buklet info haji sehat

14
Berhaji Sehat dan Mandiri 1 I. PEMERIKSAAN KESEHATAN 1. Mengapa Calon/Jemaah Haji memerlukan Pemeriksaan Kesehatan ? Ibadah Haji mensyaratkan kesanggupan (isthitho’ah) kesehatan (fisik dan jiwa), selain ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan syar’i dimaksud, perlu upaya pembinaan kesehatan secara dini, intensif dan berkesinambungan. Karenanya, pemeriksaan kesehatan diperlukan sebagai alat untuk mengetahui kondisi kesehatan calon/jemaah haji. Apakah dalam keadaan sehat, sakit atau memiliki keterbatasan. Apabila diketahui sakit, maka diperlukan pengobatan hingga masalahnya terkendali atau sembuh sempurna. Apabila diketahui memiliki keterbatasan, maka diperlukan koreksi sehingga dapat mengurangi keterbatasannya. Apabila diketahui dalam keadaan sehat, maka pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diperlukan untuk memperoleh kondisi optimal/prima. Harapan akhir dari dilakukannya pemeriksaan kesehatan, jemaah haji dapat mencapai kesempurnaan ibadah dengan dukungan kesehatan. Jadi, pemeriksaan kesehatan adalah sarana mencapai taraf isthito’ah pada aspek kesehatan. “Pemeriksaan Kesehatan Bukan Merupakan Seleksi Kesehatan.” 2. Apakah pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki kekhususan ? Pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki beberapa ke-kekhususan. Pertama, pemeriksaan kesehatan dimaksudkan untuk menilai (assessing). Sehingga, beberapa jenis pemeriksaan menjadi wajib adanya. Hal demikian membedakan dengan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan (treating), dimana jenis-jenis pemeriksaan ditetapkan menurut indikasi medis sesuai keluhan. Kedua, pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji ditujukan untuk menjadi dasar (base-line) upaya pembinaan kesehatan sebagai penyiapan kesehatan jemaah. Karenanya, dituntut untuk diselenggarakan secara menyeluruh (comprehensive). Ketiga, kesehatan sebagai salah satu syarat isthito’ah-nya seorang jemaah adalah alasan penting untuk mengupayakan agar jemaah semaksimal mungkin dapat berangkat sebagai jemaah haji secara mandiri. Ke-empat, pemeriksaan kesehatan diharapkan dapat memberikan keterangan bahwa setiap jemaah bebas dari berbagai penyakit menular tertentu dan kondisi faali tertentu yang dapat mengancam jiwa sendiri atau orang lain. Karenanya, pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji menjadi khas (berbeda dengan yang lain). 3. Bagaimana Pemeriksaan Kesehatan bagi calon jemaah haji dapat diperoleh ? Calon jemaah haji dapat memperoleh pemeriksaan kesehatan di Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang ditentukan. Pemeriksaan kesehatan untuk tujuan penilaian dilaksanakan secara Berhaji Sehat dan Mandiri 2 sebanyak 3 kali. Pemeriksaan kesehatan pertama dapat dimintakan di Puskesmas. Pemeriksaan kedua dilakukan di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, bertempat di sarana pelayanan kesehatan setara RS tipe C. Pemeriksaan ketiga, berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan dan pemeriksaan secara selektif (bila diperlukan) yang diselenggarakan saat Embarkasi (asrama) Haji. Pemeriksaan kesehatan untuk tujuan pembinaan kesehatan dapat dimintakan sesuai kebutuhan. 4. Bagaimana Prosesnya ? Mintalah pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan pembayaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS). Mendaftarkan diri dengan membawa Kartu Tanda Penduduk dan pas foto berwarna dengan latar belakang putih (ukuran 4 x 6 cm) sebanyak 2 lembar. Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter dengan mengikuti pedoman teknis pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji. Berikanlah keterangan kepada dokter secara lengkap dan benar, sehingga maksud pemeriksaan kesehatan dapat dipenuhi. Dengan keterangan yang benar dan lengkap, Bapak/Ibu akan mendapat banyak keuntungan. Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, akan dilakukan pemeriksaa laboratorium klinis (darah dan urin), EKG, Radiogi, tes kerja, tes kebugaran dan tes fungsi. Sesuai kondisi masing-masing jemaah menurut standard pemeriksaan sesuai pedoman. Apabila Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan sesuai standard yang ditetapkan, maka dapat dimintakan rujukan ke sarana kesehatan yang memiliki kelengkapan sarana dimaksud, misal : radiologi. Hasil pemeriksaan kesehatan akan dituangkan dalam dokumen Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH). Lazimnya, calon haji akan meminta surat keterangan kesehatan tahap pertama sebagai kelengkapan pendaftaran jemaah haji. 5. Bagaimana dengan Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua? Lazimnya, calon jemaah haji akan menerima surat pemberitahuan dari kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan tahap kedua. Memperhatikan perlunya lege-artis dan profesionalisme pelayanan, penyelenggaraan pemeriksaan distandarkan bertempat di sarana pelayanan kesehatan setara RS tipe C. Hal demikian untuk menjamin bahwa jenis-jenis pemeriksaannya dilakukan dengan mutu yang baik dan terjamin. Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan mengikuti standard pemeriksaan kesehatan, sebagaimana pemeriksaan tahap pertama. Pemeriksaan tahap kedua ini, merupakan penilaian ulang terhadap hasil pembinaan kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya dan menjadi dasar penetapan kelaikan keberangkatan seorang calon haji.

Upload: agussuwardjito

Post on 14-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

HajiKesehatanKesehatan haji

TRANSCRIPT

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 1

    I. PEMERIKSAAN KESEHATAN 1. Mengapa Calon/Jemaah Haji memerlukan Pemeriksaan

    Kesehatan ? Ibadah Haji mensyaratkan kesanggupan (isthithoah) kesehatan (fisik dan jiwa), selain ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan syari dimaksud, perlu upaya pembinaan kesehatan secara dini, intensif dan berkesinambungan. Karenanya, pemeriksaan kesehatan diperlukan sebagai alat untuk mengetahui kondisi kesehatan calon/jemaah haji. Apakah dalam keadaan sehat, sakit atau memiliki keterbatasan. Apabila diketahui sakit, maka diperlukan pengobatan hingga masalahnya terkendali atau sembuh sempurna. Apabila diketahui memiliki keterbatasan, maka diperlukan koreksi sehingga dapat mengurangi keterbatasannya. Apabila diketahui dalam keadaan sehat, maka pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diperlukan untuk memperoleh kondisi optimal/prima. Harapan akhir dari dilakukannya pemeriksaan kesehatan, jemaah haji dapat mencapai kesempurnaan ibadah dengan dukungan kesehatan. Jadi, pemeriksaan kesehatan adalah sarana mencapai taraf isthitoah pada aspek kesehatan.

    Pemeriksaan Kesehatan Bukan Merupakan Seleksi Kesehatan.

    2. Apakah pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki kekhususan ? Pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki beberapa ke-kekhususan. Pertama, pemeriksaan kesehatan dimaksudkan untuk menilai (assessing). Sehingga, beberapa jenis pemeriksaan menjadi wajib adanya. Hal demikian membedakan dengan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan (treating), dimana jenis-jenis pemeriksaan ditetapkan menurut indikasi medis sesuai keluhan. Kedua, pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji ditujukan untuk menjadi dasar (base-line) upaya pembinaan kesehatan sebagai penyiapan kesehatan jemaah. Karenanya, dituntut untuk diselenggarakan secara menyeluruh (comprehensive). Ketiga, kesehatan sebagai salah satu syarat isthitoah-nya seorang jemaah adalah alasan penting untuk mengupayakan agar jemaah semaksimal mungkin dapat berangkat sebagai jemaah haji secara mandiri. Ke-empat, pemeriksaan kesehatan diharapkan dapat memberikan keterangan bahwa setiap jemaah bebas dari berbagai penyakit menular tertentu dan kondisi faali tertentu yang dapat mengancam jiwa sendiri atau orang lain. Karenanya, pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji menjadi khas (berbeda dengan yang lain).

    3. Bagaimana Pemeriksaan Kesehatan bagi calon jemaah

    haji dapat diperoleh ? Calon jemaah haji dapat memperoleh pemeriksaan kesehatan di Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang ditentukan. Pemeriksaan kesehatan untuk tujuan penilaian dilaksanakan secara

    Berhaji Sehat dan Mandiri 2

    sebanyak 3 kali. Pemeriksaan kesehatan pertama dapat dimintakan di Puskesmas. Pemeriksaan kedua dilakukan di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, bertempat di sarana pelayanan kesehatan setara RS tipe C. Pemeriksaan ketiga, berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan dan pemeriksaan secara selektif (bila diperlukan) yang diselenggarakan saat Embarkasi (asrama) Haji. Pemeriksaan kesehatan untuk tujuan pembinaan kesehatan dapat dimintakan sesuai kebutuhan.

