Download - Budidaya Guppy
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,
terutama ikan hias air tawar asli Indonesia seperti ikan guppy (Poecilia
reticulata).
Guppy (Poecilia reticulata) berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brasil,
dan Asia Tenggara. Ikan yang bersifat omnivorz ini menghendaki suhu optimal
untuk pemeliharaan sekitar 25-28° C dengan pH sekitar 7,0 dan kesadahan 12-18
atau 200-300mg/liter CaCO3. Sirip-sirip ikan ini berwarna-warni sangat cantik dan
menarik. Berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, biru, maupun kombinasi
warna sudah beredar di pasaran. Bentuk ekornya pun menarik, misalnya mirip
kipas, membulat, ataupun melebar. Pada jantan, sirip ekor tampil sangat menarik
karena lebar dan berwarna kontras. Kemenarikan seperti inilah yang
menyebabkan para kolektor ikan hias berlomba-lomba untuk memilikinya.
Hal ini mengakibatkan meningkatnya permintaan ikan guppy (Poecilia
reticulata), dari tahun ke tahun yang sangat signifikan. Permintaan pasar akan
ikan hias baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri terus meningkat,
sedangkan stock yang tersedia tidak mampu untuk melayani permintaan tersebut.
Sehingga perlu adanya pengembangan budidaya ikan guppy yang lebih intensif.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan dapat melakukan persiapan proses pembenihan ikan guppy
2. Mengetahui dan dapat melakukan pemeliharaan larva guppy
3. Mengetahui dan dapat menanggulangi penyakit pada guppy
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.3. Klasifikasi Guppy
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cyprinodontiformes
Famili: Poeciliidae
Genus: Poecilia
Spesies: P. reticulata
Gambar 1. Ikan Guppy
Guppy, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia reticulata), adalah
salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling populer di dunia. Karena
mudahnya menyesuaikan diri dan berkembang biak, di banyak tempat
di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi parit-parit dan
selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai millionfish.
Guppy awalnya hidup di rawa air payau. Ikan ini berkembang biak dengan
cara beranak sehingga pemijahannya tergolong mudah. Induk jantan mempunyai
warna yang cerah, tubuh yang ramping, sirip punggung yang lebih panjang,
mempunyai gondopodium (berupa tonjolan memanjang di belakang sirip perut)
yang merupakan modifikasi sirip anal berupa. Selain warna, bentuk dasar ekor
ikan guppy juga bervariasi. Guppy dibagi berdasarkan bentuk ekornya yaitu wide
tail (ekor lebar), sword tail (ekor panjang), dan short tail (ekor pendek). Tiap
varietas mempunyai 4 macam bentuk ekor. Varietas terbaru yaitu
Ribbon/Swallow. Ini merupakan varietas baru dari berbagai persilangan
menyebabkan mutasi gen merupakan hasil dari kawin silang dari berbagai jenis
ikan ini (Djarijah, A. S. 2001).
2
Guppy merupakan anggota suku Poecilidae yang berukuran kecil. Jantan dan
betina dewasa mudah dibedakan baik dari ukuran dan bentuk tubuhnya, maupun
dari warnanya (dimorfisme seksual). Panjang total tubuh ikan betina antara 4–
6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki
warna-warni yang cemerlang dan amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida.
Ikan guppy liar warnanya lebih sederhana, meski jantannya tetap berwarna-warni
dengan dua buah bintik hitam seperti mata di sisi badan: yang satu di bawah sirip
punggung dan yang lainnya di atas sirip dubur. Guppy liar betina bertubuh
tambun dengan warna kuning kecoklatan dan susunan sisik yang membentuk pola
seperti jala (reticulata = dengan pola jaring atau jala), dan perut gendut berwarna
putih (Gusnaini, 2009).
