bounding attachment
DESCRIPTION
Bounding AttachmentTRANSCRIPT
BOUNDING ATTACHMENT
BOUNDING ATTACHMENT
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi
bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan
batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak
antara ibu- ayah- anak dan berada dalam ikatan kasih.
Menurut Brazelton (1978), bonding merupakan suatu ketertarikan
mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak,
saat pertama kali mereka bertemu.
Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang
mengikat individu dengan individu lain. Sedangkan menurut Nelson & May (1996),
attachmen merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian
serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, Kenell (1992), bonding attachment bersifat unik ,
spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa
ikatan orangtua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan
selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda
keberadaan secara fisik tidak terlihat.
Menurut MATERNAL NEONATAL HEALTH Bonding attachment adalah kontak dini
secara langsung natara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III
sampai dengan postpartum.
Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih sayang)
oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu
dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
A. CARA UNTUK MELAKUKAN BOUNDING ATTACHMENT
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi
akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan
, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin
proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh
ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan
merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat
melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan
menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
B. KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI PROSES BOUNDING ATTACHMENT
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan
memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran
bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding
attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain
tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap
orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment
terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan
suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang
penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara
langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat /
normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
C. PERAN KEHADIRAN SEORANG AYAH
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota
keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat
kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.n Namun
demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam
perkembangan psikologis anak yang baik nantinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran
menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai
keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan
oleh :
- cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
- kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana
perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
- Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya
sebagai seorang ayah)
- Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
D. STANDARDISASI CARA MENGEVALUASI INTERAKSI ORANG TUA – BAYI (Gray dan asosiasi tahun 1975).
Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan segera setelah bayi
lahir dan kembali selama dua sampai tiga hari periode post partum. Nilai 1-4 diberikan dalam
setiap observasi dan nilai tersebut dijumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat
positif akan memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat negatif akan
memberikan skor 3-6. Konseling tindak lajut bagi orang tua dengan skor yang rendah merupakan
indikasi untuk mencegah penyalahgunaan akan dan megajarkan cara pengasuhan anak.
E. RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI YANG BARU LAHIR
Kelahiran anggota keluarga baru dalam sebuah keluaga merupakan satu hal yuang
membawa perubahan terhadap anggota keluarga lainnya. Mereka beradaptasi dan menyesuaikan
diri terhadap bayi yang baru dilahirkan. Berbagai perasaan dan tingkah laku mengalami
perubahan, ada yang makin bahagia dengan kehadiran bayi namun tidak sedikit juga yang
mengingkarinya. Sikap dan perasaan anggota keluarga tersebut akan membawa pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi itu nantinya. Akan tetapi sebelum menghadapi
respon terhadap bayi baru lahir, orang tua akan melalui suatu proses untuk menjadi orang tua.
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan
bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika
ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Dan masa
tenang setelah melahirkan disaat ibu merasa rileks, memberikan peluang ide la untuk memulai
pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat
mencium,. Merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadapt suhu dan
sentuhan dan selama satu jam pertama setelah melahirkan mereka sangat wasapada dan siap
untuk mempelajari dunia baru mereka.
Jika tidak ada komplikasi yang serius stelah bayi lahir dapat langsug diletakkan di atas
perut ibu , kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya telah terjadi
sejak masa kehamilanndanpada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai
tenaga kesehatan dapat menfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah
lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada
anak dapat terjadi.
F. PRAKONDISI YANG MEMPENGARUHI IKATAN
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan(mercer, 1996), yaitu:
1. Kesehatan emosional orang tua
2. Sistem dukungan social yang meliputi pasangna hidup, teman dan keluarga
3. Suatu tigkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang kompeten
4. Kedekatan orang tua dengan bayi
5. Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin)
G. TAHAP-TAHAP BOUNDING ATTACHMENT
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain
H. ELEMEN-ELEMEN BOUNDING ATTACHMENT
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan. Elemen-
elemen bounding attachment meliputi:
1. Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi baru loahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni
pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama
kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya
memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan
bayi akan menggunakan lebih banyak wktu utuk salaing memandang. Beberap ibu mengatakan,
dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat degan bayinya
3. Suara
Saling mendenganr dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua
menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenag dan
berpaling kea rah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalaina antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma / bau
masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraaan orang dewasa. Mereka
menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa
mengikut nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mula berbicara. Irama ini
berfungsi member umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibuya.
Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua
dapat membantu proses ini dengan member kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini
Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir
merupakan hal yang penting hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982),
ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentuk kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak;(Body warmth (kehangatan tubuh),
Waktu pemberian kasih saying, Stimulasi hormonal)I. PRINSIP-PRINSIP DAN UPAYA MENINGKATKAN BOUNDING ATTACHMENT
1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan PNC sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.
K. DAMPAK POSITIF BOUNDING ATTACHMENT
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
L. HAMBATAN BOUNDING ATTACHMENT
- Kurang support sistem
- Ibu dengan risiko
- Bayi dengan risiko
- Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan
M. RESPON AYAH DAN KELUARGA
Ayah mungkin menjadi anggota keluarga yang terlupakan, terutama bila hal ini
merupakan anak yang pertama. Sebelum bayi tiba di rumah, ia merupakan bagian terbesar dari
keluarganya yang terdiri dari dua orang. Aktivitas siang hari dimana mudah disesuaikan dengan
pasangannya malam hari tanpa gangguan. Kini rumah menjadi tidak terkendali, makan menjadi
tidak terjadwal, tidur mengalami gangguan dan hubungan seksual untuk sementara
ditangguhkan. Ayah harus dilibatkan dalam perwatan anak dan pemeliharaan aktivitas rumah.
Dengan berbagai tanggung jawab seperti ini, mereka menjadi bagian dari pengalaman mengasuh
anak. Sebagai akibat, pasangan menjadi lebih dekat.
Sebagai ayah baru, peran ayah tidak kurang rumitnya dibandingkan peran istri. Tentu
sang ayah tidak mengandung si bayi selam 9 bulan, tetapi harus membuat penyesuaian secara
fisik dan emosi ketika waktu persalinan semakin dekat dan persiapan untuk bayi menjadi penting
sekali. Di satu pihak, sang ayah ungkin merasa seolah-olah tidak ada hubungan dengan
persalinan tetapi pada sisi lain ini adalah bayinya juga.
Ketika bayi akhirnya lahir, sang ayah mungkin merasa sangat lega dan juga gembira
serta gugup. Sewaktu menyaksikan kelahiran bayi, perasaan komitmen dan cinta membanjir ke
permukaan menghilangkan kekhwatiran bahwa sang ayah tidak akan pernah mempunyai
keterikatan dengan bayinya. Sang ayah juga merasakan penghargan yang besar dan cinta kepada
istri lebih dari pada sebelumnya. Pada waktu yang sama, merenungkan tanggung jawab untuk
merawat baka ini salam 20 tahun ke depan dapat membuat sang ayah lemah.
Pendekatan terbaik adalah menjadi ayah yang seaktif mungkin. Misalnya, saat istrinya
melahirkan di rumah sakit, ayah mungkin di tempatkan di dalam ruang rawat gabung sampai
waktunya membaw pulang bayi ke rumah. Ini akan membantu ayah merasa tidak seperti
penonton tetapi lebih sebagai peserta aktif. Ayah akan mengenal bayinya dari permulaaan juga
memungkinkan ayah berbagi pengalaman emonsional dengan istirnya.
Begitu seluruh keluarga berada di rumah, sang ayah dapat dan harus membantu
memakaikan popok, memandikan dan membuat senang bayi. Kebalikan dengan sterotype kuno,
pekerjaan ini bukanlah pekerjaan eksklusif wanita. Tidak ada alasan mengapa seorang ayah tidak
mampu melaksanakan pekerjaan sehari-hari mengurus rumah dan anak sebaik ibu. Umumnya
ayah yang bersedia mengurus rumah tangga hanya untuk menyenangkan istrinya saja. Alangkah
baiknya jika pekerjaan ini dikerjakan dengan perasaan bahwa sudah selayaknya menerima
tanggung jawab di dalam rumah yaitu merawat anak dan rumah tangga sehari-hari.
