kiat2 menaikan retribusi.doc

62
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar memberikan kontribusi terhadap daerah dalam membiayai pembangunan, melalui sumber-sumber pendapatan yang dapat diakses. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menyebutkan bahwa sumber- sumber penerimaan pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah adalah berasal dari pendapatan daerah yang sah, yang terdiri dari : hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besarnya peranan pasar terhadap kemajuan perekonomian mendorong pemerintah berusaha untuk

Upload: munandar935

Post on 12-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kiat2 menaikan retribusi.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar memberikan kontribusi terhadap daerah dalam membiayai

pembangunan, melalui sumber-sumber pendapatan yang dapat diakses. Undang-

undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah menyebutkan bahwa sumber-sumber penerimaan pemerintah

daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah adalah berasal dari

pendapatan daerah yang sah, yang terdiri dari : hasil pajak daerah, hasil retribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Besarnya peranan pasar terhadap kemajuan perekonomian mendorong

pemerintah berusaha untuk mengoptimalkan pengaturan pasar dengan tujuan

untuk meningkatkan penghasilan retribusi pasar, tanpa membebani para

pedagang. Diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut.

Pemerintah harus mengetahui faktor – faktor yang paling mendukung

peningkatan penerimaan retribusi pasar dan memaksimalkan faktor – faktor

tersebut.

Page 2: kiat2 menaikan retribusi.doc

Makin maraknya perkembangan pasar modern seperti minimarket,

supermarket dan hypermarket telah menggeser peran pasar tradisional. Mayoritas

masyarakat saat ini telah memenuhi kebutuhan rumah tangganya dari pasar

modern, terutama masyarakat perkotaan. Meski harganya sedikit mahal, namun

kualitas barang lebih baik, bahkan untuk beberapa jenis barang, harganya lebih

murah daripada pasar tradisional. Saat ini pasar modern seperti swalayan sudah

sangat mudah dijangkau oleh masyarakat kelas bawah. Akhir-akhir ini

minimarket juga telah merambah ke kompleks-kompleks perumahan dan

perkampungan. Kondisi seperti ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk

mengupayakan agar peran pasar tradisional tidak tergeser begitu saja dengan

munculnya pasar modern.

Sumber pendapatan dinas pasar diperoleh dari retribusi. Retribusi

merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas penggunaan fasilitas dan

jasa pelayanan dalam lingkungan pasar (Perda Kota Semarang No. 4 Tahun

2004). Retribusi dibayar langsung oleh konsumen yang menggunakan atau

menikmati fasilitas dan pelayanan dalam lingkungan pasar, biasanya

pembayarannya dimaksudkan untuk menutup sebagian ataupun seluruh biaya

dari pelayanan yang dinikmati.

Retribusi kemungkinan membebani para konsumennya, tetapi mungkin

juga mempunyai ciri – ciri pajak, apabila variasi dalam tarifnya tidak secara

cermat dikaitkan dengan pelayanannya kepada konsumen. Retribusi mempunyai

sifat yang memaksa, tetapi paksaan secara ekonomi. Kebutuhan utama dari

Page 3: kiat2 menaikan retribusi.doc

kebijaksanaan retribusi adalah untuk mendefinisikan dan mengkalkulasi biaya

penuh dari pelayanan. Maksudnya perbedaan dalam tingkat penyediaan dan

penerimaan, kemudahaan pungutan dan kebutuhan untuk menguji atau

mendisiplinkan konsumen terutama untuk membebankan biaya pelayanan

langsung kepada konsumen. Retribusi dipandang sebagai pemasukan yang cukup

dominan bagi pemerintah daerah. Karena penerimaan untuk saat ini tidak lagi

dititikberatkan pada penerimaan migas, tetapi penerimaan dari non migas.

Retribusi dipungut karena adanya suatu penyediaan fasilitas berupa

tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah. Jadi jelasnya bahwa retribusi

tidak akan dipungut tanpa adanya balas jasa yang dapat ditunjuk. Adapun jenis

retribusi yang dibayar oleh para pedagang antara lain meliputi retribusi lahan,

retribusi keamanan, retribusi kebersihan, retribusi penerangan dan penyediaan

fasilitas berupa WC dan kamar mandi. Retribusi dipungut secara harian,

mingguan maupun bulanan. Sedangkan kisaran besarnya tarif retribusi

didasarkan atas kebijakan daerah dengan mempertimbangkan biaya pengyediaan

jasa pelayanan dan fasilitas, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan dengan

tujuan untuk meningkatkan pelayanan.

Di kota Semarang terdapat 6 cabang dinas pasar wilayah, dimana

masing-masing cabang dinas pasar wilayah membawahi dan mengelola beberapa

pasar. Pengelolaan pasar dikelola oleh Dinas Pasar dan dari 6 cabang dinas

pasar wilayah yang beroperasi di kota Semarang, terdapat perbedaan penerimaan

retribusi antara pasar yang satu dengan yang lainnya. Dan penerimaan retribusi

Page 4: kiat2 menaikan retribusi.doc

pasar ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor tersebut antara lain

adalah jumlah pedagang, jumlah pembeli, jumlah kios dan luas lokasi kios, luas

pasar tradisional, tersedianya sarana dan prasarana umum di pasar tradisional.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk

mengangkat Upaya-upaya Meningkatkan Potensi Pendapatan Retribusi UPTD

Pasar Wilayah Pedurungan Semarang sebagai tema Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini.

