kajian kawasan cagar budaya tuk umbul warung boto yogyakarta

Upload: at-updatepelatihan

Post on 06-Feb-2018

292 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    1/19

    2014

    1

    KAJIAN

    KAWASAN CAGAR BUDAYA TUK UMBUL WARUNGBOTO

    Tim Peneliti

    Bappeda Kota Yogyakarta dan PT. Kirana Adhirajasa Indonesia

    Abstrak

    Sebagai Kawasan Cagar Budaya, pemanfaatan Kawasan Tuk Umbul Warungboto selama

    ini belum optimal. Kondisi saat ini sangat memprihatinkan karena sebagai situs peninggalan

    bersejarah perawatan dilakukan terkesan seadanya dan tanpa melibatkan ahli yang melakukan

    pengawasan secara khusus. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi potensi agar menjadi daya

    tarik wisata tanpa meninggalkan unsur konservasi dan pelestarian warisan budaya. Daya tarik

    pesanggrahan ini berupa situs reruntuhan bangunan serta kolam mata air tawar, yang diharapkan

    dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal yang harus dilakukan dalam pengembangan

    Kawasan Tuk Umbul Warungboto yaitu dengan meningkatkan peran serta masyarakat yang dapatdilakukan dengan pola perencanaan dan pengelolaan pariwisata yang tepat, komprehensif, strategis,

    efektif dan efisien yang menguntungkan semua pemangku kepentingan dengan tetap berkoordinasi

    dengan sektor-sektor terkait dalam sistem kepariwisataan.

    I. PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Sebagai ibukota pemerintahan DIY

    sejak masa kasultanan. Kota Yogyakarta

    juga merupakan salah satu DaerahTujuan Wisata dengan keragaman atraksi

    dan daya tarik wisata yang tersebar

    sehingga dijuluki sebagai Kota wisata.

    Budaya merupakan salah satu daya tarik

    utama Kota Yogyakarta. Hal itu tidak

    lepas dari keberadaan Kraton Yogyakarta

    sebagai salah satu pusat Budaya Jawa

    Kraton Yogyakarta sekaligus tempat

    tinggal Sri Sultan Hamengku Buwana

    sebagai Raja Yogyakarta beserta

    keluarganya.

    Daya tarik wisata budaya yang

    dapat dinikmati wisatawan di sekitar atau

    yang berhubungan dengan KratonYogyakarta selain kratonnya itu sendiri

    adalah Tamansari, Alun-alun selatan, dan

    beberapa peninggalan bekas

    pesanggrahan kraton atau keluarga kraton

    di masa lalu. Salah satu pesanggrahan

    yang terletak di luar area Kraton

    Yogyakarta adalah Pesanggrahan

    Warungboto atau Pesanggrahan

    Rejowinangun dengan Tuk Umbul di

    dalamnya. Pesanggrahan ini terletak di

    Jalan Veteran Kelurahan Warungboto,

    Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

    Daya tarik dari pesanggrahan ini selain

    berupa situs reruntuhan bangunan

    serta kolam mata air tawar yang oleh

    masyarakat sekitar dijuluki dengan Tuk

    Umbul.

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    2/19

    2014

    2

    Karena situs ini berupa reruntuhan

    dan kondisinya memprihatinkan, maka

    sebagai upaya pengembangan daya tarik

    ini perlu perencanaan yang matang dan

    memperhatikan faktor fisik, sosial,

    budaya, ekonomi dan lingkungan yang

    mempengaruhinya.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan

    1. Mengidentifikasi dan menganalis

    potensi Kawasan Cagar Budaya Tuk

    Umbul Warungboto untuk dapat

    lestari dan mampu menjadi daya tarik

    wisata.

    2. Merumuskan strategi pelestarian dan

    pengembangan Kawasan Cagar

    Budaya Tuk Umbul Warungboto yang

    tepat sehingga dapat lestari dan

    berkembang sebagai daya tarik

    wisata.

    1.3. Sasaran

    Sasaran kegiatan ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Teridentifikasinya komponen potensi

    Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto sebagai daya tarikwisata

    2. Tersedianya perencanaan dan

    pengembangan potensi di Kawasan

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto .

    3. Tersedianya analisis strategi,

    kebijakan dan rencana

    pengembangan Kawasan Cagar

    Budaya Tuk Umbul Warungboto

    1.4. Pendekatan Yang Digunakan

    Kegiatan ini menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan

    pertimbangan bahwa data yang

    dikumpulkan lebih banyak bersifat

    deskriptif dan perlu interpretasi

    mendalam. Namun demikian pendekatan

    kuantitatif juga digunakan karena

    beberapa pertanyaan juga akan mudah

    dijawab melalui pendekatan deskriptif

    kuantitatif.

    Adapun penelitian dalam kegiatan

    ini merupakan penelitian terapan yaitu

    dengan keinginan untuk menjawab atau

    mencari solusi pemecahan masalah-

    masalah terkait dengan kebijakan

    sehingga solusi yang dihasilkan dapat

    diimplementasikan sebagai dasar dalam

    pengambilan kebijakan dan keputusan

    pengembangan Kawasan Cagar Budaya

    Tuk Umbul Warungboto.

    1.5. Teknik Analisis Data

    Analisis data yang digunakan adalah

    teknik analisis kualitatif dan analisis

    kuantitatif sesuai dengan pendekatannya.

    Analisis kualitatif dilakukan denganmelakukan interpretasi terhadap hasil-

    hasil analisa data untuk mendapatkan

    gambaran yang muncul dibalik data

    tersebut. Analisis kuantitatif dilakukan

    dengan menggunakan statistik distribusi

    frekuensi.

    II. KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Pengelolaan Cagar Budaya

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    3/19

    2014

    3

    Pengelolaan warisan budaya

    dilakukan dengan memperhatikan prinsip

    kemanfaatan, keamanan, keterawatan,

    keaslian, keberlanjutan dan nilai-nilai yang

    melekat padanya dan diarahkan untuk

    memacu pengembangan ekonomi yang

    hasilnya digunakan untuk pemeliharaan

    warisan dan peningkatan kesejahteraan

    rakyat.

    Keterlibatan masyarakat mulai

    mendapat perhatian, dengan diberi

    kesempatan untuk terlibat dalam

    pengembangan dan pengelolaan seperti

    tercantum dalam UU No 11 tahun 2010

    tentang Cagar Budaya pasal 78 ayat 2

    yaitu bahwa Setiap Orang dapat

    melakukan Pengembangan setelah

    memperoleh : (1). izin dari pemerintah

    atau pemerintah daerah; dan (2). Izin

    pemilik dan/atau yang menguasai cagar

    budaya.

    Peran serta masyarakat jelas

    tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi

    DIY No 6 tahun 2012 pada bab IX Pasal

    67 yang menyebutkan:

    1) Masyarakat dapat berperan serta

    dalam Pelestarian Warisan Budaya

    dan Cagar Budaya.2) Peran serta masyarakat dalam

    Pelestarian Warisan Budaya dan

    Cagar Budaya sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. Membantu upaya Pelindungan,

    Pengembangan dan

    Pemanfaatan Warisan Budaya

    dan Cagar Budaya;

    b. Memberikan bantuan pendanaan

    yang sah dan tidak mengikat bagi

    Pelestarian Warisan Budaya dan

    Cagar Budaya;

    c. Melakukan Pengamanan

    sementara Warisan Budaya dan

    Cagar Budaya dalam keadaan

    darurat dan kondisi tertentu;

    d. Melakukan advokasi, publikasi

    serta sosialisasi upaya

    Pelestarian Warisan Budaya dan

    Cagar Budaya bersama

    Pemerintah Daerah dan/atau

    Pemerintah Kabupaten/Kota;

    e. Memberikan masukan dalam

    penetapan batas situs dan

    kawasan Cagar Budaya kepada

    Pemerintah Daerah dan/atau

    Pemerintah Kabupaten/Kota;

    f. Melaporkan kepada instansi yang

    berwenang di bidang Cagar

    Budaya apabila terjadi indikasi

    kemusnahan, kerusakan dan

    kehilangan Warisan Budaya dan

    Cagar Budaya;

    g. Melaporkan temuan objek yang

    diduga Cagar Budaya kepada

    instansi yang berwenang dibidang Cagar Budaya;

    h. Mendaftarkan objek yang diduga

    Cagar Budaya; dan

    i. Melakukan pengawasan

    Pelestarian Cagar Budaya.

    2.2. Pemanfaatan Benda Cagar

    Budaya

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    4/19

    2014

    4

    Dalam Undang-undang RI Nomor 11

    tahun 2010 pada pasal 85 disebutkan

    bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah,

    dan setiap orang dapat memanfaatkan

    Cagar Budaya untuk kepentingan agama,

    sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan,

    teknologi, kebudayaan dan pariwisata.

    Pemerintah dan pemerintah daerah

    memfasilitasi pemanfaatan dan promosi

    Cagar budaya yang dilakukan oleh setiap

    orang berupa ijin pemanfaatan, dukungan

    tenaga ahli pelestarian, dukungan dana /

    pelatihan

    a. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan agama yaitu untuk

    tempat ibadah harus memenuhi

    kriteria memiliki fungsi awal sebagai

    bangunan tempat ibadah, masih

    dimanfaatkan untuk tempat ibadah,

    dan cagar budaya Dead Monument

    dapat dimanfaatkan untuk tempat

    ibadah dengan izin.

    b. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan sosial didasarkan pada

    kriteria memiliki kapasitas ruang yang

    memungkinkan untuk kegiatan sosial,

    memiliki fungsi pemersatu kehidupan

    sosial masyarakat, dan tidakbertentangan dengan karakter dan

    sifat cagar budaya itu sendiri.

    c. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan pendidikan didasarkan

    pada kriteria memiliki nilai-nilai yang

    dapat meningkatkan kualitas karakter

    dan jatidiri masyarakat, memiliki nilai-

    nilai yang dapat meningkatkan

    intelektualitas masyarakat,

    mengandung unsur-unsur yang dapat

    menginspirasi dan menumbuhkan

    kreativitas masyarakat.

    d. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan ilmu pengetahuan

    didasarkan pada kriteria memiliki

    nilai-nilai yang dapat meningkatkan

    kualitas pengetahuan, dan

    mengandung potensi untuk

    pengembangan ilmu pengetahuan.

    e. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan teknologi didasarkan

    pada kriteria memiliki keunggulan

    teknologi pengerjaan pada masanya,

    menjadi dasar penerapan tehnologi

    pada masa kini dan layak

    dipertahankan untuk masa yang akan

    datang.

    f. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan kebudayaan didasarkan

    pada kriteria memiliki kandungan nilai

    seni dan estetika, menjadi contoh

    tradisi budaya masyarakat tertentu,

    dan menjadi bagian jati diri dari

    masyarakat, dan

    g. Pemanfaatan cagar budaya untuk

    kepentingan pariwisata didasarkan

    pada kriteria memiliki nilai ekonomiyang layak jual, memiliki kapasitas

    ruang yang memungkinkan untuk

    pengunjung, tidak membahayakan

    pengunjung, dan memiliki daya tarik

    yang dapat membangkitkan minat

    kunjung wisatawan.

