buku mini komunitas guru belajar

48

Upload: kampus-cikal

Post on 13-Jan-2017

1.232 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Mini Komunitas Guru Belajar
Page 2: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

Kampus Guru Cikal adalah wahana seru bagi calon guru dan guru untuk menjadi pelajar sepanjang hayat

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hubungi kami:

www.KampusGuruCikal.comE-mail: [email protected]

Follow: @KampusGuruCikalFacebook: Kampus Guru Cikal

Penyusun: Najelaa Shihab & Bukik SetiawanEditor & Desainer: Siti Nur Andini

Hak cipta milik Kampus Guru Cikal.Dilarang memperbanyak, mengutip (sebagian atau

keseluruhan), dan menyebarkan tanpa izin.

Kampus Guru Cikal © 2015

Page 3: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

3

“Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, akan tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal

keperluan umum.”

Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 48)

Page 4: Buku Mini Komunitas Guru Belajar
Page 5: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

5

Mengapa Kampus Guru Cikal Menginisiasi Komunitas

Guru Belajar?

Peran guru sangat sentral dalam proses pendidikan. Pendapat ini diterima secara umum, tanpa perdebatan. Di sisi

lain, analisis terhadap berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengaruh guru hanya berperan sekitar 1-14% pada prestasi akademik pelajar. Angka ini lebih sedikit dibandingkan dengan faktor-faktor yang melekat pada struktur dan kondisi sekolah (sekitar 7-20%), apalagi bila dibandingkan dengan faktor terbesar (60-80%) yang ada pada individu pelajar sendiri, seperti pola asuh dan aspirasi orangtua, kondisi sosial- emosional, makanan dan kesehatan anak, serta budaya dan pengalaman (ASA, 2014).

“Pertentangan” di atas merupakan contoh betapa pemahaman tentang peran guru yang selama ini ada, belum utuh. Data penelitian dapat dipahami keterbatasannya karena guru dan perannya sering kali sulit diukur lewat tes

Page 6: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

6

prestasi. Sebagaimana kita alami, pengaruh dan tanggung jawab guru yang terbesar justru pada perkembangan pribadi dan minat pelajar, keterampilan berpikir dan budi pekerti, serta berbagai kompetensi lain yang berkaitan dengan kemampuan dan kemauan untuk belajar sepanjang hayat. Kami di Kampus Guru Cikal yakin bahwa peran guru sangat signifikan apabila kita melihat pendidikan dalam konteks utuh, bukan hanya peningkatan kualifikasi atau pencapaian akademik dalam arti sempit. Karena itu, perhatian pada peningkatan kualitas guru seyogianya menjadi salah satu fokus dalam percepatan mutu pendidikan.

Banyak program yang sudah dilakukan, semuanya membawa hasil, tapi tidak besar dan berkelanjutan. Kampus Guru Cikal sendiri sudah pernah menyelenggarakan sejumlah pelatihan guru dengan mendapatkan hasil serupa. Proses belajar guru di ruang pelatihan kurang berdampak pada proses belajar di ruang kelas. Kami mengkaji kembali program pengembangan guru dan menemukan sejumlah salah kaprah, yaitu: (a) Guru malas belajar tanpa insentif

Page 7: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

7

tunjangan atau hadiah; (b) Guru dipandang hanya bisa belajar dari pakar pendidikan; (c) Penentuan materi dan standar pembelajaran yang mengabaikan konteks dan tujuan; (d) Guru bisa belajar dan berubah tanpa waktu; dan (e) Kompetensi guru dikembangkan secara individu, tanpa mempertimbangkan konteks ekosistem dan otonomi guru. (Baca lengkapnya pada Bab Apa Salah Kaprah yang Umum tentang Guru Belajar?)

Hasil kajian ini yang membuat Kampus Guru Cikal membenahi strategi pengembangan kompetensi guru. Kami menginisiasi Komunitas Guru Belajar dengan keyakinan bahwa: 1. Guru belajar sebagai kebutuhan alami2. Guru belajar dari guru yang lain3. Guru belajar sesuai dengan konteks dan tujuan guru4. Guru belajar butuh waktu5. Guru belajar dalam ekosistem yang mendukung dan menghargai otonomi guru

Guru Belajar adalah komunitas pendidik untuk berdiskusi dan berbagi praktik cerdas mengenai pengajaran dan pendidikan melalui

Page 8: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

8

Temu Pendidik maupun secara online di laman dan media sosial. Komunitas ini berbagi praktik sederhana, yang berbeda dari praktik biasa, memberdayakan guru, serta menstimulasi pelajar untuk menjadi pelajar mandiri. Temu Pendidik sendiri merupakan forum berdurasi dua jam dengan narasumber guru lintas bidang dan lintas jenjang yang berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan. Praktik cerdas yang sudah dikurasi akan dipublikasikan di situs GuruBelajar.org, ada dalam bentuk buku atau media pembelajaran.

Kampus Guru Cikal memberikan dukungan terhadap Komunitas Guru Belajar dalam beragam bentuk pelatihan dan publikasi. Pelatihan selain bertujuan menguatkan kompetensi dasar sebagai guru, juga untuk mengembangkan kapasitas guru untuk beragam peran, seperti kepala sekolah, pelatih guru, pengembang kurikulum, pembuat materi dan alat pembelajaran, guru peneliti, serta penggerak masyarakat. Publikasi bertujuan untuk menyebarluaskan praktik cerdas pengajaran dan pendidikan sekaligus mengenalkan sosok guru belajar yang telah melakukan praktik cerdas ke khalayak luas.

