bubur sereal instan

10
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44 35 Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi Dari Sorgum Dan Kecambah Kacang Tunggak (Kajian Proporsi Bahan Dan Penambahan Maltodekstrin) Tri Dewanti W. * , Harijono * dan Nurma S ** . Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya •• Alumni Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Abstrak Breakfast cereal instan merupakan alternatif sarapan yang sudah mulai banyak penggemarnya. Sorgum dan kacang tunggak merupakan bahan pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan di masa mendatang. Pencampuran Sorgum dan kacang tunggak adalah untuk diversifikasi pangan sumber karbohidrat dan protein sehingga mendapatkan produk dengan komposisi gizi yang lebih baik. Permasalahannya tepung bubur sereal instan nampak kurang kental setelah ditambah air panas sehingga mengurangi sifat sensorisnya. Oleh karena itu diperlukan bahan tambahan yang dapat membantu memperbaiki tekstur bubur saat disajikan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor I yaitu proporsi sorgum dengan kacang tunggak terdiri atas 3 level (85:15; 80:20; 75:25). Faktor II adalah penambahan maltodekstrin terdiri atas 3 level (0%; 2% san 4%). Hasil penelitian menunjukan perlakuan proporsi sorgum : kacang tunggak 75 : 25% dan penambahan maltosekstrin 4% paling disukai dengan sifat sebagai berikut : kadar air 3.26%, kadar protein 15.01%, kadar lemak 0.55%, serat kasar 4.25%, , total karbohidrat 75.74%, total energi 3764.19 kal, Indeks Absorbsi Air 17.06% dan daya serap uap air sebesar 6.63% serta memiliki nilai total rangking kesukaan rasa 144.5, kesukaan aroma 91.5 dan kesukaan kenampakan 123. PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi dan kehidupan masyarakat yang ingin serba cepat dan serba praktis, pola makan pun ikut bergeser. Sarapan dengan sereal instan atau breakfast cereal instan merupakan salah satu pilihan yang mulai populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahan-bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan sarapan sereal adalah jagung, gandum, oat, beras, dan barley. Pertumbuhan pasar dari sereal ini diperkirakan 3% per tahun di Amerika Serikat dan 10% di Eropa. Diperkirakan pada tahun 2000 konsumsi secara keseluruhan di Eropa akan makanan sereal ini meningkat dua kali lipat (Celis et al., 1996). Pada masa mendatang, pemasaran akan sangat meningkat karena konsumen mencari produk yang rendah lemak, tinggi serat dan lebih sehat serta bahan-bahan yang lebih alami. Penelitian penanganan pasca panen sorgum di Indonesia belum banyak dilakukan dan informasi tentang pengolahan produksinya masih sangat terbatas (Mudjisihono dan Damardjati, 1985). Penggunaan sorgum untuk sereal sarapan disarankan oleh Rusnak et al. (1980). Selama ini sorgum digunakan sebagai substitusi jagung dalam pakan ternak. Kandungan protein sorgum bahkan lebih tinggi dari beras dan jagung. Penggunaan sorgum dan kacang tunggak sebagai makanan sereal pernah dilakukan oleh Bressani (1985) dengan cara roasting. Hasil yang paling baik diperoleh dengan kombinasi 63 bagian sorgum – 9 bagian kacang tunggak dan 45 bagian sorgum – 15

Upload: boh-cucu-karaeng

Post on 23-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

35

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi Dari Sorgum Dan Kecambah Kacang

Tunggak (Kajian Proporsi Bahan Dan Penambahan Maltodekstrin)

Tri Dewanti W.*, Harijono

* dan Nurma S

**.

• Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya •• Alumni Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Abstrak

Breakfast cereal instan merupakan alternatif sarapan yang sudah mulai banyak

penggemarnya. Sorgum dan kacang tunggak merupakan bahan pangan yang sangat

potensial untuk dikembangkan di masa mendatang.

