paparan program unggulan bidang ekonomi 2015

49
Kabid Perekonomian Bappeda DIY

Upload: rendy-sadhita

Post on 23-Nov-2015

158 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Kabid Perekonomian Bappeda DIY

  • RPJPD Lima Tahun Tahap I Lima Tahun Tahap II Lima Tahun Tahap III Lima Tahun Tahap IV

    2005-2025 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

    RPJMD

    2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013

    RPJMD

    2012-2017 2013 2014 2015 2016 2017

    Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017

    Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY

    Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014) Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi

    dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))

    SEMANGAT UU NO 13 TAHUN 2012 ttg KEISTIMEWAAN DIY

    Renaisans Yogyakarta

    VISI

    Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan

    Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru

    MISI

    Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan

    Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif

    Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik

    Memantapkan prasarana dan sarana daerah

  • 75.23 75.77

    76.32 76.75

    71.76 72.27

    72.77 72.77

    2009 2010 2011 2012

    DIY Nasional

    Indeks Pembangunan Manusia DIY : mengoptimalkan pendekatan ekonomi

    Tahun Harapan Hidup (tahun)

    Angka Melek Huruf (%)

    Rerata Lama Sekolah (tahun)

    Pengeluaran per kapita (Rp. 1000)

    IPM

    2010 73.22 90.84 9.07 646.56 75.77

    2011 73.27 91.49 9.20 650.16 76.32

    2012 73.27 92.02 9.21 653.78 76.75

    IPM DIY menurut komponen penyusunnya :

    IPM Sleman : 79,31

    IPM Kln Progo : 75,33

    IPM Gunungkidul : 71,11

    IPM Bantul : 75,58

    IPM Kota Yogya : 80,24

    IPM Kab/Kota di DIY 2012 :

    IPM DIY, 2012

    Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011) Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)

    Cenderung Optimal

    Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya

  • 18.16 16.07 15.90 15.18

    20.73 20.84 21.10 21.28

    16.79 17.25 17.55 17.58

    -

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    50.00

    60.00

    2010 2011 2012 2013

    Pertanian Perdagangan, hotel, restoran Jasa-jasa

    0.68

    0.68

    10.12

    10.48

    11.20

    12.80

    15.18

    17.58

    21.28

    Listrik, gas, & air bersih

    Pertambangan & Penggalian

    Konstruksi

    Keuangan, real-estat, & jas perusahaan

    Pengangkutan & Komunikasi

    Industri pengolahan

    Sektor pertanian

    Jasa-jasa

    Perdagangan, hotel, restoran

    PERTUMBUHAN EKONOMI Di DIY

    % Distrbusi PDRB Tiga Sektor Unggulan DIY 2010-2013 :

    Perekonomian DIY ditopang oleh sektor utama, yaitu : Sektor Perdagangan, Hotel, dan Pariwisata, Sektor Jasa-jasa, dan Sektor Pertanian (PDRB DIY 2009-2013)

    Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2013 tumbuh positif dibandingkan wilayah lain di Jawa yang mengalami kontraksi.

    Kontribusi sektor pertanian cenderung menurun dari tahun ke tahun

    Pertumbuhan Ekonomi di sejumlah wilayah di Jawa :

    Provinsi 2011 2012 2013

    DKI 6.73 6.53 6.11

    Jabar 6.48 6.21 6.06

    Jateng 6.03 6.34 5.81

    Jatim 7.22 7.27 6.55

    Jateng 6.39 6.15 5.81

    DIY 5.17 5.32 5.40

    4.39 4.88 5.16 5.32

    5.40

    4.50

    6.10 6.50

    6.30 5.78

    2009 2010 2011 2012 2013

    DIY Nasional

    % Distribusi PDRB DIY Atas Dasar Harga Konstan pada 2013 :

    Sumber : analisa data BPS DIY 2014

  • Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif

    4.39 4.88 5.16 5.32 5.40

    4.50

    6.10 6.50

    6.30 5.78

    2009 2010 2011 2012 2013

    DIY Nasional

    5,855,379

    6,086,507

    6,345,750

    6,631,806

    6,940,000

    2009 2010 2011 2012 2013

    Pendapatan per kapita (Rp) : Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional :

    43.60

    43.80

    44.00

    44.20

    44.40

    44.60

    44.80

    45.00

    45.20

    45.40

    45.60

    2009 2010 2011 2012 2013 *)

    44.32

    45.17 45.15 45.24

    45.47 Indeks Williamson : ketimpangan wilayah Indeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan

    Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusi pendapatan senantiasa diupayakan menurun

    Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itu menunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayah perkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman

    Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapi untuk DIY justru menguat pada 2013

  • Pertumbuhan PMDN perlu dioptimalkan, walaupun PTSP DIY sudah relatif baik

    Pertumbuhan PMDN perlu dioptimalkan, walaupun PTSP DIY sudah relatif baik

    Perkembangan Investasi :

    Tahun PMA+PMD

    (Rp 1.000.000) Pertumbuhan (Rp 1.000.000)

    Pertumbuhan (%)

    2006 4.024.667 -70.075 (1,71)

    2007 4.079.700 55.033 1,37

    2008 4.221.888 142.188 3,49

    2009 4.390.646 168.758 4,00

    2010 4.580.973 190.327 4,33

    2011 6.423.581 1.842.608 40,22

    2012 7.056.066 632.488 9.85

    2013 8.067.770 1.011.703 14,34

    Keragaan investasi (PMA+PMDN) & % pertumbuhannya di DIY :

    0

    1,000,000,000,000

    2,000,000,000,000

    3,000,000,000,000

    4,000,000,000,000

    5,000,000,000,000

    6,000,000,000,000

    2009 2010 2011 2012 2013

    Investasi PMDN (Rp) Investasi PMA (Rp)

  • Capaian ICOR DIY : cenderung membaik meskipun masih relatif tinggi

    5.02

    4.39

    4.88 5.17 5.32

    6.79 7.28

    6.33 5.97 5.79

    2008 2009 2010 2011 2012

    Pertumbuhan Ekonomi ICOR

    Capaian ICOR (Incremental Capital Output Ratio) di DIY cenderung menurun (membaik). Meski demikian, angka ICOR DIY masih relatif tinggi yang menandakan proses produksi relatif kurang efisien. Skor ideal (efisien) ICOR berada pada angka 3-4

    SEMAKIN TINGGI pertumbuhan ekonomi, SEMAKIN RENDAH nilai ICOR semakin efisien

    Capaian ICOR di sejumlah wilayah di Jawa :

    Provinsi 2010 2011 2012

    DKI 5.64 5.63 5.94

    Jabar 2.95 2.92 3.11

    Jateng 3.33 3.28 3.19

    Jatim 2.87 2.78 2.67

    Jateng 2.93 2.85 3.20

    DIY 5.68 5.35 5.19

    Nasional 4.16 4.01 4.31

    Masih tingginya skor ICOR DIY disebabkan :

    Pertumbuhan ekonomi DIY cenderung rendah dibanding wilayah lain di Jawa

    Investasi belum optimal (nilai, infrstruktur, penataan kawasan)

    Skala usaha di DIY didominasi UMKM dgn tingkat produktifitas/efisiensi yang lebih rendah daripda perusahaan besar dalam hal penerapan teknologi produksi

    Catatan : ICOR menunjukkan besarnya tambahan investasi baru yang diperlukan untuk menaikkan/menambah satu unit output (BPS DIY)

  • Kebutuhan Investasi di DIY : sebuah tantangan & harapan

    Tahun Target pertumb.

