blok 8

18
Sirkulasi Darah pada Ekstremitas Inferior Jovianto Reynold Andika Hidayat 10.2012.313 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Jantung merupakan salah satu organ vital yang terdapat dalam tubuh kita. Hal ini dikarenakan jantung memiliki tugas dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung merupakan pusat dari sistem sirkulasi darah yang berperan sebagai pompa untuk memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh dan ke dalam paru untuk mengalami pertukaran oksigen, nutrisi, karbondioksida, metabolisme dan hormon.. Darah yang berasal dari jantung mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh manusia terutama otak. Sedangkan darah setelah dipakai oleh jaringan akan mengandung banyak karbondioksida dan zat sisa metabolisme. Darah di alirkan dan di distribusikan didalam tubuh melalui sistem sirkulasi yang sering disebut kardiovaskular. Karena sistem ini merupakan sebuah sistem sirkulasi, darah nantinya akan dipompakan keluar dari jantung melalui pembuluh darah arteri dan kemudian akan didorong kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena. Anatomi 1

Upload: joviantoreynoldandikahidayat

Post on 03-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

blok 8

TRANSCRIPT

Sirkulasi Darah pada Ekstremitas InferiorJovianto Reynold Andika Hidayat10.2012.313Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaArjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Email : [email protected] PendahuluanJantung merupakan salah satu organ vital yang terdapat dalam tubuh kita. Hal ini dikarenakan jantung memiliki tugas dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung merupakan pusat dari sistem sirkulasi darah yang berperan sebagai pompa untuk memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh dan ke dalam paru untuk mengalami pertukaran oksigen, nutrisi, karbondioksida, metabolisme dan hormon.. Darah yang berasal dari jantung mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh manusia terutama otak. Sedangkan darah setelah dipakai oleh jaringan akan mengandung banyak karbondioksida dan zat sisa metabolisme. Darah di alirkan dan di distribusikan didalam tubuh melalui sistem sirkulasi yang sering disebut kardiovaskular. Karena sistem ini merupakan sebuah sistem sirkulasi, darah nantinya akan dipompakan keluar dari jantung melalui pembuluh darah arteri dan kemudian akan didorong kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena.

AnatomiVaskularisasi Ekstremitas Inferior1Perdarahan pada ektremitas inferior berasal dari aorta descendent yang bercabang menjadi dua arteri yaitu arteri illiaca communis yang akan bercabang menjadi A. illiaca communis dextra dan sinistra. A. illiaca communis dextra dan sinistra akan bercabang menjadi 2 bagian yaitu a. illiaca interna dan a. illiaca externa.A. illiaca interna akan mempercabangkan a. glutea superior dan inferior serta a. pudenda interna. A. glutea superior dan inferior dipisahkan oleh m. piriformis. Ketiga arteri ini akan memberi darah pada regio glutea.A. illiaca externa akan berlanjut menjadi a. femoralis yang akan dibedakan menjadi cabang dangkal dan cabang dalam. Cabang dangkal dari a. femoralis adalah a. epigastrica inferior, a. pudenda externa, dan a. circumflexa illium superficial. Cabang dalam a. femoralis adalah a. profunda femoralis dan a. genus descendens. A. profunda femoralis akan memoercabangkan a. circumflexa femoris medialis, a. circumflexa femoris lateralis, dan aa. Perforantes. A. femoralis akan berjalan kearah dorsal melalui canalis adductorius yang dibentuk oleh m. sartorius pada bagian atas dan otot-otot adductor pada bagian lantai. Di dorsal a. femoralis akan berubah menjadi a.poplitea yang akan mempunyai cabang utama a. tibialis anterior dan a. tibialis posterior.A. tibialis anterior akan berjalan kearah ventral menembus membrane interossea. A. tibialis anterior bercabang menjadi a. tarsalis medialis dan lateralis, a. fibularis, serta a. dorsalis pedis. A. dorsalis pedis akan membentuk suatu lengkungan kearah lateral yang bernama a. arcuata. Selain itu a. dorsalis pedis akan bercabang menjadi aa. Metatarsales dorsales. A. fibularis bercabang menjadi a. malleolaris anterior lateralis dan medialis.A. tibialis posterior berjalan kearah kaudal dan pada platar pedis bercabang menjadi a. plantaris medialis dan a. plantaris lateralis. A. plantaris medialis akan membentuk lengkungan yang dinamakan arcus plantaris profundus. Selain itu a. tibilais posterior juga bercabang menjadi a. fibularis yang berjalan sepanjang os. Fibula.HistologiSistem sirkulasi dalam tubuh kita diantaranya terdapat arteri, vena, kapiler, limfa. Pembuluh darah tersusun atas 3 lapisan, yaitu :11. Tunika intima yang terdiri dari endotel dan jaringan ikat subendotel pada bawahnya1. Tunika media yang didominasi oleh otot polos dan jaringan ikat padat1. Tunika adventitia yang terdiri dari jaringan ikat,serat saraf, pembuluh limfArteriArteri memiliki otot polos dan terdapat fibroblas beserta lemak. Arteri tersusun atas 3 lapisan dimana tunika media lebih besar daripada tunika intima dan tunika adventitia. Terdapat 3 jenis arteri, yaitu:1