Pencampuran Sorgum dan kacang tunggak adalah untuk diversifikasi pangan sumber

karbohidrat dan protein sehingga mendapatkan produk dengan komposisi gizi yang lebih

baik. Permasalahannya tepung bubur sereal instan nampak kurang kental setelah ditambah

air panas sehingga mengurangi sifat sensorisnya. Oleh karena itu diperlukan bahan tambahan

yang dapat membantu memperbaiki tekstur bubur saat disajikan.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2

faktor. Faktor I yaitu proporsi sorgum dengan kacang tunggak terdiri atas 3 level (85:15;

80:20; 75:25). Faktor II adalah penambahan maltodekstrin terdiri atas 3 level (0%; 2% san

4%).

Hasil penelitian menunjukan perlakuan proporsi sorgum : kacang tunggak 75 : 25%

dan penambahan maltosekstrin 4% paling disukai dengan sifat sebagai berikut : kadar air

3.26%, kadar protein 15.01%, kadar lemak 0.55%, serat kasar 4.25%, , total karbohidrat

75.74%, total energi 3764.19 kal, Indeks Absorbsi Air 17.06% dan daya serap uap air

sebesar 6.63% serta memiliki nilai total rangking kesukaan rasa 144.5, kesukaan aroma 91.5

dan kesukaan kenampakan 123.

PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi

dan kehidupan masyarakat yang ingin

serba cepat dan serba praktis, pola makan

pun ikut bergeser. Sarapan dengan sereal

instan atau breakfast cereal instan

merupakan salah satu pilihan yang mulai

populer dan digemari oleh masyarakat

Indonesia.

Bahan-bahan utama yang sering

digunakan dalam pembuatan sarapan sereal

adalah jagung, gandum, oat, beras, dan

barley. Pertumbuhan pasar dari sereal ini

diperkirakan 3% per tahun di Amerika

Serikat dan 10% di Eropa. Diperkirakan

pada tahun 2000 konsumsi secara

keseluruhan di Eropa akan makanan sereal

ini meningkat dua kali lipat (Celis et al.,

1996). Pada masa mendatang, pemasaran

akan sangat meningkat karena konsumen

mencari produk yang rendah lemak, tinggi

serat dan lebih sehat serta bahan-bahan

yang lebih alami.

Penelitian penanganan pasca panen

sorgum di Indonesia belum banyak

dilakukan dan informasi tentang

pengolahan produksinya masih sangat

terbatas (Mudjisihono dan Damardjati,

1985). Penggunaan sorgum untuk sereal

sarapan disarankan oleh Rusnak et al.

(1980). Selama ini sorgum digunakan

sebagai substitusi jagung dalam pakan

ternak. Kandungan protein sorgum bahkan

lebih tinggi dari beras dan jagung.

Penggunaan sorgum dan kacang tunggak

sebagai makanan sereal pernah dilakukan

oleh Bressani (1985) dengan cara roasting.

Hasil yang paling baik diperoleh dengan

kombinasi 63 bagian sorgum – 9 bagian

kacang tunggak dan 45 bagian sorgum – 15

Page 2: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

36

bagian kacang tunggak. Tujuan

pencampuran adalah untuk diversifikasi

pangan sumber karbohidrat dan protein

sehingga mendapatkan produk dengan

komposisi gizi yang lebih baik.

Tepung bubur sereal instan nampak kurang

kental setelah ditambah air panas beberapa

saat sehingga mengurangi sifat

sensorisnya. Oleh karena itu diperlukan

bahan tambahan yang dapat membantu

memperbaiki tekstur bubur saat disajikan.

Maltodekstrin mempunyai daya serap yang

tinggi dan juga sebagai bulking agent yang

sering dicampurkan dalam breakfast

cereal.

Penggunaan bahan pengisi seperti

maltodekstrin dalam makanan sereal instan

berbahan baku sorgum dan kacang tunggak

menarik untuk dikaji lebih lanjut berapa

konsentrasi yang tepat pada penggunaan

bahan tersebut, terutama pada breakfast

cereal. dengan metoda ekstrusi.

