b.inggris
TRANSCRIPT
AQIDAH ISLAM
Diajukan untuk memeneuhi tugas matakuliah Agama
Disusun oleh :
10211004 RIZQY NURHAQY
10211016 M. FAJRIYAN
10211042 ABDUL KHOLIQ
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
FAKULTAS ILMU DAN TEKNIK KOMPUTER
TEKNIK KOMPUTER
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan
karunia-Nya hingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Aqidah
Islam”. Kemudian tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof.
Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. karena berkat belilaulah kami belajar lebih dalam
tentang Aqidah Islam.
Dalam makalah ini kami berusaha untuk menyajikan suatu makalah yang
bersumber dari beberapa buku yang semuanya tercatat dalam Daftar Pustaka.
Kemudian kami menyajikan makalah ini dengan struktur yang sama seperti pada
buku PENDIDIKAN AGAMA ISLAM karya Bapak Prof. Dr. H. Sofyan Sauri,
M.Pd tentang Aqidah Islam, namun dengan sedikit perubahan dan penambahan
dari beberapa sumber.
Dalam makalah ini kami sadar masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mohon saran dan kritik yang senantiasa dapat menjadi
pelajaran bagi kami untuk membuat makalah ataupun karya tulis yang lebih baik
dikemudian hari.
Bandung, 11 Maret 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Metode Penulisan......................................................................................6
1.5 Manfaat......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
3.1 Pengertian..................................................................................................8
3.1.1 Tauhid Rububiyah..............................................................................9
3.1.2 Tauhid Asma dan Sifat.....................................................................10
3.1.3 Tauhid Uluhiyah..............................................................................12
3.2 Kemahaesaanyan Allah...........................................................................16
3.3 Hubungan Antara Syahadat dan Rukun Iman.........................................24
3.4 Peranan malaikat, dan mahluk ghaib lainnya serta pengaruhnya terhadap
manusia..............................................................................................................25
3.4.1 Malaikat...........................................................................................26
3.4.2 Jin.....................................................................................................28
3.4.3 Setan.................................................................................................29
3.5 TUGAS DAN PERANAN NABI DAN ROSUL....................................30
3.6 FUNGSI KITAB SUCI YANG DIBAWA RASUL..............................32
3.7 PENGERTIAN QADHA DAN QADAR................................................33
BAB IV..................................................................................................................35
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pemahaman tentang aqidah dan penerapannya menjadi faktor penting dalam kehidupan tidak terkecuali mahasiswa akan menjadi suatu masalah jika dalam kehidupan seperti pendidikan dan pekerjaan tidak disertai dengan penerapan masalah.
Mahasiswa adalah insan yang mempunyai peran dan pengaruh dalam banyak aspek kehidupan seperti politik,ekonomi,pendidikan, dan lain-lain.Oleh karena itu dengan adanya pembelajaran ini kita dituntut memahami aqidah disertai penerapannya, sehinngga terbangun manfaat yang seutuhnya dalam segala aspek.Hal ini menunjukan bahwa betapa sangat pentingnnya peranan aqidah.
I.2 Rumusan Masalah
Agar pembahasan tidak melenceng kepada hal-hal yang tidak terlalu jauh, maka penulis membatasi masalah-masalah diantaranya:
1.Pengertian aqidah
2. Fungsi aqidah dalam kehidupan
3. Hubungan aqidah dengan aspek lain seperti tauhid hubungan antara syahadat dengan Rukun Islam,peranan malaikat dan makhlk ghaib, tugas dan peranan Rosul,pembahasan tentang kiamat,hukum alam dan akhirat,serta pengertian Qadha dan Qadar.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.Memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam
2.lebih memehami peranan Aqidah
3.Memberikan pengertian tentang pentingnya aqidah
4.Sebagai saran untuk mengefektifkan pembelajaran mata kuliah Agama Islam.
5
I.4 Metode Penulisan
Untuk menyelesaikan masalah ini penulis mencari referensi dengan menggunakan studi pustaka yaitu yaitu mencati buku-buku yang perkaitan dengan judul makalah yang dibuat serta pencararian melalui media komunikasi elektronik seperti internet.
I.5 Manfaat
Dengan diselesaikan makalah ini penulis mendapat manfaat dari pembelajaran yang dibahas diantaranya:
1.Memahami pengertian aqidah
2.Mengetahui manfaat aqidah dalam kehidupan
3.Mengetahui keterkaitan aqidah dengan aspek lain
4.Memahami materi yang dibahs dalam bab 5 pada mata kuliah Agama Islam
6
BAB II
ISI RANGKUMAN BAB
BAB I PENDAHULUAN : Pada BAB I PENDAHULUAN ini berisi tentang
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, metode penulisan, dan
manfaat.
BAB II ISI RANGKUMAN BAB : Pada BAB II RANGKUMAN BAB
membahas tentang poin-poin yang akan dijelaskan pada masing-masing BAB.
BAB III PEMBAHASAN : Pada BAB III PEMBAHASAN berisi tentang
pembahasan dari materi AQIDAH ISLAM.
