sistem dan fungsi mesin (pmt ii)

Upload: much-abdulah-nurhidayat

Post on 14-Jul-2015

1.837 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SMK NEGERI 8 BANDUNG

SISTEM PERAWATAN DAN FUNGSI KOMPONEN MESIN

PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II1

Tujuan :1. Memahami istilah-istilah Khusus dalam Motor Bakar 2. Mampu menghitung volume ruang bakar, silinder, perbandingan kompresi 3. Memahami konstruksi dan cara kerja komponen-komponen utama mesin dan komponen pendukung mesin 4. Mampu menganalisa kerusakan komponen mesin dan langkah perbaikannya.

2

Pokok Bahasan :1. Istilah-istilah Khusus dalam Motor Bakar 2. Komponen Mesin 3. Sistem Pendukung dalam Motor Bakar 4. Sistem Pemindah Daya

3

BABISTILAHISTILAH-ISTILAH KHUSUS DALAM MOTOR BAKAR

4

1. BORE X STROKE

Bore

= diameter (garis tengah) lubang silinder

Stroke = panjang langkah gerak piston dari TMA ke TMB

5

MESIN-MESIN MODERN MEMPUNYAI BORE STROKE : Keuntungan :1. Dengan diameter silinder yang besar memungkinkan pemasangan katup lebih besar dan lebih banyak. , sehingga efisiensi pengisian menjadi lebih baik yang berarti tenaga mesin menjadi lebih besar 2. Stroke yang kecil menjadikan tinggi mesin secara keseluruhan dapat ditekan dan juga bobot mesin menjadi berkurang. 3. Sub kontak permukaan piston menjadi lebih luas sehingga beban atau tekanan yang diterima persatuan luas permukaan piston menjadi berkurang 4. Stroke yang kecil memungkinkan perpindahan panas ke dinding slinder menjadi lebih kecil.

6

2. VOLUME SILINDER/PISTON DISPLACEMENTSemakin besar silinder mesin akan semakin besar jumlah campuran bahan bakar dan udara yang diubah menjadi tenaga panas. Volume Silinder = T/4 x D2x S D = Diameter Silinder (Bore) S = Langkah Piston (Stroke) CONTOH :Berapa Volume Silinder Mesin Astrea Supra dengan D = 50 mm dan S = 49,5 mm

Jawab :D = 50 mm = 5 cm dan S = 49,5 mm = 4,95 cm Vol. Silinder =3,14

x 52 x 4,95

4 = 97,1 cm37

3. PERBANDINGAN KOMPRESI (COMPRESSION RATIO)Perbandingan Vol Ruang di atas piston saat TMB dengan saat TMA

( ) = V1 + V2V1 V1= Volume ruang bakar V2= Volume Silinder Perbandingan Kompresi : Motor Bensin = 6 11 Motor Diesel = 12 - 25 Makin besar perbandingan Kompresi, maka tenaga motor makin besar, tetapi dibatasi oleh ketahanan bensin terhadap knocking. Batas maksimum perbandingan Kompresi disebut HURC (Highest Useful Compression Ratio).

8

Contoh 1: Perbandingan Kompresi SMH Supra = 8,8 :1. Isi silinder 97,1 cm3. Isi ruang bakarnya dapat dihitung :

( ) = V1 + V2V1

8,8 = V1 + 97,11 V1

8,8V1= V1 + 97,1 8,8V1- V1 = 97,1 7,8V1 = 97,1V1 = 97,1 = 12,4 cm39

7,8

CONTOH 2 : Mesin NF 100 dengan D = 50 mm dan S = 49,5 mm Over size = 0,25 mm; perbandingan Kompresi = 8,8 : 1 Ditanya : 1. Volume Silinder setelah over size 2. Volume Ruang Bakar setelah dioversize Jawab :1). D over size = 50+0.25 = 50,25 mm = 5,025 cm S = 49,5 mm = 4,95 cm Vol. Silinder = T/4 x D2x S = 3,14 x (5,025)2 x 4,95 4 = 98,11 cm3 2).

( ) = V1 + V2V1 8,8 = V1 + 98,11 V1

8,8 V1 = V1 + 98,11 8,8 V1 - V1 = 98,11 7,8 V1 = 98,11 V1 = 98,11 = 12,57 cm3 7,810

4. VOLUMETRIC EFFICIENCYPerbandingan (%) dari volume campuran bahan bakar yang masuk ke dalam silinder pada tekanan dan temperatur sekeliling terhadap volume silinder. Efisiensi volumetrik berkisar antara 65 s/d 85 % disebabkan : Putaran mesin yang semakin tinggi, waktu pemasukan menjadi semakin singkat. Tahanan/gesekan di saluran masuk : diameter katup, saringan udara, bentuk dan panjang saluran masuk. Temperatur tinggi. Efisiensi volumetrik dapat ditingkatkan menjadi 100 % dengan super-charging atau turbocharging.11

5. TERTIB WAKTU KLEP (VALVE TIMING)Waktu membuka dan menutupnya katup dinyata kan dalam derajat engkol dan digambarkan dalam Diagram Kerja Katup (Diagram Valve Timing Kondisi sebenarnya katup-katup tidak membuka dan menutup di TMA atau TMB. Pembukaan katup : Katup masuk sebelum TMA Katup buang sebelum TMB Kedua katup membuka = Overlapping Lihat tabel

