hubungan antara secure attachment dan dukungan

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SELF DISCLOSURE PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh : SITI ROHMAHWATI G 0106091 Pembimbing: 1. Dra. Makmuroch, M.S. 2. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangdan

Post on 18-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

SOSIAL DENGAN SELF DISCLOSURE PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh :

SITI ROHMAHWATI

G 0106091

Pembimbing:

1. Dra. Makmuroch, M.S.

2. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa apa yang ada

dalam skripsi ini, sebelumnya belum pernah terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, sepanjang

pengamatan dan sepengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

dipergunakan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat

hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia untuk

dicabut derajat kesarjanaan saya.

Surakarta, Desember 2010

Siti Rohmahwati

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Barang siapa ingin bahagia di dunia, maka capailah dengan ilmu......

Barang siapa ingin bahagia di akhirat, maka capailah dengan ilmu......

Barang siapa ingin bahagia di dunia dan di akhirat,

maka juga capailah dengan ilmu.....

(Al Hadits)

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

(Al Hadits)

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku, yang tak

pernah berhenti menyayangi dan mendoakanku serta orang-orang yang

aku cintai, yang selalu mendampingiku dalam meraih mimpi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala karunia-Nya yang

dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai

syarat guna memperoleh gelar sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah ikhlas dan setia mendukung baik materi maupun spritual dalam penyelesaian

skripsi ini. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku penguji I, yang

telah memberikan pemikiran kritis serta masukan‐masukan yang membangun

dalam penyelesaian skripsi ini

2. Ibu Dra. Makmuroch, M.S., selaku dosen pembimbing I atas bimbingan,

kepercayaan, kesabaran, serta perhatiannya yang sangat besar kepada penulis.

3. Bapak Aditya Nanda Priyatama, M.Si., selaku pembimbing II atas bimbingan,

serta saran‐sarannya yang membangun selama ini.

4. Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi. selaku dosen penguji I yang telah

memberikan pemikiran kritis serta masukan‐masukan yang membangun

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Bagus Wicaksono, M.Si. selaku pembimbing akademik atas

bimbingannya selama penulis menempuh studi di Program Studi Psikologi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Bapak K.H. Abdul Rozak Shofawi, selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarta, yang telah memberikan ijin penelitian pada penulis,

Bapak Drs. Masrokan selaku Kepala Madrasah Diniyyah Wustha yang telah

memberikan ijin penelitian dan banyak membantu penulis. Terima kasih atas

informasi yang telah diberikan.

7. Seluruh siswa Madrasah Diniyyah Wustha Al-Muayyad Surakarta kelas X,

atas kesediannya dalam proses pengambilan data.

8. Orangtuaku tercinta, ibu, bapak, atas dukungan, perhatian, dan doa kepada

kepada penulis dalam meraih cita-cita dan harapan.

9. Kakak-kakakku tercinta atas perhatian, dukungan dan kritikannya selama ini

kepada penulis dalam meraih mimpi.

10. K.H. Abdul Karim, Ust. Muhammad Khoiri, S. Ag., dan Ibu Arifah Billah

selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Quraniyy, atas bimbingannya selama

penulis mondok.

11. Teman-teman di Pondok Pesantren Al-Quraniyy, khususnya teman satu

kamar yang telah mengajarkan arti persahabatan dan kebersamaan kepada

penulis.

12. Semua teman di kampus Psikologi UNS tercinta, khususnya Psikologi’06

yang telah mengajarkan penulis arti kebersamaan.

13. Rekan-rekan guru SDIT Al-Anis Kartasura yang telah memberikan dorongan

semangat kepada penulis.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN SECURE ATTACHMENT AND SOCIAL

SUPPORT WITH SELF DISCLOSURE TO STUDENTS OF AL-

MUAYYAD BOARDING SCHOOL SURAKARTA

Siti Rohmahwati

G0106091

Self-disclosure is the needed factors in interpersonal relationships, because

with self-disclosure, person can express his opinions, feelings, ideals and so on, so

can make opened relationship. Opened relationship will make a positive reciprocal

relationship that produces a sense of security, self-acceptance, so can solve

various problems of life. Self-disclosure is very important for students to to build

close relationships with their friends, with ustadzs, as well as with staffs of

boarding school. There are many things that can increase self-disclosure to

students who have secure attachment and social support students who obtained.

This study aims to determine the relationship between secure attachment

and social support with self-disclosure to students of Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarta. Research subjects taken by cluster random sampling

technique. This study used scale of self-disclosure, scale of secure attachment, and

social support scale to collect data. Analysis of data used multiple regression

analysis techniques.

The results showed that the value of the F-reg = 7.616, p <0.05, and the

value of R = 0.503. From these results we can conclude that the hypothesis in this

study received, and there is significant relationship between secure attachment and

social support with self-disclosure to students of Pondok Pesantren Al-Muayyad

Surakarta. The value of R ² in this study for 0.253 or 25.3%, where the effective

contribution of 21.9% secure attachment and social support 3.39%.

Key words: self disclosure, secure attachment, and social support.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

SOSIAL DENGAN SELF DISCLOSURE PADA SANTRI PONDOK

PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

Siti Rohmahwati G0106091

Self disclosure merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam

hubungan interpersonal, karena dengan adanya pengungkapan diri seseorang

dapat mengungkapkan pendapatnya, perasaannya, cita-citanya dan sebagainya,

sehingga memunculkan hubungan keterbukaan. Hubungan keterbukaan ini akan

memunculkan hubungan timbal balik positif yang menghasilkan rasa aman,

adanya penerimaan diri, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup.

Self disclosure sangat penting bagi santri agar dapat membina hubungan akrab

dengan sesama santri, dengan ustadz, maupun dengan pengasuh. Ada banyak hal

yang bisa meningkatkan self disclosure santri di antaranya secure attachment

yang dimiliki santri dan dukungan sosial yang didapatkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara secure

attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure pada santri Pondok

Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Subjek penelitian diambil dengan teknik cluster

random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala self

disclosure, skala secure attachment, dan skala dukungan sosial. Analisis data

menggunakan teknik analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F-reg = 7,616, p < 0,05, dan

nilai R = 0,503. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara secure

attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure pada santri Pondok

Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Nilai R² dalam penelitian ini sebesar 0,253 atau

25,3%, dimana sumbangan efektif secure attachment sebesar 21,9% dan

dukungan sosial 3,39%.

Kata kunci: self disclosure, secure attachment, dan dukungan sosial

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN .... ..................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

2. Perumusan Masalah ................................................................ 7

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 9

A. Self Disclosure ......................................................................... 9

1. Pengertian Self Disclosure .................................................... 9

2. Aspek-aspek Self Disclosure ................................................ 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure ............. 12

4. Manfaat Self Disclosure ........................................................ 14

B. Secure Attachment ..................................................................... 15

1. Pengertian Secure Attachment .............................................. 15

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

2. Aspek-aspek Secure Attachment .......................................... 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Secure Attachment ........ 19

4. Manfaat Secure Attachment .................................................. 20

C. Dukungan Sosial ....................................................................... 21

1. Pengertian Dukungan Sosial ................................................. 21

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial ............................................ 22

3. Fungsi Dukungan Sosial ....................................................... 24

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Pemberian

Dukungan Sosial ................................................................... 25

D. Santri Pondok Pesantren ........................................................... 26

E. Hubungan antara Secure Attachment dan Dukungan Sosial

dengan Self Disclosure pada Santri Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarta ................................................................. 27

F. Kerangka Pikir .......................................................................... 31

G. Hipotesis .................................................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 32

A. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 32

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 32

C. Populasi, Sampel, dan Sampling ............................................... 34

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 34

E. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 43

A. Persiapan Penelitian .................................................................. 43

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................... 43

2. Persiapan Penelitian ......................................................................... 45

3. Pelaksanaan Uji Coba (try out) ............................................. 45

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

4. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 46

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian ......................................... 49

B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 52

1. Penentuan Subjek Penelitian ................................................ 52

2. Pengumpulan Data ................................................................ 52

3. Pelaksanaan Skoring ............................................................. 53

C. Hasil Analisis Data dan Interpretasi .......................................... 53

1. Uji Asumsi Dasar .................................................................. 54

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 56

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 59

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ......................... 63

5. Analisis Deskriptif ................................................................ 64

D. Pembahasan ............................................................................... 67

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 72

A. Kesimpulan ............................................................................... 72

B. Saran.............. ............................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75

LAMPIRAN ................................................................................................... 80

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Self Disclosure ....................................................... 36

Tabel 2. Blue Print Skala Secure Attachment ................................................. 37

Tabel 3. Blue Print Skala Dukungan Sosial .................................................... 38

Tabel 4. Jumlah santri Madrasah Diniyyah Wustha Kelas X Pondok Pesantren

Al-muayyad Surakarta ...................................................................... 44

Tabel 5. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Self Disclosure ........................... 47

Tabel 6. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Secure Attachment ............ 48

Tabel 7. Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Dukungan sosial .............. 49

Tabel 8. Sebaran Aitem Skala Self Disclosure................................................ 50

Tabel 9. Sebaran Aitem Skala Secure Attachment .......................................... 51

Tabel 10. Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial .......................................... 52

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 54

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas antara Variabel Secure Attachment dengan Self

Disclosure ......................................................................................... 55

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas antara Variabel Dukungan Sosial dengan Self

Disclosure ......................................................................................... 56

Tabel 14. Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 57

Tabel 15. Hasil Uji Otokorelasi ...................................................................... 58

Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 59

Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 60

Tabel 18. Korelasi antara Secure Attachment dengan Self Disclosure dimana

Dukungan Sosial dikendalikan ....................................................... 62

Tabel 19. Korelasi antara Dukungan Sosial dengan Self Disclosure dimana

Secure Attachment dikendalikan .................................................... 63

Tabel 20. Statistik Deskriptif .......................................................................... 63

Tabel 21. Kriteria Kategori Skala Self Disclosure dan Distribusi Skor Subjek 64

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Tabel 22. Kriteria Kategori Skala Secure Attachment dan Distribusi Skor

Subjek ............................................................................................... 65

Tabel 23. Kriteria Kategori Skala Dukungan Sosial dan Distribusi Skor Subjek 66

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Alat Ukur Penelitian. ................................................................. 80

1. Skala Penelitian Sebelum Uji Coba ...................................... 81

2. Skala Penelitian Setelah Uji Coba ........................................ 96

Lampiran B: Data Uji Coba Skala Penelitian ................................................. 107

1. Data Uji Coba Skala Self Disclosure .................................... 108

2. Data Uji Coba Skala Secure Attachment .............................. 112

3. Data Uji Coba Skala Dukungan Sosial ................................. 117

Lampiran C : Uji Validitas Aitem dan Reliabilitas Skala Penelitian .............. 120

1. Uji Validitas Aitem dan Reliabilitas Skala Self Disclosure . 121

2. Uji Validitas Aitem dan Reliabilitas Skala Secure Attachment 123

3. Uji Validitas Aitem dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial 126

Lampiran D : Data Penelitian .......................................................................... 128

1. Data Skala Self Disclosure ................................................... 129

2. Data Skala Secure Attachment .............................................. 135

3. Data Skala Dukungan Sosial ................................................ 143

Lampiran E : Analisis Data Penelitian ............................................................ 149

1. Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 150

2. Uji Normalitas ...................................................................... 151

3. Uji Linearitas ........................................................................ 153

4. Uji Multikolinearitas ............................................................. 154

5. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 155

6. Uji Otokorelasi ..................................................................... 156

7. Uji Hipotesis Analisis Regresi .............................................. 157

8. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif ......................... 158

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

Lampiran F: F-tabel dan t-tabel

1. F-tabel ................................................................................... 165

2. T-tabel ................................................................................... 166

Lampiran G : Surat Ijin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitian.............. 167

Lampian H : Dokumentasi .............................................................................. 171

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan arus globalisasi yang begitu cepat telah membawa dampak

pada perkembangan teknologi dan modernisasi yang semakin pesat.

Perkembangan tersebut juga membawa berbagai macam perubahan dalam hidup

manusia. Mulai dari gaya hidup, realitas sosial yang terjadi saat ini, maraknya

kriminalitas dengan kekerasan, pergaulan bebas remaja, penyalahgunaan

narkotika dan obat terlarang membuat kekhawatiran orang tua semakin besar

terhadap masa depan putra putrinya dan mendorong orang tua untuk mencari

sebuah bentuk pendidikan yang bisa menyelamatkan putra putri mereka dari

dampak negatif modernisasi serta mampu mengembangkan kepribadian dan

karakter putra-putri mereka.

