bidang unggulan : sosial budaya. kode/bidang ilmu:511 ... · 1 bidang unggulan : sosial budaya....

106
1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI KRITIK SOSIAL DALAM SATWA PAN BALANG TAMAK SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN REVOLUSI MENTAL ANAK BANGSA Oleh: Dr. Drs. I Nyoman Sukartha, M.Hum. / 0005115504 (Ketua) Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S. / 0008045910 (Anggota) Drs. I Ketut Nuarca M.S. / 0031125531(Anggota. PROGRAM STUDI SASTRA JAWA KUNO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA 2015 Dibiayai oleh DIPA PNBP UNIVERSITAS UDAYANA Nomor DIPA: SP DIPA-042.04.2.400107/2015 HALAMAN PENGESAHAN

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

1

Bidang Unggulan : Sosial Budaya.

Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan

Bahasa) Daerah

LAPORAN AKHIR

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

KRITIK SOSIAL DALAM SATWA PAN BALANG TAMAK SEBAGAI

UPAYA MENCIPTAKAN REVOLUSI MENTAL ANAK BANGSA

Oleh:

Dr. Drs. I Nyoman Sukartha, M.Hum. / 0005115504 (Ketua)

Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S. / 0008045910 (Anggota)

Drs. I Ketut Nuarca M.S. / 0031125531(Anggota.

PROGRAM STUDI SASTRA JAWA KUNO

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Dibiayai oleh DIPA PNBP UNIVERSITAS UDAYANA

Nomor DIPA: SP DIPA-042.04.2.400107/2015

HALAMAN PENGESAHAN

Page 2: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

2

Judul : Kritik Sosial Satwa Pan Balang Tamak Dalam

Menciptakan Revolusi Mental Anak Bangsa

Peneliti/Pelaksana

Nama : Dr. Drs. I Nyoman Sukartha, M.Hum.

NIDN : 0005115504

Jabatan Fungsional : Lektor

Program Studi : Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Dan Budaya UNUD

Nomor HP : 081339447447

Alamat Sure1(e-mil) : [email protected]

Anggota (1) : Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S

NIDN : 0008045910

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Anggota (2) : Drs. I Ketut Nuarca, M.S

NIDN : 0031125531

Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

Penanggung Jawab :

Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Biaya Tahun Berjalan : Rp 25 000 000,-

Biaya Keseluruhan : Rp 25 000 000,-

Denpasar, 5 November 2015

Mengetahui

Ketua PS. Sastra Jawa Kuno

(Drs. A.A. Gede Bawa, M.Hum)

NIP 105712311985031010

Ketua Peneliti

(Dr. Drs. I Nyoman Sukartha,M.Hum)

NIP: 19551105 198303 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sastra dan Budaya

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M. A.

NIP 195909171984032002

PRAKATA

Page 3: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

3

OM SWASTYASTU

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa/Hyang Widi Wasa maka, selesailah

laporan penelitian Hibah Unggulan Program Studi yang berjudul: “Kritik Sosial Dalam

Satwa Pan Balang Tamak Sebagai Upaya Menciptakan Revolusi Mental Anak Bangsa”

ini dilakukan.

Penelitian ini dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana dengan nomer

DIPA : SP DIPA – 042.04.2.400107/2015.

Penelitian ini direncanakan selesai pada bulan November 2015 dan berkat

rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, selesai tepat pada waktunya.

Penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

pada kesempatan ini diucapkan trima kasih yang tiada terhingga kepada:

1) Rektor Universitas Udayana beserta staf, Ketua PNBP Universitas Udayana, dan

Dekan Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana beserta staf, atas fasilitas

dan dana yang diberikan.

2) Kepala Gedung Kirtya Singaraja atas kerelaannya memberikan informasi dan

meminjami beberapa buku yang berkaitan dengan Satwa Pan Balang Tamak untuk

difoto kopy.

3) Kepala Perpustakaan Program Pasca Sarjana Kajian Budaya dan Kepala

perpustakaan Program Pasca Sarjana Linguistik Universitas Udayana atas kerelaan

memberi pinjaman buku/disertasi/tesis untuk difoto kopy.

Page 4: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

4

4) Para Pemangku Pura/Klian Pura/Pengempon Pura Balang Tamak di seluruh Bali

serta para informan yang telah banyak membantu memberikan informasi tentang

Satwa Pan Balang Tamak.

5) Bapak/ibu yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

sehingga penelitian ini berjalan sesuai dengan harapan.

Atas semua bantuan dan budi baik bapak/ibu sekalian, dalam kesempatan ini

tidak lupa diucapkan terima kasih. Semoga Tuhan selalu melimpahkan kebaikan dan

anugerah kepada kita semua.

OM SANTHI SANTHI SANTHI OM

Denpasar, 5 November 2015

Tim Peneliti.

Page 5: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

5

RINGKASAN

Sebuah karya sastra umumnya mengandung fungsi, makna dan nilai yang

diagungkan oleh masyarakatnya. Itulah sebabnya sastra mempunyai keterjalinan

hubungan secara timbal balik dengan masyarakat. Makna dalam karya sastra sering kali

belum lengkap atau tertunda. Makna seperti itu dikaji, dibongkar, dan kemudian

direkontruksi lagi agar ditemui makna baru yang belum pernah terungkap dan

tersembunyi di balik makna yang sudah ada. Kajian mengenai makna yang tertunda

dipelajari oleh teori dekontruksi sastra.

Kata dekonstuksi mengingatkan kita kepada Jacques Derrida dengan bukunya

De la grammatologie I dan II. Ia dilahirkan tanggal 15 Juli tahun 1930 dalam keluarga

Yahudi di El Biar, Aljazair (Fayadi,2005;2). Artikelnya dimuat dalam majalah Critique

yang terbit tahun 1965 dan 1966 (Kaelan,2009;252).

Dekonstruksi adalah nama yang diberikan pada operasi kritik ketika oposisi

dilemahkan sebagian atau, di mana dapat diperlihatkan bahwa mereka sebagian saling

melemahkan dalam proses makna tekstual (Eagleton,2010;191, Piliang, 2010;125). Jadi,

dekonstruksi merupakan metode analisis yang dikembangkan Derrida dengan

membongkar struktur kode-kode bahasa, khususnya struktur oposisi pasangan

sedemikian rupa, sehingga menciptakan satu permainan tanda yang tanpa akhir, dan

tanpa makna akhir (Piliang,2010;16).

Hoed (2003;153) mengatakan bahwa: Teori dekonstruksi Derrida lahir sebagai

kritik terhadap teori Ferdinand de Saussure tentang tanda. Menurut Derrida teori tentang

tanda dari Ferdinand de Saussure bersifat statis. Tanda dilihat sebagai hubungan antara

signifiant (penanda atau bentuk) dan signifie (petanda atau makna). Makna tanda

didasari oleh perbedaan semiologis (difference semiologique). Dalam kenyataannya

hubungan antara signifiant dan signifie bersifat dinamis. Artinya hubungan itu

seringkali tertunda, dan diberi makna baru. Argumentasi yang menguatkannya adalah

bahwa, dalam bahasa Perancis kata differer tidak cuma berarti „berbeda‟, namun juga

berarti „menunda‟. Selanjutnya dikatakan bahwa, hubungan antara petanda dan penanda

Page 6: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

6

atau antara bentuk dan makna bersifat dinamis. Makna bukanlah hanya diperoleh

melalui perbedaan, namun didapat juga dari penundaan semiologis.

Kajian dekontruksi sastra belum begiru popular di kalangan mahasiswa, lebih-

lebih lagi pada mahasiswa S1. Hal ini terbukti dari belum adanya hasil penelitian berupa

skripsi S1 yang menggunakan landasan teori dekonstruksi sastra. Oleh karena itu,

penelitian dekontruksi sastra akan menjadi warna baru pada penelitian S1 berupa

skripsi.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………..... i

Page 7: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

7

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... i

PRAKATA …………………………………………………………………… ii

RINGKASAN ………………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vi

GLOSARIUM ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1

1.2 Masalah …………………………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 4

BAB III TUJUAN PENELITIAN ………………………………….............. 9

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………. 9

BAB V KRITIK SOSIAL DALAM SATWA PAN BALANG TAMAK…. 10

5.1 Teks dan Terjemahan Satwa Pan Ballang Tamak. .............................. 10

5.1 Ringkasan Satwa Pan Balang Tamak …………………………………. 28

5.2 Pengertian Kritik Sosial ...................................................................... 42

5.2 Episode Berburu ………………………………………………………….. 44

5.3 Episode Adu Sapi …………………………………………………………. 50

5.4 Episode Pembangunan Pagar ……………………………………………. 53

5.5 Episode Dodol Ketan Hitam ……………………………………………… 57

5.6 Episode Kematian Pan Balang Tamak ………………………………….. 61

5.7 Rangkuman ............................................................................................ 64

BAB VI SATWA PAN BALANG TAMAK SEBAGAI UPAYA

MENCIPTAKAN REVOLUSI MENTAL ANAK BANGSA ............. 67

6.1 Pengertian Revolusi Mental …………………………………………….. 67

6.2 Motivasi Revolusi Mental Dalam Satwa Pan Balang Tamak………… 68

6.3 Revolusi Mental Pola Pikir Penguasa ……………………………………. 70

6.4 Revolusi Mental Masyarakat ……………………………... ....................... 71

6.5 Revolusi Mental Sikap Malas ………………………………………….... 74

6.6 Revolusi Aturan yang Tidak Tegas ....................................................... 78

6.7 Revolusi Mental Sikap Ceroboh ……………………………................... 81

6.8 Rangkuman ............................................................................................ 84

7. Kesimpulan dan Saran…………………………………………………...... 85

- Kesimpulan .............................................................................................. 85

- Saran ........................................................................................................ 86

- Lampiran…………………………………………………………………....... 100

- Foto-foto..……………………………………………………………………... 100

GLOSARIUM.

arah-arah : pemberitahuan, pengumuman

Page 8: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

8

bala : prajurit, pahlawan, anak buah/bawahan

balang : belalang. Perumpamaan yang dikenakan terhadap orang

yang tidak mau bekerja/malas tetapi banyak akal

bangkung : induk babi

bangkung sing megigi : induk babi ompong

bendesa : jabatan tradisional Bali untuk pemimpin desa

bengbengan : angkreman/tempat ayam mengerami telur

caru : nama sesajen penetralisir energy alam yang negatif

cicing bengil : anjing kurus, kotor dan sakit-sakitan

iwel/uwel : sejenis kue terbuat dari tepung ketan hitamyang

dikukus

juru arah : orang yang bertugas menyampaikan

pemberitahuan/pengumuman desa

jero mangku : sebutan untuk orang yang berprofesi sebagai pengantar

upacara di suatu pura. Disebut pula pinandita

kanda pat : ajaran tentang saudara empat yang diajak dari lahir

kelian pura : pimpinan pura

kupas : lapisan batang pisang yang telah kering

pacaruan : upacara penetralisir energy negative alam

pagehan : pagar

pan : sebutan untuk orang laki yang sudah mempunyai anak

pangkung : jurang, sungai yang tidak berair

sanggah : bangunan tempat pemujaan

sendi : batu dasar tiang bangunan

senggauk : nasi aking

tama : masuk, jinak, berani

tamak : rakus

tambulilingan : kumbang

titi : jembatan darurat dari kayu/bambu

Page 9: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tradisi lisan suatu masyarakat, umumnya kaya akan kandungan berbagai

kearifan lokal (local wisdom) yang di dalamnya sering pula memendam kecerdasan

lokal (local genius).

Tradisi lisan maksudnya adalah sebuah tradisi yang diturunkan secara turun-

temurun, paling tidak dua generasi dan diakui sebagai milik bersama (Sudikan, 2001:11

dan Vansina, 1985: 27-31). Hoed (2008:184) mengatakan bahwa; tradisi lisan adalah

berbagai pengetahuan, dan adat kebiasaan yang secara turun-temurun disampaikan

secara lisan. Dananjaya (1984: 21-22) menyatakan bahwa tradisi lisan (verbal folklore)

merupakan bagian dari folklor (foklor lisan, dalam Moeliono, 2005:1208), di samping

terdisi bukan lisan (non verbal folklore), dan tradisi sebagian lisan ( partly verbal

volklore). Dalam tradisi lisan sebenarnya terkandung muatan seperti: sistem geneologi,

adat-istiadat, sejarah, etika, sistem pengetahuan, bahasa rakyat, pertunjukan, pertanyaan

tradisional, puisi rakyat, nyanyian, kearifan lokal, ensiklopedia dan mite atau legende

atau dongeng

Kearifan lokal maksudnya adalah, kematangan berfikir masyarakat tingkat lokal

yang tercermin dalam sikap dan cara pandang masyarakat yang kondusif dalam

mengembangkan potensi dan sumber lokal, baik yang berupa material maupun yang

bukan material

Page 10: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

10

Satwa Pan Balang Tamak, merupakan sebuah ceritera rakyat Bali yang

tergolong ke dalam salah satu tradisi lisan Bali. Pan Balang Tamak mencerminkan

gambaran sosok tokoh yang memiliki sikap kritis di masyarakat. Ia merupakan tokoh

yang sangat cerdas uang mencoba mengkritisi segala aturan-aturan yang diberlakukan di

desanya. Di sisi lain yaitu warga desa, dan pemimpin desa kurang mampu menangkap

sikap dan prilaku Pan Balang Tamak yang sangat kritis itu. Sikap kritis itu dianggap

sebagai pembangkangan terhadap aturan-aturan desa yang ada. Hal itu mengakibatkan

timbulnya rasa marah, dendam, dan antipati warga desa kepada Pan Balang Tamak.

Sebagai puncak kemarahan warga desa yang dipimpin oleh perangkat pimpinan desa,

maka Pan Balang Tamak diracuni agar mati. Bahkan, setelah mati ada niat dari

beberapa wrga desa yang ingin mencuri kekayaan Pan Balang Tamak. Namun, berkat

kecerdasan Pan Balang Tamak yang telah menduga akan adanya keinginan beberapa

warga desa seperti itu, maka kekayaannya yang telah ditinggalnya mati tidak berhasil

dicuri. Warga masyarakat desa hanya berhasil mencuri mayat Pang Balang Tamak yang

ada di dalam peti. Mayat yang ada di dalam peti itu dibawa ke sebuah pura, dan di sana

mayat itu disembah karena dikira ada roh suci (Tuhan) di dalam peti itu. Setelah

diketahui bahwa isi peti adalah mayat Pan Balang Tamak maka mayat itu diupacarai

selayaknya.

Ringkasan kisah Pan Balang Tamak di atas, mencerminkan adanya kritik sosial

dari salah seorang warga masyarakat terhadap aturan atau norma-norma yang telah

berlaku. Kriritk sosial itu bertujuan untuk menguji kesahihan atau kebenaran aturan atau

norma-norma adat yang telah dibuat dan disepakati bersama. Di sisi lain perangkat

Page 11: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

11

pimpinan desa sebagai pembuat kebijakan desa merasa ditentang, dan dolecehkan oleh

sikap kritis Pan Balang Tamak.

Bertolak dari uraian di atas bisa dikatakan bahwa dalam ceritera itu terkandung

makna adanya krtitik soaial, dan makna yang belum terungkap atau makna tertunda

dalam ceritera Pan Balang Tamak. Makna-makna tersebut perlu di ungkap sebagai

bahan penelitian.

1.2 Masalah

Diskripsi dalam latar belakang di atas memunculkan permasalahan yang akan

diteliti seperti:

1) Kritik sosial apa yang terkandung dalam Satwa Pan Balang Tamak?

2) Revolusi mental apa yang terkandung dalam Satwa Pan Balang Tamak.

Sebenarnya banyak masalah yang bisa dimunculkan dalam penelitian semacam

ini. Namun, kedua masalah di atas dirasa sudah cukup mewakilinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Page 12: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

12

Ditemukan beberapa naskah dan tulisan yang membicarakan ceritera Pan Balang

Tamak. Naskah dan tulisan yang dimaksud dapat disebutkan seperti uraian di bawah ini.

1) Transeliterasi naskah lontar Geguritan Pan Balang Tamak. Naskah geguritan

ini memuat cerita Pan Balang Tamak yang digubah dalam bentuk tembang macapat

dengan menggunakan bahasa Kawi Bali. Geguritan ini merupakan salah satu versi

cerita Pan Balang Tamak. Di samping itu cerita yang termuat di dalamnya termasuk

versi yang paling panjang dibandingkan dengan cerita-cerita versi lainya. Mengingat

naskah ini adalah transeliterasi lontar tentu saja uraian berupa analisis tidak ada. Di sisi

lain ceritera Pan Balang Tamak versi geguritan ini sangat jarang dikenal di Bali.

2) Naskah Tutur Pan Balang Tamak. Cerita Pan Balang Tamak ini digubah

dalam bentuk tutur atau prosa dengan menggunakan bahasa Jawa Kuna. Tutur Pan

Balang Tamak ini tidak memuat ceritera atau perjalanan hidup Pan Balang Tamak. Di

dalamnya hanyalah memuat tentang ceritera manusia semasih dalam kandungan.

Manusia semasih dalam kandungan sebenarnya sudah diemban oleh 4 saudara yang

masih berupa buta (roh halus). Setelah manusia lahir keempat saudaranya itu ikut

terlahir dalam bentuk darah, ari-ari, plasenta, dan air ketuban. Kempatnya ini berganti

nama setelah manusia dilahirkan. Jadi dalam naskah tutur ini hampir semua isinya

mengenai filsafat saudara 4 yang di Bali dikenal dengan ajaran Kanda Pat.

3) Satwa-Satwa Sane Banjol Kasusastra Bali. Tulisan ini merupakan kumpulan

ceritera lucu yang ada dalam kesusastraan Bali, dan dikumpulkan oleh I Gusti Ngurah

Bagus (1971). Ceritera yang ada di dalamnya dibedakan menjadi dua yaitu: Satwa-

Page 13: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

13

Satwa Banjol Sane Ngangge Dasar Antuk Kabelogan (ceritera-ceritera lucu yang

berdasar pada kebohan), dan Satwa-Satwa Banjol Sane Ngangge Daya (ceritera-

ceritera lucu yang menggunakan tipu muslihat). Ceritera Pan Balang Tamak terdapat

pada halaman 41 yang digolongkan ke dalam ceritera-ceritera lucu yang menggunakan

tipu muslihat (Satwa-satwa banjol sane ngangge dasar daja).

4) Thomas M. Hunter dan Ni Wayan Pasek Ariati (makalah seminar, 2011),

berjudul “Pan Balang Tamak sebagai Anti-pahlawan”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan struktur sastra, dengan pandangan bahwa tokoh Pan Balang Tamak adalah

tokoh yang antipahlawan. Pan Balang Tamak berupa tokoh antagonis yang memiliki

sifat kurang baik, dan penentang aturan/norma-norma desa yang berlaku. Pandangan

Tomas Hunter ini sangat bertentangan dengan kepercayaan sebagian besar masyarakat

Bali terutama masyarakat yang memuliakan bahkan mendewakan tokoh Pan Balang

Tamak ini.

5) “Dekonstruksi Nilai Budaya Dalam Satwa Pan Balang Tamak di Desa Kaba-

Kaba Kabupaten Tabanan: Perspektif Kajian Budaya”, berupa tesis (S2) oleh Ni

Nyoman Pariasih (2007). Dalam tulisan ini diuraikan bahwa teks satwa Pan Balang

Tamak merupakan uapaya perlawanan rakyat kecil terhadap penguasa atau raja yang

bertindak sewenang-wenang. Pendekatan dekonstruksi diartikan sebagai pembongkaran

makna yang ada, dengan fokus kajiannya seperti: bentuk dekonstruksi nilai budaya

dalam satwa Pan Balang Tamak, Fungsi dekonstruksi nilai budaya dan makna

dekonstruksi yang terkandung dalam satwa Pan Balang Tamak. Dalam tulisan ini belum

Page 14: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

14

dijelaskan makna yang tertunda yang sebenarnya tersirat dalam satwa Pan Balang

Tamak, terutama makna dalam menciptakan revolusi mental anak bangsa.

6)”Eksistensi Pura Balang Tamak di Desa Pakraman Beda Kecamatan Tabanan

Kabupaten Tabanan: Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna”, oleh Mertha (2008). Dari

judulnya telah tergambar bahwa isi tulisan ini lebih menekankan kajian budaya

tertutama tentang eksistensi pura dalam masyarakat Desa Pakraman Beda yang ada di

Kabupaten Tabanan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, belum ditemukan uraian

mengenai makna “yang tertunda” terutama dalam kaitannya untuk merevolusi mental

anak bangsa.

7) “Upacara Siat Ketipat Dalam Usaba Pala Di Pura Balangtamak Desa

Pakraman Nongan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem”. Tulisan ini berupa

tesis (S2) oleh I Made Lumbung Mahardi (2009). Penelitian ini memuat tentang upacara

yang dilakukan masyarakat sebagai wujud syukur kepada Tuhan serta dewa-dewi.

8) “Identitas Tokoh Balang Tamak Dalam Teks Dan Konteks Masyarakat Bali”.

Tulisan ini berupa disertasi oleh I Wayan Wastawa (2012). Disertasi ini menjelaskan

mengenai identitas Pan Balang Tamak dalam teks dan hubungannya dengan

masyarakat. Di sisi lain diuraikan juga mengenai idiologi kritis tokoh Pan Balang

Tamak dalam kaitannya dengan masyarakat Bali serta dampak dan makna dekonstruksi

identitas Pan Balang Tamak.

Bila dicermati dengan seksama tulisan yang telah disebut di atas, semuanya

memuat cerita Pan Balang Tamak. Sebagaian dari tulisan di atas menganalis dan

menguraikan makna dekonstruksi atau dengan membongkar makna yang telah ada, lalu

Page 15: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

15

makna itu disusun kembali menjadi makna baru. Namun demikian, terdapat

pemahaman yang sedikit beda mengenai pengertian dekonstruksi. Seperti yang telah

diuraikan di dalam uraian teori, bahwa, dekonstruksi dimaksudkan adalah membongkar

makna yang telah ada, kemudian mencari makna tertunda yang belum terungkap.

Makna tertunda seperti itu belum tercermin dalam pustaka-pustaka di atas. Lebih-lebih

lagi mengenai makna yang ada di dalam Satwa Pan Balang Tamak dalam menciptakan

revolusi mental anak bangsa. Adakah kandungan makna sebagai upaya menciptakan

revolusi mental anak bangsa dalam Satwa Pan Balang Tamak tersebut?. Makna inilah

yang akan menjadi titik fokus kajian, tentu saja di samping kritik sosial yang ada dalam

Satwa Pan Balang Tamak.

Page 16: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

16

BAB III TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini bisa dibedakan menjadi 2 yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus.

3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pikiran

tentang pentingnya warisan budaya bangsa yang adiluhung, agar bisa digunakan sebagai

pembelajaran, pedoman hidup, dalam membina, menciptakan kemajuan ilmu

pengetahuan, kerukunan antar umat beragama demi tercapainya kedamaian. Di sisi lain

penelitian ini bertujuan pula untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dalam upaya

menciptakan revolusi mental anak bangsa.

3.2 Tujuan khusus

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini tentu saja

berkaitan dengan masalah yang ingin dicapai. Oleh karena itu maka tujuan khusus

penelitian ini dapat dirinci seperti berikut ini.

1) Mengkaji kecerdasan lokal dalam wujud kritik sosial yang terkandung dalam Satwa

Pan Balang Tamak..

2) Mengungkap hal-hal yang perlu direvolusi dalam Satwa Pan Balang Tamak.

Page 17: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

17

BAB IV METODE PENELITIAN

Sifat penelitian ini didasari oleh filosofi fenomenologis dengan pola berfikir

induktif. Oleh karena itu maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif

yang dipertentangkan dengan penghitungan berdasarkan angka-angka (kuantitatif)

(Moleong,1982:2). Secara metodologis penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan seperti

di bawah ini.

Tahap penyediaan data dilakukan melalui observasi lapangan dengan

mengumpulkana naskah atau merekam cerita Pan Balang Tamak. Sampai saat ini

ditemukan beberapa versi Satwa Pan Balang Tamak yang ada di masyarakat. Versi

yang ditemukan berdasarkan atas perbedaan wilayah atau tempat atau boleh dikatakan

bersifat dialektal.

Tahap kedua adalah tahap analisis. Pada Tahap ini dilakukan analisis mengenai

kritik sosial sebagai bagian dari kecerdasan lokal (local genius), kearifan lokal (local

wisdom). Kemudian dikaji makna yang terkandung di dalamnya. Makna yang telah

ditemukan dibongkar (diuraikan) kembali, dan kemudian disusun ulang untuk

mendapatkan makna yang tertunda atau makna yang belum terungkap. Dalam tahap ini

digunakan metode analisis data yang dibantu oleh teknik terjemahan.

Tahap ketiga penyusunan laporan untuk disajikan sebagai hasil penelitian. Pada

tahapan ini digunakan metode formal berupa untaian kata-kata dan metode informal

berupa lambang-lambang, bagan dan sejenisnya.

