blok25-skenario01-a4

27
ABORTUS KELOMPOK A4 Fenshiro Lesnussa 102010168 Gabby Agustine 102010322 Inne Ikke Citami Putri 102011034 Hans Christian 1020110! Cynthia Christy L 10201130 Fran"eska #ar$hitia %10201121 &i$entius A'rian # 102011311 #aria (s)a*'is G 10201131

Upload: indri-vonyvoon-sonec

Post on 04-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bbhhh

TRANSCRIPT

Diapositiva 1

ABORTUS

KELOMPOK A4

Fenshiro Lesnussa102010168Gabby Agustine102010322Inne Ikke Citami Putri 102011034Hans Christian102011079Cynthia Christy L10201130Franzeska Marchitia D102011271Vicentius Adrian M 102011311Maria Osvaldis G102011371

SkenarioNy. B dan suaminya adalah pasangan yang baru menikah 6 bulan yg lalu. Suatu hari ketika suaminya sedang bekerja, perut Ny. B terasa mules dan keluar darah dari kemaluannya. Sebenarnya ia sudah terlambat bulan tetapi belum memberitahu suaminya karena akan memberi surprise pada suami tercinta. Haid terakhir tanggal 1 April 2014. HCG (+). Pada pemeriksaan di dapat T 110/70 mmHg, N 72 kali/menit, P 22 kali/menit. Dari vagina tampak mengalir darah. Pemeriksaan kehamilan dilakukan dilakukan tanggal 21 Mei 2014.HipotesisNy. B baru menikah 6 bulan yg lalu perutnya terasa mules dan keluar darah dari kemaluannya, sudah terlambat bulan, haid terakhir tanggal 1 April 2014. HCG (+) mengalami abortus.

AnamnesisIdentitas Keluhan utamaRiwayat menstruasiRiwayat pemakaian obatRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluarga

Anamnesis HaidMenarche umur berapaSiklus haid teratur / tidakNyeri / tidak

RPDDM, infeksi, pendarahanRiwayat operasi terutama operasi yang melibatkan uterus

Kehamilan & Riw. PerkawinanApa pernah keguguran (brp kali, umur kehamilan)Berapa kali menikah dan sudah brp lama?

Riw. pemakaian obatObat-obatan yang digunakan sejak hari pertama haid terakhir

PemeriksaanFisikKeadaan umum, TTVPemeriksaan abdomen : uterus membesar sesuai usia gestasi, dan konsistensinyaPemeriksaan bimanual : tanda hamil mudaInspekulo

PenunjangPemeriksaan lab : Darah lengkap, gol. darahPemeriksaan tes kehamilan.Radiologi : Transvaginal Sonography(TVS)

Klasifikasi AbortusMenurut terjadinya : Abortus spontan Abortus induksiSecara klinis :Abortus imminensAbortus insipiens Abortus kompletusAbortus inkompletus Missed abortion Abortus habitualis Abortus infeksius

Abortus spontanpenghentian kehamilan < 20 minggu, untuk janin hidup maupun lahir mati dengan berat 500 gram. Abortus induksi Terapetik : pengakhiran kehamilan atas indikasi medis.Elektif (voluntary) : pengakhiran kehamilan sebelum janin mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan atas alasan medis.Abortus secara klinis

PerdarahanServiksGejala lainAbortus iminensSedikit sedang

Tertutup lunakKram ringan, uterus lunakAbortus insipiensSedang banyak

Terbuka lunakKram sedang/kuat, uterus lunakAbortus inkompletSedikit banyak

Terbuka lunakKram kuat,keluar jaringan, uterus lunak

Abortus kompletSedikit tidak ada

Tertutup lunakSedikit/tanpa kram, uterus agak kenyal

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Blastokista, dalam keadaan normal, tertanam di dalam lapisan endometrium rongga uterus.di luar uterus KETTempat terjadinya pembuahan pd KET : segmen tuba uterina (ampulla) 95% ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks 5%.

KETFaktor risiko KET : Riw. kerusakan tuba karena KET sebelumnya / karena pembedahan tuba untuk mengatasi infertilitas / sterilisasi.Infeksi tuba.Perlekatan perituba akibat salpingitis, infeksi pasca abortus atau masa nifas, appendicitis, atau endometriosis.Setelah satu kali mengalami KET, kemungkinan kehamilan ektopik berikutnya adalah sekitar 10 %.

Mola Hidatidosa1 dalam 1000 kehamilanMola biasanya di rongga uterus, kadang-kadang terletak di tuba falopii atau bahkan di ovarium.

