bimtek online kamis, 27 agustus 2020 inovasi …
TRANSCRIPT
1
BIMTEK ONLINEINOVASI PERBENIHAN PADI
Oleh :
Ni Putu Sutami, SP. MP dkk
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
Kamis, 27 Agustus 2020
Salah satu komponen produksi yang mempunyaikontribusi cukup besar dalam peningkatanproduktivitas padi adalah penggunaan benihbermutu.
Manfaat penggunaan benih bermutu yaitu
▪ mutu benih dan kemurnian genetik terjamin,
▪ pertumbuhan benih seragam,
▪ menghasilkan bibit yang sehat dengan akaryang banyak,
▪ masak dan panen serempak,
▪ produktivitas tinggi sehingga meningkatkanpendapatan petani
2
INOVASI PERBENIHAN PADI
3
Lembaga yang dapat melakukan penangkaran benih
Swasta atau penangkar benihLembaga milik pemerintah/BUMN
Benih berlabel/bersertifikat
Benih berlabel merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi yang merupakan
salah satu bentuk jaminan mutu benih. Keuntungan menggunakan benih berlabel :
• Pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga panen menjadi serempak
• Rendemen lebih tinggi dan mutu hasil lebih tinggi
• Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit
• Dapat beradaptasi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaaninput seperti pupuk dan pestisida
TATA CARA MENJADI PENANGKAR
• Ajukan permohonan kepada Penyuluh Pertanian setempat bahwaanda ingin menjadi Penangkar benih.
• Bersama Penyuluh Pertanian setempat mengajukan ke DinasPertanian setempat c.q BPSB.
• Pihak BPSB akan memverikasi usulan tsb sesuai syarat danketentuan.
• Jika diterima maka pihak BPSB akan memberi benih sesuai dengankapasitas lahan pengajuan anda.
4
Sertifikasi Benih
5
Untuk menghasilkan benih bermutu dan bersertifikat diperlukansertifikasi pemeliharaan di lapangan dan dilaboratorium. Persyaratansertifikasi benih:
1. Produksi benih bersertifikat harus terdaftar di Balai Pengawasan danSertifikasi Benih (BPSB)
2. Sertifikasi lapang dimulai pada saat penentuan lokasi fase vegetatif, fase generatif dan panen
3. Petani bukan penangkar, dapat memproduksi benih bersertifikatmelalui kerjasama dengan penangkar benih,
6
Cara melakukan sertifikasi
Penangkar harus mengajukan permohonan
kepada BPSB selambatnya satu bulan sebelum
tanam dengan melampirkan formulir yang
berisi :
• Label benih yang akan ditanam,
• Peta lapangan, dan
• Biaya pendaftaran dan pemeriksaan lapang
sesuai dengan ketentuan.
Pengajuan Sertifikasi Benih
• Satu formulir permohonan sertifikasi hanyaberlaku untuk satu areal sertifikasi dari satuvarietas dan satu kelas benih yang akandihasilkan.
• Persyaratan melampirkan label benih merupakan keterangan yang menyatakan sumber,kualitas, jumlah benih, kelas benihdan varietas.
• Areal untuk produksi benih bersertifikat harusdiketahui sejarahpenggunaan sebelumnya dan harus memenuhipersyaratan antara lain : batas-batasyang jelas(parit, galengan dan jalan serta isolasi jarak yang sesuai).
7
Klasifikasi Benih : Permentan no 39 tahun 2006
Penggolongan kelas benih
Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) / Warna Label : Kuning Benih ini
merupakan urutan pertama pada kelas benih dalam sistem sertifikasi.
Benih ini langsung terdapat pada pemulia tanaman yang masih sangat
murni, jumlahnya masih sangat sedikit. Benih Penjenis (BS) merupakan
sumber perbanyakan Benih Dasar (FS).
Benih Dasar (Foundation Seed/FS/BD) / Warna Label : Putih Benih ini
biasa juga disebut BD, merupakan turunan dari benih penjenis (BS), benih
dasar adalah benih yang diperbanyak oleh Balai Benih Induk (BBI). Benih
Dasar (FS) merupakan sumber perbanyakan Benih Pokok (SS).
