bp gulma

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di lahan budidaya yang kehadirannya tidak di kehendaki oleh manusia karena dianggap merugikan terhadap tanaman utama yang dibudidayakan. Kehadiran gulma dapat menurunkan produksi dari tanaman yang di budidayakan karena bersaing memperebutkan unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Sifat gulma yang mudah tumbuh pada lahan budidaya harus tetap diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengetahui kapan akan dilakukan pengendalian terhadap gulma jika gulma tersebut sudah masuk ke lahan budidaya dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Kehadiran gulma di dalam agroekosistem tidak hanya merugikan tanaman namun banyak yang belum mengetahui peranan gulma dalam agroekosistem antara lain manfaat bagi tanah sebagai penutup tanah sehingga kelembaban di atas maupun bawah tanah dapat terjaga sehingga banyak terdapat mikroorganisme maupun organisme yang dapat membantu proses penguraian bahan organik yang diberikan ke tanah, gulma juga dapat dimanfaatkan sebagai penahan erosi karena mengurangi hantaman air hujan agar tidak langsung mengenai tanah begitu juga mengurangi run off, selain itu gulma juga dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan habitat bagi

Upload: naufal-abiyasa-pratama

Post on 02-Feb-2016

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sagasgfsa

TRANSCRIPT

Page 1: BP GULMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di lahan budidaya yang

kehadirannya tidak di kehendaki oleh manusia karena dianggap merugikan

terhadap tanaman utama yang dibudidayakan. Kehadiran gulma dapat

menurunkan produksi dari tanaman yang di budidayakan karena bersaing

memperebutkan unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Sifat gulma yang

mudah tumbuh pada lahan budidaya harus tetap diperhatikan pertumbuhan

dan perkembangannya untuk mengetahui kapan akan dilakukan pengendalian

terhadap gulma jika gulma tersebut sudah masuk ke lahan budidaya dan

mengganggu pertumbuhan tanaman. Kehadiran gulma di dalam agroekosistem

tidak hanya merugikan tanaman namun banyak yang belum mengetahui

peranan gulma dalam agroekosistem antara lain manfaat bagi tanah sebagai

penutup tanah sehingga kelembaban di atas maupun bawah tanah dapat terjaga

sehingga banyak terdapat mikroorganisme maupun organisme yang dapat

membantu proses penguraian bahan organik yang diberikan ke tanah, gulma

juga dapat dimanfaatkan sebagai penahan erosi karena mengurangi hantaman

air hujan agar tidak langsung mengenai tanah begitu juga mengurangi run off,

selain itu gulma juga dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan habitat bagi

musuh alami. Oleh karena itu agar keberadaan gulma pada lahan budidaya

tidak tidak merugikan maka perlu di manajemen dengan baik agar gulma

menjadi bermanfaat bagi ekosistem.

Menurut Sukman (2002) gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada

waktu, tepat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Gulma yang tumbuh

pada tempat tanaman berasal dari biji gulma itu sendiri yang ada di tanah.

Jenis-jenis gulma yang mengganggu pertanaman tanaman perlu diketahui

untuk menentukan cara pengendalian yang sesuai. Selain jenis gulma,

persaingan antara tanaman dan gulma perlu pula dipahami, terutama dalam

kaitan dengan waktu pengendalian yang tepat. Jenis gulma tertentu juga perlu

diperhatikan karena dapat mengeluarkan senyawa alelopati yang meracuni

tanaman (Monaco, 2002).

Page 2: BP GULMA

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman pokok (tanaman yang

sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang

tidak diinginkan oleh si penanam sehingga kehadirannya dapat merugikan

tanaman lain yang ada di dekat atau di sekitar tanaman pokok tersebut

(Ashton, 1991). Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan

bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan

yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan

kerugian.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang dapat diambil dari

kegiatan praktikum ini adalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gulma.

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari gulma.