Page 9: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

9

Prinsip Nilai Kampus Guru Cikal

1. Mewujudkan pelajar sepanjang hayatKami bercita-cita menumbuhkan pemahaman, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif agar setiap insan terus mau dan mampu belajar. Kampus Guru Cikal menyediakan kesempatan belajar kepada anggota komunitas pendidik melalui beragam aktivitas dan beragam kanal belajar sepanjang waktu.

2. Memberdayakan semua pelaku dan peranKami sadar bahwa perubahan hanya akan terjadi pada mereka yang merdeka, yang berada dalam lingkungan yang mendukung setiap insan untuk menjadi penggerak. Kampus Guru Cikal menginisiasi Komunitas Guru Belajar yang memfasilitasi mahasiswa, guru, aktivis pendidikan, dan siapa saja untuk berkontribusi dengan beragam peran untuk mengembangkan potensi diri sekaligus mengembangkan eko-sistem pendidikan.

3. Menghargai keragamanKami yakin, keunikan adalah kekuatan yang harus didorong dan dimaknai, dihormati dan dirayakan.

Page 10: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

10

Kampus Guru Cikal menstimulasi semua anggota komunitas untuk menemukan keunikan diri, strategi dan praktik yang khas lokal, serta menyebarluaskannya melalui gurubelajar.org, Temu Pendidik, dan Temu Pendidik Nusantara.

4. Berkolaborasi dengan terbukaKami sadar bahwa kami bagian kecil dari jaringan perjuangan yang akan berdampak optimal hanya jika berbagi tanggung jawab dengan semua yang peduli. Kampus Guru Cikal bersikap terbuka dalam bekerja sama dengan berbagai pihak yang berprinsip sejalan untuk menciptakan dampak di setiap kelas pada setiap siswa yang lebih besar terhadap pendidikan Indonesia.

5. Mempraktikkan standar terbaikKami bekerja keras untuk menjadi teladan dalam setiap aksi, selalu menggunakan ilmu dan bukti dengan sepenuh hati. Kampus Guru Cikal berusaha terus-menerus menemukan cara yang lebih efektif dengan mengacu pada perkembangan riset terbaru, pemahaman baru terhadap pelajar, sekaligus berpijak pada pengalaman praktik.

Page 11: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

11

Apa Salah Kaprah yang Umumtentang Guru Belajar?

Terlepas dari berbagai kebijakan dan intervensi, reformasi pendidikan di kelas sulit terjadi. Yang dilakukan guru tidak

jauh berbeda dengan 200 tahun lalu (Tyack & Cuban,1995). Salah satu penyebabnya adalah program pengembangan guru yang kurang efektif (Kulik dan Kulik, 1989). Semua sepakat, guru kompeten akan mampu melakukan pem-belajaran dengan baik, namun banyak salah kaprah tentang proses guru belajar.

Salah kaprah pertama: Guru malas belajar, tanpa insentif tunjangan atau hadiah.

Dalam dunia pendidikan Indonesia ada “Blame Culture”. Guru dipersepsikan rendah kompetensinya, tidak mau dan tidak mampu mengembangkan diri (Broekman, 2015). Seperti di banyak negara, asumsi ketidakpercayaan mendorong strategi “logika retorika pasar”. Uang dianggap motivator utama perubahan perilaku

Page 12: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

12

dan dijadikan alat transaksi. Padahal, tunjangan dan motivasi eksternal lain terbukti tidak bekerja linear mendorong guru (Fisher, 1978; Ryan, 1982; Rainey, 2001). Motivator utama guru belajar adalah keinginan mendapatkan solusi untuk memenuhi kebutuhan pelajar (Bjork, 2004). Guru sering merasa tidak kompeten karena kurangnya sumber pembelajaran dan buruknya kondisi kelas. Proses belajar yang menambah sumber aplikatif sangat penting. Sayang, pada kebanyakan upaya peningkatan kompetensi, tujuan dan prioritasnya tidak sesuai harapan guru.

Salah kaprah kedua: Guru dipandang hanya bisa belajar dari pakar pendidikan.

Padahal, penelitian tentang pengembangan kompetensi menunjukkan bahwa proses belajar guru lewat kolaborasi dengan guru lain lebih efektif dibanding pelatihan “top down” dari pakar. Guru yang belajar bersama, menggunakan contoh nyata dan konteks utuh, membagikan sumber pembelajaran yang mendorong implementasi. Komunitas menjadi inspirasi tentang tanggung jawab profesional

Page 13: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

13

di luar kelas. Kolaborasi makin berdampak jika guru berada dalam konteks formal dan non-formal, juga kelompok antarjenjang dan antar-mata pelajaran. Dengan ini, guru memahami kontinum pendidikan dan koneksi antar-disiplin ilmu.

Salah kaprah ketiga: Penentuan materi dan standar pembelajaran mengabaikan konteks dan tujuan.

Menarik ketika para pakar pendidikan mengobservasi kelas yang sama dan merating kompetensi guru, reliabilitas penilaiannya sangat rendah. Berkait ini, ada juga anggapan salah lain, guru hanya perlu tahu “cara” melakukan sesuatu, tidak perlu (atau tidak bisa) paham “mengapa”. Padahal, ciri utama guru profesional adalah pemahamannya tentang “why”, prinsip penting di balik strategi.

