block book hukum dagang kode mata …fl.unud.ac.id/block-book/block book th.2009/bb hukum dagang...
TRANSCRIPT
1
BLOCK BOOK
HUKUM DAGANG
KODE MATA KULIAH ; W U I 3213
Planing Group : 1. Ngakan Ketut Dunia , SH.MH.
Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, Telp ; (0366) 23844, Email : duniangakan @ yahoo. Com.
2. I Gusti Ayu Puspawati, SH.MH. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, Telp ; (0361) 421079
3. Ida Bagus Putra Atmaja,SH.MH. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, Telp ; (0361) 488507
4. A.A. Sagung Wiratni Darmadi,SH. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana, Telp ; (0361) 488507
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2009
2
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Hukum Dagang
Kode Mata Kuliah : WUI 3213
Status Mata Kiliah : Wajib Nasional ( Kurikulum Inti )
Jumlah SKS : 2 ( dua)
Semester Penawaran : 3 ( tiga )
II. TEAM PENGAJAR
Kuliah Hukum Dagang diasuh oleh team pengajar,yaitu :
1. Ngakan Ketut Dunia, SH.M.Hum,alamat : Jl. Batas Dukuh Sari Gg. Graha No 18
Denpasar.
2. I Gusti Ayu Puspawati,SH.MH, alamat : Jl. Antasura VI/5 Denpasar
3. Ida Bagus Putra Atmaja,SH.MH, alamat : Jl. G.Penulisan No. 3 Denpasar.
4. A.A.SAGUNG Wiratni Darmadi, SH, alamat: Jl.G.Penulisan No. 3 Denpasar
3
PENGANTAR PERKULIAHAN
Dalam era tinggal landas dan globalisasi, pendidikan Hukum Dagang tidak lagi
terhadapmasalah Hukum Dagang yang hanya tercemin pada Kitab Undang –undang Hukum
Dagang
( KUHD ), melainkan harus diperluas dan dikembangkan untuk dapat melihat hubungan
antara hukum dan bisnis. Hubungan ini umumnya ada 3 ( tiga) yaitu :
1. Bagaimana Hukum mempermudah kegiatan bisnis
2. Bagaimana Hukum mengekang bisnis, dan
3. Bagaimana Hukum dan bisnis saling menyesuaikan diri satu sama lain.
Apabila tujuan terebut telah tercapai, maka Hukum dagang merupakan pencerminan
keadaan hukum pada umumnya.Walaupun Hukum Dagang adalah hanya satu cabang tertentu
dari berbagai cabang hukum, tetapi hukum dagang cukup dapat dipertanggung jawabkan
untuk dijadikan wakil hukum lainnya.
Sejarah, filsafat, fungsi, sumber, struktural dan bahkan cela hukum ( legal
deficiency ) dagang cukup dapat dijadikan contoh tentang cela hukum pada umumnya.
Pendidikan Hukum Dagang ini tidak hany menanamkan pengertian kepada para mahasiswa
dan para pelaku bisnis saja, tetapi juga menanamkan pengertian tentang peran serta para
pelaku hukum dalam masyarakat, seperti pejabat Badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
serta para ahli Hukum dan para pendidik hukum.
4
I. IDENTITAS MATA KULIH
Nama Mata Kuliah : Hukum Dagang
Kode Mata Kuliah : WUI 3212
Status Mata Kuliah : Wajib Nasional ( Kurikulum Inti )
Jumlah SKS : 2 ( dua )
Penawaran Pada Semester : 3 ( tiga )
II. TEAM PENGAJAR
Kuliah Hukum Dagang diasuh oleh tem pengajar, yaitu :
