bab 2.5 pemeriksaan agregat halus

41
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi 1 Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma 2.5 PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS 2.5.1 Analisis Saringan Agregat Halus 2.5.1.1 Maksud Tujuan percobaan analisis saringan agregat halus adalah untuk mengetahui ukuran butiran dan gradasi agregat halus untuk keperluan desain campuran beton. 2.5.1.2 Landasan Teori Analisis saringan agregat halus adalah salah satu rangkaian pemeriksaan agregat halus yang bertujuan untuk menentukan gradasi atau pembagian butir agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi maka akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil akan mengisi pori di antara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan campuran beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar. Alat yang digunakan dalam analisis saringan agregat halus adalah seperangkat saringan dengan ukuran yang termasuk ke dalam saringan agregat halus (saringan No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, dan No.200). 2.5.1.3 Peralatan Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus adalah : 1. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker) 2. Saringan No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, No.200 3. Pan dan cover 4. Timbangan 5. Oven

Upload: nur-fitria-permatasari

Post on 08-Jul-2016

492 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

1

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5 PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS

2.5.1 Analisis Saringan Agregat Halus

2.5.1.1 Maksud

Tujuan percobaan analisis saringan agregat halus adalah untuk

mengetahui ukuran butiran dan gradasi agregat halus untuk keperluan desain

campuran beton.

2.5.1.2 Landasan Teori

Analisis saringan agregat halus adalah salah satu rangkaian pemeriksaan

agregat halus yang bertujuan untuk menentukan gradasi atau pembagian butir

agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi

ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama

maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi

maka akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil akan

mengisi pori di antara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi

sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.

Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan

campuran beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus

dan kasar. Alat yang digunakan dalam analisis saringan agregat halus adalah

seperangkat saringan dengan ukuran yang termasuk ke dalam saringan agregat

halus (saringan No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, dan No.200).

2.5.1.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus

adalah :

1. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)

2. Saringan No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, No.200

3. Pan dan cover

4. Timbangan

5. Oven

Page 2: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

2

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.__ Peralatan Percobaan Analisis Saringan Agregat Halus

2.5.1.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus

adalah sebagai berikut:

1. Mengambil contoh agregat secukupnya.

2. Menimbang contoh agregat yang akan digunakan, kemudian memasukkan

ke dalam oven pada suhu 100°C selama 24 jam atau sampai beratnya tetap.

3. Menimbang masing-masing saringan.

4. Menyusun saringan pada sieve shaker dengan susunan saringan yang terbesar

di atas dan yang paling kecil di bawahnya sampai yang terkecil dan yang

paling bawah adalah pan.

5. Memasukkan agregat ke dalam saringan yang paling atas kemudian ditutup

dan mengguncangkannya selama 10 menit.

6. Membiarkannya selama 5 menit untuk memberi kesempatan supaya debu-

debu mengendap.

(1)

(1) (2) (3)

(4) (5)

Page 3: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

3

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

7. Membuka saringan tersebut lalu menimbang berat masing-masing saringan

berikut isinya.

8. Menghitung berat masing-masing agregat yang tertahan dalam saringan.

9. Melanjutkan perhitungan sesuai tercantum dalam formulir.

2.5.1.5 Data Percobaan

Data percobaan analisis saringan agregat halus dapat dilihat di tabel 2._.

Tabel 2.__ Data Percobaan Analisis Saringan Agregat Halus

Nomor

Saringan

Berat

Saringan

(gram)

Berat Saringan

+

Tertahan

(gram)

No.8

(2,36 mm) 262,00 493,00

N0.16

(1,18 mm) 406,00 616,00

N0.30

(0,60 mm) 249,00 509,00

No.50

(0,30 mm) 250,00 424,00

No.100

(0,15 mm) 250,00 359,00

No. 200

(0,075 mm) 362,00 373,00

Page 4: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

4

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.1.6 Perhitungan

Perhitungan analisis saringan agregat halus dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Berat tertahan (Berat saringan No.8 + Tertahan)–Berat saringan No.8