1. Arteri besarMempunyai tipe elastis yang berfungsi sebagai penyalur darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus yang disebut conducting arteries. Ciri-ciri arteri ini yaitu memiliki diameter rata-rata 2,5 cm dengan rata-rata tebal dinding 2 mm. Contoh dari arteri besar ialah a.inominata, a.subclavia, a.illiaca.1. Arteri sedangMerupakan tipe muskular dan mempunyai peran membagi darah ke organ yang membutuhkannya atau disebut distributing arteries. Diameter arteri ini rata-rata 0,4 mm dengan rata-rata tebal dinding 1 mm. A.brakhialis,a.ulnaris merupakan bagian arteri ini.1. Arteri kecilArteri ini disebut juga dengan arteriol. Fungsi arteri ini ialah mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler. Memiliki diameter 50-300 um dengan rata-rata tebal dinding 20 um. Dan arteri yang paling kecil disebut dengan metarteriol. Metarteriol ditemukan pada pembuluh darah yang akan masuk ke dalam kapiler darah. Fungsi arteri ini sebagai sfingter.Darah diangkut dari jantung ke kapiler dalam jaringan oleh arteri. Susunan dasar dinding semua arteri serupa karena memiliki tiga lapis konsentris yaitu : - Tunica intima, lapis dalam, berupa tabung endotel terdiri atas sel-sel gepeng dengan sumbu panjang teroriantasi memanjang.2- Tunica media, lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang teroriantasi melingkar. Tunica media merupakan lapisan yang paling tebal sehingga menentukan karakter arteri.2- Tunica adventitia, lapis luar, terdiri atas fibroblas dan serat kolagen terkait, yang sebagian besar terorientasi memanjang. Tunica adventitia berangsur menyatu dengan jaringan ikat longgar sekitar pembuluh.2 Antara tunica intima dan tunica media dibatasi oleh membrana elastica interna (lamina elastica interna) yang terutama berkembang baik pada arteri sedang. Sedangkan antara tunica media dan tunica adventitia dibatasi oleh membrana elastica externa (lamina elastica externa) yang lebih tipis.2

1. Arteri BesarArteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin berfenestra (bertingkap) pada tunica medianya. Dindingnya tampak kuning dalam keadaan segar akibat banyanya elastin. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya relatif lebih tipis dari arteri sedang.2- Tunica intimaTerdapat anyaman serabut-serabut kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk kumparan. Lebih ke dalam, terdapat banyak serabut-serabut elastis yang bercabang saling berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa serabut kolagen, fibroblas, dan berkas-berkas kecil otot polos.2- Tunica mediaTerdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan fenestra yang berselang-seling dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen elastin dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5 mm.2- Tunica adventitiaRelatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman longgar serat elastin halus.2

2. Arteri SedangMerupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri. Mencakup arteri branchial, arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya sampai sekecil 0,5 mm. Bersifat kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya.2- Tunica intimaTunica intimanya lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya. Umumnya dikatakan endotel menempel langsung pada membrana elastica interna, terdapat monosit yang dapat berubah menjadi fibroblas atau makrofag.2- Tunica mediaMembrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena kontraksinya otot-otot polos di tunica media. Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris. Di sebelah luar terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari membrana elastica interna.2

- Tunica adventitiaTerkadang lebih tebal dari tunica media dan mengandung fibroblas, berkas-berkas kolagen yang tersusun memanjang.2

