buku 3 imigrasi final (1)

27
BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN KEDEPUTIAN BATAS WILAYAH NEGARA 2012 Paket Sosialisasi Pengelolaan Lintas Batas Negara S.SUMARSONO

Upload: osmar-shalih

Post on 28-Nov-2015

272 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku 3 Imigrasi Final (1)

0

S. SUMARSONO

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN KEDEPUTIAN BATAS WILAYAH NEGARA

2012

Paket Sosialisasi Pengelolaan Lintas Batas Negara

S.SUMARSONO

Page 2: Buku 3 Imigrasi Final (1)

1

PENGANTAR

Buku ke-3 ini, merupakan salah satu dari serial buku paket sosialisasi pengelolaan lintas batas negara, yang terdiri dari 7 (tujuh) buku, dengan substansi disajikan sedemikian rupa sehingga akan membantu dan mengantarkan para pembaca dengan mudah untuk memahami konsep dasar keimigrasian, sistem dan prosedur, serta kedudukannya dalam manajemen Tasbara.

Ada pun ketujuh buku paket sebagaimana dimaksud, secara berurut, yaitu :

Buku 1 Kebijakan Umum Pengelolaan Lintas Batas Negara Buku 2 Pembangunan Kawasan dan Manajemen Tasbara Buku 3 Imigrasi dalam Manajemen Tasbara Buku 4 Bea Cukai dalam Manajemen Tasbara Buku 5 Karantina dalam Manajemen Tasbara Buku 6 Securities dalam Manajemen Tasbara Buku 7 Sistem Pendukung dalam Manajemen Tasbara

Sekalipun telah diusahakan sebaik mungkin, disadari sepenuhnya tak ada gading yang tak retak. Tulisan inipun tak luput dari adanya kesalahan atau kekurangan. Oleh sebab itu, diucapkan terimakasih atas kritik dan saran konstruktif yang mungkin ada untuk penyempurnaannya serial buku paket sosialisasi ini. Salam.

Jakarta, 15 November 2012

DR.SUMARSONO,MDM

Asdep Pengelolaan Lintas Batas Negara

Page 3: Buku 3 Imigrasi Final (1)

2

DAFTAR ISI

PENGANTAR ............................................................. 1 DAFTAR ISI ................................................................ 2 1. KEIMIGRASIAN ...................................................... 3 2. TPI DAN PLB .......................................................... 7 3. KEIMIGRASIAN DI WILAYAH PERBATASAN ............ 10 4. HAMBATAN DAN KEBUTUHAN .............................. 13 5. KEIMIGRASIAN DALAM MANAJEMEN TASBARA .... 16 PENUTUP .................................................................. 25

Page 4: Buku 3 Imigrasi Final (1)

3

KEIMIGRASIAN

PENGERTIAN

Pasal 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian

“HAL IHWAL LALU LINTAS ORANG YANG MASUK

ATAU KELUAR WILAYAH INDONESIA SERTA

PENGAWASANNYA DALAM RANGKA MENJAGA

TEGAKNYA KEDAULATAN NEGARA”.

• OBJEK KEIMIGRASIAN adalah lalu lintas dan

pengawasan keimigrasian;

• SUBJEK KEIMIGRASIAN adalah orang yang

masuk atau keluar wilayah Negara Republik

Indonesia

• “ORANG” tidak hanya Warga Negara Indonesia

Saja, tetapi juga termasuk Warga Negara Asing.

Page 5: Buku 3 Imigrasi Final (1)

4

FUNGSI KEIMIGRASIAN

DI WILAYAH PERBATASAN

Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

tentang Keimigrasian:

Fungsi Keimigrasian di sepanjang garis perbatasan

sesuai dengan tugasnya sebagai PENJAGA PINTU

GERBANG NEGARA, BUKAN PENJAGA GARIS

BATAS NEGARA.

DASAR PELAKSANAAN TUGAS

DAN KEBIJAKAN

1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang

Keimigrasian;

‘FUNGSI KEIMIGRASIAN DI SEPANJANG

GARIS PERBATASAN WILAYAH INDONESIA

DILAKSANAKAN OLEH PEJABAT IMIGRASI

YANG MELIPUTI TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI DAN POS LINTAS BATAS.’