493,00 gram – 262,00 gram

231,00 gram

∑Berat tertahan ∑Berat tertahan saringan No.8+Berat tertahan saringan No.16

231,00 gram + 210,00 gram

441,00 gram

Tertahan (%) 100%keringcontoh Berat

No.8saringan ahan Berat tert

100%997,00

00,231

23,17%

Lolos (%) 100% – 23,17%

76,83%

Page 5: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

5

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.__ Data Percobaan Analisis Saringan Agregat Halus

Berat Contoh Kering : 997,00 gram

Nomor

Saringan

Berat

Saringan

(gram)

Berat

Saringan

+

Tertahan

(gram)

Berat

Tertahan

(gram)

∑ Berat

Tertahan

(gram)

Persentase

Tertahan

(%)

Lolos

(%)

No.8

(2,36 mm) 262,00 493,00 231,00 231,00 23,17 76,83

N0.16

(1,18 mm) 406,00 616,00 210,00 441,00 44,23 55,77

N0.30

(0,60 mm) 249,00 509,00 260,00 701,00 70,31 29,69

No.50

(0,30 mm) 250,00 424,00 174,00 875,00 87,76 12,24

No.100

(0,15 mm) 250,00 359,00 109,00 984,00 98,70 1,30

No.200

(0,075 mm) 362,00 373,00 11,00 995,00 99,80 0,20

Pan 451,00 453,00 2,00 997,00 100,00 0,00

Page 6: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

6

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.1.7 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan analisis saringan agregat halus dapat disimpulkan

bahwa agregat yang lolos saringan No.8 adalah 76,83%. Agregat yang lolos

saringan No.16 adalah 55,77%. Agregat yang lolos saringan No.30 adalah

29,69%. Agregat yang lolos saringan No.50 adalah 12,24%. Agregat yang lolos

saringan No.100 adalah 1,3% dan agregat yang lolos saringan No.200 adalah

0,20%.

Page 7: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

7

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.2 Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

2.5.2.1 Maksud

Tujuan percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah untuk

mengetahui berat jenis agregat halus dan kemampuannya menyerap air.

2.5.2.2 Landasan Teori

Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari

bahan yang kita uji. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu

bahan untuk menyerap air.

Berat jenis (specific gravity) agregat berbeda satu sama lainnya,

tergantung dari jenis batuan, susunan mineral, struktur butiran dan porositas

batuannya. Berat jenis agregat mempunyai arti sangat penting terhadap sifat beton

yang dibuatnya. Berat jenis terdiri dari tiga macam yaitu berat jenis curah (bulk

spesific gravity), berat jenis kering permukaan (bulk spesific gravity SSD) dan

berat jenis semu (apparent specific gravity). Adapun nilai penyerapannya adalah

perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat pada

kondisi kering.

2.5.2.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan berat jenis dan penyerapan

agregat halus adalah :

1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

2. Labu ukur 500 ml

3. Kerucut kuningan (cone)

4. Penumbuk (tamper)

5. Talam

6. Oven

7. Saringan No.4

8. Hot plate

Page 8: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

8

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.__ Peralatan Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

2.5.2.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada percobaan berat jenis dan penyerapan

agregat halus adalah sebagai berikut :

1. Mengambil benda uji yang lolos saringan No.4 sebanyak 1000 gram.

2. Mengeringkannya dalam oven pada suhu 110°C selama 24 jam lalu

mendinginkannya.

3. Merendam benda uji tersebut selama 24 jam dalam air.

4. Menebarkan contoh di atas talam lalu mengaduk-aduk di udara terbuka

dengan panas matahari sehingga terjadi proses pengeringan yang merata atau

dengan cara memanaskannya di atas kompor.

(h)

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7) (8)

Page 9: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

9

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

5. Apabila suhu contoh sudah sama dengan suhu ruang, memasukkannya ke

dalam kerucut kuningan dan membaginya ke dalam 3 bagian, lapis pertama

memadatkannya sebanyak 8 kali, lapis kedua 8 kali, dan lapis ketiga 9 kali

sehingga jumlah keseluruhan tumbukan 25 kali dengan tinggi jatuh 5 mm di

atas permukaan contoh secara merata dan jatuh bebas.