12

Tabel. Valve Timing

T YPE SM H G RA N D SUPRA G L M A X II G L PRO II/ III T IG ER K A RISM A K IRA N A G L SERIES

K A T UP M A SUK K A T UP BUA N G O V ERLA PPIN G T ERBUK A T ERT UT UP T ERBUK A T ERT UT UP se b e l u m T M A se su d a h T M B se b e l u m T M B se su d a h T M A 2o 2o 15o 10o 10o 2o 2o 10o 25o 25o 28o 35o 40o 25o 25o 40o 33o 33o 35o 35o 35o 34o 34o 40o 0o 0o 5o 5o 10o 0o 0o 10o 2o 2o 20o 15o 20o 2o 2o 20o

13

BABKOMPONEN MESIN

14

1. SILINDERFUNGSI : Sebagai tempat pembakaran bahan bakar dan udara. Sebagai tempat pergerakan piston.

Bekerja pada suhu, tekanan dan gesekan tinggi, maka harus terbuat dari bahan yang kuat : Baja Tuang, Contoh : Astrea Grand, Supra Paduan Alluminium dengan tanbung baja sebagai Cylinder Liner, Contoh : Karisma, Tiger. Permukaan Cylinder Liner Mesin 2 Tak terbuat dari Nickel Silicon carbide, Contoh : NSR 150 RR.

15

KONSTRUKSI SILINDER

SILINDER MESIN 4 TAKDinding Silinder Rata

SILINDER MESIN 2 TAKDinding Silinder Terdapat : Rongga Bilas (Scavenging Port) Rongga Buang (Out Let Port)

16

KONSTRUKSI SILINDERSILINDER MESIN PENDINGIN UDARA SILINDER MESIN PENDINGIN AIR

Sirip-sirip Pendingin untuk memperluas bidang pendinginan

Selubung Air

17

PEMERIKSAAN SILINDERKERATAAN PERMUKAAN SILINDER

KEAUSAN SILINDERA B C

PEMBACAAN MAXIMUM

KEAUSAN SILINDER

18

2. KEPALA SILINDERFUNGSI : Sebagai penutup silinder, penempatan busi dan katup Sebagai ruang bakar TERBUAT DARI PADUAN ALUMINIUM, TAHAN PADA SUHU, DAN TEKANAN TINGGI. SIRIP PENDINGIN SQUISH AREA : Untuk menimbulkan turbulensi campuaran bahan bakar dan udara di ruang bakar agar terarah pd pusat pembakaran19

KONSTRUKSI :

KONSTRUKSI :

KEPALA SILINDER 4 TAK

KEPALA SILINDER 2 TAK

20

PEMERIKSAAN KEPALA SILINDER Kerataan permukaan Batas Service = 0,05 mm (NF100) 0,10 mm (Mega Pro/Tiger) Keretakan, keausan lubang busi

Ukur panjang bebas pegas-pegas katup bagian dalam dan luar. BATAS SERVIS : (NF100) Bagian dalam : 30,9 mm Bagian luar : 34,0 mm

Masukkan katup ke dalam bos katup dan periksa apakah katup bergerak dengan lancar. Periksa setiap katup terhadap adanya kebengkokan, bekas terbakar, goresan atau keausan pada tangkai katup yang tidak normal.21

Ukur dan catat diameter luar tangkai katup. BATAS SERVIS : (NF100) Masuk : 4,92 mm Buang : 4,92 mm

Lakukan reamer pada bos katup untuk menghilangkan timbunan kerak-kerak karbon sebelum mengukur bos katup. Masukkan reamer dari sisi ruang pembakaran pada kepala silinder dan putarlah reamer selalu searah dengan jarum jam.

KUNCI PERKAKAS Valve guide reamer 07984-0980001 (Sport) Valve guide reamer 07984-MA60001 (Cub)22

Ukur dan catat diameter dalam masingmasing bos katup dengan Dial Gauge dan Inside Micrometer. Hitung kelonggaran tangkai katup ke bos katup. BATAS SERVIS : (NF100) Masuk: 0,08 mm Buang: 0,10 mm

Jika kelonggaran tangkai katup ke bos katup melebihi batas servis: Ganti bos katup yang baru Ganti bos katup baru dan katupnya. Sekir dudukan klep jika bos klep diganti

23

PENGGANTIAN BOS KLEPMELEPASTopanglah kepala silinder dan dorong keluar bos klep dari bagian atas ruang bakar. ALAT PERKAKAS : (Cub) Valve guide driver 5,0 mm: 07942 - MA60000

MEMASANGDinginkan bos klep pengganti di freezer selama kurang lebih satu jam. Panaskan kepala silinder sampai 100-150 C dengan oven. Dorong masuk bos dari bagian atas kepala silinder. ALAT PERKAKAS : (Cub) Valve guide driver 5,0 mm : 07942 - MA60000 Biarkan kepala silinder mendingin sampai mencapai suhu kamar.MEMASANG BOS KLEP24

MELEPAS BOS KLEP

PROSES REAMER BOS KLEPReamerlah bos pemasangan. klep baru setelah

Masukkan reamer dari arah atas ruang bakar dan putar selalu reamer searah dengan arah jarum jam. ALAT PERKAKAS : Valve guide reamer 07984 - MA60001

CATATAN : Gunakan minyak mesin bubut pada reamer selama pengerjaan ini.

25

PEMERIKSAAN DUDUKAN KLEP Bersihkan klep masuk dan buang . Oleskan dengan tipis penanda (prussian blue) pada dudukan-dudukan klep. Putar klep-klep terhadap dudukannya dengan ibu jari dalam satu arah. Lepaskan dan periksa klep-klep. Periksa lebar dari masing-masing dudukan klep, dengan melihat dan mengukur kontak klep dan dudukannya.NF 100 : STANDAR BATAS SERVIS

: 1,0 mm : 1,6 mm

26

PEMBENTUKAN PERMUKAAN DUDUKAN KLEP (VALVE SEAT REFACING)1KEKASARAN

2

3

4

4532

3260

60

45

Jika bos klep diganti, bentuk kembali dudukan klep dengan Pemotong (Valve Seat Cutter) : 1. Gunakan pemotong 45 untuk menghilangkan kekasaran. 2. Gunakan pemotong 32 untuk membuang 1/4 dari dudukan klep bagian atas. 3. Gunakan pemotong 60 untuk membuang 1/4 bagian bawah. 4. Dengan menggunakan pemotong 45, potong dudukan klep sampai mencapai lebar yang sesuai.

