budaya dan keunikan di yogyakarta
DESCRIPTION
Budaya dan keunikan yang mungkin tidak anda ketahui di Yogyakarta dan hotel yogyakarta.TRANSCRIPT
2013
Author by:
GoIndonesia.com
11/27/2013
Wisata dan budaya Yogyakarta
Kota Perak di Kota Gede
Hotel di Yogyakarta banyak ragam pilihannya. Jalan-jalan ke Yogyakarta tentu tidak terlepas dari
Keraton Yogyakarta, alun-alun, Malioboro, Pasar Bringharjo dan Benteng Vredeburg. Butuh waktu
beberapa hari untuk bisa menjelajahi tempat-tempat tersebut dan tidak dipungkiri Anda juga butuh
Hotel Yogyakarta sebagai tempat menginap.
Jika Anda melakukan perjalanan ke Kota Gede, Anda masih menemukan jalan-jalan sempit, toko-
toko perak tradisional dan rumah berubin mosaik yang berjajar di tepi jalan. Berjalan santai di
daerah ini sambil melihat berbagai perak yang dijual atau bengkel pembuatan perhiasan perak
dengan ketelitian tangan secara langsung. Di sekitar kawasan ini juga terdapat hotel Yogyakarta yang
murah sebagai tempat istirahat bagi Anda setelah berkeliling di Kota Gede.
Ada perbedaan antara perak buatan Yogyakarta dengan daerah lainnya. Ciri khas yang unik
berbentuk relief dengan warna hitam dan putih yang kontras menjadi daya pikat tersendiri bagi
kerajinan perak Yogyakarta. Hasilnya berupa perhiasan, seperti cincin, gelang, kalung, bros dan juga
cenderamata miniatur. Harganya tentu disesuaikan dengan banyaknya bahan perak yang digunakan
dan kesulitan dalam membuatnya.
Belajar Mengrajin Perak
Anda juga dapat mempelajari proses pembuatan kerajinan perak ini dengan mengikuti kursus
singkat yang berdurasi tiga jam atau paket wisata meliputi merancang perhiasan, membuat dan
membawa pulang hasil karya Anda. Selama mengikuti kursus atau paket wisata di Studio 76, Anda
akan dibimbing oleh instruktur yang berpengalaman. Instruktur akan memperbaiki detil yang masih
kurang bagus. Namun, secara keseluruhan proses adalah hak Anda, Anda bebas menentukan desain
yang diinginkan dengan biaya berkisar Rp100.000 sampai Rp2.000.000 per orang.
Lokasi
Kawasan Kota Gede terletak 10 kilometer tenggara Kota Yogyakarta. Pengrajin perak di kawasan ini
tersebar dari Pasar Kota Gede sampai Masjid Agung, sepanjang Jalan Kemasan, Jalan Mondorakan
dan Jalan Tegalgendu. Dikawasan sekitar juga banyak terdapat hotel murah Yogyakarta.
Pelangi di Waktu Malam Mendengar kata pelangi, pasti yang terbayang adalah warna-warna yang terdiri dari merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Di dekat hotel Yogyakarta, ada tempat rekreasi yang dinamakan
Taman Pelangi. Posisi taman berada di pinggir Kota Yogyakarta dan tidak jauh dari hotel murah di
Yogyakarta.
Seperti namanya, saat memasuki kawasan taman ini, Anda akan disambut dengan gerbang lampion
yang bentuknya melingkar. Lalu, melewati rute lampion-lampion dengan aneka bentuk dan warna,
mulai dari flora, fauna, tokoh kartun Jepang dan Disney, serta wajah pemimpin di negara ini. Semua
lampion ditata sedemikian rupa agar menarik, misalnya ada yang ditanam di tanah, menempel di
dinding, menggantung di atas dan berbaris. Lampion-lampion tersebut mengelilingi taman dan
berwarna-warni layaknya pelangi, sehingga Anda tidak perlu menunggu hujan reda untuk melihat
pelangi.
Taman Pelangi buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB untuk hari Senin-Kamis,
sedangkan Jumat-Minggu buka dari pukul 17.00 hingga 23.00 WIB. Semua kalangan dapat menikmati
permainan atau sekedar bersantap malam bersama keluarga di saung dan gazebo. Bahkan,
pengelola juga menata beberapa gerbong kereta mini sebagai tempat makan. Suasananya yang
didapat pastinya unik dan eksotis.
Apa saja yang ditawarkan tempat rekreasi ini? Ada dua puluh jenis permainan, 25 stand makanan
dan minuman, serta kolam pemancingan. Anda dapat menikmati suasana malam yang berkesan,
menarik dan menenangkan pikiran karena cahaya lampionnya dibuat tidak begitu terang. Ditambah
lagi gelapnya malam saat itu akan memperjelas cahaya dari lampion tersebut.
