buku pmt
TRANSCRIPT
KEBIJAKANPEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT
i
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa penulis sangat
merasakan berkat dari Maha Sang Pencipta sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan buku kecil yang berjudul “Buku
Kebijakan Pemberian Makanan Tambahan”. Penulis sadar atas
kekurangan buku ini baik cara penulisan atau susunan kata demi
kata, kalimat demi kalimat terlebih susunan paragraf demi paragraf
untuk itu harapan dari penulis kepada para pembaca buku ini
supaya memberikan masukan atau saran demi kesempurnaan buku
ini kedepannya.
Dengan rendah hati dan dari hati yang tulus dan iklas Penulis
menghanturkan ucapan terima kasih kepada :
- Bapak Bupati Pakpak Bharat sebagai pencetus pembuatan buku
ini
- Bapak Wakil Bupati Pakpak Bharat
- Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
- Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat
- Dan kepada semua pihak yang membantu kami yang tak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.Njuah-Njuah.
Hormat Kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………..……. i
DAFTAR ISI…………………………………………………….. ii
KATA SAMBUTAN…………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………............. 1
1.1. Latar Belakang………………………………..… 1
1.2. Maksud dan Tujuan………………………….... 2
1.3. Ruang Lingkup……………………………..…… 2
1.4. Peraturan Perundang-Undangan…………….. 2
BAB II PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ……………… 4
2.1. Gambaran Umum Kabupaten…....................... 4
2.1.1. Visi dan Misi……………………………… 4
2.1.2. Kondisi Geografis………………………... 6
2.1.3. Administratif……………………………….. 6
2.1.4. Kependudukan………………………..….. 7
2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan……… 8
2.2. Gambaran Khusus ……………………………. 8
2.3. Permasalahan dan Tantangan………………… 12
2.3.1. Permasalahan…………………………… 12
2.3.2. Tantangan………………………………… 12
BAB III. KEBIJAKAN STRATEGIS…………………………..…. 13
3.1. Strategi Implementasi Kebijakan……………..… 13
BAB IV. DAMPAK DAN MANFAAT…………………………… 23
4.1. Manfaat……………………………………….. 23
4.2. Dampak………………………………………… 23
BAB IV PENUTUP………………………………………………… 24
iii
BUPATI PAKPAK BHARAT
KATA SAMBUTAN
Merespon situasi dan kondisi lingkungan yang cepat berubah,
sebagai subjek dan objek pembangunan kita dituntut agar mampu
bertindak secara adaptif, taktis, sistematis, dan professional sesuai
dengan porsi dan kapasitas yang dimiliki. Menyadari pentingnya
peran Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat sesuai dengan
kewenangan yang dilimpahkan, pemberian motivasi dan penekanan
arah-arah kebijakan dari Kepala Daerah khususnya dalam
kesehatan harus tepat sesuai dengan arah Kebijakan Nasional,
pertimbangan wilayah dan kebutuhan penduduk serta dengan tetap
memperhatikan kearifan budaya lokal.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, diinterprestasi satu
program yang diformulasikan dalam bentuk Penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada masyarakat
Kabupaten Pakpak Bharat. Program ini teryata mendapat sambutan
hangat dari masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat serta apresiasi
dari masyarakat kabupaten lain dan pemerhati kesehatan, sehingga
iv
dirasa perlu mendokumentasikan konsep program ini secara
komprehensif.
Seiring dengan itu, saya menyambut gembira penerbitan
buku ini yang menyajikan Program Penyelenggaraan Pemberian
Makanan Tambahan. Penerbitan buku ini diharapkan dapat menjadi
bahan informasi yang konstruktif dalam usaha pencapaian
kesehatan yang lebih baik dan merata, karena informasi yang
disajikan telah memberikan mamfaat maupun dampak yang terbukti
dan teruji, sehingga komitmen Kabupaten Pakpak Bharat untuk
membangun Negeri dari Daerah tertinggal teraplikasi secara
berkesinambung.
Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dan berharap tetap menjaga kualitas dalam semua dokumentasi
kegiatan sehingga layak digunakan sebagai bahan penyelenggaraan
program yang sama.
BUPATI PAKPAK BHARAT
REMIGO YOLANDA BERUTU
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu Sumber Daya Manusia.
Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktifitas, dan
menurunkan daya tahan tubuh.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan Nasional,
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategis
(RENSTRA) Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014, yang
memuat indikator keluaran yang harus dicapai, kebijakan dan
strategis. RENSTRA Kementerian Kesehatan menekankan pada
pencapaian sasaran prioritas nasional Standar Pelayanan Minimal
(SPM), dan Millenium Development Goal’s (MDG’s).
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu
kegiatan yang dapat diandalkan untuk mendukung pencapaian
tujuan kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Dengan adanya
program perbaikan gizi masyarakat diharapkan mampu memantau
keadaan gizi masyarakat dengan baik sehingga dapat mencegah,
mengantisipasi dan dapat menangani permasalah gizi di masyarakat
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), penyelenggaraan
perbaikan gizi masyarakat yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat
2
salah satunya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan
bagi gizi kurang dan pemulihan bagi gizi buruk.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dibuatnya penulisan buku ini adalah untuk
mengetahui apa manfaat dari pada PMT pada kalangan masyarakat
atau kalangan pembaca buku ini, sehingga tahu tentang PMT dan
adanya kebijakan strategis Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
dalam hal Pelayanan Gizi yang telah dituangkan dalam program
Perbaikan Gizi Masyarakat dan Program Pemeliharaan Kesehatan
Usia Lanjut.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Program Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi :
- Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT-P) bagi
Gizi Kurang
- Pemberian makanan tambahan Pemulihan bagi gizi buruk.
- Pemberian makanan tambahan bagi usia lanjut.
1.4. Peraturan Perundangan
Peraturan Perundang-Undangan yang mendukung meliputi
antara lain :
- Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3
- Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128
Menkes/Sk/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
- Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
1457/Menkes/SK/X/2013 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di KABUPATEN/KOTA.
- Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Klasifikasi Status Gizi
Anak bahwa Lima Tahun (Balita).
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
574/Menkes/SK/V/2000 tentang Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat
- Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak
Bharat Nomor : 440.444/109/ IV/2012 tentang Kegiatan
Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin bagi bayi,
balita dan anak penderita gizi buruk.
4
BAB II
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
2.1. Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat
Hari jadi Kabupaten Pakpak Bharat selalu diperingati setiap
tanggal 27 Juli, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Dairi
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Nias Selatan
dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara.
Ibu Kota Kabupaten Pakpak Bharat adalah Salak.
2.1.1. Visi Dan Misi Kabupaten Pakpak Bharat
Visi :Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang
sejahtera serta kepemimpinan yang adil dan demokratis
didukung pemerintahan yang profesional yang berfokus
kepada peningkatan perekonomian masyarakat, Sumber
Daya Manusia (SDM), ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai budaya Pakpak
dan agama.
Misi :
1. Mewujudkan Percepatan peningkatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat :
2. Mewujudkan Pemerintahan yang Profesional, kreatif dan
fasilitatif
5
3. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pendidikan
masyarakat
4. Meningkatkan dan memantapkan kualitas pelayanan,
kualitas kesehatan masyarakat
5. Memantapkan tata hubungan yang dinamis dengan
pemerintah atasan dan kerjasama saling menguntungkan
dalam peningkatan aksesibilitas dengan daerah lain
khususnya yang berbatasan langsung
6. Meningkatkan iklim keterbukaan dan partisipatif dalam
sistem sosial dan birokrasi
7. Meningkatkan sinergitas para pihak dalam pemberdayaan
masyarakat
8. Meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan peran
perempuan dalam pembangunan
9. Mewujudkan komitmen bersama dalam menegakkan
hukum secara konsisten dan konsekuen
10. Mengembangkan hubungan yang dinamis dengan
masyarakat pakpak perantau
11. Menjadikan budaya Pakpak sebagai landasan dalam
kebijakan publik
12. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam menggali
sumber Pendapatan Asli Daerah.
6
2.1.2. Kondisi Geografis
Kabupaten Pakpak Bharat secara geografis terletak pada garis
2º15’00” - 3º32’00” Lintang Utara dan 90º00’ - 98º31’ Bujur Timur.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah Timur
dengan Kabupaten Toba Samosir, sebelah selatan dengan
Kabupaten Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan
sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh singkil.
Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30
Km². Secara umum topografi wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
merupakan Daerah Perbukitan dan Lembah serta dataran tinggi
antara 700-1.400 M di atas permukaan Laut. Secara Administratif
Kabupaten Pakpak Bharat sejak Tahun 2007 memiliki 8 Kecamatan
dan 52 Desa.