Page 6: Buku 3 Imigrasi Final (1)

5

2. Kesepakatan perjanjian perbatasan:

a) Perjanjian Lintas-Batas RI-MALAYSIA:

Agreement between the government of The Republic of

Indonesia and The Government of Malaysia on Border

Crossing, Bukittinggi 12 Januari 2006;

b) Perjanjian Lintas-Batas RI-FILIPINA:

Agreement on Immigration between the Republic of

The Philippines and The Republic of Indonesia, July

4th 1956;

Joint Directive and Guidelines on The

Implementation of The Immigration Agreement On

Repatriation and Border Crossing Arrangement

between The Republic of Indonesia and The Republic

of The Philippines September 16th 1965;

Joint Implementation of The Border Patrol

Agreement and Border Crossing Agreement between

The Government of The Republic of Indonesia and

The Government of The Republic of the Philippines,

March 11th 1975.

c) Perjanjian Lintas-Batas RI-TIMOR LESTE:

Arrangement on Traditional Border Crossing and

Regulated Markets between The Government of the

Page 7: Buku 3 Imigrasi Final (1)

6

Democratic Republic of Timor Leste and The

Government of The Republic of Indonesia, June 2003;

d) Perjanjian Lintas-Batas RI-PNG:

Basic Agreement between the Government of the

Republic of Indonesia and The Government of Papua

New Guinea), Port Moresby, 18 Maret 2003.

Page 8: Buku 3 Imigrasi Final (1)

7

TEMPAT PEMERIKSAAN

IMIGRASI (TPI)

DAN

POS LINTAS BATAS (PLB)

TEMPAT PEMERIKSAAN IMIGRASI (TPI)

adalah titik perlintasan yang dapat dilalui oleh setiap

orang baik WNI/WNA yang memenuhi persyaratan

umum untuk masuk/keluar wilayah Indonesia

dengan menggunakan dokumen perjalanan umum

(paspor);

POS LINTAS BATAS (PLB)

adalah titik perlintasan di wilayah perbatasan yang

hanya dapat dilalui oleh pelintas batas tradisional

(penduduk setempat) dengan menggunakan Pas

Lintas Batas sebagai dokumen perjalanan.

Page 9: Buku 3 Imigrasi Final (1)

8

LOKASI

Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan Pos Lintas

Batas (PLB) tersebar di seluruh wilayah Indonesia;

JUMLAH

Jumlah TPI: 128 (ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Hukum dan HAM), dan Jumlah PLB: 79

(tujuh puluh sembilan) (beradasarkan perjanjian

Lintas batas antara Indonesia dengan negara yang

berbatasan langsung).

KELENGKAPAN

Setiap TPI dilengkapi dengan perangkat Border

Control Management (BCM) karena setiap data

perlintasaan (data real time) harus terekam dalam

database Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian

(SIM KIM), sesuai dengan yang diamanatkan dalam

UU No.6 tahun 2011 tentang Keimigrasian.

CATATAN

Ada PLB yang juga berstatus sebagai TPI ; sebagai

contoh: TPI darat (Entikong, Aruk, dan Nanga

Badau), dan TPI Laut (Nunukan);

Page 10: Buku 3 Imigrasi Final (1)

