bimbingan tahfidz al-quran dengan metode ritme otak …

20
Diterima: Juli 2019. Disetujui: Agustus 2019. Dipublikasikan: September 2019. 371 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Volume 7, Nomor 3, 2019, 371-390 ISSN: 2086-4116(Print), 2685-3760(Online) DOI 10.15575/irsyad.v7i3.2120 Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri dalam Menghafal Al-Quran Nurgaha Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung * Email : [email protected] ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al- Quran, proses bimbingan tahfidz serta hasil bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menemukan gambaran tentang bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, analisis data dan studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran yang dilaksanakan di pondok KUNTUM Cipatik Cihampelas berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari data santri dalam pencapaian target dalam menghafal Al-Quran yaitu hafal 30 juz dalam waktu 6 bulan bisa tercapai. Kata Kunci : Bimbingan Tahfidz Al-Quran; metode ritme otak; motivasi santri. ABSTRACT This paper aims to find out the guidance of tahfidz Al-Quran with the method of brain rhythm to increase the motivation of students in memorizing Al-Quran, the process of guidance tahfidz and the guidance of tahfidz Al-Quran with the method of brain rhythm. This research method uses descriptive qualitative method to find an overview of tahfidz Al-Quran guidance with brain rhythm method with data collection techniques conducted by means of observation, interviews, data analysis and literature study. Based on the results of the analysis of the research that has been done that the application of brain rhythm method to increase the motivation of students in memorizing Al-Quran which is carried out at the Cipuntal Cihampelas KUNTUM cottage runs well. This can be seen from the data of students in achieving the target in memorizing the Al-Quran, namely memorizing 30 juz within 6 months can be achieved. Keywords: Guidance Tahfidz Al-Quran; Brain Rhythm Methode Student Motivation.

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Diterima: Juli 2019. Disetujui: Agustus 2019. Dipublikasikan: September 2019. 371

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam

Volume 7, Nomor 3, 2019, 371-390 ISSN: 2086-4116(Print), 2685-3760(Online)

DOI 10.15575/irsyad.v7i3.2120

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri dalam

Menghafal Al-Quran

Nurgaha Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

* Email : [email protected]

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran, proses bimbingan tahfidz serta hasil bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menemukan gambaran tentang bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, analisis data dan studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran yang dilaksanakan di pondok KUNTUM Cipatik Cihampelas berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari data santri dalam pencapaian target dalam menghafal Al-Quran yaitu hafal 30 juz dalam waktu 6 bulan bisa tercapai.

Kata Kunci : Bimbingan Tahfidz Al-Quran; metode ritme otak; motivasi santri.

ABSTRACT This paper aims to find out the guidance of tahfidz Al-Quran with the method of brain rhythm to increase the motivation of students in memorizing Al-Quran, the process of guidance tahfidz and the guidance of tahfidz Al-Quran with the method of brain rhythm. This research method uses descriptive qualitative method to find an overview of tahfidz Al-Quran guidance with brain rhythm method with data collection techniques conducted by means of observation, interviews, data analysis and literature study. Based on the results of the analysis of the research that has been done that the application of brain rhythm method to increase the motivation of students in memorizing Al-Quran which is carried out at the Cipuntal Cihampelas KUNTUM cottage runs well. This can be seen from the data of students in achieving the target in memorizing the Al-Quran, namely memorizing 30 juz within 6 months can be achieved. Keywords: Guidance Tahfidz Al-Quran; Brain Rhythm Methode Student Motivation.

Page 2: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

372 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

PENDAHULUAN

Bimbingan adalah merupakan sebuah peroses tolong menolong atau membantu antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri pada potensi yang ada (Satriah, 2016: 37). Begitupun yang dikatakan oleh Walgito (2004:4-5) mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahtraan dalam hidupnya.

Selain pengertian diatas, Prayitno mengartikan terhadap bimbingan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang yang ahli, kepada seseorang atau beberapa indivu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. tujuannya yaitu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, dengan memanfaatkan potensi dirinya sendiri, dan sarana yang ada (Satriah, 2015:1).

Sedangkan tahfidz yaitu diambil dari bahasa arab asal bentuk masdar حفظ

yang mempunyai arti menghafalkan, menjaga, atau memelihara.Tahfid يحف ظ تحفظا(hafalan secara bahasa etimologi adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Kata hafal berarti “telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran). Dan dapat mengucapkan kembali di luar kepala (tanpa melihat buku). Menghafal (kata kerja) berarti berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat (Yunus, 1990: 105).

Kemudian Al-Qur’an ialah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan Petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya, Menurut harfiah, Qur’an itu berarti bacaan (Nasrudin Razak, 1997: 86). Arti ini dapat dilihat dalam QS. Al-Qiyamah 17-18 yang artinya “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.” (Al-Qur’an dan tafsirnya, 577).

Dari pengertian bmbingan dan tahfidz Al-Quran diatas dapat disimpulkan yaitu proses memberi bantuan yang diberikan orang yang ahli (pembimbing yaitu guru atau ustadz), kepada seseorang atau beberapa indivu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Agar dengan potensi yang ada dalam dirinya mampu dikembangkan secara optimal untuk menghafal, menjaga, memelihara Al-Quran serta menyimpan Al-Quan kedalam ingatan dengan mengulang-ngulang bacaan Al-Qurannya.

Sebagaimana dalam pengertian bimbingan tahfidz Al-Quran diatas begitu juga bimbingan tahfidz yang dilaksanakan di pondok KUNTUM adalah membantu santri untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, terutama pada proses bimbingan tahfidz Al-Quran yang diterapkan di pondok

Page 3: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 373

tahfidz yang berada di kabupaten Bandung Barat, tepatnya yaitu di Jl. Babakan Rt/Rw 07/01, Des. Cipatik, Kec. Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Pondok pesantren tersebut dinamakan dengan KUNTUM singkatan dari Komunitas Usaha Mulia yang dirintis atau didirikan oleh Abu Askar beserta sahabat-sahabatnya.

