blok 6 jantung berdebar

16
BLOK 6 “Jantung Berdebar” Nama: Lewita Yulita NIM: 10-2010-222 Fakuktas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat [email protected] PENDAHULUAN Latar belakang Banyak hal yang sulit dimengerti mengenai tubuh manusia. Seperti contohnya bagaimana cara jantung kita bisa bekerja dan berdetak tanpa dikendalikan. Sejauh yang kita ketahui jantung bekerja dengan sendirinya tanpa kita kendalikan. Namun, pernahkah kita ingin mengetahui bagaimana proses tersebut? atau apa saja yang berperan dalam proses bekerja jantung? Mungkin pada saat terjadi sesuatu pada jantung kita, kita baru menanyakan bagaimana hal tersebut dapat terjadi. 1

Upload: andrew-vaughan

Post on 23-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

asdfgh

TRANSCRIPT

Page 1: BLOK 6 Jantung Berdebar

BLOK 6

“Jantung Berdebar”

Nama: Lewita Yulita

NIM: 10-2010-222

Fakuktas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

[email protected]

PENDAHULUAN

Latar belakang

Banyak hal yang sulit dimengerti mengenai tubuh manusia. Seperti contohnya

bagaimana cara jantung kita bisa bekerja dan berdetak tanpa dikendalikan. Sejauh yang kita

ketahui jantung bekerja dengan sendirinya tanpa kita kendalikan. Namun, pernahkah kita

ingin mengetahui bagaimana proses tersebut? atau apa saja yang berperan dalam proses

bekerja jantung?

Mungkin pada saat terjadi sesuatu pada jantung kita, kita baru menanyakan

bagaimana hal tersebut dapat terjadi.

Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan sedikit gambaran mengenai mekanisme dan

mengenai sistem saraf yang berhubungan dengan jantung.

1

Page 2: BLOK 6 Jantung Berdebar

PEMBAHASAN

Sistem saraf

Sistem saraf merupakan komunikasi antar berbagai bagian tubuh yang merupakan

mekanisme di mana semua jenis sensasi diterima dari lingkungan, jaringan, dan organ tubuh

itu sendiri. Sistem saraf bertanggung jawab menginterpretasi sensasi yang sudah tersimpan

dalam memori, dan sistem saraf merupakan sistem di mana aksi dibawa melalui impuls ke

bagian lain sistem saraf dan organ lain tubuh.

Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau

dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan

konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi diatur

oleh sistem saraf dalam tiga cara utama, yaitu:

1. Input sensorik

Sistem saraf menerima sensaasi atau stimulus melalui reseptor yang terletak di

tubuh aik eksternal (reseptor somatik) maupun internal (reseptor viseral).

2. Aktivitas integratif

Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang

saraf sampai ke otak dan medula spinalis yang kemudian akan

menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus sehingga responsterhadap

informasi bila terjadi.

3. Output motorik

Impuls dari otak dan medula spinalis memeperoleh respons yang sesuai dari

otot dan kelenjar tubuh yang disebut sebagai efektor.

Jaringan saraf terdiri atas neuron dan neuroglia. Neuron merupakan jaringan dasar

sistem saraf. Bentuk yang paling besar adalah badan sel. Mempunyai ukuran yang bervariasi

sesuai posisi sel dan fungsinya. Setiap sel memiliki bentuk nukleus yang tetap dan

protoplasmanya bergranula. Dendrit merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf

masuk ke dalam sel dan akson merupakan serat tunggal tempat impuls keluar dari sel.

Panjang akson bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter dan

menghubungkan sel ke bagian ujung.

2

Page 3: BLOK 6 Jantung Berdebar

Akson dikelilingi oleh lapisan lemak tipis yang tersusun atas mielin yang terdapat di

dalam lapisan luar jaringan penyambung yang disebut neurilema. Lapisan mielin tertekan

pada bagian interval dan di sini neurilema masuk ke dalam serabut saraf. Bagian ini disebut

nodus ranvier.

Pada keadaan ini, serabut saraf mengalami kontak dengan cairan disekitarnya, di mana

terjadi pertukara nutrien dan bahan sisa. Lapisan mielin berfungsi untuk menyekat serabut

saraf sehingga impus-impuls tidak ditransmisikan ke saraf yang berdekatan atau jaringan

terdekat tanpa melalui ujung serabut. Lapisan mielin juga melindungi serabut saraf dari

tekanan dan cedera. Serabut saraf yang berselubung mielin disebut serabut saraf bermielin.

