budidaya jamblang

11
Budidaya Jamblang (Duwet) JAMBLANG (DUWET) Deskripsi Kandungan Tiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung: 84-86 g air, 0,2-0,7 g protein, 0,3 g lemak, 14-16 g karbohidrat, 0,3- 0,9 g serat, 0,4-0,7 g abu, 8-15 mg kalsium, 15 mg fosfor, 1,2 mg besi, 0,01 mg riboflavin, 0,3 mg niasin, sedikit sekali vitamin A dan tiamina, serta 5-18 mg vitamin C. Nilai energinya 277/100 g. Deskripsi Berperawakan pohon yang kokoh, selalu hijau, tingginya 20(-30) m, diameter batangnya 40-90 cm, percabangannya rendah, tajuknya tidak beraturan atau bulat, menyebar selebar 12 m; kulit kayunya yang berada di pangkal batang kasar dan berwarna kelabu tua, sedangkan makin ke atas licin dan berwarna kelabu muda. Daunnya berhadapan, bentuknya bundar-telur-sungsang-jorong sampai lonjong-menjorong, berukuran (5-25) cm X (2-10) cm, pangkalnya berbentuk pasak atau membundar, ujungnya tumpul atau menirus berujung lancip, tepinya rata, dan berpinggiran tipis serta tembus pandang, menjangat tebal, selagi muda berwarna merah jambu, kemudian lembaran

Upload: hechy-puteri-enchy

Post on 05-Jan-2016

311 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

cengkeh jamblang

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Jamblang

Budidaya Jamblang (Duwet)

JAMBLANG (DUWET)

Deskripsi

Kandungan Tiap 100 g bagian yang dapat dimakan mengandung: 84-86 g air, 0,2-0,7

g protein, 0,3 g lemak, 14-16 g karbohidrat, 0,3-0,9 g serat, 0,4-0,7 g abu, 8-15 mg

kalsium, 15 mg fosfor, 1,2 mg besi, 0,01 mg riboflavin, 0,3 mg niasin, sedikit sekali

vitamin A dan tiamina, serta 5-18 mg vitamin C. Nilai energinya 277/100 g. Deskripsi

Berperawakan pohon yang kokoh, selalu hijau, tingginya 20(-30) m, diameter

batangnya 40-90 cm, percabangannya rendah, tajuknya tidak beraturan atau bulat,

menyebar selebar 12 m; kulit kayunya yang berada di pangkal batang kasar dan

berwarna kelabu tua, sedangkan makin ke atas licin dan berwarna kelabu muda.

Daunnya berhadapan, bentuknya bundar-telur-sungsang-jorong sampai lonjong-

menjorong, berukuran (5-25) cm X (2-10) cm, pangkalnya berbentuk pasak atau

membundar, ujungnya tumpul atau menirus berujung lancip, tepinya rata, dan

berpinggiran tipis serta tembus pandang, menjangat tebal, selagi muda berwarna

merah jambu, kemudian lembaran sebelah atas berwarna hijau tua berkilat, jika

diremas agak berbau terpentin; tangkai daunnya 1-3,5 cm panjangnya.

Perbungaannya bertipe malai, pada umumnya muncul dari cabang-cabang yang tidak

berdaun, soliter atau dalam berkas, berbunga banyak dan rapat-rapat, panjangnya 5-

12 cm; bunganya kecil dan wangi; daun kelopaknya berbentuk lonceng melebar,

Page 2: Budidaya Jamblang

panjangnya 4-6 mm, bagian atasnya bergigi tidak beraturan; cakramnya berwarna

kuning; daun mahkotanya 4 helai, lepas-lepas, berbentuk bundar, berwarna putih

keabu-abuan sampai merah jambu; benang sarinya banyak, panjangnya 4-7 mm,

berwarna putih; bakal buahnya dengan 2-3 ruang, tangkai putik 6-7 mm panjangnya,

berwarna putih. Buahnya bertipe buah buni, . berbentuk lonjong sampai bulat-telur,

seringkali membengkok, bermahkotakan cuping kelopak, panjangnya 1-5 cm,

berwarna ungu tua, bergerombol mencapai 40 butir; daging buahnya berwarna kuning-

kelabu sampai ungu, mengandung banyak sari buah, hampir tidak berbau, dengan

rasa sepat keasamasaman. Bijinya 0-5 butir, berbentuk lonjong, panjangnya sampai

3,5 cm, berwarna hijau sampai coklat.

