booklet-2016 -...
TRANSCRIPT
Denah Kampus ITB Jatinangor
1 Kata Pengantar 20. Musholla
2 Denah Kampus ITB Jatinangor 21. Prasasti 3 Zona Kampus ITB Jatinangor 22. Taman Loji/Menara Loji 4 Peta Fiber Optik dan Akses Wifi 23. Rumah Jepang 5 Gedung Utama 24. Amphitheater 6 Gedung KOICA 25. Danau Situ I 7 Gedung Perpustakaan 26. Danau Situ II 8 Gedung Kuliah 27. Arboretum 9 Laboratorium Komputer 28. Areal Konservasi - 10 Labtek 1A 29. Plasma Nutfah Tanaman Hutan (AKPNTH) 11 Labtek 1B 30. Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu 12 Gedung Kuliah Umum 2 31. Lahan Penelitian di Desa Haurgombong 13 Water Treatment Plan (WTP) 32. Hutan Konservasi Kiarapayung 14 Hunian Mahasiswa (Asrama) 33. Jalan Utama Kampus Malam Hari 15 Gedung Serba Guna (GSG) 34. Rumah Kasa 16 Laboratorium Rekayasa Sungai 35. Jadwal Shuttle
dan Angkutan Sedimentasi 36 Ganesha -Jatinangor (PP) 17 Laboratorium Kayu 37. Informasi umum 18 Gedung Kehutanan 19 Masjid Al-Jabbar
Kata Pengantar
Selamat datang kepada para Mahasiswa ITB yang akan berkuliah di Kampus ITB Jatinangor. Kampus ITB Jatinangor
menempati lahan seluas 460.353 m2 terdiri atas 70,94% lahan terbuka dan 29,06% lahan terbangun dilengkapi dengan
sarana olah raga, gedung serba guna, Masjid Al-Jabbar, perpustakaan, arboretum, dua buah situ (danau) dan empat
gedung asrama mahasiswa.
Saat ini ada sepuluh Prodi S1 dan dua Prodi S2 yang menyelenggarakan perkuliahan di Kampus ITB Jatinangor dengan
student body 1.053 orang.
Secara umum Kampus ITB Jatinangor merupakan kampus yang aman dan nyaman. Kendati demikian harap diperhatikan
aspek keamanan dan keselamatan di dalam kampus apabila mengendarai sepeda atau kendaraan bermotor mengingat
kontur/terrain lahan di dalam Kampus ITB Jatinangor yang ekstrim tinggi rendahnya.
Beberapa alat kesenian seperti angklung, degung, band dan marching band silakan dipergunakan untuk kegiatan
mahasiswa di Kampus ITB Jatinangor diluar jam perkuliahan. Di dalam booklet juga disampaikan informasi nomor -nomor
darurat yang dapat dihubungi.
Selamat belajar. Selamat beraktifitas. Jaga kebersamaan dan kekompakan serta saling membantu. Semoga sukses.
Direktur Eksekutif Kampus ITB Jatinangor
Dr. Ir. Wedyanto, M.Sc.
1
Gedung Utama
Gedung Utama Kampus ITB Jatinangor merupakan kantor utama Direktorat Eksekutif Kampus ITB Jatinangor. Gedung ini
memiliki struktur mirip dengan Gedung Sate Pemprov Jawa Barat dengan adanya tusuk sate dibagian atasnya.
Bangunan ini terdiri dari 3 lantai yang masing-masing lantai ditempati oleh unit-unit pendukung di Kampus ITB
Jatinangor.
5
Gedung KOICA
Gedung ITB-Korea Cyber Security
Research and Development Center
(CSC) adalah gedung pusat
keamanan dunia maya pertama di
Indonesia. Gedung tersebut
dibangun dengan dana hibah dari
Pemerintah Korea melalui KOICA
(Korean International Cooperation
Agency), senilai 55 milyar rupiah.
Bangunan Cyber Security Center memiliki 3 lantai, yang terdiri atas auditorium dan internet plaza di
lantai 1, laboratorium keamanan cyber dan ruang riset di lantai 3, serta ruang kegiatan belajar mengajar
di lantai 2.
