budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

21
MAKALAH ”BUDIDAYA TANAMAN KALE (Brasicca oleraceae var. Acephala) Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Hortikultura Dosen Pengampu : Yanyan Mulyaningsih, SP., MP Oleh : Ekal Kurniawan A.1411129 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2016

Upload: ekal-kurniawan

Post on 18-Jan-2017

71 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

MAKALAH

”BUDIDAYA TANAMAN KALE (Brasicca oleraceae var. Acephala)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kapita Selekta Hortikultura

Dosen Pengampu :

Yanyan Mulyaningsih, SP., MP

Oleh :

Ekal Kurniawan

A.1411129

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA

BOGOR

2016

Page 2: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul ”BUDIDAYA TANAMAN KALE (Brasicca oleraceae var. Acephala).

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Slekta

Hortikultura.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui secara mendalam

mengenai berbudidaya tanaman kale (Brasicca oleraceae var. Acephala) secara

hidroponik. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yanyan

Mulyaningsih, SP., MP. Selaku dosen mata kuliah Kapita Slekta Hortikultura

yang memberikan bimbingan mengenai pembuatan makalah, serta pihak-pihak

terkait yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun mengakui masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena

keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan makalah ini

dapat memberikan manfaat kepada penyusun khususnya dan kepada setiap

pembaca umumnya.

Page 3: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

ii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................... 2

II TINJAUN PUSTAKA ...................................................................................... 3

1.1. Asal Usul Tanaman Kale ....................................................................... 3

1.2. Klasifikasi Tanaman Kale ...................................................................... 3

1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kale ............................................................... 3

1.4. Kandungan Gizi Tanaman Kale ............................................................. 3

1.5. Hama Penyakit....................................................................................... 4

1.6. Hidroponik ............................................................................................ 5

III PEMBAHASAN ............................................................................................. 7

3.1. Persiapan Lahan dan Media Tanam............................................................ 7

3.2. Penyemaian ............................................................................................... 8

3.3. Penanaman ................................................................................................ 9

3.4. Pemeliharaan ........................................................................................... 10

3.5. Panen dan Pascapanen ............................................................................. 14

3.6. Pemasaran ............................................................................................... 15

3.7. Kehilangan Hasil ..................................................................................... 16

IV PENUTUP .................................................................................................... 17

4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 17

4.2. Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

Page 4: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kale atau borecole (Brasicca oleraceae var. Acephala) merupakan jenis

sayur kelas dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Kale berasal dari

golongan Brasicca, layaknya kubis, brokoli dan kailan. Kata kale sendiri

berasal dari bahasa Belanda yang artinya kubis petani. Sepintas, tampilan kale

mirip dengan brokoli dan kubis. Perbedaannya, daun sejati kale tidak

berbentuk kepala. Warna daunnya hijau atau ungu kebiruan. Jenis kale dapat

dibedakan berdasarkan jenis daunnya, yaitu kale keriting dan kale left (Roni

Arifin 2016).

Kale dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau salad. Sementara itu,

jika kale dimasak atau dikonsumsi dalam bentuk matang, kandungan

sulforaphane biasanya akan berkurang. Kale sangat cocok diolah menjadi

smoothies, juice dan makanan diet. Kandungan karbohidrat dalam kale rata-

rata sekitar 10,14 g/100 g. seperti yang ditemukan dalam data biografi

Polandia jumlah rentang karbohidrat dari 1,8-6,1 g/ 100 gram dalam sayuran.

(Skąpski and Dąbrowska 1994, Kunachowicz et al. 2005)

Berdasarkan pengalaman penulis, permintaan konsumen terhadap kale

pada awal tahun 2016 sangat tinggi sangat tinggi dan diprediksi masih akan

berlanjut hingga beberapa tahun mendatang. Karena itu, tidak ada salahnya

apabila pebisnis hidroponik pemula dapat membudidayakan sayuran ini.

Hidroponik sistem budidaya tanpa menggunakan tanah. Beberapa alasan

yang melatarbelakangi diantaranya adalah tanah diantaranya adalah tanah

yang kurang subur dan tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan

menggunakan media (substrat) sebagai penyedia larutan nutrisi (Subiyanto

2012)

Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa

menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti

dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi

Page 5: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

2

yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang

memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik

memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak

perlu berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen.

