buku panduan pelaksanaan sppip
TRANSCRIPT
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 1
Seiring dengan perkembangan pembangunan, tuntutan kesinergian perencanaan pembangunan dan penyelenggaraan penataan ruang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Kesinergian ini menjadi syarat untuk dapat berjalannya suatu pembangunan berkelanjutan dengan visi dan arah yang jelas. Berkenaan dengan hal ini, dibutuhkan suatu strategi pembangunan yang memberikan payung bagi berjalannya pembangunan dalam suatu wilayah atau kota. Strategi tersebut dikenal sebagai Strategi Pengembangan Kota (SPK).
Strategi ini pada dasarnya bukan suatu strategi yang baru dalam pembangunan suatu kota. Strategi ini memuat visi, misi, dan arah bagaimana suatu kota akan dibangun dan diarahkan. Strategi ini mencakup semua bidang pembangunan kota yang kemudian akan diturunkan dalam strategi yang sifatnya sektoral. Salah satu strategi sektoral yang dibutuhkan saat ini adalah strategi di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dikenal dengan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang kemudian diturunkan kedalam rencana aksi penanganan kawasan permukiman dalam bentuk Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Mempertimbangkan adanya urgensi kebutuhan terhadap SPPIP, dan RPKPP dalam upaya untuk mendukung perencanaan dan pemanfatan pembangunan yang efektif dan efisien di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan sesuai kebutuhan kota, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) pada tahun 2010 akan memberikan dukungan dalam bentuk bantuan teknis berupa kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) untuk mendukung proses penyusunan SPK, SPPIP, dan RPKPP yang akan dilakukan oleh kota dan kabupaten.
Untuk mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh DJCK tersebut, disusun Panduan Umum Pengadaan Kegiatan dan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infratsruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Buku ini berisi mengenai penjelasan umum SPPIP dan RPKPP, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan SPK dan produk pembangunan lainnya, serta bagaimana kegiatan bantuan teknis yang diberikan DJCK tersebut diselenggarakan.
KATA PENGANTAR
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 2
Buku ini pada dasarnya bukan sekedar memberikan panduan bagi tim dalam Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk mensosialisasikan kegiatan ini kepada Satuan Kerja Teknis (Satker) dibawahnya, melainkan juga untuk membantu Satker Pengembangan Kawasan Permukiman yang terdapat di provinsi untuk kemudian mensosialisasikannya kepada pemerintah daerah kota/kabupaten di bawahnya. Hal ini diperlukan karena kegiatan ini perlu untuk diakses oleh semua provinsi dan kota/kabupaten yang terdapat di Indonesia.
Akhir kata, semoga buku panduan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya untuk membantu dalam penyebarluasan informasi mengenai keberadaan kegiatan DJCK.
Jakarta, Mei 2010 Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 3
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3 DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ 6 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. 7 DAFTAR TABEL ................................................................................................................. 8 BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 9
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 9 1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ......................................................... 11
1.2.1 Maksud Kegiatan ............................................................................. 11 1.2.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 11 1.2.3 Sasaran Kegiatan ............................................................................ 12
BAB 2 KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ....................... 13 2.1 LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN PERSOALAN PERLUNYA
KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) .............. 13
2.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTURPERKOTAAN (SPPIP) ................................................. 16 2.2.1 Maksud Kegiatan ............................................................................. 16 2.2.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 16 2.2.3 Sasaran Kegiatan ............................................................................ 16
2.3 BENTUK KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ................................................................................ 17
2.4 KEDUDUKAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN .............................................................. 18
DAFTAR ISI
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 4
2.5 PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) BESERTA PERANNYA .......... 19
2.6 LINGKUP PELAKSANAAN ......................................................................... 21 2.6.1 Lingkup Kegiatan ............................................................................. 21 2.6.2 Lingkup Wilayah ............................................................................... 29
2.7 KEDALAMAN SUBSTANSI STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN ............................ 30
2.8 PENDEKATAN DAN METODOLOGI YANG DIGUNAKAN ........................ 34 2.9 KELUARAN YANG DIHASILKAN ............................................................... 34 2.10 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ............................................................ 35 2.11 PELAPORAN KEGIATAN ........................................................................... 35 2.12 TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN ......................................................... 47 2.13 PENDANAAN KEGIATAN .......................................................................... 49 2.14 PRASYARAT PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................ 49 2.15 TAHAPAN KEGIATAN DALAM PELAKSANAAN BANTUAN
TEKNIS ....................................................................................................... 49 BAB 3 KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ................................................................. 63 3.1 LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN PERSOALAN PERLUNYA
KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ..................................... 63
3.2 TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ..................................................................................................... 66 3.2.1 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 66 3.2.2 Sasaran Kegiatan ............................................................................ 66
3.3 BENTUK KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ..................................................................................................... 66
3.4 KEDUDUKAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN ............................................................................................ 67
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 5
3.5 PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN PENYUSUNAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) BESERTA PERANNYA ............................................................... 68
3.6 LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................... 70 3.6.1 Lingkup Kegiatan ............................................................................. 70 3.6.2 Lingkup Wilayah ............................................................................... 77
3.7 KEDALAMAN SUBSTANSI RENCANA AKSI PROGRAM ......................... 78 3.8 PENDEKATAN DAN METODOLOGI YANG DIGUNAKAN ........................ 80 3.9 KELUARAN YANG DIHASILKAN ............................................................... 81 3.10 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ............................................................ 82 3.11 PELAPORAN KEGIATAN ........................................................................... 83 3.12 TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN ......................................................... 92 3.13 PENDANAAN KEGIATAN .......................................................................... 95 3.14 PRASYARAT PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................ 95 3.15 TAHAPAN KEGIATAN DALAM PELAKSANAAN BANTUAN
TEKNIS ....................................................................................................... 95 BAB 4 PENUTUP .............................................................................................................. 106
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 6
1. DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya 2. SPK : Strategi Pengembangan Kota 3. CDS : City Development Strategy 4. RP4D : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman Daerah 5. SPPIP : Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan 6. RPKPP : Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas 7. RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang 8. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah 9. RPIJM : Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah 10. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah 11. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara 12. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat 14. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 15. FGD : Focus Group Discusion 16. Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis 17. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja 18. CAP : Community Action Plan 19. DED : Detailed Engineering Design 20. TOR/KAK : Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja
DAFTAR SINGKATAN
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 7
Gambar 1.1 Kedudukan SPK, SPPIP, dan RPKPP Dalam Dokumen Kebijakan
Pembangunan Wilayah Perkotaan .............................................................. 10 Gambar 2.1 Diagram Keterkaitan Strategi Pengembangan Kota (SPK) dan
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan .................... 15
Gambar 2.2 Kedudukan Kegiatan Bantuan Teknis Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dalam Dalam Rangkaian Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman DJCK .................................................................. 19
Gambar 2.3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ...................................... 26
Gambar 2.4 Keterkaitan Proses Dalam Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Dengan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP) ..................................................................... 28
Gambar 2.5 Tahapan, Lingkup, dan Pendanaan Kegiatan Dalam Konteks Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ...................................................................................... 62
Gambar 3.1 Kedudukan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam Dalam Rangkaian Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman DJCK ........................................................................................................... 67
Gambar 3.2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ................................................... 74
Gambar 3.3 Keterkaitan Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP) dengan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ...................................................................................... 76
Gambar 3.4 Tahapan, Lingkup, dan Pendanaan Dalam Konteks Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP) ............ 105
DAFTAR GAMBAR
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 8
Tabel 2.1 Contoh tabel isian Strategi Pengembangan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .................................................................. 32 Tabel 2.2 Contoh tabel isian Skema Pentahapan Program Strategi
Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ............ 33 Tabel 2.3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dan Produk/Pelaporan ................................. 38 Tabel 3.1 Contoh Tabel Isian Rencana Aksi Program Pada setiap Kawasan ............. 79
DAFTAR TABEL
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 9
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kerangka kebijakan di Indonesia, pembangunan suatu wilayah pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari perencanaan pembangunan dan perencanaan spasial. Perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan suatu wilayah secara umum perlu diterjemahkan secara spasial ke dalam bentuk perencanaan spasial atau yang bisa dikenal sebagai penataan ruang. Adapun kedua hal tersebut dalam upaya untuk mengarahkan pembangunan diwadahi ke dalam dua bentuk dokumen perencanaan, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (development plan) yang memuat arahan dan Strategi Pengembangan Kota dan (2) dokumen rencana tata ruang (spatial plan) yang memuat arahan dan strategi penataan ruang.
Agar suatu pembangunan dapat berjalan efektif, maka antara perencanaan pembangunan yang tertuang dalam dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dengan perencanaan spasial yang tertuang dalam dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang) dibutuhkan suatu sinergitas dan keterpaduan. Dalam implementasinya dalam suatu wilayah, sinergitas dan keterpaduan tersebut seringkali tidak terjadi. Kondisi yang terjadi adalah kebijakan penataan ruang yang tertuang dalam dokumen rencana tata ruang seringkali tidak sejalan dengan visi misi pembangunan. wilayah yang tertuang dalam dokumen rencana pembangunan. Adapun ketidaksinergian dan ketidakterpaduan tersebut tidak hanya terjadi dalam lingkup substansi dalam satu wilayah, namun juga antarhirarki wilayah (pusat/nasional, provinsi, kota/kabupaten) dan antarsubstansi antar hirarki wilayah.
Ketidaksinergian antara kedua produk perencanaan pembangunan ini pada dasarnya juga terjadi karena tidak adanya payung yang jelas untuk arah pengembangan kota yang tertuang dalam Strategi Pengembangan Kota (SPK) atau yang juga dikenal sebagai City Development Strategies (CDSs) yang termuat di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota/Kabupaten. Strategi ini dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan
BAB 1
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 10
merupakan suatu alat yang akan dipakai oleh pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah perkotaan, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, sebagai acuan bersama seluruh pemangku kepentingan kota untuk membangun wilayah perkotaannya, pada dasarnya SPK ini tidak berdiri sendiri, namun terdiri atas aspek-aspek yang berkenaan dengan sektor unggulan, sektor penunjang, dan sektor strategis lainnya sebagai satu kesatuan. Salah satu aspek utama untuk terselenggaranya pembangunan wilayah perkotaan ini adalah aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan, dimana aspek ini menjadi awal dari adanya kehidupan perkotaan.
Gambar 1.1 Kedudukan SPK , SPPIP, dan RPKPP Dalam Dokumen Kebijakan Pembangunan Wilayah Perkotaan
Berkenaan dengan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPK yang bersifat payung besar tersebut diturunkan kedalam strategi sektoral yang dikenal sebagai Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun Terkait Dengan Perencanaan Spasialnya Salah Satunya Diturunkan Dalam Bentuk
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 11
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu pada SPK. Dalam pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan keduanya menjadi suatu yang penting. Kedua produk perencanaan ini menjadi prionir dalam penciptaan integrasi antara perencanaan pembangunan dan perencanaan spasial. Mempertimbangkan perlunya keberadaan SPPIP dan RPKPP bagi suatu wilayah atau kota, maka pada tahun anggaran 2010, Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Pengembangan Permukiman memberikan bantuan teknis terhadap penyusunan SPPIP dan RPKPP.Terkait untuk penyampaian kedua kegiatan tersebut, maka diperlukan suatu panduan umum pengadaan kegiatan dan penyusunan SPPIP dan RPKPP yang menjadi pegangan bersama dalam menyebarluaskan informasi terkait dengan SPPIP dan RPKPP tersebut.
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1 Maksud Kegiatan
Panduan Umum Pengadaan Kegiatan dan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimaksudkan untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan sosialisasi mengenai kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP yang diselenggarakan oleh DJCK.
1.2.2 Tujuan Kegiatan
Panduan Umum Pengadaan Kegiatan dan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pengembangan Kawasan permukiman Prioritas (RPKPP) bertujuan agar:
Pelaksanaan penyebarluasan baik pada tingkat pusat maupun daerah memiliki acuan yang sama sehingga dicapai pemahaman yang sama pula.
Tersedianya acuan teknis dalam pelaksanaan penyusunan SPPIP dan RPKPP
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 12
1.2.3 Sasaran Kegiatan
Panduan Umum Pengadaan Kegiatan dan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pengembangan Kawasan permukiman Prioritas (RPKPP) memiliki sasaran:
Adanya standarisasi teknis pelaksanaan penyebarluasan informasi penyusunan SPPIP dan RPKPP baik pada tingkat pusat maupun daerah
Terselenggaranya pelaksanaan penyebarluasan informasi mengenai SPPIP dan RPKPP dengan tingkat pencapaian yang sama
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 13
BAB 2
KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
2.1 LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN PERSOALAN PERLUNYA KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Terkait dengan hal ini, sejumlah kajian memprediksikan jumlah penduduk Indonesia yang mendiami kawasan perkotaan akan terus meningkat dari tahun ke tahun dimana pada akhir 2025 jumlahnya akan mencapai sekitar 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Adanya konsentrasi penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal mengingat akan adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan muncul.
Kecenderungan perkembangan perkotaan ditambah dengan indikasi munculnya beberapa persoalan di wilayah perkotaan tersebut mensyaratkan adanya penanganan yang lebih terpadu dalam konteks kota dan membutuhkan kejelasan payung dalam strategi pembangunan. Adapun selama ini penanganan yang terpadu tersebut mencoba diwadahi dalam dua bentuk produk perencanaan pembangunan, yaitu: (1) perencanaan pengembangan (development plan) yang memuat arahan dan Strategi Pengembangan Kota dan (2) penataan ruang (spatial plan) yang memuat arahan dan strategi penataan ruang. Kedua produk ini pada dasarnya harus berjalan secara sinergi satu dengan yang lain. Penataan ruang (spatial plan) yang salah satu keluarannya adalah program pemanfaatan ruang pada dasarnya harus sejalan dengan arahan kebijakan, strategi, dan program dalam perencanaan pengembangan (development plan). Namun dalam kenyataannya antara penataan ruang (spatial plan) dan perencanaan pengembangan (development plan) seringkali tidak sinergi yang kemudian berdampak tidak adanya kejelasan arah pengembangan dan pembangunan kota.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 14
Mengacu pada kedua kondisi tersebut, maka Strategi Pengembangan Kota (SPK) yang merupakan strategi pembangunan berskala kota, berorientasi pada kebutuhan kota dan tidak sektoral, komprehensif dan terpadu, serta dapat menjadi acuan bagi strategi dibawahnya (sektoral) maupun para pemangku kepentingan, sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai acuan pengembangan sektor di bawahnya dalam skala kota. Strategi ini dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan merupakan suatu alat yang akan dipakai oleh pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan daerah perkotaan, yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan alokasi dana pembangunan secara akurat dan rasional. Sebagai acuan bersama seluruh pemangku kepentingan kota untuk membangun wilayah perkotaannya, pada dasarnya SPK ini tidak berdiri sendiri, namun terdiri atas aspek-aspek yang berkenaan dengan sektor unggulan, sektor penunjang, dan sektor strategis lainnya sebagai satu kesatuan. Salah satu aspek utama untuk terselenggaranya pembangunan wilayah perkotaan ini adalah aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan, dimana aspek ini menjadi awal dari adanya kehidupan perkotaan.
