bpk audit banten

Upload: ulfa-khairunisa

Post on 13-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BPK Audit Banten

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 BPK Audit Banten

    1/3

    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    PERWAKILAN PROVINSI BANTEN

    Jalan Raya Palka Nomor 1, Palima, Serang, Banten

    Press Release

    Laporan Hasil Pemeriksaan atas

    Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cilegon Tahun Anggaran 2011

    Wajar Dengan Pengecualian

    Serang, (18/6)

    Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Banten, I Nyoman Wara, menyerahkan Laporan Hasil

    Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cilegon Tahun Anggaran 2011 kepada DPRD

    Kota Cilegon di ruang rapat BPK RI Perwakilan Provinsi Banten.

    Pada tahun sebelumnya, BPK RI memberikan opini Tidak Menyatakan Pendapat atas Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah Kota Cilegon Tahun Anggaran 2010 karena permasalahan terkait

    penatausahaan aset tetap, nilai aset atas pembangunan Pelabuhan Kubangsari, investasi pada UPTD

    Jamkesos, piutang pajak dan piutang retribusi kepelabuhanan, piutang angsuran kios Pasar Merak, dan

    investasi jangka pendek di Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Cilegon Mandiri.

    Pemerintah Kota Cilegon telah menindaklanjuti permasalahan tersebut di atas antara lain dengan

    melakukan (1) reinventarisasi aset tetap bekerja sama dengan BPKP; (2) menyelesaikan permasalahan

    terkait dengan lahan Pelabuhan Kubangsari dengan PT KS; (3) membubarkan UPTD Jamkesos dan

    mereklasifikasikan investasi sebesar Rp1,50 miliar ke aset lainnya; (4) melakukan rekonsiliasi piutang

    pajak dan retribusi kepelabuhanan; (5) menelusuri dokumen pendukung piutang dan melakukan

    rekonsiliasi dengan debitur atas piutang Pasar Baru Merak.

    Proses penyelesaian permasalahan belum sepenuhnya selesai, sehingga terhadap Laporan Keuangan

    Pemerintah Kota Cilegon Tahun Anggaran 2011, BPK RI memberikan opini Wajar Dengan

    Pengecualian. Permasalahan yang menjadi pengecualian dalam opini BPK adalah:

    1. Penempatan deposito pada BPRS Cilegon Mandiri senilai Rp20 miliar mempunyai resiko yangtinggi dan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

  • 5/22/2018 BPK Audit Banten

    2/3

    2. Piutang pajak kepelabuhanan dan piutang retribusi kepelabuhanan tidak didukung dengandokumen yang lengkap dan memadai, serta piutang tersebut sebesar Rp9,53 miliar belum

    dilakukan penelusuran dan rekonsiliasi dengan para wajib pajak/retribusi;

    3. Masih terdapat beberapa kelemahan atas penatausahaan aset tetap, yaitu (1) aset tetap sebanyak501 unit masih belum dinilai; (2) aset tetap berupa tanah senilai Rp405,30 miliar dan Rp388, 35

    miliar belum dilakukan validasi untuk meyakini keberadaan, luas, nilai, maupun status

    kepemilikannya; (3) aset tanah yang berasal dari pengadaan tahun 2011 senilai Rp9,06 miliar

    tidak sepenuhnya mengikuti prosedur pengadaan.

    Dalam opininya, BPK juga menambahkan paragraf penjelasan terkait adanya delapan proses hukum yang

    melibatkan pegawai, pejabat, atau mantan pejabat terkait dengan indikasi tindak pidana yang

    berhubungan dengan pengelolaan keuangan daerah dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

    Selain memberikan opini atas Laporan Keuangan, BPK RI juga mengungkapkan adanya 12 (dua belas)

    permasalahan terkait Sistem Pengendalian Intern dan 8 (delapan) temuan terkait ketidakpatuhan pada

    peraturan perundang-undangan. Dari permasalahan tersebut, terdapat temuan yang berindikasi kerugian

    daerah.

    Temuan terkait dengan indikasi kerugian daerah adalah adanya kelebihan pembayaran pada SKPD

    sebesar Rp1,04 miliar karena adanya hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi; praktek-

    praktek pemahalan harga sebesar Rp218,05 juta, dan dana hibah yang tidak digunakan sesuai dengan

    tujuan pemberian hibah minimal sebesar Rp1 miliar. BPK juga menemukan adanya denda keterlambatan

    yang belum dipungut sebesar Rp99,04 juta. Terhadap temuan tersebut, BPK telah merekomendasikan

    agar Pemerintah Kota Cilegon memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab serta

    mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran, menarik kembali dana hibah yang tidak digunakan,

    serta mengenakan denda keterlambatan dengan menyetorkan ke Kas Daerah seluruhnya minimal sebesar

    Rp2,35 miliar.

    Sementara itu BPK juga menemukan kelemahan-kelemahan lainnya dalam pengelolaan keuangan daerah,

    yaitu:

    1. Kelemahan dalam Administrasi Pengelolaan Aset Tetap, termasuk pengadaan tanah TA 2011yang tidak sepenuhnya sesuai ketentuan;

    2. Dana Jamkesmas sebesar Rp535,77 juta pada RSUD Cilegon yang dikelola di luar mekanismeBLUD;

  • 5/22/2018 BPK Audit Banten

    3/3

    3. Belum adanya Standard Operating Procedure (SOP) yang memadai dalam pengelolaan retribusipelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan, Provisional Hand Over (PHO) dan Pemeriksaan dan

    Penilaian Hasil Pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum;

    4. Tidak memadainya pengendalian internal atas Pengelolaan Retribusi pada Dinas Perhubungan,pengelolaan Pelayanan Pasar pada Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi, Penatausahaan

    dan Pencatatan Piutang Retribusi Kepelabuhanan, dan pengelolaan persediaan pada 5 Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

    5. Tidak memadainya sistem Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Belanja Hibahdan Bantuan Sosial, serta Belanja bantuan keuangan partai politik belum dipertanggungjawabkan;

    Pemerintah Kota Cilegon telah menyampaikan rencana aksi kepada BPK untuk menyelesaikan

    permasalahan-permasalahan tersebut.

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, Pemerintah Kota Cilegon wajib menindaklanjuti

    rekomendasi dalam LHP dan memberikan jawaban atau penjelasan tentang tindak lanjut tersebut kepada

    BPK RI selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah LHP diterima. Untuk menindaklanjuti hasil

    pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cilegon TA 2011, DPRD Kota Cilegon

    dapat mengusulkan pertemuan konsultasi dalam rangka meminta penjelasan atas materi yang dimuat

    dalam hasil pemeriksaan. Upaya-upaya ini guna mewujudkan Good Governance dan Clean Governmentdi

    Indonesia, khususnya di wilayah Provinsi Banten.

    Dikeluarkan oleh:

    BPK RI Perwakilan Provinsi Banten

    Ka. Sub Bag. SDM, Hukum & Humas

    Agnes Resi Dewi, S.H., M.H.