Tujuan utama dibangunnya gedung ini sebagai pusat (center) yang didedikasikan untuk penelitian,
pengembangan dan inovasi untuk solusi-solusi terhadap persoalan keamanan informasi di era siber
dalam rangka mendukung tujuan strategis nasional ketahanan informasi. CSC (Cyber Security Center)
atau Pusat Keamanan Siber dimaksudkan agar dapat membantu masyarakat dan pemerintah Indonesia
untuk mengatasi masalah-masalah diatas agar kualitas dan keamanan informasi dapat ditingkatkan
dengan dukungan masyarakat internasional.
6
Gedung berlantai 3 yang didirikan Tahun 1990 ini merupakan bangunan dengan bentuk dasar kubus dan dipertegas
dengan adanya garis-garis horizontal yang terbentuk oleh plat lantai kantilever serta garis vertikal yang terbentuk oleh
sirip selubung bangunan. Gedung Perpustakaan Kampus ITB Jatinangor dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan
ruang belajar alternatif yang menarik agar dapat menjadi katalis kegiatan akademik bagi civitas akademika yang selaras
dengan perkembangan jaman dan tanggap terhadap teknologi masa depan. Konsep besar bangunan adalah “Dinamis
dalam Formalitas”. Konsep formalitas diturunkan dari identitas lembaga perguruan tinggi yang formal, sedangkan konsep
dinamis diturunkan dari karakter ilmu pengetahuan yang s
elalu berkembang setiap saat.
Sampai akhir Juni 2016 ini, kita telah mengoleksi 435 judul
buku dan 5.783 buku. Sedangkan untuk majalah 33 judul 74
majalah. Setiap tahunnya, Perpustakaan Kampus ITB
Jatinangor rata-rata dikunjungi oleh 3037 pengunjung, 719
daftar peminjam dan 1018 buku yang dipinjam. Dilihat dari
data tersebut, Perpustakaan Kampus ITB Jatinangor
termasuk aktif di dalam pelayanan pengunjung.
7
Gedung Perpustakaan
Gedung A Gedung B
Gedung Kuliah terdiri dari Gedung A, B, C, D dan E yang masing-masing memiliki bentuk dan konstruksi hampir sama.
Dinamakan Gedung Kuliah karena memang gedung-gedung ini terpusat di satu titik dan terletak ditengah-tengah Kampus
ITB Jatinangor yang ideal untuk diijadikan sebagai tempat perkuliahan.
Gedung A terdiri dari 12 (dua belas) ruang kuliah dan 3 (tiga) ruang sekretariat. Gedung ini digunakan oleh Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Program Studi Rekayasa Infrastruktur
Lingkungan, Program Studi Pengelolaan Infrastruktur Air dan Sanitasi. Gedung B, C, D dan E terdiri dari 10 (sepuluh) ruang
kuliah dan 3 (tiga) ruang sekretariat. Gedung B digunakan oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen Program Studi
Kewirausahaan. Gedung C dan E digunakan oleh Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Program Studi Rekayasa Hayati,
Rekayasa Pertanian dan Rekayasa Kehutanan. Gedung D oleh Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan
8 Kebijakan Program Studi Magister Arsitektur Lansekap.
Gedung C Gedung D Gedung E
Laboratorium Komputer
Gedung Mektan disebut juga sebagai Gedung Laboratorium Komputer. Gedung ini terdiri dari dua lantai. Sebagian besar
ruangannya dipakai sebagai Laboratorium Komputer, Ruang Video Conference, Ruang Pengantar Teknologi Informasi,
Ruang IT Help Desk dan Ruang Divisi Akses Publik.
