bukti adanya allah swt

12
Pembuktian Wujudullah Wujudullah atau keberadaan Allah, Sebenarnya masalah tentang keberadaan Allah SWT sudahlah nyata, bahkan suatu hakikat yang tidak perlu diragukan lagi persoalannya. Tidak ada jalan untuk mengingkarinya. Persoalan tentang keberadaan Allah SWT adalah terang benderang bagaikan cahaya fajar diwaktu pagi yang cerah. Semua yang ada dilingkungan alam semesta ini pun dapat digunakan sebagai bukti tentang adanya Tuhan (Allah SWT), bahkan benda-benda yang terdapat disekitar alam semesta dan unsur-unsurnya dapat pula mengokohkan atau membuktikan bahwa benda-benda itu pasti ada pencipta dan pengaturnya. 1. ALAM SEMESTA ADALAH PENGOKOHAN WUJUD MAHA PENCIPTA Periksalah alam cakrawala yang ada diatas kita, yang didalamnya itu terdapat matahari, bulan, bintang, dan sebagainya. Demikian pula alam yang berbentuk bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya baik yang berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda padat, juga perihal adanya hubungan yang erat dengan perimbangan yang pelik yang merapikan susunan diantara alam-alam yang beraneka ragam itu serta yang menguatkan keadaannya masing-masing itu, semuanya tidak lain kecuali merupakan tanda dan bukti perihal wujudnya Allah. Selain menunjukkan adanya Dzat itu juga membuktikan keesaanNya dan hanya Dia sajalah yang Maha Kuasa untuk menciptakannya. Kiranya tidak terlukis sama sekali dalam akal fikiran siapapun bahwa benda-benda tersebut terjadi tanpa ada yang mengadakan atau menjadikan, sebagaimana juga halnya tidak mungkin terlukiskan bahwa sesuatu buatan itu tidak ada yang membuatnya. Oleh sebab itu, manakala sudah tetap bahwa penciptaan alam semesta ini memang karena adanya kesengajaan, maka tetap pula lah perihal adanya Tuhan (Allah) sebagai Dzat Maha Pengatur yang bijaksana, Maha Mulia dan Tinggi yakni dari jalan yang sama-sama dapat dirasakan. Dengan demikian tidak ada jalan lain untuk membantah atau mengingkarinya dan ini tepat sekali dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT:

Upload: lothuz

Post on 17-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tanpa adanya suatu bukti akan adanya tuhan manusia hanya akan terbang melayang tanpa pernah ada tujuan untuk hdup