Pondok pesantren merupakan salah satu tempat pendidikan keagamaan yang

populer di Indonesia yang dianggap mampu mengembangkan kepribadian santri

dan ikut serta dalam mencerdaskan bangsa. Pesantren yaitu suatu lembaga

pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok sebagai tempat tinggal

bersama sekaligus tempat belajar para santri dibawah bimbingan kyai (Maksum,

2003). Selain sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren juga berfungsi

sebagai tempat penyiaran agama Islam dan pusat pengembangan masyarakat.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam

yang di dalamnya terjadi interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para

1

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

santri sebagai murid. Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama

Islam dengan sistem asrama atau kampus dimana santri-santri menerima

pendidikan agama islam melalui sistem madrasah yang sepenuhnya berada di

bawah pimpinan seorang atau beberapa orang kyai (Tim peneliti mahasiswa FIAI-

UMS, 1990). Sebagai lembaga pendidikan dengan sistem asrama, maka para

santri diharuskan untuk tinggal 24 jam di lingkungan pondok pesantren.

Pondok pesantren Al-Muayyad merupakan pesantren yang menerapkan

sistem asrama. Para santri diwajibkan untuk tinggal di pesantren selama 24 jam

untuk menerima pelajaran. Selain pelajaran agama, santri juga diberikan pelajaran

umum, yaitu SMP, SMA, dan MA. Kegiatan santri dimulai setelah sholat Subuh,

yaitu mengaji Al-Qur’an yang diasuh oleh ustadz dan ustadzah, kemudian sekolah

mulai jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, setelah itu masuk madrasah

diniyyah sampai jam empat sore, santri juga diberi kesempatan untuk

mengembangkan bakat dan minatnya dengan memilih kegiatan ekstrakurikuler

yang mereka sukai. Setelah sholat maghrib santri mengaji Al-Qur’an lagi.

Pengajian kitab dimulai setelah sholat isya’ sampai jam sembilan malam, setelah

itu santri diwajibkan belajar. Setelah belajar santri istirahat di kamar masing-

masing dan dibangunkan untuk melakukan sholat tahajjud berjamaah jam tiga

pagi.

Sistem pendidikan pesantren yang berlangsung sepanjang waktu secara

terus menerus sangat memungkinkan terjadinya komunikasi antara sesama santri

maupun dengan ustadz yang lebih dari cukup. Dengan kondisi semacam itu, di

pesantren Al-Muayyad terasa sekali kekentalan hubungan dan interaksi yang

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hangat antara sesama santri maupun antara santri dengan ustadz. Agar dapat

membina hubungan yang akrab dan interaksi yang hangat tersebut santri perlu

melakukan self disclosure. Menurut Altman dan Taylor self disclosure merupakan

kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi mengenai diri kepada

orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab (dalam Gainau,

2009). Self disclosure merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam

hubungan interpersonal, karena dengan adanya pengungkapan diri seseorang

dapat mengungkapkan pendapatnya, perasaannya, cita-citanya dan sebagainya,

sehingga memunculkan hubungan keterbukaan. Hubungan keterbukaan ini akan

memunculkan hubungan timbal balik positif yang menghasilkan rasa aman,

adanya penerimaan diri, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup.

Self disclosure merupakan salah satu hal yang dipelajari oleh anak dari

keluarga. Dalam keluarga orang tualah yang berperan mengasuh, membimbing,

dan mengarahkan anak. Di lingkungan keluarga biasanya individu mempunyai

seorang figur attachment yaitu seseorang dimana individu mempunyai hubungan

emosional yang erat dengan figur tersebut. Pada umumnya figur attachment yang

dimiliki individu adalah orang yang mengasuhnya, dalam hal ini adalah ibu atau

orang tua. Menurut Jones (dalam Bashori, 2003) kualitas kelekatan atau

attachment individu dengan figur attachment memiliki pengaruh jangka panjang

terhadap perkembangan gejala-gejala psikopatologi, kompetensi sosial dan

performansi anak di sekolah.

Kelekatan atau attachment merupakan suatu ikatan emosional yang kuat

yang dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua (Ervika, 2005). Berdasarkan

kualitas hubungan anak dengan orang tua, maka anak akan mengembangkan

konstruksi mental mengenai diri dan orang lain yang akan akan menjadi

mekanisme penilaian terhadap penerimaan lingkungan (Bowlby dalam Ervika,

2005).

Anak yang merasa yakin terhadap penerimaan lingkungan akan

mengembangkan kelekatan yang aman dengan figur lekatnya (secure attachment)

dan mengembangkan rasa percaya tidak saja pada ibu juga pada lingkungan. Hal

ini akan membawa pengaruh positif dalam proses perkembangannya. Beberapa

penelitian membuktikan bahwa anak yang memiliki secure attachment akan

mampu mengatasi tekanan dalam hidupnya (Schore, 2001) dan menunjukkan

kompetensi sosial yang baik pada masa kanak-kanak serta bisa melakukan

penyesuaian dengan baik di sekolah (Wilkinson dan Kraljevic, 2004). Anak-anak

ini juga lebih mampu membina hubungan persahabatan yang intens, interaksi

yang harmonis, lebih responsif dan tidak mendominasi. Sementara itu Grosman

dan Grosman (dalam Ervika, 2005) menemukan bahwa anak dengan kualitas

kelekatan aman lebih mampu menangani tugas yang sulit dan tidak cepat berputus

asa. Kelekatan yang terbentuk pada diri anak sangat penting karena merupakan

titik permulaan dari hubungan individu dengan individu lainnya. Apa yang

dipelajari dari hubungan attachment antara ibu dan anak akan mempengaruhi

kemampuan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain di kemudian hari.

Masuk dalam pesantren berarti harus berpisah dengan orang tua dan tinggal

dipondok dalam waktu yang lama. Hal ini akan menyebabkan individu merasa

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

stres dan merasa kesepian karena berpisah dengan keluarganya. Individu yang

mengalami stres dan kesepian tidak memiliki ketrampilan sosial dan kompetensi

sosial yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan hubungan yang akrab

dengan orang lain (Wei dkk., 2005). Agar dapat membina hubungan akrab dengan

orang lain santri perlu mengurangi rasa kesepian dan depresi, salah satu cara yang

dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan depresi adalah dengan melakukan

pengungkapan diri. Tidak semua santri dapat dengan mudah melakukan self

disclosure. Santri yang memiliki secure attachment memiliki rasa percaya kepada

orang lain dan tidak merasa takut dekat dengan orang lain (Yessy, 2003). Hal itu

akan membuat santri lebih mudah untuk melakukan self disclosure.

Sebagian besar santri pondok pesantren Al-Muayyad berusia remaja, yang

merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini remaja

dihadapkan pada perubahan-perubahan yang membuatnya bingung. Menurut

Hurlock (1993) pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan

orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak ia akan diajari untuk

bertindak sesuai umurnya, sedangkan apabila berperilaku seperti orang dewasa ia

seringkali dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Perubahan-

perubahan ini membuat remaja mengalami kebingungan. Sehingga sebagian besar

remaja menghadapi masalah baik itu dengan orang tua, teman, pacar maupun

dengan kehidupan di sekolah.

Seperti remaja pada umumnya, santri juga mengalami masalah, bahkan

lebih dari remaja yang lain karena santri hidup di lingkungan yang berbeda

dengan lingkungan di rumah. Di pesantren santri jauh dari orang tua dan saudara-

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

saudaranya dan harus hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Masalah-

masalah tersebut bisa membuat santri mengalami stres atau merasa tertekan

sehingga akan mengganggu kehidupannya. Dalam menghadapi masalahnya santri

membutuhkan bantuan dari orang lain misalnya orang tua, teman, guru, dan

ustadz atau kyai. Keberadaan orang lain membuat individu merasa lebih mudah

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Seseorang yang mendapatkan

banyak dukungan dari orang disekitarnya akan lebih kecil kemungkinannya untuk

mengalami depresi, serta lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam

perilaku menyimpang seperti mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minum-

minuman beralkohol dan melakukan tindakan kriminal (Rahardjo dkk., 2008).

Self disclosure merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang

pelaksanaannya melibatkan orang lain. Kehadiran orang lain didalam kehidupan

pribadi seseorang begitu diperlukan untuk saling memberi perhatian, membantu,

mendukung, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bantuan

sekelompok individu terhadap individu atau kelompok disebut dukungan sosial.

Individu membutuhkan dukungan sosial baik yang berasal dari teman maupun

keluarga. Dukungan sosial diartikan sebagai kesenangan, bantuan, yang diterima

seseorang melalui hubungan formal dan informal dengan yang lain atau kelompok

(Gibson dalam Andarika, 2004).

Melalui dukungan sosial individu merasakan adanya kedekatan, perasaan

memiliki, penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang dapat

memberikan bantuan dalam berbagai keadaan (Ruwaida dkk., 2006). Santri yang

mendapatkan banyak dukungan akan merasa bahwa dirinya diperhatikan, dicintai

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan dihargai (Hartanti, 2002). Self disclosure dapat dilakukan jika individu mau

membuka daerah tersembunyi dengan cara memberikan informasi yang bersifat

pribadi dan rahasia kepada orang lain. Kesediaan membuka diri tersebut berawal

dari adanya penilaian positif terhadap orang lain. Dengan adanya dukungan sosial

yang diterimanya diharapkan akan membantu santri melakukan self disclosure

karena memiliki rasa percaya kepada orang lain untuk berbagi perasaan dan

masalah yang santri alami, serta bersedia membantunya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut: apakah ada hubungan antara secure attachment dan

dukungan sosial dengan self disclosure pada santri pondok pesantren Al-Muayyad

Surakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara secure

attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure pada santri pondok

pesantren Al-Muayyad Surakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

perkembangan teori bidang psikologi khususnya bidang sosial dan

perkembangan.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Manfaat Praktis

1) Bagi santri

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan kepada

santri, sehingga dapat membantu santri agar dapat mempertahankan

secure attachment pada figur utama yaitu orang tua dan

mengembangkan secure attachment pada figur pengganti yaitu guru

atau teman serta mencari dukungan sosial yang dapat membantunya

mengembangkan self disclosure yang dimilikinya.

2) Bagi para orang tua

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan kepada

orang tua, sehingga dapat membantu orang tua dalam mempertahankan

secure attachment dan memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan

santri agar dapat mengembangkan self disclosure yang dimiliki santri.

3) Bagi ustadz atau guru

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan kepada

ustadz atau guru, sehingga dapat membantu ustadz atau guru agar

menjadi figur attachment pengganti yang bisa memberikan dukungan

sosial kepada santri sehingga bisa mengembangkan self disclosure

santri.

4) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang

dibutuhkan mengenai penelitian dengan topik yang sama.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Self Disclosure

1. Pengertian Self Disclosure

Self disclosure merupakan proses yang dilakukan individu untuk

mengenalkan diri kepada orang lain dengan mengungkapkan informasi

tentang dirinya (Mikulincer dan Nachshon, 1991). Culbert (dalam Burgoon

dan Ruffner, 1977) mendefinisikan self disclosure sebagai sebuah komunikasi

individu tentang informasi secara eksplisit kepada satu atau lebih individu lain

yang dipercaya memperoleh informasi itu. DeVito (1997) juga menyebutkan

bahwa self disclosure adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan

informasi tentang diri kita sendiri yang biasanya kita sembunyikan.

Taylor dkk. (2009) mengemukakan pengertian self disclosure yaitu

mengungkapkan informasi atau perasaan terdalam kepada orang lain.

Sedangkan menurut Johnson (1993) pengertian self disclosure yaitu

mengungkapkan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi

serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna

untuk memahami tanggapan di masa kini tersebut. Dengan berbagi informasi,

individu menjadi lebih akrab dengan orang lain dan hubungan menjadi lebih

erat. Pengungkapan diri harus dengan kejujuran dan keterbukaan bukan hanya

menampilkan kebaikan-kebaikan saja seperti tuntutan norma yang ada.

Pengungkapan diri dapat berupa tentang berbagai informasi seperti perasaan,

sikap, perilaku, keinginan, motivasi dan ide.

9

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Person (dalam Gainau, 2009) mengartikan self disclosure sebagai

tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada

orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi

yang akurat tentang dirinya. Sedangkan menurut Morton (dalam Sears, 1985)

self disclosure merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang

akrab dengan orang lain.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa self

disclosure adalah kemampuan mengungkapkan informasi yang bersifat

pribadi, pikiran dan perasaan kepada orang lain agar mengetahui tentang

dirinya.

2. Aspek-aspek Self Disclosure

Menurut Wheeless (dalam Adams, 2004) aspek-aspek self disclosure

antara lain:

a. Intent, merupakan kesungguhan dalam melakukan self disclosure. Individu

menyadari apa yang di katakan dan diungkapkan kepada orang lain.

b. Amount, merupakan kuantitas dalam melakukan self disclosure. Semakin

akrab hubungan individu dengan orang lain maka semakin sering pula

individu melakukan self disclosure.

c. Positiveness, individu dapat mengungkapkan hal-hal yang positif dan

negatif tentang dirinya tergantung kepada siapa individu tersebut

mengungkapkan diri.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

d. Depth, merupakan kedalaman individu dalam mengungkapkan informasi

tentang dirinya. Bila individu terbuka kepada orang lain maka akan

mengungkapkan segala sesuatu tentang dirinya secara mendalam.

e. Honesty, merupakan kejujuran individu dalam mengungkapkan tentang

dirinya kepada orang lain. Semakin akrab hubungan individu dengan

orang lain maka akan semakin jujur pula individu tersebut dalam

mengungkapkan tentang dirinya.