Page 18: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

18

BAB V KRITIK SOSIAL DALAM SATWA PAN BALANG TAMAK

5.1 Teks dan Terjemahan Satwa Pan Balang Tamak

TEKS SATWA PAN BALANG

TAMAK

Ada kone katuturan satwa anak

madan Pan Balang Tamak. Ia maumah

di desa Sunantara wewengkon panagara

Keling. Pan Balang Tamak ngelah

kurenan madan Ni Tanu. Ni Tanu

kaliwat tresna sih, lan bakti kapining

Pan Balang Tamak. Suba makelo kone ia

makurenan, nanging tuara dadi ngelah

pianak. Yadiastun ia tusing nyidayang

ngelah pianak, mase anake tetep

mungkusin ia Pan Balang Tamak ane

muani, lan Men Balang Tamak ane luh.

Pan Balang Tamak kasub sugih

pesan di desane ento, mapan, bek ngelah

emas, selaka, pipis, keto mase kasugihan

tanah carik lan tegal tuara kena baana

metekin. Lenan kapining sugih arta

berana, Pan Balang Tamak mase ririh

nutur turmaning liu ngelah daya

pangupaya. Ia kasub ririh duaning suba

pepes ngalahang para resi, pemangku,

balian, keto mase para juru raos ane ada

di sajebag panagara Keling, ento kerana

liu anake brangti, ngedegin, lan

ngamusuhin Pan Balang Tamak. Apa

buin para prajuru desane, maka

pamucuk Kelihan desane utawi Jero

Bendesa. Jero Bendesa ane paling

TERJEMAHAN CERITERA PAN

BALANG TAMAK

Konon, adalah ceritera orang yang

bernama Pan Balang Tamak. Ia tinggal di

desa Sunantara yang termasuk wilayah

kerajaan Keling. Pan Balang Tamak

mempunyai seorang istri yang bernama Ni

Tanu. Istrinya sangat cinta dan setia

kepada suaminya. Sudah lama mereka

bersuami istri, namun belum juga

memperoleh keturunan. Walaupun mereka

tidak memiliki anak, namun orang-orang

menjulukinya dengan sebutan Pan Balang

Tamak untuk sang suami, dan Men Balang

Tamak untuk sang istri.

Pan Balang Tamak terkenal sangat

kaya di desa itu sebab, ia banyak memiliki

harta benda berupa emas, perak, uang, dan

kekayaan berupa tanah sawah dan tegalan

yang tidak bisa dihitung karena

banyaknya. Selain dari kekayaan berupa

harta benda, Pan Balang Tamak juga

sangat pintar berbicara, kritis, dan banyak

akalnya. Ia terkenal pandai bicara sebab

sudah sering mengalahkan para resi,

dukun, dan juru bicara yang berada di

kerajaan Keling. Itulah sebabnya banyak

orang yang marah, benci, dendam, dan

memusuhinya. Lebih-lebih lagi para

petinggi desa seperti Jero Bendesa sangat

Page 19: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

19

gedeg lan sengit tekening Pan Balang

Tamak. To kerana ia sadina-dina

makeneh lakar ngalih kapelihan Pan

Balang Tamak, apanga ada anggona

jalaran nanda ane liu lan nundung Pan

Balang Tamak mangdane ia magedi uli

desa Sunantarane.

Kacarita kone sedek dina anu,

parum krama desane lakar nayanang lan

ngalih kapelihan Pan Balang Tamak.

Tetujone apanga Pan Balang Tamak

kena danda. Krama desane makejang

nawang mapan Pan Balang Tamak tuara

ngelah siap muani ane bisa

makekuruyuk. Isin parumane kararemin

lakar ngalih kayu anggon ngawangun

pura. Tongose ngalih kayu ditu di

tengah alase wayah. Juru arahe ane

patut mapangarah ka umah-umahan,

suba madan kaorahin apanga nekedang

arah-arahe tekening krama desane..

Makejang krama desane suba kaarahin.

Caritayang jani juru arahe suba teked di

umah Pan Balang Tamak. Ngomong juru

arahe kene: “ Jero nuenang puri tiang

mapangarah, buin mani, kramane

mangda ka alase ngalih kayu, ngawit

tuun siape medem uli pedemane. Yaning

tusing teka ngayahin lakaran kena danda

siu jinah bolong”. Keto munyin juru

arahe. Pan Balang Tamak masaut:

“Nggih jero juru arah, tiang

ngiringang”.

Kacarita buin mani ngedas

lemahe, ri kala siape makruyuk tur tuun

uli pademanne, makejang karma desane

majalan luas ka alase. Nanging, Pan

Balang Tamak enu nongos jumah,

membenci dan dendam kesumat pada Pan

Balang Tamak. Itulah yang menyebabkan

Jero Bendesa senantiasa mencari-cari

kesalahan Pan Balang Tamak agar bisa

dihukum, didenda, bahkan kalau bisa agar

bisa diusir dari wilayah desa Sunantara.

Pada suatu hari diceritakanlah

warga desa Sunantara mengadakan rapat

rahasia guna membicarakan cara mencari

kesalahan Pan Balang Tamak. Tujuannya

agar bisa mendenda Pan Balang Tamak.

Seluruh warga desa tahu bahwa Pan

Balang Tamak tidak mempunyai ayam

jantan yang bisa berkokok. Isi keputusan

rapat rahasia itu adalah bahwa, seluruh

warga desa akan pergi mencari kayu

bahan bangunan untuk membangun Pura.

Tempat mencari kayu adalah di tengah

hutan belantara. Petugas yang bertugas

memberitahu warga desa, sudah diberi

tahu agar pergi ke setiap rumah untuk

memberi tahu warga desa. Semua warga

desa sudah diberi tahu.

Dikisahkanlah bahwa Juru Arah

itu sudah tiba di rumah Pan Balang

Tamak. Beginilah pemberitahuannya: “

Bapak/ibu yang punya rumah, besok

warga desa agar pergi ke hutan untuk

mencari kayu bahan bangunan. Berangkat

ketika ayam baru turun dari tempat

tidurnya. Bila tidak ikut (absen) maka

akan didenda sebesar seribu keeping (uang

bolong). Begitulah ucapan si Juru Arah,

lalu dijawab oleh Pan Balang Tamak: “Ya

saya akan ikut dan terimakasih”.

Diceritakanlah pada keesokan

harinya tat kala ayam berkokok dan turun

dari tempat tidurnya, seluruh warga desa

Page 20: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

20

ngantosang siapne tuun uli pedemane.

Dugase ento Pan Balang Tamak wantah

ngelah siap pengina aukud, tur sedekan

makeem di bengbengane. Di subane

tengai, ditu mara siap penginane tuun uli

bengbengane bakal ngalih amah.

Sesubane penginanne tuun uli

bengbengane, ditu mara Pan Balang

Tamak majalan ka tengah alase ngalih

kayu. Di tengah jalan liu papasa krama

desane suba malipetan mulih negen

kayu. Duaning krama desane suba

makejang pada mulih, dadi malipetan

Pan Balang Tamak mulih. Di subane

teked di desa, dadi kelihan desane

mabaos kene: “Ih cai Balang Tamak,

mapan cai sing nginutin arah-arah desa,

apanga cai majalan ngalih kayu ka alase

ri kala siape tuun uli pedemane. Jani cai

dendan kai mapengede ajin kayune ane

suba bakat abana baan krama desane.

Ajin kayune makejang mapangarga

limang tali keteng”. Keto munyin kelian

desane. Duaning aketo baos Bendesane

dadi masaut Pan Balang Tamak. Kene

abetne masaut: “Jero Bendesa, boya ja

tiang nenten satinut kapining arah-arah

jerone. Arah-arah desane, mangda tiang

lunga ka alase ri kala tedun ayame

saking genah ipune medem. Nah tiang

wantah ngelah siap pengina sedeng

makeem aukud. Penginanan tiange

punika, tengai mara tuun uli medem di

bengbengane. Ri kala ipun tuun saking

pedemanipun raris tiang mamargi ka

alase. Duaning asapunika, yan kamanah

antuk tiang, ten patutne tiang kena

denda, apan tiang nenten madan iwang.

pergi ke hutan mencari kayu. Namun, Pan

Balang Tamak masih belum berangkat.

Waktu itu, ia masih menunggu ayam

betinanya yang sedang mengerami

telurnya, turun dari angkremannya..

Setelah siang barulah ayamnya turun dari

angkremannya. Kala itu barulah ia pergi

ke hutan mencari kayu. Di tengah jalan ia

bertemu dengan warga desa lainnya yang

telah kembali pulang membawa kayu.

Oleh karena semua warga desa telah

pulang, maka Pan Balang juga ikut

kembali pulang. Setelah sampai di desa,

lalu pimpinan desa berkata: “Hai kamu

Balang Tamak, karena kamu tidak

menepati isi pemberitahuan desa, agar

kamu berangkat ketika ayam turun dari

tempat tidurnya maka, kamu didenda

sebesar harga kayu yang diperoleh oleh

wrga desa. Harga kayunya sebesar lima

ribu keeping”. Begitulah ucapan Kelian

Desanya. Menjawablah ia seperti ini:

“Jero Bendesa, saya bukanlah tidak

menepati perintahmu. Perintah yang

diberitahukan ke pada saya berbunyi: agar

saya pergi ke hutan setelah ayam turun

dari tempat tidurnya. Saya hanya

mempunyai satu ekor ayam betina yang

sedang mengeram. Ayam saya itu turun

dari tempat tidurnya setelah siang hari.

Ketika itu saya langsung berangkat pergi

ke dalam hutan. Oleh karena itu, menurut

pemikiran saya, saya tidak wajar kalau

didenda karena tidak salah. Yang salah

dan patut didenda adalah Jero Bendesa.

Baru begitu ucapan Pan Balang Tamak,

bersoraklah seluruh warga desa

membenarkan ucapannya. Itulah sebabnya

Page 21: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

21

Sane patut dandain wantah jero Bendesa

kewanten, mapan jerone ngaryanin

arah-arah nenten pastika patut”. Mara

aketo munyin Pan Balang Tamake, dadi

masuriak krama desane matutang

munyin pan Balang Tamak. Dadi buung

Pan Balang Tamak kakenain danda, tur

ane kadanda wantah dane Jero Bendesa.

Kala ento dadi kemengan Bendesane

mapan sing sida bakal nenda Pan

Balang Tamak, buina ia padidi ane kena

danda. To dadi ngawinang nyangetang

brangti lan sakit keneh Bendesane.

Kacarita jani Jero Bendesa buin

ngerincikang daya ajaka krama desane

ane gedeg tekening Pan Balang Tamak.

Para telik tanem Bendesane ngorain jero

Bendesa, mapan Pan Balang Tamak

jelema bes keliwat demit, lan tet pesan.

Ento tawanga ulian sadina-dina Pan

Balang Tamak tusing taen nyisaang nasi.

Begbeg ia kuangan nasi dogen, apan ia

tusing bani malebengan nasi ngalebiin.

Duaning keto Jero Bendesa ngeka daya

mangdane krama desane pesu senggauk.

Gelising cerita, krama desane suba

maan dedauhan apanga buin mani pesu

senggauk. Kebenengan juru arahe ane

ngarahin Pan Balang Tamak munyinne

badil, dadi tusing bisa nyambatang

senggauk. Kruna senggauk orahanga: “

Sanggah uug”. Mani semenganne krama

desane makejang pada pesu senggauk.

Duke ento Pan Balang Tamak mase iju

ia batal didenda, dan yang didenda adalah

Jero Bendesa. Waktu itu Jero Bendesa

jadi bingung sebab tidak bisa mendenda

Pan Balang Tamak, bahkan berbalik ia

sendiri justru yang terkena denda. Hal

itulah yang menyebabkan bertambah benci

dan sakit hati Jero Bendesa.

Kini diceritakanlah bahwa Jero

Bendesa kembali membuat tipu daya

bersama warga masyarakat lainnya yang

membenci Pan Balang Tamak. Menurut

laporan mata-mata Jero Bendesa, bahwa

Pan Balang Tamak adalah orang yang

terlalu hemat dan kikir. Hal ini diketahui

karena, setiap harinya Pan Balang Tamak

tidak pernah menyisakan nasi. Ia selalu

kekurangan nasi sebab ia tidak berani

memasak lebih. Oleh sebab itu maka Jero

Bendesa membuat tipu daya, agar seluruh

warga desa menyumbangkan senggauk

(nasi aking atau sisa-sisa nasi yang telah

dijemur hingga kering). Singkat cerita,

seluruh warga desa telah diberitahu agar

keesokan harinya menyumbangkan

senggauk (nasi aking). Kebetulan orang

yang bertugas memberi tahu warga

suaranya cadel, sehingga tidak bisa

mengucapkan kata senggauk. Kata

senggauk diucapkan: “Sanggah uug”.

Pada keesokan harinya semua warga desa

membawa senggauk. Pada waktu itu, Pan

Balang Tamak juga tergopoh-gopoh

memikul sanggah uug (sanggah yang

telah rusak), ditaruh di samping pada Jro

Bendesa duduk, menerima setoran

senggauk. Ia pun berkata seperti ini: “Jero

Bendesa, ini saya sudah menyumbang

Page 22: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

22

negen sanggah uug, abana ka tongos

Bendesane nuduk pesu-pesuan senggauk.

Ditu lantas Pan Balang Tamak

ngaturang sanggah uug tekening

Bendesane. Kene abetne mamunyi:

“Jero Bendesa, niki tiang suba pesu

sanggah uug apanga wenten benain

jerone”. Keto munyin Pan Balang

Tamake. Mara keto dingeha munyinne

Pan Balang Tamak, dadi masaut Jero

Bendesa: “Iih iba Balang Tamak, jani

iba dosen kai, apan arah-arahe ane

patut, apanga krama desane mesuang

senggauk. To ngudiang iba ngaba

sanggah uug mai?”. Masaut Pan Balang

Tamak: “Jero Bendesa, mangda

sumeken tur tiang ten bogbog, indayang

juru arahe takonin ajebos ipun, lamun

tiang bobab tiang purun keni danda

samakeh-makehne”. Kebenengan juru

arahe ada di samping jero Bendesane.

Dadi tundena mamunyi ngoraang

senggauk. Duaning ia mula badil, dadi

sing bisa ngoraang raos senggauk. Ane

araanga tuah raos sangga uug. Dadi

ditu I juru arah ane kena danda.

Kacarita kone jani, buin

Bendesane ngarincikang daya

pangupaya apanga sida antuka nibenin

sanggah uug agar bisa diperbaiki”.

Begitulah ucapan Pan Balang Tamak.

Baru didengar seperti itu ucapan Pan

Balang Tamak, lalu menjawablah Jero

Bendesa: “Wah kamu Balang Tamak,

sekarang kamu saya denda. Sebab

pemberitahuan desa yang benar adalah,

agar warga desa membawa senggauk.

Tetapi, mengapakah kamu membawa

sanggah yang telah rusak kemari?”.

Menjawablah Pan Balang Tamak: “Jero

Bendesa, supaya benar dan saya tidak

bohong, tolong juru arah-nya disuruh

kemari!. Kalau saya bohong, saya berani

didenda walau sangat banyak”. Ketika itu

kebetulan si juru arah ada di samping Jero

Bendesa, lalu disuruhlah mengucapkan

kata senggauk. Akan tetapi karena ia

memang cadel, maka tidak bisa

mengucapkan kata senggauk. Yang

terucap adalah kata sangga uug. Pada saat

itu yang terkena denda adalah si juru arah.

Diceritakanlah lagi kini Jero Bendesa

kembali membuat tipu daya agar bisa ia

mendenda Pan Balang Tamak dengan

denda yang sangat besar. Ketika itu

diketahui bahwa Pan Balang Tamak tidak

memiliki anjing dewasa. Ia hanya

memiliki seekor anak anjing kecil, kurus,

dan sakit-sakitan. Oleh karena itu,

dibuatkanlah tipu daya agar warga desa

pergi berburu ke hutan dengan membawa

anjing yang galak.

Diceritakanlah sekarang warga desa

sudah pada berangkat ke tengah hutan

serta menggendong anjing-anjing pemburu

yang besar dan galak-galak. Namun, Pan

Page 23: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

23

Pan Balang Tamak danda ane liu. Kala

ento tawanga kone Pan Balang Tamak

tuara ngelah cicing gede. Ia wantah

ngelah cicing cenik, berig tur gudig.

Duaning keto, gaenanga daya apanga

krama desane luas maboros ka alase tur

ngaba cicing ane galak ngongkong.

Caritaang jani krama desane

suba pada luas ka alase wayah tur suba

pada ngaba cicing ane gede-gede tur

galak-galak. Nanging Pan Balang

Tamak majalan paling durina saha

nyangkil cicing cenik tur berag-arig. Di

tengah alase kabenengan ada pangkung

dalem nagging tusing ada titine.

Makejang krama desane suba pada

liwat. Nanging Pan Balang Tamak tuara

bani makecos ngaliwatin pangkunge.

Dadi ditu ia ngae daya apanga nyidaang

liwat. Dadi nadak ia gelur-gelur

ngoraang ada bangkung sing magigi.

Mara keto dingeha teken krama desane,

dadi makejang kramane teka nyagjagin

Pan Balang Tamak. Disubane paek

krama desane, ditu lantas ia ngoraang

ada pangkung sing matiti. Duaning keto

dadi krama desane makejang pada igu

ngae titi apanga makejang krama desane

nyidayang ngaliwatin pangkunge ento.

Caritayang jani, suba kone

makejang krama desane neked di tengah

alase. Cicing krama desane makejang

pada galak ngongkong nguber baburon

sakadi: celeng alasan, kijang,

Balang Tamak berangkat paling terakhir

dengan membawa anak anjingnya yang

kecil lagi kurus itu. Di tengah perjalanan

di dalam hutan, kebetulan ada jurang

dalam tetapi tidak ada jembatan

penyebrangan (titi). Warga desa semua

sudah lewat. Tetapi Pan Balang Tamak

tidak berani melewati jurang itu.

Mendadak ia berteriak-teriak,

meneriakkan: “Ada bangkung sing magigi

(ada jurang tanpa titi)”. Mendengar

teriakan Pan Balang Tamak seperti itu,

warga desa mengira ada induk babi tidak

bergigi, lalu semuanya mendekatinya.

Setelah dekat, barulah jelas didengar

teriakanPan Balang Tamak bahwa ada

jurang yang tidak ada jembatannya.

Karena itu maka, semua warga desa

membuat jembatan (titi) penyebrangan

agar semua orang bisa melewati jurang itu.

Diceritakannlah kini bahwa semua

warga desa sudah sampai di tengah hutan.

Anjing-anjing warga desa semuanya

galak-galak menggonggong mengejar

binatang buruan seperti: babi hutan,

kidang, menjangan, dan sejenisnya.

Banyaklah binatang buruan yang

diperoleh mereka. Tetapi, hanya Pan

Balang Tamak saja yang anjingnya masih

digendong. Kebetulan saat itu, Pan Balang

Tamak menjumpai tanah yang agak

miring, serta dipenuhi dengan semak

belukar seperti pohon ketket.

Dilemparkalah anak anjingnya di pohon

ketket yang berduri itu. Setelah itu, anak

anjingnya melolong kuang-kaing

kesakitan, meronta-ronta mau naik untuk

mencari Pan Balang Tamak. Ketika itu

Page 24: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

24

manjangan, muah ane len-lenan. Liu

beburone ane bakatanga olih krama

desane. Nanging Pang Balang Tamak

dogen cicingne enu masangkil.

Kabenengan jani Pan Balang Tamak

nepukin rejeng bek misi wit ketket. Ditu

cicingne entunganga di punyan ketkete

ane madui ento. Disubane keto, cicingne

uyut kuang-kaing ngerasgas nagih

menekan ngalih Pan Balang Tamak.

Dadi ditu Pan Balang Tamak gelur-gelur

ngoraang cicingne galak ngongkong.

Makejang krama desane nyagjagin tur

kedek mara nepukin unduk cicingne Pan

Balang Tamak. Duaning suba sanja

gumine, dadi makejang krama desane

pada mulih. Keto masih Pan Balang

Tamak bareng mulih uli tengah alase.

Duaning cicingne bisa mamunyi kuang-

kaing dadi Pan Balang Tamak tusing

kakenen danda olih desane.

Kacarita jani nuju sasih ka

sanga, krama desane bakal

ngalaksanayang brata panyepian. Nyepi

ane lakar kalaksanayang Nyepi Sipeng,

Krama desane kadauhin apanga

ngalaksanayang brata panyepian ane

madan Nyepi Sipeng. Ri kala Nyepi

Sipeng, krama desane tusing kadadiang

ngidupang sundih utawi dammar. Keto

mase tusing dadi maleluasan, majalan

megat marga, lan majejuden. Gelising

satwa, suba jani kaenjekan dina Nyepi.

Makejang krama desane sing ada bani

Pan Balang Tamak berteriak-teriak

mengatakan bahwa anjingnya sangat galak

dan menggonggong. Semua warga desa

mendekatinya, lalu tertawa melihat ulah

anjingnya seperti itu. Karena hari telah

sore, maka semua warga desa yang ikut

berburu pulang ke rumah. Begitu juga Pan

Balang Tamak, ikut pulang dari dalam

hutan. Oleh karena anjing Pan Balang

Tamak bisa bersuara maka ia tidak

didenda oleh desa.

Diceritakanlah kini menjelang sasih

ke sanga (bulan ke 9, menurut perhitungan

bulan Bali, yaitu kira-kira bulan Maret),

masyarakat desa Sunantara akan

melaksanakan upacara Panyepian yang

disebut “Nyepi Sipeng”. Pada saat upacara

Nyepi Sipeng, warga desa dilarang

menghidupkan api dan menyalakan lampu.

Begitu pula tidak boleh bepergian,

berjalan memotong jalan (menyeberang),

dan berjudi. Singkat cerita, sekarang sudah

hari raya Nyepi. Seluruh warga desa tidak

ada yang berani ke jalan raya. Tetapi,

hanya Pan Balang Tamak sajalah yang

berjalan di jalan akan memberi makan sapi

di sawah. Kebetulan ada orang yang

melihat bahwa Pan Balang Tamak berjalan

menyeberang jalan. Keadaan ini

dilaporkan kepada Jero Bendesa. Setelah

hari Nyepi berlalu, diberitahulah Pan

Balang Tamak agar datang menghadap ke

balai desa, untuk membayar denda karena

ada orang yang melaporkannya. Namun

kala itu, Pan Balang Tamak tidak mau

membayar denda. Ia mengatakan dirinya

tidak bernah menghidupkan api, lampu,

Page 25: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

25

ka margane. Sakewala Pan Balang

Tamak dogen ane majalan di margine

lakar ngamaang ngamah sampine di

carik. Dadi ada kone anak nepukin Pan

Balang Tamak majalan megat marga

nuju ka carik. Dadi, unduke ento

lapuranga ring jero Bendesa. Di subane

suud Nyepi, dadi kadauhin Pan Balang

Tamak apanga teka ka bale desane

mayah dedosan mapan ia ada ane

nepukin tur ngelapurang Pan Balang

Tamak ngidupang sundih lan megat

marga dugas Nyepine. Nanging Pan

Balang Tamak tuara enyak kadendain. Ia

ngoraang ibane tusing ada ngidupang

sundih lan megat marga. Kene abetne: “

Jero Bendesa, tiang tusing ada

ngidupang sundih lan megat marga duk

Nyepine punika. Tiang saja ngidupang

api. Majalan ka carik mase saja,

sakewala tiang ten megat marga.

Mangda mabukti, indayang cingak,

margine sane encen pegat tiang, tur

wenten mirib margine ane pegat?.

Indayang rerehin apanga mabukti

wenten margine ane pegat!”. Mara keto

munyin Pan Balang Tamake, dadi

kaselengagan Bendesane ningehang.

Mula saja marga ane pegat tusing ada.

Keto masih anak saja Pan Balang

Tamak tusing ngidupang sundih apan ia

ngidupang api anggona malebengan di

paone. Pamuput tusing kadenda.

Kacarita jani buin kone krama

desane maan dedauhan apanga magehin

pakarangan umah lan tegalnyane suang-

suang, mangdane tusing ada manusa lan

dan memotong jalan. Beginilah katanya:

“Jero Bendesa, saya tidak pernah

menghidupkan lampu dan memotong jalan

ketika hari raya Nyepi. Saya memang betul

menyalakan obor dan juga berjalan ke

sawah tetapi, tidak pernah memotong

jalan. Buktinya, silahkan lihat jalan yang

mana saya potong, dan apa ada jalan yang

terpotong. Silahkan cari agar terbukti

bahwa jalan yang putus!”. Baru seperti itu

ucapan Pan Balang Tamak, maka diam

tersipulah Jero Bendesa, karena memang

benar tidak ada jalan yang putus. Begitu

pula Pan Balang Tamak tidak terbukti

menghidupkan lampu. Ia hanya menyulut

korek yang digunakan memasak di dapur.

Akhirnya Pan Balang Tamak tidak

didenda.

Diceritakanlah lagi bahwa warga desa

kembali mendapat pemberitahuan agar

semua warga desa memagari pekarangan

rumah dan tegalannya masing-masing,

agar tidak dimasuki oleh binatang ternak.

Bila ada orang yang berani melanggar

dengan memasuki pekarangan rumah dan

tegalan orang maka ia wajib didenda. Bila

binatang yang melanggar maka wajib

didenda atau dirampas atau disita.