    Pemanfaatan warisan budaya

    sebagai daya tarik wisata dapat

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    5/19

    2014

    5

    membantu penyadaran terhadap perilaku

    masyarakat, yaitu perilaku yang

    bertentangan dengan prinsip-prinsip

    upaya pelestarian warisan budaya. Hal itu

    karena pariwisata menuntut keunikan dan

    kekhasan obyek wisata sebagai daya

    tarik, sehingga menyadarkan masyarakat

    untuk turut serta menjaganya

    2.3. Pengembangan Pariwisata

    Sebagian besar pemanfaatan cagar

    budaya di Indonesia adalah digunakan

    untuk kegiatan pariwisata, dan kegiatan

    pariwisata perlu pengembangan yang

    terus menerus agar memberikan manfaat

    bagi masyarakat. Wisatawan memegang

    peranan penting dalam mengembangkan

    potensi kepariwisataan di suatu daerah,

    karena pengembang harus berpedoman

    kepada apa yang dicari oleh wisatawan.

    Pengembangan pariwisata

    memerlukan pengelolaan yang dapat

    mengintegrasikan berbagai kepentingan.

    Dalam pengelolaan objek dan daya tarik

    wisata perlu diperhatikan hal-hal antara

    lain:

    1. Kemampuan mendorong peningkatan

    dan perkembangan kehidupanekonomi dan sosial budaya,

    2. Nilai-nilai agama, adat-istiadat, serta

    pandangan dan nilai-nilai yang hidup

    di masyarakat,

    3. Kelestarian budaya dan mutu

    lingkungan hidup,

    4. Kelangsungan usaha itu sendiri

    Pengembangan pariwisata harus

    memperhatikan peningkatan peran serta

    masyarakat yang dapat dilakukan dengan

    pola perencanaan dan pengelolaan

    pariwisata yang tepat, komprehensif,

    strategis, efisien, dan efektif yang

    menguntungkan semua pemangku

    kepentingan dengan mengkoordinasikan

    sektor-sektor terkait dalam sistem

    kepariwisataan melalui pemberdayaan

    masyarakat

    Pengembangan pariwisata

    memerlukan strategi yang tepat agar

    keberhasilannya bisa maksimal, beberapa

    strategi pengembangan pariwisata yaitu

    1. Strategi Pengembangan Produk,

    2. Strategi Pengembangan Pasar,

    3. Strategi Pengembangan SDM dan

    Kelembagaan,

    4. Strategi Tema Pengembangan, dan

    5. Strategi Pengembangan promosi

    2.4. Dampak Pariwisata

    Dampak pariwisata terutama

    berkaitan dengan perekonomian di daerah

    tujuan, seperti banyak menyediakan

    lapangan kerja bagi masyarakat.

    a. Dampak positif pariwisata yaitu :

    Perekonomian di daerah tujuan,

    Gunn (1988:3) Sosial dan budaya, Ahimsa

    2004:17) munculnya pola perilaku,

    pola interaksi sosial, relasi-relasi

    sosial yang memperkuat integrasi

    sosial masyarakat itu sendiri,

    sehingga mampu mencegah

    konflik-konflik, memudahkan

    masyarakat mencapai tujuan, dan

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    6/19

    2014

    6

    mewujudkan berbagai macam cita-

    cita

    b. Dampak negative pariwisata yaitu

    menurut Foster (1994:23) dampak

    pariwisata terhadap karakter bangsa,

    karena secara mencolok pariwisata

    menempatkan wisatawan yang

    makmur di tengah-tengah penduduk

    lokal yang miskin sehingga

    menimbulkan kegelisahan sosial

    III. HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

    3.1. Kondisi Fisik

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto secara administratif berada di

    Kelurahan Warungboto, Kecamatan

    Umbulharjo, berada di pinggir jalan

    Veteran, Warungboto. Saat ini kondisi

    situs ini sangat memprihatinkan, meskipun

    setiap hari ada empat orang petugas dari

    Balai Peninggalan Pelestarian Purbakala

    melakukan pembersihan di sekitar lokasi

    pesanggrahan. Kondisi ini diperparah

    dengan hujan abu dari Gunung Kelud

    yang menerpa Kota Jogja beberapa waktu

    lalu, sehingga mayoritas bangunan

    dipenuhi abu melekat di dinding bangunan

    yang tersisa.

    Masalah lain yang mengancam

    keberadaan situs ini adalah makin

    menyempitnya area pesanggrahan,

    meskipun sudah dipasang pagar

    pengaman. Lokasi yang sudah menjadi

    wewenang Balai Pelestarian Cagar

    Budaya DIY hanya yang berada di dalam

    pagar. Padahal, kalau dilihat dari

    konstruksi bangunan, masih ada bagian

    dari pesanggrahan tetapi berada di area

    luar pagar yang tanahnya sudah menjadi

    milik warga lengkap dengan sertifikatnya.

    Situs ini belum mendapat prioritas untuk

    renovasi, sedangkan renovasi terakhir

    dilakukan pada tahun 2009 itu pun hanya

    di bagian utama bangunan. Sayangnya, di

    lokasi renovasi itu, sekarang ini oleh

    warga digunakan untuk berolahraga

    dengan mendirikan lapangan bulu tangkis.

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    7/19

    2014

    7

    Gambar 1: Peta Pesanggrahan Tuk Umbul Warungboto tahun 1936

    Gambar 2: Peta Pesanggrahan Tuk Umbul Warungboto tahun 1982

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    8/19

    2014

    8

    Gambar 3: Peta Pesanggrahan Tuk Umbul Warungboto tahun 2007

    Gambar 4: Siteplan Pesanggrahan Tuk Umbul Warungboto tahun 2014

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    9/19

    2014

    9

    3.2. Aspek-aspek pariwisata di Cagar

    Budaya Tuk Umbul Warungboto

    Dengan memanfaatkan cagar

    budaya untuk kegiatan pariwisata

    diharapkan bisa menghasilkan dana untuk

    upaya perlindungan dan pelestarian itu

    sendiri, dan lebih luas masyarakat sekitar

    juga langsung bisa memperoleh

    manfaatnya.