Guppy berkembang biak dengan cara beranak. Anak guppy yang baru lahir
sudah langsung dapat berenang dengan baik. Hal ini terjadi karena proses
pembuahan guppy secara internal yaitu perkawinan terjadi pada saat organ
gondopodium yang terletak pada sirip anal dimasukkan ke dalam organ telur
betina. Guppy jantan yang akan mengejar betina siap kawin. Setiap kali
perkawinan dapat dijadikan 3 kali kelahiran. Waktu kelahiran berkisar 3 minggu
dan seekor betina dapat menghasilkan 60 ekor burayak (Bachtiar, Yusuf, dkk.
2004).
1.4. Pakan
Pakan terbaik untuk guppy adalah pakan alami walaupun dapat juga diberi
sedikit pakan pelet. Oleh karena yang laku di pasaran adalah jantan maka
pemeliharaannya sebaiknya dipisahkan antara jantan dan betina sejak berumur 3-4
minggu. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya pemeliharaan. Betina yang
dipelihara cukup dipilih yang kondisinya baik untuk dijadikan calon induk.
Sementara betina lainnya dapat digunakan sebagai pakan ikan hias lain seperti
Oskar. Untuk membedakan jantan dari betina dapat dilihat dari sirip yang lebih
panjang dan warna yang lebih tajam atau cerah adalah jantan.
3
Gambar 2. Pakan Guppy
1.5. Teknologi terkait
Saat ini sudah ada teknologi jantanisasi, yaitu semua anakan menjadi jantan.
Teknik ini menggunakan hormon metil testosteron yang memang efektif. Hanya
saja jantan hasil perlakuan hormon ini tidak sanggup memberikan sperma atau
membuahi betina. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini pun harus diikuti
dengan manajemen induk yang baik agar tidak kehabisan induk betina dan jantan
produktif. Ukuran jual ikan mulai dari 2,0 cm yang sudah bisa dicapai pada umur
3,5 bulan (Sartono, 2008).
1.6. Penyakit
Penyakit yang umum menimpa guppy adalah jamur. Perlu dipahami jamur
tumbuh dengan cara yang berbeda dari bakteri. Jamur tumbuh dengan spora dan
selalu tumbuh dengan kondisi tertentu. Mereka berkembang mempunyai siklus
tertentu berupa spora kemudian berubah menjadi organisme yang disebut
miselium. Jamur ini dapat berkembang biak sangat cepat, berbentuk seperti
benang/ulir dan membentuk jaringan-jaringan seperti lapisan yang tipis.
Sedangkan bakteri yang biasa menyerang guppy adalah Mycobacterium piscium,
juga beberapa penyebab lainnya. Perlu diperhatikan untuk melakukan pengobatan
secara efektif harus melakukan diagnosa yang akurat, sehingga dapat mengatasi
penyakit yang timbul. Penyakit yang umum menyerang ikan guppy adalah
saprolegnia, penyakit bengkak, jamur mulut dan penyakit insang (Evawim, 2011).
4
1.7. Penyebaran
Suwadakar adalah ikan asli Amerika Tengah dan Selatan, menyebar di Kep.
Barbados, Trinidad dan Tobago, Guyana, Antillen Belanda, Kep. Virgin, Brazil
dan Venezuela. Melalui jalur perdagangan dan lain-lain, ikan ini telah dibawa ke
berbagai tempat di semua benua di dunia kecuali Antartika, dan kemudian meliar
di perairan-perairan bebas.
Guppy masuk ke Indonesia sebagai ikan akuarium pada sekitar tahun 1920an,
namun kemudian terlepas atau dilepaskan ke perairan bebas. Ikan ini semula
diharapkan dapat membasmi larva nyamuk di alam untuk mengendalikan
penyakit malaria, akan tetapi tidak berhasil. Ikan guppy di akuarium dapat
mencapai panjang 60 mm, namun di alam kebanyakan hanya tumbuh hingga
sekitar 35 mm saja; dan ukuran ini terlalu kecil untuk memangsa jentik-jentik
nyamuk.