BAB IV KESIMPLAN : Pada BAB IV KESIMPULAN berisi tentang kesimpulan
dari materi AQIDAH ISLAM
7
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Pengertian
Aqidah menurut arti bahasa berarti ikatan, atau sesuatu yang mengikat. Seseorang
diikat oleh sesuatu yang paling mendasar dari dirinya yang memberikan dampak
kepada seluruh yang paling mendasar dari dirinya yang memberikan dampak oleh
sesuatu yang paling mendasar dari dirinya yang memberikan dampak kepada
seluruh aspek hidupnya.Sesuatu yang mengikat secara mendasar dalam agama
adalah keimanan.
Aqidah merupakan bagian mendasar dari ajarana agama.Ia menjadi fondamel dari
seluruh hukum-hukum agama yang berada di atasnya.Aqidah Islam adalah yakni
mengesakn Tuhan yang diungkapkan dalam syahadat pertama, yaitu laa ilaahalla
allahu(tidak ada tuhan selain Allah).sebagai fondamen,tauhid memiliki implikasi
terhadap seluruh aspek kehidupan keagamaan seorang muslim baik
ideologi,sosial,budaya,pendidikan,dan sebagainya.
Kata Tauhid berasal dari bahasa Arab,bentuk masdar dari bahasa wahadda ,yaitu
secara etimiologis berati keesaan.Yakni prcaya bahwa Allah itu satu .Mempelajari
tauhid, menurut para ulama, hukumnya wajib bagi setiap muslim.Rasulullah SAW
sendiri diperintahkan oleh Allah SWT mengajaknya umat manusia kepada ajaran
tauhid.Firman Allah:
“Katakanlah (hai Muhammad!) bahwa Allah Yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu. Ia tidak beranak, dan tidak
diperanakan, serta tak satu pun setara dengan-Nya ”. (Q.S. Al-Ikhlas:1-4).
Oleh karena itu, semasa hidupnya Rasulullah saw berjuang keras mengajak kaum
kafir dan musyrik kepada ajaran tauhid. Pendidikan ketauhidan yang disampaikan
oleh Rasullah saw. Kepada para pengikutnya disertai dengan contoh konkrit,
8
bagaimana seharusnya sikap hidup manusia bertauhid, tercermin dalam tutur kata,
sikap hidup dan perilaku beliau sehari-hari.
Ajaran tauhid tidak saja wajib dipelajari, melainkan juga harus diyakini dan
dihayati dengan benar. Berpegang teguh pada ajaran tauhid akan melahirkan
keyakinan, bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan
Allah SWT dan dalam urusan-Nya serta akan kembali kepada-Nya. Ajaran tauhid
ini sangat positif bagi hidup dan kehidupan, sebab tauhid mengandung sifat-sifat:
1. Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat membawanya dalam kesesatan.
2. Sebagai sumber dan motivator ke jalan yang benar dan mendorongnya mengerjakan ibadah penuh ikhlas.
3. Membawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan hidup lahir batin.
Ajaran tauhid ini oleh Allah tidak hanya diturunkan kepada Muhammad,
melainkan juga nabi/rasul terdahulu. Mulai dari Nabi Adam as. Sampai Nabi isa
as.
Syahadat adalah keyakinan dan persaksian akan keesaan Allah. Kata ilah dalam
syahadat berarti tuhan, yaitu sesuatu yang mendominasi diri sehingga seseorang
bergantung kepadanya. Ilah sebagai sesuatu yang dominan pada diri seseorang
bisa berbentuk apa saja, baik orang maupun barang, jika memiliki sifat dominan
dan menjadikan orng tergantung kepadanya, maka ia berubah menjadi ilah atau
tuhan. Dalam syahadat, seorang muslim hanya bertuhankan Allah; tidak ada yang
dominan pada dirinya selain Allah.
Tauhid dapat dibagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan
Tauhid Asma dan Sifat.
III.1.1 Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan tentang keesaan Allah di dalam perbuatan-
perbuatan-Nya. Yaitu meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya:
1. Pencipta seluruh mahluk, hal ini sesuai dengan firman-Nya:
9
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Allah memelihara segala
sesuatu.” (QS. Az Zumar: 62)
2. Pemberi rizki kepada seluruh manusia dan mahluk lainnya, hal ini sesuai dengan firman-Nya:“dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah lah
yang member rezekinya …..” (QS. Hud: 6)
3. Penguasa dan pengatur segala urusan alam, yang meninggikan lagi menghinakan, menghidupkan lagi mematikan, memperjalankan malam dan siang dan maha kuasa atas segala sesuatu, hal ini sesuai dengan firman-Nya yang artinya:
“Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau berikan
kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan Engkau cabut
kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang
yang engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya Engkau
maha kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukan malam kedalam siang
dan engkau masukan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup
dari yang mati dan engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (QS.
Ali Imran: 26-27).
Dengan demikian Tauhid Rububiyah mencakup keimanan kepada tiga hal yaitu,
Pertama; Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah secara umum seperti
mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan dan lain-lain; Kedua;
Beriman kepada qodho dan qodar Allah; Ketiga; Beriman kepada keesaan Zat-
Nya.
