blok19
DESCRIPTION
yasTRANSCRIPT
Ventricular Septal Defect (VSD) pada Anak
Eka Ayu Larasati
102013125/E4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no. 6, Tanjung Duren, Jakarta Barat 11510
Email: [email protected]
Pendahuluan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai system, diantaranya adalah sistem
kardiovaskuler. Sistem ini menjalankan fungsinya sebagai sirkulasi untuk darah yang
membawa oksigen melalui organ jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah organ
berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan
oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Seperti pada
organ-organ yang lain, jantung juga dapat mengalami kelainan ataupun disfungsi.
Sehingga muncullah penyakit jantung yang dapat dibedakan dalam dua kelompok,
yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung
bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan
beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah satu jenis penyakit jantung yang
tergolong penyakit jantung bawaan adalah VSD (ventricular septal defect) yang
paling sering ditemukan, yaitu sekitar 25% dari semua jenis penyakit jantung
bawaan.1
Pembuatan makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui tentang VSD dan
penatalaksanaannya.
Anamnesis
Fokus anamnesis kardiovaskular ditentukan umur pasien dan keluhan utama.
Anamnesis prenatal dapat mengungkap adanya infeksi maternal saat awal kehamilan
(kemungkinan bersifat teratogenik) atau di akhir kehamilan (menyebabkan
miokariditis atau disfungsi miokardium pada bayi). Riwayat penggunaan obat atau
alcohol pada ibu atau konsumsi rokok berlebihan selama kehamilan dapat berpean
dalam timbulnya kelainan jantung atau kelainan sistemik lainnya. Pertumbuhan
merupakan penanda kondisi kardiovaskula yang penting; beat badan lahir merupakan
indikator kesehatan prenatal bayi dan ibu.2
Bayi dengan gagal jantung tidak dapat tumpuh dengan baik dan berat biasanya lebih
terpengaruh dibandingkan panjang badan atau panjang lingkar kepala. Gagal jantung
pada bayi dapat ditandai dengan kelelahan atau diaphoresis saat menyusu serta rewel.
Bayi dapat mengalami kesulitan makan, dan menyusudalam waktu lebih lama karena
takipnea. Takipnea tanpa dyspnea yang signifikan merupakan salah satu gejala gagal
jantung. 2
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dimulai dengan tanda tanda vital. Laju jantung neonates saat istirahat
kurang lebih 120kali/menit. Laju jantung bayi us 306bulan sedikit lebih tinggi
dibandingkan saat neonates, sebelum kemudian mengalami penurunan bertahap
hingga anak mencapai masa remaja. Laju nafas pada bayi paling baik dinilai saat
mengamati anak dalam posisi duduk tenang ditemani orangtua. Laju nafas dapat
meningkat jika terdapat pirau kiri ke kanan atau kongesti vena pulmonal. Tekanan
darah normal bervariasi dengan umur. Tekanan nadi normal adalah kurang dari 50
mmHg atau setengah tekanan sistolik tergantung mana yang lebih rendah. 2
Pemeriksaan inspeksi meliputi kondisi umum, stataus nutrisi, sirkulasi, dan usaha
nafas. Warna kulit perlu dinilai untuk melihat adanya sianosis atau pucat. Sianosis
sentral (lidah, bibir) berhubungan dengan desaturasi arteri sedangkan sianosis perifer
di tangan dan kaki (tanpa sianosis sentral) berhubungan dengan meningkatnya ekstrasi
oksigen di perifer sedangkan saturasi arteri normal.Sianosis perioral merupakan hal
umum yang ditemukan, terutama pada bayi pucat atau ketika bayi atau anak kecil
kedinginan. 2
Setelah inspeksi, palpasi nadi di keempat ekstremitas aktivitas precordial, dan
