 87.151 Rp 6.629.534.456 Rp 3.092.770.802
160 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2. Pusat Krisis Kesehatan memfasilitasi koordinasi antara Dinkes Provinsi Bali dengan BNPB untuk pencairan klaim RS menggunakan Dana Siap Pakai (DSP). Namun hingga awal tahun 2018, klaim ini belum dapat dipenuhi3. Pada Januari 2018, Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk membahas masalah klaim RS. Lintas program yang terlibat yaitu Dit. Yankes Rujukan, Biro Keuangan, P2JK. Lintas sektor yang terlibat yaitu BNBP, Bappenas. Hasil rapat menyepakati perlunya tindak lanjut untuk memperjelas SOP pengajuan klaim dari sektor kesehatan untuk pengajuan DSP. Mengingat penghitungan klaim untuk sektor kesehatan memiliki kekhususan dan tidak bisa disamakan dengan sektor-sektor lainnya.
B. Analisa Permasalahan
1. Terjadi migrasi peduduk yang mengakibatkan meningkatnya jumlah layanan kesehatan.
2. Secara total keseluruhan angka kematian kasar pengungsi masih lebih rendah dibandingkan angka kematian kasar provinsi Bali dan nasional.Namun bila ditelaah satu persatu ternyata angka kematian kasar di Kab. Klungkung lebih tinggi dibandingkan angka di provinsi, walaupun masih lebih rendah dibandingkan angka nasional
3. Pendataan karakteristik pengungsi untuk jenis kelamin dan kelompok rentan tidak lengkap, padahal ini merupakan salah satu data yang penting bagi klaster kesehatan untuk menyusun perencanaan penanganan.
4. Tidak ada pendataan mengenai kasus penyakit kronis yang membutuhkan penanganan berkelanjutan di pengungsian, seperti misalnya data pengungsi dengan penyakit DM, hipertensi, jantung dan sebagainya.
161 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
5. Pada masa tanggap darurat terjadi penurunan jumlah pengungsi namun kasus penyakit cenderung meningkat baik itu penyakit ISPA, kulit maupun penyakit jiwa.
6. Ketika siaga darurat pertama Kabupaten Karangasem belum memiliki rencana. kontijensi erupsi Gunung Agung sehingga penyusunannya agak terlambat.
7. Klaim pasien RS mengalami kesulitan dikarenakan belum ada SOP yang jelas mengenai penggunaan DSP bagi sektor kesehatan.
C. Best Practices (Praktik-praktik Terbaik)
1. Bila melihat dari angka kematian kasar pengungsi, jumlah kematiannya masih termasuk “normal”.
2. Klaster kesehatan telah membuat kebijakan terkait pembiayaan untuk pasien baik di wilayah KRB maupun di luar wilayah KRB.
3. Selama 3 bulan pengungsian, tidak terjadi KLB dan tidak ada kasus gizi buruk/ kurang di pengungsian
D. Kesimpulan
1. Secara umum penanganan kedaruratan akibat erupsi Gunung Agung telah dilakukan dengan baik, dengan indikatornya angka kematian kasar masih di bawah angka kematian kasar nasional dan provinsi serta tidak ada kasus KLB maupun gizi buruk/ kurang.
2. Manajemen data dan informasi masih belum optimal, terutama untuk pendataan kelompok rentan dan penyakit-penyakit kronis yang perlu selalu dipantau
162 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
3. Penggunaan DSP untuk pelayanan kesehatan di RS saat kedaruratan masih menemui banyak kendala dan hingga beberapa bulan setelah berakhirnya masa tanggap darurat tetap belum dapat dicairkan
D. Rekomendasi
1. KEBIJAKAN
- Agar secepatnya dilakukan penyusunan SOP teknis untuk pemanfaatan DSP maupun BTT bagi sektor kesehatan saat tanggap darurat- Perlu ada penekanan kebijakan penanganan penyakit kronis di pengungsian. - Pada pra bencana, agar dilakukan kajian risiko . Termasuk di dalamnya data-data terkait kerentanan kesehatan baik itu kelompok rentan dan penyakit-penyakit yang endemis maupun kronis. - Perlu adanya kajian lebih lanjut terkait kesehatan pengungsi pada masa akhir pengungsian- Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan angka kematian di pengungsian Gunung Agung terutama untuk Kab. Klungkung.- Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai peran dan fungsi desa siaga aktif yang ada serta kampung siaga bencana dalam mendukung penanggulangan krisis kesehatan.
163 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
2. SUMBER DAYA MANUSIA
- Perlu dilakukan assessment kapasitas di seluruh kabupaten/kota untuk kesiapannya dalam penanggulangan krisis kesehatan- Agar dilakukan peningkatan kapasitas manajemen krisis kesehatan bagi kabupaten/kota yang berdasarkan hasil INARisk berkapasitas rendah- Perlu dilakukan peningkatan kapasitas dalam melakukan manajemen data dan informasi penanggulangan krisis kesehatan- Sosialisasi format dari Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan di mana di dalamnya telah memuat mengenai pendataan kelompok rentan dan pendataan berbasis gender.
3. SARANA DAN PRASARANA
- Mengingat Provinsi Bali berisiko tinggi terhadap erupsi gunung api, perlu penyiapan logistik kesehatan seperti Alat pelindung diri dan obat-obatan.
164 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
b. Persamaan kejadian krisis kesehatan tahun 2017, 2016 dengan tahun 2015 yaitu :
- Frekuensi bencana alam merupakan yang tertinggi dengan bencana yang terbanyak yaitu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. - Kecelakaan transportasi dan tanah longsor merupakan 2 jenis bencana yang selama 3 tahun berturut-turut termasuk penyebab korban meninggal tertinggi
a. Trend kejadian krisis kesehatan tahun 2017 mengalami sejumlah perubahan dibandingkan tahun 2015 dan 2016 yaitu : - Terjadi kecenderungan peningkatan proporsi krisis kesehatan maupun korban akibat bencana alam dan penurunan proporsi akibat bencana non alam dan sosial. - Tahun 2015 dan 2016 korban LB/RI didominasi oleh bencana non alam (KLB keracunan dan kecelakaan transportasi). Sedangkan tahun 2017 korban LB/RI banyak disebabkan oleh bencana alam (erupsi gunung api, banjir & tanah longsor serta gempa bumi). - Tahun 2017, baru pertama kali erupsi gunung api menjadi penyebab korban meninggal terbanyak. Dengan catatan semuanya merupakan korban tidak langsung. - Tahun 2017 perbandingan antara frekuensi kejadian bencana alam dengan korban meninggal, lebih tinggi dibandingkan bencana non alam maupun sosial. Berbeda dengan 2 tahun sebelumnya di mana bencana non alam lebih mematikan dibandingkan bencana alam.
165 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
- Tahun 2016 dan 2017 dukungan klaster kesehatan nasional terutama untuk bencana alam. - Pengungsi sebagian besar disebabkan oleh bencana alam. - Trend provinsi dengan frekuensi tertinggi serta jumlah korban terbanyak tidak mengalami banyak perubahan yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. - Perbandingan antara frekuensi kejadian bencana non alam dengan luka berat/ rawat inap tetap lebih tinggi dibandingkan bencana alam maupun sosial.
c. Terdapat 2 kejadian bencana berskala besar pada tahun 2017 yaitu erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali serta dampak siklon tropis Cempaka dan Dahlia di 3 provinsi. Beberapa hasil lesson learnt sebagai berikut :
- Baik Erupsi Gunung Agung maupun Siklon Cempaka dan Dahlia dengan jumlah pengungsi dalam jumlah besar dan lingkungan yang tercemar, keduanya tidak menimbulkan krisis kesehatan berkelanjutan yaitu kejadian luar biasa. Klaster kesehatan dapat meminimalisir dengan melakukan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara cepat dan tepat. - Klaim pasien RS mengalami kesulitan dikarenakan Pemahaman Dinas Kesehatan dan BPBD yang masih kurang dalam penggunaan Dana Siap Pakai serta belum adanya SOP yang jelas mengenai penggunaan DSP bagi sektor kesehatan. - Manajemen data dan informasi masih perlu penguatan. Pendataan karakteristik pengungsi untuk jenis kelamin dan kelompok rentan tidak lengkap dan tidak ada pendataan mengenai penyakit kronis di pengungsian yang membutuhkan penanganan berkelanjutan. - Beberapa Kabupaten/Kota sudah memiliki Rencana Kontijensi sesuai dengan risiko yang ada di wilayahnya namun Renkon tersebut berbeda dengan bencana yang terjadi sehingga perlu dilakukan evaluasi dari renkon tersebut. - Peringatan dini oleh BMKG melalui media elektronik sangat membantu masyarakat untuk melakukan kesiapsiagaan
166 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
5.2 Saran
a. Perlu adanya review dan penguatan kebijakan terkait :
- SOP teknis pemanfaatan DSP maupun BTT bagi sektor kesehatan saat tanggap
darurat
- Penanganan penyakit kronis di pengungsian
b. Perkuat kemampuan daerah dalam menganalisa risiko krisis kesehatan. Termasuk di
dalamnya data-data terkait kerentanan kesehatan baik itu kelompok rentan dan
penyakit-penyakit yang endemis maupun kronis.
c. Akselerasi proses penetapan kebijakan terkait klaster kesehatan dan secepatnya diso
sialisasikan pada seluruh stakeholder terkait.
d. Peningkatan kapasitas dalam melakukan manajemen bencana termasuk di dalamnya
untuk menyusun rencana kontinjensi dan manajemen data dan informasi.
e. Mengingat tingginya angka kejadian akibat hidrometeorologi maka perlu perkuat koor
dinasi dan kerja sama klaster kesehatan di daerah maupun pusat dengan BMKG serta
Pusat Vulkanologi dalam hal diseminasi informasi terkait perubahan iklim, cuaca dan
letusan gunung api.
f. Perlu ada perhatian khusus terhadap provinsi yang secara rutin tiap tahunnya,frekuen
si maupun jumlah korban akibat bencananya tinggi yaitu Provinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Jawa Barat.
