buku 3 drpphln-cetak - kementerian ppn/bappenas · pdf filetentang tata cara perencanaan dan...

85
PETUNJUK TEKNIS PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI PENINGKATAN KESIAPAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (BUKU 3)

Upload: doandung

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PETUNJUK TEKNIS

PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU

HIBAH LUAR NEGERI

PENINGKATAN KESIAPAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

(BUKU 3)

Page 2: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

JAKARTA, 31 OKT 2006

Page 3: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

i

Kata Pengantar

Dalam rangka mencapai sasaran program pembangunan nasional seperti yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, masih dibutuhkan sumber pendanaan luar negeri sebagai salah satu alternatif pembiayaan. Kebutuhan pinjaman luar negeri tersebut adalah untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan nasional dan menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pinjaman / hibah luar negeri, telah dilakukan berbagai penyempurnaan manajemen pinjaman / hibah luar negeri melalui penyempurnaan peraturan yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri. Peraturan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah tersebut dan dalam rangka melakukan sinkronisasi perencanaan kegiatan dan perencanaan keuangan yang akan dibiayai dari sumber pinjaman / hibah luar negeri, telah ditetapkan tiga Peraturan Menteri, yaitu (1) Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/06/2006

Page 4: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

ii

tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Hibah Kepada Daerah, dan (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang Dananya Bersumber dari Pinjaman Luar Negeri. Peraturan-peraturan tersebut diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat dalam melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang akan dibiayai dari pinjaman / hibah luar negeri. Salah satu tahap yang penting dalam mempersiapkan kegiatan

pinjaman / hibah luar negeri adalah menyusun Daftar Rencana

Prioritas Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri (DRPPHLN).

Dalam penyusunan DRPPHLN perlu dilakukan peningkatan

kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut bertujuan

untuk meningkatkan persiapan suatu kegiatan, baik dari aspek

teknis, administrasi dan keuangan, serta kesiapan dari pihak

penanggung jawab dan pelaksana kegiatan. Kesiapan

penanggungjawab / pelaksana kegiatan tersebut khususnya

dalam pengelolaan kegiatan agar dapat berjalan secara efektif

dan efisien, yang pada akhirnya akan memberikan dampak

positif bagi masyarakat.

Page 5: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

iii

Buku ini merupakan buku ke 3 dari 4 buku petunjuk teknis

yang dipergunakan untuk melakukan proses perencanaan

persiapan pinjaman / hibah luar negeri. Dalam buku ini akan

dijelaskan mengenai proses peningkatan kesiapan rencana

pelaksanaan kegiatan untuk kegiatan yang telah mendapatkan

indikasi pendanaan luar negeri. Proses ini juga berkaitan

dengan tahap persiapan (preparation) dan penilaian (appraisal)

yang akan dilakukan oleh pemberi pinjaman / hibah luar

negeri.

Semoga buku ini dapat membantu pejabat perencana pada

Kementerian Negara / Lembaga, Pemerintah Daerah dan

BUMN dalam menyiapkan usulan kegiatan yang dibiayai

pinjaman / hibah luar negeri.

Jakarta, Oktober 2006

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional /

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Lukita Dinarsyah Tuwo

Page 6: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

iv

Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1 1.1. Permasalahan.........................................................................1 1.2. Penanganan Masalah............................................................4

BAB 2 PENINGKATAN KESIAPAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................................9 2.1. Sinkronisasi Kegiatan dengan Program Calon

Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri ...........12 2.2. Penyusunan Rencana Kegiatan Rinci...............................15

2.2.1 Peningkatan Kesiapan Kegiatan Bagi Pemerintah Daerah ..................................................18

2.2.2. Peningkatan Kesiapan Kegiatan Bagi BUMN......21 2.3. Penilaian Kesiapan Kegiatan.............................................24 2.4. DRPPHLN............................................................................29 2.5. Daftar Kegiatan ...................................................................31

BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................................................33 3.1. Gambaran Umum ...............................................................33 3.2. Siklus Kegiatan Menurut Peraturan Meneg PPN...........35 3.3. Keterkaitan Antar Siklus Kegiatan ...................................36

BAB 4 PENYUSUNAN DOKUMEN DAFTAR RENCANA PRIORITAS PINJAMAN / HIBAH LUAR NEGERI .............39 4.1. Umum...................................................................................39 4.2. Penyusunan DRPPHLN.....................................................40

Page 7: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

v

LAMPIRAN.................................................................................................47 Lampiran A. Siklus Kegiatan Pemberi Pinjaman/Hibah Luar

Negeri.............................................................................48

A.1. World Bank ...................................................................49 A.1.1. Siklus Kegiatan Bank Dunia .............................49 A.1.2. Latar Belakang...................................................49 A.1.3. Country Assistance Strategy.............................51 A.1.4. Tahap Identifikasi ..............................................53 A.1.5. Tahap Persiapan ................................................54 A.1.6. Tahap Penilaian.................................................55 A.1.7. Tahap Negosiasi dan Penyetujuan ....................55 A.1.8. Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan ................56 A.1.9. Tahap Laporan Penyelesaian Pelaksanaan ........56 A.1.10. Tahap Evaluasi ..................................................57

A.2. Asian Development Bank (ADB) ...............................58 A.2.1. Siklus Kegiatan ADB ........................................58 A.2.2. Latar Belakang...................................................58 A.2.3. Penyusunan Country Strategy and

Program (CSP)..................................................59 A.2.4. Identifikasi Proyek (Identification)..................60 A.2.5. Tahap Persiapan Proyek (Preparation)............61 A.2.6. Penilaian Proyek (Appraisal)...........................63 A.2.7. Negosiasi & Persetujuan Pinjaman (Loan

Negotiation & Board Approval) ...................63 A.2.8. Implementasi Proyek (Implementation) .........63 A.2.9. Evaluasi Pasca Pelaksanaan Proyek

(Evaluation) .....................................................64 A.2.10. Penyelesaian Proyek (Completion)..................64

Page 8: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

vi

A.3. Japan Bank for International Cooperation (JBIC) ....65 A.3.1. Siklus Kegiatan Menurut JBIC .........................65 A.3.2. Umum ...............................................................65 A.3.3. Identifikasi Kegiatan (Identification)...............66 A.3.4. Penyiapan (Preparation)..................................67 A.3.5. Penilaian dan Evaluasi (Appraisal and Ex-

Ante Evaluation) ...............................................69 A.3.6. Notifikasi, Pertukaran Catatan, dan Naskah

Perjanjian (Prior Notification, Exchange of Notes, and Loan Agreement).............................70

A.3.7. Pengadaan dan Penarikan Dana (Procurement and Disbursement) ................71

A.3.8. Pengawasan Pelaksanaan (Supervision of Implementation) ................................................72

A.3.9. Evaluasi Pasca Pelaksanaan (Ex-Post Evaluation) ......................................................73

A.3.10. Pengawasan Pasca Penyelesaian (Monitoring after Completion) .....................74

A.3.11. Umpan Balik untuk Penyiapan dan Penilaian Kegiatan (Feedback to Project Preparation and Appraisal)...........................75

Page 9: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

vii

Daftar Istilah

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

DIPK : Daftar Isian Pengusulan Kegiatan

DRPHLN-JM : Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar

Negeri Jangka Menengah

DRPPHLN : Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri

FKE : Fasilitas Kredit Ekspor

KAK : Kerangka Acuan Kerja

Meneg PPN : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional

NPHLN : Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri

NPPLN : Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri

Pemda : Pemerintah Daerah

PHLN : Pemberi Hibah Luar Negeri

PPLN : Pemberi Pinjaman Luar Negeri

RKPLN : Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar Negeri

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPK-PHLN : Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri

Page 10: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Page 11: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Permasalahan

Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai

pinjaman luar negeri adalah efektifitas penggunaan dana pinjaman

luar negeri dalam menunjang aktifitas perekonomian nasional. Hal

tersebut ditandai dengan daya serap dana yang rendah, dan

penggunanaan kandungan lokal dalam pelaksanaan kegiatan yang

belum optimal. Salah satu sumber dari permasalahan tersebut adalah

kelemahan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan. Persiapan

pelaksanaan kegiatan dimulai dari proses perencanaan, termasuk

penyusunan konsep dasar pelaksanaan kegiatan yang meliputi

pendalaman studi kelayakan, penyusunan rencana kegiatan rinci,

penentuan rencana lokasi kegiatan, penyusunan rencana detail biaya

pelaksanaan, penyusunan jadual pelaksanaan, penyusunan spesifikasi

barang dan jasa yang akan digunakan, mekanisme pengadaan barang

dan jasa, penyusunan rencana organisasi pelaksanaan, serta

penyusunan rencana kegiatan lainnya yang dibutuhkan dalam rangka

pencapaian sasaran kegiatan.

Tahap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan sering kali kurang

mendapat perhatian, antara lain kurangnya kemampuan sumber daya

manusia yang dimiliki oleh instansi pengusul kegiatan, dan kurang

ketersediaan dana untuk mendukung rencana persiapan pelaksanaan

kegiatan. Kedua hal ini merupakan unsur penyebab yang saling

terkait dan mengakibatkan persiapan pelaksanaan kegiatan menjadi

kurang optimal.

Page 12: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

2

Hal lain yang menyebabkan kurangnya perhatian dalam menyusun rencana persiapan pelaksanaan kegiatan, adalah waktu yang cukup lama untuk memproses rencana persiapan pelaksanaan kegiatan, dan belum adanya kepastian memperoleh sumber pendanaan yang diharapkan. Menyadari keterbatasan tersebut, pihak calon Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PPHLN) biasanya menyediakan dukungan untuk penyiapan pelaksanaan kegiatan. Dukungan dari calon PPHLN tersebut dapat berupa penyediaan dana, dan tenaga ahli yang ditugaskan untuk menyusun penyiapan rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dibiayai calon PPHLN tersebut. Kondisi tersebut sering disalahtafsirkan, seolah-olah calon PPHLN mempunyai peran yang lebih dominan dalam perencanaan pinjaman luar negeri, khususnya dalam menentukan arah, besar dan sasaran kegiatan. Hal tersebut dapat menyebabkan suatu kegiatan seolah-olah dikendalikan oleh PPHLN (donor driven). Penggunaan tenaga ahli (biasanya tenaga ahli asing) yang disediakan oleh calon Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dalam menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan kurangnya perhatian instansi penanggungjawab/pelaksana kegiatan, seringkali menyebabkan penentuan spesifikasi barang dan jasa yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan, cenderung menggunakan spesifikasi barang dan jasa dari negara asal tenaga ahli tersebut, atau asal negara calon PPHLN. Disamping permasalahan tersebut, rencana kegiatan yang disusun oleh tenaga ahli asing tersebut juga kurang

Page 13: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

3

mencerminkan rencana kerja dari instansi penanggungjawab /pelaksana kegiatan, dan rencana penggunaan fasilitas yang disusun menjadi kurang sesuai dengan kondisi Indonesia. Akibat dari persiapan pelaksanaan yang kurang optimal tersebut, akan timbul berbagai permalahan pada saat pelaksanaaan kegiatan dimulai, antara lain kurangnya rasa kepemilikan (ownership) dari instansi penanggungjawab terhadap kegiatan, pelaksanaan kegiatan kurang memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian (karena membutuhkan spesifikasi barang dan jasa yang tidak terkait langsung dengan perekonomian nasional), dan berbagai permasalahan lainnya. Permasalahan tersebut tercermin dari sering tertundanya jadual pelaksanaan kegiatan dan terjadi perubahan rencana pelaksanaan kegiatan yang cukup berarti pada saat implementasi kegiatan. Kurangnya perhatian dan keterlibatan instansi pelaksana dalam penyiapan rencana pelaksanaan merupakan salah satu sumber utama pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman / hibah luar negeri menjadi tidak efektif dan efisien. Hal tersebut juga telah disadari oleh lembaga-lembaga multilateral maupun bilateral pemberi pinjaman / hibah luar negeri, sehingga upaya untuk meningkatkan perhatian, peran dan keterlibatan dari instansi penanggung jawab/pelaksana kegiatan dicantumkan sebagai salah satu butir dalam Deklarasi Paris1.

1 sejalan dengan deklarasi Paris

Page 14: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

4

Untuk mengurangi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan, maka

keterlibatan aktif instansi penanggungjawab / pelaksana kegiatan

dalam penyiapan rencana pelaksanaan suatu kegiatan merupakan hal

yang sangat mutlak diperlukan. Menyadari hal tersebut, dalam

penyempurnaan perencanaan kegiatan yang akan dibiayai oleh

pinjaman / hibah luar negeri, proses penyiapan perencanaan akan

dilaksanakan oleh instansi penanggungjawab dan pelaksana kegiatan

yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas.

1.2. Penanganan Masalah

Permasalahan seperti diatas telah menjadi perhatian berbagai pihak, baik pemberi pinjaman luar negeri maupun negara penerima pinjaman luar negeri. Hal ini dipertegas dalam Deklarasi Paris yang ditandatangani oleh 91 negara serta 26 lembaga multilateral dan bilateral. Dalam Deklarasi Paris, baik lembaga pemberi maupun negara penerima pinjaman luar negeri sepakat perlunya meningkatkan pelaksanaan kegiatan secara efisiensi dan efektifitas, serta mengoptimalkan manfaat dari pinjaman luar negeri.