1. Ngakan Ketut Dunia,SH.M.Hum, alamat : Jl. Batas Dukuh Sari Gg. Graha No.
18 Denpasar.
2. I Gusti Ayu Puspawati, SH.MH, alamat : Jl.Antasura VI/5 Denpasar
3. Ida Bagus Putra Atmaja, SH.MH,alamat : Jl.G.Penulisan No. 3 Denpasar
4. A.A Sagung Wiratni Darmadi,SH, alamat : Jl.G.Penulisan No. 3 Denpasar
III. DESKRIPSI MATA KULIAH
Hukum Dagang merupakan mata kuliah wajib nasional ( kurikulum inti ) pada Fakultas
Hukum Universitas Udayana, dan ditawarkan pada semester 3 ( tiga ). Subtansi mata
kuliah Hukum Dagang ini meliputi : Prinsipprinsip Umum Hukum Dagang, Jual Beli
Perusahaan, Arbitrase dan Surat surat Berharga.Pembahasan mengenai Prinsipprinsip
Hukum Dagang meliputi berbagai aspek, yaitu : Pengertian Hukum Dagang,
Pengaturan Hukum Dagang, Sejarah Hukum Dagang, Pelaku Dagang, Perusahaan dan
Pekerjaan, Perantara Dagang, Urusan Perusahaan dan Daftar Perusahaan. Pembahasan
mengenai jual beli Perusahaan meliputi : Pengertian dan sifat jual beli Perusahaan,
Pembayaran dan Penyerahan Barang, Syarat atau Beding dalam Jual beli Perusahaan.
5
Pembahasan mengenai Arbitrase meliputi : Pengertian dan Dasar Hukum Arbitrase,
Macammacam Perjanjian Arbitrase, Keuntungan menggunakan Arbitrase, Keputusan
Arbitrase dan upaya Hukum terhdap Putusan Arbitrase.Pembahasan mengenai Surat
Berharga meliputi : Halhal Umum tentang Surat Berharga, Surat Berharga yang diatur
dalam KUHD meliputi : Cek,Wesel, Surat Sanggup, Kwitansi dan Promes Atas Tunjuk
dan Surat Berharga yang diatur diluar KUHD meliputi : Bilyet Giro ( BG) dan Kartu
Kredit ( Credit Card ). Substansi Perkulihan Hukum Dagang juga mencakup
pembahasan Kasuskasus Hukum yang berkaitan dengan Hukum Dagang.
IV. KOMPETENSI MATA KULIAH
Perkuliahan Hukum Dagang ini secara umum bertujuan untuk meberikan pemahaman
mengenai substansi Hukum Dagang itu sendiri, dan peran Hukum Dagang untuk
mengarahkan kegiatan bisnis sesuai strategi pembangunan nasional, dan secara khusus
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam menerapkan prinsipprinsip
tersebut pada masalah bisnis.Dengan tercapainya tujuan tersebut maka diharapkan
mampu mengevaluasi atau menilai dan memecahkan persoalan persoalan yang timbul
dalam praktek yang berkaitan dengan kegiatan bisnis.
V. METODE DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN
Untuk mata kuliah Hukum Dagang metode dan strategi proses pembelajaran yang
digunakan adalah Problem Based Learning ( PBL ) Method. Dengan metode ini maka
strategi pembelajarannya adalah berupa tanya jawab, tugas terstruktur dan diskusi
diskusi kelompok. Pada tahap awal perkuliahan dilakukan tanya jawab guna
mengetahui pengetahuan awal mahasiswa terhadap substansi perkuliahan. Untuk
menggali pengetahuan mahasiswa, tanya jawab juga dilakukan pada saat perkuliahan
6
berlangsung maupun pada akhir perkuliahan. Untuk tugastugas kepada mahasiswa
diberikan dengan mengambil beberapa materi khusus, relevan dan aktual yang
dikerjakan oleh mhasiswa diluar kelas. Untuk diskusi kelompok sudah disiapkan topik
topik atau materi khusus guna didiskusikan oleh mahasiswa. Strategi pembelajaran
tersebut merupakan kombinasi perkuliahan yaitu : 50% ( 6x pertemuan perkuliahan ),
dan tutorial 50% ( 6x pertemuan tutorial ) satu kali pertemuan untuk ujian tengah
semester ( UTS ) dan satu kali pertemuan untuk ujian akhir semester ( UAS ), maka
total pertemuan adalah empat belas kali.
