gangguan skizoafektif ppt

27
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF JOANNE NATASHA (030.06.131)

Upload: natasshya-anne

Post on 25-Oct-2015

280 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

gangguan skizoafektif

TRANSCRIPT

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

JOANNE NATASHA (030.06.131)

Gangguan Skizoafektif

Gangguan mental Gangguan Psikosis

Gangguan Non Psikosis

Kegiatan sehari-hari terganggu

Tidak dapat bersosialisasi

Leisure time -

Gangguan Skizoafektif

Menurut DSM IV dan PPDGJ

Gangguan skizofrenia

-Gejala positif- Gejala Negatif

Gangguan Mood (Afektif)

-Depresi-Manik-Bipolar

Terjadi secara bersamaan

terkadang sulit untuk menegakkan diagnosa tersebut ketika pasien tersebut memiliki dua gejala yang terpisah

seperti kombinasi dalam bentuk skizofrenia dengan gangguan mood, atau kejadian yang terpisah antara skizofrenia dengan gangguan mood.

Diagnosis akurat ditegakkan ketika pasien memenuhi kriteria Major Depressive Disorder (MDD) atau mania bersamaan dengan gejala skizofrenia

Sejarah

Tahun 1913 George H KirbyTahun 1921 August Hoch

menggambarkan pasien dengan ciri campuran skizofrenia dan gangguan afektif (mood)

Tahun 1933 Istilah Gangguan Skizoafektif

Jacon Kasanin

Epidemiologi

Diperkirakan sekitar 1 di setiap 200 orang (0.5%) menderita gangguan skizoafektif pada beberapa waktu selama hidupnya

gangguan skizoafektif memiliki gejala-gejala dari 2 penyakit mental yang terpisah, sering penyakit ini terlewat didiagnosa (misdiagnosed). Beberapa orang dapat terlewat didiagnosa memiliki skizofrenia, dan yang lain dapat terlewat didiagnosakan dengan gangguan mood. Sebagai hasilnya, sulit untuk menentukan secara tepat berapa banyak orang yang menderita gangguan skizoafektif

Prevalensi Skizoafektif

Etiologi

Kemungkinan Penyebab :

Genetik Ketidakserimbangan

neurotransmiter

Faktor lainnya: infeksi, situasi dan stressor

Faktor

Resiko

Anggota keluarga skizofreniaAnggota keluarga gangguan moodAnggota keluarga SkizoafektifResiko terpapar stressor

Patofisiologi

Patofisiologi yang akurat belumlah dibuktikan , namun penelitian mengatakan bahwa gangguan skizoafektif melibatkan ketidakseimbangan neurotransmiter di dalam otak

Abnormalitas pada kadar serotonin, norepinefrin, dan dopamine yang berperan dalam gangguan ini.

Gambaran Klinis

Ganggun Skizoafektif (DSM-IV)

A. Suatu periode penyakit yang berkesinambungan selama suatu waktu , terdapat salah satu episode depresi mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersama-sama dengan gejala yang memenuhi kriteria A Skizofrenia.Catatan : Episode depresi mayor harus termasuk kriteria A1 : mood terdepresi

B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama paling kurang 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol

C. Terdapat gejala yang memenuhi kriteria suatu episode mood untuk bagian besar durasi total periode aktif dan residual dari penyakit

D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum

Sebutkan tipe : Tipe Bipolar : Jika gangguan termasuk suatu episode manik atau

campuran ( atau suatu episode manik atau campuran dan episode depresi mayor)

Tipe depresi : Jika gangguan hanya termasuk episode depresi mayor

Skizofrenia (DSM-IV) A

A. Gejala karakteristik : Dua (atau lebih) dari yang berikut ini masing-masing ditemukan pada bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diobati)

Waham Halusinasi Bicara kacau (misalnya sering menyimpang atau

inkoheren) Perilaku kacau atau katatonik yang nyata Gejala negatif yaitu, pendataran afek, alogia, avolisiCatatan : Dibutuhkan hanya satu kriteria A jika waham

bizar atau halunasi tediri dari suara yang terus menerus mengomentari perilaku atau pikiran seseorang atau dua atau lebih suara yng berbincang satu dengan lain nya.

Gangguan Skizoafektif –PPDGJ III Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila

gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously) atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif

Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda

Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (depresi pasca skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25/0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua epsode skizoafektif terselip diantara episode manik atau depresif (F30- F33).

F.25.0 Skizoafektif Tipe Manik Kategori ini digunakan baik untuk episode

skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.

Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20 pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d).

F.25.1 Skizoafektif Tipe Depresif Kategori ini harus dipakai baik untuk episode

skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar episode di dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.

Afek Depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif.

Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua , gejala khas skizofrenia (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia F20 (a) sampai (d)).

 

F.20 Skizofrenia (a)-(d) PPDGJ III Harus ada sedikitnya satu gejala berikut

ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas) :

(A).- “Thought Echo “ = Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama namum kuallitas berbeda atau

“ Thought Insertion or Withdrawal” = Isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).

“Thought Broadcasting” = Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

(a)-(d)

(B) – “ Delusion of Control” = Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

“Delusion of Influence” = Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

“Delusion of Passivity” = Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.(Tentang “Dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakkan tubuh atau anggota gerak atau kepikiran , tindakan, atau penginderaan khusus)

“Delusional Perception” = Pengalaman inderawi yang tak wajar yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat

(a)-(d)

(C) Halusinasi Auditorik : Suara Halusinasi yang berkomentar secara

terus menerus terhadap perilaku pasien atau

Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri ( diantara berbagai suara yang berbicara) atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu anggota tubuh

(D) Waham-waham Menetap Jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil

Temuan Klinis

Penampilan rapi/berantakan

Kontak mata meningkat / menurun

Ekspresi wajah normal / sedih/ senang

Mood depresi/ manik/ euthym

Bicara miskin ide / berlebih

Ide bunuh diri / tidak

Ide pembunuhan

Orientasi dan kesadaran

Konsentrasi

Diagnosa banding

Skizofrenia Gangguan mood depresif atau manik

atau bipolar Penyalahgunaan amfetamin dan

phencyclidine (PCP)

Terapi

Target : Menghilangkan gejala psikotik dan gejala afektif (depresi atau manik)

Psikofarmaka

Psikoterapi

Psikofarmaka

Psikoterapi

Pasien sebaiknya mendapatkan terapi yang melibatkan keluarganya, untuk perkembangan sosialnya

Psikoterapi terapi supportif dan terapi komunitas asertif.

Terapi meliputi edukasi tentang gangguannya,

Peran keluarga pasien dalam pengobatan serta menjalankan aktivitas sehari-hari. Peran keluarga dibutuhkan dalam terapi ini

Prognosis

Skizofrenia

Skizoafektif

Gangguan Mood

prognosis pasien dengan skizoafektif

tipe depresif menyerupai

prognosis skizofrenia

Prognosis lebih buruk : keadaan premorbid yang buruk, onset yang perlahan-lahan, tidak ada faktor pencetus, Menonjolnya gejala psikotik khususnya

gejala defisit atau gejala negatif, onset yang lambat , tidak ada remisi dan riwayat keluarga adanya skizofrenia

TERIMA TERIMA KASIHKASIH