    PDRB Konstan y (Rp juta)

    Kebutuhan Investasi ADH Konstan (Rp juta)

    % Investasi thd PDRB Konstan

    2013 5.10 24.497.989 1.188.770 8.038.392 32.81

    2014 5.30 25.796.382 1.298.393 8.796.365 34.10

    2015 5.40 27.189.387 1.393.005 9.446.300 34.74

    2016 5.60 28.711.992 1.522.606 10.344.748 36.03

    2017 6.00 30.434.712 1.722.720 11.748.678 38.60

    Asumsi : (1) Pertumbuhan ekonomi moderat; (2) ICOR 2008-2012 = 6,43; (3) y = pertumbuhan ekonomi x PDRB konstan; (4) kebutuhan investasi = ICOR x ( y)

    CATATAN KRITIS : Rerata ICOR 2008-2012 = 6,43 berarti untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi senilai 1 digit

    memerlukan tambahan kapital/investasi sebesar 6,43 % . Apabila pertumbuhan ekonomi diupayakan setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional ( selisih maks 2 digit) maka diperlukan tambahan kapital yang lebih besar (12,86 %). Sementara itu rerata pertumbuhan investasi di DIY < 10 %

    Tren menunjukkan bahwa rerata tingkat pertumbuhan PDB DIY setara dengan Rp 1,2 T/Tahun; sementara actual spending senilai Rp 400 M. Artinya DIY mengalami defisit investment senilai Rp 800 M/Tahun

    Untuk itu peningkatan investasi di DIY diperlukan akselerasi yang mendesak. Salah satu solusinya adalah investasi pembangunan Bandara baru di Temon, Pelabuhan perikanan di Glagah, dan dukungan railway. Sekurangnya Rp 5 T untuk investasi pembangunan bandara baru bisa membantu peningkatan investasi dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi DIY

    Selain itu, perlunya akselerasi investasi di sektor/produk potensial DIY seperti pariwisata, industri kreatif

  • Daya Saing Pariwisata : peningkatan jumlah wisatawan & lama tinggal wisatawan

    2009 2010 2011 2012 2013

    1,286,565 1,304,137 1,438,629

    2,013,314

    2,602,074

    139,492 152,843 169,565 202,518 235,888

    wisatawan nusantara wisatawan mancanegara

    Capaian Kunjungan Wisatawan ke DIY :

    1.43

    1.40

    1.61

    1.90

    1.59

    2.17

    2.13

    2.24

    2.03

    1.90

    2009

    2010

    2011

    2012

    2013

    Rerata LAMA TINGGAL

    Tingkat kunjungan wisatawan senantiasa meningkat; Hal itu dipengaruhi oleh MICE, termasuk keragaman potensi wisata di DIY

    Tahun 2013 terdapat penyelenggaraan 13.695 MICE di hotel berbintang DIY. Jumlah ini meningkat 6,13% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Capaian lama tinggal (length of stay) di DIY masih perlu dioptimalkan

    Untuk dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan, perlu dikembangkan daya tarik baik dalam rupa event pariwisata maupun daya tarik wisata baru yang potensial dan strategis.

  • UMKM SEBAGAI BASIS & POTENSI PEREKONOMIAN DI DIY : penggerak Ekonomi Perdesaan di DIY

    SIUP 2010 2011 2012 2013

    Pengusaha besar 910 988 1,040 1,057

    Pengusaha menengah 1.820 1.999 2,316 2,629

    Pengusaha kecil 35.298 36.607 38,589 40,132

    Total 38.028 39.594 41945 43818

    3% 5%

    92%

    Pengusaha besar Pengusaha menengah Pengusaha kecil

    KOMPOSISI USAHA FORMAL (berdasarkan SIUPP) DI DIY :

    Perkembangan unit usaha & serapan tenaga kerja IKM :

    Tahun Unit Usaha Orang 2007 75,140 264,368 2008 76,267 273,621 2009 77,851 291,391 2010 78,122 292,625 2011 80,056 295,461 2012 82.344 301.385 2013 84.234 310.173

    Jumlah IKM mengalami peningkatan diikuti juga dengan besaran jumlah penyerapan tenaga kerja

    21%

    29% 27%

    23%

    Aneka Usaha

    Perdagangan

    IndustriPertanian

    KONDISI UMKM DI DIY :

    UKM di DIY masih didominasi oleh Sektor Perdagangan & Industri Pertanian

    Data BPS (2010) menunjukkan bahwa UMKM menyerap 91 % dari total tenaga kerja di DIY & berbasis di wilayah PERDESAAN

  • 47,901 47,501 47,426 47,307 47,015

    9,180 9,211 9,112 9,184 9,349

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    2008 2009 2010 2011 2012Sawah Irigasi Sawah Non-irigasi

    KONDISI LAHAN PERTANIAN di DIY : luasan lahan pertanian cenderung menurun

    Kab/Kota Ha Lhn Pert. %

    Gunungkidul 125.700 52.3

    Kulon Progo 45.326 18.9

    Sleman 39.341 16.4

    Bantul 29.611 12.3

    Kota Yogyakarta 264 0.1

    Prov. DIY 240.242 100

    Ha Lhn Sawah %

    7.865 13.9

    10.299 18.3

    22.642 40.2

    15.482 27.5

    76 0.1

    56.364 100

    Sebaran wilayah/lahan pertanian di DIY terletak pada Kab. Gunungkidul & Kab. Kulon Progo (71.2 %) ; sedangkan basis wilayah lahan pertanian produktif (sawah) justru terletak di Kab. Sleman & Kab. Bantul (67,7 %)

    71.2 %

    67.7 %

    Ha

    Luas lahan sawah terus terkonversi setiap tahunnya, dengan laju penurunan : > 200 ha/tahun di wilayah DIY

    Laju konversi lahan sawah yang masif terjadi pada

    wilayah basis sawah produktif ( Bantul dan Sleman ) Konversi lahan sawah tersebut sebagian besar beralih

    menjadi pemukiman/perluasan wil perkotaan

    Lahan pertanian; 240.242 ha

    ( 75 % )

    Lahan non-pertanian; 78.338 ha

    ( 25 % )

    Sumber : analisa data Distan DIY & BPS DIY, 2013

    TREN PERTUMBUHAN LAHAN SAWAH DI PROV DIY : cenderung menurun

  • 106.47

    114.57

    117.03

    116.39

    127.55

    134.71

    NTP Peternakan

    NTP Pertanian Pangan

    NTP Perikanan

    NTP Petani

    NTP Perkebunan Rakyat

    NTP Pertanian Horti

    Provinsi Nov 2013 Posisi Feb 2014 Peringkat

    D.I. Yogyakarta 116.39 1 102.63 4

    Jawa Barat 110.04 2 104.15 3

    Banten 111.88 3 105.27 1

    Jawa Tengah 106.73 4 100.63 6

    NASIONAL 105.15 5 101.79 5

    Jawa Timur 103.49 6 104.67 2

    Data Nilai Tukar Petani ( NTP ) *

    * Sumber : Berita Resmi Statistik BPS DIY

    Bulan-Thn % NTP

    Jan 13 116.98

    Feb 13 116.41

    Jan14 103.44

    Feb14 102.63

    NTP Total DIY

    Nilai Tukar Petani ( NTP ) di Jawa :

    Per November 2013 Per Februari 2014

    97.88

    98.72

    102.63

    103.07

    104.59

    112.66

    NTP Pertanian Pangan

    NTP Pertanian Horti

    NTP Petani

    Perikanan

    Peternakan

    NTP Perkebunan Rakyat

    Terdapat perubahan yang signifikan, dalam capaian NTP DIY dan komponen pendukungnya yang dimulai sejak Desember 2013 hingga sekarang. Secara numerik, NTP DIY cenderung menurun

    Perbandingan tingkat wilayahpun menunjukkan bahwa capaian NTP DIY juga dibawah sejumlah wilayah lain di Pulau Jawa, meskipun masih diatas rerata Nasional (pada Februari 2014)

    Perubahan capaian NTP DIY dipengaruhi oleh

    perubahan standarisasi tahun dasar oleh BPS. Sejak Desember 2013, penghitungan NTP yang dikeluarkan BPS menggunakan tahun dasar tahun 2012 (2012=100), menggantikan bulan-bulan sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar penghitungan tahun 2007 (2007=100).