TRANSCRIPT

Pembuktian WujudullahWujudullah atau keberadaan Allah, Sebenarnya masalah tentang keberadaan Allah SWT sudahlah nyata, bahkan suatu hakikat yang tidak perlu diragukan lagi persoalannya. Tidak ada jalan untuk mengingkarinya. Persoalan tentang keberadaan Allah SWT adalah terang benderang bagaikan cahaya fajar diwaktu pagi yang cerah.Semua yang ada dilingkungan alam semesta ini pun dapat digunakan sebagai bukti tentang adanya Tuhan (Allah SWT), bahkan benda-benda yang terdapat disekitar alam semesta dan unsur-unsurnya dapat pula mengokohkan atau membuktikan bahwa benda-benda itu pasti ada pencipta dan pengaturnya.1.ALAM SEMESTA ADALAH PENGOKOHAN WUJUD MAHA PENCIPTAPeriksalah alam cakrawala yang ada diatas kita, yang didalamnya itu terdapat matahari, bulan, bintang, dan sebagainya. Demikian pula alam yang berbentuk bumi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya baik yang berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda padat, juga perihal adanya hubungan yang erat dengan perimbangan yang pelik yang merapikan susunan diantara alam-alam yang beraneka ragam itu serta yang menguatkan keadaannya masing-masing itu, semuanya tidak lain kecuali merupakan tanda dan bukti perihal wujudnya Allah. Selain menunjukkan adanya Dzat itu juga membuktikan keesaanNya dan hanya Dia sajalah yang Maha Kuasa untuk menciptakannya.Kiranya tidak terlukis sama sekali dalam akal fikiran siapapun bahwa benda-benda tersebut terjadi tanpa ada yang mengadakan atau menjadikan, sebagaimana juga halnya tidak mungkin terlukiskan bahwa sesuatu buatan itu tidak ada yang membuatnya. Oleh sebab itu, manakala sudah tetap bahwa penciptaan alam semesta ini memang karena adanya kesengajaan, maka tetap pula lah perihal adanya Tuhan (Allah) sebagai Dzat Maha Pengatur yang bijaksana, Maha Mulia dan Tinggi yakni dari jalan yang sama-sama dapat dirasakan.Dengan demikian tidak ada jalan lain untuk membantah atau mengingkarinya dan ini tepat sekali dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT:Apakah dalam Dzat Allah masih ada keragu-raguan, yaitu Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi? (S. Ibrahim:10).Allah Taala telah berfirman dalam kitab-Nya yg Agung:Sesungguhnya Rabb kalian semua adalah Allah yg telah menciptakan langit & bumi dalam masa enam hari, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy.Dia menutupkan malam pd siang yg mengikutinya dgn cepat, & diciptakannya pulamatahari, bulan & bintang-bintang (masing-masing) tunduk pd perintah-Nya, Ingatlah menciptakan & memerintah itu hanyalah hak Allah, Maha suci Allah Rabb semesta alam . (Al Quran Surat: Al A`raaf:;54)2.FITRAH SEBAGAI BUKTI ADANYA ALLAHAlam semesta atau jagad raya dengan segala sesuatu yang ada didalamnya yang nampak sangat teratur kokoh, indah, sempurna, rapi dan seluruhnya sebagai ciptaan baru, bukannya itu saja yang dapat digunakan sebagai saksi tentang adanya Tuhan (Allah) yang maha mendirikan langit dan bumi ini, tetapi masih ada saksi lain lagi yang dapat digunakan untuk itu dan bahkan dapat lebih meresapkan. Saksi yang lainnya itu adalah berupa perasaan-perasaan yang tertanam dalam jiwa setiap insan yang merasakan akan adanya Allah SWT. Perasaan ini adalah sebagai pembawaan sejak manusia itu dilahirkan dan oleh sebab itu dapat disebut sebagai perasaan fitrah. Fitrah adalah keaselian yang diatasnya itulah Allah menciptakan makhluk manusia itu. Ini dapat pula diibaratkan dengan kata lain sebagai gharizah diniah atau pembawaan keagamaan.Ghazirah dianiah adalah satu-satunya hal yang merupakan batas pemisah antara makhluk Tuhan yang disebut manusia dan yang disebut binatang, sebeb binatang pasti tidak memikirkannya. Ghazirah keagamaan ini adakalanya tertutup atau hilang, sebagian atau seluruhnya, dengan adanya sebab yang mendatang, sehingga manusia yang sedang dihinggapi penyakit ini lalu tidak mengerti sama sekali tentang kewajiban dirinya terhadap Tuhan. Ia tidak terjaga dari kenyenyakan tidurnya dan tidak dapat dibangunkan dari kelalaiannya itu, kecuali apabila ada penggerak yang menyebabkan ia jaga dan bangun. Setelah kebangunannya ini barulah ia akan meneliti penyakit apa yang sedang dideritanya itu atau bahaya apa yang sedang meliputi tubuhnya dan mengancam keselamatannya.Dalam hal ini Allah Taala berfirnan :Dan jikalau manusia itu ditimpa bahaya, maka ia pun berdoalah kepada Kami (Allah) diwaktu berbaring, diwaktu duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, iapun berjalanlah seolah-olah tidak pernah berdoa kepada Kami atas bahaya yang telah menghinggapinya itu.(S. Yunus.12).3.BUKTI KEJADIAN DAN PENGALAMANSetiap manusia tentu pernah berdoa kepada Tuhannya, kemudian dikabulkanlah apa yang menjadi permintaannya. Pernah pula memanggilNya dan iapun dijawab apa yang diinginkan serta dikehendakinya. Ia pernah pula memintaNya dan apa yang diminta itupun diberikan. Tidak sedikit orang yang sakit dan memohon kesembuhan kepadaNya disamping berusaha dengan berobat yang dilakukan dan kemudian ia berhasil sembuh.Pengalaman-pengalaman manusia dalam kehidupannya di dunia ini sebenarnya sudah membimbing dirinya sendiri untuk dapat sampai kepada penemuan akan Allah SWT secara kesadaran dan bukan karena adanya paksaan, sebab pengalaman-pengalaman itu memang dapat membuka segala macam hakikat yang ia sendiri pasti tidak merasakan dengan panca inderanya.Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. (Al Anbiya: 76)(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Robbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu. (Al Anfaal: 9)

