bubur sereal instan
TRANSCRIPT
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
35
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi Dari Sorgum Dan Kecambah Kacang
Tunggak (Kajian Proporsi Bahan Dan Penambahan Maltodekstrin)
Tri Dewanti W.*, Harijono
* dan Nurma S
**.
• Staf Pengajar Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya •• Alumni Jur. Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Abstrak
Breakfast cereal instan merupakan alternatif sarapan yang sudah mulai banyak
penggemarnya. Sorgum dan kacang tunggak merupakan bahan pangan yang sangat
potensial untuk dikembangkan di masa mendatang.
Pencampuran Sorgum dan kacang tunggak adalah untuk diversifikasi pangan sumber
karbohidrat dan protein sehingga mendapatkan produk dengan komposisi gizi yang lebih
baik. Permasalahannya tepung bubur sereal instan nampak kurang kental setelah ditambah
air panas sehingga mengurangi sifat sensorisnya. Oleh karena itu diperlukan bahan tambahan
yang dapat membantu memperbaiki tekstur bubur saat disajikan.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor. Faktor I yaitu proporsi sorgum dengan kacang tunggak terdiri atas 3 level (85:15;
80:20; 75:25). Faktor II adalah penambahan maltodekstrin terdiri atas 3 level (0%; 2% san
4%).
Hasil penelitian menunjukan perlakuan proporsi sorgum : kacang tunggak 75 : 25%
dan penambahan maltosekstrin 4% paling disukai dengan sifat sebagai berikut : kadar air
3.26%, kadar protein 15.01%, kadar lemak 0.55%, serat kasar 4.25%, , total karbohidrat
75.74%, total energi 3764.19 kal, Indeks Absorbsi Air 17.06% dan daya serap uap air
sebesar 6.63% serta memiliki nilai total rangking kesukaan rasa 144.5, kesukaan aroma 91.5
dan kesukaan kenampakan 123.
PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi
dan kehidupan masyarakat yang ingin
serba cepat dan serba praktis, pola makan
pun ikut bergeser. Sarapan dengan sereal
instan atau breakfast cereal instan
merupakan salah satu pilihan yang mulai
populer dan digemari oleh masyarakat
Indonesia.
Bahan-bahan utama yang sering
digunakan dalam pembuatan sarapan sereal
adalah jagung, gandum, oat, beras, dan
barley. Pertumbuhan pasar dari sereal ini
diperkirakan 3% per tahun di Amerika
Serikat dan 10% di Eropa. Diperkirakan
pada tahun 2000 konsumsi secara
keseluruhan di Eropa akan makanan sereal
ini meningkat dua kali lipat (Celis et al.,
1996). Pada masa mendatang, pemasaran
akan sangat meningkat karena konsumen
mencari produk yang rendah lemak, tinggi
serat dan lebih sehat serta bahan-bahan
yang lebih alami.
Penelitian penanganan pasca panen
sorgum di Indonesia belum banyak
dilakukan dan informasi tentang
pengolahan produksinya masih sangat
terbatas (Mudjisihono dan Damardjati,
1985). Penggunaan sorgum untuk sereal
sarapan disarankan oleh Rusnak et al.
(1980). Selama ini sorgum digunakan
sebagai substitusi jagung dalam pakan
ternak. Kandungan protein sorgum bahkan
lebih tinggi dari beras dan jagung.
Penggunaan sorgum dan kacang tunggak
sebagai makanan sereal pernah dilakukan
oleh Bressani (1985) dengan cara roasting.
Hasil yang paling baik diperoleh dengan
kombinasi 63 bagian sorgum – 9 bagian
kacang tunggak dan 45 bagian sorgum – 15
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
36
bagian kacang tunggak. Tujuan
pencampuran adalah untuk diversifikasi
pangan sumber karbohidrat dan protein
sehingga mendapatkan produk dengan
komposisi gizi yang lebih baik.