    < 100

  • 0%

    25%

    27%

    48%

    < 25 25 - 44 45 - 54 > 54

    Kondisi Rumah Tangga Pertanian

    RT Pertanian

    Nasional DIY Pertumb.

    NAS Pertumb.

    DIY

    2003 31.230 574.9 - 16.29 % - 13.75 %

    2013 26.140 495.8

    ( Hasil Sensus Pertanian 2013 di DIY )

    Kondisi Rumah Tangga Pertanian (dalam Ribuan) Jumlah RT Petani berdasar kelompok umur :

    Kondisi Rumah Tangga Pertanian Per Wilayah ( dalam ribuan)

    Kab/Kota 2003 2013 % 2003 % 2013

    Kulon Progo 94.7 88.6 16.52 17.88

    Bantul 153.8 127.8 26.83 25.79

    Gunungkidul 174 166.3 30.37 33.57

    Sleman 143.7 110.3 25.08 22.26

    Kota Yogya 6.9 2.5 1.20 0.50

    DIY 573.1 495.4 100 100

    Jumlah rumah tangga pertanian mengalami penurunan di DIY. Hal yang sama juga terjadi pada level nasional. Penurunan rumah tangga pertanian secara absolut terjadi pada subsektor hortikultura.

    Problem tersebut diperparah dengan semakin rendahnya

    tingkat produktifitas & kualitas tenaga kerja di sektor pertanian (mayoritas berusia lanjut dengan tingkat pendidikan setara SD). Bahkan jumlah RT Pertanian dengan kelompok umur > 55 thn memiliki proporsi yang sangat dominan

    Penurunan RT Pertanian itu juga diikuti dengan penurunan

    proporsi rumah tangga pertanian pada semua wilayah, kecuali Kabupaten Gunungkidul & Kulon Progo (walaupun secara nominal turun tapi secara persentase justru meningkat selama 2003-2013)

    Sumber : BPS DIY, Desember 2013

    SEKTOR PERTANIAN TIDAK MENARIK ?

    Meski tertekan, Kulon Progo & Gunungkidul masih sebagai BASIS PERTANIAN di DIY (distribusi RT pertanian meningkat)

    Kelompok umur usia tua : DOMINAN

  • Kemiskinan : Isu strategis dalam pembangunan lintas sektor/wilayah

    Jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di DIY cenderung menurun

    Ada kecenderungan bahwa jumlah penduduk miskin di kota cenderung meningkat dan jumlah penduduk miskin di perdesaan cenderung berkurang

    Garis kemiskinan di DIY pada September 2013 sebesar Rp 303.843,00 per kapita per bulan. Peningkatan garis kemiskinan meningkat 12,49 % selama satu tahun

    Peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan memiliki peran sangat besar (>70 %)

    Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga cenderung menurun. Hal itu mengindikasikan bahwa rerata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga makin menyempit (menuju kondisi yang lebih baik)

    Jumlah Penduduk Miskin di DIY (dalam 1000)

    Tingkat Kemiskinan di DIY (dalam 1000)

  • KULON PROGO: 1. Pengasih 2. Sentolo 3. Wates

    SLEMAN: 1. Sleman 2. Seyegan 3. Gamping 4. Mlati 5. Prambanan

    GUNUNGKIDUL: 1. Playen 2. Semin 3. Gedangsari

    BANTUL: 1. Pandak 2. Kasihan 3. Sewon 4. Banguntapan 5. Bambang Lipuro 6. Bantul

    Titik-titik Kantong Kemiskinan di DIY yang menjadi Sasaran

    Pembangunan Lintas Sektor Tahun 2015

    KOTA YOGYA: 1. Tegalrejo 2. Umbulharjo

  • Gap Pencapaian Tujuan dan Sasaran

    Harus menjadi perhatian dan tekad kita bersama untuk mengurangi gap!

    Shg dibutuhkan akselerasi : melalui UU No 13 Th

    2012 & RPJMD DIY 2012-2017

    (Renaisans Yogyakarta)

  • FOKUS UPAYA PENCAPAIAN :

    Problem & Strategi/Kunci Pengembangan Ekonomi DIY : sebuah KEBIJAKAN

    Permasalahan klasik dan mendasar

    Keterbatasan modal SDM Pengembangan produk

    Akses pasar

    Basic Problem

    Permasalahan bagi UMKM yang telah dapat mengakses kredit & pasar

    Penguasaan desain produk Kontrak penjualan

    Advance Problem

    Mengembangkan jaringan distribusi

    dan sistem informasi produk unggulan daerah

    Meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi

    Memberdayakan dan meningkatkan peran lembaga dan usaha

    ekonomi masyarakat

    Meningkatkan akses pada sumber pembiayaan

    Menguatkan kapasitas dan kelembagaan

    usaha STRATEGI

    Pengembangan

    Meningkatkan dayasaing usaha. Meningkatkan daya tarik dan dayasaing

    investasi. Pertumbuhan ekonomi yang

    berkelanjutan & berorientasi kepada pemerataan.

    Arahan Kebijakan dlm Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru 2013-2017

    Menguatkan perekonomian daerah dgn semangat kerakyatan, inovatif, kreatif, berdaya saing pariwisata, utk memacu

    pertumbuhan ekonomi daerah yg berkualitas & berkeadilan

    STRATEGI : Mewujudkan Renaisans Pariwisata, Ekonomi, & Pangan

    Penguatan Ekonomi Lokal & Modal Sosial ; Pengembangan Ekonomi Kerakyatan berbasis Agraris,

    Maritim, & Niaga ; Terwujudnya Kedaulatan Pangan SELARAS DALAM PENCAPAIAN

    RENAISANS YOGYAKARTA

  • ARAH KEBIJAKAN 2012 2017 : mendukung capaian misi Pemda DIY

    Misi Arah kebijakan untuk dicapai pada tahun 2013 - 2017

    1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan

    Meningkatkan derajat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya dari 30% menjadi 70%.

    Meningkatkan Angka Melek Huruf dari 91,49% menjadi 95%. Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah dari 9,2 menjadi 12, dan peningkatan Daya Saing

    Pendidikan. Meningkatkan persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis

    budaya dari 0% menjadi 40% Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 73,27 menjadi 74,55.