abdomen dilakukan. Penilaian nadi mencakup laju, regularitas, intensitas, simetri, dan
timing antara ekstremitas atas dan bawah. Nadi yang teraba kuat di daerah pedis
disertai tekanan darah lengan kanan yang normal menyingkirkan kemungkinan
oarktasio aorta. Palpasi precordial dapat menjadi petunjuk adanya kelainan
kardiovaskular tanpa temuan auskultasi yang jelas. 2
Auskultasi merupakan bagian terpenting pemeriksaan kardiovaskular, namun sifatnya
melengkapi hal-hal yang sudah ditemukan pada inspeksi dan palpasi. Mendengarkan
bunyi jantung secara sistematik di ruang yang sunyi atau tenang memungkinkan
penilaian setiap fase siklus jantung. Selain laju jantung dan regularitas, waktu timbul
dan karakteristik bunyi jantung, klik, dan bising jantung perlu diidentifikasi. 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan rutin pada kasus pediatric kardiologi adalah rontgen foto thoraks,
elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, angiografi dan kateterisasi. 1
Pemeriksaan Radiologi
Metode ini untuk mengetahui adanya pembesaran jantung dan pertambahan
vaskularisasi di paru. Bila VSD kecil, rontgen foto thoraks akan normal. Apabila ada
VSD besar dengan shunt dari kiri ke kanan yang besar, gambarannya:1
1. Hipertrofi biventricular.
2. Hipertrofi atrium kiri.
3. Pembesaran batang arteri pulmonalis (tonjolan pulmonal prominen).
4. Corakan pulmonal bertambah (plethora).
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal, arteri pulmonalis akan membesar, tetapi
corakan pulmonal bagian tepi kurang menonjol. 1
Elektrokardiografi (EKG)
EKG digunakan untuk memeriksa gangguan aktivasi listrik dan sistem komduksi
jantung. VSD kecil memiliki gambaran EKG yang normal. EKG berguna untuk
mengevaluasi volume overload ventricular dan hipertrofi pada VSD sedang dan besar.
EKG pada VSD menunjukkan adanya gambaran hipertrofi ventrikel kiri tipe volume,
yaitu R meninggi di V5 dan V6, S memanjang di V1 dan V2, Q yang dalam di V5
atau V6, dan T yang runcing dan simetris. Hipertrofi ventrikel kiri disertai hipertrofi
atrium kanan, atau hipertrofi biventricular dengan hipertrofi atrium kiri. Pada VSD
besar dengan hipertensi pulmonal permanen, gambaran EKG menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan murni.1
Ekokardiogram
Ekokardiogram baik dua dimensi maupun Doppler, menjadi salah satu pilihan dalam
mendiagnosis VSD. Dengan pemeriksaan ini dapat terdeteksi lokasi defek, taksiran
besar ukuran shunt dengan memperkirakan ukuran relative ruangan-ruangan dan
arahnya. Gelombang kontinu Doppler dapat merefleksikan perbedaan tekanan
ventrikel kiri dan kanan saat sistole. VSD dengan defek yang kecil atau shunt minimal
sulit terdeteksi dengan Doppler. Demikian juga dengan defek yang multiple.1
Angiografi
Metode ini berguna untuk mengukur tekanan dan saturasi oksigen darah di ruang
jantung serta mengukur besar shunt. Dengan injeksi kontras melalui kateter dapat
diperoleh gambaran radiografis (Angoigrafi). Resiko tindakan antara lain:1,3,4
1. Sakit sehingga perlu anestesi.
2. Perlu waktu dan persiapan.
3. Resiko stroke (terbentuk thrombus).
4. Perforasi jantung atau arteri besar.
5. Resiko alergi bila menggunakan kontras (pada angiografi).
Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung ada 2 macam, yaitu melalui jantung kiri dan jantung kanan.
Kateterisasi jantung juga digunakan sebagia metode perbaikan lesi pada jantung.
sebagai contoh, pada stenosis katup jantung atau vena (dengan balon kateter),
menutup defek hubungan dengan menempatkan small umbrella, misalnya pada VSD.