Sel saraf mudah rusak akibat kekurangan oksigen, toksin, dan bahan beracun. Apabila mati,

sel saraf tak bisa diganti dan fungsinya tidak dapat diambil alih oleh sel lain.

Sinaps merupakan titik pertemuan antara satu neurion dengan neuron berikutnya. Fibril,

yang membentuk akson, mempunyai ujung yang tipis dan melebar, yang dibeut end feet yang

dekat dengan dendrit atau badan sel neuron lain, namun tidak menyentuhnya. Fibril tersebur

memungkinkan hantaran impuls saraf pada satu arah saja. Impuls saraf juga dapat dihantar

hanya dalam satu arah ke dalam neuron melalui badan sel atau dendrit dan keluar melalui

akson. Pada sinaps, ada jarak pendek yang memungkinkan pesan kimia dilepaskan untuk

mengisi celah di antara pertemuan dua neuron sehingga impuls dapat melewati neuron

berikutnya.

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Dimana sistem saraf

pusat terdiri dari otak dan medula spinalis yang dilindungi oleh tulang kranium dan kanal

vertebral, sedangkan sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lailn dalam tubuh.

Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara

fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan eferen. Saraf aferen

mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen

mentransmisikan informasi dari sistem saraf pusat ke otot da kelenjar. Sistem eferen terbagi

menjadi dua bagian, yaitu somatik (volunter) yang berkaitan dengan perubahan lingkungan

eksternal dan pembentukan respons motorik volunter pada otot rangka. Bagian saraf eferen

yang lain adalah sistem otonom (involunter) yang mengendalikan seluruh respons involunter

pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui

jalur simpatis dan parasimpatis.1,2

3

Page 4: BLOK 6 Jantung Berdebar

Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom merupakan bagian sistem yang mengatur kebanyakan fungsi

viseral tubuh. Sistem ini memembantu mengatur tekanan arteri, motilitas gastrointestinal,

pengosongan kandung kemih, sekresi gastrointestinal, berkeringat, suhu tubuh, dan banyak

lagi. Salah satu sifat sistem saraf otonom yang paling menonjol adalah kecepatan dan

intensitasnya yang dapat mengubah fungsi viseral dalam waktu singkat. Sistem saraf otonom

merupakan sistem saraf campuran. Serabut-serabut aferennya membawa input dari organ-

organ viseral seperti mengatur denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan,

pencernaan makanan, rasa lapar, mula, pembuangan, dan sebagainya. Saraf eferen motorik

sistem saraf otonom mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar viseral.

Sistem saraf otonom terutama mengatur fungsi viseral dan interaksinya dengan lingkungan

internal. Oleh karena sistem otonom itu terutama berkenaan dengan pangendalian organ-

organ dalam secara tidak sadar, maka kadang-kadang juga disebut susunan saraf tak sadar.

Sistem saraf otonom terbagi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis. Sebagian besar jaringan

dan organ-organ di bawah kendali otonom dari kedua sistem ini. Mediator stimulus simpatis

adalah norepinefrin, sedangkan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat

kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua,

yaitu:

1. Sistem simpatis

Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung

dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Bagian simpatis

meninggalkan sistem saraf pusat dari daerah torakal dan lumbal medula spinalis.

Divisi simpatetik berisi neuron-neuron preganglion yang terletak di antara

segmen T1 dan L2 dari saraf spinal, dan neuron-neuron ganglionik yang terletak

di ganglia dekat kolomna vertebra. Medula adrenal dipengaruhi oleh ganglion

simpatis. Sinaps serabut preganglionik pada sel-sel neuroendokrin khusus

berfungsi untuk melepaskan neurotransmitter epinefrin dan norepinefrin ke

dalam sirkulasi umum.

4

Page 5: BLOK 6 Jantung Berdebar

Secara anatomis neuron simpatis terletak di ruas tulang torakal dan

lumbal, yaitu pada susunan saraf medula spinalis. Akson-aksonnya disebut

preganglion, muncul melalui jalan di sepanjang akar saraf anterior dari ruas

tulang leher kedelapan atau tulang torakal pertama menuju ruas tulang lumbal

kedua dan ketiga. Saraf simpatis berbeda dengan saraf motorik skeletal dalam

hal jaras. Setiap jaras simpatis dari medula ke jaringan yang terangsang terdiri

atas dua neuron yaitu neuron preganglion dan neuron postganglion.