Media tanam dalam sistem hidroponik berfungsi sebagai penopang tubuh

tanaman, penampung larutan hara, pemegang air dan memiliki aerasi

(Nelson,1978). Media untuk tanaman hidroponik bermacam-macam dapat

berupa arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss) dan serbuk

sabut kelapa. Persyaratan terpenting untuk media hidroponik adalah salah

satu media tanam yang ringan dan poros adalah arang sekam (BBPP

Lembang 2010).

1.2. Tujuan

Untuk mempelajari teknik budidaya anaman Kale (Brasicca oleraceae

var.acephala)

Page 6: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

3

II TINJAUN PUSTAKA

1.1. Asal Usul Tanaman Kale

Kale adalah tanaman kubis-kubisan yang berasal dari Mediterania timur

atau Asia. Bentuk liar tanaman kale telah didistribusikan secara luas dari

tempat asal mereka dan ditemukan di pantai Eropa Utara dan Inggris.

Rupanya, semua bentuk utama kale yang kita kenal sekarang telah dikenal

selama 2.000 tahun yang lalu. Kale juga dikenal sebagai keluarga kubis-

kubisan yang kaya vitamin A dan C.

1.2. Klasifikasi Tanaman Kale

Menurut Budi Samadi (2013) kailan adalah jenis tanaman sayuran daun,

dalam dunia tumbuhan, kailan diklasifikasikan sebagai sebagai berikut :

Divisi : Sphermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (biji berada didalam buah)

Kelas : Dicotyledone (biji berkeping dua atau biji belah)

Famili (suku) : Cruciferae (cabbage)

Genus (marga) : Brasicca

Spesies (jenis) : Brasicca oleraceae var.acephala

1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kale

Tanaman kale baik tumbuh di daerah dengan sinar matahari penuh. Ph

tanah yang dikehendaki untuk tanaman kale yaitu sekitar 6 – 7. Jika tanahnya

terlalu asam maka harus ditambahkan dengan kapur. Tanaman dengan

pertumbuhan daun yang bagus maka diperlukan kandungan nitrogen yang

tinggi. Tanaman kale lebih menyukai suhu dengan temperatur yang dingin.

Cuaca yang dingin akan membuat rasa kale lebih manis. Tanaman kale

tumbuh di daerah dataran tinggi (Monica van Wensveen, 2009)

1.4. Kandungan Gizi Tanaman Kale

Di dalam tamanan kale banyak terkandung zat-zat gizi yang bermanfaat

untuk tubuh, diantaranya:

Page 7: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

4

a. Betakaroten

Kale mengandung betakaroten , yang berfungsi seperti vitamin A

dalam tubuh. Sebagai tambahan kale menjadi antioksidan, beta karoten

yang membantu mencegah masalah mata, gangguan kulit, dan

meningkatkan imunitas.

b. Vitamin K

Didalam kale vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah dan

juga mengaktifkan metabolisme tulang dan jaringan lainnya.

c. Lutein

Lutein memiliki manfaat yang signifikan terutama untuk mata yang

berfungsi melindungi dari radikal bebas yang berbahaya dan

meningkatkan pigmen makula.

d. Kalsium

Kalsium banyak ditemukan dalam family kubis terutama kale.

Kalsium bertindak sebagai sinyal untuk proses seluler dan merupakan

mineral penting untuk tulang.

1.5. Hama Penyakit

a. Hama Ulat Grayak (spodoptera Litura F/ Prodenia Litura F)

Hama ini merupakan larva dari ngengat (kupu-kupu) yang

berwarna abu-abu. Ngengat dapat menghasilkan telur sampai 2.000 butir.

Biasanya ngengat meletakkan telurnya dibagian bawah daun secara

berkelompok. Ulat menyerang daun dengan memakan bagian efidermis

dan jaringan hingga habis daunnya. Setelah itu ulat akan pindah ke daun

lain atau ke tanaman lain. Gejala yang tampak adalah daun berlubang-

lubang. Pemberantasan secara mekanis dengan memangkas daun yang

telah tertempeli telur dan secara kimia dengan menyemprot insektisida

(Budi Samadi, 2013).

b. Ulat Grayak (Spodoptera Litura).

Ulat grayak menyerang daun tanaman. Daun tanaman yang

terserang menjadi berlubang-lubang, mulai dari tepi daun permukaan atas

hingga bagian bawah. Serangan dewasa berupa kupu-kupu berwarna agak

Page 8: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

5

gelap dengan garis agak putih pada sayap depannya (Hesti Dwi

Setyaningrum dkk, 2011).

c. Ulat Crop (Crocidolomia binotalis Zell)

Ulat crop kubis dapat dijumpai di bagian bawah daun kubis-

kubisan. Bagian tanaman yang diserang adalah daun. Daun yang diserang

akan bercak putih. Bercak tersebut merupakan efidermis permukaan atas

daun yang tersisa (tidak ikut dimakan ulat). Bercak putih itu kemudian

berlubang setelah lapisan efedermis mengering.