Dalam perkembangannya, aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam pembangunan perkotaan seringkali justru menyumbang persoalan serius bagi kehidupan perkotaan itu sendiri. Banyak persoalan perkotaan yang bermula dari aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infratruktur perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya. Persoalan-persoalan ini seringkali menjadi persoalan yang laten yang tidak tertangani secara optimal. Hal ini terjadi pada dasarnya karena ada beberapa faktor sebagai berikut:
Tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali tidak atau belum didukung dengan suatu kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, matang, dan berskala kota.
Kebijakan dan strategi pembangunan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat instant, responsif terhadap persoalan yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan program atau proyek pendukung, sehingga kebijakan dan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan kebutuhan strategi pembangunan perkotaan.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 15
Tidak adanya atau belum adanya strategi khusus pembangunan aspek permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan secara keseluruhan.
Adanya tumpang tindih kebijakan dan strategi penanganan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota)
Berkenaan dengan kondisi ini, maka perlu adanya penekanan penyusunan strategi pengembangan kota pada strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang nantinya diharapkan akan menjamin integrasi dan sinkronisasi penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan dengan program terkait lain. Penyusunan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan itu sendiri tetap didasarkan dan mengacu pada strategi pengembangan kota (SPK). Sebagai suatu proses yang sangat strategis dan signifikan yang akan diterapkan di kota/kabupaten dengan karakter yang berbeda, maka sangat disadari bahwa dalam proses penyusunannya akan sangat membutuhkan dukungan penguatan bersama, baik yang bersifat pemahaman, kapasitas maupun pengetahuan terhadap SPPIP ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pihak DJCK memberikan dukungan dalam bentuk bantuan dan bimbingan teknis yang bersifat pendampingan dan peningkatan serta penguatan kapasitas (capacity building) bagi propinsi, kota/kabupaten yang akan melaksanakan penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).
Gambar 2.1 Diagram Keterkaitan Strategi Pembangunan Kota (SPK) dan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 16
2.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTURPERKOTAAN (SPPIP)
2.2.1 Maksud Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan pendampingan bagi pemerintah daerah guna menghasilkan Strategi dalam Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang sesuai dengan kebijakan dan strategi serta kebutuhan Pengembangan Kota.
2.2.2 Tujuan Kegiatan
Berdasarkan pada maksud kegiatan, maka tujuan yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini adalah:
Membantu kota/kabupaten dalam penyediaan strategi yang komprehensif untuk mengembangkan kota dengan menekankan kepada strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang memenuhi kaidah perencanaan dan terintegrasi dengan sistem perkotaan, sehingga dapat menjamin keberlanjutan kegiatan pembangunan kawasan perkotaan (bagi kota-kota yang telah memilikinya)
Memberikan pendampingan bagi perangkat perencana dan pelaksana pembangunan di daerah, dalam menyusun strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lain, sesuai dengan peran, fungsi dan kontribusi yang diharapkan dalam mencapai tujuan pengembangan kawasan perkotaan.
2.2.3 Sasaran Kegiatan
Berdasarkan maksud dan tujuan tersebut, pada dasarnya sasaran dari kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dapat dibedakan atas dua hal, yaitu sasaran fungsional dan sasaran operasional sebagai berikut:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 17
A. Sasaran Fungsional
Terselenggaranya kegiatan pengembangan kota melalui pembangunan permukiman dan infrastruktur yang dapat mendukung percepatan pembangunan kawasan perkotaan secara berdaya dan berhasil guna berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.
B. Sasaran Operasional
Tersedianya instrument pengembangan kota yang menitikberatkan pada pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah yang memenuhi kaidah perencanaan dan kaidah tata kepemerintahan yang baik.
Terwujudnya proses pembinaan pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan fungsional perkotaan lainnya dalam konstelasi pembangunan kota.
Terwujudnya keselarasan strategi pengembangan kawasan permukiman perkotaan antara sasaran pembangunan permukiman perkotaan nasional dengan rencana pembangunan perkotaan di daerah.
Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang dapat mendukung dan mempercepat pembangunan kota sesuai dengan karakter atau kekhasan kota dan tujuan pembangunannya.
Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota (stakeholder) dalam penyediaan strategi pengembangan permukiman perkotaan dan dalam mengoptimalkan penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
2.3 BENTUK KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini merupakan bagian dari upaya kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 18
daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Adapun bentuk kegiatan bantuan teknis yang diberikan dalam kegiatan ini adalah bantuan teknis penyusunan dan pendanaan. Pada kegiatan ini, Pemerintah melalui Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum memberikan bantuan berupa:
Bantuan pendanaan untuk kegiatan dalam proses penyusunan SPPIP selama 1 (Satu) Tahun Anggaran.
Bantuan pelatihan untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan SPPIP.
Bantuan penyediaan tenaga ahli dalam penyusunan SPPIP melalui bantuan pihak ketiga.
Bantuan pendampingan dan monitoring dalam penyusunan SPPIP melalui Satuan Kerja Pemerintah yang terdapat di Provinsi.
2.4 KEDUDUKAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Dalam kerangka kebijakan pembangunan permukiman yang dikembangkan oleh DJCK, kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerangka pembangunan kebijakan untuk pembangunan permukiman perkotaan yang sinergis, teritegrasi, dan berkelanjutan. Adapun keluaran dari kegiatan ini akan menjadi dasar dalam proses institusionalisasi strategi yang disusun dan upaya uji terap/implementasi strategi pada suatu kawasan yang diprioritaskan. Dalam kerangka waktu, Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini merupakan tahun pertama dari rangkaian kegiatan besar pembangunan permukiman yang akan diselenggarakan dalam waktu dua tahun. Secara diagramatis kedudukan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini dalam rangkaian kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman DJCK dapat dijelaskan dalam Gambar 2.2 berikut.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 19
Gambar 2.2 Kedudukan Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dalam Rangkaian Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman bidang CK
2.5 PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) BESERTA PERANNYA
Dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) terdapat empat (4) pihak yang terlibat, yiatu: (1) Pemerintah dalam hal ini adalah Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum; (2) Dinas Cipta Karya/Permukiman/Tata Ruang Propinsi dalam hal ini di represenatsi oleh Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi; (3) Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang dalam hal ini adalah Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis); dan (4) pihak ketiga atau konsultan yang membantu dalam proses penyusunan SPPIP.
(1) Pemerintah melalui Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Koordinator wilayah ini berada pada tingkat Sub Direktorat (Subdit) pada Direktorat Pengembangan Permukiman yang membawahi region. (Ditetapkan setiap tahun pelaksanaan)
(2) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi, yaitu satker di Pemerintah Provinsi yang merupakan kepanjangan tangan dari DJCK untuk menjalankan proses penyusunan SPPIP. Satker ini berada dibawah Dinas di tingkat provinsi yang menangani persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
(3) Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten, dalam hal ini adalah kelompok kerja teknis (pokjanis) yang dibentuk dengan pendampingan oleh Satuan Kerja Pengembangan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 20
Kawasan Permukiman. Pokjanis ini bersifat ad hoc yang terdiri dari 7 orang yang berasal dari dinas atau badan/instansi pemerintah ataupun profesi keahlian baik yang berasal dari Perguruan Tinggi maupun perwakilan masyarakat yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan (sanitasi, air bersih, drainase perkotaan, air limbah, dan jalan lingkungan), permukiman, dan perencanaan pembangunan daerah. Pokjanis ini disusun oleh pemerintah daerah kota/kabupaten sebagai salah satu prasayarat untuk pelaksanaan kegiatan Bantuan Teknis Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).
(4) Pihak Ketiga, dalam hal ini berupa konsultan yang pengadaan jasanya di lakukan pada tingkat provinsi. Tiap kota/kabupaten yang melakukan proses penyusunan SPPIP didampingi oleh satu kelompok pihak ketiga/konsultan.
Adapun peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut adalah sebagai berikut:
HIRARKI PERWILAYAHAN
PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN BENTUK KETERLIBATAN
PADA TINGKAT PUSAT/NASIONAL
Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Sebagai Pembina dan pengendali proses penyusunan SPPIP
Memberikan pendampingan dan Bimbingan Teknis
PADA TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Sebagai advisor yang memberikan pendampingan, monitoring, dan evaluasi dalam penyusunan SPPIP
Menjadi penyelenggara jasa dalam proses penyusunan SPPIP
Menjadi pendamping dalam proses penyusunan SPPIP
Pihak Ketiga (Konsultan)
Sebagai pihak yang membantu
Menjadi penyedia jasa (tenaga ahli)
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 21
proses penyusunan SPPIP
dalam proses penyusunan SPPIP
PADA TINGKAT KOTA/KABUPATEN
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)
Bersama pihak ketiga melakukan proses penyusunan SPPIP
Menjadi perumus dan penyusun SPPIP
Menjadi narasumber dan penentu perumusan hasil SPPIP
2.6 LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN
2.6.1 Lingkup Kegiatan
Dalam kerangka waktu satu tahun anggaran, lingkup kegiatan ini ditekankan kepada penyusunan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, dengan infrastruktur perkotaan yang dibatasi pada infrastruktur keciptakaryaan dalam lingkup wilayah kota. Secara garis besar, terdapat 5 (lima) lingkup kegiatan utama Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), yaitu: (1) peningkatan kapasitas, (2) identifikasi persoalan dan potensi pengembangan, (3) analisa kebutuhan pengembangan, (4) perumusan visi, misi, dan strategi pengembangan, serta (5) sosialisasi SPPIP. Adapun rincian kegiatan dari masing-masing kegiatan besar ini adalah sebagai berikut:
(1) Peningkatan kapasitas penyusunan SPPIP
Melakukan sosialisasi program penyusunan SPPIP kepada pemangku kepentingan daerah terkait kedudukan dan fungsi SPPIP dalam strategi pengembangan kota.
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) pertama dalam rangka persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP. FGD ini dilakukan bersama-sama antara pihak ketiga yang menjadi penyedia jasa (konsultan) dengan Pokjanis Daerah.
Menyelenggarakan pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan pemahaman tentang proses penyusunan SPPIP yang dilakukan di tingkat
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 22
Kota/Kabupaten. Pelatihan ini ditujukan bagi pemangku kepentingan (stakeholder) dari pemerintah daerah atau yang telah ditetapkan sebagai Pokjanis Daerah untuk penyusunan SPPIP dan bagi tim pendamping penyusunan.
Mengikuti kegiatan kolokium yang diadakan oleh DJCK untuk proses penyamaan pemahaman, target capaian, dan metoda penyusunan yang dilakukan oleh tiap kota/kabupaten yang menyusun.
(2) Identifikasi persoalan dan potensi pengembangan
Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi terkait permasalahan, kebijakan, strategi, dan program pengembangan kota serta data dan informasi pendukung analisa dan penyusunan SPPIP.
Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 25.000 yang akan digunakan sebagai peta dasar untuk melakukan identifikasi kebijakan dan Strategi Pengembangan Kota, malakukan analisa serta menuangkan strategi pengembangan kota dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP) ke dalam bentuk spasial.
Melakukan identifikasi dan pemetaan potensi, permasalahan dan isu terkait serta kebutuhan pengembangan perkotaan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta menetapkan permasalahan dan isu strategis permukiman perkotaan. Dalam proses identifikasi ini dilakukan berdasarkan pemetaan dasar spasial, data sekunder, pengamatan lapangan, dan wawancara kepada stakeholder inti, serta disajikan di atas peta.
(3) Analisa kebutuhan pengembangan
Melakukan kajian/kaji ulang (review) terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah. Apabila telah tersedia Strategi Pengembangan Kota (SPK) atau dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap dokumen SPK tersebut, sedangkan apabila belum tersedia SPK ataupun dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap semua dokumen kebijakan, strategi, dan program yang telah dimiliki dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah (RPJP, RPJM, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya).
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 23
Melakukan identifikasi permasalahan dan kajian keselarasan terhadap kebijakan, strategi dan program pengembangan yang terdapat di dalam rencana pembangunan (development plan) dan rencana penataan ruang (spatial plan).
Identifikasi dan perumusan strategi pengembangan kota dengan penekanan pada potensi dan persoalan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Melakukan pendataan dan identifikasi sebaran permukiman, dan analisa permasalahan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur pendukungnya.
Perumusan kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun dalam perumusan kriteria dan indikator kawasan prioritas didasarkan pada beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Memiliki urgenitas Penanganan
- Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota
- Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kota
- Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota
- Memiliki dominasi permasalahan terkait Bidang Keciptakaryaan
- Memiliki dominasi penanganan melalui bidang keciptakaryaan
Identifikasi indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang akan digunakan sebagai acuan oleh daerah dalam menyusun kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP). Adapun kawasan prioritas ini sangat unik untuk setiap kota dan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan pemangku kepentingan serta disesuaikan dengan karakter kota.
Melakukan identifikasi, analisa dan perumusan kebutuhan strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam konstelasi pengembangan kota.
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) kedua dalam rangka perumusan dan pemetaan potensi, permasalahan, dan kebutuhan pengembangan kota, serta perumusan strategi pengembangan kota.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 24
(4) Perumusan visi, misi, dan strategi pengembangan
Penyusunan dan perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Penyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) ketiga dalam proses penyusunan dan perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam penyelenggaraan konsultasi publik ini, Pokjanis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan dan pelaksanaannya.
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Identifikasi implikasi dampak strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Identifikasi dan analisa korelasi strategi pengembangan permukiman dan kebutuhan infrastruktur pendukung dalam skema manajemen pembangunan perkotaan dan rencana pembiayaannya.
Perumusan kebutuhan program strategis yang mengacu pada strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur yang telah disusun.
Penyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) keempat dalam rangka perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta perumusan program strategis.