1.2 Tujuan

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan tujuan

sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Memberikan gambaran lengkap tentang realisasi

pendapatan retribusi bulanan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

Semarang dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2008.

Memberikan masukan informasi pada UPTD Pasar

Wilayah Pedurungan Semarang dalam menentukan strategi yang tepat

dalam upaya meningkatkan penerimaan retribusi pasar sebagai salah satu

sumber dari penerimaan pendapatan Pemerintah Daerah.

Memberikan alternatif- alternatif rekomendasi

kebijakan dalam rangka meningkatkan potensi pendapatan yang bisa

digali dari UPTD Pasar Wilayah Pedurungan.

Page 5: kiat2 menaikan retribusi.doc

b. Tujuan Khusus

Mengetahui kendala-kendala yang berkaitan dengan pemungutan retribusi

di UPTD Pasar Wilayah Pedurungan.

Mengetahui berbagai kebijakan yang berkaitan dengan retribusi pasar

yang telah ditetapkan, namun belum terlaksana dengan baik.

.Mengetahui manajemen / pengelolaan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

yang sudah berjalan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan magang, yaitu :

1. Bagi UPTD Pasar Wilayah Pedurungan khususnya maupun Dinas Pasar

Kota Semarang para umumnya.

Memberikan informasi sebagai masukan yang mungkin berguna dalam upaya

meningkatkan potensi pendapatan retribusinya pasar.

2. Bagi Mahasiswa

Memperoleh tambahan pengalaman dan ilmu mengenai pengelolaan pasar

tradisional, dapat mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang diperoleh

di bangku kuliah untuk membantu meningkatkan potensi pendapatan retribusi

pasar.

Page 6: kiat2 menaikan retribusi.doc

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Wilayah Pedurungan Kota

Semarang

2.1.1 Organisasi

(1). Susunan Organisasi UPTD Pasar Wilayah Pedurungan terdiri dari :

a. Kepala

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

(2). Sub Bagian dipinpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.

2.1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

a. Kedudukan

(1). UPTD Pasar Wilayah Pedurungan adalah unsur pelaksana tugas

teknis pada Dinas Pasar(Perda Kota Semarang No. 87 tahun 2008).

(2). UPTD Pasar Wilayah Pedurungan dipimpin oleh seorang Kepala yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Page 7: kiat2 menaikan retribusi.doc

b. Tugas dan Fungsi

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar Wilayah Pedurungan mempunyai

tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis penunjang yang mempuanyai

wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan di bidang pengelolaan pasar.

Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, Unit Pelaksana Teknis

Dinas Pasar Wilayah Pedurungan mempunyai fungsi :

Penyusunan bahan perumusan kebujakan teknis di bidang

pengelolaan pasar di wilayah kerjanya.

Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran UPTD

pasar di wilayah kerjanya.

Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan pasar di

wilayah kerjanya.

Pelaksanaan pelayanan, pengawasan dan pengendalian di bidang

pengaturan, kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban pasar di

wilayah kerjanya.

Penyiapan bahan kebutuhan sarana dan prasarana pasar di wilayah

kerjanya.

Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang pengelolaan

pasar di wilayah kerjanya.

Penyusunan laporan kinerja program UPTD pasat di wilayah

kerjanya.

Page 8: kiat2 menaikan retribusi.doc

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

2.2 Struktur Organisasi UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

Gambar 2.1Struktur Organisasi UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

Sumber : PERDA KOTA SEMARANG NOMOR : 87 Tahun 2008 TANGGAL : 24 Desember 2008

2.3 Profil Pasar Pedurungan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

1. Nama Pasar : Pedurungan

2. Golongan Pasar : Wilayah

3. UPTD Pasar : Wilayah Pedurungan

4. Alamat : Jl. Fatmawati

KEPALA

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 9: kiat2 menaikan retribusi.doc

