budidaya jamblang
DESCRIPTION
cengkeh jamblangTRANSCRIPT
Budidaya Jamblang (Duwet)
JAMBLANG (DUWET)
Deskripsi
Kandungan Tiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung: 84-86 g air, 0,2-0,7
g protein, 0,3 g lemak, 14-16 g karbohidrat, 0,3-0,9 g serat, 0,4-0,7 g abu, 8-15 mg
kalsium, 15 mg fosfor, 1,2 mg besi, 0,01 mg riboflavin, 0,3 mg niasin, sedikit sekali
vitamin A dan tiamina, serta 5-18 mg vitamin C. Nilai energinya 277/100 g. Deskripsi
Berperawakan pohon yang kokoh, selalu hijau, tingginya 20(-30) m, diameter
batangnya 40-90 cm, percabangannya rendah, tajuknya tidak beraturan atau bulat,
menyebar selebar 12 m; kulit kayunya yang berada di pangkal batang kasar dan
berwarna kelabu tua, sedangkan makin ke atas licin dan berwarna kelabu muda.
Daunnya berhadapan, bentuknya bundar-telur-sungsang-jorong sampai lonjong-
menjorong, berukuran (5-25) cm X (2-10) cm, pangkalnya berbentuk pasak atau
membundar, ujungnya tumpul atau menirus berujung lancip, tepinya rata, dan
berpinggiran tipis serta tembus pandang, menjangat tebal, selagi muda berwarna
merah jambu, kemudian lembaran sebelah atas berwarna hijau tua berkilat, jika
diremas agak berbau terpentin; tangkai daunnya 1-3,5 cm panjangnya.
Perbungaannya bertipe malai, pada umumnya muncul dari cabang-cabang yang tidak
berdaun, soliter atau dalam berkas, berbunga banyak dan rapat-rapat, panjangnya 5-
12 cm; bunganya kecil dan wangi; daun kelopaknya berbentuk lonceng melebar,
panjangnya 4-6 mm, bagian atasnya bergigi tidak beraturan; cakramnya berwarna
kuning; daun mahkotanya 4 helai, lepas-lepas, berbentuk bundar, berwarna putih
keabu-abuan sampai merah jambu; benang sarinya banyak, panjangnya 4-7 mm,
berwarna putih; bakal buahnya dengan 2-3 ruang, tangkai putik 6-7 mm panjangnya,
berwarna putih. Buahnya bertipe buah buni, . berbentuk lonjong sampai bulat-telur,
seringkali membengkok, bermahkotakan cuping kelopak, panjangnya 1-5 cm,
berwarna ungu tua, bergerombol mencapai 40 butir; daging buahnya berwarna kuning-
kelabu sampai ungu, mengandung banyak sari buah, hampir tidak berbau, dengan
rasa sepat keasamasaman. Bijinya 0-5 butir, berbentuk lonjong, panjangnya sampai
3,5 cm, berwarna hijau sampai coklat.
Manfaat
Buah duwet yang matang biasa dimakan dalam keadaan segar. Rasanya, agak asam
dan agak sepat. Umum dipraktekkan di Filipina dan India buah duwet ditaburi garam
dan diaduk dalam sebuah mangkuk tertutup untuk melunakkannya. Buah ini juga biasa
diolah menjadi sari buah, jeli, atau anggur. Di Filipina, anggur duwet diproduksi secara
komersial. Daunnya digunakan sebagai pakan. Bunganya mengandung banyak nektar
yang dari situ kumbang membuat madu dengan kualitas yang baik. Kulit kayunya
terasa sepat dan dapat digunakan sebagai obat kumur. Juga untuk pewarna. Tepung
bijinya bermanfaat untuk mengobati kencing manis, disentri, diare, dan penyakit
lainnya. Di India, pohon duwet ditanam untuk naungan kopi. Pohon ini tahan terhadap
angin dan kadang-kadang ditanam rapat dalam barisan sebagai suatu penahan angin.
Batangnya dapat digunakan sebagai kayu bakar yang cukup memuaskan.