Karena tingkah lakunya, guppy telah berkembang dan merambah perairan
bebas. Pada tahun 1929 tercatat bahwa ikan ini dapat ditemukan di hampir semua
kolam dan parit di Jawa Barat. Sekarang ikan ini telah meluas ke berbagai tempat
di Nusantara, dan mungkin telah menjadi ikan yang paling melimpah
di Jawa dan Bali.
5
BAB III
METODOLOGI
1.8. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembenihan yaitu 2 buah
akuarium, blower, air, substrat, methylen blue, sepasang induk ikan guppy, pakan
hidup (daphnia, jentik nyamuk, dan cacing sutra), serta pellet tambahan.
1.9. Pemijahan
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah:
1. Persiapan media (akuarium) dengan cara membersihkan akuarium dan
pemberian methylen blue untuk mensterilkan dari penyakit.
2. Pengisian akuarium dengan air sesuai dengan kebutuhan (kedalaman 30-
45 cm) dengan pH 6-7 dan suhu 24-28oC serta substrat untuk
menempelkan telur.
Gambar 3. Substrat Guppy
3. Pemilihan induk ikan guppy yang siap memijah. Cara membedakan induk
jantan dan betina dengan melihat bentuk tubuh dan warnanya. Induk
jantan berwarna tajam, tubuhnya ramping, memiliki sirip panjang dan
lebar jika dipencet perut kearah genital akan mengeluarkan cairan sperma
sedangkan induk betina tubuhnya pendek dan gemuk serta warna tubuhnya
buram.
6
Gambar 4. Induk Guppy Jantan Gambar 5. Induk Guppy Betina
4. Memasukkan induk ikan guppy yang telah dipilih ke dalam akuarium
masing-masing sepasang induk ikan guppy atau bisa juga dengan
perbandingan jantan betina 1:2.
5. Perlakuan terhadap kondisi media (sipon, pemberian pakan) dilakukan
setiap pagi dan sore hari.
6. Pemeliharaan ikan guppy dilakukan selama 2-3 minggu hingga
menghasilkan anak. Biasanya anak guppy lahir pada hari ke empat.
1.10. Pemeliharaan Larva
Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih
mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 - 5 hari anak ikan baru dapat
diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah
direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 - 3 cm) dapat
diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 - 7 cm)
dapat diberi makanan jentik nyamuk. Disamping makanan alami dapat pula diberi
makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll. Pemberian makanan
sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan
pembusukan yang dapat merusak kualitas air.
Gambar 6. Larva Ikan Guppy
7
Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh,
karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap
2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan
sebanyak 10-20% dapat diganti dengan air yang baru.
1.11. Penanggulangan Penyakit
a) Saprolegnia
Ciri-ciri ikan yang terserang adalah bercak-bercak putih pada kulit ikan.
Perawatannya teteskan alkohol metapen dalam tempat sebanyak 2 tetes dalam
satu galon air/4 1,12) liter air. Langkah selanjutnya berikan garam dan
biarkan beberapa saat.
Gambar 7. Saprolegnia pada Guppy
Berikan hydrogen peroksida untuk membunuh bakteri yang melekat pada
jaring ikan selama 15 sampai 30 detik. Atau bisa juga digunakan malachite
green atau methyline blue atau acriflavin sebagai disinfektan. Cara perawatan
ikan yang terkena infeksi bakteri sebaiknya diberi tambahan ruang sebelum
mengobati.
b) Penyakit Bengkak atau Bloat
Ikan tampak gelisah, badan tampak lebih besar karena kembung. Ini
disebabkan karena peradangan usus ikan. Isolasi ikan yang terkena, lalu
masukkan ke dalam satu galon air yang telah dibubuhi 2 sendok penuh garam
Inggris. Biarkan selama 4 atau 6 jam, kemudian tambahkan air selama 12
jam. Setelah sembuh dapat dikembalikan ke tempat asal.
c) Jamur mulut
Ciri ikan yang terkena jamur mulut mudah dilihat dari warna putih yang
terletak di depan mulutnya. Jamur putih tersebutvmerupakan koloni sangat
besar yang menempel pada mulut ikan, sehingga menutup mulut ikan sampai
8
tidak bisa bernapas dan makan dapat menyebabkan ikan mati. Pengobatan
menggunakan aureomycin 25 mg untuk 1 galon air tambahkan 1 tetes obat
merah dan metopen 2 tetes.
