bo prak ii topik 1

3
DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui saliva. Saliva terdiri atas komponen anorganik saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida, dan Thiocynate (CNS), Fosfat, Potassium, dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C, beberapa asam amino, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol. DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon. Pada isolasi DNA, pengerjaannya harus sangat hati-hati karena DNA sangat mudah rusak oleh enzim DNAse yang terdapat pada kulit, saliva maupun air mata pemeriksa. Buffer lysis dan Proteinase-K digunakan sebagai reagen pelisis agar komponen DNA dalam sitoplasma sel dapat keluar dan diisolasi. Phenol digunakan untuk mengendapkan komponen protein lain yang tidak dikehendaki sedangkan etanol 70% sebagai pencuci hasil isolasi. Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan sodium dodecyl sulphate (SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel. Detergen tersebut selain berperan dalam melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease yang merupakan enzim pendegradasi DNA (Switzer, 1999). Selain digunakan SDS, detergen yang lain

Upload: ardista-rani

Post on 07-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BO Prak II Topik 1

TRANSCRIPT

Page 1: BO Prak II Topik 1

DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA manusia dapat

diisolasi melalui saliva. Saliva terdiri atas komponen anorganik saliva antara lain : Sodium,

Kalsium, Kalium, Magnesium, Bikarbonat, Khlorida, Rodanida, dan Thiocynate (CNS),

Fosfat, Potassium, dan Nitrat. Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein

yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, musin, vitamin C,

beberapa asam amino, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.

DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur

perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. Dilihat dari organismenya,

struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan

DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon. Pada isolasi DNA,

pengerjaannya harus sangat hati-hati karena DNA sangat mudah rusak oleh enzim DNAse

yang terdapat pada kulit, saliva maupun air mata pemeriksa. Buffer lysis dan Proteinase-K

digunakan sebagai reagen pelisis agar komponen DNA dalam sitoplasma sel dapat keluar dan

diisolasi. Phenol digunakan untuk mengendapkan komponen protein lain yang tidak

dikehendaki sedangkan etanol 70% sebagai pencuci hasil isolasi.

Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan sodium dodecyl sulphate

(SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel. Detergen tersebut selain berperan dalam

melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam mengurangi aktivitas enzim nuklease

yang merupakan enzim pendegradasi DNA (Switzer, 1999). Selain digunakan SDS, detergen

yang lain seperti cetyl trimethylammonium bromide (CTAB) juga sering dipakai untuk

melisiskan membran sel pada isolasi DNA tumbuhan. Dalam penggunaan buffer CTAB

seringkali ditambahkan reagen-reagen lain seperti NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-

mercaptoethanol (Bettelheim dan Landesberg, 2007).

Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti ethylenediamine

tetraacetic acid (EDTA) yang berperan menginaktivasi enzim DNase yang dapat

mendenaturasi DNA yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim nuklease dengan cara

mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan sebagai kofaktor enzim DNAse

(Corkill dan Rapley, 2008). EDTA adalah kependekan dari ethylene diamin tetra acetic.

EDTA berupa senyawa kompleks dengan molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2.

Senyawa ini pertama kali diungkapka oleh Ferdinand Munz pada tahun 1935 yang

menyiapkan gabungan senyawa dari etilendiamin dan asam asetat. EDTA umumnya tersedia

dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium). Merupakan senyawa yang

Page 2: BO Prak II Topik 1

mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi dalam

penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi

terlebih dahulu (Anonim, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Water Hardness: EDTA Titrimetric Method, New York USA

Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and

Techniques. In: Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M.,

Rapley, R. Humana Press, NJ, USA.

Yuwono, Triwibowo. 2008. Biologi Molekuler. Jakarta: Penerbit Erlangga.