Anas bin Malik Ra berkata, Pernah ada seorang badui datang pada hari Jumat. Pada waktu itu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tengah berkhotbah. Lelaki itu berkata Hai Rasul Allah, harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah Subhanahu wa Taala untuk mengatasi kesulitan kami. Rasulullah lalu mengangkat kedua tanganya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya. Pada Jumat yang kedua, orang badui atau orang lain berdiri dan berkata, Hai Rasul Allah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam, doakanlah akan kami ini (agar selamat) kepada Allah. Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa: Ya Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami. Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali menjadi terang (tanpa hujan). (HR. Al Bukhari)4.BUKTI-BUKTI DARI NAQAL (KETERANGAN AGAMA)Diantara bukti-buktinya yang dapat kita saksikan tentang wujudnya Allah ialah bahwa para nabi dan rasul yang terpilih dari sekian banyak hamba-hambaNya, mereka itu semua adalah manusia yang amat pilihan sekali,seluruhnya itu sejak zaman nabiullah Adam a.s sampai ke zaman Rasulullah SAW mempunyaisatu garis penyiaran yang benar-benar sama dan sejalan, yaitu memberitahukan dengan pasti kepada seluruh umat manusia bahwa alam semesta ini ada Tuhan (Allah) yang Maha Bijaksana.Oleh segenap nabi dan rasul itu hanya satu itulah pokok penyiaran yang disampaikannya yang merupakan hal yang penting sekali.Allah SWT memberikan pengokohan kepada para nabi dan rasulNya itu untuk mengalahkan segenap musuh dan lawannya, kemudian menjadikan kalimat Tuhan sebagai mercusuar yang tertinggi dan kekufuran dibenamkan sampai kebawah sekali.Sabda Nabi dan Rasul adalah benar dalam ucapannya terhadap Allah SWT, berikhlas hati untukNya, penganjur untuk mengajak menuju jalanNya yang benar, membela keagungan agamaNya dan memperoleh pengokohan yang berupa kemukjizatan dari padaNya.Lalu Kami wahyukan kepada Musa: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.: Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (Asy Syuaraa: 63)Selanjutnya mukjizat Nabi Isa as. ketika menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt berfirman:dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah. (Ali Imran: 49)5.DALIL NAQLISekalipun secara fitrah manusia bisa mengakui adanya Allah, dan dengan akal pikiran bisa membuktikannya, namun manusia tetap memerlukan dalil naqli (al-Quran dan Sunnah) untuk membimbing manusia untuk mengenal Tuhan yang sebenarnya (Allah) dengan segala asma dan sifatNya. Sebab fithrah dan akal tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya itu (Allah).Allah SWT adalahAl-awwalartinya tidak ada permulaan bagi wujudNya. Dia jugaAl-Akhirakhirnya tidak ada akhir dari wujudNya.Dialah yng awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin, dan Dia Mengetahui segala sesuatu.(Al-Hadid 57:3).Tidak ada satu pun yang menyerupaiNya.Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(As-Syura 42:11).Allah SWT Maha EsaKatakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa(Al-Ikhlas 112:1).Allah SWT memilikiAl-Asma was Shiffaat(nama-nama dan sifat-sifat) yang disebutkanNya untuk diriNya di dalam Al-Quran serta semua nama dan sifat yang dituturkan untukNya oleh Rasulullah SAW dalam sunnahnya, sepertiAr-Rahmaan, Ar-Rahiim, AlAliim, Al-Aziz, As-Sami, Al-Bashiirdan lain-lain.Firman Allah :Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka perbuat.