Menghafal Al-Quran bukanlah hal yang mudah untuk di lakukan, Bahkan tidak sedikit orang islam yang mengatakan menghafal Al-Quran itu susah. untuk itu butuh keseriusan dan motivasi yang tinggi dalam menghafal Al-Quran serta bimbingan yang intensif supaya lebih mudah. Al-Quran merupakan pedoman bagi umat islam petunjuk bagi manusia. Bahkan Allah berfirman dalam Al-Quran, tentang kemudahan menghafal Al-Quran untuk dipelajari yaitu “dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran”(Qs. Al-Qamar: 17).

Dari ayat tersebut, bahwa Al-Quran itu mudah untuk dipelajari bahkan untuk dihafalnya, banyak lembaga pesantren tahfidz yang mewadahi orang-orang yang ingin menghafal Al-Quran dengan menggunakan berbagai metode untuk mempermudah dalam proses menghafal Al-Quran. Salah satu pesantren tahfidz tersebut yaitu pondok tahfidz KUNTUM Cipatik yang didalamnya melaksanakan bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak.

Untuk itu, dari latar belakang penelitian tersebut, Berangkat dari keperihatinan penulis akan pentingnya pengetahuan tentang menghafal Al-Quran, terutama dalam bimbingan tahfidz Al-Quran. Penulis meneliti bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran di pondok KUNTUM. Hal yang menarik dari penelitian penulis di Pondok KUNTUM tersebut yaitu dilihat dari metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qurannya yaitu dengan Metode Ritme Otak dimana metode ini masih jarang atau belum digunakan di Pondok Tahfidz lainnya. Oleh karena itu, penulis akhirnya tertarik untuk meneliti atau mengkaji metode yang diterapkan di pondok KUNTUM tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif untuk menemukan gambaran tentang bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran. Adapaun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, analisis data dan studi pustaka.

LANDASAN TEORITIS

Landasan teori yang berkaitan dengan penelitian penulis tentang bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode Ritme Otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran, penulis menggunakan beberapa teori diantaranya

Page 4: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

374 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

yaitu; Pertama; Teori Bimbingan, jika di lihat dari segi etimologis bahwa bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” yang berasal dari bahasa inggris. Secara harfiah istilah “Guidance” dan akar kata “Guide” berarti mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir (Satriah, 2016: 37).

Sedangkan bimbingan menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya yaitu Menurut Abu Ahmadi (1991:1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan, guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Samsul Munir (2008: 4) bahwa Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Selain itu, kata bimbingan dalam bahasa arab yaitu Irsyad, istilah Irsyad ini ialah peroses pemberian bantuan terhadap diri sendiri (Irsyad Nafsiyah), individu (Irsyad Fardiyah), dan kelompok kecil (Irsyad Fiah qolilah) agar dapat keluar dari berbagai kesulitan untuk mewujudkan kehidupan pribadi, individu, dan kelompok yang salam, hasanah thayyibah dan memperoleh ridha Allah dunia akhirat. (Arifin, 2008: 35).

Dalam bimbingan terdapat teori terapi behavioral, yang mana terapi behavioural tersebut mengemukakan bahwa perilaku dapat dipahami sebagai hasil kombinasi; (1) belajar waktu lalu dalam hubungannya dengan keadaan yang serupa; (2) keadaan motivasional sekarang dan efeknya terhadap kepekaan terhadap lingkungan; (3) perbedaan-perbedaan biologik baik secara genetik atau karena gangguan fisiologik.

Sedangkan Menurut Natawidjaja (2009), bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dapat dan sanggup mengarahkan dirinya, dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan madrasah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.

Rusman (2009:13) mengemukakan bahwa bimbingan memiliki beberapa karaktristik antara lain; (1) merupakan upaya pemberian bantuan; (2) diberikan kepada orang-orang dari berbagai rentang usia; (3) diberikan oleh tenaga ahli; (4) bertujuan untuk perbaikan bagi orang yang dibimbing yaitu; mengatur kehidupan sendiri, mengembangkan atau memperluas pandangan, menetapkan, menetapkan pilihan, mengambil keputusan memikul beban kehidupan, menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan; (5) merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, dan

Page 5: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 375

(6) diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.

Dengan melihat beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli diatas dan juga karaktristik bimbingan yang dikemukakan oleh Rusman, terkait dengan penelitian penulis tentang bimbingan tahfidz pada santri, bahwa bimbingan yaitu sebagai upaya pemberian bantuan kepada individu, yang diberikan oleh tenaga ahli, dengan tujuan perbaikan untuk orang yang dibimbingan dalam memahami diri, memperluas pandangan, mengatur kehidupan, serta mengembangkan kemampuan santri dalam mengahafal Al-Quran juga sistem pendidikan yang diselenggarakan dipondok pesantren.

Kedua; Teori Otak, dalam hal ini, yang dimaksud dengan otak disini adalah otak manusia. Dalam teori otak yang ditulis oleh Bobbi Deporter (dalam Agus Efendi, 2005: 104) otak manusia adalah massa protoplasma yang paing kompleks yang pernah dikenal didalam semesta ini. Inilah salah satu organ yang sangat berkembang sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika di rawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak yang berfungsi dapat tetap aktif dan kreaktif selama lebih dari seratus tahun.

Menurut teori split brain Terkait dengan otak, otak terdiri dari dua belahan yaitu otak kiri (left bemisphere) dan otak kanan (right bemispher). Masing-masing belahan otak tersebut memiliki fungsi masing-masing yang berbeda-beda. Seperti menurut Clark (dalam Efendi, 2005: 106) otak belahan kiri tersebut adalah bagian otak untuk matematika, sejarah, bahasa, verbal limit sensory input, sequential measurable, analitis, komparatif, relasional, referensial, linear, logis, digital, saintifik, dan teknologis. Sedangkan otak belahan kanan adalah bagian otak untuk diri (self), nonverbal, perspsi, dan ekspresi, hal-hal yang spasial, intuitif, holistic, integrative, non-referensial, gestalt, imajinasi, mistikal, dan hmanistik.

Berkaitan dengan belahan otak kanan dan otak kiri, Deporter mengungkapkan tentang proses berpikir otak kiri itu bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini, menurutnya, sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya sesuai dengan tugas-tugaas teratur ekspresi verbal, meulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Sebaliknya, cara berpikir otak kanan, menurut Deporter, bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistic. Cara berfikirnya sesuai dengan cara-cara untuk menegtahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran special, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan terhadap warna, kreativitas dan visualisasi (Efendi, 2005: 106-107).

