blok 8

34
Page 1 Struktur, Mekanisme, dan Pemeriksaan pada Jantung Melisa Citra Ika Mulya 102013443 Kelompok D3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana citra _ [email protected] Pendahuluan Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri. Sesuai dengan skenario, sesak nafas disertai bengkak pada tungkai diduga karena adanya gangguan di bagian jantung. Karena itu, struktur dari jantung sendiri perlu diperhatikan, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Selain berhubungan dengan struktur makro maupun mikro, untuk mengetahui hubungan sakit tersebut dengan jantung maka penulis akan juga menjelaskan mengenai mekanisme kerja

Upload: melisacitra

Post on 18-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 8

TRANSCRIPT

Page 1: blok 8

Page 1

Struktur, Mekanisme, dan Pemeriksaan pada Jantung Melisa Citra Ika Mulya

102013443

Kelompok D3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

citra _ [email protected]

Pendahuluan

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara

kedua paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah

kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih

sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang

melebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks)

mengarah ke panggul kiri.

Sesuai dengan skenario, sesak nafas disertai bengkak pada tungkai diduga karena

adanya gangguan di bagian jantung. Karena itu, struktur dari jantung sendiri perlu

diperhatikan, baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Selain berhubungan

dengan struktur makro maupun mikro, untuk mengetahui hubungan sakit tersebut

dengan jantung maka penulis akan juga menjelaskan mengenai mekanisme kerja

jantung, serta pemeriksaan penunjang jantung dan pemeriksaan darah.

Rumusan masalah

Seorang perempuan usia 65 tahun sesak nafas karena ada gangguan jantung.

Hipotesis

Gangguan jantung dapat menyebabkan gangguan pada organ sekitarnya.

Sasaran Pembelajaran

Page 2: blok 8

Page 2

1. Mahasiswa mampu mengerti mengenai struktur jantung secara makro maupun

mikro.

2. Mahasiswa mampu mengerti mengenai mekanisme kerja jantung.

3. Mahasiswa mampu mengerti mengenai vaskularisasi jantung.

4. Mahasiswa mampu mengerti mengenai pemeriksaan jantung.

5. Mahasiswa mampu mengerti mengenai pemeriksaan darah.

Struktur Jantung

Secara makroskopis, jantung terdiri dari perikardium, ruang-ruang jantung, katu-katup,

dan perdarahan serta persarafan jantung.

a) Perikardium

Perikardium terdiri dari komponen fibrosa dan serosa. Perikardium fibrosa adalah

lapisan kuat yang menyelimuti jantung. Lapisan ini bergabung dengan pangkal

pembuluh besar di atasnya dan dengan tendon sentral diafragma di bawahnya.

Perikardium serosa melapisis perikardium fibrosa (lapisan parietalis) dan pada pangkal

pembuluh darah membalik untuk menutupi permukaan jantung (lapisan viseralis).

Perikardium serosa merupakan permukaan halus sebagai bantalan bagi jantung. Dua

sinus yang penting terletak di antara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu:1,2

1. Sinus transversus: terletak antara v. cava superior dan atrium kiri di posterior serta

trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.

2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh v. cava inferior dan vv.

pulmonalis.

Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang perikardiacophrenicus dan a. thoracalis

interna. Perikardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi

oleh n. Phrenicus.1

Page 3: blok 8

Page 3

b) Ruang-ruang pada Jantung

Jantung dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium kanan, atrium sinstrum,

ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium kiri

dan ventrikel kanan anterior terhadap ventrikel kiri.

Dinding jantung tersusun atas otot jantung, miokardium, yang di luar terbungkus oleh

perikardium serosum, yang disebut epikardium, dan di bagian dalam diliputi oleh selapis

endothel, disebut endokardium.2

1. Atrium kanan

Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah

dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel

kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui

vena kava superior, vena kava inferior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava

tidak terdapat katup-katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini

hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan

tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan

kembali ke dalam vena sikulasisistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium

kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

25% sisanyaakan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara

aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapatmenurunkan

pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.3

2. Atrium kiri

Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempatvena

pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh

karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam

pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan

bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah

mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.

3. Ventrikel kanan

Page 4: blok 8

Page 4

Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui ostium atrioventriculare

kanan dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga

mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat

ini disebut infundibulum.

Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium kanan dan

menunjukkan beberapa rigi menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot.

Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan

dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabecula carneae terdiri atas tiga jenis. Jenis

pertama terdiri atas musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui

basisnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di

antaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke

dinding anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus atriventricularis

crus kanan yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya

terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.1-3

Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas tiga cuspis yang

dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya:

cuspis anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior,

cuspis septalis terletak berhadapan dengan septum intraventriculare dan cuspis inferior

atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka

jantung, sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chorda

tendineae. Chorda tendineae menghubungkan cuspis dengan musculi papilares. Bila

ventrikel berkontraksi, musculi papilares berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak

terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan intraventrikular

meningkat. Untuk membantu proses ini, chrdae tendineae dari satu musculus papilaris

dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.2

Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga valvula

semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardioum disertai sedikit jaringan fibrosa

yang meliputinya. Pinggir bawah dan samping setiap cuspis yang melengkung melekat

Page 5: blok 8

Page 5

pada dinding arteri. Mulut muara cuspis mengarah ke atas, masuk ke dalam truncus

pulmonalis. Tidak ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan

dengan cuspis valva ini; perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis

turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal truncus pulmonalis terdapat tiga

pelebaran yang dinamakan sinus, dan masing-masing terletak diluar dari setiap cuspis.1

Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak posterior (valvula

semilunaris kiri) dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris anterior dan kanan).

Selama sistolik ventrikel, cuspis-cuspis valva tertekan pada dinding truncus pulmonalis

oleh darah yang keluar. Selama diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk

ke sinus; cuspis valva terisi, terletak berhadapan di dalam lumen dan menutup ostium

trunci pulmonalis.

4. Ventrikel kiri

Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui ostium atrioventriculare kiri dan

dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal daripada

dinding ventrikel dexter. Pada penampang melintang, ventrikel kiri berbentuk sirkular;

ventrikel dexter kresentik (bulan sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke

dalam rongga ventrikel dexter. Terdapat trabeculae carneae yang berkembang baik, dua

buah musculi papillares yang besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis.

Bagian ventrikel di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.

Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis

anterior dan cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva

tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare dan

ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama

seperti valva tricuspidalis.2

Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan

struktur valva trunci pulmonalis. Satu cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris

kanan) dan dua cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris kiri dan

posterior). Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae.

Page 6: blok 8

Page 6

Sinus aortae anterior merupakan tempat asal arteria coronaria kanan, dan sinus

posterior kiri tempat asal arteria coronaria kiri.1

c) Katup pada Jantung

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel

ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah.

Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara

pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient

tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan

mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang

mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan

untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong

katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat katup jantung berfungsi

untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis

katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan

katup semilunaris,yangmemisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang

bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi

tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.1,3

Katup Atrioventrikularis (AV)

Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-daun

katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalisyang terletak antara

atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup.Katup mitralis yang

memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah

daun katup. Daun katup dari kedua katup initertambat melalui berkas-berkas tipis

jaringan fibrosa yang disebutkordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot

kapilaris, yaitu tonjolanotot pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup

pada waktukontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam

atrium.Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture,

Page 7: blok 8

Page 7

iskemia),darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu

ventrikel berkontraksi.

Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegaholeh ketegangan pada

daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu otot papilaris berkontraksi.

Katup Semilunaris

Kedua katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris

yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta

terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara

ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali

darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam

keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding

aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria

terletak di dalam kantung-kantungtersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria

tersebut dari penyumbatanoleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.2,3

Secara mikroskopis, jantung terdiri dari 3 lapisan. Lapisan tersebut diantaranya

adalah epikardium, myokardium, dan endokardium. Dimana pada lapisan epikardium

dibagi menjadi 2 yaitu viseral percardium dan parietal pericardium. Perikardium adalah

lapisan paling atas atau paling luar yang terdiri dari fibrosa dan serosa. Fungsi dari

perikardium ini adalah sebagai pembungkus jantung. Lapisan perikardium terdiri dari

perikardium parietal dan viseral. Antara perikardium parietal dan viseral terdapat

ruangan perikardium yang berisi cairan serosa berjumlah 15-50 ml yang berfungsi

sebagai pelumas untuk menahan gesekkan. Epikardium adalah lapisan paling atas dari

dinding jantung dan tersusun dari epitel selapis gepeng pada lapisan perikardium

viseral.4 Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal

dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat

menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor kardiodilatin dan kardionatrin

yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium

terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat kondukdi danserat kontraksi. Serat konduksi

pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls.

Page 8: blok 8

Page 8

Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of

HIS dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan

terletak disubendokardial. Sel purkinje mengandung sitoplasma yang besar, sedikit

miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang

terletak di sentral.3Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan

bercabang. Setiap serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip

dengan otot lurik karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung banyak

mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua seratotot adalah melalu fascia

adherens, macula adherens ( desmosom), dan gap junction. Sedangkan endokardium,

merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog dengan tunika

intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan

subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana

terdapat tight/occluding junction dan gap junction lapisan subendokardial terdiri dari

jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.

Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung

dan katup jantung melekat.1 Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat. Bagian

utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan anulus fibrosus.

Pada jantung juga terdapat katup-katup yang menghubungan antara atrium dan

ventrikel. Katup-katup ini dibagi menjadi 2 diantaranya adalah katup mitral yang

menghubungkan atrium kiri dengan ventrikel kiri dan katup trikuspid yang

menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan. Katup jantung terdiri dari

lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus. Pada jantung juga

terdapat sistem hantar rangsang yaitu serat purkinje. Serat purkinje mempunyai

kecepatan hantar rangsang lebih besar daripada serat otot jantung biasa. Serat purkinje

lebih besar daripada otot jantung biasa, memiliki banyak sarkoplasma, jumlah miofibril

sedikit, dan terletak di tepi serat.2

Susunan umum pembuluh darah terdiri dari 3 yaitu tunika intima, tunika media, dan

tunika adventitia. Tunika intima pada lapisan endotelnya terdapat epitel selapis gepeng

dan di subendotelnya terdapat jaringan ikat areolar. Pada tunika media terdapat otot

Page 9: blok 8

Page 9

polos dan jumlah jaringan ikat padat bervariasi. Pada tunika adventitia terdapat jaringan

ikat, serat saraf, pembuluh limfe, dan vasa vasorum.2,4

Arteri terdapat 3 tipe yaitu besar, sedang, dan kecil. Arteri juga mempunyai 3 lapisan

pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan adventitia. Pada arteri besar fungsinya

adalah menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga

agar aliran darah berjalan mulus / tidak terhentak-hentak. Pada tunika intimanya

terdapat endotel dengan lamina basalis, pada subendotel terdapat jaringan ikat kolagen,

elastin, dan otot polos, serta juga terdapat lamina elastika interna. Pada tunika

medianya lapisannya tebal, terdapat serat elastin, kolagen, dan sel-sel otot polos, serta

beberapa fibroblas. Dan pada tunika adventitianya terdiri dari jaringan ikat dan

fibroblas, beberapa serat elastin, vasa vasorum, dan serat saraf.4

Pada arteri sedang berfungsi untuk membagi darah ke organ yang memutuhkannya.

Pada lapisan tunika intima terdapat lapisan endotel dengan lamina basalis, subendotel

dengan sedikit jaringan ikat, dan terdapat lamina elastika interna. Pada tunika media

terdapat otot polos sirkular, kolagen, beberapa serat elastin, dan terdapat lamina

elastika eksterna. Pada tunika adventitia kandungan kolagennya tinggi dengan fibroblas.

Pada arteri kecil berfungsi untuk mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam

dan mengontrol aliran darah kedalam kapiler. Arteri kecil dan arteriol mempunyai 1-2

lapis otot polos pada tunika media, arteri kecil punya sampai 8 lapis otot polos pada

tunika media. Arteri kecil mempunyai lamina elastika interna, tunika adventitianya tipis

dan kurang berkembang.

Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling kecil, otot polosnya tunggal,

fungsinya adalah sebagai sfingter untuk mengatur darah ke kapiler.

Kapiler darah berfungsi sebagai tempat pertukaran zat. Di dindingnya hanya terdapat

tunika intima, lumen kapiler hanya dilalui satu eritrosit saja, sel endotelnya menonjol

kedalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Kapiler darah ada 3 jenis yaitu

Page 10: blok 8

Page 10

kapiler tipe viseralyang berpori, kapiler tipe muskular yang sempurna/utuh, dan

sinusoid.

Kapiler fenestrata terdapat beberapa sel endotel dan sangat permeabel. Kapiler kontinu

sel endotel yang kontinu, khusus di jaringan saraf pusat, ujung-ujung endotelnya

dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yang membentuk sawar darah otak.2

Sinusoid adalah bangunan yang berbentuk rongga dan digunakan untuk pembuluh

darah yang berdinding tipis dengan lumen relatif lebih besar dibandingkan dengan

kapiler.

Vena berfungsi untuk membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung.

Umumnya vena berjalan mendampingi arteri. Dinding vena lebih tipis, lunak, dan kurang

elastis daripada arteri. Batas antara tunika intima, media, dan adventitia tidak sejelas

pada arteri. Unsur jaringan ikat lebih mencolok, unsur otot polos dan elastinnya tidak.

Vena umumnya dilengkapi dengan katup untuk mengataso gaya berat sehingga darah

tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri, sebagai pompa, dan mencegah agar

kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah.