Kateterisasi ini tidak diperlukan pada kebanyakan kasus. Ini biasa dilakukan bila
evaluasi klinis menyeluruh tetap tidak dapat menentukan mengenai besar shunt atau
bila data laboratorium tidak cocok dengan baik dengan tanda-tanda klinis. Kateterisasi
juga berguna untuk mendeteksi adanya defek jantung yang menyertai. 1
Penyakit jantung bawaan asianotik
Penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi pada 8 dari 1000 kelahiran hidup. Spectrum
lesi bervariasi dari asimtomatik hingga kelainan yang fatal. Kendati sebagian besar
kasus PJB bersifat multifactorial, beberapa lesi berhubungan dengan kelainan
kromosom, defek gen tunggal, teratogen, atau kelainan metabolik maternal. 3
Penyakit jantung bawaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok patofisiologi:(Tabel 1)
1. Pirau kiri ke kanan
2. Pirau kanan ke kiri
3. Lesi stenotik obstruktif
Tabel 1. 3
Penyakit Jantung Bawaan
Pirau
Stenotik Kanan Kiri Kiri Kanan Mixing
Stenotik aortic Tetralogy Duktus arteriousus
paten
Trunkus
Stenotik pulmonal Transposisi Defek septum
ventrikrl
TAPVR
Koarktasio aorta Atresia trikuspid Defek septum atrial HLH
HLH: hypoplastic left heart syndrome
TAPVR: total anomalous pulmonary venous return
Penyakit jantung bawaan asianotik mencakup lesi dengan pirau kiri ke kanan yang
menyebabkan peningkatan aliran darah pulmonal {duktus arteriousus paten atau
patent ductus ateriosus (PDA), defek septum ventrikel atau ventricular septal defect
(VSD), defek septum atrium atau atrial septal defect (ASD)} dan lesi obstruktif
(stenosis aortic, stenosis pulmonal, koarkstasio aorta) yang umumnya disertai aliran
darah pulmonal yang normal. 3
Differential diagnosis
Defek Septum Atrium
Etiologi dan epidemiologi
Selama periode perkembangan embriologi jantung, septum tumbuh kea rah bantalan
endocardium untuk membelah atria. Kegagalan pertumbuhan septum atau terjadi
reabsorpsi jaringan secara berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya defek septum
atrium (atrial septal defect atau ASD). ASD meliputi kurang lebih 10% penyakit
jantung bawaan. Defek sekundum, yaitu lubang di daerah foramen ovalis merupakan
jenis ASD yang paling sering ditemukan. ASD primum yang terletak di dekat
bantalan endocardium dapat menjadi bagian dari defek kanal atrioventrikular komplit
atau juga dapat ditemukan pada septum ventricular inlet yang intak. ASD yang paling
jarang ditemukan adalah defek sinus venosus yang dapat berhubungan dengan
anomaly aliran balik vena pulmonal. Terdapat satu lagi jenis ASD yang paling jarang
tipe sinus koronarius, defek ini biasanya disertai dengan vena kava superior kiri
persisten. 3
Manifestasi klinis
Tanpa tergantungnya lokasi ASD, patofisiologi dan jumlah pirau tergantung pada
ukuran defek dan kumpalin relatif kedua ventrikel. Bayi dan anak dengan ASD besar,
meskipun terdapat pirau yang signifikan, sangat jarang menunjukkan gejala. Impuls
ventrikel kanan yang prominen pada tepi kiri stenum bawah seringkali ditemukan saat
palpasi. Bising ejeksi sistolik halus (deajat I atau II) di daerah traktus atau jalan keluar
ventrikel kanan yang berlebih disertai pemanjangan ejeksi ke sirkulasi pulmonal
seringkali terdengar. Pirau yang besar dapat menyebabkan murmur mid-diastolik di
tepi kiri sternum bawah (sela iga 3-4 garis parasternal kiri) akibat peningkatan volume
aliran darah melalui katup tricuspid (stenosis tricuspid relative). 3
Pemeriksaan penunjang
Temuan EKG dan foto rontgen toraks mencerminkan peningkatan aliran darah