Sedangkan mengenai pentingnya kedua belahan otak ini, yang di kutip oleh Agus Efendi (2005:107) dari tulisan Deporter yang berisi “kedua belahan otak penting artinya. Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga

Page 6: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

376 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

cenderung “seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar terasa sangat mudah untuk mereka, karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Karena sebagian komunikasi di ungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya merupakan spesialisasi otak kiri, maka bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains cendrung berat pada otak kiri. Sesungguhnya, jika kita termasuk berada dalam kategori otak kiri dan kita tidak melakukan upaya tertentu untuk memasuki beberapa aktivitas otak kanan dalam hidup kita, maka ketidakseimbangan yang dihasilkannya dapat mengakibatkan kita stress, kesehatan mental dan fisik juga buruk”.

Dalam teori otak ini, terkait dengan penelitian penulis yaitu bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode ritme otak, bahwa bimbingan tahfidz ini proses atau teknik menghafal Al-Quran dengan menggunakan otak kanan dalam proses menghafalnya, supaya ingatan hafalan Al-Quran cendrung lebih kuat dan ingatannya dalam panjang dibanding dengan menggunakan otak kiri.

Ketiga; Teori Motivasi, Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga unsur yang penting dan saling berkaitan, ketiga unsur itu antara lain: 1). Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energy pada setiap individu manusia. Perkembangan akan membawa beberapa perubahan energy di dalam system “Neurinphysicological” yang ada pada organisasi manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3). Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan.

Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut: 1). Tabrani Rusyan (1989: 95) berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. 2). Dr. Wayan Ardhan (1985:165) menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipandang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas dapat di simpulan bahwa Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

Page 7: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 377

tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Dalam pembahasan penelitian skripsi ini, yang penulis maksudkan adalah motivasi dalam belajar. Oleh karena itu sebelum menguraikan apa itu motivasi belajar terlebih dahulu diuraikan tentang belajar.

Menurut H. Mulyadi (1991: 87) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar. Sedangkan menurut Sadirman bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas adalah dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar (Sadirman, 2007: 75)

Dari pendapat para ahli diatas penulis mempuyai pemahaman bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dan melangsungkan pelajaran dengan memberikan arah atau tujuan yang telah ditentukan. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mampu dan ingin melakukan sesuatu. Dan bila ia tidak suka maka berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, namun dapat tumbuh dari seseorang tersebut. Bagitu juga terkait dalam penelitian penulis tentang motivasi santri dalam menghafal Al-Quran yaitu dorongan terhadap santri baik itu dari dalam atau luar individu santri untuk melakukan proses belajar menghafal Al-Quran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Pondok KUNTUM yang berada di sebuah daerah yang mana daerah tersebut termasuk daerah yang masih asri lingkungannya dan tempat yang strategis untuk santri dalam menghafal Al-Quran, tepatnya yaitu di Jl. Babakan Rt/Rw 07/01, Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Dalam pengamatan penulis tentang bimbingan tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM Cipatik Cihampelas Bandung Barat yaitu ada proses dan hasil, yang mana proses bimbingan tahfidz Al-Quran di pondok tahfidz KUNTUM berjalan dengan baik. Hal ini terlihat berdasarkan pengamatan penulis pada lapangan ketika proses bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilakukan oleh ustadz dan ustadzah terhadap para santi. Tujuan dilaksanakannya bimbingan tahfidz Al-Quran di pondok tahfidz KUNTUM yaitu

Page 8: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

378 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

untuk membantu santri memahami dirinya bahwa dalam dirinya mempunyai potensi yang harus dikembangkan serta mampu dalam menghfal Al-Quran.

Proses bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilaksanakan di pondok KUNTUM tidak semata-mata hanya membimbing saja tanpa unsur-unsur bimbingan yang diterapakan ketika proses bimbingan tahfidz Al-Quran. Bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM menerapkan beberapa unsur bimbingan diantaranya yaitu mulai dari pembimbing ustadz dan ustdzah yang mampu membingbing santrinya, yang dibimbingnya yaitu para santri, metode yang diterapkan yaitu metode Ritme Otak, materi yang diberikan tentang Ritme Otak yaitu simbol huruf dan kode angka dalam bacaan Al-Quran, kemudian media yang digunakan yaitu Al-Quran perkata, Binder B5 yang sudah disiapkan di pondok, pensil, peraut pensil, penghapus, dan penggaris 30 cm.

Setelah itu para pembimbing yaitu ustadz dan ustadzah membimbing para santri dalam menghafal Al-Quran secara intensif dan sistematis sesuai dengan tahapan dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran. Dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM ada beberapa point yang diterapkan diantaranya yaitu meluruskan niat, mengetahui metode Ritme Otak, menentukan target hafalan, memlih waktu yang tepat, menggunakan kaidah S2M (Sabak, Sabki, dan Manjil) sampai ke tahap penyetoran hafalan Al-Quran terhadap pembimbing. Tahapan tersebut dilakukan dalam bimbingan tahfidz Al-Quran bertujuan untuk mempermudah para santri dalam menghafal Al-Quran supaya mencapai target hafalan Al-Quran yang telah ditentukan.

Dalam pengamatan penulis dilapangan ketika proses penelitian, bahwasanya bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM itu ada hal yang menarik dan unik yaitu metode dan media yang digunakan belum pernah lihat pada sebelumnya di pondok tahfidz lainya. Metode tersebut yaitu Metode Ritme Otak dan hanya menggunakan simbol huruf latin dan kode angka dalam menghafal Al-Quran yang dituliskan dalam binder B5 sehingga ketika menghafal dan mengulang hafalan hanya melihat simbol huruf dan kode angka yang sudah ditulis.

Dalam pemaparan diatas yang terkait dengan bimbingan ketika pembelajaran peserta didik, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Prof. H. M Arifin. M.Ed, bahwa bimbingan terutama bimbingan keagamaan memiliki beberapa fungsi dan salah satunya adalah fungsi mengadaptasikan program pengajaran agar sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serat kebutuhan klien. (Arifin dan Kartikawati, 1995:7).