6. Membersihkan daerah di sekitar kerucut dari butiran agregat yang tercecer.

7. Mengangkat kerucut tersebut dalam arah vertikal secara perlahan-lahan.

8. Mengamati contoh saat membuka, apabila masih terletak rapi maka contoh

masih basah. Mengeringkan kembali contoh tersebut apabila jatuh lepas

keseluruhan maka contoh terlalu kering sehingga melakukan lagi seperti

langkah 5 sampai mendapat contoh dalam keadaan Saturated Surface Dry

(SSD).

9. Memasukkannya ke dalam pan dan cover untuk menghindari penguapan.

10. Mengamati benda uji yang tercetak tersebut, bila masih terdapat lapisan air

permukaannya, mengulang percobaan lagi setelah mengadakan pengeringan

secukupnya. Bila tidak terdapat lapisan air permukaannya dan terjadi

penurunan pada permukaan benda uji tersebut, berarti benda uji tersebut telah

mencapai kering permukaan.

11. Mengisi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu memasukkan benda uji

tersebut ke dalam labu ukur sebanya 100 gram, jangan sampai ada butiran

yang tertinggal. Menambahkan air suling sampai 90% kapasitas labu.

12. Menggunakan hot plate untuk mengeluarkan gelembung udara.

13. Merendam air hingga suhunya mencapai 25°C lalu menambahkan air suling

sampai tanda batas.

14. Menimbangnya dengan ketelitian 0,1 gram (C).

15. Mencari berat kering benda uji tersebut dengan memanaskannya ke dalam

oven selama 24 jam pada suhu 100°C (A).

16. Mengisi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas lalu menimbang

dengan ketelitian 0,1 gram (B).

Page 10: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

10

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.2.5 Data Percobaan

Data percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus dapat dilihat di

tabel 2.___.

Tabel 2.___ Data Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Berat Contoh Jenuh Kering Permukaan (SSD) (100) 100,00

Berat Contoh Kering (A) (gram) 97,00

Berat Labu + Air Temperatur 25o

C (B) (gram) 672,00

Berat Labu + Contoh (SSD) + Air Temperatur 25o

C (C) (gram) 731,00

2.5.2.6 Perhitungan

Perhitungan berat isi dan penyerapan agregat halus dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Bulk Specific Gravity C100,00B

A

00,73100,10000,672

00,97

2,37

Bulk Specific Gravity (SSD) C100,00B

100,00

00,73100,10000,672

00,100

44,2

Page 11: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

11

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Apparent Specific Gravity CAB

A

00,73100,9700,672

00,97

55,2

Absorption/Penyerapan 100%A

A100,00

%100

00,97

00,97100

%09,3

Keterangan:

A : berat contoh kering (gram)

B : berat labu + air temperature 25°C (gram)

C : berat labu + contoh (SSD) + air temperature 25°C (gram)

Page 12: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

12

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.___ Data Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

C100B

A

yfic GravitBulk Speci 2,37

C100B

100

fic (SSD) Bulk Speci 2,44

CAB

A

avitypecific GrApparent S 2,55

%100A

A100

pan / PenyeraAbsorption (%) 3,09

Page 13: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

13

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.2.7 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan berat jenis dan penyerapan dan agregat halus,

dapat diketahui nilai bulk specific gravity adalah 2,37, nilai bulk specific gravity

(SSD) adalah 2,44, nilai apparent specific gravity adalah 2,55, dan nilai

absorption atau penyerapan adalah 3,09%.

Page 14: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

14

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.3 Bobot Isi Agregat Halus

2.5.3.1 Maksud

Tujuan percobaan bobot isi agregat halus adalah untuk menentukan berat

isi atau bobot isi agregat halus dalam kondisi lepas dan padat.

2.5.3.2 Landasan Teori

Bobot isi atau berat satuan agregat adalah rasio antara berat agregat

dengan isi atau volume. Bobot isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan

campuran beton apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume.