melalui atrium kanan, atrium kiri, arteri pulmonalis, dan paru-paru. Pada EKG dapat
didapatkan adanya deviasi aksis QRS ke kanan dan pembesaan ventrikel kanan. Foto
rontgen tpraks dapat memperlihatkan adanya kardiomegali, pembesan atrium kanan,
dan penonjolan konus/arteri pulmonalis. 3
Duktus Ateriosus Paten
Etiologi dan epidemiologi
Duktus arteriosus memungkinkan adanya aliran darah dari arteri pulmonal ke aorta
selama kehidupan janin. Kegagalan penutupan pembuluh darah ini secara normal
menyebabkan terbentuknya duktus arteriosus paten (patent ductus arteriosus atau
PDA). Seiring menurunnya retensi vascular paru setelah lahir, pirau kiri ke kanan
terjadi dan meningkatkan aliran darah pulmonal. Tanpa memperhitungkan bayi
premature, angka kejadian PDA mencakup sekitar 5-10% PJB. 3
Manifestasi klinis
Gejala yang terjadi tergantung pada jumlah aliran darah pulmonal. Besarnya pirau
tergantung pada ukuran PDA (diameter, panjang, kelokan/tortuosity) dan resistensi
vascular paru. PDA kecil bersifat asimptomatik, sedangkan PDA sedang sampai besar
dapat menyebabkan gejala jantung seiring menurunnya resisten vascular paru. 3
Temuan pada pemeriksaan fisis tergantung pada ukuan pirau. Tekanan nadi yang
melebar seringkali ditemukan sebagai akibat larinya (run off) darah ke sirkulasi
pulmonal saat fase diastolik. Murmur kontinyu seperti mesin dapat terdengar di
daerah infraklavikular kiri. Murmur menjalar sepanjang arteri pulmonalis dan sering
terdengar jells di punggung belakang sebelah kiri. Pirau besar dengan peningkatan
aliran darah melalaui katup pulmonal dapat menghasilkan murmur mid-distolik di
apeks ( stenosis mitra relative) dan precordium hiperdinamik. Bunyi jantung II yang
pecah (splitting BJ II) dan intensitas P2 tergantung pada tekanan arteri paru. Getaran
bising dapat teraba pada palpasi. 3
Pemeriksaan penunjang
EKG dan foto rontgen toraks normal pada PDA kecil. Pirau sedang-besar dapat
menyebabkan siluet arteri pulmonal yang penuh/menonjol dan peningkatan
vaskularisasi paru. Temuan EKG bervariasi, mulai dari nrmal hingga tanda
pembesaran ventrikel kiri. Jika ada hipertensi pulmonal, hipertrofi ventrikel kanan
juga memungkinkan ditemukan. 3
Defek Bantalan Endokardial
Etiologi dan epidemiologi
Defek bantalan endokardial (endocardial cushion defect), dikenal juga dengan defek
kanal atrioventrikular dapat bersifat komplit atau parsial. Perkembangan jaringan
bantalan endokardial yang abnormal menyebabkan kegagalan fusi septum dengan
bantalan endokardial; hal ini juga menyebabkan terbentuknya katup atrioventrikular
yang abnormal. Defek komplit mengakibatkan terbentuknya ASD primum, VSD inlet
atau posterior, celah (cleft) di daun katup mitral serta daun septal katup tricuspid
selain pirau kiri ke kanan di tingkat atrium dan ventrikel, insufisiensi katup
atrioventrikular dapat ditemukan. 3
Manifestasi klinis
Gejala jantung biasanya timbul sering menurunnya resistensi vascular paru pada usia
6 hingga 8 minggu pertama kehidupan. Gejala dapat muncul lebih lebih dini dan lebih
berat jika terdapat insufisiensi katup atrioventrikular. Hipertensi pulmonal yang
disebabkan oleh sirkulasi paru berlebih dapat timbul secara dini. Terdapatnya murmur
bervariasi, tergantung pada jumlah pirau ditingkat atrium dan ventrikel. Jika terdapat
VSD yang besar, bunyi jantung kedua dapat terdengar tunggal. Pertumbuhan biasanya
mengalami gangguan. Beberapa anak dengan sindrom down dapat mengalami defek
bantalan endokardial komplit. 3