Tepung bubur sereal instan nampak kurang
kental setelah ditambah air panas beberapa
saat sehingga mengurangi sifat
sensorisnya. Oleh karena itu diperlukan
bahan tambahan yang dapat membantu
memperbaiki tekstur bubur saat disajikan.
Maltodekstrin mempunyai daya serap yang
tinggi dan juga sebagai bulking agent yang
sering dicampurkan dalam breakfast
cereal.
Penggunaan bahan pengisi seperti
maltodekstrin dalam makanan sereal instan
berbahan baku sorgum dan kacang tunggak
menarik untuk dikaji lebih lanjut berapa
konsentrasi yang tepat pada penggunaan
bahan tersebut, terutama pada breakfast
cereal. dengan metoda ekstrusi.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan bubur sereal instan adalah
sorgum jenis ketan varietas lokal yang
diperoleh dari Pasuruan dan kacang
tunggak dari pasar Dinoyo Malang. Bahan
tambahannya adalah maltodextrin yang
dibeli di toko Brataco dan gula halus dari
toko Avia Malang. Sedangkan bahan untuk
analisa adalah aquades, HCl, NaOH 45%,
K2S2O4, H2SO4 pekat, K2S 4%, NaOH 0,1
N, glukase anhidrat, reagen Nelson, dan
reagen arsenomolibdat diperoleh dari toko
Medilab, Malang.
Alat yang digunakan dalam proses
pembuatan adalah pengukus, timbangan,
pengering kabinet, blender, ekstruder. Alat
untuk analisa adalah gelas piala, gelas
ukur, pipet volume, kertas saring,
perangkat pendingin balik, penangas air,
labu Kjeldahl, bomb calorymetry, alat
destilasi, buret, cawan petri, desikator,
oven dan tabung reaksi.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 2 faktor.
Faktor I: proporsi sorgum dengan kacang
tunggak (P)
P1 : 85 : 15 ; P2 : 80 : 20 ; P3
: 75 : 25
Faktor II: penambahan maltodekstrin (M)
M1 : 0%; M2 : 2%; M3 : 4%
Pelaksana Penelitian 1. Perlakuan pendahuluan
♦ Kacang tunggak dicuci dan
direndam selama 8 jam untuk
meningkatkan kadar airnya
sedangkan biji sorgum disosoh.
♦ Kacang tunggak dikecambahkan
pada suhu ruang selama 24 jam.
♦ Kacang tunggak dikuliti dan
dilakukan blanching pada suhu 90-0C ± 2
0C selama 10 menit.
♦ Kacang tunggak dan biji sorgum
sosoh dikeringkan dalam
pengering kabinet sampai mencapi
kadar air 10-14%.
♦ Pengecilan kacang tunggak sampai
diperoleh ukuran 1-3 mm (grit)
atau sekitar 20 mesh.
2. Proses selanjutnya dapat dilihat pada
gambar 1.
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
37
Analisa :- Kadar air- Kadar protein- Kadar lemak
- Kadar pati
- Kadar serat kasar
Kacang Tunggak
Pencucian
Perendaman 8 jam
Perkecambahan 24 jam
Pengulitan
Blanching
100oC, 10 menit
Pengeringan
(Pengering Kabinet)
50 – 60oC, 7 jam
Pengecilan ukuran
1 – 3 mm (grit)
Analisa : kadar air, protein, lemak, serat kasar, patiGrit Kacang Tunggak
Sorgum sosoh
Sorgum : grit kacang tunggak
85 : 15, 80 : 20, 75 : 25
Ekstrusi
Ekstrudat
Penghalusan ± 60 mesh
Tepung Bubur Sereal Analisa : *
Maltodekstrin
(0%, 2%, 4%)
Gula 15%
Tunggak
Keterangan: * kadar air, protein, lemak, serat kasar, total karbohidrat, total energi, Indeks Absorbsi
Air, daya serap uap air
Gambar 1 : Diagram alir pembuatan tepung bubur sereal
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
38
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada
tepung bubur sereal instan meliputi
kadar air (Sudarmadji dkk, 1997),
total karbohidrat dengan metode by
different (Winarno, 1994), kadar
protein (Sudarmadji dkk, 1997), serat
kasar (Sudarmadji dkk, 1997), kadar
lemak (Sudarmadji dkk, 1997), kadar
abu (Sudarmadji dkk 1997), total
energi, higroskopisita (Yuwono dan
Susanto, 1998), indeks absorbsi air
(Muchtadi dkk, 1988) dan uji
organoleptik yang meliputi rasa,
aroma dan kenampakan bubur
(Kartika , 1987), serta pemilihan
perlakuan terbaik (DeGarmo et al.,
1984) .