METODOLOGI PENELITIAN

Bahan dan Alat Bahan dasar yang digunakan dalam

pembuatan bubur sereal instan adalah

sorgum jenis ketan varietas lokal yang

diperoleh dari Pasuruan dan kacang

tunggak dari pasar Dinoyo Malang. Bahan

tambahannya adalah maltodextrin yang

dibeli di toko Brataco dan gula halus dari

toko Avia Malang. Sedangkan bahan untuk

analisa adalah aquades, HCl, NaOH 45%,

K2S2O4, H2SO4 pekat, K2S 4%, NaOH 0,1

N, glukase anhidrat, reagen Nelson, dan

reagen arsenomolibdat diperoleh dari toko

Medilab, Malang.

Alat yang digunakan dalam proses

pembuatan adalah pengukus, timbangan,

pengering kabinet, blender, ekstruder. Alat

untuk analisa adalah gelas piala, gelas

ukur, pipet volume, kertas saring,

perangkat pendingin balik, penangas air,

labu Kjeldahl, bomb calorymetry, alat

destilasi, buret, cawan petri, desikator,

oven dan tabung reaksi.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan

metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan 2 faktor.

Faktor I: proporsi sorgum dengan kacang

tunggak (P)

P1 : 85 : 15 ; P2 : 80 : 20 ; P3

: 75 : 25

Faktor II: penambahan maltodekstrin (M)

M1 : 0%; M2 : 2%; M3 : 4%

Pelaksana Penelitian 1. Perlakuan pendahuluan

♦ Kacang tunggak dicuci dan

direndam selama 8 jam untuk

meningkatkan kadar airnya

sedangkan biji sorgum disosoh.

♦ Kacang tunggak dikecambahkan

pada suhu ruang selama 24 jam.

♦ Kacang tunggak dikuliti dan

dilakukan blanching pada suhu 90-0C ± 2

0C selama 10 menit.

♦ Kacang tunggak dan biji sorgum

sosoh dikeringkan dalam

pengering kabinet sampai mencapi

kadar air 10-14%.

♦ Pengecilan kacang tunggak sampai

diperoleh ukuran 1-3 mm (grit)

atau sekitar 20 mesh.

2. Proses selanjutnya dapat dilihat pada

gambar 1.

Page 3: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

37

Analisa :- Kadar air- Kadar protein- Kadar lemak

- Kadar pati

- Kadar serat kasar

Kacang Tunggak

Pencucian

Perendaman 8 jam

Perkecambahan 24 jam

Pengulitan

Blanching

100oC, 10 menit

Pengeringan

(Pengering Kabinet)

50 – 60oC, 7 jam

Pengecilan ukuran

1 – 3 mm (grit)

Analisa : kadar air, protein, lemak, serat kasar, patiGrit Kacang Tunggak

Sorgum sosoh

Sorgum : grit kacang tunggak

85 : 15, 80 : 20, 75 : 25

Ekstrusi

Ekstrudat

Penghalusan ± 60 mesh

Tepung Bubur Sereal Analisa : *

Maltodekstrin

(0%, 2%, 4%)

Gula 15%

Tunggak

Keterangan: * kadar air, protein, lemak, serat kasar, total karbohidrat, total energi, Indeks Absorbsi

Air, daya serap uap air

Gambar 1 : Diagram alir pembuatan tepung bubur sereal

Page 4: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

38

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada

tepung bubur sereal instan meliputi

kadar air (Sudarmadji dkk, 1997),

total karbohidrat dengan metode by

different (Winarno, 1994), kadar

protein (Sudarmadji dkk, 1997), serat

kasar (Sudarmadji dkk, 1997), kadar

lemak (Sudarmadji dkk, 1997), kadar

abu (Sudarmadji dkk 1997), total

energi, higroskopisita (Yuwono dan

Susanto, 1998), indeks absorbsi air

(Muchtadi dkk, 1988) dan uji

organoleptik yang meliputi rasa,

aroma dan kenampakan bubur

(Kartika , 1987), serta pemilihan

perlakuan terbaik (DeGarmo et al.,

1984) .