Syarat Tumbuh
Duwet dapat tumbuh baik di daerah tropik pada ketinggian 600 m dpl., walaupun
dijumpai juga pada ketinggian sampai 1800 m dpl. Pada kondisi terakhir itu pohonnya
tidak dapat berbuah, tetapi dapat dimanfaatkan kayunya. Tanaman ini berkembang
dengan baik di wilayah yang curah hujan tahunannya di atas 1000 mm, dengan musim
kering yang tegas. Duwet tumbuh di tepian sungai dan dapat bertahan terhadap
genangan yang berkepanjangan. Setelah masa pertumbuhan awal, tanaman ini
toleran terhadap kekeringan. Juga mampu tumbuh di daerah yang hangat dari wilayah
subtropik. Di Florida bagian selatan (Amerika Serikat), pohon duwet dewasa dapat
terganggu oleh adanya embun beku yang kadang-kadang turun. Duwet dapat tumbuh
subur pada berbagai tipe tanah, di lahan basah dan rendah, dan lahan yang lebih
tinggi dengan sistem pengaliran air yang baik (tanah liat, campuran tanah liat dan
kapur, tanah berpasir, tanah berkapur).
Pedoman Budidaya
Duwet pada umumnya diperbanyak dengan benih (yang cepat kehilangan
viabilitasnya), walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan
pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam
pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90
hari setelah pelaksanaan pencangkokan itu. Penyambungan dan penempelan
dilakukan untuk perbanyakan dalam skala besar. Penyambungan celah (cleft grafting),
yaitu metode yang digunakan di Filipina, dapat dilakukan dalam bulan apa saja, tetapi
keberhasilan sampai 95 96 dapat dicapai jika dikerjakan dalam bulan November
sampai Desember. Penempelan dapat dilakukan dengan metode sumbat (patch) atau
perisai (shield). Tanaman hasil penempelan atau hasil penyambungan dapat ditanam
pada awal musim hujan dengan jarak tanam yang diajurkan, yaitu 8-10 m.
Pemeliharaan
Pohon duwet memerlukan sedikit saja perawatan dan perhatian sampai menghasilkan
buah. Di India, pupuk diberikan setelah panen. Jika hasil buahnya tidak memuaskan,
pohon duwet dapat dicoba dipangkas akarnya atau dikerat-lingkar (girdled).
Hama dan Penyakit
Tidak ada penyakit dan harna yang berbahaya menyerang .pohon duwet. Ulat
pemakan daun, lalat putih, kutu perisai, kutu bubuk, dan lalat buah kadang-kadang
mencapai tingkat yang merusak.
Panen dan Pasca Panen
Buah-buah duwet tidak matang pada saat yang sama. Buah matang berubah
warnanya menjadi lembayung tua atau hampir hitam, dan akan jatuh ke tanah. Buah
yang dimanfaatkan untuk keperluan nunahtangga dapat cukup clikumpulkan dari
bawah pohonnya saja, tetapi untuk dipasarkan sebaiknya dipetik dengan selektif.
Pemanenan ini merupakan pekerjaan yang memakan waktu, karena pohonnya harus
dipanjat untuk dipetik buahnya yang matang, dengan tangan. Hasil Hasil buahnya
sangat bervariasi; pohon yang berbuah lebat menurut -laporan menghasilkan sampai
sebanyak 100 kg per pohon. Pohon-pohon yang berasal dari klon tetap berperawakan
lebih kecil, tetapi masih dapat menghasilkan 60-70 kg, jumlah buah sedemikian itu
cukup banyak untuk seorang petani pelcarangan. Penanganan pasca panen Buah
duwet dipilahpilah, yang rusak atau yang berukuran terlalu kecil dibuang. Buah-buah
itu segera dibawa ke pas air dan segera diperjualbelikan, mengingat buah itu sangat
mudah rusak.