Standar unit weight dari pasir adalah lebih dari 1,5 gram/cc. Unit weight

diperoleh dengan memasukan agregat dalam keadaan SSD ke dalam alat pengukur

yang telah diketahui volumenya sehingga berat agregat dapat diketahui. Terdapat

dua metode dalam melaksanakan percobaan bobot isi agregat halus yaitu metode

rodding dan metode shoveling. Dinamakan metode rodding jika agregat yang

dimasukkan ke dalam container dipadatkan sebanyak 25 kali dengan batang

pemadat. Namun jika agregat dimasukkan langsung dalam container tanpa adanya

pemadatan, maka metode ini dinamakan metode shovelling.

2.5.3.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan bobot isi agregat halus adalah

sebagai berikut :

1. Timbangan

2. Batang pemadat

3. Container pengukur volume

4. Meja getar

5. Mistar perata

Page 15: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

15

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.___ Peralatan Percobaan Bobot Isi Agregat Halus

2.5.3.4 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan bobot isi agregat kasar terbagi menjadi dua yaitu

bobot isi lepas dan bobot isi padat. Berikut merupakan prosedur percobaan bobot

isi lepas dan bobot isi padat:

Bobot Isi Lepas

1. Menimbang berat container (A) yang telah diketahui volumenya (V).

2. Memasukkan campuran agregat halus dengan hati-hati agar tidak terjadi

pemisahan butir dari ketinggian 5 cm diatas container dengan menggunakan

sendok atau sekop sampai penuh.

3. Meratakan permukaan container dengan mistar perata.

4. Menimbang berat container beserta isinya (C).

5. Menghitung berat isi lepas.

(1)

(1) (2) (3)

(4) (5)

Page 16: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

16

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Bobot Isi Padat

1. Mengambil container isi dengan volume yang sudah diketahui (V).

2. Menimbang container (A).

3. Memasukkan campuran agregat halus ke dalam container tersebut kurang

lebih sepertiga bagian lalu menusuk-nusuk menggunakan batang pemadat

sebanyak 25 kali.

4. Mengulangi hal yang sama untuk lapisan kedua.

5. Memasukkan campuran agregat halus hingga melebihi batas permukaan atas

container untuk lapisan ketiga lalu ditusuk-tusuk menggunakan batang

pemadat sebanyak 25 kali.

6. Meletakkan di atas meja penggetar lalu memasang penjepitnya.

7. Menghidupkan motor penggerak selama 5 menit sampai mencapai kepadatan.

8. Meratakan permukaan dengan mistar perata.

9. Mengambil kelebihan agregat halus lalu mengaturnya sedemikian rupa hingga

volume agregat yang berada diatas batas container kurang lebih sama dengan

volume rongga di permukaan.

10. Menimbang container beserta isinya (B).

11. Menghitung berat isi agregat (C).

2.5.3.5 Data Percobaan

Data percobaan bobot isi agregat halus dapat dilihat di tabel 2.___ dan

2.___

Tabel 2.___ Data Percobaan Bobot Isi Lepas Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Percobaan

I II III

Berat Container (A) (gram) 7291,50 7288,00 7507,00

Berat Container + Agregat (B) (gram) 11038,00 10666,00 11341,00

Volume Container (D) (cm3) 2835,79 3234,40 2833,80

Page 17: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

17

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Tabel 2.___ Data Percobaan Percobaan Bobot Isi Padat Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Percobaan

I II III

Berat Container (A) (gram) 7291,50 7288,00 7517,00

Berat Container + Agregat (B) (gram) 12915,00 12298,00 8131,00

Volume Container (D) (cm3) 2835,79 3234,40 2833,80

2.5.3.6 Perhitungan

Perhitungan percobaan bobot isi agregat halus menggunakan rumus-

rumus sebagai berikut:

V

AB IsiBobot

Keterangan:

A : Berat container (gram)

B : Berat container berikut isinya (gram)

V : Volume container (cm3)

Perhitungan bobot isi agregat halus:

Bobot isi lepas agregat halus I V

AB

79,2835

50,7291 00,11038

1,32

Bobot isi padat agregat halus I V

AB

79,2835

50,7291 00,12915

1,98

Page 18: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

18

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Berat isi rata-rata agregat lepas 3gram/cm 24,1