    2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif

    Meningkatkan pendapatan perkapita pertahun dari Rp. 6,8 juta menjadi Rp. 8,5 juta. Meningkatkan pemerataan pembangunan yang ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan

    Antar Wilayah dari 0,4574 menjadi 0,4481. Mengurangi kesenjangan pendapatan perkapita mayarakat yang ditandai dengan menurunnya

    Indeks Ketimpangan Pendapatan dari 0,3022 menjadi 0,2878. Melestarikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuh

    kembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan nusantara dari 2.013.314 menjadi 2.437.614 dan jumlah wisatawan mancanegara dari 202.518 menjadi 245.198.

    Melestarikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuh kembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkatan lama tinggal wisatawan nusantara dari 1,9 hari menjadi 2,6 hari dan lama tinggal wisatawan mancanegara dari 2,04 hari menjadi 2,69 hari.

    3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik

    Meningkatkan Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dari B menjadi A. Mempertahankan Opini Pemeriksaan BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

    4.Memantapkan prasarana dan sarana daerah

    Meningkatkan Penataan Sistem Transportasi DIY yang difokuskan pada pengurangan kemacetan di perkotaan melalui penataan manajemen dan rekayasa lalu lintas guna mencapai load factor angkutan perkotaan dari 32,57% menjadi 42,57% dan peningkatan akses di pedesaan.

    Meningkatkan Persentase Kualitas Lingkungan dari 2% menjadi 15,72%. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kabupaten/Kota dan RTRW

    Provinsi dari 45% menjadi 90%.

  • Indikator Target Capaian Sasaran Pembangunan RPJMD DIY 2012-2017 : untuk Tahun 2015

    Derajat partisipasipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian Budaya: 50 %

    Angka melek huruf:

    93,25 %

    Rata-rata lama Sekolah:

    10,8 Tahun

    Persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya: 10%

    Angka harapan Hidup:

    73,97 tahun

    Pendapatan perkapita pertahun (ADHK): 7,8 tahun

    Indeks Ketimpangan Antar Wilayah: 0,4501

    Indeks Ketimpangan Pendapatan: 0,2898

    Jumlah wisatawan Nusantara: 2.337.000 orang

    Jumlah wisatawan Mancanegara: 235.190 orang

    Persentase Peningkatan Kualitas Lingkungan: 9,43 %

    Lama tinggal Wistawan Nusantara: 2,30 Hari

    Lama tinggal Wisatawan mancanegara: 2,35 Hari

    Nilai akuntabilitas Kinerja Pemerintah: B

    Opini Pemeriksaan BPK: A

    Load Factor Angkutan Perkotaan Meningkat: 38,57 %

    Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kab/Kota dan RTRW Meningkat:

    70 %

    Menjadi perhatian utama bagi MITRA BIDANG EKONOMI untuk dicapai pada tahun 2015

  • CAPAIAN & TARGET URUSAN PERINDAGKOP-UKM :

    Capaian Urusan Perindagkop & UKM :

    No. Indikator 2012 2013

    Target Realisasi % Realisasi

    1 Jumlah IKM 81.523 81.621 84.234 103

    2 Nilai Produksi IKM (ribu) 3.199.224.964 3.244.014.113 3.294.485.488 102

    3 Jumlah IKM Industri Kreatif 33.882 33.923 34.978 103

    4 Nilai Ekspor (juta US$) 191,46 196,25 211,76 108

    5 Jumlah SIUP 40.732 41.703 43.818 105

    6 Jumlah UTTP yg ditera dan ditera ulang 215.539 222.712 204.511 92

    7 Jumlah Koperasi Aktif 2.090 2.174 2.176 100

    8 Jumlah UKM 203.995 212.155 205.210 97

    9 Jumlah Wirausaha UMKM Baru 30 80 87 109

    Target Urusan Perindagkop & UKM : No. Indikator 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1 Jumlah IKM 81.751 81.907 82.087 82.292 82.292

    2 Nilai Produksi IKM (ribu) 3.290.733.829 3.337.453.545 3.384.173.260 3.431.546.985 3.431.546.985

    3 Jumlah IKM Industri Kreatif 33.964 34.018 34.082 34.157 34.157

    4 Nilai Ekspor (juta US$) 201.15 207.59 214.44 221.95 221.95

    5 Jumlah SIUP 43.371 45.106 46.910 48.787 50.738

    6 Jumlah UTTP yg ditera dan ditera ulang 228 234 240.50 247.50 247.50

    7 Jumlah Koperasi Aktif 2.261 2.351 2.445 2.543 2.543

    8 Jumlah UKM 220.641 229.467 238.645 248.191 248.191

    9 Jumlah Wirausaha UMKM Baru 130 180 230 280 280

    Target yang harus dicapai

  • Capaian Urusan Pariwisata :

    No Indikator 2012 2013

    Target Realisasi % Realisasi

    1 Jumlah Wisatawan Nusantara 2.013.314 2.113.314 2.602.074 123

    2 Jumlah Wisatawan Mancanegara 202.518 212.518 235.888 111

    3 Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari) 1,90 2,00 1,59 79

    4 Lama Tinggal Wisataan Mancanegara (hari) 2,03 2,15 1,90 88

    5 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW) 11.379.640 12.691.967 13.883.950 109

    6 Jumlah daya tarik 83 85 86 101

    7 Jumlah Desa Wisata 65 70 71 101

    8 Jumlah Pokdarwis 71 76 77 101

    Lama tinggal yang belum mencapai target dipengaruhi oleh daya tarik wisata (even, atraksi, produk wisata lainnya) masih belum optimal, beragam, dan memiliki daya saing (daya tarik) wilayah; walaupun jumlah wisatawan semakin meningkat (dan melebihi target)

    CAPAIAN & TARGET URUSAN PARIWISATA :

    Target Urusan Pariwisata : No Indikator 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1 Jumlah Wisatawan Nusantara 2.237.500 2.337.000 2.400.500 2.437.614 2.437.614

    2 Jumlah Wisatawan Mancanegara 225.100 235.190 245.100 245.198 245.198

    3 Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari) 2.15 2.30 2.45 2.60 2.60

    4 Lama Tinggal Wisataan Mancanegara (hari) 2.25 2.35 2.45 2.69 2.69

    5 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata

    (DTW)

    14.595.763 16.7852.128 19.302.898 22.198.333 22.198.333

    6 Jumlah daya tarik 87 89 91 93 93

    7 Jumlah Desa Wisata 75 80 85 90 90

    8 Jumlah Pokdarwis 81 86 91 96 96

    Target yang harus dicapai

  • 9. Capaian Urusan PENANAMAN MODAL :

    No Indikator 2012 2013

    Target Realisasi % Realisasi

    1. Nilai Investasi (Rupiah) 7.056.066.141.759 7.809.763.000.000 8.067.770.134.638 103

    2. Jumlah surat persetujuan / ijin prinsip 334 341 354 104

    CAPAIAN & TARGET URUSAN INVESTASI :

    9. Target Urusan PENANAMAN MODAL :

    N

    o Indikator 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1. Nilai Investasi (Rupiah) 8.946.874.000 10.467.183.000 12.274.836.000 14.002.769.000 14.002.769.000

    2. Jumlah surat persetujuan / ijin

    prinsip

    347 354 362 369 369

    Target yang harus dicapai

  • Capaian Urusan KETAHANAN PANGAN & Penyuluhan :