Katup tersebut merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat oleh jaringan ikat.

Biasanya terdapat di vena sedang terutama di tungkai.1,3,4

Venula berfungsi untuk pertukaran zat antara jaringan, di dindingnya terdiri dari 1 lapis

sel endotel dan permeabilitas dinding sangat tinggi. Pada vena kecil sel otot polos mula-

mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel.

Pada vena sedang tunika intimanya terdapat selapis endotel dan kadang ada jaringan

ikat dibawahnya. Pada tunika media jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat

kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Pada tunika adventitia lebih tebal

daripada tunika media karena ada jaringan ikat dan beberapa otot polos.

Pada vena besar, tunika intimanya sama seperti vena sedang, tunika media kurang

sempurna perkembangannya, dan pada tunika adventitia beberapa kali lebih tebal dari

Page 11: blok 8

Page 11

tunika media, terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal dan

terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal.2-4

Vaskularisasi Jantung

Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari

aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang

utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.

Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di

antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal

di dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini

melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan

ateria coronaria kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria

coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian

dari atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.2

Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria

dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,

ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus

aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula

kiri. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua

menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.

Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan kiri

(sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah

yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu

penyakit. Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu

arteria coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark miokardium),

walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke

otot.4

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus

coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan

Page 12: blok 8

Page 12

lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah

kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan

cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi

dextri anterior dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang

jantung.3

Mekanisme Kerja Jantung

Sistem sirkulasi dalam tubuh manusia terdapat tiga komponen, yaitu pembuluh

darah, darah, dan jantung. Pembuluh darah berperan sebagai saluran untuk

mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh yang

kemudian akan dikembalikan ke jantung. Darah merupakan medium pengangkut tempat

larut atau tersuspensinya bahan-bahan seperti O2, CO2, nutrient, zat sisa, dan lain

sebagainya yang akan diangkut ke berbagai organ tubuh. Sedangkan jantung berperan

sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradient

tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke dalam jaringan, darah yang

dipompa oleh jantung ini selanjutnya mengaliri sitem sirkulasi melalui dua lengkung

vascular, yaitu sirkulasi paru (pulmonal) dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi paru (pulmonal)

merupakan sikuit pembuluh yang mengalirkan darah Antara jantung dan paru,

sementara sirkulasi sistemik mengalirkan darah Antara jantung dan sistem tubuh lain.

Jantung merupakan organ tunggal namun kedua sisinya memiliki fungsi sebagai dua

pompa terpisah, terbagi menjadi dua paruh dengan empat rongga, satu rongga atas dan

satu rongga bawah pada masing-masing paruh. Atrium, rongga-rongga atas pada

jantung yang berfungsi mmenerima darah yang kembali ke jantung dan

memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung.

Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ka atrium adalah vena,

sedangangkan yang membawa darah dari jantung ke jaringan adalah arteri. Dalam

jantung terdapat sekat yang memisahkan kedua paruh berupa suatu partisi otot

kontinyu, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pencampuran darah dari kedua sisi

Page 13: blok 8

Page 13

jantung. Dapat dilihat pada gambar mengenai sirkulasi paru dan sistemik dalam

hubungannya dengan jantung.5,6

Jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda. Sisi kanan jantung menerima darah dari

sirkulasi sistemik melalui vena kava, dan memompanya ke dalam sirkulasi paru melalui

arteri pulmonalis. Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan

menyerap pasokan O2 sebelum dikembalikan ke jantung. Sedangkan sisi kiri jantung

menerima darah dari sirkulasi paru melalui vena pulmonalis, dan memompanya ke

dalam sirkulasi sistemik melalui aorta. Darah yang dialirkan melalui sirkulasi sistemik

nantinya akan memperdarahi organ-organ dalam tubuh. Sel-sel dalam jaringan tersebut

menyerap O2 dari darah dan mengunakannya untuk mengoksidari nutrient untuk

menghasilkan energi, dan membentuk CO2 sebagai produk sisa.

Kedua sisi jantung bekerja secara simultan dan memompa darah dengan jumlah setara.