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis biasanya ditegakkan secara klinis, pemeriksaan EKG, foto rontgen torak
dan dipastikan dengan pemeriksaan ekokardiografi. Pemeriksaan foto rontgen toraks
dapat menunjukkan adanya kardiomegali disertai pembesarn semua ruang jantung dan
peningkatan vaskularisasi paru. EKG menunjukkan adanya deviasi aksis QRS ke kri
dan hipertrofi biventricular dan mungkin didapakan pembesaran kedua atrium. 3
Working diagnosis
Defek Septum Ventrikel
Etiologi dan epidemiologi
Septum ventrikel merupakan suatu struktur kompleks yang dapat dibagi menjadi
empat komponen yaitu septum muscular, septum inlet, septum suprakista dan septum
membranosa komponen terbesar adalah septum musular. Septum inlet atau posterior
meliputi jaringan bantalan endokardial. Septum suprakristal atau subarterial
mencakup jaringan konotrunkal. Septum membranosa berada di bawah katup aorta
dan umumnya kecil. Defek septum ventrikel (ventricular septal defect atau VSD)
terjadi bila salah satu komponen tersebut tidak berkembang secara normal. VSD
merupakan PJB yang paling sering ditemukan, mencakup 25% dari seluruh kelainan
jantung kongenital. Di antara semua tipe VSD, VSD perimembranosa merupakan
jenis yang paling sering ditemukan (67%).3
Kendati lokasi VSD penting dalam menentukan prognosis dan pendekatan tindakan
koreksi, jumlah aliran darah melalui defek dan resistensi vascular paru. VSD besar
tidak menunjukkan gejala saat lahir karena resistensi vascular paru normalnya masih
tinggi pada masa ini. Seiring dengan menurunnya resistensi vaskuler paru pada usia 6-
8 minggu pertama kehidupan, jumlah pirau meningkat dan gejala mulai muncul. 3
Patofisiologi
VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung
antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Kira-
kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup
secara spontan. Kira-kira 50 %-60% anak-anak menderita defek ini memiliki defek sedang
dan menunjukkan gejalanya pada masa kanak-kanak.4 Defek ini sering terjadi bersamaan
dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut.
Pada penderita VSD terjadi tekanan di bilik kiri jantung lebih tinggi dibanding bilik kanan,
maka darah bersih di bilik kiri yang semestinya beredar ke pembuluh utama aorta untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh, sebagian akan mengalir ke bilik kanan melewati VSD.
Pasien tidak terlihat biru, karena memang tak ada darah kotor yang mengalir ke sirkulasi
darah bersih. Apabila aliran darah ke bilik kanan dan pembuluh darah paru melebihi jantung
normal, akibatnya, paru-paru seolah-olah kebanjiran dan pasien merasa sesak nafas, sulit
minum, sering infeksi saluran nafas/paru (BP = bronkopnemonia), berat badannya pun sulit
naik. Kondisi ini terjadi bila lubang VSD besar, dan umumnya harus dilakukan operasi. Kalau
lubang VSD kecil/sedang dan letaknya di area ventricular septum tertentu, memang bisa
menutup atau mengecil sendiri.5
Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan arteri pulmonalis menjadi vasokonstriksi
dan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pulmonal yang dikarenakan
meningkatnya volume darah yang menuju paru-paru. Hal ini mengakibatkan tekanan
di ventrikel kanan menjadi lebih besar dari ventrikel kiri, dan akhirnya darah mengalir
dari kanan ke kiri. Itulah yang menyebabkan terjadinya sianosis dikarenakan darah
kotor yang ada di ventrikel kanan bercambur dengan darah bersih yang ada di
ventrikel kiri yang juga merupakan darah yang nantinya akan dialirkan ke seluruh
tubuh.