3. Untuk mengetahui peranan gulma dalam lahan budidaya.

4. Untuk mengetahui gulma apa saja yang tumbuh di lahan budidaya.

Page 3: BP GULMA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gulma

a. Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu

tertentu tidak dikehendaki oleh manusia. Gulma tidak dikehendaki karena

bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dan dibutuhkan biaya

pengendalian yang cukup besar yaitu sekitar 25-30% dari biaya produksi

(Soerjani et al. 1996).

b. Menurut Soerjani (1988), yang dimaksud gulma ialah tumbuhan yang

peranan, potensi, dan hak kehadirannya belum sepenuhnya diketahui.

c. Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang telah beradaptasi dengan

habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala aktivitas

manusia (Sastroutomo, 1990).

d. Menurut Ronoprawiro (1991), tidak ada tumbuhan yang sama sekali tidak

berguna maka gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang potensi

perusakannya melebihi potensi kegunaannya.

2.2 Klasifikasi Gulma

2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Daur Hidupnya atau Umur

a. Gulma semusim (annual weed).

Gulma ini berkembang biak secara generatif melalui biji, hanya

dapat hidup selama satu daur yang biasanya kurang dari satu tahun, contoh

Ageratum conyzoides (babandotan).

b. Gulma tahunan (perenial weed)

Gulma tahunan berkembang biak secara generatif melalui biji, dan

secara vegetatif melalui rimpang, stolon dan setek batang. Gulma ini hidup

lebih dari satu tahun atau hidup sepanjang tahun dan berbuah berulang

kali. Untuk gulma yang membentuk rimpang atau umbi dapat hidup

sepanjang tahun, contoh Imperata cylindrica (alang-alang).

2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Habitat

Page 4: BP GULMA

a. Gulma fakultatif, tumbuh di habitat yang belum ada campur tangan

manusia. Gulma ini tumbuh pada lahan yang belum dikelola untuk

budidaya tanaman, seperti padang alang-alang.

b. Gulma obligat, tumbuh di habitat yang sudah ada campur tangan manusia.

Gulma ini biasanya tumbuh menyertai tanaman budidaya, seperti sawah,

ladang dan perkebunan.

2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Kerugian yang Ditimbulkan

a. Gulma lunak (soft weed)

Gulma lunak yaitu jenis gulma yang tidak begitu berbahaya bagi

tanaman yang dibudidayakan, namun dalam keadaan populasi tinggi harus

dikendalikan, contoh Ageratum conyzoides.

b. Gulma keras atau gulma berbahaya (noxius weed)

Gulma berbahaya adalah jenis gulma yang berpotensi allelopati,

contoh (I. cylindrica), Mikania micrantha (sembung rambat), Chromolaena

odorata (kirinyuh), Cyperus rotundus (teki berumbi).

2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Kesamaan Relatif dalam Sifat Bersaing dan

Responnya terhadap Herbisida

a. Gulma golongan rumput (grasses)

Gulma golongan rumput sebagian besar termasuk dalam famili

Gramineae atau Poaceae, dengan ciri-ciri umum adalah berbatang bulat

memanjang, dengan ruas-ruas batang berongga atau padat. Daun

berbentuk pita, bertulang daun sejajar, lidah-lidah daun berbulu,

permukaan daun ada yang berbulu kasar atau halus. Buah berbentuk

butiran tersusun dalam bentuk malai. Berakar serabut, berstolon atau

membentuk rimpang, contoh I. cylindrica, Digitaria ciliaris, Eleusine

indica.

b. Gulma golongan berdaun lebar (broad leaved)

Gulma golongan berdaun lebar sebagian besar termasuk tumbuhan

berkeping dua (Dicotyledoneae) dari berbagai famili. Ciri-ciri umum, yaitu

batang tubuh tegak dengan percabangannya, ada pula yang tumbuh

Page 5: BP GULMA

merambat. Daun tunggal maupun majemuk, helai daun bulat/bulat telur

Bertulang daun melengkung atau menjari dan tepi daun rata, bergerigi atau

bergelombang. Duduk daun berhadapan atau berselang-seling. Bunga

tunggal atau majemuk tersusun dalam suatu karangan bunga. Contoh

Borreria alata, Ageratum conyzoides, Synedrella nodiflora.

