budaya-dan-etika.docx
DESCRIPTION
makalah etika bisnisTRANSCRIPT
BUDAYA ORGANISASI
1. Pengertian
Menurut KBBI budaya dapat diartikan sebagai suatu hasil dari pikiran atau
akal budi manusia, sehingga budaya dapat di definisikan sebagai suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
Dalam lingkungan Perusahaan maupun organisasi juga terdapat sebuah
kepribadian perusahaan yang biasa disebut sebagai budaya organisasi.
Budaya organisasi sendiri diartikan sebagai pola kepercayaan, nilai, ritual, mitos
para anggota suatu organisasi yang memengaruhi semua perilaku individu dan
kelompok didalam organisasi.
2. Tahap terbentuknya Budaya Organisasi.
Robbins (2008) berpendapat bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk
pembentukan budaya organisasi. Sekali terbentuk, budaya itu cenderung berakar,
sehingga sukar bagi para manager untuk mengubahnya. Berikut ini adalah
gambaran proses terbentuknya budaya organisasi :
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari
filsafat pendiri, kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang
digunakan dalam merekrut/mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari
manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima
baik dan tidak. Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi
tergantung pada kecocokan nilai-nilai staf baru dengan nilai-nilai organisasi dalam
proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode
sosialisasi.
3. Dimensi Budaya Organisasi.
Dari banyaknya indikator keefektifan organisasi maka muncul 2 dimensi utama
yang kemudian indikator-indikatornya diorganisasikan kedalam 4 kelompok
utama.
Dimensi pertama membedakan tentang kriteria keefektifan yang menekankan
pada fleksibilitas, keleluasaan dan dinamis dengan/dari kriteria keefektifan yang
menekankan stabilitas, tatanan dan control.
Dimensi kedua membedakan tentang kriteria keefektifan yang menekankan pada
orientasi internal, integrasi dan kesatuan dengan/dari kriteria keefektifan yang
menekankan pada orientasi eksternal, diferensiasi dan persaingan.
Dari kedua dimensi ini kemudian membentuk 4 kuadran dengan masing-masing
menggambarkan suatu perangkat yang berbeda/nyata dari indikator keefektifan
organisasi yang biasadisebut sebagai the competing value framework.
the competing value framework
Dalam gambar tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :
a. The Hierarchy Culture
Merupakan garis wewenang pengambilan keputusan yang jelas, peraturan
dan prosedur standar, pengendalian dan mekanisme akuntabilitas di nilai
dan di hargai sebagai kunci untuk sukses. Budaya ini dicirikan oleh suatu
formasi dan keberadaannya terstruktur untuk bekerja.
b. The Market Cukture.
Merupakan jenis organisasi yang diorientasikan menuju lingkungan
eksternal daripada internal. Fokus utamanya adalah melakukan transaksi
dengan konstituante lainnya untuk menciptakan keunggulan kompetitif
dengan nilai inti yang menjadi dominasi adalah kompetisi dan
produktivitas.
c. The Clan culture.
Karakteristik dari organisasi jenis ini adalah adanya kerja tim, program
keterlibatan pegawai dan komitmen korporat kepada pegawai. Organisasi
ini mengembangkan lingkungan kerja yang humanis, karena dalam
organisasi ini berprinsip pembagian nilai dan tujuan, adanya kesatupaduan,
partisipatif serta rasa kebersamaan.
d. The adhocracy Culture.
Kata Adhoc berarti menunjukkan sementara, spesialisasi unit yang
dinamis. Organisasi ini menggunakan asumsi bahwa inovatif
danmempelopori inisiatif adalah pembawa sukses organisasi, terutama
dalam bisnis mengembangkan produk da jasa baru dan menyiapkan untuk
masa depan.
4. Fungsi Budaya Organisasi
Robbins (2008) menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai beberapa
fungsi dalam organisasi yaitu memberi batasan untuk mendefinisikan peran
sehingga memperlihatkan perbedaan yang jelas antar organisasi, memberikan
pengertian identitas terhadap sesuatu yang lebih besar dibandingkan minat
anggota organisasi secara perorangan, menunjukkan stabilitas sistem sosial,
memberikan pengertian dan mekanisme pengendalian yang dapat dijadikan
pedoman untuk membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi dan pada
akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku anggota
organisasi.
Selain itu, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh kedua belah pihak, baik
organisasi maupun para anggotanya. Manfaat tersebut adalah memberikan
pedoman bagi tindakan pengambilan keputusan, mempertinggi komitmen
organisasi, menambah perilaku konsistensi perilaku para anggota organisasi
danmengurangi keraguan para anggota organisasi, karena budaya
memberitahukan pada mereka sesuatu dilakukan dan dianggap penting.