3

35,104,132,1

Berat isi rata-rata agregat padat 3gram/cm 25,1

3

22,055,198,1

Page 19: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

19

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.___ Data Percobaan Bobot Isi Lepas Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Percobaan

I II III

Berat Container (A) (gram) 7291,50 7288,00 7507,00

Berat Container + Agregat (B) (gram) 11038,00 10666,00 11341,00

Berat Agregat (C) = (B) (A) (gram) 3746,50 3378,00 3834,00

Volume Container (D) (cm3) 2835,79 3234,40 2833,80

Berat Isi Agregat (C) / (D) (gram/cm3) 1,32 1,04 1,35

Berat Isi Rata-Rata Agregat (gram/cm3) 1,24

Tabel 2.__ Data Percobaan Bobot Isi Padat Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Percobaan

I II III

Berat Container (A) (gram) 7291,50 7288,00 7517,00

Berat Container + Agregat (B) (gram) 12915,00 12298,00 8131,00

Berat Agregat (C) = (B) (A) (gram) 5623,50 5010,00 614,00

Volume Container (D) (cm3) 2835,79 3234,40 2833,80

Berat Isi Agregat (C) / (D) (gram/cm3) 1,98 1,55 0,22

Berat Isi Rata-Rata Agregat (gram/cm3) 1,25

Page 20: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

20

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.3.7 Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan

pada percobaan bobot isi agregat halus, didapat bahwa berat isi rata-rata agregat

halus lepas sebesar 1,24 gram/cm3, sedangkan berat isi rata-rata agregat halus

padat sebesar 1,25 gram/cm3.

Page 21: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

21

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.4 Kadar Air Agregat Halus

2.5.4.1 Maksud

Tujuan percobaan kadar air agregat halus adalah untuk menetukan kadar

air yang terkandung dalam agregat halus.

2.5.4.2 Landasan Teori

Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung

agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di

dalam agregat perlu diketahui karena dapat mempengaruhi jumlah air yang

diperlukan di dalam campuran beton.

Ada dua bentuk kandungan air pada agregat yaitu kandungan air serapan

dan kandungan air permukaan. Kandungan air serapan adalah kandungan air yang

diserap oleh rongga-rongga di dalam partikel agregat dan biasanya tidak terlihat.

Sedangkan kandungan air adalah kandungan air yang menempel pada permukaan

agregat. Besarnya kandungan air pada agregat yang akan digunakan perlu

diketahui untuk mengontrol besarnya jumlah air di dalam suatu campuran beton.

Semakin tinggi nilai berat jenis agregat, maka semakin kecil nilai daya serap air

agregat tersebut. Kadar air agregat sangat menentukan mutu beton yang akan

dihasilkan.

2.5.4.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat halus adalah

sebagai berikut:

1. Timbangan ketelitian 0,01 gram

2. Oven

3. Desikator

4. Tin box

Page 22: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

22

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.___ Peralatan Percobaan kadar air agregat halus

2.5.4.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada percobaan kadar air agregat halus adalah

sebagai berikut:

1. Menimbang tin box yang akan dipakai lalu memberi nomor pada masing-

masing tin box.

2. Memasukkan benda uji yang akan diperiksa ke dalam tin box.

3. Menimbang tin box yang telah berisi benda uji.

4. Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 100°C selama kurang lebih 24 jam.

5. Memasukkan tin box ke dalam desikator setelah mengeringkannya di oven.

6. Menimbang tin box kembali, setelah dingin.

(2)

(1) (2)

(3) (4)

Page 23: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

23

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.4.5 Data Percobaan

Data percobaan dan hasil pehitungan kadar air agregat halus dapat dilihat

pada tabel 2.___.