167 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.3. Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 048/MENKES/SK/I/2006 tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Masyarakat Akibat Bencana dan Konflik.5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.6. Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 54/2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2011-20257. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan.8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan.10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.13. Surat Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor 173 tahun 2014 tentang Klaster Nasional Penanggulangan Bencana.
168 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
14. World Health Organization. 2016. Emergency Medical Team Coordination Cell (EMTCC) Coordination Handbook. Geneva : World Health Organization.15. Direktorat Pengurangan Risiko Bencana. 2014. Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Badan Nasional Penanggulangan Bencana.16. Tim Penyusun Risiko Bencana Indonesia. 2016. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta : Badan Nasional Penanggulangan Bencana.17. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (2015). Buku Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan Reproduksi pada Krisis Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI18. Pusat Krisis Kesehatan. 2016. Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2015.19. Pusat Krisis Kesehatan. 2017. Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2016.20. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan. www.penanggulangankrisis.kemkes. go.id21. Direktorat Bina Gizi. 2012.Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.22. Website Resmi Badan Informasi Geospasial. http://big.go.id/peta-provinsi/23. Website Resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. http://www.vsi.esdm. go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/468-g-agung 24. Website Resmi Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id25. Website Resmi Kementerian Dalam Negeri. http://www.kemendagri.go.id/media/file manager/2018/02/01/5/1/51.bali.fix.pdf26. Website Resmi Indeks Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana. http:// inarisk.bnpb.go.id27. Kementerian Kesehatan, UNOCHA dan WHO. 2017. Buku Infografis Krisis Kesehatan.28. Kementerian Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.29. Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016
169 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
30. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016.31. Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2015.32. Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2014.33. Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016.34. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Ngawi Tahun 2014.35. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Wonogiri Tahun 2015.36. Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Purworejo Tahun 2015.37. Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2015.38. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2017.39. Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Wonosobo Ta-hun 2014.40. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2017. productive Health and Research, World Health Organization.41. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2017. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2016.42. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2013.43. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Kulonprogo Tahun 2016.44. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2014.45. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. 2016. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015.
170 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
46. Tim Penyusun IPKM. 2014. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.47. Website Resmi Satu Data Indonesia. https://data.go.id/dataset/jumlah-penduduk- berdasarkan-jenis-kelamin-dan-kelompok-usia/resource/2f36bf98-ffeb-4998-b890- 28a29b8f811948. WHO, Unicef, UNFPA, World Bank Group, the United Nations Population Division. 2015. Trends in Maternal Mortality : 1990 to 2015 (Executive Summary). Geneva : Department of Reproductive Health and Research, World Healt h Organization.
171 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
172 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
LAMPIRAN
KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2016 PER PROVINSI
No Provinsi Frekuensi Meninggal
Luka Berat/Rawat
Inap
Luka Ringan/Rawat Jalan
Pengungsi Fasyankes Rusak
1 Aceh 6 0 0 33 2703 1
2 Sumatera Utara 12 1 126 113 7501 0
3 Sumatera Barat 10 11 4 19 1213 2
4 Riau 2 0 0 0 172 0
5 Jambi 2 0 13 58 0 0
6 Sumatera Selatan 2 0 22 80 42 0
7 Bengkulu 1 0 0 0 30 0
8 Lampung 2 2 9 215 100 1
9 Kep.Bangka Belitung
2 0 0 0 3957 0
10 Kepulauan Riau 1 0 38 76 0 0
11 DKI Jakarta 26 2 157 641 8173 0
12 Jawa Barat 19 10 154 749 3809 54
13 Jawa Tengah 29 27 171 299 13131 3
14 DI Yogyakarta 6 10 15 50 12070 0
15 Jawa Timur 17 34 14 4551 11298 6
LAMPIRAN 1
173 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
16 Banten 4 1 0 0 1531 0
17 Bali 4 71 1314 55955 150109 0
18 Nusa Tenggara Barat
5 1 0 0 3413 8
19 Nusa Tenggara Timur
2 0 12 74 0 0
20 Kalimantan Barat 3 2 23 114 400 0
21 Kalimantan Tengah
4 2 130 89 94 0
22 Kalimantan Selatan
2 0 0 0 81 0
23 Kalimantan Timur 2 0 0 4 1144 0
24 Sulawesi Utara 7 0 0 0 7736 0
25 Sulawesi Selatan 8 7 11 5 1312 0
26 Sulawesi Tenggara
6 8 86 23 4922 0
27 Gorontalo 2 0 0 353 737 0
28 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0
29 Maluku 4 4 0 0 0 0
30 Maluku Utara 1 0 10 52 654 0
31 Papua 2 1 0 0 248 0
32 Papua Barat 0 0 0 0 0 0
33 Sulawesi Tengah 3 4 5 25 328 0
34 Kalimantan Utara 2 0 0 0 6783 0Total 198 198 2.314 63.578 243.691 75
No Provinsi Frekuensi Meninggal
Luka Berat/Rawat
Inap
Luka Ringan/Rawat Jalan
Pengungsi Fasyankes Rusak
174 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
LAMPIRAN 2
KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017 PER JENIS BENCANA
Jenis Bencana Frekuensi Meninggal
Luka Berat/Rawat
Inap
Luka Ringan/Rawat Jalan
Pengungsi Fasyankes Rusak
Bencana Alam
Banjir 67 6 13 1208 41022 7
Letusan Gunung Api 2 71 1240 55742 157323 0
Gempa Bumi 5 4 29 276 900 57
Tanah Longsor 16 16 11 2 5946 0
Banjir Bandang 19 23 8 260 968 1
Banjir dan Tanah Longsor 20 49 21 4628 31967 8
Angin Puting Beliung 13 0 5 73 216 1
Bencana Non Alam
Kebakaran 28 1 9 39 5101 1
Kecelakaan Transportasi 4 14 2 3 0 0
KLB-Penyakit 2 2 94 38 0 0
KLB-Keracunan 20 12 870 1236 0 0
Bencana Sosial Konflik Sosial 2 0 12 73 248 0
Jumlah 198 198 2.314 63.578 243.691 75
175 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
LAMPIRAN 3
RINCIAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
1 ACEH ACEH SELATAN
Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Kluet Selatan, Kecamatan Meukek, Kecamatan Trumon, Kecamatan Kluet Tengah, Kecamatan Kluet Timur, Kecamatan Trumon Timur, Kecamatan Kota Bahagia, Kecamatan Trumon Tengah
Banjir 03 January 2017 14:00:00
0 0 0 125
2 ACEH ACEH TENGAH
Kecamatan Bebesen, Kecamatan Kebayakan
Banjir 29 August 2017 23:30:00
0 0 0 33
3 ACEH ACEH SINGKIL
Kecamatan Singkil, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Suro Makmur, Kecamatan Singkohor
Banjir Bandang
08 November 2017 01:03:00
0 0 33 0
4 ACEH BIREUEN Kecamatan Peusangan, Kecamatan
Angin Puting Beliung
06 December 2017 15:30:00