1.6. Hidroponik

Budidaya hidroponik adalah cara bercocok tanam pada larutan hara,

dengan atau tanpa menggunakan media padat seperti penopang tanaman.

Menurut Murali et al. (2011) ada beberapa metode dalam hidroponik,

diantaranya:

1. Metode Kultur Air, yaitu metode menumbuhkan tanaman dengan air

(larutan hara). Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti

stoples atau lubang kaca.

2. Metode Kultur Agregat, yaitu metode hidroponik yang menggunakan

media padat seperti pasir, kerikil, pecahan genteng yang sudah

disterilkan. Hara diberikan dalam bentuk larutan.

3. Nutrient Flow Technique (NFT), yaitu metode hidroponik yang

menggunakan hara yang bersirkulasi terus menerus. Larutan hara akan

membasahi akar tanaman.

4. Pasang surut (Ebb and Flow) sistem pasang surut bekerja dengan

membanjiri nampan pertumbuhan dengan larutan nutrisi beberapa

waktu dan mengeringkannya dengan mengembalikan larutan ke tendon

penampung.

5. Aeroponik (Aeroponic) sistem ini menggunkan teknologi yang tinggi.

Akar tanaman menggantung di udara dan dikabuti dengan larutan

nutrisi. Pengabutan biasanya dilakukan setiap beberapa menit. Akar

Page 9: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

6

tanaman yang menggantung di udara menyebabkan akar cepat

mongering jika proses pengabutan terganggu.

Larutan nutrisi untuk hidroponik dari kedua kelompok, yaitu larutan

stok A yang terdiri dari unsure makro (unsure kalsium yang dominan) dan

larutan stok B yang terdiri dari unsur mikro (sulfat dan fosfat) (Susila 2002).

Menurut sumarni dan Rosliani (2005) kelebihan dan kekurangan

sistem hidroponik yaitu :

Kelebihan dari penggunaan budidaya hidroponik yaitu penggunaan

lahan lebih efisien, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, kualitas dan

kuantitas produksi lebih tinggi dan bersih, penggunaan pupuk dan air lebih

efisien, pengendalian hama dan penyakit lebih mudah.

Sedangkan kekurangan dari budidaya hidroponik yaitu membutuhkan

biaya investasi yang besar, hanya khusus tanaman tertentu, pada kultur

substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil daripada media

tanah sehingga akan menyebabkan kelayuan yang cepat tanaman.

Page 10: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

7

III PEMBAHASAN

3.1. Persiapan Lahan dan Media Tanam

Kegiatan awal yang dilakukan pada budidaya tanaman kale adalah

persiapan lahan dan media tanam. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya

kale adalah 128 m2

yang terbagi kedalam 2 meja penanaman. Persiapan lahan

yang dilakukan yaitu dengan membersihkan gulma pada meja penanaman

yang akan ditanami tanaman kale dan paralon dibersihkan dengan

menggunakan lap atau karung bekas yang telah dibasahi dengan air.

Persiapan media tanam yang dilakukan adalah rockwoll dipotong dengan

ukuran 25 cm x 4 cm. Setelah selesai dipotong rockwoll di simpan di tray

sebagai wadah media tanam, kemudian rockwoll di rendam beberapa menit

didalam air.

Sebagai wadah tanam, tempat media digunakan tray atau nampan plastik

dengan tinggi minimal 5 cm sehingga dapat diisi media tanam setebal 4 cm.