Menurut Carpenter dan Freese (1979) aspek-aspek self disclosure antara

lain:

a. Retrospective self report, yaitu mengungkapkan informasi tentang diri

sendiri kepada orang lain.

b. Intimacy, merupakan keintiman dalam menyampaikan informasi.

c. Inwardness, yaitu keluasan individu dalam mengungkapkan pengalaman

pribadi.

Jourard (dalam Sari dkk., 2006) menyebutkan tiga dimensi self

disclosure yaitu:

a. Breadth, mengacu pada keluasan materi yang diungkap dan semua materi

tersebut dijabarkan dalam enam kategori informasi tentang diri sendiri,

yaitu sikap dan pendapat, rasa dan minat, pekerjaan, uang, kepribadian dan

tubuh.

b. Depth, mengacu pada empat tingkatan pengungkapan diri, yaitu tidak

pernah bercerita kepada orang lain tentang dirinya, berbicara secara

umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

salah mengartikan diri sendiri sehingga yang diberikan kepada orang lain

berupa gambaran diri yang salah.

c. Target person, mengacu pada sasaran mengungkapkan diri yaitu kepada

ibu, ayah, teman pria, teman wanita, dan pasangan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat diketahui bahwa aspek-

aspek self disclosure meliputi: intent, amount, positiveness, depth, dan honesty

mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Wheeless (dalam Adams,

2004).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure

Menurut DeVito (1997) ada beberapa faktor yang mempengaruhi self

disclosure yaitu:

a. Besar kelompok, pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok

kecil daripada dalam kelompok besar. Kelompok yang terdiri dari dua

orang merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan

diri.dengan satu pendengar, pihak yang melakukan pengungkapan diri

dapat meresapi tanggapan dengan dengan cermat.

b. Perasaan menyukai, individu membuka diri kepada orang-orang yang

disukai atau cintai, dan tidak akan membuka diri kepada orang yang tidak

disukai.

c. Efek diadik, individu melakukan pengungkapan diri bila orang yang lain

juga melakukan pengungkpan diri. Pengungkapan diri menjadi lebih akrab

apabila dilakukan sebagai tanggapan atas pengungkapan diri orang lain.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

d. Kompetensi, orang yang kompeten lebih banyak melakukan

pengungkapan diri daripada orang yang kurang kompeten. Orang yang

kompeten mempunyai rasa percaya diri yang diperlukan untuk lebih

memanfaatkan pengungkapan diri. Orang yang kompeten memiliki lebih

banyak hal positif tentang diri mereka sendiri untuk diungkapkan daripada

orang-orang yang tidak kompeten.

e. Kepribadian, orang-orang yang pandai bergaul dan ekstrovert melakukan

pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai

bergaul dan lebih introvert.

f. Topik, individu lebih cenderung membuka diri tentang topik tertentu

daripada topik yang lain. Sebagai contoh individu lebih mungkin

mengungkapkan informasi diri tentang pekerjaan atau hobinya daripada

tentang kehidupan seks atau situasi keuangannya.

g. Jenis kelamin, faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri

adalah jenis kelamin. Umumnya pria lebih kurang terbuka daripada

wanita.

Sari dkk. (2006) juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan diri yaitu: pengungkapan dari orang lain, ukuran kelompok,

topik, valensi, hubungan dengan penerima, jenis kelamin, kebudayaan, dan

harga diri.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

4. Manfaat Self Disclosure

Self disclosure merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi sosial.

Menurut Johnson (1993) beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri

terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut:

a. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua

orang.

b. Semakin individu bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang

tersebut menyukai diri individu tersebut. akibatnya, orang lain akan

semakin membuka diri kepadanya.

c. Membuka diri dapat memenuhi kebutuhan individu yaitu untuk dikenal

secara intim dan membentuk dasar bagi dukungan dan perhatian.

d. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang

memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri sendiri maupun dengan

orang lain

e. Membuka diri meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman diri melalui

perspektif objektif dari pengalaman dan dari umpan balik individu lain.

Derlega dan Grzelak (dalam Sears, 1985) mengajukan lima fungsi

pengungkapan diri yaitu :

a. Ekspresi

Perasaan senang, kecewa, kesal tentang suatu hal pasti pernah dirasakan.

Untuk mengeluarkan perasaan itu lebih senang pada seseorang yang sudah

dikenal. Dengan pengungkapan diri akan mendapat kesempatan untuk

mengekspresikan perasaan tersebut.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Penjernihan diri (self clarification)

Dengan saling berbagi perasaan pada orang lain tentang masalah yang

dihadapi, berharap mendapat penjelasan dan pemahaman dari orang lain

sehingga pikiran akan menjadi jernih dan tenang untuk menyelesaikan

persoalan yang dihadapi.

c. Keabsahan sosial (social validation)

Dengan sudut pandang sendiri akan cenderung menggunakan ukuran yang

idealistis menurut diri sendiri, dengan mengkomunikasikannya pada orang

lain akan mendapatkan informasi tentang kebenaran dari pandangan diri

sendiri, persetujuan, dukungan atau sebaliknya.

d. Kendali sosial (social control)

Seseorang dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang

keadaan dirinya yang dimaksudkan untuk mengadakan kontrol sosial.

e. Perkembangan hubungan (relationship development)

Saling berbagi rasa dan informasi tentang diri pribadi kepada orang lain

dan saling percaya adalah usaha yang penting dalam merintis suatu

hubungan sehingga akan semakin meningkatkan keakraban.

B. Secure Attachment

1. Pengertian Secure Attachment

Attachment adalah ikatan emosional yang kuat antara anak dan

pengasuhnya (Santrock, 2002). Sedangkan secure attachment adalah pola

kelekatan yang terbentuk dari interaksi antara pengasuh dan anak, dimana

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

anak merasa percaya pada pengasuh sebagai figur yang selalu siap

mendampingi, sensitif dan responsif, penuh cinta dan kasih sayang ketika anak

mencari perlindungan atau kenyamanan, dan selalu menolong atau

membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menakutkan

(Bowlby dalam Yessy, 2003).

Menurut Bee (1992) secure attachment adalah sebuah konstruksi mental

dalam hubungan dimana anak menggunakan orang tua sebagai sebuah

landasan rasa aman dan ketersediaan menghibur setelah berpisah, ketika takut,

atau ketika stress. Sejalan dengan pendapat tersebut Santrock (2003)

menyebutkan bahwa secure attachment merupakan pola attachment dimana

bayi menggunakan pengasuhnya, biasanya ibu, sebagai landasan rasa aman

untuk memulai mengeksplorasi lingkungan. Secure attachment merupakan

landasan yang penting bagi perkembangan psikologis berikutnya pada masa

kanak-kanak, remaja, dan dewasa.

Menurut Beckett (2002) secure attachment yaitu pola attachment dimana

anak menunjukkan rasa suka kepada ibunya atau pengasuhnya daripada orang

lain. Ibu sensitif, responsif terhadap usaha anak untuk berkomunikasi. Anak

yakin bahwa pengasuhnya siap memberi dukungan dan membawa kesenangan

padanya, dan menunjukkan kesedihannya ketika berpisah dengan ibunya.

Menurut Mikulincer (1995) secure attachment adalah kepercayaan pada

kesediaan figur attachment disaat dibutuhkan, nyaman dengan kedekatan,

saling membutuhkan dan saling percaya. Papalia (2003) juga mengemukakan

pengertian secure attachment yaitu pola attachment dimana anak menangis

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

atau protes ketika pengasuhnya pergi dan dengan aktif mencari pengasuhnya

sampai pengasuhnya itu kembali.

Stewart dan Friedman (1987) menjelaskan pengertian secure attachment

yaitu pola attachment di mana bayi mencoba untuk dekat dengan ibunya dan

memberi perhatian lebih pada ibunya daripada kepada orang baru. Kehadiran

ibunya di kamar menawarkan mereka landasan rasa aman untuk

mengeksplorasi ruangan itu dan mainan. Ketika ibunya kembali ke kamar

setelah perpisahan singkat, bayi senang, menyambutnya, dan bermain di

dekatnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

secure attachment adalah pola attachment yang terbentuk dari interaksi antara

pengasuh dan anak, dimana anak merasa percaya pada pengasuh sebagai figur

yang selalu siap mendampingi, sensitif dan responsif, penuh cinta dan kasih

sayang ketika anak mencari perlindungan atau kenyamanan, dan selalu

menolong atau membantunya dalam menghadapi situasi yang mengancam dan

menakutkan.

2. Aspek-aspek Secure Attachment

Menurut Brennan dan Shaver (1995) aspek secure attachment yaitu:

a. Frustration with partners, yaitu kemarahan yang individu rasakan

terhadap temannya yang tidak membuat mereka merasa dicintai dan

dihargai.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Proximity seeking, merupakan usaha yang dilakukan individu untuk

mencari kedekatan dengan temannya setelah berpisah, bertukar pikiran dan

berita dengan temannya, dan mendampingi teman di saat diperlukan.

c. Self reliance, yaitu tidak mau meminta bantuan atau kenyamanan kepada

teman walaupun ketika membutuhkan.

d. Ambivalence, yaitu konflik dalam perasaan mengenai temannya, disatu sisi

memerlukan dan menyayangi temannya disisi lain tidak mampu merasa

nyaman dengan temannya.

e. Trust/confidence in others, yaitu kemampuan mempercayai orang lain.

f. Jealousy/fear of abandonment, yaitu ketakutan tidak dicintai oleh orang

lain.

g. Anxious clinging to partners, yaitu kecemasan bergantung pada orang lain.

Robert, dkk. (1996) mengemukakan aspek secure attachment yaitu:

a. Close, merupakan kenyamanan yang dirasakan oleh individu atas

kedekatannya dengan orang lain, cenderung mudah untuk dekat dengan

orang lain.

b. Depend, merupakan perasaan bahwa orang lain akan selalu ada ketika

dibutuhkan.

c. Anxiety, merupakan kekhawatiran tidak dicintai oleh orang lain atau

ditinggalkan oleh orang lain.

Menurut Backstrom dan Holmes (2007) aspek secure attachment

meliputi:

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Avoidance, yaitu tidak nyaman dengan kedekatan dan ketergantungan

dengan orang lain. Individu dengan secure attachment menunjukkan

rendahnya avoidance.

b. Anxiety, yaitu merasa takut terhadap penolakan dan ditinggalkan oleh

orang lain. Individu dengan secure attachment menunjukkan rendahnya

anxiety.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas peneliti menyimpulkan

bahwa aspek secure attachment dari Brennan dan Shaver (1995) yang akan

digunakan pada penelitian ini yaitu: frustration with partners, proximity

seeking, self reliance, ambivalence, trust, jealousy, dan anxious clinging to

partners. Hal ini dikarenakan peneliti menilai bahwa aspek-aspek ini sudah

mewakili aspek-aspek yang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Secure Attachment

Menurut Bowlby (dalam Steward dan Friedman, 1987) faktor-faktor

yang mempengaruhi secure attachment adalah:

a. Kasih sayang

Secure attachment tidak tumbuh secara otomatis dalam diri bayi dengan

kehadiran pengasuh yang menyediakan makanan yang cukup dan

perawatan fisik. Kualitas interaksi dengan pengasuh merupakan hal yang

sangat penting untuk menumbuhkan secure attachment. Bayi yang

memiliki pola secure attachment memiliki ibu yang memberi bayinya

kesenangan dan dukungan yang lebih, bersedia membantu, penuh kasih

sayang, dan bermain dengan anaknya.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Perhatian yang berlanjut

Bayi yang tumbuh lekat dengan ibunya mengalami stres ketika mereka

berpisah terlalu lama. Misalnya ketika berada di rumah sakit mereka

menangis dan menolak orang lain yang berusaha menenangkannya. Orang

tua tidak bisa melindungi bayinya dari reaksi emosi akibat perpisahan,

tetapi mereka bisa mengambil langkah untuk mengurangi rasa sakit akibat

perpisahan itu. Jika bayi berada di rumah sakit, orang tua bisa sering

mengunjunginya atau tinggal di rumah sakit sebanyak waktu yang di

ijinkan oleh pihak rumah sakit. Orang tua yang tidak bisa tinggal dan

harus pergi, saat mereka kembali, mereka bisa membuat usaha khusus

untuk menyenangkan dan merawat anaknya.

c. Temperamen bayi

Bayi dengan pola secure attachment umur satu tahun relatif lebih sedikit

menangis dibandingkan bayi dengan pola insecure attachment. Penelitian

lain membuktikan bahwa ada hubungan antara bayi dengan temperamen

yang sulit dengan insecure attachment.