    4. Bagaimana Prosesnya ? Mintalah pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan

    pembayaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS).

    Mendaftarkan diri dengan membawa Kartu Tanda Penduduk dan pas foto berwarna dengan latar belakang putih (ukuran 4 x 6 cm) sebanyak 2 lembar.

    Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter dengan mengikuti pedoman teknis pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji. Berikanlah keterangan kepada dokter secara lengkap dan benar, sehingga maksud pemeriksaan kesehatan dapat dipenuhi. Dengan keterangan yang benar dan lengkap, Bapak/Ibu akan mendapat banyak keuntungan.

    Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, akan dilakukan pemeriksaa laboratorium klinis (darah dan urin), EKG, Radiogi, tes kerja, tes kebugaran dan tes fungsi. Sesuai

    kondisi masing-masing jemaah menurut standard pemeriksaan sesuai pedoman.

    Apabila Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan sesuai standard yang ditetapkan, maka dapat dimintakan rujukan ke sarana kesehatan yang memiliki kelengkapan sarana dimaksud, misal : radiologi.

    Hasil pemeriksaan kesehatan akan dituangkan dalam dokumen Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH). Lazimnya, calon haji akan meminta surat keterangan kesehatan tahap pertama sebagai kelengkapan pendaftaran jemaah haji.

    5. Bagaimana dengan Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua? Lazimnya, calon jemaah haji akan menerima surat

    pemberitahuan dari kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan tahap kedua.

    Memperhatikan perlunya lege-artis dan profesionalisme pelayanan, penyelenggaraan pemeriksaan distandarkan bertempat di sarana pelayanan kesehatan setara RS tipe C. Hal demikian untuk menjamin bahwa jenis-jenis pemeriksaannya dilakukan dengan mutu yang baik dan terjamin.

    Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan mengikuti standard pemeriksaan kesehatan, sebagaimana pemeriksaan tahap pertama. Pemeriksaan tahap kedua ini, merupakan penilaian ulang terhadap hasil pembinaan kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya dan menjadi dasar penetapan kelaikan keberangkatan seorang calon haji.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 3

    Calon/ jemaah haji yang berumur 40 tahun distandarkan untuk mendapatkan pemeriksaan rontgen foto (radiologi dada), rekam jantung (EKG), LDL, GDS dan kimia darah lain sesuai indikasi. Bagi calon haji yang dipandang perlu untuk mendapatkan pemeriksaan fungsi aktifitas, maka dilakukan pemeriksaan ADL (activity daily living) menggunakan instrumen Barthel. Calon haji yang direncanakan sebagai pendamping (jemaah haji udzur), maka harus dipastikan dalam kondisi bugar. Tes kebugaran dapat dilakukan dengan instumen Harvard step tes atau cara lain yang terbukti sahih.

    Khusus bagi calon haji wanita subur (WUS) dari pasangan usia subur (PUS), diperlukan kepastian bahwa tidak sedang hamil. Mengapa ? Karena pada tahap ini akan diberikan suntikan vaksinasi meningitis meningokokus (MM) yang berkontra-indikasi dengan kehamilan. Artinya, wanita hamil tidak diperbolehkan mendapatkan suntikan vaksinasi MM, yang merupakan syarat wajib bagi setiap jemaah haji.

    Vaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen (ACW135Y) diberikan kepada semua calon/ jemaah haji, kecuali yang mempunyai kontra-indikasi (antar lain : calon haji wanita yang hamil). Vaksinasi diberikan selambatnya 14 hari sebelum

    keberangkatan ke tanah suci dan kekebalannya dapat bertahan selama 2 (dua) tahun.

    Calon jemaah yang telah mendapatkan pemeriksaan secara seksama dan dinyatakan layak (memenuhi syarat) untuk mengikuti perjalanan haji, maka akan diterbitkan dokumen kesehatan untuknya berupa BKJH (Buku Kesehatan Jemaah Haji). BKJH banyak memuat data-data penting jemaah, maka pastikan tetap bersama jemaah selama mengikuti perjalanan haji.

    6. Apa yang dapat diperoleh di Rumah Sakit ?

    Sekiranya hasil pemeriksaan kesehatan tahap kedua ternyata kurang menggembirakan, serta membutuhkan tindak lanjut terapi atau koreksi terhadap kondisi kesehatan jemaah, maka berkonsultasilah kepada dokter ahli untuk mendapatkan jalan keluar.

    7. Apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan di Asrama Embarkasi/ Debarkasi Haji ?

    Siapkan Buku Kesehatan Jemaah Haji dan sertifikat vaksinasi Meningitis (ICV) didalam tas paspor, agar mudah saat pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan.

    Tim Kesehatan di Embarkasi akan memberikan pengesahan pada BKJH dengan membubuhkan tanda-tangan dan stempel Port-health (Kantor Kesehatan Pelabuhan/KKP). Bilamana diketahui ada Calon/jemaah haji yang data kesehatannya tidak sesuai, maka dimungkinkan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara selektif. Misal : pemeriksaan kehamilan (termasuk usia kehamilan), pemeriksaan dahak untuk pemeriksaan TBC, dll.

    Berhaji Sehat dan Mandiri 4

    Bagi calon/ jemaah haji yang menderita penyakit tertentu (missal : asma, penyakit jantung koroner, dll), siapkanlah obat-obatan untuk penyakit tersebut sejumlah kebutuhan selama perjalanan haji. Tempatkan dalam tas paspor untuk memudahkan bila diperlukan.

    Obat-obatan tersebut dilapor ke petugas kesehatan yang menyertai di kelompok terbangnya untuk dicatat di Buku Kesehatan Jemaah Haji nya. Bila jenis-jenis obat bawaan tidak dicatatkan dalam daftar obat BKJH, dimungkinkan akan mendapat masalah (disita) saat pemeriksaan barang di bandara Arab Saudi

    Selama di asrama haji calon/ jemaah haji yang sakit memperoleh pelayanan kesehatan pengobatan rawat jalan, rawat inap sementara di poliklinik asrama haji dan bila perlu rujukan ke rumah sakit yang telah ditentukan.

    Bagi calon/ jemaah haji yang khawatir akan mendapat/mengalami mabuk-perjalanan, sebaiknya minum obat anti mabuk, 2 (dua) jam sebelum perjalanan.

    Pastikan selalu BKJH ada dalam tas paspor.

    8. Bagaimana pelayanan kesehatan di pesawat ?

    Pelayanan kesehatan selama perjalanan, termasuk di pesawat diberikan oleh dokter dan perawat yang menyertai jemaah haji dalam kelompok terbangnya.

    Segera hubungi dokter/perawat secara langsung atau melalui Ketua Regu bila merasa ada gangguan kesehatan.

    9. Tersedia dimana saja pelayanan kesehatan indonesia

    selama di saudi arabia ? Pelayanan kesehatan dapat diperoleh dari tenaga kesehatan kloter (TKHI Kloter). Untuk tahun ini (1427 H),

    dikembangkan pelayanan kesehatan di setiap maktab, berupa klinik maktab. Klinik maktab akan melayani kebutuhan pelayanan kesehatan rawat jalan dan kegawat-daruratan. Disiapkan 76 klinik maktab.

    Bila diperlukan pelayanan kesehatan lanjut, dapat dirujuk ke BPHI Sektor. Disediakan 9 BPHI Sektor di Makkah dan 4 BPHI Sektor di Madinah. Di setiap Daker (Daerah Kerja), disediakan juga sarana BPHI Daker yang dapat menampung perawatan lebih dari 400 tempat tidur. Bila

    pelayanan yang disiapkan belum mampu memenuhi kebutuhan, maka dapat dilakukan rujukan ke rumah sakit Arab Saudi. Tersedia ambulance yang memenuhi klasifikasi internasional.

    Selama proses Arafah dan Mina, disiapkan BPHI Arafah dan Mina. BPHI beroperasi selama masa tersebut.

    10. Pelayanan kesehatan apa saja yang ada di Balai

    Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ? Pelayanan kesehatan rawat jalan Pelayanan kesehatan rawat inap Pelayanan kesehatan rujukan ke RS Arab Saudi. Pelayanan kesehatan gigi. Pelayanan konsultasi. Pelayanan kegawat daruratan. Pelayanan laboratorium terbatas.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 5

    Pelayanan perjalanan ibadah Safari Wukuf ke Arafah bagi jemaah haji sakit.

    Pelayanan dan konsultasi dietetik/makanan yang bergizi. Pelayanan pulang dini/akhir bagi jemaah haji sakit Pelayanan pembuatan surat kematian atau Certivicate of Death (COD) bagi jemaah haji yang meninggal untuk pengurusan santunan keluarga yang ditinggalkan.

    11. Bagaimana dengan biaya-biaya ?

    Biaya diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan tahap pertama dan kedua, ditanggung sepenunya oleh Jemaah. Besarannya mengikuti peraturan Pemerintah Daerah setempat.

    Biaya pelayanan kesehatan selama di asrama embarkasi/ debarkasi haji dan di BPHI selama di Arab Saudi menjadi tanggung-jawab Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam penyelesaiannya.

    Pengobatan dan perawatan di RS Pemerintah Arab Saudi menjadi tanggung-jawab PPIH di Arab Saudi, dengan mengikuti prosedur yang berlaku. Sedangkan pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit Swasta Arab Saudi, biaya ditanggung oleh jemaah haji.

    II. PEMELIHARAAN KESEHATAN 1. Apa pemeliharaan kesehatan diperlukan bagi calon/

    jemaah haji ? Ya, jelas diperlukan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan sebagai sarana mencapai dan menjamin kondisi kesehatan optimal hingga menjelang keberangkatan. Pelaksanaannya dapat secara mandiri atau berkelompok. Yang pasti, harus

    senantiasa berkesinambungan. Pemeliharaan kesehatan dimulai sejak di daerah asal, di perjalanan, di asrama embarkasi/ debarkasi haji, selama di Saudi Arabia dan setelah kembali ke Tanah Air.

    2. Bagaimana caranya ?

    a. Latihan Kesegaran Jasmani Latihan kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan cara berolah raga atau senam, yang dilaksanakan baik sendiri-sendiri dirumah maupun berkelompok secara teratur sesuai program latihan yang telah ditentukan. Latihan dilakukan sejak berniat ingin melaksanakan ibadah haji atau minimal 3 bulan sebelum keberangkatan.

    Jenis latihan. Bagi calon/ jemaah haji sehat latihan kesegaran jasmani berupa senam kesegaran jasmani dan jalan kaki santai 5 sampai 6 Km setiap kali latihan.

    Jadual latihan 3 bulan sebelum

    berangkat berlatih senam 2 kali perminggu dan jalan kaki 5 sampai 6 Km sebanyak 2 kali perminggu.

    2 bulan sebelum berangkat berlatih senam 2 kali perminggu dan jalan kaki 5 sampai 6 Km sebanyak 3 kali perminggu.

    Berhaji Sehat dan Mandiri 6

    1 bulan sampai dengan 10 hari sebelum berangkat latihan senam dilaksanakan 2 kali perminggu dan jalan kaki 5 sampai 6 Km sebanyak 4 kali perminggu.

    Setidaknya 3 kali seminggu minimal jam berjalan kaki Tempat latihan. Tempat latihan sebaiknya di tempat terbuka misalnya ditepi pantai, dikaki gunung, dilapangan olah raga dan lain-lain.

    Bagi calon/jemaah haji risiko tinggi (risti) atau yang sakit hendaknya berkonsultasi ke dokter/ dokter spesialis sebelum melakukan latihan

    b. Pengaturan Berat Badan (BB)

    Tujuan pengaturan berat badan adalah untuk menjaga agar berat badan tetap ideal artinya adanya keseimbangan antara tinggi badan dan berat badan sehingga kondisi kesehatan yang optimal dapat dipertahankan, melalui pengaturan menu dan porsi makanan.

    Cara Mengukur Berat Badan (BB) Ideal Ukur tinggi badan dan timbang berat badan. Gunakan Rumus :

    TB = tinggi badan (cm) BB= berat badan (kg) Bandingkan BB dari hasil penimbangan dengan

    perhitungan Contoh : Bapak Syamsudin TB = 165 cm BB= 63 kg Hasil perhitungannya: BB Ideal = (165 100 ) ( 10% x 65 )

    = 65 Kg 6,5 Kg = 58.5 kg 71,5 Kg

    Berdasarkan perhitungan diatas, maka BB (Berat Badan) bapak Syamsudin sudah ideal/baik. Bila berat badan dibawah atau kurang dari 58,5 kg dengan TB=165 cm maka berat badan bapak/ ibu adalah kurus. Bila berat badan diatas atau lebih dari 71, 5 kg dengan TB =165 cm maka berat badan bapak/ibu adalah gemuk

    Menu Berat Badan Ideal Untuk menu 3 kali makan: 1 piring nasi 1 mangkok sayur 1 potong

    daging/ikan/telor buah secukupnya 1 gelas susu (pagi atau sore)

    Menu Berat Badan Kurang

    Bila berat badan setelah dihitung kurang dari berat badan ideal atau termasuk kurus, maka perlu menambah

    BB Ideal = (TB 100) 10 % (TB 100)

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 7

    makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat; misalnya nasi, roti, kentang, ubi, singkong, serta menambah lauk-pauk dan susu.

    Menu Berat Badan Berlebih Bila berat badan setelah dihitung lebih dari nilai tertinggi Berat badan ideal atau termasuk gemuk, maka perlu mengurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat misalnya nasi, kentang, ubi, makanan berlemak, gula, sirup dan lain-lain.

    c. Makanan Sehat

    Makanlah makanan yang beraneka ragam dari golongan karbohidrat, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, sari buah dan susu.

    Perbanyak makan sayuran yang berwarna hijau.

    Makanlah buah-buahan yang berwarna dan yang banyak mengandung cairan, pilihlah jenis yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk,apel.

    Perbanyak makanan yang mengandung zat tepung (misalkan nasi, biskuit, roti-rotian).

    Pilih makanan yang rendah lemak dan kolesterol, serta batasi makanan yang banyak mengandung gula dan garam.

    Minumlah air matang yang cukup minimal 3 liter sehari.

    3. Bagaimana kondisi suhu di arab saudi ?

    Pelaksanaan ibadah haji tahun 2004 sampai dengan tahun

    2008 terjadi pada musim dingin. Suhu di Arab Saudi pada musim dingin dapat mencapai 0 C, dengan kelembaban udara 24 % (sangat kering). Pastikan mengenakan pakaian tebal yang dapat melindungi tubuh dari sengatan dingin. Rutinlah minum air hangat dan kenakan minyak pelindung kulit, terutama daerah terpapar suhu dingin.

    4. Bagaimana cara penyesuaian terhadap musim dingin di arab saudi ? Melakukan latihan penyesuaian pada dini hari sesudah subuh, ditempat terbuka, didataran tinggi atau pegunungan dengan melakukan latihan kesegaran jasmani dan jalan kaki cepat setiap hari minimal satu jam selama satu minggu, pada minggu terakhir menjelang keberangkatan.

    5. Bagaimana cara memelihara kesehatan selama di arab saudi ?

    Makan tiga kali sehari secara teratur dan jangan terlambat.

    Makan makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, roti, kentang, mie, dan sebagainya) lebih banyak dari porsi

    Berhaji Sehat dan Mandiri 8

    biasanya.

    Minum 1 gelas susu perhari.

    Banyak makan sayur, dan atau ditambah vitamin serta mineral tablet/ kapsul.

    Pilih makanan yang bersih dan terlindung dari pencemaran.

    Pilih makanan dalam kemasan yang masih baik atau utuh dan perhatikan masa kadaluarsanya.

    Apabila akan makan atau memperoleh makanan dari katering :

    - Periksa keadaan makanan - Bila basi dan atau berlendir jangan dimakan, karena

    bisa menyebabkan sakit perut dan mencret (diare)

    - Bila keadaan makanan baik (tidak basi & tidak berlendir) makanlah segera sesuai dengan waktunya

    - Jangan menunda/menyimpan makanan lebih dari 2 jam, karena akan rusak (basi dan berlendir).

    Minum air yang cukup, minimal 1 gelas setiap jam.

    Jangan makan terlalu kenyang dan hindari makan makanan yang mengandung lemak pada waktu akan menempuh perjalanan jauh.

    Cuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sabun.

    6. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama di arab saudi

    Kurangi aktifitas/kegiatan yang tidak perlu yang banyak membutuhkan tenaga.

    Kerjakan ibadah sunah sesuai dengan kondisi kesehatan. Jangan terlalu memaksakan diri.

    Pakailah pakaian yang tebal dan berwarna gelap untuk mengurangi rasa dingin.

    Jangan sering mandi, cukup sehari sekali. Jangan menggunakan sabun mandi

    yang mengandung soda. Gunakan lips gloes/pelembab bibir

    untuk melindungi bibir. Gunakan pelembab (body lotion)

    untuk melindungi kulit dan kaki. Gunakan selalu masker yang

    dibasahi untuk melembabkan udara, mencegah mimisan dan masuknya kotoran/debu serta kuman ke saluran napas.

    Segera lapor ke dokter kloter bila kesehatan terganggu seperti batuk dan pilek ringan tetapi tidak berangsur sembuh dalam waktu 24 jam.

    Hindari tempat-tempat yang berdesak-desakan.

    Cuci tangan setelah buang air kecil dan buang air besar dengan menggunakan sabun.

    Dilarang memasak di kamar tidur selama di Arab Saudi.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 9

    Dilarang merokok. Bahaya kebakaran dapat terjadi dari puntung rokok Anda.