9

79 Pos Lintas Batas (47 Darat + 32 Laut)

PONTIANAK

PROVINSIKALBAR

PROVINSIKALTENG

PALANGKARAYA

BANJ ARMASIN

PROVINSIKALSEL

PROVINSISULTENG

PROPINSIGORONTALO

PROVI NSISULSEL

MEDANPROVINSISUMUT

PEKAN BARU

PROVINSIRIAUPADANG

PROVINSISUMBAR

JAM BI

PROVINSIJAMBI

BENGKULU

PALEMBANG

PROVINSISUMSEL

Bd.LAMPUNG

PROVINSIJABAR

PROPINSIBANTEN

DENPASAR

PROVINSINTB

PROPINSINTT

TIMORLOROSAE

PROVINSIPAPUA

TIMIKA

JAYAPURA

PROVINSIMALUKU UTARA

PROVINSIMALUKU

LAUT A RAFU RA

LAUT SULAWESI

AUSTRALIA

PROVINSIJATIM

PROVINSIBALI

PROVINSILAMPUNG

PROVINSIDKI J AYA

PROVINSISULTRA

PROVINSISULUT

PROVINSIJ ATENG

PROVINSID. I.Y

PROVINSIKEPRI

PROVINSIBENGKULU

BALIKPAPAN

PROVINSIKALTIM

BANDA ACEHPROVINSINAD

PHIL IPINA

BANDUNGYKA

SMG

SURABAYASERANG

9P LB d i Wilayah

NT T O epoli, M ot a ’a in,

Napan , M etama uk,

Buila lo, Tur iskain ,

Laksm aras , Win i,

Haum eneana

16 PL B di Wilay ah

KAL BAR Temanju k, L iku ,

Sa jingan, Ar uk , Siding,

Ja g oibabang, Sapara n,

Entikong, S eg umon, Ba nt an,

Ja sa , N anga Bayan,

Semarah, M eraka i Pan jang ,

Langau, Na nga B ada u

28PLB Laut di Wi layah RIAU dan

KE PPRI P an ipahan, Sinaboi, Ta nju ng

M e dan g, S e lat Baru , Tanjung Se ma,

S ungai Pakm ing, Te luk B elitung ,

S e rapung, K uala Gaun g, M era l, Tanjung

B a tu, M oro , M ap ur, Se nayang, Te luk

B in tan, Bin ta n Ut ar a , Da ek, Be la kang

P a dang, Bula ng, S eras an, Tarem pa,

S e danau, Se kunyam, M ida l, Tam belan,

L et ung, G untung , K ua la Enok

2 PLB di Wilaya h

SUL UT M aror e ,

M iangas

10 PLB d i Wilayah

KALT IM L ongnaw ang, Apau

P ing, Long Layu , Lo ng

M id an g, Labang , Tau

L umbis , Lasan Tuyan,

S ema nggaris , N unukan,

S ungai Pancang

14 PLB d i Wi layah

PAPUA S KO U, W em bi,

W ar is , Sengg i, U bruk,

K iw irok , Iwu r, Bo tom, Sot a,

E ra mbu, B upul, M indip tan a,

W ar opko, K ondo

Perjanj ianLintas-Batas RI-MALAYSIA: Agreem ent between the government of The Republic of Indonesia and The Government of Malaysia on Border Crossing,

Bukittinggi12 Januari 2006

Per janjian Lin tas -B atas RI-Filipi na:1.A greemen t o n I mm ig ra ti on b etween the Repu blic o f The P hil ippi nes an d T he Repub lic o f I ndon esia, Ju ly 4

th

1956;2. J oin t Dir ecti ve and Guid elin es on T he

Im plement ation of Th e Immi gration Ag ree men t O n Rep atri ation and Border Crossing Arr ang emen t

between Th e Repub lic of In don esia a nd T he Repu bli c of T he Ph ili ppi nes September 16th 19 65;

3. J oin t I mplementat ion of The Bord er P atro l Agreement an d Bo rder Crossin g Agreemen t betwe en

The Govern men t of T he Repu bli c of I ndo nesia and Th e Go vern men t of T he R epu bli c of the P hi lipp ines, March 11th 19 75.

Perjanjian Lintas-Batas RI-Timor Leste: Arrangement on Tra ditional Border Crossing and

Regul ated Markets between The Government of the Democra ti c Republ ic of Timor Leste and The

Government of The Republic of Indonesia, June 2003

Perjanjian Lintas-Batas RI-PNG: Basic Agreement between the Government of the

Republic of Indonesia and The Government of Papua N ew Gui nea), Port M oresby, 18 Maret

2003.

Page 11: Buku 3 Imigrasi Final (1)

10

KEIMIGRASIAN

DI WILAYAH PERBATASAN

Imigrasi merupakan salah satu komponen fungsi CIQ

(Custom, Immigration and Quarantine);

Pemberian ijin masuk/tanda masuk serta ijin

keluar/tanda bertolak kepada orang (WNA dan WNI)

yang masuk dan keluar wilayah Indonesia;

Pengawasan perlintasan orang di TPI maupun PLB

serta pengawasan keberadaan orang asing di wilayah

perbatasan yang berada di wilayah negara Indonesia;

Pelayanan pemberian Pas Lintas Batas bagi WNI

penduduk di wilayah perbatasan yang akan

melakukan perlintasan tradisional.

