biopol-kd3-makalah1.doc

Upload: novitasari

Post on 08-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    1/33

    PENDAHULUAN

    Pada teknologi nano, suatu partikel didefinisikan sebagai obyek kecil yang

     berperilaku seperti unit utuh dalam hal penghantaran dan sifat-sifatnya.

     Nanopartikel merupakan partikel koloid padat dengan diameter berkisar antara 1– 

    1000 nm. Dengan nanoteknologi, material dapat didesain sedemikian rupa dalam

    orde nano, sehingga dapat diperoleh sifat dan material yang kita inginkan tanpa

    melakukan pemborosan atom-atom yang tidak diperlukan. Aplikasi nanoteknologi

    dimaksudkan untuk menghasilkan material berskala nanometer, mengeksplorasi

    dan merekayasa karakteristik material tersebut, serta mendesain ulang material

    tersebut ke dalam bentuk, ukuran, dan fungsi yang diinginkan. Nanopartikel

    sebagai partikulat material dengan paling sedikit satu dimensi lebih kecil dari 100

    nm mempunyai luas permukaan yang besar terhadap perbandingan olume.

     Nanopartikel terdiri dari bahan makromolekul dan dapat digunakan untuk 

    terapi sebagai pembantu !adjuvant " aksin atau pemba#a obat, yaitu dengan

    melarutkan, memerangkap, mengenkapsulasi, menyerap atau menempelkan bahan

    aktif secara kimia. Polimer yang digunakan untuk membentuk nanopartikel dapat

     berupa polimer sintetik dan alami. $erdapat dua %enis nanopartikel tergantung

     pada proses penyiapan, yaitu nanosphere dan nanocapsule.  Nanosphere

    mempunyai struktur tipe monolitik !matriks" dan nanocapsule  berupa struktur 

    dinding. $erminologi nanopartikel diadopsi karena seringkali sangat sulit untuk 

    menetapkan dengan tanpa keraguan apakah partikel tersebut tipe matriks atau

    membran. Polimer yang memudahkan dalam penyiapan nanopartikel dapat dipilih

     berupa polimer yang larut air. Nanopartikel dapat dibuat dari berbagai bahan

    seperti protein, polisakarida dan polimer sintetik. &enurut keguanaannya,

    nanopartikel berbasis biopolymer dapat dibagi men%adi ' yaitu nanopatikel

     biopolimer sebagai sistem penghantaran obat !delivery system" dan nanopartikel

    magnetik berlapis polimer biodegradable !P(A"

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    2/33

    A. NANOPARTIKEL BIOPOLIMER SEBAGAI SISTEM

    PENGHANTAR OBAT (delivery system)

    )elama tiga dekade terakhir, terdapat minat penelitian yang cukup

    dipertimbangkan di bidang pengembangan sistem penghantaran obat !delivery

     system" menggunakan nanopartikel sebagai pemba#a untuk molekul besar dan

    kecil. )istem penghantaran bertarget !targeting delivery system" senya#a obat

     pada lesi-lesi penyakit merupakan salah satu aspek terpenting dalam sistem

     penghantaran obat. )istem tersebut telah digunakan secara in vivo  untuk 

    melindungi entitas obat dalam sirkulasi sistemik, membatasi akses obat hanya

     pada lokasi yang dimaksud dan menghantarkan obat dengan la%u pelepasan

    terkendali. *erbagai polimer telah digunakan dalam formulasi nanopartikel

    selama penelitian untuk meningkatkan keuntungan terapeutik, dan meminimalisir 

    efek samping. $eknologi penghantaran obat secara terkendali menggambarkan

    salah satu ilmu, yang melibatkan pendekatan multidisiplin sains, dan

     berkontribusi pada peningkatan kesehatan manusia.

    +onsep targeting   drug   dan penghantaran obat secara terkendali telah

    digunakan untuk memperbaiki inde terapeutik obat dengan meningkatkan

    lokalisasinya terhadap organ yang spesifik, sel-sel %aringan dan dengan

    menurunkan potensinya untuk menyebabkan toksisitas atau efek samping pada

    lokasi normal yang sensitif. Pada terapi kanker, agen kemoterapi memiliki efek 

    toksik terhadap sel tumor sebagaimana pada sel normail lainnya penghantaran

    obat yang terkendali pada lokasi penyakit memungkinkan dilakukannya

     penambahan dosis untuk meningkatkan efiaksi terapeutiknya. Penghantaran obat

    terkendali melibatkan gabungan antara obat dengan sistem pemba#a yang akan

    mempengaruhi karakteristik farmakokinetik dan biodistribusinya obat tersebut.

    Pemba#a lain yang berukuran nano, seperti nanopartikel, misel polimerik,

    liposom, nanopartikel dengan modifikasi permukaan dan nanopartikel lipid padat,

    telah dikembangkan untuk mencapai tu%uan tersebut.

    $u%uan utama dalam mendesain nanopartikel sebagai sistem penghantaran

    obat adalah untuk mengontrol ukuran partikel, sifat permukaan dan pelepasan at

    aktif untuk memperoleh aksi spesifik obat secara farmakologis pada dosis

    regimennya.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    3/33

    +euntungan dalam menggunakan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat

    meliputi/

    kuran partikel dan karakteristik permukaan nanopartikel dapat dimanipulasi

    dengan mudah untuk memperoleh targeting obat baik aktif maupun pasif 

    setelah pemberian parenteral.

     Nanopartikel mengontrol dan melepaskan obat secara perlahan-lahan selama

    distribusi dan memodifikasi distribusi obat pada organ loka aksi, dan

    memperlambat klirens obat sehingga terapi obat dan meminimalkan efek 

    samping.

    Pelepasan terkendali dan karakteristik degradasi partikel dapat dimodulasi

    dengan pemilihan matri konstituen.  Loading   obat relatif tinggi dan obat

    dapat di%erapkan ke dalam sistem tanpa reaksi kimia hal ini merupakan faktor 

     penting untuk men%aga aktiitas obat.

    Targeting  pada lokasi spesifik dapat diperoleh dengan melekatkan ligand pada

     permukaan partikel atau dengan menggunakan magnetic guidance.

    )istem dapat digunakan pada berbagai rute pemberian termasuk oral, nasal,

     parenteral, intra okular, dll.

    A.1 Nanopartike Protein

    Di antara system koloid pemba#a obat yang tersedia, nanopartikel

     berbasis protein memiliki peranan yang penting. +ebanyakan dari serum albumin

    manusia atau sapi, legumin dan lain-lain, sebagaimana gelatin yang digunakan

    sebagai bahan a#al pembuatan. +euntungan dalam sistem penghantaran obat

    koloidal ini adalah kemungkinan drug targeting  melalui modifikasi distribusi obat

    dan peningkatan pengambilan sel terhadap %umlah obat. )ebagai hasilnya, efek samping toksik dari obat bebas dapat dihindari, contohnya pada methotreate.

    )istem koloidal tersebut diantaranya berbasis protein. Protein merupakan kelas

    molekul alami yang mempunyai fungsionalitas unik dan aplikasi yang berpotensi

    dalam sistem biologis.

     Nanomaterial yang diperoleh dari protein !nanopartikel protein" bersifat

    biodegradable, non-antigenic, dapat dimetabolisme dan dapat dengan mudah

    mengalami modifikasi permukaan dan berikatan koalen antara obat dan ligan.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    4/33

    +arena struktur primer dari protein, nanopartikel berbasis protein memungkinkan

    adanya modifikasi permukaan dan ikatan koalen obat. Nanopartikel protein dapat

    digunakan untuk penghantaran obat yang ditu%ukan ke paru-paru atau dapat

    diinkorporasikan dalam biodegradable polymer microspherenanosphere  untuk 

    depot pelepasan terkendali atau per oral. )aat ini, penelitian difokuskan pada

     pembuatan nanopartikel menggunakan protein seperti gelatin, albumin, gliadin

    dan legumin.

    A.1.1 Geatin

    2elatin adalah salah satu bahan protein yang dapat digunakan dalam

     pembuatan nanopartikel. 2elatin diperoleh dari hidrolisis fibrosa, protein

    yang tidak larut, kolagen, yang secara luas ditemukan sebagai komponen

    utama dalam kulit, tulang dan %aringan ikat. Pada masa nanofarmasetika,

    gelatin sudah dipertimbangkan sebagai bahan dasar bersifat biodegradable

     pada perkembangan partikel. 3al ini dikarenakan bah#a gelatin bersifat

    biodegradable, non-toksik, dapat mudah berikatan silang dan dimodifikasi

    secara kimia. 4leh karena itu, gelatin mempunyai potensi sangat besar 

    untuk digunakan dalam pembuatan sistem penyampaian obat koloidal

    seperti mikrosfer dan nanopartikel. +euntungan lainnya yaitu tidak mahal,

    dapat disterilisasi, biasanya tidak terkontaminasi dengan pirogen dan

    relatif mempunyai antigenisitas rendah. )ayangnya, formulasi yang

    mengandung gelatin pada lapisan terluar !kapsul gelatin keras dan lunak"

    cenderung berikatan silang secara inter dan intramolekular seiring dengan

     perubahan #aktu, suhu dan kelembaban. +arena kecenderungan ini,

     penggunaan gelatin pada formulasi farmasetika men%adi dipertanyakan.

     Namun, bahan ini tetap digunakan secara luas tanpa adanya pertimbangan

    menggantikannya dengan bahan lain. Penambahan crosslinker   seperti

    glutaraldehid, menghasilkan gelatin yang lebih stabil dan #aktu

    sirkulasinya meningkat secara in vivo  dibandingkan dengan yang tidak 

    termodifikasi dan pelepasan adalah fungsi dari ikatan silang dari

    nanopartikel ini. Perubahan struktur ini meningkatkan kiner%a, sifat, dan

    karakteristik gelatin seperti sifat ketidaklarutan pada suhu tinggi,

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    5/33

     pengurangan  swelling   dalam air dan permeabilitas yang kurang pada

    membran sel.

    $erdapat dua %enis gelatin yaitu A dan * dengan titik isoelektrik yang

     berbeda. 2elatin ini dibentuk baik dari hidrolisis asam ataupun basa.

    2elatin tipe A diperoleh dari kolagen yang diproses secara asam,

    sementara tipe * diperoleh dari kolagen yang diperoleh secara basa, yang

    menghasilkan perbedaan titik isoelektrik, yaitu 5-6 untuk gelatin tipe A

    dan 7-8 untuk gelatin tipe *.

    +arakteristik dari gelatin adalah kandungan tinggi asam amino glisin

    dan prolin !terutama sebagai hidroksipropilin" dan alanin. &olekul gelatin

    mengandung sekuens berulang dari triplet asam amino glisin, prolin, dan

    alanin, yang berperan dalam pembentukan struktur gelatin tripel heliks.

    )truktur primer gelatin memberikan banyak kemungkinan untuk 

    modifikasi kimia dan pengikatan koalen terhadap obat. 3al ini dapat

    dilakukan baik dalam matriks partikel atau hanya pada permukaan partikel.

    Pada kasus pertama, modifikasi kimia dilakukan pada makromolekul

    gelatin sebelum nanopartikel dibentuk, sementara pada kasus lain

    modifikasi dilakukan pada permukaan partikelnya. )ifat ini yang

    kemudian dikombinasikan dengan potensi tinggi sistem pemba#a

     berukuran nano, membuat nanopartikel berbasis gelatin men%adi sistem

     penghantaran obat yang men%an%ikan.

    A.1.! A"#$in

    Albumin adalah pemba#a molekular yang atraktif dan secara luas

    digunakan untuk pembuatan nanosfer dan nanokapsul. 3al ini dikarenakan

    ketersediaannya dalam bentuk murni, sifat biodegradabilitas, nontoksisitas

    dan nonimunogenesitasnya. *aik *oine )erum Albumin !*)A" dan

    3uman )erum Albumin !3)A" telah digunakan. )ebagai protein plasma

    yang utama, albumin mempunyai perbedaan dibandingkan bahan lain pada

     pembuatan nanopartikel. Dengan kata lain, nanopartikel albumin

    biodegradable, mudah disiapkan dalam bentuk tertentu, dan dapat

    memba#a kelompok senya#a reaktif !tiol, amin, dan karboksilat" pada

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    6/33

     permukaannya yang dapat digunakan untuk ikatan ligan danatau

    modifikasi permukaan lain. Nanopartikel albumin memberikan

    keuntungan yaitu ligan dapat dengan mudah membentuk ikatan koalen.

    4bat yang ter%erap dalam nanopartikel albumin dapat dicerna oleh protease

    dan drug loading dapat dihitung. )e%umlah studi telah menun%ukkan

    albumin terakumulasi pada tumor yang membuatnya men%adi pemba#a

    makromolekular yang potensial untuk obat antitumor.

    A.1.% Gia&in &an Le'#$in

    Penggunaan nanopartikel bisa digunakan untuk tu%uan bioadhesi

    karena bentuk sediaan farmasi ini mempunyai permukaan spesifik yang

    luas yang dapat berpotensi tinggi berinteraksi dengan permukaan biologis.

    ntuk aplikasi biologis, partikel egetal diperoleh dari protein, seperti

    gliadin yang diekstraksi dari gluten yang berasal dari gandum dan icillin

    atau legumin yang diekstraksi dari  pea seeds ! Pisum sativum (".

    2liadin men%adi polimer yang sesuai untuk pembuatan nanopartikel

    mukoadhesie yang diharapkan melekat pada lapisan mukus. 2liadin

    digunakan sebagai bahan nanopartikel. 3al ini dikarenakan

     biodegradabilitas, biokompatibilitas dan sifat alaminya. 3idrofobisitas dan

    kelarutannya men%adi dasar rancangan nanopartikel yang mampu

    melindungi loaded drug   dan mengontrol pelepasannya. Nanopartikel

    gliadin !2NP" telah menun%ukkan tropisme untuk daerah saluran cerna

     bagian atas, dan keberadaannya dalam bagian lain saluran cerna sangat

    rendah. +apasitasnya yang tinggi untuk berinteraksi dengan mukosa dapat

    di%elaskan dari komposisi gliadin. Pada kenyataannya, protein ini kaya

    akan residu netral dan lipofilik. Asam amino netral dapat menyebabkan

    interaksi ikatan hidrogen dengan mukosa sementara komponen

    lipofiliknya berinteraksi dengan %aringan biologis. 2liadin mempunyai

    sebuah amin dan disulfida pada rantai samping, sehingga memungkinkan

     berikatan dengan mucin gel.

    (egumin %uga merupakan protein yang berasal dari  pea seeds ! Pisum

    Sativum (". (egumin merupakan kandungan kaya albumin yang berfungsi

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    7/33

    sebagai sumber sulfur. &olekul dari protein ini mempunyai kemampuan

     berikatan membentuk nanopartikel setelah agregasi dan berikatan silang

    dengan glutaraldehid.

    METODE PEMBUATAN

    *anyak makromolekul yang tersedia dapat digunakan dalam

     pembuatan nanopartikel, seperti albumin, gelatin, legumin, icillin dan

     polisakarida seperti alginate dan agarose. )enya#a tersebut memiliki fungsi

    yang dan digunakan secara luas dalam pembuatan biomaterial bersifat

    biodegradable  dan biocompatible. Di antara senya#a makromolekul yang

    telah disebutkan, albumin dan gelatin merupakan senya#a yang telah umum

    digunakan. $abel 1 menun%ukkan metode utama pembuatan nanopartikel dari

    senya#a alamiahnya.

    $abel 1. &etode utama pembuatan nanopartikel dari makromolekul

    Makro$oek# Prinip Proki

    Albumin 9mulsi am

    Pemisahan fase dalam medium air, dengan penambahan

    agen desolasi

    Dengan memodifikasi p3

    2elatin 9mulsi am

    Pemisahan fase dalam medium air, dengan penambahan

    agen desolasi

    Dengan memodifikasi suhu

    :icillin, legumin Pemisahan fase dalam medium air, dengan memodifikasi

     p3

    Ter&apat a $eto&e &aar pe$"#atan nanopartike

    1. Meto&e E$#i*ikai

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    8/33

    Pada a#alnya, metode ini disusun oleh )cheffel dan rekan-rekannya

    !165'" dalam pembuatan globul albumin nanopartikel dan kemudian

    dioptimasi oleh 2ao dan rekan-rekannya !1668".

    Pada proses ini, larutan a;ueous dari albumin dibuat men%adi bentuk 

    emulsi dengan minyak nabati !cotton seed oil " pada suhu kamar. +emudian

    dengan menggunakan homogenizer   pada kecepatan tinggi akan diperoleh

    emulsi yang homogen. *anyak partikel yang dapat terdispersi melalui metode

    ini. 9mulsi yang diperoleh kemudian ditambahkan ke dalam  pre-heated oil 

    !lebih dari 1'0o

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    9/33

    meningkat sesuai dengan faktor desolasi tesebut. Akumulasi partikel akan

    terbentuk dengan sendrinya dengan adanya peningkatan turbiditas sistem.

    ntuk mengatasi permasalahan akumulasi dan menghasilkan nanodispersi

    yang ideal, dapat digunakan agen resolasi.

    KARAKTERISASI NANOPARTIKEL PROTEIN

    1. Uk#ran Partike

    $elah diketahui bah#asanya ukuran partikel dan distribusi ukuran

    merupakan karakteristik sistem nanopatrikel yang paling utama. *eberapa

     penelitian telah menun%ukkan bah#a nanopartikel dengan ukuran sub-mikron

    memberikan lebih banyak keuntungan daripada mikropartikel pada delivery

     system. Pada umumnya, nanopartikel mengalami uptake  intraseluler yang

    relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mikropartikel dan memiliki rentang

    aailabilitas yang lebih besar dalam target biologis sehubungan dengan

    ukurannya yang kecil dan relatif lebih mudah terdistribusi. )ebagai contoh,

    sebuah penelitian mengenai distribusi obat dalam tubuh menun%ukkan bah#a

    nanopartikel yang lebih besar dari '>0 nm akan terakumulasi dalam limpa

    sehubungan dengan ukuran kapiler organ tersebut.

    Pada penelitian in vitro lainnya mengindikasikan bah#a ukuran partikel

     %uga berpengaruh pada uptake !ambilan" seluler nanopartikel tersebut. Pada

     beberapa membran sel, hanya partikel berukuran sub-mikron yang dapat

    mengalami ambilan secara efisien.

    Pelepasan obat dipengaruhi pula oleh ukuran partikel. Partikel yang lebih

    kecil memiliki luas permukaan total yang lebih besar. 4leh karena itu,

    sebagian besar obat akan berada pada sekitar permukaan partikel yang

    menyebabkan pelepasan obat yang lebih cepat. )ementara itu, partikel yang

    lebih besar memiliki inti yang luas sehingga menyebabkan obat ter-

    enkapsulasi dan dilepaskan secara perlahan-lahan. Akan tetapi, partikel yang

    lebih kecil %uga memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami agregasi

    selama penyimpanan dan transportasi dispersi nanopartikel. 4leh karena itu,

    merupakan suatu tantangan tersendiri untuk memformulasikan nanopartikel

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    10/33

    dengan ukuran partikel sekecil mungkin namun dengan stabilitas maksimum.

    Degradasi polimer %uga dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel. )ingkatnya,

    secara in vitro, la%u degradasi polimer P(2A akan meningkat seiring dengan

     peningkatan ukuran partikel.

    )aat ini, metode tercepat dan yang paling umum digunakan untuk 

    menentukan ukuran partikel adalah dengan Photon-Correlation Spectroscopy

    !P

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    11/33

    yang teramati dengan karakteristik fisikokima bahan. &orfologi nanopartikel

    dapat diu%i dengan dua teknik yaitu Atomic #orce $icroscopy  !A&" dan

    )canning %lectron $icroscopy !)9&". *aik A& maupun )9& merupakan

     scanning probe microscope  yang beresolusi tinggi, dengan menghasilkan

    resolusi fraksi nanopatikel hingga 1000 kali lebih baik dibandingkan difraksi

    optik yang terbatas.

    )9& merupakan suatu %enis mikrospkop elektron yang mencitrakan

     permukaan sampel dengan men-scan-nya menggunakan sinar elektron

     berenergi tinggi dengan pola scan raster. )9& dilengkapi dengan resolusi

    nanometer yang dipersyaratkan untuk pengukuran rentang partikel sub-

    mikron dan tidak dapat digunakan untuk menentukan morfologi partikel.

    ?nteraksi elektron dengan atom men%adikan partikel menghasilkan sinyal yang

    mengandung infromasi mengenai topografi permukaan sampel, komposisi

    dan karakteristik lain seperti konduktiitas elektrik.

    %. M#atan Per$#kaan

    +etika nanopartikel diberikan secara intraena, partikel tersebut akan

    dengan mudah dikenali oleh sistem imun tubuh dan kemudian dibersihkan

    dari sirkulasi oleh fagosit. )elain ukuran nanopartikel, hidrofobisitas

     permukaan %uga akan menentukan %umlah komponen darah yang terabsorbsi,

    terutama protein !opsonin".

    *eberapa teknik telah dikembangkan dan digunakan untuk mempela%ari

    modifikasi permukaan naopartikel. 9fisiensi modifikasi permukaan dapat

    diukur baik dengan memperkirakan muatan permukaan, kerapatan !densitas"

    gugus fungsional, maupun dengan peningkatan hidrofilisitas. )alah satu

    metode yang digunakan untuk mengukur modifikasi permukaan adalah

    dengan menentukan eta potensial susensi a&ueous  yang mengandung

    nanopartikel. 3asilnya akan merefleksikan potensial elektrik partikel dan

    dipengaruhi oleh komposisi partikel dan medium pendispersinya. ?nteraksi

    antar partikel memainkan peranan penting terhadap kestabilan koloid. Alasan

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    12/33

    utama dilakukannya pengukuran eta potensial adalah untuk memprediksi

    stabilitas koloidal yang merupakan cara untuk mengukur interaksi tersebut.

    Beta potensial merupakan ukuran repulsive 'orce  di antara partikel. Dan

    karena kebanyakan sistem koloid a&ueous  distabilkan oleh gaya repulsi

    elektrostatik, maka semakin besar repulsive 'orce  antar partikel

    kecenderungan untuk saling mendekat dan membentuk agregat akan semakin

    kecil. Nanopartikel dengan eta potensial di atas C >0 m: lebih stabil dalam

    suspensi, karena muatan pada permukaan nanopatrikel mencegah ter%adinya

    agregasi antar partikel. Beta potensial %uga dapat digunakan untuk 

    menentukan muatan at aktif yang dienkapsulasi baik yang berada di tengah

    nanokapsul maupun yang terabsorbsi pada permukaan.

    APLIKASI POTENSIAL DARI PENGHANTARAN OBAT

    NANOPARTIKEL PROTEIN

    Aplikasi yang men%an%ikan dari nanopartikel protein yaitu sebagai

     pemba#a sediaan parenteral dari berbagai obat. Nanopartikel protein telah

    menun%ukkan kemungkinan transport dari se%umlah obat mele#ati sa#ar darah

    otak yang normalnya tidak dapat dilalui setelah in%eksi ?:. Nanopartikel protein

    mengikat obat meliputi peptida, seperti he"apeptide endorphin dalargin dan

    dipeptide kyotorphin, dan obat-obat lain seperti loperamide, tubokurarin,

    doorubicin. )e%umlah ahli telah menun%ukkan kecenderungan yang dapat

    di%adikan pertimbangan terhadap akumulasi nanopartikel protein pada tumor 

    tertentu. ?katannya dengan berbagai macam obat sitostatik seperti 8-fluorourasil,

     paclitael dan doorubicin terhadap nanopartikel albumin atau gelatin secara

    signifikan dapat meningkatkan efektiitas mela#an tumor eksperimental atau

    tumor manusia yang ditransplantasikan pada tikus, daripada dalam bentuk 

     bebasnya. )elain itu %uga, toksisitas dari doorubicin berkurang ketika

     penyampaian obatnya dilakukan melalui nanopartikel.