    7. Khusus Untuk Wanita Usia Subur (15 Sampai 45 Tahun ) Apakah haid itu ?

    Haid atau menstruasi adalah peristiwa keluarnya darah dan lepasnya selaput lendir rahim. Lamanya haid 1-8 hari dan darah haid berwarna merah kehitaman. Bila lamanya haid lebih dari 8 hari dan warna darah tidak merah kehitaman berarti tidak normal atau darah penyakit yang disebut Istihadhah. Bagi jemaah wanita usia subur perlu diusahakan agar haidnya tidak bertepatan dengan waktu Tawaf Umrah, Tawaf Ifadhah, Tawaf Wada dan waktu shalat / Ziarah di dalam Masjid Nabawi. Oleh karena keterikatan dengan rombongan atau kloternya, calon haji wanita tidak dapat mengubah jadual perjalanannya. Yang dapat diubah atau diatur adalah waktu haidnya agar tidak berbarengan dengan kegiatan-kegiatan tersebut diatas.

    Bagaimana pengaturan waktu haid ?

    Bagi calon haji wanita yang ingin memutuskan untuk menunda haid, sebaiknya sudah direncanakan dua tiga bulan terakhir sebelum waktu keberangkatan, catat tanggal haid tiga bulan terakhir. Dengan mengetahui pola haid 3 bulan terakhir maka dapat diperkirakan saat haid ketika sedang melaksanakan ibadah haji.

    Bagi calon/jemaah haji wanita yang waktu haidnya tidak berbarengan dengan ibadah Thawaf Umrah, Thawaf Ifadah, Thawaf Wada dan waktu shalat/ziarah didalam Mesjid nabawi, biarkanlah haidnya datang secara alamiah, tidak perlu menggunakan obat pengatur haid.

    Bagi calon/jemaah haji wanita yang waktu haidnya diperkirakan berbarengan dengan kegiatan-kegiatan ibadah yang tidak boleh dikerjakan dalam keadaan haid, diperlukan pengaturan haid dengan obat. Mengenai cara memperhitungkan waktu haid dan menggunakan obat pengatur haid, anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

    Bagi calon/ jemaah haji wanita yang mengalami masalah haid, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis obstetrik ginekologik (ahli kebidanan).

    Bagi calon/ jemaah haji wanita yang sering menghadapi masalah pada saat haid seperti sakit

    AWAS.! Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, kanker paru-paru, cepat lelah, sesak napas, kurang nafsu makan, dan mulut bau. Dilarang merokok terutama bila berada didalam kamar tidur atau pondokan karena dapat menyebabkan orang lain yang tidak merokok terkena dampaknya/ akibat buruknya.

    Berhaji Sehat dan Mandiri 10

    perut yang tak tertahankan, dianjurkan membawa obat penahan sakit.

    Bagaimana cara yang baik untuk penundaan haid ? Obat penunda haid dapat diminum 7 sampai 10 hari sebelum waktu haid yang akan datang (berdasarkan perkiraan) dan hentikan minum obat tersebut 3 hari sebelum waktu haid yang diinginkan.

    Keadaan/ efek samping apa saja yang dapat terjadi

    apabila menggunakan obat penunda haid ? Penggunaan obat penunda haid dapat menimbulkan efek samping yaitu timbul bercak-bercak perdarahan atau perdarahan yang terus menerus.

    Apabila terjadi bercak-bercak perdarahan atau

    perdarahan yang terus menerus apa yang harus kita lakukan ? Tidak perlu gelisah, segera hubungi dokter kloter.

    Apa saja yang perlu diperhatikan dalam

    penggunaan obat penunda haid ini ?

    Bila tiba-tiba timbul sakit kepala mendadak, obat penunda haid tersebut harus dihentikan.

    Wanita dengan penyakit ginjal, jantung, kencing manis, epilepsi, migren dan mempunyai riwayat depresi kejiwaan, penggunaan obat penundaan haid memerlukan pengawasan ketat.

    Pada saat memulai minum obat penunda haid harus diyakini sedang tidak hamil.

    III. CARA MANDIRI MENGATASI PENYAKIT 1. SENGATAN DINGIN

    Apa yang dimaksud dengan sengatan dingin ? Sengatan dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh terpapar cuaca dingin dan mengakibatkan beberapa gangguan pada tubuh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Kulit menjadi gatal. Badan menggigil Gigi gemeretak Rasa kaku / beku terutama daerah terpajan langsung dengan udara dingin atau daerah ujung jari tangan/kaki dan daun telinga.

    Kulit menjadi pucat, dingin kemudian seperti terbakar dan selanjutnya dapat mengelupas.

    Kulit menjadi seperti melepuh. Kulit menjadi beku, pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah dan jaringan sekitarnya mati.

    Kerusakan kulit menjadi lebih serius ( bila tidak ditangani ), dapat menjadi gangren ( jaringan yang mati ) dan kadang membutuhkan amputasi.

    Kram, kaku otot. Mati rasa. Terdapat bagian tubuh / jaringan yang beku. Nyeri hebat, bengkak, bila ada luka menjadi lebih dalam.

    Bicara tidak jelas

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 11

    Sulit berkonsentrasi Susah bernapas Kesadaran menurun Tidak sadarkan diri (koma)

    Bagaimana kejadian sengatan dingin ini pada jemaah

    haji ? Sengatan dingin ini bisa terjadi pada jemaah haji apabila tidak menjaga diri dari pengaruh udara dingin

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Tempatkan penderita sengatan dingin ke dalam ruangan (tanpa AC atau ruang dengan penghangat)

    Bila di ruang terbuka, tempatkan penderita dalam lingkaran jemaah

    Lepaskan baju yang basah dan ganti dengan yang kering.

    Hindari terpaan angin Hangatkan leher dan dada (bagi laki-laki) Beri minum air manis hangat Rendam dengan air hangat (37 0C 40 0C ) Berselimut dan pakaian hangat. Beri obat penghilang nyeri (analgetik). Hentikan kopi dan rokok secara total ( kopi dan rokok dapat memperberat dan mempercepat sengatan dingin )

    Bila belum ada perbaikan, hubungi dokter kloter, rujuk ke Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (PPKT), BPHI atau RSAS (sesuai beratnya penyakit).

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ? Makanan yang perlu diperbanyak adalah makanan yang mengandung tinggi protein hewani diantaranya daging dan telur.

    Minum harus banyak walaupun udara dingin, karena tubuh tetap kekurangan cairan dikarenakan kelembaban udara di Arab Saudi rendah.

    Minuman yang perlu diperbanyak adalah minuman hangat, susu, air zamzam atau yang tidak dingin.

    Bagaimana cara mencegahnya ?

    Pertahankan kondisi kesehatan selalu dalam keadaan baik

    Makan, makanan dan minuman yang hangat dan bergizi Memakai pakaian tebal dan menutupi tubuh dengan menggunakan kaos kaki, kaos tangan dan penutup leher (untuk laki-laki, kecuali saat berpakaian ihram) sehingga dapat terhindar dari terkena udara dingin

    Hindari udara dingin dengan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu diruang terbuka.

    Hindari merokok dan minum kopi Sebaiknya mandi melalui shower dengan air hangat, jangan banyak gerakan menggosok waktu mandi.

    Lindungi kulit dengan krim, termasuk bibir dan tumit Jangan gunakan penghangat langsung ( seperti botol air panas, dll )

    Jangan menggosok kulit yang terkena dingin, karena dapat merusak jaringan.

    Berhaji Sehat dan Mandiri 12

    Gunakan kain ihram yang tebal dan kering Tutupi badan dengan kain ihram (kecuali kepala bagi laki-laki)

    Selalu menggunakan masker yang dilembabkan (kecuali perempuan saat berihram)

    Duduk bergerombol bersama kelompok saat di Arafah, Muzdhalifah dan Mina.

    2. BATUK PILEK ( FLU )

    Apa yang dimaksud dengan batuk pilek (flu) ? Batuk pilek (flu) adalah penyakit infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh virus flu yang terdiri dari bermacam jenis.

    Bagaimana cara penularannya ?

    Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui kandungan kuman diudara saat bercakap-cakap, batuk, bersin atau melalui percikan air liur.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Batuk, bersin Hidung berair ( berlendir ) , tersumbat Mata berair Kadang disertai demam ringan

    Bagaimana kejadian batuk pilek pada jemaah haji

    dimusim dingin ? Banyak terjadi pada jemaah haji, apalagi di musim dingin

    Bagaimana cara mengatasinya ? Minum obat flu, obat batuk, dan vitamin. Bila belum sembuh segera hubungi dokter kloter.

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ?

    Makanan bergizi baik dan jumlah yang cukup. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin diantaranya buah-buahan dan sayuran.

    Perbanyak cairan, minuman hangat, susu, air zamzam atau aqua yang tidak dingin.

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Selalu memelihara kesehatan, dengan makan makanan dan minuman yang bergizi baik.

    Hindari makanan dan minuman yang dingin. Selalu menggunakan masker yang dilembabkan sebagai pelindung yang menutupi lubang hidung dan mulut terutama di tempat keramaian.