PEMBERIAN IJIN DI PLB

Ijin masuk (tanda masuk) serta ijin keluar (tanda

bertolak) di PLB, diberlakukan :

Page 12: Buku 3 Imigrasi Final (1)

11

• SUBYEK :

WNI dan WNA (negara yang berbatasan);

• DOKUMEN PERJALANAN:

Hanya dapat diberikan kepada pemegang Pas Lintas

Batas;

• MAKSUD DAN TUJUAN:

Perlintasan tradisional (jangka waktu ijin tinggal

sesuai dengan kesepakatan kedua negara)

Pemberian ijin masuk (tanda masuk) serta ijin keluar

(tanda bertolak) di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)

atau Pos Lintas Batas (PLB) yang juga berstatus sebagai

TPI, diberlakukan :

• SUBYEK :

WNI dan WNA

• KELENGKAPAN DOKUMEN:

dokumen perjalanan umum (paspor biasa, dinas,

diplomatik) dan Pas Lintas Batas;

• MAKSUD DAN TUJUAN PERLINTASAN:

perlintasan tradisional, sesuai dengan visa (kunjungan

wisata, sosial budaya, dll)

Page 13: Buku 3 Imigrasi Final (1)

12

PAS LINTAS BATAS

Pelayanan pemberian Pas Lintas Batas, atau yang dikenal

dengan “buku merah” bagi WNI penduduk di wilayah

perbatasan, berlauk :

1. SUBYEK

Subyek pemberian Pas Lintas Batas adalah WNI yang

berdomisili di wilayah perbatasan

2. DOMISILI

Penentuan wilayah domisili yang dapat diberikan Pas

Lintas Batas ditentukan dalam kesepakatan perjanjian

mengenai perbatasan

3. PERSYARATAN

Persyaratan dokumen untuk memperoleh Pas Lintas

Batas diatur dalam kesepakatan perjanjian tentang

berbatasan dengan Indonesia

Page 14: Buku 3 Imigrasi Final (1)

13

HAMBATAN DAN KEBUTUHAN

SDM

Keterbatasan SDM yang profesional untuk

menjalankan tugas di Perbatasan; terkait pula

keterbatasan sarana pendukung dan ketiadaan insentif

khusus;

LAYOUT

Pengaturan layout pelabuhan, bandar udara dan Pos

Lintas Batas yang tidak menyediakan area imigrasi

yang steril (diatur dalam UU No.6 Tahun 2011);

PRASARANA

Kondisi fisik Pos Lintas Batas yang kurang layak/

kurang representative sebagai pintu masuk/wajah

terdepan negara Indonesia;

PEMAHAMAN

Kurangnya pemahaman penduduk di perbatasan

khususnya penduduk di daerah pedalaman tentang

pentingnya kepemilikan dan penggunaan Pas Lintas

Batas dalam melakukan perlintasan tradisional;

Page 15: Buku 3 Imigrasi Final (1)

14

LOKASI

Sulitnya pengawasan karena posisi beberapa Pos

Lintas Batas berada jauh dari garis sempadan (garis

batas);

KEBUTUHAN IMIGRASI

AREA STERIL

Penyediaan area imigrasi yang steril serta perbaikan

sarana Pos Lintas Batas sebagai pintu masuk/keluar

wilayah Indonesia;

Page 16: Buku 3 Imigrasi Final (1)

15

SOSIALISASI

Melakukan sosialisasi yang lebih kepada petugas di

lapangan dan penduduk di perbatasan mengenai

penerapan kesepakatan dan prosedur keimigrasian di

perbatasan;

KOORDINASI

Meningkatkan koordinasi internal dan eksternal (antar

kementerian, instansi, dan lembaga) untuk optimalisasi

fungsi keimigrasian di perbatasan.