(Al-Araf 7:18).6.PENGOKOH KETUHANANBukti-bukti adanya Tuhan diantaranya lagi adalah bahwa umat yang beriman kepada Tuhan (Allah) dengan keimanan yang sebenar-benarnya, mereka itulah ummat yang tertinggi dari yang lainnya perihal ilmu pengetahuan dan lebih banyak pula peradaban dan tata kesopanannya.Selain itu juga pasti lebih suci jiwanya, lebih bersih hatinya, lebih banyak pengorbanannya dan lebih suka mengalahkan diri sendiri dan paling banyak memberikan kemanfaatan kepada sesama manusia.Kaum mukmin sengaja diberi oleh Allah SWT suatu pertolongan yang berupa kekuatan yang dapat digunakan untuk membetulkan peri kemanusiaannya, agar dengan demikian dapatlah dicapai setinggi-tinggi kesempurnaan hidup yang dapat diperoleh manusia sebagai makhluk Allah. Jadi, adanya perubahan dalam jiwa kaum mukmin, sifat-sifat, akhlak atau budi pekerti serta kecondongan-kecondongan itu adalah merupakan bukti yang seterang-terangnya tentang adanya kekuatan rohaniah yang amat rahasia dan tersembunyi yang bekerja secara diam-diam dibalik tubuh yang kasar ini. Kesan-kesan demikian ini nampak jelas dalam apa yang ditempuh oleh kaum mukmin dalam perjalanan hidupnya dan dengan ikatan-ikatan yang penuh rahasia itu pula akan dicapainya kedudukan yang setinggi-tingginya.WUJUD ALLAH SWT :Wujud Allah SWT adalah nyata benar, dan tetap ada di dalam jiwa serta merupakan penarik keajaiban-keajaiban, keindahan segala yang dibuatNya dan keagungan tanda-tandaNya.Allah SWT berfirman :Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?. Tentu mereka akan menjawab : Allah.(S. Luqman:25)DZAT ALLAH HANYA DAPAT DISIFATKAN DAN TIDAK DAPAT DILIHATQuran ketika memperkenalkan Allah SWT kepada manusia sebagai penciptanya, selalu memperhunakan bukti-bukti dan bekas-bekas (kejadian-kejadian) yang menunjukkan sifat-sifat Tuhan, kesempurnaan, keindahan dan kemurnianNya serta suci dari menyerupai makhlukNya. Disamping itu, Quran menutup pintu penyelidikan manusia untuk meninjau lebih jauh dan memikirkan dengan mendalam sekitar hakikat Allah dan DzatNya.Firman Allah :Itulah Allah, Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain dari padaNya, Pencipta segala sesuatu. Sebab itu, sembahlah Dia, dan Dia pengurus segalanya. Penglihatan tidak sampai melihatNya, tetapi Dia mengetahui segala penglihatan. Dia Lemah Lembut dan Maha Tahu.(Quran 6: 102-103).Diceritakan dalam Quran, pada suatu ketika Nabi Musa memohon kepada Tuhan supaya dapat melihatNya, dengan arti Tuhan memperlihatkan diriNya dengan nyata kepada Musa. Tuhan menjawab, bahwa Musa tidak akan dapat melihatNya.Firman Allah :Setelah Musa sampai kepada waktu yang ditentukan itu, dan Tuhan telah berfirman kepadanya, lalu dia mengatakan : Wahai Tuhanku. Perlihatkanlah diri engkau kepadaku supaya dapat kulihat. Tuhan menjawab : engkau tidak akan dapat melihat Aku. Memandanglah kepada bukit itu, kalau dia tetap ditempatnya, nanti engkau dapat melihat Aku. Tetapi setelah Tuhan memperlihatkan kebesaran diriNya kepada bukit itu, ia jadi runtuh dan Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar akan dirinya, dia mengatakan : Maha Suci Engkau. Aku kembali (tobat) kepada Engkau, dan akulah orang yang mula-mula beriman.Tuhan mengatakan : Hai Musa. Sesungguhnya Aku telah memilih engkau lebih dari orang lain, untuk menyampaikan risalahKu (perutusanKu) dan perkataanKu. Sebab itu, ambillah apa yang Ku berikan kepada engkau, dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang tahu berterima kasih.(Quran 7 : 143 : 144).Dari keterangan diatas ternyata kelemahan manusia untuk mengetahui hakikat Allah yang Maha Suci itu. Hal itu merupakan aqidah iman kepada Allah. Dengan sendirinya, kelemahan manusia itu sendiri menjadi bukti yang nyata tentang ketinggian sifat Ketuhanan, sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam lingkungan obyek pemikiran akal manusia yang sangat terbatas kekuatannya. Pemikiran itu tidak mempunyai kemampuan untuk menembus alam gaib (meta physic) dibalik alam benda ini. Alam gaib itu tidak dapat disamakan dengan alam benda yang nyata ini. Jalan untuk mengetahui Tuhan dan mempercayai, bahwa Dia Ada dan Esa adalah dengan memperhatikan bekas-bekas (perbuatan) Tuhan dan juga dengan memperhatikan kesadaran batin yang ada dalam jiwa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam keterangan lain.