    ?nkorporasi partikel magnetik dalam nanopartikel merupakan cara

    meningkatkan efektiitas ikatan nanopartikel dan obat antitumor. Pengurangan

    total tumor sarcoma oshida pada ekor mencit diperoleh dari pemberian dosis

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    13/33

    tunggal doorubicin yang berikatan dengan nanopartikel albumin magnetik yang

    ditargetkan pada tumor. Antibiotik adalah contoh obat lain yang menun%ukkan

     peningkatan efektiitas atau penurunan toksisitas setelah berikatan dengan

    nanopartikel protein. Amoksisilin dan ikatan amoksisilin-nanopartikel gliadin

    !A2NP", keduanya menun%ukkan anti- (elicobacter pylori, namun dosis A2NP

    yang dibutuhkan untuk eradikasi lengkap %auh lebih sedikit dibanding amoksisilin.

    A2NP mengeliminasi  () pylori dari saluran cerna lebih efektif dibandingkan

    amoksisilin karena perpan%angan #aktu tinggal pada saluran cerna yang

    disebabkan kemampuan mukoadhesif dari A2NP. *entuk sediaan antibiotik 

    dengan teknologi nanopartikel mukoadhesif dapat digunakan untuk eradikasi  ()

     pylori. Eilayah terapetik lainnya untuk nanopartikel protein adalah

     penggunaannya terhadap pemba#a obat mata. )eperti yang telah dinyatakan

    sebelumnya, nanopartikel menun%ukkan #aktu paruh yang lebih pan%ang

    dibandingkan obat tetes mata. ?katan pilokarpin pada nanopartikel gelatin

    memperpan%ang reduksi tekanan intraokular pada kelinci dengan glaucoma

    eksperimental dibandingkan dengan larutan tetes mata pilokarpin. +arena

    nanopartikel protein %uga melekat pada %aringan okular yang mengalami inflamasi

    lebih tinggi 7 kali dibandingkan pada %aringan sehat, maka partikel ini dapat

    dimanfaatkan melalui ikatannya dengan obat antiinflamasi untuk mengobati

     peradangan pada mata.

    )ebagai tambahan, nanopartikel gelatin digunakan sebagai ad%uant

    imunologikal untuk meningkatkan baik respon humoral atau selular terhadap

    antigen. *anyak peneliti telah menggunakan nanopartikel gelatin sebagai

     pemba#a gen. (eong dan

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    14/33

    A.! Nanopartike Kitoan

    Kitoan

    +itosan memiliki potensi aplikasi yang sangat luas dan ?ndonesia memiliki

    sumber bahan baku yang cukup melimpah untuk mengolahnya, berupa cangkang

    kepiting dan ra%ungan serta kulit udang. +itosan memiliki sifat yang sangat

    menguntungkan, yaitu biocompatible*  biodegradable, tidak beracun, dan tidak 

    mahal. )aat ini telah banyak penelitian pemanfaatan kitosan men%adi nanopartikel

    sebagai penghantar obat bagi berbagai target terapi. Nanopartikel kitosan dapat

    diolah dengan berbagai metode, di antaranya metode ikatan silang emulsi,

     presipitasi, pengeringan semprot, penggabungan droplet emulsi, gelasi ionik,

    reverse micellar   method* dan kompleks polielektrolit. Aplikasi nanopartikel

    kitosan sebagai penghantar obat dapat dilakukan dengan pemberian secara

     parenteral, peroral, okular sebagai ektor penghantar gen non-viral , penghantar 

    aksin, dan terapi fotodinamik.

    +itosan merupakan biopolimer alami yang menarik disebabkan adanya

    gugus amino reaktif dan grup fungsional hidroksil. +itosan memiliki karakteristik 

     biokompatibilitas yang diinginkan serta kemampuan untuk meningkatkan

     permeabilitas membran. 4leh karenanya kitosan merupakan salah satu matriks

    imobilisasi yang paling men%an%ikan kekuatan mekanis dan hidrofilisitas yang

    tinggi serta perbaikan stabilitas. +itosan merupakan modifikasi polimer 

    karbohidrat alami yang diproses melalui Ndeasetilasi parsial kitin. nit utama

     pada polimer kitin adalah '-deoksi-'-!asetilamino" glukosa. nit tersebut diikat

    oleh ikatan -!1,7" glikosida yang membentuk polimer linier rantai pan%ang.

    Ealaupun kitin tidak larut dalam sebagian besar pelarut, kitosan larut dalam

    sebagian besar larutan asam organik pada p3 kurang dari G,8 termasuk asam

    format, asetat, tartrat, dan sitrat. +itosan tidak larut dalam asam fosfat dan asam

    sulfat. +itosan tersedia dalam rentang berat molekul dan dera%at deasetilasi yang

    luas. *erat molekul !*&" dan dera%at deasetilasi !DD" adalah faktor utama yang

    mempengaruhi ukuran partikel, pembentukan partikel, dan agregasi. +arena

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    15/33

    memiliki kemampuan membentuk membran, sifat adhesi yang baik, harga murah,

    tidak beracun,

    +eunggulan karakteristik tersebut membuat kitosan mempunyai aplikasi

    dan kegunaan yang luas seperti contoh yang telah diuraikan sebelumnya. Di

    samping itu, mengolahnya men%adi nanopartikel memungkinkan kitosan untuk 

    men%adi penghantar senya#a farmasi atau obat yang lebih efektif.

    9fektiitas kebanyakan obat sering dibatasi oleh kemampuannya dalam

    mencapai sisi aksi terapeutik. Pada sebagian besar pengobatan, khususnya dalam

     bentuk dosis konensional, hanya sebagian kecil dosis yang diberikan mencapai

    sisi target, sedangkan sebagian besar obat terdistribusi pada bagian tubuh lainnya

    sesuai dengan sifat fisikokimia dan biokimianya.

    Kitoan e"a'ai Nanopartike

    Pada teknologi nano, suatu partikel didefinisikan sebagai obyek kecil yang

     berperilaku seperti unit utuh dalam hal penghantaran dan sifat-sifatnya. &enurut

    nanopartikel merupakan partikel koloid padat dengan diameter berkisar antara 1– 

    1000 nm. Dengan nanoteknologi, material dapat didesain sedemikian rupa dalam

    orde nano, sehingga dapat diperoleh sifat dan material yang kita inginkan tanpa

    melakukan pemborosan atom-atom yang tidak diperlukan. Aplikasi nanoteknologi

    dimaksudkan untuk menghasilkan material berskala nanometer, mengeksplorasi

    dan merekayasa karakteristik material tersebut, serta mendesain-ulang material

    tersebut ke dalam bentuk, ukuran, dan fungsi yang diinginkan. Nanopartikel

    sebagai partikulat material dengan paling sedikit satu dimensi lebih kecil dari 100

    nm mempunyai luas permukaan yang besar terhadap perbandingan olume.

     Nanopartikel terdiri dari bahan makromolekul dan dapat digunakan untuk terapi

    sebagai pembantu !adjuvant " aksin atau pemba#a obat, yaitu dengan

    melarutkan, memerangkap, mengenkapsulasi, menyerap atau menempelkan bahan

    aktif secara kimia. Polimer yang digunakan untuk membentuk nanopartikel dapat

     berupa polimer sintetik dan alami. $erdapat dua %enis nanopartikel tergantung

     pada proses penyiapan, yaitu nanosphere dan nanocapsule.  Nanosphere

    mempunyai struktur tipe monolitik !matriks" dan nanocapsule berupa struktur tipe

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    16/33

    dinding. $erminologi nanopartikel diadopsi karena seringkali sangat sulit untuk 

    menetapkan dengan tanpa keraguan apakah partikel tersebut tipe matriks atau

    membran. Polimer yang memudahkan dalam penyiapan nanopartikel dapat dipilih

     berupa polimer yang larut air. )alah satu polimer larut air yang dapat digunakan

     pada pembuatan nanopartikel untuk tu%uan pengobatan adalah kitosan. +itosan

    memiliki sifat yang ideal, yaitu biocompatible* biodegradable, tidak beracun, dan

    tidak mahal. Di samping itu, kitosan merupakan polisakarida pada urutan kedua

    dalam hal ketersediaannya di alam dan termasuk sebagai polielektrolit kationik.