Usaha peningkatan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan dana luar

negeri tersebut juga telah dinyatakan dalam RPJM 2004-2009, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. Disamping itu, PP No. 2/2006

mengamanatkan agar pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri harus

dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Page 15: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

5

Untuk mencapai kesepakatan tersebut, dalam merencanakan dan

melaksanakan pinjaman / hibah luar negeri, perlu dilaksanakan

langkah-langkah sebagai berikut :

Kotak 1 Deklarasi Paris

Deklarasi Paris (2 Maret 2005) tentang efektifitas pemanfaatan bantuan luar negeri (aid) ditandatangani oleh 91 negara dan 26 lembaga multilateral dan bilateral. Deklarasi Paris tersebut menyatakan bahwa seluruh penandatangan deklarasi sepakat akan memberikan komitmen dalam mempercepat peningkatan efektifitas pemanfaatan bantuan luar negeri melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan negara-negara penerima bantuan (partner)

dalam menyusun strategi pembangunan nasional dan kerangka kerja operasional (dalam perencanaan, pembiayaan, dan penilaian kinerja).

b. Meningkatkan kesesuaian bantuan dengan prioritas, sistem dan prosedur serta membantu meningkatkan kapasitas negara-negara penerima bantuan (partner).

c. Meningkatkan akuntabilitas (accountability) kebijakan, strategi, dan kinerja pemanfaatan bantuan kepada masyarakat dan parlemen di negara donor dan penerima bantuan.

d. Menghilangkan duplikasi kegiatan dan melakukan rasionalisasi kegiatan donor agar dana dapat digunakan seefektif mungkin.

e. Melakukan reformasi dan menyederhanakan kebijakan dan prosedur dari donor untuk meningkatkan kerjasama dan penyesuaian prioritas, sistem dan prosedur negara-negara penerima bantuan (partner).

f. Menyusun standar dan ukuran-ukuran atas kinerja dan akuntabilitas sistem dari negara-negara penerima bantuan (partner) dalam manajemen keuangan publik, pengadaan barang dan jasa, perlindungan hukum dan lingkungan hidup, yang sejalan dengan praktek yang dapat diterima secara luas serta dapat dilaksanakan dengan mudah.

Page 16: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

6

a. Meningkatkan transparansi dalam proses perencanaan dan

pengelolaan kegiatan yang dibiayai oleh pinjaman dan/atau hibah

luar negeri.

b. Meningkatkan koordinasi antara lembaga-lembaga pemerintah

dalam merencanakan dan mengelola kegiatan yang dibiayai

pinjaman / hibah luar negeri, sehingga diperoleh sinergi dengan

kegiatan lain yang dibiayai menggunakan dana dari dalam negeri.

c. Meningkatkan integrasi dalam proses perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan pinjaman /

hibah luar negeri ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN).

d. Meningkatkan kemampuan dan peran dari Kementerian

Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN dalam

merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan yang dibiayai

dengan pinjaman / hibah luar negeri.

e. Meningkatkan keterlibatan publik / masyarakat sejak proses

perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

dibiayai dengan pinjaman / hibah luar negeri.

f. Meningkatkan koordinasi dengan para PPHLN dalam menyusun

dan merencanakan penggunaan dana.

Penjabaran langkah-langkah dalam perencanaan pinjaman / hibah

luar negeri tersebut dilaksanakan dengan melakukan persiapan

perencanaan kegiatan yang lebih sistematis dan transparan. Di dalam

Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 17: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

7

Nomor: PER.005/M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan

dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, persiapan perencanaan

pinjaman / hibah luar negeri dimulai dari tahap pengusulan kegiatan

oleh instansi pengusul, pencantuman usulan kegiatan dalam Daftar

Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Jangka Menengah

(DRPHLN-JM), pencantuman usulan kegiatan dalam Daftar Rencana

Prioritas Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (DRPPHLN), hingga

penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri (RPK-PHLN)). Proses perencanaan kegiatan yang

dibiayai pinjaman/hibah luar negeri tersebut dapat ditunjukkan

dalam gambar 1.

Dengan rangkaian proses persiapan tersebut, diharapkan suatu

kegiatan dapat dilakukan persiapan secara optimal dan terpadu, baik

dari instansi penanggungjawab / pengusul kegiatan, Kementerian

Negara PPN / Bappenas, Kementerian Keuangan, Pemberi Pinjaman

dan/atau Hibah Luar Negeri, dan seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) lainnya.

Dalam buku ini akan dijelaskan proses persiapan kegiatan dari tahap

DRPHLN-JM hingga tahap pencantuman kegiatan dalam DRPPHLN.

Proses pengusulan kegiatan hingga pencantuman usulan kegiatan

dalam DRPHLN-JM telah dijelaskan dalam Buku 2, sedangkan proses

penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan yaitu tahap setelah

ditandatanganinya dokumen perjanjian dengan Pemberi Pinjaman

dan/atau Hibah Luar Negeri akan disajikan dalam Buku 4.

Page 18: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Page 19: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

9

BAB 3 PENINGKATAN KESIAPAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Bila suatu kegiatan telah tercantum dalam DRPHLN-JM, dapat

dikatakan kegiatan tersebut layak untuk dibiayai dari pinjaman /

hibah luar negeri. Selanjutnya kegiatan tersebut akan dinilai dan

diproses kesiapannya agar dapat dicantumkan dalam DRPPHLN.

Proses untuk mencantumkan suatu kegiatan ke dalam DRPPHLN

tersebut adalah melakukan Peningkatan Kesiapan Rencana

Pelaksanaan Kegiatan. Tujuan peningkatan kesiapan rencana

pelaksanaan kegiatan adalah agar instansi penanggungjawab /

pelaksana kegiatan akan lebih siap dalam melaksanakan kegiatan

yang diusulkan. Kegiatan yang telah ditingkatkan kesiapan

pelaksanaannya tersebut lalu akan dinilai berdasarkan kriteria

kesiapan pelaksanaan (readiness criteria). Berdasarkan hasil penilaian

kesiapan pelaksanaan kegiatan tersebut, kegiatan yang dinilai telah

memenuhi kriteria kesiapan dalam suatu tingkat tertentu, dan telah

mendapatkan indikasi sumber pendanaan, akan dimasukkan kedalam

dokumen DRPPHLN.

Dalam proses perencanaan pinjaman / hibah luar negeri (Gambar 1)

terdapat beberapa tahap yang harus dilalui untuk menghasilkan

dokumen DRPPHLN. Setelah kegiatan-kegiatan yang diusulkan

untuk dibiayai dari pinjaman / hibah luar negeri tercantum dalam

Page 20: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

10

Gambar 1 Proses Perencanaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

Usu

lan

Keg

iata

n

RK

PLN

(Bor

row

ing

Stra

tegy

)

Lend

ing

Prog

ram

Kel

ayak

an

DR

PHLN

-JM

PEN

YUSU

NA

NR

KPL

N

Sink

roni

sasi

Keg

iata

n

Peny

usun

anre

ncan

a ke

giat

an ri

nci

Indi

kasi

Ke

mam

puan

Ke

uang

an

Pem

da/B

UM

N

Perm

inta

an

Info

rmas

i Ke

mam

puan

Keua

ngan

Pe

mda

/BU

MN

Peni

ngka

tan

Kes

iapa

n

Peni

laia

nK

esia

pan

DR

PPH

LN

Daf

tar K

egia

tan

Indi

kasi

Kom

itmen

Pend

anaa

nPe

neta

pan

Alo

kasi

NPP

HLN

RPK

PHLN

Man

ajem

en R

isik

o

Ren

cana

Pe

laks

anaa

nKe

giat

an

Keg

iata

nPe

mda

/BU

MN

Keg

iata

nK

/L

K/L

/Pem

da/B

UM

NM

enke

uM

ente

ri PP

NC

alon

PPH

LNK

/L/P

emda

/BU

MN

Men

keu

Men

teri

PPN

Cal

on P

PHLN

Page 21: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

11

dokumen DRPHLN-JM, Meneg PPN/Kepala Bappenas melaksanakan

rapat sinkronisasi kegiatan dengan calon PPHLN. Untuk usulan

kegiatan yang berasal dari Pemda dan BUMN, Meneg PPN/Kepala

Bappenas terlebih dahulu akan meminta indikasi kemampuan

keuangan Pemda/BUMN tersebut kepada Menteri Keuangan.

Penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan dilakukan Meneg

PPN/Kepala Bappenas berdasarkan kriteria kesiapan (readiness

criteria). Untuk kegiatan yang telah memenuhi kriteria kesiapan dan

telah mendapat indikasi sumber pendanaan akan dicantumkan dalam

dokumen DRPPHLN.

DRPPHLN merupakan dokumen yang akan diterbitkan setiap tahun,

paling lambat pada bulan November. Dengan ketentuan tersebut,

batas akhir pelaksanaan penyiapan kegiatan menjadi lebih pasti

sehingga pengusul kegiatan dapat mengukur kapan persiapan

kegiatan yang diusulkan harus selesai agar dapat dicantumkan dalam

DRPPHLN.

Untuk menjaga kepastian dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar

negeri, setiap kegiatan yang telah tercantum dalam DRPPHLN selama

2 (dua) tahun berturut-turut dan tidak mendapatkan indikasi

pendanaan dari Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri,

kegiatan tersebut tidak akan dicantumkan lagi dalam DRPPHLN

pada tahun berikutnya.

Page 22: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

12

Dalam beberapa hal, bila suatu usulan kegiatan masih dipandang

perlu untuk meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan

kegiatannya, maka kegiatan tersebut harus dilakukan peningkatan

kesiapannya.

Secara garis besar proses peningkatan kesiapan rencana pelaksanaan

kegiatan terdiri dari 3 tahap kegiatan, yaitu: Sinkronisasi Kegiatan

dengan Program calon PPHLN, Penyusunan Rencana Kegiatan Rinci,

dan Penilaian Kesiapan Kegiatan.

Pembahasan untuk tiap tahap penyusunan peningkatan kesiapan

rencana pelaksanaan kegiatan tersebut dijelaskan adalah sebagai

berikut:

3.1. Sinkronisasi Kegiatan dengan Program Calon Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

Meneg PPN/Kepala Bappenas bersama-sama dengan Menteri

Keuangan, Menteri Luar Negeri dan Instansi terkait melakukan

sinkronisasi kegiatan dengan calon Pemberi Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri. Sinkronisasi tersebut dilakukan dalam rangka

mendapatkan kesesuaian lingkup kegiatan untuk kegiatan-kegiatan

yang tercantum dalam DRPHLN-JM dengan program kerja calon

Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. Sinkronisasi tersebut

dilakukan secara berkala, baik melalui pertemuan atau

korespondensi.

Page 23: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

13

Calon Pemberi Pinjaman

dan/atau Hibah Luar

Negeri dapat berasal dari

negara asing (bilateral),

Lembaga Multilateral,

Lembaga Keuangan dan

Non Keuangan asing,

Lembaga Keuangan Non

Asing yang berada diluar

wilayah Republik

Indonesia.

Program calon Pemberi

Pinjaman / Hibah Luar

Negeri adalah program

prioritas yang telah

ditetapkan oleh PPHLN

yang akan diberikan

kepada suatu negara

peminjam atau penerima

hibah. Prioritas program

tersebut dijabarkan dari

kebijakan dan strategi

yang telah disusun oleh

calon PPHLN untuk suatu

negara penerima pinjaman / hibah.

Kotak 2 Profil Ringkas Prioritas Program Lembaga Pemberi Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri (Bilateral)

1. JEPANG − JICA (hibah) memberikan bantuan

melalui kegiatan development study, technical cooperation, dan grant aid.

− JBIC (pinjaman) antara lain membiayai infrastruktur transportasi, pengairan, irigasi, dan listrik.

2. AMERIKA SERIKAT

Empat fokus utamanya yaitu: − mendorong pertumbuhan ekonomi − lingkungan hidup − kestabilan pertumbuhan penduduk − perkembangan demokrasi

3. AUSTRALIA

Memfokuskan pada: − Good governance (pengelolaan sektor

keuangan, reformasi hukum, pemberdayaan masyarakat sipil, dan pengembangan sumber daya manusia)

− Pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan ibu dan anak, penanggulangan HIV/AIDS, air bersih, sanitasi, dan pendidikan dasar.

4. JERMAN

Kerjasama difokuskan pada bidang:. − kesehatan masyarakat − reformasi ekonomi − Transportasi − Cross cutting issue : Desentralisasi

Sumber : Berbagai dokumen

Page 24: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

14

Umumnya dalam menyu-sun kebijakan dan strategi PPHLN untuk negara penerima pinjaman / hibah, disusun dengan mempertimbangkan ber-bagai kondisi yang terdapat pada negara tersebut, dan program kerja yang telah disusun oleh pemerintah negara penerima pinjaman / hibah.

Sebagai contoh, World

Bank menyusun dokumen

Country Assistance Strategy

(CAS) sebagai dokumen

referensi untuk pelak-

sanaan program dari

World Bank dan kelom-

poknya (International

Development Association/

IDA, International Finance

Corporation/IFC dan

Multilateral Investment

Guarantee Agency/MIGA).

Kotak 3 Profil Ringkas Prioritas Program Lembaga Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah

Luar Negeri (Multilateral) 1. WORLD BANK

Fokus kerjasama: − pemulihan ekonomi yang berkelanjutan − pengembangan kapasitas kelembagaan

pemerintah − tata pemerintahan yang baik − penyediaan pelayanan publik.

2. ASIAN DEVELOPMENT BANK

Fokus kerjasama: − pengembangan kapasitas kelembagaan − pelaksanaan tata pemerintahan yang baik − pemulihan ekonomi berbasis penciptaan

lapangan kerja − pembangunan sosial dan sumber daya manusia − pengelolaan lingkungan hidup yang

berkelanjutan

3. ISLAMIC DEVELOPMENT BANK Fokus kerjasama: − Pendidikan − Kesehatan − Pengembangan kapasitas daerah − Pembangunan infrastruktur

4. UNI EROPA

Fokus kerjasama: − good governance: pelayanan publik, kesehatan,

pendidikan dan reformasi ekonomi − pengelolaan sumber daya alam yang

berkelanjutan − kerjasama ekonomi dan perdagangan melalui

capacity building, transfer teknologi dan lain-lain 5. UNDP

Fokus kerjasama: − Reformasi tata pemerintahan − Pengentasan kemiskinan − Pencegahan dan penanggulangan konflik − Pengelolaan lingkungan hidup

Sumber: Berbagai dokumen

Page 25: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

15

Hal serupa juga diterapkan oleh berbagai lembaga multilateral,

lainnya seperti Asian Development Bank/ADB, Japan Bank for

International Cooperation/JBIC, dan lain-lain.