27

PROSES SKIR KLEPUntuk merapatkan kontak permukaan daun klep dengan dudukan klep dilakukan skir klep . Lapisi permukaan daun klep dengan ambril (pasta skir) dan skir klep dengan memutar klep terhadap dudukannya menggunakan tekanan ringan dan searah. Setelah selesai menskir, cucilah sisasisa ambril dari kepala silinder dan klep. Periksa kembali kontak antara klep dan dudukannya dan pastikan tidak ada kebocoran. CATATAN Hati-hatilah agar amril tidak sampai masuk diantara tangkai klep dan bos klep.28

MEKANISME KATUPTerbuka dan tertutupnya saluran masuk dan saluran buang pada motor 4 tak diatur oleh katup-katup yang digerakkan oleh mekanisme katup.OHV

1. Over Head Valve (OHV) Camshaft di samping silinder Menggunakan push rod dan tidak menggunakan rantai mesin. Digunakan model lama (Honda CG)

2.

Over Head Camshaft (OHC) Camshaft di atas silinder Menggunakan rantai mesin. Digunakan pada semua tipe

OHC

29

Poros Engkol

Camshaft Rocker Arm Rantai Mesin

OHC (Over Head Camshaft)Berdasarkan susunan poros nok (camshaft) : 1. SOHC (Single Over Head Camshaft) 2. DOHC (Double Over Head Camshaft)

Keunggulan OHC : Konstruksi ruang bakar lebih baik Pembukaan dan penutupan katup lebih tepat Cocok untuk putaran tinggi.30

RANTAI MESINFungsi :Meneruskan puataran poros engkol ke poros nok. Agar tidak berisik dan poros nok dapat menggerakkan katup dg saat yg tepat, rantai mesin ditahan penghantar rantai mesin (cam chain guide) dan penegang rantai (cam chain tensioner) Ada 2 jenis rantai mesin : 1. Roller Chain

2. Silent Chain

Rantai mesin tipe silent chain berbentuk mata roda gigi akan menghasilkan suara mesin yang lebih halus.31

PENYETEL RANTAI MESIN MANUAL(C70K/MK)

Rol Penegang Rantai Mesin ditahan oleh Batang Penahan dan Pegas secara manual. Cara Penyetelan : 1. Longgarkan mur pengikat 2. Putar berlawanan jarum jam baut penahan batang penekan 1 putaran 3. Bila dengan cara tersebut kurang berhasil, lakukan penyetelan di bagian bawah mesin.1 2 3

32

PENYETEL RANTAI MESIN SEMI OTOMATIS(CB100 K4/K5, GL SERIES)

Cara Penyetelan :Jari - jari roda

Mur Pengikat

Longgarkan mur pengikat , maka penegang rantai akan bekerja secara otomatis untuk mendapatkan ketegangan rantai yang sempurna Bila melalui cara tersebut belum sempurna, lakukan penyetelan dengan bantuan jari - jari roda.

33

PENYETEL RANTAI MESIN TIPE HIDROLIS

Tensioner terdiri Batang Penekan (4) yang selalu didorong ke atas oleh pegas (5), sehingga tuas penegang (2) akan selalu menekan rol penegang (1) ke rantai mesin (3). Di bawah batang penekan terdapat ruang oli dengan katup satu arah yang terbuat dari bola baja.

34

CARA KERJA PENYETEL RANTAI MESIN TIPE HIDROLIS

Jika rantai mesin kendor, maka Batang Penekan akan bergerak ke atas. Bola baja akan turun dan membuka lubang masuk, sehingga oli dapat mengalir masuk ke ruang oli sampai penuh. Oli yang terperangkap di ruang oli akan menahan Batang Penekan, sehingga tidak turun lagi dan Rantai Mesin akan selalu dalam keadaan tegang.

35

CARA KERJA PENYETEL RANTAI MESIN TIPE HIDROLIS

Jika rantai mesin tegang, maka Batang Penekan akan bergerak ke bawah. Bola baja akan naik dan menutup lubang masuk, sehingga oli tidak dapat keluar lagi. Tetapi ketika bola baja baru mulai menutup, sebagian oli masih sempat mengalir keluar, sehingga dapat dicegah Rantai Mesin terlalu tegang.

36

PENYETEL RANTAI MESIN TIPE ULIRTerdiri dari : 1. Poros lifter yang mempunyai ulir luar 2. Tensioner yang mempunyai ulir dalam 3. Coil spring yang bag dalamnya memegang poros tensioner dan bag luarnya diikatkan dengan rumah lifter. Coil spring akan selalu mengembang memutar poros lifter, sehingga membuat tensioner bergerak keluar dari rumah lifter menekan rantai mesin.

37

Catatan : Saat pemasangan agar posisi lifter tidak pada posisi menekan putar lifter ke arah kanan melalui lubang pada rumah lifter dengan menggunakan kunci khusus atau obeng minus kecil

38

ROCKER ARM

Rocker arm Karisma dilengkapi Roller untuk mereduksi gesekan yg terjadi antara rocker arm dengan camshaft dan juga utk memperingan putaran.