Penekanan pada “how to” semata, misalnya guru yang menggunakan silabus seragam dari Kemdikbud seperti yang selama ini dilakukan, membuat guru sulit adaptif. Fleksibilitas mutlak terjadi untuk mencapai tujuan karena pelajar dan situasi kelas selalu berbeda dan berubah. Guru yang paham alasan kebijakan atau praktik

Page 14: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

14

dilakukan, otomatis meningkat tanggung jawabnya, sebagai individu maupun anggota kelompok. Yang penting dipelajari adalah yang sudah dibuktikan berhasil digunakan guru tertentu dalam konteks tertentu. Saat guru belajar, ia melakukan personalisasi dari yang dipelajari ke situasi masing-masing. Akhirnya, standar yang kontekstual dan akuntabilitas demokratis akan tercipta. Bayangkan kalau dalam proses belajarnya sendiri saja guru tidak mandiri, apalagi hal lain berkait konteks dan sistem bekerjanya.

Salah kaprah keempat: Guru dapat belajar dan berubah, tanpa waktu.

Dengan beban jam mengajar yang besar, proses implementasi inovasi sering terburu-buru. Tidak heran kalau banyak guru menjadi miskin pemahaman dan keterampilan untuk melakukan reformasi di kelas. Pun dengan waktu belajar awal yang cukup, guru masih perlu waktu tambahan untuk merancang aksi, termasuk strategi saat menghadapi masalah. Guru juga perlu alat bantu untuk self-assessment, menerima dan memberikan umpan balik. Pengalaman di

Page 15: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

15

Indonesia menunjukkan bahwa banyak prosedur administratif dan birokratis yang menghabiskan waktu, tanpa dampak signifikan pada proses maupun kualitas pembelajaran (Benner, 2007).

Salah kaprah kelima: Proses pengumpulan dan interpretasi data kompetensi yang saat ini dilakukan bersifat individual, tanpa mempertimbangkan konteks ekosistem dan tingkat otonomi.

Cara kita memandang peningkatan kompetensi akan selalu tidak utuh, tanpa kesadaran bahwa konteks dan interaksi antara guru dengan ekosistemnya menentukan seberapa guru berdaya. Misalnya, sulit bagi seorang guru mengisi survei aspirasi dari Kementerian yang mendampingi uji kompetensi, tanpa jaminan anonimitas. Tuntutan perubahan yang kompleks tidak bisa hanya dibebankan pada individu, tanpa mempertimbangkan pengaruh peran lain (kepala sekolah, pengawas, orangtua, asosiasi profesi, dan pemerintah) yang memengaruhi. Akuntabilitas dan karya hanya akan menjadi bagian dari ekosistem saat semua guru, tanpa kecuali, memiliki otonomi. Otonomi tumbuh bukan karena kompetensi sebagian guru,

Page 16: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

16

tetapi pengaruh kolektif dari lingkungan yang mendukung; lingkungan yang mengurangi rasa takut salah, saling berempati terhadap kebutuhan yang berbeda, dan menghormati proses pemecahan masalah bersama.

Meluruskan salah kaprah atau miskonsepsi yang disebutkan di atas merupakan prasyarat pengembangan kompetensi guru. Belajar menye-nangkan dan bermakna bagi pelajar hanya akan terjadi apabila guru mengalami proses yang sama.

Page 17: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

17

Apa Tujuan Utama Guru Belajar?

1. Meningkatkan kompetensi untuk dapat menghasilkan dampak yang optimal bagi pelajar

Kompetensi guru perlu didefinisikan sebagai kemampuan guru untuk melakukan inovasi dan menjalankan secara konsisten proses belajar-mengajar yang efektif sesuai dengan kebutuhan masing-masing pelajarnya. Ketika kompetensi didefinisikan lebih luas dari sekadar pengetahuan, maka dampak utama yang selalu perlu menjadi tolok ukur dari kompetensi guru adalah hasil belajar pelajar. Hasil belajar meliputi aspek yang jauh lebih besar dari sekadar prestasi akademis, apalagi hasil ujian semata. Hasil belajar berkaitan dengan tujuan besar pendidikan.

Peningkatan kompetensi guru perlu mencakup kemampuannya untuk tidak saja mendidik pelajar dalam aspek kualifikasi yang berkait dengan pencapaian tujuan mata pelajaran

Page 18: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

18

tertentu, namun juga mengembangkan identitas pelajar sebagai subjek dalam pendidikan dan juga melakukan sosialisasi tradisi masyarakat dan nilai demokrasi sebagai bagian dari pengembangan pelajar secara utuh.

Perspektif yang juga penting saat bicara tentang hasil belajar adalah perspektif pelajar, bagaimana pelajar melihat kompetensi guru. Berbagai bukti dari praktik baik di beberapa negara menunjukkan bahwa hasil penilaian pelajar terhadap kompetensi guru adalah alat prediksi yang lebih valid dan reliabel daripada penilaian pihak lain dalam ekosistem sekolah. Pelajar berada dalam posisi unik untuk mendapatkan gambaran tentang kompetensi yang lebih utuh karena intensitas dan variasi interaksi dengan guru dalam konteks kelas maupun sekolah (Cross, Dooris & Weinstein, 2004). Kompleksitas profesi dan pekerjaan guru sama seperti kompleksnya proses belajar anak, memang sulit diukur dan disederhanakan lewat satu alat tes standar atau satu penilai saja. Tampaknya, menggunakan ujian kompetensi— terlepas dari apa pun yang diukur—sama logika dan dampaknya dengan penggunaan Ujian

Page 19: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

19

Nasional atau ujian terstandar lain pada pelajar. Hal ini membatasi aspek yang dapat diukur dan mendorong proses bekerja dan belajar demi tes semata.