Mengikuti kegiatan kolokium yang diadakan oleh DJCK untuk proses penyamaan kedalaman substansi dari strategi dan program strategis yang dihasilkan.
Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta kebutuhan program strategis. Dalam penyelenggaraan konsultasi publik ini Pokjanis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan dan pelaksanaannya.
Mendukung pengadaan basis data sistem informasi monitoring dan evaluasi kinerja program yang saat ini sedang dikembangkan oleh DJCK.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 25
(5) Sosialisasi SPPIP
Melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait di daerah.
Menyusun materi visualisasi hasil studi yang akan digunakan untuk kebutuhan sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet.
Secara diagramatis lingkup kegiatan tersebut membentuk keterkaitan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 2.3 berikut.
Gam
bar
2.3
Ran
gkai
anK
egia
tan
Pen
yusu
nan
Str
ateg
i Pen
gem
bang
anP
erm
ukim
anda
nIn
fras
truk
tur
Per
kota
an(S
PP
IP)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
26
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 27
Catatan:
Sinkronisasi kegiatan SPPIP dengan RPKP: Apabila kota/kabupaten menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infarstruktur Perkotaan (SPPIP) ini bersamaan dengan penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP), maka pelaksanaan rangkaian kegiatannya harus selaras satu sama lain dan berada pada hubungan saling melengkapi. Adapun keselarasan tersebut dapat dilakukan dalam dua titik temu, yaitu:
Penyepakatan indikasi kawasan prioritas pengembangan, dimana dalam rangkaian penyusunan SPPIP terdapat kegiatan identifikasi persoalan dan potensi pengembangan, serta analisa kebutuhan penanganan yang salah satunya adalah penentuan kawasan prioritas pengembangan. Indikasi kawasan prioritas tersebut akan menjadi menjadi masukan bagi pendetailan rencana dalam proses penyusunan RPKP. Adapun prosesnya akan terfasilitasi dalam FGD yang terjadi dalam proses yang bersamaan.
Perumusan visi, misi, dan strategi, dimana dalam rangkaian penyusunan SPPIP terdapat kegiatan perumusan visi, misi, dan strategi yang akan menjadi masukan bagi rencana pengembangan dalam RPKP. Adapun prosesnya akan terfasilitasi dalam FGD yang terjadi dalam proses yang bersamaan.
Secara diagramatis keterkaitan antara kedua kegiatan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.4.
Gam
bar
2.4
Ket
erka
itan
Pro
ses
Dal
amK
egia
tan
Pen
yusu
nan
Str
ateg
iPen
gem
bang
anP
erm
ukim
anD
anIn
fras
truk
tur
Per
kota
an(S
PP
IP)
Den
gan
Keg
iata
nP
enyu
suna
nR
enca
na
Pen
gem
bang
anK
awas
anP
erm
ukim
anP
riorit
as(R
PK
P)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
28
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 29
2.6.2 Lingkup Wilayah
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini dilakukan pada lingkup wilayah Kota/Kabupaten. Pemilihan kota dan kabupaten dilakukan dengan pertimbangan dari propinsi (nama kota atau kabupaten dapat langsung ditentukan secara definitif oleh masing-masing provinsi dalam TOR). Wilayah yang menjadi kajian adalah seluruh wilayah kota dengan unit analisis kawasan kajian adalah seluruh kawasan permukiman di kota/kabupaten.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 30
2.7 KEDALAMAN SUBSTANSI STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini, keluaran akhir yang diharapkan pada dasarnya berupa strategi pengembangan yang kemudian diturunkan dan didetailkan dalam bentuk program strategis. Strategi pengembangan dan program strategis tersebut merupakan sesuatu yang berbeda namun berada pada hubungan saling melengkapi. Secara garis besar, strategi dalam SPPIP memuat mengenai langkah-langkah riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang diatur dalam kebijakan pengembangan. Strategi ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
kondisi umum infrastruktur yang ada sekarang (jumlah, mutu dan tingkat pelayanannya);
peran dan fungsi yang diharapkan dalam pencapaian tujuan pembangunan wilayah perkotaan/perdesaan, sebagaimana tercantum dalam rencana umum tata ruang dan RPJM kota/kabupatennya;
kajian terhadap kemampuan Pemerintah Kota dan Kabupaten dalam penyediaannya; dan
peluang yang dimungkinkan untuk mengoptimalkan berbagai sumber yang dapat digali.
Adapun dalam perumusan strategi pengembangan dalam SPPIP ini perlu memperhatikan dua hal, yaitu: lingkup aspek dan lingkup wilayah.
Lingkup aspek dalam hal ini merujuk pada aspek-aspek apa saja dalam pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang akan diatur, yang meliputi: (1) fisik, (2) pembiayaan, (3) kelembagaan, (4) pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya, (5) sosial, dan (6) legalisasi.
Lingkup wilayah dalam hal ini mencakup lingkup kota dan lingkup kawasan.
Setiap strategi yang dirumuskan berdasarkan lingkup aspek dan wilayahnya tersebut didetailkan ke dalam program strategis, yang memuat mengenai penjabaran strategi ke dalam kegiatan-kegiatan operasional untuk jangka waktu tertentu. Dalam perumusan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 31
program strategis tersebut dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:
disusun untuk menjawab implementasi Strategi Pengembangan sehingga Penyusunan Program Strategis dilakukan berdasarkan Lingkup wilayah dan lingkup aspek dalam Strategi pengembangan;
program strategis merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana program aksi yang akan dirincikan dalam RPKP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan
perlunya pembatasan pada program bidang permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan
Strategi dan program strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan tersebut kemudian dilengkapi dengan dengan pihak yang berperan didalamnya beserta sumber pendananaannya. Secara garis besar, strategi dan program strategis yang dimaksud dalam SPPIP ini diwujudkan ke dalam tabel 2.1.
Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program tersebut perlu untuk dirinci mekanisme pentahapan dan waktu implementasinya. Adapun skema pentahapan tersebut disusun untuk jangka waktu 20 tahun dengan perincian tahapan per lima tahunan. Secara garis besar, skema pentahapan program strategis yang dimaksud dalam SPPIP ini diwujudkan ke dalam tabel 2.2.
Tab
el2.
1C
onto
hta
bel i
sian
Str
ateg
i Pen
gem
bang
anP
erm
ukim
anda
nIn
fras
truk
tur
Per
kota
an(S
PP
IP)
WIL
AY
AH
AS
PE
KS
TR
AT
EG
IP
RO
GR
AM
ST
RA
TE
GIS
PE
LA
KU
SU
MB
ER
PE
ND
AN
AA
N
1.K
ota
……
.1.
1.F
isik
1.1.
1…
..1.
1.1.
1…
..…
…A
PB
N/A
PB
D/B
LN/S
was
ta/M
asya
raka
t (D
epar
tem
en/D
inas
….)
1.1.
1.2
…..
……
AP
BN
/AP
BD
/BLN
/Sw
asta
/Mas
yara
kat (
Dep
arte
men
/Din
as…
.)
1.1.
2…
..1.
1.2.
1…
..…
…A
PB
N/A
PB
D/B
LN/S
was
ta/M
asya
raka
t (D
epar
tem
en/D
inas
….)
1.2.
Sos
ial
……
……
1.3.
Kel
emba
gaan
……
……
1.4.
Pem
biay
aan
……
……
1.5.
Pel
ibat
anM
asya
raka
tda
nP
ela
kuTe
rkai
t Lai
n…
……
…
1.6.
Lega
l…
……
…
1.7.
Eko
nom
i dll
2.K
awas
an…
……
…
a.K
awas
an…
…2.
a.1.
Fis
ik…
……
…
2.a.
2. S
osia
l…
……
…
2.a.
3.K
elem
baga
an…
……
…
2.a.
4.P
embi
aya
an…
……
…
2.a.
5.P
elib
atan
Mas
yara
kat d
anP
elak
uTe
rkai
t Lai
n…
……
…
2.a.
6.Le
gal
2.a.
7.E
kono
mi
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
32
Tab
el2.
2C
onto
hta
bel i
sian
Ske
ma
Pen
taha
pan
Pro
gram
Str
ateg
isP
enge
mba
ngan
Per
muk
iman
dan
Infr
astr
uktu
rP
erko
taan
(SP
PIP
)
WIL
AY
AH
AS
PE
KS
TR
AT
EG
IP
RO
GR
AM
ST
RA
TE
GIS
PE
LA
KU
Jan
gka
Wak
tu20
Tah
un
(Tah
un20
11–
2030
)
SU
MB
ER
PE
ND
AN
AA
NL
IMA
TAH
UN
I(2
011-
2015
)L
IMA
TAH
UN
II(2
016-
2020
)L
IMA
TAH
UN
III(2
021-
2025
)L
IMA
TAH
UN
IV(2
026-
2030
)L
IMA
TAH
UN
I(2
011-
2015
)
1.K
ota
……
.1.
1.F
isik
1.1.
1…
..1.
1.1.
1…
..…
…P
rogr
amP
rogr
amP
rogr
amP
rogr
amP
rogr
am
1.1.
1.2
…..
……
Pro
gram
Pro
gram
Pro
gram
Pro
gram
Pro
gram
1.1.
2…
..1.
1.2.
1…
..…
…1.
2.S
osia
l…
……
…
1.3.
Kel
emba
gaan
……
……
1.4.
Pem
biay
aan
……
……
1.5.
Eko
nom
i…
……
…
1.6.
Pel
ibat
anM
asya
raka
tda
nP
elak
uTe
rkai
t Lai
n…
……
…
1.7.
Lega
l…
……
…
2.K
awas
an
2.a. K
awas
an…
…
2.a.
1.F
isik
……
……
2.a.
2.S
osia
l…
……
…
2.a.
3. K
elem
baga
an…
……
…
2.a.
4. P
embi
ayaa
n…
……
…
2.a.
5.E
kono
mi
……
……
2.a.
6.P
elib
atan
Mas
yara
kat d
anP
elak
uTe
rkai
t Lai
n…
……
…
2.a.
7.Le
gal
……
……
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
33
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 34
2.8 PENDEKATAN DAN METODOLOGI YANG DIGUNAKAN
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dilakukan dengan sekurang-kurangnya menggunakan tiga pendekatan sebagai berikut:
a) Pendekatan Normatif
Pelaksanaan penyusunan SPPIP ini dilakukan dengan mengacu pada strategi dan kebutuhan pengembangan kota secara komprehensif dan mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan (development plan) dan dokumen perencanaan penataan ruang (spatial plan) yang telah terdapat di kota/kabupaten, ataupun ketentuan peraturan dan perundangan terkait dengan substansi penyusunan SPPIP.
b) Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif
Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kota maupun pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat kota/kabupaten, propinsi maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Pendekatan Fasilitatif dilakukan dalam bentuk memberikan pendampingan dalam proses penyusunan SPPIP kepada tim Pokjanis di daerah. Hal ini selain ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat pemangku kepentingan daerah, juga untuk mendapatkan hasil dan keputusan yang disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan di daerah.
c) Pendekatan Teknis - Akademis
Proses penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan metododologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik identifikasi, analisa, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan.
2.9. KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) mencakup dua hal, yaitu:
a. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) sebagai yang memuat mengenai:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 35
Hasil review dan pemetaan kebijakan, strategi, dan program berbagai produk rencana pembangunan dan rencana tata ruang yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman, misal: RTRW, RPJM, RP4D, RPIJM, dan sebagainya.
Pemetaan potensi, persoalan, hambatan, dan tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan yang disajikan di atas peta.
Pemetaan kebutuhan pembangunan kota di bidang permukiman dan infrastruktur.
visi dan misi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kebutuhan program strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan berdasarkan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disusun
b. Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi publik dan diseminasi sebagai bahan untuk proses pemberian kekuatan hukum terhadap strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
2.10. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) diselenggarakan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan dalam satu tahun anggaran. Jangka waktu 8 (delapan) bulan tersebut terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
2.11. PELAPORAN KEGIATAN
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dilengkapi dengan berbagai produk penyampaian informasi baik yang berbentuk laporan maupun dokumen pendukunya yang meliputi:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 36
Laporan Pendahuluan, yang memuat mengenai: - latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, jadual
pelaksanaan kegiatan. - Rencana kerja rinci yang akan menjadi acuan dalam keseluruhan rangkaian
pelaksanaan pekerjaan. - Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan. - Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait.
Laporan Pendahuluan ini diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Laporan Antara, yang memuat mengenai: - Rumusan strategi pengembangan kota dengan penekanan pada potensi dan
persoalan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan. - Peta potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pengembangan
permukiman dan infrastruktur perkotaan. - Indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan - Strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan - Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Antara ini diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Laporan Akhir Sementara, yang memuat mengenai: - Laporan konsultasi publik untuk perumusan visi dan misi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan. - Implikasi dampak strategi pengembangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan
Laporan Akhir Sementara ini diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 37
Laporan Akhir, yang memuat mengenai: - Laporan konsultasi publik untuk perumusan strategi pengembangan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan penyepakatan kebutuhan program strategis
- Program strategis pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan - Laporan hasil kegiatan diseminasi.
Laporan Akhir ini diserahkan pada bulan ke 8 (delapan) dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar. Bersamaan dengan laporan akhir ini, diserahkan pula buku Laporan dalam bentuk digital (CD) 10 (sepuluh) buah, poster 10 (sepuluh) eksemplar, leaflet sebanyak 100 (seratus) eksemplar, 10 buah banner dan poster. Laporan akhir ini dilengkapi juga dengan album peta yang berupa dokumen spasial terkait dengan data, informasi, analisa dan hasil strategi dalam skala 1 : 25.000 dalam ukuran kertas A1 dan A3, masing-masing sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Laporan Bulanan, yang memuat mengenai laporan kegiatan pendampingan penyusunan berikut dengan kemajuan kegiatan. Laporan bulanan ini diserahkan tiap bulan selama jangka waktu pelaksanaan kegiatan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Proceeding (laporan pelaksanaan kegiatan) untuk pelatihan, konsultasi publik (2 (dua) kali), dan diseminasi, dengan jumlah masing masing 5 (lima) eksemplar. Laporan ini diserahkan bersamaan dengan Laporan Akhir.