Laboratorium Komputer digunakan untuk kegiatan akademis, non akademis dan pengabdian kepada masyarakat. 9
Labtek 1A
Gedung Laboratorium Teknik 1A disebut Labtek 1A, terdiri dari 4 (empat) lantai seluas 8.186 m2, lantai dasar terdiri dari
17 (tujuh belas) ruangan, lantai 1 terdiri dari 42 (empat puluh dua) ruangan, lantai 2 terdiri dari 36 (tiga puluh enam)
ruangan dan lantai 3 terdiri dari 47 (empat puluh tujuh) ruangan. Gedung ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat dan
Rektor ITB Prof. Akhmaloka pada hari Kamis 18 April 2013.
Pembangunan Labtek 1A bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan praktikum dan penelitian yang dilakukan di Kampus ITB
Jatinangor. Saat ini Labtek 1A digunakan oleh Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati untuk Praktikum Program Studi
Rekayasa Hayati, Rekayasa Pertanian dan Rekayasa Kehutanan.
10
Gedung Laboratorium Teknik 1B disebut Labtek 1B, terdiri dari 5 (lima) lantai seluas 7.948,29 m2. Gedung ini memiliki
13 (tiga belas) ruang kelas dan ditambah ruang untuk sekretariat yang terdiri dari : lantai basement terdiri dari 11
(sebelas) ruangan, lantai dasar terdiri dari 21 (dua puluh satu) ruangan, lantai 1 terdiri dari 25 (dua puluh lima) ruangan,
lantai 2 terdiri dari 2 (dua) ruangan dan lantai 3 terdiri dari 8 (delapan) ruangan.
Pembangunan Labtek 1B untuk memfasilitasi kegiatan praktikum dan penelitian Program Studi pada Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan.
11
Labtek 1B
Gedung Kuliah Umum (GKU) 2 terdiri dari 4 (empat) lantai seluas 4.866,12 m2 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat
dan Rektor ITB Prof. Akhmaloka pada Tanggal 18 April 2013.
Pembangunan GKU 2 ini untuk memfasilitasi kegiatan perkuliahan umum di Kampus ITB Jatinangor. Ruang kuliah umum
dengan kapasitas 500 orang di lantai 3 ini dikelola oleh Direktorat Sarana & Prasarana.
12
Gedung Kuliah Umum 2
Water Treatment Plant (WTP) adalah sebuah sistem untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang
bagus menjadi air standar pengolahan (effluent) dengan kualitas yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk di
konsumsi.
Bangunan dan perlengkapan sistem Water Treatment Plant (WTP) ini merupakan sumbangan dari Dinas Pekerjaan
Umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kampus ITB Jatinangor.
13
Water Treatment Plan (WTP)
Asrama Kampus ITB Jatinangor merupakan fasilitas tempat tinggal yang diperuntukkan terutama bagi para mahasiwa/i
Institut Teknologi Bandung. Gedung asrama mulai dibangun tahun 2012, terdiri dari 4 (empat) gedung kembar yang
masing-masing gedung terdiri dari 5 (lima) lantai.
Fasilitas kamar yang disediakan adalah kasur busa, bantal, kamar mandi, dapur bersama/kamar, tempat tidur, listrik dan
air. Sedangkan fasilitas lainnya adalah internet LAN, Wifi, CCTV, Telepon, kantin, sarana olah raga, toko kesejahteraan
mahasiswa (tokema), koperasi (makanan, minuman, foto kopi, printing) serta keamanan 24 jam terdiri dari 2 orang
satpam (2 shift).
Asrama ITB Jatinangor juga memfasilitas penginapan bagi Dosen atau orang tua yang berkunjung ke putra/putrinya yang
bertempat di Asrama 1 sebanyak 8 (delapan) kamar dan di Asrama 4 sebanyak 8 (delapan) kamar.
14
(Hunian Mahasiswa) Asrama
Gedung Serba Guna (GSG) sesuai dengan namanya dapat digunakan untuk kegiatan apapun, baik akademis maupun non
akademis seperti seminar, workshop dan lain-lain. Dengan luas 3.089 m2, gedung ini mampu menampung sekitar 500
orang.
Pada Tahun 2012 pernah dipakai sebagai tempat Kontes Robot Indonesia (KRI) dan tempat berlangsungnya
pertandingan tenis meja dalam rangka ITB Open XIV 2012 yang diikuti 516 peserta dan diikuti oleh para atlet-atlit tenis
meja Indonesia.