III.1.2 Tauhid Asma dan Sifat
Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah SWT dalam
nama dan sifat-Nya yang ter dapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dilemmgkapi
10
dengan mengimani makna-maknanya dan hukum-hukumnya.Allah SWT
berfirman:
“Hanya milik Allah Asmaul Husna ,maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut Asmaul Husna itu.”(QS.Al-A’raaf:180)
“Katakanlah:Serulah Allah atau serulah Ar Rahman.Dengan Nama yang mana
kamu seru,dia memepunyai Asmaul Husna(nama-nama yang terbaik).”QS.Al
Israa: 110)
Orang – orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,mempunyai sifat
yang buruk;dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinngi.”(QS.An Nahl: 60)
Dan Dialah yang mensiptakan (manusia) dari permulaan,kemudian
mengembalikan(menghidupkan)nnya kembali,dan menghipupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit
dan bumi:dan Dialah yang Maha Perkasa dan Bijaksana.
Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalm tauhid Asma dan Sifat sebagai
berikut:
1.Menetapkan semua nama dan sifat tidak menafikan dan menolaknya.
2.tidak melaupaui batas dengan menamai atau mensifati Allah di luar yar yang
telah ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.
3.Tidak menyerupakan nama dan sifat Allah dengan nama dan sifat makhluk-Nya.
11
4.Tidak mencari tahu tentang hakikat bentuk sifat Allah
5.Beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntutan dan asma-Nya
Kedua macam tauhid diatas termasuk dalam satu pembahasan yaitu tentang
keyakinan atau pengenalan tentang Allah.Oleh karena itu kedua macam tauhid
tersebut biasasa disatukan pembahasannya dengan nama tauhid ma’rifah dan
itsbat(pengenalan dan penetapan).
Pada dasarnya fitrah manusia beriaman dan ber tauhid ma’rifah dan itsbat.Oleh
kerena itu orang musyrik dan kafir yang dihadapi oleh para Rasul tidak
mengingkari hal ini.Dalilnya adaalah firma Allah yang artinya:
“Katakanlah:’Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Empunya ‘Arsy
yang besar?’Mereka akan menjawab,’kepunyaan Allah.’Katakanlah:’Siapakah
yang ditangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuau sedang Dia
melindungi,tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari a(azab)-Nya,jika kamu
mengetahui?’Mereka akan menjawab,’kepunyaan Allah .’Katakanlah, ‘(kalau
demikian), mka dari jalan manakah kamu di tipu?” (QS. Al Mu’Minun ; 86 – 89)
“Berkata rasul-rasul mereka: ‘ apakah ada keragu-raguan terhadap allah,
pencipat langit dan bumi?”(QS.Ibrahim: 10)
III.1.3 Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan allah dalam tujuan perbuatan – perbuatan
hamba yang dilakukan dalam rangka taqorub dan ibadah seperti berdo’a,
bernadzar, menyembelih kurban, bertawakal, bertaubat, .dan lain – lain.
12
“ Dan Tuhanmu adalah tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Baqarah : 163)
“ Allah berfirman : janganlah kamu menyembah Tuhan yang lain, sesungguhnya
Dialah Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-KU saja kamu takut.” (QS. An
Nahl : 51 )
“ Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah, padahal tidak
ada sesuatu dalil pun baginya tentang itu maka sesungguhnya perhitungannya
disisi Tuhan-Nya.Sesungguhnya orang-orang kafir tiada beruntung.”(QS.Al
Mu’minun:117)
Tauhid inilah yang dituntut harus ditunaikan oleh setiap hamba sesuai dengan
kehendak Allah sebagai konsekuensi dari pengakuan mereka dari Rububiyah dan
kesempurnaan sifat Allah.Kemurnian Tauhid uluhiyah akan di dapatkan dengan
mewujudkan dua hal mendasar yaitu seluruh ibadah hanya di peruntukan kepada
allah bukan kepada yang lainnya dan dalam pelaksanaan ibadah tersebut harus
sesuai dengan perintah dan larangan Allah .
Ketiga macam tauhid memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan, ‘dimana
keimanan seseorang kepada allah tidak akan utuh sehingga terkumpul pada
dirinya ketibga macam htauhid terrsebut.Tauhid rububiyah seseorang tak berguna
sehingga dia bertauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah ,serta tauhid uluhiyah
seseorang tak lurus sehingga di bertauhid asma wa sifat.Singkatnya ,mengenal
Allah tak berguna sampai seorang hamba beribadah hanya kepadan- NYA. Dan
beribadah kepada allah tidak akan terwujud tanpa mengenal Allah.
13
Laawan dari tauhid adalah syirik,yaitu mentuhankan yang laij selain allah. Jadi
orang yang mentuhankan selain allah itu namanya syirik.
Implikasi dari syahadat bagi seorang muslim adalah taat dan tunduk hanya
kepada allah, tidak kepada selain Dia, Ini berarti seorang muslim tidak taat dan
tunduk kepada selain Allah atau atugran – aturan yang bertentangan dengan
hukum allah. Sedangkan sebaliknya ia harus tunduk kepada aturan – aturan yang
bertentangan dengan hukum – hukum allah.
