brief note-25-2017-jebakan implementasi csr

6
Brief Note Edisi 25, 2017 Mengatasi Jebakan Implementasi CSR

Upload: primahendra

Post on 15-Jan-2017

12 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Brief NoteEdisi 25, 2017

Mengatasi JebakanImplementasi CSR

hal 2 dari 6

Mengatasi Jebakan Implementasi CSRRiza Primahendra

Banyak perusahaan yang mengimplementasikan CSR mengeluhkan bahwa seringkaliinisiatif untuk mencapai kinerja sosial jatuh pada praktek yang serupa tetapi tidak sama.Hasil dari berbagai inisiatif CSR juga tidak berbeda secara signifikan. Dalam kondisitersebut seringkali manajemen perusahaan merasa berbagai inisiatif dan inovasi tidakmemberikan kinerja sosial yang berbeda dan karenanya dianggap sama serta lebih baikmemilih kegiatan CSR yang paling ‘murah’ dan ‘mudah’.

Tiga Karakteristik Program CSRPerlu menjadi pemahaman kita bersama tiga karakteristik dasar dari program CSR,apapun metode, pendekatan, dan strategi yang dipergunakan.

Karakteristik pertama adalah orientasi masa depan. Program CSR diimplementasikandengan maksud untuk menjawab tantangan masa depan dan memberikan kondisi yanglebih baik pada pemangku kepentingan, khususnya penerima manfaat, di masa depan.Sebagai contoh, program pemberdayaan ekonomi keluarga akan memberikan dampakterutama pada anak-anak dari keluarga penerima manfaat. Orang tua lebih menjaditujuan antara. Ketika program CSR disusun berdasar pengalaman masa lalu ataudiharapkan memberikan dampak segera maka dapat dipastikan tidak akan efektifsebagaimana yang diharapkan. Program pelatikan vokasi tidak akan dapat menciptakansejumlah pelaku usaha dalam jangka seminggu maupun sebulan setelah pelatihandilaksanakan.

Karakteristik kedua adalah ketidakpastian. Implementasi CSR akan selalu harusmenyadari ketidakpastian dari berbagai hal. Kondisi lingkungan, kebijakan pemerintahsetempat, sikap dari para pemangku kepentingan, tanggapan penerima manfaat, danberbagai faktor lain dapat dan hampir dipastikan mengalami pergerakan selama waktuimplementasi CSR. Perubahan yang terjadi dapat dikarenakan faktor luar dan/ataudiakibatkan justru karena dampak dari program CSR. Program peningkatan produksigabah tidak akan mencapai tujuan peningkatan pendapatan keluarga tani bila padawaktu panen pemerintah mengambil kebijakan impor atau Bulog terlambat membeli, iniadalah contoh faktor luar. Program meningkatkan partisipasi anak usia sekolah dalamkegiatan pendidikan dapat berdampak pada berkurangnya tenaga kerja yang membantuusaha rumah tangga. Kondisi ini adalah perubahan yang diakibatkan oleh implementasiCSR.

Karakteristik ketiga adalah saling keterkaitan (interdependensi). Beberapa pihakmenyebut kegiatan CSR sebagai ‘laboratorium sosial’. Terminologi ini meski menariktetapi tidak sesuai. Dalam laboratorium, kita harus dapat mengisolasi satu variabel dariberbagai variabel lain untuk diketahui reaksi atau dampaknya. Situasi yang dalam ilmuekonomi sering disebut ‘ceteris paribus’. Dalam implementasi CSR berbagai variabel

hal 3 dari 6

saling berinteraksi secara acak. Untuk itu diperlukan kecermatan, fleksibilitas, danadaptasi tanpa mengabaikan kerangka dasar dari program CSR untuk memastikanimplementasi yang optimal. Sebagai contoh program pengembangan usaha mikro akandipengaruhi oleh keberadaan program ‘cash transfer’ oleh pemerintah ataupunkeberadaan ‘pelepas uang’.

Jebakan Implementasi CSRTanpa pemahaman yang utuh mengenai karakteristik CSR, manajemen perusahaandapat jatuh dalam jebakan-jebakan implementasi CSR sebagai berikut.

KategoriJebakan

Jenis Jebakan Penjelasan

JebakanOrganisasi

Organisasi silo CSR adalah tanggung jawab departemen atau unittertentu, departemen atau unit yang lain merasatidak bertanggung jawab.

Bias Fragmentasi Bias ini terjadi ketika orang yang mengambilkeputusan dan/atau menetapkan program CSRbukan merupakan orang yang mengalami resikososial atau dampak dari masalah sosial sebagaiakibat program CSR yang buruk.

Rabun jauh Kondisi ketika manajemen menuntut CSRmemberikan kinerja jangka pendek yang tangibleseperti departemen atau unit lain.

Penyakitsuperman

Situasi dimana perusahaan merasa punya sumberdaya dan kemampuan besar untuk mengatasi semuamasalah sosial yang dihadapi perusahaan.

JebakanPsikologis

Herd behavior Perilaku kerumunan dimana program CSR dibentukdengan mengikuti arah dari perusahaan lain ataukecenderungan industri.

Hindsight bias Bias yang terjadi ketika manajemen perusahaansenantiasa merujuk pada pengalaman implementasiCSR masa lalu yang dianggap sukses.