Begitulah isi aturan yang diberitahukan.

Singkat cerita, Pan Balang Tamak bingung

menerima pemberitahuan itu sebab ia

tidak mempunyai pohon-pohonan yang

bisa dicari turusnya dan digunakan untuk

memagari tanahnya. Di samping itu, juga

disebabkan karena pekarangan rumah dan

juga tanah tegalannya sangatlah luas

sekali. Setelah lama ia memikirkannya

maka timbullah idenya agar bisa terhindar

Page 26: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

26

beburon macelep ka pekarangane. Nyen

ja krama desane utawi anake ane bani

macelep ka pekarangan umah anak len

ia patut kadenda. Yen beburon ane

nyelepin pakarangan anak len, patut

mase kadenda utawi karampas kajuang

beburone ento. Keto munyin arah-arahe.

Gelising satwa dadi kemengan Pan

Balang Tamak mapan ia tuara ngelah

turus ane lakar anggone magehin

pakarangane. Makelo ia makeneh-keneh,

ngenehang unduk magehin pakarangan

umahne. Len tekening keto, karang umah

lan tegalne bes linggah pesan. Di subane

makelo ia makeneh, dadi pesu rerincikan

dayane apanga tusing kakenen danda.

Ditu ia ngalih lidin punyan jaka lan tali

kupas lakar anggona magehin

pakarangane. Gelisang satwa, suba

madan pragat ia mapageh. Makejang

krama desane kedek nepukin pagehan

Pan Balang Tamak nganggo lidin jaka,

sakewala tuara ada bani ngomongang.

Kaenjekan jani masan dina

pasaran, liu anake teka mamasar di

tentene ane ada di desa Sunantara. Kala

ento ada kone dagang aukud nyakitang

basing ulian makita meju. Mapan

tentene rame, majalan ia ngalih tongos

meju. Tepukina makejang karange

masengker ban pagehan ane gede-gede,

bakuh, kereng, tur nges. tusing sida bana

lakar macelep kema meju. Caritayang

jani kanti ia teked di sisin karang Pan

Balang Tamak. Tepukina karange ento

dari terkena denda. Ia pun lalu mencari

lidi daun pohon aren dan tali dari batang

pisang yang telah dikeringkan (tali kupas).

Singkat cerita, selesailah ia memagarinya.

Semua warga desa menertawakan pagar

lidi yang digunakan memagari tanah Pan

Balang Tamak. Tetapi, mereka diam tidak

berkomentar apa-apa.

Kebetulan sekali saat itu adalah hari

pasaran. Banyaklah orang yang berjualan

dan berbelanja di Tenten (pasar kecil

yang ada di desa). Ketika itu, adalah

seorang pedagang yang sakit perut ingin

buang hajat. Karena pasar sedang rame,

maka pergilah ia mencari tempat yang

cocok digunakan buang hajat. Si pedagang

melihat bahwa semua tanah warga desa

dipagari dengan pagar yang sangat rapat

dan kokoh sehingga tidak bisa dimasuki.

Diceritakanlah ia kini sampai di samping

tanah pekarangan Pan Balang Tamak.

Dilihatnya tanah itu dipagari lidi aren

sehingga gampang dimasuki. Selain itu

tanah Pan Balang Tamak sangat rimbun

karena banyak ditumbuhi tanaman perdu.

Karena itulah sangat cocok untuk tempat

buang hajat, sebab, tidak mungkin aka

nada orang bisa melihatnya. Singkat

cerita, masuklah si pedagang itu ke tanah

Pan Balang Tamak untuk buang hajat.

Setelah ia selesai berak maka kembalilah

ia ke dalam pasar, namun, pakaiannya

dipenuhi oleh buah pulet yang menempel

di pakaiannya. Banyak orang melihat

pakaiannya dipenuhi buah pulet.

Kebetulan juga Jero Bendesa ikut pula

berbelanja di pasar. Ketika dilihat pakaian

dagang itu dilihat oleh Pan Balang Tamak

Page 27: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

27

mapageh aji lidin jaka, dadi elah bana

macelep kema lakar meju. Lenan

kapining ento, karang Pan Balang

Tamake ebet pesan tumbuhin bun-bunan

lan punyan pulet. Ento kerana melah

anggon tongos meju mapan tusing

bakalan ada anak nepukin duaning

karange ebet pesan. Gelisan satwa dadi

macelep dagange ento ka karangne Pan

Balang Tamak ane mapagehan lidin jaka

lakar masakit basang. Di subaane suud

ia meju, laut ia buin ka katengah tentene

madagang, sakewala panganggonne

ebek deketa baan buah pulete. Liu anake

nepukin penganggon dagange ebek misi

buah pulet. Kabenengan mase

Bendesane milu mabelanja di Tentene.

Kala tepukina panganggo dagange bek

misi buah pulet baan Pan Balang

Tamak, ditu ngalaut pesu munyine

masadok tekening Bandesane. Kene

munyine: “Inggih jero Bendesa, puniki

tiang ngelapur wenten anak macelep

ngerusak ka karang tiange, turmaning

biana mapiorah tekening tiang. Punika

wenten bukti yaning ipun taen macelep

ka karang tiange. Buktinnyane inggih

punika panganggonipune bek madaging

woh pulet. Indayang pedasang cingakin

ring penganggennyane. Tiang nunas

pamatut mangda ipun keni danda manut

sakadi arah-arahe sane sampun

katambiakang riin”. Keto munyin Pan

Balang Tamak nyadokang I dagang.

Dadi kapedasang katureksain

penganggon dagange, saja bek misi

buah pulet. Duaning saja ada bukti

nyekala, dadi I dagang kakenen danda

banyak dilekati buah pulet, lalu ia berkata

melaporkannya: “Ya Jero Bendesa saya

melaporkan bahwa ada orang yang masuk

dan merusak tanah saya, lagi pula tanpa

meminta izin kepada saya. Bukti ia

memasuki tanah saya adalah pakaiannya

yang banyak ditempeli buah pulet. Coba

diperhatikan dan lihatlah pakaiannya. Nah

sekarang saya mohon keadilan, supaya ia

didenda sesuai dengan aturan yang

diberitahukan dahulu kepada warga desa”.

Begitulah kata Pan Balang Tamak

melaporkan si pedagang. Lalu dilihat dan

diperiksalah pakaian si pedagang bahwa

memang benar penuh berisi buah pulet.

Oleh karena memang betul ada bukti

nyata, maka si pedagang dikenai denda

yang besarannya sesuai dengan bunyi

aturan yang telah disepakati. Uang denda

itu lalu diberikan kepada Pan Balang

Tamak.

Diceritakanlah bahwa warga desa

akan mengadakan rapat sambil membayar

denda bagi yang pernah terkena

denda.Rapat akan diadakan dib alai

Pasamuan (pertemuan) yang terletak di

halaman depan Pura Puseh. Petugas sudah

diberitahu untuk memberitahukan kepada

seluruh warga desa agar datang lagi tiga

hari untuk rapat sambil membayar denda,

bila ada yang terkena denda. Baru

didengar isi pemberitahuan seperti itu,

lalu Pan Balang Tamak membuat inisiatif

agar terhindar dari terkena denda dan

bahkan bisa mendapatkan uang.

Page 28: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

28

manut cara perarem sangkepe, tur pipis

dedandane ento baanga Pan Balang

Tamak.

Kacarita buin karma desane

lakar ngadaang sangkepan sambilang

mayah dedosan karamane ane taen

dosa.. Tongos sangkep ditu di bale

Pasamuan ane ada di bancingah pura

Pusehe. Juru arahe suba mapangarah

teken krama desane apanga tedun ka

bale Pasamuane buin telun sangkep lan

mayah dedandan, yaning kramane ada

ane kena dedandan. Mara dingeha keto

arah-arahe baan Pan Balang Tamak,

ditu ia buin ngeka daya, ngerincikang

daya pangupaya mangdane ia nyidayang

tuara kena danda tur maan pipis.

Ri kala peteng, buin mani lakar

sangkepe kalaksanaang, Ni Tanu, somah

Pan Balang Tamake, tundena ngae jaja

iwel. Jaja iwele ento malakar ban injin

manyanyah, matepung, lantas kaadukin

nyuh makihkih lan gula Bali masisir.

Sesubane kaadukang lan kaadonang

apang rata, lantas kakuskus buin.

Sesubane lebeng, jaja iwel ento giling-

gilinga kapindayang tain cicing.

Semengan pesan Pan Balang Tamak

majalan ka bale Samune sambilanga

ngaba jaja iwel, yeh, lan serbet. Dugase

ento sedeng melaha suung pesan tuara

ada anak liwat ditu. Pan Balang Tamak

iju medasang tongos ane lung tur pantes

pejangin jaja iwel. Di bucun bale

Samune, ada saka masendi kedas. Ento

piliha anggona tongos ngejang jaja iwel.

Sendine ento kakedasin aji serbet, lantas

Malam hari, sehari sebelum hari rapat

dilaksanakan, Ni Tanu, istri Pan Balang

Tamak disuruhnya membuat jajan iwel.

Kuwe iwel itu dibuat dari bahan: ketan

hitam (injin) yang disangrai, ditepung, lalu

dicampur dengan kelapa parut dan irisan

gula merah. Setelah dicampur dan diaduk

agar merata tercampur, lalu dikukus lagi.

Setelah matang, kuwe iwel itu digiling-

giling dan dibentuk menyerupai tai anjing.

Pagi-pagi sekali Pan Balang Tamak

berangkat menuju balai tempat rapat

diadakan, sambil membawa kue iwel, air,

dan kain lap. Ketika itu, kebetulan sangat

sepi, tidak ada orang yang lewat di sana.

Pan Balang Tamak dengan cepat memilih

tempat yang cocok untuk diisi kue iwel.

Pada bagian pojok balai pertemuan ada

pilar/tiang yang memakai sendi. Sendi

itulah yang dipilihnya untuk tempat

meletakkan kue iwel itu. Sendi itu

dibersihkan dengan kain lap, lalu disirami

air. Kemudian kue iwel itu diletakkan di

atas sendi itu. Bila dilihat, persis sekali

seperti kotoran anjing beriri air kencing.

Setelah selesai ia menaruh kue iwel tersebut

di sendi tiang balai pertemuan itu, lalu ia

pulang.

Diceritakanlah kini bahwa seluruh

warga desa sudah datang berkumpul dib alai

pertemuan. Begitu pula para pimpinan desa,

termasuk Jero Bendesa juga sudah hadir

dan duduk di depan. Pan Balang Tamak

datang paling belakang. Ia lalu mencari

Page 29: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

29

turuhina yeh. Sesubane kedas, jaja iwele

pejanga di duur sendine. Yaning

tingalin, persis sajan cara tain kuluk

maiisi enceh. Sesubane pragat ia

ngejang jaja di sendin saka bale

Pasamuane, lantas ia mulih.

Caritayang jani krama desane

makejang suba teka tur negak di bale

Pasamuane. Keto mase para kelian lan

jero Bendesa suba mase rauh tur suba

negak di arep. Pan Balang Tamak teka

paling si duri. Ditu ia ngelaut ngalih

tongos negak. Kabenengan di samping

sendin sakane ane misi jaja iwel, tusing

ada anak bani negak ditu. Dadi Pan

Balang Tamak ngojog kema ngalaut ia

negak di samping sendine. Disubane

negak, ditu ia mapi-mapi makesiab

nepukin jajane ane cara tain cicing ento.

Ditu ia ngomong kene: “Beh ewer pesan

cicinge ngembud dini. Inggih semeton

krama desane sami, sira bani naar bacin

kuluke niki lakar upahin tiang siu

keteng”. Keto abetne mamunyi.

Makejang kramane matolihan tur

ngademi sada seng ningalin tain cicinge

di duur sendin sakane. Ada mase ane

ngomong kene: “Beh mula jelema sigug

buin kumel, men, nyen anake bakalan

bani ngamah bacin kuluk”. Keto

pakerimik krama desane. Sesubane keto

dadi ngeraos Jero Bendesa: “Wih Cai

Balang Tamak, nah ke cai jani ngamah

tain kuluke ento, lamun cai bani

ngamah, icang ngupahin cai siu keteng”.

Keto raos Bendesane sada bangras.

tempat duduk. Kebetulan di sebelah sendi

tiang balai pertemuan yang berisi kue iwel

itu kosong karena tidak ada orang yang

berani duduk di sana. Ke situlah Pan Balang

Tamak, lalu duduk di samping sendi.

Setelah duduk, barulah ia pura-pura kaget

melihat tai anjing itu. Berkatalah ia begini:

“Aih, jail sekali anjing yang berak di sini.

Ya teman-teman anggota desa semua, siapa

saja yang berani makan tai anjing ini akan

saya kasi upah seribu uang kepeng”.

Begitulah ia bicara. Warga desa yang hadir,

semuanya menoleh dan mencibirkan bibir

karena jijik melihat tai anjing di atas sendi

(dasar pilar). Ada juga yang berucap begini:

“Ah benar-benar orang seronok lagi jorok,

tidak mungkin ada orang yang berani makan

tai anjing”. Begitulah cibiran warga desa.

Setelah itu, berkatalah Jero Bendesa: “Wih,

kamu Balang Tamak, silahkan kamu yang

makan tai anjing itu. Bila kamu berani

memakannya, akan saya kasi upah seribu

keeping”. Begitulah ucapan Jero Bendesa

dengan ketus. Ketika baru saja Jero Bendesa

berkata seperti itu, lalu di jawab oleh Pan

Balang Tamak: “Ya semua warga desa,

saksikanlah sekarang saya yang akan makan

tai anjing ini”. Sehabis ia bicara seperti itu

maka diambillah tai anjing itu lalu dimakan.

Raut wajah Pan Balang Tamak ketika itu

seperti orang mau muntah karena jijik. Lagi

pula diimbuhi dengan sikap kejut-kejut dan

gemetar badannya karena jijik. Semua

warga desa juga jijik menyaksikan ulah Pan

Balang Tamak makan tai anjing. Ada yang

meludah-ludah, ada yang tidak berani

menoleh, dan ada yang sampai muntah-

muntah melihat Pan Balang Tamak makan

Page 30: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

30

Mara Bendesane suud ngeraos keto,

dadi masaut Pan Balang Tamak, “Inggih

jero krama desa sami, mangkin saksiang

tiang lakar neda bacin cicinge niki”.

Sesubane ia suud mamunyi keto lantas

jemaka tain kuluke lantas amaha. Sebeng

Pan Balang Tamake ri kala ento, cara

anak seneb ulian seng ngamah jaja tain

kuluk. Buina maisi kejut-kejut tur ngejer

awakne ulian seneb. Makejang kramane

seneb basangne nepukin ulah Pan

Balang Tamak naar bacin kuluk. Ada

ane kecuh-kecuh, ada ane sing bani

nolih, lan ada mase ane kanti ngutah-

utah nepukin unduk Pan Balang Tamak

naar bacin kuluk. Gelising cerita, telah

tain kuluke ane sujatinne jaja uwel ento

baana naar kapining Pan Balang

Tamak. Ditu lantas Pan Balang Tamak

maan upah siu keteng pis bolong, tur

pasangkepane suba suud. Krama desane

pada mulih ngojog umah suang-suang,

sambilang pagerenggeng, nuturang indik

Pan Balang Tamak ngamah tain cicing.

Caritayang jani jero Bendesa

kaliwat gedeg tur sengit kapining Pan

Balang Tamak, duaning bes kaliwat

pepes dane kauluk-uluk, katungkasin lan

mayah upah wiadin danda kapining Pan

Balang Tamak. Sesubane makelo dane

ngerincikang daya pangupaya, ditu dane

tangkil ka puri, matur teken anake agung

ane nyeneng agung di Sunantara.

Aturanga unduk Pan Balang Tamak

setata nayain, mayus, lan sesai nungkas

awig-awig desa. Ento maka awanan Pan

Balang Tamak gedegina baan krama

desane makejang. Mara pirenga keto

tai anjing. Singkat cerita habislah tai anjing

yang sebenarnya adalah kue iwel itu

dimakan oleh Pan Balang Tamak. Ketika

itulah Pan Balang Tamak mendapatkan

upah seribu keping uang bolong, lalu rapat

desa berahir. Seluruh warga desa pada

pulang menuju rumah masing-masing

sambil berguman membicarakan prihal Pan

Balang Tamak makan tai anjing.

Diceritakanlah bahwa Jero Bendesa

sangat dendam dan sakit hati pada Pan

Balang Tamak. Hal itu desebabkan oleh

sering ia dibohongi, ditentang, dan

membayar denda/upah pada Pan Balang

Tamak. Setelah lama ia merancang tipu

muslihat, kala itu ia pergi ke keraton raja

untuk melapor kepa raja yang memerintah

di kerajaan Sunantara. Dilaporkanlah prihal

ulah Pan Balang Tamak yang selalu

memperdaya desa, malas, dan sering

menentang aturan-aturan desa. Hal itu yang

menyebabkan Pan Balang Tamak dibenci

oleh seluruh warga desa. Baru didengar

seperti itu laporan Jero Bendesa, lalu raja

jadi marah. Saat itu ia menyuruh untuk

membunuh Pan Balang Tamak. Namun,

caranya membunuhnya agar tidak terang-

terangan. Jero Bendesa disuruh mencari

racun yang paten/ampuh. Oleh karena itu,

lalu segeralah Jero Bendesa menyuruh salah

satu warga desa untuk mencari racun yang

ampuh. Singkat cerita, lalu datanglah warga

suruhan itu membawa racun yang sangat

ampuh, dan sudah berangkat akan meracun

Pan Balang Tamak.

Page 31: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

31

atur Jero Bendesa dadi duka rajane.

Ditu ida nunden ngamatiang Pan Balang

Tamak. Sakewala apanga silib carane

ngamatiang. Jero Bendesa titahanga

ngaruruh cetik ane meranen. Duaning

keto dadi gupuh Jero Bendesa nunden

sinalih tunggil kramane ngalih cetik ane

sakti. Gelising satwa, dadi ada anak

ngaturang cetik ring ida anake agung,

tur suba majalan lakar nyetik Pan

Balang Tamak.

Satwaang jani Pan Ban Balang

Tamak ajak kurenane ditu di pondok

sedeng matutur-tuturan. Nuturang

pariindike sawireh ia liu anake

ngedegin. Ida dewagung, rajane di

Sunantara mase suba madan nawang

sawireh ia liu anake ngedegin. Rumasa

kapining padewekane kagedegin, sinah

lakar cendet tuuhne. Dening aketo, dadi

memunyi ia teken somahne, kene

munyinne: “Nah memene, dadi icang

makleteg kenehe mirib lakar tuara

makelo enu idup, mapan liu nyama

beraya ane brangti tur ngedegin iraga

jani. Nah, yen pet perade manian icang

mati, ingetang pabesen icange, eda

enden jeg enggal tanema. Yaning icang

mati, silaang malu icang di balen

sanggahe, apanga cara anak sedeng

mayoga ngaregepang japa mantra.

Alihang tambulilingan nyang tatelu

wadahin beruk utawi bungbung.

bungbunge bolongin cenikang apang

tambulilingane tusing nyidayang pesu.

Eda pesan nyai mangelingin bangken

icange kala ento. Manian pedasang

ningehang orta. Yen suba ada orta anake

Ceritakanlah kini Pan Balang Tamak

beserta istrinya di rumah sedang

berbincang-bincang. Bertutur-tuturan

perihal bahwa ia banyak warga yang

membencinya. Baginda raja Sunantara juga

sudah tahu karena ia banyak orang yang

membencinya. Merasa dengan dirinya

dibenci orang, pastilah umurnya tidak akan

panjang. Karena itu, berkatalah ia kepada

istrinya: “Ya istriku, sepertinya saya merasa

dalam hati bahwa saya tidak lama akan

hidup, sebab banyak orang yang benci dan

dendam kepada kita. Nah, bila seandainya

saya mati nanti, ingatlah pesanku ini; jangan

langsung saya dikubur!. Letakkan mayat

saya dib alai yang ada di Sanggah dengan

sikap bersila menyerupai orang yang sedang

melakukan yoga dan merafalkan

mentra/doa. Carilah kumbang pohon,

barang 3 ekor, letakkan dalam tempurung

kelapa (beruk) atau bungbung (potongan

bambu). Potongan bambu itu dilubangi agak

kecil, agar kumbang itu tidak lepas.

Janganlah kamu menangisi mayatku pada

saat itu. Esok lusa, dengarkanlah berita

dengan pasti. Bila ada berita bahwa raja

sudah mati, nah barulah pada saat itu

masukkanlah mayatku ke dalam peti lalu

taruh di kamar. Barang-barang kekayaan

kita seperti: emas, perak, uang, serta barang

kekayaan lainnya, taruhlah dibalai tempat

tidur lalu atur menyerupai onggokan mayat.

Kemudian selimuti dengan kain agar terlihat

Page 32: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

32

agung seda, nah kala ento pejang

bangken icange di petine jumaan

menten. Barang-barang, emas, perak,

pipis, muah arta beranane makejang,

dugdugang di bale pasareane. Rurubin

aji saput lan kamben apanga cara

bangken icange. Ditu di sampingne nyai

ngeling kasedihan, cara mangelingin

bangken icange. Sinah lakar ada anak

ngemaling bangken icange ane wadah

peti, kadenanga kasugihane. Ingetang

pesan nyin pabesen icange keto. Mara

keto pabesen Pan Balang Tamake teken

somahne dadi sebet ia ajaka dadua. Ane

eluh ngeling ngasigsigan tuara dadi

tungkulang.

Satwaang jani utusane ane

kanikaang nyetik Pan Balang Tamak,

suba nyidaang ngeka daya, nyetik Pan

Balang Tamak. Dening bes kaliwat sidi

cetike dadi mati kone jani Pan Balang

Tamak. Somahne iju jani ngaba

bangkennne ka sanggah. Ditu tegakanga

apang cara anak masila mayoga. Keto

mase suba jangina tambulilingan

mawadah beruk di limane. Yen pedasang

aseliaban, tulen cara anak mayoga

ngaregepang japa mantra.

Satwaang jani telik tanem anake

agung, suba madan ngintip undukne Pan

Balang Tamak. Kadena Pan Balang

Tamak enu idup turmaning sedeng

mayoga. Unduke ento aturanga teken

anake agung. Dadi jengah kayun idane

tur kadena cetike tuara sidi. Dadi celekin

ida cetike. Dening bes kaliwat meranen

seperti mayatku. Di samping mayatku itu

kamu menangis seperti menangisi mayatku.

Pasti akan ada orang mencuri peti yang

berisi mayatku itu, karena mereka mengira

itu adalah harta benda kekayaan kita.

Ingatlah pesanku ini. Baru begitu pesan Pan

Balang Tamak, sangat sedih mereka berdua.

Istrinya menangis tersedu-sedu tidak bisa

dihibur.

Diceritakanlah kini orang yang diutus

untuk meracun Pan Balang Tamak. Ia sudah

mampu melakukan tipu daya dan berhasil

meracuni Pan Balang Tamak. Oleh karena

kemanjuran racun itu maka seketika matilah

Pan Balang Tamak. Istrinya segera

membawa mayat suaminya ke Sanggah, lalu

didudukkan dan dibuatkan sikap seolah-olah

Pan Balang Tamak sedang bersila

melakukan yoga. Juga telah diisi beberapa

ekor kumbang yang ditempatkan di dalam

tempurung kelapa dan ditaruh di tangannya.

Bila dilihat sepintas, persis seperti orang

yang sedang beryoga.

Ceritakanlah sekarang mata-mata sang

raja sudah melihat Pan Balang Tamak.

Dikiranya Pan Balang Tamak masih hidup,

sedang duduk beryoga. Keadaan ini

dilaporkan kepada raja. Raja sangat kaget,

dikiranya racun itu tidak manjur. Lalu

dijilatilah racun itu. Karena racun itu sangat

manjur maka seketika itu pula raja wafat.

Diceritakanlah kini terdengar berita

bahwa raja wafat karena menjilati racun.

Ketika itu dengan segera istri Pan Balang

Tamak membuat air panas. ujuannya untuk

digunakan memandikan mayat agar lemes

dan mudah diluruskan. Semua kekayaannya

Page 33: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

33

cetike dadi seda rajane.

Satwaang jani suba madan

maorta rajane seda nyelekin cetik. Kala

ento enggal-enggal Ni Tanu, somah Pan

Balang Tamake, ngae yeh anget anggona

manjusang bangkene. Tetujone apanga

bangkene lemet tur elah ban

ngaleserang.. Kasugihane makejang,

joljolanga tur ririganga niru joljolan

bangke. Sesubane keto, mara rurubina

aji kamben lan saput. Di samping

kasugihan ane marurub ento, Ni Tanu

negak saha ngelut mangelingin. Yen

tingalin tulen cara anak mangelingin

bangke.

Satwaang jani ri kala peteng

mirib ada sametara tengah lemeng. Ada

kone anak lakar mamaling ka umah Pan

Balang Tamak, apan dingeha orta Pan

Balang Tamak suba mati. Di subane

malinge ada jumahan Pan Balang

Tamak, tepukina Ni Tanu sedekan

mangelingin bangken ane muani di

balene diwangan menten. Ditu alih-

alihina pepejangangan arta berana

kasugihane Pang Balang Tamak.