Sirkulasi paru merupakan sistem bertekanan rendah dan beresistensi rendah, sedangkan

sirkulasi sistemik memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Dalam hal ini, sisi kiri

jantung melakukan kerja lebih besar karena memompa darah dalam jumlah yang sama

dengan tekanan yang tinggi ke dalam sistem yang lebih panjang dan beresistensi tinggi.7

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap, dari vena ke atrium dan dari

ventrikel ke arteri. Dalam hal ini, diantara kedua bagian ini terdapat 4 katup yang dapat

membuka dan menutup secara pasif berdasarkan gradient tekanan untuk memastikan

darah mengalir ke satu arah. Apabila tekanan dibelakang katup lebih besar, maka akan

memaksa katup untuk terbuka, dan katup akan tertutup apabila tekanan di depan katup

lebih besar. Katup atrioventrikel (AV) kanan dan kiri, yang terletak diantara atrium dan

ventrikel masing-masing paruh, membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam

ventrikel selama pengisian ventrikel, tetapi mencegah aliran balik darah sewaktu

pengosongan ventrikel. Katup AV kanan disebut katup tricuspid dan kiri disebut katup

bicuspid atau katup mitral.5 Katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan pulmonalis,

atau dikenal sebagai katup semilunar, yang terletak di pertemuan dimana arteri-arteri

besar meninggalkan ventrikel. Dimana katup-katup ini akan terbuka sewaktu ventrkel

Page 14: blok 8

Page 14

berkontraksi, dan akan tertutup ketika ventrikel melemas. Sedangkan Antara atrium dan

vena tidak terdapat katup, dikarenakan tekanan atrium yang biasanya tidak jauh lebih

tinggi dari vena.

Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme kontrol regulasi yang digunakan

untuk meningkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan

jumlah curah jantung (cardiac output). Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil

perkalian denyut jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume). Curah

jantung orang dewasa adalah 4,5-8 liter per menit. Peningkatan curah jantung terjadi

karena adanya peningkatan denyut jantung dan atau volume sekuncup. Curah jantung

dapat meningkat atau menurun akibat gaya-gaya yang bekerja secara instrinsik di

jantung. Kontrol intrinsik atas curah jantung ditentukan oleh panjang serat-serat otot

jantung. Apabila serat otot jantung diregangkan sampai batas tertentu, maka

kontraktilitas atau kemampuan jantung untuk memompa akan meningkat. Peningkatan

kontraktilitas akan meningkatkan kekuatan setiap denyut sehingga terjadi peningkatan

kontraktilitas dan kekuatan setiap denyutan berkurang. Berkurangya volume sekuncup

menyebabkan penurunan curah jantung.6,7

Mekanisme kontrol saraf terhadap curah jantung

Kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup dipengaruhi oleh sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Sistem aferen dari saraf glosofaringeal dan saraf vagus

membawa pesan dari reseptor sensori sinus karotikus dan arkus aorta menuju medula

oblongata sebagai pusat regulasi jantung, saraf simpatis, dan parasimpatis keluar dari

batang otak kemudian memberikan stimulus pada jantung dan melakukan fungsi

regulasi saraf simpatis yang lain.

Saraf simpatis berjalan di dalam traktus saraf spinalis torakalis menuju korteks

adrenal dengan melepaskan neurotransmitter norepinefrin ke sirkulasi untuk membantu

aksi regulasi jantung ke nodus SA. Norepinefrin berikatan dengan reseptor spesifik yang

disebut reseptor adrenergik B1 yang terdapat di sel-sel nodus SA. Setelah berikatan,

Page 15: blok 8

Page 15

terjadi pengaktifan sistem perantara kedua menyebabkan peningkatan kecepatan lepas

muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan

menurun apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang.

Peningkatan atau penurunan kecepatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif

atau negatif.5,7

Saraf simpatis juga mempersarafi sel-sel di seluruh miokardium yang menyebabkan

peningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serat otot tertentu. Hal ini

menyebabkan peningkatan pada SV dan disebut efek inotropik positif. Saraf

parasimpatis berjalan ke nodus SA dan ke seluruh jantung melalui saraf vagus. Saraf

parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin yang memperlambat kecepatan

depolarisasi nodus SA sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung suatu efek

kronotropik negatif. Perangsangan parasimpatis ke bagian-bagian miokardium lainnya

tampaknya menurunkan kontraktilitas dan volume sekuncup, menghasilkan suatu efek

inotropik negatif.

Mekanisme kontrol hormon terhadap curah jantung

Medula adrenal adalah suatu perluasan sistem saraf simpatis. Pada perangsangan

simpatis, medula melepaskan morepinefrin dan epinefrin ke dalam sirkulasi. Hormon-

hormon ini mencapai jantung dan menimbulkan respons kronotropik dan inotropik

positif.7

Denyut jantung

Denyut jantung normalnya adalah 70x per menit. Denyutan ini dikontrol sendiri oleh

jantung melalui mekanisme regulasi nodus SA, AV, dan sistem purkinje. Dalam keadaan

normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis

melalui sistem saraf otonom. Mekanisme yang terjadi adalah stimulasi saraf simpatis

akan meningkatkan denyut jantung sedangkan stimulasi saraf parasimpatis akan

menghambat peningkatan denyut jantung melalui saraf vagus. Empat refleks utama

Page 16: blok 8

Page 16

yang menjadi media sistem saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah

refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks bainbridge, dan refleks pernapasan.