Sebagai bagian yang paling mendasar dari ajaran islam, syahadat berimplikasi
terhadap seluruh aspek kehidupan serta membentuk perilaku hidup muslim, baik
ideologi, politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Ilmu yang mempelajari tentang akidah atau teologi islam atau tauhiid di sebut
ilmu kalam. Ruang lingkup pembahasan ilmu tauhiid adalah
1. Hal – hal yang berkaitan dengan allah swt, di antaranya masalah takdir.2. Hal – hal yang berkaitan dengan utusan Allah sebagai penghubung antara
manusia dengan allah, ialah malaikat, nabi/Rasul dan Kitab – kitab suci.3. Hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang termasuk
masalah syurgga dan neraka.
Secara sederhana , ilmu tauhid adalah pengetahuan yang membahas tentang Ke-
esaan Allah dan Sifat – sifatnya.
14
Ilmu tauhiid berkaitan dengan kehidupan yang akan datang pembahas yang di
tonjolkan, di antaranya sebagai berikut :
1. Dinamakan ilmu tauhiid oleh karena pokoknya bahsanya di titik beratkan kepada keesaan Allah. SWT
2. Dinamakan pula ilmu Ushuluddin karena pokok bahasan utamanya dasar – dasar agama yang merupakan masalah esensi dalam islam.
3. Dinamakan ilmu kalam karena bahasan utamanya tentang keberadaan Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-NYA dengan menggunakan argumentasi – argumentasi filosofis dan logika.
Ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhiid adalah :
1. Hal – hal yang berkaitan dengan Allah SWT (mabda) di antaranya maslah takdir.
2. Hal – hal yang berkaitan dengan massalah utusan allah sebagai penghubung antara manusia dan allah, ialah malaikat,nabi,rosul,dan antara kitab – kitab suci,
3. Hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan yang akan datang, termasuk masalah syurga dan neraka.
Sebagai suatu ilmu, tauhiid di bagi menjadi :
1. Tauhiid Rububiyah, yaitu kepercayaan orang – orang muslim bahwa alam semesta dan seisinya ini di ciptakan oleh allah SWT serta senantiasa di awasi dan di pelihara oleh-NYA.
2. Tauhiid Uluhihyah atau Ubudiyah yaitu tekad orang – orang muslim dalam meniatkan ibadah, pujian dan amal perbuatannya semata – mata guna mengabdi kepada Allah SWT,sebagaimana terucap dalam do’a iftitah ketika shalat “ sesungguhnya shalatku, ibadahku,hidupku, dan matiku hanya untuk Allah pemelihara semesta alam”
3. Tauhiid sifat yaitu,pemahaman dan penghayatan orang – orang muslim terhadap sifat – sifat Allah SWT.
4. Tauhiid Qauli dan amali, yaitu tauhiid tidak hanya di yakini dalam hati, melainkan juga harus di ikrarkan dengan lisan dan di buktikan dengan lisan dan di buktikan dengan amal perbuata.
Sumber kajian ilmu kalam adalah alqur’an dan hadis. Dalam kajian ilmu kalam
terdapat beberapa pendekatan yang di kemukakan para pemikir islam yang
15
melahirkan beberapa madzhab ilmu kalam. Madzhab - madzhab ilmu kalam yang
terkenal antara lain : khawarij,Murji’ah,Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah,
Qodariyah, Jabariyah, Ahlusunnah Wal Jama’aah, Syi’ah, Salafiyah, dan
Wahabiyah. Perbedaan yang ada di antara Madzhab tersebut terletak pada
penempatan wahyu dan akal.
III.2 Kemahaesaanyan Allah
Allah adalah esa; satu dalan dzat, sifat dan karya-nya. Keesaan Allah merupakan
gambaran kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa dan siapapun,
sebab selain. Dia adalah ciptaan-Nya belaka.
Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah, yaitu keyakinan bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah. Keyakinan akan keesaan Allah merupakan ciri utama dari
agama Islam yang berbeda dengan agama-agama lainnya di dunia. Keesaan Allah
dalam ajaran Islam berbeda dengan keyakinan monoteistik pada agama Yahudi
dan Nasrani. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah yang meniadakan
segala unsure yang lain. Satu bukanlah terdiri dari unsure-unsur atau bagian dari
bilangan, tetapi satu yang utuh.
Keesaan Allah dalam keyakinan muslim bukan hanya berupa pengetahuan dan
pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk perilaku dan sikap tauhid yang
diawali dengan persaksian melalui syahadat. Syahadatin berbunyi:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah Rasulullah
16
Pengakuan dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah mengandung arti
bahwa tidak ada bentuk apapun yang dipertuhankan selain Allah. Artinya hanya
Allah lah satu-satunya Tuhan bagi seorang muslim. Tuhan diartikan sebagai
segala sesuatu yang mendominasi diri, atau yang membuat orang tergantung
kepadanya. Apabila ada seseorang yang memiliki sesuatu baik orang maupun
barang atau kedudukan, apabila dominan dan orang itu bertauhid kepadanya,
maka orang itu tidaklah bertauhid. Karena itu, persaksian yang dinyatakan dalam
syahadat itu tidak terbatas pada ucapan dua kalimat syahadat (syahadatin),
melainkan dibuktikan dalam berpikir, bertindak, dan bersikap. Berpikir tauhid
adalah berpikir utuh dan integral, ia akan memandang alam maupun manusia
sebagai sesuatu sistem yang integral. Dengan demikian ia akan mampu
memberikan penilaian dan bertindak secara adil.