Fungsi sistem saraf otonom simpatis adalah sistem ini siap siaga untuk

membantu proses kedaruratan. Di bawah keadaan stres baik yang disebabkan

oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan yang cepat pada

impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan untuk respons “fight or flight” jika ada

ancaman. Sebagai akibatnya, bronkhiolus berdilatasi untuk memudahkan

pertukaran gas, kontraksi jantung yang kuat dan cepat, delatasi arteri menuju

jantung dan otot-otot volunter yang membawa lebih banyak darah ke jantung .

konstriksi pembuluh darah perifer yang membuat kulit pada kaki dingin tetapi

menyalurkan darah ke organ vital yang aktif. Pelepasan simpatis yang

meningkat cepat sama seperti tubuh saat diberikan suntikan adrenalin.

2. Sistem parasimpatis

Terbagi dalam dua bagian yang terdiri dari saraf otonom kranial dan

saraf otonom sakral. Bagian parasimpatis keluar dari otak (melalui komponen-

komponen saraf kranial) dan bagian sakral medula spinalis (kraniosakral).

Fungsi sistem parasimpatis adalah sebagai pengontrol dominan untuk

kebanyakan efektor viseral dalam waktu lama. Jadi, fungsi saraf parasimpatis

berkaitan dengan aktivitas untuk konservasi dan restorasi sumber-sumber tubuh,

seperti penurunan denyut jantung, serta peningkatan aktivitas gastrointestinal.

Selama dalam keadaan diam, kondisi tanpa stres, impuls dari serabut-serabut

parasimpatis dominan. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua

lokasi, yaitu batang otak dan satu lagi di segmen spinal di bawah L2. Karena

lokasi tersebut, sistem parasimpatis dihubungkan sebagai daerah kraniospinal,

bila dibedakan dari daerah torakolumbal dari sistem saraf otonom. Parasimpatis

kranial muncul dari otak tengah dan medula oblongata.

5

Page 6: BLOK 6 Jantung Berdebar

Serabut dari sel-sel pada otak tegah berjalan dengan saraf okulomotorius

ketiga menuju ganglia siliaris. Serabut-serabut postganglion pada daerah ini

berhubungan dengan sistem simpatis lain yang mengendalikan bagian posisi

yang berlawanan, dengan mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada

satu waktu.3,6

Mekanisme hantar saraf

Impuls dapat dihantarkan melalui dua cara, yaitu

1. Melalui sel saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan

melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial

listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,

kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam

sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan

terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini

(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan

gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per

detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui

oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula

(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500

sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel

yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan

menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila

kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung

akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar

pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

6

Page 7: BLOK 6 Jantung Berdebar

2. Melalui sinaps

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain

dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan

sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan

membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron

yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran

ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-

sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan

melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan

neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia

yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.

Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di

seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta

serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah

sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-

sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel

saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan

diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-

sinapsis.4,5

Peran batang otak dan jantung

7

Page 8: BLOK 6 Jantung Berdebar

Batang otak terdiri dari medula spinalis, pons, dan mesensefalon. Terdapat pandangan

bahwa batang otak merupakan perluasan dari medula spinalis ke arah atas menuju rongga

kranial, karena batang otak juga mengandung nuklei sensorik dan motorik yang membentuk

fungsi motorik dan sensorik untuk regio wajah dan kepala, yaitu fungsi ini juga dilakukan

dengan cara yang sama oleh medula spinalis dalam membentuk fungsi-fungsi untuk leher ke

bawah. Tetapi pandangan lain mengatakan bahwa batang otak dengan medula spinalis

berbeda karena batang otak memiliki banyak fungsi kendali khusus, seperti:

1. Mengatur pernapasan

2. Mengatur sistem kardiovaskular

3. Mengatur sebagai fungsi gastrointestinal

4. Mengatur banyak gerakan tubuh yang stereotipi

5. Mengatur kesaimbangan

6. Mengatur gerakan mata

Akhirnya, batang otak bertindak sebagai tempat simpangan untuk sinyal perintah dari

pusat-pusat saraf yang lebih tinggi.

Jantung merupakan salah satu organ vital di tubuh manusia. Jantung normal terdiri dari

otot yang kuat yang dinamakan miokardiogram. Jantung terdiri dari dua ruang, yaitu atrium

dan ventrikel. Atrium adalah suatu pompa pendahulu yang lemah bagi venrikel yang

mengalirkan darah pada ventrikel. Lalu ventrikel memompa darah ke paru-paru melalui

ventrikel kanan dan memompa darah ke sirkulasi perifer melalui ventrikel kiri. Hubungan

antara atrium dengan ventrikel diperantarai oleh katup. Katup-katup ini bekerja menjaga agar

proses aliran darah secara normal tidak bisa terbalik.

Dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi jantung

secara terus menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan seluruh potensial aksi ke

seluruh otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. Jantung memompa

darah ke paru-paru dan seluruh tubuh dengan irama yang berurutan. Ada perbedaan waktu

kontraksi atrium dan ventrikel yang menyebabkan darah bisa mengalir dari atrium ke

ventrikel. Agar jantung dapat bekerja sempurna, ke empat ruangan jantung harus berkontraksi

secara terorganisasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya impuls listrik.

Satu ruangan jantung berkontraksi pada saat rangsang listrik melewati ruangan tersebut.

aktivitas, emosi dan hormonal bisa mempengaruhi denyut jantung sehingga detakannya

8

Page 9: BLOK 6 Jantung Berdebar

berubah. Proses potensial aksi otot jantung hampir sama seperti otot skelet, namun pada otot

jantung kontraksi berlangsung sampai 15 kali lebih lama daripada otot skelet.

Evektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf simpatis dan saraf

parasimpatis, yang sangat banyak menyuplai jantung. Darah yang dipompakan atau curah

jantung dapat ditingkatkan melalui perangsangan simpatis, dan curah jantung juga dapat

diturunkan melalui perangsangan parasimpatis. Perangsangan saraf simpatis dapat

meningkatkan denyut jantung dan kontraksi otot jantung sampai dua kali normal. Sedangkan

perangsangan parasimpatis dapat menyebabkan denyut jantung dan kontraksi otot menurun

dan dapat menyebabkan penurunan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen lebih.5,6

SKENARIO 1

Seorang perempuan umur 55 tahun datang ke klinik degnan keluhan berdebar sejak

seminggu yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa suaminya meninggal tiba-tiba, diduga

karena serangan jantung. Pada pemeriksaan fisik dokter tidak menemukan kelainan apa-apa,

jantung dan paru-paru normal.

Dari skenario di atas talah dikatahui bahwa perempuan tersebut tidak mengalami

kelainan pada jantung dan paru-paru. Denyut jantung dikendalikan oleh sistem saraf otonom,

di mana dikendalikan secara tidak sadar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi irama

denyut jantung.

KESIMPULAN

Sistem saraf otonom mengendalikan tubuh terutama bagian viseral. Sistem saraf

otonom terbagi menjadi dua, yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis, di mana keduanya

bekerja saling berlawanan, di mana saraf simpatis pada saat keadaan stres dan saraf

parasimpatis pada keadaan tanpa stres. Jantung juga dikendalikan oleh saraf otonom, oleh

karena itu denyut jantung terkadang dapat meningkat ataupun menurun juga dipengaruhi oleh

saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: BLOK 6 Jantung Berdebar

1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat [online]. Jakarta: penerbit buku

kedokteran EGC. 2002. Di unduh dari:

http://books.google.co.id/books?

id=L3SUXSRQafsC&pg=PA68&dq=jaringan+saraf&hl=id&ei=wo-

vTcvbGIWavAP65MiDBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved

=0CEUQ6AEwBg#v=onepage&q=jaringan%20saraf&f=false

2. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula [online]. Jakarta: penerbit buku

kedokteran EGC. 2004. Diunduh dari:

http://books.google.co.id/books?

id=F13RgtrhNc8C&pg=PA154&dq=mekanisme+sistem+saraf&hl=id&ei=OTy

wTcbmEoi6vQOsqMCABw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ve

d=0CCcQ6AEwAA#v=onepage&q=mekanisme%20sistem%20saraf&f=false

3. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan

[online]. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. 2008. Di unduh dari:

http://books.google.co.id/books?

id=8UIIJRjz95AC&pg=PA40&dq=saraf+otonom&hl=id&ei=FMOvTfKbDIyO

vQPK4syKBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CD8Q6A

EwBQ#v=onepage&q=saraf%20otonom&f=false

4. Ganong,s review of medical physiology 23rd. Barret KE, Barnan SM, Boitano S,

Brooks HL. New york: mc graw hill. 2010

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: penerbit

buku kedokteran EGC. 2008:63-4, 74-6, 719-22, 743, 746-7

6. Tapan E. Penyakit degeneratif [online]. Jakarta: PT elex media komputindo.

2005. Diunduh dari:

http://books.google.co.id/books?

id=Zrsvmkm3XocC&pg=PA7&dq=mekanisme+kerja+jantung&hl=id&ei=kpK

vTYmZH4yuvgP1u-

iIBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC0Q6AEwAA#v=

onepage&q&f=false

10