Refleks baroreseptor mungkin merupakan refleks paling utama dalam menentukan

kontrol regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor sensitif terhadap

perubahan tekanan dan regangan arteri. Baroreseptor menerima rangsangan dari

peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karotikus. Pada saat

tekanan darah arteri meningkat dan arteri meregang, reseptor-reseptor ini dengan

cepat mengirim impulsnya ke pusat vasomotor untuk menghambat pusat vasomotor

mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol dan vena dan menurunkan tekanan darah.

Dilatasi arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah

menumpuk pada vena sehingga mengurangi aliran balik vena dan dengan demikian

menurunkan curah jantung. Impuls aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung

akan merangsang aktivitas parasimpatis dan menghambat pusat simpatis sehingga

menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya kontraksi jantung. Sebaliknya,

penurunan tekanan arteri rata-rata menyebabkan refleks vasokonstriksi dan

meningkatkan curah jantung, dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Refleks

baroreseptor merupakan mekanisme hemostatis dalam menjaga keseimbangan antara

perubahan denyut jantung dan tekanan darah.5-7

Refleks kemoreseptor sangat dipengaruhi oleh respons perubahan tekanan parsial

oksigen dalam arteri, perubahan tekanan parsial karbon dioksida pada arteri, dan

perubahan konsentrasi serum ion hidrogen. Apabila kandungan oksigen atau ph darah

turun atau kadar karbon dioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor yang ada

di arkus aorta dan pembuluh-pembuluh darah besar di leher mengirim impuls ke pusat

vasomotor dan terjadilah vasokontriksi. Reseptor yang paling berperan adalah reseptor

yang berlokasi di karotis dan badan aorta yang lokasinya berdekatan dengan

baroreseptor pada sinus karotis dan arkus aorta. Selanjutnya peningkatan tekanan

darah mempercepat aliran darah kembali ke jantung dan ke paru. Respons jantung

terhadap stimulasi kemoreseptor dapat dibagi menjadi mekanisme refleks primer dan

Page 17: blok 8

Page 17

sekunder. Bradikardi yang merupakan mekanisme refleks primer terjadi untuk

merespons penurunan tekanan parsial oksigen, peningkatan tekanan parsial karbon

dioksida, dan penurunan pH. Selanjutnya refleks sekunder terjadi dengan meningkatkan

kerja pernapasan dan juga peningkatan denyut jantung. Respons ini merupakan media

antara kemoreseptor pusat dan perifer. Kemoreseptor merupakan kelompok sel saraf

sensorik yang terletak di badan karotis yaitu pada percabangan arteri karotis dan juga

terletak di badan aorta yaitu pada bagian dalam arkus aorta. Pusat serabut eferen

terdapat di pusat vasomotor yang ada di medula oblongata. Meskipun efek utama dari

refleks kemoreseptor terhadap pernapasan, aktivitas yang ditingkatkan di dalam bahan

kimia sel yang peka rangsangan ini bertanggung jawab untuk hipertensi yang

ditimbulkan akibat hipoksia jaringan. Dalam kondisi normal, pengaruh kemoreseptor

digunakan terutama pada resistensi perifer, bukan pada fungsi jantung.6

Refleks bainbrige akan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat meningkatnya

aliran balik vena. Lokasi dari reseptor ini terletak di vena cava. Ketika reseptor ini

mengalami peregangan akibat stimulasi dari peningkatan volume darah maka saraf

aferen akan meningkatkan denyutan kemudian mentransmisikan impuls ke pusat

pengatur kardiovaskuler di medula oblongata. Pusat pengatur ini akan merespons

dengan meningkatkan saraf simpatik eferen agar terjadi peningkatan denyut jantung

dan peningkatan curah jantung. Adanya mekanisme refleks ini bertujuan untuk

mengatur frekuensi jantung dan agar seluruh isi pompa jantung dapat dikembalikan

secara sempurna menuju ke jantung.