Kelurahan : Pedurungan Kidul

Kecamatan : Pedurungan

5. Status Kepemilikan : Pemerintah Kota Semarang

6. Tahun Pembangunan : 1996

7. Tahun Operasional : 1997

8. Luas Lahan : m2

Luas Bangunan : 1.649,00 m2

Luas lahan yang tidak dipergunakan : 1.649,00 m2

9. Fasilitas Utama

Luas Lahan : 3.500,00 m2

a. Jumlah Petak

1. Kios : 57 buah, Luas : 581 m2

2. Los : 166 buah, Luas : 507 m2

3. Dasaran Terbuka : 190 buah, Luas : 388 m2

4. Pancaan : 50 buah, Luas : 253 m 2

Jumlah 463 buah, Luas : 1.148 m2

b. Jumlah Pedagang

1. Kios : 41 orang

2. Los : 166 orang

3. Dasaran Terbuka : 190 orang

4. Pancaan : 5 orang

Jumlah 447 orang

Page 10: kiat2 menaikan retribusi.doc

c. Pemakaian Listrik Pedagang

1. Kios : watt, Kondisi Instalasi : Baik

2. Los : 4800 watt, Kondisi Instalasi : Baik

3. Dasaran Terbuka : watt, Kondisi Instalasi : Baik

10. Fasilitas Umum

a. MCK

1. Jumlah : 1 buah, Ukuran : 6 m2

2. Sumber Air : ABT

3. Pengelola : Swasta

b. Parkir

1. Luas lahan : 102,5 m2

2. Pengelola : Swasta

c. Tempat Pembuangan Sampah

1. Volume Sampah : 3 m3/per hari

2. Jumlah Kontainer : 1 buah ; Jumlah Bak/Depo 1 buah, Ukuran : 20m2

3. Jadwal Pengambilan Sampah : 1 X/hari

4. Pengelola : Pihak Ketiga

d. Penerangan Umum

1. Daya : 11.200 watt

11. SDM

a. Kepala Pasar : 1 Orang

b. Petugas Administrasi : 1 Orang

Page 11: kiat2 menaikan retribusi.doc

c. Petugas Pemungut Retribusi : 1 Orang

d. Petugas Kebersihan : 3 Orang

e. Petugas Keamanan : 5 Orang

2.4 Visi dan Misi UPTD Wilayah Pasar Pedurungan Dinas Pasar Kota Semarang

a. Visi : “ Pasar sebagai kebanggaan Masyarakat Kota Semarang “.

b. Misi :

Mewujudkan kondisi pasar yang nyaman, aman, bersih dan tertata

Mewujudkan manajemen pasar yang baik

Mewujudkan perpasaran yang efektif dan produktif

Mewujudkan pengelola dan petugas yang profesional

Mewujudkan peningkatan pendapatan sebagai penopang pendapatan asli

daerah

2.5 Rencana Program KerjaTahun 2009-2014 UPTD Wilayah Pasar Pedurungan

Meningkatkan pemungutan pendapatan retribusi pasar sebagai pendapatan asli

daerah

Meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana pasar

Penataan pedagang dan PKL

Meningkatkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian perijinan, kebersihan,

keamanan dan ketertiban pasar.

Page 12: kiat2 menaikan retribusi.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Retribusi

3.1.1 Retribusi Daerah

Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian dari retribusi itu

sendiri antara lain :

a. Retribusi adalah suatu pungutan yang dilakukan Pemerintah kepada

seseorang (badan hukum) yang telah menikmati jasa (barang) Pemerintah

(Soesondo dan Gunadi, Agus Salim Nasution, 2000).

Jadi disini harus ada kontra prestasi atas balas jasa yang diperoleh secara

langsung dari adanya pembayaran pungutan ini, sehingga dalam retribusi

berlaku atas azas pengeculian (exclution principle). Retribusi merupakan

pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat di daerah

tertentu, sehingga penarikannya juga harus didasari oleh Perundangan –

undangan Daerah (PERDA).

b. Sedangkan dalam UU No. 34 tahun 2000 disebutkan retribusi adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena

memperoleh jasa serta pelayanan usaha atau milik daerah bagi yang

berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah.

Page 13: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.1.2. Dasar Hukum Pemungutan Retribusi Daerah

Dasar hukum dari pengumutan retribusi daerah adalah UU No. 34 tahun 2000

dan mengenai retribusi itu sendiri diatur oleh daerah yang bersangkutan yang

diundangkan dalam lembaran daerah.

3.1.3 Azas – azas Retribusi Daerah

Azas – azas dari retribusi daerah adalah :

Retribusi dipungut Pemerintah Daerah berdasarkan PERDA.

Pembayaran retribusi terjadi bila ada prestasi atau jasa yang diberikan

oleh Pemerintah.

Berlakunya terbatas pada daerah itu sendiri.

3.1.4 Fungsi Retribusi Daerah

Fungsi dari retribusi daerah adalah penerimaan dan pengaturan.

Fungsi penerimaan merupakan fungsi pokok retribusi, artinya dijadikan sebagai

alat untuk mengumpulkan dana bagi Pemerintah Daerah terutama menyangkut

kelancaran penyediaan jasa dari pelayanan kepada masyarakat pembayar

retribusi. Sedangkan fungsi pengatur dari retribusi berarti pungutan retribusi

dipakai sebagai alat atau perangkat untuk menata kehidupan ekonomi dan

sosial masyarakat. Karena retribusi merupakan alat pengatur kehidupan sosial

dan ekonomi masyarakat.

Page 14: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.1.5 Sifat Retribusi

Retribusi Daerah mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

Paksaan bersifat ekonomi

Ada imbalan langsung kepada pembayar, tetapi ada alternatif untuk

menolak atau menerima pembayaran.

Walaupun memenuhi persyaratan – persyaratan formal dan materiil, tetapi

tetap ada alternatif untuk menolak atau menerima pembayaran.

Merupakan pungutan yang umumnya sifatnya budget atau anggaran tidak

menonjol

Dalam hal – hal tertentu retribusi daerah digunakan untuk suatu tujuan

tertentu, tetapi dalam banyak hal retribusi tidak lebih dari pengembalian

biaya yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk memenuhi

permintaan anggota masyarakat

3.1.6 Hak dan Kewajiban

Dalam setiap Peraturan Daerah (PERDA) tentang retribusi dapat diatur

ketentuan hak dan kewajiban bagi wajib retribusi.

o Memasukan surat ijin retribusi

o Melaporkan kewajiban retribusi

o Melunasi retribusi

Page 15: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.2 Retribusi Pasar

3.2.1 Pengertian Retribusi Pasar

Retribusi Pasar adalah merupakan pungutan yang dilakukan oleh

daerah kepada mereka yang telah memperoleh kenikmatan yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah berupa fasilitas tempat penjualan dan pembelian barang

(Peraturan Daerah No.9 tahun 2001).