Page 17: Buku 3 Imigrasi Final (1)

16

KEIMIGRASIAN

DALAM

MANAJEMEN TASBARA

“TASBARA” merupakan sebuah terminologi, yang

tercipta dari sebuah singkatan bebas “linTAS BAtas

negaRA”. Terminologi ini diperkenalkan untuk lebih

memudahkan cara menyebut dan mengingat atas

serangkaian kata yang panjang (“lintas batas negara”)

menjadi lebih pendek dan sederhana “Tasbara”.

TASBARA memiliki makna : “melintasi batas

pemisah antara ke dua wilayah negara yang bertetangga”.

Setidaknya ada tiga unsur penting dalam makna Tasbara

adalah :

a) Keberadaan dua negara berdaulat, masing-masing

memiliki hukum berbeda dan harus kita hormati dan

akui;

b) Keberadaan garis batas wilayah yang ditetapkan atas

dasar kesepakatan bersama dalam perundingan.

c) Keterkaitan dan ketergantungan kedua Negara dalam

berbagai aspek kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negara.

Page 18: Buku 3 Imigrasi Final (1)

17

POS LINTAS BATAS NEGARA

Melintasi batas antar daerah dalam satu negara, tidak

ada aturan yang mengikat, berbeda halnya dengan bila

orang melintasi batas negara. Ada peraturan yang harus

ditaati bagi orang (dan barang bawaannya) yang melintasi

garis batas wilayah negara. Melintasi garis batas wilayah

negara secara sah/resmi, dilakukan melalui pintu gerbang

pos pelintasan, atau Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

PLBN terdiri dari PLBN Laut, PLBN Darat, dan

PLBN Udara. Khusus dalam konteks pengelolaan

perbatasan melalui koordinasi BNPP, dibatasi hanya

mencakup PLBN Laut (PLBN-L) dan PLBN-Darat (PLBN-

D). Istilah lainnya, yang yang sempat memasyarakat

adalah Pos Lintas Batas (PLB) yang bersifat tradisional

dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) yang bersifat

internasional atau dari status keimigrasiannya yang

internasional ini dikenal sebagai sebagai Tempat

Pemeriksaan Imigrasi) dan yang tradisional disebut

dengan Pos Lintas Batas.

Untuk simplikasi dalam pengistilahan serta

kemudahan dari aspek manajemennya, PLBN dibagi dua

tipe, yaitu :

1) PLBN Tipe A, yaitu gerbang lintas batas negara yang

dilengkapi dengan CIQ dan status keimigrasianya

dinyatakan sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi,

Page 19: Buku 3 Imigrasi Final (1)

18

dimana pagi para pelintas batas diwajibkan

menggunakan dokumen paspor atau pas lintas batas

bagi penduduk kecamatan perbatasan.

2) PLBN Tipe B, yaitu gerbang lintas batas negara yang

dilengkapi dengan CIQ dan status keimigrasiannya

dinyatakan sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi,

dimana pagi para pelintas batas diwajibkan

menggunakan dokumen Pas Lintas Batas hanya bagi

penduduk kecamatan perbatasan.

Dalam PLBN yang bersifat internasional,

sebagaimana layaknya, dilengkapi dengan pos-pos

pemeriksaan, yang sedikitnya ada 5 (lima) jenis dan

dikenal dengan CIQ : C (Custom), pemeriksaan bea dan

cukai; I (Imigration), pemeriksaan imigrasi; Q1

(Quarantine-1, pemeriksaan Kesehatan Manusia; Q2

(Quarantine-2), pemeriksaan kesehatan Hewan/

tumbuhan Q3 (Quarantine-3), pemeriksaan kesehatan

ikan.

Unsur S (Security), yang meliputi pemeriksaan

keamanan melalui jajaran TNI/POLRI merupakan unsur

pelayanan pendukung yang sangat penting dan sebagai

back up atas unsur pelayanan utama PLBN (CIQ).

Dalam PLBN Tipe B umumnya belum dilengkapi

sarana CIQ yang ideal sebagaimana PLBN Tipe A. Bila

para pelintas batas di PLBN Tipe A menggunakan

Page 20: Buku 3 Imigrasi Final (1)

19

dokumen passpor, para pelintas batas menggunakan

Kartu Pas Lintas Batas.