N. SIBLING RIVALLY
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Kehamilan
itu sendiri merupkan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami darimana bayi berasal dan
bagaimana bayi itu dilahirkan. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru,
bergairalah karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan dan sering kecewa
ketika sang adik tidak mau segera bermain. Akan tetapi persaingan sengit yang ditakutkan oleh
banya orang tua bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu itu dan cara orang tua
memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaingan yang
terjadi di antara saudara kandung.
Tidak mudah memang untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara menyesuaikan diri
dengan kebutuhan bayi baru dan membantu anak yang lebih besar mengatasi perubhahn itu.
Usahakan agar anak yang lebih besar mendapat beberapa keistimewaan, mungkin dengan waktu
tidur lebih larut atau waktu khusus untuk perhatian yang tidak terbagi untuknya. Pastikan pula
bahwa anak yang lebih kecil dilindungi dari perlakuan marah dan suka memerintah dari anak
yang lebih besar, lebih kuat dan lebih pandai.
Percekcokan yang bercampur dengan permainan yang menyenangkan adalah pola yang
lazim di antara kakak dan adik. Tidak bijaksana bila kit mengharapkan seseorang anak selalu
bertindak adil menurut standar orang dewaasa. Barna gkali lebih baik mengajar semua anak
karena tidak bertengkar atau memarahi mereka semua ketika mereka berkelahi daripada
mencoba menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah. Walaupun tanpa bisa dihindari
sekali waktu mungkin bertindak berlebihan, waspadalah agar seorang anak jangan selalu diberi
dukungan dengan mengorbakan anak lain.
Jika saudara kandung adalah anak prasekolah, dia akan lebih dapat lebih memahami apa
yang sedang terjadi. Dengan mempersiapkan dia selama kehamilan, orang tua dapat membantu
mengurangi kebingungan atau rasa irinya. Dia dapat memahami fakta dasar dari situasi tersebut
dan dia kemungkinan akan sangat ingin tahu tentang orang yang ingin dia ketahui ini.
Begitu bayi lahir, anak yang lebih besar mersa kehilangan orang tuanya dan marah karena
bayi akan menjadi pusat perhatian baru. Tetapi dengan memuji dia karena telah memabtu dan
bertindak seperti “orang dewasa” akan membuat anak tahu bahwa dia juga mempunyai peran
baru yang penting untuk dimainkan. Pastikan bahwa anak mendapatkan waktu menjadi “orang
penting” dan diizinkan menjadi “bayi” sewaktu dia merasa perlu. Selain itu sering diberikan
kesempatan agar dia tahu bahwa ada scukup ruang dan cinta kasih dalam hati orang tua untuk
mereka berdua.
Jika saudara kandung sudah memasuki usia sekolah, dia mungkin tidak lagi merasa
terncam oleh pendatang baru dalam keluarga. Bahkan kemungkinan besar dia kagum dengan
proses kehamilan dan persalinan, serta ingin sekali bertemu dengan bayi yang baru.
………………………………………………………………………………….BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
a. perkembangan sistem organ fetus
Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian (minimal) dan
selama dua tiga bulan keempat organ-organ fetus sama dengan organ neonatus. Perkembangan struktur
organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk
menyempurnakan perkembangan. Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan
hati) belum sempurna.
b. Pengertian Adaptasi fisiologi fetus
Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus. Neonatus
adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah indivisu yang sedang bertumbuh.
c. Pengertian adaptasi neonatal
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus
kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat
gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya
terpenuhi(Oksigen dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :
Sebelum Lahir Sesudah Lahir
1. Lingkungan fisik Cairan Udara
2. Suhu Luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
3. Simulasi sensoris Terutama kinestetik atau vibrasi Bermacam-macam stimulli
4. Gizi Tergantung zat gizi yang
terdapat dalam darah ibu
Tergantung tersedianya bahan
makanan dan kemampuan
saluran cerna
5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin
melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke
pembuluh darah paru-paru
6. Pengeluaran hasil
metabolisme
Dikeluarkan ke sistem
peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-paru,
kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan
2.2 Perubahan Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi
lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin
sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak perkembangan yang
menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau
III janin sudah mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan
sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat
pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan
kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang
melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan
permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli,
pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya
pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif
sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak,
secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat
mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon
dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah 40
kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit ( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila
frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur
atau retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :
1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus
(stimulasi mekanik).