Sesuai dengan ketentuan mengenai segala penarikan harus berdasarkan

ketentuan perundang – undangan, maka atas retribusi pasar ini harus juga

didasarkan pada Peraturan Daerah. Pungutan retribusi ini harus disesuaikan

dengan keadaan atau kondisi pasar, maksudnya bagi daerah yang pasarnya

tidak buka tiap hari, maka pungutan retribusi akan dilakukan sesuai dengan

pasar yang ada.

3.2.2 Dasar Hukum Retribusi Pasar

Retribusi pasar dipungut berdasar atas Peraturan Daerah. Peraturan

Daerah ini dibuat dengan berlandaskan pada UU No.34 tahun 2000 dan terakhir

dituangkan dalam Peraturan Daerah No. 4 tahun 2004. Retribusi pasar telah

dipungut sejak lama dengan beberapa peristilahan, ada yang menyebut tarif

bea pasar dan ada yang menyebut uang sapuan pasar.

Page 16: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.2.3 Wajib Retribusi Pasar

Yang dimaksud dengan wajib retribusi pasar adalah orang atau badan

yang menurut peraturan retribusi diwajibkan untuk melaksanakan pembayaran

retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi. Yang dikenakan

pungutan uang retribusi pasar adalah orang atau badan yang menggunakan

dasaran tetap. Dalam hal dasaran tetap baik berupa kios, los atau dasaran

terbuka, maka si pemegang ijin merupakan wajib retribusi. Namun kalau

tempat dasaran tetap tersebut tidak dipakai atau dikosongkan oleh

pedagangtempat tersebut dapat digunakan oleh orang lain dan kepadanya

dipungut retribusi sesuai dengan ketentuan yang umumnya berlaku.

3.2.4 Obyek Retribusi Pasar

Sasaran dari retribusi pasar adalah penggunaan tempat dasaran baik

tetap maupun tidak tetap. Bagi pemegang ijin dasaran tetap, maka retribusi

dipungut sebelum dan bahkan merupakan salah satu syarat untuk

ditertibkannya ijin penggunaan tempat dasaran tetap tersebut. Orang atau badan

yang dikenakan retribusi tidaklah ternatas kepada mereka yang menggunakan

dasaran didalam pasar saja, tetapi termasuk juga mereka yang menggunakan

dasaran diluar pasar misalnya tepi jalan, dibawah pohon, emperan took dan

sebagainya sepanjang tempat dasaran tersebut masih termasuk dalam

pengertian pasar.

Page 17: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.2.5 Kewajiban dan Larangan dari Wajib Retribusi Pasar

Kewajiban dari wajib retribusi pasar antara lain sebagai berikut :

a. Mengajukan ijin tempat dasaran tetap bagi yang berminat

b. Membayar retribusi

c. Menyiapkan bukti pungutan retribusi sebagai suatu bukti pembayaran

Larangan – larangan bagi wajib retribusi pasar (Peraturan Daerah No.10 tahun

2000) :

Dengan sengaja membuat kotoran halaman pasar atau merusaknya

Menyalakan api di halaman pasar yang dapat menimbulkan kebakaran

Memperdagangkan barang – barang yang menjadi barang larangan

pemerintah dan menganggu atau membahayakan kesehatan

Berjualan barang di jalan pasar

Menggunakan tempat yang lebih luas dari tempat yang telah ditentukan

Bertempat tinggal di pasar

Memindahkan tangan ijin tempat dasaran tetap yang telah ditunjuk

kepada orang lain dengan ganti rugi atau cuma – cuma.

Memasang papan nama, alat penutup, layer atau lainnya pada kios atau

banjo atau warung yang mengganggu pemandangan dan ketertiban

pasar

Mengadakan perjudian dan lain – lain usaha yang dilarang pemerintah

Page 18: kiat2 menaikan retribusi.doc

Mendirikan bangunan tetap atau tidak tetap di dalam pasar tanpa ijin

tertulis dari yang berwenang

Menumpuk barang di tempat dasaran yang tingginya lebih dari dua

meter

Berjualan barang atau usaha lain di pasar tanpa membayar uang

retribusi pasar

Melepaskan hewan atau menggembala hewan di pasar

Membawa atau memperdagangkan hewan yang sedang berpenyakit

menular di pasar atau hewan pasar

3.2.6 Tarif Retribusi Pasar

Besarnya tarif retribusi pasar ini antara daerah yang satu dengan yang

lainnya berbeda – beda. Namun walaupun berbeda – beda ada satu

kecendurungan besarnya tarif ditentukan oleh perbedaan golongan dan keadaan

pasar, perbedaan antara kios, los dan dasaran terbuka. Disamping itu juga ada

tarif harian yaitu tarif yang dikenakan pada orang – orang yang memperoleh

tempat tetapi tidak secara permanen dan tarif bulanan yang dibayar didasarkan

luas tempat yang dipergunakan oleh pungutan sebagai tempat berusaha.

Pada Perda No. 4 tahun 2004 ini tidak terdapat perbedaan berdasarkan

jenis dagangan dan lokasi strategis seperti yang tercantum dalam Perda

sebelumnya. Tata cara pembayaran dilakukan secara tunai atau lunas (pasal

17). Retribusi yang pembayarannya dengan menggunakan SKRD masa

Page 19: kiat2 menaikan retribusi.doc

retribusinya 1 bulan. Retribusi yang pembayarannya dengan menggunakan

dokumen lain yang dipergunakan dengan SKRD, masa retribusinya harian.

