bioaditif untuk menaikan angka oktan pada bahan bakar

2
BIOADITIF UNTUK MENAIKAN ANGKA OKTAN PADA BAHAN BAKAR Kekayaan alam di Indonesia belum dimanfaatkan dengan baik atau maksimal seperi matahari, gas alam, serta minyak nabati untuk biodiesel (BBN=Bahan Bakar Nabati). Serta Bioaditif untuk menaikkan angka oktan pada bahan bakar di Indonesia masih meng impor dari Negara lain. Seperti TEL, ETBE, dan MTBE itu semua masih banyak kekurangan. Seperti TEL, dalam TEL tersebut masih terkandung timbale yang berbahaya jika saat pembakaran dalam motor kurang sempurna timbale yang terbuang ke udara bisa membahayakan kesehatan manusia. Maka itu penelitian ini mengambil spesifikasi pada produk samping pembuatan biodiesel. Dalam pembuatan biodiesel itu menghasilkan 90% Biodiesel dan 10% Gliserol. Dalam pengembangannya produk samping griserol ini semakin taahun semakin meningkat. Maka jika tidak diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis akan menjatuhkan harga dari produk samping tersebut (Gliserol). Dalam penelitian 10% Gliserol dapat menaikkan angka oktan dari 85,3 menjadi 88 angka oktan. Semakin besar angka oktan dalam bahan bakar maka semakin bagus pula bahan bakar tersebut untuk mesin pada kendaraan bermotor. Dengan demikian peneliti (Dr. Zahrul Mufrodi MT, dkk)m eneliti bioaditif triasetin dari raksi gliserol dengan asam asetat. Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2009. Dalam penelitian terdahulu ternyata terdapat pembuatan triasetin tetapi dalam proses batch, dan dalam mereaksikan Gliserol dan Asam Asetat akan mendapatkan pengotor pula seperti monoasetin, asam asetat, diasetin, gliserol, air serta triasetin itu sendiri. Pada reaksi batch ini reaksi berjalan secara bolak balik. Maka produk yang didapat belum maksimal. Maka dari itu penelitian tersebut telah menghasilkan raksi secara kontinyu, dengan menggabungkan alat reactor dengan destilasi yang di sebut “REAKTIF DESTILASI”. Yang pada alat ini akan mengahsilkan produk atas dan produk bawah, dimana produk atas yang di hasilkan adalah air. Alat ini berfokuskan pada pengambilan air pada pembuatan triasetin.

Upload: dimas-anggoro

Post on 10-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

DOC

TRANSCRIPT

Page 1: Bioaditif Untuk Menaikan Angka Oktan Pada Bahan Bakar

BIOADITIF UNTUK MENAIKAN ANGKA OKTAN PADA BAHAN BAKAR

Kekayaan alam di Indonesia belum dimanfaatkan dengan baik atau maksimal seperi matahari, gas alam, serta minyak nabati untuk biodiesel (BBN=Bahan Bakar Nabati). Serta Bioaditif untuk menaikkan angka oktan pada bahan bakar di Indonesia masih meng impor dari Negara lain. Seperti TEL, ETBE, dan MTBE itu semua masih banyak kekurangan. Seperti TEL, dalam TEL tersebut masih terkandung timbale yang berbahaya jika saat pembakaran dalam motor kurang sempurna timbale yang terbuang ke udara bisa membahayakan kesehatan manusia. Maka itu penelitian ini mengambil spesifikasi pada produk samping pembuatan biodiesel.

Dalam pembuatan biodiesel itu menghasilkan 90% Biodiesel dan 10% Gliserol. Dalam pengembangannya produk samping griserol ini semakin taahun semakin meningkat. Maka jika tidak diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis akan menjatuhkan harga dari produk samping tersebut (Gliserol). Dalam penelitian 10% Gliserol dapat menaikkan angka oktan dari 85,3 menjadi 88 angka oktan. Semakin besar angka oktan dalam bahan bakar maka semakin bagus pula bahan bakar tersebut untuk mesin pada kendaraan bermotor.

Dengan demikian peneliti (Dr. Zahrul Mufrodi MT, dkk)m eneliti bioaditif triasetin dari raksi gliserol dengan asam asetat. Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2009. Dalam penelitian terdahulu ternyata terdapat pembuatan triasetin tetapi dalam proses batch, dan dalam mereaksikan Gliserol dan Asam Asetat akan mendapatkan pengotor pula seperti monoasetin, asam asetat, diasetin, gliserol, air serta triasetin itu sendiri. Pada reaksi batch ini reaksi berjalan secara bolak balik. Maka produk yang didapat belum maksimal.

Maka dari itu penelitian tersebut telah menghasilkan raksi secara kontinyu, dengan menggabungkan alat reactor dengan destilasi yang di sebut “REAKTIF DESTILASI”. Yang pada alat ini akan mengahsilkan produk atas dan produk bawah, dimana produk atas yang di hasilkan adalah air. Alat ini berfokuskan pada pengambilan air pada pembuatan triasetin. Dimana jikan air di ambil makan reaksi akan berjalan kea rah kanan dan hasil yang di dapatkan akan semakin banyak.

Dalam reaksi ini spesifikasi bahan baku juga mempengaruhi baik buruknya produk yang dihasilkan. Dan dalam reaksi ini juga menghasilkan produk pengotor, makan akan dimurikan kembali dengan cara “RECYCLE” yaitu produk pengotor di reaksikan kembali ke dalam reactor untuk di reaksikan dengan Asam Asetan yang masih didalam reactor untuk dimurnikan dan begitu seterusnya.

Dari segi ekonomi di Indonesia, pemeritah masih mencanangkan peraturan baru untuk menghasilkan premium dengan angka oktan 90. Dan dalam industry masih menggunakan istilah “MIXING” yaitu dengan mencampurkan Premium (oktan 88) dengan Pertamax (oktan 92) yang akan menghasilkan Preimun dengan angka oktan 90. Hal ini kurang menguntungkan buat industri ersebut. Maka dari itu jika angka oktan bias di naikkan dengan bioaditif ini, maka pembuatan premium baru dengan angka oktan 90 tidak perlu di Mixing. Dan akan jauh lebih mendapatkan income yang lebih banyak buat industri MIGAS.

(DIMAS ANGGORO TIMUR 1300020039)