PEMERIKSAAN ROCKER ARM DAN SHAFTPeriksa permukaan bidang kontak pelatuk dengan bubungan akan adanya keausan atau kerusakan. Periksa bidang yang bergeseran antara pelatuk dan poros pelatuk terhadap adanya keausan, goresan atau lecet. Ukur diameter dalam pelatuk. BATAS SERVIS : 10,10 mm (NF100) Ukur diameter luar poros pelatuk. BATAS SERVIS : 11,93 mm (NF100) Ukur kelonggaran pelatuk ke poros pelatuk. BATAS SERVIS : 0,08 mm39

3. POROS NOK (CAMSHAFT)FUNGSI : Mengatur waktu pembukaan penutupasn katup-katup dan

Terbuat dari besi tuang atau baja paduan dengan penyepuhan pd bag permukaan nok agar tahan terhadap keausan. Digerakkan poros engkol melalui perantaraan rantai mesin. Kedua ujung ditopang bushing (lama) atau ball bearing. Karakteristik poros nok : Lebar nok lama pembukaan katup Tinggi nok tinggi angkat katup Profil nok percepatan pembukaan dan penutupan katup

40

AUTOMATIC DECOMPRESSION SYSTEMBerfungsi memperingan tekanan kaki saat starting dengan membocorkan kompresi melalui katup buang.

Cara kerja ADS:1. 2. Sewaktu engine dimatikan, poros engkol masih berputar akibat momen inersia. Sewaktu piston mendekati TMA langkah kompresi, piston mengalami tahanan dari tekanan kompresi yang timbul. Piston akan terdorong kembali ke TMB dan poros engkol bergerak dalam putaran yg berlawanan. Poros nok juga berputar berlawanan, sehingga Decompression Cam akan menekan katup buang untuk membuka.

3.

4.

41

PEMERIKSAAN POROS CAM SHAFT Periksa bearing dengan memutar bagian luar dari bearing dengan jari. Periksa permukaan nok (cam lobe) dari keausan, baret, lecet atau tergores. Periksa saluran oli. Gunakan mikrometer untuk mengukur tiap tinggi bubungan. BATAS SERVIS (NF100) MASUK 26,26 mm BUANG 26,00 mm

42

Periksa cam dekompresi dengan memutar cam dekompresi dengan jarijari. Pastikan bahwa bubungan dekompresi hanya dapat berputar searah jarum jam saja dan tidak dapatberputar berlawanan dengan arah jarum jam. Periksa pelat penahan terhadap adanya kerusakan.

43

4. PISTONFungsi : Melakukan langkah hisap, kompresi, usaha dan buang Menerima tekanan pembakaran dan meneruskan ke poros engkol melalui batang penggerak. Terbuat dari material alluminium paduan : Ringan Penghantar panas yang baik Pemuaian kecil Tahan terhadap keausan Tahan terhadap suhu dan tekanan yang tinggi Piston Karisma dilapisi molybdenum Diameter piston < diameter silinder piston (piston clearance). tahan gesekan terdapat celah

Bentuk piston diameter bag atas < diameter bag bawah (tirus), untuk menanggulangi pemuaian yg lebih besar pd bag atas

44

OFFSET ENGINEPemasangan piston harus memperhatikan tanda pemasangan. Tanda pemasangan ini berkaitan dg Offset Engine , konstruksi ruang bakar dan katup.

Offset engine :Konstruksi mesin dg titik pusat piston yang tidak segaris dg titik pusat poros engkol untuk memperkecil gaya ke samping pada sisi kerja piston yg menekan silinder. Terdiri : Offset pada pin piston Offset pada poros engkol

45

PEMERIKSAAN PISTONPeriksa piston keausan. terhadap kerusakan atau

Ukurlah diameter piston pada sebuah titik pada jarak 10 mm dari bagian bawah piston dan tegak lurus (90) dari lubang pin piston. BATAS SERVIS : 46,90 mm (NF100)

Lepaskan kerak-kerak karbon yang ada dari alur-alur cincin piston dengan menggunakan cincin piston bekas seperti terlihat pada gambar.

46

PEMASANGAN PISTON DAN SILINDERLapisi lubang silinder, piston dan ring piston dengan oli mesin baru. Pasang pin-pin dowel, gasket baru dan cincin-O baru. Pasang piston dengan tanda "IN" menghadap ke saluran masuk Pasang pin piston dan pasang klip pin piston dg menepatkan posisi ujung klip tidak pada potongan piston. Pasang guide rantai kelengkapannya. mesin dan

Pastikan posisi ring piston sudah tepat. Tekan ring piston dg tangan, dorong silinder sambil digoyangkan.

47

5. RING PISTONFungsi : Mencegah kebocoran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin Menghantarkan panas piston ke dinding silinder Mengatur lapisan oli di dinding silinder Bahan Ring Piston : Besi tuang atau baja paduan dengan lapisan chrome plating.

Mesin 4 tak mempunyai 3 ring piston

Mesin 2 tak mempunyai 2 ring piston

48

RING KOMPRESIBerfungsi mencegah kebocoran gas dari ruang bakar ke bak mesin Untuk meningkatkan daya tahan thd gesekan, permukaan ring dilapisi dengan crom (chrome plate). Terdiri dari 2 buah ring kompresi : Ring Pertama (Top Ring) dengan bidang kontak rata (Plain) untuk memperoleh kerapatan yang tinggi. Ring Kedua (Second Ring) dengan bidang kontak tirus/ menyudut (Bevel Edge) guna membersihkan sisa lapisan minyak pelumas di dinding silinder untuk menghindari timbulnya asap putih.