Manifestasi klinis
Ukuran VSD mempengaruhi presentasi klinis. VSD kecil dengan pirau sedikit
seringkali asimptomatik namun memberikan suara murmur atau bising jantung yang
keras, kecuali pada neonatus. VSD sedang hingga besar mengakibatkan sirkulasi paru
berlebih dan gagal jantung yang memberikan gejala mudah lelah, diaphoresis saat
menetek/makan, dan hambatan pertumbuhan. Temuan fisis yang khas untuk VSD
adalah murmur pansistolik, biasanya terdengar paling keras di tepi sternum kiri bawah
(sela iga 3-4 garis parasternal kiri). Selain itu, dapat ditemukan pula thrill atau getaran
bising. Pirau yang membesa meningkatkan alian darah melalui katup mitral yang
dapat meningkatkan aliran darah melalui katup mitral yang dapat menghasilkan
murmur mid-diastolik di apeks (stenosis mitral relative). Adanya bunyi jantung kedua
yang pecah (splitting) dan intensitas P2 tergantung pada tekanan arteri pulmonal. 3
Pemeriksaan penunjang
Temuan pada elektrokardiogram (EKG) dan foto rontgentoraks tergantung dengan
ukuran VSD. VSD kecil biasanya tidak menimbulkan kelainan. Temuan EKG berpa
pembesaran atrium kiri serta hipertrofi ventrikel kiri disebabkan vsd besar yang
menyebabkan beban volume pada sisi jantung sebelah kiri. Foto rontgen toraks dapat
menujukkan gambaran kardiomegali, pembesaran ventrikel kiri, peningkatan siluet
arteri pulmonal, dan peningkatan corakan vascular paru. Hipertensi pulmonal karena
peningkatan aliran atau resistensi vascular paru dapat menyebabkan pembesaran dan
hipertrofi ventrikel kanan. 3
Penatalaksanaan
Pasien dengan CHF memerlukan konsultan kardiologi anak segera dan kemungkinan
harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU) . Pasien yang terdeteksi memiliki
bising baru khas VSD dan tidak memiliki tanda gangguan hemodinamik mungkin
tidak perlu dirawat di rumah sakit. Namun, pasien ini perlu dirujuk ke ahli kardiologi
anak.6 Sekitar sepertiga VSD akan menutup secara spontan. Vsd kecil biasanya
menutup spontan dan, jika tidak menutup, tindakan penutupan VSD dengan intervensi
non bedah atau secara bedah mungkin diperlukan. Tatalaksana awal VSD sedang
hingga besar meliputi pemberian diuretic, digoksin, dan reduksi afterload. Gangguan
pertumbuhan atau hipertensi pulmonal yang terus berlanjut meskipun terapi
medikamentosa telah diberikan merupakan indikasi penutupan defek. Sebagian besar
VSD ditutup dengan tindakan operasi, namun beberapa tipe perimembran yang rim
subaortiknya lebih dai 2mm dapat ditutup dengan alat (device) yang dipasang dengan
katerisasi jantung. 3 Katerisasi jantung bila reversibilitas tekanan arteria pulmonalis
(pulmonary artery pressure, PAP) tidak jelas.7
Defek septum ventrikal (DSV) merupakan jenis kelainan bawaan non-sianotik
tersering. Kelainan ini disebabkan karena adanya defek/lubang yang terletak pada
septum/sekat ventrikel. Tergantung lokasinya, lubang ini ada yang terletak di bagian
membrane dari septum (DSV perimembran), di bagian muscular septum (DSV
muscular), atau pada septum dekat aorta atau arteri pulmonalis (doubly connitted