4. Manfaat Secure Attachment

Santrock (2003) menyebutkan beberapa manfaat secure attachment,

antara lain:

a. Kelekatan pada masa remaja bisa memfasilitasi kecakapan dan

kesejahteraan sosial seperti yang dicerminkan dalam beberapa ciri seperti

harga diri, penyesuaian emosi, dan kesehatan fisik. Remaja dengan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

hubungan yang aman dengan orang tua mempunyai harga diri yang lebih

tinggi dan kesejahteraan emosi yang lebih baik.

b. Sebagai fungsi adaptif untuk menyediakan dasar rasa aman terhadap

remaja agar dapat mengeksplorasi dan menguasai lingkungan baru serta

dunia sosial yang semakin luas dalam kondisi psikologi yang sehat.

c. Membantu remaja dari kecemasan dan kemungkinan perasaan tertekan

atau ketegangan emosi yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-

kanak menuju ke masa dewasa.

d. Membantu keberhasilan remaja dalam hubungan intim dan harga diri pada

awal masa dewasa.

e. Membantu remaja untuk menghasilkan hubungan positif dan dekat di luar

keluarga dengan teman sebaya.

C. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan kehadiran manusia lain

untuk berinteraksi. Kehadiran orang lain di dalam kehidupan pribadi

seseorang begitu diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin

memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya sendirian. Individu

membutuhkan dukungan sosial baik yang berasal dari teman maupun

keluarga. Dukungan sosial diartikan sebagai kesenangan, bantuan, yang

diterima seseorang melalui hubungan formal dan informal dengan yang lain

atau kelompok (Gibson dalam Andarika, 2004).

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Rahardjo dkk. (2008) dukungan sosial yaitu bantuan yang

diterima seseorang dari lingkungannya (orang lain) untuk mengatasi masalah

yang dihadapinya. Semakin dewasa, individu dituntut untuk dapat lebih

mandiri, namun bagaimanapun individu masih membutuhkan bantuan dari

orang lain untuk mengatasi masalahnya.

Gottlieb (dalam Smet 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

informasi atau nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata, atau

tindakan yang yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi

pihak penerima. Rook (dalam Smet, 1994) menganggap dukungan sosial

sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial yang mencakup

dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian

nasehat atau informasi, pemberian bantuan material. Sedangkan Sarafino

(1990) mengatakan dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang

dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau membantu orang menerima dari

orang-orang atau kelompok-kelompok lain.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dukungan sosial adalah bantuan yang diterima seseorang dari

orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Neergaard (dalam Rahardjo dkk., 2008) membagi dukungan sosial

sebagai berikut:

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

a. Emotional support

Dukungan ini berkaitan dengan berbagi pengalaman hidup. Tipe dukungan

emosional dapat membuat seseorang merasa dihargai apa adanya dan

merasa diterima. Perilaku yang mencerminkan penghargaan, afeksi,

kepercayaan, dan perhatian termasuk dalam dukungan emosional.

b. Companionship support

Dukungan ini berfungsi untuk mengalihkan perhatian seseorang dari

masalah yang sedang dihadapinya atau untuk membangkitkan suasana hati

yang positif. Aktivitas seperti berkumpul dan mengobrol di waktu

senggang serta berekreasi termasuk dalam kategori ini. Sumber dukungan

tipe ini bisaanya adalah teman dekat dan tetangga.

c. Tangible (or material) support

Dukungan ini meliputi bantuan keuangan, barang, dan semua kebutuhan

konkret yang diperlukan.

d. Informational support

Bantuan berupa penyediaan informasi atau pengetahuan yang dapat

membantu seseorang untuk meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan

suatu masalah. Hal ini dapat menambah kepercayaan diri seseorang

mengenai kemampuannya dalam menghadapi tantangan. Perilaku yang

dapat ditampilkan berupa memberi saran, balikan, dan pengarahan.

House dan Kahn (1985) membedakan jenis dukungan sosial sebagai

berikut:

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Dukungan emosional, mencakup penghargaan, afeksi, kepercayaan,

perhatian, dan mendengarkan. Dukungan emosional merupakan pemberian

dukungan berupa ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap

orang-orang yang bersangkutan.

b. Dukungan penilaian, mencakup pengakuan, umpan balik, dan

perbandingan sosial. Dukungan penilaian adalah ungkapan hormat secara

positif kepada seseorang, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan

atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.

c. Dukungan informatif, mencakup nasehat, saran, petunjuk-petunjuk dan

informasi.

d. Dukungan instrumental, mencakup pertolongan berupa uang, tenaga, dan

waktu yang bersifat langsung.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, aspek-aspek dukungan

sosial dalam penelitian ini mengacu pada pendapat House dan Kahn (1985)

meliputi: dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan informatif, dan

dukungan instrumental.

3. Fungsi Dukungan Sosial

Menurut Orford (2000) dukungan sosial mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Materi, dukungan nyata, bantuan, atau dukungan instrumental. Misalnya

menyediakan barang atau layanan yang bisa membantu mengatasi masalah

praktis.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Emosional, ekspresif, dukungan afeksi, atau perhatian. Misalnya bantuan

dalam bentuk dorongan semangat, kehangatan, cinta, atau dukungan

emosional.

c. Penghargaan, penegasan, dukungan penilaian, atau pengakuan. Dukungan

penghargaan, yaitu informasi bahwa seseorang dihargai dan diterima.

Misalnya ekspresi persetujuan atau pengakuan atas kelayakan atau

kebenaran dari beberapa perbuatan atau pernyataan orang lain.

d. Informasional, nasihat, dukungan kognitif, atau petunjuk. Dukungan

informasional berarti memberi informasi atau mengajarkan ketrampilan

yang bisa menyediakan pemecahan masalah, dan dukungan penilaian yang

melibatkan informasi yang membantu seseorang dalam mengevaluasi

penampilan pribadi.

e. Persahabatan, atau interaksi sosial yang positif. Misalnya menghabiskan

waktu bersama orang lain ketika waktu luang dan kegiatan rekreasi, hal ini

bisa mengurangi stres dengan memenuhi kebutuhan berafiliasi dan

berhubungan dengan orang lain dengan membantu mengalihkan seseorang

dari ketakutan atas masalah, atau dengan memunculkan suasana hati yang

positif.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Pemberian Dukungan

Sosial

Menurut Cohen dan Syme (1985) terdapat enam faktor yang

mempengaruhi keefektifan pemberian dukungan sosial, yaitu:

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Pemberi dukungan sosial, dukungan yang diterima melalui sumber yang

sama akan memilki arti daripada yang berasal dari sumber yang berbeda

b. Jenis dukungan. Jenis dukungan yang diterima akan memberikan arti

berbeda, dukungan itu bermanfaat dan sesuai, atau tepat dengan situasi

yang ada.

c. Penerima dukungan, karakteristik penerima dukungan akan menentukan

keefektifan dukungan. Karakteristik ini seperti kepribadian, kebisaaan dan

peran sosial. Proses yang terjadi dalam dukungan ini dipengaruhi oleh

kemampuan penerima dukungan untuk mencari dan mempertahankan

dukungan.

d. Permasalahan yang dihadapi, dukungan sosial yang tepat dipengaruhi oleh

kesesuaian antara jenis dukungan yang diberikan dan masalah yang ada.

e. Waktu pemberian dukungan, dukungan sosial akan optimal di satu situasi,

tetapi akan menjadi tidak optimal dalam situasi lain.

f. Lama pemberian dukungan, lama atau singkatnya penberian dukungan

tergantung pada kapasitasnya. Kapasitas adalah kemampuan dari pemberi

dukungan untuk memberi dukungan yang ditawarkan selama satu periode

tertentu.

D. Santri Pondok Pesantren

Santri pondok pesantren yaitu peserta didik yang haus akan ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pondok

pesantren (Ghazali, 2003). Sedangkan menurut Dhofier (1982) santri adalah siswa

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

yang biasanya hidup mondok di asrama-asrama yang berada di lingkungan

pondok pesantren. Ada dua tipe santri yang belajar di pondok pesantren yaitu:

1. Santri mukim

Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama kyai dan secara

aktif menuntut ilmu dari seorang kyai.

2. Santri kalong

Santri kalong yaitu seorang murid yang berasal dari sekitar pondok pesantren

yang pola belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam pondok pesantren,

melainkan semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah

belajar di pesantren.

E. Hubungan antara Secure Attachment dan Dukungan Sosial dengan Self

Disclosure pada Santri Pondok Pesantren

Self disclosure adalah aspek yang sangat penting yang digunakan untuk

mengetahui orang lain dan bisa digunakan untuk membangun persahabatan di

lingkungan baru. Self disclosure atau pengungkapan diri merupakan salah satu

aspek penting dalam hubungan sosial yang menentukan keberhasilan dalam

interaksi sosial santri. Menurut Jourard (dalam Tubbs, 2001) self disclosure

merupakan gejala pribadi yang sehat, orang yang menampakkan banyak sifat

dirinya yang mencerminkan kepribadian yang sehat akan menunjukkan

kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara terbuka kepada orang lain.

Pembentukan mental yang sehat harus diawali dari usia kanak-kanak antara

lain dengan memunculkan situasi-situasi yang mendukung terbentuknya mental

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang sehat seperti adanya perhatian yang cukup, rasa kasih sayang, rasa aman,

solidaritas, dan loyalitas terhadap keluarga sehingga anak merasa dirinya aman

dan mendapat rangsangan yang cukup untuk mengeksplorasi lingkungan dan

mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya (Kartono, 1983). Situasi

seperti ini dapat membuat anak bahagia dan mampu menyesuaikan diri dengan

mental yang stabil, tanpa banyak konflik dan frustrasi dan hal tersebut dapat

menjadi landasan kokoh bagi sikap hidup positif pada masa dewasa.

Attachment mempunyai kontribusi penting dalam pembentukan kemampuan

sosial santri. Menurut Santrock (2002) keterikatan sejak dini dengan pengasuh

berkaitan dengan perilaku sosial anak dikemudian hari dalam perkembangannya,

secure attachment pada masa remaja dapat membantu mengatasi perasaan cemas

dan kemungkinan perasaan gagal selama masa transisi dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Secure attachment menghasilkan hubungan dengan teman sebaya

yang positif dan dekat di luar keluarga. Individu yang memiliki pola secure

attachment lebih mampu menjalin relasi pertemanan dibandingkan yang memiliki

pola anxious resistant attachment dan pola anxious avoidant attachment (Yessy,

2003). Remaja dengan pola secure attachment mempunyai tingkat kooperatif

tinggi, konformitas tinggi, tidak mengasingkan diri, dan memperhatikan

kepentingan orang lain. Allen dan Bell (Santrock, 2002) menjelaskan bahwa

attachment remaja dengan orang tuanya dapat memiliki fungsi adaptif untuk

menyediakan rasa aman dimana remaja dapat mengeksplorasi dan menguasai

lingkungan baru serta dunia sosial yang semakin luas dalam kondisi yang sehat

secara psikologis.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penelitian yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver (dalam Mikulincer dan

Orbach, 1995) menyebutkan bahwa individu yang memiliki pola secure

attachment mendeskripsikan hubungan mereka sebagai hubungan yang hangat,

lebih stabil, dan lebih memuaskan daripada orang yang memiliki pola insecure

attachment. Lebih lanjut Mikulincer dan Nachshon (1991) meneliti bahwa

individu dengan secure attachment menunjukkan self disclosure yang lebih tinggi

dibandingkan individu dengan insecure attachment. Santri dengan secure

attachment akan mengutamakan keintiman dan keakraban dalam hubungan

dengan orang lain karena tujuan mereka berinteraksi adalah menjadi lebih intim

dan dekat secara emosional dengan orang lain. Mereka cenderung mudah untuk

membuka diri kepada orang lain dan responsif terhadap pembukaan diri orang

lain.

Self disclosure merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang

pelaksanaannya melibatkan orang lain. Kehadiran orang lain di dalam kehidupan

pribadi santri begitu diperlukan untuk saling memberi perhatian, membantu,

mendukung, dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bantuan

sekelompok individu terhadap individu atau kelompok disebut dukungan sosial.