49

RING PELUMASAN Berfungsi untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara piston dan dinding silinder, serta untuk mengikis kelebihan oli agar tidak masuk ke ruang bakar. Terdiri 2 tipe yaitu : Integral, bentuknya hampir sama ring kompresi, tetapi dilengkapi alur dan lubang-lubang persegi empat (slotted square edges). Digunakan pada motor tipe lama. Split (three piece), yang terdiri dari 2 buah side rail dan sebuah expander .

50

Mesin 2 tak tidak dilengkapi ring pelumasan, karena sistem pelumasannya berbeda dengan mesin 4 tak. Ring, piston dan silinder mendapatkan pelumasan dari minyak pelumas yg masuk bersamaan dg bahan bakar. Ring expander yg dipasang di antara piston dan ring piston kedua (second ring) berfungsi untuk menekan ring piston terhadap dinding silinder dan meredam getaran ring piston, sehingga dapat mengurangi engine noise. Piston mesin 2 tak dilengkapi pin dowels/locating pins yg berfungsi utk menahan pergeseran ring piston saat piston bekerja agar ujung-ujung ring piston bersentuhan dengan lubanglubang masuk, bilas atau buang yg terdapat pada dinding silinder.

51

PENGUKURAN RING PISTONPada kondisi ring piston terpasang dg benar. Ukur jarak kerenggangan alur dari ring piston sambil menekan ring pd alurnya. BATAS SERVIS : Atas : 0,12 mm

Bawah : 0,12 mm

Masukkan ring piston dengan mendorong menggunakan piston ke bagian bawah silinder, pastikan posisi ring piston tidak miring dan ukur celah antara ujung ring piston. BATAS SERVIS : Atas Kedua : 0,5 mm : 0,5 mm

Cincin oli : 1,1 mm

52

PEMASANGAN RING PISTONPasang Ring Piston dengan penanda menghadap ke atas. Jangan sampai Ring Pertama/Atas dan Ring Kedua tertukar. Ring Atas = lebih tipis, penampang bentuk plat Ring Kedua = lebih tebal, penampang tirus dan sisinya tajam Letakkan celah pada ujung ring piston pada jarak 120 seperti pada gambar. Mesin 2 tak : Ujung ring piston ditepatkan pd pin dowel. Jangan meletakkan celah pada side rail ring pelumasan pada posisi yg sama. Tepatkan side rail atas dan bawah 20 mm dari ujung spacer ring oli. Pastikan Ring Piston dapat berputar dengan bebas dalam alurnya.

53

6. CRANKSHAFTCRANKSHAFT/KRUK AS/POROS ENGKOL : Berfungsi rnerubah gerak bolok-balik dan piston menjadi gerak berputar, yang akan diteruskan pada kopeling dan transmisi. Poros engkol dilengkapi dg counter weight (bandul lawan) yg dipasang berlawanan dg posisi crank pin berfungsi me-nyeimbangkan putaran poros engkol. POROS ENGKOL : 1. Jenis Assembly Crank Shaft Digunakan pd sepeda motor silinder tunggal dan dapat dilepas bagian demi bagian. 2. Jenis Unit Crank Shaft Digunakan pada kendaraan dengan silinder lebih dari satu dan pada jenis ini bagian-bagian Crank Shaft tidak dapat dilepas.54

PEMERIKSAAN POROS ENGKOLKERENGGANGAN AKSIAL Ukur jarak kerenggangan aksial Crank Shaft dan Big End Connecting Rod dengan feeler gauge. BATAS SERVIS : 0,6 mm

KERENGGANGAN RADIAL Ukur jarak kerenggangan radial Big End dan Crank Pin BATAS SERVIS: 0,05 mm

PEMERIKSAAN BANTALAN Bantalan harus berputar dengan halus dan tanpa suara. Pastikan lingkaran bagian dalam bantalan terpasang dengan erat pada poros engkol.55

PEMERIKSAAN KEOLENGANUkur keolengan dengan menggunakan dial gauge. Letakkan poros engkol pada blok-V dan lakukan pengukuran di bagian kiri dan kanan. BATAS SERVIS: 0,10 mm

56

GANGGUAN/KERUSAKAN PADA POROS ENGKOLMesin Berhenti Tiba-tiba : Bearing Utama Macet Bearing Big End Macet Sulit Start : Bearing Utama Macet Bearing Big End Macet

Getaran Berlebihan dan Suara Abnormal : Bearing Utama Aus Bearing Big End Aus Big End Aus Crank Pin Aus Connecting Rod Bengkok

PERHATIAN ! Kerusakan/gangguan yang bersumber pada poros engkol sebagian besar disebabkan oleh kekurangan oli atau tidak berfungsinya sistem pelumasan. Oleh karena itu sangat penting untuk pemeriksaan secara teratur terhadap sistem pelumasan

57

7. CONNECTING RODFungsi :Menghubungkan Piston ke Poros engkol dan meneruskan tenaga pembakaran yang diterima piston ke poros engkol.

Bagian-bagian Connecting Rod

Connecting Rod mesin 2 tak dilengkapi needle bearing pada bagian small endnya

58

8. FLY WHEELFUNGSI :Menyimpan tenaga gerak sebagai kelebihan pada saat langkah kerja untuk menjamin poros engkol tetap berputar agar piston dapat mencapai langkah-langkah berikutnya. Fly wheel juga berfungsi sebagai rotor generator, sehingga dilengkapi kutub-kutub magnet. Fly wheel pada sepeda motor dengan electric starter dilengkapi one way clutch starting. PERHATIAN ! Untuk melepas fly wheel gunakanlah fly wheel puller special tools Pastikan spi pengunci telah terpasang pada alur di ujung poros engkol dan tepat pada alur fly wheel. Kencangkan mur fly wheel dengan torsi standard

59

9. CRANK CASE (BAK MESIN)Ruang poros engkol dan transmisi menjadi satu : Sebagai tempat penampungan dan pendingin minyak pelumas. Dipasang saluran pernafasan Disambungkan ke saringan udara untuk mengurangi emisi gas.