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kadar Air Kadar air produk tepung bubur
sereal 3.25 - 4.00% .Perlakuan proporsi
sorgum dengan kacang tunggak dan
penambahan maltodekstrin tidak
memberikan pengaruh nyata. Namun dapat
diketahui kadar air cenderung turun dengan
meningkatnya konsentrasi penambahan
maltodekstrin (gambar 2.).
Menurut Anonymous (1995) kadar
air yang ditentukan untuk tepung bubur
sereal adalah maksimum 4%, ini masih
memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
2. Kadar Protein
Kadar protein tepung bubur sereal
instan berkisar 14.76 - 15.07%.
Peningkatan proporsi kacang tunggak
menyebabkan peningkatan kadar protein
tepung bubur sereal instan. Peningkatan
kadar protein tersebut disebabkan biji
sorgum sosoh memiliki kadar protein yang
lebih rendah dibandingkan kacang tunggak.
Perlakuan perkecambahan pada kacang
tunggak akan meningkatkan kadar protein
dimana berdasarkan hasil analisa memiliki
kadar protein sekitar 30.4%. Penambahan
maltodekstrin maupun interaksinya tidak
berpengaruh nyata (gambar 3.)
Syarat mutu yang ditetapkan untuk
kadar protein tepung bubur sereal adalah
minimum 15% (Anonymous, 1995),
sehingga produk yang dihasilkan masih di
bawah syarat minimum kadar protein.
Maltodeks trin
2 .0
2 .5
3 .0
3 .5
4 .0
4 .5
85 :15 80 :20 75 :25P ropo rs i So rgum :Kacang Tunggak
Kadar Air (%)
0%
2%
4%
Gambar 2. Rerata Kadar Air (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai Proporsi
Sorgum : Kacang Tunggak dan Penambahan Maltodekstrin
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
39
3. Kadar Lemak
Kadar lemak tepung bubur sereal
adalah 0.52 - 0.61 % Kadar lemak
cenderung meningkat dengan peningkatan
proporsi biji sorgum sedangkan
penambahan maltodekstrin maupun
interaksi keduanya tidak memberikan
pengaruh yang nyata (gambar 4.). Hal ini
disebabkan kadar lemak biji sorgum lebih
tinggi daripada kacang tunggak.
Kandungan lemak yang
diperbolehkan pada tepung bubur sereal
adalah maksimum 11% (Anonymous,
1995) sehingga produk ini masih jauh di
bawah batas maksimal.
4. Serat Kasar
Kadar serat kasar tepung bubur
sereal instan berkisar 3.81 - 4.25%, Kadar
serat kasar cenderung meningkat dengan
peningkatan proporsi kacang tunggak. Hal
ini disebabkan kadar serat kasar kacang
tunggak lebih tinggi daripada sorgum
sosoh Penambahan maltodekstrin maupun
interaksi keduanya tidak memberikan
pengaruh yang nyata. (gambar 5.).