Tabel 3.1 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

No Gol. Pasar & Letak Pasar

Gol. & Jenis Dagangan

Tarif RetribusiKios Toko Los

Grosir Eceran Grosir Eceran1 2 3 4 5 6 71 Pasar Kota

Strategis I A 600 550 550 500B 550 500 500 450

Strategis II A 500 450 450 400B 450 400 400 350

Strategis III A 400 350 350 300B 350 300 300 250

2 Pasar Wilayah

Strategis I A 550 500 500 450B 500 450 450 400

Strategis II A 450 400 400 350 B 400 350 350 300

Strategis III A 350 300 300 250B 300 250 250 250

3 Pasar Lingk. Strategis I A 500 450 450 400

B 450 400 400 350Strategis II A 400 350 350 300

B 350 300 300 250Strategis III A 300 250 250 250

B 250 250 250 250 Sumber : PERDA No. 4 tahun 2004 Dinas Pasar Kota Semarang

Tarif retribusi untuk Dasaran Terbuka ditentukan berdasarkan

penggolongan pasar. Sedangkan tariff untuk Dasaran Terbuka berdasarkan

penggolongan pasar adalah sebagai berikut :

Page 20: kiat2 menaikan retribusi.doc

a. Pasar Kota sebesar Rp 350,00/m2/hari

b. Pasar Wilayah sebesar Rp 300,00/m2/hari

c. Pasar Lingkungan sebesar Rp 250,00/m2/hari

Tabel 3.2Retribusi Pasar Per m2 (Perda No. 4 tahun 2004)

No Gol. Pasar/ Jenis Tempat Tarif Lama Tarif Baru Keterangan1. Pasar Kota

Kios 250 325 Bulanan Los 200 275 Bulanan

2. Pasar Wilayah Kios 220 290 Bulanan Los 170 240 Bulanan

3. Pasar Lingkungan Kios 200 250 Bulanan Los 150 200 Bulanan

Sumber : Keputusan Kepala Dinas Pasar No. 511.2/327

3.2.7 Tujuan Retribusi Pasar

Pasar yang ada kebanyakan dikelola dan dimiliki oleh Pemerintah

Daerah. Dalam pengelolaan pasar yang ada Pemerintah membutuhkan dana

sehingga wajar bila Pemerintah memungut retribusi pasar. Pemerintah diberi

wewenang untuk menarik atau memungut retribusi. Sedangkan yang dipungut

adalah masyarakat yang menikmati. Disini kedua belah pihak saling

diuntungkan karena ada tindakan timbal balik. Jangan sampai ada pihak yang

dirugikan dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu segala kegiatan, tindakan dan

kebijaksanaan yang ditujukan Pemerintah Daerah kepada masyarakat harus

mencerminkan norma dan kaidah yang berlaku.

Page 21: kiat2 menaikan retribusi.doc

Dalam hak pungutan retribusi pasar Pemerintah Daerah mempunyai dua tujuan,

yaitu :

a. Mengisi kas daerah guna memenuhi kebutuhan rutinnya

b. Mengatur kemakmuran masyarakat melalui jasa yang diberikan secara

langsung terhadap masyarakat

Singkatnya dapat dikatakan bahwa retribusi pasar diadakan untuk membantu

Pemerintah Daerah di dalam melaksanakan pembangunan melalui pungutan

retribusi pasar. Hasil retribusi pasar ada tiap bulannya akan dilaporkan kepada

bendahara khusus penerima Dinas Pendapatan Daerah dan diteruskan pada Kas

Daerah. Semua hasil pungutan ini akan disatukan sebagai retribusi daerah pada

akhir tahun akan dilaporkan dalam APBN sebagai pendapatan dari daerah.

3.3 Pasar

Pasar adalah sebuah tempat umum yang melayani transaksi jual-beli.

Beberapa jenis pasar antara lain : pasar tradisional, pasar modern dan pasar

ekonomi (Wikimedia).

Pasar dalam bahasa Inggris berasal dari kata market atau dalam bahasa

latin berasal dari kata mercotus, mempunyai arti umum sebagai berikut :

Tempat berkumpul berupa bangunan atau lapangan, dimana para

pedagang berkelompok untuk mendasarkan barang dagangannya (Arthur

Page 22: kiat2 menaikan retribusi.doc

B. Gallion dan Simmon Fisher dalam Urban Patern City Planning and

Urbaning)

Suatu tempat pemusatan penjual dan pembeli, dimana sebagian barang-

barang terdiri dari barang kebutuhan sehari-hari (Frederick Gibberd

dalam Town Design).

Pasar adalah suatu tempat yang disediakan secara tetap oleh Pemerintah

Daerah dan atau pihak lain sebagai tempat jual beli umum dan secara

langsung memperdagangkan barang dan jasa (Perda Kota Semarang No.

10 tahun 2000).

Menurut lokasi dan kemampuan pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah, pasar digolongkan :

a. Pasar Kota adalah pasar yang ruang lingkup pelayanannya

meliputi wilayah kota.

b. Pasar Wilayah adalah pasar yang ruang lingkup pelayanannya

meliputi beberapa wilayah pemukiman.

c. Pasar Lingkungan adalah pasar yang ruang lingkup pelayanannya

meliputi satu lingkungan pemukiman di sekitar pasar tersebut.