15
Gedung Serba Guna (GSG)
Kegiatan akademik Program Studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan didukung
Laboratorium Rekayasa Sungai dan Angkutan Sedimentasi di Kampus ITB Jatinangor. Laboratorium ini mulai dibangun
Bulan September Tahun 2014 (tahap 1) dan rencananya akan dilanjutkan di Tahun 2015.
Menurut salah satu dosen FTSL-ITB, Ir. Dantje Kardana Natakusumah, M.Sc, Ph.D., apabila laboratorium ini sudah
berjalan dengan baik maka selain untuk mendukung kegiatan akademik Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber
Daya Air (TPSDA), juga diharapkan bisa membantu pengujian-pengujian model yang terkait bangunan air di sungai dan
pemodelan sedimentasi.
16
Laboratorium Rekayasa Sungai dan Angkutan Sedimentasi
Bangunan dengan luas 1.320 m2 ini merupakan laboratorium untuk praktikum dibidang Ilmu Kehutanan yang meliputi
praktikum dan kuliah ilmu kayu. Disini mahasiswa dapat melakukan praktikum dan penelitian tentang biomaterial kayu,
sifat makroskopis kayu, struktur dan anatomi kayu, sifat fisik dan kimia kayu, pengolahan kayu, pengerjaan kayu dan
pengawetan kayu.
17
Laboratorium Kayu
Gedung Kehutanan
Kompleks Gedung Kehutanan terdiri dari 3 (tiga) unit bangunan yaitu Gedung Utama Kehutanan (gambar atas) seluas
981,93 m2, Gedung Herbarium dan Musium Zoologi (gambar kanan bawah) seluas 348.44 m2 dan Gedung Perkuliahan
Kehutanan (gambar kiri bawah) seluas 426,36 m2. Gedung Kehutanan ini dibangun pada tahun 1989 oleh pemerintah
provinsi Jawa Barat. Dan pada tahun 2014 Gedung Kehutanan mulai direhabilitasi oleh ITB.
Gedung Utama terdiri dari dua lantai, lantai satu digunakan untuk laboratorium instruksional kapasitas 60 orang,
laboratorium Silvikultur dan laboratorium Rekayasa Ekosistem Hutan. Lantai dua digunakan untuk laboratorium
Perencanaan, ruang dosen, ruang kaprodi Rekaysa Kehutanan, ruang ruang tata usaha, ruang rapat dan seminar, serta
ruang diskusi mahasiswa.
18
Masjid Al-Jabbar
Al-Jabbar diambil dari nama salah satu Asmaul Husna yang berarti Yang Maha Besar. Selain itu menurut Rektor ITB dan
Gubenur Jabar sendiri, Al-Jabbar memiliki makna lain. Dalam bahasa matematika kata Al-Jabbar dekat dengan Aljabar
yang merepresentasikan kampus ITB sebagai kampus teknologi yang sangat dekat dengan kegiatan berhitung. Lalu, Al-
Jabbar juga sangat dekat dengan akronim Jabar yang berarti masjid tersebut terletak di Jawa Barat.
Masjid yang diresmikan oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini merupakan rancangan hasil sayembara yang
dimenangkan oleh Fajar Ihsan, S.T (ITENAS) yang merancang konsep bangunan masjid sesuai aspek fungsi dan estetika.
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 5000 m2, terdiri dari 2 lantai dan memiliki kapasitas sampai 700 jamaah. Masjid
ini juga dilengkapi menara setinggi 40 m. Pembangunan masjid di wilayah kampus ITB Jatinangor selain bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sarana ibadah juga sebagai pusat pengembangan agama Islam oleh civitas akademik. Masjid ITB
Jatinangor dibangun di wilayah yang strategis, dekat dengan masyarakat. Pembangunan masjid ini diharapkan dapat
membangun interaksi antara mahasiswa dan masyarakat sekitar.