    Dalam pengembangan cagar

    budaya untuk pariwisata dibutuhkan

    aspek-aspek yang akan dikembangkan

    yaitu Attraction (daya tarik wisata),

    Accesibilities (kemudahan pencapaian),

    Amenities (fasilitas dan penunjang

    pariwisata), danAncillary service(layanan

    pendukung pariwisata), dan Institutions

    (kelembagaan). Apabila ingin

    mengembangkan Pesanggrahan

    Warungboto dan Tuk Umbul perlu

    dilakukan identifikasi potensi yang dimiliki

    3.2.1. Attract ion(daya tarik wisata)

    Pesanggrahan Warungboto pada

    saat ini berupa reruntuhan yang masih

    menyisakan keindahan masa lalu. Namun

    selain reruntuhan bangunan tersebut, di

    dalam lokasi situs tidak terdapat daya tariklain yang bisa ditawarkan. Hal itu karena

    lokasi pesanggrahan hanya memiliki luas

    sangat terbatas di dalam pagar saja.

    Namun demikian, lokasi pesanggrahan

    tidak begitu jauh dari Kebun Raya dan

    Kebun Binatang Gembiraloka maupun

    kota tua Kota Gede, tetapi tidak dalam

    satu kawasan

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto, selain memiliki daya tarik

    berupa bangunan fisik juga memiliki daya

    tarik nilai penting yang terkandung di

    dalamnya, antara lain:

    1. Nilai Sejarah

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto merupakan sisa dari

    Pesanggrahan Rejowinangun yang

    dibangun atas perintah oleh Sultan

    HB II sebelum menjadi Raja

    Kasultanan Yogyakarta. Keberadaan

    Pesanggrahan ini sudah disebutkan

    dalam catatan Belanda maupun

    babad dan serat.

    2. Nilai Kebudayaan

    Adanya refleksi keharmonisan antara

    alam kehidupan manusia

    (mikrokosmos) dengan alam raya

    (makrokosmos) yang

    dimanifestasikan dalam bangunan

    yang mengandung dan

    memanfaatkan unsur alam (sungai

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    10/19

    2014

    10

    dan mata air) yang dilengkapi dengan

    sarana peribadatan. Keharmonisan

    juga nampak dari penataan ruang

    yang simetris berporos Timur-Barat

    3. Nilai Estetika

    Penataan bangunan yang

    memanfaatkan undaan tebing sungai

    dan disusun secara simetris

    memberikan makna keindahan, dan

    reruntuhan bangunan yang ada

    menampakkan bentuk-bentuk megah

    dengan pintu berbentuk arcade

    4. Nilai Asosiatif

    Keberadaan Cagar Budaya Tuk

    Umbul Warungboto memiliki

    keterkaitan yang erat dengan

    Pesanggrahan-psanggrahan lain

    yang dibangun pada masa Sultan HB

    II khususnya dan berkaitan dengan

    keberadaan Kraton Yogyakarta.

    5. Nilai Informasi

    Keberadaan Cagar Budaya tuk umbul

    Warungboto memberikan informasi

    mengenai hasil karya monumentaldari

    masa Sultan HB II dan juga informasi

    tentang teknik rancang bangun yang

    digunakan pada masa

    pembangunannya.6. Nilai Ekonomi

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto akan memiliki nilai

    ekonomi apabila dijadikan objek

    wisata, meskipun diperlukan

    penataan lingkungan agar lebih

    memberikan nilai jual.

    3.2.2. Accesibi l i t ies (kemudahan

    pencapaian)

    Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto berada tepat di pinggir Jalan

    Veteran, Kalurahan Warungboto,

    Kecamatan Umbulharjo, berjarak sekitar 6

    Km dari titik 0 pusat Kota Yogyakarta.

    Jalan Veteran yang melewati

    pesanggrahan ini sudah beraspal halus

    dan merupakan salah satu jalan

    penghubung antara Jalan Kusumanegara

    dengan Kawasan Kotagede dan XT

    Square yaitu pasar seni dan Kerajinan

    Kota Yogyakarta.

    Meskipun berada di pinggir jalan,

    namun sayangnya, rambu-rambu

    penunjuk arah menuju situs ini sangat

    jarang, sehingga apabila calon wisatawan

    yang belum tahu keadaan dan lokasi

    persisnya situs ini akan mengalami

    kesulitan. Jalan di depan Tuk Umbul

    sebenarnya dilewati angkutan umum,

    namun sangat disayangkan bahwa kondisi

    bus kota dan Kobutri yang beroperasi di

    wilayah Kota Yogyakarta bisa dikatakan

    kurang baik.

    Dengan kemudahan pencapaian,

    maupun lokasinya yang berada tidak jauhdari Objek Wisata Unggulan Kebun Raya

    dan Kebun Binatang Gembiraloka serta

    Kotagede ternyata tidak membuat Cagar

    Budaya Tuk Umbul Warungboto ini

    banyak dikunjungi wisatawan.

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    11/19

    2014

    11

    3.2.3. Amenit ies (fasilitas dan

    penunjang pariwisata)

    Sampai saat ini di lingkungan

    Pesanggrahan Warungboto sama sekali

    tidak memiliki fasilitas penunjang

    kepariwisataan, misalnya tidak tersedia

    toilet, toko cindera mata, pusat informasi,

    pemandu wisata, maupun fasilitas-fasilitas

    yang dibutuhkan wisatawan. Lokasi parkir

    juga tidak tersedia, namun di sisi selatan

    di luar pagar situs terdapat lahan kosong

    bekas urugan milik penduduk, yang bisa

    digunakan untuk lahan parkir. Tetapi

    disekitar Pesanggrahan Warungboto

    terdapat banyak tempat penginapan dan

    restoran.