Page 9: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 379

Proses Bimbingan Tahfidz Al-Quran Dengan Metode Ritme Otak

Dalam proses Bimbingan tahfidz Al-Quran, Peneliti mewancarai pimpinan pondok KUNTUM yaitu Ust Abu Askar sebagai pembina sekaligus pimpinan pondok (24 Desember 2017) beliau mengatakan bahwa ada beberapa point yang terkait dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak, diantaranya yaitu; Mengetahui makhorijul huruf melalui Metode Ritme Otak, Mengetahui bacaan panjang dalam Al-Quran melalui Metode Ritme Otak, Mengetahui cara membaca Al-Quran dengan Metode Ritme Otak, Mengetahui cara menghafal Al-Quran dengan Metode Ritme Otak, kemudian tahsin. (hasil wawancara dengan Ustadzah Azkia sebagai Musyrifah Kuntum, 19 November 2017). Untuk lebih jelas, tentang materi tersebut akan dijelaskan dibawah ini. Yaitu;

Pertama; Metode Ritme Otak. dalam MRO ini, Santri diberikan wawasan atau materi tentang apa itu Metode Ritme Otak. Dengan diperkenalkannya metode Ritme Otak, santri dapat mengetahuinya apa yang akan mereka pelajari. Diantaranya, Secara singkat diberitahukan bahwa Metode Ritme Otak itu ialah teknik menghafal Al-Quran dengan otak kanan, dengan menggabungkan 3 konsep pembelajaran yaitu; kinestetis, Audiotori dan visual. Dengan metode Ritme Otak hasil menghafal tersimpan di long term memory, informasi ke otak bersifat permanen. Kemudian hafalan bacaan Al-Quran diritmekan memakai nada lantunan suara yang merdu. teknik ini yaitu cara menghafal Al-Quran dengan mengerahkan semua panca indara baik itu gerakan tangan, kepala, penglihatan, pendengaran, dan fikiran yang fokus untuk menghafal Al-Quran di tandai dengan memakai symbol huruf dan kode angka yang disertai dengan ritme (nada alunan suara ketika pengucapan kalimat dalam Al-Quran) supaya mudah tersimpan di otak kanan dan terbayang (terimajinasi) untuk ingatan jangka panjang. (hasil wawancara dengan Ustadz Abu Askar sebagai pimpinan Pondok Kuntum, 24 Desember 2017).

kedua; Makharijul Huruf, dalam Makharijul Huruf melalui Metode Ritme Otak ada beberapa istilah atau kode simbol pengucapan huruf hijaiyah yang perlu diketahui, yaitu Ada 10 huruf wajib dalam Metode Ritme Otak, yaitu huruf yang harus diberi tanda jika huruf tersebut ada dalam Al-Quran Metode Ritme Otak.

10 huruf tersebut adalah Qaf (ق) diberi tanda B (belakang), Dhad (ض) diberi tanda

S (sisi), Sya (ش) diberi tanda T (tengah), Tha (ط) diberi tanda D (depan), Dzha (ظ)

Dza (ذ) dan Tsa (ث) diberi tanda U (ujung), Sha (ص) diberi tanda H (hampir), ‘Ain

Kemudian huruf sebagiannya .(خ,غ ع,ح ه ء, tenggorokan) diberi tanda G (ح) Ha (ع)

yaitu و م ب ف dalam MRO tidak ada istilah, hanya saja cara pengucapannya di bibir.

Dari materi makharijul huruf tersebut, santri cukup mengetahui dan mengingat simbol-simbolnya saja untuk menandai huruf hijaiyah dalam Quran Ritme supaya nanti mempermudah pembacaanya.

Page 10: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

380 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

Ketiga; Ilmu tajwid (bacaan panjang dan pendek dalam Al-Quran), Santri diajarkan bacaan panjang pendek dalam Al-Quran dalam istilah ilmu Al-Quran Yaitu ilmu tajwaid. Ilmu tajwid tersebut, dalam Metode Ritme Otak yang digunakan dipondok KUNTUM yaitu bacaan panjang dan pendek menggunakan simbol kode angka 1 sampai 6 karena dalam istilah tajwid bacaan itu di ukur dengan harakat (sama ukuran dengan mengetukan satu gerakan jari) tujuannya Yaitu untuk mempermudah santri dalam membaca Al-Quran supaya tidak tertukar mana bacaan panjang dan pendek, mana yang dibaca panjang 2 harakat dan mana yang dibaca 3 harakat dan seterusnya sampai 6 harakat.

Untuk itu, akan dijelaskan tentang materi bacaan panjang dan pendek dalam Al-Quran melalui Metode Rime Otak. 1). Bacaan satu harakat yaitu; berupa satu

huruf hijaiyah seperti Ba (ب) , Ta (ت) , Tsa (ث) , Jim (ج) dan seterusnya, atau satu

huruf hijaiyah di iringi huruf mati, seperti قل, بل, قد. Bacaan satu harakat ini di tandai dengan kode angka 1. 2). Bacaan dua harokat yaitu; berupa fathah menghadapi alif, kasroh menghadapi ya mati, dan dommah menghadapi wau mati (dalam ilmu tajwid disebut mad thobi’i). Jika ada harokat berdiri juga dibaca dua harokat serta dua

fathah di ujung ayat (dalam ilmu tajwid disebut mad iwadh) contoh: أزواجا, قدحا, ( , )قو

Bacaan .(Bacaan dua harakat ini ditandai dengan kode Angka 2. 3 .)قا, قي, صبحا(

tiga harokat yaitu; berupa Mim )م( atau Nun )ن( di Tasydid ثم إن, dalam ilmu tajwid

disebut gunnah. Mim )م( menghadapi Mim )اي )م دعون ولهم م , Mim )م( menghadapi Ba

ع )ب( ( atau Tanwin )ن( Nun mati ,لهم باخ ( menghadapi huruf ikhfa ت ث ج د ذ(,

ن قبل, أنت, ينظرون( ز س ش ص ض ف ق ك ط ظ ,)م huruf idghom bigunnah )من )ي ن م و

وضوعة ن بعد )ب( dan iqlab يقول, واكواب م Bacaan tiga harakat ini ditandai dengan .مkode angka 3. 4). Bacaan empat harakat yaitu; apabila bacaan yang dua harakat (Mad Thabi’i) di waqafkan. Dalam ilmu tajwid, bacaan seperti ini disebut Mad Aridh