Bila tinggi tray kurang dari 5 cm, media tanam akan semakin tipis. Perlu pula

disadari bahwa akar anak semai sering sangat panjang sehingga memerlukan

media semai yang cukup tebal. Tray atau nampan plastik diisi arang sekam

sebagai media tanam setebal 4 cm ( Ir. Yos Sutiyoso, 2006)

(a) (b)

Gambar. 1 (a) Pembersihan Paralon (b) Rockwoll yang telah dipotong

Page 11: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

8

3.2. Penyemaian

Kegiatan persemaian dilakukan setiap pagi hari pada greenhouse

persemaian. Benih diletakkan kedalam rockwoll basah yang telah dilubangi

dengan ukuran 2 cm x 2 cm. Setelah penyemaian selesai benih di simpan di

atas rak-rak bambu untuk proses persemaian. Proses penyimpanan benih ada

2 perlakuan yaitu N1 dan N2. N1 adalah proses penyimpanan benih setelah

benih disemai, waktu penyimpanan selama 2 - 4 hari ditutup dengan

menggunakan plastik sampai muncul kecambah. Setelah muncul kecambah

benih dipindahkan ke meja persemaian N2. Pada N2 benih yang ditutup

kemudian di buka plastiknya dan benih mulai mendapat perlakuan

penyiraman sebanyak 2 kali sehari sampai benih di penyimpanan N2 berumur

2 minggu .

(a) (b)

Gambar. 2 (a) Penyemaian Kale (b) Penyimpanan Benih N1

Gambar. 3 Penyimpanan Benih N2

Page 12: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

9

3.3. Penanaman

Penanaman kale dilakukan ketika kale berumur 2 minggu setelah kale

dipindahkan dari penyimpanan N2. Kale dipisahkan dari benih N2 lalu

disimpan pada tray untuk ditanam. Kale dimasukkan kedalam lubang paralon

dengan tiap lubangnya hanya 1 bibit kale. Apabila terlalu banyak tanaman

dalam satu lubang maka akan terjadi persaingan antar tanaman, sehingga

tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Lubang tanam berdiameter 3 cm

dengan jarak antar lubang adalah 20 cm x 20 cm. Tanaman yang ditanam

dengan tingkat populasi yang tepat, dengan konsumsi air dan cahaya sesuai

kebutuhan akan menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang

maksimal.

(a) (b)

Gambar 4 (a) Pemisahan Benih N2 (b) Kale yang siap ditanam

Gambar 5 Penanaman Kale

Page 13: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

10

3.4. Pemeliharaan

Selama proses produksi, pemeliharaan tanaman sangatlah penting

dilakukan. Meski proses produksi dilakukan di dalam greenhouse namun

tidak menutup kemungkinan bahan tanaman diserang OPT (organisme

pengganggu tanaman). Proses pemeliharaan meliputi kegiatan pembuatan dan

pengisian larutan nutrisi, penyiangan gulma dan pengendalian hama dan

penyakit.

Pembuatan dan pengisian larutan nutrisi A B Mix biasanya berpatokan

pada paralon yang sudah di ukur. Untuk Pembuatan nutrisi dibuat dua macam

pekatan stok A dan stok B yang masing-masing dilarutkan dalam 3 strip air

yang diukur menggunakan paralon. Setelah masing-masing kedua pekatan di

larutkan dengan air kedua pekatan diaduk sampai benar-benar tercampur.

Nama Garam Pupuk Unsur Utama

Natrium (sodium) nitrat (NaNO3)

Amonium Sulfat (NH4)2 SO4

Kalium (potasium) nitrat (KNO3)

Kalium nitrat (Ca(NO3)2)

Superfosfat (CaH4(PO4)2-H2O)

Amonium fosfat (NH4)2HPO4

Kalium sulfat (K2SO4)

Muriate/Kalium klorida

Magnesium sulfat (MgSO47H2O)

Garam Epsom

Kudada rock fosfat (CaHPO4)

Bone meal

Nicifos

Manurin

Planttabs

Kalsium sulfat (CaSO4)

Besi sulfat (FeSO4)

Magnesium Krorida (MgCl2)

Seng sulfat (CuSO4)

Tepung asam borat (H3BO3)

Asam molibdat (H2Mo4)

Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4)

Triple superfospat (CaH4(PO4)2H2O)

Mangan klorida(MnCl2)

Nitrogen (N)

Nitrogen (N)

Nitrogen (N), kalium (K)

Nitrogen (N), kalsium (Ca)

Fosfat (P), kalsium (Ca)

Nitrogen (N), fosfat (P)

Kalium (K), belerang (S)

Kalium (K)

Magnesium (Mg), sulfur (S)

Magnesium (Mg)

Fosfat (P), kalsium (Ca)

Nitrogen (N), fosfat (P)

Nitrogen (N), fosfat (P)

Nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K)

Nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K)

Kalsium (Ca), sulfur (S)

Besi (Fe)

Magnesium (Mg)

Cuprum (Cu)

Borium (B)

Page 14: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

11

Sumber : Formula larutan nutrisi 2008

Tabel.1Garam Pupuk Yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan Larutan Nutrisi Untuk

Tanaman Hidroponik

Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran daun, batang dan

daun, bunga serta buah, dibuat dua macam pekatan A dan B. Kedua pekatan

tersebut baru dicampur saat akan digunakan. Pekatan A dan B tidak dapat

dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat

dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsure Ca dan

S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi

Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion

fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca

dan Fe tidak dapat diserap oleh akar (Sutiyoso, 2009).