3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus ( stimulasi sensorik).
4. Refleks deflasi Hering Breur.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir.Usaha
bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,selain karena adanya surfaktan,juga karena
adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa gtertahan di dalam.
Cara neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan
dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru
kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalan kondisi seperti ini(anoksia), neonatus masih mempertahankan
hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar
usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang
merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan
serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup
dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya
meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak
kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama
persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara
sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen
yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
luar rahim.
2.3 Perubahan Pada Sistem Sirkulasi
Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat melalui paru adalah satu
faktor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir. Oleh karena itu paru tidak berfungsi terutama
selama kehidupan fetal,maka jantung fetus tidak perlu memompa banyak darah melalui paru.sebaliknya
jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar melalui plasenta. Sebagian besar darah yang
masuk ke atrium kanan dari vena kava inferior langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior
atrium kanan dan kemudian melalui foramen ovale langsung masuk ke dalam atrium kiri. Jadi, darah yang
di ogsigenisasi baik dari plasenta masuk ke sisi kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa
oleh ventrikel kiri terutrama ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah.
Darah yang masuk atrium kanan dari vena kava superior langsung berjalan turun melalui katup
trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah ini terutama darah deoksigenisasi dari daerah kepala
fetus, dan dipompa oleh ventrikel kanan masuk ke dalam arteria pulmonalis, kemudian terutama melalui
duktus arteriosus masuk ke dalam aorta desenden dan melalui arteria umbilikalis masukke plasenta,
tempat darah deoksigenisasi mengalami oksigenisasi.
2.4 Sistem Sirkulasi dan Hematologi
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih
tinggi dibanding tahanan vascular sistemik) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan yang sampai paru,
sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus arteriosus bottali.
Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical
cord dipotong/dijepit),tekanan atrium kanan menjadi rendah,tahanan pembuluh darah sistemik(SVR) naik
dan pada saat yang sama paru mengembang,tahanan vascular paru menyebabkan penutupan foramen
ovale menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di duktus arteriosus bottali berbalik dari kiri ke
kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada
umur bayi 10-25 jam yang di sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara
anatomis pada usia 2-3 minggu.
Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan darah,
dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang untuk di toleransi. Manajemen cairan pada neonatus
harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai
sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume.
Otoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara
60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60mmHg.
Perubahan pada Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan besar, yaitu sebagai barikut :
Sistem sirkulasi darah janin yaitu melalui,
a. Vena umbilical
1. Berasal dari korda umbilika ke sisi bawah hati dan bawah darah kaya akan oksigen dan nutrisi.
2. Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan menyuplai hati.
b. Ductus Venosus (dari vena ke vena)
1. Menghubungkan vena umbilikal ke vena cava inverior.
2. Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang kembali dari bagian bawah tubuh.jadi,
darah terogsigenasi dengan baik .
c. Foramen ovale
1. Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang merupakan jalan masuk mayoritas darah dari
vena cava inferior menyebrang ke dalam atrium kiri.
2. Alas an pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru untuk mengumpulkan oksigen.
d. Duktus arteriosus (dari arteri ke arteri)
Duktus dari arah dua percabangan arteri pulmoner ke aorta desenden, masuk ke titik dibawah tempat
terdapat arteri subklavia dan arteri carotid.
e. Arteri hipogastik
Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi arteri umbilikal saat percabangan ini masuk ke korda
umbilical.Percabangan ini megembalikan darah ke plasenta. Darah perlu waktu 1,5 menit untuk
bersikulasi dan melalui perjalanan berikutnya.
Adaptasi ke kehidupan ekstrauterin
a. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah penurunan tekanan dalam arteri
pulmonalis sehingga banyak darah yang mengalir ke paru-paru.
b. Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas
c. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior berkurang. Dengan demikian, tekanan
dalam atrium atau serambi kanan berkurang.
d. Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan penutupan voramen ovale.
e. Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.
f. Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.
g. Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan kanan.
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya
berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru
atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh
karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang
dewasa.
Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu sebagian ke hati
dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri
darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah di pompa sebagian
ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru
menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan
jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat
foramen ovale secarafungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh
karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan
biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner, 1965).
Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah pada hari kedua
dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir di
pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit
menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
· Transisi Pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi.
Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama
kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan
menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat
dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai
Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :
1. waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan volume darah
neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :
a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru
b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.
2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir
Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel darah merah
orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan lebih banyak sampah metabolic
akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan
ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung
retukulosit yang tinggi pada bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru
dalam jumlah besar.
Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm .
peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada saat
menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih mengandung granulosit dalam
jumlah yang besar.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :
a. Sirkulasi Darah Fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis
membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus
meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru
yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale
merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus
merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica
dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri
ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.
2) Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis
membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus
merupakan cabang – cabang dari venaumbilicalis dan mengalirkan sejumlahbesar darah yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior
mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari
vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale
memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra
untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan
kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan
ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior
mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus
dexter
f). Arteria pulmonalis
mengalirkan darah campuran keparu - paru yang nonfungsional,yanghanya memerlukan nutrien sedikit.
g). Ductus arteriosus :
mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok
darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hipogastrika
merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung
leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.
b. Perubahan yang terjadi pada saat lahir
1) Penghentian pasokan darah dari plasenta
2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutupan foramen ovale
4) Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus
sirkulasi pulmonari : vena umbilikus, duktus venosus,foramen ovale,dan duktus anteriosus.
Sirkulasi Fetus
a. Rintangan tinggi pada saat sirkulasi pulmonal.
b. Rintangan rendah pada saat sirkulasi sistemik.
Terjadinya pergerakan darah dari sebelah kanan ke kiri.
a. Foramen Ovale
Tekanan arteri sebelah kiri rendah karena darah yang kembali ke paru-paru adalah rendah dan tingginya
tekanan pada arteri sebelah kanan karena isis pada darah dari plasenta tinggi.
b. Duktus Arteriosus
Rintangan tinggi pada sirkulasi pulmonary. Rintanga (resisten) rendah pada sirkulasi sistemik fetus dan
fungsi prostaglandin.
Sirkulasi Neonatal
a. Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya aliran darah pada sirkulasi pulmonal
terjadi akibat turunnya resisten pada sirkulasi pulmonal sehingga paru-paru mengembang.
b. Darah vena kembali daripada jantung meningkat.
c. Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang mengakibatkan foramen ovale tertutup.
d. Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal dalam masa 24 jam. Fungsi
prostaglandin menyebabkan duktus arteriosus menutup.
e. Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta berhenti.
Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir
a. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta.
Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri.
b. Tahapan vaskular paru sangat menurun.
Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak mengembang, pembuluh darah
tertekan karena volume paru yang kecil. Segera setelah mengembang, pembuluh darah tersebut tidak lagi
tertekan dan tahanan terhadap aliran darah berkurang.
c. Penutupan foramen ovale
Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi, secara sekunder akan
berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru dan sistem waktu lahir sehingga menyebabkan
kecenderungan darah mengalirkan balik dari atrium kiri ke atrium kanan bukan sebaliknya,seperti yang
terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya katup kecil yang terletak diatas foramen ovale pada sisi kiri
septum atrium menutup lubang tersebut karena hal tersebut dapat mencegah aliran lebih lanjut.
d. Penutupan duktus arteriosus
Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus karena meningkatkan tahanan pada
paru dan mengurangi trahanan pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya, segera setelah lahir, darah
mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan arah sebaliknya dari aorta seperti
kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya setelah beberapa jam dinding otot duktus arteriosus mengadakan
kontraksi nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup untuk menghentikan aliran darah. Hal ini dinamakan
penutupan fungsional duktus arteriosus. Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan, biasanya
duktus arteriosus tertutup secara anatomi oleh pertumbuhan jaringan fibrosa.
Pembentukan Sel-Sel Darah
a. Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan lapisan mesotel plasenta sekitar
minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu minggu kemudian diikuti pembentukan sel-sel darah merah oleh
mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus.
b. Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah.
c. Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin membentuk sel-sel darah merah dan putih.
Sementara itu, struktur-struktur lain kehilangan kemampuannya sama sekali untuk membentuk sel-sel
darah.