Untuk menghindari terjadinya kegiatan yang diciptakan oleh calon

pemberi pinjaman/hibah, daftar kegiatan yang disampaikan dalam

sinkronisasi kegiatan dengan calon pemberi pinjaman/hibah adalah

kegiatan-kegiatan yang telah tercantum dalam DRPHLN-JM. Hasil

Sinkronisasi kegiatan tersebut akan menghasilkan daftar rencana

kegiatan yang diminati oleh calon pemberi pinjaman / hibah.

3.2. Penyusunan Rencana Kegiatan Rinci

Berdasarkan hasil sinkronisasi kegiatan dengan calon Pemberi

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, dihasilkan daftar rencana

kegiatan yang telah mendapat minat/indikasi sumber pendanaan

dari calon PPHLN. Selanjutnya Meneg PPN/Kepala Bappenas akan

melakukan koordinasi dengan instansi pengusul untuk meningkatkan

kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah mendapatkan

indikasi sumber pendanaan tersebut.

Peningkatan kesiapan kegiatan yang dimaksud adalah menyusun

rencana kegiatan rinci, yaitu menyusun berbagai detil rencana

kegiatan dan persyaratan dalam pelaksanaan kegiatan yang

setidaknya meliputi antara lain: jenis kegiatan yang akan

dilaksanakan, lokasi kegiatan, rencana alokasi anggaran, penentuan

Page 26: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

16

satuan kerja yang akan melaksanakan kegiatan, organisasi

pelaksanaan, dan jadual pelaksanaan, serta mekanisme pengada-an

barang dan jasa, dan bila diperlukan dapat dilakukan

penyempurnaan studi kelayakan.

Tahap peningkatan kesiap-an tersebut merupakan ta-hap penting

yang akan menentukan tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan,

karena pada tahap ini menentukan kepastian pelaksanaan dan

pembiayaan kegiatan.

Dengan persiapan pelaksanaan kegiatan yang optimal, diharapkan

pelaksanaan dari kegiatan yang dibiayai dengan pinjaman / hibah

luar negeri dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja instansi

penanggungjawab / pelaksana kegiatan, dan diharapkan dapat

meningkatkan rasa kepemilikan kegiatan tersebut oleh instansi

pengusul dan pelaksana kegiatan.

Pelaksanaan penyusunan kegiatan rinci dilakukan oleh instansi

penanggungjawab dan pelaksana kegiatan. Hasil dari pelaksanaan

penyusunan kegiatan rinci tersebut akan disampaikan kepada Meneg

PPN/Kepala Bappenas.

Dalam melaksanakan penyusunan rencana kegiatan rinci, calon

PPHLN dapat memberikan bantuan teknis kepada instansi

penanggungjawab kegiatan. Untuk menjaga agar rencana yang

disusun oleh tenaga ahli yang disediakan calon PPHLN sesuai

Page 27: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

17

dengan rencana kerja instansi penanggungjawab / pelaksana kegiatan

dan semaksimal mungkin meningkatkan penggunaan kandungan

lokal dalam kegiatan yang akan dilaksanakan, instansi

penanggungjawab / pelaksana kegiatan perlu memberikan perhatian

yang seksama pada setiap dokumen yang dihasilkan oleh tenaga ahli

tersebut.

Dokumen yang dihasilkan oleh tenaga bantuan teknis dalam

penyusunan rencana kegiatan rinci tersebut juga akan dipergunakan

sebagai bahan dalam proses penilaian (appraisal) oleh pemberi

pinjaman. Dokumen penilaian yang disusun oleh pemberi pinjaman

selanjutnya akan menjadi bahan yang akan dibicarakan dengan pihak

pemerintah Indonesia pada tahap negosiasi dan penyusunan

perjanjian. Bila terjadi kesepakatan dalam negosiasi dan

ditandatanganinya perjanjian antara PPHLN dengan pemerintah

Indonesia, dokumen penilaian (appraisal) tersebut bersama dengan

naskah perjanjian dan dokumen penting lainnya akan disampaikan

kepada Board of Director dari lembaga Pemberi Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri.

Uraian diatas menjelaskan pentingnya tahap penyusunan rencana

kegiatan rinci, karena dalam tahap ini salah satu kegiatan penting

adalah menentukan disain dan lingkup pelaksanaan suatu kegiatan.

Khusus untuk kegiatan yang diusulkan oleh Pemda dan BUMN, perlu

dilakukan penilaian kesesuaian kegiatan dengan ketentuan sebagai

berikut:

Page 28: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

18

2.2.1 Peningkatan Kesiapan Kegiatan Bagi Pemerintah Daerah A. Penerusan Pinjaman Dalam rangka meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan bagi Pemerintah Daerah yang akan menjadi penerusan pinjaman, sebelum dilakukan persiapan yang lebih rinci, perlu melakukan penilaian atas indikasi kemampuan keuangan Pemda calon pelaksana kegiatan. Untuk itu, Meneg PPN/Kepala Bappenas akan meminta informasi kepada Menteri Keuangan tentang indikasi kemampuan keuangan Pemda yang bersangkutan. Adapun informasi yang akan digunakan untuk menilai indikasi kemampuan keuangan Pemerinah Daerah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 53/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang Dananya bersumber dari Pinjaman Luar Negeri, yaitu :

a. Indikasi proyeksi perhitungan tentang kemampuan Pemerintah

Daerah dalam memenuhi kewajiban pembayaran kembali

pinjaman (Debt Service Coverage Ratio/DSCR);

b. Informasi jumlah pinjaman Pemda yang bersangkutan; dan

c. Kinerja pinjaman Daerah.

Meneg PPN/Kepala Bappenas akan melakukan penilaian kegiatan

yang akan dibiayai dengan penerusan pinjaman kepada Pemda, yang

meliputi:

a. Penerusan pinjaman digunakan untuk membiayai kegiatan

investasi prasarana dan/atau sarana yang menghasilkan

penerimaan pada APBD Pemerintah Daerah penerima penerusan

Page 29: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

19

pinjaman yang diperoleh dari pungutan atas penggunaan

prasarana dan/atau sarana tersebut;

b. Penerusan pinjaman untuk kegiatan yang diinisiasi oleh

Kementerian Negara/Lembaga, dilakukan dalam rangka

mencapai sasaran program yang merupakan prioritas

pembangunan nasional dan Pemerintah Daerah tidak mempunyai

kemampuan yang memadai untuk mencapai target sasaran

program tersebut;

c. Adanya persetujuan DPRD mengenai usulan rencana penerusan

pinjaman oleh Pemerintah Daerah;

d. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kegiatan;

e. Kemampuan Pemerintah Daerah menyediakan dana pendamping;

dan

f. Kelayakan rencana keuangan pinjaman yang diusulkan.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Meneg. PPN/Kepala Bappenas

melakukan koordinasi dengan Pemda pengusul untuk menyusun

rencana kegiatan rinci atas kegiatan peneruspinjaman kepada Pemda.

B. Penerushibahan

Dalam rangka meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan

kepada Pemda yang merupakan penerushibahan, Meneg

PPN/Kepala Bappenas akan melakukan konfirmasi dengan

Pemerintah Daerah yang terkait tentang kesiapan daerah

Page 30: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

20

melaksanakan kegiatan yang direncanakan Kementerian/Lembaga

dan kemampuan Pemerintah Daerah memenuhi persyaratan

pelaksanaan kegiatan.

Selanjutnya Meneg PPN/Kepala Bappenas akan meminta informasi

kepada Menteri Keuangan tentang indikasi kemampuan keuangan

Pemerintah Daerah yang diatur berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan No. 52/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Hibah

Kepada Daerah, yaitu:

a. peta kapasitas fiskal daerah, yang menggambarkan kemampuan

keuangan daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (tidak termasuk dana

alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan

penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk

pembiayaan tertentu) untuk membiayai tugas pemerintahan

setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah

penduduk miskin;

b. rincian alokasi hibah dari Pemerintah yang diterima daerah

dalam 5 (lima) tahun terakhir.

Penilaian atas kegiatan yang akan menjadi penerushibahan kepada

Pemerintah Daerah oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas, meliputi:

a. Penerushibahan digunakan untuk membiayai kegiatan

Pemerintah Daerah dalam rangka mencapai sasaran program

yang merupakan prioritas pembangunan nasional;

Page 31: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

21

b. Pemerintah Daerah penerima penerushibahan merupakan daerah

sasaran program yang merupakan prioritas pembangunan

nasional;

c. Pemerintah Daerah tidak mempunyai kemampuan keuangan

yang memadai untuk mencapai target sasaran program yang

merupakan prioritas pembangunan nasional, berdasarkan

penilaian atas indikasi kemampuan keuangan Pemerintah

Daerah;

d. Adanya persetujuan dari Kepala Daerah;

e. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kegiatan;

dan

f. Adanya pernyataan kesediaan Pemerintah Daerah untuk

menyediakan sebagian biaya pelaksanaan kegiatan, yang

ditentukan berdasarkan kemampuan keuangan Pemerintah

Daerah.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Meneg PPN/Kepala Bappenas

melakukan koordinasi untuk penyusunan rencana kegiatan rinci atas

kegiatan penerushibahan dengan Pemda.

2.2.2. Peningkatan Kesiapan Kegiatan Bagi BUMN

A. Penerusan Pinjaman Dalam rangka meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan

yang akan menjadi penerusan pinjaman kepada BUMN, Meneg

PPN/Kepala Bappenas meminta informasi kepada Menteri

Page 32: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

22

Keuangan tentang indikasi kemampuan keuangan BUMN dalam

mengembalikan kewajiban penerusan pinjaman. Hal ini diperlukan

karena pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri

sebagai penerusan pinjaman bagi BUMN mempunyai dampak

keuangan pada masa yang akan datang berupa pengembalian pokok

dan bunga pinjaman luar negeri.

Selanjutnya Meneg PPN/Kepala Bappenas akan melakukan penilaian

kegiatan yang akan dibiayai dengan penerusan pinjaman kepada

BUMN, meliputi:

a. Penerusan pinjaman digunakan untuk membiayai kegiatan dalam

rangka mencapai sasaran program yang merupakan prioritas

pembangunan nasional;

b. Penerusan pinjaman digunakan untuk membiayai kegiatan yang

akan memperluas dan meningkatkan pelayanan serta

meningkatkan penerimaan BUMN;

c. BUMN penerima penerusan pinjaman mempunyai kemampuan

untuk memenuhi kewajiban pembayaran kembali pinjaman; dan

d. Adanya persetujuan Menteri yang bertanggung jawab dibidang

pembinaan BUMN.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Meneg. PPN/Kepala Bappenas

melakukan koordinasi dengan BUMN pengusul untuk melaksanakan

penyusunan rencana kegiatan rinci atas kegiatan penerus pinjaman

kepada BUMN.

Page 33: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

23

B. Penerushibahan atau Penyertaan Modal Negara

Dalam rangka meningkatkan kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan

yang akan menjadi penerushibahan atau Penyertaan Modal Negara

kepada BUMN, Meneg PPN/Kepala Bappenas melakukan konfirmasi

dengan BUMN yang terkait tentang kesiapan menjadi pelaksana dan

kesediaan memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan. Hal ini

diperlukan karena penerushibahan kepada BUMN akan

mengakibatkan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan kepada BUMN

tersebut.

Penilaian oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas atas kegiatan yang akan

menjadi penerushibahan atau Penyertaan Modal Negara kepada

BUMN, meliputi:

a. Penerushibahan atau penyertaan modal negara digunakan untuk

membiayai kegiatan dalam rangka mencapai sasaran program

yang merupakan prioritas pembangunan nasional;

b. Penerushibahan atau penyertaan modal negara digunakan untuk

memperluas dan meningkatkan pelayanan dan sumber daya

BUMN;

c. BUMN penerima penerushibahan atau penyertaan modal negara

tidak mempunyai kemampuan yang memadai untuk

melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sasaran program yang

merupakan prioritas pembangunan nasional; dan

d. Adanya persetujuan dari Direksi BUMN dan Menteri yang

bertanggung jawab dibidang pembinaan BUMN.

Page 34: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

24

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Meneg. PPN/Kepala Bappenas

melakukan koordinasi penyusunan rencana kegiatan rinci atas

kegiatan penerushibahan atau penyertaan modal negara dengan

BUMN.

3.3. Penilaian Kesiapan Kegiatan Berdasarkan pendalaman persiapan yang telah dilakukan oleh

penanggungjawab / pelaksana kegiatan dalam peningkatan kesiapan

rencana pelaksanaan kegiatan, Meneg PPN/Kepala Bappenas

melakukan penilaian atas persiapan yang telah dilakukan. Penilaian

kesiapan pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup:

a. Telah disusun rencana kegiatan rinci;

Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan menyusun rencana

kegiatan rinci dari kegiatan yang diusulkan. Kegiatan rinci

tersebut merupakan informasi mengenai rancangan pelaksanaan

kegiatan. Informasi yang dimuat dalam kegiatan rinci

menjelaskan bentuk dan tahap pelaksanaan kegiatan beserta

jadual, dan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

kegiatan.

b. Telah disusun indikator kinerja pelaksanaan kegiatan untuk

keperluan monitoring dan evaluasi;

Agar dapat menyusun indikator kinerja untuk keperluan

monitoring dan evaluasi, perlu diketahui bahwa tujuan

monitoring adalah untuk menemukenali permasalahan, mencari

alternatif pemecahan dan menyarankan langkah-langkah

penyelesaian sebagai koreksi dini agar pelaksanaan kegiatan dapat

dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun evaluasi bertujuan

Page 35: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

25

untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif atas

pencapaian hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan.