19
Selain memiliki masjid Al-Jabbar, Kampus ITB Jatinangor juga memiliki musholla sebagai tempat untuk beribadah kaum
muslim. Lokasi mushola ini berada di tengah-tengah pertemuan beberapa Gedung Kuliah, Labtek 1A, GKU 1 dan asrama.
20
Musholla
Prasasti
Kampus ITB Jatinangor berdiri di atas lahan seluas 46 hektar dan berada di wilayah Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Peresmian kampus ITB Jatinangor ditandai dengan ditandatanganinya Prasasti Air Mancur pada tangal 26
Juli 2013. Prasasti ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan dan Rektor ITB Periode 2009-2014 Prof. Akhmaloka. Prasasti Air Mancur ini terletak di pertigaan jalan
utama kampus sebelah atas situ 2 dan disamping Lab. Kayu. Prasasti diletakan diatas 3 (tiga) pilar batu ditengah-tengah
air mancur. Untuk lebih jelasnya peta lokasi prasasti tersebut dapat dilihat di alamat :
http://jatinangor.itb.ac.id/peta-kampus
21
Taman Loji/Menara Loji
Menara Loji, salah satu bangunan bersejarah
peninggalan Kolonial Belanda untuk perkebunan
karet di Sumedang. Terletak di sisi timur Kampus
ITB Jatinangor. Menara ini dulunya dipakai sebagai
penanda mulai kerja, istirahat dan jam pulang para
pencari getah pohon karet.
Tahun 2014, pengelolaan Taman Loji/Menara Loji
diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat ke Institut
Teknologi Bandung.
22
Rumah Jepang
Rumah khas Jepang yang memiliki keunikan
tersendiri dan terkesan alami. Rumah ini didesain
khusus dengan desain lantai, dinding dan furniture
di dalamnya banyak menggunakan bahan dari
kayu.
Rumah Jepang di Kampus ITB Jatinangor adalah
contoh rumah yang ada di Jepang yang
materialnya kebanyakan berasal dari kayu. Dibuat
Tahun 2013 dan berlokasi di sebelah Timur Laut
Kampus ITB Jatinangor.
23
Amphitheater
Amphitheater adalah tempat terbuka untuk pertunjukan hiburan dan pentas seni. Luas lingkaran dari Amphitheater ini
adalah 10.307 m2. Amphitheater Kampus ITB Jatinangor merupakan sumbangan dari Ditjen PU Cipta Karya dengan
biaya sebesar Rp3,000.000.000,-
Pada Hari Rabu. Tanggal 3 September 2013, Amphitheater ini menjadi tempat berlangsungnya acara puncak kegiatan
Olimpiade Sains Nasional Astronomi XII dengan tema “Malam Umum OSN Astronomi XII” yang diselenggarakan oleh tim
OSN Astronomi XII bekerja sama dengan berbagai organisasi astronomi Indonesia seperti Cakrawala, Langit Selatan dan
Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB (Himastron ITB).
Dalam setahun terakhir Perpustakaan ITB di Kampus Jatinangor telah dikunjungi 3037 pengunjung, dan 719 daftar
peminjam dan 1018 buku yang dipinjam. Dilihat dari daftar tersebut, perpustakaan ITB kampus jatinangor termasuk aktif
di dalam pelayanan pengunjung.
24
Situ atau embung adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk
meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai atau selokan). Situ digunakan untuk menjaga kualitas air
tanah, mencegah banjir, mengatur pengairan untuk kebutuhan dibidang pertanian seperti menampung air di musim
hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim kemarau.
Situ dengan luas 2 hektar ini dipergunakan sebagai sumber air bersih yang diolah melalui sistem Water Treatment Plant
(WTP) di Kampus ITB Jatinangor.
25
Danau (Situ 1)
Situ yang diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono pada Tanggal 17
Pebruari 2015 ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan Situ 1 Kampus ITB Jatinangor. Manfaat lain dari
pembangunan Situ 2 dengan daya tampung 35 ribu meter kubik air tersebut adalah sebagai pengatur pengairan untuk
masyarakat petani di sekitar kampus ITB Jatinangor pada musim kemarau dan juga berfungsi sebagai pengendali banjir
pada waktu musim hujan.