Individu membutuhkan dukungan sosial baik yang berasal dari teman maupun

keluarga. Dukungan sosial diartikan sebagai ketersediaan untuk membantu orang

lain yang memiliki hubungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hubungan itu

(Leavy, dalam Ganster dkk., 1986)

Dukungan sosial dapat memfasilitasi santri agar memiliki kompetensi sosial

yang tinggi. Individu dengan kompetensi sosial yang tinggi akan mampu

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

mengatasi stress dan menghadapi masalahnya (Cohen dkk., 1986). Melalui

dukungan sosial individu merasakan adanya kedekatan, perasaan memiliki,

penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang dapat memberikan

bantuan dalam berbagai keadaan (Ruwaida dkk., 2006). Individu yang

mendapatkan banyak dukungan akan merasa bahwa dirinya diperhatikan, dicintai

dan dihargai (Hartanti, 2002) sehingga mereka akan mudah membuka diri kepada

orang lain, sehingga semakin besar dukungan sosial yang diperoleh individu akan

membuatnya lebih mudah untuk melakukan self disclosure.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa santri dengan secure

attachment dan dukungan sosial dari lingkungan akan mempengaruhi kemampuan

mereka dalam melakukan self disclosure. Santri yang memiliki secure attachment

dan dengan dukungan sosial yang tinggi akan meningkatkan kemampuan mereka

untuk melakukan self disclosure.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

F. Kerangka Pikir

Hubungan antara secure attachment dan dukungan sosial dengan self

disclosure pada santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta dapat

digambarkan dengan kerangka pikiran sebagai berikut:

Bagan kerangka pikir hubungan antara secure attachment dan dukungan sosial

dengan self disclosure pada santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta.

Keterangan : Santri yang memiliki secure attachment dan mendapat dukungan

sosial yang tinggi, akan memiliki kemampuan self disclosure yang

tinggi pula.

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: ada hubungan

positif antara secure attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure pada

santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta.

Secure attachment

Dukungan sosial

Self disclosure Santri

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel tergantung : Self disclosure

2. Variabel bebas : a. Secure attachment

b. Dukungan Sosial

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Self Disclosure

Self disclosure adalah kemampuan mengungkapkan informasi yang

bersifat pribadi, pikiran, dan perasaan kepada orang lain agar mengetahui

tentang dirinya. Variabel ini diungkap dengan skala self disclosure yang

disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Wheeless (dalam Adams, 2004) meliputi: intent, amount, positiveness, depth,

dan honesty. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian, berarti

memberikan indikasi bahwa semakin tinggi pula tingkat self disclosure yang

dimiliki individu. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian,

maka memberikan indikasi semakin rendah pula tingkat self disclosure yang

dimiliki individu.

2. Secure Attachment

Secure attachment adalah pola kelekatan yang terbentuk dari interaksi

antara orang tua dan anak, di mana anak merasa percaya pada orang tua

32

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sebagai figur yang selalu siap mendampingi, sensitif, responsif, penuh cinta

dan kasih sayang ketika anak mencari perlindungan atau kenyamanan, dan

selalu menolong atau membantunya dalam menghadapi situasi yang

mengancam dan menakutkan. Variabel ini diungkap dengan skala secure

attachment modifikasi dari Brennan dan Shaver (1995) berdasarkan aspek-

aspek yaitu: frustration with partners, proximity seeking, self reliance,

ambivalence, trust, jealousy, dan anxious clinging to partners.

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian, berarti

memberikan indikasi bahwa semakin tinggi pula secure attachment yang

dimiliki individu. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian,

maka memberikan indikasi semakin rendah pula secure attachment yang

dimiliki individu.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah bantuan yang diterima seseorang dari orang lain

untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Variabel ini diungkap dengan

skala dukungan sosial modifikasi dari Sandhaningrum (2009) berdasarkan

aspek-aspek yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985) yang meliputi:

dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan informatif, dan dukungan

instrumental yang diperoleh individu. Semakin tinggi skor yang diperoleh

subjek penelitian, berarti memberikan indikasi bahwa semakin tinggi pula

tingkat dukungan sosial yang diperoleh individu. Semakin rendah skor yang

diperoleh subjek penelitian, maka memberikan indikasi semakin rendah pula

dukungan sosial yang diperoleh individu.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri kelas I Madrasah

Diniyah Wustho Almuayyad Surakarta yang terbagi dalam 4 kelas tiap-tiap

kelas terdiri dari 15-30 santri dengan jumlah keseluruhan 99 santri.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah santri kelas I Madrasah Diniyah

Wustho Almuayyad Surakarta, dengan pertimbangan bahwa tingkat I atau

kelas I merupakan tahun awal berlangsungnya proses menjalin hubungan

dengan orang lain di lingkungan baru. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 2 kelas.

3. Sampling

Sampling dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, yaitu

pengambilan sampel berdasarkan kelas-kelas yang dipilih secara acak

berdasarkan undian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yang

terdiri atas skala secure attachment, skala dukungan sosial, dan skala self

disclosure. Skala yang digunakan merupakan model skala Likert yang

dimodifikasi, yaitu tiap-tiap skala memiliki ciri-ciri empat alternatif jawaban yang

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dipisahkan menjadi pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable. Skor

tiap aitem akan bergerak satu sampai empat.

Aitem favourable nilainya :

Sangat sesuai (SS) : skor 4

Sesuai (S) : skor 3

Tidak sesuai (TS) : skor 2

Sangat tidak sesuai (STS) : skor 1

Aitem unfavourable nilainya :

Sangat sesuai (SS) : skor 1

Sesuai (S) : skor 2

Tidak sesuai (TS) : skor 3

Sangat tidak sesuai (STS) : skor 4

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Skala Self Disclosure

Skala self disclosure dalam penelitian ini adalah skala self disclosure

yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Wheeless (dalam Adams, 2004) meliputi: intent, amount, positiveness, depth,

dan honesty yang terdiri atas 50 butir aitem dengan 25 aitem pernyataan

favourable dan 25 item pernyataan unfavourable.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 1

Blue Print Skala Self Disclosure

No Aspek Indikator No item Jumlah

Fav Unfav F %

1. Intent

Menyadari apa

yang

diungkapkan

dan dirasakan

1, 16, 24, 40 6, 8, 17, 30 8 16

2. Amount

Sering

berbicara

tentang diri

sendiri

5, 11, 15 12, 21, 23 6 12

Lamanya

individu dalam

membicarakan

tentang dirinya

35, 43 4, 49 4 8

3. Positiveness

Membicarakan

tentang hal-hal

yang baik

tentang diri

sendiri

18, 25, 39, 45 36, 42, 44,

47 8 16

4. Depth

Membicarakan

tentang diri

secara

mendalam

10, 26, 31, 33 3, 14, 38, 46 8 16

5. Honesty

Memiliki rasa

percaya diri 2, 19, 22 7, 9, 13 6 12

Berbicara apa

adanya tentang

diri sendiri

27, 32, 37 29, 34, 48 6 12

Berbicara

dengan tulus

tentang diri

sendiri

28, 41 20, 50 4 8

Frekuensi (f) 25 25 50 100

2. Skala Secure Attachment

Skala secure attachment dalam penelitian ini merupakan skala modifikasi

dari Brennan dan Shaver (1995) berdasarkan aspek-aspek yaitu: frustration

with partners, proximity seeking, self reliance, ambivalence, trust, jealousy,

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dan anxious clinging to partners, yang terdiri atas 70 butir aitem dengan 35

aitem pernyataan favourable dan 35 aitem pernyataan unfavourable.

Tabel 2

Blue Print Skala Secure Attachment

No Aspek Indikator No item Jumlah

Fav Unfav f %

1. Frustration

with Partners

Merasa tidak

dimengerti 11, 16, 18 2, 34, 36 6 8.57

Merasa tidak

diperhatikan 3, 10 12, 33 4 5.71

2. Proximity

Seeking

Mencari

kedekatan

dengan orang

lain

9, 13, 17 7, 20, 37 6 8.57

Terbuka

dengan orang

lain

15, 58 35, 39 4 5.71

3. Self Reliance

tidak mau

minta bantuan

kepada orang

lain

22, 38, 67 31, 50 5 7.14

Tidak mau

menerima

kenyamanan

dari orang lain

21, 63 25, 40, 59 5 7.14

4. Ambivalence

Merasa ragu

dengan

perasaannya

sendiri tentang

orang lain

28, 44, 55,

65, 70

4, 27, 49,

51, 61 10 14.3

5. Trust Mempercayai

orang lain

1, 8, 14, 42,

56,

5, 6, 24, 30,

68 10 14.3

6. Jealousy Merasa takut

tidak dicintai

32, 43, 45,

53, 66

26, 46, 48,

54, 62 10 14.3

7.

Anxious

Clinging to

Partners

Merasa orang

lain tidak ada

untuknya

ketika

dibutuhkan

29, 41, 52,

64, 69

19, 23, 47,

57, 60 10 14.3

Frekuensi (f) 35 35 70 100

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Skala Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

dukungan sosial modifikasi dari Sandhaningrum (2009) yang disusun

berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985), yang

terdiri atas 40 butir aitem dengan 20 aitem pernyataan favourable dan 20

aitem pernyataan unfavourable yang terdiri atas aspek: dukungan emosional,

dukungan penilaian, dukungan informatif, dan dukungan instrumental.

Tabel.3

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator No item Jumlah

Fav. Unfav. f %

1. Dukungan

Emosional

Empati 11, 15, 29 12, 14 5 12.5

Perhatian 26, 32 17, 21, 24 5 12.5

2. Dukungan

Penilaian

Penilaian

positif 1, 23 5, 8, 9 5 12.5

Dorongan

untuk maju 18, 25, 40 27, 38 5 12.5

3. Dukungan

Informatif

Pemberian

nasehat,

petunjuk dan

saran

2, 4, 30,

33, 37

3, 7, 10,

35, 39 10 25

4. Dukungan

Instrumental

Bantuan

langsung

6, 13, 16,

34, 36

19, 20, 22,

28, 31 10 25

Frekuensi (f) 20 20 40 100

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi alat ukurnya

(Azwar, 2008). Suatu tes atau instrumen pengukur mempunyai validitas yang

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

tinggi apabila tes atau instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud.

Salah satu cara sederhana untuk melihat validitas isi yang telah terpenuhi

adalah dengan melihat butir-butir dalam skala telah ditulis sesuai dengan blue

print-nya, yaitu telah sesuai dengan batasan kawasan ukur yang telah

ditetapkan semula dan memeriksa tiap-tiap butir telah sesuai dengan indikator

perilaku yang akan diungkap (Azwar, 2008). Analisis rasional ini juga

dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis skala tersebut.

Prosedur validitas skala melalui pengujian isi skala dengan menganalisis

secara rasional oleh professional judgement, yaitu pembimbing.

Pengujian validitas skala secure attachment, skala dukungan sosial, dan

skala self disclosure dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Corrected Item-Total Correlation, yaitu mengkorelasikan antara skor yang

diperoleh masing-masing item dengan skor total.

Langkah selanjutnya adalah prosedur seleksi aitem berdasarkan data

empiris dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter

item. Pada tahap ini akan dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya

diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah item yang mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang

tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan

indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan skala secara

keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 2008)

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan komputasi koefisien

korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu

distribusu skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien

korelasi item total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda

aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor

skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala

secara keseluruhan yang berarti makin tinggi daya bedanya. Bila koefisien

korelasi rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok

dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik. Bila kofisien korelasi

yang dimaksud ternyata berharga negatif, artinya terdapat cacat serius pada

aitem yang bersangkutan.

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total

biasanya digunakan batasan koefisien validitas (rbt) ≥0,25 (Azwar, 2007).

Dengan demikian semua pernyataan yang memiliki korelasi dengan skor skala

kurang dari 0,25 dapat disisihkan dan pernyataan-pernyataan yang akan

diikutkan dalam skala sikap diambil dari item-item yang memiliki korelasi

0,25 keatas dengan pengertian semakin tinggi koefisien korelasi itu mendekati

angka 1,00 maka semakin baik pula konsistensinya. Guna mempermudah

perhitungan, maka akan digunakan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) versi 17.0. kevalidan tiap-tiap butir aitem dapat dilihat dari

nilai corrected item-totalcorelation tiap-tiap butir aitem tersebut pada hasil

output SPSS pada tabel item-total statistics.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Reliabilitas

Istilah reliabilitas pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran

itu dapat menunjukkan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan

pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2008). Untuk

menguji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan koefisien

korelasi alpha Cronbach.

Tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan angka koefisien terendah

yang harus dicapai agar suatu pengukuran dapat disebut reliabel. Semakin

tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah

mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2005).

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga diperoleh

satu kesimpulan dari penelitian tersebut (Hadi, 2000).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

dengan dua prediktor, dengan alasan karena pada penelitian ini terdapat dua

variabel bebas, yaitu secure attachment dan dukungan sosial. Jadi analisis regresi

dua prediktor digunakan untuk mengetahui korelasi antara secure attachment dan

dukungan sosial dengan self disclosure pada santri pondok pesantren.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi dua prediktor

adalah uji asumsi klasik, yaitu:

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Uji normalitas, bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian

berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji linearitas, untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas berkorelasi

linear dengan data dari variabel tergantung.

c. Uji otokorelasi, untuk mendeteksi bahwa variabel dependen tidak berkorelasi

dengan dirinya sendiri

d. Uji heteroskesdastisitas, untuk mengetahui terjadinya perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

e. Uji multikolinearitas, untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen

yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu mode.