Indikator kinerja adalah

ukuran keberhasilan suatu

kegiatan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, yang

secara khusus dinyatakan

sebagai pencapaian tujuan

yang dapat menggambarkan

skala atau tingkatan

pencapaian tujuan. Indikator

kinerja digunakan sebagai

alat mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan

yang dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi kegiatan.

c. Telah ada pernyataan kesediaan dari Pemerintah Daerah/BUMN

untuk menyiapkan dana pelaksanaan kegiatan yang menjadi

kewajiban Pemerintah Daerah/BUMN yang bersangkutan,

termasuk dana pendamping, sesuai dengan rencana jadual

pelaksanaan;

Umumnya pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman atau

hibah luar negeri tidak dapat membiayai seluruh komponen

kegiatan. Komponen kegiatan yang harus dilaksanakan tetapi

tidak dapat dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri harus

Kotak 4 Monitoring/Pemantauan

Suatu pengamatan dan/atau pencermatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkala untuk menyediakan informasi tentang status perkembangan suatu program / kegiatan, serta mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan merumuskan tindak lanjut yang dibutuhkan.

Page 36: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

26

disediakan oleh instansi

penanggungjawab /

pelaksana kegiatan. Untuk

kegiatan yang akan

dilaksanakan Pemda/BUMN,

Pemda/BUMN yang

bersangkutan harus bersedia

mengalokasi dana untuk membiayai komponen kegiatan yang

tidak dapat dibiayai dana pinjaman/hibah luar negeri tersebut.

Kesediaan untuk mengalokasikan dana tersebut dinyatakan

dengan surat kesediaan Pemda/BUMN untuk menyediakan dana

pelaksanaan kegiatan yang menjadi kewajibannya.

d. Telah dialokasikan dana pendamping untuk tahun pertama

pelaksanaan kegiatan yang disiapkan dalam Rencana Kerja

Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN;

Sering ditemukan suatu kegiatan yang dibiayai pinjaman / hibah

luar negeri belum dapat berjalan karena belum tersedia dana

pendamping pelaksanaan kegiatan. Untuk menghindari hal

tersebut terjadi kembali pada masa yang akan datang, alokasi dana

pendamping untuk tahun pertama harus sudah disediakan

sebelum proses persiapan pinjaman / hibah luar negeri

diselesaikan. Kesediaan untuk menyediakan alokasi dana

pendamping tersebut dinyatakan dalam Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga/Pemda/BUMN pelaksana kegiatan.

Kotak 5 Evaluasi

Suatu pengamatan dan/atau

pencermatan Rangkaian yang secara

sistematis mengumpulkan dan

menganalisis data dan informasi

untuk menilai pencapaian sasaran,

tujuan, dan kinerja kegiatan

Page 37: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

27

e. Telah ada rencana pengadaan tanah dan/atau pemukiman

kembali penduduk yang terkena akibat pelaksanaan kegiatan,

termasuk ketersediaan dana yang diperlukan untuk pengadaan

tanah dan/atau pemukiman kembali penduduk tersebut dalam

Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah

Daerah/BUMN;

Umumnya dana pinjaman luar negeri tidak dapat dipergunakan

untuk pengadaan tanah / pemukiman kembali, dengan demikian

bila suatu kegiatan terdapat komponen pengadaan tanah /

pemukiman kembali, dana untuk komponen kegiatan tersebut

merupakan bagian dana yang harus disediakan oleh pemerintah

(instansi penanggung jawab / pelaksana kegiatan).

Mengingat kegiatan pengadaan tanah merupakan salah satu

komponen yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan

kegiatan dan membutuhkan waktu yang lama serta koordinasi

yang luas dengan berbagai instansi, untuk mengantisipasi

permasalahan yang mungkin timbul kemudian, perlu adanya

perencanaan pelaksanaan yang matang dalam pengadaan tanah

tersebut, termasuk ketersediaan dana pelaksanaan komponen

kegiatan pengadaan tanah tersebut.

f. Telah disusun rancangan pembentukan Unit Manajemen Proyek

dan Unit Pelaksana Proyek;

Page 38: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

28

Unit Manajemen Proyek dan Unit Pelaksana Proyek adalah unit

yang sehari-hari akan bertugas dalam pelaksanaan kegiatan.

Secara garis besar, unit ini akan menangani hal-hal yang bersifat

administrasi dan keuangan serta aspek teknis pelaksanaan

kegiatan. Rancangan pembentukan Unit Manajemen Proyek dan

Unit Pelaksana Proyek harus dapat mencerminkan struktur

organisasi dari pelaksana kegiatan dan tugas pokok dan fungsi

dari unsur-unsur organisasi tersebut.

g. Telah disusun rencana pengelolaan kegiatan.

Rencana pengelolaan kegiatan harus dapat menggambarkan

tentang program kerja dan anggaran pelaksanaan kegiatan, tata

cara dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta penggunaan dan

pertanggungjawaban dana pelaksanaan kegiatan.

Pemenuhan kriteria kesiapan tersebut adalah merupakan suatu

proses yang terus menerus, mulai dari tahap pengusulan kegiatan

sampai dengan kegiatan tersebut siap untuk dicantumkan dalam

DRPPHLN. Suatu kegiatan dapat dicantumkan kedalam dokumen

DRPPHLN, apabila ada keyakinan bahwa seluruh kriteria tersebut

akan dapat dipenuhi oleh instansi penanggungjawab / pelaksana

kegiatan sebelum dilakukan negosiasi dengan calon pemeberi

oinjaman/hibah.

Page 39: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

29

3.4. DRPPHLN

Berdasarkan hasil penilaian kesiapan yang telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya, dan penilaian atas kinerja kegiatan yang dibiayai

dari pinjaman / hibah luar negeri yang sedang berjalan pada instansi

pengusul dan/atau pelaksana kegiatan, Meneg PPN/Kepala

Bappenas mencantumkan kegiatan yang telah memenuhi kriteria

kesiapan ke dalam DRPPHLN. Dengan demikian, kegiatan yang

tercantum dalam DRPPHLN adalah rencana kegiatan yang telah

memiliki indikasi sumber pendanaan dan telah memenuhi sebagian

besar kriteria kesiapan, dimana seluruh kriteria kesiapan tersebut

akan dapat dipenuhi oleh instansi pengusul kegiatan sebelum

dilaksanakannya negosiasi dengan calon pemberi pinjaman/hibah

luar negeri.

Data dan informasi tentang kegiatan yang telah disetujui untuk

dicantumkan dalam DRPPHLN akan disajikan sesuai dengan format

lembar DRPPHLN. Lembar DRPPHLN berisi informasi yang

memberikan gambaran rinci mengenai rencana kegiatan yang

diusulkan untuk dibiayai dari pinjaman / hibah luar negeri. Lembar

tersebut disusun dalam lembar sederhana yang diisi dalam bahasa

Inggris.

Kumpulan lembar DRPPHLN tersebut akan disusun menjadi sebuah

dokumen. Dokumen DRPPHLN berisi daftar rencana prioritas

kegiatan pembangunan yang layak dibiayai dari pinjaman / hibah

Page 40: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

30

luar negeri untuk masa satu tahun. DRPPHLN merupakan dokumen

yang akan disampaikan oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas kepada

Menteri Keuangan, instansi pengusul kegiatan yang usulan

kegiatannya tercantum dalam DRPPHLN, dan calon PPHLN. Tujuan

penyampaian dokumen DRPPHLN kepada para pemangku

kepentingan adalah agar para pemangku kepentingan, khususnya

penanggungjawab / pelaksana kegiatan dapat mengetahui status dari

kegiatan yang diusulkan, serta memastikan bahwa kegiatan tersebut

telah memenuhi tahap persiapan yang matang dan siap untuk

diteruskan ke tahap berikutnya.

Dalam pelaksanaan pinjaman / hibah luar negeri, terdapat kegiatan

hibah yang perlu segera dilakukan dan waktu pelaksanaannya tidak

lama. Umumnya hibah tersebut jumlah dananya tidak terlalu besar.

Kegiatan hibah seperti demikian dapat dikelompokkan dalam

kegiatan hibah bersifat khusus, yang memerlukan kesepahaman

antara pihak pemberi hibah luar negeri dengan instansi penerima

hibah, serta kesesuaian dengan rencana kerja instansi penerima hibah.

Apabila kegiatan hibah khusus masih memungkinkan untuk

dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran instansi pengusul,

Menteri pada Kementerian Negara, Pimpinan Lembaga dapat

mengajukan kegiatan yang dibiayai dari hibah luar negeri kepada

Meneg PPN.

Page 41: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

31

Selanjutnya Menteri PPN

akan melakukan penilaian

kesiapan pelaksanaan

kegiatan yang diusulkan

melalui koordinasi dengan

Menteri Keuangan.

Berdasarkan hasil penilaian

tersebut diatas, Meneg PPN

menetapkan tambahan

kegiatan pada DRPPHLN.

3.5. Daftar Kegiatan

Terhadap Kegiatan-kegiatan yang telah dicantumkan dalam

DRPPHLN, Meneg PPN/Kepala Bappenas secara kontinyu

melakukan penilaian tentang pemenuhan kesiapan pelaksanaan dan

melakukan koordinasi dengan calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri

(PPLN) / Pemberi Hibah Luar Negeri (PHLN) untuk mendapatkan

indikasi komitmen pendanaan. Indikasi tersebut diberikan oleh calon

PPLN/PHLN sebagai indikasi keseriusan minat dalam pendanaan

suatu kegiatan yang telah dicantumkan dalam DRPPHLN.

Berdasarkan indikasi komitmen pendanaan tersebut, Bappenas

menyusun Daftar Kegiatan yang berisi kegiatan-kegiatan yang telah

tercantum dalam DRPPHLN dan telah mendapatkan komitmen

pendanaan dari PPHLN. Daftar Kegiatan tersebut berisi informasi

mengenai jenis kegiatan, instansi pengusul, instansi pelaksana,

Kotak 6 Pengertian Hibah Khusus Pengertian Hibah Luar Negeri yang bersifat khusus adalah : a. bersifat mendesak untuk segera

dilakukan perjanjian hibahnya; b. waktu pelaksanaan kegiatan kurang

dari 6 (enam) bulan; dan c. kegiatan yang diusulkan masih

dimungkinkan untuk dicantumkan dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga pengusul dan/atau pelaksana.

Page 42: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

32

rencana alokasi pinjaman/hibah, jadual pelaksanaan, dan rencana

sumber pendanaan luar negeri.

Untuk kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah atau

BUMN, selain informasi diatas, Daftar Kegiatan juga mencakup

informasi mengenai jenis penerusan pinjaman dan/atau

penerushibahan luar negeri untuk Pemda/BUMN tersebut.

Untuk kegiatan yang akan didanai dari fasilitas kredit ekspor (FKE)

dan/atau pinjaman komersial, Meneg PPN/Kepala Bappenas

menyampaikan Daftar Kegiatan yang akan dibiayai dengan FKE

dan/atau pinjaman komersial kepada Menteri Keuangan untuk

mendapat penetapan alokasi FKE dan/atau alokasi pinjaman

komersial.

Meneg PPN/Kepala Bappenas menyampaikan Daftar Kegiatan

tersebut kepada Menteri Keuangan dan calon PPHLN. Daftar

Kegiatan yang disampaikan tersebut berisi informasi mengenai

kegiatan yang siap untuk dinegosiasikan.

Page 43: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

33

BAB 4 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Gambaran Umum

Secara umum, siklus suatu kegiatan dapat dibagi menjadi beberapa

tahap yaitu tahap Persiapan, Pelaksanaan, serta Evaluasi dan Tindak

Lanjut. Sesuai dengan Peraturan Meneg PPN Nomor: PER.

005/M.PPN/06/2006, tahap persiapan suatu kegiatan diawali dengan

melakukan perencanaan suatu kegiatan pada instansi pengusul

sampai kegiatan tersebut dircantumkan dalam DRPHLN-JM,

kemudian dilakukan peningkatan kesiapan rencana pelaksanaan

kegiatan oleh penanggung jawab kegiatan yang dikoordinasikan oleh

Meneg PPN/Kepala Bappenas, hingga kegiatan tersebut dicantumkan

dalam DRPPHLN, kegiatan yang telah tercantum dalam DRPPHLN

dan telah mendapat komitmen pendanaan dari calon PPHLN akan

disampaikan Meneg PPN/Kepala Beppenas kepada Menteri

Keuangan dalam bentuk Daftar Kegiatan.

Berdasarkan Daftar Kegiatan tersebut Menteri Keuangan akan

melakukan negosiasi, dan apabila tercapai kesepakatan dalam

negosiasi, kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam Naskah

Perjanjian yang ditanda tangani oleh Menteri Keuangan dan PPHLN.

Berdasarkan Naskah Perjanjian dan Dokumen yang melekat dengan

Naskah tersebut, kemudian dilanjutkan dengan menyusun Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (RPK-

PHLN) oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas. RPK-PHLN tersebut

Page 44: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

34

disusun berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang disiapkan

oleh Penanggung Jawab Kegiatan. Tahap Persiapan suatu kegiatan

dikatakan selesai pada saat RPK-PHLN telah selesai disusun.

Berdasarkan RPK-PHLN Penanggung Jawab kegiatan

mempersiapkan pencantuman rencana kegiatan dalam Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pelaksanaan kegiatan akan dapat

dimulai setelah DIPA diterima oleh Satuan Kerja (Satker) Pelaksana

kegiatan. Selanjutnya, terhadap pelaksanaan kegiatan akan dilakukan

monitoring dan evaluasi. Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah

untuk menjaga konsistensi rencana kegiatan yang telah disusun

dalam dokumen naskah perjanjian dengan pelaksanaan kegiatan.

Monitoring dan Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengukur

manfaat yang dihasilkan dari suatu kegiatan setelah kegiatan tersebut

berakhir, Selanjutnya informasi dan data yang dihasilkan tersebut

akan menjadi bahan yang sangat berguna untuk mempersiapkan

tindaklanjut dari kegiatan tersebut.