C
BUAH JAMBLANG/JUWED - DUWED
29 Mar 2013
UMUM febridm 0 Comments
Jamblang (Syzygium cumini) atau disebut jugajambu keling danduwet adalah sejenis pohonbuah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tumbuhan berbuahsepat masam ini dikenal pula dengan berbagai nama sepertijambee kleng (Aceh),jambu kling,nunang[2] (Gayo),jambu kalang (Min.),jambulang,jambulan,jombulan,jumblang (aneka nama lokal diSulut),jambulan (Flores),jambula (Ternate),jamblang (Btw.,Sd.). Jugajambu juwat,jiwat,jiwat padi (Ind.,juwet atauduwet (Jw.),juwet, jujutan (Bl.),dhuwak, dhalas (Md.),duwe (Bima),Rappo - Rappo (Selayar) dan lain-lain.[3]
Pemerian botanis
Buah jamblang
Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun, kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20m dan gemang mencapai 90cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.
Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbauterpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.
Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun.Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuklonceng melebar atau corong, tinggi 4-6mm, kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm; putik 6-7 mm.
Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm.[4] [5]
Jamblang (Syzygium cumini)
Persebaran dan habitat
Jamblang dapat ditemui di baik dibudidayakan/liar diAsia tropis danAustralia. DiPulau Jawa, tumbuh liar dihutan jati dan dibudidayakan sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran rendah[1] hingga 500mdpl.[6]
Kegunaan
Bunga jamblang
Buah jamblang biasa dimakan segar. DiIndia dan Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikitgaram dan kadang-kadang ditambahigula, lalu dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atauanggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial.[4]
Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan seranganserangga; sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagaikayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasamantuak. Daunnya kerap digunakan sebagai pakanternak.
Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat.[1] Hasil penelitian diIndia menunjukkan bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkanbiji,daun, danpepagan jamblang dapat menurunkandiabetes, yang dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan tumbuhan ini mencegahkatarak akibat diabetes.[1] Jamblang mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, danresin yang mengandung asam elagat, dantanin. PraktisiAyurweda menunjukkan bahwa daging buah menurunkan darah selama 30 menit,bijinya menurunkan gula darah dalam waktu 24jam, dan hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.[1]
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obatkencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkansimplisia dari kulit batang (dikenal sebagaiSyzygii cortex) dan biji jamblang (disebutSyzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaanapotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (jamboline).[3] [7] Oleh pengobat tradisional diAmerika Selatan, jamblang bersamaceremai belanda untuk mengurangi kerusakanjantung danhati penderitakanker yang mendapat kemoterapi doxorubicin (doksorubisin).[1] Jamblang danEugenia caryophyllata mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan kejadian kankerlambung hingga 80%. Sebagian wilayah diAsia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk mengobatiepilepsi.[1] DiDataran Tinggi Gayo, jamblang yang sering disebut nunang digunakan untuk mengobati mencret.[2]
Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanamankopi), atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai pakanlebah madu.
uah Duwet (Eugenia cumini atau Syzgium cumini) atau banyak orang menyebut buah jamblang ini merupakan buah yang langka. Tanaman duwet termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Walaupun langka, keberadaan tanaman ini di Indonesia bisa tumbuh dengan subur.
Mungkin anda lebih mengenal tanaman duwet di daerah anda. Berikut nama lokal buah duwet: Jambe kleng (Aceh), Jambe kling (Gayo), Jambu kalang (Minangkabau), Jambelang (Melayu), Jamblang (Sunda), Duwet (Jawa), Juwet (Jakarta).Banyak orang suka dengan daging buahnya yang putih kemerah-merahan serta kulit buah licin berwarna merah dan ungu kehitaman. Buahnya berbentuk lonjong, demikian pula bijinya. Hampir seluruh bagian tanaman duwet mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Buah duwet
Manfaat Buah Duwet dan Kandungannya
Buah Duwet mempunyai khasiat buah diantarnya sebagai obat diare, obat sakit gula dan obat nyeri ginjal.
Manfaat buah duwet untuk mengatasi diare dipakai 100 g buah matang Duwet, dicuci dan dimakan langsung.