Sementara dalam hubungannya dengan sikap, maka tauhid memiliki implikasi
dalam bentuk sikap hidup yang tidak tergantung pada siapapun selain Allah,
karena itu ia akan hidup berani, merdeka dan mandiri.
.
17
18
19
berupa keyakinan.Bagian yang paling mendasar dalam agama adalah keimanan.
20
21
22
23
III.3 Hubungan Antara Syahadat dan Rukun Iman
Aqidah Islam yang berlandaskan dua kalimat syahadat dan rukun iman merupakan
rangkaian sistemik yang masing-masing tidak bisa dipisah-pisahkan. Seseorang
mengetahui dan meyakini eksistensi Allah melalui informasi yang dibawa oleh
orang yang diutus oleh Allah sendiri, yaitu Muhammad Rasulullah. Karena itu,
seseorang tidak mungkin beriman kepada Allah tanpa beriman kepada Rasulullah
karena Allah tidak berhubungan langsung kepada manusia sebagaimana firman-
Nya.
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata : Mengapa Allah tidak
(langsung) berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya
kepada kami ? Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah
mengatakan seperti ucapan mereka itu, hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami
telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin. (QS.Al-
Baqarah: 118)
Dengan demikian dua kalimat syahadat dalam ajaran Islam tidak bisa dipisah-
pisahkan karena keduanya saling berkaitan. Demikian pula rukun iman yang
enam, masing-masing adalah rangkaian sistemik yang masing-masing berurutan
dan berkaitan. Informasi segala sesuatu tentang Allah diberikan kepada manusia
melalui perantaran malaikat dalam bentuk firman-Nya yang tertulis secara
lengkap dalam kitab dan diberikan kepada Rasul untuk dipertanggungjawabkan
oleh manusia pada hari kiamat sebagai ketentuan (takdir) Allah yang telah
digariskan atas manusia.
24
Syahadat dan rukun iman bukanlah sebatas pengetahuan melainkan keyakinan
(iman) yang mendorong pembentukan sikap dan perilaku manusia. Sikap yang
paling utama dari keimanan itu adalah menerima aturan dan ketentuan Allah
secara utuh dan konsekuen. Apabila sikap tersebut telah terwujud dalam bentuk
pelaksanaan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka manusia akan
mencapai tujuan yang hakiki. Tujuan hakiki tersebut adalah kebahagiaan yang
sesungguhnya selama hidup di dunia dan berlanjut sampai di akhirat kelak. (lihat
gambar 5)
III.4 Peranan malaikat, dan mahluk ghaib lainnya serta pengaruhnya
Di samping manusia dan mahluk lainnya yang bersifat fisik, Allah menciptakan
mahluk yang bersifat ghaib, yaitu jin, malaikat, dan setan. Jin adalah mahluk yang
bersifat ghaib; tidak tampak secara kasat mata dan menghuni dunianya sendiri
yang bersifat ghaib pula. Jin memiliki tugas yang sama dengan manusia, yaitu
beribadah kepada Allah, karena itu kebaikan dan keburukan pun terjadi di dunia
jin. Jadi di dalam dunia jin terdapat jin yang baik dan yang jahat.
Di samping jin, terdapat pula setan yang lebih ditampilkan dalam bentuk kekuatan
halus yang membisikan keburukan kepada manusia dan jin. Sedangkan mahluk
lainnya adalah malaikat yang lebih menggambarkan kekuatan baik. Baik setan
maupun jin tidak diperoleh gambaran secara pasti di kalangan para ahli tafsir, jadi
bisa dalam bentuk mahluk yang bersifat halus dan ghaib yang mungkin saja
berupa kekuatan yang membisikan yang buruk dan baik. Yang pasti bahwa kedua
mahluk tersebut berpengaruh kepada manusia dalam bentuk bisikan untuk berbuat
baik dan buruk ke dalam hati manusia yang dilakukan oleh jin dan manusia
sebagaimana dinyatakan dalam Alquran :
25
Katakanlah olehmu (Muhammad): Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja
manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa
tersembunyi. Yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari jin dan
manusia. (QS. Al.Nas, 114:1-6)
Dengan pernyataan ayat di atas dapat dipahami bahwa ada suatu kekuatan ghaib
yang membisikan keburukan ke dalam hati manusia yang dilakukan oleh syetan
dengan perantara jin dan manusia. Dengan demikian setan bisa membentuk
mahluk tertentu, yaitu dalam bentuk jin atau manusia.
Beriman kepada yang ghaib diartikan sebagai keyakinan akan kemahakuasaan
Allah yang menciptakannya yang mendorong manusia untuk selalu menyadari
akan adanya godaan dan tipu daya agar manusia terjerat akan dosa. Kesadaran ini
diharapkan akan mendorong manusia untuk selalu meminta perlindungan Allah
dan waspada akan segala kemungkinan bisikan buruk yang datang setiap saat.
Ingat kepada Allah dan terus menerus konsisten untuk beribadah, berdo'a dan
bekerja sesuai dengan perintah-Nya merupakan implikasi nyata dari iman kepada
yang ghaib.