Dalam proses pinjaman/hibah luar negeri, lembaga/negara pemberi

pinjaman/hibah juga melakukan hal yang sama dalam

mempersiapkan suatu kegiatan/proyek. Siklus suatu

kegiatan/proyek umumnya dimulai dari identifikasi kegiatan/proyek

sampai dengan melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan oleh pihak

PPHLN dan diakhiri dengan laporan penilaian dampak pelaksanaan

kegiatan/proyek. Setiap pemberi pinjaman dapat memiliki sistem

maupun prosedur yang sedikit berbeda, walaupun secara prinsip

tahap yang akan dilalui hampir sama.

Page 45: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

35

Bab ini akan menjelaskan siklus kegiatan/proyek sesuai dengan

Peraturan Meneg PPN/Kepala Bappenas Nomor: PER.

005/M.PPN/06/2006. Pada bagian akhir dari Bab ini, akan dilakukan

persandingan antara siklus tersebut dengan siklus perencanaan

kegiatan yang biasa dilaksanakan oleh beberapa PPHLN. Hal ini

dimaksudkan untuk memberi gambaran dan meningkatkan

sinkronisasi kegiatan yang dilakukan oleh institusi pemerintah

dengan Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.

4.2. Siklus Kegiatan Menurut Peraturan Meneg PPN

Berdasarkan mandat PP Nomor 2 Tahun 2006, Peraturan Meneg PPN

Nomor: PER. 005/M.PPN/06/2006, secara garis besar siklus kegiatan

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. PERENCANAAN :

1) Pengusulan Kegiatan

2) Pencantuman kegiatan dalam DPHLM-JM

3) Pencantuman kegiatan dalam DRPPHLN

4) Pencantuman kegiatan dalam RPK-PHLN (dilakukan setelah

Naskah Perjanjian ditandatangani)

b. NEGOSIASI dan PERJANJIAN

c. PELAKSANAAN

1) Pelaksanaan Kegiatan

2) Monitoring (Pemantauan) dan Evaluasi

d. EVALUASI dan TINDAK LANJUT

1) Evaluasi Dampak Kegiatan

2) Tindak Lanjut

Page 46: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

36

4.3. Keterkaitan Antar Siklus Kegiatan

Setiap Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri memiliki

siklus kegiatan sendiri yang sesuai dengan jadual kerja PPHLN

tersebut, oleh sebab itu, perlu dijelaskan keterkaitan antar siklus

kegiatan menurut Peraturan Meneg PPN dengan siklus PPHLN

tersebut. Penjelasan rinci mengenai siklus kegiatan PPHLN seperti

World Bank, ADB, dan JBIC dapat dilihat pada Lampiran A.

Perbandingan antara siklus perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

menurut Peraturan Meneg PPN dengan siklus World Bank, ADB dan

JBIC ditunjukkan dalam Tabel 1. Dengan memperhatikan

persandingan siklus tersebut, terlihat keterkaitan antar aktifitas yang

dilaksanakan oleh berbagai instansi pemerintah dengan aktifitas yang

dilakukan oleh pihak PPHLN

Dengan terbitnya DRPHLN-JM, calon PPHLN dapat melakukan

identifikasi kegiatan yang sesuai dengan program kerja calon PPHLN.

Tahap awal dimulai melalui identifikasi kegiatan dalam DRPHLN-JM

yang potensial diminati oleh calon PPHLN. Hasil identifikasi tersebut

disepakati antara Pemerintah dengan calon PPHLN. Berdasarkan

hasil identifikasi tersebut, diperoleh daftar kesepakatan kegiatan yang

diminati oleh calon PPHLN. Terhadap daftar kesepakatan tersebut,

dilakukan peningkatan kesiapan pelaksanaan. Peningkatan Kesiapan

ini dapat juga diikuti oleh calon PPHLN melalui kegiatan Preparation

dan Appraisal. Hasil peningkatkan kesiapan kegiatan yang telah

Page 47: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

37

memenuhi sebagian besar kriteria kesiapan, dicantumkan dalam

DRPPHLN. Apabila indikasi komitmen pendanaan dari calon PPHLN

telah ada, Meneg PPN/Kepala Bappenas menyampaikan Daftar

Kegiatan yang telah dapat dinegosiasikan kepada Menteri Keuangan.

Berdasarkan Daftar Kegiatan tersebut, Menteri Keuangan membentuk

tim negosiasi yang akan melaksanakan negosiasi dengan calon

PPHLN. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Naskah Perjanjian

(Agreement)

Tabel 1 Keterkaitan Antar Siklus Kegiatan

Sumber: Berbagai dokumen dari lembaga/negara pemberi pinjaman/hibah

Per Meneg PPN No. 05/2006 World Bank ADB JBIC

RKPLN CAS CSP Economic Development Dialogue

Identification Identification Pengusulan Kegiatan Pencantuman Kegiatan dalam DPHLM-JM Identification

Preparation

Preparation Preparation

Pencantuman Kegiatan dalam DRPPHLN Penyampaian Daftar Kegiatan

Appraisal Appraisal and Ex-Ante Evaluation

Negosiasi dan Penandatanganan Perjanjian Pencantuman Kegiatan dalam RPK-PHLN

Negotiation and Approval

Appraisal /Approval

Prior Notification, Exchange of Notes and Loan Agreement

Pelaksanaan Kegiatan serta Monitoring Kegiatan

Procurement and Disbursement Implementation and

Supervision Implementation Supervision of Implementation

Ex-Post Evaluation

Evaluasi Kegiatan Termasuk kajian manfaat kegiatan dan Tindak Lanjut

Evaluation (incl. Implementation Completion Report)

Evaluation (Incl. Project Completion Report)

Monitoring after Completion

Page 48: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

38

Berdasarkan Naskah Perjanjian tersebut, instansi penanggungjawab

menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan menyampaikannya

kepada Meneg PPN untuk dirangkum dan dicantumkan dalam

dokumen RPK-PHLN. Berdasarkan RPK-PHLN akan disusun RKKL

untuk penyusunan dokumen anggaran (DIPA). DIPA akan digunakan

sebagai acuan pelaksanaan kegiatan oleh Satuan Kerja (Satker)

pelaksana kegiatan. Terhadap kegiatan yang telah mempunyai

Naskah Perjanjian, baik Meneg PPN/Kepala Bappenas maupun

PPHLN melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin. Pada setiap

akhir pelaksanaan kegiatan yang dibiayai pinjaman / hibah luar

negeri, baik instansi pelaksana maupun PPHLN akan melakukan

evaluasi setelah pelaksanaan berakhir (Ex-Post Evaluation) sebagai

bahan untuk menyusun tindak lanjut pelaksanaan berikutnya.

Page 49: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

39

BAB 5 PENYUSUNAN DOKUMEN DAFTAR RENCANA PRIORITAS PINJAMAN / HIBAH LUAR NEGERI

5.1. Umum

Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, peningkatan

kesiapan rencana pelaksanaan kegiatan merupakan bagian penting

dari proses perencanaan pinjaman / hibah luar negeri. Proses yang

penting dan mendesak dalam peningkatan kesiapan rencana

pelaksanaan kegiatan adalah proses Sinkronisasi kegiatan dengan

calon PPHLN, dan Penyusunan Rencana Kegiatan Rinci.

Proses sinkronisasi kegiatan dengan calon PPHLN dilakukan dengan

melibatkan Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, Instansi terkait

dan pihak calon PPHLN. Pelaksanaan proses tersebut

dikoordinasikan oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas.

Proses penyusunan kegiatan rinci dilaksanakan oleh instansi

penanggungjawab / pelaksana kegiatan. Proses tersebut

dikoordinasikan oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas. Agar

pelaksanaan penyusunan kegiatan rinci dapat dilakukan dengan

lengkap dan matang, komitmen dari para pemangku kepentingan

sangat diperlukan. Proses penyusunan kegiatan rinci dapat dilakukan

sendiri oleh instansi penanggung jawab/pengusul, tetapi dapat juga

dilakukan oleh pihak ketiga (menggunakan jasa konsultan).

Page 50: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

40

5.2. Penyusunan DRPPHLN

Data dan informasi yang dihasilkan dari proses peningkatan kesiapan

rencana pelaksanaan kegiatan juga akan digunakan oleh calon

Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dalam

mempersiapkan dokumen penilaian kegiatan (Appraisal). Informasi

tersebut dituangkan dalam sebuah lembar isian yang akan menjadi

bagian dari dokumen DRPPHLN (Greenbook). Pada Gambar 2

dibawah, ditampilkan lembar isian DRPPHLN dan pada bagian

berikutnya dijelaskan bagaimana mengisi lembar tersebut.

Penyusunan lembar DRPPHLN dilakukan setelah melaksanakan

penyusunan kegiatan rinci. Kegiatan rinci adalah kegiatan yang

dilakukan oleh penanggung jawab/pelaksana kegiatan dalam masa

persiapan suatu kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman / hibah

luar negeri. Pihak calon PPHLN dapat membantu proses ini dengan

menyediakan tenaga bantuan teknis (konsultan), Hasil dari persiapan

tersebut dapat juga digunakan oleh PPHLN pada saat melakukan

penilaian kegiatan (appraisal) dan menyusun Project Appraisal

Document (PAD).

Page 51: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

41

Reference No: 1. Project Title: 2. Project Type : (Project Assistance/Technical Assistance) 3. Executing Agency(ies) : a. 4. Implementing Agency(ies) : a. b. 5. Duration:

months 6. Locations :

7. Objectives : 8. Scope of Project : 9. Activities

Activities Implementation Locations Project Implementing Units

10. Breakdown Cost Estimates and Funding Source

Implementing Agency(ies) Foreign Funding (US$ ‘000)

Local Funding

(US $ ‘000)

Total of Funding (US $ ‘000) Remark

Total Exchange Rates 1 US $ = Rp. Note : 11. Disbursement Plan

Disbursement Plan (US $ 000) Year

1st 2nd 3rd 4th 5th Total

12. Funding Allocations:

Categories (US $ 000) Detail of Activities

Services Constructions Goods Trainings Others

Total

13. Project References :

Gambar 2 Lembar DRPPHLN

Page 52: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

42

Lembar DRPPHLN yang diisi dalam bahasa Inggris, sekurang-

kurangnya berisi:

1. Project Title

Judul Kegiatan menggambarkan maksud dan tujuan serta proses

suatu kegiatan, yang juga memberi gambaran mengenai ruang

lingkup dari kegiatan dan lokasi yang akan mendapat manfaat

dari suatu kegiatan.

Judul kegiatan dapat berbeda dengan Judul kegiatan yang

diusulkan oleh instansi pengusul kegiatan, baik karena penajaman

kegiatan maupun akibat penggabungan dari beberapa kegiatan

sejenis yang dianggap lebih efisien bila dilaksanakan secara

simultan.

2. Project Type

Terdapat dua pilihan bentuk kegiatan, yaitu Bantuan Proyek

(Project Assistance) dan Bantuan Teknik (Technical Assistance) yang

harus dipilih untuk menentukan project type yang diusulkan.

Apabila pada suatu kegiatan terdapat dua bentuk kegiatan, maka

pilihan ditentukan berdasarkan komponen kegiatan utamanya.

3. Executing Agency

Instansi Penanggung jawab (Executing Agency) adalah instansi

yang bertanggungjawab dalam pengusulan kegiatan. Secara

umum pengusul kegiatan adalah satu instansi yang tugas pokok

dan fungsinya sesuai dengan kegiatan yang akan diusulkan.

Page 53: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

43

Apabila dalam satu Kementerian Negara/Lembaga terdapat lebih

dari satu Direktorat Jenderal/Deputi yang menjadi penanggung

jawab kegiatan (Executing Agency), maka penanggung jawab

ditentukan unit organisasi yang melaksanakan komponen utama

kegiatan, atau penanggung jawab kegiatan dapat ditunjuk

Sekretariat Jenderal/Sekretaris Utama dari Kementerian/

Lembaga tersebut

Pada sisi lain, instansi penanggung jawab dapat lebih dari satu

instansi bila kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan tugas

pokok dan fungsi lebih dari satu Kementerian Negara/Lembaga,

atau kegiatan tersebut merupakan gabungan lebih dari satu usulan

kegiatan.

Penanggung jawab kegiatan adalah pihak yang bertanggungjawab

terhadap suatu kegiatan mulai dari tahap pengusulan kegiatan

sampai dengan pelaksanaan kajian manfaat kegiatan. Pada tahap

pelaksanaan kegiatan, instansi Penanggung jawab harus

bertanggungjawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan baik dari

aspek teknis, administrasi dan keuangan sehingga kegiatan

tersebut dapat terlaksana sesuai rencana yang telah disusun.

Untuk memperlancar dalam melaksanakan kewajibannya tersebut,

instansi Penanggung jawab dapat membentuk unit kerja (Project

Management Unit) yang akan bertanggungjawab sehari-hari dalam

aspek teknis maupun administrasi dan keuangan.

Page 54: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

44

Untuk meningkatkan kesiapan pelaksanaan kegiatan, instansi

Penanggung jawab perlu menyusun Prosedur Operasional

Standar. Pelaksanaan kegiatan yang akan menjadi panduan bagi

setiap unit organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

4. Implementing Agencies

Instansi Pelaksana Kegiatan (Implementing Agencies) adalah pihak

yang akan melaksanakan kegiatan. Suatu usulan kegiatan dapat

dilaksanakan oleh beberapa instansi pelaksana kegiatan. Sebutkan

instansi pelaksanaan kegiatan yang terlibat dalam pelaksanaan

kegiatan, dimana sebagian alokasi anggaran akan dilaksanakan

oleh instansi pelaksana, sesuai dengan ruang lingkup kewenangan

instansi yang bersangkutan.

5. Duration

Lamanya waktu (duration) pelaksanaan menjelaskan waktu/masa

pelaksanaan kegiatan yang dinyatakan dalam satuan bulan. Waktu

pelaksanaan dihitung dari mulai efektif berlakunya

pinjaman/hibah sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan.