26
Danau (Situ 2)
Arboretum merupakan kumpulan dari koleksi jenis pohon yang ditanam pada suatu areal sehamparan. Arboretum ITB
kampus Jatinangor berada di Zona 1, sekitar gedung Kehutanan yang terdiri dari dua komplek yaitu komplek bagian
bawah (selatan) dan bagian atas (utara). Arboretum di komplek bawah terdiri dari koleksi jenis pohon kaya (Kaya
anthoteca), eboni (Dyospirus selebica ), jamuju (Podocarpus imbricatus), mahoni (Swietenia macrophyla), Gmelina
(Gmelina arborea), dan nangka (Arthocarpus integra). Kompleks arboretum bagian atas gedung kehutanan terdiri dari
koleksi jenis pohon eukaliptus (Eucalyptus deglupta), buni (Bunius antidesma), nangka (Arthocarpus integra), pinus (Pinus
merkusii), Akasia (Acacia mangium) dan lain-lain.
27
Arboretum
Areal Konservasi Plasma Nutfah Tanaman Hutan (AKPNTH)
3.TB MAHONI 4.KBSUK SENGON
2.TBS SURIAN 5.KG JATI
1.TBI GMELINA 6.ENDEMIK JABAR
28
Areal Konservasi Plasma Nutfah Tanaman Hutan (AKPNTH)
AKPNTH seluas 6,7 ha terletak di bagian timur kampus ITB, berbatasan dengan kampus IKOPIN dan IPDN. Secara umum
AKPN terbagi ke dalam tiga bagian yaitu (1) bagian hulu seluas 3,79 ha, (2) bagian tengah 0,5 ha, dan (3) bagian hilir
seluas 2,37 ha. Bagian hulu terdapat areal konservasi genetik jati koleksi internasional, areal model agroforestry, serta
areal model hutan campuran pohon endemik Jabar. Bagian tengah terdapat Kebun Benih Semai Uji Keturunan Sengon
Generasi I (F1). Bagian hilir terdapat sumber benih tanaman hutan yang telah bersertifikat seperti: Tegakan Benih
Teridentifikasi (TBI) gmelina (Gmelina arbore Roxb), Tegakan Benih Terseleksi (TBS) surian (Toona sinensis Roem),
tegakan benih Mahoni (Swietenia macrophylla) dan KBSUK sengon (P. falcataria) Variasi jenis yang telah tertanam di
areal AKPNTH lebih dari 50 jenis, dengan total jumlah batang mencapai lebih dari 5.000 batang.
AKPNTH kampus ITB Jatinangor berfungsi untuk:
a. Laboratorium lapangan, sebagai sarana praktekum dan penelitian, studi ilmu-ilmu kehutanan, ilmu pertanian, biologi
dan lainnya.
b. Sumber benih tanaman hutan, guna menyediakan benih-benih tanaman hutan yang unggul.
c. Konservasi genetik jenis-jenis pohon, guna menunjang program pemuliaan pohon.
d. Koleksi jenis (arboretum) tanaman hutan, untuk pengenalan jenis.
Penyangga lingkungan kawasan pendidikan Jatinangor seperti fungsi hirologi, pengendalian pencemaran udara,
kenyamanan dan estetika.
29
Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu
Kampus ITB Jatinangor memiliki instalasi pengolahan sampah terpadu dan pengolahan sampah untuk energi gas bio.
Mahasiswa diharapkan menerapkan konsep 3R, yaitu
· Reduces, mengurangi atau meminimalisasi sampah
· Reuse, menggunakan kembali
· Recycle, mendaur ulang
Mahasiswa harus membuang sampah dalam 3 (tiga) kategori dalam 3 (tiga) tempat sampah
1. Sampah organik ( sisa makanan, dll)
2. Sampah anorganik (plastik, kertas, kaleng, kaca, dll)
3. Sampah B3 (Khusus dari laboratorium dll)
Dua jenis tempat sampah disediakan di ruang umum asrama dan di seluruh kampus ITB Jatinangor. Demikian juga,
pemilahan sampah ini harus dimulai dari kamar asrama dengan tempat sampah yang disiapkan sendiri oleh mahasiswa.