Tabel 2.___ Data Percobaan Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Tin Box

I

V

II III

Berat Tin box (A) (gram) 9,65 9,60 10,90

Berat Tin box + Contoh Basah (B) (gram) 59,50 57,00 60,30

Berat Tin box + Contoh Kering (C) (gram) 55,50 53,50 56,50

2.5.4.6 Perhitungan

Perhitungan untuk percobaan kadar air agregat halus pada tin box nomor

I menggunakan rumus sebagai berikut:

Berat Air (D) A B =

55,5059,50=

4,00=

Berat Contoh Kering (E) A C =

9,6555,50 =

45,85 =

Kadar Air (w) %100E

D

%10045,85

4,00

8,72%=

Keterangan :

A : Berat Tin Box (gram)

B : Berat Tin Box + Contoh Basah (gram)

C : Berat Tin Box + Contoh Kering (gram)

Page 24: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

24

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.___ Data Percobaan Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Tin Box

I

V

II III

Berat Tin box (A) (gram) 9,65 9,60 10,90

Berat Tin box + Contoh Basah (B) (gram) 59,50 57,00 60,30

Berat Tin box + Contoh Kering (C) (gram) 55,50 53,50 56,50

Berat Air D = B – C (D) (gram) 4,00 3,50 3,80

Berat Contoh Kering E = C A (E) (gram) 45,85 43,90 45,60

Kadar Air (w) = ( D / E ) 100% (%) 8,72 7,97 8,33

Rata-rata (w) (%) 8,34

Page 25: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

25

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.4.7 Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang sudah dilakukan,

maka didapat kadar air agregat halus sebesar 8,72%.

Page 26: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

26

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.5 Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus

2.5.5.1 Maksud

Tujuan percobaan kadar lumpur dan lempung agregat halus adalah untuk

mengetahui kandungan lumpur dan lempung pada agregat halus.

2.5.5.2 Landasan Teori

Dalam membuat suatu beton konstruksi yang baik dan seragam perlu

adanya pemeriksaan terhadap kualitas bahan campuran, proporsi campuran, serta

pengecoran dan perawatannya. Salah satunya dengan mengetahui kandungan

lumpur dan lempung pada agregat halus.

Lumpur tidak diizinkan dalam jumlah banyak, untuk masing-masing

agregat kadar lumpur yang diizinkan berbeda. Kadar lumpur agregat normal yang

diizinkan berdasarkan SK SNI S-04-1989-F untuk agregat halus adalah maksimal

5%. Kecenderungan meningkatnya penggunaan air dalam campuran beton terjadi

jika terdapat lumpur. Lumpur tidak dapat menjadi satu dengan semen sehingga

menghalangi penggabungan antara semen dan agregat. Pada akhirnya, kekuatan

tekan beton akan berkurang karena tidak dapat saling mengikat.

2.5.5.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar lumpur dan lempung

agregat halus adalah sebagai berikut :

1. Saringan No.50

2. Timbangan

3. Oven

4. Tin Box

5. Desikator

Page 27: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

27

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.___ Peralatan Percobaan Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus

2.5.5.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada percobaan kadar lumpur dan lempung

agregat halus adalah sebagai berikut :

1. Mengambil benda uji dari lapangan.

2, Menyaring benda uji yang tertahan saringan No.50.

3. Memasukkan benda uji ke dalam tin box.

4. Menimbang tin box beserta isinya untuk benda uji kering semula (A), lalu

memberi nomor pada masing-masing tin box.

5. Memasukkan tin box beserta benda uji kedalam oven dengan suhu 100°C

selama kurang lebih 24 jam.

6. Mencuci benda uji kotor kering oven sampai benar-benar bersih.

7. Memasukkan ke dalam oven kembali dengan suhu 100°C selama kurang

lebih 24 jam.

(1)

(1) (2) (3)

(4) (5)

Page 28: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

28

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

8. Memasukkan kedalam desikator untuk mempercepat pendinginan.

9. Menimbang tin box beserta benda uji bersih kering akhir (B).

2.5.5.5 Data Percobaan

Data percobaan dan hasil pehitungan kadar lumpur dan lempung agregat

halus dapat dilihat pada tabel 2.__.