Menurut jenis kegiatannya pasar dapat digolongkan dalam :

a. Pasar Induk

Page 23: kiat2 menaikan retribusi.doc

Adalah pasar yang menunjukkan dirinya sebagai pusat pengumpulan,

pusat pelelangan, pusat penyimpanan dan pusat penjualan barang-

barang.

b. Pasar Eceran

Yang dimaksud dengan Pasar Eceran termasuk Pasar Krempyeng adalah

pasar yang menjual berbagai jenis barang dalam jumlah kecil,

sedangkan pasar krempyeng adalah pasar yang menjual berbagai jenis

barang dalam jumlah kecil yang waktu kegiatannya relatif singkat.

c. Pasar Khusus

Adalah pasar yang memperjual belikan jenis barang tertentu,

seperti misalnya pasar bunga, pasar burung, pasar tembikar dan lain

sebagainya.

Penggolongan pasar – pasar sebagaimana dimaksud, ditetapkan oleh

Walikota dengan memperhatikan aspek lingkup pelayanan, kondisi dan

situasi letak pasar serta sarana prasarana fisik.

Page 24: kiat2 menaikan retribusi.doc

BAB IV

HASIL PELAKSANAAN PKL

4.1 Potensi Pendapatan Pasar

Sumber pendapatan dinas pasar diperoleh dari retribusi. Retribusi

merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas penggunaan fasilitas dan

jasa pelayanan dalam lingkungan pasar (Perda Kota Semarang No. 4 tahun

2004). Jumlah retribusi per bulan yang diterima oleh UPTD Pasar Wilayah

Pedurungan tahun 2008 (setahun terakhir terlihat pada tabel 4.1).

Adapun jenis retribusi yang dibayar oleh para pedagang antara lain

meliputi : retribusi lahan, retribusi keamanan, retribusi kebersihan, retribusi

penerangan dan penyediaan fasilitas berupa WC dan kamar mandi. Retribusi

dipungut secara harian, mingguan dan bulanan. Untuk dasaran terbuka dipungut

harian, los dipungut secara mingguan dan kios/toko dipungut secara bulanan.

Melihat potensi pendapatan yang ada, maka perlu pengelolaan pasar

tradisional yang sehat dan profesional serta memiliki fleksibilitas dalam

pengelolaannya. Diharapkan dengan pengelolaan yang profesional, maka pasar

Page 25: kiat2 menaikan retribusi.doc

tradisional dapat memberikan kontribusi yang bagus, baik untuk masyarakat

umum maupun Pemerintah Daerah.

Page 26: kiat2 menaikan retribusi.doc

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa retribusi yang diperoleh dari Pasar

Gayamsari dari bulan Januari sampai bulan Desember selalu menduduki

peringkat terbesar dibandingkan dengan pasar Pedurungan maupun pasar lainnya

dalam wilayah yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa Pasar Gayamsari

memiliki potensi yang sangat baik sehubungan dengan kemampuan pedagang

maupun pembeli dalam membayar retribusi, disamping itu Pasar Gayamsari

memiliki lokasi yang sangat strategis bila dibandingkan dengan lokasi pasar-

pasar lainnya, ini menjadi nilai tambah dalam mendapatkan pemasukan.

Pendapatan retribusi dari pasar-pasar yang lain dapat ditingkatkan pula, bilamana

pihak pengelola pasar mau melakukan perubahan-perubahan dalam pengelolaan

pasar, baik dari manajemennya maupun secara fisiknya, yaitu melakukan

pembenahan-pembenahan terhadap fasilitas-fasilitas umum yang ada di pasar

masing-masing.

Pembenahan-pembenahan tersebut dimaksudkan untuk menggali

potensi pendapatan dari retribusi pasar yang selama ini belum diupayakan

semaksimal mungkin oleh pengelola pasar. Bila kondisi pasar dirasakan nyaman,

bersih, rapi dan aman untuk berjualan serta fasilitas umum yang tersedia

kondisinya memadai, maka pedagang akan memiliki loyalitas tinggi untuk

Page 27: kiat2 menaikan retribusi.doc

berjualan di pasar tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan mereka akan

mempromosikan kondisi pasar pada pedagang yang lain, untuk ikut pula

berjualan di pasar tersebut. Bukan hanya pedagang yang akan mendapat

keuntungan dengan kondisi pasar yang bagus, pembelipun akan merasakan hal

yang sama, bisa jadi hal ini akan mendorong pembeli untuk lebih sering

berbelanja di pasar tersebut, apalagi bila harga yang ditawarkan barang dagangan

yang ditawarkan oleh pedagang relatif murah.

4.2 Berbagai masalah yang harus dihadapi oleh UPTD Pasar Wilayah

Pedurungan

Pasar tradisional seperti UPTD Pasar Wilayah Pedurungan bila dikelola

secara optimal melihat potensi pendapatan dari sektor retribusi pasar masih

memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, mengingat target yang

ditetapkan oleh dinas pasar setiap tahunnya secara umum akan mengalami

peningkatan.

Kurang efektifnya pengelolaan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan,

disebabkan oleh :

a. Kurang optimalnya dalam pengelolaan pasar, khususnya profesionalitas

manajemen serta terbatasnya dana APBD untuk menunjang pemeliharaan

pasar tradisional.

b. Daya saing pasar tradisional masih lemah bila dibandingkan dengan pasar

modern, terutama pada beberapa faktor utama seperti : kenyamanan pasar,

Page 28: kiat2 menaikan retribusi.doc

keamanan pasar serta manajemen.

c. Kurangnya pemberdayaan pedagang kecil pasar tradisional dalam mengakses

informasi, permodalan dan hubungan dengan produsen atau supplier,

khususnya respon cepat perubahan tuntutan konsumen.