Macelep malinge ka jumahan menten.

Tepukina ada peti madalit tekek pesan.

Kadena petine ento misi arta berana

kasugihan Pan Balang Tamak. Petine

ento tegena ban malinge ajaka papat.

Sesubane ejoh uli umah Pan Balang

Tamak, mereren jani malinge. Petine

tuunanga lakar ungkaba tutupne. Mara

pejanga petine, dadi ada ebo pengit cara

ebon bangke. Kadena ento ebon bangken

cicing utawi bangken siap. Mamunyi

malinge aukud: “Beh adi pengit ebone

ditaruh dan ditata meniru onggokan mayat

orang meninggal. Setelah itu, lalu diselimuti

dengan kain dan selimut. Di sebelahnya Ni

Tanu duduk sambil memeluk dan

menangisinya. Bila dilihat mirip seperti

orang menangisi mayat.

Ceritakanlah kini hari sudah malam,

kira-kira sudah tengah malam. Ada orang

yang berniat akan mencuri ke rumah Pan

Balang Tamak, sebab Pan Balang Tamak

tersiar sudah mati. Setelah maling itu berada

di dalam rumah Pan Balang Tamak,

dilihatlah Ni Tanu sedang menangisi mayat

suaminya. di tempat tidur yang ada di depan

kamarnya. Ketika itu dicarinyalah tempat

harta benda kekayaan Pan Balang Tamak di

simpan. Lalu masuklah maling-maling itu

ke dalam kamar. Dilihatnya ada peti yang

terpateri dan terkunci sangat kuat. Dikiranya

peti itu tempat harta benda kekayaan Pan

Balang Tamak. Diangkat dan dipikullah peti

itu oleh si pencuri berempat. Setelah jauh

dari rumah Pan Balang Tamak, berhentilah

para pencuri itu. Diturunkannya peti itu

untuk dibuka tutupnya. Baru begitu tercium

bau busuk seperti bau bangkai. Dikiranya

itu bau bangkai anjing atau bangkai ayam.

Seorang pencuri berkata: “Beh, kok ada bau

busuk di sini, kemungkinan ada bangkai

anjing karena ini tegalan. Ayuk kita pindah

dari sini, tidak tahan mencium bau bangkai

yang sangat busuk”. Begitulah kata si

pencuri. Lalu kembali lagi peti itu diangkat

dan dipikulnya untuk berpindah ke tempat

lain. Ketika sudah dapat tempat lain, lalu

peti itu diturunkan lagi untuk dibuka. Baru

saja peti diturunkan, kembali lagi tercium

Page 34: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

34

dini, miribang ada bangken cicing dini

apan teba. Jalan makisid uli dini apan

sing nyidaang ngadek ebon bangke

pengit pesan”. Keto munyin malinge.

Dadi buin tikula petine, lakar makisid

ngalih tongos melahan. Disubane maan

tongos ane lenan, buin tuunanga petine.

Mara pejanga beten, buin ada ebo pengit

pesan. Kadenang ada bangkaan ane

mabo pengit sawireh tongose di

tegalane. Keto unduke kanti ping pat

petine kapejang. Pamuput ada ane

ngelah daya, ngajakin ngaba petine ka

pura. Dadi mamunyi malinga ento kene:

“Nah kene ban madaya, mapan teba lan

tegalan sinah liu ada bangkaan wiadin

tai ane mebo pengit. Luungan jani petine

aba ka pura, ajaka di pura gagah petine.

Di pura sinah sing ada anak bani

lakaran meju wiadin ngutang bangkaan.

Sinah sing ada ebo pengit ditu apan

pura”. Keto abetne mamunyi. Dadi buin

tegena petine abana ka tengah pura

desane. Di subane teked di tengah

purane, ditu malinge mareren. Petine

pejanga di bale Piasan purane. Mara

ungkaba tekep petine, dadi makesiab

malinge makejang nepukin bangken Pan

Balang Tamak nyegagag suba ngembetin

tur mabo pengit. layahne nyelep lan

matane melolod nelik. Mare tepukina

keto, malaib malinge ajaka makejang

mulih kumahne suang-suang.

Ceritaang buin mani semengane,

Jero Mangku desa macelep ka tengah

purane lakar makedas-kedas mapan

bau yang sangat busuk. Dikiranya ada

bangkai lain yang berbau busuk karena

tempat itu tegalan. Begitulah keadaannya,

hingga empat kali peti diturunkan. Terahir,

salah seorang pencuri mempunyai inisiatif

untuk membawa peti itu ke sebuah pura.

Lalu si pencuri itu berkata: “Ya begini saja

caranya, karena tegalan tentu akan banyak

ada bangkai yang berbau busuk. Sebaiknya

kita bawa dan buka peti ini di sebuah pura.

Pastilah tidak ada orang yang berani berak

atau membuang bangkai di dalam pura. Di

pura pasti tidak aka nada bau busuk”.

Begitulah katanya. Lalu dipikulnya kembali

peti itu dan dibawanya menuju ke sebuah

pura. Setelah sampai di tengah pura, lalu

berhentilah mereka dan peti itu lalu

diturunkan lalu di taruh dibalai Piasan pura.

Baru tutup peti itu dibuka, kagetlah semua

maling itu melihat mayat Pang Balang

Tamak, menangkang dan sedang

membengkak, berbau busuk, lidahnya

menjulur ke luar, dan matanya terbelalak

melotot. Baru dilihatnya seperti itu lalu

larilah mereka semua dan pulang ke rumah

masing-masing.

Diceritakanlah keesokan paginya. Jero

Mangku desa masuk ke dalam pura, akan

melakukan pembersihan karena, kebetulan

hari itu adalah hari rahinan (hari untuk

melakukan persembahyangan). Ketika

dilihatnya ada peti di atas balai Piasan maka

ia pun terkejut. Dikiranya Ida Betara

menganugrahinya. Kejadian ini lalu

dilaporkan kepada Jero Bendesa. Jero

Bendessa percaya kepada laporan dari Jero

Mangku bahwa, di pura ada anugerah.

Seluruh warga desa diperintahkan agar

Page 35: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

35

dinane nuju rainan. Mara tepukina ada

peti di piasane, dadi makesiab Jero

Mangku. Kadena Ida Batara ngicen

paica mawadah peti. Dadi unduke ene

orahanga teken Jero Bendesa. Jero

Bendesa ngugu piorah dane Jero

Mangku ada pica di pura. Tundenanga

krama desane tangkil ka pura, saha

ngaba aturan, praya mendak pican Ida

Batara. Gelising satwa dadi makejang

krama desane sumuyug tangkil ka pura

saha ngaba aturan. Sesubane krama

desane ngejang banten tur negak napak

di natah purane, dadi bantene aturanga

olih Jero Mangku. Sesubane suud matur-

atur dane Jero Mangku, paekina petine

olih Jero Mangku, Jero Bendesa, miwah

para kelihan lan panyarikan makejang.

Mara bungkaha petine dadi makejang

anake makesiab nepukin isin petine boya

paica, sakewala bangken Pan Balang

Tamak. Dadi lesu krama desane

makejang, duaning isin petine tuah

bangke manusa, turmaning ada di

tengah purane, ditu dadi kramane

kadauhin apanga mreteka bangken Pan

Balang Tamak sakadi patut. Len

kapining ento, desane patut nangun

yadnya, ngaturang pacaruan, nyarunin

pura lan desane, apan kaucap leteh.

Dadi ditu krama desane nangun karya.

Keto mase Pan Balang Tamak gaenanga

pelinggih abesik, anggon cirri lan

painget indik Pan Balang Tamak ane

malu.

Keto kone satwan Pan Balang

Tamak ane katami kanti jani*

datang ke pura hari itu disertai dengan

membawa sesajen yang akan

dipersembahkan sebagai ucapan terima

kasih atas anugerah itu. Singkat cerita,

semua warga desa telah datang ke pura

disertai dengan membawa sesajen. Setelah

seluruh warga desa datang dan duduk di

halaman pura maka Jero Mangku

menghaturkan sesajen tersebut. Setelah Jero

Mangku selesai menghaturkan sesajen

persembahan maka, peti itu didekati

bersama. Baru dibuka peti itu maka

semuanya terkejut bahwa, isi peti itu bukan

anugerah tetapi berisi mayat Pan Balang

Tamak. Jadi lemaslah semua warga desa,

sebab isi peti itu adalah mayat manusia

yaitu, mayat Pan Balang Tamak. Kala

itulah warga desa diberi tahu untuk

mengupacarai mayat Pan Balang Tamak

sebagaimana mestinya. Di samping itu

masyarakat juga harus menyelenggarakan

upacara kurban Pecaruan (upacara Bhuta

Yadnya) agar pura dan desa bersih kembali

seperti sediakala. Setelah itu arwah Pan

Balang Tamak yang telah disucikan

dibuatkan satu pelinggih, sebagai cirri dan

peringatan atas kejadian pan Balang Tamak

dahulu..

Begitulah konon cerita Pan Balang

Tamak yang diwariskan hingga saat ini.

Hasil rekaman cerita yang

diceceritakan oleh Jero Mangku

Nyoman Serinten dari desa

Sangkanbuana Klungkung, pada

tanggal 11 Juli 2015.

Ditulis kembali oleh I Nyoman

Sukartha.

Page 36: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

36

5.2 Ringkasan Satwa Pan Balang Tamak

Ringkasan cerita akan dibagi ke dalam episode-episode seperti di bawah ini.

1) Episode mencari kayu ke hutan

Di sebuah desa di kerajaan Sunantara, hiduplah sepasang suami-istri yang sangat

kaya. Ia bernama Pan Balang Tamak dan istrinya bernama Ni Tanu. Ia terkenal sangat

kaya, tetapi kikir dan malas. Ia sangat pintar, pandai bicara tetapi sangat licik dan penuh

tipu daya. Selain itu, ia juga sangat malas dan sering menentang aturan-aturan desanya.

Hal itu menyebabkan ia sangat dibenci oleh warga desa lainnya, terutama oleh para

ketua desanya (Jero Bendesa). Itulah sebabnya dicarikan segala daya upaya agar ia bisa

dijatuhi hukuman atau denda yang seberat-beratnya, bahkan kalau mungkin agar bisa

diusir dari wilayah desa tersebut.

Pada suatu ketika para pimpinan desa mengadakan rapat untuk mencari

kesalahan Pan Balang Tamak agar bisa didenda. Para pemimpin desa mengetahui

bahwa Pan Balang Tamak tidak mempunyai ayam. Untuk itu disepakatilah akan

mengadakan kerja bakti mencari kayu untuk bahan bangunan ke dalam hutan.

Diberitahulah seluruh warga desa agar melakukan kerja bakti pada keesokan harinya

termasuk Pan Balang Tamak. Pemberitahuan yang disampaikan kepada Pan Balang

Tamak bunyinya bahwa warga desa harus pergi ke hutan mencari kayu, dan berangkat

Page 37: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

37

ketika ayam turun dari tempat tidurnya. Kesokan harinya pagi-pagi sekali ketika ayam

sudah berkokok dan turun dari tempat tidurnya seluruh warga desa pergi ke hutan

mencari kayu. Namun Pan Balang Tamak masih diam di rumahnya menunggu ayamnya

turun dari tempat tidurnya. Pan Balang Tamak hanya memiliki seekor ayam yang

sedang mengerami telurnya. Ayamnya itu baru turun dari mengeram setelah hari agak

siang. Ketika ayamnya turun dari mengeram itu barulah Pan Balang Tamak berangkat

pergi ke hutan. Di Tengah perjalanan ia berpapasan dengan warga desa lainnya yang

sudah kembali dari hutan dan memikul kayu hasil yang didapatkan di hutan. Karena

warga desa sudah kembali dari hutan maka Pan Balang Tamak pun juga ikut pulang.

Keesokan harinya para pinpinan desa menyuruh warga desa untuk melakukan rapat,

tujuannya membicarakan ulah Pan Balang Tamak yang tidak menepati isi

pemberitahuan desa. Dalam rapat diputuskanlah bahwa Pan Balang Tamak dijatuhi

denda berupa sejumlah uang karena tidak menepati pemberitahuan desa. Pan Balang

Tamak menolak didenda dengan sejumlah uang karena merasa tidak bersalah.

Alasannya adalah ia sudah berangkat ke hutang setelah ayamnya turun dari tempat

tidurnya. Ia hanya memiliki satu ekor ayam yang sedang mengeram. Ayamnya yang

sedang mengeram ini baru turun dari tempatnya mengeram setelah hari siang. Itulah

sebabnya Pan Balang Tamak baru berangkat ke hutan setelah hari siang. Alasan tersebut

menyebabkan Pan Balang Tamak tidak jadi di denda.

Page 38: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

38

2) Episode menyumbang senggauk

Dalam kesempatan lain warga desa disuruh untuk menyumbang ke desa berupa

senggauk (nasi aking). Siapa pun warga desa yang tidak menyumbang akan didenda.

Pimpinan desa mengetahui bahwa Pan Balang Tamak sangat irit dan pelit, termasuk

juga istrinya. Ia dan istrinya sehari-harinya memasak nasi secukupnya saja dan tidak

pernah menyisakan nasinya, apa lagi sampai menjemur nasi untuk dijadikan senggauk

(nasi aking). Tentu saja ia tidak akan mempunyai nasi aking (senggauk). Karena itu

dengan mudah ia akan dikenakan denda oleh warga desa. Kesokan harinya Pan Balang

Tamak pergi ke balai desa dengan membawa sanggah uug (sejenis bangunan tempat

sembahyang yang sudah rusak). Alasannya, karena ia mendengar pemberitahuan dari

juru arah ( orang yang bertugas menyampaikan pemberitahuan/pengumuman desa

kepada warganya) bahwa juru arah yang bersuara cadel mengatakan agar warga desa

mengeluarkan sanggah uug. Alasan itu menyebabkan Pan Balang Tamak tidak didenda.

3) Episode berburu

Pada hari berikutnya warga desa kembali lagi melakukan rapat. Pimpinan desa

mengetahui bahwa Pan Balang Tamak tidak mempunyai anjing besar, karena ia hanya

memiliki seekor anjing kecil dan sangat kurus. Untuk itu dibuatkanlah jebakan agar ia

bisa didenda. Keesokan harinya warga desa diberitahu agar semua warga desa pergi ke

hutan untuk berburu dengan membawa serta seekor anjing yang sudah galak serta

senjata untuk berburu. Pagi-pagi sekali seluruh warga desa pergi ke tengah hutan untuk

Page 39: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

39

berburu, termasuk Pan Balang Tamak. Karena Pan Balang Tamak tidak mempunyai

anjing besar maka ia membawa anjing kecilnya saja. Sesampainya di tengah hutan

semua warga desa sibuk berburu dengan melepas anjing buruannya. Banyak binatang

buruan yang diperoleh oleh warga desa. Alkisah Pan Balang Tamak di tengah hutan

berjumpa dengan jurang dalam (pangkung) yang tidak ada jembatan penyeberangannya

(dalam bahasa Bali jurang yang tidak ada jembatannya disebut (pangkung sing metiti).

Pan Balang Tamak tidak berani melewatinya. Untuk bisa melewatinya dikeluarkanlah

akal bulusnya. Pan Balang Tamak berteriak-teriak mengatakan bahwa ada bangkung

sing megigi. (induk babi ompong/tidak bergigi). Warga desapun berlarian semua

mendekati Pan Balang Tamak. Ketika sampai di dekatnya maka Pan Balang Tamak

mengatakan: ”Ada pangkung sing metiti” (ada jurang yang tidak bertiti). Warga desapun

membuat titi penyebrangan dari kayu dan bambu agar seluruh warga desa yang ikut

berburu bisa melewati jurang dalam itu.

Setelah semua warga desa sampai di tengah hutan, kembali warga desa sibuk

berburu. Ketika itu Pan Balang Tamak menjumpai pohon ketket (sejenis perdu yang

berduri) dan sangat lebat dauunya di pinggir jurang. Pan Balang Tamak melemparkan

anak anjingnya ke tengah perdu/pohon ketket itu. Anak anjing itupun bersuara keras-

keras karena kesakitan dan meronta-ronta ingin ke luar dari perdu berduri itu. Ketika

anak anjingnya bersuara keras-keras kesakitan, Pan Balang Tamak juga berteriak-teriak

mengatakan bahwa anjingnya galak menggonggong karena melihat bangkung sing

megigi (induk babi yang tidak mempunyai gigi). Karena anjing Pan Balang Tamak mau

Page 40: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

40

bersuara ketika di bawa berburu maka Pan Balang Tamak tidak didenda oleh pimpinan

desanya.

4) Episode memagari pekarangan

Hari berikutnya para pimpinan desa kembali berembug mencari akal agar Pan

Balang Tamak bisa didenda. Kebetulan tanah pekarangan dan tanah tegalan milik Pan

Balang Tamak tidak masengker (diisi pagar/tembok pembatas). Karena itu dibuatkanlah

aturan desa agar semua tanah pekarangan dan tanah tegalan dikitari dengan penyengker

(tembok/pagar pembatas). Bila tidak dipatuhi maka akan didenda dengan denda yang

cukup berat. Begitu pula bila ada orang yang memasuki tanah milik orang lain tanpa

izin maka orang itu didenda dengan denda yang cukup besar pula. Pan Balang Tamak

mengetahui bahwa aturan yang dibuat oleh desa tujuannya untuk menyudutkan, dan

mendendanya karena, hanya rumah dan tegalannyanya saja yang tidak ada pagar

pembatasnya. Di samping itu Pan Balang Tamak juga tidak mempunyai pohon-

pohonnan yang bisa dijadikan pagar pembatas. Karena itu iapun mencari akal agar tidak

bisa didenda oleh warga desa. Karena ia tidak memiliki turus/batang pohon-pohonan

untuk dijadikan pagar, maka Pan Balang Tamak memagari tanahnya dengan lidi yang

diambil dari daun enau. Lidi-lidi itu ditancapkan mengitari tanah milik Pan Balang

Tamak. Kebetulan tanah Pan Balang Tamak letaknya berdekatan dengan pasar desa, dan

banyak ditumbuhi oleh perdu yaitu pohon pulet (sejenis pohon perdu yang buahnya

kecil-kecil, berbulu, mudah lepas, dan bergetah seperti pellet/lem. Apapun yang

Page 41: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

41

menyentuhnya maka buah pullet itu akan terlepas dan menempel pada benda yang

menyentuhnya).

Ketika pasar sedang ramainya, ada seorang pedagang yang sedang berjualan

sakit perut ingin buang hajat. Pada zaman itu pasar tradisional umumnya tidak memiliki

WC sebagai tempat buang hajat. Maka pedagang itu pergi ke tempat yang mudah

dimasuki, ada pepohonan/perdu yang rimbun agar bisa dijadikan pelindung ketika

buang hajat. Kebetulan tanah Pan Balang Tamaklah yang dekat dan mada perdu yang

rimbun sebagai tempat buang hajat, lalu pedagang itu masuk ke tanah Pan Balang

Tamak yang hanya dipagari lidi sehingga sangat mudah dilewati. etelah selesai buang

hajat maka pedagang itu kembali berjualan. Ketika pasar sedang ramainya, maka pan

Balang Tamak pergi ke pasar. Sesampainya di pasar ia melihat pedagang yang kainnya

penuh ditempeli buah pullet. Lalu Pan Balang Tamak melaporkannya kepada pimpinan

desanya, bahwa ada orang yang melanggar aturan desa dengan memasuki tanah milik

orang lain tanpa seizing dari pemiliknya. Sebagai bukti ditunjukkannya buah pohon

pullet yang menempel di kain pedagang itu. Alasan yang lain adalah bahwa, hanya

tanah pekarangannya Pan Balang Tamak sajalah yang ditumbuhi pohon pullet,

sedangkan tanah milik orang lain semua bersih-bersih karena sering disiangi rumput dan

perdu yang tumbuh di tanah mereka itu. Akhir kata maka pedagang tersebut di denda

dan dendanya diberikan kepada Pan Balang Tamak.

Para pimpinan desa sepertinya sudah kehabisan akal untuk membuat program

kerja agar bisa mendenda Pan Balang Tamak. Pada suatu hari datanglah pengaduan dari

warga desa yang merupakan mata-mata kepala desa. Laporan itu mengatakan bahwa

Page 42: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

42

Pan Balang Tamak tidak memiliki sapi jantan. Mendengar laporan itu maka para

pimpinan desa sepakat untuk mengadakan lomba adu sapi. Dalam lomba itu dibuatkan

aturan bahwa sapi yang boleh diikutan lomba adalah sapi jantan saja. Siapa pun warga

desa yang tidak ikut serta dalam lomba itu walau dengan alasan tidak memiliki sapi

jantan akan dikenai sangsi yang sangat berat berupa denda uang atau diusir dari desa.

Kali ini pimpinan dan warga desa yang tidak simpati kepada Pan Balang Tamak sangat

kegirangan dan merasa yakin bahwa dalam acara ini Pan Balang Tamak pasti bisa

didenda. Maka diumumkanlah bahwa desa akan mengadakan lomba adu sapi, dan siapa

pun warga yang tidak ikut akan didenda seberat-beratnya. Mendengar pengumuman itu

maka Pan Balang Tamak sangat kecewa dan sedih. Ia pun berpikir keras memutar otak

agar bisa ikut lomba. Pan Balang Tamak hanya memiliki seekor sapi betina yang sedang

menyusui anaknya yang baru berumur 3 bulan. Karena itu ia berusaha meminjam atau

menyewa sapi jantan besar kepada para tetangganya yang mempunyai sapi jantan lebih

dari satu. Namun, semua warga yang didatangi untuk meminjamkan atau menyewakan

sapi jantannya tidak ada yang memberinya. Iapun pergi ke desa tetangga untuk

menyewa sapi jantan yang akan dijadikan aduan tetapi, tidak juga ada yang mau

menyewakan sapinya karena mereka takut sapinya nanti akan cedera. Akhirnya usaha

Pan Balang Tamak tidak membuahkan hasil. maka pulanglah Pan Balang Tamak ke

rumahnya.

Page 43: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

43

5) Episode adu sapi

Dikisahkanlah sesampainya Pan Balang Tamak tiba di rumahnya. Istrinya

melihat suaminya datang dengan wajah sedih, pucat dan seperti orang tidak mempunai

gairah hidup. Istri Pan Balang Tamakpun bertanya: “Mengapa kanda seperti

kebingungan, sedih, dan wajahmu pucat pasi kanda?”. Begitulah pertanyaannya sambil

menyiapkan kopi. “Silahkan minum kanda, dan jangan bersedih nanti membuat saya

ikut berdih pula”. Bbegitulah kata-kata istri Pan Balang Tamak. Lama Pan Balang

Tamak tidak menjawab pertanyaan istrinya. Pada akhirnya, setelah ia selesai meminum

kopi suguhan istrinya, maka iapun menceritakan penyebab kesedihannya. Setelah agak

lama mereka berdua tenggelam dalam kesedihan, akhirnya istri Pan Balang Tamak

berkata: “Kanda saya punya ide bagus. Kita kan punya sapi yang sedang menyusui

anaknya, dan kebetulan anak sapi kita jantan. Kanda adu saja anak sapi itu, pasti akan

menang”. Begitulah mereka berdua berbincang-bincang membicarakan siasat yang akan

digunakan dalam adu sapi keesokan harinya. Pan Balang Tamak sangat lega dan puas

karena merasa yakin ia akan menang dalam lomba adu sapi besok.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seluruh warga desa sudah berkumpul di

sebuah tegalan yang sangat luas dan datar untuk mengikuti lomba adu sapi. Laki-laki

dan perempuan, tua dan muda banyak yang datang untuk menyaksikan lomba dan akan

bertaruh. Semua anggota warga desa membawa sapi aduan yang besar-besar. Tetapi,

hanya Pan Balang Tamak yang membawa anak sapi yang masih menyusu. Banyak

warga desa yang menertawakan dan mengejek Pan Balang Tamak, namun, ia tidak

perduli dan tidak menghiraukannya.

Page 44: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

44

Setelah banyak sapi yang beradu, ada yang kalah dan ada yang menang, dan ada

pula yang seri, maka kini tibalah giliran Pan Balang Tamak untuk mengeluarkan sapi

aduannya. Sapi yang akan dilawan adalah sapi aduan kepala desa yang sangat besar lagi

gemuk. Siasat ini memang sudah diatur oleh kepala desa agar ia dapat dengan mudah

memenangkan lomba dan memperoleh uang hasil taruhan yang sangat banyak. Pan

Balang Tamak sebenarnya sudah tahu siasat licik kepala desa yang ingin

memojokkannya dan menguras harta kekayaannya. Itulah sebabnya ia sudah

memnyiapkan sebuah taktik jitu untuk mengantisipasi agar tidak kalah dalam lomba adu

sapi ini. Dari rumah ia telah menyiapkan air susu induk sapi tersebut yang diperah tadi

paginya. Air susu itu dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari batok kelapa yang

telah dihaluskan. Batok kelapa itu dalam bahasa Bali disebut beruk. Air susu induk sapi

yang ada dalam beruk ini dibawa Pan Balang Tamak ke tempat lomba. Sebelum lomba

dimulai Pan Balang Tamak berpura-pura berkeliling melihat-lihat sapi aduan milik

warga lainnya. Ketika itu ia memilih beberapa ekor sapi jantan yang sangat besar, lalu

ia berpura-pura meraba-raba bagian bawah, tepatnya buah pelir sapi aduan tersebut.