Tabel 2.___ Data Percobaan Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Tes

I II III

Berat Agregat Kering (Semula) + Tin Box (gram) 41,10 38,60 41,60

Berat Agregat Kering (Akhir) + Tin Box (gram) 38,00 36,90 38,10

Berat Tin Box (gram) 9,70 10,30 9,40

Berat Agregat Kering (Semula) (A) (gram) 3140 28,30 32,20

Berat Agregat Kering (Akhir) (B) (gram) 28,30 26,60 28,70

2.5.5.6 Perhitungan

Perhitungan kadar lumpur dan lempung agregat halus dapat menggunakan

rumus sebagai berikut:

Kadar lumpur dan lempung %100A

BA

Keterangan:

A : Berat agregat kering (semula)

B : Berat agregat kering (akhir)

Page 29: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

29

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Kadar lumpur dan lempung agregat halus I

%10040,31

30,2840,31

%87,9

Kadar lumpur dan lempung agregat halus rata-rata

%1003

%87,10%01,6%87,9

%92,8

Page 30: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

30

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.___ Data Percobaan Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus

Pemeriksaan

Nomor Tes

I II III

Berat Agregat Kering (Semula) + Cawan (gram) 41,10 38,60 41,60

Berat Agregat Kering (Akhir) + Cawan (gram) 38,00 36,90 38,10

Berat Cawan (gram) 9,70 10,30 9,40

Berat Agregat Kering (Semula) (A) (gram) 3140 28,30 32,20

Berat Agregat Kering (Akhir) (B) (gram) 28,30 26,60 28,70

Kadar Lumpur dan Lempung

= ((AB ) / A )) 100% (%) 9,87 6,01 10,87

Kadar Lumpur dan Lempung Rata-Rata (%) 0,75

Page 31: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

31

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.5.7 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil percobaan dan perhitungan diperoleh bahwa kadar

lumpur dan lempung rata-rata untuk agregat halus adalah sebesar %92,8 .

Page 32: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

32

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.6 Kadar Bahan Organik Agregat Halus

2.5.6.1 Maksud

Tujuan percobaan kadar bahan organik agregat halus adalah untuk

mengetahui kadar bahan organik yang terkandung dalam agregat halus (pasir)

yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton.

2.5.6.2 Landasan Teori

Agregat halus yang akan digunakan dalam perencanaan campuran beton

haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya adalah pasir tidak boleh

banyak mengandung bahan organik. Hal itu bertujuan agar semen yang akan

digunakan tidak bereaksi dengan asam-asam organis yang akan berpengaruh

negatif pada semen. Jika pada saat pengeringan semen terkandung bahan-bahan

organik, hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton dan juga

menghambat hidrasi semen sehingga proses pengerasan berlangsung lambat.

Kandungan bahan organik dalam agregat halus dibuktikan dengan

pemeriksaan warna dari Abraham Harder (dengan memakai larutan NaOH). Pada

pemeriksaan ini agregat halus atau pasir dimasukkan dalam jumlah tertentu ke

dalam botol dan ditambahkan dengan larutan NaOH 3%.

2.5.6.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar bahan organik agregat

halus adalah sebagai berikut :

1. Botol organik dan standar warna

2. Larutan NaOH 3%

3. Gelas ukur

Page 33: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

33

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

Gambar 2.___ Peralatan Percobaan Kadar Bahan Organik Agregat Halus

2.5.6.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada percobaan kadar bahan organik agregat

halus adalah sebagai berikut:

1. Mengambil benda uji secukupnya dari lapangan.

2. Memasukkan pasir kedalam botol organik sebanyak 130 ml.

3. Menambahkan larutan NaOH 3% hingga 200 ml.

4. Menutup botol organik, dan mengocoknya selama 10 menit hingga

tercampur dengan baik.

5. Mendiamkan selama 24 jam agar terjadi reaksi sempurna antara larutan

NaOH dan bahan organik.

2.5.6.5 Data Percobaan

Data percobaan dan hasil pehitungan kadar bahan organik agregat halus

dapat dilihat pada gambar 2.___

Gambar 2.____ Hasil Percobaan Kadar Bahan Organik Agregat Halus

(1) (2) (3)

Page 34: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

34

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.6.6 Perhitungan

Perhitungan kadar bahan organik agregat halus dapat menggunakan

ketentuan sebagai berikut:

1. Membandingkan warna larutan dengan standar warna

2. Standar warna No.1 dan No.2 menunjukkan pasir dapat digunakan tanpa

mencucinya terlebih dahulu.