Pelaporan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) sebagaimana dijelaskan di atas pada dasarnya wajib dikeluarkan oleh tim penyusun SPPIP Kota/Kabupaten sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari lingkup dan keluaran kegiatan. Adapun keterkaitan antara lingkup, keluaran, dan pelaporan/produk dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 38
Tabel 2.3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dan Produk/Pelaporan
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
(1) Peningkatan kapasitas penyusunan SPPIP
Melakukan sosialisasi program penyusunan SPPIP kepada pemangku kepentingan daerah terkait kedudukan dan fungsi SPPIP dalam strategi pengembangan kota.
Kegiatan sosialisasi program
-
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) pertama dalam rangka persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP. FGD ini dilakukan bersama-sama antara pihak ketiga yang menjadi penyedia jasa (konsultan) dengan Pokjanis Daerah.
Rencana kerja penyusunan SPPIP yang sudah disepakati oleh tim penyusun
Laporan Pendahuluan
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Menyelenggarakan pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan pemahaman tentang proses penyusunan SPPIP yang dilakukan di tingkat Kota/Kabupaten. Pelatihan ini ditujukan bagi pemangku kepentingan (stakeholder) dari pemerintah daerah atau yang telah
Peningkatan kemampuan tim penyusun dalam melakukan penyusunan SPPIP
Laporan Pendahuluan
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 39
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
ditetapkan sebagai Pokjanis Daerah untuk penyusunan SPPIP dan bagi tim pendamping penyusunan.
Mengikuti kegiatan kolokium yang diadakan oleh DJCK untuk proses penyamaan pemahaman, target capaian, dan metoda penyusunan yang dilakukan oleh tiap kota/kabupaten yang menyusun.
Samanya pemahaman tim penyusun di Kota/Kabupaten dengan DJCK mengenai penyusunan SPPIP, target capaian, dan metoda penyusunan
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
(2) Identifikasi persoalan dan potensi pengembangan
Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi terkait permasalahan, kebijakan, strategi, dan program pengembangan kota serta data dan informasi pendukung analisa dan penyusunan SPPIP.
Data dan informasi yang dikumpulkan
Laporan Pendahuluan
Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 25.000 yang akan digunakan
Peta dasar sebagai peta kerja
Album Peta
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 40
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
sebagai peta dasar untuk melakukan identifikasi kebijakan dan Strategi Pengembangan Kota, malakukan analisa serta menuangkan strategi pengembangan kota dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP) ke dalam bentuk spasial.
Melakukan identifikasi dan pemetaan potensi, permasalahan dan isu terkait serta kebutuhan pengembangan perkotaan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta menetapkan permasalahan dan isu strategis permukiman perkotaan. Dalam proses identifikasi ini dilakukan berdasarkan pemetaan dasar spasial, data sekunder, pengamatan lapangan, dan wawancara kepada stakeholder inti, serta disajikan di atas peta.
Pemetaan potensi, permasalahan, dan isu terkait, serta kebutuhan pengembangan
Laporan Pendahuluan
Album Peta
(3) Analisa kebutuhan pengembangan
Melakukan kajian/kaji ulang (review) terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah. Apabila telah
Hasil review dan pemetaan kebijakan, strategi, dan program
Laporan Pendahuluan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 41
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
tersedia Strategi Pengembangan Kota (SPK) atau dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap dokumen SPK tersebut, sedangkan apabila belum tersedia SPK ataupun dokumen sejenis lainnya, maka kajian dilakukan terhadap semua dokumen kebijakan, strategi, dan program yang telah dimiliki dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah (RPJP, RPJM, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya).
berbagai produk rencana pembangunan dan rencana tata ruang yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman, misal: RTRW, RPJM, RP4D, RPIJM, dan sebagainya
Melakukan identifikasi permasalahan dan kajian keselarasan terhadap kebijakan, strategi dan program pengembangan yang terdapat di dalam rencana pembangunan (development plan) dan rencana penataan ruang (spatial plan).
Permasalahan dan kajian keselarasan terhadap kebijakan, strategi, dan program pengembangan
Laporan Antara
Identifikasi dan perumusan strategi pengembangan kota dengan penekanan pada potensi dan persoalan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Rumusan strategi pengembangan kota yang menekankan pada potensi dan persoalan bidang permukiman
Laporan Antara
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 42
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
dan infrastruktur perkotaan
Melakukan pendataan dan identifikasi sebaran permukiman, dan analisa permasalahan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur pendukungnya.
Sebaran permukiman
Peta permasalahan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur pendukungnya
Laporan Antara
Album Peta
Perumusan kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Kriteria dan indikator kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Antara
Identifikasi indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang akan digunakan sebagai acuan oleh daerah dalam menyusun kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Indikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Antara
Album Peta
Melakukan identifikasi, analisa dan perumusan kebutuhan strategis pengembangan permukiman dan
Pemetaan kebutuhan pembangunan kota di bidang permukiman
Laporan Antara
Album Peta
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 43
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
infrastruktur perkotaan dalam konstelasi pengembangan kota.
dan infrastruktur perkotaan
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) kedua dalam rangka perumusan dan pemetaan potensi, permasalahan, dan kebutuhan pengembangan kota, serta perumusan strategi pengembangan kota.
Pemetaan potensi, permasalahan, dankebutuhan pengembangan kota
Rumusan strategi pengembangan kota
Laporan Antara
Album Peta
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
(4) Perumusan visi, misi, dan strategi pengembangan
Penyusunan dan perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Antara
Penyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) ketiga dalam proses penyusunan dan perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Antara
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam penyelenggaraan
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah
Laporan Antara
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 44
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
konsultasi publik ini, Pokjanis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan dan pelaksanaannya.
disepakati
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Akhir Sementara
Identifikasi implikasi dampak strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Implikasi dampak strategis pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Akhir Sementara
Identifikasi dan analisa korelasi strategi pengembangan permukiman dan kebutuhan infrastruktur pendukung dalam skema manajemen pembangunan perkotaan dan rencana pembiayaannya.
Korelasi strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan dan rencana pembiayaannya
Laporan Akhir Sementara
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 45
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
Perumusan kebutuhan program strategis yang mengacu pada strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur yang telah disusun.
Kebutuhan program strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Akhir
Penyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) keempat dalam rangka perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta perumusan program strategis.
Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Rumusan program strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Laporan Akhir Sementara
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Mengikuti kegiatan kolokium yang diadakan oleh DJCK untuk proses penyamaan kedalaman substansi dari strategi dan program strategis yang dihasilkan.
Kedalaman substansi SPPIP yang telah disesuaikan
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Penyelenggaraan konsultasi publik untuk perumusan strategi pengembangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta kebutuhan program
Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi public dan diseminasi
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 46
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
strategis. Dalam penyelenggaraan konsultasi publik ini Pokjanis Daerah akan didampingi oleh konsultan pendamping dalam proses persiapan dan pelaksanaannya.
Rumusan program strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Mendukung pengadaan basis data sistem informasi monitoring dan evaluasi kinerja program yang saat ini sedang dikembangkan oleh DJCK.
Dokumen SPPIP berikut dokumen pendukungnya yang telah dikemas dalam bentuk dan format yang siap untuk mendukung basis data sistem monitoring dan evaluasi kinerja program
Laporan Akhir
(6) Sosialisasi SPPIP
Melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait di daerah
Dinas/instansi terkait di daerah mengetahui dan memahami substansi dari dokumen SPPIP yang disusun
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi publik dan diseminasi
Menyusun materi visualisasi hasil studi yang akan digunakan untuk
Materi visualisasi untuk
Leaflet
Banner
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 47
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/PELAPORAN
kebutuhan sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet
kebutuhan sosialisasi
Poster
2.12. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini dibutuhkan 7 (tujuh) keahlian dengan 7 (tujuh) orang tenaga ahli sebanyak 56 orang bulan (OB) yang memiliki kompetensi pada bidangnya yang meliputi:
Team Leader merangkap sebagai Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Perencanaan Wilayah dan Kota
dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan kota sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau S2 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
Team leader dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan.
Ahli Kebijakan Publik, sebanyak 1(satu) orang Kualifikasi: memiliki atar belakang pendidikan S1 Administrasi Negara atau Hukum
dengan pengalaman kerja di bidang perumusan kebijakan publik sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun
Ahli Kebijakan Publik dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Kelembagaan, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Administrasi Negara atau
Hukum dengan pengalaman kerja di bidang pengembangan kelembagaan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun
Ahli Kelembagaan dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 48
Ahli Komunikasi Massa, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Ilmu Komunikasi dengan
pengalaman kerja di bidangnya sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun Ahli Komunikasi Massa dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Prasarana Kota, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan dengan
pengalaman kerja di bidangnya sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun Ahli Prasarana Kota dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Permukiman, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Arsitektur atau S1
Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun
Ahli Permukiman dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Ekonomi Pembangunan, sebanyak 1 (satu) orang Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Ekonomi dengan pengalaman
kerja di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun atau S2 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman kerja di bidangnya sekurang kurangnya 3 (tiga) tahun.
Ahli Ekonomi Pembangunan dalam rangkaian kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Catatan : Pada prinsipnya penyusunan SPPIP sangat ditentukan oleh karakteristik permasalahan permukiman setiap kota. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dimungkinkan penyesuaian kebutuhan keahlian melalui perubahan dan penambahan keahlian/tenaga ahli sesuai kebutuhannya pada masing masing kota.
Selain personil yang memiliki keahliah khusus, dalam rangkaian kegiatan ini perlu didukung pula oleh personil pendukung yang meliputi:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 49
1 (satu) orang Sekretaris
(satu) orang Operator Komputer/CAD, yang akan membantu dalam proses pemetaan, selama 8 bulan
2.13. PENDANAAN KEGIATAN
Pendanaan untuk kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2010, sebesar ± Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), yang akan dialokasikan pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di masing masing provinsi.
2.14. PRASYARAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini dapat diselenggarakan pada suatu kota/kabupaten penerima bantuan teknis apabila sudah memenuhi beberapa prasyrat sebagai berikut:
Pemerintah provinsi dan kota/kabupaten penerima bantuan teknis wajib untuk mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh DJCK dengan jadwal yang telah ditentukan oleh DJCK.
Pemerintah daerah kota/kabupaten yang menerima bantuan teknis ini wajib membentuk kelompok kerja tenis (Pokjanis) sebagai tim penyusun dan pelaksana kegiatan bersama dengan pihak ketiga yang ditunjuk oleh Satker di provinsi. Pokjanis ini wajib untuk disusun selambat-lambatnya satu minggu sebelum kegiatan ini resmi berjalan.
Pokjanis dan pihak ketiga wajib untuk menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas dalam penyusunan SPPIP sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini.
2.15. TAHAPAN KEGIATAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini, terdapat dua tahapan yang harus diikuti, yaitu: (1) tahap pra pelaksanaan kegiatan dan (2) tahap penyusunan SPPIP dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 50
TAHAP PRA PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap pra pelaksanaan kegiatan ini adalah tahap awal sebelum rangkaian kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dilakukan. Tahap ini merupakan tahap pengenalan kegiatan kepada penerima bantuan teknis dan tahap persiapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan. Terdapat empat kegiatan besar pada tahap ini, yaitu:
A. Sosialisasi Kepada Satker
Sosialisasi kepada Satker ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian kagiatan pada tahap pelaksanaan kegiatan yang intinya adalah mengenalkan keberadaan kegiatan ini kepada satker pelaksana yang terdapat di provinsi. Adapun definisi, tujuan sosialisasi, bentuk sosialisasi, waktu pelaksana, peserta yang terlibat, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Penyebarluasan informasi mengenai keberadaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kepada satker pelaksana di provinsi
TUJUAN : Satker pelaksana yang terdapat di provinsi mengetahui keberadaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan bagaimana kegiatan tersebut akan diselenggarakan
BENTUK : seminar/workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada awal pra pelaksanaan kegiatan
PESERTA YANG TERLIBAT
: Seluruh satker di provinsi yang menerima bantuan teknis dari DJCK untuk kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 51
B. Sosialisasi Kepada Pemerintah Daerah
Sosialisasi kepada pemerintah daerah kota/kabupaten ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan sosialisasi kepada satker yang intinya adalah mengenalkan keberadaan kegiatan ini kepada kota/kabupaten yang akan menyelenggarakan penyusunan SPPIP melalui kegiatan ini. Adapun definisi, tujuan sosialisasi, bentuk sosialisasi, waktu pelaksana, peserta yang terlibat, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Penyebarluasan informasi mengenai keberadaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kepada pemerintah kota/kabupaten pelaksana
TUJUAN : Pemerintah kota/kabupaten pelaksana mengetahui keberadaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan bagaimana kegiatan tersebut akan diselenggarakan
BENTUK : seminar/workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada awal pra pelaksanaan kegiatan (setelah atau dapat bersamaan dengan pelaksanaan sosialisasi kepada satker)
PESERTA YANG TERLIBAT
: Seluruh pemerintah kota/kabupaten yang menerima bantuan teknis dari DJCK untuk kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini
C. Pembentukan Pokjanis
Kegiatan pembentukan Pokjanis ini merupakan kegiatan yang menjadi prasyarat berlangsungnya kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Kegiatan ini dilakukan segera setelah sosialisasi dilakukan. Adapun definisi, tujuan, bentuk, waktu
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 52
pelaksanaan, tugas Pokjanis, komposisi, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Pembentukan tim kerja atau tim pelaksana penyusunan SPPIP di tingkat kota/kabupaten sebagai salah satu prasyarat penerimaan bantuan
TUJUAN : Meningkatkan peran aktif pemerintah kota/kabupaten dalam proses penyusunan SPPIP
Mendorong tumbuhnya rasa memiliki pada pemerintah kota/kabupaten terhadap SPPIP yang disusun sehingga akan terbentuk komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya
BENTUK POKJANIS : Tim Ad Hoc
WAKTU PELAKSANAAN
: Sekurang-kurangnya satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sudah terbentuk
TUGAS POKJANIS : Bersama-sama dengan pihak ketiga yang ditunjuk oleh Satker untuk menyusun dan merumuskan SPPIP, sekaligus sebagai pelaksana dari kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini
KOMPOSISI KEANGGOTAAN
: Terdiri dari 7 orang yang berasal dari dinas/instansi/badan di tingkat kota/kabupaten ataupun profesi keahlian baik dari Perguruan Tinggi maupun masyarakat yang membidangi persoalan infrastruktur perkotaan, permukiman, dan perencanaan. Dalam keanggotaannya dapat dipilih satu orang sebagai kepala atau koordinator.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 53
D. Aanwidjzing (Penjelasan Kegiatan)
Kegiatan aanwidjzing ini merupakan bagian dari kegiatan administrasi pada masa tender kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Kegiatan ini pada intinya merupakan penyampaian penjelasan mengenai substansi dan berbagai ketentuan pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam KAK. Adapun definisi, tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta aanwidjzing, pelaksana aanwidjzing, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan yang memberikan penjelasan mengenai muatan dan maksud kegiatan yang disampaikan di dalam KAK kepada calon peserta penyedia jasa (konsultan) sebagai bagian dari proses tender
TUJUAN : Calon penyedia jasa (konsultan) memahami apa yang diharapkan dalam kegiatan ini, sehingga dapat menyusun usulan teknis dengan lebih baik dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan penyelenggara jasa (dalam hal ini adalah DJCK melalui Satker di provinsi)
BENTUK : Penjelasan Kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
: Selambat-lambatnya satu minggu sebelum batas pemasukan usulan teknis yang ditentukan
PESERTA : Semua calon penyedia jasa (konsultan) yang memenuhi kualifikasi awal dalam proses tender
PELAKSANA : DJCK melalui satker yang terdapat di provinsi
TAHAP PENYUSUNAN SPPIP
Tahap penyusunan SPPIP adalah tahap inti dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini pada dasarnya mengacu pada lingkup kegiatan sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 2.6. Setidaknya
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 54
terdapat enam kegiatan besar dalam tahap penyusunan SPPIP diluar kegiatan studi, yaitu: (1) pelatihan, (2) Focus Group Discusion (FGD), (3) kolokium, (4) konsultasi publik, (5) diseminasi, dan (6) pembahasan laporan.