III.4.1 Malaikat
Malaikat adalah mahluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.
Mereka tidak berjenis kelamin, bukan lelaki dan bukan perempuan. Mereka tidak
memiliki nafsu, tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur. Merekalah mahluk
yang paling taat dan patuh menjalankan segala perintah-Nya. Mereka takut
kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan kepada mereka. (Q.S. An Nahl: 50). Setiap saat sepanjang waktu,
mereka senantiasa bersujud dan bertasbih kepada-Nya. Tanpa mengenal lelah.
26
Percaya kepada malaikat-malaikat Allah SWT adalah rukun iman yang kedua,
sehingga umat Islam wajib mempercayai keberadaannya. Perihal wujudnya, Al
Quran menerangkan: “Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi, yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai masalah)
yang bersayap. Masing-masing memiliki dua, tiga, dan empat sayap.” (Q.S.
Faathir: 1).
Tugas-tugas yang diemban oleh para Malaikat, antara lain:
1. Menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul.2. Memperkuat para Nabi dan para Muslimin.3. Mendatangkan azab bagi umat yang zalim dan mengingatkan ayat-ayat
Tuhan.4. Menolong manusia dengan memintakan ampun kepada Allah SWT.5. Membantu meningkatkan rohaniah umat manusia baik di dunia maupun di
akhirat. 6. Mencatat segala amal perbuatan manusia.
Jumlah Malaikat mencapai bilangan jutaan, namun hanya sepuluh Malaikat yang
perlu diketahui oleh orang-orang beriman.
1. Jibril, malaikat pertama yang boleh dikatakan menjadi penghulu para malaikat. Ia bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi dan Rasul.
2. Mikail, malaikat yang bertugas membagi-bagikan rejeki kepada seluruh mahluk Allah SWT.
3. Izrail, malaikat yang bertugas mencabut ruh (nyawa) semua mahluk, termasuk nyawa para malaikat, dan yang mencabut nyawanya sendiri.
4. Israfil, malaikat yang bertugas meniup sangkakala (terompet) pada saat tiba hari kiamat dan menjelang manusia dibangkitkan dari alam kubur.
5. Raqib, malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan dan amal perbuatan baik manusia.
6. Atid, malaikat yang bertugas mencatat segala ucapan dan amal perbuatan jahat manusia.
7. Munkar, dan 8. Nakir. Kedua malaikat ini bertugas mengadili manusia di alam kubur
9. Ridwan, malaikat yang bertugas menjaga surge tempat manusia menerima imbalan dari ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
10. Malik, malaikat yang bertugas menjaga neraka tempat manusia menerima
27
imbalan dari kedurhakaannya kepada Allah SWT.
III.4.2 Jin
Pengertian jin yaitu segala mahluk halus yang tidak tampak oleh indra penglihatan
manusia. Kata Al-Jin diambil dari Al Ijtinan, yang bermakna As Satr (tirai atau
penutup). Maksudnya, mahluk halus yang tersembunyi.
Jin memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas, dengan jumlah lebih banyak, dan
berusia lebih panjang dari manusia. Tempat hidup mahluk ini berbeda-beda.
Mereka ada yang hidup di air, di udara, dan di bawah bumi. Dari Hasan, Nabi
Muhammad saw. Telah berkata; “Jin itu ada tiga golongan. Segolongan memiliki
sayap yang bisa terbang di angkasa, segolongan berwujud ular, dan segolongan
lagi tempat tinggalnya berpindah-pindah.” (H.R. Ath Tabrani).
Jin juga memiliki dan menganut berbagai macam kepercayaan. Sebagian di antara
mereka ada yang beriman kepada Allah SWT, ada juga yang kafir, juhud
(pembantah), dan congkak. Mahluk ini memang memiliki beberapa persamaan
dengan manusia. Ditegaskan oleh Allah SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Q.S. Adz Dzariyaat:
56). “Hal golongan jin dan manusia, apakah belum dating kepadamu Rasul-rasul
dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan
memperingatkan kamu terhadap pertemuan dengan hari ini ?” Mereka
menjawab:”Kami menjadi saksi atas dirikami sendiri. Kehidupan dunia telah
menipu mereka dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka
orang-orang kafir.” (Q.S. Al An’am: 130).
28
Sekalipun diantara jin dan manusia memiliki beberapa persamaan, namun jin
diciptakan lebih dahulu dari manusia. Diterangkan oleh Allah SWT. “Dan
sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adama) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah
menciptakan jin sebelum Adam dari api yang panas.” (Q.S. Al Hijr 26-27)
Jenis (bangsa) jin menurut Sayyid Abdullah Husein dalam bukunya. Menyingkapi
masalah Jin, Setan, dan Malaikat, dapat dibagi sebagai berikut :
1. Iblis, yaitu bapak dari segala jin.2. Asy Syaithan, yaitu setan3. Al Maraddah, yaitu peragu.4. Al ‘Afarit, yaitu Ifrit (penipu).5. Al-A’wan, yaitu para khadam (penolong)6. Al-Ghawwashun, yaitu penyelam.7. Ath Thayyarun, yaitu penerbang.8. Ath Tawabi, yaitu pengikut (pengekor).9. A Qama, yaitu kawan (yang mengawani).10. Al’Ammar, yaitu pemakmur (golongan yang meramaikan).