     Nanopartikel kitosan memiliki ukuran 70–100 nm dan muatan permukaan

     positifnya adalah 80 m:. +itosan nanopartikel disaring menggunakan membran

    dengan diameter 0,78 mm dan diotoklaf untuk menghilangkan kontaminan.

     Nanopartikel stabil pada kondisi proses pemanasan dengan otoklaf. Dalam sebuah

     penelitian untuk memperoleh nanopartikel kitosan dengan ukuran sekitar '8G–>80

    nm dapat diukur dengan menggunakan hamburan sinar laser dinamis !dinamic

    laser light   scattering ". &enurut mereka, diameter hidrodinamis dari partikel yang

    diukur dengan menggunakan hamburan sinar lebih besar dibandingkan dengan

    ukuran yang diperkirakan dengan menggunakan mikroskop, terutama karena

    tingginya kapasitas pengembangan dari nanopartikel kitosan.

    METODE PEMBUATAN NANOPARTIKEL KITOSAN

    *eberapa metode telah digunakan untuk membuat sistem partikulat

    kitosan. Penentuan metode yang digunakan tergantung faktor-faktor seperti

    ukuran partikel yang diinginkan, stabilitas kimia dan panas dari bahan aktif,

    reprodusibilitas profil kinetic pelepasan produk akhir dan toksisitas residu yang

    terkait dengan produk akhir. &etode yang dapat digunakan untuk memproduksi

    mikro dan nanopartikel kitosan dari kitosan adalah metode ikatan silang emulsi

    !emulsion  cross-linking ", presipitasi ! precipitation", pengeringan semprot ! spray

    drying ", metode penggabungan droplet emulsi !emulsion-droplet coalescence

    method ", gelasi ionik !ionic gelation", reverse micellar method* dan kompleks

     polielektrolit ! polyelectrolyte comple"".

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    17/33

    +arakteristik kitosan yang telah digunakan untuk pembuatan nanopartikel

    kitosan oleh beberapa peneliti berariasi di antaranya adalah *& '00 kDa dan DD

    =8@ !Dustgani et al)* '00=", *& '1 kDa dan DD =5@ , *& >G0 kDa dan DD

    68@ , *& 100 kDa dan DD =0@ , serta iskositas 68 mPa dan DD =G@ . +itosan

    komersial diperdagangkan. Dengan *& dan DD rata-rata masing-masing adalah

    >=00–'0.000 Dalton dan GG–68@

    1. Meto&e Ikatan Sian' E$#i

    &etode ini menggunakan grup amina fungsional reaktif dari kitosan

     berikatan silang dengan grup aldehid dari agen ikatan silang. Pada metode ini,

    emulsi air dalam minyak disiapkan dengan mengemulsikan larutan encer 

    kitosan dalam fase minyak. Droplet !tetesan berukuran kecil" encer 

    distabilkan dengan menggunakan surfaktan yang tepat. 9mulsi yang stabil

    direaksikan dengan bahan yang tepat agar ter%adi ikatan silang, misalnya

    glutaral dehid, untuk mengeraskan dropl et.

     $icrosphere disaring dan dicuci berulangkali dengan n-heksan diikuti

    dengan alkohol kemudian dikeringkan. Dengan metode ini, ukuran partikel

    dapat dikontrol dengan mengendalikan ukuran droplet encer. $etapi ukuran

     partikel produk akhir tergantung pada kemampuan bahan ikatan silang yang

    digunakan mengeraskan dan kecepatan pengadukan selama pembentukan

    emulsi &etode ini telah digunakan pada preparasi microsphere kitosan untuk 

    mengenkapsulasi natrium diklofenak dengan menggunakan dua bahan

     pengikat silang !glutaraldehid dan asam sulfat" dan perlakuan panas.

     $icrosphere adal ah bulatan dengan permukaan halus seperti dapat dilihat

     pada 2ambar 1 +oarsiasiPresipitasi &etode ini memanfaatkan sifat

    fisikokimia kitosan yang tidak larut pada medium dengan p3 alkali, sehingga

     presipitasikoarsiasi ter%adi pada saat kontak dengan larutan alkali. Partikel

    dihasilkan dengan memancarkan larutan kitosan pada larutan alkali seperti

    natrium hidroksida, Na43-metanol atau etanadiamin menggunakan noel

    udara bertekanan untuk membentuk droplet koaserat. )eparasi dan purifikasi

    dari partikel dilakukan dengan filtrasi sentrifugasi yang diikuti pencucian

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    18/33

    dengan air panas dan air dingin secara berurutan. :ariasi tekanan udara atau

    diameter noel digunakan untuk mengatur ukuran partikel.

    Pada teknik l ain, larutan natrium sulfat ditambahkan tetes demi tetes

     pada larutan kitosan dalam asam encer yang mengandung surfaktan dengan

     pengadukan dan ultrasonikasi selama >0 menit.  $icrosphere dimurnikan

    dengan sentrifugasi dan disuspensi kembali dalam air yang telah

    didemineralisasi. Partikel ditambahkan dengan glutaraldehid agar ter%adi

    ikatan silang.

    2ambar 1. Scanning electron micrograph dari microsphere kitosan yang

    diproduksi menggunakan metode ikatan silang emulsi.

    !. Pen'erin'an Se$prot 

    Pengeringan semprot ! spray drying " merupakan teknik yang telah dikenal

    umum digunakan untuk memproduksi tepung, granula atau aglomerat dari

    campuran obat dan larutan eksipien serta suspensi. &etode ini didasarkan pada

     pengeringan droplet atom dalam aliran udara panas. Di dalam metode ini,

     pertama-tama kitosan dilarutkan atau didispersikan dalam larutan dan kemudian

    ditambahkan bahan yang tepat untuk pembentukan ikatan silang. (arutan atau

    dispersi ini diatomisasi dalam aliran udara panas untuk pembentukan droplet

    kecil. Dari proses ini, pelarut secara instan menguap dan menghasilkan partikel

    yang bergerak bebas. kuran partikel tergantung pada ukuran noel, kecepatan

    aliran semprot, tekanan atomisasi, suhu udara inlet* dan tingkat ikatan silang.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    19/33

    2ambar '. &orfologi nanopartikel kitosan yang disiapkan dengan metode gelasi

    ionik

    &etode Penggabungan Droplet 9mulsi

    &etode ini memanfaatkan prinsip ikatan silang emulsi !emulsion cross-

    linking " dan presipitasi. Presipitasi dihasilkan akibat penggabungan droplet

    kitosan dengan droplet Na43. Pertama-tama emulsi stabil yang terdiri dari

    larutan encer kitosan yang mengandung obat dibuat dalam minyak parafin cair 

    dan kemudian emulsi stabil lain yang mengandung larutan Na43 dibuat dengan

    cara yang sama. +etika kedua emulsi dicampur dengan pengadukan berkecepatan

    tinggi, droplet setiap emulsi akan bertumbukan secara acak dan menggabung.

    Dengan cara demikian presipitasi droplet kitosan akan menghasilkan partikel

    ukuran kecil. Nanopartikel kitosan yang mengandung asam gadopentetat untuk 

    terapi gadolinium neutron capture disiapkan dengan metode ini. kuran partikel

    yang diperoleh tergantung dari tipe kitosan. )ebagai contoh, penggunaan kitosan

    dengan dera%at deasetilisasi yang lebih kecil menghasilkan ukuran partikel yang

    lebih besar, tetapi kandungan obatnya lebih kecil. Partikel yang diproduksi dari

    kitosan dengan dera%at deasetilisasi 100@ memiliki ukuran rata-rata 78' nm

    dengan kemampuan mengandung obat 78@. 2elasi ?onik ?katan silang secara

    fisik melalui interaksi elektrostatik sebagai alternatif dari ikatan silang secara

    kimia telah diterapkan untuk menghindarkan kemungkinan toksisitas dari pereaksi

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    20/33

    dan akibat lain yang tidak dikehendaki. &ekanisme pembentukan !$PP".

    Pembuatan kompleks $PP-kitosan dilakukan dengan meneteskan droplet kitosan

    ke dalam larutan $PP.

    Pada metode gelasi ionik, kitosan dilarutkan dalam larutan asam encer 

    untuk memperoleh kation kitosan. (arutan tersebut kemudian ditambahkan

    dengan meneteskan ke dalam larutan polianionik $PP sambil diaduk. Akibat

    kompleksasi antara muatan yang berbeda, kitosan mengalami gelasi ionik dan

     presipitasi membentuk partikel bulat seperti bola. Dengan demikian, nanopartikel

    dibentuk secara spontan akibat pengadukan mekanis pada suhu kamar. kuran

    dan muatan permukaan partikel dapat dimodifikasi dengan memariasi rasio

    kitosan terhadap bahan penstabil ! stabilizer ".  +everse micelles adalah campuran

     berupa cairan yang terdiri dari air, minyak, dan surfaktan yang stabil secara

    termodinamika. )ecara makroskopis, reverse  micelles adalah homogen dan

    isotropik, terstruktur pada skala mikroskopis dalam mikrodomain cairan dan

    minyak yang dipisahkan oleh lapisan kaya surfaktan. Penyiapan nanopartikel

     polimerik yang sangat halus dengan distribusi ukuran yang kecil dapat diperoleh

    dengan menggunakan medium reverse micelles. ?nti cairan dari tetesan halus

    reverse micelles dapat digunakan sebagai nanoreaktor untuk   membuat partikel

    tersebut. +arena ukuran tetesan reverse micelles biasanya terletak antara 1–10 nm,

     pembuatan nanopartikel yang mengandung obat  dalam reverse micelles akan

    menghasilkan partikel  yang amat sangat halus dengan distribusi ukuran  yang

    kecil. +arena tetes halus micelles dalam 2erak  *ro#nian !gerak acak", mereka m

    engal ami  penggabungan secara kontinyu yang diikuti oleh  pemisahan kembali

    dalam skala #aktu yang berariasi  antara milidetik dan mikrodetik. kuran,

     polidispersitas, dan stabilitas termodinamika  dipertahankan dalam sistem oleh

    kesetimbangan dinamik cepat !rapid dynamic e&uilibrium". )urfaktan dilarutkan

    dalam pelarut organik untuk  membuat reverse micelles. $erhadap larutan tersebut,

    larutan encer dari kitosan dan obat ditambahkan dengan pengadukan secara teratur 

    untuk menghindarkan ter%adinya kekeruhan. ase cair dipertahankan tidak keruh

    dengan pengadukan untuk men%aga campuran dalam fase mikroemulsi yang

    transparan.$ambahan air diberikan untuk mendapatkan nanopartikel dengan

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    21/33

    ukuran yang lebih besar. 2una mendapatkan ikatan silang, terhadap larutan

    transparan tersebut ditambahkan bahan ikatan silang sambil diaduk selama

    semalam. Pelarut organik lalu diuapkan untuk mendapatkan massa kering

    transparan yang kemudian didispersikan dalam air dan ditambah garam yang

    sesuai untuk mengendapkan surfaktan.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    22/33

    inkorporasi obat selama pembuatan partikel, dan kemampuan pemuatan

    dipengaruhi oleh parameter proses, seperti metode pembuatan, adanya aditif 

    dan lain-lain. *aik obat yang larut maupun yang tidak larut air dapat dimuatkan

     pada sistem partikulat berbasis kitosan. Penggunaan kompleks polielektrolit

     berbasis kitosan sebagai material pemba#a yang potensial pada sistem

     penghantaran obat. Pelepasan obat dari sistem partikulat berbasis kitosan

    tergantung pada tingkat ikatan silang, morfologi, ukuran dan densitas dari

    sistem partikulat, sifat fisikokimia obat serta adanya adjuvant yang membantu

     peningkatan efek pengobatan. Pelepasan secara in vitro %uga tergantung pada

     p3, polaritas, dan adanya enim pada media disolusi. Pelepasan obat dari

    sistem partikulat kitosan melibatkan tiga mekanisme berbeda, yaitu !a"

     pelepasan dari permukaan partikel, !b" difusi melalui  swollen rubbery matri",

    dan !c" pelepasan akibat erosi polimer.

    *eberapa aplikasi nanopartikel kitosan di bidang farmasi dan biomedik 

    sebagai alat penghantar obat telah banyak diteliti dengan berbagai target

     pengobatan. Pemberian secara Parenteral ! Parenteral   ,dministration". Partikel

    ukuran nano dapat diberikan secara intravenous, karena diameter terkecil

    kapiler darah sekitar 7 mm. Partikel dengan diameter lebih besar dari 100 nm

    dapat diambil secara cepat oleh system reticuloendothelial  pada hati, limpa,

     paru-paru, dan sumsum tulang. )ementara itu, partikel dengan ukuran lebih

    kecil cenderung memiliki #aktu sirkulasi lebih pan%ang. Partikel bermuatan

    negatif lebih cepat tereliminasi dibandingkan partikel yang bermuatan positif 

    atau netral. Pembuatan nanopartikel bersifat hidrofilik, tetapi bermuatan

     permukaan netral merupakan cara yang baik untuk mengurangi fagositosis

    makrofag dan sekaligus memperbaiki tingkat keberhasilan pengobatan dari

     partikel bermuatan obat.

    4bat yang memiliki potensi baik dan menarik untuk diteliti adalah

    antikanker. Nanopartikel kitosan memiliki aktiitas antitumor yang baik 

     berdasarkan u%i terhadap berbagai lini sel kanker secara in vivo. Nanopartikel

    kitosan bermuatan asam gadopentetat dipreparasi untuk terapi menangkap

    netron gadolinium ! gadolinium neutroncapture  therapy". )ifat pelepasan dan

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    23/33

    kemampuan untuk retensi yang lama dari asam gadopentetat pada sel tumor 

    menun%ukkan bah#a nanopartikel berguna sebagai intratumoral injectable

    devices pada terapi menangkap netron gadolinium. Nanopartikel kitosan efektif 

    menghambat proliferasi cell line karsinoma lambung manusia &2 in

    vitro melalui mekanisme berulang dan mungkin merupakan agen yang

    menguntungkan mela#an karsinoma pada manusia. Penghantaran anti infektif,

    seperti obat antibakterial, antiiral, antifungal, dan antiparasitik adalah

     penggunaan umum lainnya dari nanopartikel. Fendahnya indeks terapi dari

    obat antiparasitik, pendeknya umur simpan dari antiiral, dan terbatasnya

    kemampuan antibiotik untuk berpenetrasi ke sel yang terinfensi dalam

    kompartemen intraselular membuatmya sebagai kandidat yang ideal bagi

     penghantaran menggunakan nanopartikel. Antibakterial nanopartikel kitosan

    menggunakan metode gelasi ionik dengan anion tripolifosfat, dan nanopartikel

    tersebut memiliki aktiitas antibacterial terhadap  %) coli* S) choleraesuis* S)

    typhimurium*  dan S) aureus. Pemberian secara Peroral ! Peroral 

     ,dministration"

    ?de bah#a nanopartikel mungkin dapat melindungi obat yang labil dari

    degradasi enimatis dalam saluran pencernaan mendorong di kembangkannya

    nanopartikel sebagai sistem penghantaran oral untuk makromolekul, protein,

    dan pol inukl eoti da. Pendekatan ini dika%i secara ekstensif setelah suatu

    laporan menginformasikan bah#a kadar gula darah pada tikus penderita

    diabetes berhasil diturunkan setelah mendapat perlakuan pemberian

    nanopartikel insulin secara oral.

    +itosan telah digunakan untuk penghantar molekul insulin dengan

    nanopartikel polimerik sebagai sistem pemba#a. %i in vivo pada model tikus

     penderita diabetes dengan kitosanpoli-!asam glutamat" menun%ukkan bah#a

    sistem nanopartikel ini secara efektif menurunkan tingkat gula darah.

    +ombinasi nanopartikel dekstran sulfat-kitosan efektif sebagai sistem

     penghantaran sensitif p3 dan pelepasan insulin dikendalikan oleh mekanisme

    disosiasi antar-polisakarida. Nanopartikel kitosan dapat memperbaiki absorpsi

    insulin dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan mukosa usus. Pembuatan

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    24/33

    nanopartikel untuk penghantar protein dari kitosan larut air dengan natrium

    tripolipospat menggunakan metode gelasi ionotropik dengan bovine serum

    albumin !*)A" sebagai model obat dan diperoleh nanopartikel berukuran 100– 

    700 nm. Pengamatan menun%ukkan bah#a nanopartikel kitosan larut air dapat

    memperbaiki dan memperpan%ang absorpsi usus terhadap *)A. Dengan

    demikian, nanopartikel kitosan larut air merupakan sistem penghantar protein

    yang potensial. &embuat formulasi nanopartikel menggunakan kitosan yang

    dikombinasi dengan sulfobutil eter-5-natrium siklodekstran untuk penghantar 

     peptida hidrofilik.

    *erdasarkan hasil penelitian mengusulkan penggunaan nanopartikel

    kitosan mikroenkapsulasi untuk penghantar protein ke paru-paru, di mana

    kitosan dapat meningkatkan absorpsi peptida. )elain itu, %uga disarankan

    nanopartikel kitosan untuk pengobatan penyakit lokal paru-paru, seperti cystic

     'ibrosis atau kanker. Pemberian secara 4kular Nanopartikel telah diketahui

    merupakan pemba#a potensial untuk pemberian secara okular. *erbagai

    obserasi menun%ukkan bah#a beragam tipe nanopartikel cenderung untuk 

    menempel pada permukaan epitel mata. )emakin lamanya #aktu tinggal

    nanopartikel menyebabkan kecepatan penghilangannya %auh lebih lambat

    dibandingkan formulasi opthalmologis konensional, dengan demikian

    memperbaiki bioaailabilitas obat. 4leh karenanya, nanopartikel telah

    dikembangkan untuk penghantaran at aktif dalam tetes mata yang ditargetkan

    sebagai obat anti-inflamasi, antialergi, dan beta-blocker . Di antara polimer 

    mukoadhesif yang telah diteliti, kitosan menarik untuk digunakan sebagai

     pemba#a obat tetes mata. Potensi nanopartikel kitosan sebagai sistem

     penghantar obat untuk permukaan okular yang dalam pembuatannya

    menggunakan gelasi ionotropik kitosan dengan pentasodium tripolifosfat. 3asil

     pengu%ian menun%ukkan bah#a nanopartikel kitosan mudah menembus sel

    epitel conjuctiva dan ditoleransi dengan baik pada permukaan mata kelinci.

    Ealaupun irus dapat secara efektif mentransfer gen ke dalam sel, tetapi

    kekha#atiran adanya respon imun dari inang !host ", residu patogenisitas, dan

    induksi potensial pertumbuhan neoplastik yang diikuti dengan mutagenesis

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    25/33

    sisipan telah mendorong umum, sistem penghantar gen non-iral dipandang

    lebih aman, karena potensi mutasi dan imunogenik sistem tersebut lebih

    rendah. +itosan merupakan ektor penghantar gen yang men%an%ikan, dapat

    memediasi secara efisien transfer gen in vitro pada rasio nitrogen dan fosfat

    >/8. Pada rasio tersebut, kompleks kitosan-DNA dapat dibuat pada ukuran 80– 

    100 nm dengan muatan permukaan positif sekitar H>0 &.

    +emampuan dari nanopartikel kitosan sebagai komponen yang

    menun%ukkan kiner%a yang baik di dalam penghantaran gen. Nanopartikel

    kitosan mengandung plasmid DNA %uga dapat dibuat dengan metode gelasi

    ionotropik. Nanopartikel menun%ukkan kemampuan yang baik untuk asosiasi

    makromolekul dan merupakan sistem yang men%an%ikan untuk penghantar 

    transmukosal dari pDNA.

    !. Pen',antar -akin

     Nanopartikel sering memperlihatkan efek adjuvant yang nyata pada

     pemberian aksin secara parenteral  karena mungkin dapat langsung diambil

    oleh sel yang menghasilkan antigen. )elain itu, pada pemberian secara oral dan

    nasal, nanopartikel dianggap memiliki  potensi untuk menghasilkan respons

    imun pelindung  mukosa, yang merupakan salah satu tu%uan yang  diharapkan

     pada aksinologi modern. $arget utama  pemberian aksin secara oral adalah

     Peyers patches.  Dengan menginkorporasikan aksin ke dalam system

    nanopartikel, aksin terproteksi dari degradasi  enimatis pada per%alanannya

    menu%u %aringan mukosa dan secara efisien diambil oleh sel-&. $idak seperti

     pada pemberian secara oral, untuk pemberian secara  nasal aksin harus

    ditransportasikan melalui %arak   yang sangat pendek, tinggal selama 18 menit

    dalam  rongga hidung, serta tidak terpapar p3 rendah dan  enim degradatif.

    4leh karenanya, pemberian aksin secara nasal mungkin tidak perlu

    diformulasikan sebagai nanopartikel, dan mungkin diberikan sebagai larutan

    atau serbuk sehingga memperpan%ang #aktu kontak antara formulasi dan

     %aringan hidung.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    26/33

    %. Terapi oto&ina$ik 

    $erapi fotodinamik !PD$" semakin dikenal sebagai perlakuan alternatif 

    untuk kanker. Namun agen terapi fotodinamik, seperti fotosensitiser !P)"

    terbatas aplikasinya sebagai akibat dari fotosensitiitas kulit berkepan%angan,

    kurang larut dalam air, dan selektiitas tidak memadai, seperti yang ditemukan

     pada se%umlah terapi kimia. Nanopartikel magnetic kitosan dapat memberikan

     biokompatibilitas, biodegradabilitas, tidak beracun dan kelarutan air yang

    sangat baik tanpa mengganggu penargetan magnetiknya !magnetic targeting ".

     Nanopartikel kitosan penargetan magnetik !&$,=-di-!1-propoksietil" -1>,15-

     bis-!>-hiroksipropil" porfirin !P3PP". P3PP&$

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    27/33

    &akromolekul atau protein menun%ukkan efisiensi loading  yang paling baik pada

    atau dekat titik isoelektrik yang kelarutannya rendah dan adsorpsinya maksimal.

     rug loading   dari nanopartikel secara umum ditentukan sebagai %umlah

    obat terikat per massa polimer !biasanya dalam mol obat per mg polimer atau mg

    obat per mg polimer", dapat %uga berupa persentase basis berdasarkan polimer.

    Deter$inai &ari pen/erapan o"at

    ?katan obat dengan nanopartikel protein diukur dengan sentrifugasi

    suspensi partikel.ntuk determinasi pen%erapan obat, se%umlah obat yang berada

    dalam supernatant %ernih setelah dilakukan sentrifugasi, kemudian ditentukan !#"

    dengan spektrofotometri :, spektrofotometer fluoresens atau dengan metode

    3P(< teralidasi. +ura kalibrasi standard dari berbagai konsentrasi ersus

    serapan diplot untuk perhitungan. Iumlah obat dalam supernatant kemudian

    dikurangi dengan total %umlah obat yang ditambahkan pada formulasi !E". )ecara

    efektif, !E-#" akan memberikan %umlah obat yang ter%erap dalam pellet.

    Persentase pen%erapan dapat dilihat dari persamaan berikut/

    Pen%erapan obat !@" J !E-#" 100 E

    Pada akhirnya, efisiensi enkapsulasi mengacu pada rasio %umlah obat

    terenkapsulasiterabsorbsi dengan total !teoritis" %umlah obat yang digunakan,

    dengan mempertimbangkan sistem penghantaran obat dari dispersi nanopartikel.