2.1.3. Administratif
Wilayah Administratif Kabupaten Pakpak Bharat adalah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan kec. Silima Pungga-
Pungga, Lae Parira, Sidikalang Kab. Dairi
- Sebelah Selatan Kecamatan Tara Bintang Kab. Humbang
Hasundutan, Kecamatan Kab. Tapteng
- Selah Timur Kecamatan Parbuluan Kab. Dairi dan
Kecamatan Harian Kab Samosir
- Sebelah Barat Kab. Aceh Singkil Propinsi Aceh
7
- Dalam wilayah Administrasi Kab Pakpak Bharat terdiri dari 8
Kecamatan dan 52 Desa Yaitu :
1. Kecamatan Salak, Ibukota kecamatan: Salak, terdiri 6
Desa
2. Kecamatan Kerajaan, Ibukota kecamatan: Sukaramai,
terdiri 10 Desa
3. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Ibukota
kecamatan: Sinbande, terdiri 10 Desa
4. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Ibukota kecamatan:
Ulu Merah, terdiri 5 Desa
5. Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Ibukota
kecamatan: Kecupak, terdiri 5 Desa
6. Kecamatan Pagindar, Ibukota kecamatan: Sibagindar
terdiri 4 Desa
7. Kecamatan Tinada, Ibukota kecamatan: Tinada terdiri
6 Desa
8. Kecamatan Siempat Rube, Ibukota kecamatan: Jambu
Rea, terdiri 6 Desa
2.1.4. Kependudukan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pakpak Bharat, jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun
2013 ini adalah sebanyak 50.954 jiwa yang tersebar di 8 (Delapan)
Kecamatan dan 52 Desa. Jumlah keluarga sebesar 11.583 KK
8
dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga sebanyak 4,40
Jiwa (Sumber Data : Profil Dinas Kesehatan Tahun 2013).
2.1.5. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan
Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat
terdiri dari petani sebanyak 16.517 Orang, bangunan / konstruksi
sebanyak 205 orang, pedagang sebanyak 974 Orang,
angkutan/transportasi 257 Orang, Keuangan 29 orang, Jasa
kemasyarakatan 1.782 Orang, Listrik, Gas dan air bersih 51 orang
(Sumber Data : Profil Dinas Kesehatan Tahun 2013).
2.2. Gambaran Khusus
Sebagian besar penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang
berada di bawah garis kemiskinan tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan dengan jumlah dan kualitas yang mencukupi
norma gizi. Sebagai akibatnya anggota keluarga pada kelompok
Rumah Tangga miskin dapat mengalami gangguan pertumbuhan
dan kecerdasan (terutama anak-anak), serta memiliki produktifitas
kerja dan status kesehatan yang rendah. Dengan demikian
kelompok penduduk ini pada umumnya juga akan mengalami
kurang gizi atau gizi Buruk, yang akan berakibat pada rendahnya
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kita lihat data yang ada
dalam Grafik atau dalam Tabel.
9
Grafik 1: Jumlah Bayi dan Kunjungan Bayi ke Posyandu
Dari hasil Grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa kunjungan
bayi ke Posyandu balita mulai dari Tahun 2010 sampai dengan
Tahun 2013 meningkat, namun bila dibandingkan dengan jumlah
bayi seluruhya kunjungan Posyandu masih rendah. Pada Tahun
2014 data yang dapat dilihat adalah jumlah bayi dan kunjungan bayi
ke Posyandu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014.
Tabel 1: Jumlah Balita dan Jumlah Kunjungan ke Posyandu
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
2010 2011 2012 2013 2014
JUMLAH BAYI
Jumlah kunjungan
NO TAHUN JUMLAH
BALITA
JUMLAH
KUNJUNGAN
POSYANDU
PREVALENSI
1 2010 5.542 2.070 37,35%
2 2011 5.454 2.076 38,06%
3 2012 5.610 3.289 58,63%
4 2013 5.223 3.963 75,88%
5 2014 5.340 3.989 74,70%
10
Dari tabel di atas dapat disimpulkan masih rendahnya
kunjungan Balita ke posyandu bila dibandingkan dengan jumlah
Balita yang ada, namun setiap tahunnya mengalami peningkatan
kunjungan walaupun belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal
(SPM) kunjungan Balita yang datang ke Posyandu (D/S) sebesar
85% ( Indikator RPJMN 2010-2014).