Kelas Benih
Benih Pokok (Stock Seed/SS/BP) / Warna Label : Ungu
Benih ini biasa juga disebut BP, untuk diturunkan menjadi benih sebar
(BR/ES). Benih Pokok (SS) merupakan sumber perbanyakan Benih
Sebar (ES)
Benih Berlabel (Extension Seed / ES/BR) / Warna Label : BiruBenih ini
adalah benih turunan ke empat dari kelas benih. Benih berlabel biru
secara langsung dipasarkan kepada para konsumen/petani sehingga
sering disebut juga sebagai benih sebar (extension seed). Certified
seed / benih label biru ini dapat ditanam oleh petani penanam benihdari penangkar benih.
PERMASALAHAN DALAM USAHA PERBENIHAN
➢ Tidak selalu tersedianya benih sumber yang diperlukan
➢ Hama dan penyakit masih banyak menyerang pada pertanaman
terutama hama penggerek batang, burung dan keong mas
➢ Keterbatasan pengetahuan petani terhadap sertifikasi benih berlabel
➢ Keadaan sos eko petani sangat berpengaruh terhadap penyerapan
pasar benih
PELUANG USAHA PERBENIHAN
Penyediaan benih bermutu di Provinsi Bali baru dipenuhi sekitar 61,89%
(2,3 ton) dari jumlah kebutuhan benih yang mencapai 3,7 ton per tahun
Sehingga ada peluang bagi para penngkar untuk menghasilkan benih sesuai
6 Tepat
▪ Tepat Varietas
▪ Tepat Jumlah
▪ Tepat Mutu
▪Tepat Waktu
▪Tepat Tempat
▪Tepat Harga
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
100.000
SEBARAN BENIH (Kg)
SEBARAN BENIH (Kg)
Sampai Juli tahun 2020, sudah 37
jenis VUB Padi yang dikembangkan,
namun masih didominasi oleh VUB
Ciherang (61%) dan Cigeulis.
(31%). Ini menunjukkan VUB
lainnya masih memiliki peluang
untuk karena sudah memiliki
keunggulan dan spesifik lokasi.
• Sertifikasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun LSSM (Lembaga Sertifikasi
Sistem Mutu) Perbenihan. LSSM adalah suatu lembaga yang diberi wewenang
untuk memberikan sertifikasi sistem mutu pada industri /perusahaan benih
yang akan menerapkan sistem manajemen mutu terhadap proses produksinya.
• Lembaga sertifikasi benih pemerintah adalah BPSB (Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih) yang terdapat di setiap provinsi bertugas melakukan penilaian
terhadap varietas sertifikasi benih, dan pengawasan mutu terhadap benih yang
telah beredar di pasaran. Sertifikasi varietas dilakukan pada setiap tingkatan
kelas benih, dari benih dasar (FS/BD) – benih pokok (SS/BP) – Benih Sebar
(ES/BR) dengan menggunakan standar mutu yang telah ditetapkan olehpemerintah menurut jenis tanaman dan kelas masing-masing.
LEMBAGA SERTIFIKASI BENIH
Lokasi :
