bst gangguan skizoafektif tipe manik
TRANSCRIPT
Bed Side Teaching
Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Oleh :
Abdul Muhaimin M RP. 1223
Adeline Sacharissa Firdaus P 1414
Pembimbing :
dr. Arma Diani, Sp.KJ
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP Dr. M. DJAMIL
RSJ.Prof.HB.Saanin PADANG
PADANG
2014
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.E.
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Suku : minang
Pendidikan Terakhir : Tidak Tamat SD
Pekerjaan : Tukang
Status Pernikahan : menikah
Alamat : Lurah Pagaram, Tilantang Kamang, Kab. Agam
Pasien masuk rumah sakit tanggal 17 Juni 2014 diantar oleh pamannya
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis pada tanggal 27 juni 2014
Alloanamnesis dengan :
1. Tn. Y. (54 tahun\Paman Pasien) pada tanggal 27 Juni 2014
Catatan Rekam Medik.
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk, bicara sendiri, bicara ngawur, memecahkan kaca rumah, dan alat-alat
rumah tangga sejak 1 hari yang lalu
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1
Pasien mengalami gangguan jiwa sejak 9 tahun yang lalu dan ini merupakan dirawat
untuk yang ketiga kalinya. Pasien mengamuk, bicara-bicara sendiri, bicara ngawur,
memecahkan kaca dan alat-alat rumah tangga, memukul orang, mengejar orang-orang yang
lewat, dan suka marah tanpa sebab yang jelas disertai dengan mengejar orang lain sambil
membawa cangkul ataupun lading sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya
pasien berpisah dengan istri 15 hari sebelum masuk rumah sakit.setelah pasien berpisah
dengan istri, pasien sering terlihat sedih dan bermenung.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tahun 2005, pasien gaduh untuk pertama kalinya. Kejadian ini terjadi 12 hari
pasca menikah dengan istri pertama. Pasien sering terlihat ,gaduh gelisah ,berbicara
sendiri ,bermenung menung dan juga mondar – mandir kesana kemari tanpa tujuan
yang jelas.Pasien juga sering keluar dari rumah dari sore sampai tengah malam tanpa
tujuan yang jelas. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke RSJ. Hb. Saanin untuk
penanganan selanjutnya. Setelah pasien dirawat kurang lebih selama 1 bulan pasien
dibawa kembali ke rumah dan minum obat.
Pada tahun 2013 pasien ngamuk – ngamuk dan memecahkan kaca – kaca di rumah
pasca diceraikan oleh istri pertama. Pasien mengaku dimarah-marahi oleh istri
pertama dan akhirnya membuat pasien merasa jatuh harga diri sebagai lelaki,
kemudian pasien mengamuk-ngamuk dan memecahkan kaca-kaca dirumah. Pasien
juga sering terlihat bermenung ,tertawa sendiri dan berbicara sendiri Kemudian oleh
keluarga pasien dibawa kembali ke RSJ Hb. Saanin untuk dilakukan penanganan.
Tahun 2005 Tahun 2013 tahun 2014
2. Riwayat Gangguan Medis
2
Pasien tidak ada riwayat penyakit medis, bedah, trauma yang memerlukan perawatan,
trauma kepala, penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan kesadaran, HIV dll.
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat adiktif lain
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan alkohol dan zat adiktif lainnya
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Masa prenatal dan perinatal
- Kehamilan direncanakan, lahir normal, tidak ada cidera lahir, ditolong oleh dukun,
berat badan cukup dan menangis spontan.Kesehatan ibu selama kehamilan cukup
baik.
2. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya, pasien tidak
menamatkan sekolah dasarnya, hanya sampai kelas 2 SD.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya
4. Masa kanak akhir dan remaja
Hubungan dengan teman sebaya sejenis dan lawan jenis dilakukan dengan baik
5. Masa dewasa
a. Riwayat pendidikan
1. SD, 2 tahun tidak tamat, prestasi kurang,pasien tidak minat untuk
meneruskan persekolahannya lagi,
b. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai tukang dan petani .Pasien sering bertukar-tukar kerja dan
tidak mempunyai kerja tetap.
c. Riwayat perkawinan
Pasien pernah menikah sebanyak 2x. Istri pertama pasien adalah seorang gadis
yang dinikahi oleh pasien tahun 2005 yang dikenalkan pertama kali oleh temannya.
