booklet 2010

4
Kata Pengantar Sambutan Ketua Panitia Sambutan Ketua Githa Saraswati Sambutan dari Sesepuh Githa Sambutan dari wakil orang tua siswi Selayang Pandang Githa Saraswati Daftar Tarian : 1. Tari Puspanjali Puspanjali (puspa= bunga, anjali= menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang ). Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau Pentas Massal 2010 Keluarga Kesenian Bali Githa Saraswati 9 mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989. 2.Tari Panji Semirang Tari ini mengambil tema dari cerita Pandji, melukiskan gerak-gerik yang halus dari tokoh Candra Kirana dalam penyamarannya sebagai laki-laki untuk mencari kekasihnya yang tercinta, Raden Inu Kertapati. Tari ini diciptakan oleh almarhum Nyoman Kaler tahun 1942. 3.Tari Legong Keraton Tari ini merupakan salah satu tarian keraton yang dahulu tumbuh subur di bawah perlindungan raja-raja dan bangsawan. Tarian ini dibawakan oleh 3 (tiga) orang penari dimana gerakan-gerakannya sangat dinamis, indah, dan abstrak sehingga di balik itu tersembunyi sifat dramatis tentang cerita Prabu Lasem. Tarian ini dimulai dengan tampilnya condong yang membawa peran seorang pelayan, condong mempersiapkan alat-alat untuk berhias yang disimbolkan dengan kipas yang kemudian dipersembahkan kepada penari legong. Kedua penari legong ini, seseorang memerankan penari laki-laki (Prabu Lasem) dan seorang lagi berperan seorang perempuan (Langkesari). Setelah condongmempersembahkan kipas, ia segera meninggalkan pentas dan keluar untuk kedua kalinya sebagai burung Garuda yang memperingatkan Prabu Lasem supaya menghentikan menggoda Langkesari. Peringatan itu tampaknya tidak digubris oleh Prabu Lasem sehingga akhirnya terjadilah

Upload: gedeadi-arjana

Post on 10-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

arsip

TRANSCRIPT

Page 1: Booklet 2010

Kata Pengantar

Sambutan Ketua Panitia

Sambutan Ketua Githa Saraswati

Sambutan dari Sesepuh Githa

Sambutan dari wakil orang tua siswi

Selayang Pandang Githa Saraswati

Daftar Tarian :

1. Tari Puspanjali Puspanjali (puspa= bunga, anjali= menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang ). Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau Pentas Massal 2010 Keluarga Kesenian Bali Githa Saraswati 9

mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.

2.Tari Panji Semirang Tari ini mengambil tema dari cerita Pandji, melukiskan gerak-gerik yang halus dari tokoh Candra Kirana dalam penyamarannya sebagai laki-laki untuk mencari kekasihnya yang tercinta, Raden Inu Kertapati. Tari ini diciptakan oleh almarhum Nyoman Kaler tahun 1942.

3.Tari Legong Keraton Tari ini merupakan salah satu tarian keraton yang dahulu tumbuh subur di bawah perlindungan raja-raja dan bangsawan. Tarian ini dibawakan oleh 3 (tiga) orang penari dimana gerakan-gerakannya sangat dinamis, indah, dan abstrak sehingga di balik itu tersembunyi sifat dramatis tentang cerita Prabu Lasem. Tarian ini dimulai dengan tampilnya condong yang membawa peran seorang pelayan, condong mempersiapkan alat-alat untuk berhias yang disimbolkan dengan kipas yang kemudian dipersembahkan kepada penari legong. Kedua penari legong ini, seseorang memerankan penari laki-laki (Prabu Lasem) dan seorang lagi berperan seorang perempuan (Langkesari). Setelah condongmempersembahkan kipas, ia segera meninggalkan pentas dan keluar untuk kedua kalinya sebagai burung Garuda yang memperingatkan Prabu Lasem supaya menghentikan menggoda Langkesari. Peringatan itu tampaknya tidak digubris oleh Prabu Lasem sehingga akhirnya terjadilah pertengkaran antara Prabu Lasem dengan Garuda sampai terjadi perang. Siapa yang menciptakan dan menggubah tarian ini sampai sekarang belum diketahui.