Manfaat

Buah duwet yang matang biasa dimakan dalam keadaan segar. Rasanya, agak asam

dan agak sepat. Umum dipraktekkan di Filipina dan India buah duwet ditaburi garam

dan diaduk dalam sebuah mangkuk tertutup untuk melunakkannya. Buah ini juga biasa

diolah menjadi sari buah, jeli, atau anggur. Di Filipina, anggur duwet diproduksi secara

komersial. Daunnya digunakan sebagai pakan. Bunganya mengandung banyak nektar

yang dari situ kumbang membuat madu dengan kualitas yang baik. Kulit kayunya

terasa sepat dan dapat digunakan sebagai obat kumur. Juga untuk pewarna. Tepung

bijinya bermanfaat untuk mengobati kencing manis, disentri, diare, dan penyakit

lainnya. Di India, pohon duwet ditanam untuk naungan kopi. Pohon ini tahan terhadap

angin dan kadang-kadang ditanam rapat dalam barisan sebagai suatu penahan angin.

Batangnya dapat digunakan sebagai kayu bakar yang cukup memuaskan.

Syarat Tumbuh

Duwet dapat tumbuh baik di daerah tropik pada ketinggian 600 m dpl., walaupun

dijumpai juga pada ketinggian sampai 1800 m dpl. Pada kondisi terakhir itu pohonnya

tidak dapat berbuah, tetapi dapat dimanfaatkan kayunya. Tanaman ini berkembang

dengan baik di wilayah yang curah hujan tahunannya di atas 1000 mm, dengan musim

kering yang tegas. Duwet tumbuh di tepian sungai dan dapat bertahan terhadap

genangan yang berkepanjangan. Setelah masa pertumbuhan awal, tanaman ini

toleran terhadap kekeringan. Juga mampu tumbuh di daerah yang hangat dari wilayah

subtropik. Di Florida bagian selatan (Amerika Serikat), pohon duwet dewasa dapat

terganggu oleh adanya embun beku yang kadang-kadang turun. Duwet dapat tumbuh

subur pada berbagai tipe tanah, di lahan basah dan rendah, dan lahan yang lebih

tinggi dengan sistem pengaliran air yang baik (tanah liat, campuran tanah liat dan

kapur, tanah berpasir, tanah berkapur).

Pedoman Budidaya

Duwet pada umumnya diperbanyak dengan benih (yang cepat kehilangan

viabilitasnya), walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan

pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam

pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90

hari setelah pelaksanaan pencangkokan itu. Penyambungan dan penempelan

dilakukan untuk perbanyakan dalam skala besar. Penyambungan celah (cleft grafting),

yaitu metode yang digunakan di Filipina, dapat dilakukan dalam bulan apa saja, tetapi

keberhasilan sampai 95 96 dapat dicapai jika dikerjakan dalam bulan November

sampai Desember. Penempelan dapat dilakukan dengan metode sumbat (patch) atau

perisai (shield). Tanaman hasil penempelan atau hasil penyambungan dapat ditanam

Page 3: Budidaya Jamblang

pada awal musim hujan dengan jarak tanam yang diajurkan, yaitu 8-10 m.

Pemeliharaan

Pohon duwet memerlukan sedikit saja perawatan dan perhatian sampai menghasilkan

buah. Di India, pupuk diberikan setelah panen. Jika hasil buahnya tidak memuaskan,

pohon duwet dapat dicoba dipangkas akarnya atau dikerat-lingkar (girdled).

Hama dan Penyakit

Tidak ada penyakit dan harna yang berbahaya menyerang .pohon duwet. Ulat

pemakan daun, lalat putih, kutu perisai, kutu bubuk, dan lalat buah kadang-kadang

mencapai tingkat yang merusak.

Panen dan Pasca Panen

Buah-buah duwet tidak matang pada saat yang sama. Buah matang berubah

warnanya menjadi lembayung tua atau hampir hitam, dan akan jatuh ke tanah. Buah

yang dimanfaatkan untuk keperluan nunahtangga dapat cukup clikumpulkan dari

bawah pohonnya saja, tetapi untuk dipasarkan sebaiknya dipetik dengan selektif.

