biografi imam abu dawud

5
IMAM ABU DAWUD Tiara Annisa Irdanela XI MIA 1 SMA N 1 Sijunjung Mempelajari hadits merupakan sesuatu yang sangat urgen, sebab hadits merupakan salah satu pegangan dalam ajaran islam. Begitu pula dalam mempelajari ilmu hadits tak bisa dielakkan dalam mempelajari sejarah para periwayatnya untuk mengetahui kedudukan suatu hadits. Kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang meriwayatkannya, setelah diketahui bagaimana seorang rawi maka ini merupakan salah satu faktor penentu apakah hadits tersebut shahih, hasan, ata dha’if. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi dan hasil karya dari dua imam perawi hadits yaitu Imam Abu Dawud A. Biografi Imam Abu Dawud 1. Nama, silsilah dan keturunannya Imam Abu Dawud Sulaiman ibn Ash`ath ibn Ishaq Bashir ibn Shaddad ibn `Umar `Imran al-Azdi Sajastani. Bapak beliau yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits dan ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan beliau dalam menuntut hadits dari para ulama ahli hadits. (http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud) 2. Tahun dan tempat kelahirannya Imam Abu Dawud dilahirkan di Sajistan, sebuah kota yg terkenal di Khurasan pada tahun 202H.Beliau termasuk bangsa arab, Azd. Walaupun beliau dilahirkan di Sajistan tapi beliau menghabiskan waktunya yg paling berkesan di Basrah yg pada saat itu merupakan pusat ilmu islam. Imam Abu Dawud juga mengembara mengumpulkan hadits. Beliau sering berkunjung ke Baghdad. Beliau juga pergi ke Hijaz, Mesir, al- Jazirah, Naisabur, Syria dan Isfahan. 3. Keistimewaannya. Beliau dianugerahi dengan kecerdasan yg luar biasa. Imam Abu Dawud dapat menghapal seluruh isi sebuah kitab hanya dengan satu kali membacanya. Beliau terkenal ahli dalam mengkritik hadits dan membedakan antara matan/redaksi hadits dari yg lemah dan cacat. Hanya empat orang yg pantas diakui namanya dlm hal mengkritik hadits. Mereka adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud

Upload: tiara-irdanella

Post on 20-Jul-2015

886 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biografi Imam abu dawud

IMAM ABU DAWUD

Tiara Annisa Irdanela

XI MIA 1

SMA N 1 Sijunjung

Mempelajari hadits merupakan sesuatu yang sangat urgen, sebab hadits merupakan

salah satu pegangan dalam ajaran islam. Begitu pula dalam mempelajari ilmu hadits

tak bisa dielakkan dalam mempelajari sejarah para periwayatnya untuk mengetahui

kedudukan suatu hadits. Kedudukan hadits juga akan dipengaruhi oleh siapa yang

meriwayatkannya, setelah diketahui bagaimana seorang rawi maka ini merupakan

salah satu faktor penentu apakah hadits tersebut shahih, hasan, ata dha’if.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai biografi dan hasil karya dari dua imam

perawi hadits yaitu Imam Abu Dawud

A. Biografi Imam Abu Dawud

1. Nama, silsilah dan keturunannya

Imam Abu Dawud Sulaiman ibn Ash`ath ibn Ishaq Bashir ibn Shaddad ibn `Umar

`Imran al-Azdi Sajastani. Bapak beliau yaitu Al Asy'ats bin Ishaq adalah seorang perawi

hadits yang meriwayatkan hadits dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya

Muhammad bin Al Asy`ats termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadits dan

ilmu-ilmunya juga merupakan teman perjalanan beliau dalam menuntut hadits dari

para ulama ahli hadits. (http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud)

2. Tahun dan tempat kelahirannya

Imam Abu Dawud dilahirkan di Sajistan, sebuah kota yg terkenal di Khurasan pada

tahun 202H.Beliau termasuk bangsa arab, Azd. Walaupun beliau dilahirkan di Sajistan

tapi beliau menghabiskan waktunya yg paling berkesan di Basrah yg pada saat itu

merupakan pusat ilmu islam. Imam Abu Dawud juga mengembara mengumpulkan

hadits. Beliau sering berkunjung ke Baghdad. Beliau juga pergi ke Hijaz, Mesir, al -

Jazirah, Naisabur, Syria dan Isfahan.