Lissukun. Contoh: مفلحون Bacaan empat harakat ini ditandai dengan kode angka 4. 5). Bacaan lima harakat yaitu; apabila yang dua harakat (Mad Thabi’i) atau ada

harakat berdiri menghadapi tanda (~) dibaca dengan panjang 5 harakat. Dalam istilah tajwid disebut dengan Mad Jaiz Munfashil. Mad Jaiz Munfasil biasanya ditulis dengan simbol (~) tapi sedikit pendek daripada tanda Mad yang 6 harakat. Contoh:

ين Bacaan lima harakat ini ditandai dengan kode angka 5. 6). Bacaan enam .الخآئضharokat yaitu apabila ada tanda (~) dalam Al-Quran menghadapi Tasydid atau hamzah, maka bacaanya dibaca panjang enam harokat. Tanda hamzah dalam MRO disimbolkan dengan angka dua (2), sedangkan tasydid disimbolkan dengan angka tiga (3) terlentang. Ini agar mempermudah pembaca agar tidak lupa. Tanda Mad Wajib Muttashil ini (~) biasanya ditulis lebih panjang daripada tanda yang lima

harakat. Contoh: إذاالس مآء, والس مآء. Bacaan enam harakat ini ditandai dengan kode angka 6.

Bacaan empat sampai enam harakat dalam materi MRO disebut bonus

Page 11: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 381

MRO, karena pada intinya yang empat sampai enam harakat adalah yang dua harakat (Mad Thabi’i). Jika kita menguasai yang satu sampai tiga harakat, maka yang empat sampai enam harakat akan mudah dimengerti.

Bacaan Qolqolah yang hurufnya ada 5 (ق ط ب ج د) yaitu dengan kode atau

simbol angka satu (1) yang di contreng (1). Contoh: قبل

Keempat; Penerapan kode Makhorijul Huruf dan Ilmu Tajwid bagi setiap santri (cara baca Al-Quran melalui MRO).

Materi selanjutnya yang diajarkan atau disampaikan pada santri KUNTUM oleh pembimbing yaitu penerapan kode simbol huruf dan angka makharijul huruf dan bacaan panjang dan pendek, Penerapan kode-kode yang baik dan benar dalam pembacaan Al-Quran melalui Metode Ritme Otak. yaitu jika kita tidak menggunakan Quran Ritme maka kita harus menulis kode atau simbol-simbol huruf dan bacaan panjang yang telah disebutkan di atas dengan cara ditulis dibawah tulisan arabnya.

Contoh:

يم ح حمن الر ين ١)بسم الله الر العالم رب ( الحمد لل

G G G G

4 1 2 1 1 1 21 1 1 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1

Keterangan di atas Bacaan Bis ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Mil ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Laa ditulis kode angka 2 karena dibaca dua harakat, bacaan Hir di tulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Rah di tulis kode angka 1 disertai simbol huruf G diatasnya karena Ha termasuk huruf wajib dalam MRO, bacaan Maa ditulis kode angka 2 karena dibaca dua harakat, bacaan Nir ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Ra di tulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Hiim ditulis kode angka 4 karena dibaca empat harakat (Mad ‘Aridh Lissukun).

Bacaan Al ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Ham ditulis kode angka 1 disertai diatasnya simbol huruf G karena Ha termasuk huruf wajib dalam MRO, bacaan Du ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Lil ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Laa ditulis kode angka 2 karena dibaca dua harakat, bacaan Hi ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Rabb ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Bil ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, ‘Aa ditulis kode angka 2 karena dibaca dua harakat disertai diatasnya simbol huruf G karena ‘Ain termasuk huruf wajib dalam MRO, bacaan La ditulis kode angka 1 karena dibaca satu harakat, bacaan Miin ditulis kode angka 4 karena dibaca 4 harakat (Mad ‘Aridh Lissukun). (materi hasil wawancara dengan Ustadzah Azkia sebagai Musyrifah, 19 November 2017).

Page 12: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

382 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

Seperti itulah penerapan kode simbol huruf dan angka dalam Al-Quran melalui Metode Ritme Otak, penerapan ini atau cara ini perlu bimbingan juga oleh ustadz dan ustadzah karena santri tidak langsung mahir dalam menggunakan atau penerapan kode-kode tersebut.

Kelima; Cara menghafal Al-Quran melalui Metode Ritme Otak. 1). jika menghafal Al-Quran bukan dalam Quran Ritme yang belum ada tulisan kode atau simbol huruf maka santri terlebih dahulu menghafal tulisan arab Al-Quranya sesuai kemampuan, kemudian menulis di kertas binder khusus yang telah disediakan di pondok KUNTUM di tuliskan kode angka dan simbol huruf dibawah tulisan arabnya seperti yang dicontohkan di atas pada materi cara membaca Al-Quran dengan MRO, lalu baca sesuai kode atau simbol yang sudah ditandai sesuai bacaannya. Setelah itu, kemudian hilangkan atau tutup tulisan arabnya dengan kertas penutup yang disediakan, sehingga yang tersisa adalah kode angka-angka dan simbol huruf yang berada dibawah tulisan arabnya kemudian baca berulang-ulang sampai hafal dan tersimpan di memory. Selain itu cara tersebut, jika sudah paham pada Metode Ritme Otak, maka bisa langsung menuliskan kode-kode huruf dan angka saja pada kertas binder tersebu. 2). jika menghafalnya dalam Quran Ritme maka kita tidak perlu menulis terlebih dahulu atau mengkoding kode-kode angka atau simbol hurufnya, karena menghafal dalam Quran Ritme didalamya sudah tercetak kode dan simbolnya. Maka santri bisa langsung menghafalnya sesaui petunjuk kaidah metode ritme otak. (hasil wawancara dengan Ust Abu Askar, 24 Desember 2017).

Keenam; Proses Menghafal Al-Quran, setelah mejelaskan proses bimbingan tahfidz Al-Quran mulai dari pembimbing, yang terbimbing, materi, dan media dalam bimbingan tahfidz, untuk selanjutnya yaitu proses santri menghafal AL-Quranya. Dimana dalam proses menghafal Al-Quran ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan oleh para santri yang diterapkan di pondok KUNTUM. Diantaranya yaitu;

Pertama; Meluruskan niat, Niat adalah awal dari semua amal. Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Bila niatnya baik dan ikhlas, maka baiklah amalnya. Namun bila niat keliru maka sia-sia amalnya. Dalam hal niat ini, semua santri dipondok KUNTUM di haruskan berniat terlebih dahulu dalam menghafal AL-Quran dan meluruskan niatnya supaya berbuah pahala. (hasil wawancara dengan Ust Abu Askar dari binder panduan MRO, 24 Desember 2017).