    3. PENYAKIT JANTUNG DAN TEKANAN DARAH TINGGI

    Apa Yang Dimaksud Dengan Penyakit Jantung ? Yang dimaksud dengan penyakit jantung, adalah orang yang menderita kelainan jantung, dapat berupa ;

    Kelainan pembuluh darah di jantung yang umumnya dikenal sebagai penyakit jantung koroner.

    Kelainan akibat menderita darah tinggi yang lama, tanpa diobati secara benar.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 13

    Kelainan katub-katub jantung. Kelainan irama denyut jantung. Kelainan jantung bawaan sejak lahir. Kelainan jantung yang belum jelas penyebabnya. Semua kelainan tersebut berakibat penyakit jantung, bila tidak diobati dengan benar dan tidak pandai menjaga diri (makanan dan aktifitas).

    Gejala-gejala Penyakit Jantung : Cepat capek, mudah mengalami sesak napas terutama apabila berjalan jauh, jalan mendaki atau bekerja sedikit berat.

    Bila payah jantung lebih berat, tanpa aktifitas badan napas terasa sesak.

    Napas akan sesak bila tidur tanpa bantal (bantal lebih dari satu).

    Terbangun tiba-tiba sewaktu tidur malam, karena sesak napas.

    Kaki bengkak dan perut membuncit. Payah jantung akan mudah terjadi apabila tekanan darah naik dan denyut jantung (denyut nadi) menjadi cepat (melebihi 100 kali dalam satu menit).

    Apa yang dimaksud Penyakit Darah Tinggi ? Darah tinggi terjadi apabila tekanan darah melebihi atau sama dengan 140/90 mm Hg. Tekanan darah akan naik bila aktifitas badan meningkat, atau dalam keadaan kesal, marah, tergesa-gesa, dan bila makan makanan yang asin.

    Bagaimana Persiapannya di Indonesia ?

    Calon/Jemaah haji agar minta keterangan yang jelas tentang kondisi penyakitnya kepada dokter spesialis jantung. Bila dokter spesialis jantung tidak ada, bisa bertanya kepada dokter spesialis penyakit dalam. Ini berguna untuk memperkirakan kegiatan fisik yang harus dihindari selama melakukan ibadah haji, dan makanan apa yang sebaiknya dihindari.

    Calon/jemaah haji agar mempersiapkan obat-obatan secara lengkap (sesuai resep dokter) paling sedikit untuk dua bulan.

    Bila bepergian bawalah obat secukupnya dan minumlah secara teratur.

    Calon/jemaah haji agar memakan sayur-sayuran dan buah-buahan segar secara teratur. Lauk pauk sebaiknya berupa ikan, tahu, tempe, yang pengolahannya tidak banyak menggunakan garam, minyak goreng dan atau santan.

    Latihan olah raga jalan kaki lebih kurang 30 menit sehari, 3 sampai 4 hari dalam seminggu secara teratur. Kemudian berlatih menghitung denyut nadi sebelum dan setelah berjalan kaki.

    Bagaimana Persiapannya di

    perjalanan ? Sejak berangkat dan selama diperjalanan sebaiknya bersikap tenang, tidak perlu tergesa-gesa dan berdesakan karena fasilitas

    Berhaji Sehat dan Mandiri 14

    yang disediakan panitia cukup untuk seluruh jemaah dan sudah diatur dengan baik.

    Jangan lupa mempersiapkan obat-obatan secukupnya didalam Tas Paspor bukan didalam koper/ tas jinjing, agar mudah mengambilnya setiap saat diperlukan.

    Makan dan minum secukupnya selama diperjalanan.

    Bagaimana persiapannya di Arab Saudi ? Bersikap tenang sangat diperlukan bagi setiap penderita penyakit jantung dan atau darah tinggi, untuk menjaga agar jantung tidak berdenyut dengan cepat.

    Hitung denyut nadi, paling sedikit sekali sehari. Bila denyut nadi melebihi 100 kali dalam satu menit, berarti anda sebaiknya mengunjungi dokter kloter untuk konsultasi. Kunjungi dokter/perawat kloter untuk mengukur tekanan darah, secara teratur tiap 4 sampai 5 hari. Bila tekanan darah anda lebih dari 150/90 milimeter air raksa, untuk sementara sebaiknya anda beristirahat di pondokan tidak pergi ke Masjidil Haram.

    Bila mulai demam dan batuk, segera kunjungi dokter kloter untuk berobat, karena demam membuat jantung berdenyut cepat dan menjadi letih.

    Pengaturan minum, terutama perlu bagi penderita penyakit jantung/ tekanan darah tinggi yang pernah mengalami gagal jantung (payah jantung) dengan gejala sesak napas atau cepat lelah. Tidak boleh minum terlalu banyak seperti orang sehat. Sebaiknya maksimum 2 liter sehari, kecuali keringat sangat banyak, boleh dilebihkan sedikit minumnya, atau memang merasa haus.

    Jauhi makanan yang banyak mengandung garam (roti, biskuit, makanan instan). Perbanyak memakan buah-buahan segar dan sayur-sayuran. Hindari jenis makanan yang mengandung lemak/gorengan. Daging Kambing sebaiknya dihindari.

    Selalu ingat makan obat-obatan secara teratur dan sesuai jadwal. Sediakan obat-obatan untuk beberapa hari didalam tas paspor, sehingga dimanapun anda berada obat-obatan ikut bersama anda.

    Kegiatan fisik dalam rangka menunaikan ibadah sunah disesuaikan dengan nasehat dokter spesialis anda, dihubungkan dengan kondisi penyakit anda sendiri. Ini perlu diingat terutama bagi jemaah yang rumah podokannya jauh dari Masjidil Haram atau terletak di tempat atau lokasi yang tinggi, hingga harus mendaki atau menanjak untuk mencapainya. Dianjurkan untuk lebih banyak beribadah sunah dipondokan saja, atau di mesjid yang ada di dekat rumah pondokan.

    Kalau bisa jemaah sakit menempati kamar yang dekat dengan dokter/ perawat kloter di lantai dasar rumah pondokan.

    Konsultasi dengan dokter kloter atau ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) diperlukan bila ada gejala-gejala berikut ini :

    9 Napas terasa berat atau sesak 9 Tekanan darah lebih dari 160/100 milimeter air

    raksa dan / atau denyut nadi melebihi 100 kali permenit. 9 Nyeri dada atau rasa tidak enak di dada. 9 Demam dan / atau batuk-batuk 9 Denyut jantung terasa tidak teratur/berdebar

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 15

    9 Merasa sempoyongan 9 Sakit kepala berat.

    Khusus bagi jemaah yang sakit gelombang I (pertama), sebaiknya diingat bahwa tujuan utama kita adalah ibadah haji ( Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadhah, Sai, Mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumarat, dan Tawaf wada), yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 12 Djulhijah. Ibadah-ibadah sunah sebelum tanggal tersebut sebaiknya dibatasi, agar tidak lelah dan tidak sakit berat sewaktu ibadah inti tersebut.

    Pada saat melontar jumarat di Mina, ada baiknya jemaah yang sakit diwakilkan melontarnya kepada orang lain yang sehat, mengingat situasi berdesakan dan berebutan disana sangat tidak baik untuk jemaah sakit.

    Selalu gunakan masker, kecuali pada saat-saat tertentu, misalnya ; makan, minum, shalat, selama berpakaian ihram bagi wanita, dan sedang berbicara dengan orang lain. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah batuk, pilek, demam, yang semua itu membuat denyut jantung menjadi lebih cepat dan menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan mungkin sesak napas. Masker juga bermanfaat untuk melindungi diri kita dari penyakit infeksi paru dari jemaah lain.

    4. ASMA Apa yang dimaksud dengan penyakit Asma ?

    Penyakit asma adalah gangguan saluran napas, yaitu terjadinya penyempitan saluran napas yang disebabkan reaksi dari berbagai rangsangan yang bersifat alergi.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Batuk Sesak Disertai mengi ( napas yang berbunyi )

    Bagaimana kejadian asma pada jemaah haji dimusim

    dingin ? Penyakit asma mudah kambuh pada jemaah haji karena lelah fisik dan pikiran. Pada musim dingin asma lebih mudah terjadi, karena udara dingin merupakan salah satu faktor pencetus asma.

    Bagaimana cara mengatasinya ? Berikan obat asma dan obat batuk yang merangsang pengeluaran dahak.

    Bila belum ada perbaikan, hubungi dokter kloter, rujuk ke Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu, BPHI atau RSAS ( sesuai beratnya penyakit ).

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Hindari faktor pencetus asma, seperti : Stress ( stress dapat menimbulkan serangan asma ) Makanan yang biasanya menimbulkan alergi seperti ikan laut, coklat, kacang , telur dll.

    Makanan dan minuman yang dingin Udara dingin Debu rumah/pondokan. Memakai pakaian tebal dan menutupi tubuh sehingga dapat terhindar dari terkena udara dingin

    Makanan/ minuman apa saja yang perlu dihindari ?