3. Keistimewaannya.

Beliau dianugerahi dengan kecerdasan yg luar biasa. Imam Abu Dawud dapat

menghapal seluruh isi sebuah kitab hanya dengan satu kali membacanya. Beliau

terkenal ahli dalam mengkritik hadits dan membedakan antara matan/redaksi hadits

dari yg lemah dan cacat. Hanya empat orang yg pantas diakui namanya dlm hal

mengkritik hadits. Mereka adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud

Page 2: Biografi Imam abu dawud

dan Imam Nasa'i. Imam Abu Dawud hidup dimasa dunia islam memiliki para ulama

yg istimewa. Beliau banyak mengomentari hadits, beliau dijuluki sebagai Imamul

Muhaditsin (Imamnya para ahli hadits -pent).

Pada masa hidupnya, Abu Dawud telah mengumpulkan kurang lebih sekitar 50.000

hadits. Puluhan ribu hadits ini kemudian diseleksi dan menulisnya kembali sehingga

menjadi 4.800 shahih, di antara hadits-hadits tersebut terkumpul pada kitab hadits,

Sunan Abu Dawud

Disamping keahliannya dalam bidang hadits beliau juga seorang ahli fiqih. Beliau

memiliki pemahaman yg mendalam dalam bidang fiqih dan ijtihad. Beliau seorang yg

sangat taat, shaleh dan zuhud. Beliau menghabiskan seluruh hidupnya untuk

beribadah dan berdzikir pada Allah. Beliau selalu mennjauhi pejabat, teman2 Sultan

dan orang2 istana.

Di kabarkan bahwa Imam Abu Dawud biasa memakai pakaian yg sebelah lengannya

berukuran besar dan sebelah lainnya berukuran normal. Ketika ditanyakan kepada

beliau tentang hal tersebut, beliau mejawab : " (alasannya adalah) Untuk menyimpan

catatan-catatan hadits, menurutku tidak perlu membesarkan lengan baju yg sebelah

lagi karena hal itu adalah pemborosan.". Tidak diketahui dengan pasti dimana asalnya

beliau belajar. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau adalah ahli fiqih mazhab

hambali, sebagian yg lain mengatakan beliau ahli fiqih mazhab syafi'i namun dalam

sumber lain penulis menemukan guru-guru dimana Imam Abu Dawud belajar yaitu

Diantara guru-gurunya adalah Imam Ahmad, Al-Qanabiy, Sulaiman bin Harb, Abu

Amr adh-Dhariri, Abu Walid ath-Thayalisi, Abu Zakariya Yahya bin Ma'in, Abu

Khaitsamah, Zuhair bin Harb, ad-Darimi, Abu Ustman Sa'id bin Manshur, Ibnu Abi

Syaibah dan ulama lainnya.

4. Karyanya

Imam Abu Dawud mendengar hadits dari 300 orang yg merupakan gurunya.

Diantaranya adalah: Imam Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaiy, Abu Thaur, Yahya

bin Mai`in. Satu hal yg membuktikan keistimewaan beliau adalah beliau meriwayatkan

hadits-hadits kepada guru-gurunya Imam Ahmad. Imam Ahmad juga meriwayatkan

sebuah hadits darinya. Diantara murid-murid Imam Abu Dawud yg terkenal adalah:

Ibnu Arabi, Abu Isa at-Tirmidzi dan Abu Abdurrahman An-Nasa'i.

Mereka merupakan penerus karya beliau yg sangat terkenal "Sunan Abu Dawud".

Imam Muslim juga salah satu muridnya. Karya-karya Imam Abu Dawud adalah: Kitab

Ar-Radd Ala Ahl al-Qadr Kitab Al-Masa'il Musnad Malik Kitab Al-Marasil Sunan Abu

Dawud

5. Sunan Abu Dawud

Karya beliau yg paling terkenal dari seluruh karyanya adalah Sunan Abu Dawud. Pada

kitab tsb terkandung 4800 sunnah/atsar yg diambil dari 500.000 koleksi hadits.

Page 3: Biografi Imam abu dawud

Beliau menyelesaikannya di Baghdad pada 241H. Beliau mempersembahkan karyanya

yg telah selesai kepada gurunya tercinta Imam Ahmad bin Hambal yang sangat senang

terhadap karya tersebut.