Pada saat Pan Balang Tamak meraba-raba bagian bawah sapi aduan, ia mengeleng-

gelengkan kepala sambil berpura-pura kagum dan memuji sapi aduan yang sangat besar

itu. Ketika pemilik sapi lengah maka ia memoleskan air susu induk sapi yang

dibawanya pada buah pelir dan kemaluan sapi aduan itu, tidak terkecuali pada sapi

aduan si kepala desa juga ikut diolesinya.

Diceritakanlah setelah kedua sapi aduan dari Pan Balang Tamak dan kepala desa

sudah berhadap-hadapan. Kepala desa mengajak Pan Balang Tamak untuk bertaruh

Page 45: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

45

sebanyak-banyaknya, hingga seluruh kekayaannya yang dimiliki Pan Balang Tamak

dan juga kepala desa habis menjadi taruhannya. Kepala desa sangat gembira. Ia berpikir

semua kekayaan Pan Balang Tamak sebentar lagi akan berpindah tangan menjadi

miliknya. Ketentuan kalah-menang pun sudah diberitahukan. Sapi siapapun yang ke

luar meninggalkan arena maka akan dinyatakan kalah, dan taruhan menjadi milik

pemenang.

Setelah besaran taruhan disepakati dan ketentuan kalah-menang sudah

diberitahukan maka kedua sapi itupun di lepaskan untuk di adu. Ketika itu anak sapi

jantan Pan Balang Tamak pergi mencari sapi si kepala desa. Sapi itupun memasukkan

kepalanya ke bagian bawah sapi si kepala desa. Sapi jantan si kepala desa dikiranya

induk sapi karena berbau susu. Sapi jantan kepala desa menjadi kebingungan lalu berlari

karena tidak tahan kemaliannya dan buah oelirnya terus dijilati oleh anak sapi Pan

Balang Tamak. Karena sapi jantan itu tidak tahan maka iapun ke luar meninggalkan

arena adu sapi. Katika sapi kepala desa sudah ke luar arena maka sapi kepala desa

dinyatakan kalah. Kepala desa tidak mau dikalahkan. Tetapi, Pan Balang Tamak tetap

menuntut bahwa sapi kepala desa harus dinyatakan kalah karena sudah meninggalkan

arena adu sapi. Akhirnya keputusan wasitpun tetap menetapkan bahwa sapi kepala desa

kalah. Pada saat itulah dengan disaksikan oleh seluruh warga desa maka suluruh

kekayaan yang dimiliki oleh kepala desa berpindah menjadi milik Pan Balang Tamak.

Page 46: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

46

6) Episode jaja iwel

Hari berikutnya tibalah saatnya warga desa akan mengadakan rapat desa untuk

membicarakan program desa, dan membayar denda bagi warga desa yang terkena

denda. Seluruh warga desa sudah diberi tahu bahwa besoknya agar seluruh warga desa

pergi ke balai desa untuk rapat dan membayar denda. Pan Balang Tamak kembali

mencari akal agar bisa mendapat uang. sehari sebelum rapat diadakan, Pan Balang

Tamak membuat jajan iwel, yaitu sejenis kue yang terbuat dari ketan hitam yang

disangrai, lalu ditumbuk halus hingga berupa tepung. Tepung ketan yang telah disangrai

ini dicampur dengan kelapa yang telah diparut, kemudian dikukus, dan setelah matang

digiling/dipulung menyerupai tai/kotoran anjing. Pagi-paginya sebelum rapat dimualai

dan kebetulan masih sangat sepi, Pan Balang Tamak pergi ke balai desa dengan

membawa jajan iwel yang telah dibuat menyerupai kotoran anjing dan air secukupnya.

Jajan iwel itu diletakkan di atas sendi (dasar/kaki tiang/pilar) yang ada di bawah

tiang/pilar kayu balai desa. Jajan iwel itu lalu dituangi air agar kelihatan seperti kencing

anjing. Ketika rapat desa akan dimulai, seluruh warga desa sudah datang untuk ikut

rapat desa. Ketika itu Pan Balang Tamak berkata: “ Inggih krama desa sami, sapa sira

ja purun ngajengang tain cicinge niki lakar upahin tiang siu keteng”, „Wahai warga

desa semua, siapa saja yang berani makan kotoran anjing ini akan saya kasi uang

sebanyak seribu kepeng‟. Mendengar perkataan Pan Balang Tamak seperti itu, tentu

saja warga desa diam, dan tidak ada yang berani menyauhut untuk makan jajan yang

dikiranya kotoran anjing itu. Pada saat itu pimpinan desa berkata,: “Nah lamun cai ne

bani ngamah tain cicinge ȇnto, icang bakalan ngupahin cai aji siu keteng pis bolong”,

Page 47: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

47

„Ya bila kamu yang berani makan kotoran anjing itu, maka saya yang akan

mengupahimu sebesar seribu keping uang bolong‟. Ketika di dengar ucapan sang

pimpinan desa seperti itu maka dimakanlah kotoran anjing itu oleh Pan Balang Tamak

hingga habis. Warga desa pun terheran-heran akan keberanian Pan Balang Tamak yang

sedikit pun tidak menunjukkan rasa jijik. Setelah selesai makan kotoran anjing itu maka

Pan Balang Tamak diberi upah yang sangat banyak yaitu seribu keping uang

kepeng/bolong. Semakin bertambah-tambahlah kekayaan Pan Balang Tamak.

7) Episode mati minum racun

Warga desa trutama kepala desa sangat marah dan dendam akan keberadaan Pan

Balang Tamak. Akhirnya, karena sudah kehabisan akal maka kepala desa melaporkan

Pan Balang Tamak kepada raja. Kepala desa melaporkan bahwa Pan Balang Tamak

adalah warga desa yang sangat licik, tidak mau bergotong-royong dan selalu menentang

awig-awig (aturan) yang diterapkan di desa. Mendengar laporan kepala desa seperti itu

maka raja sangat marah dan akan menghukum Pan Balang Tamak. Raja bermasuk akan

membunuh Pan Balang Tamak dengan cara meracunnya. Kepala desa disuruh

mencarikan racun yang sangat ampuh dan orang suruhan untuk meracun Pan Balang

Tamak. Pan Balang Tamak tahu akan niat buruk pimpinan desa bersama sang raja.

Maka diberitahulah istrinya bahwa ia akan diracun oleh raja. Namun sebelum ia mati ia

berpesan kepada istrinya: “Istriku tercinta, bila aku nanti mati, dudukkanlah mayatku di

tempat suci dan aturlah sikapku agar aku kelihatan seolah-olah sedang duduk bersila

seperti meditasi. Carikanlah beberapa ekor kumbang lalu masukkan ke dalam beruk,

Page 48: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

48

lalu taruhlah di belakangku. Usahakan kamu agar tidak menangis. Bersikaplah tenang

seolah-olah aku masih hidup. Besoknya raja pasti akan mati. Bila sudah terdengar kabar

bahwa raja sudah mati, masukkanlah mayatku ke dalam peti tempat kekayaan kita,

sedang, semua harta benda kekayaan kita taruhlah di tempat tidur. kemudian selimuti

agar mirip seperti onggokan mayat. Kamu, menangislah di sampingnya supaya kamu

kelihatan seolah-olah sedang menangisi mayatku. Peti tempat mayatku pasti akan dicuri

orang. Ingatlah pesanku itu istriku”.

Alkisah Pan Balang Tamak sudah meninggal dunia karena diracun. Sesuai

dengan pesannya, maka mayatnya didudukkan di Sanggah (tempat suci keluarga)

dengan sikap duduk bersila. Malam harinya mata-mata sang raja melihat bahwa Pan

Balang Tamak duduk bersila di Sanggahnya sedang bermeditasi. Hal ini dilaporkan

kepada sang raja bahwa Pan Balang Tamak sedang bermeditasi di Sanggahnya. Raja

pun sangat geram. Dikiranya racun yang diberikan untuk dimakan Pan Balang Tamak

tidak manjur. Karena saking dongkolnya maka dimakanlah sedikit racun tersebut.

Karena keampuhan racun itu maka raja pun wafat.

Setelah istri Pan Balang Tamak mendengar kabar bahwa sang raja telah wafat

maka digonglah mayat suaminya lalu dimasukkan ke dalam peti. Semua harta benda

dan uang yang merupakan kekayaannya dikumpulkan dan datur menyerupai gundukan

mayat, lalu kemudian diselimuti dengan kain. Gundukan kekayaannya itu persis

kelihatan seperti onggokan mayat Pan Balang Tamak. Istri Pan Balang Tamak lalu

menangisinya dengan keras sambil merintih-rintih menghibakan hati. Pada malam

harinya datanglah beberapa orang pencuri yang ingin mencuri kekayaan Pan Balang

Page 49: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

49

Tamak. Pencuri itu pun tertipu dengan taktik istri Pan Balang Tamak. Dicurilah peti

yang dikira berisi barang-barang berharga kekayaan Pan Balang Tamak. Sesampainya

di suatu tempat yang sudah dikira aman maka pencuri itupun sepakat berhenti dan akan

membuka isi peti untuk dibagi, Namun karena ada bau yang tidak sedap maka peti itu

urung di buka. Begitulah berulang-ulang dan berpindah-pindah tempat peti itu mau

dibuka, tetapi tetap saja ada bau bangkai yang dikiranya bau bangkai anjing atau ayam.

Akhirnya atas kesepakatan bersama maka dicarinya tempat yang kemungkinan tidak

ada bangkainya yaitu di sebuah pura. Peti itu pun di bawa ke dalam pura. Sesampainya

di dalam pura maka peti itupun di buka, dan ternyata isinya adalah mayat Pan Balang

Tamak. Setelah diketahui isi peti itu adalah mayat maka rombongan pencuri itu pergi

meninggalkannya.

Pada keesokan harinya datanglah Jero Mangku (pinandita pura) untuk

melakukan pembersihan di pura itu. Ketika ia memasuki pura dilihatlah ada peti yang

sangat besar. Dikiranya itu anugerah dari Dewa yang berstana di pura itu. Lalu Jero

Mangku memberi tahu pinpinan desa bahwa ada anugerah dewa di pura berupa peti.

Pemimpin desa lalu mengajak seluruh warga desa untuk datang ke pura dengan

membawa sesajen untuk dihaturkan kepada Dewa yang menganugrahi peti. Pemujaan

lalu dimulai dan sesajenpun dihaturkan oleh Jero Mangku. Setelah selesai menyembah

lalu peti dibuka, dan ternyata isinya adalah mayat Pan Balang Tamak. Semua warga

desa sangat kecewa, namun apa boleh dikata kadong sudah dilakukan pemujaan, maka

disepakatilah untuk mengubur dan mengupacarai mayat Pan Balang Tamak. Untuk

Page 50: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

50

memperingati dan menghormati Pan Balang Tamak maka warga desa sepakat untuk

membuatkan sebuah bangunan berupa sebuah pelinggih di dalam pura itu.

5.3 Pengertian Kritik Sosial

Kritik sosial dalam Kamus Besar bahasa Indonesia merupakan istilah yang

terdiri atas dua kata yaitu: kata “kritik” dan kata “sosial”. Kata kritik diartikan dengan

„kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan

pertimbangan baik-buruk terhadap hasil karya, pendapat, dan sebagainya (Muliono,

2014: 742). Sedang kata “sosial” diartikan dengan „yang berkenaan dengan masyarakat‟

(ibid, 2014: 1331). Kritik sosial diartikan sebagai „tanggapan masyarakat „.

Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada

kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat

zaman itu (Luxemburg dkk,1986: 23).

Satwa (cerita) Pan Balang Tamak merupakan salah satu cerita lisan yang ada

dalam ranah sastra Bali. Sebagai ciri sastra lisan, Satwa Pan Balang Tamak tidak dapat

diketahui siapa pengarangnya, kapan cerita itu mulai muncul, dan di mana awal cerita

itu dikenal di Bali. Di samping itu penyebaran cerita lisan ke masing-masing daerah

cukup baik. Indikasinya Satwa Pan Balang Tamak dikenal oleh hampir seluruh

masyarakat Bali. Hal ini disebabkan karena, relevansi isi ceritanya dengan kehidupan

nyata yang cukup fungsional.

Konsekuensi dari genre cerita lisan, Satwa Pan Balang Tamak memiliki variasi

bahkan cenderung ke versi cerita yang cukup banyak. Seperti biasa cerita lisan sering

Page 51: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

51

menarik hati para pengawi (pengarang) untuk mentransformasikan ke bentuk sastra

tulis. Kini telah ada sebuah karya sastra geguritan yang merupakan gubahan dari sastra

lisan Satwa Pan Balang Tamak. Bentuk lainnya ada tulisan berupa Tutur Pan Balang

Tamak dan ringkasan cerita.

Kajian kritik sosial dalam Satwa Pan Balang Tamak akan difokuskan ke Satwa

Pan Balang Tamak yang disampaikan dalam bentuk lisan yang direkan dan ditulis

kembalai oleh peneliti. Pertimbangannya adalah, insiden-insiden yang terjadi, yang

menimbulkan konflik, seperti: episode berburu, episode adu sapi, episode pelaksanaan

hari raya Nyepi, episode pagar pekarangan, episode jaja iwel, dan episode kematian, ini

yang umum diketahui masyarakat Bali. Satwa Pan Balang Tamak, baik dalam bentuk

sastra geguritan maupun yang digubah berbentuk prosa, kurang umum diketahui oleh

masyarakat Bali. Hal ini diketahui dengan menanyakan langsung kepada para informan

yang mengenal ceritera Pan Balang Tamak (wawancara dengan para informan seperti

yang tertera dalam daftar informan di belakang, pada hari, waktu, dan tempat yang

berbeda). Lebih-lebih lagi mengenai teks Geguritan Pan Balang Tamak yang sudah

merupakan versi tersendiri. Uraian ceritanya sangat panjang dan ada peran pertapa,

dewa, resi yang dibalut dengan memasukkan unsur filosopi agama Hindu. Selain itu,

adanya unsure pengkultusindividuan atau penonjolan tokoh dengan mendewakannya

oleh beberapa masyarakat, yang bertujuan untuk mengenang kebaikan, kekritisan dan

kejeniusan tokoh Pan Balang Tamak. Hal itu tercermin dengan dibuatkannya pura

ataupun pelinggih sebagai tugu peringatan dan penghargaan oleh masyarakat. Pura yang

ada di desa Nongan Kabupaten Karangasem, desa Beda Tabanan, Badung, Denpasar,

Page 52: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

52

Klungkung, dan juga di Kabupaten Jembrana merupakan bukti nyata. Persepsi

masyarakat seperti itu pastilah mempunyai alasan yang sangat kuat.

5.3 Episode Berburu

Episode ini merupakan awal cerita bahwa raja akan melaksanakan kegiatan

berburu ke hutan. Untuk itu ada beberapa prajuru (petugas) menginformasikan ke

krama (anggota masyarakat).

“Inggih para krama lanang, desane benjang jaga maboros ka alase. Semengan

rikala tuun siape i krama apang suba tedun tur majalan ka alase. Ingetang

ngaba kuluk ane galak ngongkong. Nyen kramane ane tusing manut teken arah-

arah, ia lakar dandaina teken desane.”

Terjemahan:

Hai para warga yang laki-laki, besok desa akan berburu ke hutan. Pagi pada saat

turun ayam, para warga agar sudah kumpul dan segera berangkat bersama

menuju hutan. Jangan lupa membawa anjing yang galak menggonggong. Barang

siapa yang tidak mematuhinya akan dikenakan denda uang oleh desa.

Pemberitahuan ini sempat mengagetkan Pan Balang Tamak karena merasa tidak

memiliki anjing sesuai dengan ketentuan yang diinformasikan prajuru. Sejenak Pan

Balang Tamak berpikir dan di dalam hatinya sudah ada solusi yang paling penting tidak

sampai kena denda. Keesokan harinya sekitar pukul 05.30 saat biasanya ayam-ayam

pada turun dari kandang atau tempat tidurnya, warga desa telah berkumpul di balai desa

lengkap dengan alat-alat perburuan seperti parang, tombak, jaring, dan tentunya anjing-

anjing pemburu.

Sesuai denga kesepakatan, akhirnya warga dengan riuhnya serta semangat

berangkat menuju hutan untuk berburu. Pan Balang Tamak tidak ikut serta di dalam

Page 53: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

53

rombongan tersebut ia masih menunggu ayam satu-satunya miliknya yang sedang

mengeram di kandang (bengbengan). Sekitar pukul 10.00 ayam itu baru turun dari

eramannya. Barulah Pan Balang Tamak menyusul ke hutan dengan membawa anjing

kecil yang memang itu saja yang dimilikinya. Di samping kecil, kurus, juga anjing itu

banyak kutunya.

Sementara warga di hutan saling berbisik dan dari wajahnya mereka

menunjukkan rasa senang karena Pan Balang Tamak tidak hadir. Dalam perbincangan

mereka “tau rasa Pan Balang Tamak, pasti ia akan kena denda.” Demikian isi

perbincangan mereka. Tiba-tiba terdengar teriakan “ada bangkung sing magigi” „ada

induk babi tidak bergigi‟ berulang-ulang dari Pan Balang Tamak. Teriakan itu didengar

oleh beberapa warga kemudian berlari menuju sumber suara tersebut. Setelah tiba dan

tahu di seberang jurang ada Pan Balang Tamak, mereka bertanya “mana induk

babinya?” Dijawab oleh Pan Balang Tamak, “yang bilang ada induk babi (bangkung)

siapa? Yang saya katakan, ada pangkung sing matiti „ada jurang tidak berjembatan‟.

Bagaimana saya bisa lewat, ayo mari kita buat titi (jembatan bambu/kayu).” Akhirnya

dibuatkan titi.

Warga tadi sudah mencatat bahwa Pan Balang Tamak harus denda karena

datang terlambat. Hal itu akan dilaporkan pada ketua rombongan. Dekat dengan

kumpulnya warga yang lain, Pan Balang Tamak melempar anjingnya di semak-semak

penuh duri. Jelas anjing kurusnya itu bersuara kaing-kaing kesakitan sambil berusaha

untuk keluar dari semak. Saat itu Pan Balang Tamak berseru, “hai warga semua! Lihat,

apa ada yang membawa anjing galak dan kuat seperti anjing saya? Tidak memandang

Page 54: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

54

duri, ke sana tadi ia mengejar binatang!, kalau ada coba buktikan!” Karena tidak ada

yang berani berarti anjingnya Pan Balang Tamak termasuk paling kuat dan pemberani,

berarti selain dia, semua warga harus membayar denda pada Pan Balang Tamak karena

tidak membawa anjing galak dan pemberani.

Warga menjadi kesal pada ulah Pan Balang Tamak. Saat itu dilanjutkan dengan

penagihan uang denda dari Pan Balang Tamak karena datang terlambat.

“Nah Pan Balang Tamak, jani pesuang pipis caine anggon mayah dedosan

sawireh cai teka suba tengai. Tusing anut teken arah-arahae”

Terjemahan:

Nah Pan Balang Tamak, sekarang keluarkan uangmu untuk membayar dendamu

karena engkau dating kesiangan. Tidak sesuai dengan apa yang diinformasikan.

Pan Balang Tamak kemudian menjawab membela diri.

“Nden malu, ngudiang tiang dadi kena danda. Kaden arah-arahane i krama

tedun semengan tuun siape. Tiang ngelah siap tuah aukud tur sedeng makeem,

ento uling pelimunan baan tiang ngantos sing tuun-tuun. Sawatara jam dasa

mara tuun. Ditu lantas tiang mara majalan kal maboros ajak krama desane.

Dija tongos pelih tiange?”

Terjemahan:

Nanti dulu, kenapa saya kena denda. Pemberitahuannya kan warga kumpul

pagi hari ketika ayam pada turun dari tempat tidurnya. Saya punya ayam hanya

seekor itupun sedang mengeram, dari subuh saya sudah bangun menunggu

ayamku turun dari kandang (bembengan) tempat pengeramannya tidak

kunjung-kunjung. Kira-kira jam sepuluhan ia baru turun. Saat itu saya baru

berangkat untuk berburu bersama warga yang lain. Dimana letak kesalahanku?

Warga yang berkumpul pada saat itu tidak ada yang berani menjawab, karena

itu Pan Balang Tamak kembali menegaskan dirinya tidak bersalah dan desalah yang

patut membayar karena menyalahkan orang yang tidak bersalah. Lebih-lebih lagi mau

mendenda. Akhirnya desa pun membayarnya.

Wacana yang ada dalam teks di atas sesungguhnya sebuah kritik di dalam

kehidupan bermasyarakat pada saat itu. Kritik mengandung pengertian; kecaman yang

Page 55: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

55

sering kali disertai dengan pertimbangan baik-buruk dan jalan ke luar (Tim,tt:388, Alwi,

dkk. 1976 200..). Satwa Pan Balang Tamak sebagai sebuah karya sastra tidak ubahnya

sebagai media pembelajaran dan memuaskan hati atau menghibur. Sejalan dengan apa

yang disampaiakna Horatius, seniman bertugas untuk docere dan delecture memberi

ajaran dan kenikmatan. Seni harus menggabungkan sifat utile dan dulce, bermanfaat dan

manis. Pembaca kena, dipengaruhi, digerakkan untuk bertindak oleh karya seni yang

baik (dalam Teeuw, 1984:51).

Zaman dahulu sarana untuk belajar secara formal seperti sekolah belum ada.

Masyarakat yang ingin meningkatkan kemampuan dalam menjalani kehidupan akan

belajar melalui karya sastra yang telah tersedia baik lisan maupun yang tertulis. Dahulu

sebelum sekolah sebagai lembaga formal ada, orang belajar hidup yang baik dan benar

melalui pemahaman sastra. Setelah membaca atau mendengarkan, batin mereka merasa

puas dan terhibur. Lebih-lebih lagi ada sesuatu yang diingat yang nantinya dapat dipakai

pedoman hidup dan tuntunan dalam menjalani kehidupan (Jirnaya, 2010: 6). Hal ini

sesuai dengan ajaran agama Hindu menuju kehidupan yang lebih baik melalui jalan

yang benar. Agama Hindu mengajarkan dan menuntun agar manusia tahu untuk apa ia

hidup, tahu tujuan hidupnya, dan tahu cara hidup (Cudamani, 1990: 11).

Kehadiran Satwa Pan Balang Tamak sebagai sastra lisan merupakan salah satu

acuan bagi masyarakat Bali tempat lahirnya karya sastra tersebut. Untuk mengungkap

ide atau gagasan dari pengarang Satwa Pan Balang Tamak memerlukan kecermatan dari

berbagai dimensi. Sejatinya Satwa Pan Balang Tamak sarat dengan kritik sosial antara

Page 56: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

56

masyarakat dan pemimpin. Di dalam episode berburu hal itu nampak bahwa sebuah

kritik ditujukan kepada seorang pemimpin seperti uraian di bawah ini.

1) Seorang pemimpin harus tegas

Pan Balang Tamak tidak dapat disalahkan ketika terlambat berkumpul karena

arah-arahan (instruksi) dari prajuru bahwa krama (warga) berkumpul ketika ayam

turun dari tempat tidurnya (kandang, atap rumah, pohon, dan lainnya). Pan Balang

Tamak dikatakan sudah bangun pagi tetapi ayam satu-satunya belum juga turun karena

sedang mengeram. Turunnya sekitar pukul 10.00.

Seorang pemimpin tidak boleh memakai ukuran waktu seperti itu „turunnya

ayam‟. Bagaimana apabila warga tidak memiliki ayam? Apa yang akan dipakai

mengukur waktu atau kasus seperti Pan Balang Tamak. Dulu memamng belum ada alat

pengukur waktu berupa jam, akan tetapi masyarakat Bali memiliki pembagian waktu

secara tradisional, seperti ndag ai, seng kangin, jejeg surya, neduhang, seng kauh,

engseb. Seharusnya pembagian waktu itu yang dipakai sehingga meminimalisir

permasalahan yang terkait dengan waktu.

Jam sebagai penunjuk waktu secara modern sangat membantu mengurangi

permasalahan kesepakatan tentang waktu. Kenyataannya sampai saat ini masih sering

orang Bali membuat kesepakatan waktu memakai kata semengan, tengai, sanja, peteng.

Contoh: Mani semengan kramane gotong royong di pura „besok pagi warga akan

bergotong royong di pura.‟ Kata semengan memiliki rentang waktu kira-kira mulai jam

04.00 sampai jam 09.00. Jadi ada rentang waktu sekitar 5 jam, rentang waktu yang

cukup panjang, rentang waktu yang tidak bisa ditoleransi. Artinya warga yang datang

Page 57: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

57

pukul 05.00 akan kasihan karena terlalu pagi. Warga yang datang pukul 09.00 tentu

akan dianggap terlambat dan masalah. Di sinilah seorang pemimpin harus tegas dan

jelas. Satwa Pan Balang Tamak sesungguhnya memberi pelajaran kepada seorang

pemimpin yang harus bersifat tegas. Ketidaktegasan seorang pemimpin hanya akan

menuai permasalahan.