6. Locations

Lokasi kegiatan menjelaskan lokasi pelaksanaan dan penerima

manfaat langsung dari kegiatan pada tingkat kabupaten/kota

tempat dilaksanakannya kegiatan. Sebutkan lokasi dimana

kegiatan tersebut dilaksanakan.

Page 55: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

45

Untuk kegiatan Kementerian Negara/Lembaga yang

pelaksanaannya berlokasi di Jakarta, lokasi ditulis dengan Jakarta

(pusat). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

dalam membaca informasi tentang lokasi pelaksanaan kegiatan

yang dilaksanakan oleh instansi pusat di Jakarta, mengingat

Pemerintah Daerah DKI Jaya tidak mendapat manfaat langsung

dari kegiatan tersebut.

7. Objectives

Jelaskan tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dikaitkan

dengan sasaran program pemerintah. Tujuan dapat dituliskan

mulai dari tujuan umum dan tujuan khusus pelaksanaan kegiatan.

8. Scope of Project

Jelaskan mengenai ruang lingkup dari pelaksanaan kegiatan

beserta manfaat yang akan diperoleh bagi pengusul dan pelaksana

kegiatan setelah kegiatan tersebut dilaksanakan dan di evaluasi

manfaatnya .

9. Activities

Kegiatan menjelaskan tentang komponen-komponen kegiatan dan

rinciannya serta sebaran kegiatan yang akan dilaksanakan selama

pelaksanaan kegiatan. Setiap komponen dan sub-komponennya

dijelaskan apa sasaran dari komponen tersebut, bagaimana

melaksanakannya, masukan (input) yang diperlukan, keluaran

(output) yang akan dihasilkan dan lama waktu pelaksanaan

komponen kegiatan ini.

Page 56: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

46

10. Breakdown Cost Estimates and Funding Sources

Detil perkiraan biaya menjelaskan rencana penggunaan dana

untuk pembiayaan komponen/sub komponen pada instansi

pelaksana kegiatan. Pada bagian ini diuraikan juga tentang sumber

dana pembiayaan kegiatan.

11. Disbursement Plan

Rencana penyerapan dana (disbursement plan) menjelaskan besar

dana yang akan dipergunakan/diserap dalam setiap tahun

pelaksanaan kegiatan.

12. Funding Allocations

Alokasi Dana (funding allocations) menjelaskan tentang alokasi

dana yang diuraikan berdasarkan komponen kegiatan dan

kategori kegiatan. Alokasi dana ini akan menjelaskan berapa

bagian dana yang diperlukan untuk membiayai suatu jenis

kegiatan yang diuraikan berdasarkan kategori kegiatan.

13. Project References

Referensi proyek (Project References) adalah berbagai dokumen

yang digunakan dalam proses penyusunan DRPPHLN, dimana

informasi yang terdapat dalam dokumen-dokmen tersebut

merupakan kesepakatan yang diambil untuk kepentingan proses

perencanaan kegiatan, atau dokumen yang berisi data dan

informasi penting lainnya.

Page 57: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

47

LAMPIRAN

Page 58: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

48

Lampiran A. Siklus Kegiatan Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri

Page 59: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

49

A.1. World Bank2

A.1.1. Siklus Kegiatan Bank Dunia

a. Penyusunan Country Assistance Strategy (CAS)

b. Identifikasi Proyek (Project Identification)

c. Persiapan (Preparation)

d. Penilaian (Appraisal)

e. Negosiasi dan Persetujuan Direksi (Negotiation and Board Approval)

f. Pelaksanaan dan Pengawasan (Implementation and Supervision)

g. Pelaksanaan dan Penyelesaian (Implementation and Completion)

h. Evaluasi (Evaluation)

A.1.2. Latar Belakang

Setiap tahun World Bank menyediakan pinjaman sekitar $15-20

milyar untuk lebih dari 100 negara yang bekerjasama dengannya

untuk kegiatan proyek pembangunan. Kegiatan proyek tersebut

beragam jenisnya dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah

ekonomi dan sosial, mulai dari infrastruktur hingga pendidikan,

kesehatan, manajemen keuangan pemerintah.

2 Sumber: Project Cycle, www.worldbank.org, 2006

Page 60: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

50

Gambar 3 Siklus Proyek World Bank

Page 61: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

51

Kegiatan-kegiatan World Bank ini diatur dan diawasi melalui tahapan

kegiatan yang didokumentasikan secara lengkap pada tiap tahapnya.

Dokumen-dokumen tersebut dihasilkan sebagai bagian dari tahap

kegiatan dan dapat menjadi sumber informasi untuk umum yang

tertarik untuk mengikuti perkembangan kegiatan yang dibiayai oleh

World Bank dan pihak-pihak yang ingin berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut.

Berikut ini dijelaskan mengenai siklus tahapan kegiatan yang

digunakan oleh World Bank dalam menjalankan misinya.

A.1.3. Country Assistance Strategy

World Bank menyadari bahwa banyak kegiatan bantuan yang kurang

berhasil dalam pelaksanaannya, termasuk kegiatan yang didanai oleh

World Bank sendiri. Kegagalan tersebut disebabkan karena

perencanaan kegiatan lebih banyak diarahkan oleh pemberi dana

daripada diarahkan oleh pemerintah negara yang dibantu. Dibawah

pengembangan kebijakan saat ini, World Bank membantu pemerintah

untuk mengambil peran utama dalam mempersiapkan dan

mengimplementasikan strategi pengembangan kegiatan, dalam

rangka meningkatkan rasa memiliki kegiatan tersebut oleh negara

penerima bantuan. Dengan demikian diharapkan peluang atas

keberhasilan program bantuan tersebut menjadi lebih besar.

Pada negara yang berpendapatan rendah, World Bank menggunakan

pendekatan Strategi Pengentasan Kemiskinan (Poverty Reduction

Page 62: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

52

Strategy) yang melibatkan konsultasi yang intensif dan

pengembangan konsensus dalam mempercepat pembangunan.

Dalam proses ini, sebuah strategi dalam pengentasan kemiskinan

nasional disiapkan untuk membuat sebuah kerangka kerja bagi pihak

pemberi dana agar bisa berkoordinasi dengan lebih baik dan

menyelaraskan programnya dengan prioritas nasional negara

tersebut. Pemerintah berkonsultasi dengan kelompok di negaranya

dan menyatukan hasilnya dengan sebuah analisis yang rinci

mengenai kemiskinan di masyarakat dan situasi ekonomi negara

tersebut.

Pemerintah menyiapkan program prioritas dan target untuk

mengurangi kemiskinan dalam periode tiga hingga lima tahun. Hal

ini diatur dalam sebuah Dokumen Strategi Pengentasan Kemiskinan

(Poverty Reduction Strategy Paper). World Bank dan negara donor

lainnya kemudian menyelaraskan kegiatan bantuan mereka dengan

strategi negara yang dibantu. Hal tersebut terbukti dapat

meningkatkan efektifitas pembangunan.

Cetak biru World Bank untuk kegiatannya dengan sebuah negara

berdasarkan Strategi Bantuan Negara (Country Assistance Strategy,

CAS), yang ditujukan untuk negara berpendapatan rendah, disusun

dari prioritas yang tercantum dari Dokumen Strategi Pengentasan

Kemiskinan negara tersebut. CAS dihasilkan dengan kerjasama antara

World Bank, Pemerintah dan pihak-pihak terkait. Penyiapan CAS

berdasarkan analisis dari kegiatan yang dilakukan oleh World Bank

Page 63: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

53

atau pihak lain. Analisis tersebut melibatkan faktor-faktor yang

berpengaruh dalam sektor ekonomi dan sosial, seperti kesehatan,

pendidikan, pertanian, dan keuangan publik, manajemen fiskal,

pengadaan barang dan jasa dan hal lainnya.

A.1.4. Tahap Identifikasi

CAS World Bank menentukan cetak biru kegiatan bantuan yang akan

dilaksanakan pada sebuah negara. Tujuan yang tercantum dalam CAS

tersebut adalah mengarahkan prioritas dari program pinjaman World

Bank dan merupakan sumber informasi yang berguna bagi pihak

terkait yang tertarik dan pihak lainnya yang ingin mengidentifikasi

kegiatan potensial yang akan didanai oleh World Bank.

Sepanjang tahap Identifikasi, pihak World Bank bekerjasama dengan

Pemerintah untuk mengidentifikasi kegiatan yang akan didanai

sebagai bagian dari tujuan pembangunan yang disepakati. Ketika

sebuah kegiatan telah diidentifikasikan, pihak World Bank akan

menyusun sebuah Catatan Konsep Kegiatan (Project Concept Note,

PCN) yang merupakan dokumen internal yang terdiri dari 4-5

halaman berisi informasi garis besar kegiatan, tujuan, resiko, skenario

pelaksanaan kegiatan, dan rencana jadual untuk proses persetujuan

kegiatan.

Dokumen Informasi Kegiatan (Project Information Document, PID)

disiapkan setelah kajian atas PCN selesai dan PID disebarluaskan

melalui website World Bank (InfoShop). Dokumen ini biasanya

Page 64: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

54

berjumlah 4-5 halaman dan berisi informasi seperti tujuan, deskripsi

singkat dan lain-lain. Selain informasi tersebut, terdapat juga nama

manajer yang ditugaskan World Bank untuk mengawasi kegiatan

tersebut (Task Manager/Team Leader) dan berfungsi juga sebagai

kontak untuk pihak yang berminat untuk ikut dalam pelelangan

kegiatan tersebut. Dokumen PID merupakan sumber penting untuk

penyiapan dokumen lelang dalam kegiatan tersebut.

Lembar Data Pengamanan Terpadu (Integrated Safeguards Data Sheet,

ISDS) juga disiapkan untuk pertama kalinya setelah kajian resmi

pertama kegiatan dan disediakan terbuka untuk publik. Dokumen ini

mengidentifikasi informasi kunci dibawah kebijakan World Bank

untuk masalah lingkungan hidup dan sosial serta menyediakan

informasi mengenai cara penanganan masalah tersebut dalam

pelaksanaan kegiatan.

A.1.5. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan bagian dari proses yang diarahkan oleh negara

yang bekerjasama dengan World Bank dan memakan waktu sekitar

beberapa bulan hingga 3 tahun, bergantung tingkat kerumitan

kegiatan yang diusulkan. World Bank berperan sebagai pendukung

dalam menawarkan analisis dan nasehat bila diminta. Sepanjang

tahap ini berlangsung, masalah-masalah teknis, institusional,

ekonomi, lingkungan dan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan

ini akan dipelajari dan diselesaikan termasuk metoda alternatif untuk

mencapai tujuan kegiatan. Kegiatan yang dibiayai World Bank harus

Page 65: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

55

melalui penilaian untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut ramah

lingkungan dan berkelanjutan. Ruang lingkup kajian lingkungan

bergantung kepada ruang lingkup, skala, dan dampak dari kegiatan

tersebut.

A.1.6. Tahap Penilaian

World Bank bertanggung jawab atas pelaksanaan tahap ini. Staff dari

World Bank mengkaji hasil tahap-tahap sebelumnya. Biasanya tahap

ini diselesaikan dalam 3-4 minggu di negara yang bersangkutan. Tim

penilai menyiapkan Dokumen Penilaian Kegiatan (Project Appraisal

Document, PAD) untuk jenis kegiatan investasi atau Dokumen

Program (Program Document, PGD) untuk operasi penyesuaian dan

tim manajemen keuangan menilai aspek finansial dari kegiatan

tersebut. Dokumen PID juga diperbaharui pada tahap ini dengan

menggunakan data terbaru. Dokumen-dokumen yang telah

dihasilkan disajikan kepada publik setelah kegiatan disetujui.

A.1.7. Tahap Negosiasi dan Penyetujuan

Setelah staf World Bank menilai usulan kegiatan, World Bank dan

negara yang bersangkutan berunding mengenai bentuk dan jumlah

dana bantuan. Bila kedua belah pihak menyetujui syarat dan

ketentuan dari pinjaman yang dihasilkan. Selanjutnya dokumen PAD

atau PGD beserta memorandum dari Presiden dan dokumen penting

lainnya diserahkan kepada Dewan Direksi Eksekutif World Bank

untuk disetujui. Dokumen-dokumen yang diperlukan juga

diserahkan untuk pembahasan akhir oleh Pemerintah Negara

Page 66: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

56

Peminjam. Setelah disetujui oleh kedua belah pihak, persetujuan

pinjaman ditandatangani oleh para wakilnya. Setelah

penandatanganan persetujuan tersebut dilakukan, pinjaman

dinyatakan berlaku efektif atau siap untuk dicairkan setelah syarat-

syarat dipenuhi dan persetujuan dibuat terbuka untuk publik.

A.1.8. Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan

Pelaksanaan kegiatan merupakan tanggung jawab dari negara

peminjam sedangkan pengawasan selama pelaksanaan merupakan

tanggung jawab World Bank. Saat pinjaman disetujui, Pemerintah

Negara Peminjam dibantu oleh World Bank menyiapkan spesifikasi

dan mengevaluasi penawaran barang dan jasa untuk kegiatan

tersebut. World Bank mengkaji hal ini untuk memastikan bahwa

petunjuk pengadaan (procurement guidelines) telah dipenuhi. Apabila

ketentuan pengadaan telah dipenuhi, baru dana pinjaman dicairkan.

Tim manajemen keuangan World Bank mengawasi manajemen

keuangan kegiatan termasuk meminta laporan audit keuangan

kegiatan secara berkala.

A.1.9. Tahap Laporan Penyelesaian Pelaksanaan

Pada bagian akhir pencairan pinjaman (umumnya 1-10 tahun),

laporan penyelesaian yang berisi identifikasi keberhasilan, masalah

dan pelajaran (lesson learned) yang dapat ditarik dari kegiatan yang

telah dilakukan, diserahkan kepada Dewan Direksi Eksekutif World

Bank untuk kebutuhan informasi.