Kemudian 12 hari pasca menikah pasien sering terlihat bermenung dan mondar
mandir kesana kemari sehingga pasien kemudian diantar oleh keluarga ke RSJ. Hb.
Saanin padang. Kemudian setelah pulang pasien melanjutkan aktifitasnya sehari –
3
hari bersama keluarga dan memiliki anak 1. Namun pada tahun 2013 pasien
bercerai dengan istrinya, dan menurut pasien istrinya sering memarahi pasien dan
merendahkan harga diri pasien, sehingga pasien mengamuk dan kembali di antar
ke RSJ. Hb. Saanin Padang. Setelah bercerai, kemudian pasien bertemu dengan
istri keduanya dan menikah pada tanggal 7 februari 2014 yang merupakan seorang
janda. Namun pernikahan hanya bertahan hingga bulan juni 2014, sekitar 15 hari
sebelum pasien masuk rumah sakit yaitu tanggal 2 juni 2014. Pasca diceraikan oleh
istri keduannya pasien terlihat sering bersedih dan bermenung. Sekitar 1 hari
masuk rumah sakit, keadaan pasien semakin menjadi yaitu sering marah-marah,
ngamuk, berbicara tidak jelas, mengejar orang dengan membawa lading ataupun
cangkul dan akhirnya pasien diikat kedua tangannya dan dibawa ke RSJ. Hb.
Saanin padang untuk penanganan selanjutnya.
d. Riwayat agama
Pasien beragama islam namun pasien mengaku tidak shalat
e. Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami pelecehan maupun kekerasn seksual. Pasien tidak
memiliki deviasi seksual.
f. Aktivitas sosial
Hubungan dengan teman sebaya sejenis dan lawan jenis dilakukan cukup baik
g. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tdak pernah terlibat kasus pelanggaran hukum
E. Riwayat Keluarga
4
Keterangan :
Pasien
Adik pasien pernah dirawat di RSJ.Hb. Saanin Padang karena sering bermenung-
menung dan mondar mandir kesana kemari
- dikeluarga pasien ada menderita sakit yang sama yaitu adik laki – laki pasien
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal sendiri dirumah pasca diceraikan oleh istrinya dan tinggal di daerah bukittinggi, sedangkan istrinya kembali ke daerah asalnya yaitu batusangkar.
G. Persepsi Dan Harapan Keluarga
Keluarga pasien berharap dengan dirawatnya pasien, pasien dapat diawasi dengan baik dan mengalami perbaikan.