Crank Case Mesin 4 Langkah PERHATIAN ! Utk menghindari kebocoran oli, setiap pemasangan crank case gunakan gasket baru dan pengerasan baut dimulai bagian tengah. Kencangkan terlebih dahulu baut berukuran besar dengan pola bersilangan dari dalam ke luar

60

10. CRANK CASE (BAK MESIN)Ruang poros engkol dan transmisi terpisah tidak boleh terjadi kebocoran bag luar ball bearing penopang poros engkol dipasang oil seal. Ruang poros engkol penampungan sementara gas baru dari karburator sebelum ke ruang bakar. Ruang transmisi tempat gigi transmisi dan kopling serta oli mesin. Crank Case Mesin 2 Langkah PERHATIAN ! Utk menghindari kebocoran oli, setiap pemasangan crank case gunakan gasket baru dan pengerasan baut dimulai bagian tengah. Kencangkan terlebih dahulu baut berukuran besar dengan pola bersilangan dari dalam ke luar

61

CRANKCASE EMISSION CONTROL SYSTEMCECS adalah Sistem mengatur gas kotor dari crankcase untuk menghindari pencemaran udara. Fungsi : Untuk mencegah pelepasan emisi ke atmosfir. Aliran dari blow-by gas, dimasukkan ke combustion chamber melalui air cleaner dan karburator.

62

BABSISTEM PENDUKUNG DALAM MOTOR BAKAR

63

1. SISTEM PEMASUKAN MESIN 2 LANGKAH

1. Piston Port Sederhana, maintenance mudah

2. Rotary Valve Konstruksi rumit, waktu pemasukan dapat diatur/distel dengan merubah bentuk coakan piringan.64

3. Reed valve : Konstruksi sederhana Tak ada blow back pada putaran rendah.

65

PEMBILASAN MESIN 2 LANGKAHPemasukan bahan bakar ke dlm ruang bakar dilakukan pada saat piston bergerak ke TMB dan pembuangan gas bekas masih berlangsung. Untuk memperkecil bahan bakar ikut terbuang keluar bersama gas bekas dilakukan : Membuat kepala piston dengan pengarah gas. Mengatur perletakan ronggarongga pada dinding silinder.

66

SISTEM PEMASUKAN NSR 150R :Crankcase Reed ValveEfiensi volumetrik lebih baik, karena saluran masuk lebih pendek dan lebih besar. Konstruksi lubang bilas dan lubang buang dapat dibuat lebih besar

Intake ChamberMenampung gas sementara saat reed valve tertutup dan membantu suplai gas saat reed valve membuka untuk meningkatkan akselerasi.67

2. SISTEM PELUMASANMESIN 4 LANGKAH SISTEM PELUMASAN MESIN 2 LANGKAH FUNGSI : Anti friction effect :Membentuk lapisan oli untuk mencegah kontak langsung antara dua permukaan yang bergesekan.

Cooling Effect :Mendinginkan komponen mesin.

Sealing Effect :Merapatkan piston dan silinder

Buffer Effect :Sebagai bantalan untuk memperluas bidang tekanan

Rust Inhibiting Effect :Membentuk lapisan permukaan untuk mencegah karat

Cleaning Effect :Melarutkan dan mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin.68

WET SUMP PELUMASAN MESIN 4 LANGKAH DRY SUMP

WET SUMPOli ditampung di bak mesin, setelah melumasi ke seluruh bagian2 mesin kembali ke bak mesin. Diterapkan pd semua type SMH yg diproduksi PT AHM.

DRY SUMPOli ditampung di luar mesin yaitu di tangki tersendiri, setelah melumasi ke seluruh bagian2 mesin kembali ke tangki oli.

69

SISTEM PELUMASAN MESIN 4 LANGKAH

70

POMPA PELUMAS

TROCHOID PUMP

GEAR PUMP

PLUNGER PUMP

TROCHOID PUMPPaling banyak digunakan, karena bentuknya sederhana, kecil dan mempunyai kemampuan pemompaan tinggi.

71

Pompa terdiri :Roda gigi dalam (Inner Rotor) dan roda gigi luar (Outer Rotor). Roda gigi dalam (Inner Rotor) mempunyai jumlah roda gigi lebih sedikit dan sebag penggerak Outer Rotor.

72

PRINSIP KERJA Outer rotor dan inner rotor tidak satu titik pusat, sehingga besarnya ruangan antar inner rotor dan outer rotor akan berubah-ubah. Oli akan terhisap saat ruangan tsb membesar dan oli akan ditekan ketika ruangannya mengecil.

73

PEMERIKSAAN POMPA OLIUkur celah antara rumah pompa oli dan rotor luar. BATAS SERVIS : 0,20 mm (NF100)

Ukur celah antara ujung rotor dalam dan rotor luar. BATAS SERVIS : 0,20 mm (NF100)

Ukur kelonggaran kesamping dengan menggunakan feeler gauge. BATAS SERVIS : 0,15 mm (NF100)

74

GEAR PUMPDigunakan pada tipe lama.

POMPA PLUNGER (GEAR PUMP) Digunakan sepeda motor ber CC besar.