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kadar Air Kadar air produk tepung bubur

sereal 3.25 - 4.00% .Perlakuan proporsi

sorgum dengan kacang tunggak dan

penambahan maltodekstrin tidak

memberikan pengaruh nyata. Namun dapat

diketahui kadar air cenderung turun dengan

meningkatnya konsentrasi penambahan

maltodekstrin (gambar 2.).

Menurut Anonymous (1995) kadar

air yang ditentukan untuk tepung bubur

sereal adalah maksimum 4%, ini masih

memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

2. Kadar Protein

Kadar protein tepung bubur sereal

instan berkisar 14.76 - 15.07%.

Peningkatan proporsi kacang tunggak

menyebabkan peningkatan kadar protein

tepung bubur sereal instan. Peningkatan

kadar protein tersebut disebabkan biji

sorgum sosoh memiliki kadar protein yang

lebih rendah dibandingkan kacang tunggak.

Perlakuan perkecambahan pada kacang

tunggak akan meningkatkan kadar protein

dimana berdasarkan hasil analisa memiliki

kadar protein sekitar 30.4%. Penambahan

maltodekstrin maupun interaksinya tidak

berpengaruh nyata (gambar 3.)

Syarat mutu yang ditetapkan untuk

kadar protein tepung bubur sereal adalah

minimum 15% (Anonymous, 1995),

sehingga produk yang dihasilkan masih di

bawah syarat minimum kadar protein.

Maltodeks trin

2 .0

2 .5

3 .0

3 .5

4 .0

4 .5

85 :15 80 :20 75 :25P ropo rs i So rgum :Kacang Tunggak

Kadar Air (%)

0%

2%

4%

Gambar 2. Rerata Kadar Air (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai Proporsi

Sorgum : Kacang Tunggak dan Penambahan Maltodekstrin

Page 5: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

39

3. Kadar Lemak

Kadar lemak tepung bubur sereal

adalah 0.52 - 0.61 % Kadar lemak

cenderung meningkat dengan peningkatan

proporsi biji sorgum sedangkan

penambahan maltodekstrin maupun

interaksi keduanya tidak memberikan

pengaruh yang nyata (gambar 4.). Hal ini

disebabkan kadar lemak biji sorgum lebih

tinggi daripada kacang tunggak.

Kandungan lemak yang

diperbolehkan pada tepung bubur sereal

adalah maksimum 11% (Anonymous,

1995) sehingga produk ini masih jauh di

bawah batas maksimal.

4. Serat Kasar

Kadar serat kasar tepung bubur

sereal instan berkisar 3.81 - 4.25%, Kadar

serat kasar cenderung meningkat dengan

peningkatan proporsi kacang tunggak. Hal

ini disebabkan kadar serat kasar kacang

tunggak lebih tinggi daripada sorgum

sosoh Penambahan maltodekstrin maupun

interaksi keduanya tidak memberikan

pengaruh yang nyata. (gambar 5.).

Ma ltode ks tr in

14 .600

14 .650

14 .700

14 .750

14 .800

14 .850

14 .900

14 .950

15 .000

15 .050

15 .100

85 :1 5 80 :20 75 :25

Propo r s i S o rgum:Kac a ng Tungg ak

Kadar Protein (%)

0%

2%

4%

Gambar 3. Rerata Kadar Protein (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai

Proporsi Sorgum: Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Ma lto d e ks tr in

0 .5 0 0

0 .5 2 0

0 .5 4 0

0 .5 6 0

0 .5 8 0

0 .6 0 0

0 .6 2 0

85 :1 5 8 0 :2 0 7 5 :2 5

Pro po r s i S o r g um:K ac an g Tun g ga k

Kadar Lemak (%)