H. Persepsi Dan Harapan Pasien
Pasien masih menganggap bahwa dirinya tidak sakit
III. STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan tanggal 26 Juni 2014
I. Keadaan Umum.
a. Kesadaran / Sensorium : composmentis Perhatian : ada
b. Sikap : kooperatif inisiatif : ada
c. Tingkah laku motorik : aktif
d. Ekspresi fasial : kaya
5
e. Verbalisasi dan cara berbicara : dapat berbicara lancar dan jelas
f. Kontak psikik : dapat dilakukan, tidak wajar, lama
II. Keadaan Spesifik
A. Keadaan Alam Perasaan
1. Keadaan afektif : hipertym
2. Hidup emosi : a. stabilitas : Stabil
b. pengendalian : Stabil
c. ech – unecht : ech
d. einfuhlung ( invoelaarhaid ) : adekuat
e. dalam dangkal : dangkal
f. skala differensiasi : sempit
g. arus emosi ( lambat sepat ) : cepat
B. Keadaan dan fungsi intelek.
a. daya ingat ( amnesia ) : baik
b. daya konsentrasi : kurang baik
c. orientasi ( waktu, tempat, personal, situasi ) : tidak terganggu
d. luas pengetahuan umum dan sekolah : tidak luas
e. discriminative insight : terganggu
f. dugaan taraf intelegensia : rata-rata normal
g. discriminative judgment : tidak terganggu
h. kemunduran intelek : tidak ada
C. Kelainan sensasi dan persepsi
a. ilusi : tidak ada
6
b. halusinasi - akustik : tidak ada
- visual : tidak ada
- olfatorik : tidak ada
- taktil : tidak ada
D. Keadaan proses berfikir
1. Kecepatan proses berfikir ( psikomobilitas ) : cepat
2. Mutu proses berfikir
a. jelas dan tajam : jelas dan tajam
b. Sirkumstansial : ada
a. Inkoherrent : ada
b. Terhalang ( Sperrung ) : tidak ada
c. terhambat ( hemmung ) : tidak ada
d. meloncat-loncat ( flight of ideas ) : ada
e. Verbigerasi Persevarative ( Persevaratich ) : ada
3. Isi pikiran
a. Pola sentral dalam fikirannya : tidak ada
b. Fobia : tidak ada
c. Obsesi : tidak ada
d. Delusi : ada, waham kebesaran
e. Kecurigaan : tidak ada
f. Konfabulasi : tidak ada
g. Rasa permusuhan / dendam : tidak ada
h. Perasaan Inferior : tidak ada
i. Banyak / sedikit : sedikit
j. Perasaan berdosa : tidak ada
k. Hipokhondria : tidak ada
l. Lain-lain : tidak ada
7
E. Kelainan dorongan instinktual dan perbuatan
a. Abulia : tidak ada
b. Stupor : tidak ada
c. Raptus / impulsivitas : ada
d. Kegaduhan umum / excitement state : ada
e. Deviasi seksual : tidak ada
f. Ekhopraksia : tidak ada
g. Vagabondage : tidak ada
h. Piromani : tidak ada
i. Mannerisme : tidak ada
j. Neologisme : ada
k. Lain-lain : tidak ada
F. Anxietas yang terlihat secara overt: tidak ada
G. Hubungan dengan realitas : terganggu dalam hal pikiran, perilaku, dan perasaan
Pemeriksaan lain – lain
1. Evaluasi sosial oleh Ahli pekerja sosial tanggal : tidak dilakukan
2. Evaluasi Psikologi oleh Ahli Psikologi tanggal : tidak dilakukan
3. Evaluasi lain tanggal : tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status internus
* Keadaan Umum : sedang
8
* Kesadaran : baik
* Status Gizi : baik
* Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/70
Nadi : 92x/menit
Napas : 20x/menit
* Mata dan THT : tidak ada kelainan
* Mulut dan Gigi : tidak ada kelainan
* Toraks : respiratorik:
inspeksi : simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan
dinamis
palpasi : fremitus kiri = kanan
perkusi: sonor kiri = kanan
auskultasi: vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
kardiovaskular:
inspeksi : iktus tidak terlihat
palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
perkusi : batas jantung atas: RIC II kiri, kanan : linea sternalis
dekstra, kiri : 1 jari media LCMS RIC V
auskultasi: bunyi jantung murni, irama reguler, frekuensi
88x/menit, bising tidak ada
* Abdomen : inspeksi : tidak tampak membuncit
Palapasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
9
Auskultasi : bising usus (+) normal
* Ekstremitas : edema (-), RF (+/+), RP (-/-)
B. Status neurologis
* GCS : 15
* Tanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk tidak ditemukan
* Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal:
- Tremor tangan : tidak ada
- Akatisia : tidak ada
- Bradikinesia : tidak ada
- Cara berjalan : tidak ada
- Keseimbangan : tidak ada
- Rigiditas : tidak ada
* Motorik : kekuatan baik
555 555
555 555
* Sensorik : baik
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa TN. M.E., 31 tahun, tidak tamat SD, islam, suku minang, dan sudah menikah.
Pasien mulai berubah makin gelisah, emosi labil, bicara ngawur, merusak alat-alat rumah
tangga suka marah tanpa sebab yang jelas disertai dengan mengejar orang lain sambil
10
membawa cangkul ataupun lading, sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya
pasien berpisah dengan istri 15 hari sebelum masuk rumah sakit.setelah pasien berpisah
dengan istri, pasien sering terlihat sedih dan bermenung. Riwayat premorbid didapatkan pada
saat anak – anak yaitu SD, pasien tidak menamatkan sekolah dasarnya. .