1. PELATIHAN
Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), kegiatan pelatihan ini menjadi kegiatan inti, karena dalam kegiatan ini dilakukan proses peningkatan kapasitas dari Pokjanis dan penyedia jasa (konsultan) dalam proses perumusan SPPIP. Adapun definisi, tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan pelatihan secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan melatih Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan) sebagai tim penyusun SPPIP mengenai proses penyusunan SPPIP
TUJUAN : Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan) memahami dan mengerti mengenai proses penyusunan SPPIP yang seharusnya
BENTUK : Pelatihan
WAKTU PELAKSANAAN
: 2 hari pada awal pelaksanaan kegiatan
PESERTA : Satker, Pokjanis, dan Tenaga ahli dari konsultan yang bersangkutan
PENYELENGGARA : Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
TUTOR/NARASUMBER : 2 orang dari pusat
2. FOCUS GROUP DISCUSION (FGD)
Focus Group Discusion (FGD) ini merupakan bagian dari kegiatan peningkatan kapasitas dan keterlibatan peran stakeholder dalam penyusunan SPPIP. Dalam pelaksanaan FGD ini dilakukan proses diskusi dan elaborasi untuk
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 55
merumuskan sesuatu yang dianggap penting untuk diputuskan bersama. Adapun dalam rangkaian kegiatan, definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan FGD secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan penyepakatan bersama antara tim ahli konsultan dengan Pokjanis dan instansi/pihak terkait mengenai hal-hal yang bersifat strategis
JUMLAH KEGIATAN : 4 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu pada saat dilakukannya kegiatan:
Persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP dan sekaligus sebagai kegiatan sosialisasi tentang penyusunan SPPIP kepada tim Pokjanis (FGD 1).
Identifikasi dan pemetaan potensi permasalahan dan kebutuhan pengembangan kota, serta perumusan strategi pengembangan kota (FGD 2).
Perumusan visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan (FGD 3).
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta perumusan program strategis (FGD 4).
TUJUAN : Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai:
rencana kerja penyusunan SPPIP (FGD 1).
potensi permasalahan dan kebutuhan pengembangan kota, serta perumusan strategi pengembangan kota (FGD 2).
visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 56
(FGD 3).
strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta perumusan program strategis (FGD 4).
BENTUK : FGD
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : Setiap kegiatan FGD diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
Dinas/instansi yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pemangku Kepentingan Kota
PENYELENGGARA : Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
3. KOLOKIUM
Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi DJCK terhadap proses dan produk SPPIP yang dihasilkan. Adapun definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang ditujukan untuk melakukan penyamaan pencapaian dari
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 57
kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap kota/kabupaten
PROSES/MEKANISME : Pihak Konsultan akan mengikuti kegiatan Kolokium dan melaporkan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan SPPIP
JUMLAH DAN WAKTU KEGIATAN
: 2 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu
Dilakukan pada awal bulan ke-2 (dua) setelah SPMK, setelah dilakukan kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja penyusunan SPPIP (KOLOKIUM I)
Dilakukan pada akhir bulan ke-7 (tujuh) setelah SPMK, pada saat dilakukan kegiatan perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastrutur perkotaan (SPPIP) dan perumusan kebutuhan program strategis (KOLOKIUM II)
TUJUAN : Untuk mendapatkan penyamaan pemahaman mengenai:
Pemahaman umum, target capaian, dan metoda yang digunakan dalam proses penyusunan (KOLOKIUM I)
Kedalaman substansi dari SPPIP yang disusun oleh tiap kota/kab (KOLOKIUM II)
BENTUK : Workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang ditentukan oleh DJCK
TEMPAT PELAKSANAAN
: di pusat (Jakarta)
PESERTA : Setiap kegiatan kolokium diikuti oleh semua
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 58
perwakilan kota/kab yang menerima bantuan teknis dalam kegiatan ini
PENYELENGGARA : Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya
4. KONSULTASI PUBLIK
Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan pertanggungjawaban hasil yang disusun kepada publik yang lebih luas sebagai pihak yang nantinya akan terkena dampak dari penerapan SPPIP ini. Konsultasi publik ini dilakukan untuk setiap kegiatan yang membutuhkan proses sosialisasi, masukan, dan penyepakatan dengan pemangku kepentingan di daerah. Adapun definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan penyampaian hasil perumusan kepada pemangku kepentingan di daerah untuk mendapatkan masukan dan kesepatakan bersama
JUMLAH KEGIATAN : 2 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu pada saat dilakukannya kegiatan:
Perumusan Visi dan Misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan (KONSULTASI PUBLIK I)
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastrutur perkotaan (SPPIP) dan perumusan kebutuhan program strategis (KONSULTASI PUBLIK II)
TUJUAN : Untuk sosialisasi, mendapatkankan masukan, dan penyepakatan dengan stakeholder/pemangku kepentingan di daerah mengenai:
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 59
(KONSULTASI PUBLIK I)
Strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta kebutuhan program strategis (KONSULTASI PUBLIK II)
BENTUK : Seminar
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : Setiap kegiatan konsultasi publik diikuti oleh 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Legislatif (DPRD)
Dinas/instansi yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakatn atau perwakilan masyarakat
Pemangku Kepentingan Kota
PENYELENGGARA : Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
5. DISEMINASI
Kegiatan diseminasi adalah bentuk tanggung jawab dari tim penyusun untuk menyebarluaskan hasil SPPIP yang disusun agar dapat dipahami, dimengerti, dan dijadikan acuan bersama dalam pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kegiatan diseminasi ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 60
hasil kegiatan khususnya SPPIP dan Program Strategis yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
TUJUAN : Agar dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya mengetahui, memahami, dan merujuk pada SPPIP yang disusun pada saat melakukan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
BENTUK : Seminar
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada bulan ke delapan atau pada akhir kegiatan
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Legislatif (DPRD)
Dinas/instansi yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakatn atau perwakilan masyarakat
Pemangku Kepentingan Kota
PENYELENGGARA : Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
6. PEMBAHASAN LAPORAN
Pembahasan laporan ini pada dasarnya merupakan bagian dari kegiatan administrasi proyek yang berfungsi sebagai sarana monitoring dan evaluasi dalam proses dan pelaksanaan kegiatan. Pembahasan ini dilakukan pada setiap tahapan pelaporan. Adapun dalam rangkaian kegiatan, definisi tujuan,
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 61
bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan pembahasan secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan penyampaian kemajuan pekerjaan pada tiap tahapan pelaporan
JUMLAH KEGIATAN : 4 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu pada saat dilakukannya kegiatan:
Pelaporan Laporan Pendahuluan (P1)
Pelaporan Laporan Antara (P2)
Pelaporan Laporan Akhir Sementara (P3)
Pelaporan Laporan Akhir (P4)
TUJUAN : Untuk dapat mengetahui kemajuan pekerjaan pada tiap tahapan pelaporan
BENTUK : Diskusi
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : Pokjanis dan Tenaga ahli dari konsultan yang bersangkutan
PENYELENGGARA : Satker di provinsi
Adapun secara diagramatis, tahapan, lingkup, dan pendanaan kegiatan dapat digambarkan pada Gambar 2.5 sebagai berikut:
Gam
bar
2.5
Taha
pan,
Ling
kup,
dan
Pen
dana
anK
egia
tan
Dal
amK
onte
ksP
enyu
suna
nS
trat
egiP
enge
mba
ngan
Per
muk
iman
Dan
Infr
astr
uktu
rP
erko
taan
(SP
PIP
)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
62
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 63
KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
3.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN PERSOALAN PERLUNYA KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Kawasan permukiman adalah kawasan inti yang seringkali mendominasi dalam suatu kawasan perkotaan. Kawasan ini menjadi pusat berawalnya kegiatanyang keberadaannya seringkali mengikuti perkembangan kawasan lainnya. Setiap kawasan fungsional yang dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi perkembangan masyarakat yang beraktifitas di dalam kawasan yang dikembangkan tersebut.
Perkembangan kawasan tersebut pada dasarnya dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu: (1) permukiman yang berkembang karena faktor historis dan (2) permukiman yang berkembang karena diciptakan. Permukiman jenis yang pertama adalah permukiman yang telah berkembang sebelum suatu wilayah atau kota berkembang menjadi sangat pesat. Permukiman jenis ini umumnya ditengarai sebagai titik awal perkembangan suatu wilayah atau kota yang berkembang secara alami pada lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber daya alam yang digunakan manusia untuk hidup seperti sungai dan lahan pertanian yang subur. Berkaitan dengan hal tersebut, umumnya permukiman jenis ini berkembang secara sporadis di sekitar sumber daya alam tersebut. Untuk permukiman jenis yang kedua adalah permukiman yang berkembang karena diciptakan oleh pengembang. Permukiman ini dikembangkan pada lokasi-lokasi yang umumnya berada di pinggiran kota untuk mengakomodir pertumbuhan pusat-pusat baru di pinggiran kota tersebut. Permukiman jenis kedua ini juga dikembangkan untuk memeratakan perkembangan wilayah atau kota, serta memenuhi kebutuhan perumahan penduduk.
Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau kota, perkembangan dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak terkendali. Adanya permintaan perumahan yang cukup tinggi yang tidak diimbangi
BAB 3
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 64
dengan ketersediaan lahan pengembangan kawasan permukiman yang memadai, menyebabkan perkembangan kawasan permukiman ini menjadi salah satu pemberi sumbangan terhadap terjadinya fenomena urban
sprawl. Selain itu berbagai persoalan pembangunan juga banyak muncul dari kawasan permukiman, yaitu perumahan liar dan permukiman kumuh, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada meningkatnya tingkat kesenjangan masyarakat, tingginya angka kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Berkaitan dengan banyaknya persoalan pembangunan yang muncul dari perkembangan kawasan permukiman, maka kawasan permukiman merupakan salah satu kawasan yang perlu dilakukan penanganan secara khusus, namun dalam konteks keruangan, penyelesaiannya tidak mungkin dilakukan secara bersamaan. Faktor luas kawasan permukiman yang besar di suatu wilayah atau kota dan banyaknya persoalan yang muncul, mengakibatkan tiap kawasan permukiman memiliki upaya penanganan yang berbeda-beda bahkan terkadang bersifat sangat spesifik., disebabkan persoalan yang muncul memiliki potensi dalam mempengaruhi keberlanjutan pembangunan wilayah atau kota, maka beberapa bagian bahkan perlu ditangani terlebih dahulu atau diberikan prioritas penangan bila dibandingkan dengan kawasan permukiman lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu adanya penanganan didasarkan pada skala prioritas kawasan atau yang lazim dikenal penanganan kawasan permukiman prioritas.
Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan kawasan ini perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan pemberian priotitas pada kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Adapun dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas tersebut dapat berupa:
Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau perdesaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.
Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 65
ini seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya.
Kawasan perdesaan yang berada dipinggiran areal perkotaan, dan berfungsi sebagai hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota induknya.
Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.
Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini, dalam konteks pembangunan, perlu diwadahi dalam suatu Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah suatu rencana yang memuat rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman dan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan. Adapun dalam pelaksanaannya RPKPP disusun berdasarkan pada prioritas strategis pengembangan kota dan perlu mengacu pada Strategi Pengembangan Kota (SPK), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) yang ada. SPPIP dan RP4D ini menjadi acuan utama bagi penetapan kawasan yang akan diprioritaskan dan dasar arahan bagaimana persoalan pembangunan yang terdapat pada kawasan permukiman prioritas tersebut harus diselesaikan.
Dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan dan penyelenggaraan penataan ruang, RPKPP ini merupakan suatu hal yang baru bagi suatu kota. Selama ini bentuk penanganan kawasan permukiman yang ada seringkali belum didasarkan pada prioritas maupun kebutuhan kota secara komprehensif dan belum sepenuhnya berbasis pada penanganan kawasan. Mempertimbangkan perlunya keberadaan RPKPP bagi suatu wilayah atau kota, maka pada tahun anggaran 2010, Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Pengembangan Permukiman memberikan bantuan teknis terhadap penyusunan RPKPP yang terwadahi melalui Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 66
3.2. TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
3.2.1. Tujuan Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) bertujuan membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan rencana aksi program penanganan permasalahan permukiman berikut infrastruktur keciptakaryaan yang ada di dalam kawasan prioritas sesuai dengan arahan strategi penanganan kawasan
3.2.2. Sasaran Kegiatan
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran dari Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini adalah:
Ditetapkannya Kawasan-kawasan Prioritas dengan deliniasi yang jelas dengan permasalahan maupun potensi yang berpengaruh terhadap pengembangan kota.
Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan pada kawasan permukiman yang berbasis kawasan yang dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan di daerah dan bersifat operasional;
Tersedianya rencana aksi program penanganan yang bersifat strategis dan berdampak pada penyelesaian persoalan pembangunan yang lebih luas; dan
Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan yang dapat mendukung dan mempercepat penanganan persoalan pembangunan.
