budidaya guppy

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia seperti ikan guppy (Poecilia reticulata). Guppy (Poecilia reticulata) berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brasil, dan Asia Tenggara. Ikan yang bersifat omnivorz ini menghendaki suhu optimal untuk pemeliharaan sekitar 25-28° C dengan pH sekitar 7,0 dan kesadahan 12-18 atau 200-300mg/liter CaCO 3 . Sirip-sirip ikan ini berwarna-warni sangat cantik dan menarik. Berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, biru, maupun kombinasi warna sudah beredar di pasaran. Bentuk ekornya pun menarik, misalnya mirip kipas, membulat, ataupun melebar. Pada jantan, sirip ekor tampil sangat menarik karena lebar dan berwarna kontras. Kemenarikan seperti inilah yang menyebabkan para kolektor ikan hias berlomba-lomba untuk memilikinya. Hal ini mengakibatkan meningkatnya permintaan ikan guppy (Poecilia reticulata), dari tahun ke tahun yang sangat 1

Upload: samidaryanto

Post on 02-Aug-2015

284 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Guppy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.

Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,

terutama ikan hias air tawar asli Indonesia seperti ikan guppy (Poecilia

reticulata).

Guppy (Poecilia reticulata) berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brasil,

dan Asia Tenggara. Ikan yang bersifat omnivorz ini menghendaki suhu optimal

untuk pemeliharaan sekitar 25-28° C dengan pH sekitar 7,0 dan kesadahan 12-18

atau 200-300mg/liter CaCO3. Sirip-sirip ikan ini berwarna-warni sangat cantik dan

menarik. Berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, biru, maupun kombinasi

warna sudah beredar di pasaran. Bentuk ekornya pun menarik, misalnya mirip

kipas, membulat, ataupun melebar. Pada jantan, sirip ekor tampil sangat menarik

karena lebar dan berwarna kontras. Kemenarikan seperti inilah yang

menyebabkan para kolektor ikan hias berlomba-lomba untuk memilikinya.

Hal ini mengakibatkan meningkatnya permintaan ikan guppy (Poecilia

reticulata), dari tahun ke tahun yang sangat signifikan. Permintaan pasar akan

ikan hias baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri terus meningkat,

sedangkan stock yang tersedia tidak mampu untuk melayani permintaan tersebut.

Sehingga perlu adanya pengembangan budidaya ikan guppy yang lebih intensif.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan dapat melakukan persiapan proses pembenihan ikan guppy

2. Mengetahui dan dapat melakukan pemeliharaan larva guppy

3. Mengetahui dan dapat menanggulangi penyakit pada guppy

1

Page 2: Budidaya Guppy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.3. Klasifikasi Guppy

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Cyprinodontiformes

Famili: Poeciliidae

Genus: Poecilia

Spesies: P. reticulata

Gambar 1. Ikan Guppy

Guppy, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia reticulata), adalah

salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling populer di dunia. Karena

mudahnya menyesuaikan diri dan berkembang biak, di banyak tempat

di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi parit-parit dan

selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai  millionfish.

Guppy awalnya hidup di rawa air payau. Ikan ini berkembang biak dengan

cara beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah. Induk jantan mempunyai

warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang,

mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut)

yang merupakan modifikasi sirip anal berupa. Selain warna, bentuk dasar ekor

ikan guppy juga bervariasi. Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide

tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Tiap

varietas mempunyai 4 macam bentuk ekor. Varietas terbaru yaitu

Ribbon/Swallow. Ini merupakan varietas baru dari berbagai persilangan

menyebabkan mutasi gen merupakan hasil dari kawin silang dari berbagai jenis

ikan ini (Djarijah, A. S. 2001).

2

Page 3: Budidaya Guppy

Guppy merupakan anggota suku Poecilidae yang berukuran kecil. Jantan dan

betina dewasa mudah dibedakan baik dari ukuran dan bentuk tubuhnya, maupun

dari warnanya (dimorfisme seksual). Panjang total tubuh ikan betina antara 4–

6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki

warna-warni yang cemerlang dan amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida.

Ikan guppy liar warnanya lebih sederhana, meski jantannya tetap berwarna-warni

dengan dua buah bintik hitam seperti mata di sisi badan: yang satu di bawah sirip

punggung dan yang lainnya di atas sirip dubur. Guppy liar betina bertubuh

tambun dengan warna kuning kecoklatan dan susunan sisik yang membentuk pola

seperti jala (reticulata = dengan pola jaring atau jala), dan perut gendut berwarna

putih (Gusnaini, 2009).

Guppy berkembang biak dengan cara beranak. Anak guppy yang baru lahir

sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses

pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ

gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur

betina. Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali

perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran. Waktu kelahiran berkisar 3 minggu

dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak (Bachtiar, Yusuf, dkk.