Pada buahnya terkandung zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glikosida. Pada bijinya terdapat zat tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat antikholestemik.
Sedangkan pada kulit pohonnya terdapat zat samak (tanin). Dan pada kulit buahnya terdapat
BUDIDAYA BUAH DUWET (JAMBLANG)
Syarat Tumbuh
Duwet dapat tumbuh baik di daerah tropik pada ketinggian 600 m dpl., walaupun dijumpai juga pada ketinggian sampai 1800 m dpl. Pada kondisi terakhir itu pohonnya tidak dapat berbuah, tetapi dapat dimanfaatkan kayunya. Tanaman ini berkembang dengan baik di wilayah yang curah hujan tahunannya di atas 1000 mm, dengan musim kering yang tegas. Duwet tumbuh di tepian sungai dan dapat bertahan terhadap genangan yang berkepanjangan. Setelah masa pertumbuhan awal, tanaman ini toleran terhadap kekeringan. Juga mampu tumbuh di daerah yang hangat dari wilayah subtropik. Di Florida
bagian selatan (Amerika Serikat), pohon duwet dewasa dapat terganggu oleh adanya embun beku yang kadang-kadang turun. Duwet dapat tumbuh subur pada berbagai tipe tanah, di lahan basah dan rendah, dan lahan yang lebih tinggi dengan sistem pengaliran air yang baik (tanah liat, campuran tanah liat dan kapur, tanah berpasir, tanah berkapur).
Pedoman Budidaya
Duwet pada umumnya diperbanyak dengan benih (yang cepat kehilangan viabilitasnya), walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90 hari setelah pelaksanaan pencangkokan itu. Penyambungan dan penempelan dilakukan untuk perbanyakan dalam skala besar. Penyambungan celah (cleft grafting), yaitu metode yang digunakan di Filipina, dapat dilakukan dalam bulan apa saja, tetapi keberhasilan sampai 95 96 dapat dicapai jika dikerjakan dalam bulan November sampai Desember. Penempelan dapat dilakukan dengan metode sumbat (patch) atau perisai (shield). Tanaman hasil penempelan atau hasil penyambungan dapat ditanam pada awal musim hujan dengan jarak tanam yang diajurkan, yaitu 8-10 m.
Pemeliharaan
Pohon duwet memerlukan sedikit saja perawatan dan perhatian sampai menghasilkan buah. Di India, pupuk diberikan setelah panen. Jika hasil buahnya tidak memuaskan, pohon duwet dapat dicoba dipangkas akarnya atau dikerat-lingkar (girdled).
Hama dan Penyakit
Tidak ada penyakit dan harna yang berbahaya menyerang .pohon duwet. Ulat pemakan daun, lalat putih, kutu perisai, kutu bubuk, dan lalat buah kadang-kadang mencapai tingkat yang merusak.
Panen dan Pasca Panen
Buah-buah duwet tidak matang pada saat yang sama. Buah matang berubah warnanya menjadi lembayung tua atau hampir hitam, dan akan jatuh ke tanah. Buah yang dimanfaatkan untuk keperluan nunahtangga dapat cukup clikumpulkan dari bawah pohonnya saja, tetapi untuk dipasarkan sebaiknya dipetik dengan selektif. Pemanenan ini merupakan pekerjaan yang memakan waktu, karena pohonnya harus dipanjat untuk dipetik buahnya yang matang, dengan tangan. Hasil Hasil buahnya sangat bervariasi; pohon yang berbuah lebat menurut -laporan menghasilkan sampai sebanyak 100 kg per pohon. Pohon-pohon yang berasal dari klon tetap berperawakan lebih kecil, tetapi masih dapat menghasilkan 60-70 kg, jumlah buah sedemikian itu cukup banyak untuk seorang petani pelcarangan. Penanganan pasca panen Buah duwet dipilahpilah, yang rusak atau yang berukuran terlalu kecil dibuang. Buah-buah itu segera dibawa ke pas air dan segera diperjualbelikan, mengingat buah itu sangat mudah rusak.