1. Pembuktian dengan fitrah bahwa Allah itu ada.

Sesungguhnya manusia itu ketika dilahirkan telah memiliki fitrah untuk beriman kepada Allah tanpa perlu diajarkan terlebih dahulu oleh siapapun. Fitrah sucinya ini baru berubah ketika dia sudah mulai besar dan diajari oleh lingkungannya terdekatnya. Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda:

Tidaklah setiap anak yang dilahirkan melainkan dia berada dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai pengikut Yahudi, Nasrani, atau Majusi.[HR Al Bukhari (1358) dan Muslim (2658)]

2. Pembuktian dengan akal bahwa Allah itu ada.

Pembuktian bahwa Allah itu ada dengan cara ini bisa dilihat dari dua sisi.

Sisi yang pertama:makhluk itu tidak akan bisa menciptakan dirinya sendiri karena makhluk itu tidaklah ada sebelum dia diciptakan. Kalau demikian keadaannya maka mana mungkin dia bisa menjadi pencipta. Kalau makhluk bukan pencipta, maka tentu ada sesuatu sesuatu selain makhluk yang menciptakan dia, yaitu Allah Sang Pencipta (Al Khaliq).

Sisi yang kedua:makhluk itu tidak akan mungkin terbentuk dengan sendirinya secara tiba-tiba tanpa ada asal-usul dan sebab-musabab, karena segala sesuatu yang baru itu mestilah ada yang menciptakannya pertama kali. Kalau sudah jelas bahwa makhluk itu tidak mungkin tercipta dengan sendirinya secara tiba-tiba, maka pastilah ada yang menciptakannya dan mengaturnya, yaitu Allah subhanahu wa taala.