0 0 0 48
5 ACEH ACEH TIMUR
Kecamatan Julok, Kecamatan Birem Bayeun, Kecamatan Serba Jadi, Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Pante Bidari
Banjir 06 December 2017 12:00:00
0 0 0 1.534
176 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RI LR/RJ PGSI
6 ACEH ACEH SELATAN
Kecamatan Trumon, Kecamatan Trumon Timur, Kecamatan Kota Bahagia, Kecamatan Trumon Tengah
Banjir 04 December 2017 09:30:00
0 0 0 963
7 BALI BULELENG SERIRIT Kejadian Luar Biasa (KLB)Keracunan
09 June 2017 11:00:00
0 43 73 0
8 BALI GIANYAR Sukawati Kejadian Luar Biasa (KLB)Keracunan
01 November 2017 00:30:00
0 18 118 0
9 BALIKARANG ASEMBULELENGKLUNGKUNGBANGLITABANANKOTA DENPASARGIANYARBADUNGJEMBRANA
Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, Sidemen
Letusan Gunung Api(tanggap darurat)
18 September 201721:00:00
71 1.240 55,742 52,247
23,701 22,82911,778 5,038 13,638 13,246 7,119 513
10 BALI BULELENG Buleleng Kejadian Luar Biasa (KLB)Keracunan
19 December 2017 19:10:00
0 13 22 0
177 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
11 BANTEN LEBAKBanjarsari, Bayah, Cihara, Cijaku, Cimarga, Cirinten, Kalanganyar, Leuwidamar, Malingping, Wanasalam
Banjir09 February 2017 05:00:00
1 0 0 0
12 BANTEN TANGERANG Cikupa Banjir 04 April 2017 15:00:00
0 0 0 200
13 BANTEN KOTATANGERANG
Periuk Banjir 07 May 2017 14:00:00
0 0 0 1,242
14 BANTEN KOTACILEGON
Citangkil Kebakaran 07 Septem-ber 2017 19:15:00
0 0 0 89
15 BENGKULU LEBONG Lebong Selatan, Rimbo Pengadang
Tanah Longsor
05 May 2017 18:00:00
0 0 0 30
16 D.I.YOGYAKARTA
BANTUL BantulKejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
01 October 2017 19:30:00
0 14 46 0
17 D.I.YOGYAKARTA
GUNUNG KIDUL
GedangsariBanjir dan Tanah Longsor
27 November 2017 06:30:00
2 1 1 2.895
178 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
18 D.I. YOGYAKARTA
BANTUL Bambang Lipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak
Banjir dan Tanah Longsor
01 December 2017 11:00:00
3 0 0 8.093
19 D.I. YOGYAKARTA
KOTA YOGYAKARTA
Danurejan,Gedongtengen,Gondokusuman,Gondomanan,Jetis,Kotagede,Kraton,Mantrijeron,Mergangsan,Ngampilan
Tanah Longsor
01 December 2017 11:00:00
3 0 0 0
20 D.I. YOGYAKARTA
KULON PROGO
KokapBanjir dan Tanah Longsor
28-Nov-17 2 0 3 1,022
21 D.I. YOGYAKARTA
SLEMAN PrambananBanjir dan Tanah Longsor
28-Nov-17 0 0 0 60
22 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Taman Sari Kebakaran05 January 2017 20:45:00
0 0 0 500
23 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Jatinegara, Cakung, Duren Sawit, Makasar
Banjir19 February 2017 10:00:00
0 3 620 1,394
24 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Cilandak, Kebayoran Baru, Pesanggrahan
Banjir 01 March 2017 16:00:00
0 0 0 1,715
179 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
25 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Duren Sawit Kebakaran 13 Maret 2017 06:45:00
0 0 0 200
26 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Jagakarsa Tanah Longsor
03 April 2017 15:30:00
1 0 0 0
27 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA
Penjaringan Kebakaran 05 April 2017 11:55:00
0 0 0 207
28 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Makasar Banjir 11 April 2017 16:00:00
0 0 0 681
29 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA
Penjaringan Kebakaran 21 April 2017 13:46:00
0 0 0 170
30 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA PUSAT
Senen Kebakaran 28 May 2017 10:12:00
0 0 1 77
31 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Tambora Kebakaran 07 June 2017 18:42:00
0 0 2 98
32 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA
Tanjung Priok Kebakaran 09 June 2017 10:30:00
0 0 0 64
33 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Kebayoran Lama
Kebakaran 22 June 2017 01:00:00
0 1 0 0
180 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
34 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA PUSAT
Senen Kebakaran 08 July 2017 16:30:00
0 1 0 0
35 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Kembangan Kebakaran 09 July 2017 11:30:00
0 0 0 69
36 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Kebon Jeruk Kebakaran 13 July 2017 09:00:00
0 0 0 47
37 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Kebayoran Baru
Kebakaran 01 August 2017 03:30:00
0 0 0 75
38 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Tambora Kebakaran 19 August 2017 19:15:00
0 0 9 70
39 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Jatinegara Kebakaran 20 August 2017 15:38:00
0 2 6 1,004
40 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Duren Sawit Kebakaran 22 August 2017 19:38:00
0 0 0 1,201
41 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA BARAT
Pal Merah Kebakaran 25 August 2017 11:20:00
0 5 0 0
42 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA UTARA
Cilincing Kebakaran 01 September 2017 02:50:00
1 0 0 170
43 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Tebet Kebakaran 08 September 2017 20:25:00
0 0 0 51
44 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA PUSAT
Tanah Abang
Kebakaran 09 September 2017 15:30:00
0 0 0 300
181 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
45 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA TIMUR
Ciracas Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
24 September 2017 12:00:00
0 145 0 0
46 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Pasar Minggu Banjir 19 October 2017 17:00:00
0 0 0 20
47 DKI JAKARTA KOTA JAKARTA SELATAN
Kebayoran Baru, Pesanggrahan
Banjir 12 November 2017 17:00:00
0 0 0 60
48 GORONTALO GORONTALO UTARA
Sumalata, Tolinggula, Biau
Banjir dan Tanah Longsor
26 January 2017 06:00:00
0 0 0 265
49 GORONTALO GORONTALO Limboto Banjir 02 June 2017 15:00:00
0 0 353 472
50 JAMBI TANJUNG JABUNG TIMUR
Muara Sabak Timur, Muara Sabak Barat
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Penyakit
30 July 2017 18:00:00
0 13 38 0
51 JAMBI MUARO JAMBI
Jambi Luar Kota
Banjir 19 November 2017 20:00:00
0 0 20 0
52 JAWA BARAT CIREBON Astanajapura, Pangenan, Gebang
Banjir 15 February 2017 18:10:00
0 0 202 0
182 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
53 JAWA BARAT BANDUNG Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot
Banjir 18 March 2017 07:00:00
0 0 0 594
54 JAWA BARAT KOTA BEKASI
Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Medan Satria, Mustika Jaya
Banjir 18 March 2017 20:00:00
0 0 0 135
55 JAWA BARAT BANDUNG Baleendah, Dayeuhkolot
Banjir 23 April 2017 15:00:00
0 0 0 333
56 JAWA BARAT SUKABUMI Parakan Salak
Banjir Bandang
25 April 2017 21:00:00
0 2 0 0
57 JAWA BARAT GARUT Garut Kota Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
20 May 2017 11:00:00
0 67 261 0
58 JAWA BARAT BANDUNG Banjaran, Soreang
Banjir Bandang
14 June 2017 16:30:00
0 0 0 135
59 JAWA BARAT CIANJUR Takokak Tanah Longsor
30 September 2017 00:00:00
0 0 0 88
60 JAWA BARAT CIANJUR Takokak Tanah Longsor
01 October 2017 17:30:00
0 0 0 1,300
183 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
61 JAWA BARAT
PANGANDARAN Parigi, Cijulang, Cigugur, Pangandaran
Banjir dan Tanah Longsor
07 October 2017 02:00:00
4 0 3 0
62 JAWA BARAT
CIAMIS Jatinagara Banjir Bandang
07 October 2017 00:30:00
0 0 0 52
63 JAWA BARAT
SUKABUMI Cisaat Kebakaran 25 October 2017 12:00:00
0 0 0 59
64 JAWA BARAT
KOTA BEKASI Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Medan Satria, Bantar Gebang, Pondok Gede, Jatiasih, Jati Sempurna, Mustika Jaya, Pondok Melati
Banjir 11 November 2017 10:00:00
0 0 0 17
65 JAWA BARAT
BANDUNG Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot
Banjir 15 December 2017 20:00:00
0 0 0 739
66 JAWA BARAT
GARUT Malangbong Banjir Bandang
22 November 2017 16:00:00
0 0 1 0
184 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
67 Jawa Barat
TASIKMALAYA (Berelasi)
Karangnunggal, Cikatomas, Parungponteng, Bantarkalong, Bojonggambir, Jatiwaras, Karang Jaya, Manonjaya, Gunung Tanjung, Singaparna, Mangunreja, Sukarame, Cigalontang, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Cisayong
Gempa Bumi
15 December 2017 15:47:00
0 1 29 0
PANGANDARANParigi, Cijulang, Cigugur, Pangandaran
15 December 2017 23:47:00 0 5 3 0
GARUTCilawu, Cikajang, Cihurip, Cisompet, Cikelet, Bungbulang, Mekarmukti, Pamulihan, Selaawi
15 December 2017 23:47:00 0 0 2 0
KOTA TASIKMALAYA
Cihideung, Cipedes, Tawang, Indihiang, Kawalu, Cibeureum, Tamansari, Mangkubumi
15 December 2017 23:47:00 0 1 5 0
CIAMISCiamis, Cikoneng, Cijeungjing, Sadananya, Cidolog, Cihaurbeuti, Panumbangan, Panjalu, Kawali, Panawangan, Cipaku, Jatinagara, Rajadesa, Sukadana, Rancah, Lakbok, Banjarsari, Pamarican, Cimaragas, Cisaga, Sindangkasih, Baregbeg, Lumbung, Purwadadi
15 December 2017 23:47:00 2 6 160 86
185 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
67 Jawa Tengah
BantulBambang Lipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak
Gempa Bumi
15 December 2017 23:47:00
1 0 0 0
PEKALONGAN Pekalongan Timur
15 December 2017 23:47:00
1 0 0 0
BANYUMAS 15 December 2017 23:47:00
0 0 0 0
68 JAWA BARAT
KOTA BOGOR Bogor Tengah Kebakaran 25 December 2017 15:00:00
0 0 5 271
69 JAWA BARAT
PURWAKARTA Bojong Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
30 December 2017 16:00:00
2 21 28 0
70 JAWA BARAT
BOGOR Ciawi Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
29 December 2017 13:00:00
2 51 50 0
71 JAWA TENGAH
KUDUS Undaan Banjir Bandang
20 January 2017 14:00:00
1 0 0 0
72 JAWA TENGAH
BREBES Brebes, Jatibarang, Songgom, Wanasari
Banjir 16 February 2017 04:00:00
0 0 0 5,200
186 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
73 JAWA TENGAH PURBALINGGA Padamara Banjir
18 March 2017 15:00:00
0 0 2 0
74 JAWA TENGAH MAGELANG Grabag Banjir
Bandang
29 April 2017 15:30:00
13 5 0 265
75 JAWA TENGAH KOTA TEGAL Tegal Barat
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
18 June 2017 18:00:00
0 0 73 0
76 JAWA TENGAH BOYOLALI Andong
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
22 June 2017 18:00:00
0 114 0 0
77 JAWA TENGAH GROBOGAN Purwodadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
16 August 2017 02:30:00
0 22 0 0
78 JAWA TENGAH KEBUMEN Karanganyar
Kecela-kaanTranspor-tasi
27 August 2017 21:45:00
7 0 0 0
79 JAWA TENGAH
KOTA SEMARANG Mijen
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
28 August 2017 15:00:00
0 25 80 0
80 JAWA TENGAH CILACAP Nusawungu Banjir
16 October 2017 11:00:00
0 0 0 3
81 JAWA TENGAH BATANG Wonotunggal
Angin Puting Beliung
21 October 2017 14:00:00
0 0 1 0
187 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
82 JAWA TENGAH CILACAP
Kedungreja, Kesugihan, Kroya, Kecamatan Maos, Sidareja
Banjir
30 October 2017 11:00:00
0 0 0 514
83 JAWA TENGAH PURWOREJO Pituruh Banjir
28 October 2017 22:00:00
0 0 0 2
84 JAWA TENGAH CILACAP Sidareja Banjir
14 November 2017 00:00:00
0 0 0 145
85 JAWA TENGAH CILACAP Wanareja Banjir
15 November 2017 00:30:00
0 0 0 308
86 JAWA TENGAH WONOGIRI
Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno, Tirtomoyo, Nguntoronadi, Baturetno, Eromoko, Manyaran, Wonogiri, Ngadirojo, Sidoarjo, Kismantoro, Jatisrono, Karangtengah, Paranggupito
Banjir dan Tanah Longsor
28 November 2017 07:00:00
3 1 80 4,521
188 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
87 JAWA TENGAH PURWOREJO Kaligesing Tanah
Longsor
28 November 2017 11:00:00
0 0 0 129
88 JAWA TENGAH MAGELANG
Salaman, Borobudur, Sawangan
Tanah Longsor
28 November 2017 15:30:00
0 0 2 0
89 JAWA TENGAH PURWOREJO Purwodadi,
Bagelen Banjir
29 November 2017 05:00:00
0 0 0 171
90 JAWA TENGAH
KOTA SURAKARTA Jebres Banjir
29 November 2017 00:00:00
0 0 0 220
91 JAWA TENGAH KLATEN
Kecamatan Wedi, Bayat, Cawas
Banjir dan Tanah Longsor
28 November 2017 18:00:00
0 1 42 115
92 JAWA TENGAH
KOTA PEKALONGAN
Pekalongan Utara Banjir
01 December 2017 00:30:00
0 0 0 475
93 JAWA TENGAH WONOSOBO Kalikajar
Angin Puting Beliung
11 December 2017 11:30:00
0 1 0 0
94 JAWA TENGAH KARANGANYAR Tawangmangu Tanah
Longsor
10 December 2017 20:30:00
0 0 0 300
95 JAWA TENGAH PURWOREJO Gebang Tanah
Longsor
20 December 2017 20:30:00
0 0 0 484
189 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
96 JAWA TENGAH CILACAP Kedungreja,
Sidareja Banjir
20 December 2017 02:00:00
0 0 0 191
97 JAWA TENGAH PEKALONGAN Kandangserang Tanah
Longsor
21 December 2017 20:00:00
0 0 0 20
98 JAWA TENGAH PEMALANG Pemalang
Angin Puting Beliung
31 December 2017 16:50:00
0 2 19 68
99 JAWA TENGAH WONOSOBO
Wadaslintang, Kepil, Sapuran, Kaliwiro, Leksono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, Wonosobo, Watumalang, Mojotengah, Garung, Kejajar, Sukoharjo, Kalibawang
Banjir Bandang 1-Dec-17 1 0 0 0
100 JAWA TIMUR JOMBANG
Mojoagung, Mojowarno, Sumobito
Banjir 29 January 2017 07:10:00
0 0 0 40
101 JAWA TIMUR BLITAR Sutojayan Banjir
09 February 2017 13:00:00
0 0 0 45
102 JAWA TIMUR MOJOKERTO
Kutorejo, Mojoanyar, Puri, Sooko
Banjir
19 February 2017 18:15:00
0 0 0 63
190 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
103 JAWA TIMUR MALANG Jabung,
Singosari
Angin Puting Beliung
20 March 2017 11:30:00
0 0 1 0
104 JAWA TIMUR SUMENEP Masalembu
Kecelaka-an Transpor-tasi
19 May 2017 19:30:00
4 0 3 0
105 JAWA TIMUR BOJONEGORO Ngasem
Angin Puting Beliung
02 October 2017 17:00:00
0 0 3 0
106 JAWA TIMUR SUMENEP Kalianget, Kota
Sumenep
Angin Puting Beliung
20 November 2017 14:45:00
0 0 1 0
107 JAWA TIMUR SIDOARJO Waru
Angin Puting Beliung
22 November 2017 13:00:00
0 2 40 100
108 JAWA TIMUR PACITAN
Arjosari, Kebonagung, Ngadirojo, Pacitan, Punung, Tegalombo, Tulakan
Banjir dan Tanah Longsor
28 November 2017 04:30:00
25 12 4,492
7,360
109 JAWA TIMUR PONOROGO
Balong, Kauman, Ngrayun, Ponorogo, Slahung, Sukorejo
Tanah Longsor
28 November 2017 15:30:00
0 0 0 2,216
110 JAWA TIMUR PONOROGO Pulung
Tanah Longsor 1-Apr-17 5 0 0 330
191 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
111 JAWA TIMUR PONOROGO Badegan
Tanah Longsor 5-Apr-17 0 0 0 341
112 JAWA TIMUR
TULUNG-AGUNG Sumbergempol
Angin Puting Beliung
04 December 2017 13:30:00
0 0 1 0
113 JAWA TIMUR JOMBANG
Bareng, Diwek, Mojoagung, Mojowarno, Sumobito
Banjir
19 December 2017 19:00:00
0 0 0 783
114 JAWA TIMUR SIDOARJO Jabon Banjir
20 December 2017 16:00:00
0 0 0 20
115 JAWA TIMUR BLITAR
Angin Puting Beliung
28 November 2017 04:30:00
0 0 2 0
116 JAWA TIMUR NGAWI Banjir
28 November 2017 04:30:00
0 0 8 0
117 KAL-BAR KAYONG UTARA Sukadana Banjir
05 June 2017 10:00:00
0 0 0 400
118 KAL-BAR SEKADAU Nanga Taman KLB Keracunan
17 Juni 2017 2 4 0 0
119 KAL-BAR SANGGAU Jangkang KLB Keracunan
7 Januari 2017 0 19 114 0
192 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
120KALIMANTANSELATAN
TANAH LAUT KintapBanjir dan Tanah Longsor
18 June 2017 09:30:00
0 0 0 68
121KALIMANTANSELATAN
HULU SUNGAI SELATAN
Loksado, Padang Batung
Banjir dan Tanah Longsor
14 December 2017 08:00:00
0 0 0 13
122KALIMANTANTENGAH
KOTAWAR-INGINBARAT
Arut Utara Banjir 01 March 2017 04:00:00
0 0 0 44
123KALIMANTANTENGAH
KAPUAS Kapuas Murung
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
03 May 2017 18:00:00
0 49 89 0
124KALIMANTANTENGAH
KOTAWARINGINBARAT
Arut Utara Banjir 18 May 2017 10:00:00
0 0 0 50
125KALIMANTANTENGAH
KAPUAS Mantangai