Keseluruhan perhitungan dalam penelitian ini, yang meliputi uji validitas,

uji reliabilitas, dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer

menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi

17.0.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

a. Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta

Pondok pesantren Al-Muayyad berlokasi di Jl. KH. Samanhudi No. 64

Surakarta. Al-Muayyad dirintis tahun 1930 oleh Simbah K.H. Abdul

Mannan di atas tanah seluas 3.500 m yang dijariyahkan oleh K.H. Ahmad

Shofawi di kampung Mangkuyudan, kelurahan Purwosari, kecamatan

Laweyan, kota Surakarta. Semula merupakan pondok pesantren dengan

corak tasawuf; pesantren dengan kegiatan utama latihan pengamalan syari’at

Islam dan belum melakukan pendalaman ilmu-ilmu agama secara teratur.

Titik beratnya melatih para santri dengan perilaku keagamaan. Pengajian

yang diselenggarakan berkisar pada akhlak.

Pada tahun 1937 kepemimpinan pesantren diserahkan kepada

putranya, K.H. Ahmad Umar Abdul Mannan. Mulailah Al-Muayyad sebagai

sebuah pondok pesantren dengan kurikulum yang menitikberatkan pada

pendalaman ilmu-ilmu agama Islam. Pada tahun 1939, pengajian Al-Quran

dan kitab kuning makin teratur, sehingga dipandang perlu

mendirikan Madrasah Diniyyah.

Setelah K.H. Ahmad Umar Abdul Mannan wafat tahun 1980, dalam

usia 63 tahun, kepemimpinan Al-Muayyad diserahkan kepada K.H. Abdul

43

Page 61: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Rozaq Shofawi. Dalam generasi ketiga inilah, Al-Muayyad melestarikan

sistem kepesantrenan yang diidamkan dan dikembangkan oleh dua generasi

pendahulu. Yayasan yang menjadi tulang punggung manajemen pesantren

diaktifkan, sehingga pembagian kewenangan, tugas, dan tanggung jawab

para pengelola bisa dibakukan. Dengan pola semacam itu, Al-Muayyad

berkeinginan mampu mewadahi dukungan masyarakat luas bagi penyiapan

generasi muda dalam wadah pesantren dengan manajemen terbuka, karena

pesantren sesungguhnya milik masyarakat.

Di pondok pesantren Al-Muayyad terdapat Madrasah Diniyyah

Wustha dan Madrasah Diniyyah Ulya. Madrasah Diniyyah Ulya untuk

santri setingkat SMP, sedangkan Madrasah Diniyyah Wustha untuk santri

setingkat SMA. Santri madrasah Diniyyah Wustha dibagi menjadi tiga

program, yaitu program A, program B, dan program C. Pembagian program

ini berdasarkan kitab yang diajarkan. Program A mempelajari kitab Alfiah,

program B mempelajari kitab Imriti, dan program C merupakan program

khusus untuk santri yang berminat menghafalkan Al-Qur’an

Tabel 4

Jumlah santri Madrasah Diniyyah Wustha Kelas X Pondok Pesantren

Al-muayyad Surakarta

Kelas Jumlah

Program A 25

Program B 60

Program C 14

Page 62: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya persiapan yang berkaitan

dengan perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan

yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.

Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada

Pimpinan Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta, dengan nomor

786/H27.1.17.3/TU/2010 agar bisa melakukan penelitian di Pondok

Pesantren Al Muayyad Surakarta. Setelah mendapatkan persetujuan dari

pihak pesantren, peneliti baru bisa melakukan penelitian sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan.

b. Persiapan Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologi, yaitu skala self

disclosure, skala secure attachment, dan skala dukungan sosial. Persiapan

mengenai alat ukur sendiri telah melalui proses professional judgement oleh

pembimbing..

3. Pelaksanaan Uji Coba (try out)

Pelaksanaan uji coba dilakukan sebelum skala penelitian digunakan

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas skala penelitian. Menurut Azwar

(2008), uji coba terhadap aitem skala psikologi bertujuan untuk mengetahui

apakah kalimat dalam aitem mudah dan dapat dipahami oleh responden

Page 63: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sebagaimana yang diinginkan oleh penulis aitem, dan sebagai salah satu cara

praktis untuk memperoleh data jawaban dari responden yang akan digunakan

untuk penskalaan.

Uji coba (try out) dilaksanakan selama satu hari, yaitu tanggal 11

Oktober 2010. Uji coba diberikan kepada siswa Madrasah Diniyah Wustha

Almuayyad Surakarta kelas X sebanyak 2 kelas yang berjumlah 33 siswa,

jumlah siswa sebenarnya 39 siswa tetapi ada 6 siswa yang tidak masuk,

sehingga tinggal 33 siswa. Namun, jumlah ini sudah memenuhi syarat untuk

dilakukan skoring yang kemudian dapat dianalisis nilai validitas dan

reliabilitasnya.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah dilakukan uji coba, selanjutnya dilakukan seleksi aitem skala

psikologi. Menurut Azwar (2008) dalam seleksi aitem skala psikologi,

dilakukan dengan pengujian daya diskriminasi aitem yang menghendaki

adanya komputasi. Hal tersebut nantinya akan menghasilkan koefisien korelasi

aitem total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem.

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan

batasan 0,30. Namun dalam penelitian ini, batasan korelasi aitem total yang

digunakan adalah ≥ 0,25. Hal ini menurut Crocker dan Algina (Azwar, 2007)

umumnya koefisien rix di atas 0,25 sudah dianggap mengindikasikan daya

diskriminasi yang baik. Hasil uji daya beda dan reliabilitas masing-masing

skala diuraikan sebagai berikut:

Page 64: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Skala Self Disclosure

Aitem skala self disclosure yang diujicobakan berjumlah 50 aitem.

Setelah dilakukan analisis seleksi aitem diperoleh 36 aitem valid yang

terdiri dari 18 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable dengan indeks daya

beda aitem sebesar 0,250 sampai dengan 0,715 dan nilai reliabilitas sebesar

0,874. Rincian distribusi butir aitem valid dan gugur skala self disclosure

dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5 Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Self Disclosure

No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah

Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur

1. Intent

Menyadari apa

yang diungkapkan

dan dirasakan

1, 40 16, 24 8, 17 6, 30 4 4

2. Amount

Sering berbicara

tentang diri

sendiri

5, 11,

15 -

12, 21,

23 - 6 -

Lamanya individu

dalam

membicarakan

tentang dirinya

43 35 4 49 2 2

3. Positiveness

Membicarakan

tentang hal-hal

yang baik tentang

diri sendiri

18, 45 25, 39 36 42, 44,

47 3 5

4. Depth

Membicarakan

tentang diri secara

mendalam

10, 26,

31, 33 -

3, 14,

38, 46 - 8 -

5. Honesty

Memiliki rasa

percaya diri

2, 19,

22 - 7, 9, 13 - 6 -

Berbicara apa

adanya tentang

diri sendiri

32, 37 27 29, 34,

48 - 5 1

Berbicara dengan

tulus tentang diri

sendiri

28 41 20 50 2 2

Frekuensi (f) 18 7 18 7 36 14

Page 65: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Skala Secure Attachment

Aitem skala secure attachment yang diujicobakan berjumlah 70 aitem.

Setelah dilakukan analisis seleksi aitem diperoleh 47 aitem valid yang

terdiri dari 23 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable dengan indeks daya

beda aitem sebesar 0,252 sampai dengan 0,752 dan nilai reliabilitas sebesar

0,845. Rincian distribusi butir aitem valid dan gugur skala secure

attachment dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6

Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Secure Attachment

No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah

Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur

1. Frustration with

Partners

Merasa tidak

dimengerti

11, 16,

18 -

2, 34,

36 - 6 -

Merasa tidak

diperhatikan 3, 10 - 12, 33 - 4 -

2. Proximity Seeking

Mencari kedekatan

dengan orang lain 9 13, 17 20, 37 7 3 3

Terbuka dengan

orang lain 58 15 35, 39 - 3 1

3. Self Reliance

tidak mau minta

bantuan kepada

orang lain

22, 67 38 31, 50 - 4 1

Tidak mau

menerima

kenyamanan dari

orang lain

63 21 25, 40,

59 - 4 1

4. Ambivalence

Merasa ragu

dengan

perasaannya

sendiri tentang

orang lain

44, 55,

70 28, 65

27, 49,

51 4, 61 6 4

5. Trust Mempercayai

orang lain

1, 8, 14,

42, 56, -

5, 24,

30, 68 6 9 1

6. Jealousy Merasa takut tidak

dicintai 43, 53

32, 45,

66 26, 48

46, 54,

62 4 6

7. Anxious Clinging

to Partners

Merasa orang lain

tidak ada untuknya

ketika dibutuhkan

29, 52,

69 41, 64 19

23, 47,

57, 60 4 6

Frekuensi (f) 23 12 24 11 47 23

Page 66: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c. Skala Dukungan Sosial

Aitem skala dukungan sosial yang diujicobakan berjumlah 40 aitem.

Setelah dilakukan analisis seleksi aitem diperoleh 35 aitem valid yang

terdiri dari 18 aitem favorable dan 17 aitem unfavorable dengan indeks daya

beda aitem sebesar 0,254 sampai dengan 0,680 dan nilai reliabilitas sebesar

0,901. Rincian distribusi butir aitem valid dan gugur skala dukungan sosial

dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7

Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Dukungan sosial

No Aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah

Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur

1. Dukungan

Emosional

Empati 15, 29 11 12, 14 - 4 1

Perhatian 26, 32 - 17,

21, 24 - 5 -

2. Dukungan

Penilaian

Penilaian

positif 1 23 5, 8 9 3 2

Dorongan

untuk maju

18, 25,

40 - 27, 38 - 5 -

3. Dukungan

Informatif

Pemberian

nasehat,

petunjuk dan

saran

2, 4,

30, 33,

37

- 3, 10,

39 7, 35 8 2

4. Dukungan

Instrumental Bantuan

langsung

6, 13,

16, 34,

36

-

19,

20,

22,

28, 31

- 10 -

Frekuensi (f) 18 1 17 3 35 5

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya

adalah menyusun kembali butir-butir aitem yang sahih dan dipergunakan untuk

mengambil data yang sesungguhnya. Adapun distribusi ulang skala penelitian

Page 67: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

untuk skala self disclosure, secure attachment, dan dukungan sosial dapat

dilihat pada tabel 8, 9 dan 10 berikut ini

Tabel 8

Sebaran Aitem Skala Self disclosure

No Aspek Indikator No item Jumlah

F Fav Unfav

1. Intent

Menyadari apa

yang diungkapkan

dan dirasakan

1, 40 (27) 8, 17 4

2. Amount

Sering berbicara

tentang diri

sendiri

5, 11, 15 12, 21, 23 6

Lamanya individu

dalam

membicarakan

tentang dirinya

43 (25) 4 3

3. Positiveness

Membicarakan

tentang hal-hal

yang baik tentang

diri sendiri

18, 45 (24) 36 3

4. Depth

Membicarakan

tentang diri secara

mendalam

10, 26, 31, 33 3, 14, 38 (30),

46 (16) 8

5. Honesty

Memiliki rasa

percaya diri 2, 19, 22 7, 9, 13 6

Berbicara apa

adanya tentang

diri sendiri

32, 37 (35) 29, 34, 48 (6) 5

Berbicara dengan

tulus tentang diri

sendiri

28 20 2

Frekuensi (f) 18 18 36

Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk

penelitian.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 9

Sebaran Aitem Skala Secure attachment

Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk

penelitian

No Aspek Indikator No item

Jumlah Fav Unfav

1. Frustration

with Partners

Merasa tidak

dimengerti 11, 16, 18 2, 34, 36 6

Merasa tidak

diperhatikan 3, 10 12, 33 4

2. Proximity

Seeking

Mencari

kedekatan

dengan orang

lain

9 20, 37 3

Terbuka

dengan orang

lain

58 (21) 35, 39 3

3. Self Reliance

tidak mau

minta bantuan

kepada orang

lain

22, 67 (13) 31, 50 (45) 4

Tidak mau

menerima

kenyamanan

dari orang lain

63 (15) 25, 40, 59

(17) 4

4. Ambivalence

Merasa ragu

dengan

perasaannya

sendiri tentang

orang lain

44, 55 (28),

70 (4)

27, 49 (46),

51 (41) 6

5. Trust Mempercayai

orang lain

1, 8, 14, 42,

56 (23)

5, 24, 30,

68 (7) 9

6. Jealousy Merasa takut

tidak dicintai 43, 53 (32) 26, 48 (47) 4

7.