0%

2%

4%

Gambar 4. Grafik Kadar Lemak (%) akibat Perlakuan Proporsi Sorgum :

Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Maltodekstrin

3.7

3.8

3.9

4.0

4.1

4.2

4.3

85:15 80:20 75:25

Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak

Kadar Serat Kasar (%

)

0%

2%

4%

Gambar 5. Rerata Kadar Serat Kasar pada Berbagai Proporsi Sorgum:

Kacang Tunggak dengan Penambahan maltodekstrin

Page 6: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

40

Kadar serat kasar yang

diperbolehkan dalam syarat mutu tepung

bubur sereal adalah maksimum 3%

(Anonymous, 1995). Meskipun tepung

bubur sereal instan ini mempunyai kadar

serat kasar berkisar 3.81 - 4.25%, hal ini

tidak menjadi masalah karena serat yang

terkandung dalam makanan bermanfaat

bagi kesehatan dan metabolisme tubuh

(Winarno, 1994).

5.Total Karbohidrat (By Difference) Kadar karbohidrat tepung bubur

sereal instan berkisar 75.5 – 76.47%. Ada

kecenderungan penurunan total karbohidrat

seiring dengan turunnya proporsi biji

sorgum. Sedangkan penambahan

maltodekstrin memberikan pengaruh yang

nyata. (gambar 6).

6. Total Energi Total kalori tepung sereal instan

berkisar 3780,53 – 3783,18 kal. Penurunan

proporsi biji sorgum mempengaruhi

penurunan total energi. Kandungan biji

sorgum sosoh sebagian besar adalah

karbohidrat yaitu pati, kandungan protein

sebesar 12.3% dan kadar lemak sebesar

0,8% (Anonymous,1995).

Total energi yang ada selain

diperoleh dari karbohidrat, juga diperoleh

dari kandungan protein dan lemak pada

produk. Penambahan maltodekstrin dan

interaksi keduanya tidak memberikan

pengaruh yang nyata (gambar 7).

7. Indeks Absorbsi Air

Ma lto d e ks t r in

7 4 .5

7 5 .0

7 5 .5

7 6 .0

7 6 .5

7 7 .0

8 5 :1 5 8 0 :2 0 7 5 :2 5

Pr o p o r s i S o r g u m :K a c a n g Tu n g g a k

Total Karbohidrat (%

)

0 %

2%

4%

Gambar 6. Rerata Total Karbohidrat (%) pada Berbagai Proporsi Sorgum:

Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Page 7: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

41

Indeks Absorbsi Air tepung bubur

sereal instan berkisar antara 15.29 –

17.25%. Penambahan maltodekstrin

memberikan pengaruh yang sangat nyata

terhadap Indeks Absorbsi Air tepung bubur

sereal instan (gambar 8). Proporsi sorgum

sosoh : kecambah kacang tunggak

berpengaruh nyata sedangkan interaksi

keduanya tidak memberikan pengaruh yang

nyata .

Higroskopisitas

Peningkatan penambahan

maltodekstrin dalam tepung bubur sereal

menyebabkan peningkatan higroskopisitas

tepung bubur sereal instan. Tepung bubur

sereal instan dengan penambahan

maltodekstrin sebesar 4% memiliki

higroskopisitas yang paling tinggi (gambar

9)

Maltodekstrin memiliki sifat

higroskopisitas yang tinggi (Anonymous,

1997). Sehingga tepung bubur sereal instan

dengan penambahan maltodekstrin yang

lebih tinggi memiliki daya serap uap air

yang tinggi pula.