Adapun pelaksanaan perkuliahan dan tutorial direncanakan dan disusun sebagai berikut
:
Perkuliahan direncanakan selama 6 ( enam ) kali pertemuan, yaitu pertemuan ke 1,
ke 3, ke 5, ke 7, ke 9, ke 11.
Tutorial direncanakan selama 6 ( enam ) kali pertemuan, yaitu pertemuan ke 2, ke 4,
ke 6, ke 8, ke 10, ke 12.
VI. TUGASTUGAS
Mahasiswa diwajibkan untuk mempersiapkan, mengerjakan dan membahas tugastugas
yang terdapat dalam block book.Tugas yang diberikan pada mahasiswa ada tugas
individu dan ada tugas kelompok. Untuk tugas individu dikerjakan diluar perkuliahan (
dirumah) dan wajib untuk dikumpulkan, sedangkan untuk tugas kelompok juga
dikerjakan dirumah dan dipresentasikan pada saat perkuliahan berlangsung.
VII. UJIANUJIAN
7
Evaluasi terhadap mahasiswa dilaksanakan dalam bentuk ujian –ujian yang dilakukan 2
( dua) kali dalam bentuk ujian tertulis yang terdiri dari ujian tengah semester ( UTS )
dan ujian akhir semester ( UAS ).
VIII. PENILAIAN
Penilaian dilakukan terhadap aspek hard skill dan soft skill.Penilaian hard skill
dilakukan melalui tugastugas ( TT ), Ujian Tengah Semester ( UTS ) dan Ujian Akhir
Semester ( UAS ).Nilai hard skill diperhitungkan dengan menggunakan rumus nilai
akhir yang tertera pada buku pedoman Fakultas Hukum Universitas Udayana Tahun
2009 yaitu :
Penilaian soft skill ( sikap dan perilaku ) dilakukan berdasarkan pada pengamatan
terhadap mahasiswa dalam tatap muka selama perkuliahan, diskusi,pengumpulan tugas
tugas, kehadiran dalam perkuliahan, serta pelaksanaan ujian. Nilai soft skill ini
dikombinasikan dengan Nilai Akhir ( NA ) untuk menentukan Nilai Hasil Study ( NHS
) mahasiswa.Sistem penilaian adalah mempergunakan skala 5 ( 04 ), dengan rincian
dan kesetaraan sebagai berikut :
UTS + TT ) + 2 ( UAS ) 2 3
NA =
8
Skala Nilai
Angka Huruf
Penguasan Kompetisi
Keterangan dengan Skala Nilai
0 10 0 100
4 A Sangat Baik 8.0 100 80 100
3.5 B+ Antara Sangat Baik dengan Baik 7.0 7.9 70 79
3 B Baik 6.5 6.9 65 69
2.5 C+ Antara Baik dan Cukup 6.0 6.4 60 64
2 C Cukup 5.5 5.9 55 59
1.5 D+ Kurang 5.0 5.4 50 54
1 D Sangat Kurang 4.0 4.9 40 49
0 E Gagal 0.0 3.9 0 39
IX. MATERI PERKULIAHAN ( ORGANISASI PERKULIAHAN )
9.1.Prinsipprinsip UmumHukum Dagang
9.1.1. Pengertian Hukum Dagang
9.1.2. Pengaturan Hukum Dagang
9.1.3. Sejarah Hukum Dagang
9.1.4. Pelaku Dagang
9.1.5. Perusahaan dan Pekerjaan
9.1.6. Perantara Dagang
9.1.7. Urusan Perusahaan
9
9.1.8. Daftar Perusahaan
9.2. Jual Beli Perusahaan
9.2.1. Pengertian dan Sifat Jual Beli Perusahaan
9.2.2. Pembayaran dan Penyerahan Barang
9.2.3. Syarat atau Beding dalam Jual Beli Perusahaan
9.3. Arbitrase
9.3.1. Pengertian dan Dasar Hukum Arbitrase
9.3.2. Macammacam Perjanjian Arbitrase
9.3.3. Keuntungan Menggunakan Arbitrase
9.3.4. Keputusan Arbitrase dan Upaya Hukum terhadap Putusan Arbitrase
9.4. Surat – Surat Berharga
9.4.1. Hal – hal Umum Tentang Surat Berharga
9.4.2. Surat Berharga yang diatur dalam KUHD
Cek
Wesel
Surat Sanggup
Kwitansi atas Tunjuk
Promes atas Tunjuk
9.4.3. Surat Berharga yang diatur diluar KUHD
Bilyet Giro ( BG)
Kartu Kredit ( Credit Card )
10
X. BAHAN BACAAN
BUKU.