3. Arteri kecilMerupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis penting karena merupakan unsure utama tahanan perifer terhadap aliran yang mengatur tekanan darah.2- Tunica intimaTerdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada membrana elastica interna dan lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri atas serat retikuler dan elastin.2- Tunica mediaTerdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada arteriol yang besar kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna tipis.2- Tunica adventitiaMerupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat kolagen dan sedikit fibroblas. Pada metarteriol, otot polos tidak membentuk lapis utuh.2Kapiler DarahKapiler berfungsi sebagai pertukaran zat. Diameter kapiler darah sekitar 8-12 um. Dinding kapiler darah terdiri atas selapis endotel. Sel endotel akan menonjol ke dalam lumen sedangkan sel perisit menonjol keluar lumen. Terdapat tiga jenis kapiler, yaitu :1. Kapiler kontinu, ditemukan pada banyak organ dan jaringan. Sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh.1. Kapiler bertingkap, memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada sitoplasma endotel.Kapiler ini dapa ditemukan pada usus halus, glomerulus ginjal.1. Sinusoid merupakan pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok. Sinusoid ditemukan di dalam hati, limpa, dan sumsum tulang belakang.

Vena Vena tersusun dari bahan yang sama seperti arteri. Pada vena, garis perbatasan antar tunika kurang jelas dan tunika adventitia lebih besar daripada kedua tunika yang lain. Vena umumnya berjalan berdampingan dengan arteri dan vena memiliki dinding yang leibh tipis daripada arteri. Vena umumnya dilengkapi dengan katup. Terdapat 4 jenis vena dalam tubuh kita, yakni :11. Vena besarVena ini memiliki tunika adventitia lebih tebal dari tunika medianya dan terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen. Contohnya ialah vena kava.1. Vena sedangTunika adventitia sama seperti vena besar dan tunika intima berupa selapis sel endotel yang kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Diameternya 1-2 mm. 1. Vena kecilVena ini mula-mula terdiri atas selapis sel otot polos yang kemudian otot polos mengelilingi endotel. 1. VenulaMemiliki diameter 15-20 um. Fungsi venula ialah pertukaran zat antara jaringan.Setelah melalui anyaman kapiler, darah akan menuju jantung melalui vena. Semakin mendekati jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena lebih tipis dan kurang elastis dari pada arteri yang didampinginya sehingga pada sediaan selalu terdapat kolaps atau memipih.3Berdasarkan ukurannya, vena dibagi menjadi 3 macam, yaitu :1. Vena besar -Tunica IntimaDilapisi oleh sel-sel endotel,terdapat jaringan pengikat dengan serabut-serabut elastis. Di bagian luar serabut-serabut elastis tersebut membentuk anyaman.3- Tunica mediaBiasanya sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau ada terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang.3

- Tunica adventitiaMerupakan jaringan utama dari dinding vena dan tebalnya beberapa kali lipat dari tunica medianya. Terdiri atas berkas serabut-serabut otot polos yang memanjang dengan anyaman serabut elastis.,mengandung jaringan pengikat dengan serabut-serabut kolagen dan elastis yang memanjang.32. Vena sedangPada umumnya vena ini berukuran 2 9 mm. Yang termasuk vena ini misalnya : v. Subcutanea, v. Visceralis, dan sebagainya.3- Tunica intimaSangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar Dengan tunica media dibatasi oleh anyaman serabut elastis.3- Tunica mediaLebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri atas serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang dan beberapa fibroblas.3- Tunica adventitiaLebih tebal dari tunica medianya dan merupakan jaringan pengikat longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman serabut elastic,Kadang terdapat serabut otot polos.33. VenulaBeberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 20 mikron. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotil yang diperkuat oleh anyaman serabut retikuler dan fibroblast dan berperan dalam pertukaran zat.3Vasa VasorumVasa vasorum terletak di dalam tunika adventitia. Dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima nutrisi langsung melalui difusi dari lumennya. Pembuluh darahnya bernama vasa vasorum (pembuluh darah pada pembuluh darah).Faktor Faktor yang mempengaruhi Aliran Darah VenaVena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu karena luas potongan melintang total sistem vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh darah yang semakin besar tapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung, vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas penyimpannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri. Juga, berbeda dari arteri, vena memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen daripada elastin. Otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik. Karena sifat-sifat tersebut, vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil elastik. Kapasitas vena merupakan volume darah yang dapat ditampung oleh vena yang bergangtung kepada daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh darah ini dapat diregangkan untuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena. Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah yang masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena yaitu vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan, dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian dari faktor sekunder ini mempengaruhi aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan jantung.4Stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi vena, yang secara moderat meningkatkan tekanan vena yang akan meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena meningkat dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas vena, maka lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler tetap berada divena, karena berlanjut mengalir ke jantung yang menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume diastolik akhir. Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokontriksi di arteriol dan vena. Vasokontriksi arteriol segera mengurangi aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya resistensi (darah yang masuk dan mengalir melalui arteriol yang menyempit menjadi lebih sedikit), sementara vasokontriksi vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini karena berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras keluar lebih banyak darah yang sudah ada divena, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh ini).4Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena. 4Melawan efek gravitasi pada sistem vena. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun ketika berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang berada dibawah jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran balik vena berkurang maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal (yaitu kaki dan pergelangan kaki membengkak). Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. 4Secara vasokontriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi refleks untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi efektif.4

Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tapi menghambatnya menglir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorag berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.4Efek aktivitas pernafasan pada aliran balik vena. Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian bawah tubuh, sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat pembuluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal maka terbentuk gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena. Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi akibat aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi vena meningkatkan aliran balik vena sewaktu olahraga.4Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena. Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negatif sesaat di ventrikel sehingga darah tersedot dari atrium dan vena; jadi, tekanan negatif di ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena terhadap atrium dan terhadap ventrikel sehingga aliran baik vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai pompa hisap untuk mempermudah pengisian jantung.4

Biokimia DarahSecara struktur kimiawi umum, darah terdiri atas heme dan globin. Darah mampu mengikat oksigen karena memiliki ion Fe dalam gugus hemenya. Kemampuan Fe mengikat oksigen ini dilakukan pada regio histidin pada asam amino yang dibentuk oleh darah itu sendiri. Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida setiap globin mengandung 4 heme. Karena di gugus heme mengandung empat heme yang masing masing mengikat Fe, maka dapat mengikat empat gugus oksigen dalam 1 hemoglobin.Gugus prostetik merupakan tempat melekatnya dua atau lebih senyawa ketika senyawa itu diuraikan dan digunakan ketika enzimnya memiliki logam dan gugus prostetik merupakan titik api untuk menentukan reaksi yang akan dilakukan. Porphyrin adalah gugus prostetik dari heme. Porphyrin tidak hanya terdapat di hemoglobin tetapi juga terdapat di klorofil tumbuhan. Hal yang membedakan porphyrin yang melekat di klorofil dengan porphyrin yang ada di heme adalah logam yang diikatnya. Pada hemoglobin porphyrin mengandung Fe2+ sedangkan pada klorofil mengandung Mg2+.Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan empat cincin pirol melalui jembatan metin (-HC=). 5 Sifat khas Porphirin adalah pembentukan kompleks ion logam yang terikat atom nitrogen di cincin pirol.5 Didalam sel hidup, heme disintesis dari dua bahan awal yaitu suksinil-KoA dan asam amino glisin. Produk reaksi gabungan antara suksinil-KoA dan glisin adalah -amino--ketoadipat, yang cepat didekarboksilasi untuk membentuk -aminolevulinat (ALA). Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh enzim ALA sintase yang merupakan enzim kunci sebagai penentu kecepatan biosintesis porphyrin di hepar manusia.5Struktur dan fungsi sel darah merah sangatlah sederhana dan terutama tersusun atas larutan pekat hemoglobin yang dikelilingi oleh suatu membran. Pembentukan sel darah merah diatur oleh eritropoietin, sementara pembentukan sel darah putih diatur oleh faktor pertumbuhan lain misalnya granulocyte dan granulocyte0macrophage colony stimulating factor. Sel darah merah mengendung enzim sitosol, misalnya superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidase untuk membersihkan oksidan kuat (ROS) yang dihasilkan sewaktu metabolisme.

KesimpulanBerdasarkan Skenario, tentara tersebut berputar-putar diudara hingga pingsan. Tentara tesebut pingsan karena sirkulasi darah dalam tubuh tentara tersebut terganggu, yang mengakibatkan darah tidak sampai ke otak. Sebagai kompensasinya, tentara tersebut harus melakukan ventilasi yang cepat dan dalam serta melakukan kontraksi-relaksasi otot rangka ekstremitas bawahnya agar dapat membantu melancarkan sirkulasi darah ke jantung, dan nantinya jantung akan memompa darah ke seluruh tubuh terutama otak dengan lancar.

Daftar Pustaka1. Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart: Thieme; 2003.h. 340-511. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta.Binarupa Aksara.2006.h.115-2051. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta.EGC.2002.h.185-61. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.hal.390-420,372-5, 334-6.1. Murray K, Granner K, Rodwell W. Biokimia Harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC; 2013.

12