2. Mengembangkan beragam peran guru untuk terus berkontribusi di dunia pendidikan

Peran guru tidak hanya terbatas pada mengajar di dalam kelas. Penguatan profesi justru muncul saat guru menjalankan peran ganda sebagai individu yang mengajar dan belajar dalam ruang kelasnya, namun juga terlibat secara kolektif dalam kepemimpinan di sekolah dalam kebijakan yang berkait dengan proses belajar-mengajar. Guru juga perlu mendapat dukungan untuk menjalankan peran yang lebih besar secara langsung maupun tidak langsung dalam ekosistem pendidikan, baik sebagai rekan profesi yang membantu pengembangan peran guru lain dan orangtua serta masyarakat umum. Implikasi hal ini jelas menunjukkan bahwa pengembangan karier guru harus menerapkan strategi diferensiasi dalam berkarya, tidak terbatas pada jalur kepemimpinan untuk menjadi kepala sekolah semata. Guru dapat berperan menjadi pelatih

Page 20: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

20

dan pengevaluasi guru lain, menjadi pembuat materi ajar, melakukan penelitian yang menguji kebijakan, mengembangkan kurikulum berkait mata pelajaran atau konteks khusus dan berbagai inovasi lain yang mengakomodasi beragam kebutuhan dan minat individu.

Page 21: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

21

Apa Prinsip Utamayang Perlu Diterapkan oleh

Komunitas Guru Belajar?

Prinsip utama dari komunitas guru belajar adalah sentralnya peran guru dalam proses pengembangan kompetensinya sendiri.

Hattie (2010) mengatakan bahwa proses belajar yang ideal menempatkan pelajar sebagai guru yang mengendalikan dan bertanggung jawab pada proses belajarnya, dan guru berperan utama sebagai pelajar yang belajar sensitif dan memenuhi kebutuhan pelajar.

Apabila kita berbicara tentang student centered process saat menjelaskan bentuk proses belajar-mengajar yang ideal, maka sulit mengelak bahwa proses pengembangan kompetensi guru harus berpusat pada guru. Pada akhirnya, melihat isu kompetensi guru secara utuh—dalam kaitan dengan keseluruhan budaya dan ekosistem pendidikan—adalah sebuah keharusan. Sistem yang ideal adalah sistem yang lingkaran umpan baliknya berjalan dengan baik. Karena

Page 22: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

22

proses inilah yang memungkinkan munculnya berbagai strategi intervensi berdasarkan praktik baik dan bukti lapangan. Evers dan Kneyber, (2015) menggambarkannya dengan sangat baik. Pertanyaan utama dari sistem yang saat ini muncul adalah: “Apa yang dapat dilakukan guru?” Dalam piramida, guru berada di posisi terbawah yang menerima kebijakan dan instruksi dari pusat. Sistem harus membalik prosesnya dengan meletakkan guru sebagai sumber inovasi dan kebijakan sehingga pertanyaan yang harus dijawab menjadi: “Apa yang dapat dilakukan oleh sekolah, pemerintah daerah dan pusat untuk mendukung guru?”

Hanya guru yang merdeka yang dapat menghargai anak, hanya guru yang antusias yang menularkan rasa ingin tahu pada anak, dan hanya guru belajar yang pantas mengajar.

Page 23: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

23

Penggerak Guru Belajar

Apa pengalaman paling mengesankan sebagai guru belajar?

Diana Dwi Jayanti Penggerak Guru Belajar Tuban

Pengalaman paling mengesankan ketika mendampingi seorang murid ‘istimewa’ yang duduk di Kelas 1 SD. Dari hasil screening awal kesiapan belajar saat penerimaan siswa, Ananda memang kurang disarankan untuk diterima, tetapi karena pertimbangan satu dan lain hal, akhirnya manajemen sekolah memutuskan untuk menerimanya sebagai siswa di sekolah kami.

Dua hingga tiga minggu pertama masuk sekolah, dari hasil pengamatan saya dan rekan guru (wali kelas), diketahui bahwa perkembangan kemampuan akademik dasarnya (baca, tulis, hitung) memang sangat kurang memadai. Selain itu, ia juga kurang mampu merespons dengan baik instruksi dari guru ketika pembelajaran

Page 24: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

24

klasikal. Saya dan wali kelas sempat merasa khawatir, apakah kami mampu mengantarkannya mencapai target belajar, mengingat sekolah kami ini sekolah reguler yang menargetkan nilai KKM 80.

Sebagai guru yang ditugaskan mendam-pinginya, saya harus putar otak untuk menemukan cara agar ia dapat mengembangkan kemampuan calistung-nya supaya tidak terlalu jauh tertinggal dengan teman-teman di kelas.

Bersama wali kelas, saya mencoba menggali informasi tentang proses belajarnya ketika di TK yang kebetulan satu yayasan dengan SD kami mengajar. Kami menemui guru pendampingnya saat ia di TK, menanyakan bagaimana kesehariannya ketika belajar, bagaimana motivasi belajarnya, bagaimana interaksinya dengan teman-teman, sampai cara apa yang telah dilakukan oleh guru TK sehingga bisa mengembangkan kemampuannya. Dari situ kami memperoleh informasi bahwa ia mengalami keterlambatan perkembangan bicara sehingga perlu berlatih untuk dapat mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ia pikir dan rasakan secara lisan, ia membutuhkan waktu lebih lama

Page 25: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

25

dan cara belajar yang berbeda dibanding rata-rata temannya.