(a) (b)

Gambar. 6 (a) Penampung Nutrisi (b) Nutrisi A B Mix

Page 15: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

12

Gambar.7 Larutan stok pekat

Pengisian larutan nutrisi A B Mix disesuaikn dengan berapa sisa strip air

yang ada di bak nutrisi. Untuk pengisian nutrisi dengan 1 strip air

ditambahkan dengan 1500 ml nutrisi A dan B.

Gambar. 8 Paralon yang telah diukur

Page 16: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

13

(a) (b)

Gambar. 9 (a) Pengukuran Nurtisi (ml) (b) Pencampuran nutrisi A B Mix

Kegiatan penyiangan gulma diperusahaan ini dilakukan pada umur satu

minggu, penyiangan dilakukan dengan cara membuangi rumput atau gulma

disekitar tanaman biasanya dilakukan dengan menggunakan kored dan arit.

Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur satu minggu dilahan tetapi

penyiangan juga dilakukan ketika persiapan penanaman.

(a) (b)

Gambar. 10 (a) Penyiangan Gulma (b) Lahan yang telah dibersihkan

Pengendalian terhadap hama dan penyakit dilakukan dengan cara manual

dan menggunakan pestisida nabati. Pengendalian cara manual dilakukan

dengan membuang tanaman yang terkena hama dan membuang tanaman yang

kering akibat cahaya matahari. Pengendalian menggunakan pestisida nabati

dilakukan dengan menyemprotkan bahan-bahan yang sudah dibuat secara

Page 17: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

14

alami dari berbagai tumbuhan yang ada di kebun tersebut. Kontrol dilakukan

secara berkala, pengontrolan ini dilakukan dengan teliti dan teratur sehingga

hama penyakit dapat dengan cepat diketahui sehingga tidak menular kepada

tanaman lain.

Gambar 11 Alat penyemprotan hama

3.5. Panen dan Pascapanen

Kegiatan pemanenan di lahan dilakukan pada hari Minggu-Jum’at dengan

jam yang disesuaikan dengan pemesanan. Kriteria umur panen kale

diperusahaan itu selain akar pada tanaman tidak boleh terlepas, umur, bobot

dan waktu pemanenan juga harus diperhatikan. Umur panen tanaman kale di

lahan yaitu ketika kale hampir berumur 8 minggu dengan tinggi maksimal 45-

50 cm.

Cara pemanenan dilakukan dengan manual yaitu tanaman langsung

dicabut dengan tangan pada bagian pangkal batang secara hati-hati agar

batang sayuran tidak patah dan daun tidak sobek. Sayuran yang telah dipanen

diletakkan dalam container, kemudian setelah panen selesai keranjang

tersebut dibawa ke ruang pengemasan dengan diangkut dengan menggunakan

mobil pengangkutan bersamaan dengan sayuran lain yang dipanen.

Kegiatan pascapanen yang dilakukan pada tanaman kale yaitu sortasi/

perompesan, penimbangan, pengemasan. Sortasi yaitu kegiatan pemilihan dan

pemisahan tanaman sayuran yang bermutu baik dengan sayuran yang kurang

baik atau rusak. Spesifikasi sayuran yang dapat dijual yaitu sayuran yang

bersih, segar dan tidak terkena hama penyakit. Seleksi dilakukan dengan

Page 18: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

15

membuang daun yang kuning, robek dan daun yang berlubang akibat

serangan hama penyakit. Tanaman kale yang sudah disortasi tidak mengalami

proses pencucian karena sayuran yang ditanam dengan media air tidak akan

ada tanah yang menempel kecuali sayuran-sayuran tertentu.

Gambar 12 Perompesan Kale

Setelah dilakukan sortasi sayuran ditimbang dengan berat masing-masing

250 gram. Setelah penimbangan selesai, kale dikemas dengan menggunakan

plastik yang diberi logo perusahaan dan logo sayuran hidroponik. Kale

dikemas dengan ukuran 25 cm x 45 cm. Kale yang sudah selesai dikemas lalu

ditata rapi dalam container untuk didistribusikan. Pendistribusian dilakukan

pada pagi hari.