10.1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
10.2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
10.3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
10.4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
10.5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
10.6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
10.7. Wirjono Projodikoro 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
10.8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
10.9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10.10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
10.11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
11
10.12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
10.13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
10.14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Peraturan Perundang –Undangan.
10.15. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
10.16. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata
10.17. Undang –Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
10.18. United Nations Convention on Contracts for the International Sale Of Goods (
1980 ).
XI. PERSIAPAN PROSES PERKULIHAN
Sebelum perkuliahan dimulai mahasiswa diwajibkan untuk memiliki Block Book Mata
Kuliah Hukum Dagang, dan mempersiapkan materi sehingga proses perkuliahan dan
tutorial dapat berjalan dengan lancar.
XII. PROSES PERKULIAHAN
Pertemuan Pertama : Perkuliahan 1 ( lectures)
Pengertian Hukum Dagang
Pengaturan Hukum Dagang
Sejarah Hukum Dagang
Bahan Bacaan ( Reading )
Buku,
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
12
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
4. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
5. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
Perundang –undangan
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
Pertemuan Kedua : Tutorial 1
Discussion Task –Study Task
Hukum Dagang merupakan bidang hokum tersendiri yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan yang berbeda dengan bidangbidang hokum lainnya. Pengaturannya juga
sangat luas, tidak hanya terdapat dalam kodifikasi tetapi juga di luar kodifikasi. Hukum
Dagang yang berlaku di Indonesia yang terdapat dalam KUHD bukanlah hukum asli
Indonesia tetapi merupakan operan dari WVK Belanda, KUHPerdata juga merupakan
sumber penting bagi Hukum Dagang.
Pemahaman mengenai pengertian, pengaturan dan sejarah Hukum Dagang merupakan
hal yang prinsip yang perlu diketahui. Berikan penjelasan mengenai pengertian,
13
pengaturan dan sejarah Hukum Dagang. Apakah antara KUHD DAN KUH Perdata ada
hubungannya.
Bahan Bacaan
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoko 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
14
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Perundang –undangan
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
Pertemuan ketiga : Perkuliahan 2 ( lectures )
v Pelaku Dagang ( Pelaku Usaha )
Manusia Pribadi
Badan Usaha
v Bentuk Usaha
v Perusahaan dan Pekerjaan
Bahan Bacaan
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
15
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoko 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Perundang –undangan
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
16
Pertemuan keempat: Tutorial 2
Discussion Task Study Task
Dalam kegiatan bisnis ada beberapa pihak yang terlibat didalamnya yang merupakan
pelaku dagang ( pelaku usaha ),yaitu manusia pribadi dan Badan Usaha. Dalam
menjalankan usaha ada beberapa bentuk usaha yang dipilih. Apakah bentuk usaha itu.
Ada beberapa bentuk Badan Usaha.
KUHD tidak memberikan pengertian tentang perusahaan atau perbuatan perusahaan.