4.Tari Tenun Tari tenun menggambarkan bagaimana gerak-gerik gadis-gadis Bali yang sedang menenun. Alat-alat yang dipergunakan mereka menimbulkan suara-suara yang yang susul-menyusul secara teratur sehingga merupakan rangkaian sebuah lagu. Penciptanya adalah Nyoman Ridet sekitar tahun 1960.

5.Tari Manukrawa Manuk artinya burung, sedangkan rawa bisa berarti tempat yang berair (rawa-rawa) ataupun terbang. Tarian ini menggambarkan sekelompok burung yang suka terbang/bermain-main di air, sedang bercanda sambil membasuh tubuhnya dengan air kibasan sayapnya yang indah. Tarian ini termasuk jenis tarian kreasi baru, diciptakan oleh Bapak Wayan Dibia.

Page 2: Booklet 2010

6.Tari Margapati Kata Marga berasal dari kata Nrega yang berarti binatang, sedangkan pati (pathi) berarti mati. Ekspresi dari tari ini diilhami oleh gambaran gerak-gerik seekor raja hutan (singa) dibawakan dengan penuh semangat dan gagah berani dan sigap menjadi padu dengan gending pengiringnya yang dinamis. Penciptanya adalah almarhum Nyoman Kaler tahun 1942.

7.Tari Trunajaya Tari ini adalah tarian yang berasal dari daerah Bali Utara (Buleleng) yang melukiskan gerak-gerak seorang pemuda yang menginjak dewasa, sangat emosional, tingkah serta ulahnya senantiasa untuk menarik/ memikat hati wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra keras yang biasanya ditarikan oleh penari putri. Tari ini semula ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gde Manik.

8.Tari Kidang Kencana Sebuah konsep tari kreasi yang mengisahkan sekelompok kidang sedang bercengkrama dengan kawan-kawannya di hutan belantara yang sangat indah. Suatu saat ada kesalahpahaman dan salah satunya bertingkah. Yang lain bersepakat untuk mencelakainya. Akhir cerita, kerukunan bertambah erat dan bersama kembali. Penata Tari I Gst. A. Ngr. Supartha, S. ST, Penata Tabuh Wayan Beratha dan Penata Gerong I Gst. B. Arsaja, S. ST.

9.Tari Garuda Wisnu Garuda Wisnu adalah sebuah tari garapan baru yang menggambarkan perjalanan Dewa Wisnu, dewa kesuburan, untuk mencari tirta amerta. Dalam usaha mendapat tirta ini Dewa Wisnu dibantu oleh burung Garuda. Dalam tarian ini juga dilukiskan pertemuan Dewa Wisnu dengan saktinya, Dewi Laksmi, dan kegagahan Hyang Wisnu dalam memainkan senjata cakranya. Dibawakan oleh 3 penari putra (sebagai burung Garuda) dan 2 penari putri (sebagai Dewi Laksmi dan Dewi Wisnu). Ditampilkan pertama-kali dalam Peksiminas 1997 di Bandung dan PKB XX 1998 di Bali. Tari ini ditata oleh I Nyoman Cerita (koreografer) dan I Gde Arya Sugiartha (komposer).

10.Sekar Jagat

Tarian ini merupakan garapan kelompok yang ditarikan sejumlah penari putri (biasanya antara 5 sampai 7 orang) yang masing-masing membawa canangsari.

Tarian penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui keindahan gerak. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran Wastra Bali di Jakarta. Penata iringannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini diilhami oleh tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak (Karangasem).

Penabuh

Susunan Kepanitiaan

Penanggung Jawab : Ketua Kesenian Bali Githa Saraswati

Ida Bagus Gita Pradnyana

Ketua : Gede Doko Harikusuma

Page 3: Booklet 2010

Sekretaris : Agus Nyoman Astika

Bendahara : Dewa Gede Natha Darmika

Divisi Acara : - Gede Abdi Dharma Pribadi

- Ketut Gunarta

-

Susunan pengurus Keluarga Kesenian Bali Githa Saraswati

Ketua : Ida Bagus Gita Pradnyana

Divisi Administrasi dan Keuangan : Gede Doko Harikusuma

Divisi Pendidikan : Gede Suryana Saptawirawan

Divisi Logistik dan Perlengkapan : I Komang Astika

Divisi Humas dan Pementasan : Dewa Gede Natha Darmika

Ucapan terima kasih

1. Tuhan Yang Maha Esa2.