bo prak ii topik 1
DESCRIPTION
BO Prak II Topik 1TRANSCRIPT
DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA manusia dapat
diisolasi melalui saliva. Saliva terdiri atas komponen anorganik saliva antara lain : Sodium,
Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida, dan Thiocynate (CNS),
Fosfat, Potassium, dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein
yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C,
beberapa asam amino, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur
perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. Dilihat dari organismenya,
struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan
DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon. Pada isolasi DNA,
pengerjaannya harus sangat hati-hati karena DNA sangat mudah rusak oleh enzim DNAse
yang terdapat pada kulit, saliva maupun air mata pemeriksa. Buffer lysis dan Proteinase-K
digunakan sebagai reagen pelisis agar komponen DNA dalam sitoplasma sel dapat keluar dan
diisolasi. Phenol digunakan untuk mengendapkan komponen protein lain yang tidak
dikehendaki sedangkan etanol 70% sebagai pencuci hasil isolasi.
Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan sodium dodecyl sulphate
(SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel. Detergen tersebut selain berperan dalam
melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease
yang merupakan enzim pendegradasi DNA (Switzer, 1999). Selain digunakan SDS, detergen
yang lain seperti cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) juga sering dipakai untuk
melisiskan membran sel pada isolasi DNA tumbuhan. Dalam penggunaan buffer CTAB
seringkali ditambahkan reagen-reagen lain seperti NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-
mercaptoethanol (Bettelheim dan Landesberg, 2007).
Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti ethylenediamine
tetraacetic acid (EDTA) yang berperan menginaktivasi enzim DNase yang dapat
mendenaturasi DNA yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim nuklease dengan cara
mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan sebagai kofaktor enzim DNAse
(Corkill dan Rapley, 2008). EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic.
EDTA berupa senyawa kompleks dengan molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2.
Senyawa ini pertama kali diungkapka oleh Ferdinand Munz pada tahun 1935 yang
menyiapkan gabungan senyawa dari etilendiamin dan asam asetat. EDTA umumnya tersedia
dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium). Merupakan senyawa yang
mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam
penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi
terlebih dahulu (Anonim, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Water Hardness: EDTA Titrimetric Method, New York USA
Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and
Techniques. In: Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M.,
Rapley, R. Humana Press, NJ, USA.
Yuwono, Triwibowo. 2008. Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga.