biografi imam abu dawud
TRANSCRIPT
IMAM ABU DAWUD
Tiara Annisa Irdanela
XI MIA 1
SMA N 1 Sijunjung
Mempelajari hadits merupakan sesuatu yang sangat urgen, sebab hadits merupakan
salah satu pegangan dalam ajaran islam. Begitu pula dalam mempelajari ilmu hadits
tak bisa dielakkan dalam mempelajari sejarah para periwayatnya untuk mengetahui
kedudukan suatu hadits. Kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang
meriwayatkannya, setelah diketahui bagaimana seorang rawi maka ini merupakan
salah satu faktor penentu apakah hadits tersebut shahih, hasan, ata dha’if.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi dan hasil karya dari dua imam
perawi hadits yaitu Imam Abu Dawud
A. Biografi Imam Abu Dawud
1. Nama, silsilah dan keturunannya
Imam Abu Dawud Sulaiman ibn Ash`ath ibn Ishaq Bashir ibn Shaddad ibn `Umar
`Imran al-Azdi Sajastani. Bapak beliau yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi
hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya
Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits dan
ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan beliau dalam menuntut hadits dari
para ulama ahli hadits. (http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud)
2. Tahun dan tempat kelahirannya
Imam Abu Dawud dilahirkan di Sajistan, sebuah kota yg terkenal di Khurasan pada
tahun 202H.Beliau termasuk bangsa arab, Azd. Walaupun beliau dilahirkan di Sajistan
tapi beliau menghabiskan waktunya yg paling berkesan di Basrah yg pada saat itu
merupakan pusat ilmu islam. Imam Abu Dawud juga mengembara mengumpulkan
hadits. Beliau sering berkunjung ke Baghdad. Beliau juga pergi ke Hijaz, Mesir, al -
Jazirah, Naisabur, Syria dan Isfahan.
3. Keistimewaannya.
Beliau dianugerahi dengan kecerdasan yg luar biasa. Imam Abu Dawud dapat
menghapal seluruh isi sebuah kitab hanya dengan satu kali membacanya. Beliau
terkenal ahli dalam mengkritik hadits dan membedakan antara matan/redaksi hadits
dari yg lemah dan cacat. Hanya empat orang yg pantas diakui namanya dlm hal
mengkritik hadits. Mereka adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud
dan Imam Nasa'i. Imam Abu Dawud hidup dimasa dunia islam memiliki para ulama
yg istimewa. Beliau banyak mengomentari hadits, beliau dijuluki sebagai Imamul
Muhaditsin (Imamnya para ahli hadits -pent).
Pada masa hidupnya, Abu Dawud telah mengumpulkan kurang lebih sekitar 50.000
hadits. Puluhan ribu hadits ini kemudian diseleksi dan menulisnya kembali sehingga
menjadi 4.800 shahih, di antara hadits-hadits tersebut terkumpul pada kitab hadits,
Sunan Abu Dawud
Disamping keahliannya dalam bidang hadits beliau juga seorang ahli fiqih. Beliau
memiliki pemahaman yg mendalam dalam bidang fiqih dan ijtihad. Beliau seorang yg
sangat taat, shaleh dan zuhud. Beliau menghabiskan seluruh hidupnya untuk
beribadah dan berdzikir pada Allah. Beliau selalu mennjauhi pejabat, teman2 Sultan
dan orang2 istana.
Di kabarkan bahwa Imam Abu Dawud biasa memakai pakaian yg sebelah lengannya
berukuran besar dan sebelah lainnya berukuran normal. Ketika ditanyakan kepada
beliau tentang hal tersebut, beliau mejawab : " (alasannya adalah) Untuk menyimpan
catatan-catatan hadits, menurutku tidak perlu membesarkan lengan baju yg sebelah
lagi karena hal itu adalah pemborosan.". Tidak diketahui dengan pasti dimana asalnya
beliau belajar. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau adalah ahli fiqih mazhab
hambali, sebagian yg lain mengatakan beliau ahli fiqih mazhab syafi'i namun dalam
sumber lain penulis menemukan guru-guru dimana Imam Abu Dawud belajar yaitu
Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad, Al-Qanabiy, Sulaiman bin Harb, Abu
Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi, Abu Zakariya Yahya bin Ma'in, Abu
Khaitsamah, Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Sa'id bin Manshur, Ibnu Abi
Syaibah dan ulama lainnya.
4. Karyanya
Imam Abu Dawud mendengar hadits dari 300 orang yg merupakan gurunya.
Diantaranya adalah: Imam Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaiy, Abu Thaur, Yahya
bin Mai`in. Satu hal yg membuktikan keistimewaan beliau adalah beliau meriwayatkan
hadits-hadits kepada guru-gurunya Imam Ahmad. Imam Ahmad juga meriwayatkan
sebuah hadits darinya. Diantara murid-murid Imam Abu Dawud yg terkenal adalah:
Ibnu Arabi, Abu Isa at-Tirmidzi dan Abu Abdurrahman An-Nasa'i.
Mereka merupakan penerus karya beliau yg sangat terkenal "Sunan Abu Dawud".
Imam Muslim juga salah satu muridnya. Karya-karya Imam Abu Dawud adalah: Kitab
Ar-Radd Ala Ahl al-Qadr Kitab Al-Masa'il Musnad Malik Kitab Al-Marasil Sunan Abu
Dawud
5. Sunan Abu Dawud
Karya beliau yg paling terkenal dari seluruh karyanya adalah Sunan Abu Dawud. Pada
kitab tsb terkandung 4800 sunnah/atsar yg diambil dari 500.000 koleksi hadits.
Beliau menyelesaikannya di Baghdad pada 241H. Beliau mempersembahkan karyanya
yg telah selesai kepada gurunya tercinta Imam Ahmad bin Hambal yang sangat senang
terhadap karya tersebut.
Sunan Abu Dawud adalah sebuah koleksi yg penting dlm bidang hadits. Banyak ulama
yg memposisikannya pada urutan ketiga diantara enam induk kitab hadits. Yaitu
setelah posisi Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
6. Beberapa Murid dari Imam Abu Dawud
Tidak hanya memiliki guru, Abu Dawud pula memiliki banyak murid, diantaranya:
Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, Abu Ubaid Al Ajury, Abu Thoyib Ahmad bin Ibrohim
Al Baghdadi, Abu `Amr Ahmad bin Ali Al Bashry, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad
Al Khollal Al Faqih, Isma`il bin Muhammad Ash Shofar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak
Abu Dawud), Zakariya bin Yahya As Saaji, Abu Bakr Ibnu Abi Dunya, Ahmad bin
Sulaiman An Najjar, Ali bin Hasan bin Al `Abd Al Anshari, Muhammad bin Bakr bin
Daasah At Tammaar, Abu `Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu`lu`i, Muhammad bin
Ahmad bin Ya`qub Al Matutsy Al Bashry.
Abu Dawud wafat di kota Bashroh tanggal 16 Syawal 275 H dan dishalatkan
janazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al Haasyimi
7. Beberapa pernyataan dari ulama hadits mengenai Sunan Abu Dawud
Al-Khattabi mengatakan: Sunan Abu Dawud adalah kitab yg istimewa. Selama ini tidak
ada karya yg menyamai yg dibuat sangat bagus dalam ilmu agama. Kitab itu telah
terkenal bagi ummat. Kitab itu memiliki posisi yg meyakinkan diantara bermacam-
maca tingkatan ulama dan fuqoha. Semuanya mengambil manfaat darinya. Penduduk
Iraq, Mesir, Maghrib(Maroko -pent), dan sebagian besar negri-negri lainnya
menggunakan kitab tersebut.
Ibnul Jauzi berkata: Abu Dawud seorang pakar dalam bidang hadits dan seorang
ulama yg menarik perhatian. Tidak ada yg menulis kitab seperti Sunan-nya.
Ibnu Katsir berpendapat: Sunan Abu Dawud adalah dianggap suatu karya yg terkenal
diantara para ulama.
Imam Abu Dawud sendiri berkata: Pada kitabku ini ada empat hadits yg mencukupi
orang yg cerdas, yaitu: -Perbuatan tergantung pada niatnya -Kebaikan seseorang dalam
islam adalah dia meninggalkan apa yg tidak bermanfaat baginya -Tidaklah seseorang
diantara kalian diangap beriman sampai kalian mencintai saudaranya seperti mencintai
diri sendiri -Yang halal adalah jelas, dan yang haram adalah jelas, diantara keduanya
terdapat perkara yang samar (syubhat). Barangsiapa meninggalkan yg syubhat maka
dia telah menyelamatkan agamanya.
Sunnah-sunnah yg dikumpulkan dalam Sunan Abu Dawud adalah yang biasa
dilakukan oleh para shahabat, tabi'in dan atba'ttabi'in. Itu adalah landasan dasar
pengetahuan tentang kaidah yg dipegang oleh Imam Malik, Sufyan Ats Tsaury dan Al-
Auza'i. Hal itu yg dapat memutuskan diantara perkara yg dipertentangkan diantara
ahli fiqih.
8. Wafatnya
Imam Abu Dawud meninggal pada hari Jum'at 16 Syawal 275H pada usia 72 tahun.C.