Kedua; Menentukan target, langkah selanjutnya yaitu santri membuat target hafalan. Berapa ayat atau berapa halaman yang ingin dihafalkan setiap harinya. Penentuan target ini penting karena begitu banyak orang yang menghafal Al-Quran namun tanpa masa atau tempo yang jelas jadilah hafalannya lambat dan tidak selesai. Untuk itu, dipondok KUNTUM target menghafal perhari yaitu 3

Page 13: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 383

lembar, supaya target yang ditentukan oleh pondok 6 bulan itu selesai.

Tabel 1.

Target Hafalan

Hafalan/ per hari Selesai

Tahun Bulan Hari

1 ayat 17 7 9

3 ayat 5 10 13

5 ayat 3 5 7

10 ayat 1 9 3

15 ayat 1 2 1

½ ayat 3 4 24

1 lembar - 10 6

2 lembar - 5 -

3 lembar - 3 10

Sumber: (Hasil Wawancara dengan Abu Askar)

Ketiga; Memilih waktu terbaik, Setelah target selesai ditetapkan, kemudian santri membuat jadwal menghafal harian. Untuk menghafal baru satu halaman cukup 30 menit. Bila 1 lembar (2 halaman) hanya butuh 1 jam saja dan seterusnya.

Tabel 2.

Waktu Hafalan Santri KUNTUM

Siang Aktivitas Malam

07.00 – 08.00 Ziyadah 19.00 – 20.00

08.00 – 09.00 Muraja’ah

01.00 – 02.00 09.00 – 10.00 Muraja’ah

13.00 – 14.00 Muraja’ah

16.00 – 17.00 Ziyadah – 06.00

Sumber: (data hasil wawancara dengan Ust Abu Askar, 24 Desember 2017).

Keterangan:

Ziyadah: Menambah

Muraja’ah: Mengulang

Page 14: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

384 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

Keempat; Menggunakan mushaf AL-Quran yang satu; Santri dianjurkan untuk menggunakan satu mushaf yang sama selama menghafal Al-Quran itu menjadi sebuah keharusan. Karena mata akan merekam dan benak akan menyimpan visualisasi mushaf yang digunakan ketika menghafal. Termasuk merekam tanda/ coretan kesalahan di mushaf.

Menggunakan mushaf Al-Quran standar internasional. Biasanya terbitan penerbit Timur Tengah dengan kriteria; Khat menggunakan versi Utsman Toha, satu halaman terdiri dari 15 baris, mushaf pojok dalam artian awal dan akhir ayat tiap halamannya selalu sempurna (utuh) atau tidak terpotong, setiap juz terdiri dari 10 lembar = 20 halaman kecuali juz 1 dan juz 30. 30 juz Al-Quran terdiri dari 604 halaman dan 6.236 ayat.

Kemudian ada beberapa versi tentang mushaf yang satu; Sama tata letaknya, sama khatnya, sama corak dan motifnya, Identik 100%, cetakan sama corak berbeda, ukuran yang sama, mudah didapat.

Memulai dari yang termudah; Santri KUNTUM memulai proses menghafal yatiu dari surat yang termudah dan pendek-pendek seperti memulai hafalan dari juz 30 atau juz ‘Amma. Ini juga menjadi kebiasaan umum di dunia tahfidz Al-Quran seperti yang diterapkan di Negara-negara Timur Tengah.

Namun perlu diingat bahwa menghafal dari juz 30 hanya untuk melatih menghafal bagi pemula. Dan sebaiknya hafalan awal tidak lebih dari 3 juz belakang (juz 30,29 dan 28) bagi banyak menghafal pemula semakin banyak hafalan dari belakang maka akan semakin sulit menjaganya bila telah memulai menghafal dari depan (Surah Al-Baqarah). (hasil wawancara dengan Ust Abu Askar, 24 Desember 2017).

Kelima; Membagi tiap halaman dan memecah ayat. untuk memudahkan menghafal maka caranya yaitu membagi halaman. Cara ini di terapkan pada santri pondok KUNTUM yaitu dalam menghafal membagi halaman. 1 halaman dibagi menjadi beberapa bagian.

Setelah itu, dihafalkan setiap bagian misal 20x lalu digabungkan menjadi satu halaman sempurna. Tidak beralih kebagian kedua sampai bagian pertama lancar. Dan tidak berpindah ke bagian ketiga sampai bagian kedua benar-benar lancar. (binder panduan MRO, 5 januari 2018).

Dalam memecah ayat yaitu untuk memudahkan menghafal ayat-ayat panjang, kemudian siapkan pensil, fungsinya untuk memecah ayat yang panjang menjadi beberapa kalimat atau bagian yang lebih ringkas agar mudah di hafalkan. Pensil nantinya digunakan untuk menandai ayat-ayat yang dipecah.

Cara memecah ayat ini juga dimaksudkan untuk memudahkan dalam

Page 15: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 385

menghafal ayat-ayat yang panjang. Untuk melakukan proses ini santri perlu bimbingan juga, yaitu; Mintalah bimbingan guru (ustadz) atau lihatlah terjemah agar tidak keliru memecah ayat, Disarankan merujuk ke kitab tentang waqaf-waqaf dalam Al-Quran yatu cara berhenti dan memulai bacaan.

Contoh:

ن قب يضة وإن طلقتموهن م فنصف ما فرضتم إلا أن يعفون أو يعفوا │ ل أن تمسوهن وقد فرضتم لهن فر

ه عقدة الن كاح ي بيد ذير إن الله بما تعمل │ ولا تنسوا الفضل بينكم وأن تعفوا أقرب للتقوى │ال │ون بص

Memperhatikan permulaan ayat, dalam menghafal AL-Quran sebenarnya hanya ada bagian bila ditinjau dari ayat, yaitu: awal, tengah dan akhir ayat.