Hal ini dimaksudkan oleh pembuat Undang Undang agar pengertian perusahaan dapat
berkembang sesuai dengan gerak langkah dalam lalulintas perusahaan, dan tentang
perkembangan selanjutnya diserahkan kepada dunia keilmuan dan yuris prudensi.
Tentang pengertian perusahaan dan pekerjaan ini sangat penting karena berkaitan
dengan peraturan khusus yang ditetapkan dalam UndangUndang untuk menjalankan
perusahaan dan pekerjaan.
Bagaimana pendapat para sarjana tentang pengertian perusahaan dan pekerjaan, dan
tunjukkan peraturan khusus yang ditetapkan dalam UndangUndang untuk
menjalankan perusahaan dan pekerjaan.
Bahan Bacaan
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
17
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoko 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Perundang –undangan
18
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
Pertemuan kelima, perkuliahan 3 ( lectures )
v Perantara Dagang atau Pembantupembantu Pengusaha
v Urusan Perusahaan
v Daftar Perusahaan
Bahan Bacaan ( Reading )
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoko 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
19
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Peraturan Perundang –undangan
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
Pertemuan keenam, tutorial 3
Discussion Task Study Task
Seorang yang menjalankan perusahaan memerlukan adanya perantara atau pembantu
pengusaha. Perantara atau pembantu pengusaha ini ada yang bekerja didalam
perusahaan dan diluar peruasahaan. Ada perbedaan antara perantara atau pembantu
pengusaha yang timbul berdasarkan perjanjian pemberian kuasa dan perantara atau
pembantu pengusaha yang timbul tidak berdasarkan perjanjian pemberian kuasa.
Setiap perusahaan mempunyai urusan perusahaan ( handleszaak ) untuk memudahkan
mewujudkan niat memperoleh laba.Dilihat dari sudut ekonomis, perusahaan itu mutlak
20
harus merupakan satu kesatuan yang bulat, sedangkan dari sudut yuridis perusahaan itu
belum tentu merupakan satu kesatuan, karena segala sesuatu yang merupakan urusan
perusahaan mempunyai peraturan tersendiri yang satu sama lainnya berbeda terutama
mengenai penyerahannya.
Daftar perusahaan merupaka daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau
berdasarkan UndangUndang wajib Daftar Perusahaan atau peraturan –peraturan
pelaksanaan lainnya, dan memuat halhal yang wajib didaftarkan oleh setiap
perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran
perusahaan. Daftar perusahaan dibuat dengan tujuan untuk mencatat bahanbahan
keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber
informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas,data, serta
keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan dalam
rangka menjamin kepastian berusaha.
Temukan perantara atau pembantu pengusahaan yang bekerja didalam perusahaan dan
diluar perusahaan. Bedakan antara perantara atau pembantu pengusahaan yang timbul
berdasarkan perjanjian pemberian kuasa dan yang timbul tidak berdasarkan perjanjian
pemberian kuasa. Tunjukkan arti penting dan tujuan pendaftaran perusahaan
sebagaimana diatur dalam UndangUndang No.3 tahun 1982.
Pertemuan ketujuh, perkuliahan 4 ( lectures )
Jual Beli Perusahaan :
Pengertian dan Sifat Jual Beli Perusahaan
Pembayaran dan Penyerahan Barang
Syarat atau Beding Dalam Jual Beli Perusahaan.
21
Bahan Bacaan (Reading )
Buku :
1. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1,
Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
2. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
3. MS.Amir,1993,segala bentuk dan teknik perdagangan Luar Negeri, IPPM dan
PT. Pustaka
Binamarga Pressindo,Jakarta.
Peraturan Perundang –undangan :
1. Konvensi Perserikatan BangsaBangsa mengenai kontrak – kontrak Jual Beli
Barang secara Internasional ( 1980 )
2. United Nations Convention on Contracts for the Internasional Sale of Goods (
1980)
3. United Costums and Practice for Doumetary Credits ( UCP) Revisi 1993,
Publikasi No.500.