GejalaAbortus KETMola hidatidosaAmenoreaSemuaAda (75%)Ada Perdarahan vaginalBanyakSedikitIntermiten/sedikit/banyakPerdarahan abdominalTidakBanyakTidak PireksiaTidak< 38CTidak Massa pelvisTidakDibawahTidak UterusMembesarSedikit membesar> Dari masa kehamilanNyeri+/-Hebat+/-AnemiaBisa adaAdaAda LekositosisTidakBisa adaTidak Reaksi kehamilan(+)(+) 75%(+)Shifting dullness

TidakAdaAda EtiologiFaktor janinFaktor maternal : infeksi, kelainan endokrin, nutrisi, obat obatan, trauma fisik, kelainan uterus.Gangguan sirkulasi plasentaAntagonis rhesusTerlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis; atau faktor serviks, yaitu inkompetensi serviks, servisitis.Penyakit bapak. Dapat terjadi pada umur bapak yang telah lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasia kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin).

Epidemiologi Insidensi abortus sulit ditentukan. Di USA, angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%. Di indonesia kejadian berdasarkan laporan rumah sakit, seperti di RS Hasan Sadikin Bandung berkisar antara 18-19%.Menurut Siegler dan Eastman, abortus terjadi pada 10% kehamilan. RS Pirngadi Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan. Menurut Eastman, 80% dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan, sementara Simens mendapatkan angka 76%.

Patofisiologi

Manifestasi klinisAmenorea Bila awalnya terdapat gejala-gejala kehamilan, belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negatif pada 2-3 minggu sesudah fetus mati.KomplikasiPerdarahan (atoni uterus,perforasi uterus)Perforasi uterusSyok bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.Infeksi (umumnya pada abortus infeksiosa).Disseminated Intravascukar Coagulopathy (DIC)Pasien dengan post-abortus yangberat terutama setelah midtrimester perlu curiga DIC. Insidens > 200 kasus per 100,000 aborsi.PenatalaksanaanAbortus imminensTirah baring (tidak perlu melebihi 48 jam).Diberi sedativa seperti luminal, codein, morphin.Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan mengurangi kerentanan otot-otot rahim (misal gestanon).Dilarang coitus sampai 2 minggu.

Abortus insipiensMempercepat pengosongan rahim dengan oxytocin 2 satuan tiap jam sebanyak 6 kali.Mengurangi nyeri dengan sedativa.Jika ptocin tidak berhasil dilakukan kuretase asal pembukaan cukup besar.

PenatalaksanaanAbortus inkompletusHarus segera kuretase atau secara digital untuk mengehentikan perdarahan.

Abortus febrilisPelaksanaan kuretase ditunda untuk mencegah sepsis, kecuali perdarahan banyak sekali.Diberi antibiotika.Kuretase dilakukan setelah suhu tubuh turun selama 3 hari.

Missed abortionDiutamakan penyelesaian missed abortion secara lebih aktif untuk mencegah perdarahan dan sepsis dengan oxytocin dan antibiotika.

PenatalaksanaanAbortus habitualisPemeriksaan dalam/ inspekulo Operasi pada penderita inkompetensia serviks, pada usia kehamilan 12-14 minggu dengan cara Shirodkar atau McDonald dengan melingkari kanalis servikalis dengan benang sutera/mersilene yang tebal dan simpul baru dibuka setelah umur kehamilan aterm dan bayi siap dilahirkan.

PenatalaksanaanAbortus infeksiusUntuk tahap pertama dapat diberikan penisilin 4 x 1,2 juta unit atau ampisilin 4 x 1 gram ditambah gentamisin 2 x 80 mg dan metronidazol 2 x 1 gram. Selanjutnya antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur. Bila ditakutkan terjadi tetanus, perlu ditambahkan injeksi ATS dan irigasi kanalis vagina/uterus dengan larutan peroksida (H2O2) bila perlu histerektomi total secepatnya.

Pencegahan Mengobati defisiensi atau gangguan pada ibu sebelum atau selama hamil (mis; DM dan hipertensi). Mengkonsumsi makanan bergizi.Menghindari stres dan trauma fisik.

Prognosis Tergantung dari etiologi aborsi spontan sebelumnya. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %. Sekitar 77% angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.

Kesimpulan Abortus adalah proses berakhirnya suatu kehamilan, di mana janin belum mampu hidup di luar rahim dengan kriteria usia kehamilan < 20 minggu atau < 500 gram.Penanganan atau penatalaksanaan tergantung pada penegakkan diagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta manifestasi klinis.

Hipotesis diterima