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Penyakit
11 Septem-ber 2017 15:36:00
2 81 0 0
126KALIMANTAN TIMUR
KOTA SAMARINDA
Samarinda Ulu, Samarinda Utara
Banjir 05 April 2017 15:50:00
0 0 0 1,000
127KALIMANTAN TIMUR
KOTA SAMARINDA Samarinda Ilir Kebakaran
05 October 2017 21:30:00
0 0 4 144
128KALIMANTANUTARA
Bulungan
Peso, Peso Hilir/Ilir, Tanjung Palas, Tanjung Palas Barat, Tanjung Selor
Banjir 21 May 2017 07:58:00
0 0 0 6,695
193 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
129KALIMANTANUTARA
Nunukan
Lumbis, Lumbis Ogong, Sebuku, Sembakung, Sembakung Atulai
Banjir 19 May 2017 06:00:00
0 0 0 88
130KEP BANGKA BELITUNG
BANGKA BARAT Mentok Banjir
28 January 2017 05:00:00
0 0 0 13
131KEP BANGKA BELITUNG
BELITUNG TIMUR
Manggar, Gantung, Simpang Renggiang
Banjir 7/15/2017 23:00 0 0 0 3,
944
132 KEP. RIAU KARIMUN Meral
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
22 July 2017 16:00:00
0 38 76 0
133 LAMPUNG PESAWARAN
Gedong Tataan, Negeri Katon, Way Lima, Padang Cermin, Kedondong, Way Khilau, Teluk Pandan, Marga Punduh
Banjir
21 February 2017 04:00:00
2 9 2 0
134 LAMPUNG TANGGAMUSKelumbayan, Kelumbayan Barat
Banjir Bandang
26 October 2017 07:00:00
0 0 213 100
135 MALUKUSERAM BAGIAN TIMUR
Bula Banjir Bandang
06 January 2017 13:00:00
2 0 0 0
194 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
136 MALUKU KOTA AMBONBaguala, Sirimau, Teluk Ambon
Banjir dan Tanah Longsor
08 June2017 08:30:00
1 0 0 0
137 MALUKU BURUNamlea, Waepo, Waelata, Lolong Guba
Banjir 14 June 2017 06:30:00
1 0 0 0
138 MALUKU UTARA
Kepulauan Taliabu Banjir
25 August 2017 16:00:00
0 0 0 168
139 MALUKU UTARA
MOROTAI (Berelasi)
Morotai Jaya, Morotai Selatan, Morotai Selatan Barat, Morotai Timur, Morotai Utara
Gempa Bumi
18 November 2017 23:07:00
0 10 52 486
140 NTB SUMBAWA Labuhan Badas, Sumbawa Banjir
29 January 2017 15:00:00
0 0 0 440
141 NTB LOMBOK BARAT Sekotong Banjir
31 January 2017 19:00:00
0 0 0 350
142 NTB SUMBAWA
Empang, Labangka, Labuhan Badas, Moyo Hilir, Moyo Utara, Tarano
Banjir
08 February 2017 01:00:00
0 0 0 2,120
143 NTB LOMBOK TIMUR Sambelia Banjir
07 February 2017 19:00:00
0 0 0 503
195 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
144 NTB DOMPU Dompu Banjir 03 April 2017 16:00:00
1 0 0 0
145 NTT ENDE Ende Timur
Konflik Sosial atau Kerusuhan Sosial
09 August 2017 20:00:00
0 12 73 0
146 NTT MANGGARAI BARAT Lembor
Angin Puting Beliung
05 October 2017 14:30:00
0 0 1 0
147 PAPUA MIMIKA Mimika Timur
Konflik Sosial atau Kerusuhan Sosial
09 August 2017 19:00:00
0 0 0 248
148 PAPUA MIMIKA Tembagapura Banjir Bandang
15 August 2017 21:00:00
1 0 0 0
149 RIAU KUANTAN SENGINGI
Kuantan Mudik, Kuantan Tengah, Kuantan Hilir, Benai, Gunung Toar, Pangean, Hulu Kuantan
Banjir dan Tanah Longsor
03 March 2017 06:00:00
0 0 0 117
150 RIAU INDRAGIRI HILIR
Tembilahan Hulu Kebakaran
22 December 2017 14:30:00
0 0 0 55
151SULA-WESI SELATAN
KOTA MAKASSAR Bontoala Kebakaran
18 April 2017 20:00:00
0 0 0 120
196 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
152SULA-WESI SELATAN
KOTA MAKASSAR Tallo Kebakaran
21 April 2017 13:30:00
0 0 1 0
153SULA-WESI SELATAN
KOTA MAKASSAR Tamalanrea Kebakaran
08 May 2017 16:30:00
0 0 2 0
154SULA-WESI SELATAN
LUWU TIMUR Angkona Tanah Longsor
12 May 2017 05:30:00
7 11 0 0
155SULA-WESI SELATAN
BULUKUMBA
Bulukumpa, Gantorang, Kajang, Kindang, Ujung Bulu, Ujungloe
Banjir 28 May 2017 03:00:00
0 0 0 608
156SULA-WESI SELATAN
WAJO
Belawa, Majauleng, Pammana, Sabangparu, Tanasitolo, Tempe
Banjir 14 June 2017 21:00:00
0 0 0 214
157SULA-WESI SELATAN
BULUKUMBA Kindang, Rilauale
Angin Puting Beliung
13 July 2017 14:30:00 0 0 2 0
158SULA-WESI SELATAN
KOTA MAKASSAR
Biringkanaya, Manggala Banjir
20 December 2017 10:15:00
0 0 0 370
159SULA-WESI SELATAN
POSO
Lage, Lore Utara, Poso Kota, Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara
Gempa Bumi
29 May 2017 21:35:00
0 5 21 328
197 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
160SULA-WESI TENGAH
SIGI Palolo Gempa Bumi
30 May 2017 22:43:00
0 0 4 0
161SULA-WESI TENGAH
TOLI-TOLI
Baolan, Dako Pemean, Galang, Lampasio
Banjir Bandang
03 June 2017 15:00:00
4 0 0 0
162
SULA-WESI TENGGA-RA
KOTA KENDARI Baruga Banjir
12 May 2017 11:00:00
1 1 1 521
163
SULA-WESI TENGGA-RA
KONAWE SELATAN
Konda, Laeya, Moramo Utara Banjir
12 May 2017 08:00:00
0 0 0 1,900
164
SULA-WESI TENGGA-RA
KOTA KENDARI
Abeli, Baruga, Kadia, Kambu, Kendari, Kendari Barat, Mandonga, Poasia, Puuwatu, Wua-Wua
Banjir dan Tanah Longsor
31 May 2017 08:00:00
1 3 7 521
165
SULA-WESI TENGGA-RA
BUTON UTARA
Kambowa, Kulisusu Barat, Kulisusu Utara
Banjir Bandang
12 June 2017 03:00:00
0 0 0 200
166 BUTON UTARA Kulisusu Barat Banjir
20 June 2017 05:30:00
0 0 0 1,780
198 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
167
SULA-WESI TENGGA-RA
KOTA KENDARI
Abeli, Baruga, Kadia, Kambu, Kendari, Kendari Barat, Mandonga, Poasia, Puuwatu, Wua-Wua
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
15-Sep-17 6 82 15 0
168SULA-WESI UTARA
KOTA MANADO
Bunaken, Mapanget, Singkil, Tikala, Tuminiting, Wenang, Paal II
Banjir dan Tanah Longsor
26 January 2017 01:00:00
0 0 0 1,800
169SULA-WESI UTARA
KOTA BITUNG
Aertembaga, Girian, Lembeh Selatan, Lembeh Utara, Madidir, Maesa, Matuari, Ranowulu
Banjir 26 January 2017 06:00:00
0 0 0 988
170SULA-WESI UTARA
KOTA BITUNG
Aertembaga, Girian, Lembeh Selatan, Lembeh Utara, Madidir, Maesa
Banjir dan Tanah Longsor
11 February 2017 20:30:00
0 0 0 3,828
171SULA-WESI UTARA
MINAHASA
Kakas, Langowan Selatan, Remboken, Sonder, Tombulu, Tondano Barat, Tondano Selatan, Tondano Timur
Banjir dan Tanah Longsor
19 February 2017 15:00:00
0 0 0 800
199 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
172SULA-WESI UTARA
MINAHASA SELATAN Tompaso Baru Banjir
Bandang
04 July 2017 17:00:00
0 0 0 8
173SULA-WESI UTARA
KEPULAUAN SANGIHE Tahuna
Banjir dan Tanah Longsor
17 July 2017 17:00:00
0 0 0 204
174SULA-WESI UTARA
MINAHASA Pineleng, Tombulu
Tanah Longsor
17 December 2017 14:10:00
0 0 0 108
175SUMA-TERABARAT
KABUPATEN PASAMAN BARAT
Talamau Tanah Longsor
06 January 2017 06:30:00
0 0 0 600
176SUMA-TERABARAT
AGAM Pelembayan
Kecelaka-anTranspor-tasi
23 January 2017 07:00:00
3 0 0 0
177SUMA-TERABARAT
SIJUNJUNG Sijunjung, Lubuak Tarok
Banjir Bandang
28 March 2017 06:00:00
0 0 5 0
178SUMA-TERABARAT
KOTA PADANG
Padang Selatan, Padang Timur, Bungus Teluk Kabung, Lubuk Begalung, Nanggalo
Banjir dan Tanah Longsor
30 May 2017 22:00:00
0 0 0 285
179SUMA-TERABARAT
DHARMASRAYA Pulau Punjung Kebakaran
29 July 2017 18:30:00
0 0 6 60
200 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
180SUMA-TERABARAT
LIMA PULUH KOTA
Kapur Sembilan, Pangkalan, Mungka
Banjir dan Tanah Longsor 9-Mar-17 8 3 0 0
181SUMA-TERABARAT
LIMA PULUH KOTA
Lareh Sago Halaban
Banjir Bandang
24 August 2017 01:00:00
0 0 0 23
182SUMA-TERABARAT
KOTA PADANG
Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara, Lubuk Begalung, Kecamatan Pauh, Kuranji, Nanggalo
Banjir
09 Septem-ber 2017 12:45:00
0 0 0 60
183SUMA-TERABARAT
SOLOK SELATAN
Koto Parik Gadiang Diateh
Banjir Bandang
14 Septem-ber 2017 20:30:00
0 1 8 168
184SUMA-TERABARAT
KAB. SOLOK IX Koto Sei Lasi Banjir Bandang
10 December 2017 21:30:00
0 0 0 17
185SUMA-TERASELATAN
MUSI BANYU ASIN
Kecamatan Lais, Batang Hari Leko, Sanga Desa
Banjir 09 March 2017 20:00:00
0 0 0 42
186SUMA-TERASELATAN
OGAN KOMERING ILIR
Teluk Gelam
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
25 April 2017 13:00:00
0 22 80 0
187SUMA-TERAUTARA
KOTA MEDAN Medan Barat
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