2004).

1.4. Pakan

Pakan terbaik untuk guppy adalah pakan alami walaupun dapat juga diberi

sedikit pakan pelet. Oleh karena yang laku di pasaran adalah jantan maka

pemeliharaannya sebaiknya dipisahkan antara jantan dan betina sejak berumur 3-4

minggu. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya pemeliharaan. Betina yang

dipelihara cukup dipilih yang kondisinya baik untuk dijadikan calon induk.

Sementara betina lainnya dapat digunakan sebagai pakan ikan hias lain seperti

Oskar. Untuk membedakan jantan dari betina dapat dilihat dari sirip yang lebih

panjang dan warna yang lebih tajam atau cerah adalah jantan. 

3

Page 4: Budidaya Guppy

Gambar 2. Pakan Guppy

1.5. Teknologi terkait

Saat ini sudah ada teknologi jantanisasi, yaitu semua anakan menjadi jantan.

Teknik ini menggunakan hormon metil testosteron yang memang efektif. Hanya

saja jantan hasil perlakuan hormon ini tidak sanggup memberikan sperma atau

membuahi betina. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini pun harus diikuti

dengan manajemen induk yang baik agar tidak kehabisan induk betina dan jantan

produktif. Ukuran jual ikan mulai dari 2,0 cm yang sudah bisa dicapai pada umur

3,5 bulan (Sartono, 2008).

1.6. Penyakit

Penyakit yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur

tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan

selalu tumbuh dengan kondisi tertentu. Mereka berkembang mempunyai siklus

tertentu berupa spora kemudian berubah menjadi organisme yang disebut

miselium. Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti

benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis.

Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah Mycobacterium piscium,

juga beberapa penyebab lainnya. Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan

secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi

penyakit yang timbul. Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah

saprolegnia, penyakit bengkak, jamur mulut dan penyakit insang (Evawim, 2011).

4

Page 5: Budidaya Guppy

1.7. Penyebaran

Suwadakar adalah ikan asli Amerika Tengah dan Selatan, menyebar di Kep.

Barbados, Trinidad dan Tobago, Guyana, Antillen Belanda, Kep. Virgin, Brazil

dan Venezuela. Melalui jalur perdagangan dan lain-lain, ikan ini telah dibawa ke

berbagai tempat di semua benua di dunia kecuali Antartika, dan kemudian meliar

di perairan-perairan bebas.

Guppy masuk ke Indonesia sebagai ikan akuarium pada sekitar tahun 1920an,

namun kemudian terlepas atau dilepaskan ke perairan bebas. Ikan ini semula

diharapkan dapat membasmi larva nyamuk di alam untuk mengendalikan

penyakit malaria, akan tetapi tidak berhasil. Ikan guppy di akuarium dapat

mencapai panjang 60 mm, namun di alam kebanyakan hanya tumbuh hingga

sekitar 35 mm saja; dan ukuran ini terlalu kecil untuk memangsa jentik-jentik

nyamuk.

Karena tingkah lakunya, guppy telah berkembang dan merambah perairan

bebas. Pada tahun 1929 tercatat bahwa ikan ini dapat ditemukan di hampir semua

kolam dan parit di Jawa Barat. Sekarang ikan ini telah meluas ke berbagai tempat

di Nusantara, dan mungkin telah menjadi ikan yang paling melimpah

di Jawa dan Bali.

5

Page 6: Budidaya Guppy

BAB III

METODOLOGI

1.8. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembenihan yaitu 2 buah

akuarium, blower, air, substrat, methylen blue, sepasang induk ikan guppy, pakan

hidup (daphnia, jentik nyamuk, dan cacing sutra), serta pellet tambahan.

1.9. Pemijahan

Adapun cara kerja yang dilakukan adalah:

1. Persiapan media (akuarium) dengan cara membersihkan akuarium dan

pemberian methylen blue untuk mensterilkan dari penyakit.

2. Pengisian akuarium dengan air sesuai dengan kebutuhan (kedalaman 30-

45 cm) dengan pH 6-7 dan suhu 24-28oC serta substrat untuk

menempelkan telur.

Gambar 3. Substrat Guppy

3. Pemilihan induk ikan guppy yang siap memijah. Cara membedakan induk

jantan dan betina dengan melihat bentuk tubuh dan warnanya. Induk

jantan berwarna tajam, tubuhnya ramping, memiliki sirip panjang dan

lebar jika dipencet perut kearah genital akan mengeluarkan cairan sperma

sedangkan induk betina tubuhnya pendek dan gemuk serta warna tubuhnya

buram.