    No Indikator Satuan 2012 2013

    Target Realisasi Realisasi %

    1. Ketersediaan Pangan

    a. Ketersediaan Energi KKal/ kap/hr 3,689 3,511 3,867 110

    a. Ketersediaan Protein Gr/ kap/hr 100,63 90,83 98,23 108

    a. Ketersediaan Cadangan Pangan Ton beras 40 230 230 100

    2. Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan Desa 80 71 60 222

    3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor 78,7 80,2 83,1 104

    4. Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan % 73 75,5 85 113

    5. Distribusi,Harga dan Akses Pangan Meningkat Unit gapoktan 11 22 22 100

    6. % ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan % 94 96,87 100 103

    7. Peningkatan Kapasitas Penyuluh % 35 48 48 100

    8. Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama Meningkat Orang 14.400 150 150 100

    CAPAIAN & TARGET URUSAN KETAHANAN PANGAN & PENYULUHAN :

    Target Urusan KETAHANAN PANGAN & Penyuluhan :

    No Indikator 2014 2015 2016 2017 s,.d.2017

    1. Ketersediaan Pangan (ton setara beras) 290 360 405 450 450

    2. Jumlah Desa Rawan Pangan (desa) 62 53 44 35 35

    3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (sat : %)

    4. Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) 78 80 85 90 90

    5. Persentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses

    pangan (%)

    99.15 100 100 100 100

    6. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (orang) 61 74 87 100 100

    Target yang harus dicapai

  • Capaian Urusan Kelautan & Perikanan :

    No. Indikator Kinerja Satuan 2012 2013

    Target Realisasi Realisasi %

    1. Konsumsi ikan per kapita serta

    angka ketersediaan

    Kg/ kapita/

    tahun

    12,74 dan

    23,01 14,18 dan 25,78 14,54* dan 25,80 101

    2. Peningkatan produksi perikanan

    tangkap ton 5437,5 5.900 4.996,4 85

    3. Peningkatan jumlah dokumen

    perijinan tangkap dan budidaya dokumen 300 300 300 100

    4. Peningkatan produksi perikanan

    budidaya ton 50.246,6 56.200 57.902,72 102

    5. Peningkatan luas kawasan

    budidaya air laut, air payau,dan

    air tawar

    Ha 11 12 15 125

    6. NTP sektor perikanan % 113,71 114,92 116,31 101

    7. Peningkatan penerima manfaat

    atas mitigasi benacana alam

    laut dan prakiraan iklim laut

    Orang dan

    desa

    tersosialisasi

    990 dan 39 1.170 dan 45 1.170 dan 45 100

    8. Rasio kawasan konservasi

    perairan terhadap total luas

    perairan total

    % 0 0,06 0 0

    Produksi perikanan tangkap yang belum optimal dipengaruhi oleh : operasionalisasi Pelabuhan Tanjung Adikarto yang masih memerlukan pembenahan sarpras pendukung, dukungan kelembagaan, dan kemampuan SDM perikanan tangkap masih belum optimal, serta problem peralihan budaya agraris ke maritim yang memerlukan proses

    DIY telah merencanakan adanya Kawasan Konservasi Perairan di Wediombo dengan Zona Inti seluas 420 ha, namun penetapan kawasan tersebut memerlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan

    CAPAIAN & TARGET URUSAN KELAUTAN & PERIKANAN :

  • Target Urusan Kelautan & Perikanan : No. Indikator Kinerja Satuan 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1. Konsumsi ikan per kapita serta

    angka ketersediaan

    Kg/ kapita/

    tahun

    14.91 &

    27.17

    15.63 &

    28.55

    16.35 &

    29.94

    17.07 &

    32.32

    17.07 &

    32.32

    2. Peningkatan produksi

    perikanan tangkap ton 6.400 6.900 7.600 8.400 8.400

    3. Peningkatan jumlah dokumen

    perijinan tangkap dan

    budidaya

    dokumen 300 300 300 300 1.500

    4. Peningkatan produksi

    perikanan budidaya ton 63.000 70.500 79.000 88.500 88.500

    5. Peningkatan luas kawasan

    budidaya air laut, air

    payau,dan air tawar

    Ha 13 14 15 16 16

    6. NTP sektor perikanan % 115.42 116.89 119.59 122.19 122.19

    7. Peningkatan penerima

    manfaat atas mitigasi

    benacana alam laut dan

    prakiraan iklim laut

    Orang dan

    desa

    tersosialisasi

    1.350 & 51 1.530 & 57 1.710 & 63 1.890 & 69 1.890 & 69

    8. Rasio kawasan konservasi

    perairan terhadap total luas

    perairan total

    % 0.08 0.11 0.14 0.17 0.17

    CAPAIAN & TARGET URUSAN KELAUTAN & PERIKANAN : ..............

    Target yang harus dicapai

  • Capaian Urusan Pertanian :

    No. Indikator Kinerja 2012 2013

    Target Realisasi % Realisasi

    1. Jumlah produksi tanaman pangan (ton) 2.135.582 2.287.400 2.332.884 102

    2. Jumlah produksi hortikultura (ton) 375.714 379.400 383.678 101

    3. Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit) 619.268 644.257 568.127 88

    4 Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan,

    hortikultura, peternakan (%) 1.7 1.7 0.96 56

    5. Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas) 3 3 3 100

    Penurunan populasi ternak dipengaruhi penurunan populasi sapi potong karena adanya ternak (sapi potong) yang diangkut ke luar wilayah DIY secara masif yang tidak diimbangi dengan pemasukan maupun kelahiran secara proporsional.

    Peningkatan NTP yang kurang memenuhi target dipengaruhi oleh laju peningkatan konsumsi masyarakat petani yang meningkat tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan petani; karena tekanan saat kenaikan harga BBM

    Peningkatan produksi tanaman pangan disokong oleh peningkatan prod ubi kayu. Untuk produksi padi dan jagung mengalami penurunan produksi pada 2013

    CAPAIAN & TARGET URUSAN PERTANIAN :

    Capaian Urusan Pertanian :

    No. Indikator Kinerja 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1. Jumlah produksi tanaman pangan (ton) 2.321.800 2.356.600 2.391.900 2.427.800 2.427.800

    2. Jumlah produksi hortikultura (ton) 383.200 387.000 390.900 394.800 394.800

    3. Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit) 671.634 700.516 730.989 763.152 763.152

    4 Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan,

    hortikultura, peternakan (%) 1.7 1.7 1.7 1.7 8.5

    5. Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas) 3 3 3 3 15

    Target yang harus dicapai

  • Capaian Urusan Kehutanan & Perkebunan :

    No Indikator Kinerja 2012 2013

    Target Realisasi % Realisasi

    1. Peningkatan produksi hasil hutan (%) 1,98 3,52 4,53 129

    2. Persentase jumlah industri primer hasil hutan kayu yang telah dibina

    (%) 61,60 70 70 100

    3. Luas lahan kritis (ha) 29.000 28.000 27.291,87 103

    4. Persentase kerusakan hutan (%) 37,24 34,54 9,97 171

    5. Persentase luas hutan (%) 27,04 27,34 29,45 108

    6. Produksi perkebunan (ton) 82.797 84.600 78.619,81 93

    7. NTP sektor perkebunan 123.84 124.23 127.25 102

    CAPAIAN & TARGET URUSAN KEHUTANAN & PERKEBUNAN :

    Target Urusan Kehutanan & Perkebunan :