Sifat Organoleptik Tepung Bubur Sereal

Instan

Maltodekstrin

3740

3750

3760

3770

3780

3790

3800

85:15 80:20 75:25

Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak

Total Energi (kal)

0%

2%

4%

Gambar 7. Rerata Total Energi pada Berbagai Proporsi Sorgum:

Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

M a ltodekstrin

14

15

16

17

18

85 :15 80 :20 75 :25

P ropo rsi S o rgum :K acang Tunggak

Indeks Absorbsi Air

0%

2%

4%

Gambar 8. Rerata Indeks Absorbsi Air (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai

Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Maltodeks tr in

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

85:15 80:20 75:25

Propors i Sorgum:Kacang Tunggak

Higroskopisitas (%)

0%

2%

4%

Gambar 9. Rerata Higroskopisitas (%) pada Berbagai Proporsi Biji Sorgum dan Kacang

Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Page 8: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

42

Rasa Tepung Bubur Sereal Instan Peningkatan proporsi

maltodekstrin meningkatkan kesukaan

panelis terhadap rasa tepung bubur sereal.

Penambahan maltodekstrin sebesar 4%

memiliki nilai kesukaan rasa tepung bubur

sereal instan paling tinggi. Hal ini

dikarenakan dengan penambahan

maltodekstrin sebanyak 4% memberikan

rasa yang lebih halus dan padat daripada

penambahan maltodekstrin sebesar 0% dan

2% (gambar 10.)

Aroma Tepung Bubur Sereal Instan Proporsi sorgum sosoh : kacang

tunggak berpengaruh pada nilai kesukaan

panelis terhadap aroma tepung bubur sereal

instan. Perlakuan penambahan

maltodekstrin serta interaksi antara

keduanya tidak memberikan pengaruh yang

nyata .

Semakin tinggi proporsi kacang

tunggak memiliki nilai kesukaan aroma

tepung bubur sereal instan paling tinggi..

Hal ini dimungkinkan dengan

pembentukan aroma tersebut adalah hasil

Maltodeks trin

85.5 79.5 81.587.0 93.0

124.5122.5

85.0

144.5

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

85:15 80:20 75:25

Propors i Sorgum :Kacang Tunggak

Total Rangking Kesukaan

Rasa

0%

2%

4%

Gambar 10. Total Rangking Kesukaan Rasa pada Berbagai Proporsi Sorgum:

Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin

Penam b Ma ltodeks trin

96 .0088.00

132 .00

102 .00 104 .00124 .50

79 .50 80.0092.00

0

50

100

150

85 :15 80 :20 75:25

Propo rs i So rgum :Kacang Tunggak

Total Rangking Kesukaan

Aroma

0%

2.0%

4%

Gambar 11. Total Rangking Kesukaan Aroma Tepung Bubur Sereal Instan pada

Berbagai Proporsi Biji Sorgum:Kacang Tunggak dan Penambahan Maltodekstrin

Maltodekstrin

78 .5089 .5090 .00

106 .00

78 .50

93 .50

123 .00141 .00

100 .00

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

85:15 80:20 75:25

Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak

Nilai Kesukaan

Kenampakan

0%

2.0%

4%

Gambar 12. Total Rangking Kesukaan Kenampakan Tepung Bubur Sereal Instan

Page 9: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

43

dari reaksi antara asam-asam amino dengan

gula reduksi.

Kenampakan Tepung Bubur Sereal

Instan Penambahan maltodekstrin

sebesar 4% memiliki nilai kesukaan

terhadap kenampakan tepung bubur sereal

instan yang tertinggi. Hal ini dikarenakan

maltodekstrin mempunyai sifat mampu

menyerap air yang tinggi, sebagai bulking

agent sehingga nampak kelihatan banyak,

juga memiliki viskositas yang tinggi

(Anonymous, 1997). Penambahan

maltodekstrin sebesar 4% mempunyai

kenampakan yang sesuai dengan keinginan

panelis. Sedangkan pada penambahan

maltodekstrin sebesar 0% dan 2%

menghasilkan bubur sereal yang terlihat

encer sehingga kurang disukai.