6

Page 7: Budidaya Guppy

Gambar 4. Induk Guppy Jantan Gambar 5. Induk Guppy Betina

4. Memasukkan induk ikan guppy yang telah dipilih ke dalam akuarium

masing-masing sepasang induk ikan guppy atau bisa juga dengan

perbandingan jantan betina 1:2.

5. Perlakuan terhadap kondisi media (sipon, pemberian pakan) dilakukan

setiap pagi dan sore hari.

6. Pemeliharaan ikan guppy dilakukan selama 2-3 minggu hingga

menghasilkan anak. Biasanya anak guppy lahir pada hari ke empat.

1.10. Pemeliharaan Larva

Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih

mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 - 5 hari anak ikan baru dapat

diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah

direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 - 3 cm) dapat

diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 - 7 cm)

dapat diberi makanan jentik nyamuk.  Disamping makanan alami dapat pula diberi

makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll. Pemberian makanan

sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan

pembusukan yang dapat merusak kualitas air.

Gambar 6. Larva Ikan Guppy

7

Page 8: Budidaya Guppy

Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh,

karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap

2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan

sebanyak 10-20% dapat diganti dengan air yang baru. 

1.11. Penanggulangan Penyakit

a) Saprolegnia

Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan.

Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam tempat sebanyak 2 tetes dalam

satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan

biarkan beberapa saat.

Gambar 7. Saprolegnia pada Guppy

Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada

jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite

green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan. Cara perawatan

ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum

mengobati.

b) Penyakit Bengkak atau Bloat

Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini

disebabkan karena peradangan usus ikan. Isolasi ikan yang terkena, lalu

masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam

Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12

jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.

c) Jamur mulut

Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang

terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebutvmerupakan koloni sangat

besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai

8

Page 9: Budidaya Guppy

tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati. Pengobatan

menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat

merah dan metopen 2 tetes.

Gambar 8. Jamur Mulut

d) Penyakit insang

Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh

organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan

selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri

dan jamur dan paling sulit untuk diatasi.

Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat

dari badannya. Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan

memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara

bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan

memberikan tempat yang lebih besar dan luas.

Gambar 9. Penyakit Insang

e) Penyakit Kembung

9

Page 10: Budidaya Guppy

Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit

berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris

tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian

pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan

ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya

kutu atau jarum.

Gambar 10. Penyakit Kembung

10

Page 11: Budidaya Guppy

BAB IV

PENUTUP

1.12. Kesimpulan

Ikan guppy merupakan ikan yang paling populer di dunia. Dengan bentuk

yang mungil namun dengan sirip ekor yang lebar menjadikan ikan ini sebagai ikan

hias dalam akuarium dan juga ikan ini lebih mudah pemeliharaan dan juga lebih

tahan hidup.

Pemijahan guppy sangat mudah diterapkan, hanya perlu menyiapkan

sepasang guppy matang gonad, substrat dan akuarium. Setelah hari ke empat

biasanya anak guppy akan lahir. Pemeliharaan larva guppy juga mudah dilakukan,

hanya saja perlu diingat untuk selalu memperhatikan kualitas air dan kebutuhan

pakan guppy.

Masalah yang dihadapi pada ikan ini biasanya adalah penyakit yang sering

datang seiring dengan kualitas air pada akuarium. Cara penanggulan penyakit

tersebut telah dipaparkan diatas dan juga tetap menjaga kualitas air dalam kondisi

yang prima, sehingga ikan tetap sehat dan tidak terserang penyakit.

1.13. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya dalam proses pembenihan

guppy lebih memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawab, misalnya memberi

makan dua kali sehari dan memperhatikan kondisi air akuarium sehingga tidak

banyak larva ikan yang mati dalam pembenihan ikan ini.

11

Page 12: Budidaya Guppy

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, eddy. 1993. Budidaya Ikan Hias. Jakarta : Kanisius.

Bachtiar, Yusuf, dkk. 2004. Budi daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Jakarta:Agromedia Pustaka.

Boyd. C. E., 1982. Water Quality Management of Pond Fish Culture. Departement Of Fisheries and Allied Aquaqulture Experiment Station Auburn University Albana.

Dermawan, Iwan. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya.

Djarijah, A. S. 2001. Pembenihan Ikan Hias. Kanasius, Yogyakarta.

Evawim. 2011. Produktifitas ikan guppy pada berbagai level protein pakan. Aquaculture Indonesia 2(2): 77-83.

Gusnaini. 2009. Pembenihan Ikan Hias. Kanasius, Yogyakarta.

Sartono.2008. Ikan hias air tawar guppy. Penebar Swadaya, Jakarta.

Susanto, H.1991. Budidaya ikan guppy. Kanisius, Yogyakarta

12