Meski tempat ini dibuka sejak sore hingga malam untuk hiburan, pengelola Monumen Jogja Kembali
tetap membuka tempat tersebut untuk wisata sejarah dan pendidikan pada waktu siang. Tempat
wisata ini yang juga didukung dengan hotel Yogyakarta yang murah di dekatnya, tetap melayani para
wisatawan lokal dan mancanegara untuk berwisata di dan menginap di hotel Yogyakarta.
Lokasi
Taman Pelangi Monumen Jogja Kembali (Monjali) berada sekitar delapan kilometer dari pusat Kota
Yogyakarta. Lebih mudah jika Anda melakukan perjalanan dari Tugu Yogyakarta mengarah ke utara,
yaitu ke Jalan AM Sangaji atau ke arah Jalan Monumen Jogja Kembali. Tepat di Jalan Raya Ring Road
Utara Yogyakarta Anda dapat menemukan tempat rekreasi malam ini.
Perjuangan Islam di Kampung Kauman
Anda berlibur dan menginap di hotel Yogyakarta kawasan Malioboro? Tidak ada salahnya mampir ke
Kampung Kauman yang jaraknya tidak jauh dari ujung Jalan Malioboro. Dikawasan ini juga banyak
tersedia hotel murah Yogyakarta.
Pesona Kampung Kauman sering kali terlewatkan oleh wisatawan yang menginap di hotel
Yogyakarta. Padahal, kampung ini memiliki sejarah yang kuat dan budayanya masih dijaga oleh
masyarakat di dalamnya. Lahirnya Kampung Kauman diawali dengan ditempatkannya abdi dalem
Kertaon Yogyakarta Pamathakan yang bertugas mengurusi Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta.
Penamaannya berasal dari kata pa-kaum-an, di mana “pa” berarti tempat dan “kaum” artinya
penegak agama Islam, sehingga kauman adalah tempat para penegak agama atau ulama.
Ada satu budaya yang masih dijalankan di kampung ini, yaitu berjalan kaki menyusuri gang-gang.
Selain dipasang tanda dilarang berkendara di gapura masuk, jalan-jalan di Kauman memang
dirancang agar menyulitkan kendaraan masuk. Tujuannya agar tidak mengganggu kesibukkan para
santri yang belajar dan sebagai wujud kesetaraan, di mana menanggalkan status sosial dengan
berjalan kaki.
Di Kampung Kauman, masih terlihat beragam desain bangunan pada kanan dan kiri jalan. Ada rumah
berwarna kuning yang kini digunakan untuk berjualan oleh pemiliknya, memiliki pintu, jendela dan
ruangan besar, serta ventilasi berhias kaca yang menunjukkan pengaruh arsitektur ala Eropa. Ada
pula rumah berwarna putih dengan kusen jendela, pintu berwarna cokelat dan bagian atasnya
melengkung wujud dari pengaruh Timur Tengah. Sedangkan di depan rumah tersebut, ada rumah
berwarna biru dengan desain atap mirip rumah Kalang di Kota Gede.
Lahirnya Gerakan Muhammadiyah
Kawasan permukiman di sebelah barat alun-alaun utara Keraton Yogyakarta ini menjadi saksi
lahirnya gerakan yang menggebrak Islam di Yogyakarta. Di area seluas 192.000 meter persegi ini,
lahir tokoh-tokoh cendekiawan muslim, salah satunya KH. Ahmad Dahlan. Beliau kembali dari Arab
Saudi dan membawa ide dan gerakan pembaruan.
Kisah gebrakan KH. Ahmad Dahlan ini juga pernah difilmkan dengan judul “Sang Pencerah”. Beliau
mendirikan organisasi yang bernama Muhammdiyah pada tahun 1912. Muhammadiyah berarti
pengikut Nabi Muhammad SAW, di mana tujuannya memahami dan melaksanakan agama Islam
sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammadiyah SAW.
Lokasi
Kampung Kauman dapat ditemukan dari ujung Jalan Malioboro berbelok ke kanan melewati Jalan
KH. Ahmad Dahlan dan masuk ke gapura yang berada di sebelah kiri jalan. Disekitar kawasan banyak
terdapat hotel murah Yogyakarta.
Berlibur di Desa Wisata Sambi
Jika Anda berwisata ke Yogyakarta selama beberapa hari, tentunya Anda menginginkan tempat
untuk menginap seperti hotel Yogyakarta yang nyaman atau hotel murah Yogyakarta. Bagaimana
jika Anda menginap di homestay pada suatu desa?
Nuansa desa yang terpencil, banyak sawah dengan rumah-rumahnya yang kecil seakan disulap di
Desa Wisata Sambi, Yogyakarta. Desa ini masih alami dan asli Yogya dan mempunyai potensi yang
menarik untuk dikunjungi wisatawan. Letaknya yang berada di dekat Gunung Merapi ini
menghadirkan panorama indah dengan udara yang segar, suasana yang menenteramkan hati.
Hamparan sawah dengan pepohonan yang rindang dan air yang jernih menambah potensi yang
dimiliki.
Selain panorama alam yang indah, Desa Wisata Sambi juga memiliki potensi dari sisi pertanian,
peternakan, outbound, kesenian, kebudayaan, dan rumah-rumah Joglo, limasan, simon dengan
halaman yang luas menjadi rumah adat di Yogyakarta dan ada pula program homestay, di mana
Anda akan menginap di rumah-rumah penduduk sekitar agar dapat berinteraksi langsung dengan
masyarakat. Kegiatan homestay ini termasuk alternatif penginapa selain hotel Yogyakarta.
Di desa ini, Anda dapat berjalan menyusuri desa, mempraktikkan langsung cara menanam padi,
membajak sawah, budidaya jamur. Lalu, memerah susu sapi secara tradisional, menontok
pertunjukan wayang dan ikut dalam pelaksanaan Sadranan setiap tanggal 21 Sya’ban.
Tidak hanya itu, Desa Wisata Sambi juga menyewakan lahan dan penginapan untuk wisatawan yang
memang ingin lebih lama di des ini. ada pula paket konsumsi untuk satu kali makan dan satu kali
makanan ringan dengan biaya sebesar Rp18.500 per paket prasmanan.
Lokasi
Desa Wisata Sambi berada di Jalan Kaliurang Km.19,2 Padukuhan Smabi, Desa Pakembinangun,
Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Disekitar kawasan juga tersedia hotel murah di
Yogyakarta.
Uniknya The House of Ruminten
Hotel di Yogyakarta pada umumnya terletak dikawasan tempat makan. Jika berwisata ke suatu
tempat, Anda akan mencari penginapan dan tentunya tempat makan. Misalnya saja, Anda menginap
di hotel Yogyakarta, tepatnya di daerah Kotabaru, Anda akan menemukan angkringan semi kafe
yang unik dan nyentrik.
Angkringan semi cafe tersebut bernama "House of Ruminten" atau Rumah Ruminten. Lokasinya
tidak jauh dari hotel yogyakarta. Dari namanya Anda bisa bayangkan tempat makan ini dimiliki oleh
seorang wanita Jawa dan menu-menu yang disediakan juga identik dengan Jawa. Meski suasana
tradisional Jawa sangat kental di cafe ini, tetapi Anda akan merasakan nuansa berbeda akan saat
memasuki tempat ini. Kafe ini sering dijadikan tempat nongkrong karena dibuka selama 24 jam
nonstop. Tempat ini menyediakan menu angkringan beragam dan menu lain yang namanya
terdengar unik dan nyeleneh. Namun, bila malam tiba akan diterangi gemerlap lampu yang
berwarna warni serta dapat berfoto di depan kereta kencana yang indah di depan pintu kafe.
The House of Ruminten, sebenarnya bukan diambil dari nama pemiliknya, tetapi nama tokoh yang
diperankan Hamzah HS (pemilik cafe) saat membintangi sinetron komedi di Jogja TV yang
ditayangkan setiap Minggu pukul 17.00 dengan judul Pengkolan. Hamzah HS sangat suka makanan
dan minuman tradisional seperti jamu dan sego kucing, serta memiliki rasa sosial yang tinggi,
sehingga membuka peluang usaha dengan nama The House of Ruminten.
Konsep "unique, antique, elegant" tidak membuat kafe tradisional ini ketinggalan zaman. Masih ada
unsur-unsur modern di dalamnya yang terlihat dari penampilan para pelayan pria yang
menggunakan paduan jarik dan rompi hitam, serta pelayan wanita yang menggunakan dodotan khas
pakaian Jawa. Tak hanya itu, kafe juga menyuguhkan peralatan makan dan minum yang unik dengan
beragam bentuk.
Pengunjung yang datang juga ditemani dengan alunan musik gamelan yang menjadi ciri khas kota
pelajar ini, seperti juga yang ada di hotel Yogyakarta. Selain itu, para pelayan di kafe ini
berkomunikasi untuk pemesanan menggunakan "HT" dan pengunjung dapat duduk santai lesehan
dengan kursi khas Jepang disebut "tatami". Pemilik ingin mengangkat citra angkringan semi kafe ini
dengan tradisional elegan.
Kafe yang berdiri di Jalan FM. Noto No.7, Kotabaru, Yogyakarta sejak Desember 2008 silam
menyajikan hidangan khas masyarakat Yogyakarta kelas bawah. Anda masih menemukan menu Nasi
Kucing dengan harga kaki lima, es kelapa yang dijual di gerobok pinggir jalan tetapi disajikan dengan
ukuran jumbo dan gelas cantik yang sangat besar. Menu lainnya tidak hanya mengenyangkan perut,
tetapi juga menggelitik perut. Ada Es Perawan Tancep, Susu Putih Mulus, Ayam Koteka dan Es
Monster (lemon serei). Harga yang ditawarkan tergolong terjangkau, sehingga sering dipadati
pengunjung. Disekitar kawasan juga terdapat hotel murah di Yogyakarta.