Contoh:

ا الصلاة ويقيمون ينفقون رزقناهم ومم

بالغيب يؤمنون الذين

Akhir Tengah Awal

Salah satu jurus efektif agar menguasai awal-awal ayat ialah; Mengulang hafalan dengan hanya melihat dengan teliti tanpa bersuara, lihatlah permulaan ayat dari awal halaman sampai akhir halaman paling bawah, ulangi sampai benar-benar terbayang dalam benak, ulangilah dengan suara nyaring. ulangi lagi dengan menyebut awalan tiap-tiap ayat saja, terakhir lihat (nazhar) setiap susunan ayat dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. (binder panduan MRO, 2014: 7)

Keenam; Menggunakan kaidah S2M (Sabak, Sabki, dan Majil), tahapan ini merupakan proses melancarkan hafalan, yaitu digunakan ketika santri menghafal dengan bimbingan guru atau ustdz, Proses ini diterapkan di Pondok KUNTUM dan digunakan oleh santri KUNTUM. Yang mana sabak adalah hafalan yang baru dihafalkan hari ini, sabki adalah pengulangan hafalan yang dihafalkan kemarin dan masih dalam satu juz dengan sabak, manzil adalah perpaduan keduanya dan merupakan pengulangan hafalan yang telah lalu (lama). Juz-juz sebelumnya selain sabak dan sabki.

Penerapan metode ini cocok diterapkan di lembaga-lembaga tahfidz AL-Quran. Apabila ingin mengaplikasikan secara personal juga baik. Inilah yang disebut hafalan berantai. Yaitu apabila telah hafal ayat baru untuk hari ini (sabak) ulangilah ayat yang di hafalkan atau disetorkan kemarin (sabki), lalu ulangilah hafalan lama (manzil).

Page 16: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

386 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

Gambaran sabak, sabki, dan manzil

Manzil Sabki Sabak

Juz berbeda Juz sama

Sumber: (binder panduan MRO, 2014: 9)

Memperhatikan ayat-ayat yang rumit dan serupa (mirip), proses menghafal di pondok KUNTUM yang dilakukan oleh santri yaitu memperhatikan ayat-ayat yang rumit dan serupa karena Tidak sedikit penghafal AL-Quran yang menghindar dan malas mengulang-ulang ayat., surah, dan juz yang dianggap lebih sulit atau rumit. Padahal justru sebaliknya, bagian yang sulit itu harus lebih sering diulang agar menempel dan kokoh dalam ingatan.

Ketika menghafal AL-Quran Santri difokuskan pada ayat-ayat yang sulit atau rumit itu diharuskan agar ayat-ayat tersebut benar-benar menempel kuat. Dengan kaidah “ayat yang sulit itu lebih utama untuk diulang-ulang”.

Ketujuh; Taqdim (setoran hafalan), setelah santri melalui tahapan-tahapan atau proses diatas, dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran, kemudian santri melakukan proses menghafal, setelah santri menghafal atau punya hafalan selanjutnya yaitu ditaqdimkan (setorkan). Taqdim disini ialah kegiatan setoran hafalan yang dilakukan oleh santri kepada pembimbing untuk menyetorkan hafalan yang sudah dihafal oleh santri kemudian disimak dan dikoreksi hafalannya oleh pembimbing (ustadz/ustadzah). Kegiatan taqdim ini, dalam sehari semalam ada empat waktu taqdim (setoran hafalan pada pembimbing) yaitu;

Tabel 3.

Taqdim (setoran) Hafalan

No Taqdim Waktu

1 Taqdim Hafalan I 05.30-07.30

2 Taqdim Hafalan II 09.00-11.00

3 Taqdim Hafalan III 13.00-15.00

4 Taqdim Hafalan IV 16.00-17.00

Sumber: (Hasil Wawancara dengan Abu Askar)

Dari taqdim tersebut, setiap 1 pembimbing (Musyrif/Musyrifah) membimbing 2-3 santri dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran dan taqdim hafalan. (hasil wawancara dengan Abu Askar, 24 Desember 2017).

Page 17: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 387

Proses bimbingan diatas tersebut, mulai dari pembimbing (Ustadz) dan yang dibimbing (santri) atau konseli, kemudian metode dan materi yang di sampaikan kepada santri semua itu untuk membantu dan menunjang pada proses menghafal Al-Quran, karena tujuan bimbingan itu sendiri ialah untuk membantu memandirikan setiap konseli dalam mengembangkan setiap potensi-potensi individu secara lebih optimal (Hikmawati, 2012: 64).

Begitu juga dalam proses bimbinan bahwa seorang konseli atau yang dibimbing harus mendapatkan kesempatan untuk : 1) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya; 2) Mengenal dan memahami potensi dan peluang yang ada di lingkungannya; 3) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut; 4) Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri; 5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat; 6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan 7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. (Hikmawati, 2012: 66)

Hasil Bimbingan Tahfidz Al-Quran Dengan Metode Ritme Otak

Terkait dengan hasil bimbingan tahfidz Al-Quran dengan Metode Rime Otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM terlihat pada pengamatan penulis dilapangan setelah melakukan proses bimbingan tahfidz yang dilakukan oleh ustadz dan ustdzah terhadap para santri selama program menghafal Al-Quran. Bahwasanya dalam bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode Ritme Otak itu ada santri yang termotivasi dan ada juga santri yang tidak termotivasi. Hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya baik itu faktor intrinsik (dalam diri individu) maupun faktor ekstrinsik (diluar individu).

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan wawancara dengan pimpinan pondok KUNTUM dan Ustadzah sebagai pembimbing serta beberapa santrinya. Berdarakan data yang diperoleh dari santri angkatan 7 yang berjumlah 20 orang yang mampu mencapai target hafal 30 juz yaitu 18 santri dan 2 santri yang tidak mencapai target. Hal ini menunjukan dengan termotivasinya santri dalam menghafal Al-Quran. Dari data tersebut, bahwasanya santri yang termotivasi terlihat dari semangat santri dalam menghafal Al-Quran. Hari demi hari mereka mengahafal tanpa mengenal lelah kemudian dibantu dengan metode yang digunakan yaitu metode Ritme Otak untuk mempermudah menghafalnya dan dorongan orang tua yang membuat para santri terus menghafal Al-Quran sehingga santri mampu mencapai target yang di tentukan oleh pondok yaitu hafal 30 juz dalam waktu 6 bulan. Sedangkan santri yang dua lagi terdapat kendala dalam proses bimbingan tahfidz Al-Quran, santri yang pertama kurang termotivasi dan kendala dalam kemampuan yang terbatas sehingga hanya bisa mencapai 20 juz

Page 18: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

388 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

selama program berjalan, dan santri yang kedua terkendala karena sakit sehingga tidak melanjutkan program tahfidz dan akhirnya tidak mencapai target yang ditentukan.