Pemanenan ini merupakan pekerjaan yang memakan waktu, karena pohonnya harus

dipanjat untuk dipetik buahnya yang matang, dengan tangan. Hasil Hasil buahnya

sangat bervariasi; pohon yang berbuah lebat menurut -laporan menghasilkan sampai

sebanyak 100 kg per pohon. Pohon-pohon yang berasal dari klon tetap berperawakan

lebih kecil, tetapi masih dapat menghasilkan 60-70 kg, jumlah buah sedemikian itu

cukup banyak untuk seorang petani pelcarangan. Penanganan pasca panen Buah

duwet dipilahpilah, yang rusak atau yang berukuran terlalu kecil dibuang. Buah-buah

itu segera dibawa ke pas air dan segera diperjualbelikan, mengingat buah itu sangat

mudah rusak.

C

BUAH JAMBLANG/JUWED - DUWED

29 Mar 2013

UMUM febridm 0 Comments

Jamblang (Syzygium cumini) atau disebut jugajambu keling danduwet adalah sejenis pohonbuah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tumbuhan berbuahsepat masam ini dikenal pula dengan berbagai nama sepertijambee kleng (Aceh),jambu kling,nunang[2] (Gayo),jambu kalang (Min.),jambulang,jambulan,jombulan,jumblang (aneka nama lokal diSulut),jambulan (Flores),jambula (Ternate),jamblang (Btw.,Sd.). Jugajambu juwat,jiwat,jiwat padi (Ind.,juwet atauduwet (Jw.),juwet, jujutan (Bl.),dhuwak, dhalas (Md.),duwe (Bima),Rappo - Rappo (Selayar) dan lain-lain.[3]

Page 4: Budidaya Jamblang

Pemerian botanis

Buah jamblang

Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun, kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20m dan gemang mencapai 90cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.

Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbauterpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.

Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun.Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuklonceng melebar atau corong, tinggi 4-6mm, kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm; putik 6-7 mm.

Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm.[4] [5]

Page 5: Budidaya Jamblang

Jamblang (Syzygium cumini)

Persebaran dan habitat

Jamblang dapat ditemui di baik dibudidayakan/liar diAsia tropis danAustralia. DiPulau Jawa, tumbuh liar dihutan jati dan dibudidayakan sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran rendah[1] hingga 500mdpl.[6]

Kegunaan

Bunga jamblang

Page 6: Budidaya Jamblang

Buah jamblang biasa dimakan segar. DiIndia dan Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikitgaram dan kadang-kadang ditambahigula, lalu dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atauanggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial.[4]

Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan seranganserangga; sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagaikayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasamantuak. Daunnya kerap digunakan sebagai pakanternak.

Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat.[1] Hasil penelitian diIndia menunjukkan bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkanbiji,daun, danpepagan jamblang dapat menurunkandiabetes, yang dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan tumbuhan ini mencegahkatarak akibat diabetes.[1] Jamblang mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, danresin yang mengandung asam elagat, dantanin. PraktisiAyurweda menunjukkan bahwa daging buah menurunkan darah selama 30 menit,bijinya menurunkan gula darah dalam waktu 24jam, dan hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.[1]

Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obatkencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkansimplisia dari kulit batang (dikenal sebagaiSyzygii cortex) dan biji jamblang (disebutSyzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaanapotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (jamboline).[3] [7] Oleh pengobat tradisional diAmerika Selatan, jamblang bersamaceremai belanda untuk mengurangi kerusakanjantung danhati penderitakanker yang mendapat kemoterapi doxorubicin (doksorubisin).[1] Jamblang danEugenia caryophyllata mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan kejadian kankerlambung hingga 80%. Sebagian wilayah diAsia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk mengobatiepilepsi.[1] DiDataran Tinggi Gayo, jamblang yang sering disebut nunang digunakan untuk mengobati mencret.[2]

Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanamankopi), atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai pakanlebah madu.

uah Duwet (Eugenia cumini atau Syzgium cumini) atau banyak orang menyebut buah jamblang ini merupakan buah yang langka. Tanaman duwet termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Walaupun langka, keberadaan tanaman ini di Indonesia bisa tumbuh dengan subur.

Page 7: Budidaya Jamblang

Mungkin anda lebih mengenal tanaman duwet di daerah anda. Berikut nama lokal buah duwet: Jambe kleng (Aceh), Jambe kling (Gayo), Jambu kalang (Minangkabau), Jambelang (Melayu), Jamblang (Sunda), Duwet (Jawa), Juwet (Jakarta).Banyak orang suka dengan daging buahnya yang putih kemerah-merahan serta kulit buah licin berwarna merah dan ungu kehitaman. Buahnya berbentuk lonjong, demikian pula bijinya. Hampir seluruh bagian tanaman duwet mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Buah duwet

Manfaat Buah Duwet dan Kandungannya

Buah Duwet mempunyai khasiat buah diantarnya sebagai obat diare, obat sakit gula dan obat nyeri ginjal.