Akhirnya, saya mencoba untuk lebih mengenalnya, bagaimana emosinya, bagaimana pola belajarnya, berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk bisa fokus menerima materi, berapa lama waktu jeda yang dibutuhkannya untuk istirahat sebelum bisa kembali berkonsentrasi untuk belajar, hal-hal apa yang ia sukai, apa saja yang membuatnya semangat belajar, dan sebagainya, hingga menjalin komunikasi yang intens dengan orangtuanya terkait apa saja yang bisa dilakukan orangtua untuk mendampinginya di rumah, misalnya mengajaknya membaca buku cerita sebelum tidur untuk memunculkan motivasi belajar membaca. Selain itu, saya mulai mempelajari beberapa metode (teknis) dan mempraktikkannya untuk membantu anak tersebut dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulisnya.

Satu waktu, ibu Ananda bercerita bahwa ketika malam sebelum tidur, Ananda tiba-tiba mengatakan kepada ibunya, “Ibuk, aku suka sekolah, di sekolah ustadzah-ustadzah sayang sama aku.” Ibunya juga bercerita bahwa mulai

Page 26: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

26

tumbuh semangat belajar yang sebelumnya belum pernah terlihat. Setiap hari Ananda selalu meminta didampingi belajar. Ananda mengatakan bahwa ia ingin lebih pintar membaca supaya tidak tertinggal dari teman-teman.

Saat ini, meskipun nilai Ananda belum sepenuhnya mencapai target KKM, kemampuan membaca dan menulisnya sudah sangat berkembang, mulai dari mampu membaca kata dengan suku kata terbuka hingga mampu membaca dengan cukup lancar dan memahami apa yang dibaca. Kemampuan menulisnya juga berkembang cukup pesat, dalam kurun waktu sekitar 3 bulan, ia telah mampu menulis kalimat dengan 3-4 kata. Setiap hari sepulang sekolah, ia juga selalu ke perpustakaan untuk meminjam buku cerita meskipun (menurut ibunya) ketika di rumah hanya dibaca sebagian dan lebih banyak melihat gambarnya.

Pengalaman-pengalaman belajar dalam mendampingi anak-anak seperti inilah yang membuat saya tidak akan pernah bosan menjadi guru. Selalu ada hal baru yang saya temui, pelajari, dan syukuri dari senyum mereka ketika mereka dapat menyelesaikan suatu tugas belajar

Page 27: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

27

atau menguasai keterampilan tertentu, dari ekspresi penasaran mereka ketika menemukan hal baru, dan dari mengamati berbagai tingkah polah polos mereka.

Lany R.HPenggerak Guru Belajar Timika

Pada tahun pertama saya mengajar Kelas 1, saya punya seorang murid yang tahun sebelumnya tidak naik kelas. Ia belum bisa membaca, hanya tahu bunyi huruf. Saya pernah mencoba mengajarinya membaca dengan berbagai macam cara, baik di kelas maupun di luar jam belajar. Sampai suatu saat, ia dan saya sama-sama menangis karena merasakan kesulitan yang sama meskipun berbeda bentuk.

Lalu saya berhenti “memaksa”-nya belajar mengeja kata-kata. Saya bebaskan ia dari belajar membaca saja, saya menyingkirkan jam-jam remedial, dan saya lanjutkan pelajaran seperti biasa. Dalam pelajaran sehari-hari, ia memang cukup lambat, tapi bukan berarti sama sekali tidak bisa mengikuti. Ia selalu mencoba aktif dan terlibat dalam setiap kegiatan kelas. Ia dapat diandalkan saat bekerja bersama teman-

Page 28: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

28

temannya menyelesaikan tugas kelompok. Saat ia merasa nyaman ini, ia justru dapat menunjukkan kemampuannya dalam mengikuti materi. Memang tidak membaca lancar, tapi bisa menunjukkan kemampuannya dengan cara berbeda.

Saya tidak ingat betul bagaimana ia akhirnya belajar membaca, tapi sampai saat ini ia sudah duduk di Kelas 6 dan “bertahan” dalam pelajaran-pelajaran di sekolah.

Rizqy Rahmat Hani Penggerak Guru Belajar Pekalongan

Pengalaman paling mengesankan adalah saat bersama anak-anak mendiskusikan sebuah acara akhir pembelajaran. Saya selalu memberi peluang kepada mereka untuk menyampaikan berbagai ide acara. Banyak ide yang bermunculan dari mereka:

“Pak, bikin pameran karya saja, Pak!”“Pak, sekalian bikin festival film!”“Lalu nanti kalau bisa karya-karya kami

dipamerkan, Pak!”Ide-ide bermunculan dari anak-anak, saya

yang notabene hanya sebagai guru honorer

Page 29: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

29

dan belum memiliki andil besar di sekolah, mendengarkan ide-ide tersebut menjadi bingung. Bingung karena ide sebagus itu sulit direalisasi di sekolah pinggiran, seperti SMA 1 Sragi ini. Karena niat saya lebih besar daripada rasa pesimis, akhirnya saya beranikan diri berbicara kepada kepala sekolah. Ternyata, benar dugaan saya, “Mas, maaf. Untuk acara seperti itu tidak bisa, Mas. Sekolah kita tidak ada anggaran untuk hal seperti itu!”