07 February 2017 23:30:00
0 92 42 0
201 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
188SUMA-TERAUTARA
SIMALUNGUN Jorlang Hataran
Kejadian Luar Biasa (KLB) - Keracunan
23 March 2017 07:00:00
0 31 69 0
189SUMA-TERAUTARA
MANDAILING NATAL Kotanopan Banjir
Bandang
26 April 2017 16:20:00
1 0 0 0
190SUMA-TERAUTARA
LANGKAT Sei Lepan Banjir 23 May 2017 02:15:00
0 0 0 116
191SUMA-TERAUTARA
TAPANULI SELATAN (Berelasi)
Kecamatan Angkola Sangkunur
Gempa Bumi
14 July 2017 08:25:00
0 1 0 0
192SUMA-TERAUTARA
KARO
Payung, Simpang Empat, Tiganderket, Naman Teran
Letusan Gunung Api
02 August 2017 09:36:00
0 0 0 7,214
193SUMA-TERAUTARA
KOTA MEDAN Medan Tuntungan
Angin Puting Beliung
24 August 2017 19:00:00
0 0 2 0
194SUMA-TERAUTARA
KOTA MEDAN
Medan Johor, Medan Maimun, Medan Selayang
Banjir
14 Septem-ber2017 22:00:00
0 0 0 41
195SUMA-TERAUTARA
KOTA MEDAN
Medan Johor, Medan Maimun, Medan Selayang
Banjir
27 Septem-ber2017 03:00:00
0 0 0 60
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/
RILR/RJ PGSI
202 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Kecamatan Jenis Bencana
Waktu Kejadian MGL LB/RI LR/RJ PGSI
196SUMA-TERAUTARA
TOBA SAMOSIR
Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Pintu Pohan Meranti, Borbor, Porsea, Ajibata, Lumban Julu, Uluan, Nainggolan, Parmaksian
Kecelaka-anTranspor-tasi
24 October 2017 15:00:00
0 2 0 0
197SUMA-TERAUTARA
LABUHAN BATU UTARA
Kualuh Hulu Banjir
03 November 2017 20:00:00
0 0 0 40
198SUMA-TERAUTARA
LANGKAT
Tanjung Pura, Babalan, Sei Lepan, Sawit Seberang
Banjir
06 November 2017 22:00:00
0 0 0 30
JUMLAH TOTAL 198 2.314 63.578 243.691
203 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
LAMPIRAN 4
DAFTAR FASYANKES RUSAK AKIBAT BENCANA TAHUN 2017
No Provinsi Kab/Kota Bencana Tanggal Fasyankes
1 NUSA TENGGARA BARAT
SUMBAWA Banjir 8 Februari
2017
-Puskesmas
-Pustu
-Puskesmas
-Pustu
-Pustu
-Polindes
-Polindes
-Moyo-Songkar-Puskesma Moyo Hilir-Pustu Songkar-Pustu Lan.Kuris-Polindes Kukin-Polindes Berora
2 NUSA TENGGARA BARAT
DOMPU Angin Puting
Beliung
9 Februari
2017
-Polindes -Riwo
3 SUMATERA BARAT KOTA PADANG Banjir dan
Tanah
Longsor
30 Mei 2017 -Rumah Sakit
-Puskesmas
-RSUD Dr.M. Jamil
Padang
-Rawang
4 ACEH ACEH
SELATAN
Kebakaran 29 Juli 2017 -Puskesmas -Samadua
5 LAMPUNG TENGGAMUS Banjir
Bandang
26 Oktober
2017
-Posyandu -Pekon Napal
204 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Bencana Tanggal Fasyankes
6 JAWA TIMUR PACITAN Banjir dan
Tanah
Longsor
28
November
2017
-Puskesmas
-Puskesmas
-Puskesmas
-Puskesmas
-Polindes
-Puskesmas
-Punung-Tanjungsari-Pacitan-Kebonagung-Sirnoboyo-Nawangan (Krn longsor)
7 JAWA BARAT TASIKMALAYA Gempa Bumi 15 Desember
2017
-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Pustu-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Pustu-Pustu-Pustu-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Pustu-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas
-Salawu-Bantar Kalong -Jatiwaras-Salawu-Karangnunggal-Bantarkalong-Cipatujah-Ckalong-Cibalong-Mulyasari-Tinewati-Culamega-Cigalontang-Setiawati -Cigunung-Cikawung-UPT Puskesmas Salawu-UPT Puskesmas Karangnunggal-UPT Puskesmas Bantarkalong-UPT Puskesmas Cipatujah-UPT Puskesmas Cikalong-UPT Puskesmas Cibalong
205 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Bencana Tanggal Fasyankes
-Puskesmas
-Pustu
-Pustu
-Pustu
-RS
-RS
-Desa Mulyasari-UPT Puskesmas Tinewati-UPT Puskesmas Culamega-UPT Puskesmas Cigalontang-UPT Puskesmas Salawu-UPT Puskesmas Jatiwarsa, Pustu Setiawati-UPT Puskesmas Parungponteng, -Pustu Cigunung-UPT Puskesmas Cikawung-Singaparna Medical Center-RSUD Tasikmalaya
8 JAWA BARAT PANGAN-
DARAN
Gempa Bumi 15 Desember
2017
-Puskesmas
-Puskesmas
-Sindangwangi-Cikebulan
9 JAWA BARAT GARUT Gempa Bumi 15 Desember
2017
-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Puskesmas-Pustu-Polindes-Pustu-Rumah Dinas
-Sindangratu-Cisompet-Cikelet-Bungbalang-Cilawu-Sukarame-Pameungpeuk-Lembang-Kertamukti (Puskesmas Cimari )-Linggarjati-Garulmulti
206 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
No Provinsi Kab/Kota Bencana Tanggal Fasyankes
-Poskedes
-Pustu
-Pustu
-Pustu
-Pustu
-Pustu
-Puskesmas Pam-ulihan-Jogabaya (PKM Mekarmukti)-Karangsari (PKM Tagalede)-Cipangranatan (PKM Cikajang)-Desa cigawir-pustu dangiang (PKM Dangiang)
10 JAWA BARAT KOTA
TASIKMA-
LAYA
Gempa Bumi 15 Desember
2017
-RS -RSUD dr Soekardjo
11 JAWA BARAT CIAMIS Gempa Bumi 15 Desember
2017
-Pustu -Pustu
12 JAWA TENGAH BANYUMAS Gempa Bumi 15 Desember
2017
-Puskesmas-RS-RS
-Ajibarang-RSUD Kab Banyumas-RS Siaga Medika
207 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
LAMPIRAN DATA BANTUAN
LAMPIRAN 5
REKAPITULASI DISTRIBUSI BANTUAN KIT INDIVIDU KESEHATAN REPRODUKSIPADA PENANGGULANGAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
NO Kejadian Krisis Kesehatan ITEM Asal Bantuan Jumlah Nilai Bantuan
1 Banjir di Kab. Bangka Barat,
Prov Bangka Belitung
-Kit Higiene-Kit Ibu Hamil-Kit Ibu Bersalin-Kit Bayi Baru Lahir
Direktorat Kesehatan
Keluarga dengan
dukungan pengadaan
logisti oleh UNFPA
Indonesia
-150 paket
-30 paket
-10 paket
-10 paket
34,814,000
2 Banjir dan longsor di Kota
Manado, Prov. Sulawesi
Utara
-Kit Higiene-Kit Ibu Hamil-Kit Ibu Bersalin-Kit Bayi Baru Lahir
Direktorat Kesehatan
Keluarga dengan
dukungan pengadaan
logisti oleh UNFPA
Indonesia
-40 paket
-20 paket
-20 paket
-20 paket
21,540,000
3 Banjir di Kab. Lima Puluh
Kota, Prov. Sumatera Barat
-Kit Higiene-Kit Ibu Hamil-Kit Ibu Bersalin-Kit Bayi Baru Lahir
-Kit Bidan
Direktorat Kesehatan
Keluarga dengan
dukungan pengadaan
logisti oleh UNFPA
Indonesia
-500 paket
-300 paket
-150 paket
-200 paket
-6 paket
241,436,000
208 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO Kejadian Krisis Kesehatan ITEM Asal Bantuan Jumlah Nilai Bantuan
4 Banjir bandang dan tanah
longsor di Kab. Magelang,
Prov. Jawa Tengah
-Kit Higiene-Kit Ibu Hamil-Kit Ibu Bersalin-Kit Bayi Baru Lahir
-Kit Bidan
Direktorat Kesehatan
Keluarga dengan
dukungan pengadaan
logisti oleh UNFPA
Indonesia
-110 paket
-50 paket
-20 paket
-20 paket
-5 paket
42,611,000
5 Kesiapsiagaan Erupsi
Gunung Agung di Kab.
Karang Asem, Prov. Bali
-Kit Higiene
-Kit Ibu Hamil
-Kit Ibu
Bersalin
-Kit Bayi Baru
Lahir
Direktorat Kesehatan
Keluarga dengan
dukungan pengadaan
logisti oleh UNFPA
Indonesia
-1200 paket
-480 paket
-160 paket
-160 paket
475,040,000
209 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
REKAPITULASI DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK KESEHATAN LINGKUNGANPADA PENANGGULANGAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
NO. KEADIAN KRISIS KESEHATAN BANTUAN LOGISTIK KESEHATAN LINGKUNGAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
1 Banjir di Kab. Lima Puluh Kota,
Prov. Sumatera Barat
-Polybag ramah
lingkungan
-Polybag biasa
-PAC
-Disinfektan air
(tablet)
-Repellan lalat
-Rompi dan topi
petugas
-500 lbr
-475 lbr
-1235 sachet
-1000 tablet
-12 pack
-15 buah
39,239,000
2 Tanah longsor dan banjir
bandang di Kota Bitung, Prov.
Sulawesi Utara
-Masker non kain
-PAC
-Polybag ramah
lingkungan
-Polybag biasa
-Polybag sampah
medis
-5000 pcs
-864 sachet
-475 lbr
-475 lbr
-475 lbr
25,667,180
3 Tanah longsor di Kab. Ponorogo
Prov. Jawa Barat
-Polybag ramah
lingkungan
-Polybag biasa
-Safety Box
-Repellan Lalat
-Rompi dan topi
petugas
-800 lbr
-500 lbr
-100 pcs
-16 pack
-10 buah
10,206,000
210 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO. KEADIAN KRISIS KESEHATAN BANTUAN LOGISTIK KESEHATAN LINGKUNGAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