Dengan demikian, hasil bimbingan tahfidz Al-Quran yang dilaksanakan di pondok tahfidz KUNTUM, Penulis dapat mengambil kesimpulan terkait dengan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran bahwa yang menjadi motivasi santri dalam menghafal Al-Quran ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Yang termasuk faktor intrinsik (dalam diri santri) yaitu keinginan santri yang timbul atau dorongan dalam dirinya untuk menghafal Al-Quran. dan yang termasuk faktor ekstrinsik (luar diri santri) yaitu santri terdorong keinginanya oleh faktor luar yaitu orang tua, dan para penghafal Al-Quran. dimana santri menghafal Al-Quran itu supaya kelak orang tuanya bahagia dan dapat hadiah mahkota dari anaknya yang hafal Al-Quran. selain itu juga di tunjang dengan metode yang di gunakan dalam menghafal Al-Quran untuk membantu proses menghafalnya yaitu menggunakan metode Ritme Otak.

Hal tersebut, yang berkaitan dengan motivasi sebagaimana yang di ungkapkan oleh Mujiyono dan Dimyati (2006: 85) motivasi belajar sangat penting bagi siswa, pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut : a) menyadarkan kedudukan pada awal belajar proses dan hasil akhir; b) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; c) mengarahkan kegiatan belajar; d) membesarkan semangat belajar; dan e) menyadarkan bahwa ada perjalanan belajar dan kemudian melakukan pekerjaan yang berkesinambungan. Maka dari itu penting sekali pemberian motivasi kepada siswa atau santri ini dilakukan.

Begitu juga definisi motivasi itu sendiri ialah sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku seseorang. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang antara lain yaitu faktor eksternal diantaranya : dukungan sosial, lingkungan dan orang tua. Sementara faktor internal adalah faktor dalam diri individu yaitu kepercayaan diri yang timbul karena tekad dan perasaan untuk mampu melaksanakan segala yang dibutuhkan dalam hidup. (Rahim, 2006: 85)

PENUTUP

Dari hasil penelitian tentang Bimbingan Tahfidz Al-Quran Dengan Metode Ritme Otak Untuk Meningkatkan Motivasi Santri Dalam Menghafal Al-Quran dapat disimpulkan sebagai yaitu;

Pertama; Proses bimbingan tahfidz Al-Quran di pondok KUNTUM Cipatik ada beberapa point yang diterapkan diantaranya yaitu meluruskan niat, mengetahui metode Ritme Otak, menentukan target hafalan, memlih waktu yang tepat,

Page 19: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak untuk Meningkatkan Motivasi Santri

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390 389

Memakai satu mushaf Al-Quran, Memulai menghafal Al-Quran dari yang termudah, Membagi tiap halaman dan memecah ayat, Memperhatikan permulaan ayat, Memahami ayat, Menggunakan kaidah S2M (Sabak, Sabki, dan Manjil), Memperhatikan ayat-ayat yang rumit dan serupa (mirip), dan terakhir Setoran hafalan kepada pembimbing (taqdim). Tahapan tersebut dilakukan dalam bimbingan tahfidz Al-Quran yang bertujuan untuk mempermudah para santri dalam menghafal Al-Quran supaya mencapai target hafalan Al-Quran yang telah ditentukan. Selain itu, bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode Ritme Otak ini meliputi 5 aspek yaitu; Pembimbing (ustadz dan ustadzah), Terbimbing (para santri), Metode yang dipakai yaitu; metode Ritme Otak, Materi yang disampaikan yaitu materi metode Ritme Otak, Media yang digunakan adalah Al-Quran perkata, binder B5, pena merah biru, penghapus pena, pensil, penghapus pensil, penggaris 30 cm, peraut pensil.

Kedua; Hasil yang telah diperoleh dari bimbingan tahfidz Al-Quran dengan metode Ritme Otak untuk meningkatkan motivasi santri dalam menghafal Al-Quran di pondok KUNTUM Cipatik Cihampelas kabupaten Bandung Barat, bahwa santri termotivasi terlihat dari antusias dan semangat para santri dalam menghafal Al-Quran seperti saat proses menghafal pada waktu-waktu yang ditentukan dan setoran hafalan pada pembimbing (taqdim hafalan) yang berkelanjutan, adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam menghafal Al-Quran, memiliki harapan cita-cita masa depan. Hari demi hari mereka mengahafal tanpa mengenal lelah dan akhirnya mampu mencapai target yang di tentukan oleh pondok yaitu hafal 30 juz. Sedangkan kondisi santri pada sebelumnya yaitu semangat yang kurang pada diri santri seperti terlihat bingung, jenuh, malas, susah menghafal, ingin pulang, tidak mau menghafal, kemudian menghafal AL-Quran semaunya tidak ada targetan yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Rohani, A. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arifin, dan Kartikawati, (1995). Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Arifin, I. Z. (2008). Bimbingan dan Konseling Islam (Al-Irsyad Wa Al-Tawjih Al-Islam) Berbasis Ilmu Dakwah: Academic journal for Homiletic Studies Vol.4 No.11

Askar A. (2014). Binder Panduan menghafal Metode Ritme Otak. Tidak diterbitkan. Bimo, W. (2004). Pengantar Psikologi Umum, Andi, Jakarta Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Afhabeta. Rahim, M. A. (2006). Sepuluh teknik membangun motivasi Optimalisasi Ramadhan.

Jakarta: Antar Kota. Rusyan, T., dkk. (1989). Penedekatan dalam proses belajar mengajar. Bandung: Cv.

Remaja Rosdakrya.

Page 20: Bimbingan Tahfidz Al-Quran dengan Metode Ritme Otak …

Nurgaha.

390 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 07(3) (2019) 371-390

Satriah, L. (2015). Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Bandung: Mimbar Pustaka. Satriah, L. (2016). Bimbingan dan konseling Pendidikan. Bandung: Mimbar Pustaka. Yunus, M. (1990). “Kamus Arab Indonesia”, cet. ke-8, Jakarta: PT. Mahmud Yunus

Wadzurriyyah.