3.3. BENTUK KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) juga merupakan bagian dari kegiatan bantuan teknis pemerintah pusat untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan rencana. Adapun bentuk kegiatan bantuan teknis yang diberikan dalam kegiatan ini adalah bantuan teknis penyusunan dan pendanaan. Pada kegiatan ini, Pemerintah melalui Direktorat
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 67
Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum memberikan bantuan berupa:
Bantuan pendanaan untuk keseluruhan kegiatan dalam proses penyusunan RPKPP
Bantuan penyediaan tenaga ahli dalam penyusunan RPKPP melalui bantuan pihak ketiga (tin ahli konsultan)
3.4. KEDUDUKAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) DALAM KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Dalam kerangka kebijakan pembangunan permukiman yang dikembangkan oleh DJCK, kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini sangat erat kaitannya dengan SPPIP dan SPK. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penerapan atau implementasi dari SPPIP dan SPK di bidang permukiman. Kegiatan ini nantinya dapat juga memberikan umpan balik bagi penyempurnaan strategi yang disusun dalam SPPIP. Secara diagramatis kedudukan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dalam rangkaian kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman DJCK dapat dijelaskan dalam Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Kedudukan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam Rangkaian Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman DJCK
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 68
3.5. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN PENYUSUNAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) BESERTA PERANNYA
Dalam kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) terdapat empat (4) pihak yang terlibat, yiatu: (1) Pemerintah dalam hal ini adalah Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum; (2) Dinas terkait dalam hal ini Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi; (3) Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten; dan (4) pihak ketiga atau konsultan yang membantu dalam proses penyusunan SPPIP.
(1) Pemerintah melalui Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Koordinator wilayah ini berada pada tingkat Sub Direktorat (Subdit) pada Direktorat Pengembangan Permukiman yang membawahi region.
(2) Dinas terkait dalam hal ini Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi, yaitu satker di Pemerintah Provinsi yang merupakan kepanjangan tangan dari DJCK untuk menjalankan proses penyusunan RPKPP. Satker ini berupa Dinas di tingkat provinsi yang menangani persoalan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
(3) Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten, dalam hal ini adalah pemerintah kota/kabupaten yang menerima bantuan teknis berupa kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).
(4) Pihak Ketiga, dalam hal ini berupa konsultan yang pengadaan jasanya di lakukan pada tingkat provinsi. Tiap kota/kabupaten yang melakukan proses penyusunan RPKPP diampingi oleh satu kelompok pihak ketiga/konsultan.
Adapun peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut adalah sebagai berikut:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 69
HIRARKI PERWILAYAHAN
PIHAK YANG TERLIBAT
PERAN BENTUK KETERLIBAT
AN
PADA TINGKAT PUSAT/NASIONAL
Koordinator Wilayah pada Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK
Sebagai Pembina dan pengendali proses penyusunan RPKP
Memberikan pendampingan dan Bimbingan Teknis
PADA TINGKAT PROVINSI
Satuan Kerja Sebagai advisor yang memberikan pendampingan, monitoring, dan evaluasi dalam penyusunan RPKP
Menjadi penyelenggara jasa dalam proses penyusunan RPKPP
Menjadi pendamping dalam proses penyusunan RPKPP
Pihak Ketiga (Konsultan)
Sebagai pihak yang membantu proses penyusunan RPKP
Menjadi penyedia jasa (tenaga ahli) dalam proses penyusunan RPKPP
PADA TINGKAT KOTA/KABUPATEN
Dinas/instanso terkait
Bersama pihak ketiga melakukan proses penyusunan RPKPP
Menjadi perumus dan penyusun RPKPP
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 70
3.6. LINGKUP PELAKSANAAN KEGIATAN
3.6.1. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), pada dasarnya adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan SPK, SPPIP dan RP4D. RPKPP ini merupakan salah satu bentuk rencana operasional dari SPPIP dan RP4D. Berkaitan dengan hal ini, maka lingkup kegiatan dari rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) tetap mengacu pada SPK dan RP4D. Secara garis besar, lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) meliputi 4 kegiatan, yaitu: (1) identifikasi potensi dan persoalan pembangunan, (2) analisa kebutuhan, (3) penyusunan rencana, dan (4) sosialisai. Adapun secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Identifikasi Potensi dan Persoalan Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan kaji ulang/review dan evaluasi terhadap berbagai produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kota/kab diantaranya SPK, SPIPP, dan RP4D untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kota/kab yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Melakukan kaji ulang, evaluasi dan analisa terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan-kawasan permukiman perkotaan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kota
Melakukan identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas dalam skala kota berdasarkan arahan Strategi Pengembangan Permukiman Perkotaan (SPPIP), rencana pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman Daerah (RP4D) atau dokumen sejenis lainnya yang telah digunakan sebagai acuan pengembangan permukiman di daerah dan disepakati oleh pemangku kepentingan kota/kabupaten.
Mengikuti kolokium yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat melalui DJCK untuk penyamaan proses identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 71
Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi terkait permasalahan, kebijakan, strategi dan program pengembangan kawasan permukiman prioritas dalam konstelasi kota, serta data dan informasi pendukung analisa dan penyusunan RPKPP.
Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 5.000 yang akan digunakan sebagai peta dasar untuk melakukan identifikasi kebijakan dan strategi penanganan dan pengembangan kawasan sesuai arahan strategi pengembangan kota maupun rencana pengembangan permukiman terkait lainnya, melakukan analisa serta menuangkan konsep dan strategi pengembangan kawasan permukiman prioritas dan infrastruktur keciptakaryaannya ke dalam bentuk spasial.
Identifikasi potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut. Proses identifikasi ini dilakukan di atas peta dasar yang bersumber dari citra satelit dan atau foto udara.
(2) Analisa Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan analisa kebutuhan penanganan dan pengembangan kawasan permukiman prioritas beserta kebutuhan infrastruktur keciptakaryaannya dan komponen pengembangan kawasan terkait lainnya.
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka penetapan kebutuhan, bentuk, dan skala prioritas penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas
Menetapkan kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas. Penetapan kebutuhan, bentuk dan skala prioritas penanganan ini dilakukan dengan diskusi terfokus (FGD) yang melibatkan pemangku kepentingan di daerah.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 72
(3) Peyusunan Rencana Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Penyusunan konsepsi, rencana, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih. Proses penyusunan konsepsi, rencana, strategi, dan program ini dilakukan dengan diskusi terfokus (FGD) yang melibatkan pemangkukepentingan di daerah.
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka penyusunan konsepsi, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih
Berdasarkan proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pengembangan pada kawasan prioritas, dilakukan pemilihan 2 (dua)kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama. Pada kawasan pengembangan tahap I (pertama) ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.
Penyusunan rencana aksi programpenanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program ini meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional yang siap diimplementasikan pada tahun berikutnya.
Menyelenggarakan Focus Group Discusion(FGD) dalam rangka Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui DJCK untuk penyamaan kedalaman substansi konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 73
Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program penanganan prioritas di dalam kawasan yang meliputi infrastruktur keciptakaryaan.
Penyusunan tahapan pelaksanaan darirencana aksi programpenanganan dan pembangunan permukiman pada kawasan prioritas, yang meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun dan sektoral terkait lain.
(4) Sosialisasi Rencana Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait di daerah.
Menyusun materi visualisasi hasil rencana (RPKPP) yang akan digunakan untuk kebutuhan sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet. Materi visualisasi ini berisikan konsep, rencana, strategi dan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman baik pada kawasan prioritas maupun kawasan pengembangan tahap I (pertama).
Secara diagramatis lingkup kegiatan tersebut membentuk keterkaitan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 3.2 berikut.
Ga
mb
ar
3.2
Ra
ng
ka
ian
Ke
gia
tan
Pe
ny
usu
na
nR
en
can
aP
en
ge
mb
an
ga
nK
aw
asa
nP
erm
uk
ima
nP
rio
rita
s(R
PK
PP
)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
74
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 75
Catatan : Sinkronisasi kegiatan RPKP dengan SPPIP: Apabila kota/kabupaten menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP) bersamaan dengan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infarstruktur Perkotaan (SPPIP), maka pelaksanaan rangkaian kegiatannya harus selaras satu sama lain dan berada pada hubungan saling melengkapi. Adapun keselarasan tersebut dapat dilakukan dalam dua titik temu, yaitu:
Penyepakatan indikasi kawasan prioritas pengembangan. Pada tahap awal penyusunan RPKP terdapat proses identifikasi indikasi kawasan permukiman prioritas yang keluarannya adalah kawasan permukiman prioritas yang selanjutnya akan menjadi lingkup wilayah dalam kegiatan ini. Hasil dari proses identifikasi ini perlu disepakati dan disinkronisasikan dengan proses penyusunan SPPIP yang prosesnya akan terfasilitasi dalam FGD yang terjadi dalam proses yang bersamaan.
Penyusunan rencana aksi program, dimana dalam rangkaian penyusunan RPKP terdapat kegiatan penyusunan rencana aksi program yang substansinya harus mempertimbangkan strategi pengembangan yang disusun dalam SPPIP. Untuk itu perlu ada upaya sinkronisasi dan penyepakatan yang prosesnya akan terfasilitasi dalam FGD yang terjadi dalam proses yang bersamaan.
Secara diagramatis lingkup kegiatan tersebut membentuk keterkaitan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam Gambar 3.3 berikut.
12
34
56
78
BU
LA
NK
E-
PE
NY
US
UN
AN
ST
RA
TE
GI
PE
NG
EM
BA
NG
AN
PE
RM
UK
IMA
ND
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RK
OTA
AN
(SP
PIP
)
PE
NY
US
UN
AN
DA
N
PE
RU
MU
SA
NV
ISI
DA
N
MIS
IP
EN
GE
MB
AN
GA
N
DA
NP
EM
BA
NG
UN
AN
PE
RM
UK
IMA
ND
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RK
OTA
AN
FG
D1
PE
RS
IAP
AN
DA
N
PE
MA
NT
AP
AN
RE
NC
AN
AK
ER
JA
RE
VIE
WD
AN
PE
ME
TA
AN
IDE
NT
IFIK
AS
ID
AN
PE
RU
MU
SA
NS
TR
ATE
GI
PE
NG
EM
BA
NG
AN
KO
TA
DE
NG
AN
PE
NE
KA
NA
N
TE
RH
AD
AP
PO
TE
NS
I
DA
NP
ER
SO
ALA
N
PE
RM
UK
IMA
ND
AN
INF
RA
ST
RU
KT
UR
PE
RK
OT
AA
N
PE
ME
TA
AN
PO
TE
NS
I,
PE
RS
OA
LA
N,D
AN
KE
BU
TU
HA
N
PE
NA
NG
AN
AN
PE
RU
MU
SA
NS
TR
AT
EG
IP
EN
GE
MB
AN
GA
NP
ER
UM
US
AN
PR
OG
RA
MS
TR
AT
EG
IS
FG
D2
FG
D3
FG
D4
IDE
NT
IFIK
AS
I
IMP
LIK
AS
ID
AM
PA
K
ST
RA
TE
GI
KO
NS
ULTA
SI
PU
BLIK
II
DIS
EM
INA
SI
Pert
engahan
Mare
t
KO
NS
ULTA
SI
PU
BLIK
I
PE
RU
MU
SA
NK
RIT
ER
IA
DA
NIN
DIK
ATO
R,
SE
RTA
PE
NE
NT
UA
N
KA
WA
SA
NP
RIO
RIT
AS
FG
D1
PE
NE
TA
PA
N
KE
BU
TU
HA
N,
BE
NT
UK
,
DA
NS
KA
LA
PR
IOR
ITA
S
PE
NA
NG
AN
AN
PE
NY
US
UN
AN
KO
NS
EP
SI,
RE
NC
AN
A,S
TR
AT
EG
I,
DA
NP
RO
GR
AM
PE
NA
NG
AN
AN
PE
MIL
IHA
ND
UA
KA
WA
SA
N
DA
LA
MK
AW
AS
AN
PR
IOR
ITA
SU
NTU
K
PE
NG
EM
BA
NG
AN
TA
HA
PI
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
AA
KS
I
PR
OG
RA
M
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
A
TE
KN
ISR
INS
I/D
ED
PE
NY
US
UN
AN
TA
HA
P
PE
LA
KS
AN
AA
ND
AR
IR
EN
CA
NA
AK
SIP
RO
GR
AM
PE
NA
NG
AN
AN
FG
D2
FG
D3
DIS
EM
INA
SI
RE
VIE
WD
AN
PE
ME
TA
AN
IDE
NT
IFIK
AS
IIN
DIK
AS
I
KA
WA
SA
NP
ER
MU
KIM
AN
PR
IOR
ITA
SS
KA
LA
KO
TA
PE
ME
TA
AN
PO
TE
NS
I,
PE
RS
OA
LA
N,D
AN
KE
BU
TU
HA
N
PE
NA
NG
AN
AN
PE
NY
US
UN
AN
RE
NC
AN
A
PE
NG
EM
BA
NG
AN
KA
WA
SA
N
PE
RM
UK
IMA
N
PR
IOR
ITA
S
(RP
KP
)
pe
nye
lara
sa
nd
an
pe
nye
pa
ka
tan
be
rsa
ma
pe
nyela
rasan
da
n
pe
nyep
aka
tan
be
rsa
ma
Ga
mb
ar
3.3
Ke
terk
ait
an
Ra
ng
kaia
nK
eg
iata
nP
en
yu
sun
an
Re
nca
na
Pe
ng
em
ba
ng
an
Ka
wa
san
Pe
rmu
kim
an
Pri
ori
tas
(RP
KP
)d
en
ga
nP
en
yu
sun
an
Str
ate
gi
Pe
ng
em
ba
ng
an
Pe
rmu
kim
an
da
nIn
fra
stru
ktu
rP
erk
ota
an
(SP
PIP
)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
76
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 77
3.6.2 Lingkup Wilayah
Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap kota atau kabupaten dan mengacu pada arahan yang terdapat dalam SPK, SPPIP, RP4D, maupun dokumen Strategi Pengembangan Kota atau permukiman sejenis lainnya. Dari kawasan permukiman prioritas terpilih tersebut kemudian ditentukan kawasan pengembangan tahap I. Adapun pemamahan terhadap lingkup kawasan permukiman prioritas dan kawasan pengembangan tahap I dalam rangkaian kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Kawasan permukiman prioritas
adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan pengembangannya. Adapun dalam penetapannya, setidaknya didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:
- Memiliki urgenitas Penanganan - Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota - Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kota - Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota - Memiliki dominasi permasalahan terkait Bidang Keciptakaryaan - Memiliki dominasi penanganan melalui bidang keciptakaryaan
Jumlah kawasan yang ditetapkan dan terpilih minimal 1 (satu) kawasan dengan luasan per kawasan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak daerah (Pokjanis). Sebagai ancangan luasan untuk kawasan terpilih adalah hingga 500 Ha atau dapat disesuaikan dengan batas deliniasi kawasan permukiman yang disepakati.