Hadits Dha’if dari Keduanya
Kami meriwayatkan dari anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallambersabda,
ي ال ا اددل د األل انيال ءي ال نا ا ل .ا ا'Doa di antara adzan dan iqamat tidak tertolak'." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-
Tirmidzi, an-Nasa`i, Ibn as-Sunni dan lain-lain. At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan
shahih."
Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud; Abdur Razzaq no. 1909; Ibnu
Abi Syaibah no. 8465 dan 19138; Ahmad 3/119, 155, 225 dan 254; Abu Dawud, Kitab
ash-Shalah, Bab ad-Du'a' Baina al-Adzan Wa al-Iqamat, 1/199, no. 521; at-Tirmidzi,
Kitab ash-Shalah, Bab ad-Du'a' Baina al-Adzan Wa al-Iqamat, 1/415, no. 212; an-Nasa`i
dalam al-Yaum wa al-Lailah no.67-69; Abu Ya'la no.3679, 3680 dan 4147; Ibnu
Khuzaimah no.425-427; Ibnu Hibban no.1696; ath-Thabrani dalam ad-Du'a' no.483-487;
Ibn as-Sunni no.102; al-Hakim 1/198; al-Baihaqi 1/410; al-Baghawi no.1365: dari
beberapa jalan, dari Anas dengan hadits tersebut. Hadits ini memiliki lebih dari satu
jalan yang shahih lagi marfu', jadi ia tidak terpengaruh oleh riwayat an-Nasa`i no. 70-72
secara mauquf lebih-lebih perkara ini termasuk perkara yang tidak diketahui dengan
akal. Karena itu hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi, an-Nawawi, al-Mundziri, al-
Asqalani, Ahmad Syakir dan al-Albani, pent.
At-Tirmidzi dalam riwayatnya dalam Kitab ad-Da'awat dalam Jami'nya menambahkan,
:ا دا ا لداقال ا الداقدل ااذا ا دا :اقال ؟هللا ال ؟ال لا ال ءينا اف اانا خآل ا .ة"Mereka berkata, 'Apa yang kami ucapkan ya Rasulullah?' Rasulullah a menjawab,
'Min-talah keselamatan kepada Allah di dunia dan akhirat'."
Takhrij Hadits: Dhaif: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi Kitab ad-Da'awat, Bab al-Afwi Wa
al-Afiyah, 5/576, no. 3594. Abu Hisyam ar-Rifa'i menyampaikan kepada kami, Yahya
bin al-Yaman menyampaikan kepada kami, Sufyan menyampaikan kepada kami, dari
Zaid al-Ammi, dari Muawiyah bin Qurrah, dari Anas dengan hadits tersebut.
At-Tirmidzi berkata, "Yahya bin Yaman menambahkan kata tersebut dalam hadits."
Aku berkata, "Abu Hisyam ar-Rifa'i haditsnya lemah, Yahya bin al-Yaman banyak
melakukan kesalahan dan hafalannya berubah, Zaid al-Ammi adalah rawi dhaif. Jadi
tambahan ini adalah dhaif. Benar terdapat hadits hasan shahih yang memerintahkan
berdoa meminta maaf dan keafiatan akan tetapi ia bersifat mutlak, tidak terikat dengan
adzan, pent.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika selesai makan, beliau mengucapkan:
"Alhamdulillahilladzi ath'amanaa wa saqaanaa waj'alnaa minal muslimiin" (Segala puji
bagi Allah yang telah memberi kami makan dan memberi kami minum serta
menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang muslim) (HR. Abu Dawud, at
Tirmidzi, Ibnu Majah),
Hadis ini dhaif. Karena jalur periwayatannya mudltharib (goncang), karena ada rawi
yang tidak diketahui pasti namanya, ditambah lagi ada seorang rawi (Ismail bin Ribah,
yang namanya juga diragukan kebenarannya) yang majhul (tidak dikenal keadaannya).
Hal ini telah diterangkan oleh al-Imam Ibnul Madini, Abu Hatim dan Adz-Dzahabi.
Demikian juga keadaan bapaknya, adalah seorang rawi yang majhul. Al-Hafidz Ibnu
Hajar mengatakan, "Dia ini mudltharib". al-Imam Adz-Dzahabi mengatakan, "Hadits
ini gharib (asing) munkar"
Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, yang lebih dikenal dengan Imam
Abu Dawud. Ia lahir tahun 202 H (817 M) di Basrah, Irak dan wafat tahun 276 H (888
M). Dalam kitab hadits, Abu Daud, Abi Daud, atau Abu Dawud dikenal sebagai salah
seorang perawi hadits. Semasa hidupnya, Abu Dawud telah mengumpulkan sekitar
50.000 hadits. Puluhan ribu hadits ini kemudian diseleksi dan menulisnya kembali
sehingga menjadi 4.800 shahih, di antaranya terkumpul pada kitab hadits, Sunan Abu
Dawud.