2) Logika dan kemampuan berpikir

Anjing kecil, kurus, dan bulu rontok (gudig) yang dilempar ke semak berduri

oleh Pan Balang Tamak dan meraung kesakitan. Ia mengatakan anjingnya yang paling

galak serta menantang para warga apakah ada yang berani mencoba seperti anjingnya.

Semua warga tidak ada yang berani menerima tantangan Pan Balang Tamak sehingga

warga harus membayar atas kekalahannya kepada Pan Balang Tamak.

Kritik sosial yang disampaikan pengarang melalui episode ini adalah semua

warga harus sadar atas pentingnya pengetahuan. Pengetahuan mampu akan mengasah

kemampuan berpikir dan menuntun seseorang ke jalan yang lebih ringan dalam

menjalani kehidupan. Pengetahuan dalam konteks masyarakat Bali adalah sastra. Bagi

pembaca atau yang pernah mendengarkan cerita Pan Balang Tamak khususnya episode

ini akan berkomentar “masak amonto liun wargane bakat baana ngolok-olok tur sing

nawang kuluk gudig ane sengguhanga galak ken Balang Tamak!. „Masak begitu

banyaknya warga bisa ditipu dan tidak tahu anjing kurus dikatakan anjing galak oleh

Balang Tamak.‟

Apa yang dikatakan atau dirasakan pembaca seperti itu sesungguhnya indikasi

bahwa level berpikir warga masih di bawah Pan Balang Tamak. Perlu adanya

Page 58: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

58

peningkatan diri untuk tidak henti-hentinya belajar. Lebih-lebih seorang pemimpin

seharusnya memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan warga biasa.

5.4 Episode Adu Sapi

Warga desa dan pemuka desa mulai kesal, malu, dan jengah atas ulah Pan

Balang Tamak. Tercetuslah ide membuat acara adu sapi dengan tujuan menjerat Pan

Balang Tamak agar dapat dikenai denda. Para prajuru desa disuruh menginformasikan

(mapangarah) ke semua warga tentang acara tersebut.

“Inggih krama desa samian, buin mani desane lakar ngadaang acara ngadu

sampi. Para krama apang ngaba sampi ane galak tur tandukne suba dawa.

Sampine ento lakar aduna. Nyen ane tusing ngaba sampi, lakar kena danda.

Keto masi sampin kramane engken ane suba matatu kanti sing ngidaang

maplawanan, ento kaadanin kalah. Sampine ane madan kalah ada masi yen

tusing ngelawan ulian ia takut tur melaib (jerih).”

Terjemahan:

Hai semua warga desa semua, besok desa kita akan mengadakan acara adu sapi.

Semua warga desa agar membawa sapi yang sudah galak serta tanduknya

panjang. Sapi itulah yang akan diadu. Barang siapa tidak membawa sapi, maka

ia akan didenda. Demikian pula sapi warga yang terluka sampai tidak dapat

melanjutkan pertandingan, akan dinyatakan kalah. Sapi yang juga dinyatakan

kalah adalah sapi yang tidak ada perlawanan karena takut dan melarikan diri.

Pan Balang Tamak hanya memiliki induk sapi betina yang sedang menyusui.

Artinya tidak mungkin akan bisa mengikuti pertandingan sapi karena sapi betina dan

anaknya (godel) masih kecil. Walaupun demikian, kesesokan harinya anak sapi (godel)

itu yang di bawa ke lapangan dan ditambatkan di sebuah pohon. Sebatas warga yang

meliriknya pasti tersenyum dan dalam hatinya berkata “rasain kamu Balang Tamak, kini

Page 59: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

59

saatnya kamu membayar denda.” Pan Balang Tamak tenang-tenang saja. Kini giliran

Pan Balang Tamak dipanggil untuk maju beserta sapinya sementara sapi lawan telah

menunggu di tengah lapangan pertandingan.

Pan Balang Tamak melepas tali sapinya kemudian menuntunnya ke tengah

lapangan. Sapinya dari pagi belum dapat menyusu pada induknya. Terang saja anak sapi

Pan Balang Tamak kelaparan dan kehausan. Begitu dekat dengan sapi musuhnya,

langsung anak sapi Pan Balang Tamak menyusul dan mencari letak susu sapi yang

dikira induknya. Sapi jantan musuhnya merasa terganggu dan geli atas ulah anak sapi

Pan Balang Tamak akhirnya sapi jantan itu lari meninggalkan lapangan pertandingan.

Di situ pemuka desa memanggil Pan Balang Tamak, menjelaskan kesalahannya

sehingga harus membayar denda. Pan Balang Tamak tidak terima atas kesalahan yang

ditimpakannya apalagi harus membayar denda.

“Nawegang jero bendesa, napi kaiwangan tiange dadi jeg gegeson nagih

nendain tiang. Kaden arah-arahane ane madan menang yen musuhe sing

mapelawanan ulian matatu utawi takut kanti sampine ento magedi uling

kalangane. Ne jani nyekala, yadiastun sampin tiange nu cenik konden matanduk

dawa, musuhne jerih tusing ngelawan tur melaib. Patutne nikel tiang maan

ayahan pipis mapan sampin tiange cenik lawanang sampi jagiran. Sakewala

tiang sing nagih bayah nikel, kanggoang ambul biasane dogen.”

Terjemahan:

Maaf bapak ketua, apa kesalahanku kenapa tergesa-gesa mau mendendai saya.

Pemberitahuan syarat maupun kriteria permainan yang disampaikan oleh prajuru

yang dinyatakan menang jika sapi musuh tidak ada perlawanan lagi karena

terluka atau takut sampai sapi musuh pergi bahkan lari meninggalkan lapangan

pertandingan. Sekarang nyatanya walaupun sapi saya masih kecil dan tanduknya

belum panjang, musuhnya pergi tidak mengadakan perlawanan bahkan lari.

Seharusnya saya mendapat uang dua kali lipat karena sapi saya masih kecil

ditandingkan dengan sapi besar (jagiran). Tetapi saya tidak akan minta bayaran

dua kali lipat. Silakan bayar saya seperti biasanya saja.

Page 60: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

60

Bendesa (kepala desa adat) serta warga yang lain tidak memiliki sanggahan lagi

dan merasa apa yang dikatakan Pan Balang Tamak itu benar. Akhirnya desa pun

membayar pada Pan Balang Tamak. Situasi ini tentu membuat rasa jengkel warga yang

lain semakin bertambah pada Pan Balang Tamak.

Lahirnya ide dari warga yang disetujui oleh pemuka desa karena ada rasa

dendam, jengkel, jengah, dan sejenisnya ketika warga dikalahkan oleh Pan Balang

Tamak dalam episode berburu. Tujuannya jelas untuk menjerat Pan Balang Tamak

setelah diketahui Pan Balang Tamak tidak memiliki sapi sesuai kriteria yang ditetapkan.

Dalam episode ini ada kritik sosial yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui

tokoh Pan Balang Tamak.

Sosok Pan Balang Tamak adalah sosok warga yang tergolong kurang mampu.

Pekerjaannya sebagai petani sambil memilihara seekor sapi. Profesinya ini memberikan

pengetahuan sampai ia memiliki pengalaman berdasarkan pengamatannya. Anak sapi

(godel) tidak mampu membedakan mana induknya ketika sudah lapar atau haus.

Seringkali di kandang Pan Balang Tamak ada anak sapi tetangga ikut menyusu ke

sapinya atau sebaliknya, anak sapinya hilang setelah dicari ternyata ada di tetangganya

sedang menyusu ke sapi tetangganya tersebut. Pengamatan dan pengalaman ini sangat

membantu dalam episode adu sapi.

Warga yang lain pasti banyak pula yang memilihara sapi, tetapi tidak pernah

memperhatikan seperti pengamatan Pan Balang Tamak. Begitu anak sapinya Balang

Tamak di lepas di tengah lapangan dalam keadaan haus, pasti akan mencari sapi yang

ada di sekitarnya dengan harapan akan menyusu. Karena sapi yang paling dekat saat itu

Page 61: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

61

adalah sapi musuhnya, itu yang dikejar dan disusul dikira induknya sampai sapi jantan

merasa geli, terganggu, dan akhirnya pergi meninggalkan lapangan pertandingan (walk

out). Kritik sosial yang dimuat dalam episode adu sapi.

1) Bagi warga atau pemimpin hendaknya membuat program tidak berdasarkan emosi

tanpa memikirkan akibatnya.

2) Bagi warga ketika melakukan suatu pekerjaan apapun harus diamati sehingga

mengerti betul hal-hal yang terkait dengan pekerjaan itu. Suatu saat pengalaman itu

akan sangat berguna untuk ikut memacahkan suatu masalah yang terkait dengan

pekerjaan itu atau pekerjaan yang sejenis.

3) Seandainya ada warga yang memiliki pengetahuan tentang peternakan sapi seperti

pengetahuan Pan Balang Tamak, pasti akan menggagalkan sapinya Pan Balang

Tamak sebagai peserta kontestan. Kenyataannya tidak ada sampai diputuskan

sapinya Pan Balang Tamak sebagai pemenang.

5.5 Episode Pembangunan Pagar

Pimpinan desa tidak henti-hentinya menyusun strategi untuk menjerat Pan

Balang Tamak agar dapat dikenai denda. Pan Balang Tamak adalah sosok warga yang

memiliki perekonomian di bawah rata-rata penduduk di sana. Kebun hanya dimiliki

beberapa are saja. Berbeda dengan warga yang lain kebanyakan tergolong kayak arena

memiliki tebun cukup luas bahkan ada di beberapa lokasi. Suatu saat desa memiliki

program pembangunan agar semua yang memiliki kebun, kebunnya dipagar. Tujuannya

agar orang lain dan binatang piaraannya tidak bisa masuk ke tanah orang. Kembali

Page 62: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

62

prajuru dari pintu ke pintu menyampaikan kepada warga tentang pembangunan tersebut

beserta sangsinya.

“Para krama ane ngelah tanah abian apang magehin tanahne. Nyen

kramane ane tusing magehin tanahne lakar kena danda. Yen ada anak

macelep ke abian anak len tusing morahan, wenang kadendain olih ane

ngelah tanahe. Keto masi sarwa ubuh-ubuhan anake yen kanti macelep ke

tegale, wenang kadendain olih ane ngelah tanahe.”

Terjemahan:

Semua warga yang memiliki tanah kebun agar segera memagari kebunnya.

Barang siapa yang tidak memagari tanah miliknya maka akan dikenakan denda.

Jika ada orang masuk ke kebun yanpa permisi pada pemiliknya, patut didendai

oleh pemilik tanah tersebut. Demikian pula jika ada binatang piaraannya sampai

masuk ke tanah orang lain, patut didendai oleh pemilik tanah.

Pan Balang Tamak memiliki secuil tanah kebun dekat pasar. Kalau program

desa diikuti tentu akan menyulitkannya karena ketiadaan uang untuk membeli bahan

pagar. Akhirnya Pan Balang Tamak memagari tanah kebunnya dengan lidi yang diambil

dari beberapa sapu lidi. Di kebun Pan Balang Tamak banyak tumbuh tanaman pulet

(sejenis perdu bunganya berduri dan mudah lepas ketika disentuh benda lain serta

menempel pada penyentuhnya). Tidak satu pun orang hirau bahwa tanahnya Pan Balang

Tamak sesungguhnya telah dipagari karena pagarnya hanya dari lidi. Itu pun

ditancapkan jaraknya agak jarang. Situasi ini tentu membuat warga yang lain merasa

senang karena dalam hatinya “sekarang giliran Pan Balang Tamak harus bayar denda

karena tidak memagari tanahnya”.

Pada suatu pagi hari Pan Balang Tamak terkejut dan jengkel karena di lahan

kebunnya ada kotoran manusia. Pan Balang Tamak berpikir tentang pelakunya dan

dipastikan orang yang sedang ke pasar kebelet buang air besar. Untuk itu ia

Page 63: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

63

mengadakan penyelidikan ke pasar untuk mencari pelakunya. Tidak sulit baginya untuk

menemukan pelakunya karena ada orang sarungnya penuh dengan bunga pulet.

Akhirnya orang tersebut dilaporkan ke kepala desa dan disidangkan. Pelaku tersebut

mengaku buang air besar di tanahnya Pan Balang Tamak alasannya karena tanahnya

tidak dipagar. Hal ini disangkal oleh Pan Balang Tamak yang mengatakan tanahnya

telah dipagar dengan lidi karena ketiadaan biaya. Buktinya bisa dilihat beberapa lidi

tersebut jatuh bergelimpangan dan bahkan patah-patah. Disitulah Pan Balang Tamak

berkata.

“Jero Bendesa, manut kesalahan anake ene patutne tiang liu maan pipis

dandaan krana pagar tiange uuganga, macelep ke tanah tiange tusing moraan,

tur misi ngendig. Pokokne tiang nyerahang teken jero Bendesa.”

Terjemahan:

Bapak Kepala Desa, sesuai dengan kesalahan orang ini seharusnya saya banyak

memperoleh uang dendanya, oleh karena pagar kebun saya hancur, dia masuk ke

kebun tanpa permisi, dan berak lagi. Pokoknya saya menyerahkan sepenuhnya

ke bapak Kepala Desa.

Bapak Kepala Desa tidak bisa berbicara banyak karena permasalahannya

sudah jelas. Akhirnya orang itu dikenakan denda atas kesalahannya yang telah dirinci

tersebut. Pan Balang Tamak mendapat uang denda cukup lumayan. Kali ini jerat dari

warga untuk mengenai denda Pan Balang Tamak tidak berhasil, dan justru Pan

Balang Tamak yang menikmati uang denda.

Pengarang melihat fenomena di masyarakat ada sesuatu yang harus disikapi

oleh para pemimpin sebagai pemegang kebijakan. Kritik sosial pengarang melalui

episode ini ditujukan kepada warga maupun pemimpin.

Page 64: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

64

1) Seorang pemimpin ketika ingin memutuskan suatu program pembangunan yang

muaranya berdasarkan kemampuan masyarakat, buatlah program yang bijak yang

tidak ada memberatkan warga. Keputusan itu harus diambil berdasarkan

musyawarah mufakat. Kemampuan warga yang paling rendah hendaknya itu yang

dipakai ukuran atau adakan subsidi silang.

2) Ketegasan pemimpin kembali dipentingkan, jangan sampai seperti episode ini

hanya ada instruksi semua warga harus memagari kebunnya. Kalau ada warga

yang tidak memagari kebunnya maka warga itu akan didenda. Di sini tidak ada

ketegasan warga harus memagari kebunnya dengan material apa. Artinya bisa

diartikan memagari dengan pagar apa saja yang penting dipagari. Jangan salahkan

warga ketika ada yang memagari kebunnya disesuaikan dengan kemampuannya.

Oleh karena ketakutan akan didenda ketika tidak mengikuti program desa.

Objek yang lain yang dimunculkan pengarang dalam episode ini adalah

adanya objek pasar. Pengarang mengkritisi pemuka desa atau siapapun sebagai

pengambil kebijakan agar memperhatikan fasilitas pasar yaitu toilet atau kamar kecil.

Bisa dibayangkan kalau ada warga sakit perut ingin buang air besar atau buang air

kecil. Mereka harus ke mana mencari tempat. Karena merasa tidak tahan (kebelet)

akhirnya mereka buang air kecil sembarangan seperti di got atau ditempat lain. Dari

segi kenyamanan pasar akan terganggu karena bau zat amoniak yang menyengat.

Demikian juga dari segi kesehatan karena dapat menyesakkan nafas para pelaku

pasar.

Page 65: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

65

Pembangunan pasar tradisional semakin berkembang khususnya pasar

tradisional di Bali Jika diamati kini hampir setiap desa terdapat pasar tradisional

yang dikelola oleh desa pakraman atau desa adat. Fasilitas pendukung sering kurang

diperhatikan, seperti penyediaan lahan parkir, tempat sampah, dan kamar kecil (WC).

Walaupun sudah disediakan kamar kecil, seringkali kamar kecil tersebut kurang

bersih, terkadang tidak ada air, tidak ada gayung, dan bahkan airnya ngadat. Di sisi

lain di situ ada penjaga pemungut restribusi untuk penggunaan kamar kecil.

Seharusnya kebersihan kamar kecil tanggung jawabnya ada di pihak pengelola pasar.

Bukan hanya uang restribusinya saja yang dipentingkan. Hal ini yang dikritisi oleh

pengarang cerita Pan Balang Tamak dalam episode ini yang berisi insiden seseorang

sakit perut ketika di pasar dan orang tersebut berak di kebunnya Pan Balang Tamak.

Kebersihan pasar sangat terkait dengan kesehatan lingkungan (sanitasi).

Kalau ada orang berak sembarangan apalagi dekat pasar, di samping baunya tidak

sedap, juga akan menimbulkan penyakit. Lalat-lalat yang tadinya hinggap di tinja itu

bisa saja terbang dan hinggap di barang-barang dagangan seperti makanan. Kalau ini

terjadi, penyakit diare dan sejenisnya akan berjangkit di sana.

5.6 Episode Jajan Dodol Ketan Hitam (Iwel)

Suatu hari warga desa akan mengadakan rapat untuk membicarakan acara

gotong royong bersih-bersih di pura Desa, dan juga sambil membayar denda. Secara

iseng Pan Balang Tamak lewat dan masuk ke balai desa tempat rapat akan diadakan. Di

sana suasananya sepi sekali karena jarang anggota masyarakat yang berani datang ke

Page 66: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

66

balai desa. Ia pulang menemui istrinya dan menyuruhnya membuatkan jajan dodol injin

(ketan hitam, dalam bahasa Bali disebut jajan iwel). kue ketam hitam itu dibuat

menyerupai tai anjing. Keesokan harinya pagi-pagi sekali jajan iwel itu dibawa ke balai

desa. akkan di kaki pilar kayu dan disirami sedikit air. Jajan itu lalu diletakkan di kaki

pilar kayu dan disirami sedikit air. Sepintas apa yang dibuat Pan Balang Tamak itu

persis kotoran anjing dan air yang dituangi di sisinya seperti kencingnya anjing.

Ketika tiba saatnya warga berkumpul di balai desa untuk rapat. Banyak warga

yang kaget dan menghindar jauh setelah di salah satu sendi tiang balai dilihat ada

kotoran anjing. Saat itulah Pan Balang Tamak berkata.

“Inggih krama desa, nyen bani naar tain kuluke ene, tiang lakar maang pipis.

Lamun tusing ada ane bani, tiang lakar naar sakewala para kramane apang

mayah teken tiang.”

Terjemahannya:

Wahai para warga desa, siapa yang berani makan kotoran anjing ini, saya

akan memberikan uang. Jika tidak ada yang berani, saya akan memakannya

akan tetapi warga harus membayar kepada saya.

Mendengar Pan Balang Tamak berkata seperti itu, semua warga merasa jijik, ada

yang meludah terus, ada yang sampai muntah, dan tidak sedikit yang mengumpat Pan

Balang Tamak.

“Wih cai Balang Tamak! Ngawag-ngawag bungut caine mapeta. Suba karwan

tain cicing orain timpale ngamah. Nah jani cai ane ngamah tain cicinge ento, ne

I krama lakar ngemaang pipis. Lamun tusing telah baan cai ngamah, cai patut

mayah danda teken I krama!”

Terjemahan:

Hai kau Balang Tamak! Sembarangan mulutmu berkata. Sudah nyata itu kotoran

anjing kau suruh wraga yang lain memakannya. Nah sekarang kamu saja yang

makan kotoran anjing itu, kami warga akan memberimu uang. Jika tidak habis

kau makan kotoran anjing itu, kamu patut membayar denda kepada warga.

Demikian kata-kata warga amat kasar karena sangat jengkel atas ulah Pan

Balang Tamak. Tantangan itu jelas diterima oleh Pan Balang Tamak dengan senang

Page 67: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

67

hati. Dodol yang dikira warga kotoran anjing dilahap habis oleh Pan Balang Tamak.

Warga yang menyaksikan menjadi histeris jijik, bahkan tidak sedikit yang langsung

muntah menyaksikannya. Akhirnya sesuai dengan perjanjian, pimpinan desalah yang

membayar pada Pan Balang Tamak.

Pura bagi masyarakat Hindu di Bali merupakan tempat suci untuk pemujaan

kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan). Karena merupakan tempat suci, kesucian

pura harus menjadi perhatian umat dengan menjaga kebersihan. Apalagi status pura itu

sebagai pura desa yang seharusnya seluruh umat di desa itu menjaga kebersihan demi

kesucian pura itu. Membersihkan (mereresik) tidak harus menunggu odalan (upacara

rutin) yang datangnya enam bulan Bali (420 hari) sekali atau setahun sekali (840 hari).

Barangkali setiap bulan purnama secara bergilir kelompok (tempek) tertentu yang

mendapat tugas bersih-bersih. Tentu harus didahului dengan menghaturkan canang sari

atau pejati.

Usaha yang paling penting demi menjaga kesucian pura adalah memagari

pura. Manfaatnya cukup banyak ketika pura telah berpagar. Manfaat yang dimaksud

sebabagi berikut.

(1) Memberi batas wilayah kesucian pura. Masyarakat Hindu di Bali

melarang orang cuntaka, seperti salah satunya wanita datang bulan,

tidak boleh masuk ke areal pura.

(2) Menjaga agar areal pura tidak dimasuki hewan piaraan seperti babi

dan sapi. Ketika hewan itu masuk ke areal pura dianggap sebuah

Page 68: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

68

pertanda buruk bagi desa dan desa harus menghaturkan sajen peneduh

panglempana atau guru piduka.

(3) Anjing walaupun tidak termasuk hewan yang cuntaka ketika masuk

ke areal pura, tetapi cukup merusak keindahan dan kesehatan karena

anjing tersebut seringkali berak di pura. Ini harus dimaklumi karena

anjing tidak bias membedakan tempat suci atau tidak.

(4) Meniadakan atau meminimalis orang yang tidak berkepentingan

masuk ke areal pura, seperti orang gila, anak-anak bermain, dan

pencuri prtatima.

Rasa kurang peduli terkait dengan kesucian, kesehatan dan keindahan

pura merupakan fenomena yang dilihat oleh pengarang cerita Pan Balang

Tamak. Masih ada pura yang dipagari sekedar saja, lebih-lebih lagi tidak

memakai pintu pagar. Jelas anjing sering lalulalang dan tentunya berak di pura.

Gagasan mengkritisi masyarakat atau pemuka desa dalam insiden jajan dodol

dikatakan kotoran anjing bagi pengarang Pan Balang Tamak dengan mulus dapat

dilaksanakan. Artinya karena suasana di pura selalu sepi, pura tidak berpintu

pagar, dan pagarnya rendah. Kondisi ini memang bisa diterima dengan akal

sehat anjing itu sering masuk ke areal pura sambil berak.

Seandainya warga memiliki daya nalar yang baik, mereka akan berpikir

tidak mungkin ada manusia berani makan kotoran anjing sekalipun ia orang gila.

Namun saying tidak ada satu pun warga yang berpikir seperti itu. Di sini lagi-

lagi persoalan pengetahuan dan pengalaman bagi setiap orang mutlak

Page 69: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

69

diperlukan. Hal itu bisa diperoleh melalui belajar dan belajar terus. Kondisi

kelemahan di bidang pengetahuan yang bermuara pada nalar menjadi bahan

kritikan oleh pengarang cerita Pan Balang Tamak. Dengan kelemahan ini, warga

percaya bahwa jajan dodol itu kotoran anjing. Keluarlah uang warga untuk

membayar kekalahan dari tantangan Pan Balang Tamak.

5.7 Episode Kematian Pan Balang Tamak

Perilaku perbuatan Pan Balang Tamak dalam kehidupan bermasyarakat menjadi

pergunjingan warga bersama para pemimpin termasuk raja. Kini raja turun tangan

memutuskan bahwa Pan Balang Tamak harus dibunuh. Cara yang paling aman tanpa

meninggalkan jejak adalah dengan cara diracun. Raja menyuruh salah seorang

warganya menyiapkan racun yang paten/ampuh dan mematikan.

“Nah ne cai parekan, aba cetike ene tur pulang di caratan ane biasa anggone I

Balang Tamak nginem. Pejalan caine melahang apang silib, eda pesan kanti

ada anak nawang pejalan caine.”

Terjemahan

Nah kamu abdiku, bawa racun ini dan tuangkan ke kendi yang biasa dipakai

Balang Tamak untuk minum. Rahasiakanlah perjalananmu, jangan sekali sampai

ada orang lain tahu tentang perjalananmu.

Singkat cerita racun yang dituang ke dalam kendi tempat air minum Pan Balang

Tamak tanpa diketahui oleh Pan Balang Tamak air tersebut diminumnya. Pan Balang

Tamak tahu dirinya kena racun yang mematikan. Untuk itu ia menginstruksikan dan

berpesan kepada istrinya.

Page 70: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

70

“Nah adi kurenan beli, beli suba lakar mati kena cetik. Mani lamun suba beli

mati, bangken beline wadahin peti pejang di jumahan meten. Ento barang-

barang arta branane dini di bale sakeneme pejang kerudungin kamben batike.