    Hindari makanan dan minuman yang dingin

    Berhaji Sehat dan Mandiri 16

    Makanan yang menimbulkan alergi atau menimbulkan serangan asma

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi

    penyakit ini ? Hadapi segala kondisi dalam perjalanan haji dengan ikhlas dan selalu gembira.

    Untuk penderita asma jangan lupa membawa obat yang biasa digunakan (tablet / semprot)

    5. PNEMONIA ( RADANG PARU )

    Apa yang dimaksud dengan pnemonia ? Pnemonia adalah peradangan jaringan paru yang disebabkan oleh kuman / bakteri , virus , jamur.

    Bagaimana cara penularannya ? Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui kandungan kuman diudara saat bercakap-cakap, batuk dan bersin .

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Batuk-batuk berdahak Demam Sesak napas Sakit dada

    Bagaimana kejadian pnemonia ( radang paru ) pada

    jemaah haji dimusim dingin ? Pnemonia ( radang paru ) pada jemaah haji dapat meningkat disebabkan karena pada musim dingin dalam kelembaban yang rendah di Arab Saudi, selaput lendir

    pada hidung dan tenggorokan akan mudah kering, sehingga kuman akan mudah masuk dan menginfeksi saluran napas atas dan paru.

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Minum obat penurun panas, obat batuk yang dapat mengencerkan dan mengeluarkan dahak

    Minum antibiotik sesuai petunjuk dokter Bila belum teratasi, rujuk ke BPHI, atau ke RSAS

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ?

    Makanan bergizi baik, dan jumlah yang cukup Makanan yang mengandung vitamin diantaranya buah-buahan dan sayuran.

    Perbanyak minuman hangat, susu, air zamzam atau aqua yang tidak dingin.

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Selalu menjaga kondisi tubuh, dengan makanan dan minuman yang bergizi baik.

    Hindari makanan dan minuman yang dingin Selalu menggunakan masker pelindung yang menutupi lubang hidung dan mulut terutama di keramaian.

    6. PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT (HIPERTROFI

    PROSTAT) Apa yang dimaksud dengan pembesaran kelenjar

    prostat ? Pembesaran kelenjar prostat adalah keadaan dimana kelenjar prostat membesar, yang biasanya terjadi pada laki-laki diatas usia 50 tahun.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 17

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Sering buang air kecil atau merasa ingin buang air kecil Buang air kecil pada malam hari Sering ingin buang air kecil namun kekuatan dan alirannya kurang kencang

    Pada bagian akhir buang air kecil, urin keluar dengan menetes

    Rasa masih ingin buang air kecil Mungkin teraba adanya pembesaran kandung kemih Infeksi saluran kemih yang berulang

    Bagaimana kejadian pembesaran kelenjar prostat pada

    jemaah haji dimusim dingin ? Pada musim dingin ( tahun 2003 ) di Madinah, kejadian pembesaran kelenjar prostat sangat menyolok terutama pada jemaah haji gelombang I yang langsung menuju ke Madinah.

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Segera ke dokter kloter atau ke BPHI ( untuk pemasangan slang )

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ?

    Makan rendah lemak, rendah kolesterol Untuk memperlancar buang air besar, makanlah makanan yang banyak mengandung serat

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi penyakit ini ?

    Jangan menahan buang air kecil

    7. PENYAKIT MAAG

    Apa yang dimaksud dengan penyakit maag ? Penyakit maag adalah suatu keadaan berlebihnya asam lambung

    Keadaan apa saja yang dapat menyebabkan

    peningkatan produksi asam lambung ? Makanan dan minuman yang merangsang terbentuknya asam lambung, diantaranya : 9 Rasa pedas, asam, merica, jahe dab lain-lain 9 Buah-buahan yang asam dan yang merangsang

    keluarnya asam lambung 9 Rokok, kopi dan air teh yang terlalu kental 9 Perut kosong dalam waktu lama.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Mual Perut rasa penuh / begah Perut kembung Perih ulu hati, atau perut sebelah kiri atas

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Makanan harus lunak dan minuman yang tidak merangsang lambung

    Berhaji Sehat dan Mandiri 18

    Makan dalam porsi kecil, harus sering, dan hindari perut kosong

    Minum obat maag, penetral asam lambung Bila belum teratasi, hubungi dokter kloter

    Bagaimana cara pencegahannya ? Hindari makanan yang merangsang lambung seperti rasa pedas, asam, merica , jahe dll.

    Hindari minuman yang merangsang lambung seperti minuman yang bersoda ( coca cola, pepsi, sprite, fanta dll ), kopi ,air the yang terlalu kental

    Hindari buah-buahan yang asam dan yang merangsang lambung.

    Hindari / hentikan rokok

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi penyakit ini ?

    Makanlah pada waktunya, jangan biasakan terlambat makan

    8. TBC ( TUBERKULOSIS )

    Apa yang dimaksud dengan Tuberkulosis ? Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan kuman mikobakterium tuberkulosis, yang paling sering menyerang paru, dan juga dapat mengenai organ-organ lain seperti tulang, jaringan limfe, hati, ginjal perut dan lain-lain.

    Bagaimana cara penularannya ?

    Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui kandungan kuman tuberkulosis diudara saat bercakap-cakap, batuk dan bersin .

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Gejala dari tuberkulosis paru adalah : 9 Batuk ( dapat kering atau berdahak , dapat berdarah

    atau tidak ) 9 Demam ringan / tidak demam 9 Sesak napas ( tidak sesak atau sesak ringan dan

    dapat sesak berat ) 9 Nyeri dada ( nyeri dada bila mengenai selaput paru ) 9 Tidak nafsu makan, berat badan menurun 9 Meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.

    Bagaimana cara mengatasinya ? Minum obat tuberkulosis yang diberikan dokter Minum obat batuk dan vitamin Bila belum mendapat obat dari dokter , segera hubungi dokter terdekat

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Selalu menjaga kondisi tubuh, dengan makanan dan minuman yang bergizi baik.

    Hindari / jangan terlalu dekat dengan orang yang berpenyakit tuberkulosis, atau orang yang batuk-batuk.

    Ventilasi / udara dalam kamar harus baik.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 19

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ? Makanan yang bergizi baik, tinggi karbohidrat , tinggi protein dan banyak mengandung vitamin.

    Minuman yang perlu diperbanyak adalah susu.

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi penyakit ini ?

    Minum obat tuberkulosis sesuai aturan, jangan sampai lupa.

    Perbanyak istirahat, jangan terlalu lelah

    9. PENYAKIT KENCING MANIS Apa yang dimaksud dengan penyakit kencing manis ?

    Penyakit kencing manis atau Diabetes Mellitus adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah meningkat karena kurangnya pengeluaran insulin.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Sering haus, banyak minum Sering lapar, banyak makan Sering buang air kecil Berat badan menurun walaupun banyak makan Terasa lemas, letih dan lesu Luka yang sulit sembuh Gatal-gatal terutama pada kemaluan

    Bagaimana pengaruh kencing manis pada jemaah haji

    dimusim dingin? Sama saja dengan musim panas

    Bagaimana cara mengatasi kencing manis agar kadar gula darah tetap normal ?

    Minum obat teratur Olah raga teratur Jaga berat badan, jangan sampai berlebih Makan sesuai aturan ( jangan terlalu banyak karbohidrat ), kombinasi dengan buah-buahan dan sayuran, tetapi kalori / jumlah makanan tetap dijaga.

    Bila belum teratasi hubungi dokter kloter Bagaimana cara pencegahannya ?

    Makan harus dijaga , jangan sampai melebihi batas

    Hindari makanan yang manis ( jangan sampai berlebihan ) atau tinggi karbohidrat

    Makanan/ minuman apa saja yang perlu dihindari

    (dipantang) ? Gula putih, syrup, minuman yang banyak mengandung gula

    Singkong, karena mengandung tinggi karbohidrat

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi penyakit ini ?

    Makanlah sesuai aturan, jangan berlebih Makanan pengganti nasi diantaranya kentang ( dan lain-lain) jumlahnya tetap harus dikontrol, tidak boleh berlebih

    Lakukan olahraga yang teratur Minum obat sesuai aturan Selalu memakai alas kaki ( sandal, sepatu )

    Berhaji Sehat dan Mandiri 20

    10. PENYAKIT REMATIK

    Apa yang dimaksud dengan penyakit sendi ? Penyakit rematik adalah penyakit yang berkenaan dengan sendi, dan sangat banyak jenisnya.

    Jenis yang paling banyak ditemui di Indonesia adalah: 9 Penyakit asam urat 9 Nyeri pinggang 9 Dll. (ada lebih dari 100 jenis penyakit rematik )

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Nyeri, kaku ,bengkak, dan kemerahan pada sendi (sesuai jenis rematiknya)

    Gangguan fungsi sendi dan jaringan sekitarnya.