Grafik 2: Bayi dan Balita Gizi Buruk
Melihat data di atas setiap tahunnya mulai dari Tahun 2010
pasien penderita gizi buruk ada 11 orang yang meninggal 1 Orang,
Tahun 2011 pasien penderita gizi buruk ada 8 Orang yang
meninggal 1 Orang, Tahun 2013 pasien penderita gizi buruk ada 12
Orang yang meninggal 2 Orang dan Tahun 2014 terhitung mulai
0
2
4
6
8
10
12
14
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah GIBUR
Gibur Meninggal
11
Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli pasien penderita gizi buruk
ada 7 Orang yang meninggal 1 Orang.
Berdasarkan hasil grafik di atas perlu dibentuk Tim PEMBURU
GIZI BURUK di Kabupaten Pakpak Bharat dari Lintas Program dan
Lintas Sektor.
Tabel 2: Jumlah Lansia Dan Kunjungan Lansia Ke Posyandu
NO TAHUN JUMLAH
LANSIA
JUMLAH KUNJUNGAN
POSYANDU
1 2010 2.369 Orang 337 Orang
2 2011 2.142 Orang 656 Orang
3 2012 2.813 Orang 1.350 Orang
4 2013 3.531 Orang 757 Orang
5 2014 3.501 Orang 1.182 Orang
Melihat tabel di atas kunjungan Posyandu Lansia di
Kabupaten Pakpak Bharat mulai Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2014 belum mencapai target melihat jumlah Lansia yang ada
dibanding dengan jumlah Lansia yang datang ke Posyandu Lansia
Program kesehatan Usia Lanjut dirasa sangat penting
mengingat untuk meningkatkan angka Umur Harapan Hidup dan
menunjang Standart Pelanyanan Minimal (SPM) agar tercapai target
indikator pelayanan kesehatan bagi usia lanjut sebesar 50 % setiap
tahunnya dan juga keberhasilan sasaran mutu cakupan kunjungan
12
kesehatan Usia Lanjut pada Standar Operasional Pelayanan (SOP)
sebesar 3 % setiap bulannya.
2.3. Permasalahan Dan Tantangan
2.3.1. Permasalahan
Dari gambar grafik atau tabel di atas, kunjungan bayi
meningkat namun belum mencapai target (Kurangnya
Kunjungan Bayi, Balita dan Lansia ke Posyandu)
Faktor Ekonomi yang kurang untuk asupan Gizi
Tingkat pengetahuan keluarga yang masih rendah
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang gizi keluarga
2.3.2. Tantangan
Kurangnya kesadaran keluarga tentang hal perawatan gizi
buruk
Kurangya pengetahuan keluarga tentang gizi buruk
Rendahnya tingkat ekonomi Masyarakat
Sebagian keluarga tidak memiliki kartu Jamkesmas/BPJS
Masih ada masyarakat yang malas membawa bayi dan balita
untuk datang ke Posyandu.
Permasalahan tentang gizi buruk bukan merupakan tanggung
jawab sepenuhnya di bidang kesehatan
13
BAB III
KEBIJAKAN STRATEGIS
3.1. Sratategi Implementasi Kebijakan
Dalam mengambil Kebijakan ini dilakukan berdasarkan :
- MDG’s Nomor 1 Yaitu :Menanggulagi kemiskinan dan
kelaparan
- Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :574/Menkes/SK/2000
Tentang Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat
- Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia
- Undang-Undang Nomor : 39 Tahun 1999 Tentang Hak Azasi
Manusia Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
- Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun2004 Tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak
Bharat Nomor : 440.444/109/ IV/2012 tentang Kegiatan
Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin bagi bayi, balita
dan anak penderita gizi buruk.
Berdasarkan kebijakan tersebut di atas maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Pakpak Bharat melakukan hal-hal sebagai berikut :
14
1. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada
bayi BGM (Bawah Garis Merah) dari keluarga miskin. Kurang gizi
masih merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Pakpak Bharat.
Pemberian Makanan Tambahan bagi balita adalah program
intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya
adalah untuk meningkatkan status gizi balita serta untuk mencukupi
kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi
yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.
Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat
oleh para pengelola/pelaksana program. Program pemberian
makanan tambahan bagi balita khususnya diberikan kepada
keluarga miskin yang rawan gizi. Disamping memberikan makanan
tambahan diberikan juga penyuluhan untuk mengembangkan
kemampuan ibu atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi
balitanya. Setelah pemberian makanan tambahan ini berakhir
diharapkan keluarga atau masyarakat mendapat pengetahuan
tentang kegunaan terhadap manfaat dari jenis makanan dan
kandungan makanan, serta dapat mengolah dan menyiapkan
makanan sehingga terbiasa memberikan makanan dengan
beraneka ragam.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam
peningkatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang dialokasikan
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat yaitu melakukan
pengadaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) berupa
15
biskuit bagi bayi dan balita kurang gizi diseluruh Posyandu yang
ada di Kabupaten Pakpak Bharat.
Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT-
P) bagi Balita ( 6-24 bulan) Kurang Gizi merupakan strategi yang
diharapkan akan meningkatkan efektivitas program dengan
mempertajam upaya penaggulangan masalah gizi secara tepat
waktu. Dalam hal pengadaan MP-ASI bagi bayi gizi kurang telah
diatur di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam program
pembinaan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan (gizi kurang) di Posyandu
Tabel 3 : Pengadaan Jenis MP- ASI
NO TAHUN PENGADAAN JENIS PENGADAAN
1 2006 Biskuit
2 2008 Biskuit
3 2010 Biskuit
4 2012 Kacang Hijau
5 2013 Biskuit
16
Gambar 1 : Foto MP-ASI Yang Akan Disalurkan Kepada
Masyarakat
2. Pemberian Makanan Tambahan untuk Bayi dan Balita
yang mengalami gizi
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Balita Gizi Buruk
(BB/TB <-3 SD WHO NCHS) dan mendapat perawatan. Pemberian
Makanan Tambahan dan vitamin bagi bayi, balita dan anak gizi
buruk merupakan salah satu kegiatan yang mendukung Indikator
kinerja kegiatan pembinaan gizi yaitu balita gizi buruk yang
mendapat perawatan dengan target 100% dalam jangka panjang.
Penatalaksanaan bagi gizi buruk yang selama ini dilakukan adalah
berupa pemberian makanan Tambahan–Pemulihan (PMT-P)
dengan waktu selama 3 sampai 4 bulan atau 90 sampai 120 hari.
17
Salah satu sasaran PMT Pemulihan adalah bayi yang umur 6-
12 bulan dan balita dengan umur dibawah 2 tahun (baduta).
Sasaran PMT Pemulihan adalah anak BGM (bawah garis merah),2T
(2 kali berturut-turut penimbangan tidak naik berat badan) yang tidak
perlu dirawat, anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau
dirawat dengan status gizi BB/TB ˃-3 SD sampai dengan <-2 SD
tanpa penyakit.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam
penanganan kasus Gizi Buruk dilakukan dengan Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Gizi Buruk. Melihat dari data,
kasus gizi buruk selalu ada setiap tahunnya, hal ini menunjukkan
bahwa masih banyak faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut,
termasuk pendapatan keluarga yang masih rendah, pola pikir yang
belum berkembang dan juga pengaruh adat istiadat. Masalah gizi
dan implikasi yang ditimbulkan adalah masalah bayi yang lahir
dengan berat badan rendah, ibu hamil dengan kurang zat besi dan
anak balita yang kurang mendapat vitamin A.
18
Tabel 4: Pengadaan Makanan Pendamping (MP-ASI)
Gambar : Foto Anak Gizi Buruk Bersama Keluarga Yang
Mendapat Perawatan Di RSUD
No Tahun Jenis Jumlah Gizi
Buruk
1 2010 Susu dan Vitamin 11 orang
2 2011 Susu dan Vitamin 10 orang
3 2012 Susu dan Vitamin 6 orang
4 2013 Susu dan Vitamin 12 orang
5 2014 Susu dan Vitamin 7 Orang
19
3. Pemberian Makanan Tambahan bagi usia lanjut
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 138 menyatakan :
1. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi usia lanjut harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
2. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan
kesehatan memfasilitasi kelompok usia lanjut untuk dapat
tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi.