Page 67: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

57

A.1.10. Tahap Evaluasi

Setelah penyelesaian suatu kegiatan, Departemen Evaluasi Operasi

World Bank mengadakan audit untuk mengukur hasil kegiatan

terhadap tujuan awal kegiatan. Audit ini merupakan kajian dari

laporan penyelesaian kegiatan dan persiapan laporan terpisah. Kedua

laporan ini diserahkan kepada Direktur Eksekutif dan Peminjam.

Dokumen-dokumen ini tidak dibuka untuk publik.

Page 68: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

58

A.2. Asian Development Bank (ADB)3

A.2.1. Siklus Kegiatan ADB

a. Penyusunan Country Strategy and Program (CSP)

b. Identifikasi Proyek (Project Identification)

c. Persiapan (Preparation)

d. Penilaian (Appraisal)

e. Negosiasi dan Persetujuan Direksi (Loan Negotiation and Board

Approval)

f. Pelaksanaan (Implementation)

g. Evaluasi (Evaluation)

A.2.2. Latar Belakang

ADB merupakan lembaga pendanaan pembangunan multilateral.

Didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan untuk meningkatkan

pembangunan dibidang sosial dan ekonomi negara-negara

berkembang (developing member countries/DMCS) yang menjadi

anggotanya di wilayah Asia dan Pasifik. Pinjaman ADB kepada

Indonesia dimulai pada tahun 1969. Pada tahun-tahun menjelang

krisis, pinjaman tahunan ADB mencapai jumlah USD 1-1,2 milyar.

Selama krisis komitmen peminjaman meningkat cukup besar. Sejak

tanggal 31 Desember 2000 ADB sudah menyetujui 254 pinjaman

(tidak termasuk pinjaman sektor swasta tanpa jaminan pemerintah)

berjumlah USD 17,9 milyar.

3 Sumber: Project Cycle, www.adb.org/Projects/cycle.asp, 2006

Page 69: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

59

1

2

34

5

6

Identification

Preparation

Appraisal

Loan Negotiatioan & Board Approval

Evaluation

Implementation

Gambar 4 Siklus Proyek ADB

Berikut ini dijelaskan mengenai alur tahapan kegiatan yang

digunakan oleh ADB dalam menjalankan misinya.

A.2.3. Penyusunan Country Strategy and Program (CSP)

Country Strategy and Program untuk Indonesia disusun oleh ADB

berdasarkan masalah yang terjadi dan kegiatan bantuan yang akan

diberikan kepada Indonesia selama periode CSP tersebut. CSP

menjadi arahan bagi ADB dalam melaksanakan kegiatannya yang

disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Indonesia. CSP memiliki dua agenda utama yaitu mendukung

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Program pengaturan dan anti korupsi

menjadi perhatian ADB dalam kegiatan operasinya di lima bidang,

Page 70: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

60

yaitu infrastruktur dan pelayanannya, sektor keuangan,

desentralisasi, percepatan MDG, dan manajemen sumber daya alam.

Selain sasaran kegiatan yang akan dilakukan, CSP juga memuat

hambatan dan tantangan yang terjadi pada daerah kerjanya.

Hambatan dan tantangan tersebut menjadi masukan dalam

menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan.. Selain itu pula, hal-hal

yang menjadi bahan pelajaran (lesson-learned) dari pelaksanaan

berbagai kegiatan sebelumnya juga disampaikan pada CSP.

Strategi dan program bantuan terhadap Indonesia dijelaskan lebih

rinci dan dilengkapi dengan bidang strategis dan hal-hal yang

menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan bantuan. Arahan bantuan

ADB juga dijabarkan untuk setiap bidang strategis yang menjadi

prioritas. Selain itu, indikasi kebutuhan dan permintaan sumber daya

lokal (indicative internal resource requirements) dijelaskan dalam

program bantuan ADB. Manajemen resiko dan kinerja pengawasan

dan evaluasi dijelaskan pada bagian akhir CSP yang menjelaskan

rencana pelaksanaan dan pengawasan.

A.2.4. Identifikasi Proyek (Identification)

Suatu proyek biasanya diidentifikasi selama periode konsultasi antara

pihak Bank (ADB) dengan pihak negara peminjam. Sebelumnya

dilakukan terlebih dahulu kajian tentang situasi ekonomi negara

tersebut, rencana kedepan dan prioritas yang ditetapkan dalam

Country Programming Mission ADB.

Page 71: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

61

Tahap Identifikasi Proyek ini terbagi dalam dua tahap:

• Economic and Sector Work

Tahap I ini merupakan pengkajian makroekonomi, kebijakan

ekonomi, sektor lingkungan, dan masalah sosial ekonomi negara

anggota.

• Country Operational Program

Informasi yang diperoleh dari tahap I kembali dikaji dan dikaitkan

dengan prioritas strategi Bank yang digunakan untuk menyusun

tahap II ini. Tahap I dan II kemudian dipakai sebagai dasar

identifikasi area khusus untuk kerjasama yang meliputi

pengembangan kebijakan, penguatan institusi, dan kemungkinan

investasi.

A.2.5. Tahap Persiapan Proyek (Preparation)

Pada tahap ini dilakukan Misi Fact-Finding untuk mendapatkan

informasi yang lebih detil mengenai seluruh aspek dari proyek yang

diusulkan, sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan

kelanjutan proyek ke tahap berikutnya. Tahap persiapan ini meliputi

studi kelayakan teknis, ekonomi, dan kemampuan keuangan sebuah

proyek. Persiapan ini dapat dilakukan oleh Pemerintah, atau lembaga

lain. Bank sering menyediakan bantuan teknis (technical assistance)

untuk studi kelayakan yang dilakukan oleh konsultan. Hasil kerja

konsultan berupa draft final report diperiksa oleh wakil Pemerintah,

dan Bank, hal ini disebut sebagai project fact-finding.

Page 72: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

62

Kotak 7 Kategori Technical Assistance ADB Technical Assistance (TA) Bank terdiri dari empat macam kategori yaitu: a. Project Preparatory Technical Assistance (PPTA)

Bantuan teknis ini biasanya digunakan untuk menyusun proyek-proyek yang dapat dibiayai oleh ADB atau sumber lainnya. Pada beberapa kasus seperti penyiapan survey pendahuluan sektor, masterplan, atau review untuk mengidentifikasi permasalahan sektoral yang akan dihadapi oleh proyek dapat juga menggunakan fasilitas PPTA. PPTA dapat dimanfaatkan untuk: • Feasibility study yang mencakup disain pendahuluan (preliminary design),

rekayasa pendahuluan (preliminary engineering), perkiraan biaya (cost estimates), serta analisa teknis, lingkungan, ekonomi, dan sosio-ekonomi, studi dampak sosial, studi untuk inisial benchmark indicator, dan

• Rekayasa Detil (Detail engineering) mencakup detil desain, spesifikasi, detil perkiraan harga, dokumen tender dan prakualifikasi penawaran.

b. Project Implementation Technical Assistance (PITA)

Untuk membantu implementasi, operasi dan manajemen suatu proyek yang dibiayai oleh ADB. PITA menyediakan bantuan untuk: • Penyiapan tender dokumen, prakualifikasi penawaran, evaluasi penawaran,

pengawasan konstruksi dan operasi awal sebuah proyek. • Training proyek untuk personil lokal.

c. Advisory Technical Assistance (ADTA)

Untuk membiayai institution building, plan-formulation, dan studi kajian mengenai sektor, kebijakan atau permasalahan lain. ADTA umumnya diterapkan pada konteks sektor atau ekonomi yang luas. ADTA berfungsi untuk membantu negara-negara anggotanya dalam hal: • Perkuatan lembaga • Mempersiapkan rencana program pembangunan sektoral dan nasional. • Melakukan kajian kebijaksanaan, kajian sektoral dan kajian permasalahan-

permasalahan terkini. • ADTA memegang peran penting dalam upaya-upaya ADB untuk

meningkatkan kemampuan manajemen, teknis dan finansial negara-negara berkembang yang menjadi anggota.

d. Regional Technical Assistance (RETA)

RETA merupakan kegiatan bantuan teknis yang mencakup lebih dari satu negara yang mempunyai kepentingan atau permasalahan atas hal yang sama. Bantuan teknis RETA diklasifikasikan dalam lima kategori: • Studi/kajian • Training • Konferensi

• Simposium /workshop • Riset • Kegiatan lainnya.

Page 73: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

63

A.2.6. Penilaian Proyek (Appraisal)

Seluruh aspek dari proyek yang diusulkan serta sektor dan sub sektor yang terkait turut dikaji dan dianalisa. Pada tahap ini, selain mengkaji persyaratan (terms and conditions), Bank (ADB) dan Pemerintah juga mengkaji aspek teknik, keuangan, ekonomi, lingkungan, pemasaran, dan manajemen, serta potensi dampak sosial. A.2.7. Negosiasi & Persetujuan Pinjaman (Loan Negotiation &

Board Approval)

Setelah pihak ADB mengetahui bahwa proyek tersebut sesuai dengan persyaratan untuk dibiayai, maka akan dilakukan negosiasi pinjaman secara formal. Setelah tercapai kesepakaan dalam negosiasi, proposal pinjaman akan diajukan ke Dewan Direktur ADB untuk mendapatkan persetujuan. Saat persetujuan tercapai, dilakukan penandatangan Nakah Perjanjian oleh Presiden ADB dan wakil resmi dari pihak peminjam (pemerintah). A.2.8. Implementasi Proyek (Implementation)

Proyek dilaksanakan oleh executing agency sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah disetujui. Proses perekrutan konsultan, disain teknik, penyiapan dokumen lelang dan proses pengadaan/konstruksi dilaksanakan pada tahap ini. Pencairan dana dilakukan untuk pembiayaan kegiatan yang telah disetujui sesuai dengan Naskah Perjanjian (loan agreement). Umumnya pinjaman akan berlaku efektif sesudah 90 hari setelah penandatanganan Naskah Perjanjian dilakukan. Namun untuk persiapan proyek (pemilihan konsultan, penyiapan detail desain,

Page 74: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

64

penyusunan dokumen tender, pelelangan, persetujuan kontrak dan pengadaan peralatan) biasanya memakan waktu yang lebih lama. Dalam kasus khusus ADB mungkin menyetujui permintaan pihak peminjam untuk melakukan kegiatan pengadaan lebih awal selama tahap appraisal untuk mempercepat pelaksanaan proyek. Jika pembiayaan retro-aktif belum disetujui, ADB tidak akan membiayai pengeluaran untuk pengadaan hingga tanggal efektif pinjaman meskipun sebelumnya telah disetujui untuk melakukan percepatan pengadaan lebih awal. A.2.9. Evaluasi Pasca Pelaksanaan Proyek (Evaluation)

Misi pasca-evaluasi dilaksanakan pada interval tertentu setelah penyiapan Project Completion Report (PCR). Misi akan memeriksa persiapan, desain, appraisal dan aspek-aspek implementasi dari proyek seperti cost dan benefit dan manfaat yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Misi tersebut juga akan mempelajari permasalahan-permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Hasil temuan dari misi akan disusun bersama-sama dengan PCR untuk membentuk Project Performance Audit Report (PPAR). A.2.10. Penyelesaian Proyek (Completion)

Setelah proyek selesai dilaksanakan, Bank menyiapkan Project Completion Report. Bank melakukan evaluasi formulasi dan pelaksanaan proyek. Kemudian Bank juga menyiapkan Project Performance Audit Report yang berisikan penilaian (assessment) terhadap project formulation and implementation termasuk faktor manfaat ekonomi, finansial, dan sosial serta dampak lingkungan.

Page 75: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

65

A.3. Japan Bank for International Cooperation (JBIC)4

A.3.1. Siklus Kegiatan Menurut JBIC

a. Identifikasi (Identification)

b. Persiapan (Preparation)

c. Penilaian dan Evaluasi (Appraisal and Ex-Ante Evaluation)

d. Notifikasi, Pertukaran Naskah dan Perjanjian (Notifocation,

Exchange of Notes and Loan Agreement)

e. Pengadaan dan Penarikan Dana ( Procurement and Disbursement)

f. Pengawasan Pelaksanaan (Supervision of Implementation)

g. Evaluasi Pasca Pelaksanaan (Ex-Post Evaluation)

h. Pengawasan Pasca Penyelesaian (Monitoring after Completion)

i. Umpan Balik untuk Penyiapan dan Penilaian Kegiatan (Feedback to

Project Preparation and Appraisal)

A.3.2. Umum

Prosedur pinjaman luar negeri dari negara Jepang umumnya melalui

sebuah prosedur yang telah baku. Prosedur tersebut terdiri dari

identifikasi kegiatan (project identification), penyiapan (preparation),

penilaian (appraisal), evaluasi (ex-ante evaluation), notifikasi (prior

notification), pertukaran catatan (exchange of notes), negosiasi (loan

negotiation), naskah perjanjian (loan agreement), pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan (project implementation and supervision) serta

pengawasan dan evaluasi pasca pelaksanaan (ex-post evaluation and

monitoring after project completion). Pelajaran (lesson learned) yang dapat 4 Sumber: Project Cycle, www.jbic.go.jp, 2006

Page 76: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

66

diambil dari hasil evaluasi pasca kegiatan tersebut dijadikan bahan

masukan dalam penyiapan, penilaian, dan pelaksanaan kegiatan

berikutnya dimasa datang. Keseluruhan rangkaian prosedur ini

membentuk suatu lingkaran yang disebut dengan siklus kegiatan

(project cycle). Penjelasan tiap langkah yang terdapat dalam prosedur

baku tersebut akan dijelaskan pada bagian berikut.

A.3.3. Identifikasi Kegiatan (Identification)

Identifikasi ini merupakan tahap awal dari rangkaian prosedur siklus

kegiatan. Awalnya, kebutuhan atas kegiatan yang direncanakan

tersebut diidentifikasi. Kemudian konsep awal kegiatan tersebut

dianalisa dan kegiatan yang lolos kemudian memasuki tahap kajian

formulasi kegiatan.