Gambar 8. Jamur Mulut
d) Penyakit insang
Ciri ikan yang terkena peradangan insang biasanya disebabkan oleh
organisme virus. Ciri pada penyakit ini insang membuka, malas makan dan
selalu di atas permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa bakteri
dan jamur dan paling sulit untuk diatasi.
Ciri ikan ini jika mati insangnya tampak memerah dan membusuk lebih cepat
dari badannya. Beberapa cara yang sudah berhasil dilakukan adalah dengan
memberikan metapen mercurochrome direndam beberapa saat secara
bersamaan kemudian lakukan perawatan dengan menggunakan air garam dan
memberikan tempat yang lebih besar dan luas.
Gambar 9. Penyakit Insang
e) Penyakit Kembung
9
Ciri-ciri ikan yang terkena peradangan perut antara lain ikan tampak sulit
berenang ke dasar. Cara mengatasinya berikan 1 sendok teh garam Inggris
tiap 1/2 liter air, dan rendam ikan selama 3 sampai 4 jam, kemudian
pindahkan ikan ke dalam tempat yang ketinggian airnya 3 kali tinggi badan
ikan. Masih ada beberapa penyakit yang sudah umum diketahui, misalnya
kutu atau jarum.
Gambar 10. Penyakit Kembung
10
BAB IV
PENUTUP
1.12. Kesimpulan
Ikan guppy merupakan ikan yang paling populer di dunia. Dengan bentuk
yang mungil namun dengan sirip ekor yang lebar menjadikan ikan ini sebagai ikan
hias dalam akuarium dan juga ikan ini lebih mudah pemeliharaan dan juga lebih
tahan hidup.
Pemijahan guppy sangat mudah diterapkan, hanya perlu menyiapkan
sepasang guppy matang gonad, substrat dan akuarium. Setelah hari ke empat
biasanya anak guppy akan lahir. Pemeliharaan larva guppy juga mudah dilakukan,
hanya saja perlu diingat untuk selalu memperhatikan kualitas air dan kebutuhan
pakan guppy.
Masalah yang dihadapi pada ikan ini biasanya adalah penyakit yang sering
datang seiring dengan kualitas air pada akuarium. Cara penanggulan penyakit
tersebut telah dipaparkan diatas dan juga tetap menjaga kualitas air dalam kondisi
yang prima, sehingga ikan tetap sehat dan tidak terserang penyakit.
1.13. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya dalam proses pembenihan
guppy lebih memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawab, misalnya memberi
makan dua kali sehari dan memperhatikan kondisi air akuarium sehingga tidak
banyak larva ikan yang mati dalam pembenihan ikan ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto, eddy. 1993. Budidaya Ikan Hias. Jakarta : Kanisius.
Bachtiar, Yusuf, dkk. 2004. Budi daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Jakarta:Agromedia Pustaka.
Boyd. C. E., 1982. Water Quality Management of Pond Fish Culture. Departement Of Fisheries and Allied Aquaqulture Experiment Station Auburn University Albana.
Dermawan, Iwan. 2006. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya.
Djarijah, A. S. 2001. Pembenihan Ikan Hias. Kanasius, Yogyakarta.
Evawim. 2011. Produktifitas ikan guppy pada berbagai level protein pakan. Aquaculture Indonesia 2(2): 77-83.
Gusnaini. 2009. Pembenihan Ikan Hias. Kanasius, Yogyakarta.
Sartono.2008. Ikan hias air tawar guppy. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susanto, H.1991. Budidaya ikan guppy. Kanisius, Yogyakarta
12