biofarm a

10
PROFIL PERUSAHAAN Tinjauan Perusahaan PT. Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin dan anti sera bagi manusia yang berkualitas internasional di Indonesia. Vaksin dan anti sera ini diproduksi untuk turut serta mendukung program imunisasi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia dengan kualitas derajat kesehatan yang lebih baik. Saat ini, Bio Farma memiliki dua area, yaitu di Jl. Pasteur No.28 Bandung, untuk fasilitas produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi, dan di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat untuk pengembangbiakan dan pemeliharaan hewan laboratorium. Lalu untuk mendukung kelancaran operasional, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan yang bertempat di Gedung Arthaloka Lt.3 Jl. Jend. Sudirman No.2, Jakarta dan kantor pusat pemasaran luar negeri yang terdapat di Thailand, Uni Emirat Arab, Korea Selatan dan Nepal. Bio Farma senantiasa melakukan inovasi di berbagai bidang, dengan mengacu standar internasional dan sistem manajemen mutu terkini. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikat CPOB, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, ISO 14001 : 2004 dan OHSAS 18001:2007 dan menerapkannya di segala aspek sesuai yang tercantum dalam sertifikat yang diperoleh. Perusahaan ini mampu menjadi produsen vaksin yang berstandar internasional. Bidang usaha utama Bio Farma adalah memproduksi vaksin dan antisera yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan pengembangan, pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan laboratorium kesehatan dan imunisasi, sehingga mendapat keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan. Sifat usaha PT. Bio Farma (Persero) adalah melayani kebutuhan pasar domestik dan global, yaitu: 1. Pasar pemerintah untuk memenuhi kebutuhan vaksin EPI (Expanded Program Immunization) untuk Program Imunisasi Nasional. 2. Pasar swasta nasional.

Upload: aldi-rahmayadi

Post on 21-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biofarm A

PROFIL PERUSAHAAN

Tinjauan Perusahaan

PT. Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin dan anti sera bagi manusia yang berkualitas internasional di Indonesia. Vaksin dan anti sera ini diproduksi untuk turut serta mendukung program imunisasi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia dengan kualitas derajat kesehatan yang lebih baik.

Saat ini, Bio Farma memiliki dua area, yaitu di Jl. Pasteur No.28 Bandung, untuk fasilitas produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi, dan di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat untuk pengembangbiakan dan pemeliharaan hewan laboratorium. Lalu untuk mendukung kelancaran operasional, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan yang bertempat di Gedung Arthaloka Lt.3 Jl. Jend. Sudirman No.2, Jakarta dan kantor pusat pemasaran luar negeri yang terdapat di Thailand, Uni Emirat Arab, Korea Selatan dan Nepal.

Bio Farma senantiasa melakukan inovasi di berbagai bidang, dengan mengacu standar internasional dan sistem manajemen mutu terkini. Perusahaan ini telah memperoleh sertifikat CPOB, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, ISO 14001 : 2004 dan OHSAS 18001:2007 dan menerapkannya di segala aspek sesuai yang tercantum dalam sertifikat yang diperoleh. Perusahaan ini mampu menjadi produsen vaksin yang berstandar internasional.

Bidang usaha utama Bio Farma adalah memproduksi vaksin dan antisera yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan pengembangan, pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan laboratorium kesehatan dan imunisasi, sehingga mendapat keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan.

Sifat usaha PT. Bio Farma (Persero) adalah melayani kebutuhan pasar domestik dan global, yaitu:

1. Pasar pemerintah untuk memenuhi kebutuhan vaksin EPI (Expanded Program Immunization) untuk Program Imunisasi Nasional.

2. Pasar swasta nasional.3. Pasar internasional, terutama UNICEF, untuk produk-produk yang telah memperoleh

sertifikat WHO.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi produsen vaksin dan antisera kelas dunia yang berdaya saing global.

Misi:

1. Memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan vaksin dan antisera yang berkualitas internasional untuk kebutuhan pemerintah, swasta nasional dan internasional.

2. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan pasar.3. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan menerapkan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance.