c. Gulma golongan teki (sedges)

Famili Cyperaceae mempunyai ciri-ciri umum daun berbentuk

pipih atau berlekuk segi tiga, memanjang yang tumbuh langsung dari

pangkal batang. Permukaan daun biasanya licin tidak berbulu atau ada

yang berbulu agak kasar, tangkai bunga berbentuk seperti lidi, muncul dari

tengah-tengah pangkal batang dan ujungnya tersusun karangan bunga.

Perakaran biasanya membentuk stolon dan bercabang dimana setiap

cabang membentuk umbi, contoh Cyperus rotundus dan Cyperus kyllingia.

d. Gulma golongan pakis-pakisan (fern) contoh Cyclosorus aridus (pakis

kadal).

2.3 Peran dan Fungsi Gulma pada Lahan Budidaya

Gulma dalam agroekosistem mempunyai beberapa peranan penting

yaitu sebagai pencegah erosi tanah, penyubur tanah, dan inang pengganti

(alternate host) predator atau parasitoid serangga hama. Beberapa jenis gulma

rumputan yang tumbuh tegak dan rapat seperti Imperata cylindrica (L.)

Beauv., Saccharum spontaneum L., dan Anastrophus compressus Schlechtend.

atau yang tumbuh menjalar seperti Paspalum conjugatum Berg., Axonopus

compessus (Sw.) Beauv., Ischaemum timorense Kunth, dan Cynodon dactylon

(L.) Pers., ternyata dapat menutup dan melindungi tanah terhadap ancaman

erosi (Arsyad, 1989). Beberapa jenis tumbuhan menjalar yang termasuk

kacangan seperti Centrosema pubencen Bth., Calopogonium mucunoides

Desv., dan Pueraria phaseoloides Bth., di samping dapat mencegah erosi juga

dapat menjaga lengas dan kesuburan tanah (Mangoensoekarjo, 1983; Reijntjes

et al., 1992).

Jenis-jenis gulma kacangan merambat yang daunnya cukup lebar

seperti Pachyrrhizus erosus (L.) Urban. di Asia Tenggara dan Mucuna utilis

Page 6: BP GULMA

Wall. di Afrika Barat digunakan untuk memperpendek masa bera pada

pertanian ladang (Akobundu, 1983). Jenis gulma semak kacangan seperti

Tephrosia vogelii Hook di Kamerun (Prinz, 1986), Sesbaniarostrata di Asia

Tenggara (IRRI, 1988), dan Mucuna pruriens L. di Honduras (Milton, 1989;

Burnch, 1990) ditanam di antara tanaman pangan (jagung), pada musim

kemarau dipangkas sebagai mulsa.

Page 7: BP GULMA

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pertanian Berlanjut aspek Budidaya Pertanian dilaksanakan

pada tanggal 27 September 2015 di Karangploso.

3.2 Alat dan bahan

Plastik : Sebagai tempat sampel yang akan diidentifikasi

Meteran : Untuk mengukur luasan lahan

Tali rafia : Untuk membuat plot besar pengamatan dan

digunakan untuk membagi plot besar

pengamatan menjadi beberapa plot.

Alat tulis : Untuk mencatat hasil pengamatan

Kamera/HP : Untuk dokumentasi

Penggaris : Untuk mengukur lebar kanopi

Komoditas: Sebagai bahan pengamatan di lahan (Padi,

Cabai, Bawang Prei, dan Jati)

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Transek Lahan

Page 8: BP GULMA

3.3.2 Analisis Vegetasi (Gulma)

Batas pembagian plot dibuat dengan tali rafia dan kayu

penahan di setiap pinggirnya agar jarak antar rafia tidak

berubah. Pembagian plot dilakukan seperti gambar berikut:

Persiapan alat dan bahan

Melakukan pengamatan di lahan (jenis penggunaan lahan, jenis komoditas, pola tanam, jarak tanam, dan luas lahan)

Mencatat dan menggambar keadaan transek pada lahan tersebut

Dokumentasi

Page 9: BP GULMA

3.4 Analisa Perlakuan

3.4.1 Transek Lahan

Mula-mula siapkan alat dan bahan. Selanjutnya lakukan pengamatan di

lahan (jenis penggunaan lahan, jenis komoditas, pola tanam, jarak tanam,

dan luas lahan). Lalu mencatat dan menggambar keadaan transek pada lahan

Siapkan alat dan bahan

Membuat plot dengan luasan 5x5 m

Plot dibagi menjadi lima sub plot

Batas pembagian plot dibuat dengan tali rafia dengan ukuran 5x5 m

Mengambil sampel (spesies) yang berbeda dalam satu plot untuk dilakukan analisis

Menghitung jumlah individu spesies berbeda dalam tiap area sub plot pengamatan

Mengukur spesies tertinggi beserta lebar kanopinya

Mencatat data pengamatan dan menghitung Summed Dominance Ratio (SDR) dari masing-masing data vegetasi yang sudah diambil

Membuat laporan hasil praktikum lapang

Page 10: BP GULMA

tersebut serta lakukan dokumentasi pada lahan tersebut yang mewakili

daerah transek.

3.4.2 Analisa Vegetasi (Gulma)

Mula-mula siapkan alat dan bahan. Lalu membuat plot dengan luasan 5x5

m yang terbagi menjadi lima sub plot. Batas pembagian plot dibuat dengan

tali rafia dengan ukuran 5x5 m. Selanjutnya ambil sampel (spesies) yang

berbeda dalam satu plot untuk dilakukan analisis dan hitung jumlah individu

spesies berbeda dalam tiap area sub plot pengamatan. Lalu dilakukan

pengukuran spesies tertinggi beserta lebar kanopinya serta mencatat data

pengamatan dan menghitung Summed Dominance Ratio (SDR) dari masing-

masing data vegetasi yang sudah diambil. Dan membuat laporan hasil

praktikum lapang.

Page 11: BP GULMA

DAFTAR PUSTAKA

Akobundu, I.O., 1983 No Tillage and Weed Control in the Tropics. dalam No Tillage Crop Production in the Tropics.

Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Burnch,1990. Low Input Soil Restoration in Honduras; the Cantarranas Farmer to Farmer Extention Programme. Gatekeeper Series 23 London Second Ed.

IRRI, 1988. The Role of Green Manure Crops in Rice Farming Symtem. Green Manure in Rice Farming. Proc. of a Symposyum on Sustainable Agriculture. Los Banos, Philippines.

Mangoensoekarjo, 1983. Gulma dan Cara Pengendalian pada Budidaya Perkebunan. Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Milton, F.B., 1989. Velvet bean: an alternative to Impofe small Farmers Agriculture. ILEIA Newsletter.

Prinz, D., 1986. Increasing the Productivity of Smallholder Farming System by Introduction panted fallows. Plant Research and Development 24: 31-56

Reijntjes, C., Haverkrt, B., and A.W. Bayer, 1999. Farming for the Future, an Introduction to Low External –Input and Sustainable Agriculture (Pertanian Masa Depan, Pengantar Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah, alih bahasa Y. Sukoco). Kanisius, Yogyakarta.

Ronoprawiro, S., 1991. Pemanfaatan Gulma Sebagai Salah Satu Pilihan Cara Pengendalian Gulma. Pidato Dies Natalis V atau Pancawarsa I Universitas Wangsa Manggala.

Sastroutomo, S.S., 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soerjani, M. and P. Motooka. 1988. Peranan Gulma dalam Pengelolaan Lingkungan. Konperensi XI HIGI di Bogor.

Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996. Present Status of Weed Problems and Their Control in Indonesia. Biotrop. Special Publication.

Page 12: BP GULMA