Beberapa usulan kegiatan berasal dari analisis dan studi rencana

pembangunan untuk sektor dan daerah tertentu atau berasal dari

rencana umum (master plan) yang berisi beberapa kegiatan yang

potensial didanai oleh JBIC. Walaupun demikian, usulan kegiatan

tersebut harus sesuai dengan tujuan pembangunan, strategi, dan

kebutuhan negara peminjam.

JBIC sering melaksanakan studi pengembangan makro ekonomi dari

negara berkembang, menganalisa agenda sektor pembangunan, dan

signifikansinya terhadap pembangunan nasional dan rencana

strategis JBIC sendiri. JBIC dapat mengirimkan misi pencari fakta

(fact-finding mission) untuk melaksanakan kajian awal dan studi

terhadap usulan kegiatan untuk penyiapan kelayakan pendanaannya.

Page 77: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

67

A.3.4. Penyiapan (Preparation)

Pada tahap ini dilaksanakan kajian lebih lanjut atas usulan kegiatan

yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Maksud dari kajian

tersebut adalah untuk menyiapkan usulan kegiatan yang akan dinilai

oleh JBIC. Kajian tersebut berupa kajian kelayakan yang dilaksanakan

oleh negara peminjam atau badan bantuan bilateral/multilateral,

badan swasta/institusi pemerintah. Badan bantuan (aid agencies)

kadang-kadang menyediakan bantuan kerjasama untuk pelaksanaan

studi kelayakan tersebut. Studi kelayakan melibatkan kajian yang

lebih dalam terhadap aspek ekonomi, sosial, keuangan, dan teknis

serta dampak terhadap lingkungan (termasuk alternatif

penanganannya).

Japan International Cooperation Agency (JICA) dapat melaksanakan

studi kelayakan dan menyiapkan master plan yang menjadi dasar

pembentukan suatu kegiatan. Hal ini sebagai bagian dari kegiatan

bantuan hibah JICA yang terfokus pada kerjasama teknis (technical

cooperation). Kemudian, JBIC melaksanakan studi yang dikenal

dengan Special Assistance for Project Formation (SAPROF), sebagai

bagian dari Special Assistance Facility (SAF) untuk membantu negara

peminjam dalam formulasi kegiatan.

Hasil studi kelayakan dan rencana pelaksanaan kegiatan disampaikan

melalui Kedutaan besar Jepang untuk Pemerintah Jepang dalam

rangka pengajuan pinjaman (ODA loan). Bersamaan dengan itu, hasil

penilaian terhadap lingkungan (environmental screening) disampaikan

ke JBIC.

Page 78: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

68

Catatan: SAPROF: Special Assistance for Project Formation SAPI: Special Assistance for Project Implementation SAPS: Special Assistance for Project Sustainability

Gambar 5 Project Cycle dan Prosedur ODA Loan

Page 79: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

69

A.3.5. Penilaian dan Evaluasi (Appraisal and Ex-Ante Evaluation)

JBIC melakukan penilaian atas usulan kegiatan untuk ODA loan yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Penilaian tersebut terdiri dari

beberapa tahap, yaitu:

• JBIC mengkaji studi kelayakan dari kegiatan dan informasi terkait

yang diperoleh dari studi-studi terkait di sektor tersebut dan hasil

fact-finding mission.

• JBIC merekomendasikan kegiatan yang sesuai (setelah penilaian)

kepada Pemerintah Jepang (khususnya kepada Kementerian Luar

Negeri, Kementerian Keuangan dan Kementerian Ekonomi,

Perdagangan dan Industri)

• Pemerintah Jepang secara formal menyetujui penilaian yang telah

dilakukan untuk usulan kegiatan dan menginformasikan negara

peminjam melalui hubungan diplomatik atau mengirim misi tim

pemerintah.

• JBIC mengumumkan klasifikasi kategori lingkungan dari kegiatan

yang akan dibiayai berdasarkan Petunjuk Lingkungan

(environmental guidelines) di website JBIC

• Pemerintah Jepang kemudian mengirimkan sebuah misi ke negara

peminjam dan menyelenggarakan diskusi yang komprehensif

mengenai perspektif pembangunan nasional, termasuk kondisi

makro ekonomi dan keterkaitan kegiatan dengan rencana dan

kebijakan pembangunan negara tersebut.

• JBIC mengirim misi (appraisal mission) untuk menilai kelayakan

kegiatan berdasarkan aspek ekonomi, sosial, keuangan, teknis, dan

lingkungan. Termasuk juga operasi dan pemeliharaan, dan sistem

pengawasan terhadap instansi penanggung jawab kegiatan

(executing agency).

Page 80: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

70

• Berdasarkan hasil penilaian JBIC, Pemerintah Jepang memutuskan

proyek yang diusulkan untuk didanai dengan ODA loan dan

menyebutkan jumlah pinjaman dan syaratnya.

A.3.6. Notifikasi, Pertukaran Catatan, dan Naskah Perjanjian (Prior Notification, Exchange of Notes, and Loan Agreement)

Pemerintah Jepang memberitahukan keputusannya mengenai ODA

loan kepada negara peminjam melalui sebuah pertemuan grup

konsultatif, konferensi internasional atau melalui kedutaan Jepang di

negara tersebut. Hal ini disebut dengan Prior Notification. Kemudian

kedua pemerintah tersebut memasuki tahap negosiasi untuk sebuah

perjanjian formal. Ketika kesepakatan dicapai, kedua pemerintah

tersebut melakukan pertukaran catatan (exchange of notes, E/N) untuk

memastikan hal-hal yang telah disetujui. Hal yang dijelaskan dalam

E/N tersebut adalah nama kegiatan, jumlah dan syarat pinjaman,

serta hal-hal bilateral lainnya seperti masalah pajak, dll.

JBIC kemudian memulai negosiasi penyusunan naskah perjanjian

pinjaman dengan Peminjam. Naskah Perjanjian Pinjaman berisi aspek

legal mengenai hak dan kewajiban yang berhubungan dengan

pinjaman, rincian mengenai jumlah pinjaman, syarat dan kondisi,

maksud, ruang lingkup dan isi kegiatan, instansi penanggung jawab,

syarat pelelangan, prosedur penarikan dana, dan syarat dan kondisi

umum untuk ODA Loans (General Terms and Conditions, GTC).

Page 81: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

71

A.3.7. Pengadaan dan Penarikan Dana (Procurement and Disbursement)

Setelah naskah penjanjian pinjaman ditandatangani, kegiatan

memasuki tahap pelaksanaan. Pertama, konsultan dipekerjakan

untuk jasa perancangan teknis, pengawasan pelaksanaan dan

peningkatan kemampuan instansi penanggung jawab, dan instansi

lain yang terkait dengan kegiatan. Jasa konsultan memiliki peran

penting untuk menjamin persiapan dan pelaksanaan kegiatan yang

efisien dan efektif. Konsultan dipilih dan dipekerjakan berdasarkan

metoda ‘short list’ sesuai dengan Guidelines for the Employment of

Consultants under JBIC ODA Loans.

Berdasarkan metoda short liste, sebuah perusahaan konsultan dipilih

setelah melakukan penilaian terhadap 3 sampai 5 proposal dari

perusahaan yang mempunyai pengalaman dan kompetensi

internasional. Dalam beberapa hal, detil rancangan kegiatan dapat

dilakukan dengan bantuan dari JICA. Pengadaan barang dan jasa

untuk pelaksanaan kegiatan harus mengikuti prinsip international

competitive bidding (ICB) yang merinci kebijakan dan prosedur mulai

dari pra kualifikasi (P/Q), dokumen pelelangan, evaluasi tender dan

kontrak berdasarkan prinsip ekonomi, efisiensi, transparansi, dan

tidak diskriminasi. JBIC mengkaji prosedur pengadaan ini

berdasarkan informasi yang terdapat dalam naskah perjanjian untuk

memastikan kegiatan tersebut akan dilaksanakan oleh pelaksana yang

berkualitas dan kompeten.

Page 82: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

72

Penarikan dana (disbursement) untuk pinjaman dibuat berdasarkan

kemajuan dalam pelaksanaan dan sesuai permintaan penarikan dana

dari Pemerintah Negara Peminjam.

A.3.8. Pengawasan Pelaksanaan (Supervision of Implementation)

Selama pelaksanaan kegiatan, JBIC mengawasi kemajuannya bersama

Pemerintah Negara Peminjam, jika diperlukan, untuk memastikan

kelancaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Pengawasan JBIC

meliputi pelaksanaan kegiatan (termasuk konstruksi fisik, teknis, dan

pengembangan institusi yang berhubungan dengan badan pengatur

lingkungan dan grup penerima manfaat) serta proses pinjaman secara

keseluruhan (termasuk naskah perjanjian pinjaman, pengadaan,

penarikan dana, bunga pinjaman, dan pembayaran kembali pokok

pinjaman). Pada beberapa kegiatan, JICA membantu memberikan

masukan dan arahan dengan mengirim ahli ke lokasi kegiatan atau

memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan institusi dan

mengembangkan sumber daya manusia untuk pelaksanaan kegiatan.

JBIC mengkaji kemajuan pelaksanaan kegiatan dengan mengirim misi

pengawasan (supervision mission) dan berdiskusi dengan instansi

penanggung jawab serta pihak terkait yang berkedudukan lebih

tinggi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi atau untuk

mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi masalah

tersebut secara baik dan efektif. Laporan berkala dalam pelaksanaan

kegiatan dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman dan harus

disiapkan oleh instansi penanggung jawab kegiatan, dalam rangka

Page 83: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

73

mengatasi permasalahan yang muncul pada tahap awal pelaksanaan

kegiatan.

JBIC bisa melakukan studi Special Assistance for Project Implementation

(SAPI) untuk membantu Negara Peminjam dalam melaksanakan dan

mengawasi kegiatan secara efektif dan efisien. Hal ini merupakan

salah satu fasilitas dari Special Assistance Facility (SAF) yang

disediakan oleh JBIC. Hasil studi SAPI dapat digunakan untuk

menyelesaikan hambatan dan masalah yang mempengaruhi

pelaksanaan kegiatan.

A.3.9. Evaluasi Pasca Pelaksanaan (Ex-Post Evaluation)

Dalam penyelesaian kegiatan, JBIC melakukan Ex-Post Evaluation

dengan mengkaji keseluruhan proses dari penilaian, pelaksanaan, dan

operasi dan pemeliharaan. Berdasarkan kajian tersebut, ex-post

evaluation menilai kinerja kegiatan terhadap rencana awal kegiatan,

termasuk ruang lingkup dan hasil serta manfaat dari kegiatan, dan

memperhatikan masalah-masalah untuk peningkatan kinerja. Hal ini

dilakukan berdasarkan laporan penyelesaian kegiatan (Project

Completion Report, PCR) yang disampaikan oleh Negara Peminjam

sesuai ketentuan dalam naskah perjanjian pinjaman.

Page 84: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

74

A.3.10. Pengawasan Pasca Penyelesaian (Monitoring after Completion)

JBIC menarik pelajaran dari ex-post evaluation untuk mengoperasikan

kegiatan yang telah selesai dilaksanakan. JBIC mengawasi operasi dan

pemeliharaan kegiatan untuk selang waktu tertentu dalam rangka

memastikan kegiatan operasi dan pemeliharaan yang efektif serta

untuk menjaga keberlanjutan manfaat kegiatan dalam jangka

menengah dan panjang. Jika ex-post evaluation atau pengawasan

lanjutan mengidentifikasi kebutuhan peningkatan dalam operasi dan

pemeliharaan, JBIC akan memberikan masukan yang diperlukan. Ahli

JICA bisa juga memberikan arahan dan masukan. Bila diperlukan

JBIC dapat melaksanakan studi yang dilaksanakan oleh Special

Assistance for Project Sustainability (SAPS), yang merupakan salah satu

jenis Special Assistance Facility (SAF), . Studi SAPS ini melakukan

penilaian intensif terhadap masalah atau hambatan dalam operasi dan

pemeliharaan kegiatan yang efektif serta menyusun rekomendasi atas

hal-hal yang diperlukan untuk peningkatan.

Dalam kasus dimana terjadi perubahan kondisi dimana diperlukan

pembiayaan tambahan, contohnya untuk rehabilitasi fasilitas kegiatan

dalam operasi dan pemeliharaan setelah penyelesaian kegiatan

(completion) atau terdapat kebutuhan mendesak, manfaat dan skala

bantuan tersebut akan diperlukan dalam mengatasi masalah yang

ada, dimana ODA loan sulit untuk mengatasinya, bantuan hibah

dapat diperpanjang untuk penambahan pendanaan oleh Pemerintah

Jepang (grant assistance for rehabilitation).

Page 85: Buku 3 DRPPHLN-Cetak - Kementerian PPN/Bappenas · PDF filetentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta ... 2.5. Daftar Kegiatan ... BAB 3 SIKLUS PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

75

A.3.11. Umpan Balik untuk Penyiapan dan Penilaian Kegiatan (Feedback to Project Preparation and Appraisal)

Temuan-temuan dalam pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

kegiatan, ex-post evaluation, dan pengawasan setelah penyelesaian

kegiatan merupakan umpan balik (feedback) bagi kegiatan lain yang

serupa pada tahap awal siklus kegiatan sebagai pelajaran (lesson

learned) dari kegiatan yang telah selesai. Jika masalah timbul pada saat

pelaksanaan atau operasi dan pemeliharaan kegiatan, bantuan teknis

akan diperlukan, Negara Peminjam diminta untuk melaporkan dan

berkonsultasi dengan JBIC dalam masalah ini. Rekomendasi

perbaikan berdasarkan masalah yang diidentifikasi dalam studi-studi

SAPI dan SAPS akan memfasilitasi proses umpan balik ini.