    No Indikator Kinerja 2014 2015 2016 2017 s.d. 2017

    1. Peningkatan produksi hasil hutan (%) 4.70 5.59 6.48 7.37 7.37

    2. Persentase jumlah industri primer hasil hutan kayu yang telah

    dibina (%) 75 80 85 90 90

    3. Luas lahan kritis (ha) 27.000 26.000 25.000 24.000 24.000

    4. Persentase kerusakan hutan (%) 31.84 29.14 26.44 23.77 23.77

    5. Persentase luas hutan (%) 27.50 27.63 27.77 27.85 27.85

    6. Produksi perkebunan (ton) 86.300 88.000 89.800 91.600 91.600

    7. NTP sektor perkebunan 125.86 128.00 130.28 132.00 132.00

    Target yang harus dicapai

  • Perdagangan Bebas

    Kualitas Produk

    Teknologi Informasi

    Keberlanjutan

    Kapitalisme/Konsumerisme

    Persaingan Usaha

    Lintas Batas/Usaha

    PRODUK UNGGULAN

    Nilai Tambah

    Daya Saing

    Sertifikasi

    Jaminan Mutu

    HAKI

    Spesialisasi Produk

    Regulasi

    Strategi Pasar

    Selera Konsumen

    BRANDING

    Daya saing lemah : tergilas

    Skema Penguatan Produk Berdaya Saing : bagian dari revitalisasi pertanian

    PASAR ( Masyarakat

    Ekonomi Asean )

    Perlindungan UKM/Petani Keberpihakan Penguatan kelembagaan Skema kredit murah/terjangkau Subsidi /Insentif ; ? Informasi Pasar Regulasi yang Berpihak

    Berbasis Komoditas Penguatan Nilai Tambah Strategi Branding

    Kreatifitas

    Peluang

    Produk gagal : tidak sesuai selera pasar

    PRODUK Langsung ke pasar (tanpa penguatan & strategi)

    Hanya dipoles, tanpa strategi branding : gagal

    Siap dilepas ke pasar

    Persiapan Menghadapi MEA 2015

  • Isu Strategis

    Isu Strategis Arahan Kegiatan

    TAHURA

    Rehabilitasi. Pemantaban, regulasi, fasilitas dasar, atraksi, pengelolaan

    Kawasan Industri Sentolo Peningkatan aksesibilitas jalan, pembebasan lahan, pematangan tanah, air bersih, sarpras penunjang

    Pelabuhan Tanjung Adikarto SOP pelabuhan perikanan pantai

    Jogja Seed Centre (Jogja Benih) Penguatan kelembagaan (revitalisasi, jejaring, kemitraan, kerjasama, dan kemandirian)

  • RANCANGAN PROGRAM UNGGULAN 2015 :

    Urusan/SKPD Kegiatan Sketsa Kegiatan

    Investasi / Penanaman Modal

    Kawasan Industri Sentolo Peningkatan aksesibilitas jalan, pembebasan lahan, pematangan tanah, air bersih, sarpras penunjang, Pengelola kawasan.

    Pelayanan Terpadi Satu Pintu (PTSP)

    Penguatan kelembagaan, peningkatan pelayanan, ISO 9001-2008

    Optimalisasi Kaperda Perbaikan layanan, penyesuaian tarif, dukungan regulasi

    Optimalisasi anjungan DIY - TMII Revitalisasi sbg show-window kebudayaan, paket tradisi budaya, promosi

    Pariwisata Pengembangan kawasan pariwisata

    Pembuatan masterplan/DED, peningkatan aksesibilitas, peningkatan sarpras, promosi

    Optimalisasi TIC Peningkatan kualitas/kuantitas SDM, pemilihan lokasi strategis, kebijakan kerjasama

    Standarisasi jasa usaha pariwisata Pelatihan SDM, pengelolaan jasa usaha wisata

    Indagkop & UKM Daya Saing Global Sertifikasi produk IKM, identifikasi standar mutu, HAKI

    Revitalisasi koperasi Pengembangan SDM potensial, pengembangan kelembagaan pada sektor riil, penumbuhan koperasi sekunder

    Kewirausahaan baru Pelatihan, fasilitasi modal, inkubasi bisnis

    Jogja Trading House (JTH) Kajian, penyiapan kelembagaan, pengembangan kemitraan

    Pengembangan Sentra Industri berbasis OVOP

    Peningkatan SDM, Produksi, inovasi, komitmen bela beli produk lokal/ Indonesia

  • RANCANGAN PROGRAM UNGGULAN 2015 :

    Urusan/SKPD Kegiatan Sketsa Kegiatan

    Pertanian Penanganan lahan pertanian berkelanjutan

    Analisa potensi wilayah, penguatan regulasi

    Peningkatan produk hortikultura Perluasan areal biofarmaka, bimtek, penguatan kelembagaan, fasilitasi sertifikasi PIRT, promosi produk olahan

    Pengembangan sapi peranakan ongole

    Pengendalian hama penyakit terpadu

    Penanganan hama tikus di Sleman Barat

    Kelautan & Perikanan

    Optimalisasi kapal 30 GT Magang bagi calon operator kapal, asuransi nelayan, pelatihan nelayan

    Pelabuhan Tanjung Adikarto SOP pelabuhan perikanan pantai

    Pengembangan budidaya perikanan

    Sertifikasi CBIB, branding produk

    Ketahanan Pangan Diversifikasi pangan Pengembangan pangan non beras pada lahan potensial

    Penanganan desa rawan pangan Demapan, lumbung pangan

    Kehutanan & Perkebunan

    Tahura Bunder Rehabilitasi. Pemantaban, regulasi, fasilitas dasar, atraksi, pengelolaan

    Model desa (kakao, ) Branding produk (mendukung bela-beli produk lokal/INDONESIA), pengembangan produk olahan

    Optimalisasi kayu putih Intensifikasi, rehab jalan produksi

    Wana wisata budaya Mataram Masterplan & DED

    Rehabilitasi lahan pantai Invetarisasi lahan

  • Kawasan Industri 2014 2015 2016 2017 >2017 INTANSI

    TERKAIT

    Peningkatan

    aksesibilitas dan

    kualitas jalan

    (devider dudukan,

    ruas jalan dalam

    kawasan )

    O O BKPM

    PU-ESDM

    Dishubkominfo

    Pembebasan Lahan

    dan Pematangan

    tanah

    O O O O O

    PEMDA KULON

    PROGO

    BPN

    BKPM

    Penyediaan Sarana

    penunjang (

    drainase, sanitasi,

    listrik)

    O O O

    O

    PU-ESDM

    BKPM

    Penyediaan air

    bersih

    O O O

    O

    PU-ESDM

    BKPM

  • Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata

    2014 2015 2016 2017 >2017 Keterangan

    Pembuatan masterplan

    dan DED O Dispar Kab

    Dispar

    Peningkatan aksesibilitas

    (Jalan , Listrik, air) O O O O PU-ESDM

    Dispar

    Pembukaan Jalur

    Angkutan Umum O O O O Dishubkominfo

    Dispar

    Peningkatan Sarana

    prasarana Pariwisata O O O O O PU-ESDM

    Dispar

    Peningkatan Promosi O O O O O BKPM

    Dispar

    Peningkatan kualitas

    produk souvenir, kuliner,

    dan produk wisata lainnya

    O O O O O Disperindagkop

    Dispar

    Peningkatan kualitas

    Event /Atraksi

    O O O O O Kebudayaan

    Dispar

  • Daya Saing Global

    Rencana Aksi 2014 2015 2016 2017 >2016 Keterangan

    Identifikasi kebutuhan

    standar mutu/sertifikasi

    yang diperlukan untuk

    menembus pasar ASEAN

    O Perlu dukungan SKPD

    yang membina

    sertifikasi

    (Distan,Hutbun,Kanla,K

    esehatan, BPOM,

    Disnaker

    Peningkatan sertifikasi

    produk/IKM

    O O O O O Perlu dukungan SKPD

    yang membina

    sertifikasi

    (Distan,Hutbun,Kanla,K

    esehatan, BPOM

    Peningkatan kualitas SDM

    tenaga kerja trampil

    O O O O Perlu dukungan BLK,

    Disnakertrans

    Peningkatan pemasaran O O O O O Perlu dukungan BKPM

    SKPD yang membina

    produksi

    (Distan,Hutbun,Kanla)