Refleks pernapasan (sinus aritmia) merupakan fenomena fisiologis. Fluktuasi normal

denyut jantung terjadi bersamaan dengan fase-fase pernapasan. Saraf vagus terlibat

dalam refleks ini. Selama vase inspirasi, tekanan dalam dada menurun disebabkan aliran

balik vena akan menstimulasi peregangan reseptor di dalam paru dan meningkatkan

pengiriman impuls menuju pusat pengatur kardiovaskular. Kemudian refleks vagal yang

membuat denyut jantung stabil akan dihambat sehingga menyebabkan terjadinya

peningkatan denyut jantung. Peningkatan denyut jantung akan terus terjadi sampai

Page 18: blok 8

Page 18

kebutuhan tubuh akan darah terpenuhi dan akan menurun bersamaan dengan fase

ekspirasi. Peningkatan tekanan dalam rongga dada akan menghambat aliran balik vena.

Denyut jantung dipengaruhi oleh ion, temperatur, dan mekanisme kontrol aliran

balik vena. Efek ion terhadap denyut jantung yaitu nodus SA terdiri atas sel-sel saraf

yang meregulasi dari dalam terhadap denyut jantung. Perubahan konsentrasi elektrolit

pada cairan ekstraseluler akan mengubah denyut jantung, karena aktivitas listrik jantung

sangat dipengaruhi oleh kesimbangan distribusi ion-ion yang melewati membran sel.

Tiga kation penting seperti kalium, natrium, dan kalsium mempengaruhi kontraksi otot

jantung. Oleh karena itu, perubahan konsentrasi normal ketiga kation ini di dalam cairan

ekstraseluler akan berpengaruh pada fungsi jantung.5,7

Efek temperatur pada denyut jantung misalnya ketika temperatur sel-sel picu jantung

meningkat maka permeabilitas membran sel terhadap berbagai ion akan meningkat.

Peningkatan permeabilitas akan mempercepat depolarisasi sel-sel pacemaker dan

terjadi peningkatan denyut jantung. Kekuatan kontraktilitas otot-otot jantung juga

meningkat dengan sementara.

Mekanisme kontrol aliran balik vena adalah pada regulasi aliran balik vena untuk

mengisi jantung selama fase diastolik dipengaruhi oleh curah jantung. Tingkat

determinasi pengisian diastol yang disebut end diastolic volume akan terjadi pada setiap

pengeluaran volume sekuncup. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi tingkat pengisian

aliran balik vena yaitu tekanan vena dan jumlah darah.5

Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen

Dapat melihat situs (kedudukan jantung), ukuran pembesaran jantung dan pembuluh

darah jantung (aorta dan arteri pulmonalis).

Posisi :

- Posterolateral (PA)

- Lateral

Page 19: blok 8

Page 19

-Oblik kanan depan

-Oblik kiri depan

2. CT-Scan

Dengan CT-Scan dapat menilai sistem pembuluh coroner.

3. MRI

Dengan menggunkan MRI, jantung dan pembuluh darah dapat dilihat dari berbagai

susut yang berbeda dan dapat dilihat gambaran bergerak dari jantung beserta

denyutannya.

4. Angiografi

Angiografi digunakan untuk melihat pembukuh darah yang ada di sekitar jantung.

Pemeriksaan ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap berbahaya karena

menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah jantung.

EKG

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi

menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh.

Aktivitas listrik ini dapat didektesi menggunakan elektroda perekam, dengan hasil

rekamannya yaitu elektrokardogram (EKG). EKG merupakan rekaman sebagian aktivitas

listrik yang diinduksi di cairan tubuh oleh impuls jantung yang mencapai permukaan

tubuh. Mesin elektroda kardiograf dihubungkan dengan Antara elektroda-elektroda

perekan di dua titik di tubuh dengan susunan spesifik dari masing-masing pasangan

koneksi atau sadapan. Terdapat 12 sadapan berbeda, terdiri dari tiga sadapan

ekstremitas standar, tiga sadapan ekstremitas diperkuat (augmented) dan enam

sadapan prekordial.8

Page 20: blok 8

Page 20

Sadapan ekstremitas standar (sadapan bipolar) terdiri dari sadapan I, II, dan III yang

mengukur perbedaan potensial listrik Antara lengan kanan dan lengan kiri (sadapan I),

perbedaan lengan kanan dan tungkai kiri (sadapan II), serta lengan kiri dan tungkai kiri

(sadapan III). Dimana sadapan ini membentuk segitiga sama sisi yang disebut segitida

Einthoven, dengan jantung berada di tengah.

Sadapan ekstremitas diperkuat (augmented) diberi tanda aVR (augmented Voltage Right

arm), aVL (augmented Voltage Left arm), dan aVF (augmented Voltage Left foot).