Anxious

Clinging to

Partners

Merasa orang

lain tidak ada

untuknya

ketika

dibutuhkan

29, 52 (38),

69 (6) 19 4

Frekuensi (f) 23 24 47

Page 69: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 10

Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator No item

Jumlah Fav. Unfav.

1. Dukungan

Emosional

Empati 15, 29 12, 14 4

Perhatian 26, 32 17, 21, 24 5

2. Dukungan

Penilaian

Penilaian

positif 1 5, 8 3

Dorongan

untuk maju

18, 25, 40

(7) 27, 38 (11) 5

3. Dukungan

Informatif

Pemberian

nasehat,

petunjuk dan

saran

2, 4, 30,

33, 37 (23)

3, 10, 39

(9) 8

4. Dukungan

Instrumental

Bantuan

langsung

6, 13, 16,

34, 36 (35)

19, 20, 22,

28, 31 10

Frekuensi (f) 18 17 35

Keterangan : nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk

penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Muayyad

Surakarta kelas X Madrasah Diniyyah Wustha sejumlah 2 kelas yang telah

memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random dengan

cluster random sampling.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan tanggal 18 Oktober 2010. Sebelumnya,

peneliti meminta ijin terlebih dahulu kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarta dan Kepala Madrasah Diniyyah Wustha, kemudian kepala

Page 70: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

madrasah tersebut mengatur waktu yang tepat bagi peneliti untuk membagikan

skala. Dari 60 eksemplar skala yang disiapkan peneliti sebelumnya, jumlah

yang dibagikan sebanyak 48 eksemplar, karena 12 santri tidak masuk, sehingga

skala yang terkumpul hanya 48 eksemplar. Skala yang telah terkumpul

selanjutnya dapat dilakukan skoring.

3. Pelaksanaan Skoring

Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan pemberian skor

pada hasil pengisian skala untuk keperluan analisis data. Ketiga skala

menggunakan sistem penilaian dengan kategori Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem dalam ketiga skala

ini terdiri aitem yang favorable dan aitem unfavorable. Skor untuk aitem yang

favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Skor untuk aitem yang

unfavorable yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Skor total setiap aitem yang

diperoleh dari subjek penelitian dijumlahkan untuk tiap-tiap skala. Total skor

setiap aitem dari setiap skala yang diperoleh subjek ini akan digunakan dalam

analisis data.

C. Hasil Analisis Data dan Interpretasi

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji

asumsi dasar (uji normalitas dan uji linieritas), serta uji asumsi klasik (uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi). Perhitungan dalam

analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer seri program statistik SPSS versi

17.0.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode

parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal

dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini akan digunakan uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau

0,05 Priyatno (2009)

Tabel 11

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Self disclosure .086 48 .200* .986 48 .815

Secure

attachment

.108 48 .200* .965 48 .155

Dukungan sosial .093 48 .200* .967 48 .196

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel di atas, diperoleh nilai K-S

sebesar 0,200. Karena 0,200 > 0,05 maka uji normalitas dalam penelitian ini

dapat mewakili populasi. Hal tersebut bahwa sampel dalam penelitian dapat

mewakili populasi.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian

pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf

signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier

bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2009).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di bawah ini, menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel secure attachment dan self disclosure

menghasilkan nilai signifikansi linearity sebesar 0,001. Karena signifikansi

0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel secure

attachment dan self disclosure terdapat hubungan yang linear.

Tabel 12

Hasil Uji Linearitas antara Variabel Secure Attachment dengan Self

Disclosure

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

selfdisclosure

*

secureattach

ment

Between

Groups

(Combined) 3930.750 25 157.230 1.773 .089

Linearity 1442.915 1 1442.915 16.269 .001

Deviation

from

Linearity

2487.835 24 103.660 1.169 .358

Within Groups 1951.250 22 88.693

Total 5882.000 47

Sedangkan hubungan antara variabel dukungan sosial dengan self

disclosure menghasilkan nilai signifikansi linearity sebesar 0,018. Karena

signifikansi 0,018 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

Page 73: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dukungan sosial dengan self disclosure terdapat hubungan yang linier. Hasil

perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 13

Hasil Uji Linearitas antara Variabel Dukungan Sosial dengan Self

Disclosure

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

selfdisclosure

* dukungan

sosial

Between

Groups

(Combined) 3338.905 22 151.768 1.492 .167

Linearity 649.955 1 649.955 6.389 .018

Deviation

from

Linearity

2688.950 21 128.045 1.259 .289

Within Groups 2543.095 25 101.724

Total 5882.000 47

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikoliearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan

linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Dalam

uji multikolinearitas ini akan melihat nilai variance inflation factor (VIF)

pada model regresi. Menurut Priyatno (2009), pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka terjadi multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui nilai VIF kedua variabel, yaitu

variabel secure attachment dan variabel dukungan sosial adalah 1,373 yang

kurang dari 5, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa antarvariabel secure

Page 74: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

attachment dan dukungan sosial tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14

Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 19.734 21.025 .939 .353

Secure

attachment

.503 .172 .442 2.929 .005 .728 1.373

Dukungan

sosial

.123 .182 .102 .675 .503 .728 1.373

a. Dependent Variable: self disclosure

b. Uji Otokorelasi

Uji otokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel

dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik nilai periode

sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Pengujian otokorelasi dalam

penelitian ini menggunakan uji DW (Durbin-Watson). Cara membaca hasil

analisis yaitu dengan kriteria pengambilan jika DW = 2, maka tidak terjadi

otokorelasi sempurna sebagai rule of tumb (aturan ringkas). Jika nilai DW

antara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi. Namun jika

nilai DW < 1,5 disebut memiliki otokorelasi positif, dan jika DW > 2,5

sampai 4 disebut otokorelasi negatif (Priyatno, 2009).

Page 75: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1,687. Hasil

tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah otokorelasi dalam

penelitian ini. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15

Hasil Uji Otokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .503a .253 .220 9.882 1.687

a. Predictors: (Constant), dukungansosial, secureattachment

b. Dependent Variable: selfdisclosure

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas (Priyatno, 2009).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat

pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola

yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas

Dari hasil analisis pola gambar scatterplot pada lampiran dapat dilihat

bahwa pola gambar tersebut tidak menunjukkan adanya gejala

heteroskedastisitas sehingga model dalam penelitian ini terbebas dari

heteroskedastisitas.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi, langkah selanjutnya adalah melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik analisis

regresi linier berganda.

a. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji-F)

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan Uji-F, yang bertujuan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama

berhubungan secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil F-test

menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berhubungan

terhadap variabel dependen jika F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F

tabel (Priyatno, 2009).

Hasil Uji-F dalam penelitian ini adalah:

Tabel 16

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1487.471 2 743.735 7.616 .001a

Residual 4394.529 45 97.656

Total 5882.000 47

a. Predictors: (Constant), dukungansosial, secureattachment

b. Dependent Variable: selfdisclosure

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 7,616 dan F

tabel (dilihat dalam lampiran tabel F) sebesar 3,20. Karena F hitung > F

tabel (7,616 > 3,20) maka ada hubungan secara signifikan antara variabel

Page 77: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

secure attachment dan dukungan sosial secara bersama-sama dengan self

disclosure.

b. Analisis Korelasi Ganda (R)

Selanjutnya, untuk menunjukkan seberapa besar hubungan yang

terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen, dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi ganda (R). Menurut

Sugiyono (dalam Priyatno, 2009) pedoman untuk memberikan interpretasi

koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat

Dari hasil analisis regresi, diperoleh nilai koefisien korelasi ganda (R)

adalah:

Tabel 17

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .503a .253 .220 9.882 1.687

a. Predictors: (Constant), dukungansosial, secureattachment

b. Dependent Variable: selfdisclosure

Page 78: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,503. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara secure

attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure.

c. Analisis Determinasi

Pada tabel 17 dapat dilihat persentase sumbangan hubungan variabel

independen secara serentak dengan variabel dependen, yaitu dengan melihat

kolom R square (determinasi). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar

persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu

menjelaskan variabel dependen (Priyatno, 2009). Dari tabel tersebut

diperoleh nilai R square sebesar 0,253 atau 25,3%. Hal ini menunjukkan

bahwa persentase sumbangan hubungan variabel independen (secure

attachment dan dukungan sosial) dengan variabel dependen (self disclosure)

sebesar 25,3%. Atau variasi variabel independen (secure attachment dan

dukungan sosial) mampu menjelaskan sebesar 25,3% variasi variabel

dependen (self disclosure). Sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi

atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian

ini.

d. Analisis Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel sedangkan variabel lainnya yang dianggap berpengaruh

dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r)

berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti

hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0

Page 79: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif

menunjukkan hubungan searah dan nilai negatif menunjukkan hubungan

terbalik.

Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial didapat nilai korelasi antara

secure attachment dengan self disclosure dimana dukungan sosial

dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,400 dengan taraf signifikansi 0,003

(p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang dan

signifikan antara secure attachment dengan self disclosure jika dukungan

sosial tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif artinya semakin tinggi

secure attachment maka semakin meningkatkan self disclosure. Hasil

penghitungan dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini.

Tabel 18

Korelasi antara Secure Attachment dengan Self Disclosure dimana

Dukungan Sosial dikendalikan

Correlations

Control Variables secureattachment selfdisclosure

dukungansosial secureattachment Correlation 1.000 .400

Significance (1-

tailed)

. .003

df 0 45

selfdisclosure Correlation .400 1.000

Significance (1-

tailed)

.003 .

df 45 0

Selanjutnya, korelasi antara dukungan sosial dengan self disclosure

dimana secure attachment dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,100 dengan

Page 80: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

taraf signifikansi 0,251 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan antara dukungan sosial

dengan self disclosure jika secure attachment tetap. Sedangkan arah

hubungan adalah positif artinya semakin tinggi dukungan sosial maka

semakin meningkatkan self disclosure. Hasil penghitungan dapat dilihat

pada tabel 19.

Tabel 19

Korelasi antara Dukungan Sosial dengan Self Disclosure dimana Secure

Attachment dikendalikan

Correlations

Control Variables dukungansosial selfdisclosure

secureattachment dukungansosial Correlation 1.000 .100

Significance (1-

tailed)

. .251

df 0 45

selfdisclosure Correlation .100 1.000

Significance (1-

tailed)

.251 .

df 45 0

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Setelah dilakukan perhitungan secara manual, sumbangan relatif secure

attachment dengan self disclosure sebesar 86,6% dan sumbangan relatif

dukungan sosial dengan self disclosure sebesar 13,4%. Sumbangan efektif

secure attachment dengan self disclosure sebesar 21,9% dan sumbangan efektif

dukungan sosial dengan self disclosure sebesar 3,39%. Total sumbangan

Page 81: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

efektif ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,253 atau

25,3%.

5. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai self disclosure, secure attachment, dan dukungan sosial pada subjek

yang diteliti. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 20

Statistik Deskriptif

Skala Jum

Subjek

Data hipotetik

M SD

(σ)

Data empirik

M SD

(σ) Skor

Min

Skor

Maks

Skor

Min

Skor

Maks

Self

Disclosure 48 36 144 90 18 76 129 99,50 11,187

Secure

attachment 48 47 188 117,5 23,5 106 150 131,71 9,830

Dukungan

sosial 48 35 140 87,5 17,5 90 126 109,69 9,272

Keterangan:

M : Mean SD (σ) : Standar Deviasi

a. Skala self disclosure

Skala self disclosure akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003).

Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 36 x 1 = 36 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 36 x 4 = 144, maka jarak sebarannya

adalah 144 – 39 = 108 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 108 :

6,0 = 18, sedangkan rerata hipotetiknya 36 x 2,5 = 90. Apabila subjek

Page 82: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel 21.

Tabel 21

Kriteria Kategori Skala Self disclosure

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

empirik Frek

(N)

Presentase

(%)

(MH+1,0σ)≤ X 108 ≤ X Tinggi 10 20,83 (MH-1,0σ)≤ X

<(MH+1,0σ)

72 ≤ X < 108 Sedang 38 79,17 99,50

X < (MH-1,0σ) X < 72 Rendah - -

Jumlah 48 100

Dari kategori skala self disclosure seperti terlihat pada tabel, dapat

diambil kesimpulan bahwa 20,83% santri pondok pesantren Al-Muayyad

Surakarta memiliki self disclosure yang tinggi dan 79,17% santri pondok

pesantren MDW Al-Muayyad Surakarta tergolong memiliki tingkat self

disclosure yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki self disclosure

yang sedang.

b. Skala Secure Attachment

Skala secure attachment akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003).

Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 47 x 1 = 47 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 47 x 4 = 188, maka jarak sebarannya

adalah 188–47 = 141 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 141:6,0 =

23,5, sedangkan rerata hipotetiknya 47 x 2,5 = 117,5. Apabila subjek

Page 83: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel 22.