4. Warsaw OXFORD Rules 1928 – 1932,yang mengatur perihal syarat ( beding )
CIF.
5. Inco – Tems yang mengatur perihal Syarat –syarat Jual Beli Perniagaan.
Pertemuan kedelapan, tutorial 4.
Discussion Task – Study Task
22
Jual Beli Perusahaan adalah jual beli yang bersifat khusus. Dokumen mempunyai
peranan penting dalam jual beli perusahaan. Dalam praktek ada perbedaan waktu dan
tempat antara berbagai perbuatan hukum yang diperlukan untuk pembelian. Hal
tersebut menyebabkan berbagai syarat ( bedingan ) yang merupakan salah satu ciri
dalam jual beli perusahaan.
Apakah jual beli perusahaan itu, ada beberapa dokumen penting dalam jual beli
perusahaan. Syarat ( beding ) apa yang biasa dipergunakan dalam jual beli perusahaan.
Bahan Bacaan ( Reading )
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoko 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
23
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Peraturan Perundang –undangan
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
Pertemuan kesembilan, perkuliahan 5 ( lectures )
Arbitrase :
Pengertian dan Dasar Hukum Arbitrase
Macammacam perjanjian Arbitrase
Keuntungan Menggunakan Arbitrase
Upaya Hukum terhadap putusan Arbitrase.
Bahan Bacaan ( Reading )
Buku :
Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
24
Purwosutjipto 1984, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Bagian
8,Perwasitan, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Jambatan,Jakarta.
Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Mardjono Reksodiputro, 1975, catatan mengenai beberapa masalah Arbitrase di
Indonesia, Pusat Studi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas
Indonesia,Jakarta.
Pertemuan kesepuluh, tutorial 5
Study Task – Problem Task
Dalam kasus S.M.Pardede vs Ir. Syafei Juremi, PT. United Tractor, Syarifudin Noor,
Mahkamah Agung dengan putusannya No. 1851 K / Pdt/a984 tanggal 24 Desember
1985 pada dasarnya menyatakan ,bahwa meskipun dalam perjanjian para pihak telah
bersepakat satu sama lain untuk menyelesaikanperselisihan mereka melalui Arbitrase,
maka ketentuan tersebut tidak berlaku mutlak. Apabila satu pihak menghendaki agar
perselisihannya diselesaikan oleh pengadilan, maka adalah benar menurut hukum atau
tidak salah menerapkan hukumnya apabila pengadilan menyatakan berwenang untuk
mengadili sengketa itu.
Dalam kasus tersebut MA telah menyampingkan klausula atau perjanjian Arbitrase,
sehingga menjadi bahan pertanyaan bagi kita tentang kekuatan mengikat dari klausula
atau perjanjian Arbitrase yang telah dibuat oleh para pihak.
Bahan Bacaan ( Reading )
Buku :
1. Soekardono,1967,Hukum Dagang Indonesia,Jilid 1, Bagian Pertama,
Soeroengan,Jakarta.
25
2. Purwosutjipto 1980, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, Pengetahuan
Dasar Hukum Dagang, Jambatan,Jakarta.
3. Tirtaamijaya 1970, Pokok – pokok Hukum Perniagaan,Jambatan,Jakarta.
4. Ridwan Khairandy dkk 1999, Pengantar Hukum Dagang Indonesia, Gama
Media,Yogyakarta.
5. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
6. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
7. Wirjono Projodikoro 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
8. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
9. Kansil, 1984, Pokok – pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Aksara
Baru, Jakarta.
10. Abdul R.Saliman, Hermansyah, Ahmd Jalis,2005, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan, Renada Media,Jakarta.
11. Elsi Kartika Sari, Advendi Simangonsong,2005, Hukum Dalam Ekonomi, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta.