Escalation bias Bias sebagai akibat manajemen melakukanimplementasi dalam skala besar program CSRberdasar pengetahuan baru atau pengalamantertentu

Attribution bias Bias sebagai akibat perusahaan salahmengidentifikasi penyebab keberhasilanimplementasi program dan menggunakanidentifikasi yang salah tersebut untuk memperluasatau mereplikasi program CSR

Losing face Kondisi dimana perusahaan menyembunyikankegagalan program CSR dengan Public Relation ataukomunikasi aspek tertentu dari program CSR yangtidak relevan.

hal 4 dari 6

Antisipasi JebakanJebakan-jebakan dalam implementasi CSR dapat berdampak besar pada perusahaan,seperti konflik antara perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah, ketergantunganpenerima manfaat, dan gangguan operasi perusahaan, maka diperlukan langkah-langkahyang tepat untuk mengantisipasinya. Tiga langkah awal yang perlu dilakukan olehmanajemen perusahaan sebelum mengembangkan program CSR adalah:

Mengenali model bisnis perusahaan dan mengidentifikasi atau memetakan prosesbisnis yang rentan karena terkait dengan pihak luar.

Memahami konteks dimana perusahaan bekerja, termasuk didalamnya kondisilingkungan, sosial, ekonomi, dan politik

Menunjuk personil yang berminat, berkomitmen, dan bersedia untuk terus belajarserta berelasi dengan berbagai pihak yang terkait.

Ketiga langkah awal tersebutmenjadi dasar untukmenyusun model intervensiyang meminimalisir jebakanimplementasi. Model initerdiri dari lima komponenutama, yaitu:

1. Pemetaan sosial yangdilaksanakan secarareguler, termasukdidalamnya penilaiandampak dan persepsipemangku kepentinganterhadap operasiperusahaan.

2. Stakeholder engagement strategy. Perusahaan perlu mengembangkan strategi untukberkomunikasi dan berelasi secara konstruktif dengan pemangku kepentingankunci.

3. Strategic planning. Rencana strategis CSR diperlukan untuk memastikan adanyakeberlanjutan, konsistensi dan keterkaitan dari program-program CSR yangditetapkan dan dilaksanakan. Adaptasi tetap dimungkinkan dalam cakupanrencana strategis yang ada.

4. Kemitraan. Mengimplementasikan program CSR melalui kemitraan denganlembaga profesional memiliki beberapa manfaat seperti membagi resiko,memperkuat kapasitas dan kelembagaan lokal, menghindarkan bias-bias terkaitdengan manajemen perusahaan, serta memungkinkan adaptasi yang lebih cepat.

5. Management review. Implementasi CSR merupakan bagian integral dari operasiperusahaan karenanya dialog antar berbagai fungsi dalam perusahaan termasukCSR perlu dilaksanakan secara periodik. Dengan demikian berbagai fungsimendapatkan perspektif dari fungsi CSR, sebaliknya fungsi CSR mendapatkanpengayaan dari fungsi-fungsi yang lain.

ImplementasiCSR

Pemetaansosial secara

reguler

Stakeholderengagement

strategy

StrategicPlanning

Kemitraan

Managementreview

hal 5 dari 6

Jebakan implementasi CSR dapat terjadi pada perusahaan yang baru melaksanakanCSR maupun perusahaan yang sudah memiliki pengalaman panjang. Pada sisi lainkeberadaan jebakan tidak bisa ditiadakan sama sekali, namun demikian kita bisameminimalisir peluang terjebak dengan mengembangkan sistem manajemen yang tepat.Mari menata program CSR dan menhindari jebakan implementasi.

-----

Riza Primahendra adalah salah satu pendiriAMERTA. Sejak 1999 terlibat dalam berbagaikegiatan tanggung jawab sosial, pemberdayaanmasyarakat, pembangunan sosial, advokasi,pengembangan kapasitas dan kelembagaan. Sejak2002 telah memberikan konsultasi, pelatihan,dan melakukan kajian untuk berbagai lembaga

pemerintah, lembaga bilateral dan multilateral, LSM, lembaga pendidikan,lembaga kesehatan, dan perusahaan pada berbagai sektor.

Selama beberapa tahun terakhir berkarya dalam industri minyak dan gas denganmenangani beragam fungsi seperti manajemen strategi, community development& relation, government relation, land acquisition, business license & permit, PR &communication, human resource, security management, workplace management,WP&B, accounting & cost control.

Alamat kontak: [email protected]

hal 6 dari 6

adalah jejaring para praktisi CSR yang mengembangkan metode danpraktik terbaik CSR untuk mendukung berbagai organisasi danperusahaan mengembangkan CSR dan mewujudkan kinerja sosial yangefektif dan berkelanjutan.

AMERTA mengembangkan kompetensi dalam:

SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA (Participatory Rural Appraisal), PLA(Participatory Learning Action), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment, SEAGA(Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (Sustainable Livelihood Analysis), HRIA (HumanRights Impact Assessment) adalah kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai langkah awalmelaksanakan CSR.

CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencana strategis dan program CSRberbasis konteks social dan model bisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untukmemastikan CSR dilaksanakan sebagai sebuah system manajemen.

CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk program dan kegiatan yang dilakukan olehorganisasi dan perusahaan perlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance& smallbusiness development, community organizing& facilitation, behavior change & social marketing danadvocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan.

INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial dan SDM merupakan bagian dari CSRinternal perusahaan dan perlu dikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukung tujuanbisnis.

Kantor:Jl. PuloAsem Utara A 20

Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220, IndonesiaPh: 62-21-29833288

www.amerta.id