Hal demikian tidak bisa saya sampaikan kepada anak-anak yang memiliki semangat besar. Lalu saya berpikir untuk mencari inspirasi di Internet, bagaimana supaya acara ini bisa dilaksanakan. Lalu tiba-tiba tebersit ide untuk memanfaatkan pembelajaran menulis proposal dan menulis surat dinas. Saya pun meminta setiap kelas mengirimkan tim untuk membuat proposal dan membentuk panitia mini.

“Alhamdulillah, diizinkan oleh kepala sekolah, tugas kita adalah mencari sponsor untuk acara kita!”

Wajah anak-anak menjadi berbeda, semua tampak semangat. Kerja sama setiap kelas demi terlaksananya acara tersebut terlihat jelas. Sampai

Page 30: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

30

akhirnya, kami mendapat dana sponsor lebih dari 6 juta rupiah, sama sekali tak ada iuran ataupun dana bantuan dari sekolah. Mereka belajar banyak! Saya pun belajar! Acara itu pun berlangsung dan diliput oleh media cetak maupun elektronik serta didatangi perwakilan dinas. SMA 1 Sragi yang merupakan SMA terpencil dan buangan menjadi TERKENAL.

Mengapa penting bagi guru mempunyai semangat guru belajar?

Agus Moeliono Penggerak Guru Belajar Bandung

Ketika guru mau menyejajarkan diri dengan pandangan mata anak, maka proses pembelajaran menjadi “Petualangan Pembelajaran Bersama”. Guru bersama anak menjelajah berbagai sumber belajar, bersama terinspirasi banyak hal. Guru bisa banyak belajar dari keunikan dan keragaman karya anak.

Dian Nofitasari Penggerak Guru Belajar Yogyakarta

Semangat belajar guru dapat dirasakan dan ditularkan pada pelajar. Jadi, jika menginginkan

Page 31: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

31

pelajar memiliki semangat belajar, maka harus dimulai dari guru yang semangat untuk belajar pula.

Hesti Wulandari Andi Djiwa Penggerak Guru Belajar Soroako

Kalau menyampaikan materi pelajaran yang sama dengan cara yang sama mulai dari awal sampai akhir dan berulang terus setiap tahunnya, pasti membosankan. Hanya dengan belajarlah, pekerjaan sebagai guru itu tetap menyenangkan.

Felicia TanPenggerak Guru Belajar Semarang

Guru perlu selalu berkaca dan terus belajar. Dan murid adalah guru paling tepat untuk guru belajar.

Lany R.H.Penggerak Guru Belajar Timika

Pengaruh guru belajar pada murid secara tidak langsung akan membawa atmosfer belajar yang semakin positif, bahkan menginspirasi murid untuk ikut terus belajar.

Page 32: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

32

Stanley FerdinandusPenggerak Guru Belajar Ambon

Guru belajar adalah guru yang memaknai tanggung jawab mendidik sebagai sebuah panggilan.

Ivan Sumantri BonangPenggerak Guru Belajar Lampung

Menjadi guru belajar berarti menjadi petualang seumur hidup, menjalani proses yang menyenangkan dan menikmatinya dari waktu ke waktu.

Dian MisastraPenggerak Guru Belajar Tegal Waru

Kesadaran menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah, perlu pencerahan yang berkelanjutan dan keinginan membahagiakan murid ketika belajar harus selalu menjadi jiwa setiap pendidik.

Diana Dwi Jayanti Penggerak Guru Belajar Tuban

Proses guru belajar, bagi saya, semacam menjalani berbagai petualangan, salah satunya

Page 33: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

33

petualangan menyelami diri sebagai pendidik, mencoba keluar dari jebakan berupa rasa puas, perasaan ‘sudah-mengerti’, dan perasaan ‘tidak-boleh-salah.

Rizqy Rahmat Hani Penggerak Guru Belajar Pekalongan

Menjadi guru belajar membuat siswa menjadi lebih antusias belajar, siswa lebih tertantang belajar, siswa lebih cinta belajar, ada rasa KASMARAN belajar di sana.

Riyadi AriyantoPenggerak Guru Belajar Jember

Bagaimana mungkin bisa membangun generasi pelajar tanpa ada semangat belajar yang terus-menerus tumbuh dari dalam diri seorang pendidik? Semangat belajar pendidik akan mengobarkan semangat belajar peserta didik.

Intan Prajaswari Penggerak Guru Belajar Cirebon

Karena menjadi guru itu mendidik manusia, harus ada keinginan kuat untuk terus belajar agar manusia yang kita didik bisa bertanggung jawab di masa depannya nanti. Dinamika perubahan

Page 34: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

34

selalu terjadi. Oleh karena itu, pendidik harus terus belajar agar bisa memberikan manfaat terbaik.

Page 35: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

35

Komunitas Guru BelajarNusantara

1. Apa itu Guru Belajar?

Guru Belajar adalah komunitas pendidik yang diinisiasi oleh Kampus Guru Cikal untuk berdiskusi dan berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan melalui Facebook dan Temu Pendidik. Praktik cerdas yang sudah dikurasi akan dipublikasikan di situs GuruBelajar.org, dalam bentuk buku atau media pembelajaran.