    B.! Peepaan O"at

    Profil pelepasan obat dari nanopartikel tergantung dari sistem

     pemba#anya. Pada nanosfer, obat secara seragam didistribusikan dilarutkan

    dalam matriks. Iika difusi obat berlangsung lebih cepat dibandingkan degadasi

    matriks, mekanisme pelepasan obat utamanya ter%adi melalui difusi. Namun %ika

    tidak bergantung pada difusi, maka pelepasan obat bergantung pada degradasi

    matriks. *anyak mekanisme teoritis yang dapat dipertimbangkan untuk pelepasan

    obat dari nanopartikel protein/

    a. pelepasan disebabkan karena erosi polimer atau degradasi,

     b.  sel'-di''usion melalui pori-pori,

    c. pelepasan obat melalui permukaan polimer,

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    28/33

    d. pemba#a diinisiasi melalui aplikasi oscillating magnetic atau sonic 'ield .

    Dalam banyak kasus, beberapa dari proses ini dapat ter%adi, %adi perbedaan antar 

    mekanisme ini tidak terlalu penting. +etika pelepasan obat  ter%adi karena proses

     sel'-di''usional , drug loading minimum penting sebelum pelepasan obat dapat

    diamati. 3al ini dapat di%elaskan karena proses melibatkan difusi melalui a&ueous

    channel  dibentuk dari pemisahan fase dan berdasarkan disolusi obat itu sendiri.

    &ekanisme ini %arang ter%adi pada drug loaded nanoparticles karena, seperti yang

    telah di%elaskan sebelumnya, efisiensi enkapsulasi dari obat terlalu rendah.

    )ehingga, pelepasan dari permukaan dan erosi atau degradasi bulk polimer 

     biasanya men%adi proses yang sangat penting yang mempengaruhi pelepasan obat

    dari nanopartikel.

    &etode untuk pen%umlahan pelepasan obat secara in vitro yaitu/

    a. difusi sel dengan membran buatan atau biologis

     b. teknik dialisis ekuilibrium

    c. teknik reverse dialysis sac

    d. ultrasentrifugasi

    e. ultrafiltrasi atau

    f. teknik ultrafiltrasi sentrifugasi

    0. NANOPARTIKEL MAGNETIK BERLAPIS POLIMER  

     BIODEGRADABLE (PLA)

    Penggunaan partikel magnetik di bidang biomedikal biasanya menuntut sifat

    superparamagnetik dan terdispersi atau membentuk koloid stabil dalam air 

     berlingkungan p3 netral dan garam fisiologis +estabilan partikel magnetik di

    dalam air bergantung pada beberapa faktor diantaranya ukuran, muatan dan kimia

     permukaan. )emakin kecil ukuran partikel, pengaruh gaya graitasi semakin dapat

    diabaikan. )edangkan peningkatan muatan dan kimia permukaan memungkinkan

    adanya gaya tolak menolak antar partikel sehingga partikel dapat stabil terdispersi

    dalam air. Demikian pula sifat superparamagnetik akan dapat dicapai bila ukuran

     partikel magnet makin kecil yang mengakibatkan makin kecil pula interaksi antar 

     partikel. ntuk tu%uan itu pembuatan partikel berskala nanometer dan pelapisan

     partikel magnetik dengan polimer organic merupakan cara yang efektif dan telah

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    29/33

    mulai banyak dika%i. $untutan lain dalambidang biomedikal terutama untuk 

     penggunaan secara in vivo adalah sifat biokampatibilitas dan toksisitas, yang

    dipengaruhi oleh sifat dasar partikel magnetik dan bahan pelapisnya. )aat ini,

    oksida besi dalam bentuk senya#a e>47 !magnetite" atau -e'4> !maghemite"

    merupakan partikel yang paling umum digunakan dalam bidang biomedikal.

    *ahan magnetik lain seperti kobal !

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    30/33

    terbentuk butiran yang tersebar dalam air. *utiran yang terbentuk selan%utnya

    diendapkan, dicuci dan dikeringkan di dalam oen dalam suhu 80 K< selama 1

     %am. )ampel dalam bentuk serbuk kering selan%utnya dikarakterisasi untuk 

    menentukan bentuk, ukuran dan keberadaan e>47. )emua karakterisasi

    dilakukan dengan peralatan di P$*?N-*A$AN, )erpong. *entuk dan ukuran

    serbuk diamati dengan Scanning %lectron  $icroscope !S%$ ". +eberadaan e>47

    di dalam serbuk ditentukan berdasarkan kristalinitas dan kemagnetannya.

    ?dentifikasi kristalinitas dilakukan dengan  /-+ay  i'raction ! /+". )edangkan

    sifat kemagnetan diukur menggunakan .ibrating Sample $agnetometer !.S$ "

    dengan medan luar maksimal 1 $esla.

    Gambar 1. oto S%$ dari partikel magnetik e>47 dengan perbesaran '0.000 L

    Gambar 2. oto S%$ partikel e>47 berlapis P(A

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    31/33

    a b

      Gambar 3. !a" Partikel e>47 tanpa pelapis

    !b" Partikel e>47 berlapis PL, setelah '1 hari dalam air.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    32/33

    PENUTUP

     Nanopartikel berbahan biopolimer memiliki prospek yang baik untuk 

    diterapkan pada industri farmasi, khususnya sebagai penghantar obat dengan

     berbagai target pengobatan. Nanopartikel ini diperkirakan memiliki harga yang

    tinggi, sehingga layak untuk dikembangkan di ?ndonesia. 4leh karena itu perlu

    dilakukan pengka%ian pengembangan industri kitosan di ?ndonesia dengan

    kapasitas yang disesuaikan kebutuhan yang mengikuti perkembangan permintaan

    terhadap nanopartikel kitosan oleh industri farmasi. +itosan dapat diproduksi pada

    rentang bobot molekul yang lebar, memudahkannya dalam pengembangan

    formulasi nanopartikel sesuai yang dibutuhkan.

    KESIMPULAN

     Nanopartikel protein men%an%ikan sebagai sistem penghantaran obat untuk 

    sediaan parenteral, per oral dan ocular dan sebagai ad%uant pada aksin. +arena

    stabilitasnya yang tinggi dan pembuatannya yang mudah, nanopartikel

    mena#arkan keuntungan dibandingkan pemba#a koloidal lainnya seperti liposom

    dan cell ghosts. )ifat fisikokimia obat memainkan peran penting pada pemilihan

     bahan nanopartikel yang akan digunakan. 3al lain dibutuhkan untuk mengubah

    konsep teknologi nanopartikel men%adi aplikasi praktis yang dapat diterapkan

    sehingga berfungsi sebagai sistem pemba#a generasi baru. Aplikasi dari sistem

     penghantaran obat dalam Nanobioteknologi akan berkontribusi pada manufaktur 

     biofarmasetika.

  • 8/19/2019 BIOPOL-KD3-MAKALAH1.doc

    33/33

    DA$AF P)$A+A

    http/angeliayulita.blogspot.com'01711nanopartikel-berbasis-polisakarida.html

    ###/do#nload.portalgaruda.orgarticle.phpMarticleJ1'=5>GalJ787'title

    ###/ifhaa-%asmin.blogspot.com'01'08nano-partikel-obat.html

    ###/%usami.batan.go.iddokumenmateri'GIan1'O188='6O)udaryanto.pdf 

    http://angeliayulita.blogspot.com/2014/11/nanopartikel-berbasis-polisakarida.htmlhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=128736&val=4542&titlehttp://ifhaa-jasmin.blogspot.com/2012/05/nano-partikel-obat.htmlhttp://jusami.batan.go.id/dokumen/materi/26Jan12_155829_Sudaryanto.pdfhttp://angeliayulita.blogspot.com/2014/11/nanopartikel-berbasis-polisakarida.htmlhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=128736&val=4542&titlehttp://ifhaa-jasmin.blogspot.com/2012/05/nano-partikel-obat.htmlhttp://jusami.batan.go.id/dokumen/materi/26Jan12_155829_Sudaryanto.pdf