bo prak ii antibiotik - klindamisin

Upload: ardista-rani

Post on 07-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BO Prak II Antibiotik - Klindamisin

TRANSCRIPT

KlindamisinKlindamisin merupakan antibiotika linkosamide yang mengandung antiplasmodium yang dapat diberikan pada anak. Obat ini pada malaria bersifat skizontosida darah untuk Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin, mempunyai waktu paruh yang cepat, aman dan toleransi yang baik sebagai antimalaria. Selain itu, klindamisin juga mempunyai efek bakteriostatik dan digunakan sebagai terapi bakteri gram positif (Betrand, 2002). Absorpsi klindamisin 90% diserap baik dengan pemberian oral dan adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi tersebut. Klindamisin fosfat dan palmitat dihidrolisis dengan cepat menjadi bentuk bebas dengan konsentrasi puncak plasma 45 menit. Waktu paruh klindamisin adalah dua jam namun dapat lebih lama pada neonatus dan dengan adanya gangguan fungsi ginjal. Klindamisin didistribusi dengan baik ke jaringan dan tulang, kecuali ke cairan serebrospinal. Hanya sekitar 10% klindamisin dieksresikan dalam bentuk asal melalui urin, sejumlah kecil melalui feses. Diare dilaporkan terjadi pada 2% sampai 20% penderita yang mendapat obat ini. Pada sebagian kasus dapat terjadi kolitis yang dapat berakibat fatal (Betrand, 2002). Klindamisin bekerja dengan cara menghambat tahap awal sintesis protein yang kaya akan histidin di mitokondria pada Plasmodium falciparum dan menghambat pembentukan merozoit di eritrosit. Invitro, klindamisin dan ketiga metabolitnya memiliki efek inhibisi yang kuat terhadap P.falciparum. Dosis klindamisin 7 mg/kgbb/dosis. Klindamisin hanya digunakan secara terbatas karena efek sampingnya yang serius. Efek samping klindamisin antara lain kulit kemerahan, mual, muntah, iritasi gastrointestinal, stomatitis dan efek samping yang paling serius dan dapat berakibat fatal yaitu kolitis pseudomembranosa yang disebabkan pertumbuhan berlebihan Clostridium difficile yang mengelaborasi toksin nekrotik. Kolitis sangat umum terjadi pada usia setengah baya dan pada wanita usia lanjut, terutama sesudah operasi. Meskipun timbulnya kolitis yang berkaitan dengan penggunaan antibiotika dapat terjadi pada penggunaan sebagian besar antibiotika, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada penggunaan klindamisin. Reaksi lain yang jarang terjadi ialah sindrom stevens-johnson, peningkatan SGPT dan SGOT sementara, granulisitopenia, trombositopenia dan reaksi anfilaksis. Tromboflebitis dapat terjadi karena pemberian intravena (Betrand, 2002).

DAFTAR PUSTAKABetrand L, Kremsner PG. Clindamycin as an antimalarial drug: Review of clinical trials. J Antimicrob Chemother. 2002; 46:2315-20