    3.2.4. Anci l lary service (Fasilitas

    Pendukung Kepariwisataan)

    Ketersediaan fasilitas pendukung

    kepariwisataan Pesanggrahan

    Warungboto cukup lengkap. Lokasi ini

    tidak begitu jauh dengan RS Happy Land

    dan RSI Hidayatullah yang berada di

    Jalan Veteran masih dalam jalur jalan

    yang sama. Selain Rumah sakit, di

    wilayah kecamatan Umbulharjo juga

    terdapat 2 buah Puskesmas, yaituPuskesmas Umbulharjo I dan Puskesmas

    Umbulharjo II.

    Disamping itu ada beberapa fasilitas

    pendukung wisata yang lain seperti

    Terminal Bus, Pasar Seni XT Square,

    Pasar Induk Giwangan, Pabrik susu SGM,

    banyaknya gedung-gedung perkantoran

    pemerintah, Perbankan, Pusat-pusat

    Perbelanjaan, Kantong-kantong

    Asrama/Kost Mahasiswa, dan ratusan

    atau mungkin ribuan

    pedagang/pengusaha kecil

    3.2.5. Institutions (Kelembagaan)

    Dari sisi kelembagaan, sebagai

    sebuah Bangunan Cagar budaya1 Tuk

    Umbul Warungboto berada di bawah

    wewenang Balai Pelestarian Cagar

    Budaya (BPCB) DIY. Di Yogyakarta

    terdapat berbagai asosiasi pariwisata aktif

    yang bisa mendukung pengembangan

    Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto

    sebagai daya tarik wisata. Asosiasi

    tersebut meliputi Asita, PHRI, HPI, APTA,

    Paguyuban Dimas Diajeng, Asosiasi Duta

    Wisata Indonesia, Java Promo, dan

    sebagainya. Peran terbesar mereka

    terutama untuk mempromosikan

    keberadaan Cagar Budaya tuk Umbul

    Warungboto, meskipun selama ini

    keberadaannya belum masuk dalam

    agenda promosi kepariwisataan

    Yogyakarta.

    3.3. Pembahasan

    3.3.1. Penilaian dan Pembobotan

    Dalam penilaian terhadap potensipengembangan daya tarik wisata ini,

    komponen-komponen yang menjadi dasar

    penilaian meliputi 5 parameter yang

    memiliki unsur penilaian yang berbeda-

    beda, yakni:

    1Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan

    yang terbuat dari benda alam atau benda buatan

    manusia untuk memenuhi kebutuhan ruangberdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap(UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya)

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    12/19

    2014

    12

    a. Parameter Kualitas dan Keunikan

    ODTW meliputi: (1) keunikan atraksi

    wisata yang berupa penilaian tingkat

    keunikan objek/daya tarik dinilai dari

    kelangkaannya yakni apakah objek

    mudah ditemukan di tempat lain atau

    tidak dan; (2) keragaman daya tarik

    (kuantitas) yaitu objek/daya tarik

    wisata suatu propinsi dinilai

    keragaman muatan isi atau daya tarik

    wisata yang dimilikinya.

    b. Parameter Skala Pemasaran Objek

    yaitu penilaian terhadap objek/daya

    tarik yang dinilai dari kemungkinan

    luas jangkauan pemanfaatan

    wisatawan terhadap suatu objek.

    c. Tingkat kunjungan wisatawan yaitu

    penilaian terhadap tinggi rendahnya

    angka kunjungan ke masing-masing

    objek wisata.

    d. Parameter Tingkat Dukungan dan

    Aksessibilitas Pencapaian yaitu

    penilaian terhadap kemudahan

    keterjangkauan menuju objek seperti

    linkdengan pintu masuk utama kota,

    letaknya pada jalur kunjungan, jarak

    tempuh yang relatif mudah, waktu

    tempuh relatif pendek, dukunganmoda transportasi menuju objek.

    e. Parameter Tingkat Dukungan Sarana

    Prasarana Penunjang yaitu penilaian

    terhadap ketersediaan fasilitas

    akomodasi, agen/biro perjalanan,

    dukungan sarana transportasi

    maupun fasilitas umum penunjang

    wisata lainnya seperti telepon

    maupun tourist information centre.

    3.3.2. Keunikan/kelangkaan

    Dari sisi keunikan/kelangkaan Cagar

    Budaya Tuk Umbul Warungboto berada

    pada skala 4 yaitu bila objek jarang

    ditemukan di tempat lain dan memiliki

    keunikan tersendiri. Meskipun tinggal

    reruntuhan, namun masih bisa

    diidentifikasi tentang bentuk

    bangunannya, karena reruntuhan yang

    ada masih menyisakan beberapa bagian

    yang utuh.

    3.3.3. Keragaman Daya Tarik

    Dari sisi ragam daya tarik,

    keberadaan Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto hanya mendapatkan skor 1

    karena hanya terdiri satu daya tarik, yaitu

    berupa reruntuhan bangunan saja. Tidak

    ada daya tarik lain yang tersedia di tempat

    tersebut.

    3.3.4. Kondisi Fisik Lingkungan/

    Spasial

    Kondisi fisik dan spasial juga hanya

    mendapatkan skor 1 saja karena di Cagar

    Budaya tuk Umbul Warungboto belum

    ada penataan ruang dalam objek, dan

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    13/19

    2014

    13

    tidak memiliki lahan untuk

    pengembangan. Pesanggrahan ini berada

    di dalam pagar yang dibuat oleh BPCB

    untuk menandai luas lahan yang dimiliki

    pemerintah. Lahan di luar pagar adalah

    pemukiman padat milik warga.

    3.3.5. Skala Pemasaran Objek

    Dari sisi pemasaran memperoleh

    skor 1, karena selama ini promosi

    terhadap Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto belum tergarap dengan baik.