2.5 Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Pada saat lahir,
reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk
menelan dan mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan tersebut
membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran cerna ( mulai dari mulut
sampai dengan usus ).
Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien, sedangkan absorpsi
monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung,
sambungan esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir
cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di sebabkan karena usus bayi baru lahir relatif tidak
matur dan sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang
dewasa sehingga gelombang peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum
berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat
sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan
usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus. Epitel
sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari zat-zat yang sangat berbahaya.
Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus ( permukaan epitel usus
menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi
virus / bakteri dan juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh usus.
Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan cairan daripada kolon orang dewasa sehingga
bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan cairan, misalnya gangguan diare.
2.6 Perubahan imunitas
Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka limfosit juga
banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel –sel limfoid membentuk molekul
immunoglobulin gamma G yang merupakan gabungan immunoglobulin gamma A dan gamma M.
Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G globulin janin di dapat dari
ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan reaksi dengan plasmasitosis,
penambahan penambahan folikel limfoid dan sintesis gamma M immunoglobulin. Gamma A
immunoglobulin telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir,
khususnya sekret dari traktus digestifus,respiratorus,kelenjar ludah,pancreas dan traktus urogenital.
Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan keadaan flora
normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi hanya dilindungi oleh Gamma G immunoglobulin
dari ibu dan terbatas kadarnya juga kurangnya Gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus
berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis.
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL
tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat
dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah
pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim terlindung
membatasi kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan trhadap antigen tertentu. Ada tiga macam
imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan masing-masing golongan ),yaitu IgG,igA, dan IgM.
Hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas plasenta , IgG merupakan golongan antibodi yang sangat
penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus
tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat
Ig ini memberikan kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin. Tingkat IgM pada
periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan diperlukan waktu 2 tahun untuk dapat
menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat IgM yang relative rendah membuat bayi rentan terkena infeksi.
IgM juga penting sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada sewaktu terjadi respons primer
adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat
salive sekresi mencapai tingkat oreang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi
saluran pernafasan , saluran usus lambung ,dan mata. Sedangkan ,imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD
dan IgE, tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.
2.7 Perubahan Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil.
Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan
ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan edema ketidakmaturan ginnjal dapat membatasi
kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada
kandung kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12
24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60
ml per kilogram /hari.
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung kemih telah ada
air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc
dan produksi air kemih rata-rata 0,05 – 0,10 cc permenit.Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan
aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi
cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium
dalam jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang
rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali hanya 30
hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang
banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal.
Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal
c. Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
2.8 Ikterus Neonatorum Fisiologis
Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin berlebihan pada
jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit dan konjungtiva mata.
Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir dengan
keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit,
konjungtiva,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kucing.
Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih dari 12
mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL karena bilirubin bersifat
toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan penyakit kern icterus (ensefalopati
bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi.
Ikterus neonatorum dibedakan menjadi 2,yaitu :
1. Neonatorum Fisiologis
Adalah keadaan hiperbirirubin karena faktor fisiologis merupakan gejala normal dan sering dialami bayi
baru lahir.
Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5 sampai dengan
ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak
lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14.
Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik biasa.
Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum “matang” dalam
memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang belum cukup
jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap waspada karena keadaan
fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis terutama pada keadaan ikterus yang
disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.
2. Ikterus Neonatorum Patologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum patologis ini
ditandai dengan :
a. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.
b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.
c. Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan12,5 mg% pada
bayi cukup bulan.
d.Ikterus yang disertai proses hemolisis.
e. Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau lebih 5
mg/dl/hari.
f. Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada BBLR.
2.9 Perubahan Sistem Termogulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan
adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang
hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu
dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada
lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil
ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus
menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan
lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia
bila suhu tubuh turun dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5–37,0 Bayi baru lahir
mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh:
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b. Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
d. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan
suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah
lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun
lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
Gejala hipotermi :
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat
menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan
lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkunganya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh
bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi
tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop
dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung
pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau
menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas
angin.
c. Radiasi
Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin
(Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan
panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC)
tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir
di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara
(perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas
yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu
kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram
berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara
seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala
bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
2.10 Sistem Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1
sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan
terakhir dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan
(prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres
janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,
apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada
awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.