Anda punya semangat guru belajar? Ingin belajar bersama kami? Yuk, bergabung di:

http://gurubelajar.orgGrup Facebook Komunitas Guru Belajar

2. Mengapa bergabung di Guru Belajar?

• Bisa menjadi guru bagi guru yang lain• Bisa jadi murid bagi guru yang lain• Bisa belajar berkolaborasi, mendapatkan

masukan yang berharga

Page 36: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

36

• Bisa belajar berkarya, memberi manfaat pada sesama

3. Apa saja peran yang dibutuhkan Guru Belajar?

Ada beragam peran di Komunitas Guru Belajar yang sesuai dengan aktivitas, kekuatan diri guru, dan potensi daerah. Namun, untuk pendirian Komunitas Guru Belajar di suatu daerah dibutuhkan 2 peran penting, yaitu penggagas dan penggerak. Penggagas Guru Belajar adalah Kampus Guru Cikal yang akan memberikan beragam dukungan. Penggerak adalah mereka yang bersedia mengorganisasikan dan menggerakkan komunitas Guru Belajar di daerah.

4. Apa yang harus dilakukan Penggerak untuk mengembangan Komunitas Guru Belajar di suatu daerah?

Cari TemanBuat

Pertemuan LingkarKomunikasi

TemuPendidik

SebarkanKebaikan

TerusBelajar

Page 37: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

37

1) Cari temanCarilah tiga guru atau aktivitas pendidik untuk menjadi Penggerak Guru Belajar di suatu daerah.2) Buat pertemuanAdakan pertemuan untuk membicarakan: (a) misi dan prinsip nilai Guru Belajar dan (b) praktik cerdas pengajaran dan pendidikan.3) Lingkar komunikasiSepakati media untuk berkomunikasi bagi para penggerak.4) Temu PendidikPenggerak mengadakan Temu Pendidik sesuai Panduan Temu Pendidik yang akan dijelaskansetelah bagian ini. Bila memungkinkan, Kampus Guru Cikal akan mengirimkan wakil untuk hadir pada Temu Pendidik perdana di suatu daerah.5) Sebarkan kebaikanSebarkan praktik cerdas ke rekan, saudara, dan komunitas lain atau ke lingkup yang lebih luas dalam beragam bentuk (lisan, foto, tulisan, rekaman suara, video) melalui berbagai kanal (Facebook, WA, Line, Twitter, dan lainnya).

Page 38: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

38

6) Terus belajarKomunitas Guru Belajar dapat menyelenggarakan Pelatihan Guru Belajar Berbeasiswa bekerja sama dengan Kampus Guru Cikal.

Panduan Temu Pendidik

Apa itu Temu Pendidik? Temu Pendidik adalah forum berbagi praktik cerdas tentang topik-topik pengajaran dan pendidikan. Temu Pendidik memadukan inspirasi dari suatu konteks dan desain untuk penerapan di konteks yang berbeda.

Temu Pendidik bukan membicarakan teori atau opini, tapi praktik cerdas (suatu strategi) yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi suatu tantangan atau mencapai suatu tujuan. Praktik cerdas adalah “theory-in-use”, teori yang ditemukan guru selama praktik yang dilakukannya.

Apa kelebihan Temu Pendidik?

1) SingkatTemu Pendidik berdurasi maksimal 2 jam agar mudah diselenggarakan dan diikuti semua guru.

Page 39: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

39

2) PraktisTemu Pendidik memfasilitasi guru berbagi pengalaman praktis dalam mengatasi tantangan di kelas/sekolah.3) KonkretTemu Pendidik memfasilitasi guru untuk membicarakan rencana konkret untuk dilakukan di kelasnya.

Apa saja peran yang dibutuhkan dalam Temu Pendidik?

Empat peran dalam Temu Pendidik, yaitu Fasilitator, Narasumber, Jurnalis, dan Partisipan. 1) Fasilitator adalah penggerak/guru yang ber-peran memfasilitasi alur pertemuan sesuai panduan.2) Narasumber Temu Pendidik adalah guru yang telah melakukan praktik cerdas pengajaran dan pendidikan.3) Jurnalis adalah penggerak atau guru yang berperan mendokumentasikan Temu Pendidik dalam bentuk tulisan, foto, audio, atau video. 4) Partisipan adalah guru yang mengikuti alur Temu Pendidik.

Page 40: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

40

Apa ciri dari praktik cerdas pengajaran dan pendidikan?

1) PengembanganSuatu praktik yang menggunakan cara berbeda untuk mengatasi tantangan pengajaran dan pendidikan. Cara berbeda tersebut dapat berupa inovasi atau adaptasi dari suatu cara yang sudah ada.2) BerdayaSuatu praktik yang membuat guru lebih berdaya dalam menjalankan tanggung jawab sebagai guru.3) PembelajaranSuatu praktik yang menstimulasi siswa secara langsung atau tidak langsung untuk menjadi pelajar mandiri (self-regulated learner).

Bagaimana format praktik cerdas? Format praktik cerdas dapat disingkat menjadi ATAP: Awal, Tantangan, Aksi, dan Perubahan-Pelajaran.1) AwalApa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Bagaimana situasi awal yang dihadapi? (Situasi awal bisa berupa keragaman latar belakang sosial

Page 41: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

41

budaya ekonomi, letak geografis, atau faktor lain.2) TantanganApa tantangan atau kesulitan yang menghambat pencapaian tujuan pembelajaran? Tantangan bisa berupa karakteristik siswa, kualitas perlengkapan, kualitas interaksi dan lain-lain.3) AksiApa langkah-langkah yang telah dilakukan? Apa langkah yang terbukti berhasil mengatasi tantangan? Ceritakan secara detil termasuk waktu dan peralatan yang dibutuhkan.4) Perubahan-PelajaranApa perubahan yang terjadi akibat dari aksi yang dilakukan? Apa pelajaran yang didapatkan dari aksi yang dilakukan? Bagaimana komentar siswa terhadap aksi yang dilakukan?Panduan Temu Pendidik bagi Penggerak

Persiapan

1) Penggerak mencari guru yang mau dan meme-nuhi kriteria menjadi narasumber.2) Narasumber menuliskan praktik cerdas penga-jaran dan pendidikan sepanjang 1-3 halaman, sesuai format praktik cerdas.