Sadapan perikordial (sadapan unipolar) terdiri dari 6 sadapan, yaitu:

V1 : ruang interkosta IV, tepi sternum kanan

V2 : ruang interkosta IV, tepi sternum kiri

V3 : Pertengahan Antara V2 dan V4

V4 : ruang interkosta V, garis midklavikularis kiri

V5 : bidang horizontal dari V4, garis aksilaris anterior kiri

V6 : bidang horizontal dari V4, garis mid-aksilaris kiri

EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang, gelombang P yang mencerminkan

depolarisasi atrium, kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel, dan gelombang

T mencerminkan repolarisasi ventrikel.9

Aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis, sehingga terjadinya gangguan pola listrik

biasanya disertai dengan gangguan aktivitas kontraktil jantung. Penyimpangan yang

dapat ditemukan melalui efekkardiografi yaitu kelainan kecepatan denyut jantung,

kelainan irama, miopati jantung. Kelainan kecepatan denyut jantung yang melebihi 100

denyut per menit disebut takikardia, sedangkan yang kurang dari 60 kali per menit

disebut bradikardia, dapat dilihat melalui jarak kompleks QRS. Kelainan irama disebut

juga aritmia, dapat disebabkan oleh fokus ektopik (perubahan aktivitas pemacu nodus

SA atau gangguan hantaran), flatter atrium (depolarisasi atrium yang cepat dan regular),

fibrilasi atrium (depolarsasi atrium yang cepat, irregular, dan tidak terkoordinasi, tanpa

gelombang P yang jelas), fibrilasi ventrikel (otot ventrikel berkontraksi kacau dan tidak

terkoordinasi), dan blok jantung (defek pada system hantaran jantung).

Page 21: blok 8

Page 21

Miopati jantung merupakan kerusakan otot jantung. Iskemia miokarium yaitu kurang

memadainya penyaluran darah beroksigen ke jantung. Infark miokardium akut yaitu

terjadinya kematian atau nekrosis sel otot jantung, terjadi ketika pembuluh darah yang

memasok bagian jantung tersumbat atau pecah. Infark miokarsium akut ini dikenal juga

sebagai serangan jantung, dimana terdapat kelainan pada bentuk gelombang QRS,

karena sel-sel otot jantung yang rusak mengeluarkan enzim-enzim khas ke dalam darah,

sehingga menjadikan indeks derajat kerusakan miokardium.7

Pemeriksaan Darah

Kematian (nekrosis) sel-sel jantung akan menyebabkan pengeluaran enzim-enzim

tertentu dalam darah. Pelepasan enzim dari sel terjadi saat sel cidera dan membrannya

pecah. Enzim-enzim yang dimaksud antara lain adalah keratin kinase (CK), serum

asparate amino transferase (AST) (dulu adalah serum glumatic-oxaloacetic transaminase

– SGOT), dan lactic acid dehydrogenase (LDH).9 Enzim yang berbeda dilepas pada waktu

Page 22: blok 8

Page 22

yang berbeda setelah kerusakan miokardium. Karena itu sangat penting untuk

mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan rasa nyeri.

CK adalah enzim pertama yang meningkat saat terjadi kerusakan miokardium, dan

dianalisa untuk mendiagnosis kerusakan miokardium akut. SGOT merupakan enzim

transaminase, banyak terdapat pada jantung dan hati. Peningkatan SGOT menunjukkan

kerusakan pada jantung dan hati. LDH memiliki 5 macam isoenzim (LDH1-5), yang

memiliki berat molekul sekitar 134.000 kDa, dan diperiksa secara elektroforesis.

Enzim-enzim ini dapat meningkat saat terjadi kerusakan sel-sel miokardium, dan pola

peningkatannya dapat membantu dalam menentukan diagnosa.9 Namun peningkatan

enzim-enzim ini juga dapat terjadi pada kerusakan sel-sel hati, ginjal, otak, paru-paru,

vesika urinaria, maupun usus. Agar pemeriksaan ini dapat berjalan secara spesifik dan

tepat, enzim-enzim ini dipecahkan menjadi isoenzim – pada miokardium ditemukan CK2

dan LDH1. Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari diagnosa pasien,

bersama dengan riwayat penyakit, gejala, dan perekaman EKG.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pada kasus tersebut si pasien didiagnosis terkena

gangguan jantung. Gangguan jantung ini bisa disebabkan karena adanya ganguan

mekanisme jantung ataupun terjadi gangguan pada struktur makroskopis nya, dan dapat

diketahui dengan melakukan pemeriksaan jantung seperti EKG dan pemeriksaan darah.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.228-230

2. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.

3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC;2006.h.102-12

4. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006.h.115-20

5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6.

Jakarta:EGC;2011.h.333-47.

Page 23: blok 8

Page 23

6. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes

kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.h.138.

7. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia;

2009.h.151-3.

8. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG: pedoman praktis. Jakarta: EGC; 2009.h.7-8

9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9.