Gae ya apang lantang selantang ukudan beline. Ejukang sengwengan wadahin

sibuh pejang dini di tengah arta branane ane makerudung. Keto masi nyai dini

barange ene jangkutin. Eda pesan ngortaang kurenan ke rurunge suba mati”

Terjemahan

Nah engkau istriku, suamimu ini sudah akan mati terkena racun. Besok kalau

aku sudah meninggal, mayatku masukkan di dalam peti dan taruh di dalam

kamar. Barang-barang dan semua harta taruh di balai Sakenem (balai panjang

bertiang enam) tutup dengan kain batik. Atur tempatnya sehingga terbujur

panjang sepanjang tubuhku. Carikan sengwengan (kumbang) kemudian simpan

di dalam sibuh (batok kelapa gading) dan letakkan di dalam kerudungan barang-

barang itu. Demikian pula engkau tidur-tiduran di sini seolah-olah memeluk

diriku. Jangan sekali engkau bercerita atau menginformasikan ke jalan-jalan

bahwa suamimu telah mati.

Istri Pan Balang Tamak orangnya polos dan lugu. Ia tidak berani menampakkan

wajah duka walaupun sesungguhnya hatinya sangat bersedih akan ditinggal suami

selamanya. Kini Pan Balang Tamak telah meninggal. Semua instruksi suaminya

dilaksanakan. Seorang abdi raja diutus untuk mengecek keadaan Pan Balang Tamak dan

kemudian melaporkannya pada raja. Abdi tersebut melaporkan bahwa Pan Balang

Tamak masih hidup karena sempat didengar ngobrol-bgobrol santai dengan istrinya di

balai Sakenem sambil tidur-tiduran. Raja amat kaget karena menganggap racun itu tidak

dahsyat. Untuk membuktikan bahwa racun itu tidak bekerja dengan baik, maka racun

tersebut dicicipi oleh raja. Dalam hitungan menit raja meninggal karena kedahsyatan

racun tersebut. Suasana menjadi geger karena rajanya yang tidak terdengar berita sakit

tiba-tiba meninggal.

Sementara warga masyarakat disibukkan dengan berita kematian raja, ada dua

orang pencuri beraksi di rumah Pan Balang Tamak. Pencuri itu sempat bingung setelah

berhasil masuk ke rumah Pan Balang Tamak. Di satu sisi sudah terlihat ada sebuah peti

Page 71: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

71

dan di tempat lain terlihat seonggok bujuran berselimut kain batik dan istri Pan Balang

Tamak berada di sisi bujuran tersebut. Suara kumbang (tambulilingan) yang ada di

dalam sibuh (tempurung kelapa gading) dan diletakkan di dalam bujuran tersebut, dikira

tangis istri Pan Balang Tamak sedang menangisi kepergian suaminya. Di atas telah

diceritakan bahwa bujuran yang diselimuti kain batik seolah-olah mayat, adalah harta

benda milik Pan Balang Tamak. Sedang peti tersebut isinya bukan harta benda, tetapi

mayat Pan Balang Tamak.

Dua orang pencuri tersebut akhirnya berkeyakinan bahwa peti tersebut adalah

harta benda. Peti ini dibawa kabur oleh pencuri tersebut. Setelah dirasakan tempat itu

sepi, kedua pencuri tersebut menurunkan peti untuk membukanya. Belum sempat

dibuka, ada bau busuk menyengat yang sesungguhnya bau mayatnya Pan Balang Tamak

yang telah membusuk. Tetapi kedua pencuri tersebut mengira dekat lokasi tersebut ada

bangkai binatang. Mereka sepakat pindah lokasi. Setiap pindah lokasi selalu mereka

mencium bau busuk yang dikira bau bangkai binatang. Akhirnya mereka memutuskan

untuk membawa peti tersebut ke pura. Dasar pemikirannya, tidak mungkin di pura ada

bangkai binatang apa lagi kotoran manusia.

Setelah tiba di pura, dibukalah peti tersebut. Alangkah kagetnya karena yang ada

di dalam peti tersebut ternyata mayatnya Pan Balang Tamak. Mereka lari meninggalkan

peti tersebut. Gegerlah warga ketika ada berita di pura yang disucikan tersebut ada

mayat. Akhirnya mayat itu diupacarai secara layak bersamaan dengan upacara Pelebon

(„pembakaran mayat‟) sang Raja.

Page 72: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

72

5.8 Rangkuman

Episode demi episode di atas merupakan kritik sosial terhadap warga maupun

pemuka desa sebagai pengambil kebijakan. Tokoh Pan Balang Tamak dihadirkan dalam

cerita ini merupakan tokoh yang kritis. Apa yang dilakukan Pan Balang tamak

sesungguhnya memberikan penyadaran dan pembelajaran bagi penikmat karya sastra

bahwa kritikan itu penting. Kritik adalah sesuatu yang bernilai besar dan bahkan

merupakan salah satu nilai dasar eksistensi kemanusiaan. Di samping itu, kiritik juga

merupakan sumber dari segala kemajuan. Tidak akan ada kemajuan kalau seseorang

menutup diri terhadap suatu kritik (Kwant, 1975:4).

Seseorang entah siapapun dia dan apapun posisinya tidak boleh melihat fisikal

pengritiknya, tetapi yang paling penting apa isi dan relevansi masukan, pendapat, atau

kritiknya. Jangan sampai suatu pendapat atau kritik disampaikan oleh orang yang

rendah pendidikan, kurang mampu dalam perekonomian, kemudian dicemoh,

dilecehkan, dan bahkan dimusubi. Kasus cerita Pan Balang Tamak yang dihadirkan

sebagai tokoh kurang mampu selalu dicemoh dan dilecehkan bahkan dimusuhi. Lebih-

lebih lagi di awal cerita (episode berburu) warga termasuk pemuka desa dikalahkan

berlogika oleh Pan Balang Tamak.

Baik atau buruk prilaku anggota masyarakat tidak patut dikucilkan. Mereka

harus dirangkul diberikan pencerahan. Setiap oarng tidak ada yang sempurna

(paripurna), pasti memiliki sisi kekurangan dan kelebihan. Karya sastra merupakan

wahana komunikasi antara karya sastra, pengarang, dan pemabaca (masyarakat). Karya

sastra pula akan selalu memproyeksikan nilai yang terkandung pada saat karya sastra itu

Page 73: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

73

diciptakan sesuai dengan fenomena yang ditangkap oleh pengarang, dan tidak sedikit

karya tersebut mengandung nilai yang abadi atau sepanjang zaman. Hal ini bisa terjadi

karena nilai yang terkandung di dalam karya sastra tersebut selalu terkait dengan sisi

sosial kehidupan manusia.

Satwa Pan Balang Tamak mengritisi sikap masyarakat atau pemimpin yang tidak

pernah mau menerima kritik dalam kehidupan sehari-hari. Wacana kritik sosial akan

dapat mengajak masyarakat untuk berpikir, merenung, memahami kekeliruan, dan

kemudian berniat untuk berbenah diri. Masyarakat yang dikritik tersebut secara sadar

akan berupaya mengubah prilaku mereka ke arah yang benar dan akan belajar dari

kekeliruan atau kesalahannya (Suwija, 2008:131-132). Fakta yang ada di masyarakat

adalah masih adanya arogansi kolektif mengucilkan seseorang atau sekelompok kecil

masyarakat yang dianggap memiliki level lebih rendah atau pun miskin. Penekanan

(pressing) pada kelompok minoritas atau kelompok yang lebih rendah dapat melahirkan

kelompok otoriterisme massa. Jadi kebenaran di dunia ini tidak ada, yang ada hanyalah

kekuatan (power). Siapa saja yang mampu menguasai kekuatan (politik dan uang),

maka dialah membangun kebenaran dan keadilan (Putra, 2004:103). Akhirnya muncul

gerakan kolektif tanpa akal sehat, tanpa pertimbangan benar salah, dan mengabaikan

aturan-aturan atau hukum yang telah jamak berlaku. Dengan kata lain, suryak siu (suara

terbanyak) atau briuk siu (kesepahaman bersama) identik dengan arogansi mayoritas

yang kurang mengutamakan kecerdasan dalam menyelesaikan konflik. Dalam hal ini

masyarakat (pembaca) harus bercermin pada Satwa Pan Balang Tamak sebagai sosok

individu simbol minoritas. Ia memiliki kecerdasan, akal, dan logika yang selalu menang

Page 74: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

74

di dalam perdebatan dengan warga masyarakat atau pemuka desa. Seharusnya tidak

usah dilindas/dihantam dengan arogansi kolektif, tetapi perlu dikaji, dicermati perihal

perilaku, sikap, dan cara berfikir Pan Balang Tamak.

Page 75: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

75

BAB VI SATWA PAN BALANG TAMAK SEBAGAI UPAYA DALAM

MENCIPTAKAN REVOLUSI MENTAL ANAK BANGSA.

6.1 Pengertian Revolusi Mental

Kata revolusi merupakan sebuah kata benda yang berarti „perubahan yang sangat

mendasar pada suatu bidang, peredaran bumi dan planet-planet lain dalam mengelilingi

matahari, perubahan politik atau pemerintahan yang dilakukan dengan kekerasan

(Kuper cs, 1996: 924, Moeliono, 2014: 901, Echol cs, 1996; 378).. Dalam kaitannya

dengan Satwa Pan Balang Tamak, maka revolusi diartikan dengan „perubahan yang

mendasar‟.

Mental diartikan sebagai „sesuatu yang berkenaan dengan kejiwaan, watak, otak,

batin perasaan yang tercermin dari sikap dan prilaku sehari hari‟ (Suryadipura, 1961:

222). Revolusi mental dalam Satwa Pan Balang Tamak diartikan: „perubahan pada

unsur kejiwaan, pola pikir, dan sikap secara mendasar‟.

Seperti telah dijabarkan dalam bab 5 di atas, bahwa Satwa Pan Balang Tamak

mengisahkan seorang warga masyarakat minoritas yang dikucilkan, tidak disenangi, dan

dicari-cari kesalahannya agar bisa didenda, diusir, bahkan dibunuh. Para pimpinan desa

yang didukung oleh sebagaian besar warga desa bertindak arogan dan sewenang-

wenang. Bahkan sampai tega membunuh dengan meracuni Pan Balang Tamak. Makna

itu akan dicoba untuk dikaji lebih jauh dengan membongkar makna yang telah tercermin

untuk ditemukan makna yang belum terungkap atau masih tertunda.

Page 76: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

76

6.2 Motivasi Revolusi Mental Anak Bangsa Dalam Satwa Pan Balang Tamak.

Motivasi tidak lain merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan individu untuk mencapai tujuannya (Mitchel, 1997: 60-62).Tiga elemen

utama dalam definisi ini adalah; intensitas, arah dan ketekunan.Teori motivasi yang

paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan dari Abraham Maslow (Harper & Row,

1954: 57-67). Berdasarkan teori herarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y

Duglas McGregor ataupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah „alasan

yang melandasi sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu‟. Seorang dapat

dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang

kuat untuk mencapai apa yang diinginkan dengan mengerjakan pekerjaan yang

sekarang. Jadi, motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

atau keinginan untuk menuju ke kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Teori

motivasi dikelompokkan menjadi 5 kategori kelompok pendekatan seperti: teori

kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.

Kebutuhan merupakan motivasi yang berfokus pada tiga kebutuhan yang

didefinisikan sebagai:

need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

need for affiliation (kebutuhan akan hubungan sosial)

need for power (dorongan untuk mengatur) (Mc Clelland, 1961 dalam

Wikipidea.org/wiki/motivasi:4)

Page 77: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

77

Kebutuhan berprestasi merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-

standar, dan berusaha keras untuk berhasil. Kebutuhan akan hubungan sosial sama

dengan kebutuhan berafiliasi, yaitu keinginan untuk menjalin suatu hubungan

antarpersonal yang ramah dan akrab. Kebutuhan yang merupakan dorongan untuk

mengatur merupakan kebutuhan untuk berkuasa, untuk membuat individu lain

berperilaku sedemikian rupa (baik, patuh, rajin, tekun), dan tidak berperilaku

sebaliknya. Sementara itu kebutuhan berafiliasi maksudnya adalah keinginan untuk

menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab

(Wikipedia.org/wiki/motivasi:3 of 7).

Area motivasi manusia ada empat seperti; makanan, cinta, seks, dan pencapaian.

Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang

melakukannya. Individu dianggap tergerak untuk melakukannya agar tercapainya tujuan

yang diakibatkan motivasi intrinksik dankarenamotivasi ekstrinksik. Motivasi intrinksik

yakni keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi

kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut. Sementra itu motivasi

ektrinsik yakni kemauan mengejar suatu tujuan yang diakibatkan imbalan-imbalan

eksternal (dari luar diri) dan faktor internal (dari dalam diri)

Motivasi yang digunakan dalam membedah motivasi terciptanya revolusi mental

anak bangsa dalam Satwa Pan Balang Tamak, ini adalah teori motivasi kebutuhan dari

Maslow seperti yang sudah disebutkan di atas. Hal itu dilakukan karena teori tersebut

paling terkenal di antara teori motivasi. Di sisi lain, tiori itu dirasa cocok digunakan

untuk mengungkapkan motivasi yang menyebabkan terciptanya revolusi mental anak

Page 78: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

78

bangsa dalam Satwa Pan Balang Tamak. Revolusi itu dapat dijabarkan seperti uraian di

bawah ini.

6.3 Revolusi Mental Pola Pikir Penguasa

Mental para pemimpin termasuk sang raja di dalam ceritera Pan Balang Tamak

diceritakan sebagai mental penguasa yang sangat tegas, menekan golongan minoritas,

dan mental negatif seorang pemimpin yang berpola pikir agar segala keinginan atau

aturan yang dibuatnya tidak ada yang berani menentangnya. Bila ada salah satu warga

yang menentangnya maka itu dianggapnya sebagai pembangkangan bahkan

pemberontakan. Orang yang berani menentang itu harus diupayakan agar didenda

seberat-beratnya. Bila memungkinkan bahkan, agar bisa diusir dari kampungnya. Sikap

mental pemimpin seperti itu tentu saja sangat bertentangan dengan ajaran agama dan

hak asasi manusia. Bila ada warga masyarakat yang melakukan kesalahan, menentang

kebijakan pemimpin, sebaiknya dicari akar penyebabnya. Sikap mental menentang dari

warga desa tentu ada penyebabnya. Penyebab yang dimaksud seperti: aturan yang tidak

jelas atau sangat memberatkan warga masyarakat, terlalu dibuat-buat, keputusan

pimpinan yang memihak, adanya sikap iri hati atau kecemburuan sosial, dan masih

banyak penyebab lain yang tidak perlu disebutkan satu persatu. Seorang pemimin

seharusnya bersikap bijak, mampu bersikap adil terhadap semua warganya, mampu

menciptakan kebahagiaan, ketentraman pada seluruh warganya, dan mampu memberi

pengayoman sehingga tidak ada rasa takut pada seluruh warga desanya. Sikap mental

seperti ini tidak dimiliki oleh para pimpinan desa. Untuk itu lewat cerita Pan Balang

Page 79: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

79

Tamak, pembaca dihimbau dan diajak agar merubah sikap mental bila menjadi seorang

pemimpin. Cerita Pan Balang Tamak merupakan cermin yang sangat mendidik untuk

ditauladani dalam tata cara memimpin.

6.4 Revolusi Mental Masyarakat

Masyarakat merupakan sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang

membentuk perikehidupan berbudaya. Masyararakat desa adalah kelompok orang-orang

yang menghuni suatu wilayah desa. Sikap mental suatu masyarakat yang terdiri atas

sejumlah orang-orang sangat beragam. Ada orang yang selalu berprilaku baik dengan

mengedapankan ajaran agama, etika atau bersikap susila. Pada sisi lain ada juga

masyarakat atau orang-orang yang memiliki sikap iri hati, cemburu, angkuh, sombong,

ingin menang sendiri, selalu mengaku benar, atau tidak mau disalahkan, tidak mau

disebut bodoh, jelek dan sejenisnya. Sikap mental yang jelek disebut amoral, sedangkan

sikap mental yang baik disebut susila/beretika atau bermoral.

Bertens (2011: 3-6) mengutip arti kata etika di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI 1998), mengatakan bahwa etika berarti: (1) „ilmu tentang apa yang

baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral‟ (2) „kumpulan azas

atau nilai yang berkenaan dengan akhlak‟, (3) „nilai mengenai benar dan salah yang

dianut suatu golongan atau masyarakat‟. Bertens lebih menyetujui arti etika seperti

yang ada di dalam KBBI edisi 1998 dibandingkan dengan arti yang diberikan pada

KBBI edisi 1991. KBBI edisi 1991 memberikan arti kata etika pada arti yang nomer

Page 80: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

80

1 saja. Sedangkan arti ke 2 dan ke 3 dimasukkan sebagai arti kata etik. Dalam tulisan

ini pun arti kata etika yang diikuti sesuai dengan pendapat Bertens. Etika disini

diartikan sebagai „system nilai‟, filsafat moral‟, moral yang baik atau sikap mental

yang baik. Beretika/bermoral atau susila adalah sikap mental atau moral yang baik.

Susila merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang kemudian

dipungut menjadi bahasa Jawa Kuno, yaitu kata ṡila. Kata ṡila berarti: (1) „sikap

duduk dengan kaki bersilang‟, (2) „mengumpulkan sisa bulir-bulir padi di sawah

yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya‟ (3) „batu, karang‟, dan (4) berarti „tingkah

laku, karakter moral, tindakan, kelakuan‟ (Zoutmulder,2006:1089). Kata sila

mendapat prefix su- dalam bahasa Jawa Kuno, yang berarti „baik”. Susila berarti

„prilaku yang baik‟, atau „tingkah laku yang baik, atau prilaku yang

bermoral/beretika‟.

Dalam cerita Pan Balang Tamak tercermin bahwa, sikap mental anggota

masyarakat desa yang ada dalam cerita Pan Balang Tamak cendrung bermental negatif.

Artinya hampir seluruh anggota masyarakatnya memiliki sikap iri hati, kecemburuan

sosial kepada tokoh Pan Balang Tamak. Sikap mental yang tidak baik itu tergambar

pada diadakannya kegiatan yang bertujuan untuk mendenda atau menghukum Pan alang

Tamak dengan sejumlah uang. Bahkan bila memungkinkan bertujuan untuk mengusir

Pan Balang Tamak dari wilayah desanya. Kejelekan mental masyarakat yang lain

adalah, tidak adanya warga lain selain Pan Balang Tamak untuk mengritisi dan mencari

solusi yang etis pada aturan atau kegiatan yang diundangkan oleh penguasa desa.

Seluruh masyarakat menyetujuai apa pun aturan atau kegiatan yang dilakukan oleh

Page 81: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

81

pimpinan/penguasa desa tanpa mencermatinya terlebih dahulu. Begitu pula ketika ada

niat untuk membunuh Pan Balang Tamak. Keputusan seperti itu sangat bertentangan

dengan hukum agama, lebih-lebih lagi pada masyarakat yang sangat kental

kepercayaannya pada hukum krama pala (hukum sebab akibat). Dalam kepercayaan

tentang hukum krama pala (sebab akibat), terdapat kepercayaan bahwa segala

perbuatan yang dilakukan manusia berdampak kepada timbulnya pahala (akibat/buah

perbuatan). Pahala yang ditimbulkan oleh sebuah perbuatan pasti akan terjadi. Pahala

itu bisa dinikmati ketika perbuatan itu baru habis dilakukan (prarabdha krama phala),

pasti dinikmati nanti setelah perbuatan itu agak lama dilakukan tetapi masih dalam

kehidupan saat ini, dan juga akan dinikmati setelah meninggal, dan bahkan setelah

menitis kembali sebagai manusia dalam kehidupan yang akan datang (sancita krama

phala). Sikap mental cemburu, iri hati, marah, dendam, dan lebih-lebih lagi sikap suka

membunuh, merupakan sikap yang lahir dari mental yang tidak baik alias jahat. Lebih-

lebih lagi pada karma membunuh yang sangat ditentang oleh ajaran agama apapun itu.

Sikap mental yang jahat seperti itu bahkan dianggap musuh yang sangat jahat yang ada

di hati manusia. Mental seperti itu sangat perlu dirubah atau direvolusi. Cerita Balang

Tamak menganjurkan masyarakat atau pembacanya untuk menghindari sikap mental

jahat, dan bahkan merevolusi sikap jahat seperti yang dimiliki oleh warga desa tersebut.

Memang diakui ajakan seperti itu secara tersurat tidak ada. Tetapi bila dicermati dan

dimaknai dengan seksama, maka ajakan seperti itu tersirat atau ada dalam cerita Pan

Balang Tamak. Ajakan yang tersirat itu menganjurkan agar pembaca jangan melakukan

atau memiliki sikap mental yang jahat seperti sikap mental warga desa Sunantara. Pan

Page 82: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

82

Balang Tamak menginfirasi, bahkan mengajak warga untuk melakukan perbuatan baik.

Menentang aturan yang dibuat penguasa yang arogan, tidak sepantasnya dilakukan oleh

seorang pemimpin, atau tidak etis, dan tidak mendidik. Bila perlu merevolusinya walau

harus dibayar mahal seperti dibayar dengan nyawa. Kematian Pan Balang Tamak yang

disebabkan oleh arogansi dan sikap mental jahat penguasa dengan pengikutnya,

merupakan sebuah bentuk protes, bahkan revolusi agar mental warga masyarakat

menjadi baik dan kritis.

Bertolak dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa Pan Balang Tamak ingin

mengajak warga masyarakatnya atau pembacanya merevolusi sikap jahat, sikap kurang

peduli terhadap sesama atau lingkungan, sikap dengki atau iri hati agar dilenyapkan dan

dirubah menjadi sikap kritis, sikap manut, dan sikap mental yang

beretika/bermoral/susila.

6.5 Revolusi Mental Sikap Malas

Sikap malas atau di Bali biasa disebut sifat rajas (Punyatmaja,2010:23),

merupakan musuh manusia yang ada di dalam diri. Dalam Kakawin Ramayana, sargah

1bait tiga disebutkan ragȃdi musuh maparȍ, ri hati ya tonggwanya tan madoh ring

awak. Artinya; „musuh utama manusia adalah hawa nasu yang berada di dalam diri dan

tidak jauh dari badan‟. Salah satu hawa nafsu itu adalah sifat malas. Sifat malas seperti

itu perlu diperangi dan dihilangkan dari diri manusia.

Pan Balang Tamak sebagai tokoh sentral dalam cerita ini, diceritakan sebagai

sosok tokoh yang sangat malas. Kemalasannya dibungkus dengan rapi melalui

Page 83: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

83

kecerdikan yang diaktualisasikan dengan sikap kritis. Semua aturan yang dikeluarkan

pimpinan desa dikritisinya. Dicarinya kelemahan atau pun kelonggaran aturan tersebut.

Setelah diperolehnya kelemahan aturan yang dibuat oleh pimpinan desanya, maka ia

(Pan Balang Tamak) tidak segan-segan menggugat atau menentangnya. Hal itu terlihat

jelas pada seluruh episode dari cerita Pan Balang Tamak.

Dalam episode mencari kayu ke hutan, Pan Balang Tamak berangkat ke hutan

setelah hari siang. Ia berdalih pada ayam betinanya yang baru turun dari mengerami

telurnya pada waktu siang hari. Kesalahannya tidak diakui karena pemberitahuan yang

diperolehnya dari juru arah mengatakan bahwa, warga masyarakat harus berangkat

setelah ayam turun dari tempat tidurnya. Kapan ayam turun dari tempat tidurnya, atau

jam berapa ayam turun sebagai acuan keberangkatan ke hutan tidak ada. Jadi tidak jelas

masalah waktu keberangkatan. Walau pun Pan Balang Tamak berangkat sangat

terlambat, namun ia tidak bisa disalahkan. Orang yang bersalah adalah si pembuat

aturan atau pimpinan desa. Jadi pimpinan desalah yang patut di denda dengan uang.

Dalam episode lain, yaitu ketika disuruh menyumbang nasi aking (senggawuk)

Pan Balang Tamak membawa sanggah wug (sanggah rusak). Dalam hal ini Pan Balang

Tamak juga tidak salah, karena ucapan si pembawa berita (juru arah) kurang jelas

terdengar. Hal itu disebabkan karena juru arah oadalah orang cadel atau alat ucapnya

terganggu. Ketika dicek ulang ternyata ucapan juru arah kabur ketika mengucapkan kata

senggawuk yang juga kedengaran sanggah wug.

Pada episode berburu, Pan Balang Tamak pergi berburu dengan membawa

anjing kecil yang sangat kurus dan sakit-sakitan. Anjingnya ketika dilemparkan di

Page 84: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

84

semak-semak berduri mengerang kesakitan. Erangan kesakitan itu disebutnya dengan

menggonggong. Ia tidak dapat disalahkan, karena dalam perburuan itu aturan besar

anjing dan model gonggongan anjing tidak ada. Batasan dari kalimat ; anjing galang

ngongkong tidak disebutkan. Pan Balang Tamak mengartikan bahwa anjing galak

ngongkong adalah anjing yang bersuara terus tiada henti. Ukuran besar-kecil anjing

dalam edaran pemberitahuan atau aturan yang disampaikan tidak ada. Hal itu

menyebabkan Pan Balang Tamak tidak bisa disalahkan.