Page 42: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

42

3) Penggerak dan Narasumber mendiskusikan praktik cerdas untuk perbaikan atau pengem-bangan praktik tersebut bila diperlukan.4) Penggerak menetapkan tanggal, tempat, pera-latan, dan pengumuman Temu Pendidik.5) Penggerak menyebarkan pengumuman Temu Pendidik.

Sesi Presentasi (maksimal 60 menit)

1) Fasilitator membuka Temu Pendidik dengan menyebutkan tujuan dan aturan di tiap sesi.2) Narasumber melakukan presentasi selama 10-17 menit (tanpa slide presentasi) mengenai praktik cerdas.3) Presentasi dilakukan dengan metode bercerita. Narasumber menceritakan mulai dari awal, tantangan yang dihadapi, aksi yang dilakukan, perubahan yang terjadi, dan pelajaran yang didapatkan.4) Narasumber diharapkan berlatih melakukan presentasi dengan metode bercerita, yakni menceritakan pengalamannya.

Page 43: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

43

Sesi Refleksi (maksimal 60 menit)

1) Fasilitator mengajukan pertanyaan kunci yang dijawab oleh setiap peserta dengan menuliskan kata kunci di sepotong kertas. Apa inspirasi yang Anda dapatkan yang bisa menjawab tantangan pengajaran dan pendidikan yang Anda hadapi sehari-hari di kelas/sekolah?2) Peserta berkeliling melihat jawaban pada sepotong kertas dari peserta yang lain.3) Bentuk kelompok beranggotakan 3-8 orang berdasarkan kesamaan inspirasi yang tertulis pada sepotong kertas tersebut. 4) Fasilitator meminta kelompok untuk mendis-kusikan rencana implementasi dari inspirasi yang didapatkan kelompok. Hasil diskusi ditulis pada selembar kertas plano. 5) Kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan metode galeri jalanan dua putaran. Putaran pertama, setengah anggota kelompok jadi penjaga dan setengah anggota kelompok menjadi pengunjung. Penjaga bertugas menjelaskan hasil diskusi pada pengunjung dari kelompok lain. Pengunjung bertugas mengunjungi dan belajar dari hasil diskusi kelompok lain. Putaran kedua,

Page 44: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

44

anggota kelompok bertukar peran: penjaga menjadi pengunjung, pengunjung menjadi penjaga.

Sesi Pelaporan (sekitar 7 hari setelah pelaksanaan)

1) Jurnalis menyusun dokumentasi yang berupa: tulisan liputan, tulisan praktik cerdas dan foto (atau video bila memungkinkan).2) Jurnalis mengirim dokumentasi untuk dipu-blikasikan di situs GuruBelajar.org melalui [email protected].

Jika membutuhkan bantuan untuk mengem-bangkan kemampuan presentasi atau menjadi fasilitator, silakan kontak kami di:

[email protected][email protected]• Grup Facebook Komunitas Guru Belajar

Page 45: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

45

Kampus Guru Cikal

Kampus Guru Cikal adalah wahana seru bagi calon guru dan guru untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Kampus Guru Cikal menyediakan solusi pendidikan berupa:

1. Pelatihan guru dan pengembangan kepemimpinan sekolah

2. Pengembangan Komunitas Guru Belajar sebagai ekosistem berbagi praktik cerdas

3. Penyediaan beasiswa bagi calon guru dan guru untuk mengembangkan diri

4. Pengembangan sekolah dampingan dan pertukaran guru

5. Penyediaan konten bermutu bagi guru dan pemimpin sekolah di GuruBelajar.org

6. Perintis pembentukan kampus guru yang bermakna dan seru untuk belajar

Page 46: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

46

Bagaimana cara terlibat dengan Kampus Guru Cikal?

Menjadi guru pembelajar Kami mengundang rekan calon guru dan guru di seluruh Indonesia untuk belajar bersama melalui berbagai inisiatif maupun berbagai kanal media sosial Kampus Guru Cikal. Menjadi penggerak komunitas Kami mengundang rekan guru dan pendidik menjadi penggerak komunitas Guru Belajar yang mengembangkan ekosistem berbagi praktik cerdas. Menjadi donatur Kami mengundang individu dan lembaga yang peduli pendidikan Indonesia menjadi donatur beasiswa bagi guru dari berbagai daerah di Indonesia. Menjadi mitra program Kami mengundang perusahaan, yayasan, dan lembaga pemerintah untuk menjadi mitra program pendidikan guru, baik program berkala kami maupun program yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi Anda.

Page 47: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

47

Bila ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi Kampus Guru Cikal:

www.KampusGuruCikal.comE-mail: [email protected]

Follow: @KampusGuruCikalFacebook: Kampus Guru Cikal

Page 48: Buku Mini Komunitas Guru Belajar

GURU BELAJAR

48