4 Erupsi Gunung Sinabung -Rompi dan topi
petugas
-Masker non kain
-10 psg
-2500 pcs
6,600,000
5 Banjir dan tanah longsor di Kab.
Pacitan Prov. Jawa Timur
-Rompi dan topi
petugas
-Masker non kain
-Disinfektan air
(tablet)
-PAC
-10 psg
-1250 pcs
-20 tablet
-864 sachet
28,310,800
6 Tanah longsor di Kab. Magelang
Prov Jawa Tengah
-Masker non kain
-Polybag biasa
-Sarung tangan
-4000 pcs
-1200 lbr
-10 psg
6,468,000
7 Banjir di Kab. Belitung Timur
Prov. Kepulauan Bangka
Belitung
-Disinfektan air (kaporit)-Penjernih Air Cepat (PAC)-Polybag ramah lingkungan (kantong sampah organik)-Polybag sampah medis-Polybag biasa (kantong sampah non organik)-Desinfektan lantai-Safety box-Repelent lalat (lem lalat-Rompi dan topi petugas
-20 kg
-1.728 sachet
-950 lembar
-475 lembar
-475 lembar
-110 liter
-100 buah
-864 buah
-15 buah
56,844,135
211 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
BANTUAN OBAT KESEHATAN JIWA BUFFER STOCK KEMENTERIAN KESEHATANPADA KESIAPSIAGAAN ERUPSI GUNUNG AGUNG DI PROVINSI BALI
TAHUN 2017
NO NAMA OBAT JUMLAH NILAI BANTUAN ( Rp)
1 Amitriptilin tablet salut 25 mg (HCl) 500 tablet salut 51,000
2 Clobazam tablet 10 mg 500 tablet 483,500
3 Haloperidol inj 5 mg/ml (Lodomer) 48 ampul 300,000
4 Haloperidol tablet 0,5 mg 500 tablet 29,500
5 Haloperidol tablet 5 mg 500 tablet 34,500
6 Klorpromazin HCL 100 mg tablet salut 500 tablet 72,0007 Risperidon tablet 2 mg 500 tablet 173,500
8 Alat suntik sekali pakai 2,5 ml 100 tablet 65,000
TOTAL 1,209,000
LAMPIRAN 7
212 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
REKAPITULASI PENGIRIMAN BANTUAN PMT-BALITA, PMT-BUMIL dan PMT-AS PADA PENANGGULANGAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
TAHUN 2017
No. Lokasi
Jumlah yang Dikirim
Peruntukan Nilai Bantuan (Rp)
PMT Balita
PMT-Bumil
PMT-AS
1 Kota Bima
2,003
2,001 2,000 Antisipasi masalah gizi karena bencana banjir bandang di Wilayah Kab. Bima, Prov. NTB
79,926,000
2,997
3,000 3,000 Antisipasi masalah gizi karena bencana banjir di Wilayah Kab. Bima, Prov. NTB
119,773,500
2 Kab. Ponorogo
2,003
- - Antisipasi masalah gizi karena bencana tanah longsor di wilayah Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur
11,385,000
2,003
2,001 1,000 Antisipasi masalah gizi karena bencana tanah longsor di wilayah Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur
33,616,000
3 Prov. Belitung
1,210
54 - Antisipasi masalah gizi karena bencana banjir di Wilayah Kab. Belitung, Prov. Kep. Bangka Belitung
7,190,000
2,916
- - Antisipasi masalah gizi karena bencana banjir di Wilayah Kab. Belitung Timur, Prov. Kep. Bangka Belitung
21,554,000
477
81 - Antisipasi masalah gizi karena bencana banjir di Wilayah Kab. Bangka Selatan, Prov. Kep. Bangka Belitung
3,185,000
LAMPIRAN 8
213 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
4 Kab. Karangasem
2,997
501 3,000 Antisipasi masalah gizi karena peningkatan aktivitas Gunung Agung di Wilayah Kab. Karangasem, Prov. Bali
80,674,000
2,997
501 3,000 Buffer stock untuk antisipasi masalah gizi karena peningkatan aktivitas Gunung Agung di Wilayah Prov. Bali
72,182,000
2,003
- 499 Antisipasi masalah gizi di Wilayah Kota Denpasar, Prov. Bali
25,712,500
2,997
999 - Antisipasi masalah gizi karena bencana erupsi Gunung Agung di Wilayah Kab. Badung, Prov. Bali
38,870,500
TOTAL 24,602
9,138 12,500
494,068,500
No. Lokasi
Jumlah yang Dikirim
Peruntukan Nilai Bantuan (Rp)
PMT Balita
PMT-Bumil
PMT-AS
214 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
REKAPITULASI PENGIRIMAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI (BHP) BUFFER STOCK KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM RANGKA PENGGULANGAN KEJADIAN KRISIS
KESEHATAN TAHUN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
1 Banjir di Provinsi Nusa
Tenggara Barat
-Amoksisilin kaplet 500 mg
-Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 ml
-Antasida DOEN I tablet kunyah,
-kombinasi : Aluminium Hidroksida 200
mg, Magnesium Hidroksida 200 mg
-Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50
mg
-Deksametason tablet 0,5 mg
-Garam Oralit I serbuk, kombinasi :
Natrium 0,52 g, Kalium klorida 0,30 g,
Trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g, Glukosa
Anhidrat 2,7 g
-Glukosa larutan infus 5 % steril
-Hidrokortison krim 2,5 %
-Klorfeniramina Maleat (CTM) tablet 4
mg
-Metronidazol tablet 500 mg
-Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml
-Parasetamol tablet 500 mg
-Prednison tablet 5 mg
-Ringer Laktat larutan infus
-Salep 2-4 , Kombinasi : Asam Salisilat
2% + Belerang endap 4%
-Kapas Pembalut / absorben 250gram
-Povidon Iodida larutan 10 % (Kokodin)
-7700 kaplet
-175btl
-7000 tab
-7000 tab
-7000 tab
-4000 sachet
-4400 sachet
-200 btl
-336 tube
-7000 tab
-3500 tab
-175 btl
-7000 tab
-7000 tab
-100 btl
-336 tube
-21 bungus
-175 btl
13,844,499
LAMPIRAN 9
215 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
2 Banjiir di Kabupaten
Dompu
-Amlodipin tab 5mg
-Amoksisilin kaplet 500 mg
-Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 ml
-Antasida DOEN I tablet kunyah,
kombinasi : Aluminium Hidroksida 200
mg, Magnesium Hidroksida 200 mg
-Anti-fungi DOEN Kombinasi : Asam
Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
-Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 50
mg
-Atapulgit tablet 630 mg (Pularex)
-Deksametason tablet 0,5 mg
-Garam Oralit I serbuk, kombinasi :
Natrium 0,52 g, Kalium klorida 0,30
g, Trinatrium - sitrat dihidrat 0,58 g,
Glukosa Anhidrat 2,7 g
-Glukosa larutan infus 5 % steril
-Griseofulvin tablet 125 mg
-Ibuprofen 400 mg
-Kloramfenikol salep mata 1 %
-Kotrimoksazol DOEN I (dewasa)
kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg,
Trimetoprim 80 mg
-Loperamid tablet 2 mg
-Metronidazol tablet 500 mg
-Mikonazol krim/salep 2 % (Nitrat)
-Natrium Diklofenak tablet 25 mg
-Natrium Klorida larutan infus 0,9 %
-Omeprazol kapsul 20 mg
-10800 tab
-22000 kaplet
-240 btl
-21000 tab
-100 pot
-35000 tab
-2000 kaplet
-22000 tab
-11700 sachet
-200 btl
-2600 tab
-4700 tab /-300 tab
-58 tube
-13200 tab
-12000 tab
-2000 tab
-528 tube
-1000 tab
-600 btl
-2910 kapsul
143,757,309
216 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
-Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml
-Parasetamol tablet 500 mg
-Ringer Laktat larutan infus
-Salisil Bedak 2 %
-Vitamin B Kompleks tablet
-Zinc
-Alat suntik sekali pakai 3 ml
-Alat suntik sekali pakai 5 ml
-Cat gut Chromic 2/0 benang bedah
-Cat gut Chromic 3/0 benang bedah
-Cat gut plain 2/0 benang bedah
-Etanol 70 %
-Handscoon no 7
-Handscoon no 7,5
-Infusion set anak
-Infusion set dewasa
-IV. Catheter No.20 ( Abbocath 20 )
-IV. Catheter No.22
-Kapas Pembalut / absorben 250gram
-Kasa Hidrofil Steril uk 16 x 16
-Kasa Pembalut Hidrofil 2 m X 80 cm
-Kasa Pembalut Hidrofil 4 X 15 cm
-Masker (karet)
-Povidon Iodida larutan 10 % (Kokodin)
-Povidon Iodida larutan 10 %
-Silk benang No.3 dgn jarum bedah
-336 btl
-16800 tab
-1000 btl
-240 ktk
-1000 tab
-11000 tab
-3000 pcs
-2000 pcs
-72 pcs
-72 pcs
-360 pcs/144 pcs
-36 btl
-1850 psg/50 psg
-1200 psg/3200psg
-50psg/-600psg
-600 set
-400 set
-400 set
-400 set
-21 bgks
-1120 lbr
-5 rol
-10 rol
-32 box
-120 btl
-12 btl
-648 set
217 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
3 Banjir di Provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung
-Ambroxol sirup 15 mg/ml
-Amoksisilin kaplet 500 mg
-Deksametason injeksi i.v. 5 mg/ml
-Deksametason tablet 0,5 mg
-Doksisiklin kapsul 100 mg
-Ketokonazol krim
-Klorfeniramina Maleat (CTM) tablet 4
mg
-Kotrimoksazol DOEN I (dewasa)
kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg,
Trimetoprim 80 mg
-Lidokain injeksi 2 %
-Loratadin tablet 10 mg
-Natrium Klorida larutan infus 0,9 %
-Oksitetrasiklin salep kulit 3%
-Ranitidin Injeksi 50 mg/2 ml
-Ringer Laktat larutan infus
-Siprofloksasin tablet 500 mg (sebagai
HCl)
-Zinc
-Alat suntik sekali pakai 3 ml
-Alat suntik sekali pakai 5 ml
-Cat gut Chromic 2/0 benang bedah
-Cat gut plain 2/0 benang bedah
-Etanol 70 %
-300 btl
-30000 kaplet
-300 ampul
-1000 tab
-100 kapsul
-100 tube
-30000 tab
-5000 tab
-100 ampul
-1000 tab
-110 btl/90 btl/200
-100 tube
-100 ampul
-150 btl
-4000 tab
-1000 tab
-2000 pcs
-1000 pcs
-96 pcs
-96 pcs
-20 btl
27,370,436
218 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
-Handscoon no 7
-Handscoon no 7,5
-Handscoon no 8
-Infusion set dewasa
-IV. Catheter No.20 ( Abbocath 20 )
-Povidon Iodida larutan 10 %
-300 psg
-300 psg
-200 psg
-400 set
-200 set
-14 btl
-40 btl
-146 btl
4 Kasus PCC di Provinsi
Sulawesi Tenggara
-Diazepam injeksi 5 mg/ml