1. Subak Dlod Sema Desa Sading, Kec. Mengwi,Kab. Badung
Varietas yang ditangkarkan : Ciherang, Cigeulis, Inpari Blast, Inpari 19, Inpari
40 dan Situbagendit
2. Kelompok Tani Sari Gopala, Kelurahan Banyuning, Kec. Buleleng, Kab.
Buleleng
Varietas yang ditangkarkan : Bio Patenggang , Inpari 32 HDB, Inpari 40 dan
Ciherang
LOKASI KEGIATAN PERBENIHAN PADI
BPTP BALI TAHUN 2020
PRODUKSI BENIH DI PENANGKAR BINAAN
Subak Dlod Sema
▪ Ciherang : pemasakan bulir tidak
merata karena hujan terus menerus
(Konsumsi : 1234 kg)
▪ Situbagendit : Serangan penggerek
batang sehingga sdikit yang layak uji
(Konsumsi : 2485 Kg)
Sari Gopala
584
3325
2115
346
CBKB
BIO PATENGGANG(0.4)
CIHERANG (1.0)
INPARI 32 HDB (0.4)
INPARI 40
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
RIIL
CBKB
STOK
Hasil analisa usahatani penangkaran padi dan gabahkonsumsi, Varietas Ciherang
18
Uraian Perbenihan Padi Gabah Konsumsi
Biaya
a. SAPRODI
Bibit 300,000 300,000
Pupuk 1,200,000 1,200,000
Pestisida 1,500,000 1,500,000
Kemasan 720,000
b. TENAGA KERJA
Pengolahan lahan 1,500,000 1,500,000
Penanaman 1,300,000 1,300,000
Pemupukan 300,000 300,000
Pemeliharaan 800,000 800,000
Panen 400,000
Pengeringan 450,000
Pengujian dan Sertifikasi Benih 38,600
Pengemasan 250,000
Total Biaya 8,758,600 6,900,000
Penerimaan 36,000,000 27,000,000
Keuntungan 27,241,400 20,100,000
B/C Ratio 3.11 2.91
Selsisih Penerimaan 9,000,000
Selisih biaya 1,858,600
MBCR 4.8
• Kedua kegiatan usaha baik untuk padi konsumsi maupun untuk perbenihanmemberikan keuntungan namun keuntungan yang diperoleh dari kegiatanperbenihan lebih besar dibandingkan padi konsumsi dengan BC ratio perbenihanjuga lebih besar
• Nilai Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) dari usaha perbenihan diperoleh 4, 8. Ini berarti keputusan untuk mengadopsi teknologi penangkaran layak dilakukan. Ini menunjukkan dengan tambahan biaya 1 persen akan memberikanpeneerimaas sebesar Rp 4800
19
Arti dari Hasil Analisa Usahatani
RESIKO MEMPRODUKSI BENIH
20
No. RISIKO PENYEBAB DAMPAK
1. Tidak semua calon benih
kering sawah (CBKS)
dapat diproses dijadikan
benih
Kurangnya modal dan
sarana prasarana untuk
memproses jadi benih
Produksi benih
tidak tercapai
sehingga
ketersediaan benih
kurang
2. Benih tidak terdistribusi
ke pengguna
Varietas kurang diminati
oleh petani/pengguna
Penumpukan benih
yang tidak
terdistribusi (benih
menjadi expired).
3. Pendapatan penangkar
rendah
Distribusi atau peredaran
benih kurang lancar
Produksi benih
tidak laku terjual
UPAYA MENANGANI RESIKO
21
No. RISIKO PENYEBAB PENANGANAN RISIKO
1. Tidak semua calon
benih kering sawah
(CBKS) dapat diproses
dijadikan benih
Kurangnya modal dan sarana
prasarana untuk memproses
jadi benih
Bekerjasama dengan penangkar
lain terutama penangkar di
daerah dengan memberikan
informasi supaya benih tetap
tersedia
2. Benih tidak
terdistribusi ke
pengguna
Varietas kurang diminati oleh
petani/pengguna
Melakukan diseminasi dan
sosialisasi untuk kemudian
mencari umpan balik kenapa
varietas tersebut kurang diminati
3. Pendapatan penangkar
rendah
Distribusi atau peredaran
benih kurang lancar
Menyediakan benih yang sesuai
dengan preferensi petani dan
memiliki keunggulan
Evaluasi dan Perencanaan
Kebutuhanpasar
Kesiapanproduksi
Kerjasama pemasaran
• Display produk di BPTP Bali
• Ikut pameran
• Info ketersediaan benih via WA BPTP Bali
Bagi yang perlu benih bermutu, hubungi mitra penangkarBPTP Bali
• Penangkar Subak Dlod Sema, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Nama Penangkar : I Gde Adnyana
No Hp : 081338123489
• Kelompok Sari Gopala, Kelurahan Banyuning,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng
Nama Penangkar : I Putu Wijayasa
No Hp : 081247555777
29
KESIMPULAN DAN SARAN
➢Benih merupakan faktor utama dalam keberhasilan peningkatan
produktivitaas dalam budi daya.
Di antara benih-benih bersertifikasi tersebut terdapat label-label
warna seperti Kuning, Putih, Ungu dan Biru yang menandai kualitas
dari benih tersebut.
➢Secara ekonomis usaha perbenihan padi lebih menguntungkan
dibanding padi konsumsi.
30
31