Ma ltode ks tr in
14 .600
14 .650
14 .700
14 .750
14 .800
14 .850
14 .900
14 .950
15 .000
15 .050
15 .100
85 :1 5 80 :20 75 :25
Propo r s i S o rgum:Kac a ng Tungg ak
Kadar Protein (%)
0%
2%
4%
Gambar 3. Rerata Kadar Protein (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai
Proporsi Sorgum: Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Ma lto d e ks tr in
0 .5 0 0
0 .5 2 0
0 .5 4 0
0 .5 6 0
0 .5 8 0
0 .6 0 0
0 .6 2 0
85 :1 5 8 0 :2 0 7 5 :2 5
Pro po r s i S o r g um:K ac an g Tun g ga k
Kadar Lemak (%)
0%
2%
4%
Gambar 4. Grafik Kadar Lemak (%) akibat Perlakuan Proporsi Sorgum :
Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Maltodekstrin
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
4.3
85:15 80:20 75:25
Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak
Kadar Serat Kasar (%
)
0%
2%
4%
Gambar 5. Rerata Kadar Serat Kasar pada Berbagai Proporsi Sorgum:
Kacang Tunggak dengan Penambahan maltodekstrin
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
40
Kadar serat kasar yang
diperbolehkan dalam syarat mutu tepung
bubur sereal adalah maksimum 3%
(Anonymous, 1995). Meskipun tepung
bubur sereal instan ini mempunyai kadar
serat kasar berkisar 3.81 - 4.25%, hal ini
tidak menjadi masalah karena serat yang
terkandung dalam makanan bermanfaat
bagi kesehatan dan metabolisme tubuh
(Winarno, 1994).
5.Total Karbohidrat (By Difference) Kadar karbohidrat tepung bubur
sereal instan berkisar 75.5 – 76.47%. Ada
kecenderungan penurunan total karbohidrat
seiring dengan turunnya proporsi biji
sorgum. Sedangkan penambahan
maltodekstrin memberikan pengaruh yang
nyata. (gambar 6).
6. Total Energi Total kalori tepung sereal instan
berkisar 3780,53 – 3783,18 kal. Penurunan
proporsi biji sorgum mempengaruhi
penurunan total energi. Kandungan biji
sorgum sosoh sebagian besar adalah
karbohidrat yaitu pati, kandungan protein
sebesar 12.3% dan kadar lemak sebesar
0,8% (Anonymous,1995).
Total energi yang ada selain
diperoleh dari karbohidrat, juga diperoleh
dari kandungan protein dan lemak pada
produk. Penambahan maltodekstrin dan
interaksi keduanya tidak memberikan
pengaruh yang nyata (gambar 7).
7. Indeks Absorbsi Air
Ma lto d e ks t r in
7 4 .5
7 5 .0
7 5 .5
7 6 .0
7 6 .5
7 7 .0
8 5 :1 5 8 0 :2 0 7 5 :2 5
Pr o p o r s i S o r g u m :K a c a n g Tu n g g a k
Total Karbohidrat (%
)
0 %
2%
4%
Gambar 6. Rerata Total Karbohidrat (%) pada Berbagai Proporsi Sorgum:
Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
41
Indeks Absorbsi Air tepung bubur
sereal instan berkisar antara 15.29 –
17.25%. Penambahan maltodekstrin
memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap Indeks Absorbsi Air tepung bubur
sereal instan (gambar 8). Proporsi sorgum
sosoh : kecambah kacang tunggak
berpengaruh nyata sedangkan interaksi
keduanya tidak memberikan pengaruh yang
nyata .
Higroskopisitas
Peningkatan penambahan
maltodekstrin dalam tepung bubur sereal
menyebabkan peningkatan higroskopisitas
tepung bubur sereal instan. Tepung bubur
sereal instan dengan penambahan
maltodekstrin sebesar 4% memiliki
higroskopisitas yang paling tinggi (gambar
9)
Maltodekstrin memiliki sifat
higroskopisitas yang tinggi (Anonymous,
1997). Sehingga tepung bubur sereal instan
dengan penambahan maltodekstrin yang
lebih tinggi memiliki daya serap uap air
yang tinggi pula.