12. Elips, 1998, Jual Beli Barang Secara Internasional, Proyek Elips, Jakarta.
13. Subekti.R, 1981, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung.
14. Sudargo Gautama,1979, Arbitrase Dagang Internasional,Alumni,Bandung.
Pertemuan kesebelas: Perkuliahan 6 ( lectures)
26
Surat – surat Berharga :
Halhal umum tentang Surat Berharga
Surat Berharga yang diatur didalam KUHD meliputi : cek, wesel, surat sanggup,
kwitansi atas tunjuk, dan Promes atas Tunjuk
Surat Berharga yang diatur diluar KUHD, meliputi : Bilyet Giro ( BG ) dan
Kartu Kredit ( Credit Card ).
Bahan Bacaan ( Reading)
Buku :
1. Abdul Kadir Muhammad 1979, Hukum Dagang Tentang Suratsurat Berharga,
Alumni, Bandung.
2. Wirjono Projodikoro 1972, Hukum Wesel,Cek dan Aksep di
Indonesia,Sumur,Bandung.
3. Emmy Pangaribuan Simanjuntak 1979, Hukum Dagang SuratSurat Berharga,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
4. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso 1978,Surat Berharga,Alat
Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, PT.Bina Aksara,Jakarta.
Peraturan PerundangUndangan :
1. Kitab Undang –Undang Hukum Dagang ( KUHD )
2. Kitab Undang –Undang Hukum Perdata ( KUH Perdata )
3. S.E.B.I.No. 4/670/UPPB/ Pb.B.Perihal Bilyet Giro.
4. PP. Pegganti UndangUndang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1971 tentang
Pencabutan UndangUndang No.17 Tahun 1964 tentang larangan penarikan cek
kosong.
27
Pertemuan keduabelas, tutorial 6.
Study Task – Problem Task.
Jan Jansen ( 23 tahun) meminjam pada 1 Nopember 1974 uang sebanyak f 1.000, dari
ayahnya.Agar tercipta keadaan yang teratur sebaikbaiknya, Jan berkehendak benar
menandatangani suatu surat pengakuan hutang. Ia tidak mengetahui dengan tepat apa
harusnya isi surat itu dan memberikan kepada ayahnya suatu surat yang berisi sebagai
berikut
1Nopember1974, Dengan ini saya berjanji kepada bezitter surat ini akan
membayar seribu golden ( rupiah Belanda ).
Yang bertandatangan Jan Jansen,Lekstraat 10, Wormerveer.
Ayahnya menganggap bahwa perbuatan Jan untuk memberikan suatu pengakuan
hutang agak berlebihlebihan dan tanpa melihat isinya meletakkan surat itu di suatu
tempat.
Pada 31 Maret sebagai yang sudah dijanjikan, Jan membayar kembali uang yang
f.1.000, iu kepada ayahnya.Ayah Jan tidak dapat lagi menemukan surat pengakuan
hutang itu, namun demikian tidak seorang pun yang menghiraukan soal itu. Pada
tanggal 20 Mei 1975 seorang tuan bernama Smit, yang sama sekali tidak dikenal oleh
Jan, dating kerumahnya menunjukkan surat pengakuan hutangnya dan meminta
pembayaran yang f.1.000, itu. Jan menolak untuk membayar. Oleh karena itu
sampailah hal ini pada suatu sengketa hukum, di mana Smit menyatakan : Surat
pengakuan hutang ini adalah suatu surat atas bawa,saya berhak atas surat itu dan
berdasarkan surat itu mempunyai hak untuk meminta pembayaran. Jan menyatakan
keberatan :
28
(1) Saya sama sekali tidak ada maksud membuat surat pengakuan hutang untuk
pembawa, jadi surat itu bukan surat atas bawa,
( 2) Seandainya surat itu adalah surat atas bawa,saya tidak usah membayar, karena
saya telah membayar hutang saya,lagi pula
( 3) haruslah anda membuktikan lebih dahulu bahwa anda berhak atas surat itu,
karena ayah saya kehilangan surat tersebut.
29