Pemilihan Perlakuan Terbaik

Pemilihan perlakuan terbaik tepung

bubur sereal instan dilakukan dengan

membandingkan nilai produk setiap

perlakuan. Berdasarkan parameter fisik dan

kimia serta organoleptik perlakuan proporsi

biji sorgum : kacang tunggak 75:25 (%

b/b) dan penambahan maltodekstrin

sebesar 4% mempunyai nilai tertinggi

KESIMPULAN

Perlakuan proporsi biji

sorgum:kacang tunggak berpengaruh

sangat nyata terhadap kadar protein, serat

kasar, kadar abu dan total karbohidrat serta

berpengaruh nyata terhadap kadar lemak,

total energi, dan Indeks Absorbsi Air

(IAA). Sedangkan penambahan

maltodekstrin yang berbeda mempunyai

pengaruh yang sangat nyata terhadap daya

serap uap air dan Indeks Absorbsi Air

(IAA). Namun kedua perlakuan tersebut

tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air

tepung bubur sereal instan.

Proporsi biji sorgum:kacang

tunggak 75:25 (% b/b) dengan penambahan

maltodekstrin sebesar 4% memiliki nilai

perlakuan terbaik paling tinggi dengan

kadar air 3.26%, kadar protein 15.01%,

kadar lemak 0.55%, serat kasar 4.25%, ,

total karbohidrat 75.74%, total energi

3764.19 kal, Indeks Absorbsi Air 17.06%

dan daya serap uap air sebesar 6.63% serta

memiliki nilai total rangking kesukaan rasa

144.5, kesukaan aroma 91.5 dan kesukaan

kenampakan 123.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, R. J. 1992. Maltodextrins:

Production, Properties, and Applications in Starch

Hydrolysis Products, Worldwide

Technology, Production, and Application. Ed by F.W. Schenck

and R.E. Hebeda. VCH Publishers

Inc. New York.

Annonymous. 1997. MALTRIN®

Maltodekstrins and Corn Syrup Solids. Grain Processing Corp.

[email protected]. Iowa.

. 1998. Making The Most of

Maltodextrins. Weeks Publishing

Company.

www.foodproductdesign.com.

Bressani, R. 1985. Nutritive Value of

Cowpea. In Cowpea Research,

Production and Utilization. Ed by

S.R. Singh and K.O. Rachie. John

Wiley and Sons. New York.

Cellis, L., P. Cruzy, L.W. Rooney, and

C.M. McDonough. 1996. A Ready

to Eat Breakfast Cereal from Food-Grain Sorghum. J. Cer.

Chem. 73(1) : 108-114.

DeGarmo. E.D., W.E. Sullivan, and J.R.

Canada. 1984. Engineering

Economy. MacMillan Publishing

Co. New Delhi.

Mudjisihono, R. dan D.S. Damardjati.

1985. Hasil Penelitian Pasca

Panen Sorgum. Risalah Rapat

Teknik Puslitbang, 80-84.

H.S. Suprapto. 1987.

Budidaya dan pengolahan

Sorgum. PT Panebar Swadaya.

Jakarta.

Page 10: bubur sereal instan

Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44

44

Rusnak, B.A., Chao-Lin, C., L.W. Rooney.

1980. Effect of Micronizing on

Kernel Characteristics of

Sorghum Varieties with Different Endosperm Type. J. Fd.

Sci 45, 1529-1532.

Sutardi. 1996. Perubahan Kadar Vitamin

E, B1, B6 selama

Perkecambahan Beberapa Jenis

Kacang-kacangan. Jurusan THP

UGM. Yogyakarta.

Tribelhorn, Ronald E. 1991. Breakfast

Cereal in Handbook of Cereal

Chemistry. Ed by K.J. Lorenz and

K. Kulp. Marcel Dekker Inc. New

York.

Utomo, Joko S. dan S.S. Antarlina. 1998.

Teknologi Pengolahan dan

Produk-Produk Kacang

Tunggak. Monograf Balitkabi no.

3, 120-138.

Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan

Gizi. PT Gramedia. Jakarta.