III.4.3 Setan
Setan adalah golongan jin yang sombong, fasik, pendurhaka. Mereka adalah
musuh manusia yang telah dikutuk Allah dan akan memperoleh kehinaan kelak di
Hari Kiamat. Firman Allah SWT: “Dan kami jadikan musuh bagi tiap-tiap nabi,
yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka
membisikan ke bagian yang lain kata-kata indah”
29
III.5 TUGAS DAN PERANAN NABI DAN ROSUL
Nabi adalah manusia yang diberi wahyu oleh Tuhan tetapi tidak diharuskan
menyampaikannya kepada umat manusia(Alhusunul Hamidijah)
Jadi kalau begitu semua Rosul tentu Nabi,karena menerima wahyu.Tetapi Nabi
tidak dapat dikatakan Rosul, kecuali kalau dia bertugas bertabligh.
Mereka adalah orang-orang yang tinggi derajatnya di sisi Tuhan,untuk menjadi
cermin tauladan bagi umat manusia di dalam perjalanan mengarungi lautan hidup
yang berliku-liku agr selamat di dunia dan akhirat.
Nama-nama Nabi antara lain:1.Syamwel
2.Chizkil
3.Hidlir
4.Daniel
Rosul adalah seorang manuia yang suci lahir batinnya,ia mengemban wahyu dari
Tuhan yang mengandumg syriat,agar disampaikan kepada umat
manusia,mengajak manusia manusia ke jlan yang lurus untuki mencapai
kebahagiaan hidup di ddunia dan akhirat(Al Hushunul Mamidijjah)r
Peranan rosul dalam kehidupan manusia adalah untuk menyampai kan syariat
kepada umat manusia dan menjadi figure bagi umat manusia untuk mengarungi
kehidupan sehinnga dapat terbangun suatu tatanan kehidupan yang ideal karena
berdasarkan kepada aturan Allah SWT melalui prantara Rosul
30
Semua ajaran yang disampaikan kepada manusia merupakan kehendak dan
aturan Allah dan bukan merupakan pemikiran dasi Rosul.Tidak ada satuppun
perintah ataupun aturan Alla yang disembunyikan apalagi diubah
Berkaitan dengan tugas besar yang di embat leh para Rosul,sudah menjadi suatu
kepastian bahwa rosul adalah manusia yang diberi kelebihan oleh Allah.Kelebihan
yang diberikan tersebut yaitu MudjizatMudjizat ialah suatu kejadian,atau keadaan
yang luar biasa dari seorang Rosul, untuk menguatkan keteranga bahwa mereka
adalah seorang Rosul dan membuktikan bahwa Allah bisa melakukan apapun
kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Sebgai seorang figure yang ideal bagi kehidupan manusia Rosul memepunyai 4
sifat wajib yang dimilikinya,antara lain:
1.Shidiq yakni Benar.Tidak pernah bohong.Kita oercaya bahwa Rosul itu benar
dalam [erkataan dan segala sesuatunya.Dan apa yang dibawa oleh Rosul semata-
mata menurut sepanjang ajaran Allah,mereka mengajak umet manusia kearah
jalan yang benar dan diridoi oleh Allah SWT.
2.Amanah,yakni dapt dipercaya,tidak pernah berhianat baik kepada sesame
manusia maupun kepada Tuhan.Maka dari itulah belliau terjaga dari maksiat baik
lahir maupun batin.
3.Tabligh yakni menhampaikan apa yang seharusnya disampaikan tidak”perrnah
disembuyikan”.Menyampaikan tuntunan Hidup dati Tuhan kepada mnusia untuk
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
4.Fathonah yakni cerdas karena Rosul adalh pembimbbing umat manusia tentu
saja mereka
memiili kekelebihan dan kecakapan dalam memimpin umatnya.
Sebagai seorang manusia tentu Rosul pun bisa mengalami hal yang biasa terjadi
kepada manusia biasa tanpa menguranghi martabat serta kedudukan mereka
31
sebagai Rosul seperti makan,minum,sakit,tidur,jual,beli,beristri,ketawa dsb.Hal
tersebut dinamakan dengan sifat jaiz.