3. Standar warna No.3 dan No.4 menunjukkan kandungan bahan organik tinggi

sehingga harus mencuci agregat terlebih dahulu sebelum menggunakannya

untuk campuran beton. Apabila warna larutan sama dengan standar No.5

maka perlu dipertimbangkan penggunaannya.

Page 35: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

35

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.___ Data Percobaan Kadar Bahan Organik Agregat Halus

Hasil Pengamatan

I

1

2

3

4

5

Page 36: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

36

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.6.7 Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan maka diperoleh bahwa

warna larutan kadar bahan organik sama dengan standar warna No.3. Hal ini

menunjukkan bahwa benda uji yang digunakan pada percobaan ini harus dicuci

terlebih dahulu sebelum digunakan.

Page 37: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

37

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.7 Bulking Factor Test

2.5.7.1 Maksud

Tujuan Bulking Factor Test adalah untuk mengetahui persentase

peningkatan volume pasir dengan kadar air asli dibandingkan dengan keadaan

jenuh air.

2.5.7.2 Landasan Teori

Bulking factor adalah rasio dari volume pasir dalam keadaan kering

dikurang volume dalam keadaan jenuh. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk

mengetahui material yang tepat untuk menghasilkan mutu beton yang baik

sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan, material yang baik mempunyai kadar air

yang baik.

Bulking agregat tergantung pada dua faktor yaitu persentase kadar air dan

ukuran partikel agregat halus. Bulking meningkat karena kadar air naik sampai

batas tertentu dan menyebabkan kadar air mengalami penurunan volume, ketika

agregat halus benar-benar jenuh maka tidak menunjukkan bulking apapun.

2.5.7.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan pada bulking factor test adalah sebagai berikut:

1. Tabung 1000 ml

2. Cawan

Gambar 2.___ Peralatan Percobaan Bulking Factor Test

(1) (2)

Page 38: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

38

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.7.4 Prosedur Percobaan

Prosedur yang digunakan pada bulking factor test adalah sebagai berikut:

1. Mengambil contoh pasir dengan kadar air asli.

2. Memasukkan ke dalam gelas ukur sampai skala ± 300 ml. Kemudian

mencatat volume pasir tersebut (A).

3. Memindahkan pasir tersebut ke dalam loyang.

4. Mengisi gelas ukur tersebut dengan air sampai setengahnya.

5. Memasukkan kembali pasir dari loyang tadi ke dalam gelas ukur sambil

diaduk-aduk.

6. Membaca volume pasir (B).

7. Menghitung bulking factor.

2.5.7.5 Data Percobaan

Data hasil percobaan dan perhitungan bulking factor test agregat halus

dapat dilihat pada tabel 2.___.

Tabel 2.__ Data Percobaan Bulking Factor

Parameter

Nomor Percobaan

1 2 3

Volume Semula (A) (ml) 300,00 300,00 300,00

Volume Dalam Keadaan Jenuh (B) (ml) 280,00 260,00 290,00

Page 39: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

39

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.7.6 Perhitungan

Perhitungan bulking factor test menggunakan rumus-rumus sebagai

berikut:

Bulking factor test 100%B

BA

Keterangan:

A : Volume pasir awal (ml)

B : Volume pasir akhir (ml)

Bulking factor test 100%B

BA

100%280,00

280,00300,00

%14,7

Page 40: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

40

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Depok

Tabel 2.__ Data Percobaan Bulking Factor

Parameter

Nomor Percobaan

1 2 3

Volume Semula (A) (ml) 300,00 300,00 300,00

Volume Dalam Keadaan Jenuh (B) (ml) 280,00 260,00 290,00

Bulking Factor = %100B

BA

(%) 7,14 15,38 3,45

Rata-rata Bulking Factor (%) 8,66

Page 41: Bab 2.5 Pemeriksaan Agregat Halus

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi

41

Kelompok 8 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Gunadarma

2.5.7.7 Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,

maka dapat diketahui bulking factor pada contoh pasir adalah 7,14% dan bulking

factor rata-rata sebesar 8,66%.