Kawasan pengembangan tahap I
adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pengembangan kawasan dan merupakan Tahap I (pertama) dalam rencana pentahapan pengembangan kawasan. Adapun luasan per kawasan pengembangan tahap I antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan kesepakatan dengan pihak daerah.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 78
3.7. KEDALAMAN SUBSTANSI RENCANA AKSI PROGRAM
Dalam kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKP) ini, keluaran akhir yang diharapkan pada dasarnya berupa rencana aksi program yang kemudian diturunkan ke dalam rencana teknis. Adapun rencana aksi program ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan / 1 (satu) tahun. Program yang telah didetilkan untuk tahun pertama pada kawasan pengembangan tahap I dilakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (DED) untuk komponen yang termasuk dalam lingkunp bidang keciptakaryaan. Secara garis besar rencana aksi program tersebut diwujudkan ke dalam tabel 3.1.
Tab
el3.
1C
onto
hTa
bel I
sian
Ren
cana
Aks
i Pro
gram
Pad
ase
tiap
Kaw
asan
AS
PE
KP
RO
GR
AM
ST
RA
TE
GIS
PR
OG
RA
M
PE
NA
NG
AN
AN
PIH
AK
YA
NG
BE
RP
ER
AN
PE
MB
IAY
AA
NJa
ng
kaW
aktu
5Ta
hu
n(T
ahun
2011
–20
15)
TAH
UN
I (20
11)
TAH
UN
IITA
HU
NIII
TAH
UN
IVTA
HU
NV
Fis
ik
1. ……
......
.....
.
1.1
……Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….R
p.…
….
Rp.
……
.
1.2
……Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….R
p.…
….
Rp.
……
.
2. ......
.....
......
...
2.1
……Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….R
p.…
….
Rp.
……
.
2.2
……Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….R
p.…
….
Rp.
……
.
2.3
……
Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….R
p.…
….
Rp.
……
.
Eko
nom
i…
……
…R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.Rp.
……
.R
p.…
….
Sos
ial
......
.…
…R
p.…
….
Rp.
……
.R
p.…
….
Rp.
……
.Rp.
……
.R
p.…
….
Kel
em
ba-g
aan
Leg
al
dst
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
79
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 80
3.8. PENDEKATAN DAN METODOLOGI YANG DIGUNAKAN
Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dilakukan dengan sekurang-kurangnya menggunakan tiga pendekatan sebagai berikut:
Pendekatan Normatif
Pelaksanaan penyusunan RPKPP ini dilakukan dengan mengacu pada strategi dan kebutuhan pengembangan permukiman pada skala kota secara komprehensif dan mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan (development plan) dan dokumen perencanaan penataan ruang (spatial plan) yang terkait dengan pengembangan kawasan permukiman prioritas, ataupun ketentuan peraturan dan perundangan terkait dengan substansi penyusunan RPKPP.
Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif
Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kota maupun pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat kawasan, kota/kabupaten, maupun propinsi. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah khususnya di dalam kawasan permukiman prioritas. Pendekatan Fasilitatif dilakukan dalam bentuk memberikan pendampingan dalam proses penyusunan RPKPP kepada pemangku kepentingan di daerah khususnya di dalam kawasan permukiman prioritas. Hal ini selain ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat pemangku kepentingan daerah, juga untuk mendapatkan hasil dan keputusan yang disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan di daerah maupun di dalam lingkup kawasan.
Pendekatan Teknis - Akademis
Proses penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik identifikasi, analisa, penyusunan rencana, perumusan strategi dan rencana aksi program maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 81
3.9. KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) pada dasarnya mencakup tiga keluaran, yaitu:
a. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) yang menekankan kepada rencana aksi program strategis penanganan persoalan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritassebagai laporan utama, yang memuat mengenai:
Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan rumusan strategi penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud.
Peta potensi, persoalan, hambatan, dan tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman dan delapan infrastruktur keciptakaryaan di kawasan prioritas yang dituangkan dalam peta spasial.
Peta kebutuhan dan skala prioritas penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud.
Konsepsi, strategi, rencana dan indikasi program prioritas untuk penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut.
Rencana program aksi strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas.
DED untuk komponen infrastruktur keciptakaryaan dan sektor terkait lainnya pada kawasan permukiman prioritas
Tahapan pelaksanaan pembangunan fisik dan kegiatan sektoral terkait lain.
b. Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap I (pertama), yang memuat tentang:
Masterplan penanganan kawasan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 82
Konsepsi, rencana, strategi, dan indikasi program prioritas untuk penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut.
Rencana program aksi pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan pengembangan tahap I (pertama)
Tahapan pelaksanaan penanganan dan pembangunan fisik komponen permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan serta kegiatan sektoral terkait lain yang berbasis kawasan
DED untuk komponen infrastruktur keciptakaryaan dan sektor terkait lainnya pada kawasan pengembangan tahap I (pertama) yang siap diimplemetasikan untuk tahun berikutnya.
c. Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai bahan untuk proses pemberian legitimasi terhadap rencana aksi program strategis penanganan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas. Adapun dokumen ini memuat mengenai:
Laporan penyelenggaraan FGD dalam rangka perumusan kebutuhan dan skala prioritas penanganan.
Laporan penyelenggaraan FGD untuk penyepakatan konsepsi, rencana, strategi, dan program penanganan.
Laporan penyelenggaraan FGD untuk penyusunan rencana aksi programpenanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas
3.10. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diselenggarakan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan pada satu tahun anggaran. Jangka waktu delapan bulan tersebut terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 83
3.11. PELAPORAN KEGIATAN
Dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini terdapat beberapa laporan yang dihasilkan meliputi:
Laporan Pendahuluan, yang memuat mengenai:
- latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan.
- Rencana kerja rinci yang akan menjadi acuan dalam keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan.
- Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan rumusan strategi penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud.
Laporan Pendahuluan ini diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Laporan Antara, yang memuat mengenai:
- Peta potensi, persoalan, hambatan, dan tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman dan delapan infrastruktur keciptakaryaan di kawasan prioritas.
- Peta kebutuhan dan skala prioritas penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud.
- Laporan penyelenggaraan diskusi terfokus dalam rangka perumusan kebutuhan dan skala prioritas penanganan.
- Penyusunan konsepsi, rencana, strategi, dan indikasi program prioritas untuk penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut.
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 84
- Laporan penyelenggaraan diskusi terfokus untuk penyepakatan konsepsi, rencana, strategi, dan program penanganan.
Laporan Antara ini diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Laporan Akhir Sementara, yang memuat mengenai:
- Rencana aksi program strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas.
- Tahapan pelaksanaan pembangunan fisik dan kegiatan sektoral terkait lain.
Laporan Akhir Sementara ini diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar.
Laporan Akhir, yang memuat mengenai:
- Keseluruhan hasil penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan permukiman Prioritas (RPKPP)
- Rencana program aksi strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang sudah dikonsultasikan dan disepakati berikut tahapan pelaksanaan pembangunan fisiknya.
Laporan Akhir ini diserahkan pada bulan ke 8 (delapan) dengan jumlah sebanyak 10 eksemplar. Bersamaan dengan laporan akhir ini, diserahkan pula buku Laporan dalam bentuk digital (CD) 10 (sepuluh) buah, poster dan banner 10 (sepuluh) eksemplar serta leaflet sebanyak 100 (seratus) eksemplar.
Laporan Bulanan, yang memuat mengenai laporan kegiatan pendampingan berikut dengan kemajuan kegiatan. Laporan bulanan ini diserahkan tiap bulan selama jangka waktu pelaksanaan kegiatan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Proceeding (laporan pelaksanaan kegiatan) untuk kegiatan FGD dan diseminasi, dengan jumlah masing masing 5 (lima) eksemplar. Laporan ini diserahkan bersamaan dengan Laporan Akhir.
Album Peta, berupa dokumen spasial terkait dengan data, informasi, analisa, strategi, dan rencana penanganan dan pengembangan, dalam skala 1 : 5.000 untuk kawasan prioritas, dan 1:1000 untuk kawasan pengembangan tahap I (pertama) dengan ukuran kertas A1 dan A3, masing masing sebanyak 5 (lima) eksemplar
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 85
Album Rencana Teknis Rinci / DED, untuk komponen infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas maupun kawasan pengembangan tahap I (pertama), dalam ukuran A3 sebanyak 5 (lima) eksemplar
Pelaporan kegiatan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) sebagaimana dijelaskan di atas pada dasarnya wajib dikeluarkan oleh tim penyusun RPKPP Kota/Kabupaten sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari lingkup dan keluaran kegiatan. Adapun keterkaitan antara lingkup, keluaran, dan pelaporan/produk dapat dilihat sebagai berikut:
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
(1) Identifikasi Potensi dan Persoalan Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan kaji ulang/review dan evaluasi terhadap berbagai produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kota/kab diantaranya SPK, SPIPP, dan RP4D untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kota/kab yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu
Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan rumusan strategi penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas yang di maksud
Laporan Pendahuluan
Melakukan kaji ulang, evaluasi dan analisa terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan-kawasan permukiman perkotaan dan tingkat
Hasil evaluasi dan analisa terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan-
Laporan Pendahuluan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 86
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
pelayanannya dalam lingkup wilayah kota
kawasan permukiman perkotaan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kota
Melakukan identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas dalam skala kota berdasarkan arahan Strategi Pengembangan Permukiman Perkotaan (SPPIP), rencana pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman Daerah (RP4D) atau dokumen sejenis lainnya yang telah digunakan sebagai acuan pengembangan permukiman di daerah.
Kawasan permukiman prioritas dalam skala kota
Laporan Pendahuluan
Mengikuti kolokium yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat melalui DJCK untuk penyamaan proses identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas
Penyamaan proses dan hasil capaian dalam identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas
Laporan Antara
Melakukan survey primer dan sekunder untuk mendapatkan data dan informasi terkait
Data dan informasi perkembangan permukiman
Lapran Antara
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 87
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
permasalahan, kebijakan, strategi dan program pengembangan kawasan permukiman prioritas dalam konstelasi kota, serta data dan informasi pendukung analisa dan penyusunan RPKPP.
dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan permukiman prioritas
Menyiapkan peta dasar dengan kedalaman informasi skala 1 : 5.000 yang akan digunakan sebagai peta dasar untuk melakukan identifikasi kebijakan dan strategi penanganan dan pengembangan kawasan sesuai arahan strategi pengembangan kota maupun rencana pengembangan permukiman terkait lainnya, melakukan analisa serta menuangkan konsep dan strategi pengembangan kawasan permukiman prioritas dan infrastruktur keciptakaryaannya ke dalam bentuk spasial.
Peta dasar Laporan Antara
Album Peta
Identifikasi potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas tersebut. Proses identifikasi ini dilakukan di atas peta dasar
Potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan
Laporan Antara
Album Peta
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 88
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
yang bersumber dari citra satelit dan atau foto udara.
(2) Analisa Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan analisa kebutuhan penanganan dan pengembangan kawasan permukiman prioritas beserta kebutuhan infrastruktur keciptakaryaannya dan komponen pengembangan kawasan terkait lainnya
Hasil analisa kebutuhan penangan
Laporan Antara
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka penetapan kebutuhan, bentuk, dan skala prioritas penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas
Kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan
Laporan Antara
Proceeding
Menetapkan kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas. Penetapan kebutuhan, bentuk dan skala prioritas penanganan ini dilakukan dengan diskusi terfokus (FGD) yang melibatkan pemangku kepentingan di
Kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan
Laporan Antara
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 89
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
daerah.
(3) Peyusunan Rencana Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Penyusunan konsepsi, rencana, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih. Proses penyusunan konsepsi, rencana, strategi, dan program ini dilakukan dengan diskusi terfokus (FGD) yang melibatkan pemangkukepentingan di daerah.
Konsepsi, rencana, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan
Laporan Antara
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka penyusunan konsepsi, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih
Konsepsi, rencana, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan
Laporan Antara
Proceeding
Berdasarkan proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pengembangan pada kawasan prioritas, dilakukan pemilihan 2 (dua)kawasan di dalam
2 (dua) kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas yang akan dilakukan penanganan
Laporan Akhir Sementara
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 90
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
kawasan permukiman prioritas yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama. Pada kawasan pengembangan tahap I (pertama) ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.
dan pembangunannya pada tahap pertama
Penyusunan rencana aksi programpenanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program ini meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional yang siap diimplementasikan pada tahun berikutnya.
Rencana aksi program
Laporan Akhir Sementara
Menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan
Rencana aksi program
Laporan Akhir Sementara
Proceeding
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 91
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas
Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui DJCK untuk penyamaan kedalaman substansi konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas
Substansi RPKPP yang telah di samakan kedalamannya
Laporan Akhir Proceeding
Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program penanganan prioritas di dalam kawasan yang meliputi infrastruktur keciptakaryaan.
Rencana Teknis Rinci
Laporan Akhir Sementara
Album Peta
Album Rencana Teknis Rinci
Penyusunan tahapan pelaksanaan darirencana aksi programpenanganan dan pembangunan permukiman pada kawasan prioritas, yang meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun dan sektoral terkait lain.
Tahapan pelaksanaan
Laporan Akhir Sementara
(4)
(5)
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 92
LINGKUP KEGIATAN KELUARAN KEGIATAN
PRODUK/
PELAPORAN
(6) Sosialisasi Rencana Pembangunan Permukiman dan Infrastrtuktur Keciptakaryaan pada Kawasan Prioritas
Melakukan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait di daerah.
Dinas/instansi terkait di daerah mengetahui dan memahami substansi dari dokumen RPKPP yang disusun
Proceeding hasil rangkaian penyelenggaraan konsultasi publik dan diseminasi
Menyusun materi visualisasi hasil rencana (RPKPP) yang akan digunakan untuk kebutuhan sosialisasi dalam bentuk poster dan leaflet. Materi visualisasi ini berisikan konsep, rencana, strategi dan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman baik pada kawasan prioritas maupun kawasan pengembangan tahap I (pertama).