DSV). Hingga saat ini, jenis DSV yang sudah rutin ditutup tanpa bedah adalah jenis
DSV muskular. Mengenai DSV perimembran, hingga kini belum banyak senter yang
melaporkannya. Sedangkan jenis doubly commited, karena lokasinya dekatadengan
katup aorta dan pulmonal, hingga kini satu-satunya jalan masih diobati dengan
operasi. Penutupan DSV muscular menggunakan Amplatzer Muscular VSD occuluder
(AMVO), sedangkan untuk DSV perimembran digunakan Amplatzer Perimembran
VSD Occuluder (AMPVO) . alat ini dimasukan lewat kateter dari arteri femoralis atau
arteri jugular interna. 8
Komplikasi
VSD dapat berkembang menjadi CHF, kompleks Eisenmenger, atau kelainan
konduksi. Pasien dengan VSD harus menerima profilaksis antibiotic untuk
endocarditis bakterialis sebelum prosedur beresiko tinggi seperti bedah mayor,
prosedur gigi, dan insisi serta drainase. VSD juga dapat menimbulkan jalur untuk
kejadian emboli paradoksik. 6
Prognosis
Pada VSD kecil, prognosisnya baik karena dapat menutup sendiri. Bagi defek yang tidak
dapat menutup dengan sendiri, hasil yang baik didapatkan melalui tindakan bedah. Pada VSD
besar, komplikasi dapat terjadi jika tidak ditangani dengan baik. Sebagian anak walaupun
diberi pengobatan medis intensif tetap meninggal juga. Sebagian lagi lambat laun akan
berkembang menjadi sindrom Eisenmenger yang pada umur muda juga akan meninggal. Bila
tindakan bedah dilakukan pada waktu yang tepat, penderita dapat mengecap kehidupan yang
normal.
Pencegahan
Kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor. Penyebabnya dapat berasal
dari faktor eksogen dan faktor endogen. Kalau dilihat dari faktor endogen, penyebabnya
seperti penyakit genetik, misal : down sindrom, mungkin agak sulit dilakukan tindakan
pencegahan. Sedangkan dari faktor eksogen seperti obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM),
ibu hamil dengan alkoholik, penyakit VSD sebenarnya dapat kita cegah dengan menghindari
penggunaan obat-obatan yang berlebihan, ibu hamil menghindari konsumsi alkohol, dan lain-
lain.
Kesimpulan
Ventricular septal defect (VSD) merupakan penyakit jantung bawaan dimana sekat
antar-ventrikel mengalami pirau. Pirau terseut dikelompokkan menjadi kecil hingga
besar. Pada pirau yang kecil, anak tidak mengalami gejala klinis, sedangkan pada
pirau besar anak akan mengalami hipertensi pulmonal sampai gagal jantung.
Penatalaksanaannya berupa tindakan bedah dan pemberian beberapa preparat seperti
diuretik dan digitalis. Prognosis dari VSD ini adalah dubia ad bonam.
Daftar pustaka
1. Wahab AS. Kardiologi anak penyakit jantung kongenital yang tidak sianotik.
Jakarta: EGC. 2009. h. 11-84
2. Ilmu anak nelson Hal 559-61
3. Ika esensial Nelson edisi 6 tahun 2014Hal. 572-6
4. Teks atlas kedokteran kedaruratan tahun 2002 penerbit erlangga Hal 216
5. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2007.h.516-7.
6. Muscari ME. Panduan belajar keperawatan pediatri. Jakarta: EGC;
2005.h.317-8.
7. Buku saku ilmu bedah sabiston edisi 17 tahun 2005 Hal 857-9
8. Kumpulan tips pediatric tahun 2011Hal. 133-5