75

SISTEM PELUMASAN MOTOR 2 LANGKAH

Sistem Pelumasan CampurMinyak pelumas dicampurkan dalam tangki bahan bakar antara 20 s/d 30 : 1

Sistem Pelumasan InjeksiMinyak pelumas ditampung dalam tangki dan dicampurkan dengan bahan bakar di saluran masuk atau langsung ke bagian yg membutuhkan dengan pompa plunger yg digerakkan poros engkol. Jumlah oli yang dipompa disesuaikan putaran mesin dan pembukaan katup gas. Dikenal istilah : Superlube Kawasaki CCI (Crankshaft Cylinder Injection) Suzuki Autolube Yamaha

Bak transmisi dan kopling pada mesin 2 langkah terpisah dari crankcase, oli tertampung pada bak transmisi dan kopling. Roda gigi transmisi dan kopling menerima pelumasan dengan cipratan oli.

76

SISTEM PELUMASAN AUTOLUBE

SISTEM PELUMASAN CCI (Cylinder Crankshaft Injection)

77

MINYAK PELUMASViskositas/kekentalan :Kemampuan untuk membentuk lapisan oli. Terlalu rendah Lapisan oli mudah rusak dan menyebabkan keausan pada komponen. Terlalu tinggi Menambah tahanan gerakan komponen, sehingga mesin berat saat start dan tenaga berkurang. Kekentalan oli dinyatakan oleh angka yg disebut Indek kekentalan dan ditetapkan oleh SAE Society of Automative Engineers. Indeks kekentalan rendah Indeks kekentalan besar olinya encer olinya kental

Oli Multi Grade = Indek kekentalannya gandaKekentalan/viskositasnya tidak banyak berubah, jika temperatur berubah Contoh : SAE 10W-30 = Pada suhu dingin (-20C) kekentalannya SAE 10 dan pada suhu panas (100C) kekentalannya SAE 30.

78

KUALITAS MINYAK PELUMASStandarisasi oleh API (American Petrolium Institute). SH SG SF SE SD SC SB SA Kualitas semakin baik dengan penambahan bahan-bahan aditif

Perhatian !Pemilihan minyak pelumas harus disesuaikan temperatur dan kondisi kerja mesin. Sepeda motor menggunakan kopling basah, gunakanlah minyak pelumas sesuai rekomendasi pabrik.

79

OLI BERDASARKAN MATERIAL PEMBUATTIPE MINERAL Terbuat dari penyulingan minyak bumi. Harga lebih murah, kualitas baik. TIPE VEGETABLE Terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Kualitas sangat baik, tetapi harga lebih mahal, dan tidak dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama. TIPE SINTETIK Terbuat dari bahan-bahan sintetik melalui proses kimia menghasilkan viskositas yg stabil dan mempunyai performa pelumasan yg tinggi. TIPE SEMI SINTETIK Terbuat campuran mineral oil, vegetable oil dan synthetic oil .

80

3. SISTEM PENDINGINANUntuk mendinginkan mesin agar mesin bekerja pada temperatur kerjanya dan tidak mengalami overheating.Sistem Pendinginan Udara Alami Sistem Pendinginan Udara Sistem Pendinginan Udara Paksa Sistem Pendinginan

Sistem Pendinginan Air

81

SISTEM PENDINGINAN UDARA

Sistem Pendinginan Udara AlamiUdara mengalir melewati mesin melakukan pendinginan sewaktu sepeda motor berjalan Sirip-sirip pendingin di blok silinder dan kepala silinder berfungsi untuk memperluas bidang pendinginan

Sistem Paksa

Pendinginan

Udara

Udara disirkulasikan oleh kipas ke sirip-sirip pendingin.

82

SISTEM PENDINGINAN AIR

Sekeliling silinder dan kepala silinder diberikan rongga-rongga berisi air yang disirkulasikan oleh pompa air (water pump). Air yg telah menyerap panas mesin dialirkan ke radiator untuk didinginkan melalui kisi-kisi radiator dan aliran udara yg melalui radiator.

83

4. SISTEM PEMBUANGANFungsi :Meredam/mengurangi tekanan, suhu dan suara yg ditimbulkan oleh keluarnya gas bekas. Mengatur arah aliran gas bekas untuk meningkatkan tenaga mesin.

84

Untuk meningkatkan performance mesin 2 langkah terutama tipe NSR, muffler didesain dengan metode silencing yaitu di bagian tengah membesar dan bagian ujung menyempit (narrowed passage). Desain tsb bertujuan utk menimbulkan tekanan balik, sehingga mengurangi bahan bakar segar yg ikut terbawa keluar bersama gas bekas saat pembilasan.

85

SISTEM STARTER

5. SISTEM STARTERMETODE SISTEM STARTER1. Sistem Electric Starter

2. Sistem Kick Starter

86

SISTEM ELECTRIC STARTERMesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan Kopling Satu Arah.

CARA KERJA KOPLING SATU ARAH 1. Kondisi StartGear Starter Roller Crankshaft Outer Race

2. Mesin HidupCrankshaft Outer Race Gear Starter Roller

87

TYPE RODA GIGI STARTER1. JENIS RACHET

Type SMH : Sport kecuali Win

Pedal kick starter bebas :Roda gigi starter pinion saling berhubungan (constant mesh) dan bebas berputar bersama roda gigi starter pada countershaft.

Pedal kick starter ditekan :Ratchet bergeser dan berhubungan dengan gigi starter : Kick starter poros rachet pinion gear Gear Idle Starter Gear Comp Starter Outer Clutch Comp Gear Primary Crankshaft.88

2. JENIS SLIDE PINION

Type SMH : Cub dan Win

Pedal kick starter bebas :Roda gigi pinion starter tidak saling berhubungan.

Pedal kick starter ditekan :Roda gigi pinion bergeser dan berhubungan dengan gigi starter di counter shaft : Kick starter poros helical pinion gear Gear 4 Countershaft Gear Mainshaft Mainshaft Outer Clutch Comp Gear Primary Crankshaft.