Sebab Rosul adalah manusia jga hanya saja mereka adalah manusia yang diberi
wahyu oleh Allah SWT dan merupakan manusia yang ter dekat dengan Allah
serta mempunyai jiwa yamg luhur dan suci.Sesuai dengan firman Allah SWT
yang artinya:”Dan dia(Rosul) makn sebagai mana kamu makan, dan minum
sebagaimana kamu juga minum(Q.S Al Mukminun: 33)
III.6 FUNGSI KITAB SUCI YANG DIBAWA RASUL
Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rosul berisikan petunjuk tentang
hukum-hukum dan petunjuk Allah,perintah-perintah serta larangan Allah,serta
berisi janji-janji tentang azab/siksa dan pahala di akhirat hukum
Himpunan wahyu Allah itu ada 104 buah banyaknya, 100 buahdinamakan
“Shuhuf”dan yang yang 4 buah dinamakan “Kitab”
Adapun Shuhuf itu meupakan naskah yang memuat hukum dasar menjadi
pedoman bagi para Rosul dalam memberikan keterangan kepada umatnya,yaitu:
1. 50 shuhuf diturunkan kepada Nabi Syis AS
2. 30 shuhuf diturunkan kepada Nabi Idris AS
3. 10 shuhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS
4. 10 shuhuf diturunkan kepada Nabi Musa A
Sedangkan kitab merupakan undang-undang lengkap yang isinya merupakan
tuntunan hidup keduniaan dan keimanan,yaitu:
32
1.Kitab Taurat diturunkan kepada Naibi Musa AS
2.Kitab Zabur duturunkan kepada Nabi Daud AS
3.Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS
4.Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
Adapun kitab suci yang menjadi pedoman umat Nabi Muhammad SAW ialah
kitab suci Al-Quran yang memuat dan mengandung segala ketentuan hukum yang
sangat diperluakan oleh umat manusia dalam hidup dan kehidupannya baik
menyangkut masalah aqidah, ibadah, akhlaq, maupun pergaulan dengan sesama
manusia,berbangsa dan bernegara serta hubungan dengan linkungan.
Disamping itu Al-Quran sebagai ajaran dan tuntunan yang pasti bisa menjamin
untuk membentuk pribadi yang luhur,keluarga yang bahagia dan
harmonis,masayarakat yang rukun dan damai,pemerintah yang adil yang dapat
menagakan hak dan keadilan,memberantas kezaliman ,menghilangkan
permusuhan,serta memberikan petunjuk.Allah berfirman yang artinya:
“Dan sesunguhnya kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada
mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami;menjadi
petunjuk dan rahmat bagi bagi orang-orang yang beriman (QS.Al-A’Raa[7]: 52)
III.7 PENGERTIAN QADHA DAN QADAR
Qadha ialah keputusan ddan ketetapan ter hadap suatu rencana yang telah
ditentukan.Dengan demikian qadha itu merupakan pelaksanaan dari suatu rencana
yang telah ditetapkan berdasarkan qadar Allah.
Qadar atau takdir ialah suatu rencana yang rencana yang telah ditentukan oleh
Allah pada masa azali(masa dahulu,jauh sebelum manusia lahir) dan segala
sesuatu akan ter jadi ,menurut qadar yang telah ditentukan .Hal ini terdapat dalam
33
firman Allah yang artinya:”Itulah takdir Tuhan yang maha mulia dan
mengetahui(Q.S Al An’am 96)
Takdir itu ada dua macam,yaitu:
1.Takdir mubram,yaitu qadha dan qadar yang pasti yang pasti terjadi dan tidak
dapat dielakan lagi,saperti calon bayi yang sudah ditentukan jenis kelaminnya
laki-laki atau perempuan,tempat seseorang akan meninggal,terjadindya hari
kiamat,dll.Sebagai bukti tidak dapat memiliih siapa yang menjadi kita ,dimana
tempat kiita dilahirkan, tidak dapt menetukan umur kita masing-masing, karena
itu semua adalah di tangan Allah.
2.Takdir mu’alaq, yaitu qadha dan qadar yang dapat diusahakan menurut ikhtiar
seseorang saperti takdir pandai /sukses dalam belajar tekun dan rajin,takdir
duesehatan dapat diusahakan dengan gaya hidup yang baik dan sehat.
Sementara dalam hubungannya dengan sikap, maka tauhid memiliki implikasi
dalam bentuk sikap hidup yang tidak tergantung pada siapapun selain Allah,
karena itu ia akan hidup berani, merdeka dan mandiri.
34
BAB IV
KESIMPULAN
Aqidah adalah sebuah pemahaman yang harus ada pada diri umat islam dan tentunya harus disertai dengan panerapannya.Dengan adanya pengamalan aqidah menciptakan kehidupan yang harmonis,tentram,damai, seimbang serta terlahirlah kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Segala aspek seperti budaya,budaya,politik, pendidikan, hukum, dsb akan memberikan manfaat yang sesungguhnya jika disertai dengan aqidah.Pembahasan tentang aqidah berkaitan dengan pemahaman lain seperti tauhid,bhubungan syhadat denga rukun Islam,peranan Malaikat dan makhluk gaib,tugas serta peraana Nabi dan Rasul,penjelasan tentang kiamat,hukum alam serta hari akhir,dan pengertian Qadha dan Qadar.
35
DAFTAR PUSTAKA
AMIR, D. (1962). TAUHID UNTUK SMP-PGAP dan sederajat. Jakarta: FIRMA
M. AL YAHYA.
Dr. M. Ali Syamsuddin Amin, M. (2010). ASSEMBLING THE SPIRITUAL
POWER. Bandung: Prisma Press.
HAMID, S. R. (2005). BUKU PINTAR AGAMA ISLAM. Jakarta: CAHAYA
SALAM.
Mansyur, D. H., Wajdi, BA., M., Gani, D., & Suhiri, BA. (1987). BIMBINGAN
KEIMANAN. Jakarta: DEPARTEMEN AGAMA RI.
36