Materi visualisasi untuk kebutuhan sosialisasi
Leaflet
Banner
Poster
3.12. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Dalam pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dibutuhkan 8 (delapan) keahlian dengan 8 (delapan) orang tenaga ahli sebanyak 59 orang bulan (OB) yang memiliki kompetensi pada bidangnya yang meliputi:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 93
Team Leader merangkap Ahli Perencanaan Kota, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi: memiliki latar belakang pendidikan S1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja sekurang kurangnya 5 (lima) tahun di bidang perencanaan kota dan kawasan permukiman atau S2 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang perencanaan kota dan kawasan permukiman
Team Leader dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Permukiman, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Arsitektur atau S1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Permukiman dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Arsitektur, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Arsitektur dengan pengalaman kerja di bidang perancangan kawasan permukiman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Arsitetur dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Prasarana Jalan, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan prasarana jalan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Prasarana Jalan dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Ahli Prasarana Lingkungan, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan dan pengembangan prasarana lingkungan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Prasarana Lingkungan dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 8 orang bulan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 94
Ahli Ekonomi Pembangunan, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan program pembangunan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Ekonomi Pembangunan dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 6 orang bulan
Ahli Pemetaan dan Pengukuran, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja di bidang pemetaan dan pencitraan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Pemetaan dan Pengukuran dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 6 orang bulan
Ahli Sosial Budaya, sebanyak 1 (satu) orang
Kualifikasi : memiliki latar belakang pendidikan S1 Sosial dengan pengalaman kerja di bidang sosial budaya sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Ahli Sosial Budaya dalam kegiatan ini akan terlibat dengan jumlah 6 orang bulan
Catatan : Pada prinsipnya penyusunan RPKP sangat ditentukan oleh karakteristik permasalahan permukiman setiap kota. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dimungkinkan penyesuaian kebutuhan keahlian melalui perubahan dan penambahan keahlian/tenaga ahli sesuai kebutuhannya pada masing masing kota.
Selain personil yang memiliki keahliah khusus, dalam rangkaian kegiatan ini perlu didukung pula oleh personil pendukung yang meliputi:
1 (satu) orang Sekretaris
2 (dua) orang Fasilitator, yang akan bertugas membantu melakukan fasilitasi di tingkat masyarakat di dalam kawasan selama 5 bulan
2 (dua) orang surveyor teknis, yang akan membantu dalam melakukan pendataan dan pemetaan atau pengukuran di lapangan selama 2 bulan
1 (satu) orang Operator CAD, yang akan membantu dalam proses penyusunan DED dan pemetaan, selama 6 bulan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 95
3.13. PENDANAAN KEGIATAN
Pembiayaan untuk kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2010, sebesar ± Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), yang akan dialokasikan pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi di masing masing provinsi.
3.14. PRASYARAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dapat diselenggarakan pada suatu kota/kabupaten penerima bantuan teknis apabila sudah memenuhi beberapa prasyrat sebagai berikut:
Pemerintah provinsi dan kota/kabupaten penerima bantuan teknis wajib untuk mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh DJCK dengan jadwal yang telah ditentukan oleh DJCK.
Pemerintah daerah kota/kabupaten yang menerima bantuan teknis ini ikut terlibat secara aktif dalam proses penyusunan RPKPP ini
3.15. TAHAPAN KEGIATAN DALAM PELAKSANAAN BANTUAN TEKNIS
Dalam penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini, terdapat dua tahapan yang harus diikuti, yaitu: (1) tahap pra pelaksanaan kegiatan dan (2) tahap penyusunanRPKPP dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
TAHAP PRA PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap pra pelaksanaan kegiatan ini adalah tahap awal sebelum rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dilakukan. Tahap ini merupakan tahap pengenalan kegiatan kepada penerima bantuan teknis dan tahap persiapan administrasi untuk pelaksanaan kegiatan. Terdapat empat kegiatan besar pada tahap ini, yaitu:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 96
A. Sosialisasi Kepada Satker
Sosialisasi kepada Satker ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian kagiatan pada tahap pelaksanaan kegiatan yang intinya adalah mengenalkan keberadaan kegiatan ini kepada satker pelaksana yang terdapat di provinsi. Adapun definisi, tujuan sosialisasi, bentuk sosialisasi, waktu pelaksana, peserta yang terlibat, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Penyebarluasan informasi mengenai keberadaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) kepada satker pelaksana di provinsi
TUJUAN : Satker pelaksana yang terdapat di provinsi mengetahui keberadaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dan bagaimana kegiatan tersebut akan diselenggarakan
BENTUK : seminar/workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada awal pra pelaksanaan kegiatan
PESERTA YANG TERLIBAT
: Seluruh satker di provinsi yang menerima bantuan teknis dari DJCK untuk kegiatan Bantuan Teknis Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini
B. Sosialisasi Kepada Pemerintah Daerah
Sosialisasi kepada pemerintah daerah kota/kabupaten ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan sosialisasi kepada satker yang intinya adalah mengenalkan keberadaan kegiatan ini kepada kota/kabupaten yang akan menyelenggarakan penyusunan RPKPP melalui kegiatan ini. Adapun definisi, tujuan sosialisasi, bentuk sosialisasi, waktu pelaksana, peserta yang terlibat, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 97
DEFINISI : Penyebarluasan informasi mengenai keberadaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) kepada pemerintah kota/kabupaten pelaksana
TUJUAN : Pemerintah kota/kabupaten pelaksana mengetahui keberadaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dan bagaimana kegiatan tersebut akan diselenggarakan
BENTUK : seminar/workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada awal pra pelaksanaan kegiatan (setelah atau dapat bersamaan dengan pelaksanaan sosialisasi kepada satker)
PESERTA YANG TERLIBAT
: Seluruh pemerintah kota/kabupaten yang menerima bantuan teknis dari DJCK untuk kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini
C. Aanwidjzing (Penjelasan Kegiatan)
Kegiatan aanwidjzing ini merupakan bagian dari kegiatan administrasi pada masa tender kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kegiatan ini pada intinya merupakan penyampaian penjelasan mengenai substansi dan berbagai ketentuan pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam KAK. Adapun definisi, tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta aanwidjzing, pelaksana aanwidjzing, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan yang memberikan penjelasan mengenai muatan dan maksud kegiatan yang disampaikan di dalam KAK kepada calon peserta penyedia jasa (konsultan) sebagai bagian dari proses tender
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 98
TUJUAN : Calon penyedia jasa (konsultan) memahami apa yang diharapkan dalam kegiatan ini, sehingga dapat menyusun usulan teknis dengan lebih baik dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan penyelenggara jasa (dalam hal ini adalah DJCK melalui Satker di provinsi)
BENTUK : Penjelasan Kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
: Selambat-lambatnya satu minggu sebelum batas pemasukan usulan teknis yang ditentukan
PESERTA : Semua calon penyedia jasa (konsultan) yang memenuhi kualifikasi awal dalam proses tender
PELAKSANA : DJCK melalui satker yang terdapat di provinsi
TAHAP PENYUSUNAN RPKPP
Tahap penyusunan RPKPP adalah tahap inti dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini pada dasarnya mengacu pada lingkup kegiatan sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 3.6. Setidaknya terdapat empat kegiatan besar dalam tahap penyusunan RPKPP diluar kegiatan studi, yaitu: (1) Focus Group Discusion (FGD), (2) kolokium, (3) diseminasi, dan (4) pembahasan laporan.
1. FOCUS GROUP DISCUSION (FGD)
Focus Group Discusion (FGD) ini merupakan bagian dari kegiatan peningkatan kapasitas dan keterlibatan peran stakeholder dalam penyusunan RPKPP. Dalam pelaksanaan FGD ini dilakukan proses diskusi dan elaborasi untuk merumuskan sesuatu yang dianggap penting untuk diputuskan bersama. Adapun dalam rangkaian kegiatan, definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan FGD secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan penyepakatan bersama antara tim ahli konsultan dengan Pokjanis dan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 99
instansi/pihak terkait mengenai hal-hal yang bersifat strategis
JUMLAH KEGIATAN : 3 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu pada saat dilakukannya kegiatan:
Penetapan kebutuhan, bentuk dan skala prioritas penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas (FGD 1).
Penyusunan konsepsi, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih (FGD 2).
Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk Community Action Plan (CAP) pada kawasan prioritas (FGD 3).
TUJUAN : Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai:
Kebutuhan, bentuk, dan skala prioritas penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas(FGD 1).
Konsepsi, strategi, dan program untuk penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas terpilih (FGD 2).
Rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif dalam bentuk CAP pada
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 100
kawasan prioritas (FGD 3).
BENTUK : FGD
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan RPKPP
PESERTA : Setiap kegiatan FGD diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Pokjanis dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
Dinas/instansi yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pemangku Kepentingan Kota
PENYELENGGARA : Pemerintah kota/kabupaten dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
2. KOLOKIUM
Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi DJCK terhadap proses dan produk RPKPP yang dihasilkan. Adapun definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang ditujukan untuk melakukan penyamaan pencapaian dari kegiatan penyusunan RPKPP yang dilakukan di setiap kota/kabupaten
PROSES/MEKANISME : Pihak Konsultan akan mengikuti kegiatan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 101
Kolokium dan melaporkan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan RPKPP
JUMLAH DAN WAKTU KEGIATAN
: 2 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu
Dilakukan pada awal bulan ke-3 (tiga) setelah SPMK, setelah dilakukan kegiatan identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas (KOLOKIUM I)
Dilakukan pada akhir bulan ke-7 (tujuh) setelah SPMK, setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur keciptakaryaan pada kawasan prioritas, dan pada saat penyusunan Rencana Aksi Program (KOLOKIUM II)
TUJUAN : Untuk mendapatkan penyamaan pemahaman mengenai:
Proses dan hasil identifikasi dan penetapan kawasan-kawasan permukiman prioritas (KOLOKIUM I)
Kedalaman substansi konsep, rencana, strategi, dan program penanganan dan pengembangan (KOLOKIUM II)
BENTUK : Workshop
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang ditentukan oleh DJCK
TEMPAT PELAKSANAAN
: di pusat (Jakarta)
PESERTA : Setiap kegiatan kolokium diikuti oleh semua perwakilan kota/kab yang menerima bantuan teknis dalam kegiatan ini
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 102
PENYELENGGARA : Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya
3. DISEMINASI
Kegiatan diseminasi adalah bentuk tanggung jawab dari tim penyusun untuk menyebarluaskan hasil RPKPP yang disusun agar dapat dipahami, dimengerti, dan dijadikan acuan bersama dalam pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kegiatan diseminasi ini secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.
TUJUAN : Agar dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya mengetahui, memahami, dan merujuk pada RPKPP yang disusun pada saat melakukan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas
BENTUK : Seminar
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari pada bulan ke delapan atau pada akhir kegiatan
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
PESERTA : 50 (lima puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
Legislatif (DPRD)
Dinas/instansi yang membidangi infrastruktur keciptakaryaan, permukiman, dan perencanaan
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 103
Akademisi
Tokoh Masyarakatn atau perwakilan masyarakat
Pemangku Kepentingan Kota
PENYELENGGARA : Pemerintah kota/kabupaten dan penyedia jasa pihak ketiga (konsultan)
4. PEMBAHASAN LAPORAN
Pembahasan laporan ini pada dasarnya merupakan bagian dari kegiatan administrasi proyek yang berfungsi sebagai sarana monitoring dan evaluasi dalam proses dan pelaksanaan kegiatan. Pembahasan ini dilakukan pada setiap tahapan pelaporan. Adapun dalam rangkaian kegiatan, definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan pembahasan secara rinci adalah sebagai berikut:
DEFINISI : Merupakan kegiatan penyampaian kemajuan pekerjaan pada tiap tahapan pelaporan
JUMLAH KEGIATAN : 4 kali dalam jangka waktu 8 bulan pelaksanaan kegiatan, yaitu pada saat dilakukannya kegiatan:
Pelaporan Laporan Pendahuluan (P1)
Pelaporan Laporan Antara (P2)
Pelaporan Laporan Akhir Sementara (P3)
Pelaporan Laporan Akhir (P4)
TUJUAN : Untuk dapat mengetahui kemajuan pekerjaan pada tiap tahapan pelaporan
BENTUK : Diskusi
WAKTU PELAKSANAAN
: 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun
TEMPAT PELAKSANAAN
: di kota/kabupaten tempat penyusunan SPPIP
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 104
PESERTA : Pemerintah kota/kabupaten dan Tenaga ahli dari konsultan yang bersangkutan)
PENYELENGGARA : Satker di provinsi
Secara diagramatis, tahapan, lingkup, dan pendanaan kegiatan dapat digambarkan dalam Gambar 3.6.
Ga
mb
ar
3.4
Tah
ap
an
,Li
ng
ku
p,
da
nP
en
da
na
an
Da
lam
Ko
nte
ks
Pe
ny
usu
na
nR
en
can
aP
en
ge
mb
an
ga
nK
aw
asa
nP
erm
uk
ima
nP
rio
rita
s(R
PK
P)
Pan
dua
nP
elak
sana
anP
enyu
suna
nS
trat
egi P
eng
emb
ang
anP
erm
uki
man
dan
Infr
astr
ukt
ur
Per
kota
an(S
PP
IP)
dan
Ren
can
aP
eng
emb
ang
anK
awas
anP
erm
uki
man
Pri
ori
tas
(RP
KP
P)
105
Panduan Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 106
ENUTUP
PENUTUP
Panduan yang berisikan kebijakan pemberian bantuan teknis penyusunan SPPIP dan RPKPP ini, Perlu diketahui oleh Pemerintah Kota/Kabupaten. Buku panduan ini dapat dijadikan pedoman dalam menjelaskan mengenai dua kegiatan bantuan teknis yang diselengkarakan DJCK melalui Direktorat Pengembangan Permukiman. Melalui buku kecil ini, Direktorat Pengembangan Permukiman ingin membantu pemerintah Kota/Kabupaten memahami langkah yang perlu/dapat ditempuh untuk memperoleh bantuan dan pembinaan teknis dalam menyusun SPPIP dan RPKPP secara lebih fokus dan berdaya guna.
BAB 4