Sifat Organoleptik Tepung Bubur Sereal
Instan
Maltodekstrin
3740
3750
3760
3770
3780
3790
3800
85:15 80:20 75:25
Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak
Total Energi (kal)
0%
2%
4%
Gambar 7. Rerata Total Energi pada Berbagai Proporsi Sorgum:
Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
M a ltodekstrin
14
15
16
17
18
85 :15 80 :20 75 :25
P ropo rsi S o rgum :K acang Tunggak
Indeks Absorbsi Air
0%
2%
4%
Gambar 8. Rerata Indeks Absorbsi Air (%) Tepung Bubur Sereal Instan pada Berbagai
Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Maltodeks tr in
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
85:15 80:20 75:25
Propors i Sorgum:Kacang Tunggak
Higroskopisitas (%)
0%
2%
4%
Gambar 9. Rerata Higroskopisitas (%) pada Berbagai Proporsi Biji Sorgum dan Kacang
Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
42
Rasa Tepung Bubur Sereal Instan Peningkatan proporsi
maltodekstrin meningkatkan kesukaan
panelis terhadap rasa tepung bubur sereal.
Penambahan maltodekstrin sebesar 4%
memiliki nilai kesukaan rasa tepung bubur
sereal instan paling tinggi. Hal ini
dikarenakan dengan penambahan
maltodekstrin sebanyak 4% memberikan
rasa yang lebih halus dan padat daripada
penambahan maltodekstrin sebesar 0% dan
2% (gambar 10.)
Aroma Tepung Bubur Sereal Instan Proporsi sorgum sosoh : kacang
tunggak berpengaruh pada nilai kesukaan
panelis terhadap aroma tepung bubur sereal
instan. Perlakuan penambahan
maltodekstrin serta interaksi antara
keduanya tidak memberikan pengaruh yang
nyata .
Semakin tinggi proporsi kacang
tunggak memiliki nilai kesukaan aroma
tepung bubur sereal instan paling tinggi..
Hal ini dimungkinkan dengan
pembentukan aroma tersebut adalah hasil
Maltodeks trin
85.5 79.5 81.587.0 93.0
124.5122.5
85.0
144.5
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
85:15 80:20 75:25
Propors i Sorgum :Kacang Tunggak
Total Rangking Kesukaan
Rasa
0%
2%
4%
Gambar 10. Total Rangking Kesukaan Rasa pada Berbagai Proporsi Sorgum:
Kacang Tunggak dengan Penambahan Maltodekstrin
Penam b Ma ltodeks trin
96 .0088.00
132 .00
102 .00 104 .00124 .50
79 .50 80.0092.00
0
50
100
150
85 :15 80 :20 75:25
Propo rs i So rgum :Kacang Tunggak
Total Rangking Kesukaan
Aroma
0%
2.0%
4%
Gambar 11. Total Rangking Kesukaan Aroma Tepung Bubur Sereal Instan pada
Berbagai Proporsi Biji Sorgum:Kacang Tunggak dan Penambahan Maltodekstrin
Maltodekstrin
78 .5089 .5090 .00
106 .00
78 .50
93 .50
123 .00141 .00
100 .00
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
85:15 80:20 75:25
Proporsi Sorgum:Kacang Tunggak
Nilai Kesukaan
Kenampakan
0%
2.0%
4%
Gambar 12. Total Rangking Kesukaan Kenampakan Tepung Bubur Sereal Instan
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
43
dari reaksi antara asam-asam amino dengan
gula reduksi.
Kenampakan Tepung Bubur Sereal
Instan Penambahan maltodekstrin
sebesar 4% memiliki nilai kesukaan
terhadap kenampakan tepung bubur sereal
instan yang tertinggi. Hal ini dikarenakan
maltodekstrin mempunyai sifat mampu
menyerap air yang tinggi, sebagai bulking
agent sehingga nampak kelihatan banyak,
juga memiliki viskositas yang tinggi
(Anonymous, 1997). Penambahan
maltodekstrin sebesar 4% mempunyai
kenampakan yang sesuai dengan keinginan
panelis. Sedangkan pada penambahan
maltodekstrin sebesar 0% dan 2%
menghasilkan bubur sereal yang terlihat
encer sehingga kurang disukai.