Pelangaran atas berbagai ketentuan yang diwajibkan

bagi para pelintas batas, disebut dengan illegal dan

terkena sanksi hukum.

JALUR TASBARA

Jalur Tasbara adalah lintasan yang digunakan para

pelintas melewati batas wilayah negara.

Diidentifikasi ada 3 (tiga) jalur Tasbara, yang umumnya

dijumpai di erbatasan wilayah darat dan laut, yaitu :

1) Jalur A, adalah jalur di mana para pelintas batas

menggunakan gerbang Pos Lintas Batas Negara

(PLBN) Tipe A secara resmi dengan membawa

dokumen paspor atau “Pas Lintas Batas”.

2) Jalur B, adalah jalur di mana para pelintas batas

menggunakan gerbang Pos Lintas Batas Negara

(PLBN) Tipe B secara resmi dengan membawa “Pas

Lintas Batas”.

3) Jalur C (=Jalur “tikus”) adalah jalur di mana para

pelintas batas menggunakan jalur yang tidak resmi

(bukan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Tipe A atau

pun B.

Page 21: Buku 3 Imigrasi Final (1)

20

MANAJEMEN TASBARA

Manajemen adalah proses bagaimana

menggerakkan daya dukung yang ada untuk memenuhi

kebutuhan dan permasalahan secara efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan. Tasbara, menunjuk pada aktivitas

“melintasi batas pemisah antara ke dua wilayah negara

bertetangga” dengan seperangkat kaidah hukum

internasional dan kesepakatan kedua negara yang

berlaku. Dengan demikian, manajemen Tasbara adalah

proses bagaimana menggerakkan daya dukung

perbatasan guna mewujudkan tertib dan kontrol atas

kebutuhan dan permasalahan pelintas batas wilayah

negara secara efisien dan efektif sesuai kaidah hukum dan

kesepakatan kedua negara bertetangga yang berlaku.

TIGA ELEMEN DASAR MANAJEMEN TASBARA

Elemen 1 : Daya Dukung Perbatasan, yang mencakup :

(a) penduduk di kawasan perbatasan,

(b) fasilitas dan potensi SDA kawasan .

Elemen 2 : Sistem Pelayanan dan Pengawasan, yang

mencakup :

a) Unit Pelayanan

- Unsur Pelayanan Utama PLBN terdiri dari

Customs, Imigration, Quarantine,

- Unit Pelayanan Lain PLBN (securities,

asuransi, perhubungan dsb sesuai

kebutuhan)

Page 22: Buku 3 Imigrasi Final (1)

21

b) Unit Manajemen Pendukung PLBN terdiri

dari Sistem kelembagaan dan manajemen

pendukung PLBN (CIQ- institutional and

managemant support system)

Elemen 3 : Pelintas Batas, mencakup (a) manusia, dan (b)

barang/jasa.

LINTASAN “JALUR C”

Dalam kenyataan di lapangan, di perbatasan antar

negara wilayah darat, Jalur C sering digunakan oleh

pelintas batas darat maupun laut. Jalur C, yaitu jalur

lintasan tidak resmi melalui “jalur tikus” yang illegal dan

merupakan sebuah pelanggaran.

Upaya mengatasi pelintas batas yang menggunakan

Jalur C, harus dapat dikurangi seminimal mungkin

dengan berbagai upaya sosialisasi dan meningkatkan

kesadaran masyarakat melalui peran para tokoh

masyarakat. Pembentukan Garda Batas yang terdiri dari 5

(lima) unsur tokoh masyarakat desa yang telah dilatih

oleh BNPP selama ini, menjadi bagian dari upaya

mengatasi dan mencegah berkembangnya arus keluar

masuk melalui Jalur C.

Page 23: Buku 3 Imigrasi Final (1)

22

KEIMIGRASIAN DALAM MANAJEMEN TASBARA

Keimigrasian, dalam manajemen Tasbara,

merupakan salah satu dari tiga elemen pokok sistem

pelayanan dan pengawasan, yang dikenal dengan Bea

Cukai/ kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan.