    Gangguan apa saja yang termasuk dalam penyakit rematik ?

    Osteoartritis yang disebabkan oleh pengapuran Rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan

    Rematik peradangan Rematik yang disebabkan oleh pengeroposan Dan lain-lain

    Bagaimana kejadian penyakit rematik pada jemaah

    haji dimusim dingin ? Kadang bertambah frekuensi kekambuhannya, tapi tidak selalu, dan tidak pada setiap penderita rematik

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Minum obat pegal / obat rematik persediaan

    Bila belum membaik hubungi dokter kloter Hindari makanan yang akan memicu kambuhnya rematik

    Makanan/ minuman apa saja yang perlu diperbanyak ?

    Vitamin E dan vitamin lainnya

    Makanan/ minuman apa saja yang perlu dihindari (dipantang)?

    Semua makanan yang mengandung alkohol, seperti bir, tape dll.

    Makanan laut seperti kerang, cumi-cumi dan ikan laut lainnya

    Makanan yang diawetkan dalam kaleng seperti kornet dan sardin

    Jeroan, dan ikan yang tulangnya ikut dimakan ( ikan teri dll.)

    Buah-buahan seperti durian ,alpukat, air kelapa Jengkol, petai dan melinjo ( daun, bunga maupun buahnya )

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Olah raga sesuai kondisi penyakitnya ( misalnya jalan pagi /santai , kira-kira 3 bulan sebelum berangkat haji )

    Jangan sering terpapar udara dingin Jangan beraktifitas bila tidak perlu

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi

    penyakit ini ? Harus mampu mengatur kegiatan, sehingga tidak menimbulkan stress fisik maupun psikis

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 21

    Olah raga berat sebaiknya dihindari Obat-obatan pelancar buang air kecil dan aspirin diyakini dapat memicu kumatnya asam urat di persendian.

    11. KESEHATAN JIWA

    Apakah jiwa yang sehat itu? DEFINISI menurut UU No. 23 tahun 1992, jiwa yang sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi disertai perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan selaras dengan keadaan orang lain.

    Apakah ciri jiwa yang sehat ?

    Ciri-ciri seseorang yang mempunyai jiwa yang sehat sebagai berikut : 9 Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya 9 Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar 9 Mampu bekerja secara produktif dalam memenuhi

    kebutuhan hidupnya 9 Dapat berperan serta dalam lingkungan hidupnya 9 Menerima dengan baik terhadap apa yang ada

    pada dirinya 9 Merasa nyaman bersama dengan orang lain.

    Apakah hubungan ibadah haji & jiwa sehat ?

    IBADAH HAJI akan tercapai maksud dan tujuannya secara optimal ( menjadi haji mabrur ) jika setiap jemaah haji membekali kesehatan fisik dan jiwanya secara optimal. Sedangkan ibadah haji merupakan

    rangkaian ibadah yang dapat memicu dan memacu munculnya stress, karena ibadah haji dilakukan jauh dari rumah (tempat tinggal), berpindah-pindah tempat, bersama-sama sejumlah orang yang banyak dari seluruh pelosok dunia yang mempunyai adat dan kebiasaan yang beraneka ragam.

    Jemaah haji yang mampu mempersiapkan, mengelola dan memanfaatkan stress dari rangkaian ibadah itu berarti ia telah mencapai kemantapan dan kematangan pribadi untuk mencapai haji mabrur. Namun demikian jika jemaah haji tersebut tidak dapat mempersiapkan, mengelola dan memanfaatkan stress dari rangkaian ibadah haji maka stress tersebut akan mempunyai dampak negatif yang apabila berkelanjutan akan menyebabkan berkembangnya gangguan jiwa

    Bagaimana gejala stres negatif yang timbul pada ibadah

    haji ? GEJALA yang mungkin timbul antara lain :

    Mulai dari hanya sekedar reaksi mental emosi yang ringan ( bahkan terkesan seperti orang yang normal ) seperti : sering marah-marah, menjadi tidak sabar, sedih, cemas, gangguan nafsu makan, gangguan pola tidur, tak merasa nyaman bersama orang lain, kurang semangat ibadah, kebingungan.

    Jika gejalanya semakin parah maka akan timbul reaksi yang jelas terlihat menjadi suatu gangguan jiwa seperti gaduh gelisah, merasa dikejar dosa, berbicara kacau dan tidak beraturan bahkan sulit dipahami, kadang dapat timbul reaksi yang berbahaya yaitu merusak (mengganggu) diri sendiri maupun lingkungannya.

    Selain gejala-gejala tersebut sering timbul gejala stress yang lain dalam bentuk keluhan fisik atau sering disebut

    Berhaji Sehat dan Mandiri 22

    psikosomatik misalnya ; pusing, sakit kepala, sakit maag kambuh, darah tinggi kambuh, asma kumat, kelainan kulit. Gejala fisik yang timbul dipengaruhi oleh kondisi kejiwaannya karena itu pengobatannya tidak cukup hanya memberikan obat untuk mengatasi keluhan fisik yang timbul melainkan harus dibantu juga pengobatan untuk kondisi kejiwaannya dalam menyikapi stress yang dialami.

    Apakah calon jemaah haji yang mempunyai riwayat

    dapat menunaikan ibadah haji ? Setiap calon jemaah haji mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat menunaikan ibadah haji (walaupun mempunyai riwayat gangguan jiwa) dengan syarat :

    JUJUR dan LENGKAP dalam memberi informasi saat pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan khususnya hal-hal ( riwayat ) yang berkaitan dengan kondisi kejiwaannya.

    Mengikuti dan melaksanakan petunjuk dalam persiapan, pencegahan dan pembinaan kesehatan jiwa mulai di Indonesia sampai kembali ke Indonesia yang diberikan petugas kesehatan khususnya dokter ahli jiwa.

    Mempersiapkan pendamping yang dapat mengetahui, memahami dan membantu hal-hal yang diperlukan terhadap kondisi kejiwaannya.

    Bagaimana caranya agar stres dari rangkaian ibadah

    haji berdampak positif ? KUNCINYA adalah :

    9 Meluruskan NIAT bahwa ibadah haji hanya semata-mata untuk Allah SWT dalam rangka mendapat ridho dan berkahNYA. 9 Diikuti dengan TAWAKKAL (berserah diri ) hanya

    kepada Allah SWT melalui cara berpikir yang positif dan optimis ( bersangka baik / husnu dzon ) dalam menghadapi segala hal yang dialami dari seluruh rangkaian ibadah haji. 9 Selanjutnya harus senantiasa IKHTIAR yang optimal

    disertai SABAR pada saat 9 menghadapi setiap stres 9 mencari jalan keluar yang positif dan produktif 9 mempersiapkan diri menghadapi masalah lain apabila

    telah selesai dari satu masalah. Insya Allah sikap tersebut akan menimbulkan dampak positif bagi jemaah haji yaitu menjadi HAJI MABRUR sehingga semakin memantapkan dan mematangkan kepribadiannya. Kemantapan dan kematangan kepribadian jemaah haji tercermin dari semakin jelasnya setiap jemaah untuk mengerti dan memahami tentang dirinya, tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah SWT.

    Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW bahwa intisari ibadah haji adalah wukuf di Arafah yang merupakan rukun pokok dari ibadah haji. Arafah yang secara harfiah berarti Mengenal. Melalui wukuf di Arafah setiap jemaah haji diharapkan dapat semakin mengenal dan memahami tentang diri dan Allah SWT. Hal ini diperkuat dengan sabda Nabi Muhammad SAW : Barang siapa yang arif mengenal dan memahami dirinya, maka dia akan arif terhadap Yang Maha Pencipta, Maha Penguasa, Maha Pemelihara dan Maha Pendidik.

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 23

    IV. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DI ARAB SAUDI

    1. INFLUENZA

    Apa yang dimaksud dengan Influenza ? Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza

    Bagaimana cara penularannya ?

    Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui kandungan virus diudara saat bercakap-cakap, batuk, bersin atau melalui air liur.

    Apa saja gejala-gejalanya ? Gejala-gejala nya adalah :

    Panas Sakit kepala Batuk pilek Nyeri otot Sakit tenggorok

    Bagaimana kejadian influenza pada jemaah haji

    dimusim dingin ? Penyakit batuk pilek yang banyak ditemui pada jemaah haji belum tentu suatu influenza tetapi hanya penyakit flu biasa, radang tenggorokan atau radang paru.

    Namun demikian harus tetap waspada bila terkena batuk pilek yang berat.

    Bagaimana cara mengatasinya ? Mengobati gejala-gejala nya dengan obat yang tersedia, misalnya obat batuk pilek, penurun panas, obat penghilang sakit / nyeri dan vitamin.

    Bila belum sembuh segera hubungi dokter kloter.

    Makanan / minuman apa saja yang perlu diperhatikan ? Makanan bergizi baik dan jumlah yang cukup Perbanyak makanan yang mengandung vitamin diantaranya buah-buahan dan sayuran.