4.3 Upaya-upaya yang dapat ditempuh oleh UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

untuk meningkatkan pendapatan retribusi

Pasar merupakan salah satu fasilitas kota yang berupa wadah untuk

menampung orang (penjual, pembeli dan pengelola), dimana barang-barang

dagangannya sebagian besar merupakan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu

dalam aktivitasnya diperlukan adanya fasilitas-fasilitas penunjang yang mampu

mendukung keberlangsungan aktivitas perdagangan pasar, hal ini merupakan

pertimbangan agar wadah tersebut dapat dipergunakan senyaman mungkin bagi

pemakainya.

Beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

untuk meningkatkan pendapatan retribusi antara lain :

a. Mengoptimalkan pengelolaan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan khususnya

profesionalitas manajemen

Untuk mewujudkan profesionalisme ini diperlukan SDM yang

mempunyai kompetensi, kapabilitas serta sesuai dengan spesifikasi pekerjaan

yang ditetapkan. Diharapkan dengan adanya SDM yang mumpuni, maka

pasar akan dapat dikelola secara optimal. Pengelolaan pasar yang optimal ini

Page 29: kiat2 menaikan retribusi.doc

akan dapat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan

potensi pendapatan pasar, terutama dari retribusinya.

b. Untuk memperkuat daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern, maka

beberapa cara dapat ditempuh, intinya adalah untuk menciptakan rasa

nyaman dan aman bagi pedagang, pembeli maupun pengelola pasar.

Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain;

o Pengelola harus dapat menampung aktivitas pedagang dan pembeli

dalam area pasar yang bersih, rapi, tidak terkesan kumuh dan aman,

terbebas dari premanisme ataupun tindak pungutan di luar peraturan-

peraturan resmi yang dapat merugikan pedagang, pembeli maupun

pengelola pasar. Diharapkan dengan terciptanya kondisi pasar seperti

ini, akan dapat meningkatkan pendapatan retribusi, karena pedagang

akan nyaman dalam bekerja sehingga akan tetap loyal menjual barang

dagangannya di pasar tersebut bahkan kemungkinan bisa mengajak

pedagang lain untuk menjual barang dagangannya di pasar tersebut.

Sedangkan pembelinya juga akan merasa nyaman untuk berbelanja di

pasar, di samping karena harganya masih bisa ditawar dan murah

dibandingkan dengan pasar modern, mereka akan merasa nyaman

dalam berbelanja.

Page 30: kiat2 menaikan retribusi.doc

o Fasilitas pendukung pasar harus tersedia dan bila fasilitas tersebut

masih minim, bisa dilakukan penambahan fasilitas, seperti : lavatory,

gudang, kantor pasar, bank, area parkir yang memadai, keamanan,

bongkar muat dan sebagainya.

o Pasar diatur sedemikian rupa sehingga aktivitas yang terjadi di pasar,

tidak mengganggu daerah atau lingkungan pasar, termasuk lalu lintas

sekitar pasar.

c. Pengelola dapat mengembangkan koordinasi, kerjasama yang saling

menguntungkan serta komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak yang

dapat membantu pengembangan pasar, termasuk di sini adalah pihak swasta.

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan terhadap pedagang

kecil pasar tradisional, sehingga tidak mengalami hambatan dalam

mengakses informasi, mendapatkan kemudahan dalam memperoleh modal

untuk usaha dan dapat terjalin hubungan yang harmonis dengan produsen

atau supplier, karena adanya komunikasi yang efektif, semua ini bertujuan

untuk merespon adanya tuntutan konsumen agar pasar tradisional tidak kalah

bersaing dengan pasar modern.

Page 31: kiat2 menaikan retribusi.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan PKL di UPTD Pasar

Wilayah Pedurungan, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara

lain adalah :

1. Pengelolaan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan selama ini berjalan kurang

optimal, disebabkan oleh :

a. SDM yang dimiliki oleh UPTD Pasar Wilayah Pedurungan yang

memiliki standar kompetensi, kapabilitas serta sesuai dengan spesifikasi

pekerjaan yang ditetapkan masih kurang memadai. Kondisi seperti ini

mempengaruhi kemampuan SDM dalam mengelola pasar secara

optimal.Padahal dengan SDM yang handal diharapkan akan dapat

mengelola pasar dengan professional, sehingga dapat meningkatkan

pendapatan retribusi pasar.

Page 32: kiat2 menaikan retribusi.doc

b. Terbatasnya dana dari APBD untuk menunjang pemeliharaan pasar

tradisional.

c. Daya saing pasar tradisional masih lemah bila dibandingkan dengan

pasar modern, terutama pada beberapa faktor utama seperti :

kenyamanan pasar, keamanan pasar serta manajemen.

d. Kurangnya pemberdayaan pedagang kecil pasar tradisional dalam

mengakses informasi, permodalan dan hubungan dengan produsen

atau supllier, khususnya respon cepat terhadap perubahan yang menjadi

tuntutan konsumen.

2. Upaya-upaya yang dapat ditempuh oleh UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

untuk meningkatkan pendapatan retribusi antara lain :

a. Mengoptimalkan pengelolaan UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

khususnya profesionalitas manajemen dengan meningkatkan kualitas

SDM yang dimiliki.

b. Untuk memperkuat daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern,

maka cara-cara yang dapat ditempuh antara lain :

- Menciptakan kondisi pasar yang bersih, rapi, tidak berkesan kumuh dan

aman serta terbebas dari premanisme ataupun tindak pungutan di luar

peraturan-peraturan resmi yang dapat merugikan pedagang, pembeli

maupun pengelola pasar.