  • Pengembangan Sentra Industri berbasis OVOP

    Rencana Aksi 2014 2015 2016 2017 >2017 Keterangan

    Peningkatan Kapasitas SDM

    O O O O O

    Dinas Perindag DIY dan

    Kab/kota

    Peningkatan Produksi O O O O O

    Dinas Perindag DIY dan

    Kab/kota

    Inovasi produk untuk

    peningkatan daya saing O O O O O

    Dinas Perindag DIY dan

    Kab/kota

    Perlindungan HAKI

    O O O O O

    Dinas Perindag DIY dan

    Kab/kota

  • Penanganan Lahan Pertanian Produktif Berkelanjutan

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penetapan Perda O Pemda DIY

    Sosialisasi O O O O O

    Pemda & Pemkab

    Dukungan Regulasi di Kabupaten O

    Dukungan Pemkab sangat menentukan

    Penerbitan Regulasi Insentif Disinsentif O

    Distan DIY & Biro Hukum

    Review RTRW O

    BKPRD & SKPD terkait

    Proses penetapan (sosialisasi, inventarisasi, kesepakatan, rakor desa-kec-kab-prov)

    O O O O

    Koordinasi O O O O O O

    Dikoordinis Distan

    Land Banking O O O O

    Diperlukan kajian mendalam

    Skema perlindungan & pemberdayaan petani

    O O O O

    SKPD bidang pertanian, BPN, perbankan, PU-ESDM, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan

    Skema kreatif & inovasi lainnya

  • Peningkatan Produksi Hortikultura

    Fokus pada pengembangan komoditas biofarmaka Skema pengembangan menggunakan pendekatan AGRIBISNIS & pengembangan wilayah

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Dukungan masterplan pengembangan komoditas

    O O Distan

    Intensifikasi (benih, pupuk, tehnologi pengolahan, pengendalian HPT, panen)

    O O O Distan, Dishutbun

    Pengolahan hasil (pemberian nilai tambah) dan pengemasan O O O

    Distan, Disperindagkop, Disnaker, BPPM

    Branding Produk & Pemasaran O O O

    Distan, Disperindagkop, Pemkab

    Kerjasama Kemitraan O O O

    Distan, Disperidagkop, Pemkab

    Pengembangan sarpras pendukung O O O

    Distan, PU-ESDM, Dishutbun

    Penguatan kelembagaan & SDM O O O

    Distan, Disperindagkop, Pemkab

    Fasilitasi akses permodalan O O O

    Perankan, SKPD terkait

  • Pengendalian hama penyakit terpadu

    Fokus pada penanganan hama tikus Sleman barat merupakan lumbung pangan produktif wilayah Sleman Ancaman tikus pada wilayah tersebut sangat masif Skema pengembangan menggunakan pendekatan terpadu dan fokus di Sleman Barat

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Rencana pengendalian O

    Perlunya perencanaan yg terpadu/lintas

    Sosialisasi & fasilitasi O O O O

    Dukungan dari stakeholder wilayah

    Operasi Terpadu : Dukungan dari SKPD, masyarakat, & instansi lainnya

    Gropyokan massal O O O

    SKPD terkait & masy

    Emposan/mercon tikus O O

    SKPD terkait & masy

    Insentif O O

    SKPD terkait & masy

    Guwekisasi O O O

    SKPD terkait & masy

    Pengembangan komoditas potensial O O

    SKPD terkait & masy

    Monitoring O O O SKPD terkait

  • Pelabuhan Tanjung Adikarto

    Isu dalam RPJMD 2012-2017 Fokus pada penyelesaian sarana fisik yang penting Pengembangan kelembagaan mjd prioritas

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Pembangunan fisik (pemanjangan breakwater, pengerukan kolam, pengerukan alur sungai)

    O O O O

    Dislautkan, Kemelautkan, BBWS

    Penyelesaian kekancingan O

    Pemkab, pemda, & Pura Pakualaman

    Pembentukan & Pengembangan kelembagaan

    O O O Dislautkan, Biro Organisasi/BKD

    Soft Launching O Lintas sektor

    Pengembangan KUBE, koperasi nelayan O O O O

    Dislautkan, DIsperindagkop

    Pelatihan & pendampingan sistem lelang serta pemasaran ikan

    O O O Dislautkan, Kemenlautkan

    Fasilitasi sarpras pendukung lainnya (jalan, air bersih, radar, menara suar, dll) O O O

    Dislautkan, PU-ESDM, Pemkab, Dishub, TNI (?)

  • Optimalisasi Kapal 30 GT

    Isu strategis RPJMD 2012-2017 (seringkali mjd contoh dalam penuturan Gubernur DIY dalam pembangunan kelautan)

    Fokus pada operasionalisasi kapal Pengembangan diarahkan pada kemanfaatan kapal bagi masyarakat DIY Optimalisasi kapal beribas pada peningkatan produksi perikanan tangkap

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Pelatihan & pendampingan pada daerah tangkapan diluar DIY (Cilacap, Progo, Pacitan)

    O O O O O O

    Dislautkan

    Penguatan kelembagaan nelayan kapal 30 GT

    O O O O O O Dislautkan

    Insentif hasil tangkapan ikan kapal 30 GT O O O O O O

    Dislautkan/Pemkab

    Fasilitasi & Pelatihan terpadu (kontrak nahkoda, ABK, pemeliharaan alat, dll)

    O O O O O O Dislautkan, Kemenlautkan

    Diversifikasi usaha kapal 30 GT (kreatifitas, lomba, dll)

    O O O Dislautkan/Pemkab

  • Pengembangan Budidaya Perikanan

    Sektor perikanan diharapkan mampu menjadi tumpuan peningkatan ketahanan pangan & revitalisasi sektopr pertanian dalam perekonomian DIY

    Pengembangan budidaya perikanan diharapkan memberikan pengaruh thd peningkatan produksi ikan, penanggulangan kemiskinan, dan meningkatkan tingkat konsumsi maklan ikan

    Fokus pada pengembangan wilayah MINAPOLITAN

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Sosialisasi CBIB O O O O O O

    Dislautkan, pemkab

    Kajian pemilihan komoditas strategis (lokal : nila, gurameh, lele, sidat, gabus, belut, dll)

    O O Dislautkan

    Fasilitasi benih, pakan, & pasokan air yang cukup

    O O O O O O Dislautkan, pemkab

    Penguatan kelembagaan & PENDAMPINGAN O O O O O O Dislautkan

    Pengolahan hasil (PENGUATAN NILAI TAMBAH) O O O O O O

    Dislautkan, pemkab, disperindagkop

    Branding Produk (pameran, promosi, kampanye, kebijakan, dll) O O O O

    Swasta, dislautkan, pemkab

    Kemitraan & Kerjasama Pemasaran (termasuk penguatan permodalan) O O O O O O

    Dislautkan, kelompok masy, perbankan, swasta

    Penguatan fasilitasi Dislautkan, Kemelautkan, PU-ESDM, perbankan

  • DIVERSIFIKASI PANGAN Diversifikasi pangan diharapkan mampu menurunkan tingkat konsumsi beras Daya saing menjadi kata kunci dalam mempromosikan produk lokal Diversifikasi pangan menjadi kampanye dalam menghadapi MEA 2015