    Pemerintah belum mengagendakan

    promosi terhadap situs ini sebagai tujuan

    wisata. Hal itu tentu saja berpengaruh

    terhadap kepopuleran situs ini.

    3.3.6. Tingkat Kunjungan

    Tingkat kunjungan ke Cagar Budaya

    Tuk Umbul Warungboto mendapatkan

    skor 2, yaitu jarang dikunjungi. Meskipun

    lokasinya di pinggir jalan yang cukup

    ramai, namun belum tentu dalam satu

    Minggu penuh ada pengunjung yang

    datang.

    3.3.7. Ketersediaan Moda Transportasi

    Ketersedian moda transportasimenuju objek dan daya tarik atau

    kawasan wisata mendapatkan skor 3,

    karena ketersediaan moda transportasi

    menuju /melewati Pesanggrahan

    Warungboto cukup banyak dengan

    kondisi yang cukup.

    3.3.8. Kemudahan Pencapaian

    Lokasi Cagar Budaya tuk Umbul

    Warungboto yang persis di pinggir jalan

    Veteran membuat lokasi ini sangat mudah

    dicapai. Kondisi jalan beraspal halus,

    namun sayangnya rambu-rambu penunjuk

    jalan menuju ke situs ini sangat jarang.

    Hal ini membuat variabel kemudahan

    pencapaian hanya mendapatkan skor 3

    yaitu bila rambu-rambu penunjuk arah

    kurang, namun medan jalan cukup baik.

    3.3.9. Kondisi dan Kelengkapan

    Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana yang ada di

    di dalam lingkungan Cagar Budaya tuk

    Umbul Warungboto sama sekali tidak

    tersedia. Bila ditinjau dari kondisi dan

    kelengkapan sarana prasarana Cagar

    Budaya tuk Umbul Warungboto masing-

    masing memperoleh skor 1, yaitu bila

    kondisi sarana prasarana tidak berfungsi

    atau bahkan tidak ada sama sekali.

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    14/19

    2014

    14

    3.4. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan

    Kekuatan (S) Kelemahan (W)

    Merupakan salah satu Cagar Budaya

    yang berkaitan dengan Kraton Yogyakarta

    Mempunyai ciri khas Taman

    air/Pesanggrahan

    Mempunyai ciri khas sungai yang

    mengalir di tengah situs

    Lokasi mudah dijangkau

    Jalan sudah beraspal halus dan tersedia

    kendaraan umum

    Masyarakat Masih kuat memegang tradisi

    budaya

    Atraksi menampilkan potensi budaya yang

    jarang terdapat di daerah lain

    Masyarakat sudah membentuk kampung

    Wisata

    Berdekatan dengan objek wisata

    unggulan seperti Gembiraloka Zoo dan

    Kota tua Kotagede

    Kondisi bangunan yang relatif

    membahayakan karena banyak

    retakan di dinding yang masih berdiri

    (hampir runtuh)

    Lahan untuk pengembangan sangat

    terbatas

    Tidak tersedia fasilitas pendukung

    seperti kamar mandi, lahan parkir,

    pusat informasi, dll

    Tidak terdapat pemandu wisata

    Masyarakat sebagian besar masih

    awam dengan kegiatan pariwisata

    Masyarakat belum dilibatkan dalam

    pengelolaan

    Sebagian situs berada di luar lahan

    BPCB

    Informasi tentang situs yang masih

    terbatas Promosi belum dilakukan terhadap

    situs ini

    Pengembangan harus

    mengedepankan pelesatarian dan

    harus berkoordinasi dengan BPCB

    Rambu-rambu penunjuk arah yang

    masih minim

    Peluang (O) Ancaman (T)

    Keistimewaan DIY

    Pengembangan wisata budaya di Kota

    Yogyakarta menjadi daya tarik wisata

    Pemanfaatan BCB untuk pariwisata

    Dapat memberikan PAD bagi Kota

    Yogyakarta

    Kelestarian BCB semakin diperhatikan

    Bila dipugar dan lingkungan ditata

    Kerusakan lingkungan oleh kegiatan

    pariwisata

    Bencana alam (Merapi, Gempa Bumi)

    Global warming yang menimbulkan

    dampak pada fisik bangunan

    Adanya tren aksi vandalisme di

    kalangan anak muda

    aturan penggunaan tanah oleh

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    15/19

    2014

    15

    menarik, dimungkinkan akan

    mengundang wisatawan dari luar daerah

    Dapat melibatkan masyarakat untuk

    berpartisipasi

    Berkembangnya komunitas minat khusus

    (fotografi, sketsa, lukis, olah raga)

    masyarakat sekitar..

    Strategi Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto

    Penyelamatan situs Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto dengan melindungi

    bangunan menggunakan atap pelindung.

    Pemugaran menyeluruh terhadap bangunan yang relatif membahayakan karena

    banyak retakan di dinding yang masih berdiri sehingga nantinya tidak membahayakan

    jika dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata

    Perluasan lahan yang dikuasai BPCB DIY sehingga memungkinkan seluruh bagian

    pesanggrahan terintegrasi dan memungkinkan pembangunan fasilitas pendukung

    kepariwisataan seperti kamar mandi, lahan parkir, pusat informasi, dan toko oleh-oleh/souvenir

    Penyediaan pemandu wisata yang terlatih

    Sosialisi tentang kepariwisataan kepada masyarakat sekitar sehingga mereka siap

    dan mampu berperan serta dalam pengelolaan pariwisata

    Memasukkan Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto dalam brosur maupun

    leaflet kepariwisataan Kota Yogyakarta dan dilibatkan dalam fam trip, travel dialog,

    pameran,dan sebagainya

    Di dirikan lembaga khusus pengelola pariwisata Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul

    Warungboto atau memberdayakan Kampung Wisata Warungboto yang personalnya

    dari masyarakat dengan pengawasan dari BPCB serta difasilitasi oleh Dinas

    Pariwisata sebagai pengelola

    Pengembangan aktivitas dan paket wisata bersama dengan Kraton Yogyakarta dan

    Kota Tua Kotagede.