30
Institut Teknologi Bandung memiliki lahan seluas 3 ha di Daerah Cilembu Desa Haurgombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang untuk lahan penelitian dengan kolekasi tanaman yang beragam seperti : Alpukat, Atcret,
Campoleh, Cengkeh, Durian, Huru, Jabon, Jambu Air, Jambu Bol, Jati Putih, Jengkol, Jeruk Bali, Lantoro, Limus, Mahoni,
Mangga, Mindi, Pete, Sawo, Sengon, Sobsi, Srilistik Manalika, Surian, Tisuk.
31
Lahan Penelitian di Desa Haurgombong
Institut Teknologi Bandung memiliki Hutan Konservasi Seluas 10 ha di Daerah Kiarapayung Desa Sindangsari Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang dengan kolekasi tanaman seperti : Afrika, Akasia, Alpukat, Beringin, Surian, Rasamala,
Ekaliptus, Jati Putih, Jabon, Karet, Kemiri, Lame, Mahoni, Manglid, Mengkudu, Mindi, Nangka, Pepaya, Pinus, Pisang,
Puspa, Rasamala, Salam, Sobsi, Tisuk, Bambu, Kopi.
32
Hutan Konservasi Kiarapayung
Jalan utama Kampus ITB Jatinangor telah dilengkapi penerangan berupa lampu jalan yang menggunakan tenaga surya
(solar cell). Pada malam hari jalan utama Kampus ITB Jatinangor terlihat indah dengan adanya lampu mata kucing
sepanjang kiri dan kana jalan, dimulai dari bunderan air mancur prasasti sampai dengan Labtek 1 A.
33
Jalan Utama Kampus Malam Hari
Rumah Kassa atau Screen House berfungsi sebagai praktikum dan penelitian, terdiri dari :
Screen house (SCH):
· SCH I dan SCH II (C1-D4) digunakan untuk screen house penelitian
· SCH II (A1-B4) digunakan untuk tanaman koleksi
· SCH III digunakan untuk praktikum
Shading Nursery (SN) :
· SN1 – SN3 digunakan untuk tanaman koleksi
· SN4-SN9 digunakan untuk penelitian
· SN10-SN15 digunakan untuk praktikum
Open Nursery (ON) :
· ON 1 – ON 4 digunakan untuk tanaman koleksi
· ON 5-ON 8 digunakan untuk penelitian
· ON 9-ON 12 digunakan untuk praktikum
Preparation House :
· Ruang petugas, penyimpanan alat dan preparasi bersih
· Preparasi media tanam
34
Rumah Kasa
Jadwal Shuttle Ganesha – Jatinangor (PP)
1. SHUTTLE BUS UNTUK DOSEN DARI/KE GANESHA
Pool di Ganesha
Pool di Jatinangor
Petugas Shuttle
Phone
: Jam Gadang
: Lobby Gedung Utama
: Wawan
: 081314806282.
Jadwal Keberangkatan
35
Jadwal Shuttle Ganesha – Jatinangor (PP)
2. SHUTTLE BUS UNTUK PEGAWAI ITB DARI/KE GANESHA
Pool di Ganesha
Pool di Jatinangor
Petugas Shuttle
Phone
Jadwal Keberangkatan
: Jam Gadang
: Lobby Gedung Utama
: Sudrajat
: 081220162262.
3. SHUTTLE BUS LEMBAGA KEMAHASISWAAN UTK MAHASISWA ITB DARI/KE GANESHA
Pool di Ganesha : Jam Gadang
Pool di Jatinangor : Parkir Timur Asrama ITB Kampus Jatinangor
Petugas Shuttle : Azmi
Phone : 08139434961
Jadwal Keberangkatan
36
Website
No Kontak
No Darurat
: http://jatinangor.itb.ac.id
: 62-22-77986000 ext 108
: (022) 4254167