Penguatan manajemen Tasbara ke depan, akan

ditekankan pada pembenahan pintu gerbang wilayah

perbatasan sebagai beranda depan negara melalui

penataan ulang dan penguatan manajemen Pos Lintas

Batas Negara. Keimigrasian sebagai penjaga gerbang

negara, menjadi sangat penting peranannya dan sebagai

salah satu kunci efektivitas manajemen Tasbara.

Langkah-langkah konkritnya penguatan

manajemen Tasbara, mencakup :

penyempurnaan regulasi terkait PLBN,

penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana

PLBN,

penguatan keterpaduan pelayanan dan pengawasan

CIQ di PLBN,

penguatan Unit Manajemen Pendukung PLBN,

peningkatan kapasitas sumber daya manusia di PLBN,

pengembangan sistem monitoring, evaluasi, dan

pengawasan Tasbara,

serta pengembangan standarisasi PLBN.

Page 24: Buku 3 Imigrasi Final (1)

23

Dalam serangkaian kegiatan pembenahan dan

penguatan manajemen Tasbara tersebut, peranan

Keimigrasian menjadi sangat penting dalam barisan unsur

pelayanan utama PLBN, bersama kedua unsur lainnya

yaitu Bea Cukai dan kekarantinaan (kesehatan manusia,

hewan/tumbuhan, dan ikan). Sementara itu, komponen

lainnya, dalam manajemen Tasbara dikenal dengan unsur

pendukung, termasuk di dalamnya keamanan (securities),

perhubungan, asuransi, perbank-an, dan lainnya yang

relevan.

Untuk memperkuat manajemen Tasbara,

khususnya di sepanjang garis batas dan mendukung

penanganan masalah pelintas batas yang menggunakan

Jalur C, ke depan juga ditekankan pada langkah-langkah

nyata penguatan peran dukung masyarakat dalam

pengelolaan perbatasan melalui pembentukan Garda Batas

dan pelatihannya. Penyelenggaraan Bimbingan Teknis

Manajemen Lintas Batas Negara (Bintek Manajemen

Tasbara) dilaksanakan dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat

dasar, tingkat terampil, dan tingkat managerial. (***)

Page 25: Buku 3 Imigrasi Final (1)

24

DALAM MANAJEMEN TASBARA, KEIMIGRASIAN

MEMAINKAN PERAN STRATEGIS TERDEPAN UNTUK

KONTROL ATAS KELENGKAPAN DOKUMEN

KEIMIGRASIAN YANG SAH (PASSPOR ATAU PAS

LINTAS BATAS) DAN FUNGSI PENCEKALAN BAGI

ORANG-ORANG TERTENTU.

KEKARANTINAAN

BEA CUKAI/ KEPABEAAN

UNIT PELAYANAN UTAMA PLBN

UNIT PELAYANAN LAIN PLBN

UNIT MANAJEMEN PENDUKUNG PLBN

KEIMIGRASIAN

KEAMANAN

PERHUBUNGAN

ASURANSI

DLL

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI

PLBN TERPADU

Page 26: Buku 3 Imigrasi Final (1)

25

PENUTUP

Penerbitan Buku paket sosialisasi pengelolaan lintas batas

negara (Tasbara) ini, tentu masih jauh dari kekurangan.

Keberadaannya, disadari sepenuhnya, tentu masih pula

memerlukan penyempurnaan dan kelengkapan di sana-

sini.

Namun demikian, sebagai langkah awal untuk tujuan

penyediaan bahan sosialisasi, kami yakin diperlukan bagi

berbagai pihak di pusat maupun di daerah, khususnya

yang terkait dengan pengelolaan lintas batas Negara

(Tasbara) dan pembangunan kawasan perbatasan.

Masukan untuk penyempurnaan bahan sosialisasi ini,

dapat dikirimkan melalui email ke [email protected].

Atas perhatiannya diucapkan terimakasih dan selamat

bergabung dengan kami, Komunitas Tasbara untuk

Indonesia.

Page 27: Buku 3 Imigrasi Final (1)

26

ooOoo

KEASDEPAN PENGELOLAAN LINTAS BATAS NEGARA KEDEPUTIAN BATAS WILAYAH NEGARA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN Email : [email protected]