Tabel 22

Kriteria Kategori Skala Secure Attachment

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

empirik Frek

(N)

Presentase

(%)

(MH+1,0σ)≤ X 141 ≤ X Tinggi 11 22,92

(MH-1,0σ)≤ X

<(MH+1,0σ)

94 ≤ X < 141 Sedang 37 77,08 131,71

X < (MH-1,0σ) X < 94 Rendah - -

Jumlah 48 100

Dari kategori skala secure attachment seperti terlihat pada tabel.

Dapat diambil kesimpulan bahwa 22,92% santri pondok pesantren Al-

Muayyad Surakarta memiliki secure attachment yang tinggi dan 77,08%

santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta tergolong memiliki secure

attachment yang sedang. Jadi secara umum, subjek memiliki secure

attachment yang sedang.

c. Skala dukungan sosial

Skala dukungan sosial akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi

rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan

mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal,

sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal (Azwar, 2003).

Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 35 x 1 = 35 dan skor maksimal

yang dapat diperoleh subjek adalah 35 x 4 = 140, maka jarak sebarannya

adalah 140 – 35 = 105 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 105 :

6,0 = 17,5, sedangkan rerata hipotetiknya 35 x 2,5 = 87,5. Apabila subjek

Page 84: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

digolongkan dalam 3 kategori, maka akan diperoleh kategorisasi serta

distribusi skor subjek seperti pada tabel 23.

Tabel 23

Kriteria Kategori Skala Dukungan Sosial

dan Distribusi Skor Subjek

Standar Deviasi Skor Kategorisasi

Subjek Rerata

empiri

k Frek

(N)

Presentas

e (%)

(MH+1,0σ)≤ X 105 ≤ X Tinggi 35 72,92 109,69

(MH-1,0σ)≤ X <

(MH+1,0σ)

70 ≤ X < 105 Sedang 13 27,08

X < (MH-0,6σ) X < 70 Rendah - -

Jumlah 48 100

Dari kategori skala dukungan sosial seperti terlihat pada tabel, dapat

diambil kesimpulan bahwa 72,92% santri pondok pesantren Al-Muayyad

Surakarta mendapat dukungan sosial yang tinggi, dan 27,08% santri pondok

pesantren Al-Muayyad Surakarta mendapat dukungan sosial yang sedang.

Jadi secara umum, subjek mendapat dukungan sosial yang tinggi.

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan diterimanya hipotesis yang

diajukan, yaitu adanya hubungan yang signifikan antara secure attachment dan

dukungan sosial dengan self disclosure pada santri Pondok Pesantren Al-Muayyad

Surakarta. Hal tersebut didasarkan atas hasil output SPSS, dimana nilai p-value

0,001 < 0,05 sedangkan F hitung > dari F tabel (7,616 > 3,20) serta R sebesar

0,503. Hasil tersebut berarti bahwa secure attachment dan dukungan sosial dapat

digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi self disclosure pada santri

Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Semakin tinggi secure attachment dan

dukungan sosial, maka semakin tinggi pula self disclosure. Sebaliknya, semakin

Page 85: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

rendah secure attachment dan dukungan sosial, maka semakin rendah juga self

disclosure. Nilai R sebesar 0,503 menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

sedang antara secure attachment dan dukungan sosial dengan self disclosure.

Secara parsial dengan menggunakan analisis korelasi parsial, ternyata

secure attachment berhubungan dengan self disclosure dengan korelasi 0,400 dan

taraf signifikansi 0,003 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan

yang sedang dan signifikan antara secure attachment dengan self disclosure jika

dukungan sosial tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif artinya semakin

tinggi secure attachment maka semakin meningkatkan self disclosure. Hasil ini

memperkuat apa yang sudah dikatakan oleh Keelan, dkk. (dalam Myers, 2002)

bahwa semakin tinggi secure attahment maka semakin tinggi pula self disclosure

yang dimiliki oleh individu. Menurut Baron dan Byrne (2005) individu dengan

secure attachment memiliki self esteem yang tinggi dan positif terhadap orang

lain, sehingga ia mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam

hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh bahwa secara umum secure

attachment santri pondok pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada kategori

sedang. Santrock (2003) menyatakan bahwa secure attachment yang dimiliki

individu menghasilkan hubungan dengan teman sebaya yang cakap, positif dan

dekat. Jika individu dapat membina hubungan akrab dengan orang lain maka akan

meningkatkan self disclosure yang dimilikinya. Dalam penelitian yang dilakukan

Helmi (1999) menyebutkan bahwa individu dengan secure attachment

mempunyai skema diri positif sehingga memiliki pandangan positif terhadap diri.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Hubungan yang hangat dan responsif dari figur lekat pada masa bayi dan anak-

anak akan menyebabkan anak merasa aman dan merasa tidak disingkirkan,

sehingga mudah untuk membina hubungan akrab dengan orang lain dan pada

akhirnya akan mudah untuk terbuka kepada orang lain.

Selanjutnya, secara parsial dengan menggunakan analisis korelasi parsial,

ternyata dukungan sosial berhubungan dengan self disclosure dengan korelasi

0,100 dan taraf signifikansi 0,251 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan antara dukungan sosial dengan self disclosure menunjukkan hubungan

yang sangat rendah dan tidak signifikan jika secure attachment tetap. Sedangkan

arah hubungan adalah positif artinya semakin tinggi dukungan sosial maka

semakin meningkatkan self disclosure. Hubungan yang sangat rendah ini dapat

dipengaruhi banyak faktor, menurut Cohen dan Syme (1985), dukungan sosial

yang tersedia bisa dianggap tidak membantu dikarenakan dukungan yang

diberikan tidak cukup atau tidak merasa perlu dibantu, selain itu faktor lain yang

mempengaruhi efektivitas dukungan sosial adalah permasalahan yang dihadapi

yaitu kesesuaian antara dukungan yang diberikan dan permasalahan yang

dihadapi. Dukungan yang diterima akan memiliki arti jika dukungan itu

bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang ada. Faktor yang lain adalah pemberi

dukungan, dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan memilki arti

daripada yang berasal dari sumber yang berbeda. Hal lain yang juga

mempengaruhi adalah penerima dukungan, karakteristik penerima dukungan akan

menentukan keefektifan dukungan. Karakteristik ini seperti kepribadian,

kebisaaan dan peran sosial. Proses yang terjadi dalam dukungan ini dipengaruhi

Page 87: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

oleh kemampuan penerima dukungan untuk mencari dan mempertahankan

dukungan. Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah waktu pemberian

dukungan, dukungan sosial akan optimal di satu situasi, tetapi akan menjadi tidak

optimal dalam situasi lain. Walaupun santri telah mendapatkan dukungan sosial

yang tinggi, tetapi jika dukungan sosial itu tidak efektif maka self disclosure santri

akan menunjukkan tingkat yang rendah

Berdasarkan analisis deskriptif juga diperoleh bahwa secara umum

dukungan sosial pada santri pondok pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada

kategori tinggi. Melalui dukungan sosial, individu merasakan adanya kelekatan,

perasaan memiliki, penghargaan, serta adanya ikatan yang dapat dipercaya yang

dapat memberikan bantuan dalam berbagai keadaan (Ruwaida dkk., 2006). Dalam

penelitian yang dilakukan Maharani dan Andayani (2003) mengemukakan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial ayah dengan penyesuaian

sosial remaja laki-laki, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh

remaja laki-laki dari ayah, makin tinggi pula penyesuaian sosialnya.

Analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat self disclosure santri pondok

pesantren Al-muayyad Surakarta berada pada kategori sedang. Johnson (1993)

menjelaskan bahwa hubungan yang sehat dibangun melalui self disclosure. Self

disclosure memberikan kesempatan kepada individu untuk mengidentifikasikan

cita-citanya, kebutuhannya, kegiatannya, ketertarikan, penilaian dan persepsinya

terhadap sesuatu. Hal ini akan menumbuhkan dan mengembangkan hubungan

dengan orang lain. DeVito (1997) menjelaskan bahwa self disclosure akan terjadi

jika individu mau mengungkapkan informasi tentang dirinya kepada orang lain.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Hal ini akan meningkatkan kesempatan untuk mengembangkan dialog yang

bermakna dan akrab. Melalui interaksi yang akrab dengan orang lain, individu

akan lebih terbuka dan mengungkapkan informasi yang lebih banyak tentang

dirinya.

Berdasarkan dari nilai koefisien determinasi (R2) diketahui besarnya

sumbangan efektif kedua variabel bebas (secure attachment dan dukungan sosial)

terhadap variabel tergantung (self disclosure) sebesar 25,3%, artinya sebesar

25,3% self disclosure dapat dijelaskan oleh variabel secure attachment dan

dukungan sosial, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh beberapa

variabel lainnya, antara lain harga diri, perasaan menyukai, efek diadik,

kompetensi, kepribadian, dan jenis kelamin.

Penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan antara lain

keterbatasan alat ukur dan ruang lingkup penelitian, sehingga penelitian ini hanya

dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja, sedangkan

penerapan penelitian untuk populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang

berbeda memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau menambah

variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini, seperti harga

diri, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi, kepribadian, dan jenis kelamin.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan hasil yang lebih baik dengan

perubahan dan penyempurnaan dalam pemakaian alat ukur, prosedur, serta

memperluas ruang lingkup penelitian.

Page 89: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara secure attachment dan dukungan

sosial dengan self disclosure pada santri Pondok Pesantren Al-Muayyad

Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda, yaitu

diperoleh nilai p-value 0,001 < 0,05 sedangkan F hitung > dari F tabel (7,616 >

3,20) serta R sebesar 0,503.

2. Secara parsial ada hubungan yang sedang dan signifikan antara secure

attachment dengan self disclosure jika dukungan sosial tetap (dikendalikan)

dengan korelasi 0,400 dan taraf signifikansi 0,003 (p<0.05), arah hubungan

adalah positif artinya semakin tinggi secure attachment maka semakin

meningkatkan self disclosure.

3. Secara parsial, antara dukungan sosial dengan self disclosure menunjukkan

hubungan yang sangat rendah dan tidak signifikan jika secure attachment tetap

(dikendalikan) dengan korelasi 0,100 dan taraf signifikansi 0,251 (p>0,05),

arah hubungan adalah positif artinya semakin tinggi dukungan sosial maka

semakin meningkatkan self disclosure.

4. Sumbangan efektif secure attachment dengan self disclosure sebesar 21,9%

dan sumbangan efektif dukungan sosial dengan self disclosure sebesar 3,39%.

72

Page 90: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Total sumbangan efektif ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R²)

sebesar 0,253 atau 25,3%.

5. Self disclosure pada santri pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta tergolong

sedang, secure atachment santri tergolong sedang, dan dukungan sosial santri

tergolong tinggi.

B. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi santri

Bagi santri disarankan untuk mempertahankan secure attachment pada

figur utama yaitu orang tua dan mengembangkan secure attachment pada figur

pengganti yaitu guru atau teman dengan menjalin kedekatan dengan mereka,

serta mencari dukungan sosial yang dapat membantunya mengembangkan self

disclosure yang dimilikinya. Jika santri memiliki self disclosure yang tinggi,

maka akan banyak dampak positif yang akan dimunculkan, seperti santri dapat

melakukan penyesuaian sosial dengan baik, terjalinnya hubungan yang akrab

dengan sesama teman, dan mengurangi frustrasi ketika menghadapi masalah.

2. Bagi para orang tua

Bagi para orang tua disarankan untuk mempertahankan secure

attachment dengan tetap menjalin kedekatan dengan santri dan memberikan

dukungan sosial yang dibutuhkan santri agar dapat mengembangkan self

disclosure yang dimiliki santri. Selanjutnya orang tua diharapkan bisa lebih

Page 91: HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DAN DUKUNGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

memberi kesempatan bagi santri untuk dapat mengemukakan apa yang mereka

rasakan, ide, maupun pendapatnya, sehingga dapat terjalin suasana yang

nyaman agar dapat meningkatkan self disclosure yang dimiliki santri.

3. Bagi ustadz atau guru

Bagi ustadz atau guru diharapkan dapat menjadi figur attachment pengganti

bagi santri ketika berada di pondok pesantren yang bisa memberikan dukungan

sosial kepada santri ketika santri membutuhkan bantuan sehingga bisa

mengembangkan self disclosure santri.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain khususnya ilmuwan psikologi yang tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan penelitian ini

dapat digunakan sebagai informasi dalam penelitian. Peneliti menyarankan

untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut, diharapkan lebih

memperluas ruang lingkup. Misalnya dengan memperluas populasi atau

menambah variabel-variabel lain, seperti: harga diri, perasaan menyukai, efek

diadik, kompetensi, kepribadian, dan jenis kelamin. Dengan demikian, hasil

yang didapat lebih bervariasi dan beragam, sehingga kesimpulan yang

diperoleh lebih komprehensif.