    Mengoptimalkan peran serta Kampung Wisata Warungboto dalam pengelolaan

    kepariwisataan di Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    16/19

    2014

    16

    IV. Rekomendasi

    Berdasarkan strategi yang telah di tentukan di atas, maka dikemukakan rekomendasi

    untuk pengembangan Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto sebagai berikut:

    Tabel 5.1 Rekomendasi Pelestarian dan Pengembangan Cagar Budaya

    Tuk Umbul Warungboto

    No Rekomendasi Penanggung jawab

    1. Dilakukan pengamanan terhadap situsBPCB DIY/Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta

    2.

    Pemugaran menyeluruh terhadap bangunan di

    Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto, mengingat

    kondisinya sangat membahayakan pengunjung

    BPCB DIY/ Dinas Pariwisata

    dan Kebudayaan Kota

    Yogyakarta

    3. Perlu dibuat kajian penataan kawasan Kimpraswil Kota Yogyakarta

    4.

    Pembangunan fasilitas penunjang pariwisata yang

    dibutuhkan wisatawan selama di Cagar Budaya

    Tuk Umbul Warungboto, meliputi pusat informasi,

    toilet, area parkir, toko oleh-oleh/souvenir

    Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta/

    Dinas Pekerjaan Umum/

    Instansi terkait

    5.

    Dilakukan promosi dengan cara memasukkan

    Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto sebagai

    materi promosi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

    dan DIY, Diikutkan dalam pameran, fam trip,

    Travel Dialog, serta pembuatan brosur, leaflet

    Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta

    6.Melibatkan komunitas minat khusus (fotografi,

    lukis, sketsa) dalam promosi

    Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta

    7.Dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai

    asal-usul Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto

    Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta/

    Bappeda Kota Yogyakarta

    8.Pembuatan story line terkait Cagar Budaya Tuk

    Umbul Warungboto

    Dinas Pariwisata dan

    Kebudayaan Kota Yogyakarta

    9. Penertiban hak atas tanah dan penggunaannyaBPN Kota Yogyakarta/ Dinas

    Perizinan Kota

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    17/19

    2014

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbas, Novida. 1986. Beberapa Motif

    Hias Pada Pesanggrahan Dari Masa

    Sultan HB II dalam PIA IV. Jakarta:

    Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

    Ahimsa Putra, Heddy Shri. 2004.

    Mengembangkan Wisata Budaya dan

    Budaya Wisata. Sebuah Refleksi

    Antropologis. Draft tulisan dalam

    rangka seminar Refleksi Puspar

    UGM Terhadap Pariwisata Indonesia.

    28 Agustus 2004. Tidak diterbitkan.

    Ardika, I.W., 2007. Pusaka Budaya dan

    Pariwisata. Pustaka Larasan.

    Denpasar. Bali.

    Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah Kabupaten Sleman. 2010.

    Penyusunan Masterplan

    Pengembangan Pariwisata Kawasan

    Ratu Boko, Candi Ijo, dan Rumah

    Dome.

    Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala

    Yogyakarta. 2007. Laporan Studi

    Teknis Arkeologis Situs Warung Boto.

    Yogyakarta.

    BPS Kota Yogyakarta Dalam Angka 2013

    Buku Statistik Kepariwisataan DaerahIstimewa Yogyakarta 2013

    Coccossis, H, 2005. Operational

    Managementof Cultural and Heritage

    Sites. Dalam Sigala, M. and Lesllie,

    D. Ed. International Cultural Tourism.

    Management, Implications, and

    Cases. Elsevier Ltd. Oxford. UK

    Damanik, Janianton. Kusworo, Hendrie

    Adji. Raharjana, Destha T. 2005.

    Penanggulangan Kemiskinan Melalui

    Pariwisata. Puspar UGM. Yogyakarta

    Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan

    Kepariwisataan Alam. Fakultas

    Kehutanan Universitas Gadjah mada.

    Yogyakarta.

    Foster, Denis L. 1994. First Class: An

    Introduction to Travel & Tourism.

    Glencoe Macmillan/ McGraw-Hill.

    Singapore

    Gunn, C.A., 1988, Tourism Planning,

    Second edition, New York: Tylor &

    Francis

    Imam Sunaryo. 1984. Kekunoan Warung

    Boto. Skripsi Sarjana Arkeologi UGM.

    Yogyakarta.

    Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning

    An Integrated and Sustainable

    Development Approach. Van

    Nostrand Reinhold. New york

    McIntosh, Robert W. Goeldner , CharlesR.

    1990. Tourism, Principles, Practices,

    Philosophies. John Wiley & Sons, Inc.

    New York

    Miles, M.B. dan Huberman, M.A., 1992,

    Qualitative Data Analysis,(Terjemahan Tjetjep Rohandi Rohidi,

    Buku Asli diterbitkan oleh Sage

    Publication tahun 1982) Jakarta: UI

    Press.

    Mill, R.C. dan Morrison, A.M., 1985, The

    Tourism System, New Jersey:

    Prentice-Hall Inc.

  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    18/19

    2014

    18

    Musanef, 1996, Manajemen Usaha

    Pariwisata di Indonesia, Jakarta: PT.

    Toko Gunung Agung.

    Pearce, Douglas. 1988. Tourism

    Development. Second Edition.

    Longman Scientific & Technical. New

    Zeland

    Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata

    Sebuah Pengantar Perdana. Pradnya

    Paramita. Jakarta

    Peraturan Daerah Provinsi DIY No 6

    tahun 2012

    Peraturan Gubernur DIY Nomor 62 Tahun

    2013

    Prasodjo, Tj., 2004, Arkeologi Publik,

    Makalah Dalam Rangka Pelatihan

    Pengelolaan Sumber Daya Arkeologi

    Tingkat Dasar di Trowulan.