Sunan Abu Dawud adalah sebuah koleksi yg penting dlm bidang hadits. Banyak ulama

yg memposisikannya pada urutan ketiga diantara enam induk kitab hadits. Yaitu

setelah posisi Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

6. Beberapa Murid dari Imam Abu Dawud

Tidak hanya memiliki guru, Abu Dawud pula memiliki banyak murid, diantaranya:

Imam Turmudzi, Imam Nasa'i, Abu Ubaid Al Ajury, Abu Thoyib Ahmad bin Ibrohim

Al Baghdadi, Abu `Amr Ahmad bin Ali Al Bashry, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad

Al Khollal Al Faqih, Isma`il bin Muhammad Ash Shofar, Abu Bakr bin Abi Daud (anak

Abu Dawud), Zakariya bin Yahya As Saaji, Abu Bakr Ibnu Abi Dunya, Ahmad bin

Sulaiman An Najjar, Ali bin Hasan bin Al `Abd Al Anshari, Muhammad bin Bakr bin

Daasah At Tammaar, Abu `Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu`lu`i, Muhammad bin

Ahmad bin Ya`qub Al Matutsy Al Bashry.

Abu Dawud wafat di kota Bashroh tanggal 16 Syawal 275 H dan dishalatkan

janazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al Haasyimi

7. Beberapa pernyataan dari ulama hadits mengenai Sunan Abu Dawud

Al-Khattabi mengatakan: Sunan Abu Dawud adalah kitab yg istimewa. Selama ini tidak

ada karya yg menyamai yg dibuat sangat bagus dalam ilmu agama. Kitab itu telah

terkenal bagi ummat. Kitab itu memiliki posisi yg meyakinkan diantara bermacam-

maca tingkatan ulama dan fuqoha. Semuanya mengambil manfaat darinya. Penduduk

Iraq, Mesir, Maghrib(Maroko -pent), dan sebagian besar negri-negri lainnya

menggunakan kitab tersebut.

Ibnul Jauzi berkata: Abu Dawud seorang pakar dalam bidang hadits dan seorang

ulama yg menarik perhatian. Tidak ada yg menulis kitab seperti Sunan-nya.

Ibnu Katsir berpendapat: Sunan Abu Dawud adalah dianggap suatu karya yg terkenal

diantara para ulama.

Imam Abu Dawud sendiri berkata: Pada kitabku ini ada empat hadits yg mencukupi

orang yg cerdas, yaitu: -Perbuatan tergantung pada niatnya -Kebaikan seseorang dalam

islam adalah dia meninggalkan apa yg tidak bermanfaat baginya -Tidaklah seseorang

diantara kalian diangap beriman sampai kalian mencintai saudaranya seperti mencintai

diri sendiri -Yang halal adalah jelas, dan yang haram adalah jelas, diantara keduanya

terdapat perkara yang samar (syubhat). Barangsiapa meninggalkan yg syubhat maka

dia telah menyelamatkan agamanya.

Sunnah-sunnah yg dikumpulkan dalam Sunan Abu Dawud adalah yang biasa

dilakukan oleh para shahabat, tabi'in dan atba'ttabi'in. Itu adalah landasan dasar

Page 4: Biografi Imam abu dawud

pengetahuan tentang kaidah yg dipegang oleh Imam Malik, Sufyan Ats Tsaury dan Al-

Auza'i. Hal itu yg dapat memutuskan diantara perkara yg dipertentangkan diantara

ahli fiqih.

8. Wafatnya

Imam Abu Dawud meninggal pada hari Jum'at 16 Syawal 275H pada usia 72 tahun.C.

Hadits Dha’if dari Keduanya

Kami meriwayatkan dari anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallambersabda,

ي ال ا اددل د األل انيال ءي ال نا ا ل .ا ا'Doa di antara adzan dan iqamat tidak tertolak'." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-

Tirmidzi, an-Nasa`i, Ibn as-Sunni dan lain-lain. At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan

shahih."

Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud; Abdur Razzaq no. 1909; Ibnu

Abi Syaibah no. 8465 dan 19138; Ahmad 3/119, 155, 225 dan 254; Abu Dawud, Kitab

ash-Shalah, Bab ad-Du'a' Baina al-Adzan Wa al-Iqamat, 1/199, no. 521; at-Tirmidzi,

Kitab ash-Shalah, Bab ad-Du'a' Baina al-Adzan Wa al-Iqamat, 1/415, no. 212; an-Nasa`i

dalam al-Yaum wa al-Lailah no.67-69; Abu Ya'la no.3679, 3680 dan 4147; Ibnu

Khuzaimah no.425-427; Ibnu Hibban no.1696; ath-Thabrani dalam ad-Du'a' no.483-487;

Ibn as-Sunni no.102; al-Hakim 1/198; al-Baihaqi 1/410; al-Baghawi no.1365: dari

beberapa jalan, dari Anas dengan hadits tersebut. Hadits ini memiliki lebih dari satu

jalan yang shahih lagi marfu', jadi ia tidak terpengaruh oleh riwayat an-Nasa`i no. 70-72

secara mauquf lebih-lebih perkara ini termasuk perkara yang tidak diketahui dengan

akal. Karena itu hadits ini dishahihkan oleh at-Tirmidzi, an-Nawawi, al-Mundziri, al-

Asqalani, Ahmad Syakir dan al-Albani, pent.

At-Tirmidzi dalam riwayatnya dalam Kitab ad-Da'awat dalam Jami'nya menambahkan,

:ا دا ا لداقال ا الداقدل ااذا ا دا :اقال ؟هللا ال ؟ال لا ال ءينا اف اانا خآل ا .ة"Mereka berkata, 'Apa yang kami ucapkan ya Rasulullah?' Rasulullah a menjawab,

'Min-talah keselamatan kepada Allah di dunia dan akhirat'."

Takhrij Hadits: Dhaif: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi Kitab ad-Da'awat, Bab al-Afwi Wa

al-Afiyah, 5/576, no. 3594. Abu Hisyam ar-Rifa'i menyampaikan kepada kami, Yahya

bin al-Yaman menyampaikan kepada kami, Sufyan menyampaikan kepada kami, dari

Zaid al-Ammi, dari Muawiyah bin Qurrah, dari Anas dengan hadits tersebut.

At-Tirmidzi berkata, "Yahya bin Yaman menambahkan kata tersebut dalam hadits."

Aku berkata, "Abu Hisyam ar-Rifa'i haditsnya lemah, Yahya bin al-Yaman banyak

melakukan kesalahan dan hafalannya berubah, Zaid al-Ammi adalah rawi dhaif. Jadi

tambahan ini adalah dhaif. Benar terdapat hadits hasan shahih yang memerintahkan

berdoa meminta maaf dan keafiatan akan tetapi ia bersifat mutlak, tidak terikat dengan

Page 5: Biografi Imam abu dawud

adzan, pent.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika selesai makan, beliau mengucapkan:

"Alhamdulillahilladzi ath'amanaa wa saqaanaa waj'alnaa minal muslimiin" (Segala puji

bagi Allah yang telah memberi kami makan dan memberi kami minum serta

menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang muslim) (HR. Abu Dawud, at

Tirmidzi, Ibnu Majah),

Hadis ini dhaif. Karena jalur periwayatannya mudltharib (goncang), karena ada rawi

yang tidak diketahui pasti namanya, ditambah lagi ada seorang rawi (Ismail bin Ribah,

yang namanya juga diragukan kebenarannya) yang majhul (tidak dikenal keadaannya).

Hal ini telah diterangkan oleh al-Imam Ibnul Madini, Abu Hatim dan Adz-Dzahabi.

Demikian juga keadaan bapaknya, adalah seorang rawi yang majhul. Al-Hafidz Ibnu

Hajar mengatakan, "Dia ini mudltharib". al-Imam Adz-Dzahabi mengatakan, "Hadits

ini gharib (asing) munkar"

Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, yang lebih dikenal dengan Imam

Abu Dawud. Ia lahir tahun 202 H (817 M) di Basrah, Irak dan wafat tahun 276 H (888

M). Dalam kitab hadits, Abu Daud, Abi Daud, atau Abu Dawud dikenal sebagai salah

seorang perawi hadits. Semasa hidupnya, Abu Dawud telah mengumpulkan sekitar

50.000 hadits. Puluhan ribu hadits ini kemudian diseleksi dan menulisnya kembali

sehingga menjadi 4.800 shahih, di antaranya terkumpul pada kitab hadits, Sunan Abu

Dawud.