Hal ini telah diterangkan oleh Allah subhanahu wa taala secara jelas di dalam Al Qur`an:

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun (Pencipta) ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?[QS Ath Thur: 35]

Contoh yang paling sederhana untuk memperjelas masalah ini adalah jika ada seseorang yang menceritakan kepada kita bahwa ada sebuah istana megah yang dikelilingi oleh taman yang indah, memiliki karpet-karpet tebal dan tiang-tiang yang kokoh, dan dihiasi dengan berbagai hiasan dan dekorasi, lalu orang itu mengatakan bahwa istana itu terjadi dengan sendirinya atau tercipta dengan tiba-tiba tanpa ada yang satu orangpun yang membuatnya. Tentunya kita akan segera menertawakan orang itu dan mendustakannya karena hal ini tidaklah mungkin terjadi. Istana dengan segala kemegahan, keindahan, dan perlengkapannya itu pastilah ada orang yang membuatnya. Maka terlebih lagi dengan alam semesta ini, langitnya, buminya, isinya, dan keteraturan sistem kehidupan yang ada di dalamnya tidaklah mungkin tercipta sendiri begitu saja. Ia pastilah ada yang menciptakan dan mengaturnya, yaitu Allah azza wa jalla.

3. Pembuktian dengan syariat bahwa Allah itu ada.

Buktinya sangatlah jelas karena seluruh kitab suci langit (Al Qur`an, Injil, Taurat, Zabur, dsb) dengan jelas dan terang menyebutkan keberadaan Allah taala. Selain itu, hukum-hukum syariat yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan makhluk menunjukkan bahwasanya ia dibuat oleh Allah Al Hakim (Yang Maha Bijaksana) yang Maha Mengetahui akan kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Selain itu juga, kabar-kabar dan berita-berita tentang keadaan alam semesta ini menunjukkan bahwa semua itu ada yang menciptakan dan mengaturnya, yaitu Allah Al Qadir.

4. Pembuktian dengan indera bahwa Allah itu ada.

Pembuktian bahwa Allah itu ada dengan cara ini bisa dilihat dari dua sisi.

Sisi yang pertama:Kita bisa melihat dan merasakan bahwa doa orang-orang yang mengalami kesulitan dan kesusahan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa taala. Pengabulan doa dan permintaan manusia oleh Allah taala masih bisa dan sering kita lihat hingga hari ini. Ini sangat jelas menunjukkan atas keberadaan Allah taala.

Allah mengabulkan doa Nabi Nuh alaihish shalatu was salam:

(76)

dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, lalu Kami memperkenankan doanya. Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar. Kami tolong dia dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat kami.[QS Al Anbiya`: 76-77]

Allah mengabulkan doa Nabi Muhammad :

"Ketika kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian, lalu Dia menjawab permohonan kalian: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.[QS Al Anfal: 9]

Banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits nabawi yang menceritakan tentang doa-doa para hamba yang dikabulkan oleh Allah subhanahu wa taala.

Sisi yang kedua:Mukjizat-mukjizat yang dimiliki oleh para Nabi Allah dan bisa disaksikan oleh umat-umat mereka, menunjukkan dengan jelas atas adanya Zat yang mengirimkan mukjizat-mukjizat tersebut kepada mereka, yaitu Allah taala. Mukjizat ini adalah suatu kejadian luar biasa pada para Nabi Allah yang tidak mungkin diusahakan dan diciptakan oleh siapapun kecuali Allah saja.

Beberapa contoh mukjizat adalah seperti yang dimiliki oleh Nabi Musa yang mampu untuk membelah lautan dengan tongkatnya. Allah berfirman:

Lalu Kami wahyukan kepada Musa: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.[QS Asy Syuara`: 63]

Contoh lainnya adalah mukjizat Nabi Isa :

dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Rabb kalian, yaitu aku membuat untuk kalian dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepada kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian.[QS Ali Imran: 49]

Demikianlah pembahasan tentang pembuktian bahwa Allah subhanahu wa taala itu benar-benar ada. Dia memang tidak dapat di dunia namun dapat dilihat di akhirat oleh orang-orang yang beriman (lihat pembahasannyadi sini). Semoga pembahasan ini dapat menambah keyakinan dan kekuatan iman kita kepada Allah azza wa jalla.