Manfaat buah duwet untuk mengatasi diare dipakai 100 g buah matang Duwet, dicuci dan dimakan langsung.

Pada buahnya terkandung zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glikosida. Pada bijinya terdapat zat tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat antikholestemik.

Sedangkan pada kulit pohonnya terdapat zat samak (tanin). Dan pada kulit buahnya terdapat

BUDIDAYA BUAH DUWET (JAMBLANG)

Syarat Tumbuh

Duwet dapat tumbuh baik di daerah tropik pada ketinggian 600 m dpl., walaupun dijumpai juga pada ketinggian sampai 1800 m dpl. Pada kondisi terakhir itu pohonnya tidak dapat berbuah, tetapi dapat dimanfaatkan kayunya. Tanaman ini berkembang dengan baik di wilayah yang curah hujan tahunannya di atas 1000 mm, dengan musim kering yang tegas. Duwet tumbuh di tepian sungai dan dapat bertahan terhadap genangan yang berkepanjangan. Setelah masa pertumbuhan awal, tanaman ini toleran terhadap kekeringan. Juga mampu tumbuh di daerah yang hangat dari wilayah subtropik. Di Florida

Page 8: Budidaya Jamblang

bagian selatan (Amerika Serikat), pohon duwet dewasa dapat terganggu oleh adanya embun beku yang kadang-kadang turun. Duwet dapat tumbuh subur pada berbagai tipe tanah, di lahan basah dan rendah, dan lahan yang lebih tinggi dengan sistem pengaliran air yang baik (tanah liat, campuran tanah liat dan kapur, tanah berpasir, tanah berkapur).

Pedoman Budidaya

Duwet pada umumnya diperbanyak dengan benih (yang cepat kehilangan viabilitasnya), walaupun kultivar unggul dapat diperbanyak secara aseksual dengan pencangkokan, pelengkungan, penyambungan, dan penempelan. Dalam pencangkokan, cabang-cabang yang telah berakar dapat dipisahkan dalam waktu 90 hari setelah pelaksanaan pencangkokan itu. Penyambungan dan penempelan dilakukan untuk perbanyakan dalam skala besar. Penyambungan celah (cleft grafting), yaitu metode yang digunakan di Filipina, dapat dilakukan dalam bulan apa saja, tetapi keberhasilan sampai 95 96 dapat dicapai jika dikerjakan dalam bulan November sampai Desember. Penempelan dapat dilakukan dengan metode sumbat (patch) atau perisai (shield). Tanaman hasil penempelan atau hasil penyambungan dapat ditanam pada awal musim hujan dengan jarak tanam yang diajurkan, yaitu 8-10 m.

Pemeliharaan

Pohon duwet memerlukan sedikit saja perawatan dan perhatian sampai menghasilkan buah. Di India, pupuk diberikan setelah panen. Jika hasil buahnya tidak memuaskan, pohon duwet dapat dicoba dipangkas akarnya atau dikerat-lingkar (girdled).

Hama dan Penyakit

Tidak ada penyakit dan harna yang berbahaya menyerang .pohon duwet. Ulat pemakan daun, lalat putih, kutu perisai, kutu bubuk, dan lalat buah kadang-kadang mencapai tingkat yang merusak.

Panen dan Pasca Panen

Buah-buah duwet tidak matang pada saat yang sama. Buah matang berubah warnanya menjadi lembayung tua atau hampir hitam, dan akan jatuh ke tanah. Buah yang dimanfaatkan untuk keperluan nunahtangga dapat cukup clikumpulkan dari bawah pohonnya saja, tetapi untuk dipasarkan sebaiknya dipetik dengan selektif. Pemanenan ini merupakan pekerjaan yang memakan waktu, karena pohonnya harus dipanjat untuk dipetik buahnya yang matang, dengan tangan. Hasil Hasil buahnya sangat bervariasi; pohon yang berbuah lebat menurut -laporan menghasilkan sampai sebanyak 100 kg per pohon. Pohon-pohon yang berasal dari klon tetap berperawakan lebih kecil, tetapi masih dapat menghasilkan 60-70 kg, jumlah buah sedemikian itu cukup banyak untuk seorang petani pelcarangan. Penanganan pasca panen Buah duwet dipilahpilah, yang rusak atau yang berukuran terlalu kecil dibuang. Buah-buah itu segera dibawa ke pas air dan segera diperjualbelikan, mengingat buah itu sangat mudah rusak.