    Rahardjo, Supratikno & Muluk, Handi.

    2011. Pengelolaan Warisan Budaya

    di Indonesia. Penerbit Lubuk Agung.

    Bandung.

    Sammeng, Andi Mappi.2000. Cakrawala

    Pariwisata. Jakarta

    Sedyawati, Edi. 1992/1993. Arkeologi dan

    Jati Diri Bangsa. Makalah pada

    Pertemuan Ilmiah Arkeologi VI. Pusat

    Penelitian Arkeologi Nasional. JakartaSonjaya, Jajang A., 2005, Pengelolaan

    Warisan Budaya di Dataran Tinggi

    Dieng, Tesis: Universitas Gadjah

    Mada.

    Subejo dan Supriyanto

    .http://www.pemberdayaan.com)

    Sunaryo, B. 2013. Kebijakan

    Pembangunan Destinasi Pariwisata.

    Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

    Penerbit Gava Media Yogyakarta

    Swarbrooke, J., 2004, Sustainable

    Tourism Management, London: CABI

    Publishing.

    Tanudirdjo, Daud A., 2003, Warisan

    Budaya Untuk Semua: Arah

    Kebijakan Pengelola Warisan Budaya

    Indonesia Di Masa Mendatang,

    Makalah Disampaikan Pada Kongres

    Kebudayaan V, Bukittinggi.

    Timothy, D.J. dan Boyd, S.W., 2003,

    Heritage Tourism, London: Prentice

    Hall.

    Triharyantoro, E., 2011, Pengelolaan

    Cagar Budaya dalam Aspek Politik,

    Makalah dalam Pertemuan Ilmiah

    Arkeologi ke XII 1 - 3 November,

    Surabaya.

    Undang - Undang RI no 10 tahun 2009

    tentang Kepariwisataan

    Undang-undang RI nomor 11 tahun 2010

    tentang Cagar Budaya

    Wahyudi, W.R., 2006, Pengemasan

    Benda Cagar Budaya Sebagai Aset

    Pariwisata, Dalam Yoeti, Oka A.

    Pariwisata Budaya Masalah dan

    Solusinya, Jakarta: PradnyaParamita, hal. 315-321.

    Widodo, Sambung. 2005a. Aspek-Aspek

    Religius pada Bangunan

    Pesanggrahan, dalam Jurnal

    Penelitian Arkeologi nomor 5 Bungai

    Rampai Religi dari Masa ke Masa.

    Yogyakarta: Balai Arkeologi.

    http://www.pemberdayaan.com/http://www.pemberdayaan.com/http://www.pemberdayaan.com/http://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/pengelolaan-cagar-budaya-dalam-aspek-politik/http://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/pengelolaan-cagar-budaya-dalam-aspek-politik/http://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/pengelolaan-cagar-budaya-dalam-aspek-politik/http://iaaipusat.wordpress.com/2012/03/17/pengelolaan-cagar-budaya-dalam-aspek-politik/http://www.pemberdayaan.com/
  • 7/21/2019 Kajian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warung Boto Yogyakarta

    19/19

    2014

    19

    -------2005. Pesanggrahan-Pesanggrahan

    Pada MasaMataram Islam, Arsitektur,

    Fungsi, dan Persebarannya. Berita

    Penelitian Arkeologi. Yogyakarta:

    Balai Arkeologi.

    World Tourism Organization. 2004.

    Indicators of Sustainable

    Development for Tourism

    Destinations. A Guide Book. World

    Tourism Organization. Madrid.

    Spanyol.

    Yoeti, Oka A., 2006, Pariwisata Budaya.

    Masalah dan Solusinya. Jakarta: PT.

    Pradnya Paramita.

    Daftar Website:

    http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/

    21/situs-warungboto-butuh-

    perhatian-491281)diakses pada 15

    April 2014 pukul 19.11

    https://www.facebook.com/notes/warto-

    wisata-warungboto/kampung-wisata-

    warungboto/1379528778984288

    diakses pada 15 April 2014 pukul

    19.11

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwa

    na_II, diakses pada 18 April 2014

    pukul 09.23http://www.purbakalayogya.com/?page=b

    erita-detail.html&judul=48, diakses

    pada diakses pada 18 April 2014

    pukul 10.11

    http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/

    21/situs-warungboto-butuh-

    perhatian-491281, diakses pada 18

    April 2014 pukul 10.33

    http://www.booking.com/searchresults.id.h

    tml?aid=331508;label=yogyakarta%

    2Fumbulharjo-

    qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603

    009,9 Mei 2014 pukul 12.12

    http://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/co

    ntent-19-sdet-potensi.html? Diakses

    pada 9 Mei 2014 pukul 12.12

    http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288http://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_IIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_IIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_IIhttp://www.purbakalayogya.com/?page=berita-detail.html&judul=48http://www.purbakalayogya.com/?page=berita-detail.html&judul=48http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/content-19-sdet-potensi.htmlhttp://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/content-19-sdet-potensi.htmlhttp://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/content-19-sdet-potensi.htmlhttp://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/content-19-sdet-potensi.htmlhttp://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.booking.com/searchresults.id.html?aid=331508;label=yogyakarta%2Fumbulharjo-qyV7Tr41WJ05lmLvjzVRDwS29603009http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.purbakalayogya.com/?page=berita-detail.html&judul=48http://www.purbakalayogya.com/?page=berita-detail.html&judul=48http://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_IIhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana_IIhttps://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288https://www.facebook.com/notes/warto-wisata-warungboto/kampung-wisata-warungboto/1379528778984288http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281http://www.harianjogja.com/baca/2014/02/21/situs-warungboto-butuh-perhatian-491281