-Haloperidol inj 5 mg/ml (Lodomer)
-IV. Catheter No.20 ( Abbocath 20 )
-Parasetamol infus 1000 mg/100 ml
-300 ampul
-204 ampul;
-200 set
-100 btl/50 btl
7,606,000
5 Erupsi Gunung Agung di
Provinsi Bali
-Amoksisilin kaplet 500 mg
-Antasida DOEN I tablet kunyah,
kombinasi : Aluminium Hidroksida 200
mg, Magnesium Hidroksida 200 mg
-Asam Mefenamat kaplet 500 mg
-Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 %
(sebagai HCl)
-Ibuprofen 200 mg
-Kaptopril tablet 12,5 mg
-Klorfeniramina Maleat (CTM) tablet 4
mg
-Kotrimoksazol DOEN I (dewasa
kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg,
Trimetoprim 80 mg
-30000 kaplet
-36000 tab
-76800 kaplet
-90 ampul
-13200 tab
-40000 tab
-59400 tab
-12400 tab
565,310,650
219 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
-Natrium Diklofenak tablet 25 mg
-Parasetamol tablet 500 mg
-Piridoksin HCL (Vit B6) Tab 10 mg
-Salbutamol tablet 2 mg (sebagai
Sulfat)
-Tiamin (Vit B1) tablet 50 mg (HCl
Nitrat)
-Vitamin B Kompleks tablet
-Handscoon no 7,5
-Masker (karet)
-Masker (tali)
-Ambroxol sirup 15 mg/ml
-Betametason krim 0.1 % (sebagai
Valerat)
-Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 %
(sebagai HCl)
-Garam Oralit I serbuk, kombinasi
Natrium 0,52 g, Kalium klorida 0,30
g, Trinatrium -sitrat dihidrat 0,58
Glukosa Anhidrat 2,7 g
-Hidrokortison krim 2,5 %
-Kaptopril tablet 12,5 mg
-Kloramfenikol salep kulit 2 %
(Bufacetin)
-Klorfeniramina Maleat (CTM) tablet 4
mg
-Kotrimoksazol Suspensi komb :
Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim
40 mg / 5 ml
-Metronidazol tablet 500 mg
-5600 tab
-50400 tab
-44000 tab
-196000 tab
-68000 tab
-47000 tab
-800 psg
-2000 box
-2000 box
-500 btl
-750 tube
-300 ampul
-12000 sachet
-2304 tube
-40000 tab
-1440 tube
-60000 tab
-500 btl
-10000 tab
220 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
-Mikonazol krim/salep 2 % (Nitrat)
-Natrium Diklofenak tablet 25 mg
-Omeprazol kapsul 20 mg
-Salbutamol tablet 2 mg (sebagai
Sulfat)
-Salbutamol tablet 4 mg (sebagai
Sulfat)
-Simvastatin tablet 20 mg
-Vitamin B Kompleks tablet
-IV. Catheter No.22
-Masker (karet)
-Masker (tali)
-"Antasida DOEN II suspensi, kombinasi
Aluminium Hidroksida 200 mg/5 ml,
Magnesium Hidroksida 200 mg/5 ml "
-Anti-hemoroid DOEN kombinasi :
Bismut subgalat 150 mg, Heksaklorofen
2,5 mg
-Asiklovir krim 5%
-Asiklovir tablet 400 mg
-Betametason krim 0.1 % (sebagai
Valerat)
Eritromisin sirup 200 mg/ 5 ml
-Gentamisin salep kulit 0.1%
-Glibenklamida tablet 5 mg
-Gliseril guaiakolat tablet 100 mg
-Ibuprofen 400 mg
-Isosorbid Dinitrat tablet sublingual 5 mg
-Kaptopril tablet 25 mg
-Ketokonazol krim
-1008 tube
-10000 tab
-6000 kapsul
-50000 tab
-21000 tab
-5000 tab
-28200 tab
-700 set
-2000 box
-2000 box
-1000 btl
-200 supp
-1075 tube
-3300 kaplet
-350 tube
96 btl / 4 btl
-400 tube
-48000 tab
-100000 tab
-1000 tab
-2000 tab
-30000 tab
-250 tube
221 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
NO KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
ITEM JUMLAH NILAI BANTUAN (Rp)
-Kotrimoksazol DOEN I (dewasa
kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg,
Trimetoprim 80 mg
-Metilprednisolon tablet 4 mg
-Metronidazol tablet 500 mg
-Mikonazol krim/salep 2 % (Nitrat)
-Multivitamin Dewasa (Lexavit)
-Neomycin Sulfat 0,5 %, Placenta Extr
10% (Bioplacenton)
-Obat Batuk Hitam ( O.B.H. ) cairan
-Obat tetes mata (anti-iritasi) (Ailin)
-Piroksikam kapsul 10 mg
-Piroksikam tablet 20 mg
-Prednison tablet 5 mg
-Ranitidin Injeksi 50 mg/2 ml
-Salbutamol tablet 2 mg (sebagai
Sulfat)
-Salisil Bedak 2 %
-Sefadroksil 500 mg
-Sianokobalamin (vit B12) injeksi 500
mcg
-Tiamin (Vit B1) injeksi 100 mg/ml
-Masker (karet)
-Masker (tali)
-Masker N95
-30000 tab
-2900 tab
-15000 tab
-480 tube
-4000 tab
-40 tube
-1500 btl
-2304 btl
-4000 kapsul
-15000 tab
-1000 tab
-100 ampul
-150500 tab
-500 ktk
-3000 tab
-2400 ampul
-1200 ampul
-6000 box
-6000 box
-3000 pcs
222 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
KONTRIBUTOR
NO NAMA INSTANSI
1 dr. Achmad Yurianto Pusat Krisis Kesehatan
2 Dr. Rita Djupuri,DCN,M. Epid Pusat Krisis Kesehatan
3 drg. M. Kamaruzzaman, MSc Pusat Krisis Kesehatan
4 dr. Yudhi Pramono, MARS Pusat Krisis Kesehatan
5 Agus Hendroyono, SKM, MA Pusat Krisis Kesehatan
6 drg. A. Hadijah Pandita, M.Kes Pusat Krisis Kesehatan
7 dr. Ira Cyndira Tresna,M. Ikom Pusat Krisis Kesehatan
8 dr. Rakhmad Ramadhanjaya Pusat Krisis Kesehatan
9 dr. Alghazali Samapta, MARS Pusat Krisis Kesehatan
10 Setiorini, SKM,MKM Pusat Krisis Kesehatan
11 Anang Subur,SKM,MPH Pusat Krisis Kesehatan
12 Bambang Sugeng, S.Sos Pusat Krisis Kesehatan
13 Hermansyah, S.Pd Pusat Krisis Kesehatan
14 Titik Nurhaeraty Pusat Krisis Kesehatan
15 Vanda Roza, S.Kom, MKM Pusat Krisis Kesehatan
16 Sri Sumasih,SH Pusat Krisis Kesehatan
17 Zulkarnain Gaffar, SS,MKM Pusat Krisis Kesehatan
18 Wijayanti, SS, MKM Pusat Krisis Kesehatan
19 Khusnul Khotimah, SAP Pusat Krisis Kesehatan
20 Siti Khadijah,Ssi, Apt, MM Pusat Krisis Kesehatan
21 drg. Lenny Juniarta Pusat Krisis Kesehatan
22 Rian Andreansyah Pusat Krisis Kesehatan
23 Nuli Faiz, SKM Pusat Krisis Kesehatan
24 Syarifuddin, SKM Pusat Krisis Kesehatan
223 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
25 Fahmi, SKM Pusat Krisis Kesehatan
26 Julianto Prabowo Pusat Krisis Kesehatan
27 Desyana Endarti Hendraswari,SKM Pusat Krisis Kesehatan
28 Supatmi, SKM Pusat Krisis Kesehatan
29 Rahmawati, SE Pusat Krisis Kesehatan
30 Dody Hermawan, ST Pusat Krisis Kesehatan
31 Firza Hendra Agustino, SE Pusat Krisis Kesehatan
32 Titik Sawarti Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
33 Dwi Octa Amalia, SKM Direktorat Kesehatan Keluarga
34 Yuanita Rizky Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
35 Ainus Kogoya Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
36 dr. Yayan Gusman Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
37 Heni Rudiyanti Direktorat Promosi kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
38 Woro Sandra A Direktorat Promosi kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
39 Trisno Soebarkah Direktorat Kesehatan Lingkungan
40 Achmad Direktorat Kesehatan Lingkungan
41 Dwi Handriyani Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
42 Anjari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
43 Nurlina Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan
44 Monika Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
45 I Dewa Gde Gandi Widi Pramana, SKM Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
46 dr. Ira Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung
224 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
47 Evida Pusat Data dan Informasi
48 Asep Adam Direktorat Gizi Masyarakat
49 Dede Bromichi K Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
50 Dr. Masdalina Pane, SKM M.Kes Puslitbang Humaniora dan Manajemen
Kesehatan
51 Sugiarto Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
52 Hosen Pasaribu Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
50 Elfina Rozita Badan Nasional Penanggulangan Bencana
51 Indriati Sriarti Ginting Badan Nasional Penanggulangan Bencana
52 Ani Suryani Badan Nasional Penanggulangan Bencana
53 Surya Fajar Badan Nasional Penanggulangan Bencana
54 Kadarsyah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
55 Baihaqi Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri
56 Letkol Ckm Syahriel, SKM M.Kes Pusat Kesehatan TNI
57 Widowati Humanitarian Forum Indonesia
58 Dear Sinandang Humanitarian Forum Indonesia
59 Siti Nurhaeni Hasnah Rumah Sehat Baznas Indonesia
60 Yayan Rucyati Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
61 Zulianti Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
62 Asbit Lembaga Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
63 dr. H Iskandar Leman Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia
225 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017
64 Catur Sudiro Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia
65 Dandi Prasetia Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia
66 Istianasari Palang Merah Indonesia
67 M. Abdoel Malik R Muhammadiyah Disaster Management
Center
68 Widodo A Dompet Dhuafa
69 Fachri Djuri, S. Kom Konsultan IT
70 Arlansyah, Amd Kom Konsultan IT
PENYUNTING
dr. Ina Agustina Isturini, MKM
Drs. Dodi Irianto
Martha Veronika, SKM
Nofi Ardan
Shinta Rahmawati, SKM
Astika Fardani, SKM
Fajar Harimurti
Arif Kurniawan, SKM
Apriska Sagita Malaguslanda, SE
226 BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN 2017
BUKU TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN 2017