89

TIPE KICK STARTER1. PRIMARY STARTER

Roda gigi starter di main shaft berputar bebas pada poros, tetapi selalu berhubungan dengan rumah kopling, gigi primer dan poros engkol. Pedal kick starter ditekan : Roda gigi starter pinion Gigi Bebas Countershaft Roda gigi starter Rumah kopling Gigi Primer Poros engkol. Keuntungan : Motor dapat distarter meskipun posisi transmisi tidak pada posisi netral, yaitu dengan menekan tuas kopling, agar main shaft tidak ikut berputar. Type SMH : GL Series, Neotech, Mega Pro, dan NSR.90

2. CONVENTIONAL

Roda gigi starter di countershaft dan mainshaft juga berfungsi sebagai roda gigi satu, sehingga mesin tidak bisa distarter jika transmisi posisi masuk gigi, meskipun kopling ditekan. Type SMH : Cub, Win dan Tiger

91

BABSISTEM PENGENDALI & PEMINDAH GERAK

92

1. SKEMA SISTEM PEMINDAH DAYA

Kopling

Roda Belakang Engine Transmisi

Penghubung Transmisi

93

2. SISTEM KOPLINGFungsi : Memutuskan dan meneruskan putaran poros engkol ke transmisi dengan lembut.

Jenis Kopling

1. Kopling Manual

2. Kopling Otomatis

3. Kopling Ganda

94

KOPLING MANUAL

CRANKSHAFT CLUTCH OUTER

CLUTCH DISCK CLUTCH PLATE PRESSURE PLATE CLUTCH SPRING CLUTCH ARM

SPLINE WASHER TRANSMISSION MAINSHAFT CLUTCH ASSEMBLY SNAPRING CLUTCH LIFTER PLATE

R CRANKCASE COVER

95

CARA KERJA KOPLING MANUALTERHUBUNG Plat kopling dan kanvas kopling dicekam oleh Clutch Center dan Pressure Plate yang ditahan oleh pegas. Plat kopling selalu berhubungan dengan Clutch center dan kanvas kopling selalu berhubungan dengan outer clutch Aliran tenaga : Poros engkol Primary Gear Outer Clutch Kanvas Kopling Plat Kopling Clutch Center Mainshaft Transmission. TERPUTUS Dengan menekan handle kopling, Clutch Lifter akan menekan Lifter Plate dan Pressure Plate mengalahkan tegangan pegas, sehingga terdapat kerenggangan antara plat kopling dan kanvas kopling. Putaran mesin akan terputus dan tidak diteruskan ke Mainshaft Transmission.

96

CARA KERJA KOPLING OTOMATISKonstruksi kopling otomatis berbeda dengan kopling manual. Pada kopling otomatis, susunan plat kopling dan kanvas kopling merenggang. Pada saat mesin putaran stasioner, kanvas kopling dan plat kopling masih merenggang.

Pada saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal bekerja pada Clutch Weight, sehingga Clutch Weight bergerak menekan Plat kopling terhadap kanvas kopling dan kopling akan terhubung.

97

CARA KERJA KOPLING GANDA

Kopling ganda berfungsi untuk mengurangi terjadinya hentakan terutama pada saat masuk gigi satu. Sepeda motor yang dilengkapi kopling ganda mempunyai 2 kopling yaitu : 1. Kopling Primer (Kopling Ganda) Terpasang di ujung poros engkol bekerja berdasar gaya sentrifugal.KOPLING SEKUNDER KOPLING PRIMER

2. Kopling Sekunder (Kopling Manual) Terpasang di poros utama transimisi bekerja secara manual digerakkan oleh tuas yang diatur oleh pedal transmisi.

98

3. TRANSMISI

Fungsi : Mengatur perbandingan pasangan roda gigi untuk menyesuaikan kebutuhan sepeda motor dan kondisi jalan. Terdiri : 1. Mekanisme Pemindah Gigi 2. Transmisi jenis Constant Mesh

99

MEKANISME PEMINDAH GIGIKomponen Mekanisme Pemindah Gigi (NF100)

Cara Kerja Mekanisme Pemindah Gigi Transmisi : Pedal Transmisi Poros Pemindah Gigi (9) Lengan Pemindah Gigi (10) Plat Bintang Pemindah Gigi (5) Drum Gearshift (4) Garpu Pemindah Gigi (1) Gigi Geser. Lengan Pemindah gigi ditopang oleh Pegas (12) yg duduk pd Pin yg dibautkan pd Crank Case R, agar posisi cakar dari Lengan Pemindah Gigi selalu di tengah-tengah. Plat Bintang Pemindah Gigi ditahan oleh Plat Stopper (7) yg ditekan oleh Pegas Stopper (8).100

Kick Starter Gear Drum Shift Gear & Shift Fork Counter Shaft Main Shaft

101

Gigi Mati : Gigi yg berputar menjadi satu dengan poros Gigi Bebas: Gigi yg bebas perputar pada poros, dilengkapi Dog Hole Gigi Geser: Gigi yg dapat bergeser pada poros, dilengkapi Dog

Susunan Gigi Transmisi NF100102

Susunan Gigi Transmisi NF100103

Gigi Mati : Gigi yg berputar menjadi satu dengan poros

Gigi Bebas: Gigi yg bebas perputar pada poros, dilengkapi Dog Hole Gigi Geser: Gigi yg dapat bergeser pada poros, dilengkapi Dog

Susunan Gigi Transmisi NF125104

Susunan Gigi Transmisi NF125105

Transmisi GL200

Transmisi Win

Transmisi GL Neotech

Transmisi NSR106

Perbandingan Gigi Transmisi pada Setiap Tingkat Kecepatan

107

108