    Perbanyak cairan, minuman hangat, susu, air zamzam yang tidak dingin dan aqua yang tidak dingin.

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Selalu menjaga kondisi tubuh, dengan makanan dan minuman yang bergizi baik.

    Hindari makanan dan minuman yang dingin. Selalu menggunakan masker pelindung yang menutupi lubang hidung dan mulut terutama di keramaian.

    Menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat dan melelahkan

    Menghindari tubuh/badan terkena langsung dengan udara dingin, dengan menggunakan jaket, baju hangat, dan lain-lain.

    Dianjurkan vaksinasi influenza bagi calon/jemaah haji yang berusia 65 tahun atau lebih, dan bagi yang berpenyakit kronis misalnya penderita penyakit paru, asma, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit ginjal kronis dan lain-lain serta bagi penderita gangguan sistem kekebalan tubuh

    Berhaji Sehat dan Mandiri 24

    Wanita saat berihram haram hukumnya menggunakan masker. Saat berihram, wanita jangan memakai masker

    2. DIARE

    Apa yang dimaksud dengan diare ? Penyakit diare adalah suatu keadaan dimana buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari , dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair dimana kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya.

    Bagaimana cara penularannya ?

    Penyakit ini ditularkan oleh lalat, melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri / kuman yang menyebabkan diare.

    Makanan dan minuman yang telah basi juga dapat menyebabkan diare, karena telah timbul bakteri / kuman.

    Apa saja gejala-gejalanya ?

    Buang air besar lebih dari 3 kali perhari Tinja bersifat encer, setengah cairan Bersifat mendadak Dapat disertai dehidrasi, bila tidak diatasi segera

    Bagaimana cara mengatasinya ?

    Perbanyak minum, minum cairan oralit dan makanan harus lunak ( bubur )

    Minum obat diare yang tersedia Bila belum ada perbaikan, hubungi dokter kloter ,rujuk ke Pos Gabungan, BPHI atau RSAS ( sesuai beratnya penyakit )

    Bagaimana cara pencegahannya ?

    Hindari makanan dan minuman yang tercemar kotoran Jangan membeli makanan yang kebersihannya kurang meyakinkan

    Selalu tutup makanan agar terhindar dari lalat Jangan makan makanan yang telah basi ( berlendir, bau asam dan berubah bentuk )

    Makanan dan minuman apa saja yang perlu

    diperhatikan ? Makanan harus lunak ( bubur ), hindari makanan yang merangsang (pedas, asam dll)

    Perbanyak minum air putih / Aqua / Air ZamZam / Oralit

    Apa saja yang perlu diperhatikan untuk menghadapi

    penyakit ini ? Selalu menjaga kebersihan secara umum Selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman Harus mengkonsumsi makanan yang lunak / bubur selama masih diare dan hindari makanan yang merangsang lambung, seperti rasa asam, pedas dan lain-lain.

    Jangan jajan di sembarang tempat Bila membeli makanan dan minuman , yakinkan akan kebersihannya

    3. MENINGITIS MENINGOKOKUS

    Apa yang dimaksud dengan Meningitis meningokokus ?

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 25

    Meningitis meningokokus adalah penyakit radang selaput otak atau sumsum tulang belakang yang terjadi secara akut dan menular dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, timbulnya bercak merah di kulit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis.

    Apa bahayanya Meningitis meningokokus ?

    Penyakit ini cepat menular, dapat menyebabkan kematian dan bila sembuh dapat meninggalkan kecacatan akibat kerusakan di otak.

    Bagaimana tanda dan gejala Meningitis meningokokus ? Tanda dan gejala Meningitis meningokokus yaitu panas tinggi yang mendadak, nyeri kepala disertai kaku kuduk, mual, muntah, kejang, kemerahan di kulit dan kesadaran menurun kemudian tidak sadar.

    Bagaimana cara penularan Meningitis meningokokus ?

    Meningitis meningokokus ditularkan melalui kontak langsung dan penularan melalui percikan cairan hidung dan tenggorokan pada saat batuk atau bersin dari penderita Meningitis meningokokus.

    Bagaimana cara mencegah Meningitis meningokokus ?

    Vaksinasi Meningitis meningokokus wajib bagi seluruh Calon/ Jemaah Haji yang akan menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.

    Menghindari dari keramaian atau kepadatan orang selama di Arab Saudi kecuali melaksanakan ibadah.

    Selalu memakai masker bila keluar dari pemondokan. Cukup makan makanan yang bergizi, minum dan istirahat.

    4. Penyakit Saluran Pernapasan Akut Berat (SARS)

    Apa yang dimaksud dengan SARS ?

    Penyakit SARS merupakan infeksi pernapasan sangat akut pada jaringan paru manusia yang disebabkan oleh virus corona

    Apa bahayanya penyakit SARS ?

    Penyakit ini cepat menular dan dapat menyebabkan kematian. Bagaimana tanda dan gejala penyakit SARS ?

    Tanda dan gejala Penyakit SARS yaitu panas tinggi lebih dari 38 derajat celcius, batuk, napas pendek, kesulitan bernapas, sakit kepala, kaku otot, lemah, gangguan kesadaran, nafsu makan hilang dan kulit merah.

    Bagaimana cara penularan penyakit SARS ? Penyakit SARS ditularkan melalui berhubungan langsung dengan penderita SARS baik sewaktu berbicara terkena percikan batuk atau bersin.

    Bagaimana cara pencegahan penyakit SARS ?

    Selalu memakai masker bila keluar dari pemondokan. Cukup makan makanan yang bergizi, minum, istirahat dan tidak merokok

    Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang najis, infus, lendir, tinja dan sebagainya.

    Hindari menyentuh mata hidung dan mulut setelah tangan menyentuh sesuatu.

    Memelihara kebersihan diri dan lingkungan.

    Berhaji Sehat dan Mandiri 26

    TIM PENYUSUN BUKU

    Edisi 1 PENASEHAT Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPGH (Dirjen PPM & PL) Dr. H. Indriyono Tantoro, MPH (Sesditjen PPM & PL) Dr.H. Yusharmen, DcommH, MSc (Direktur Spim-Kesma) PERUMUSAN Dr. H. Azimal, M.Kes (Ketua) (Ka.Subdit Kes. Haji) Dr. H. Rimarky Oemar, M.Kes

    (Wakil Ketua) (Kasi Bimbingan &

    Evaluasi ) Hj. Siti Husmiati, SKM, M.Kes

    (Sekretaris) (Kasi Standarisasi &

    Kemitraan) H. Muhdhori, SE

    (Anggota) (Subdit Kesehatan Haji)

    H. Abd. Hafiz, SKM, M.Kes (Anggota)

    (Subdit Kesehatan Haji)

    H. Tri Hernowo, SKM, M.Kes (Anggota)

    (Subdit Kesehatan Haji)

    H. Azandi Mirza, S.Sos. (Anggota) (Subdit Kesehatan Haji) Hj. Eka Muhiriyah, S.Pd.

    (Anggota) (Subdit Kesehatan Haji)

    Dr. Mawari Edy (Anggota) (Subdit Kesehatan Haji) Dr. Hj Farina Andayani

    (Anggota) (Subdit Kesehatan Haji)

    Dr. Ratna Budi Hapsari (Anggota)

    (Subdit Kesehatan Haji)

    H. Ade Mashuri, B.Sc (Anggota)

    (Subdit Kesehatan Haji)

    Hj. Masdalina Pane, SKM, Mkes (Anggota)

    (Subdit Kesehatan Haji)

    SEKRETARIAT Hj. Supiyah, SE (Subdit Kesehatan Haji) Hj. Nurjanah (Subdit Kesehatan Haji) H. Hasrun Nawawi, SE (Subdit Kesehatan Haji) Achmad Djarkasih, A.Md (Subdit Kesehatan Haji) KONTRIBUTOR Dr. Hj. Anna Uyainah, Sp.PD Dokter Spesialis Penyakit

    Dalam RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta

    Dr. Hj. Suhelmi Simon, Sp.JP Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah RSUP Fatmawati

    Dr. H. Fidiansyah, Sp.KJ Dr. Spesialis Penyakit Jiwa RSKO Cibubur

    Tanti Herawati, SKM, M.Kes Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI

    Drs. H. Muchtar Ilyas Kepala Subdit Penyuluhan Haji Departemen Agama RI

    Drs. H. Achmad Baidowi Kepala Subdit Bimbingan Petugas Departemen Agama RI

    EDITOR Edisi-1 : Tim Perumus Edisi-2 : Dr. Mawari Edy

  • Berhaji Sehat dan Mandiri 27

    DAFTAR PUSTAKA 1. UndangUndang Republik Indonesia No. 17 tahun1999 tentang

    Penyelenggaraan Ibadah Haji 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

    1394/Menkes/SK/XI/2002 3. Haid dan Ibadah Haji oleh Tim Kesehatan Haji RS Haji Jakarta 4. Waspada SARS