Page 33: kiat2 menaikan retribusi.doc

- Menyediakan dan menambah fasilitas pendukung pasar bila fasilitas

tersebut masih minim, seperti : lavatory, gudang, kantor pasar, bank,

area parkir yang memadai, keamanan, bongkar muat dan sebagainya.

- Pengaturan pasar sedemikian rupa, sehingga aktivitas yang terjadi di

pasar, tidak mengganggu daerah atau lingkungan pasar, termasuk lalu

lintas sekitar pasar.

- Pengelola dapat mengembangkan koordinasi, kerjasama yang saling

menguntungkan serta komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak yang

dapat membantu pengembangan pasar, termasuk di sini adalah pihak

swasta.

5.2 Saran

Permasalahan yang dihadapi oleh UPTD Pasar Wilayah Pedurungan

yang mempengaruhi potensi pendapatan retribusi pasar, perlu segera diupayakan

pemecahannya. Untuk itu penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Peningkatan kemampuan SDM sebagai pengelola UPTD Pasar Wilayah

Pedurungan dapat dilakukan dengan menambah ketrampilan / skills yang

dimiliki lewat training, mengikuti workshop, Bin Tek ataupun meneruskan

sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk mengelola pasar dengan sistem

kerjasama yang saling menguntungkan, baik dalam hal manajemennya,

maupun penambahan fasilitas pendukung pasar yang dibutuhkan oleh

Page 34: kiat2 menaikan retribusi.doc

konsumen termasuk didalamnya adalah perawatan fasilitas-fasilitas umum

yang ada

2. Menyediakan kotak pengaduan/saran sebagai media baik bagi pedagang atau

pembeli untuk menyampaikan keluhan, saran ataupun pengaduan yang terkait

dengan kondisi pasar maupun fasilitas pasar yang tersedia.

Saran-saran di atas merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan potensi pendapatan retribusi di UPTD Pasar Wilayah Pedurungan.

Page 35: kiat2 menaikan retribusi.doc

DAFTAR PUSTAKA

Arthur B. Gallion dan Simmon Fisher, 2005, Urban Patern City Planning and Urbaning, New York Citty.

Frederick Gibberd, 2003, Town Design, Jilid 3, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peraturan Daerah No. 10 tahun 2000, Retribusi Pasar, Semarang

Peraturan Daerah No. 34 tahun 2000, Dasar Hukum Retribusi Pasar, Semarang

Peraturan Daerah No. 4 tahun 2004, Retribusi Pasar, Semarang

Soesondo dan Gunadi, Agus Salim Nasution, 2000, Perpajakan Nasional, CV Alpha, Bandung

Page 36: kiat2 menaikan retribusi.doc

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ………………………………………………………………...

Halaman Pengesahan ……………………………………………….

Kata Pengantar………………………………………………………

Daftar Tabel …………...……………………………………………

Daftar Gambar ………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………

1.2 Tujuan .....…..……………………………………

1.3 Manfaat ….……….………………………………

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 UPTD Pasar Wilayah Pedurungan Kota

Semarang ………………….……………………...

i

ii

iii

viii

ix

1

4

5

6

Page 37: kiat2 menaikan retribusi.doc

2.1.1 Organisasi ……..…………………................

2.1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi ……………..

2.2 Struktur Organisasi UPTD Pasar Wilayah

Pedurungan ……………………………………….

2.3 Profil UPTD Pasar Wilayah Pedurungan …………

2.4 Visi dan Misi UPTD Pasar Wilayah Pedurungan....

2.5 Rencana Program Kerja tahun 2009-2014 UPTD

Pasar Wilayah Pedurungan ………………………

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Retribusi ………..……………………..

3.1.1 Retribusi Daerah …………………………...

3.1.2 Dasar Hukum Pemungutan Retribusi Daerah

3.1.3 Azas-azas Retribusi Daerah ………………..

3.1.4 Fungsi Retribusi Daerah …………………...

3.1.5 Sifat Retribusi ……………………………...

3.1.6 Hak dan Kewajiban ……………………….

3.2 Retribusi Pasar …………………………………....

3.2.1 Pengertian Retribusi Pasar ………………...

3.2.2 Dasar Hukum Retribusi Pasar ……………...

3.2.3 Wajib Retribusi Pasar ………………………

3.2.4 Obyek Retribusi Pasar ……………………...

6

6

8

8

11

11

11

12

12

13

13

13

14

14

15

15

15

16

16

Page 38: kiat2 menaikan retribusi.doc

3.2.5 Kewajiban dan Larangan dari Wajib

Retribusi Pasar …………………………….

3.2.6 Tarif Retribusi Pasar …...………………….

3.2.7 Tujuan Retribusi Pasar ……………………

3.3 Pasar ………………………………………………

BAB IV HASIL PELAKSANAAN PKL

4.1 Potensi Pendapatan Pasar ………………………....

4.2 Masalah yang harus dihadapi oleh UPTD Pasar

Wilayah Pedurungan ……………………………..

4.3 Upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk

meningkatkan pendapatan distribusi ……………..

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………………………………………..

5.2 Saran …………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

17

18

20

21

52

24

27

28

32

33

Page 39: kiat2 menaikan retribusi.doc