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sikap pasien kooperatif, pasien
tidak menghindari kontak mata. Tidak ditemukan kelainan persepsi berupa halusinasi visual,
auditori serta olfaktori. Ditemukan mood yang stabil, afek hipertim, proses pikir
sirkumstansial, meloncat-loncat, isi pikir terdapat waham. dicriminative insight terganggu
dan discriminative judgement tidak terganggu.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan, pada pasien ini
ditemukan adanya perubahan pola perilaku, pikiran dan perasaan yang secara klinis bermakna
dan menimbulkan suatu penderitaan (distres) dan hendya (disability) daam fungsi sosial
degan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu
gangguan jiwa.
Bedasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami
trauma kepala dan penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak
sebelum menunjukkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik dapat
disingkirkan (F00-09).
Pada pasien tidak ditemukan riwayat pemakaian NAPZA sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-19).
Pada pasien ditemukan waham lebih dari 1 bulan, terdapat episode manik sejalan
dengan gejala fase aktif dan ada waham dan halusinasi lebih dari 2 minggu tanpa gejala
afektif menonjol. Sehingga berdasarkan kriteria PPDGJ III dapat disimpulkan pada aksis I
dengan working diagnosis gangguan skizoafektif tipe manik (F 25.0).
Dari riwayat kepribadian pasien didapatkan pribadi yang matur tidak ada riwayat
retardasi mental. Karena pasien didagnosa setelah umur 18 tahun, maka pada aksis II
diagnosis belum bisa ditentukan.
11
Pada pasien ini tidak ditemukan suatu kondisi medis umum yang cukup bermakna,
sehingga aksis III pada pasien ini tidak ada diagnosis.
Pada keadaan sosial dan ekonomi pasien ditemukan adanya masalah riwayat ditinggal
istri keduanya sehingga aksis IV didiagnosa sebagai riwayat perkawinan
Pada aksis V, hubungan sosial (mengunjungi teman, menghadiri undangan
pernikahan, acara-acara masyarakat lainnya) tidak dapat dilakukan sejak leih kurang sebulan
yang lalu, mengisi waktu luang (menonton tv, membaca) dapat dilakukan sejak beberapa
minggu yang lalu sehingga berdasarkan penilaian GAF (Global Assessment of Functional
Scale) saat ini pasien berada pada nilai 60-51 dengan gejala sedang, disabilitas sedang.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : riwayat perkawinan
Putus konsumsi obat
Aksis V : GAF 60-51
IX. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik:
Terdapat adanya riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (genetik) yaitu adik
pasien
B. Psikologis :
Mood stabil
Afek hipertim
Waham
C. Lingkungan dan psikososial :
12
Riwayat ditinggal oleh istri keduanya 15 hari sebelum masuk rumah sakit.
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : dubia et bonam
Quo ad sanactionam : dubia et bonam
XI. RENCANA PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :
Risperidone 2 x 2 mg
THP 2 x 2 mg
Diazepam 1 x 5 mg
B. Psikoterapi :
Kepada pasien
Psikoterapi supportif
Memberikan kehangatan, empati, dan optimistik kepada pasien. Membantu
pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan emosinya serta membantu untuk
ventilasi. Mengidentifikasi faktor pr\-esipitasi dan membantu mengoreksinya.
membantu memecahkan problem eksternal secara terarah.
Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak tentang gangguan yang
dideritanya, diharapkan pasien mempunyai kemampua yang semakin efektif
untuk mengenali gejala, mencegah munculnya gejala dan segera mendapat
pertolongan.
Kepada keluarga :
Penyakit yang diderita pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif, dan edukatif
tentang penyakit pasien (penyebab, gejala dan hubungan antar gejala dan
perilaku, perjalanan penyakit serta prognosis). Pada akhirnya diharapkan
keluarga bisa mendukung proses penyembuhan dan mecegah kekambuhan.
Terapi
13
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien (kegunaa obat
terhadap gejala pasien dan efek samping yang mungkin timbul pada
pengobatan). Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum
obat secara teratur.
XII. Diagnosis Banding
1. F31.2 Gangguan afektif bipolar episode kini manic dengan gejala psikotik
2. F20.0 Skizofrenia paranoid
14