Page 2: Biofarm A

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

Produk

Untuk Produk yang diproduksi, Bio Farma memproduksi vaksin dan antisera bagi manusia, dimana pengawasan dan jaminan mutu dari seluruh produk PT. Bio Farma (Persero) telah memenuhi standar internasional, baik dari unsur pengawasan mutu dan pemastian mutu. Selain itu, proses produksi dan pengawasan mutu vaksin selalu dipantau oleh National Control Authority (NCA) atau Badan POM RI yang diakui oleh WHO. Seluruh produk PT. Bio Farma (Persero) terbagi ke dalam 5 kategori vaksin, antisera dan diagnostika, yaitu:

a. Vaksin tunggal

Virus:

Vaksin Oral Polio Vaksin Campak Kering Vaksin Hepatitis B Rekombinan Vaksin Influenza HA

Bakteri:

Vaksin TT Vaksin BioTT Vaksin BCG Kering

b. Vaksin Kombinasi Vaksin DT Vaksin DTP Vaksin Td Vaksin DTP-HB (Untuk pencegahan penyakit Difteri, Tetanus, Pertusis dan Hepatitis

B)c. Antisera

Serum Anti Tetanus Serum Anti Difteri Serum Anti Bisa Ular

PENGUJIAN MUTU MIKROBIOLOGI

1. Uji Sterilisitas

Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba baik yang patogen maupun yang tidak patogen baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk spora. Uji sterilisitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersayartkan harus dalam keadaan steril. Dengan demikian, sediaan dan peralatan tersebut harus bebas dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut steril atau tidak steril.

Page 3: Biofarm A

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), uji sterilisitas digunakan untuk menetapkan apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi syarat sesuai dengan uji sterilisitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi, aman untuk penggunaan, sesuai dengan prosedur pengujian sterilisitas sebagai bagian dari pengawasan mutu pabrik, seperti yang tertera dalam sterlisasi dan jaminan sterlitas bahan.

Uji sterisitas merupakan uji yang dilakukan terhadap sediaan steril untuk mengetahui adanya mikroorganisme pada sediaan. Sebelum uji sterilisitas perlu dilakukan validasi dan monitoring. Validasi merupakan prosedur yang didokumentasi untuk mendapatkan pencatatan, interpretasi data yang dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa proses akan secara konsisten memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

1.1. Inokulasi Langsung

Inokulasi langsung adalah suatu metode uji sterilisitas untuk bahan yang tidak dapat tersaring oleh membran. Inokulasi langsung sampel uji ke dalam media perbenihan lalu diinkubasikan pada suhu 32,5 ± 2,5˚C untuk media FTM dan 22,5 ± 2,5˚C untuk media SCDM selama 14 hari.

Pada akhir periode inkubasi, semua isi wadah akan diamati untuk menunjukan ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan. Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi syarat.

1.2. Membran Filtrasi

Teknik penyaringan membran digunakan untuk bahan cair yang dapat tersaring sempurna, Peralatan unit penyaring membran yang sesuai terdiri dari:

a. Satu perangkat yang dapat memudahkan penanganan bahan uji secara aseptikb. Membran yang telah diproses yang dapat dipindahkan secara aseptik untuk

inokulasi ke dalam media yang sesuai. Membran yang sesuai umumnya mempunyai pororsitas 0,45 µm, dengan diameter lebih kurang 47 mm dan kecepatan penyaringan air 55-75 mL per menit pada tekanan 70 cmHg.

2. Uji Endotoksin

Endotoksin bakteri adalah molekul lipopolisakarida, yang merupakan komponen dinding sel bakteri gram negatif, yang dapat menimbulkan respon pirogenik (demam). Endotoksin adalah toksin pada bakteri gram negatif berupa lipopolisakarida (LPS) pada membran luar dari dinding sel yang pada keadaan tertentu bersifat toksik pada inang tertentu. Lipopolisakarida ini disebut endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme mengalami lisis atau pecahnya sel. Beberapa juga dilepaskan saat replikasi bakteri. Komponen toksik pada LPS adalah bagian lipid atau lemak yang disebut lipid A. Komponen lipid A ini bukanlah struktur makromolekuler tunggal melainkan terdiri dari susunan kompleks dari residu-residu lipid. Endotoksin hanya ada pada bakteri gram negatif berbentuk basil/batang dan kokus dan tidak secara aktif dilepaskan dari sel serta dapat menimbulkan demam, syok dan gejala lainnya.