5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi
1. Karakteristik sosial masyarakat.
2. Tipe masyarakat bisnis.
3. Kapabilitas dan kemampuan kendali perusahaan.
ETIKA BISNIS
1. Pengertian etika Bisnis
Menurut K. Bertens (2000 : 5), etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis
tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana
standar itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat
modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan
kepada orangorang yang ada di dalam organisasi.
Ada 3 tujuan yang hendak dicapai dalam etika bisnis menurut K. Bertens yaitu:
1. Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya demensi etis
dalam bisnis.
2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan
bisnis, serta membantu pebisnis atau calon pebisnis dalam menyusun
argumentasi moral yang tepat.
3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang
tepat didalam profesinya (kelak).
2. Indikator Etika Bisnis.
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, ada bebera yang dapat dipakai
untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan
etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah:
a. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi.
Yaitu apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan
sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan
masyarakat lain.
b. Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku.
Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika
dalam bisnisnya apabila masingmasing pelaku bisnis mematuhi aturan-
aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
c. Indikator etika bisnis menurut hukum.
Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan
telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu
perusahaan telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya.
d. Indikator etika berdasarkan ajaran agama.
Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya
senantiasa merujuk pada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
e. Indikator etika berdasarkan nilai budaya.
Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah
menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya
dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan
suatu bangsa.
f. Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu.
Yaitu apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas pribadinya.
3. Prinsip Etika Bisnis
Menurut Sonny Keraf secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu :
a. Prinsip otonomi.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan.
b. Prinsip kejujuran.
Yaitu sikap jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak,
kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding serta kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
c. Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional
objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip saling menguntungkan.
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini
menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win
solution.
e. Prinsip integritas moral.
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baiknya atau nama baik perusahaan.
4. Manfaat Etika Bisnis
Manfaat etika bisnis dalam perusahaan menurut Amran yaitu:
1. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
2. Menciptakan citra yang baik di mata konsumen.
3. Meningkatkan motivasi pekerja.
4. Keuntungan perusahaan dapat diperoleh.
5. Hubungan Etika dan Budaya.
Etika pada dasarnya selalu dipengaruhi oleh budayadan agama, dimana
agama dan budaya dianggap sebagai sumber utama hukum, peraturan dan kode
etik. Selain itu agama dan budaya lebih independen dalam etika bisnis dibanding
dengan jenis etika bisnis lainnya. Yang memegang peranan penting dalam
mewujudkan iklim etika adalah adanya komunikasi yang baik antar pegawai
maupun komunikasi antara atasan dengan bawahan, tentunya dengan adanya
budaya yang baik akan mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang beretika.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jika dalam suatu lingkungan perusahaan
sudah tertanam nilai-nilai yang tidak memungkinkan terjadinya tindakan yang
tidak beretika tentunya perusahaan tidak akan melakukan penyimpangan. Karena
pada dasarnya budaya itu adalah nilai-nilai yang tertanam sejak perusahaan itu
berdiri pertamakali.
6. Kendala Dalam Mewujudkan Etika Bisnis.
Beberapa kendala yang menjadi penghambat dalam mewujudkan kinerja bisnis
yang beretika antara lain adalah :
1. Mentalitas para pelaku bisnis, terutama para top management yang secara
moral rendah, sehingga berdampak pada seluruh kinerja bisnis. Hal ini
dikarenakan perilaku bisnis yang etis bergantung pada kinerja top
management, karena kepatuhan pada aturan itu berjenjang dari mulai
tingkat atas ke tingkat bawah.
2. Faktor budaya masyarakat yang cenderung memandang pekerjaan bisnis
sebagai profesi yang penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta
bekerja hanya sekedar untuk mencari untung.
3. Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang ditetapkan oleh
pemerintah, sehingga menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari nilai-
nilai moral.
7. Pengaruh Etika Terhadap Budaya
Etika merupakan nilai dan keyakinan yang terimplementasi dalam budaya
perusahaan, maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan
yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.
Etika bisnis adalah produk pendidikan etis masa kecil namun tetap dipengaruhi
oleh lingkungan sekitarnya, sehingga terdapat pengaruh yang kuat antara etika
personal dari manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan.
Daftar Pustaka
DR. Erni R. Ernawan, SE.MM. .2011.Business Ethics. Jakarta :
Alfabeta.
Mary Coulter, Stephen P Robbins. Pengantar Manajemen.
Jakarta : Erlangga.
Bertens, Kees. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius
A.Sonny Keraf. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta :
Kanisius
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentangetikabisnis.html
http://bisnisberetika.blogspot.com/2010_11_01_archive.html
ETIKA BISNIS
“BUDAYA DAN ETIKA”
Oleh :
David Hendra 145020201111101 / 2014
Fika Putri Arika 145020200111020 / 2014
Rofi Miftahul .A. 145020200111025 / 2014
Elva Ayu .W. 145020200111026 / 2014
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015