(a) (b)

Gambar. 13 (a) Penimbangan Kale (b) Pengemasan Kale

3.6. Pemasaran

Kegiatan pemasaran dilakukan keesokan harinya setelah pengemasan.

Sayuran didistribusikan ke beberapa supermarket. Sayuran hidroponik dijual

Page 19: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

16

di pasar modern karena membidik target pasar kalangan menengah ke atas.

Pada kalangan tersebut, sayuran hidroponik dapat dijual dengan harga yang

tinggi. Harga yang tinggi dikarenakan tingginya kualitas dari sayuran

hidroponik.

3.7. Kehilangan Hasil

Kehilangan hasil yang dialami perusahaan ini setiap kali panen berbeda

setiap harinya. Banyaknya kehilangan hasil disebabkan oleh sayuran yang

patah, serangan hama dan penyakit.

a. Sayuran Patah

Pemanenan yang kurang hati-hati dan terburu-buru menyebabkan sayuran

patah, sehingga harus dibuang karena tidak layak jual. Banyaknya sayuran

yang patah dapat dikurangi dengan pemanenan yang lebih hati-hati.

b. Serangan Hama dan Penyakit

Sayuran yang rusak akibat serangan hama penyakit harus dibuang untuk

menghindari penolakan konsumen karena konsumen lebih menyukai

sayuran segar yang tidak rusak akibat terserang hama dan penyakit.

Pembuangan sayuran yang terserang juga bertujuan untuk menghindari

penularan terhadap sayuran yang lain. Biasanya sampah sayuran yang

dibuang digunakan untuk bahan-bahan pembuatan kompos.

Page 20: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

17

IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kale atau borecole (Brasicca oleraceae var. Acephala) merupakan jenis

sayur kelas dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Kale berasal dari

golongan Brasicca, layaknya kubis, brokoli dan kailan. Kata kale sendiri

berasal dari bahasa Belanda yang artinya kubis petani. Sepintas, tampilan kale

mirip dengan brokoli dan kubis. Perbedaannya, daun sejati kale tidak

berbentuk kepala. Warna daunnya hijau atau ungu kebiruan. Jenis kale dapat

dibedakan berdasarkan jenis daunnya, yaitu kale keriting dan kale left (Roni

Arifin 2016).

Produksi kale dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, suhu,

serangan hama dan penyakit serta kultur teknis (penggunaan ukuran bibit

yang beragam).

.

4.2. Saran

1. Kebersihan lahan lebih ditingkatkan agar hama dan penyakit yang

menyerang berkurang, selain itu lahan juga akan terlihat lebih bersih.

2. Perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas agar sayuran

hidroponik dapat terus dijual dengan harga yang tinggi (premium). Selain

itu, produktivitas yang tinggi juga harus dipertahankan untuk dapat

memperoleh keuntungan sehingga usaha dapat terus berjalan.

Page 21: Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)

18

DAFTAR PUSTAKA

Roni A. 2016. Bisnis Hidroponik Ala Roni Kebun Sayur. Jakarta: Agromedia

[Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang]. http://www.bbpp.info [25 November

2012]

Monica van. 2009 Wensveen Canberra Organic Growers Society.

www.cogs.asn.au

Dwi, Hesti, Setyaningrum dan Saparinto C. 2011. Panen Sayur Secara Rutin di

Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya

KALE Ingredient of the Month Presented by ACFEF Chef & Child Foundation

and Clemson University, 12 JANUARY

Murali MR. Soundaria M. Maheswari V. Santhakumari P. Gobal V. 2011.

International Journal of Pharma and Bio Sciences “Hydroponics”. Novel

Alternative for Geoponik Cultivation of Medicinal Plants and Food Crops.

Vol 2/issue 2/April-Juni hal 4.

Budi S. 2013. Budidaya Intensif Kailan Secara Organik dan Anorganik.

Jakarta: Pustaka Mina.

Soekartawi. 2006. Analisis UsahaTani. Jakarta: UI Press.

Subiyanto. 2012. Proses Pengembangan Iptek Hidroponik Dalam Budidaya

Tanaman Semusim. Direktorat Teknologi Pertanian (BPP. Teknologi).

Sumarni N, Rosliani N. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran Dengan Sistem

Hidroponik. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Suratiyah K. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yos S. 2006. Hidroponik Rakit Apung. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yos S. 2009. Hidroponik Ala Yos. Jakarta: Penebar Swadaya