Pemberian Makanan Tambahan di kelompok Lanjut Usia
dilakukan untuk mendukung pergerakan dan memberdayakan
masyarakat Lanjut Usia dan Pra Lanjut Usia. Kabupaten Pakpak
Bharat memiliki 52 kelompok usia lanjut dari 8 kecamatan. Jumlah
Lanjut Usia (60 thn keatas) yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat
ada 2.475 orang dan jumlah Pra Usia Lanjut 3.860 orang.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam hal
program pemeliharaan kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan
mulai tahun 2011 dengan memberikan makanan tambahan usia
lanjut di 52 posyandu lansia dan juga pelaksanaan Senam Lansia
setiap Bulannya yang dilakukan di Posyandu Lansia yang dipandu
oleh petugas Puskesmas pemengang program Lansia.
Program Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut sangat penting
dilaksanakan untuk menunjang Standar Pelayanan Minimal agar
20
tercapai target indikator pelayanan kesehatan bagi usia lanjut
sebesar 50% setiap tahunnya, dan juga keberhasilan sasaran mutu
cakupan kunjungan kesehatan usia lanjut pada SOP sebesar 3 %
setiap bulannya.
Tabel 5. Pengadaan Makanan Tambahan Bagi Usia Lanjut
sebagai berikut :
No Tahun Pengadaan Jenis
1 2011 Kacang Hijau
2 2012 KacangHijau
3 2013 Susu
4 2014 Susu
21
DOKUMENTASI KEGIATAN PARA LANJUT USIA DI
POSYANDU LANSIAS
22
4. Penyelenggaraan Kebijakan
Penyelenggaraan pemberian makanan tambahan diberikan
berdasarkan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Kesehatan dan kebijakan Pemerintah Daerah untuk
mensejahterakan masyarakat.
Kebijakan Kepala Derah untuk Pemberian Makanan Tambahan
kepada masyarakat melalui anggaran Pemerintah yang ditampung
pada DIPA Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat. Pemberian
PMT gratis kepada masyarakat untuk peningkatan kunjungan ke
Posyandu Balita atau Posyandu Lansia setiap Bulannya sesuai
kesepakatan masyarakat, Kader Kesehatan dan Petugas kesehatan.
SOP pemberikan PMT dimulai dari Dinas kesehatan masuk
Gudang penyimpanan PMT disalurkan ke Puskesmas melalui
Tenaga Pengelola gizi ke Bidan desa selanjutnya diserahkan ke
Posyandu untuk dikomsumsi
23
BAB IV
DAMPAK DAN MANFAAT
4.1. Dampak
Dampak Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang ada
memberikan dampak yang sangat baik kepada masyarakat
Kabupaten Pakpak Bharat, hal ini terlihat dari adanya perubahan
pola pikir masyarakat yang semakin tinggi tingkat kesadarannya
untuk mengunjungi Posyandu balita dan posyandu lansia.
Secara signifikan masyarakat sudah banyak peduli terhadap
kesehatan baik secara Individu, Keluarga dan Lingkungan
masyarakat.
4.2. Manfaat
- Pemberian Makanan tambahan penyuluhan (PMT-P) bagi gizi
kurang dapat meningkatkan efektifitas program dengan
mempertajam upaya penangulangan masalah gizi secara
tepat waktu.
- Peran serta masyarakat yang semakin meningkat (D/S)
- Menilai Keberhasilan Program Gizi
- Terbentuknya kerjasama Lintas sektoral dalam pengentasan
gizi buruk antara lain Dinas Pertanian, Perindagkop, PKK,
Bapemmas, Camat dan Kepala Desa dalam Tim Pemburu
gizi buruk
24
BAB IV
PENUTUP
Pemberian Makanan Tambahan merupakan tanggung jawab
Pusat Pusat ataupun Pemerintah Daerah tanggung sesuai dengan
Undang – Undang yang ada di wilayah Republik Indonesia.
Pemberian Makanan Tambahan kepada masyarakat di Kabupaten
Pakpak Bharat GRATIS tidak dipungut biaya dari masyarakat.
Penulisan buku ini berfokus pada Program Perbaikan Gizi
Masyarakat dan Program Penigkatan Kesehatan Usia Lanjut.
Sehingga kita dapat melihat kepedulian pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Demikian yang dapat kami persembahkan tentang pembuatan
Buku kecil yang berjudul “Pemberian Makanan Tambahan”.
SALAM TERIRING DOA DARI TIM WORK BUAT PARA
PEMBACA