bite marks

4
4. Cara mendokumentasikan bitemark sebagai barang bukti dengan teknik fotografi Untuk identifikasi TKP bekas gigitan tujuan utamanya yaitu untuk merekam bekas gigitan yang ada dan mengambil sampel air liur pelaku di TKP. Tindakan ini dilakukan setelah TPTKP umum sudah dilaksanakan dan jangan menyentuh bekas gigitan. Setelah itu dibuat foto khusus close up pada bekas gigitan yang ditemukan tanpa merubah posisi objek/jenazah, gunakan tolak ukur sedekat mungkin dengan bekas gigitan (perhatikan teknik pemotretan) dengan menggunakan penggaris standar ABFO (American Board of Forensic Odontology). Pada teknik pemotretan close up ukuran dan bentuk bekas gigitan harus tetap dipertahankan. Bekas gigitan harus dibersihkan dari debris dan darah. Untuk mendapatkan keakuratan, maka diletakkan penggaris kaku disekitar bekas gigitan, akan tetapi tidak boleh menutupi porsi bekas gigitan. Untuk keakuratan pendokumentasian ukuran, maka penggaris standar ABFO #2 harus diletakkan sejajar dan berada pada bidang vertikal yang sama dengan bekas gigitan.

Upload: swarantika2305

Post on 11-Nov-2015

288 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Catatan materi forensik

TRANSCRIPT

4. Cara mendokumentasikan bitemark sebagai barang bukti dengan teknik fotografiUntuk identifikasi TKP bekas gigitan tujuan utamanya yaitu untuk merekam bekas gigitan yang ada dan mengambil sampel air liur pelaku di TKP. Tindakan ini dilakukan setelah TPTKP umum sudah dilaksanakan dan jangan menyentuh bekas gigitan. Setelah itu dibuat foto khusus close up pada bekas gigitan yang ditemukan tanpa merubah posisi objek/jenazah, gunakan tolak ukur sedekat mungkin dengan bekas gigitan (perhatikan teknik pemotretan) dengan menggunakan penggaris standar ABFO (American Board of Forensic Odontology). Pada teknik pemotretan close up ukuran dan bentuk bekas gigitan harus tetap dipertahankan. Bekas gigitan harus dibersihkan dari debris dan darah. Untuk mendapatkan keakuratan, maka diletakkan penggaris kaku disekitar bekas gigitan, akan tetapi tidak boleh menutupi porsi bekas gigitan. Untuk keakuratan pendokumentasian ukuran, maka penggaris standar ABFO #2 harus diletakkan sejajar dan berada pada bidang vertikal yang sama dengan bekas gigitan. A BGambar: A. penggaris standar ABFO diletakkan sedekat mungkin dengan bekas gigitan.B. ABFO ruler no.2

Untuk lensa kamera, diarahkan langsung dengan arah tegak lurus (perpendicular) dengan bekas gigitan, dengan bidang film sejajar dengan bidang bekas gigitan. Fine-grain print film, baik BW maupun berwarna biasanya digunakan pada kamera yang dapat menghasilkan gambaran close up biasanya 1/3 sampai 1/5 dari gambaran sebenarnya (3x5 sampai 5x7di lapangan). Untuk pengaturan kamera, digunakan aperture sebesar F8 atau kurang dari itu untuk mendapatkan kedalaman gambar yang tepat dari TKP pada gambaran close up. Jika bentuk bekas gigitan diduga distorsi karena posisi objek/jenazah, perbaiki posisi demikian rupa sehingga bentuk bekas gigitan berada pada posisi normal, lalu ulangi pemotretan. Foto bekas gigitan yang dibuat di TKP, dicetak dalam ukuran yang sesungguhnya (life size), dan selanjutnya menunggu data gigi dari tersangka. Lalu sampel saliva pelaku dari TKP diperiksa golongan darahnya, selanjtnya menunggu golongan darah tersangka. Jika tersangka ditemukan lakukan perbandingan golongan darah dengan data dari TKP. Bila tidak sesuai, tersangka dapat dibebaskan, jika sesuai buat cetakan gigi tersangka. Untuk setiap tindakan, buat inform consent/surat pernyataan tidak berkeberatan. Buat jejas permukaan gigi model gigi tersangka di atas lembar transparan. Pelajari kemungkinan kesesuaian setara jejas gigitan tersangka dengan foto life size bekas gigitan. Bila terdapat kesesuaian, tersangka adalah mungkin pelaku, jika tidak kesuaian, tersangka bukan pelaku.Sumber:Eckert, William G. 1997. Introduction to Forensic Sciences. 2nd Edition. CRC Press, Inc.Cindy Lestari Marshaliana 160110110077Swarantika Aulia Rarasati 160110110080