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Pasokan bahan baku yang cukup (mutu, kualitas, keterjangkauan)

    O O O O O O BKPP, Distan, Pemkab

    Fasilitasi alat O O O O Kementan, BKPP

    Pengolahan produk O O O

    BKPP, Disperindagkop

    Branding produk O O O

    BKPP, Disperindagkop, Dispar

    Kerjasama /kemitraan : termasuk permodalan O O O

    BKPP, Disperindagkop, swasta, perbankan

    Penguatan kelembagaan (koperasi) dan SDM (studi banding, diversifikasi produk, kreatifitas usaha)

    O O O

    BKPP, Disperindagkop

  • PENANGANAN DESA RAWAN PANGAN Penanganan desa rawan pangan harus sinergis pada penurunan angka kemiskinan Dilakukan lintas sektoral, meskipun koordinasi ada di BKPP

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penguatan sistem produksi dgn komoditas lokal spesifik lokasi (pendekatan ketersediaan & konsumsi) dengan pengembangan komoditas spesifik : ketela, perikanan, umbi2an

    O O O O O O

    Distan, Dishutbun, Dislautkan

    Demapan O O O O O O BKPP

    Fasilitasi Lumbung pangan O O O O O O BKPP

    Penguatan ekonomi produktif

    O O O O

    Distan, Dishutbun, Dislautkan, BKPP, BPPM, Disnakertrans, Dinsos

    Perbaikan sarpras O O O

    PU-ESDM, BKPP, Distan, Dishub

    Perbaikan konsumsi pangan yang B2SA O O O O

    BKPP, Dinkes, Balai POM, swasta

    Penguatan kelembagaan (pendidikan, PKK, arisan, kelompok tani, dll)

    O O O BKPP

    Monitoring (fasilitasi DKP) BKPP/DKP

  • TAHURA BUNDER Tahura Bunder sbg kawasan konservasi yang diharapkan berfungsi lestari (ekonomi, sosial, ekologis) Perda pengelolaan Tahura disahkan pada akhir tahun 2013

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Pembangunan fasilitas (pos jaga, gerbang, jalan masuk, mushola, menara pandang, kios, jln traking, taman bermain)

    O

    Dishutbun, Kemenhut

    Fasilitas pelengkap (bumi perkemahan, jalan wisata)

    O Dishutbun, Kemenhut

    Pembangunan Paleoekosistem O O Dishutbun

    Optimalisasi aset (operasionalisasi kios, atraksi, wisata)

    O O O O Dishutbun, Dispar

    Retribusi O O O Dishutbun

    Penataan kelembagaan O O

    Dishutbun, Biro Organisasi

    Pengembangan vegetasi & arboretum O O O O O

    Dishutbun, Kemenhut

    Kerjasama kemitraan

    O O O

    Dishutbun, BKPM, Pemda DIY, Pemkab GK, Swasta, masy

  • PENGEMBANGAN MODEL DESA BERBASIS KOMODITAS STRATEGIS Fokus pada pengembangan komoditas strategis Include dalam desain pengentasan kemiskinan dan penguatan DAYA SAING

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penyusunan Grand Design komoditas strategis

    O Dishutbun

    Intensifikasi (benih, pupuk, tehnologi pengolahan, pengendalian HPT, panen)

    O O O Dishutbun

    Pengolahan hasil (pemberian nilai tambah) dan pengemasan (fasilitasi alat) O O O

    Dishutbun, Disperindagkop, Disnaker, BPPM

    Branding Produk & Pemasaran O O O

    Dishutbun, Disperindagkop, Pemkab

    Kerjasama Kemitraan O O O

    Dishutbun, Disperidagkop, Pemkab

    Pengembangan sarpras pendukung O O O

    PU-ESDM, Dishutbun

    Penguatan kelembagaan & SDM O O O

    Dishutbun, Disperindagkop, Pemkab

    Fasilitasi akses permodalan O O O

    Perbankan, SKPD terkait

  • OPTIMALISASI KAYU PUTIH Fokus pada peningkatan produksi (produktifitas) PAD dari tanaman kayu putih cenderung meningkat

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Intensifikasi tanaman (pemenuhan tegakan & pemupukan)

    O O O O O Dishutbun

    Penataan jalan produksi O O O Dishutbun

    Pemasaran (lelang, desain branding, desain wisata kayu putih)

    O O O O O O Dishutbun

    Pengamanan hutan bersama masyarakat (integrasi dengan pesanggem, multikultur pada sela tanaman kayu putih, dll)

    O O O O O O

    Dishutbun

    WANA WISATA BUDAYA MATARAM RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penyusunan masterplan O O Dishutbun

    Penyusunan DED O Dishutbun

    Pembangunan fasilitas O O

    Dishutbun, PU ESDM, Pemkab

    Branding (atraksi)

    O

    Dishutbun, Dispar, Disperindagkop, Pemkab, Swasta, Masy

  • REHABILITASI KAWASAN PANTAI Fokus pada optimalisasi kawasan secara lestari Kawasan pantai bisa LESTARI

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penyusunan desain (masterplan) O Dishutbun

    Sosialisasi O O O

    Dishutbun, Pemkab

    Penghijauan kawasan (penanaman barrier vegetasi, mangrove, dll)

    O O O Dishutbun, BLH, Dislautkan

    Peningkatan ekonomi produktif (pengembangan horti, tanaman pertanian, kawasan wisata, jasa usaha, perdagangan)

    O O O

    Distan, Dishutbun, Dislautkan, Disperindagkop, Dispar, BPPM, Dinsos, BLH, Pemkab, swasta, masy

    Branding kawasan

    O O O

    Dispar, Disperindagkop, BLH, Dishutbun, Pemkab

    Kerjasama/kemitraan O O O

    Dishutbun, BKPM, Pemkab

  • JOGJA BENIH

    Bagian dari rekomendasi RPJMD 2012-2017 Fokus pada revitalisasi kelembagaan Skema pengembangan menggunakan penguatan jejaring kemitraan, kerjasama, & penataan kelembagaan Pembiayaan masih tergantung dengan APBD DIY

    RENCANA AKSI < 2013 2014 2015 2016 2017 > 2017 Keterangan

    Penataan kelembagaan O O O

    Perlunya revisis Pergub

    Penguatan jejaring O O O O O O

    Dilakukan dgn optimalisasi web

    Fasilitasi kebutuhan perbenihan

    O O O O

    Perlunya kreatifitas dari lembaga jogja Benih (responsif & peluang)

    Kerjasama kemitraan

    O O O

    Perguruan tinggi, asosiasi benih, swasta, masy, wilayah lainn yg potensial

    Penguatan dengan instansi mitra perbenihan O O O O O

    Asosiasi, swasta, SKPD sektor pertanian

    Kemandirian JOGJA BENIH O

    Bisa melakukan pengelolaan sendiri

  • MATUR NUWUN

    Setelah Direnungkan, Mohon Dituliskan