Dalam episode memagari tanah, Pan Balang Tamak memagari tanahnya dengan

menggunakan lidi aren yang diikat dengan tali kupas (tali yang terbuat dari otot batang

pisang). Hal itu dilakukan karena, aturannya tidak mencantumkan bahan pagar, besar

pagar, dan tali pagar harus yang bagimana. Maksudnya adalah, bahan dan besarnya

pagar tidak disebutkan dalam aturan yang diedarkan. Bahan atau tali pengikat yang

digunakan sebagai pengikat pagar juga tidak disebutkan. Di sisi lain, aturan mendenda

orang yang memasuki tanah/pekarangan orang lain yang telah dipagari juga tidak jelas.

Aturannya adalah, setiap orang yang memasuki tanah orang lain tanpa ada izin

pemiliknya wajib dan harus didenda. Ketentuan seperti untuk apa orang memasuki

tanah orang, tidak ada. Alasan apa pun orang masuk ke tanah orang lain, tetap

merupakan pelanggaran dan harus didenda dengan uang. Contohnya seperti si pedagang

yang memasuki tanah pekarangan Pan Balang Tamak. Ia masuk hanya untuk buang air,

atau bukan mencuri. Ia buang air karena di pasar tradisional waktu itu belum ada

pasilitas wc atau tempat khusus untuk buang air. Si pedagang waktu itu kebelet, dan

kebetulan tanah Pan Balang Tamak sangat luas dan berisi tumbuhan dan perdu yang

Page 85: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

85

sangat rimbun. Jadi sangat baik untuk dijadikan tempat buang air, karena tidak mungkin

aka nada orang yang melihatnya. Alasan kebelet untuk buang air dan tidak adanya wc

umum aebagai tempat buang air pada waktu itu tidak bisa diterima akal sehat. Dengan

kata lain, si pedagang tetap bersalah dan harus membayar denda sebanyak seribu uang

kepeng.

Akal kritis seperti yang dijelaskan di atas, sebenarnya merupakan tipu muslihat

atau akal bulus sebagai upaya untuk mencari pembenar. Namun dalam kenyataannya

terlihat jelas bahwa sikap malas Pan Balang Tamak itulah penyebab lahirnya tipu daya

licik. Ia menyembunyikan sikap malasnya melalui cara-cara dengan mencari kesalahan

orang lain, atau kelemahan aturan. Kelicikan dan kemalasan itu menyebabkan Pan

Balang Tamak dibenci oleh warga masyarakat lainnya, terutama pimpinan desa ( jero

bendesa). Kebencian warga masyarakat, merupakan cermin ketidaksenangan mereka

terhadap sikap malas dan licik. Masyarakat menginginkan sikap itu tidak ada pada

manusia, yang dalam hal ini adalah manusia-manusia warga desa Sunantara. Pan Balang

Tamak dipakai sebagai contoh tokoh malas.

Bila ceriteraPan Balang Tamak disimak dengan baik, terdapat makna tersebunyi

yang menghimbau dan mengajak warga masyarakat agar tidak memiliki atau

melenyapkan sikap malas seperti tokoh Pan Balang Tamak. Sikap atau sifat malas

merupakan sifat jelek yang pada akhirnya akan menjerumuskan manusia ke dalam

kesengsaraan dan bahkan bisa menyebabkan atau berpahala kematian.

Bertolak dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa siat malas merupakan

sifat jelek manusia yang bisa berpahala keburukan. Untuk itu sifat seperti itu perlu

Page 86: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

86

direvolusi. Tujuannya tentu saja agar semua manusia dalam hal ini bangsa Indonesia

tidak memiliki sifat malas. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa, cerita Pan Balang

Tamak mangajak, menyarankan agar anak bangsa selalu bersiat rajin, giat bekerja, mau

bergotong royong, dan memiliki kemauan belajar sepanjang hayat. Makna itulah yang

merupakan makna tertunda yang bisa didekonstruksi dalam kajian ini.

6.6 Revolusi Aturan yang Tidak Tegas

Revolusi pada aturan yang tidak tegas atau ketidaktegasan aturan, sebenarnya

telah tergambar dalam uraian revolusi sikap malas dan juga pada uraian tentang kritik

sosial. Seperti yang telah diuraikan dalam uraian terdahulu, bahwa hampir seluruh

episode yang ada dalam cerita Pan Balang Tamak, memuat aturan yang tidak jelas atau

tidak tegas. Semua aturan yang dibuat oleh pimpinan desa (jero bendesa), memiliki

pemahaman yang kabur, karena tidak jelasnya batasan-batasan aturan yang dibuat itu.

Ketidakjelasan batasan aturan itu membuat aturan tersebut sangat lemah sehingga bisa

diakali oleh Pan Balang Tamak. Pan Balang Tamak yang merupakan tokoh cerdik, kritis

namun sangat malas mampu menunjukkan kelemahan aturan yang dibuat oleh pimpinan

desa. Seharusnya setiap aturan dibuat setegas dan sejelas mungkin. Ketegasan dan

kejelasan batasan sebuah aturan yang dibuat tentu tidak akan memberi peluang untuk

menafsirkan lain atau menentang aturan tersebut.

Di sisi lain, aturan yang dibuat oleh pimpinan desa (jero bendesa) tidak

berdasarkan musyawarah mufakat. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa, aturan

Page 87: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

87

tersebut dibuat sendiri oleh jero bendesa. Sebuah aturan yang dibuat sendiri atau

merupakan hasil pikiran sendiri tentu saja banyak kelemahan dibandingkan aturan yang

dibuat berdasarkan hasil pikiran orang banyak. Lebih-lebih lagi bila aturan yang dibuat

sendiri itu bertujuan untuk mencari kelemahan/kekurangan orang lain agar orang

tersebut terkena sangsi berupa denda uang. Contohnya seperti dalam episode adu

sapi/banteng. Aturan itu dibuat untuk mencari kelemahan atau kesalahan Pan Balang

Tamak agar bisa didenda. Waktu itu Pan Balang Tamak tidak mempunyai sapi

besar/banteng untuk diadu. Ia hanya mempunyai sapi betina yang sedang menyusui

anaknya. Mengetahui bahwa Pan Balang Tamak tidak mempunyai sapi besar untuk

aduan maka jero bendesa mengadakan lomba adu sapi. Namun sayang aturan yang

dibuatnya tidak menyebutkan bahwa sapi yang layak untuk diadu adalah, sapi yang

sudah besar, galak, dan jantan. Ketentuan lain seperti; batasan kalah-menang yang tidak

jelas. Sapi yang menang adalah sapi yang mengejar sapi musuhnya. Sapi yang kalah

adalah sapi yang ke luar dari arena pertandingan. Kalah-menang karena bertarung juga

tidak disebutkan. Yang penting, asal salah satu sapi yang diadu itu ke luar arena, maka

dinyatakan kalah.

Pan Balang Tamak mengetahui bahwa lomba adu sapi itu di buat untuk

mendenda dirinya karena ia tidak memiliki sapi aduan. Ia tahu bahwa sapi aduan adalah

sapi besar, kuat, jantan, dan galak. Tetapi karena aturannya tidak jelas maka ia mengadu

anak sapinya yang masih kecil dan masih menyusu. Sebelumnya ia mempersiapkan susu

induk sapinya dengan memerahnya lalu mewadahinya dengan kain tebal. Susu induk

sapi yang melekat pada kain itu lalu dibawanya ke arena adu sapi. Ketika giliran

Page 88: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

88

sapinya beradu maka kain yang berisi cairan susu sapi itu dioleskannya pada sapi jantan

yang merupakan musuh sapinya. Ketika kedua sapi aduan dilepas, tentu saja anak sapi

Pan Balang Tamak akan mengejar sapi musuhnya yang berbau susu karena, disangka

sapi itu adalah induknya. Ssegede dan segalak apa pun seekor sapi, tidak mungkin akan

tahan bila ada anak sapi yang meminta susu padanya. Sapi itu akan menghindar agar

tidak disusui oleh anak sapi. Itulah yang menyebabkan sapi besar, musuh sapi Pan

Balang Tamak lari ke luar dari arena perlombaan karena, tidak tahan kemaluannya

dikira susu induk sapi. Ke luarnya sapi tersebut dari arena adu atau lomba sapi maka

dinyatakan kalah. Pemilik sapi yang kalah harus membayar taruhan sebesar seribu

keping uang bolong kepada pemilik sapi pemenang. Kebetulan sapi yang kalah itu

milik jero bendesa. Maka jero bendesa harus membayar kekalahan sapinya sebesar

seribu kepeng.

Bertolak dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa, aturan yang tidak jelas,

terlebih lagi aturan itu tidak berdasarkan musyawarah mufakat tentu sangat jelek.

Aturan untuk sebuah kegiatan yang bertujuan menjatuhkan teman atau orang lain tentu

tidak perlu dibuat dan dilaksanakan. Seorang pimpinan seyogyanya membuat kegiatan

demi kemaksuran dan kesejahteraan warganya, dan bukan untuk mencelakakan. Dalam

ceritera disebutkan bahwa pimpinan desa (jero bendesa) sengaja membuat lomba adu

sapi karena mengetahui Pan Balang Tamak tidak memiliki sapi besar sebagai sapi

aduan. Di samping itu, jero bendesa sengaja memilih sapi Pan Balang Tamak sebagai

lawan sapinya. Jero bendesa menyangka sapinya pasti menang. Itu berarti ia pasti

mememenangkan dan memperoleh uang taruhan yang sangat banyak. Adanya tujuan

Page 89: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

89

yang tidak baik dalam lomba adu sapi, adanya sifat serakah jero bendesa yang ingin

memperkaya diri sendiri, menyebabkan jero bendesa tidak cermat dalam membuat

aturan dalam lomba adu sapi. Ketidakcermatan dalam membuat aturan, terlebih lagi

pembuatan aturan tersebut bertujuan mencari kesalah orang lain, dan juga demi

memperkaya diri sendiri, menyebabkan aturan tersebut tidak kritis, logis, dan tidak

tegas. Tidak tegas, logis, dan tidak kiritisnya aturan sangat perlu untuk decermati.

Pencermatan seperti itu dalam membuat sebuah aturan sangat perlu ditegakkan. Lebih-

lebih lagi lahirnya sebuah aturan haruslah berdasakan hasil pemikiran orang banyak

yang sudah disetujui bersama (berdasarkan musyawarah mufakat). Aturan seperti yang

ada di dalam ceritera Pan Balang Tamak sangat perlu direvolusi. Perubahan mendasar

yang dihasilkan dengan merevolusi aturan yang tidak jelas, tegas, logis, dan kritis pasti

akam membawa masyarakat pada kehidupan yang man, tentram, dan sejahtera.

Bertolak dari uraian di atas maka merevolusi mental aturan yang tidak tegas,

jelas, logis, dan tidak kritis sangat perlu dilakukan. Hal itu bertujuan demi kepentingan

sikap mental atau karakter anak bangsa pada masa mendatang.

6.7 Revolusi Mental Sikap Ceroboh.

Sifat ceroboh dimaksudkan dalam tulisan ini adalah suatu sikap mental yang

tidak hati-hati atau waspada, tidak cermat, dan tidak kritis. Sikap mental seperti itu ada

pada tokoh raja dalam cerita Pan Balang Tamak.

Dalam ceritera Pan Balang Tamak, diceritakanlah bahwa ketika raja mendapat

laporan dari jero bendesa, raja mempervayai begitu saja laporan itu. Raja tidak berfikir,

Page 90: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

90

apakah laporan jero bendesa itu benar atau salah. Pada saat itu raja langsung

memerintahkan jero bendesa membunuh Pan Balang Tamak. Pembunuhan harus

dilakukan dengan cara tersembunyi, yaitu dengan cara meracuni Pan Balang Tamak.

Untuk itu diperintahkanlah seseorang untuk mencarikannya racun yang sangat

ampuh/manjur.

Di sisi lain, Pan Balang Tamak telah mengetahui dirinya akan diracun. Itulah

sebabnya ia berpesan kepada istrinya, bila ia nanti mati, agar mayatnya jangan buru-

buru dikubur. Pesannya berbunyi:

“Istriku, aku dengar kabar bahwa raja sangat marah dan akan meracuniku. Bila

seandainya nanti aku mati, tolong mayatku diatur seperti sikap orang meditasi.

Carikanlah beberapa ekor kumbang, lalu masukkan kumbang itu ke dalam sibuh

(tempurung kelapa yang bagian atasnya sudah dilubangi). Tutuplah sibuh itu agar

kumbangnya tidak bisa terbang dan masih tinggal di dalamnya. Kumbang itu pastilah

akan bersuara did ala sibuh karena ingin ke luar. Mayatku itu pasti akan ada yang

mengintipnya dan mereka menduga bahwa aku masih hidup dan sedang

bermeditasi/bermentra. Setelah itu pengintip mayatku pasti akan melaporkan kepada

raja bahwa aku masih hidup dan sedang bermentra. Bila kamu mendengar kabar bahwa

raja sudah meninggal, maka buru-buru buat air panas lalu mandikan mayatku dengan air

panas itu. Hal itu akan menyebabkan mayatku menjadi lemas dan mudah diluruskan

untuk diatur. Taruhlah mayatkua di dalam peti. Taruhlah peti itu di kamar yang biasa

kita pakai tempat menyimpan kekayaan kita. Barang-barang kekayaan kita semua, bawa

dan taruhlah di tempat tidur. Susunlah barang-barang itu agar menyerupai mayatku, lalu

tutuplah dengan kain. Di sana kamu harus menangisi kekayaan kita. Pastilah orang-

orang akan menduga bahwa kamu sedang bersedih dan menangisi mayatku. Mayatku

yang ada di dalam peti pasti akan dikira barang-barang kekayaan kita, dan itu akan

dicuri oleh para pencuri. Untuk itu jangan kamu hiraukan mayatku yang dicuri itu.

Kuharap kau jangan bersedih atas kematiankua, istriku!”.

Dugaan Pan Balang Tamak ternyata benar. Tidak berselang beberapa lama ia

pun meninggal terkena racun. Setelah ia meninggal, mayatnya diatur oleh istrinya,

dibuat mirip menyerupai orang yang sedang duduk berdoa. Dengungan sura kumbang

yang ada di dalam tempurung kelapa, dikira doa-doa/mentra-mentra yang sedang

Page 91: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

91

diucapkan. Hal itu dilihat oleh mata-mata raja. Mata-mata itu langsung melaporkan hal

yang dilihatnya itu kepada raja. Mereka melaporkan bahwa Pan Balang Tamak

dijumpainya sedang berdoa/sembahyang.

Mendengar laporan para mata-mata (telik tanem) seperti itu maka raja berfikir

dan menduga bahwa dirinya telah ditipu oleh pemberi racun (cetik). Raja mengira

bahwa, pasti bukan racunlah yang diberikan itu. Raja juga marah kepada jero bendesa

yang dikiranya membohonginya. Raja lalu menyuruh patihnya untuk membunuh jero

bendesa dan si pemberi racun. Jero bendesa dan pemilik racunpun mati terbunuh saat

itu.

Kebetulan pada waktu itu, racun yang digunakan untuk meracuni Pan Balang

Tamak masih ada sisanya dan sisa itu disimpan oleh raja. Raja lalu mengeluarkan sisa

racun itu. Sisa racun yang dikira tidak ampuh itu lalu dijilat oleh raja untuk memastikan

apakah benda itu benar-benar racun atau bukan. Karena racun itu adalah racun yang

memang sangat ampuh, maka setelah dijilatinya, seketika itu pula wafatlah sang raja

tanpa bisa diberi pertolongan. Setelah raja wafat maga gegerlah seluruh kerajaan

mendengar berita kematian sang raja. Kematian raja itu menandakan bahwa raja sangat

ceroboh. Sikap ceroboh itulah yang menyebabkan kematiannya.

Bertolak dari ceritera di atas, dapat dikatakan bahwa, raja memiliki sikap yang

sangat ceroboh. Kecerobohan itu membuat orang lain seperti jero bendesa dan pemilik

racun mati tanpa alasan. Kecerobohan itu pula yang menyebabkan sebuah petaka pada

diri sang raja sehingga ia mengalami kematian. Jadi kecerobohan bisa menyebabkan

kehancuran dan bahkan kematian. Kematian yang disebabkan oleh kecerobohan diri

Page 92: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

92

sendiri dalam pandangan orang Bali disebut dengan kematian yang sangat nista (salah

pati). Keadaan seperti itu tentu saja tidak diinginkan oleh masyarakat manapun juga.

Tokoh raja yang wafat karena sifat kecerobohannya dalam cerita Pan Balang Tamak

seperti memberi petunjuk atau infirasi kepada masyarakat (pembaca) agar jangan pernah

memiliki sifat ceroboh seperti yang dimiliki sang raja. Sifat seperti itu patut dibuang

jauh-jauh. Manusia dalam seluruh hidupnya haruslah selalu waspada, kritis dan mawas

diri. Sifat ceroboh merupakan pertanda kebodohan. Sifat seperti itu harus direvolusi

demi kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

6.8 Rangkuman

Ceritera Pan Balang Tamak merupakan ceritera yang memberi isfirasi dan

motivasi (pembaca) untuk merevolusi sikap mental yang kurang baik. Sikap mental

penguasa yang arogan, ingin memperkaya diri dengan jalan tidak halal, membuat aturan

tanpa berdasarkan musyawarah mufakat, membuat aturan yang bertujuan mencelakakan

orang lain dengan mencari kelemahannya, sangat perlu dirubah dan dihilangkan. Begitu

pula dengan sifat malas, tidak mempunyai rasa kebersamaan, gotong royong, sikap

menentang, juga perlu direvolusi. Lebih-lebih lagi sikap mental yang ceroboh yang mau

memaksakan kehendaknya kepada orang lain sangat perlu dirubah bahkan direvolusi.

Sebab sikap mental semacam itu merupakan cerminan kebodohan, kelalaian yang pada

akhirnya membawa kehancuran, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, bangsa,

dan Negara.

Page 93: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

93

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Pandangan masyarakat terhadap tokoh Pan Balang Tamak dalam ceritera itu bersifat

negatif. Pang Balang Tamak dipandang sebagai sosok tokoh yang malas, tidak mau

gotong royong, dan menentang segala aturan. Namun pada akhirnya mereka

menyadari bahwa Pan Balang Tamak merupakan sosok kritis, berjasa, bahkan

dianggap sosok yang perlu ditauladani. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat

memaafkan segala kesalahan Pan Balang Tamak semasa hidupnya. Masyarakat

mengupacarai mayat Pan Balang Tamak, lalu menyucikannya dalam bentuk tugu

peringatan, yang kelak kemudian hari dijadikan sebuah pelinggih, sebagai tempat

memuliakan dan memujanya. Roh sucinya disembah dan dipuja sebagai energy

penyembuh dan pemberi kesuburan.

2) Ceritera Pan Balang Tamak sangat baik dijadikan motivasi dalam merevolusi sikap

mental yang bersifat negatif. Sikap mental penguasa yang arogan, rakus, berat

sebelah, ceroboh sangat perlu direvolusi. Sif malas, tidak mau gotong-royong juga

harus direvolusi. Begitu pula segala aturan yang dibuat tanpa berdasarkan

musyawarah mufakat, lebih-lebih lagi bila aturan itu dibuat demi kepentingan satu

orang/golongan tertentu, harus direvolusi. Revolusi dilakukan demi lahirnya generasi

yang menjunjung tinggi kebenaran, kebersamaan yang pada akhirnya bermuara pada

Page 94: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

94

sikap mental yang mengedepankan kebinekaan dalam mewujudkan persatuan dan

kesatuan bangsa dan Negara.

Saran

1). Pemerintah melalui para pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan kearifan

lokal khazanah budaya bangsa. Sebab di dalamnya terkandung ajaran yang sangat

berguna bila dijadikan pedoman dalam mendidik atau menanamkan budi pekerti

untuk melahirkan generasi anak bangsa yang bermoral/berkarakter.

2) Ceritera Pan Balang Tamak perlu diteliti secara mendalam dan diungkap untuk

disajikan kepada khalayak ramai, agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bisa

dikenal dan dijadikan panutan. Setidaknya sebagai upaya pelestariannya.

Page 95: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

95

DAFTAR PUSTAKA

ATL. 2009. “Pedoman Kajian Tradisi Lisan (KTL) Sebagai Kekuatan Kultural”.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional.

Bagus. I Gusti Ngurah. 1971. Satua-Satua Sane Banyol ring Kasusastran Bali.

Singaradja; Lembaga Bahasa Nasional Tjabang Singaradja.

Dananjaya. James. 2002: Foklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain.

Jakarta: Grafiti.

Eagleton, Terry. 2010. Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif.

Yogyakarta: Jalasutra.

Halliday, M.A.K dan Hasan R.1994. Bahasa, konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa

dalam Pandangan Semiotika Sosial, (Diterjemahkan oleh Barori, Ramlan).

Yogyakarta: Universitu Press

Hoed. Benny H. 2003. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi. Motivasi - Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas.

Hutomo, Suripan Sadi. 1998c. Kedudukan Sastra Lisan Kawasan Timur Indonesia

Dalam Sastra Nusantara. Surabaya: IKIP Surabaya.

Hoed. Benny H. 2011. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Hunter, Thomas, M, dan Ni Wayan Pasek Ariati.2011. “Pan Balang Tamak Sebagai

Anti Pahlawan” Makalah seminar yang dibawakan dalam pertemuan

Himbasadi di Yogyakarta.

Kaelan. 2009. Filsafat Bahasa, Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta:

Paradigma.

Kleden, Ignas. 1987. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES.

Kleden, Ignas. 1998. “Fakta Fiksi Dan Imajinasi Dalam Karya Sastra Dan Ilmu

Sosial” (dalam majalah Kalam). Yogyakarta.

Page 96: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

96

Locke, E. A. 1968. Toward a Theory of Task Motivation and Incentive. Inggris:

Organizational Behavior and Human Performance

Mahardi. Made Lumbung. 2009. “Upacara Siat Ketipat Dalam Usaba Pala Di Pura

Balang Tamak Desa Pakraman Nongan Kecamatan Rendang Kabupaten

Karangasem”.

Maslow. Abraham. 1954. Motivation and Personality. New York: Harper & Row

McClelland, D.C. 1961. The Achieving Society. New York: Van Nostrand

Reinhold

Mertha.2008. ”Eksistensi Pura Balang Tamak di Desa Pakraman Beda Kecamatan

Tabanan Kabupaten Tabanan: Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna” (Thesis S

2). Denpasar.

Moeliono, Anton M, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Pariasih. Ni Nyoman. 2007. “Dekonstruksi Nilai Budaya Dalam Satwa Pan Balang

Tamak di Desa Kaba-Kaba Kabupaten Tabanan” (thesis Kajian Budaya).

Denpasar. S2 Kajian Budaya Universitas Udayana.

Piliang, Yasraf Amir. 2010. Hipersemiotika; Tafsir Cultural Studies Atas

Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Reffaterre, Michael. 1979. Semiotics of Poetry. Bloomington and London: Indiana

University Press

Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya:Citra

Wacana

Suparta, I Ketut. 2006. “Satua Bali Pan Balang Tamak”. Denpasar.

Tim Prima Pena, tt. “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia” – Yogyakarta: Gita Media

Press.

Vansina, Jan. 1985. Oral Tradision As History. United States of Amerika: The

University of Wisconsin Press.

Vikers, Adrian. 2012. Bali Tempo Doeloe. Depok: Komunitas Bambu.

Page 97: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

97

Wastawa, I Wayan. 2012. “Identitas Tokoh Balang Tamak Dalam Teks Dan Konteks

Masyarakat Bali”. Disertasi (S3 Kajian Budaya). Denpasar. Kajian Budaya

Program Pascasarjana (S3) UNUD.

Naskah-Naskah:

Geguritan Pan Balang Tamak

Tutur Pan Balang Tamak

Page 98: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

98

Lampiran Foto/gambar

Foto Palang Nama Pura Balang Tamak Nongan Karangasem.

Dok. I Nyoman Sukartha 2015 dan Gapura (bawah)

Page 99: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

99

Atas. Pelinggih Bala Tama.

Bawah. Pelinggih (tengah) Pada Pura Balang Tamak.

Page 100: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

100

Pelinggih Batara Bala Tama

Dok. I Nyoman Sukartha 2015

Page 101: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

101

Foto Pelinggih di sebuah pura Bala Tama di Tabanan

Page 102: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

102

Foto Pelinggih Ida Batara Bala Tama di Tabanan

Page 103: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

103

Foto Pelinggih Batara Balang Tama Di Panghiangan

Dok I Nyoman Sukartha 2015

Page 104: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

104

Foto Pelinggih Batara Belang Tamba (Balang Tama) Di Sebuah Tegalan Di Desa

Sangkanbuana Klungkung.

Dok. I Nyoman Sukartha 2015

Page 105: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

105

Pelinggih Balang Tamak (yang diapit paying hitam) di Pura Tanayu Desa Angantaka

Badung

Foto Pelinggih Ratu Bala Tama di Belulang.

Dok. I Nyoman Sukartha 2015

Page 106: Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511 ... · 1 Bidang Unggulan : Sosial Budaya. Kode/bidang ilmu:511/Sastra (dan Bahasa) Daerah LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM

106

Foto Ketua Tim Peneliti

Ketika sedang wawancara.