Endotoksin adalah kompleks besar bermuatan negatif, berukuran 20.000-30.000 dalton yang terletak di membran luar bakteri gram negatif dan secara konstan dikeluarkan ke lingkungan ketika bakteri berdisintegrasi atau bermultiplikasi (Pearson, 1985). Endotoksin yang belum dimurnikan

Page 4: Biofarm A

mengandung lipid, karbohidrat dan protein dan mempunyai struktur umum polisakarida hidrofilik yang berkaitan kovalen dengan daerah hidrofobik yang dikenal dengan lipid A. (Iwanaga et. Al, 1998) kondisi reaksi LAL dengan endotoksin membutuhkan pH yg netral dan sodium yg optimum dan kation divalen dengan suhu 37. Aplikasi BET (Bacterial Endotoxin Test) dari menguji produk akhir, hingga validasi proses depirogenisasi dan monitoring sistem air, tahap in-process dan produk ruahan. LAL adalah ekstrak cairan dari sel darah putih horseshoe crab. Reagen LAL adalah pereaksi yang berisi larutan LAL dengan sensitivitas tertentu untuk menentukan kandungan endotoksin

Pada industri farmasi, pengujian endotoksin dilakukan terhadap bahan kemasan, bahan baku (termasuk WFI), bulk product dan produk jadi (sediaan infus dan injeksi). WFI disamplingdi 25 titik sampling setiap minggu untuk diuji endotoksinnya. WFI yang berada dalam tangki SVP dan LVP disampling setiap pagi dan diuji endotoksinnya,

Produk yang diuji adalah produk antara, WFI, pure steam, pelarut campak dan pelarut BCG dan endotoksin challenge. Masing masing sampel dimasukan kedalah tabung sebanyak 100 mikroL dan ditambah pereaksi LAL. Kontol negatif adalah air bebas pirogen yang diberi pereaksi LAL. Dan dibaca dengan alat Toxinometer. Dan ditentukan kadar dengan berdasarkan ekstrapolasi terhadap kurva standar

3. Uji Pertumbuhan Medium

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Media yang akan digunakan untuk uji sterilitas pun perlu diuji apakah media tersebut mampu menumbuhkan mikroorganisme atau tidak.

4. Uji Bioburden

Uji bioburden umumnya dilakukan untuk mengestimasi jumlah mikroorganisme yang mungkin terdapat pada produk sebelum proses sterilisasi dilakukan (pre-sterilization count), bahan komponen padat, komponen cairan, alat bantu proses bahan baku kimia dan komponen gas. Produk mengandung air, bila terkontaminasi diasumsikan terkontaminasi secara homogen.

Uji bioburden umumnya dilakukan terhadap raw water, pre-treatment water, purified water, pure steam dan WFI water for injection. Bioburden adalah jumlah CFU (colony Forming Unit) yang ada dalam contoh uji per satuan volume larutan. Contoh uji setelah disampling harus segera diuji. Bila tidak segera, maka harus dismpan dalam suhu 2-8 C maksimal selama 46 jam setelah sampling. Pada uji bioburden, jumlah CFU dari suatu larutan ditentukan dengan metode membran filtrasi. Filter yang digunakan adalah membran steril dengan diameter pori-pori 0,45 mikrometer. Dengan media:

m-TGE broth (membrane Tryptone Glucose Extract) adalah media untuk pertumbuhan bakteri total

MC broth (MacConkey broth) adalah media untuk pertumbuhan coliform total

m-FC (fecal coliform broth) adalah media untuk pertumbuhan fecal coliform

5. Uji Monitoring Lingkungan

Page 5: Biofarm A

Pemantauan lingkungan dilakukan terhadap semua ruangan berkelas diarea produksi maupun area pendukung, seperti area persiapan produksi, pembuatan bulk, formulasi dan pengisian, pengujian serta area pendukung lainnya. Parameter yang dipantau adalah jumlah partikel, jumlah mikroba, dan parameter fisik seperti temperatur, kelembaban ruang dan perbedaan tekanan antar ruangan.