Pemilihan Perlakuan Terbaik
Pemilihan perlakuan terbaik tepung
bubur sereal instan dilakukan dengan
membandingkan nilai produk setiap
perlakuan. Berdasarkan parameter fisik dan
kimia serta organoleptik perlakuan proporsi
biji sorgum : kacang tunggak 75:25 (%
b/b) dan penambahan maltodekstrin
sebesar 4% mempunyai nilai tertinggi
KESIMPULAN
Perlakuan proporsi biji
sorgum:kacang tunggak berpengaruh
sangat nyata terhadap kadar protein, serat
kasar, kadar abu dan total karbohidrat serta
berpengaruh nyata terhadap kadar lemak,
total energi, dan Indeks Absorbsi Air
(IAA). Sedangkan penambahan
maltodekstrin yang berbeda mempunyai
pengaruh yang sangat nyata terhadap daya
serap uap air dan Indeks Absorbsi Air
(IAA). Namun kedua perlakuan tersebut
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air
tepung bubur sereal instan.
Proporsi biji sorgum:kacang
tunggak 75:25 (% b/b) dengan penambahan
maltodekstrin sebesar 4% memiliki nilai
perlakuan terbaik paling tinggi dengan
kadar air 3.26%, kadar protein 15.01%,
kadar lemak 0.55%, serat kasar 4.25%, ,
total karbohidrat 75.74%, total energi
3764.19 kal, Indeks Absorbsi Air 17.06%
dan daya serap uap air sebesar 6.63% serta
memiliki nilai total rangking kesukaan rasa
144.5, kesukaan aroma 91.5 dan kesukaan
kenampakan 123.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, R. J. 1992. Maltodextrins:
Production, Properties, and Applications in Starch
Hydrolysis Products, Worldwide
Technology, Production, and Application. Ed by F.W. Schenck
and R.E. Hebeda. VCH Publishers
Inc. New York.
Annonymous. 1997. MALTRIN®
Maltodekstrins and Corn Syrup Solids. Grain Processing Corp.
[email protected]. Iowa.
. 1998. Making The Most of
Maltodextrins. Weeks Publishing
Company.
www.foodproductdesign.com.
Bressani, R. 1985. Nutritive Value of
Cowpea. In Cowpea Research,
Production and Utilization. Ed by
S.R. Singh and K.O. Rachie. John
Wiley and Sons. New York.
Cellis, L., P. Cruzy, L.W. Rooney, and
C.M. McDonough. 1996. A Ready
to Eat Breakfast Cereal from Food-Grain Sorghum. J. Cer.
Chem. 73(1) : 108-114.
DeGarmo. E.D., W.E. Sullivan, and J.R.
Canada. 1984. Engineering
Economy. MacMillan Publishing
Co. New Delhi.
Mudjisihono, R. dan D.S. Damardjati.
1985. Hasil Penelitian Pasca
Panen Sorgum. Risalah Rapat
Teknik Puslitbang, 80-84.
H.S. Suprapto. 1987.
Budidaya dan pengolahan
Sorgum. PT Panebar Swadaya.
Jakarta.
Tepung Bubur Sereal Instan Metode Ekstruksi - Tri Dewanti, dkk Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3 No.1: 35 - 44
44
Rusnak, B.A., Chao-Lin, C., L.W. Rooney.
1980. Effect of Micronizing on
Kernel Characteristics of
Sorghum Varieties with Different Endosperm Type. J. Fd.
Sci 45, 1529-1532.
Sutardi. 1996. Perubahan Kadar Vitamin
E, B1, B6 selama
Perkecambahan Beberapa Jenis
Kacang-kacangan. Jurusan THP
UGM. Yogyakarta.
Tribelhorn, Ronald E. 1991. Breakfast
Cereal in Handbook of Cereal
Chemistry. Ed by K.J. Lorenz and
K. Kulp. Marcel Dekker Inc. New
York.
Utomo, Joko S. dan S.S. Antarlina. 1998.
Teknologi Pengolahan dan
Produk-Produk Kacang
Tunggak. Monograf Balitkabi no.
3, 120-138.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan
Gizi. PT Gramedia. Jakarta.