Kelas ∑ partikel ≥ 0,5 µm/m3 ∑ partikel ≥ 5 µm/m3

A 3500 1B 35000 2000C 3500000 20000D Tidak ditetapkan Tidak ditetapkanParameter Jumlah Partikel pada Ruangan berkelas In Operation

EUR. GRADE Viable org./M3 area

90 mm settle plate/4 jam

55 mm contact plate

Glove print (5 Jari)

A <1 <1 <1 <1B 10 5 5 5C 100 50 25 -D 200 100 50 -Parameter jumlah Mikroba pada Ruangan Berkelas

6. Uji mikoplasma

Metode ini dilakukan untuk menguji bahan bakuserum atau contoh uji lain yang harus bebas dari mikoplasma. Mikoplasma adalah bakteri yang sangat kecil (diameter 0,2-0,3 µm dan tidak memiliki dinding sel yang termasuk kedalam kelas Mollicutes. Mikoplasma memiliki ukuran genime 600-2200 kb. Mikoplasma merupakan kontaminan yang paling sering ada dalam sistem kultur pada industri dan laboratorium. Mikoplasma dapat mencapai kepadatan yang dangat tinggi dalam kultur sel (10^7 sampai 10^8 organisme/mL)tanpa adanya perubahan turbiditas dan pH dalam medium sehingga susah untuk dideteksi. Dapat tumbuh dalam medium artfisial, namun beberapa spesies membutuhkan media yang kompleks nutrisinya dan kondisi lingkungan yang harus dikontrol. Terdapat lebih dari 183 spesies dalam 8genera, banyak diantaranya merupakan patogen. Namun mayoritas kontaminan kultur sel hanya terdiri dari 6 spesies yang berasal dari manusia babi dan unggas. Dari keenam spesies tersebut, yang paling sering mengkontaminasi kultur adalah M.Orale dan M.hyorhinis (Barile et. Al. 1973)

Barile, M. F. 1973. Mycoplasmal Contamination of Cell Cultures: Mycoplasma – Virus – Cell Culture Interactions. In Contamination in Tissue Culture, J. Fogh, ed Academic Press, Inc : New York p. 131-171.

Kontrol positif : Mikoplasma challenge (M. Orale dan M.hyorhinis) diencerkan dalam NaCL 0,85% hingga mencapai konsentrasi 500 CFU/mL

Kontrol negatif : berisi suspensi sel vero

Inkubasi selama 5-7 hari pada suhu 36 kurang lebih 1 C sampai sel 50-70% konfulen. Dan diamati dengan mikroskop fluoresens dengan pembesaran 10-40x

Page 6: Biofarm A

Gowning merupakan pedoman tata cara berpakaian di dalam gedung produksi dan pengawasan mutu untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang berasal dari tubuh atau pakaian kerja terhadap produk, sehingga hasil produksi diharapkan dapat memenuhi syarat. Gedung produksi dan pengawasan mutu terdiri dari duangan berkelas, dimana setiap ruangan tersebut memiliki aturan berpakaian masing-masing. Pemantauan partikel pada baju dilakukan setiap 10x sterilisasi

Jenis pakaian berdasarkan klasifikasi ruangan

Klasifikasi Ruangan Jenis PakaianB Seragam BCC Seragam BCD Seragam DGeneral Area Seragam G (jas laboratorium putih, topi dan

sandal)Kualifikasi dan re-klaisifikasi ruangan dilakukan apabila terjadi perubahan desain ruangan sehingga menyebabkan perubahan baik ruangan atau sistem HV AC. Selain itu, kualifikasi dan re-klasifikasi dilakukan secara periodik yaitu setiap 6 bulan 1 kali untuk ruang kelas A, B, LAF/BSC dan setiap 12 bulan untuk ruangan kelas C dan D. Kedua hal ini dilakukan dalam kondisi at rest dan in operation, dengan parameter yang dipantau adalah jumlah partikel. Parameter jumlah mikroorganisme dilakukan dalam kondisi in operation dengan jumlah titik sampling dan lokasi sesuai laporan analisis resiko. Adapun tahapan analisis resiko penentuan titik sampling adalah:

1. Membuat matriks proses2. Evaluasi kesesuaian kelas ruangan dengan adanya syarat minimum3. Mendata luas ruangan dan hasil akar kuadratnya sebagai jumlah titik

sampling untuk kualifikasi dan re-klasifikasi4. Melakukan grid terhadap area sampling dari layout ruang kerja berkelas

yang akan ditentukan titik sampling area5. Menentukan parameter penilaian resiko6. Penentuan titik sampling dilakukan berdasarkan titik yang memiliki nilai

resiko tertinggi ke-1,2 dan seterusnya bergantung pada jumlah titik sampling

Seed lot system adalah suatu sistem perbanyakan bakteri yang berdasarkan kepada batch (suatu kode produksi tertentu) yang berurutan, yang berasal dari master seed lot, yang kemudian akan dibuat menjadi working seed lot. Master seed lot adalah suatu kultur dari mikroorganisme yang telah diseragamkan dan telah dipastikan terbebas dari kontaminasi, dan juga telah di periksa kestabilannya. Working seed lot adalah kultur dari mikroorganisme, yang berasal dari master seed lot, dan digunakan dalam proses produksi (British parmacopheia, 2001)

Pada pembuatan master seed lot, bakteri yang digunakan berasal dari seed lot yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu, contohnya ATCC. Seed lot ini merupakan sejumlah bakteri dengan berbagai kode, berdasarkan jenis strain, yang dapat digunakan untuk berbagai hal termasuk dalam pembuatan vaksin bakteri. Apabila pembuatan vaksin dilakukan langsung dari strain yang didapat dari perusahaan pemasok seed lot maka biaya yang harusdikeluarkan oleh industri vaksin sangatlah besar, sehingga itu juga meskipun pemasok seed lot merupakan perusahaan besar dan terpercaya,

Page 7: Biofarm A

akan tetapi pengujian terhadap keaslian strain bakteri sangatlah diperlukan. Oleh sebab itu, maka seed lot yang ada kemudian dikembangkan dan diuji dengan sistem dinamakan seed lot system.

Meskipun bakteri dapat dikembangkan dengan cara seed lot system, akan tetapi penggunaanya sangatlah terbatas. Menurut ATCC, pemakaian seed lot system sangatlah baik untuk dilakukan dalam mengkultur seed lot, hanya saja semakin sedikit langkah-langkah kerja untuk memperbanyak seed lot maka semakin baik. Hai ini dimaksud untuk mengurangi kemungkinan terjadinya variasi fenotip, penyimpangan genetik dan kontaminasi dari seed lot yang digunakan.

Secara umum, pembuatan master seed lot ini dimaksudkan untuk mengkultur, menguji keseragaman, dan melihat murni tidaknya strain bakteri yang didapat dari seed lot. Proses kultur dilakukan untuk memperbanyak bakteri yang ada, sedangkan uji keseragaman dan pengujian kemurnian strain bakteri dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa jenis bakteri yang digunakan benar dan terbebas dari kontaminasi.

Sama halnya dengan prosedur pembuatan master seed lot, prosedur working seed lot ini pun berisikan keterangan mengenai langkah kerja dari pembuatan working seed lot. Pembuatan working seed lot bertujuan untuk menghasilkan suatu stok bakteri yang memiliki strain yang pasti dan jumlah koloninya telah tetap, atau dalam keadaan stabil, terbebas dari kontaminasi dan siap digunakan untuk produksi vaksin (British Pharmacopheia, 2001)

Working seed lot dibuat dari master seed lot yang sebelumnya telah dibuat. Pada pembuatan working seed lot ini, master seed lot yang telah ada dibuat pengencerannya hingga memiliki jumlah koloni tertentu yang sesuai dengan ketentuan internasional yang berlaku. Pembuatan working seed lot ini pada umumnya berbeda antara satu bakteri dengan bakteri yang lain, akan tetapi pada pembuatan prosedur kerja working seed lot yang dilakukan, literatur, yaitu International Course on Quality Control of DTP Vaccines (Vaccine Technology Transfer Centre) hanya menjelaskan satu prosedur kerja untuk tujuh bakteri yang dipakai PT. Bio Farma

Pembuatan working seed lot ini dimulai dengan pengenceran working seed lot yang digunakan, hingga pengenceran tertentu, kemudian hasil pengenceran di inokulasikan pada medium kultur tertentu yang sesuai dengan jenis bakteri yang dipakai, dan diinkubasi untuk mengetahui jumlah koloni yang tumbuh. Jika koloni yang tumbuh pada medium kultur telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka hasil pengenceran working seed lot ditempatkan pada vial, dengan jumlah yang sesuai dengan kemungkinan jumlah bakteri yang akan berkembang pada vial tersebut, selama proses penyimpanan. Penyimpanan pada suhu -80 C, pengencer NaCl 0,85%

British Pharmacopeia.2001. V